bab iv laporan hasil penelitian iv.pdf · btq & tahfidz/koordinator alquran 45 ahmad rifani...

35
44 BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah berdirinya SDIT Nurul Fikri Banjarmasin SDIT Nurul Fikri Banjarmasin mulai dirintis pembangunannya tahun 2008 dan masih berlanjut sampai sekarang di atas tanah hibah dari beberapa dermawan. Gedung sekolah didirikan di atas tanah hibah seluas sekitar 395,5 M 2 yang dipartisi menjadi 5 ruangan berlantai 2, serta terdapat kantin serta koperasi sekolah. Diresmikan dan dimulai perjalanannya pada bulan Juni 2009 dengan siswa angkatan I sebanyak 20 siswa. Awal didirikannya SDIT Nurul Fikri ini difilosofikan dari keinginan yayasan serta dukungan masyarakat sekitar untuk dapat terus mendidik serta membina para siswa luluan Taman Kanak-kanak Islam Terpadu Nurul Fikri Banjarmasin. 2. Visi, Misi dan Tujuan SDIT Nurul Fikri Banjarmasin a. Visi : Membentuk insan mandiri, cerdas dan berakhlaq mulia b. Misi : 1) Menjadi lembaga pendidikan yang berorientasi dakwah. 2) Menjadi wadah pembelajaran yang berkualitas sehingga meluluskan siswa yang berkompetensi 3) Menjadi wadah pelatihan dan pengembangan potensi dan kecakapan hidup siswa.

Upload: others

Post on 22-Nov-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdf · BTQ & Tahfidz/Koordinator Alquran 45 Ahmad Rifani S.Pd S1 Walas 5B 46 Rusman Dinulloh, S.Pd S1 BTQ & Tahfidz 47 Noor Azmy Nazhifah, S.Ag

44

BAB IV

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah berdirinya SDIT Nurul Fikri Banjarmasin

SDIT Nurul Fikri Banjarmasin mulai dirintis pembangunannya tahun 2008

dan masih berlanjut sampai sekarang di atas tanah hibah dari beberapa dermawan.

Gedung sekolah didirikan di atas tanah hibah seluas sekitar 395,5 M2 yang dipartisi

menjadi 5 ruangan berlantai 2, serta terdapat kantin serta koperasi sekolah.

Diresmikan dan dimulai perjalanannya pada bulan Juni 2009 dengan siswa

angkatan I sebanyak 20 siswa. Awal didirikannya SDIT Nurul Fikri ini

difilosofikan dari keinginan yayasan serta dukungan masyarakat sekitar untuk dapat

terus mendidik serta membina para siswa luluan Taman Kanak-kanak Islam

Terpadu Nurul Fikri Banjarmasin.

2. Visi, Misi dan Tujuan SDIT Nurul Fikri Banjarmasin

a. Visi : Membentuk insan mandiri, cerdas dan berakhlaq mulia

b. Misi :

1) Menjadi lembaga pendidikan yang berorientasi dakwah.

2) Menjadi wadah pembelajaran yang berkualitas sehingga

meluluskan siswa yang berkompetensi

3) Menjadi wadah pelatihan dan pengembangan potensi dan

kecakapan hidup siswa.

Page 2: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdf · BTQ & Tahfidz/Koordinator Alquran 45 Ahmad Rifani S.Pd S1 Walas 5B 46 Rusman Dinulloh, S.Pd S1 BTQ & Tahfidz 47 Noor Azmy Nazhifah, S.Ag

45

c. Tujuan Sekolah

1) Memiliki aqidah yang bersih ( Saliimul Aqidah)

2) Melakukan ibadah yang benar (Shohiihul`Ibaada)

3) Memiliki kepribadian yang matang (Mattiinul Khuluq)

4) Memiliki kemandirian (Qodiron `Alal Kasbi)

5) Memiliki wawasan berfikir yuang luas (Mutsaqqoful Fikqri)

6) Memiliki badan yangh sehat (Qowiyyul Jismi)

7) Memiliki kesungguhan diri (Mujaahidun Linafsihi)

8) Tertata dalam segala urusan (Munazhzhomun fii Syu`unihi)

9) Cermat terhadap waktu (Harisun `Ala Waqtihi)

10) Bermanfaat bagi orang lain (Naafi`un Lighoirihi)

3. Keadaan Guru, Staf Tata Usaha dan Karyawan lainnya di SDIT Nurul

Fikri

SDIT Nurul Fikri Banjarmasin memiliki guru, staf tata usaha

maupun karyawan lainnya dengan jumlah 72 orang. Adapun untuk latar

belakang pendidikan para guru umumnya berpendidikan S1. Keadaan

guru, staf usaha maupun karyawan lainnya di SDIT Nurul Fikri

Banjarmasin dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.1 Daftar Keadaan guru, staf usaha maupun karyawan di SDIT

Nurul Fikri Banjarmasin

Page 3: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdf · BTQ & Tahfidz/Koordinator Alquran 45 Ahmad Rifani S.Pd S1 Walas 5B 46 Rusman Dinulloh, S.Pd S1 BTQ & Tahfidz 47 Noor Azmy Nazhifah, S.Ag

46

NO Nama Pendidikan

Terakhir Jabatan

1 Marjiyanto, S.Pd S1 Kepala SDIT Nurul Fikri

Banjarmasin

2 Ayu Wulandari, S.Pd S1 Waka Kurikulum

3 Mukhtasar, S.Pd.I S1 Koor Mapel

4 Mediyani Oscar, S.Pd S1 PJ Pramuka/Pelatih

Upacara/ Waka Kesiswaan

5 Akhmad Riza Fahlevi SLTA Bendahara BOS & Op.

Dapodik

6 Mahmud, S.Pd.I S1 Walas 4A/Korjen

7 Norlaila Hayati, S.E.I S1 TU Kurikulum &

Kesiswaan

8 Antoni, S.Th.I S1 Walas 6A

9 Wawan Sholihin, S.Hum S1 Walas 6B

10 Abdul Habib Al-Fatah,S.Pd.I S1 Walas 6C/Korjen

11 H. Usamah, S.Th.I S1 Walas 5A

12 Karimah, S.Pd.I S1 Walas 5C/Korjen

13 Gina Fitriawati, S.Pd S1 Koordinator BPI

14 Siti Aminah, S.Pd.I S1 Walas 1A

15 Bainah, S.Pd S1 Walas 1B

16 Sari Muliyana, S.Pd S1 Walas 1C/Korjen

17 Ridha Hayati, S.E.I S1 Walas 1D

18 Wiriyati, A.Md D3 Walas 3A

19 Maimunah, S.Pd S1 Walas 3C/Korjen

20 Nur Fadilah, S.Pd S1 walas 2A

21 Tri Mulyani, S.Pd S1 Walas 2B/Korjen

22 Fitriani, S.Pd S1 Walas 2C

23 Ima Falinda, M.Pd.I S2 Walas 2D

24 Abdul Gani SLTA BTQ & Tahfidz

25 Siti Fatimah, S.Pd.I S1 BTQ & Tahfidz

26 Arbainah SLTA BTQ & Tahfidz

27 Rini Armiati, S.Pd.I S1 BTQ & Tahfidz

28 Syaiful Munir D3 Bahasa Arab

29 Muhammad Fahri SLTA BTQ & Tahfidz

30 Giyarsi, S.Pd S1 BK

31 Mohammad Rosyid Abdullah SLTA Koordinator Sarpras/Air

Minum Amanah

32 Hairo Darojah, Amd.Keb D3 UKS

33 Rinita, S.Pd S1 Walas 5D

34 Yuni Ratnasari SLTA Walas 4D

35 Milya Rahimah, S.Pd S1 Walas 3B

36 Winadira, S.Pd.I S1 Walas 3D

37 Julia Evvian Sari, S.Pd S1 Pendamping 1B

38 Umi Maslihatin, S.Pd.I S1 Walas 4C

Page 4: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdf · BTQ & Tahfidz/Koordinator Alquran 45 Ahmad Rifani S.Pd S1 Walas 5B 46 Rusman Dinulloh, S.Pd S1 BTQ & Tahfidz 47 Noor Azmy Nazhifah, S.Ag

47

39 Mahlupi, S.Pd S1 Perpustakaan

40 Siti Rahayu, S.Pd S1 Walas 6D

41 Akhmad Sayuti D3 BTQ & Tahfidz

42 Muria Ulfah, S.Pd.I S1 Bahasa Arab/Pendamping

3D

43 Noor Ayna, S.Pd S1 Walas 6E

44 Ma'dil Abrar, S.Pd S1

BTQ &

Tahfidz/Koordinator

Alquran

45 Ahmad Rifani S.Pd S1 Walas 5B

46 Rusman Dinulloh, S.Pd S1 BTQ & Tahfidz

47 Noor Azmy Nazhifah, S.Ag S1 BTQ & Tahfidz

48 Maulida Rahmadina SLTA BTQ & Tahfidz

49 Rabiatul Adawiyah, S.Pd.I S1 BTQ & Tahfidz

50 Nursari, S.Pd S1 BTQ & Tahfidz

51 Suhailah, S.Pd S1 Pendamping 1A

52 Muhammad Nurahman Umar

Husen, S.Pd.I S1 PJOK

53 Rabiatul Adawiyah, S.Pd S1 Matematika/Pendamping

3C

54 Hasanah, S.E S1 BTQ & Tahfidz

55 Sirajuddin Noor, S.Pd S1 PJOK

56 Ahmad Jamidi, S.Pd S1 Walas 4B

57 Feni Isnawati S.IP S1 TU Kesiswaan

58 Suryadi Wirawan. S,Pd S1 BTQ & Tahfidz

59 Yuliana, S.Pd.I S1 PAI/Pendamping 1C

60 Al Mahji, A.Md.Kep D3 TU Kepegawaian

61 Marwan Saputra, S.Th.I S1 BTQ & Tahfidz

62 Agustini Sapitri, S.Pd S1 Bahasa

Inggris/Pendamping 3 B

63 Fitri Indah Lestari, S.Pd.I S1 PAI /Pendamping 1D

64 Nur Afni Wulandari S1 PIKET

65 Rapiyati, S.Pd S1 Anak Kebutuhan Khusus

66 Anisa Septiani, S.Pd S1 PAI

67 Wahyu Margono SLTA BTQ & Tahfidz

68 Haryanti, S.Pd S1 BTQ & Tahfidz

69 Norhalimah, S.Pd.I S1 BTQ & Tahfidz

70 M. Jaya Alfianur, S.Pd S1 BTQ & Tahfidz

71 Siti Arbayah SLTA BTQ & Tahfidz

72 Erliana Rahayu SLTA BTQ & Tahfidz

Page 5: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdf · BTQ & Tahfidz/Koordinator Alquran 45 Ahmad Rifani S.Pd S1 Walas 5B 46 Rusman Dinulloh, S.Pd S1 BTQ & Tahfidz 47 Noor Azmy Nazhifah, S.Ag

48

4. Keadaan siswa SDIT Nurul Fikri Banjarmasin

Jumlah seluruh siswa SDIT Nurul Fikri Banjarmasin tahun pelajaran

2019/2020 sebanyak 552 orang siswa yang terbagi menjadi 25 kelas. Untuk lebih

rincinya dapat di lihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.2 Keadaan siswa SDIT Nurul Fikri Banjarmasin Tahun Pelajaran

2019/2020

No Kelas Nama

Ruangan

Siswa Jumlah

Laki-laki Perempuan

1 I

I A 9 17 26

I B 11 15 26

I C 14 11 25

I D 12 13 15

2 II

II A 15 10 25

II B 14 13 27

II C 14 11 25

II D 13 13 26

3

III

III A 15 9 21

III B 15 7 23

III C 12 9 21

III D 14 8 22

4 IV

IV A 28 0 28

IV B 27 0 27

IV C 0 17 17

IV D 0 17 17

5

V

V A 27 0 27

V B 27 0 27

V C 0 19 19

V D 0 18 18

6 VI

VI A 21 0 21

VI B 19 0 19

VI C 19 0 19

VI D 0 15 15

VI E 0 16 16

Jumlah Keseluruhan 552

Page 6: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdf · BTQ & Tahfidz/Koordinator Alquran 45 Ahmad Rifani S.Pd S1 Walas 5B 46 Rusman Dinulloh, S.Pd S1 BTQ & Tahfidz 47 Noor Azmy Nazhifah, S.Ag

49

5. Sarana Prasarana di SDIT Nurul Fikri Banjarmasin

SDIT Nurul Fikri Banjarmasin berdiri diatas tanah seluas 4.605 m2 yang

dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang sangat menunjang untuk

berlangsungnya segala bentuk kegiatan. Untuk lebih rincinya dapat di lihat pada

tabel berikut.

Tabel 4.3 Ruangan Menurut Jenis, Kondisi dan Jumlahnya yang Terdapat di

SDIT Nurul Fikri Banjarmasin

No Jenis Ruangan

Kondisi

Baik Rusak Ringan Rusak Berat

1 Ruang teori/kelas - -

2 Lab. IPA - -

3 Ruang perpustakaan - -

4 Ruang UKS - -

5 Koperasi/toko - -

6 Ruang Kepala MA - -

7 Ruang Guru - -

8 Ruang TU - -

9 WC siswa - -

10 WC guru - -

11 Gudang/Sanggar

MGMP - -

12 Parkir sepeda - -

13 Post satpam - -

14 Kantin - -

15 Dapur Sekolah/madrasah - -

16 Kebun Sekolah/madrasah - -

Page 7: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdf · BTQ & Tahfidz/Koordinator Alquran 45 Ahmad Rifani S.Pd S1 Walas 5B 46 Rusman Dinulloh, S.Pd S1 BTQ & Tahfidz 47 Noor Azmy Nazhifah, S.Ag

50

Tabel 4.4 Perabotaan Menurut Jenis, Kondisi dan Jumlahnya yang Terdapat

di SDIT Nurul Fikri Banjarmasin

B. Penyajian Data dan Analisis

Data yang disajikan pada bagian ini adalah hasil penelitian yang

dilakukan penulis di SDIT Nurul Fikri Banjarmasin yang berkaitan dengan

implementasi metode Wafa dalam meningkatkan hafalan Alquran di SDIT

Nurul Fikri Banjarmasin. Data tersebut diperoleh melalui teknik wawancara,

observasi dan dokumentasi dengan subjek penelitian 11 orang guru yang terdiri

dari 1 orang koordinator metode Wafa dan 10 orang guru BTQ dan Tahfiz serta

10 orang peserta didik.

Data-data tersebut disusun dan disajikan dalam bentuk deskriptif yaitu

dengan mengemukakan data yang diperoleh ke dalam bentuk penjelasan uraian

kata sehingga menjadi kalimat yang mudah dipahami. Untuk menggambarkan

No

Jenis Sarpras

Jumlah Sarpras Menurut Kondisi

Baik Rusak Ringan Rusak Berat

1. Kursi Siswa 522 6 -

2. Meja Siswa 526 2 -

3. Loker Siswa 520 - -

4. Kursi Guru di Ruang Kelas 25 - -

5. Meja Guru di Ruang Kelas 25 - -

6. Papan Tulis 50 - -

7. Lemari di Ruang Kelas 20 - -

8. Komputer/Laptop di Lab.

Komputer 70 - -

9. Alat Peraga PAI 3 - -

10. Alat Peraga IPA 6 - -

Page 8: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdf · BTQ & Tahfidz/Koordinator Alquran 45 Ahmad Rifani S.Pd S1 Walas 5B 46 Rusman Dinulloh, S.Pd S1 BTQ & Tahfidz 47 Noor Azmy Nazhifah, S.Ag

51

tentang implementasi metode Wafa dalam meningkatkan hafalan Alquran di

SDIT Nurul Fikri Banjarmasin, maka penulis akan menjabarkan hasil penelitian

dan sekaligus analisis mengenai penelitian tersebut sebagai berikut:

1. Implementasi metode Wafa dalam meningkatkan hafalan Alquran di

SDIT Nurul Fikri Banjarmasin

a. Perencanaan Pembelajaran Alquran dengan metode Wafa di SDIT

Nurul Fikri Banjarmasin

Perencanaan ialah salah satu hal pokok yang harus dibuat guru

sebelum melaksanakan pembelajaran karena dengan perencanaan

tersebutlah guru diharapkan memiliki arah dan pedoman dalam

kegiatan belajar mengajar. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

dan silabus merupakan komponen penting dalam perencanaan

pembelajaran. Perencanaan yang baik dan sistematis akan

memaksimalkan pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat

tercapai.

Berdasarkan hasil wawancara dengan koordinator Alquran dan

guru BTQ dan Tahfiz mengenai perencanaan pembelajaran Alquran

di SDIT Nurul Fikri Banjarmasin maka didapatlah beberapa hal

penting mengenai perencanaan pembelajaran Alquran dengan metode

Wafa secara keseluruhan.

Pertama mengenai rencana pembelajaran terkait RPP dan

Silabus. Hasil wawancara penulis dengan koordinator Alquran beliau

mengatakan

Page 9: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdf · BTQ & Tahfidz/Koordinator Alquran 45 Ahmad Rifani S.Pd S1 Walas 5B 46 Rusman Dinulloh, S.Pd S1 BTQ & Tahfidz 47 Noor Azmy Nazhifah, S.Ag

52

“ Mengenai RPP dan silabus, langsung dibuat untuk beberapa kali

pertemuan, guru diminta mengumulkan RPP pada saat super visi yang

diadakan satu bulan sekali”.1

Selaras dengan hasil wawancara kepada guru Alquran mereka

mengatakan bahwa setiap guru Alquran membuat RPP untuk

pertemuan selama satu bulan, namun ada beberapa guru Alquran yang

kesulitan dalam penggunaan strategi pembelajaran. Kemudian yang

kedua mengenai tujuan secara keseluruhan dalam pembelajaran

Alquran dengan menggunakan metode Wafa ialah membaca Alquran

dengan benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwid, menulis huruf

hijaiyah dengan baik dan benar serta menghafalakan juz 29 dan 30.

Berdasarkan wawancara dengan koordinator Alquran

dikatakan bahwa tujuan pembelajaran dirumuskan oleh guru pada

setiap materi ajar dalam satu kali pertemuan.

“Program pembelajaran Alquran yang dilakukan di SDIT Nurul Fikri

Banjarmasin ialah tilawah ( Wafa 1 sampai 5 serta gharib dan tajwid,

tadarus Alquran dan tahqiqul qiraah ) menulis serta tahfiz. Awalnya

tahfiz dikelola oleh guru Alquran namun dinilai kurang efektiv maka

sekarang tahfiz dikelola oleh guru wali kelas masing-masing peserta

didik. Namun untuk tahfiz nantinya akan lebih ditekankan ketika

tahqiqul qiraah yang mana hal tersebut diajarkan oleh guru Alquran.

Jumlah jam pelajaran dibagi menjadi tiga yaitu kelas 1 dan 2 ada 10

jam pelajaran dalam seminggu, kelas 3 dan 4 sebanyak 8 jam pelajaran

sedangkan kelas 5 dan 6 sebanyak 6 jam pelajaran. Untuk wafa gharib

dan tajwid, pada kelas rendah didahulukan tajwid kemudian gharib

sedangkan kelas tinggi didahulukan gharib kemudian tajwid”.

Guna mendukung tercapainya tujuan pembelajaran ada

beberapa hal yang dilakukan seperti

1 Hasil wawancara dengan Koordinator Alquran, Ustad Ma’dil Abror pada tanggal 5

maret 2020 pukul 14.00 WITA.

Page 10: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdf · BTQ & Tahfidz/Koordinator Alquran 45 Ahmad Rifani S.Pd S1 Walas 5B 46 Rusman Dinulloh, S.Pd S1 BTQ & Tahfidz 47 Noor Azmy Nazhifah, S.Ag

53

“Setiap paginya dikumandangkan pembacaan Alquran dengan nada

hijaz yang merupakan ciri khas dari metode Wafa, setiap bacaan, dan

doa-doa semuanya meggunakan nada hijaz. Kelompok guru Alquran

baik ustadz/ah mengadakan program tahsin dan tahfiz yang dilakukan

secara berkala dann konsisten.”2

Ketiga, materi pelajaran direncanakan oleh masing-masing

guru pada setiap kelompok dengan jilid yang sama dengan teknik

pengajaran yang berbeda. Setiap guru Alquran memiliki trik

tersendiri dalam menyusun teknik tersebut, berdasarkan hasil

wawancara dengan guru Alquran megungkapkan bahwa biasanya

ketika mereka mendapatkan nama-nama anak yang akan diajar

mereka langsung bertanya kepada wali kelas masing-masing dan guru

Alquran sebelumnya mengenai karakteristik anak tersebut.3

Keempat, perencanaan strategi, berdasarkan hasil wawancara

dengan guru Alquran mengatakan:

“Pemilihan strategi pembelajaran mengikuti konsep TANDUR dengan

konsep pengayaan, baca tiru yang menjadi strategi wajib dalam

pengenalan konsep, kemudian dilakukan baca simak murni dengan

kelompok belajar dengan jumlah 10-15 orang”.4

Strategi dasar yang digunakan adalah baca tiru dan baca simak

murni, bagi pembelajaran tilawah sedangkan untuk tahfiz dalam

tahqiqul qiraah strategi dasarnya ialah sabaq ( penambahan) sabqi (

Pengulangan hafalan kemarin) dan Manzil (pengulangan hafalan

2 Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah Ustadz Marjianto pada tanggal 5 maret 2020

pukul 15.00 WITA.

3 Hasil wawancara dengan guru Alquran, Ustadzah Siti Fatimah pada tanggal 8 maret 2020

pukul 09.15 WITA.

4 Hasil wawancara dengan guru Alquran, Ustadzah Arbainah pada tanggal 8 maret 2020

pukul 10.00 WITA.

Page 11: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdf · BTQ & Tahfidz/Koordinator Alquran 45 Ahmad Rifani S.Pd S1 Walas 5B 46 Rusman Dinulloh, S.Pd S1 BTQ & Tahfidz 47 Noor Azmy Nazhifah, S.Ag

54

secara keseluruhan).5 Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan

yang berorientasi kepada peserta didik, peserta didik banyak

melakukan startegi drill. Berdasarkan keterangan dari koordinator

Alquran

“Drill bertujuan untuk mengetahui kesulitan dan kesalahan yang sering

terjadi pada siswa dalam membaca Alquran. Bahkan biasanya mereka

harus melakukan tiga kali drill dengan guru Alquran mereka sebelum

mengikuti tes kenaikan jilid. Kemudian baru melakukan tes dengan

saya ataupun dengan ustadz/ah senior lainnya”.6

Kelompok baru terbentuk jika jumlah peserta didik yang

mencapai target pencapaian materi yang sama, misalkan beberapa

orang anak dari kelompok yang berbeda melaksanakan ujian naik

jilid, jika jumlahnya cukup untuk dibuat kelompok, maka kelompok

baru dibentuk, jika jumlahnya sedikit maka anak didik dimasukkan

pada kelompok Wafa berikutnya. Hasil observasi penulis kebanyakan

kelas atas memiliki kelompok Wafa dengan jilid yang berbeda-beda.

Kelima, berkenaan dengan media dan sumber belajar, guru

mempersiapkan alat peraga buku besar yang berisi materi ajar perjilid,

bisa juga kartu permainan untuk memudahkan peserta didik

mengingat poin-poin penting yang perlu diingat dalam baca Alquran

seperti bentuk huruf yang serupa, tanda baca dan lain- lain. Sebelum

pembelajaranpun biasanya dimulai dengan cerita dan ice breaking untuk

5 Hasil wawancara dengan guru Alquran, Ustadz Sayuti pada tanggal 8 maret 2020 pukul

12.00 WITA.

6 Hasil wawancara dengan Koordinator Alquran, Ustad Ma’dil Abror pada tanggal 5

maret 2020 pukul 14.00 WITA.

Page 12: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdf · BTQ & Tahfidz/Koordinator Alquran 45 Ahmad Rifani S.Pd S1 Walas 5B 46 Rusman Dinulloh, S.Pd S1 BTQ & Tahfidz 47 Noor Azmy Nazhifah, S.Ag

55

mendapatkan perhatian dari peserta didik. Bisa juga dengan

menggunakan nada hijaz untuk pelajaran yang mana ketika guru

menjelaskan dan murid yang bertanya juga menggunakan nada hijaz

tersebut, seperti materi dengung.

Keenam, berhubungan dengan perencanaan evaluasi,

berdasarkan hasil wawancara dengan koordinator Alquran, setiap

guru Alquran mengikuti ketentuan dari pihak pengembang Wafa yang

telah mengatur ketentuan penilaian. Penilaian dilakukan tiap akhir

pembelajaran oleh masing-masing guru tiap kelompok dengan

menggunakan buku prestasi dan jurnal harian.

Berdasarkan penyajian data diatas terkait mengenai

perencanaan pembelajaran Alquran dengan metode Wafa dapat dilihat

bawa SDIT Nurul Fikri Banjarmasin telah melaksanakan perencanaan

tersebut dengan baik hal tersebut dilihat dari terpenuhinya unsur-

unsur pokok dalam perencanaan pembelajaran. Wina Sanjaya

menyebutkan bahwa perencanaan pembelajaran ialah gambaran

umum tentang langkah apa yang akan dilakukan guna

mengintegrasikan komponen-komponen pembelajaran.7 Hal tersebut

dapat kita lihat dari dimulainya perumusan tujuan oleh SDIT Nurul

Fikri Banjarmasin dilanjutkan dengan rencana pembelajaran secara

langsung melalui RPP dan silabus, materi pembelajaran, perencanaan

7 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, ( Jakarta : Kencana,

2008) h. 28

Page 13: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdf · BTQ & Tahfidz/Koordinator Alquran 45 Ahmad Rifani S.Pd S1 Walas 5B 46 Rusman Dinulloh, S.Pd S1 BTQ & Tahfidz 47 Noor Azmy Nazhifah, S.Ag

56

strategi, penggunaan media dan sumber belajar hingga prencanaan

evaluasi sehingga apa yang dilakukan oleh guru Alquran dikelas

menjadi lebih terarah dan sistematis.

Sejalan dengan pendapat Hamzah B. Uno yang

mengemukakan bahwa perencanaan adalah suatu cara yang

memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik,

disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif guna memperkecil

kesenjangan dan masalah-masalah yang akan dihadapi sehingga suatu

kegiatan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.8 Dalam hal ini

SDIT Nurul Fikri Banjarmasin meyakini dengan beragamnya

karakteristik peserta didik bagi peserta didik yang mengalami

kesulitan dalam pembelajaran dan menghafalkan Alquran akan

mendapatkan jam tambahan sebanyak 15 sampai 20 menit sehabis

pulang sekolah.

b. Pelaksanaan Pembelajaran Alquran dengan metode Wafa di SDIT

Nurul Fikri Banjarmasin

Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan terhadap

pelaksanaan pembelajaran Alquran dengan metode Wafa di SDIT

Nurul Fikri Banjarmasin didapatkan lah data sebagai berikut.

Pertama, media pembelajaran, yaitu jenis pengantar konten

pembelajaran yang akan digunakan oleh guru. Guru alquran

8 Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 2

Page 14: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdf · BTQ & Tahfidz/Koordinator Alquran 45 Ahmad Rifani S.Pd S1 Walas 5B 46 Rusman Dinulloh, S.Pd S1 BTQ & Tahfidz 47 Noor Azmy Nazhifah, S.Ag

57

menggunakan alat peraga buku besar yang berisi materi ajar perjilid,

kartu-kartu permainan yang digunakan untuk memudahkan peserta

didik mengingat poin-poin penting seperti bentuk huruf yang serupa,

tanda baca dan lain-lain.

Kedua, materi disampaikan dengan menggunakan konsep dan

contoh melalui lagu, gambar, gerakan, menggunakan atau mengubah

strategi mengajar, pembelajaran dibantu dengan media, alat bantu,

untuk menghindari kejenuhan. Hal tersebutlah yang membedakan

metode Wafa dengan metode lainnya.

Berikut Materi yang terdapat pada Wafa 1 sampai 5 tajwid dan

gharib.

1) Wafa 1 mempelajari hal-hal berikut :

a) Pengenalan huruf hijaiyah dengan syakal fathah.

b) penyajian materi disajikan perhuruf dalam bentuk huruf tunggal

dan beberapa huruf sambung.

c) Huruf yang disajikan tidak dimulai dari alif, tetapi huruf yang

biasa dikenal anak dalam ejaan bahasa Indonesia yang

kemudian dirangkai dalam bentuk kalimat seperti mata saya

kaya roda, sambil menggunakan gerakan tertentu, anak

mengenal huruf م ت س ي ك رد yang kemudian diulang-ulang

membacanya dalam bentuk huruf tunggal م م م ت ت ت

d) Setiap bab mempelajari dua sampai tiga huruf baru yang ada di

Page 15: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdf · BTQ & Tahfidz/Koordinator Alquran 45 Ahmad Rifani S.Pd S1 Walas 5B 46 Rusman Dinulloh, S.Pd S1 BTQ & Tahfidz 47 Noor Azmy Nazhifah, S.Ag

58

kepala bab.

e) Huruf baru yang dikenalkan menggunakan warna merah, pada

lembar latihan tidak digunakan warna.

f) Setiap bab mempelajari dua huruf baru dan mereview huruf

yang sudah dipelajari.

2) Wafa 2 mempelajari hal-hal berikut :

a) Pengenalan bunyi harakat kasrah, dhammah dan tanwin.

b) Pengaplikasian bunyi harakat ke dalam kata yang dipelajari

baik di awal, tengah maupun akhir.

c) Pengenalan bacaan mad thabi’i, bentuk ta marbuthah, panjang

satu alif pada fathah berdiri, kasrah berdiri dan dhammah

terbalik.

d) Mad dikenalkan dengan dilagukan, yang terdapat disetiap bab,

seperti “setiap fathah diikuti alif dibaca panjang dua harakat”

e) Pengenalan alif yang tidak dibaca seperti pada kata “ منوا ا "

f) Huruf maupun tanda baca baru yang dikenalkan menggunakan

warna merah, pada lembar latihan tidak digunakan warna.

g) Review melalui latihan.

3) Wafa 3 mempelajari hal-hal berikut :

a) Mim dan lam sukun (am-im-um), (al-il-ul).

b) Pengenalan mim dan lam sukun melalui kata yang terdapat mim

dan lam sukun.

c) Kelompok huruf jahr disukun, huruf hams disukun.

Page 16: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdf · BTQ & Tahfidz/Koordinator Alquran 45 Ahmad Rifani S.Pd S1 Walas 5B 46 Rusman Dinulloh, S.Pd S1 BTQ & Tahfidz 47 Noor Azmy Nazhifah, S.Ag

59

d) Fathah diikuti wawu sukun dibaca AU (pendek), fathah diikuti

ya sukun dibaca AI (pendek).

e) Huruf tasydid dan alif lam yang tidak dibaca.

f) Review melalui latihan.

4) Wafa 4 mempelajari hal-hal berikut :

a) Bacaan dengung pada nun dan mim bertasydid.

b) Bacaan ikhfa, idgham bighunnah, iqlab, idgham mimi, dan ikhfa

syafawi

c) Tanda panjang yang disebutkan dalam buku Wafa adalah

tanda layar yang dibaca 5 (lima) harakat serta huruf wawu yang

tidak dibaca.

d) Memperkenalkan fawatihus shuwar

e) Review kembali pembahasan sebelumnya yang diikuti dengan

latihan

5) Wafa 5 mempelajari hal-hal berikut :

a) Cara mewaqafkan bacaan.

b) Lafazh Allah dibaca tebal dan tipis.

c) Mad bertemu tasydid dalam kalimat dibaca panjang dalam

kalimat dibaca panjang 6 harakat dan nun bertasydid yang

diwaqaf dibaca dengung 3 harakat.

d) Idgham bilaghunnah izhar dan izhar syafawi.

e) Pengenalan qalqalah dan tanda baca.

f) Review kembali pembahasan sebelumnya lewat latihan.

Page 17: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdf · BTQ & Tahfidz/Koordinator Alquran 45 Ahmad Rifani S.Pd S1 Walas 5B 46 Rusman Dinulloh, S.Pd S1 BTQ & Tahfidz 47 Noor Azmy Nazhifah, S.Ag

60

6) Wafa Tajwid mempelajari hal-hal berikut :

a) Hukum ghunnah, nun sukun dan tanwin, serta hukum mim

sukun.

b) Hukum lam ta’rif, lafazh Allah dan ra.

c) Qalqalah dan mad.

d) Pembahasan diawali dengan kaidah kemudian diikuti dengan

contoh.

7) Wafa gharib yang terdiri dari pembahasan- pembahasan berikut.

a) Isymam, imalah. Tashil, naql, nun wiqayah, mad dan qashr.

b) Saktah, badal, baraah.

c) Pada akhir materi dilakukan latihan serta diperkenalkan tulisan

dalam Alquran rasm Usmani.

d) Pembahasan diawali dengan kaidah kemudian diikuti dengan

contoh. Tajwid dipelajari dengan dilagukan, jadi setiap kaidah

sampai pada contoh itu dipelajari dengan menggunakan lagu.

Ketiga, guru menggunakan gerakan tertentu dalam

mengajarkan Alquran untuk mengatasi problem yang sering dihadapi

anak seperti panjang pendek, dengung dan pelafalan hurup yang

serupa. Hal tersebut juga dilakukan untuk memusatkan perhatian dan

fokus peserta didik terhadap pembelajaran.

Keempat, kontrol pembelajaran, dalam hal ini peran guru

sangatlah dibutuhkan untuk mendukung terciptanya suasana belajar

mengajar yang menyenangkan aktif dan memungkinkan anak

Page 18: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdf · BTQ & Tahfidz/Koordinator Alquran 45 Ahmad Rifani S.Pd S1 Walas 5B 46 Rusman Dinulloh, S.Pd S1 BTQ & Tahfidz 47 Noor Azmy Nazhifah, S.Ag

61

berprestasi secara maksimal. Guru melaksanakan berbagai strategi

mengajar dan pengelolaan kelompok mengajar sehingga peserta didik

dapat dipastikan aktif dalam proses pengajaran. Pada saat

pembelajaranpun guru Alquran memperbaiki secara langsung bacaan-

bacaan Alquran para peserta didik.

Kelima, guru Alquran merupakan pendidik yang telah

bersertifikasi karena telah mengikuti latihan serta workshop guna

untuk pengembangan kompetensi yang harus dikuasai dan diberikan

secara berkala.

Guru Alquran mengungkapkan beberapa workshop yang harus

mereka ikuti diantaranya ialah pelatihan manajemen, bedah buku wafa

1 sampai 5 tajwid dan gharib, problem solving permasalahan dalam

kelompok dan lain-lain.9

Langkah TANDUR yang merupakan bagian dari Wafa terlihat

pada proses pembelajaran dari awal sampai akhir yaitu sebagai

berikut.

1. Guru menyiapkan anak didik untuk memulai pelajaran dengan

berkreasi membuat tanya jawab kabar yang menarik, dengan

bernyanyi

2. Guru mengarahkan peserta didik untuk melafalkan pokok bahasan

yang dipelajari.

9 Hasil wawancara dengan guru Alquran, Ustadz Sayuti pada tanggal 8 maret 2020 pukul

12.00 WITA.

Page 19: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdf · BTQ & Tahfidz/Koordinator Alquran 45 Ahmad Rifani S.Pd S1 Walas 5B 46 Rusman Dinulloh, S.Pd S1 BTQ & Tahfidz 47 Noor Azmy Nazhifah, S.Ag

62

3. Menanamkan konsep kepada anak dengan strategi yang

variatif, dengan kartu, gerakan dan lagu.

4. Baca tiru dengan alat peraga, yakni guru membaca peserta didik

menirukan

5. Baca simak dengan peserta didik, peserta didik membaca secara

bergantian potongan-potongan ayat.

6. Pemberian bintang pada peserta didik dengan predikat shalih/ah.

Penjelasan singkatnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

Tabel 4.5 Penerapan TANDUR pada pembelajaran Alquran dengan metode

Wafa di SDIT Nurul fikri Banjarmasin

Tahapan Kegiatan Waktu

Tumbuhkan Menanyakan kabar doa, cerita,

menonton film, menyanyi dan lain-lain

5 Menit

Demonstrasi

Mengulang materi sebelumnya secara

singkat Melanjutkan materi penguatan,

bisa dalam bentuk permainan yang

memaksimalkan keterlibatan peserta

didik (permainan kartu baca, tebak-

tebakan dan lain sebagainya)

Baca Tiru (BT) dengan alat peraga

(guru membaca, peserta didik

menirukan; guru membaca, kelompok

yang ditunjuk menirukan; peserta didik

membaca, peserta didik yang lain

menirukan)

7 Menit

Ulangi

Baca Simak Klasikal (BSK) dengan

buku Wafa (peserta didik membaca 1

halaman yang lain menyimak, guru

menilai; peserta didik membaca 1-2

baris, yang lain menyimak, guru menilai)

30 Menit

Page 20: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdf · BTQ & Tahfidz/Koordinator Alquran 45 Ahmad Rifani S.Pd S1 Walas 5B 46 Rusman Dinulloh, S.Pd S1 BTQ & Tahfidz 47 Noor Azmy Nazhifah, S.Ag

63

Murajaah dan penambahan Hafalan

Murajaah hafalan (secara bersama-

sama, menambah hafala baru

dilakukan dengan cara guru membaca

1 ayat dengan diulang sebanyak 3 kali

kemudian peserta didik menirukan ayat

yang dibaca sebanyak 10 kali yang

dilakukan dengan variasi gerakan, guru

menunjuk salah satu peserta didik

secara bergantian untuk membacakan

ayat tersebut, gru menilai setelah anak

hafal satu surah)

15 Menit

Rayakan

Pemberian reward (stempel), menyanyi,

yel-yel, bintang, hadiah, penanaman

refleksi materi

3 Menit

Berdasardasarkan tabel diatas Langkah TANDUR yang

merupakan bagian dari Wafa terlihat pada proses pembelajaran dari

awal sampai akhir denga alokasi waktu tersebut diatas, namun dalam

penerapan hafalan pihak SDIT Nurul Fikri Bajarmasin menambahkan

durasi waktu 30 menit sebelum memulai pembelajaran untuk

melaksanakan murojaah yang di bimbing oleh guru kelas masing-

masing.

Pelaksanaan pembelajaran Alquran dengan metode Wafa di

SDIT Nurul fikri Banjarmasin terdiri dari kegiatan awal, inti dan

penutup. Adapun penjelasan singkatnya dapat dilihat pada tabel

berikut.

Page 21: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdf · BTQ & Tahfidz/Koordinator Alquran 45 Ahmad Rifani S.Pd S1 Walas 5B 46 Rusman Dinulloh, S.Pd S1 BTQ & Tahfidz 47 Noor Azmy Nazhifah, S.Ag

64

Tabel 4.6 Pelaksanaan pembelajaran Alquran dengan metode Wafa di SDIT

Nurul fikri Banjarmasin

No. Isi KBM Uraian Alokasi

Waktu

1

Muqaddimah a. Ustadz/ah menyiapkan peserta didik

untuk berdoa kemudian salam.

b. Absensi peserta.

c. Evaluasi kajian materi

terdahulu (appersepsi) atau yang

disebut murajaah

10 menit

2

Penyajian Materi

a. Baca tiru

a. Ustadz/ah mengenalkan materi baru

satu persatu dalam bentuk

permainan, tebak- tebakan dan

sejenisnya

b. Ustadz/ah mencontohkan,

peserta didik mengikuti secara

bersama-sama maupun

bergantian.

c. Ustadz menjelaskan ada atau tidak

hubungan materi tersebut dengan

materi sebelumnya.

15 menit

b. Baca simak

murni

Masing-masing peserta didik

membaca secara bergantian

potongan-potongan ayat.

Masing-masing guru

30 menit

memiliki teknik yang berbeda dalam

melaksanakannya, bisa dibagi dalam

beberapa kelompok atau perorangan

sehingga pelaksanaannya tidak

monoton

3

Evaluasi

a.Ustadz/ah mengadakan evaluasi

terhadap peserta didik secara bergilir

melalui bacaan peserta didik untuk

Wafa 1 sampai Wafa 5

b.Untuk Gharib dan tajwid

melalui tanya jawab materi yang

telah dibahas. Tentunya dengan

menggunakan nada hijaz

15 Menit

Page 22: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdf · BTQ & Tahfidz/Koordinator Alquran 45 Ahmad Rifani S.Pd S1 Walas 5B 46 Rusman Dinulloh, S.Pd S1 BTQ & Tahfidz 47 Noor Azmy Nazhifah, S.Ag

65

Berdasarkan penyajian data diatas dapat dilihat bahwa

pembelajaran Alquran dengan metode Wafa di SDIT Nurul Fikri

Banjarmasin terdiri dari kegiatan pendahuluan, inti dan penutup.

Unsur-unsur yang harus terdapat dalam kegiatan pendahuluan

pada modul pengembangan pembelajaran PAI ialah sebagai berikut :

Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti

proses pembelajaran, mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang

mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan

dipelajari kemudian, menjelaskan tujuan pembelajaran atau

kompetensi dasar yang akan dicapai. Serta menyampaikan cakupan

materi dari penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.10 Unsur-unsur

tersebut terdapat pada muqaddimah/ kegiatan pembuka dalam hal ini

bagian menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk

mengikuti proses pembelajaran terlihat ketika ustadz/ah menyiapkan

peserta didik untuk berdoa kemudian salam dan menyapa peserta

didik dengan menanyakan kabar serta menambah emangat melalui

tepuk-tepukan. Langkah selanjutnya ialah mengajukan pertanyaan-

pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi

yang akan dipelajari kemudian terlihat ketika utadz/ah mengevaluasi

terkait pembelajaran sebelumnya atau disebut muraja’ah. Kemudian

unsur menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang

10 Ahmad Shodiq dan Djunaidatul Munawaroh, Modul Pengembangan Perangkat

Pembelajaran PAI (Jakarta: Direktorat Pendidikan Agama Islam Kementrian Agama Republik

Indonesia, 2011), h.48

Page 23: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdf · BTQ & Tahfidz/Koordinator Alquran 45 Ahmad Rifani S.Pd S1 Walas 5B 46 Rusman Dinulloh, S.Pd S1 BTQ & Tahfidz 47 Noor Azmy Nazhifah, S.Ag

66

akan dicapai. Serta menyampaikan cakupan materi dari penjelasan

uraian kegiatan sesuai silabus. Hal ini dapat dilihat ketika Ustadz/ah

menjelaskan tujuan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang

ingin dicapai pada pembelajaran Alquran dengan metode Wafa pada

tingkatannya masing-masing.

Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran

untuk mencapai kompetensi dasar yang dilakukan secara interaktif,

inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik

untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi

prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan karakteristik

peserta didik.11 Pada kegiatan inti ini lah yang membedakan metode

Wafa dengan metode lainnya, penggunaan TANDUR yakni

tumbuhkan, alami, namai, demonstrasikan, ulangi dan rayakan.

Perbedaan lainnya juga terdapat pada awal mengenalkan huruf kepada

peserta didik jika metode lain diawali dari huruf alif/a maka Wafa

dimulai dari huru mim/ma karena kata tersebut mirip dengan kata

mama kata yang sering menjadi sesuatu yang pertama kali diucapkan

dari kita kecil.

Adapun untuk Jumlah jam pelajaran dibagi menjadi tiga yaitu

kelas 1 dan 2 ada 10 jam pelajaran dalam seminggu, kelas 3 dan 4

sebanyak 8 jam pelajaran sedangkan kelas 5 dan 6 sebanyak 6 jam

11 Rusman, Model-model Pengembangan Pembelajaran Profenalisme Guru (Jakarta :

Rajawali Press, 2012) h.12

Page 24: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdf · BTQ & Tahfidz/Koordinator Alquran 45 Ahmad Rifani S.Pd S1 Walas 5B 46 Rusman Dinulloh, S.Pd S1 BTQ & Tahfidz 47 Noor Azmy Nazhifah, S.Ag

67

pelajaran. Belum ditambah dengn jam tahfiz 1 jam sebelum memulai

pembelajaran guru kelas/wali kelas masing-masing akan mentalaqqi

peserta didik sesuai dengan target hafalan mereka masing-masing.

Pada kegiatan penutup yang harus diperhatikan oleh guru

adalah sebagai berikut.

1) Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri

membuat rangkuman/kesimpulan pelajaran.

2) Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan

yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram.

3) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil

pembelajaran.

4) Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk

pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan

konseling dan/atau memberikan tugas, baik itu tugas

individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar

peserta didik.

5) Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan

berikutnya.12

Hal-hal yang termuat pada modul pengembangan perangkat

pembelajaran PAI mengenai kegiatan penutup diatas sudah sejalan

dengan yang dilakukan oleh guru Alquran di SDIT Nurul Fikri

12 Ahmad Shodiq dan Djunaidatul Munawaroh, Modul Pengembangan Perangkat

Pembelajaran PAI,,,, h.50

Page 25: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdf · BTQ & Tahfidz/Koordinator Alquran 45 Ahmad Rifani S.Pd S1 Walas 5B 46 Rusman Dinulloh, S.Pd S1 BTQ & Tahfidz 47 Noor Azmy Nazhifah, S.Ag

68

Banjarmasin hal ini dapat kita lihat ketika ustadz/ah melaksanakn

bagian dari TANDUR yaitu uraikan dan rayakan yakni menunjukan

kepada peserta didik tentang cara-cara mengulangi materi dan

menegaskan bahwa aku tahu bahwa aku memang tahu ini. Kemudian

yang dimaksud dengan rayakan ialah pemberian pengakuan untuk

penyelesaian, partisipasi, dan perolehan keterampilan dan ilmu

pengetahuan.13

c. Evaluasi Pembelajaran Alquran dengan metode Wafa di SDIT Nurul

Fikri Banjarmasin.

Evaluasi pembelajaran Alquran dengan metode Wafa ada

beberapa penilaian meliputi tilwah, menulis dan tahfiz. Penilaian

tersebut terdiri dari penilaian harian, penilaian kenaikan jilid dan

penilaian akhir (Munaqasyah).

1) Aspek yang dinilai

a) Tilawah

(1) Kelancaran (tilawah tanpa pikir)

(2) Fashohah ( Ketepatan huruf dan vokal A-I-U)

(3) Tajwid ( Panjang, tekan, dengung, gunnah dan tanda baca)

b) Menulis

(1) Kesesuain dengan kaidah huruf hijaiyah

(2) Kerapian

13 Tim Wafa Indonesia, Keunggulan Metode, https://wafaindonesia.or.id/ diakses pada 18

Februari 2020 pukul 19.00 WITA.

Page 26: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdf · BTQ & Tahfidz/Koordinator Alquran 45 Ahmad Rifani S.Pd S1 Walas 5B 46 Rusman Dinulloh, S.Pd S1 BTQ & Tahfidz 47 Noor Azmy Nazhifah, S.Ag

69

c) Tahfiz/menghafal

(1) Kelancaran (tilawah tanpa pikir)

(2) Fashohah ( Ketepatan huruf dan vokal A-I-U)

(3) Tajwid ( Panjang, tekan, dengung, gunnah dan tanda baca)

(4) Wakaf dan ibtida

2) Penilaian Harian

Berikut ketentuan penilaian harian (kenaikan halaman) :

a) Penilain harian dilakukan oleh guru kelas/kelompok

masing-masing peserta didik.

b) Hasil penilaian ditulis dibuku prestasi peserta didik.

c) Pemberian nilai pada kartu prestasi menurut kriteria

sebagai berikut:

(1) Nilai A (lancar, dengan terjadi kesalahan dalam 1 tempat

dan dapat membetulkan sendiri maksimal 3 kali

pengulangan (guru tanpa menunjukkan kesalahannya)

(2) Nilai B (lancar dengan terjadi kesalahan maksimal di 3

tempat dan dapat membetulkan sendiri maksimal 3 kali

pengulangan (guru tanpa menunjukkan kesalahannya)

(3) Nilai C (melakukan kesalahan lebih dari 3 tempat atau

terdapat satu kesalahan yang tidak dapat membetulkan

sendiri) 14

14 Hasil wawancara dengan guru Alquran, Ustadzah Arbainah pada tanggal 11 maret 2020

pukul 10.00 WITA.

Page 27: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdf · BTQ & Tahfidz/Koordinator Alquran 45 Ahmad Rifani S.Pd S1 Walas 5B 46 Rusman Dinulloh, S.Pd S1 BTQ & Tahfidz 47 Noor Azmy Nazhifah, S.Ag

70

Berikut konversi nilai dari hasil penilaian tersebut

3) Penilaian Kenaikan Jilid

Penilaian kenaikan buku dilakukan oleh koordinator guru

atau guru ahli yang ditunjuk oleh koordinator guru, materi

uji memakai buku tilawah dengan kriteria penilaian.

Adapun untuk kriteria penilaian sama dengan penilaian

harian.

4) Penilaian Akhir (Munaqasyah)

Penilain Akhir (Munaqasyah) dilakukan oleh tim Wafa

pusat dari Surabaya. Anak yang lulus dari hasil evaluasi

akhir yang dilakukan oleh tim Wafa pusat berhak mengikuti

Munaqasyah, namun jika mereka tidak lulus dalam

penilaian akhir berdasarkan keputusan pihak SDIT Nurul

Fikri Banjarmasin mereka tetap dapat melaksanakan

Munaqasyah tetapi tidak mendapatkan ijazah/sertifikat

Wafa.15

15 Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah Ustadz Marjianto pada tanggal 5 maret 2020

pukul 15.00 WITA.

Nilai Konversi Kesalahan Keterangan

86-100 A 0 s/d 1 Lulus

76-85 B -2 s/d -3 Lulus

56-75 C >-3 Tahsin (mengulang)

Page 28: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdf · BTQ & Tahfidz/Koordinator Alquran 45 Ahmad Rifani S.Pd S1 Walas 5B 46 Rusman Dinulloh, S.Pd S1 BTQ & Tahfidz 47 Noor Azmy Nazhifah, S.Ag

71

d. Peningkatan Hafalan Alquran melalui pembelajaran Alquran dengan

metode Wafa di SDIT Nurul Fikri Banjarmasin.

Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan mengenai

pembelajaran Alquran dengan metode Wafa di SDIT Nurul Fikri

Banjarmasin. Materi Wafa yang diajarkan dari wafa 1 sampai 5 tajwid

dan gharib serta tadarus Alquran (tilawah) tentunya berguna untuk

meningkatkan kemampuan hafalan Alquran siswa SDIT Nurul Fikri

Banjarmasin. Umumnya peserta didik menyelesaikan Wafa tilawah

(wafa 1 sampai 5 tajwid dan gharib) pada kelas 4 tapi ada beberapa

anak yang mampu meneyelesaikannya ketika mereka berada dikelas

3 (tiga). Pembelajaran berikutnya yang mereka lakukan ialah tadarus

Alquran dan Tahqiqul Qiraah (memperbaiki bacaan) pada tahap

inilah peserta didik dapat menambah hafalan, ketertinggalan target

hafalan dan memperbaiki bacaan Alquran mereka. Peserta didik di

SDIT Nurul Fikri Banjarmasin selalu menjaga wudhu mereka karena

senantiasa harus membaca Alquran, sudah menjadi keunggulan

tersendiri bagi sekolah tersebut yaitu mengedepankan pendidikan

Alquran diatas segalanya. Sekolah melalui metode Wafa telah

mentargetkan haflan yang harus dicapai oleh peserta didik ditiap

jenjang kelas masing-msing.

Berikut target surah (juz 30 dan 29) yang harus dihafal oleh

peserta didik di SDIT Nurul Fikri Banjarmasin.

Page 29: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdf · BTQ & Tahfidz/Koordinator Alquran 45 Ahmad Rifani S.Pd S1 Walas 5B 46 Rusman Dinulloh, S.Pd S1 BTQ & Tahfidz 47 Noor Azmy Nazhifah, S.Ag

72

Tabel 4.7 Taget hafalan Alquran peserta didik di SDIT Nurul Fikri

Banjarmasin.

KLS SEM TILAWAH TAHFIZ

MATERI SURAH

1

1 Wafa Buku 1

78. An naba (20)

79. An naziat (20)

80. Abbasa (14)

2 Wafa Buku 2

81. At-takwir (12)

82. Al Infithaar (9)

83. Al Muthaffifin (5/19)

2

1

Wafa Buku 3

83. Al Muthaffifin (14/19)

84. Al Insyiqaq (12)

85. Al Buruuj (12)

86. At thariq (6)

87. Al A’la (8)

88. Al Ghasiyah (11)

89. Al Fajr (16)

2

90. Al Balad (9)

91. Asy Syams (7)

92. Al-lail (8)

3

1 Wafa Buku 4

93. Ad dhuhaa sampai

114. Annaas

2 Wafa Buku 5 Murojaah juz 30

4

1 Tajwid dan Alquran

(Juz 27)

67. Al Mulk (33)

68. Al Qalam (31)

69. Al Haaqqah (28)

2 Gharib dan Alquran

( Juz 28)

70. Al Ma’arijj (24)

71 Nuuh (24)

72. Al Jiin (28)

5 1 Alquran juz 1 dan 2

73. Al Muzammil (20)

74. Al Muddatstir (26)

75. Al Qiyamah (16)

Page 30: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdf · BTQ & Tahfidz/Koordinator Alquran 45 Ahmad Rifani S.Pd S1 Walas 5B 46 Rusman Dinulloh, S.Pd S1 BTQ & Tahfidz 47 Noor Azmy Nazhifah, S.Ag

73

2 Alquran 3 dan 4

76. Al Insaan (26)

77. Al Mursalat (22)

6

1 Munaqasyah Tilawah Murojaah juz 29

2 Tahqiqul Qiraah Murojaah juz 30 dan 29

Guna membuktikan peningkatan Alquran tersebut penulis

melaksanakan tes lisan kepada 10 orang peserta didik di SDIT Nurul

Fikri Banjarmasin yang berada di kelas atas ( kelas 4 sampai 6).

Tabel 4.7 Hasil Tes Lisan kemampuan menghafal Alquran 10 peserta didik di

SDIT Nurul Fikri Banjarmasin.

No Nama Hafalan Nilai

Fashohah Kelancaran Tajwid

1. Raidah Husna

Naziihah

Juz 30 dan 29 90 90 90

2. Khadijah Juz 30 dan 29 90 90 90

3. Dinda Raniyah

Putri

Juz 30 dan 29 90 95 90

4. Novia Azaria Juz 30 dan 29 90 90 90

5. Jasmine Juz 30- Al

haqqah 90 90 90

6. Firda Nuraini Juz 30 dan 29 90 95 90

7. Muhammad

Ismail

Juz 30- Al

Insan 90 90 90

8. Ali Zainal

Abidin

Juz 30- Al

Qolam

85 90 85

9. Afif Al Rasyid Juz 30 dan 29 90 85 85

10. Ahmad Syauki Juz 30 dan 29 90 85 85

Berdasarkan data diatas terlihat kemampuan menghafal

Alquran yang sangat baik dari siswa di SDIT Nurul Fikri Banjarmasin.

Hanya 3 orang saja yang belum mencapai target hafalan yang telah

Page 31: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdf · BTQ & Tahfidz/Koordinator Alquran 45 Ahmad Rifani S.Pd S1 Walas 5B 46 Rusman Dinulloh, S.Pd S1 BTQ & Tahfidz 47 Noor Azmy Nazhifah, S.Ag

74

ditetukan, namun kemmpuan menghafal Alquran mereka sangat baik.

Panduan yang penulis gunakan dalam tes lisan ialah pada buku

Ilmu dan Seni Qiraatil Quran : Pedoman bagi Qari-Qari’ah, Hafidh-

hafidhoh dan Hakim dalam MTQ karangan Misbahul Munir. Menilai

indikator kemampuan menghafal Alquran melalui Fashohah terdiri

dari kecepatan berhenti dan memulai bacaan Alquran, menjaga

keberadaan huruf dan harakat, menjaga dan memelihara keberadaan

kata dan ayat, kelancaran dan tajwid.16

Hasil observasi yang penulis lakukan selama di SDIT Nurul

Fikri Banjarmasin para peserta didik disana selalu menjaga wudhu

mereka, bahkan bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) seperti autis

pun mereka tak pernah lelah dan lupa selalu menjaga wudhu. Menjaga

wudhu sudah ditekankan dari awal mreka masuk kesekolah bahkan

menjadi kebiasaan yang konsisten dilakukan. Sesuai dengan adab

utama menghafal Alquran menurut Imam An-nawawi dalam At-

tibyan. Faktor mereka mengutamakan adab menghafal Alquran

tersebutlah yang membuat peningkatan dalam menghafal Alquran.

Terlebih lagi durasi mereka bersama Alquran minimal 3 jam

perharinya, tergantung tingkatan kelas mereka kelas 1 dan 2 ada 10

jam pelajaran dalam seminggu, kelas 3 dan 4 sebanyak 8 jam pelajaran

sedangkan kelas 5 dan 6 sebanyak 6 jam pelajaran. Jam tahfiz sendiri

16 Misbahul Munir, Ilmu dan Seni Qiraatil Quran : Pedoman bagi Qari-Qari’ah, Hafidh-

hafidhoh dan Hakim dalam MTQ, (Semarang: Binawan, 2005) h. 356

Page 32: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdf · BTQ & Tahfidz/Koordinator Alquran 45 Ahmad Rifani S.Pd S1 Walas 5B 46 Rusman Dinulloh, S.Pd S1 BTQ & Tahfidz 47 Noor Azmy Nazhifah, S.Ag

75

sekarang telah dipegang oleh wali kelas masing-masing sehingga

durasinya juga bertambah. Hal ini merupakan terobosan baru dari

pihak sekolah yang berbeda dengan pengembang metode Wafa yakni

sebelumya tahfiz juga diajarkan oleh guru Alquran sehingga

durasinya sangat sedikit hanya 15-20 menit saja, selain bertambahnya

durasi tahfiz juga ada terobosan baru dari SDIT Nurul Fikri

Banjarmasin dalam pengelolaan tahfiz yakni metode dalam murojaah

hafalan para peserta didik yang terdiri dari Sabaq ( Penambahan

Hafalan), Sabqi ( Pengulangan hafalan kemarin) dan Manzil

(pengulangan secara keseluruhan).

2. Faktor pendukung dan Penghambat dalam pembelajaran Alquran

dengan metode Wafa di SDIT Nurul Fikri Banjarmasin

a. Faktor Pendukung

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara penulis tentang

kegiatan pembelajaran Alquran dengan metode Wafa di SDIT Nurul

Fikri Banjarmasin memiliki banyak faktor pendukung.

Pertama, media pembelajaran yang menunjang seperti

ketersedian buku Wafa 1 sampai 5, tajwid dan gharib disertai dengan

kartu-kartu dan alat peraga yang besar. Hal ini tentunya sangat

berdampak pada saat pembeajaran dan penghafalan Alquran

penggunaan LCD, kemudian video-video animasi untuk memudahkan

anak dalam menghafal Alquran. Sejalan dengan hal tersebut fasilitas

serta sarana dan prasana yang baik menjadi faktor penting dari

Page 33: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdf · BTQ & Tahfidz/Koordinator Alquran 45 Ahmad Rifani S.Pd S1 Walas 5B 46 Rusman Dinulloh, S.Pd S1 BTQ & Tahfidz 47 Noor Azmy Nazhifah, S.Ag

76

tercapainya tujuan pembelajaran.17

Kedua, Dukungan penuh dari sekolah karena sejalan dengan

tujuan sekolah yang mengedepankan pendidikan Alquran maka setiap

paginya sebelum pembelajaran dimulai senantiasa dikumandangkan

pembacaan Alquran dengan nada hijaz yang menjadi ciri khas metode

Wafa.

Ketiga, evaluasi bukan hanya dari peserta didik tetapi juga

dilakukan oleh kelompok guru Alquran baik ustadz/ah yang

mengadakan program tahsin dan tahfiz dilakukan secara berkala dan

konsisten. Seyogyanya guru Alquran hendaklah selalu

memperhatikan strategi dan metode pengajaran serta selalu

melakukan evaluasi dalam hal ini evaluasi bukan hanya untuk peserta

didik namun juga dari pengajar tersebut untuk memaksimalkan

kemampuan dalam menghafalkan Alquran.18

b. Faktor Penghambat

Banyaknya faktor pendukung tak menampik jika dalam

pembelajaran Alquran dengan metode Wafa di SDIT Nurul Fikri

Banjarmasin juga terdapat beberapa faktor penghambat.

Pertama, peserta didik yang belum bisa membaca Alquran dan

memiliki kesulitan dalam menghafal Alquran (daya ingat yang

lemah). Banyaknya pengalaman belajar yang dimiliki seseorang,

17 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2007), h. 149.

18 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2007), h. 151.

Page 34: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdf · BTQ & Tahfidz/Koordinator Alquran 45 Ahmad Rifani S.Pd S1 Walas 5B 46 Rusman Dinulloh, S.Pd S1 BTQ & Tahfidz 47 Noor Azmy Nazhifah, S.Ag

77

maka pengetahuan yang diperolehnya juga semakin banyak. Dalam

menghafalkan Alquran kemampuan membaca peserta didik menjadi

faktor utama, karena jika kemampuan membaca Alqurannya baik

maka akan mudah dalam menghafalkan Alquran begitu juga

sebaliknya.19

Kedua, kemampuan guru Alquran dan wali kelas dalam

menghafal Alquran yang belum konsisten.

Guru Alquran di SDIT Nurul Fikri Banjarmasin telah

melakukan pembelajaran tahsin, akan tetapi dulu hanya dilakukan

dengan rekan sejawat. Waktu dan tempatnya pun fleksibel, tetapi

sekarang ketika tahfiz dibantu oleh wali kelas maka para wali

kelaspun harus mengikuti program tahsin dan tahfiz yang dihandle

oleh Ustadz Sariffani beserta isteri di Asrama tahfiz Alquran Nurul

Fikri Banjarmasin. Tahsin tersebut dilaksanakan pada setiap hari

selasa, rabu, kamis dan jum’at selama 30 menit. Adapun dengan

mekanisme sebagai berikut

Pertama, guru Alquran yang senior sebanyak 6 orang akan

mentahsin beberapa orang selama 3 bulan ketika sudah selesai, guru

Alquran yang telah selesai ditahsin akan mentahsin guru wali kelas

ataupun mata pelajaran yang lain. Seperti dalam rantai MLM ( Multi

Level Marketing). Kepala sekolah mengungkapkan kedepannya tahsin

19 Misbahul Munir, Ilmu dan Seni Qiraatil Quran : Pedoman bagi Qari-Qari’ah, Hafidh-

hafidhoh dan Hakim dalam MTQ, (Semarang: Binawan, 2005) h. 356

Page 35: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdf · BTQ & Tahfidz/Koordinator Alquran 45 Ahmad Rifani S.Pd S1 Walas 5B 46 Rusman Dinulloh, S.Pd S1 BTQ & Tahfidz 47 Noor Azmy Nazhifah, S.Ag

78

dan tahfiz ini kan diberlakukan kepada seluruh guru, karyawan dan

staf di lingkungan SDIT Nurul Fikri Banjarmasin. Ketiga, tidak

selarasnya tujuan di sekolah dan di rumah, sekolah menginginkan

pendidikan Alquran yang kontinu namun orang tua di rumah tidak

membantu dan menyerahkan semuanya kepada sekolah.

Hal inilah yang masih menjadi kendala hingga saat ini, orang

tua yang tidak memberikan dukungan dalam hal ini yakni membantu

dan mengingatkan anak agar tadarus Alquran dan murojaah dirumah.

Oleh karena itu ketika POMG (Perkumpulan orang tua murid dan

guru) dilaksanakan guru Alquran akan mengingatkan mengenai hal

tersebut. Adapun anak yang didukung oleh orangtua yakni selarasnya

tujuan di sekolah dan di rumah kemampuan menghafal mereka lebih

baik.