bab iv konsep dakwah k.h. tubagus abdul hakim a. …
TRANSCRIPT
67
BAB IV
KONSEP DAKWAH K.H. TUBAGUS ABDUL HAKIM
A. Metode Dakwah K.H. Tubagus Abdul Hakim
K.H. Tubagus Abdul Hakim merupakan kiyai yang
menguasai berbagai disiplin ilmu, diantaranya ilmu fiqih, aqidah
ilmu Alquran, ilmu hadist, ilmu nahwu, ilmu sharaf, dan lain-lain.
Dalam berdakwah, K.H. Tubagus Abdul Hakim menyampaikan
dakwah sesuai dengan kondisi masyarakat sekarang, tetapi tidak
bertentangan dengan Alquran dan hadist, agar dakwahnya menjadi
aktual, faktual dan kontekstual. Selanjutnya penulis akan
menganalisis terhadap metode dakwah yang dilakukan K.H.
Tubagus Abdul Hakim.
Dengan berpedoman kepada kitab suci Alquran dan akidah
tauhid yang di taklifkan Allah di dalamnya, orang beriman
melakukan amal salehnya dengan cara berdakwah yakni mengajak
kepada kebenaran dan ke jalan yang diridhoi Allah SWT . Adapun
konsep dakwah beliau adalah yang sesuai yang tertera dalam
Alquran surat an-Nahl ayat 125
68
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan
hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan
cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan
Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk.
Metode dakwah yang K.H. Tubagus Abdul Hakim
gunakan yaitu metode dakwah bil-lisan yang berbentuk
ceramah yaitu menggunakan sistem baca kitab bersambung
yang K.H. Tubagus Abdul Hakim kembangkan dengan ilmu-
ilmu yang dimiliki, diselingi dengan kisah-kisah atau
pengalaman pribadi dan juga sedikit humor, sehingga jamaah
tidak cepat merasa jenuh atau pun bosan mendengarnya.
Sebelum pengajian dimulai, sambil menunggu jamaah
yang datang, diawali dengan pembacaan hadorot, gema
marhaba, dan sholawat. Setelah selesai, baru mulai pengajian
tersebut sampai waktu yang sudah ditentukan.
Cara K.H. Tubagus Abdul Hakim menyampaikan
ceramah, yaitu dengan tutur kata yang sopan, lemah lembut, dan
69
tegas namun tidak ada unsur paksaan. Bahasa yang K.H.
Tubagus Abdul Hakim guanakan ketika berceramah bervariasi,
sesuai dengan tempat dimana beliau memberikan ceramah.
Ketika K.H. Tubagus Abdul Hakim berceramah di majlis taklim
di tempatnya, K.H. Tubagus Abdul Hakim menggunakan
baghasa daerah yaitu bahasa sunda. Namun, memberikan
ceramah ditempat lain, K.H. Tubagus Abdul Hakim
menggunakan bahasa Indonesia. Karena menurutnya bahasa itu
penting bagi pemahaman dan penerimaan materi-materi yang
disampaikan.
Metode dakwah bil-lisan yang berbentuk ceramah
dilakukan dengan al-hikmah, mauidzhah hasanah, dan
mujadalah billati hiya ahsan. Metode yang digunakan ini
memberikan ciri aktivitas dakwah yang digunakannya melalui
ceramah, nasihat-nasihat serta mengutamakan perbuatan nyata
atau mencontohkan berbagai perbuatan yang baik dalam
kehidupan sehari-hari.
1. Metode Al-hikmah
Dakwah merupakan tugas yang berat, dan pekerjaan
yang serius hanya bisa dipikul oleh orang-orang yang
70
mulia. Seorang da’i yang mengajak kepada agama Allah
pasti menghadapi berbagai cobaan dalam berdakwah,
sebagai mana yang dihadapi oleh siapa saja yang
mengemban tugas dakwah ini. Para nabi juga telah
menghadapi gangguan atau cobaan berupa penentangan,
penolakan, keengganan, dan kesombongan dari berbagai
pihak dan tingkatan manusia. Maka dalam menggembankan
tugas dakwah yang berat dan penuh resiko ini seorang da’i
harus menghiasi dirinya dengan sikap santun dan sabar,
bijaksana dan arif.
Menurut peneliti K.H. Tubagus Abdul Hakim
memcontohkan teladan yang baik kepada mad’u dan santri,
yang dapat terlihat dari pengalaman pribadi peneliti, bahwa
pada setiap jadwal pengajiannya, beliau tidak memaksakan
agar santrinya atau jama’ahnya wajib ikut pengajiannya,
berapapun jama’ah yang hadir di majlis, pengajian akan
tetap dimulai. Karena menurutnya santri yang sungguh-
sungguh ingin belajar pasti akan mengikuti pengajiannya.
K.H. Tubagus Abdul Hakim tidak pernah membebankan
santrinya diharuskan untuk mengaji, tetapi dengan cara al-
71
hikmahnya banyak masyarakat yang ingin belajar mengaji
kepadanya. Bahkan sebagian dari jamaah ingin belajar
mengaji setiap hari kepada K.H. Tubagus Abdul Hakim.
Akan tetapi, dengan jawal K.H. Tubagus Abdul Hakim
yang padat, dan juga tidak hanya berdakwah di masyarakat
daerah banten saja melainkan di beberapa daerah di
Indonesia dalam setiap minggu dan bulannya. Dalam setiap
pengajiannya pun tidak ada hari libur, kecuali ketika beliau
berhalanagan hadir.
2. Metode Al-Mauidzah Al-Hasanah
Metode ini menerapkan bagaimana cara
memberikan nasehat-nasehat yang baik yang dapat diterima
oleh akal. K.H. Tubagus Abdul Hakim dalam dakwahnya
selalu memberikan nasehat-nasehat serta pengalaman
pribadinya, sehingga mad’unya akan lebih memahami dan
menegrti karena disertai kisah yang nyata.
K.H. Tubagus Abdul Hakim merupakan sosok Kiyai
yang tawadlu dan istiqomah dalam mengaji. Dalam
pengajiannya beliau pernah mengatakan bahwa “Saya ini
tidak bisa apa-apa, mungkin ini keberkahan mengaji pada
72
kiyai-kiyai sepuh dan ulama Kananga terdahulu yang
berjuang demi bela Agama dan Negara. Jika ingin hidup
tentram janganlah meninggalkan pengajian”. Dalam
berbagai kesempatan ceramahnya, beliau selalu mengatakan
kepada santri dan jamaahnya agar terus mengaji, jangan
sampai meninggalkan pengajian. Mengaji di sini yaitu
belajar ilmu-ilmu agama merupakan tradisi yang melekat
kuat di pesantren. Selain itu beliau juga pernah mengatakan
“orang pintar itu adalah orang yang bisa menjawab
pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir, jadi teruslah
mengaji”.
Jadi penilaian bisa mengaji itu bukan ketika di dunia,
melainkan ketika wafat bisa atau tidak menjawab pertanyaan
malaikat Munkar dan Nakir. Oleh karena itu agar bisa
menjawab pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir teruslah
mengaji sampai ajal menjemput.1
Dengan demikian dapat disimpulkan, metode dakwah
yang digunakan K.H. Tubagus Abdul Hakim dalam
1 Ratu Mumun Munawwaroh, (Putri K.H. Tubagus Abdul Hakim),
wawancara dengan penulis di Pesantren Kananga, 10 Mei 2019.
73
ceramahnya menggunakan metode mauidzhah hasanah.
Karena dalam penyampaian dakwahnya K.H. Tubagus Abdul
Hakim menyampaikan hal-hal yang bermuatan pesan nasehat
dan bimbingan.
3. Metode Al-Mujadalah
Metode mujadalah yang dimaksud di sini yaitu metode
tanya jawab yang digunakan dalam bentuk memberi
jawaban terhadap berbagai pertanyaan yang diajukan oleh
mad’u yang belum mereka ketahui secara pasti hakikat
penjelasannya. Metode tanya jawab ini hampir setiap da’i
menerapkannya, karena sangat efisien sekali untuk
membantu mad’u memahami apa yang dijelaskan da’i.
Dalam ceramahnya K.H.Tubagus Abdul Hakim juga
menerapkan metode mujadalah dalam bentuk tanya jawab.
Beliau memberikan kesempatan kepada jamaahnya untuk
bertanya, bilamana ada materi yang belum dipahami.
Dengan adanya metode tanya jawab ini sangat
bermanfaat bagi masyarakat, karena setiap persoalan
masyarakat akan mendapat pemecahan dan solusi yang
sesuai dengan syariat agama Islam, selain itu jawaban yang
74
K.H. Tubagus Abdul Hakim sampaikan pada masyarakat
lugas, jelas dan bukan hasil dari pemikiran beliau belaka,
tetapi berdasarkan Alquran, As-sunnah, serta kitab-kitab
yang dikarang oleh ulama-ulama besar dahulu seperti kitab
Ihya Ulumuddin karangan Imam Al-Ghazali, Madzahibul
Arba’ah, Shahih Bukhari dan lain-lain. Sehingga
masyarakat merasa puas karena jawaban tersebut memiliki
dasar dan bukan hanya menurut pemikiran beliau saja.
Dan biasanya pun jamaah akan melontarkan pertanyaan
kepada K.H. Tubagus Abdul Hakim mengenai materi yang
sedang dibahas. Walaupun ada pertanyaan jamaah yang
keluar dari pembahasan. Disinilah merupakan tantangan
K.H. Tubagus Abdul Hakim harus siap memberikan
jawaban yang akurat sesuai dengan referensi yang ada.
Metode ini biasanya dilakukan pada setiap pengajiannya,
kecuali pada pengajian di pondok pesantren Kananga.2
2 K.H. Tubagus Abdul Hakim, wawancara dengan penulis di Pesantren
Kananga, 02 Mei 2019
75
B. Media Dakwah yang Diguanakan oleh K.H. Tubagus Abdul
Hakim dalam Mengembangkan Dakwah Islamiyah.
Media merupakan sarana dakwah yang harus ada dalam
kegiatan berdakwah, agar memudahkan dalam penyampaian
dakwah itu sendiri ada beberapa sarana dakwah yang digunakan
K.H. Tubagus Abdul Hakim dalam mengembangkan dakwah
islamiyah, untuk memudahkan beliau menyampaikan pesan
dakwahnya kepada para mad’unya diantaranya adalah:
1. Majlis Taklim
Majlis taklim merupakan salah satu sarana yang
digunakan oleh K.H. Tubagus Abdul Hakim untuk
menyebarkan dakwahnya. Majlis taklim merupakan
sarana yang paling efektif untuk memperkenalkan
sekaligus mensyiarkan ajaran-ajaran Islam ke masyarakat
sekitar.
Sebagai media atau sarana dakwah, majlis taklim
Kananga biasanya melaksanakan kegiatan seperti
pembacaan shalawat nabi, gema marhaba, pengajian
kitab-kitab kuning, tahlilan, dan sebagainya. Meskipun
bentuk kegiatannya berkesan monoton dan tidak terlalu
76
mendalam dalam proses kegiatan suatu hal, tetapi para
anggotanya tetap setia mengikuti rangkaian kegiatannya.
Sebagai selingan kegiatan majlis taklim diisi dengan
ceramah atau tabligh agama dengan materi tertentu
dengan menghadirkan pembicara dari dalam maupun luar
negeri. Ditinjau dari aspek keanggotaan, umumnya majlis
taklim Kananga beranggotakan kaum laki-laki. Yang
diadakan satu minggu sekali pada setiap hari kamis
dimulai pukul 08.00 sampai waktu dzuhur. Sebalikanya
majlis taklim yang beranggotakan perempuan dipimpin
oleh Hj. Ratu Enong Khuzaemah yang merupakan saudara
kandung K.H. Tubagaus Abdul Hakim, yang diadakan
satu minggu sekali pada hari jum’at di Majlis taklim
Fathul Ma’ani yang tempatnya tak jauh dari majlis taklim
Kananga. Jumlah anggota pada setiap kelompok majlis
taklim, yang tercermin dalam setiap melaksanakan
kegiatan berkisar antara puluhan sampai ratusan orang.
Pada pengajian harian di Majlis Taklim Pesantren
Kananga, kitab yang dikaji yaitu kitab Tafsir Jalalen,
Alfiyah Ibnu Malik, Durroh Nasihin, Sanusiah, Riyadul
77
Badi’ah, dan lain-lain. Kitab Tafsir Jalalein dikaji pada
setiap ba’da subuh sampai terbit matahari yang diikuti
kurang lebih 50 orang santri kananga dan sebagian
masyarakat yang rumahnya tidak jauh dari Pesanten
Kananga. Dalam pengajian Tafsir Jalalen ba’da subuh ini,
tidak hanya Tafsir Jalaennya saja yang dibahas,
melainkan Alfiyah, Ilmu Sharaf, Fiqih dan lain-lain juga di
bahas dalam pengajian Tafsir Jalaen tersebut. Dan pada
malam harinya kitab yang dikaji diantaranya yaitu Alfiyah
Ibnu Malik, Durroh Nasihin, Sanusiah, Riyadul Badi’ah,
dan lain-lain. Dalam pengajian malam hari, kitab yang
dikaji setiap malamnya berbeda-beda karena banyaknya
kitab yang dikaji. Pengajian pada malam hari ini dimulai
pada pukul 21:00 sampai pukul 22:00 di Majlis Taklim
Pesantren Kananga.3
2. Radio
Pengajian di Radio Krakatau diadakan satu minggu
sekali pada setiap Jum’at malam mulai dari pukul 20:00
3 Ratu Mumun Munawwaroh, (Putri K.H. Tubagus Abdul Hakim),
wawancara dengan penulis di Pesantren Kananga, 10 Mei 2019.
78
sampai dengan pukul 22:00. Program acaranya bernama
Mimbar Krakatau yang disiarkan oleh Radio Krakatau
93,7 FM yang bertempat di Labuan, Pandeglang, Banten.
Materi dakwah yang disampaikan merujuk kepada suatu
kitab, jadi materi yang disampaikan tidak ditentukan dari
pihak Radio Krakatau.
Dalam ceramahnya di radio Krakatau FM, beliau
menerapkan metode al hiwar (dialog) atau dialog
interaktif dengan pendengarnya melalui SMS atau
telepon. Metode al hiwar (dialog) ini dibawakan ketika
selesai memaparkan materi ceramahnya. Dan biasanya
diberikan waktu oleh seorang penyiar untuk bertanya, bila
mana ada materi yang diberikan terdapat ketidakpahaman
mad’u yang mendengarkan.
Metode ini dimaksudkan untuk melayani
masyarakat sesuai dengan kebutuhannya. Sebab dengan
bertanya berarti oang ini mengerti dan dapat
mengamalkannya. Oleh karena itu jawaban pertanyaan
sagatlah diperlukan kejelasan dan pembahasan sedalam-
dalamnya. Metode ini sering juga dilakukan Rasulullah
79
dengan malaikat Jibril AS. Dan demikian juga para
sahabat disaat tdak mengerti tentang sesuatu agama.
C. Materi Dakwah K.H. Tubagus Abdul Hakim
Materi atau pesan dakwah adalah pesan-pesan yang berupa
ajaran Islam atau segala sesuatu yang disampaikan subjek kepada
objek dakwah, yaitu keseluruhan ajaran Islam yang ada di
Kitabullah, dan Sunnah Rasulullah. Pesan dakwah berisi semua
bahan atau mata pelajaran agama yang akan disampaikan oleh da’i
kepada mad’u dalam suatu aktivitas dakwah agar mencapai tujuan
yang telah ditentukan.4
Pada dasarnya materi dakwah Islam tergantung pada tujuan
dakwah yang hendak dicapai. Namun secara global dapatlah
dikatakan bahwa materi dakwah dapat diklasifikasikan menjadi
tiga hal pokok, yaitu:
1. Masalah keimanan (aqidah).
2. Masalah keislaman (syariah).
3. Masalah budi pekerti (akhlakul karimah).5
4 Tata Sukayat, Ilmu Dakwah Perspektif Filsafat Mabadi’ Asyarah, … h. 25
5 Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islm, (Surabaya: Al-Ikhlas),
h. 60
80
Pesan dakwah yang disampaikan K.H. Tubagus Abdul
Hakim mengandung tiga unsur pesan dakwah yaitu pesan akidah,
syariah, dan akhlak. Materi-materi yang biasanya kerap
disampaikan oleh K.H. Tubagus Abdul Hakim adalah bagaimana
pemahaman tentang Islam yang baik dan benar, dengan harapan
bahwa mad’unya itu benar-benar mengerti apa yang
disampaikannya. beliau sangat menginginkan umat Islam yang
berkualitas dari segi agama, akhlak dan moral. Terutama untuk
masyarakat.
Materi merupakan unsur penting yang tidak bisa ditinggalkan
dalam dakwah. Materi selalu mengiringi kegiatan dakwah, hal ini
bisa terjadi karena materi dakwah adalah obyek yang
mengakrabkan dan menjadi pembahasan antara da’i dan mad’u.
baik itu yang bersumber dari Alquran maupun hadist.
Sebagaimana telah disampaikan K.H. Tubagus Abdul Hakim
dengan bermacam-macam materi dalam dakwahnya. Adapun
materinya dapat kita lihat dibawah ini:
1. Materi Aqidah
Materi aqidah yaitu sistem keimanan kepada
Allah Swt, yang meliputi iman kepada Allah, kepada
81
malaikat Allah, Kitab Allah, para Rasul, qadla dan
qadar, dan hari akhir atau hari kiamat.6
Materi akidah yang pernah disampaikan oleh
K.H. Abdul Hakim yaitu:
Akidah yaitu mengetahui (saksian yang
bermakna menekadkan dalam tekad yang jazim
yang pasti tidak bisa diganggu gugat tidak
tergeser oleh getar dan tidak terbawa oleh arus).
Yaitu sesuai dengan ucapan Imam Ibnu Ruslan
dalam kitabnya Az Zubad yaitu “Awwalu wajibi
ala insani ma’rifatul Ilahi bistiqoni”
maksudnya kewajiban paling awal, bagi setiap
manusia adalah mengenal dan mengetahui
Tuhannya dengan keyakinan yang jelas tanpa
keraguan.
Dan apbila jika perkara tersebut tidak kita
pelajari siksalah yang menanti kita di yaumil
Jaza (hari pembalasan).
Dan lingkupan uraian semua ilmu aqidah
itu ada dalam kalimat toyyibah, yakin La ilaha
illallah.
2. Materi Syari’ah
Materi syari’ah yaitu serangkaian tuntunan atau
ajaran Islam menyangkut tentang tata cara beribadah,
baik langsung ataupun tidak langsung. Salah satu
materi syari’ah disampaikan oleh K.H. Tubagus Abdul
Hakim yaitu:
6 Ropingi el Ishaq, Pengantar Ilmu Dakwah, (Malang: Madani, 2016), h. 77
82
Pada pengajian mingguan keluarga yang
mengkaji kitab Maroqil Ubudiyah dan kitab Kifayatul
Mubtadi’in.
Dalm kitab Maroqil Ubudiyah mengajarkan
tenyang tata cara beribadah (berkaitan dengan fiqih).
Ibadah itu pada hakikatnya adalah segala prilaku dan
tindakan seseorang yang dilakukan dengan niat
menjari ridha Allah semata. Jadi Ibadah itu meliputi
seluruh aspek kehidupan manusia. K.H. Tubagus
Abdul Hakim mengajarkan tentang ibadah yang sesuai
dengan tuntutan agama berdasarkan ijtihad hasil
pemikiran imam, ulama-ulama terdhulu yang termuat
dalam kitab tersebut, serta penafsiran menurut
beberapa pendapat munfassir. Sedangkan kitab
Kifayatul Mubtadi’in ini mengkaji tentang dasar-dasar
ilmu keislaman mencakup ilmu tauhid, ilmu fiqih, dan
tasawuf. Dengan praktik langsung serta
mempersilhkan pendengar untuk mempertanyakan
materi atau permasalahan yang sedang dihadapi dalam
sesi tanya jawab dalam pengajian keluarga ini.
83
3. Materi Akhlak
Salah satu materi akhlak yang disampaiakn K.H
Tubagus Abdul Hakim yaitu pada pengajian mingguan
di Radio Krakatau FM yang mengkaji kitab Adabul
Alim Wal Mut’alim karya K.H. Hasyim Asy’ari.
Dalam kitab Adabul Alim Wal Mut’alim itu
menjelaskan tentang tiga macam adab seorang pelajar
dan tiga macam adab seorang guru. Yaitu adab kepada
dirinya, adab kepada ilmunya, dan adab kepada guru
dan muridnya. Salah satu isi materi ceramahnya yaitu:
Sebagai seorang santri itu harus
mempunyai sifat waro. Waro artinya menjaga
diri dari perkara yang haram. Kalau santri ingin
bisa ngaji harus berhati-hati dalam setiap
uruasan, segala sesuatu yang dibutuhkan
muta’alim itu harus halal semua dalam hal
pakaian, makanan, minuman, ucapan, melihat
sesuatu, mendengarkan sesuatu dan lain
sebagainya, tujuannya agar terang hatinya.
Contohnya seperti kita saat ini bisa melihat
karena adanya cahaya, kalau tidak ada cahaya
kita tidak bisa melihat walaupun mengguakan
kacamata sekalipun kalau melihat dari
kegelapan tidak akan terlihat. Begitu juga
dengan hati, hati juga bisa melihat dengan
adanya cahaya supaya pantas hati kita
menerima ilmu kita harus mempunyai sifat
waro, karena hati itu merupakan wadahnya
ilmu. Jalannya ilmu itu dari mata dan telinga
kemudian masuk ke dalam hati. Jadi kalau kita
84
tidur ketika ngaji, telinga kita akan tertutup
tidak akan terdengar apa yang disampaikan dan
tidak akan masuk ke hati. Maka dari itu ketika
ngaji diusahakan jangan tidur nantinya tidak
akan paham apa yang disampaikan. Ngantuk aja
bisa salah dengar apalagi tidur.
Menurut penulis, K.H. tubagus Abdul hakim adalah da’i
yang lebih dominan menyampaikan materi syari’ah sehingga
materi dakwahnya lebih banyak menyinggung tentang fiqih
baik dalam pengajian harian, mingguan dan bulanan.
D. Respon Masyarakat Desa Kananga Kecamatan Menes
Kabupaten Pandeglang Terhadap Dakwah K.H. Tubagus
Abdul Hakim
Dalam proses komunikasi atau dakwah, efek (atsar)
merupakan unsur-unsur terakhir sebagai perwujudan dari kerjasama
seluruh unsur lain. Efek merupakan ujung dari proses dakwah dalam
paradigma mekanistis. Sedang proses komunikasi atau dakwah adalah
hubungan seluruh pesan dari saat mulai dilontarkan hingga pesan itu
diterima oleh komunikan (mad’u).7
Pandangan masyarakat Kananga secara umum positif terhadap
sosok K.H. Tubagus Abdul Hakim dalam kiprah dakwahnya, mereka
menganggap dakwah yang disampaikan beliau mudah dipahami
dengan pemaparan materi yang sangat jelas dengan pemikirannya
yang sangat luas. beliau adalah sosok yang rendah hati, semangat
7 Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer…, h.177
85
untuk berdakwahnya sangat tinggi dan istiqomah dalam mengaji.
Serta selalu mengutamakan perbuatan nyata atau mencontohkan
berbagai perbuatan yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Dalam
berdakwahnya, beliau menggunakan bahasa yang mudah dimengerti,
simpel, merujuk kepada beberapa referensi kitab sehingga
pendengarnya merasa puas terhadap pemaparan beliau.
Pandangan masyarakat terhadap dakwah K.H. Tubagus Abdul
Hakim dengan bermacam-macam pendapat beberapa orang atau
pendapat dari jama’ah maupun santri K.H. Tubagus Abdul Hakim.
Menurut jama’ah yang bernama Ustadz Encep warga Kp.
Kananga, Des. Kananga, Kec. Menes, Kab. Pandeglang. Sebagai
salah satu jama’ah pengajian bahwa Dakwah yang dibawakan K.H.
Tubagus Abdul Hakim mudah dipahami dengan pemaparan materi
yang sangat jelas dengan pemikirannya sangat luas.
Menurutnya Abah Hakim itu termasuk orang yang mempunyai
kelebihan, karena banyak orang yang berilmu tetapi ketika berdakwah
tidak bisa dimengerti orang lain. Begitu juga dalam menjawab
masalah-masalah yang ada, walaupun orang lain bisa menjawab,
tetapi jawaban mereka tidak memuaskan. jama’ah akan merasa puas
kalau Abah Hakim yang menjawab masalah-masalah itu.
Dalam pengajiannya, bahasa yang digunakan adalah bahasa
yang digunakan sehari-hari oleh jama’ah. Sehingga sangat mudah
86
dipahami dan dimengerti. Bahasa yang digunakan ialah bahasa Sunda
atau bahasa Indonesia.
Pesan dakwah yang disampaikan merujuk kepada suatu kiab,
kitab yang dikaji pada pengajian rutin mingguan setiap hari kamis
yaitu kitab Madzahibul Arba’ah, Sohih Bukhari, Tafsir Munir, dan
lain sebagainya. Akan tetapi pesan dakwah yang disampaikannya juga
sesuai dengan kondisi atau keadaan. Misalnya di waktu bulan maulid,
membahas tentang kelahirannya Nabi Muhammad SAW. Pada bulan
rajab membahas tentang Isra mi’raj Nabi Muhammad SAW atau
diisrakannya Nabi dari masjidil Harom ke masjidil Aqso hingga ke
sidrotul muntaha serta keutamaan puasa sunnah di baulan rajab.
K.H. Tubagus Abdul Hakim mengajar pengajian di satu majlis
taklim saja, melainkan setiap hari, setiap minggu, dan setiap bulannya
terdapat jadwal pengajian di beberapa tempat yaitu di daerahnya
maupun luar daerah. 8
Pendapat masyarakat yang bernama NK, yaitu warga Kp.
Kananga, Kec. Menes, Kab. Pandeglang. Yang bertempat tidak jauh
dari tempat tinggal K.H. Tubagus Abdul Hakim. Selain seorang
jama’ah, ia juga seorang pengajar di SMP Al-mu’thi Kananga di
bawah pimpinan K.H. Tubagus Abdul Hakim. Karena rumahnya tidak
8 Ustadz Encep (jama’ah pengajian) “Pandangan Masyarakat Terhadap
Dakwah K.H. Tubagus Abdul Hakim,” wawancara oleh Hilyatul Mashunah,
Pandeglang, 27 April 2019.
87
begitu jauh dari rumah abah Hakim, Eneng Kamilah sering
menyempatkan waktunya untuk belajar ilmu agama pada pengajian
rutin setiap hari ba’da subuh di majlis Kananga. Menurutnya dalam
penyampaian dawahnya K.H. Tubagus Abdul Hakim begitu mudah
dipahami karena penjabarannya yang sangat luas, dan merujuk kepada
banayak referensi kitab, sehingga pendengarnya merasa puas terhadap
pemaparan beliau. Walaupun sudah tua tetapi semangat untuk
berdakwahnya sangat tinggi, memegang teguh salafi mempersuasif
orang dengan cara lemah lembut sehingga kharismatik begitu melekat
padanya.9
Pendapat santri Kananga yang bernama Muhammad Rifqi Al
Aziz, ia merupakan seorang santri Kananga yang berasal dari Bogor,
Jawa Barat. Menurutnya dakwah yang disampaikan Abah Hakim itu
sangatlah jelas, simpel, mudah dipahami, menarik, istimewa, dan
sangat memuaskan dalam penyampaian-penyampaian dakwahnya.
Dalam penyampaian dakwahnya Abah Hakim itu hampir sama seperti
gurunya yaitu K.H. Tubagus Ahmad Bakri atau Mama Sempur, yang
ketika menjelaskan suatu masalah itu merujuk kepada beberapa
referensi kitab. Contohnya ketika pengajian Tafsir Jalalen ba’da
9 Eneng Kamilah, (Jamaah Pengajian) “Pandangan Masyarakat Terhadap
Dakwah K.H. Tubagus Abdul Hakim,” Wawancara oleh Hilyatul Mashunah,
Pandeglang , 25 April 2019.
88
subuh, tidak hanya Tafsir Jalaennya yang dibahas, melainkan Alfiyah,
Ilmu Sharaf, Fiqih, dan nasihat perkembangan zaman juga dibahas
dalam pengajian Tafsir Jalaen tersebut. 10
Menurut Alan Ferdiansyah, yang merupakan murid atau salah
satu santri Kananga, yang berasal dari Bogor, Jawa Barat.
Menurutnya dakwah yang disampaikan Abah itu mudah dipahami dan
santai tidak menegangkan, sehingga kita merasa puas teerhadap apa
yang disampaikan beliau. Melihat keseharian Abah dengan jadwal
yang sangat padat dengan usia yang tidak muda lagi, hebatnya Abah
bisa mengatur jadwalnya, semua jadwal tidak terlepas dari mengaji
pengajiannya pun sampai keberbagai daerah di Indonesia. Kami
selaku santrinya pun measa senang dan bangga sekali bisa menjadi
muridnya Abah, mempunyai guru yang mampu memanfaatkan
waktunya hanya dipakai untuk ibadah.11
10
Muhammad Rifqi Al aziz (Santri) “Pandangan Masyarakat Terhadap
Dakwah K.H. Tubagus Abdul Hakim,” wawancara oleh Hilyatul Mashunah,
Pandeglang, 06 Mei 2019.
11 Alan Ferdiansyah (Santri), “Pandangan Masyarakat Terhadap Dakwah
K.H. Tubagus Abdul Hakim,” wawancara oleh Hilyatul Mashunah, Pandeglang, 29
April 2019.