bab iv kondisi objektif pondok pesantren sindangsari …digilib.uinsgd.ac.id/18305/10/bab iv kondisi...
TRANSCRIPT
67
BAB IV
KONDISI OBJEKTIF
PONDOK PESANTREN SINDANGSARI AL-JAWAMI
A. Sekilas Tentang Pondok Pesantren
Pondok pesantren yang sudah mempunyai nama di Jawa Barat yakni
pondok pesantren Al-Jawami. Awal mula diberi nama pesantren “Sindangsari”,
yang didirikan oleh mama “Sindangsari Cileunyi” yang didirikan oleh Kyai Haji
Muhammad Sudja’i. Kyai Haji Muhammad Sudja’i merupakan sosok ulama
terkemuka diwilayah Desa Cileunyi Wetan Kacamatan Cileunyi Kabupaten
Bandung. Beliau lahir pada tahun 1901 di Desa Cileunyi Wetan Kacamatan
Cileunyi (Hasil Wawancara dengan K.H. Imang Abdul Hamid tanggal 15 Juli 2018).
K.H Muhammad Sudja’i putra ketiga dari jumlah empat bersaudara K.H Gozali
dengan Hj.Siti Sa’diyah, orang tua beliau berasal dari daerah Cirebon yang sedang
mengembara di daerah Cileunyi dan menuntut ilmu di daerah Cibaduyut,
Panyaungan, dan di Cinunuk (Hasil wawancara dengan Hj. Siti Rohmah tanggal
2 September 2017).
Ayah beliau yaitu H. Gozali putra dari H. Sauki putra dari Raden
Danuwiharja merupakan keturunan dari Kesultanan Kasepuhan Cirebon dan juga
bangsawan Cirebon, karena pada waktu itu orang tua beliau merupakan orang
kaya di daerah Ciluenyi dan bahkan banyak orang-orang Cirebon yang bermukim
di daerah Cileunyi dan mereka merupakan orang kaya (Hasil Wawancara dengan
Drs. H. Agus Nurkholik, M.M tanggal 1 Juli 2018). Orang tua K.H Muhammad
68
Sudja’i mendapat dukungan dari orang tuanya untuk menuntut ilmu ke daerah-
daerah yang jauh dari tempat tinggalnya yang menurut kita pada waktu itu sangat
sulit sekali transportasi.
K.H Muhammad Sudja’i masa kecilnya sama dengan anak-anak lainnya,
tetapi yang membedakan di dalam diri beliau adalah beliau sejak kecil sudah
menunjukan kepintaran dan kecerdasannya dalam menuntut ilmu. Sejak kecil pun
beliau sudah dididik oleh orang tuannya nilai-nilai keagamaan dan nilai-nilai
moral. Sehingga beliau sejak kecil tidak pernah yang namanya bertenggkar
dengan orang lain atau teman sebayanya (Hasil wawancara dengan Hj. Siti
Mariam tanggal 4 Januari 2018), sehingga teman-temannya begitu
menghormatinya karena kepintaran dan kebaikannya.
Beliau mengungguli teman-teman sebayanya pada saat Sekolah Rakyat
(setingkat Sekolah Dasar), namun setelah menyelesaikan di Sekolah Rakyat, oleh
orangtuannya di pesantrenkan di PanyaunganPanyaungan dan berguru kepada
K.H Nahizzudin yang jaraknya sekitar 1 km dari rumahnya. Sejak itulah beliau
sejak menamatkan di Sekolah Rakyat kemudian dilanjutkan di Pesantren. Dari
dunia pesantren inilah beliau berkarir dan membentuk karakter keulamaan yang
lebih dalam lagi, sehingga tidak aneh kalau sejak kecil beliau sudah mempunyai
kepribadian ulama dan juga orang tuannya pun mendidik beliau sejak kecil
dengan ilmu-ilmu keagamaan dan nilai-nilai moral yang luhur (Hasil wawancara
dengan Hj. Siti Maemunah tanggal 13 Februari 2018).
69
4.1 Gambar Pendiri Pondok Pesantren Sindangsari Al-Jawami
Memperlihatkan silsilah keturunan dari kedua orang tuanya itu, maka secara
geneologis pada diri K.H. Muhammad Sudja’i telah mengalir darah ulama dan
juga ketrurunan menak. Beliau menginjak remaja kepribadian ulama yang lebih
dominan membentuk kepadanya terbukti dengan ketekuannya memperlajari ilmu-
ilmu agama. Beliau berhasil dengan segala cita-cita dan orang tuanya, yaitu
menjadi seorang ulama. Keluarga dan para sahabatnya yang berjuang
membesarkan pondok pesantren di pelosok, dengan dukungan serta aspirasi
masyarakat untuk mengembangkan peranan dalam nilai-nilai dan norma agama.
Peranan orang tua dalam mendidik dan membina anak-anaknya, terlepas
dari sosok ulama besar atau bukan, peran yang harus dijalankan perlindungan dan
ketentraman, dengan mempertimbangkan pengaruh-pengaruh dari luar rumah.
Orang tua K.H Muhammad Sudja’i dalam mendidik dan membimbing putranya
ke jalan yang benar (Soerjono Soekanto 2012: 442-443). Ide yang bermunculan
dengan nana “Sindangsari” menajadi cikal bakal perjuangan dalam melawan
penjajah. Pendiri pondok pesatren yang sudah mencari ilmu lebih lama waktunya,
70
bersama dengan para sahabatnya untuk mengembangkan keilmuannya di pondok
pesantren. Pendiri pertama pondok pesantren Kyai Haji Muhammad Sudja’i
dengan panggilan nama, “mama Cileunyi” atau “mama Sindangsari”. Pesantren
Sidangsari Al-Jawami sudah mengeluarkan para alumni yang sudah tersebar
dipelosok Provinsi Jawa Barat sampai nasional yang terdiri dari :
Tabel 4.1 Data Ulama , Pejabat Pemerintah dan Pengusaha Alumni
Pondok Pesantren Sindangsari Al-Jawami
No Nama Status Jabatan
1 K.H. Muhammad Sudjai Pendiri Pesantren
2 K.H. Endang Rahmat Pengasuh Peesantren
3 K.H. R. Totoh Abdul Fatah Pimpinan Pesantren
Sindangsari Al-Jawami
3 K.H. Aceng Dahlan Pengasuh Peesantren
4 Drs. H. Nu’man Abdul H. Wakil Gubernur Jabar
5 Prof. H. Asep Muhidin, M.Ag W. Rektor I UIN Bandung
6 Dr. H. Syukria Sambas, M.Si Dekan F. Dakwah
Imam Besar Pusda’i Jabar
7 Dr. H. Abdul Hamid, M.Ag Dosen Syari’ah & Hukum
8 Dr. H. Asep Arifin, M.Ag S. Ahli Kopertais UIN
Bandung
9 Let. Kol. Drs. H. Dadan Badrullah Rois Kodam Siliwangi
10 Dr. H. Asep Gufron, S.H
Ketua Pengadilan Agama
Garut
Pimpinan Pesantren YAPISA
11 Dr. H. Edi Komarudin, M.Ag
Ketua I MUI Jabar
Pimpinan Pesantren Nurul
Amanah
12 Dr. H. Alamsyah, S.H., M.H Hakim Agung
13 Dr. H. Deding Ishaq Ibnu Suja’
Ketua Komisi VIII DPR-RI
Penasihat STAI YAPATA
Al-Jawami
Ketua Alumni UIN Bandung
14 Dra. Hj. Fatimah, S.H., M.Kn Anggota DPRD Jabar
15 Drs. H. Munawir
Pimpinan Pesantren Al-Azhar
Cikangkolo Banjar, Ketua
Ahli Jami’ah Jabar
16 Drs. Yadi Sirojudin, M.Ag Wakil Ketua Yayasan Al-
Masoem
17 Drs. Ade Sahroni, M.Ag Kasi Bimas Kemenag Jabar,
71
Pimpinan pesantren Al-Badar
Bayongbong Garut
18 Drs. H.M. Agus Nurkholiq MN., S.E.,
M.A
Kaurtu Brimob Polda Jabar
19 Dr. H. Mu’min Naim, S.H., M.Si Direktur I IPDN
20 Dr. H. M. Athoillah, M.Ag Kasubag TU Kanwil
Kemenag Jabar
21 H. Abdul Kholik, S.Ag., M.A Kepala KUA Cileunyi
22 Dr. H. Syakur Hudori, M.Ag
Pimpinan Pesantren Al-
Hasanah Ciawi-Tasik, Dosen
Syari’ah
23 Drs. H. Ridwan A., M.M
Pimpinan Pesantren Ar-
Rahmat Cileunyi, Dosen
STAI YAPATA Al-Jawami
24 Drs. H. Hasim Fatoni, M.Pd Ketua STAI YAPATA Al-
Jawami
25 Dr. H. Enden Haetami, M.Ag Pimpinan Pesantren Al-Ilham
Pendey Rancaekek
26 Dr. H. Ujang Harir, M.HI
Pimpinan Pesantren Al-
Makbul Warung Galih
Rancaekek
27 Dr. H. Zaenal Abidin, M.Ag Kord. Bidang Agama
UNPAS
28 Drs. H. Asep Bahrudin, M. Ag Pimpinan Ponpes Adzakiyah
Banjar
29 K.H. Syarifudin Pimpinan Pesantren
Haurkuning Salofa Tasik
30 Drs. H. Adang Sudori, S.H., M.H Ketua Pengadilan Agama
Ciamis
31 H. Away Awaludin, S.Ag., M.H Kaur Rakom, Mahkamah
Agung RI
32 Farhan Hidayat, S.S., MP. Kepala Perpustakaan UIN
Jakarta
33 Arif Faturhuda, S.Si., M.Com Kepala Lab. Komputer Sains
UIN Bandung
32 Dr. H. Cecep Alba
Kord. Bidang Agama ITB,
Lektor Lathifiyah Mubarok
Tasik
33 Koko Juaeni, S.Ag., M.A
Pimpinan Pesantren Al-
Jannah, Kepala KUA Talaga
Majalengka
34 Ali Imron Rosidi, M.Ag Ketua Bidang Kanwil Pontren
Depag Subang
35 Ir. H. Soban Ismail, M.Si Insfektorat Wilayah
Kabupaten Bandung
72
36 Asep Imron Firmansyah, S.H., M.Si
Kabag. Kerma. Despam
Jabar, Pimpinan Pesantren
Ar-Ridwan Cilillin Bandung
Barat
37 Sugeng Sutarto, S.HI., M.Ag
Pimpinan Pesantren Al-
Wathoniyah Pasir Hayam
Cianjur
38 Ujang Ubaidillah, S.Pd.I
Pimpinan Pesantren Al-
Husaeni Sukabumi, Ketua
Asosiasi Pengelola TK Kab.
Sukabumi
39 Jamroni, S.HI Kepala Desa Tanjung Laga
Cikancung
40 Asep Saepudin, S.Ag Kepala Desa Haur Gombong
Kec. Tanjungsari Sumedang
Para ulama yang pernah kiprah di pondok pesantren Sindnagsarii Al-
Jawami akan merasakan momentum keindahan di pesantren, ketika berada
bersama pendiri pondok pesantren tersebut. Pondok pesantren Sindangsari Al-
Jawami berkembang dalam estapet perjuangan dakwah pondok pesantren dari
pendiri pesantren mama sudja’i mengalihkan kepada mantu pesantren yakni K.H
Raden Totoh Abdul Fatah. Nama pesantren Al-Jawami menjadi terkenal, karena
kesukai mama sudja’i yakni menyukai kitab jamul jawami, sehingga mantu K.H
Raden Totoh Abdul Fatah, mempublikasikan nama pondok pesantren Sindangsari
menjadi pondok pesantren Al-Jawami. Pengembangan dan pembangunan
kepesantrenan menjadi pesat yang di bawakan oleh sang mantu pesantren, ia
sebagai sekretaris pertama MUI Jawa Barat, selanjut ia menjadi ketua MUI Jawa
Barat menggantikan K.H Muhammad Sudja’i pendiri pesantren Sindangsari.
Perjuangan kepesantren di serahkan sepenhunya kepada mantu pesantren KH.
Raden Totoh Abdul Fatah dengan bersama K.H. Djaenudin, K.H. Endang
73
Rahmat, K.H. Aceng Dahlan, K.H. Acep Rachmat, K.H Mansur, dan K.H. Ade
Abdul Manaf.
4.2 Gambar Masjid Raya Al-Jawami
Pembangunan pesantren yang di mulai dengan membangun masjid, aula
dan asrama serta nama pesantren “Sindangsari” menjadi “lengkap dan universal”,
yang dipadupadankan dengan penggembaran kitan “Jamul Jawami”, menjadi
pondok pesantren Sindangsari Al-Jawami Bandung. Penyeabarluasan
perkembangan pondok pesantren mendirikan sekolah formal dan non formal,
diantaranya telah didirikan Yayasaan Madrasah Pendidikan Islam (YAPMI) yang
terdiri dari Madrasah Tsyanawiyah (MTs) dan pondok pesantren Sindangsari Al-
Jawami. Perkembangan selanjutnya di dirikan Yayasan Pengembangan Terpadu
Agama (YAPATA) yang terdiri dari TK (Taman Kanak-Kanak), dan Madrasah
Aliyah (MA) Al-Jawami, STAI Al-Jawami serta Pondok pesantren As-salam,
yakni asama putri yang berada di lingkungan pondok pesantren Sindangsari Al-
Jawami.
74
4.1 Gambar TK Al-Jawami
Taman Kanak-Kanak Al-Jawami berdiri kurang lebih tahun 2000 dengan
fasilatas-fasilitas yang cukup memadai dengan mempunyai beberapa bangungan
seperti, taman bermain, ruang belajar, ruang guru, dan tempat penunggu orang tua
murid sama halnya MTs dan MA Al-Jawami.
4.3 Gambar MTs Al-Jawami dan Kegiatan Penyuluhan Narkoba Kepolisian
4.4 Gambar MA Al-Jawami Bandung
75
4.5 Gambar STAI YAPATA Al-Jawami
Pendiri sekolah tinggi Agama Islam (STAI) Yapata Al-Jawami yang
didrikan oleh K.H. Raden totohh Abdu Fatah. Pada tahun 2001-2009 sampai
penggantian kepengurusan yang diserahkan kepada putra beliau Dr. H Deding
Ishak Ibnu Suja’ sebagai ketua STAI Yapata sampai sekarang. Pomdok pesantren
Sindangsari sangat terkenal dengan segala organisasi dan kelembagaan Islam di
Jawa Barat. Sejarah pesantren Al-Jawami di awali dengan artepak dan
pemasangan batu pertama yang di hadiri oleh para ulama, pemerintahan TNI AL,
komandan Siliwangsai sampai tokoh masyarakat menghadiri dengan pendirian
batu pondok pesantren Sindangsari Al-Jawami Kabupaten Bandung Jawa Barat.
76
4.6 Gambar Pelatakan Batu Pertama Pesantren Sindangsari Al-Jawami
Kehadiran pondok pesantren Sindangsari Al-Jawami menjadi organiasasi
yang menyebar ke seluruh pelosok di Indonesia. Pesantren yang berada di Jawa
Barat yang terkenal dengan kitab Jamul Jawami, ribuah bahkan ratusan yang
keluar menjadi alumni pesantren Al-Jawami mendirikan cabang pesantren dari
pondok pesantren Sindangsari Al-Jawami (Hasil wawancara dengan alumni Drs.
H. Abdullah Ramli, M.Pd., Februari 2018 jam 08.00 di yayasan Ar-Rahmat
Tanjungsari Cileunyi)
B. Kegiatan Pesantren Sindangsari Al-Jawami
Pondok pesantren Al-Jawami memiliki visi dan misi sebagai berikut:
“menjalani ukhuah menjalankan syari'ah”. Visi diatas Al-Jawami memeiliki
beberapa misi yaitu :
1 Menyampaikan bahwa Agama yang benar adalah Islam
2 Menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya
3 Mencetak generasi muda yang berakhlakul karimah
4 Membina umat dan menjalankan syariat
5 Mencetak generasi muda yang dipeneuhi keilmuan Agama
77
6 Mencetak generasi muda yang siap berkiprah di masyarakat dalam
menyampaikan ajaran rosul
7 Menanamkan istiqomah dalam beribadah
Visi dan misi pondok pesantren Sindangsari Al-Jawami tersebut melahirkan
kegiatan-kegiatan kepesantrenan yakni kegiatan intra pesantren dan kegiatan
ekstra pesantren, lembaga non formal dan lembaga formal dengan jadwal yang
padat di pondok pesantren Sindangsari Al-Jawami dilihat dari aktivitas para santri
yaitu mulai dari hari Minggu-Rabu, mereka mengikuti empat kali pengajian yaitu
pada waktu setelah sholat Magrib (pukul 19:00-19:50) dengan mengaji setiap
kitab seperti: Jurumiah, Safinah, Imriti, dan sulamutaufiq oleh setiap ustadz yang
sudah lama mukim di pesantren. Pengajian Isya (pukul 20:00-20:30) dengan
mengaji kitab Alfi’ah dan Muhtarol Hadist yang di langsung oleh Pimpinan
Pondok Pesantren Sindangsari Al-Jawami, Subuh (pukul 05:10-06:00) pengajian
kitab seperi im’riti dan ta’lim mutaalim, dan Ashar (pukul 16:00-17:30) pengajian
siswa MTs dan MA yang mendominasinya dengan pengajian kitab jurumiah,
ta’lim muta’alim, kitab mutamimah dan akhlal lilbanat.
Pada hari kamis adanya pengajian umum ibu-ibu dari setiap daerah
berdatangan untuk mencari ilmu di pondok pesantren Sindangsari Al-Jawami.
Pada malam Jumat terdapat program marhabaan (membaca pujian kepada Nabi
Muhammad S.A.W), Tahlil (doa), dan pengembangan diri seperti seni marawais,
seni kaligrafi, murotal (seni membaca Al-Quran), pidato, dan pentas seni pada
acara tamsilan (nama pentas seni pesantre Al-Jawami). Pada hari kamis pagi
setelah waktu shalat subuh terdapat kegiatan istighotsah (berdoa bersama). Pada
78
Hari Besar Islam (PHBI) santri dianjurkan untuk menyelenggarakan peringatan
hari besar Islam tersebut melalui beragam kegiatan seperti perlombaan keislaman
antar asrama sampai tingkat Bandung Raya dan Provinsi.
Kegiatan ekstra pondok pesantren dilaksanakan dalam organisasi intra
pondok pesantren yang dikomando oleh Dewan Santri (DESAN) dan Corp
Dakwah Santri Al-Jawami (CDSA) yang mengembangkan potensi santri dengan
mengikuti organisasi kepesantrenan tersebut. Kegiatan pondok pesantren
mengembangkan potensi dengan bermasyarakat seperti Karya Nyata Santri (KNS)
yang di laksanakan oleh CDSA serta pengembangan dan pengendalian pesantren
dalam pengajian, kenyamamana hidup di pesantren di lakukan oleh organisani
Dewan Santri (DESAN).
4.7 Gambar Pondok Pesantren Sindangsari Al-Jawami,
Sekolah Formal dan Non Formal
C. Kajian Kitab Pondok Pesantren Sindangsari Al-Jawami
Kemasyuran K.H Muhammad Sudja’i terhadap dakwah pondok pesantren
Sindangsari Al-Jawami, tidak hanya lewat dakwah bil lisan saja yang beliau
sampaikan kepada masyarakat, tetapi juga lewat karya tulisnya. Diantara karya-
79
karya tulisan yang masih dipergunakan oleh masyarakat dalam pengajian rutinan
dan oleh para santrinya, diantaranya:
1. Kitab Risalah Do’a, tulisan ini menjelaskan tentang berbagai macam do’a-
do’a penting baik itu do’a-do’anya para Nabi-nabi Allah dan manfaat dari
do’a tersebut bagi para pembaca dan mengamalkannya. Kitab tersebut
menggunakan huruf pegon dan bahasa Sunda. Dalam hal ini juga K.H.
Muhamad Sudj’ai menyampaikan penjelasannya dalam kitab itu adalah
dengan kitab yang beliau tulis bisa bermanfaat dan mendapatkan
kebahagiaaan dunia dan akhirat.
Dan juga dalam kitab ini terdapat risalah shalawat dan macam-macam
shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Dan dalam akhir kitab ini beliau
mengemukakan dua faedah, pertama barang siapa yang menginginkan
dicukupi dalam kehidupannya serta dilindungi oleh Allah SWT maka
harus mengamalkan membaca “Hasbunallah wani’malwakil” sebanyak
450 kali setelah shalat Subuh setelah shalat maghrib, kedua orang yang
saleh pasti selalu dekat dengan Allah SWT. Kitab ini dibuat pada hari
Rabu pada tanggal 18 Muharram tahun 1401 H, bertepatan pada tanggal
26 November tahun 1980 M.
2. Kitab Tarjamah Syarah Asmaul Husna dan Penjelasan Shalawat, tulisan
ini merupakan pejelasan tentang tarjamahan dan faedah Asmaul Husna
beserta penjelasan Shalawat Tafridziah dan Shalawat Madhariah dengan
bahasa Sunda dan tulisan pegon. Kitab ini dibuat pada tanggal 27 Rajab
tahun 1373, bertepatan pada bulan April tahun 1954.
80
3. Kitab Irsadul Awwam, kitab ini terdapat tujuh jilid terdiri dari tiga
pembahasan utama, yaitu Ushuluddin, Fiqh, dan Tasawuf. Dalam kitab ini
merupakan kitab yang selalu dibawa oleh beliau jika beliau berceramah,
karena kitab ini menjelasan dasar-dasar ilmu yang ada di kitab tersebut,
seperti Fiqh, Tasawuf, Akhlak, dan masalah Tauhid. Sehingga kitab
tersebut dapat mudah dimengerti oleh para mustami’. Kitab ini dibuat pada
hari Juma’at tanggal 28 Jumadil Akhir tahun 1375 Hijriah, bertepatan pada
tanggal 10 Februari tahun 1956 M.
Kitab-kitab yang dikarang oleh K.H Muhammad Sudja’i mencerminkan
adanya harapan yang sangat besar dan mendasar dalam kehidupannya untuk
menyebarkan ajaran Islam. Ajaran Islam itu tidak hanya berupa ibadah yang
bersifat ritual saja tetapi pada utamanya untuk direalisasikan dalam kehidupan
sehari-hari, sehingga kitab tersebut begitu penting bagi masyarakat sekitar yang
dibina oleh K.H Muhammad Sudja’i. Murid-muridnya tersebut selalu
menggunakan kitab dalam kegiatan pengajian ataupun ceramah-ceramah
kegamaan di masyarakat. Kajian Kitab di Pondok Pesantren Sindangsari Al-
Jawami sampai saat ini yang dikaji oleh para santri yakni; Akhlq lilbanin,
Safinatun Najah, Ta’lim Muta’alim, Tuhfatul Athfal, Ridadul Badi’ah, Jurumiyah,
Al-Muyassar, Al-Kaafi, Imriti, Mutamimah, Alfiyah ibn Malik, Dzurratun
Nashiin, Nasho’il ad-Diniyah, Riyadus Shalihin, Shofwatut Tafsir dan lain-lain.
D. Fasilitas Pondok Pesantren Al-Jawami
Pondok pesantren Al-Jawami terdiri dari masjid raya, aula pesantren,
tempat kamar mandi, asrama pesantren yang memberikan fasilatas pondok
81
pesantren Al-Jawami yang lebih nyaman. Fasilitas pesatren saat ini sangat tidak
kekurangan dalam air bersih, dahulu mencari bersih sangat sulit untuk didapatkan,
harus berkeliling terlebih dahulu ke tempat yang jauh. (Drs. H. Ridwan Apandi,
M.M Wawancara, Cileunyi, 24 Desember 2017). Masjid raya Al-Jawami tempat
para santri, kyai dan para ustadz dalam mengerjakan kewajiban beribadah shalat
berjamaah dan dipergunakan untuk pengajian umum. Peribadatan dan tempat
yang berada di pomdok pesantren Sindangsari Al-Jawami memberikan fasilatas
yang serba ada bagi para santrinya yang bermukim dan bertujuan mencari ilmu.
(Zamakhsyari Dhofier, 2012: 25). Pada Abad ke-19 kehidupan kyai telah
membangun fisik dan fasilitas pesantren Sindangsari Al-Jawami, sampai saat ini
pesantren Al-Jawami membangun dalam asrama pesantren dari mulai asrama
putra dan putri.
Yayasan Pondok Pesantren Sindangsari Al-Jawami memiliki masjid raya
tempat mengaji santri dengan pembangunan 2 lantai masjid, lantai pertama
dipergunakan tempat shalat beribadah, dan pengajian umum, sedangkan laintai
dipergunakan pengajian bagi santri berjenjang Madrasah Tsanawiyah atau
Diniyah Takmiliyah. Yayasan Sindangsari Al-Jawami, tempat berkumpul para
santri senior di masjid raya dalam merumuskan kepengurusan pesantren. Fasilita
pesantren selain dipergunakan untuk santri dalam mengaji, tetapi dipergunakan
untuk pengajian bapak/ibu-ibu di aual pesantren dan dipergunakan untuk jamah
umroh tour pondok pesantren Sindangsari Al-Jawami (Drs. H. Ridwan Apandi,
M.M Wawancara, Cileunyi, 24 Desember 2017). Pondok pesantren Sindangsari
Al-Jawami memiliki fasilitas pesantren yang baru dibangun meliputi pembangun
82
dan renovasi asrama diantaranya: asrama Al-ishlah, asrama Salafussolihin, asrama
Baitul A’la, asrama Al-Ameen, asrama As-sa’adah, dan asrama Al-Muhajirot.
Pondok pesantren Sindangsari Al-Jawami menyiapkan asrama bagi para santri
yang akan benar-benar mencari ilmu, kyai bertujuan membangun asrama
pesantren guna banyaknya peminat santri setiap tahunnya. Setiap tahun sekali
pasti para santri bergiliran, ada yang keluar pesantren dan ada santri yang baru,
saling bergantian masuk keluar pondok pesantren Sindangsari Al-Jawami. Pondok
pesantren Sindangsari Al-Jawami menyiapkan segala fasilitasnya, supaya santri
masuk ke pesantren menikmati suasana kobong dan asrama pesantren Sindangsari
Al-Jawami. Kyai dengan santri mempergunakan segala fasilitas pesantren demi
terciptanya lingkungan pesantren yang harmonis (Drs. H. Ridwan Apandi, M.M
Wawancara, Cileunyi, 24 Desember 2017).
Pondok pesantren sebagai pesantren yang menyediakan fasilitas asrama
putra dan asrama putri, dan di lengkapi dengan ruang toilet asrama serta masjid
yang di perbanyak tempat toilet, sehingga tertanam lingkungan yang nyaman.
Fasilitas kamar serba bersih yang di lestrarikan bagi santri putra dan santri putri
pesantren Sindangsari Al-Jawami dan lingkungan rumah kyai dalam penataan
kebersihan yang di lengkapi dengan multimedia internet. Pondk pesantren
Sindangsari Al-Jawami dari tahun ke tahun mengalami pembangunan dari mulai
asrama, kobong, kamar mandi, dan fasilitas lainnya. (Ujang Syamsul, S.Pd.I
Wawancara, Cileunyi, 25 Desember 2017).
Pada Tahun 2000 sampai tahun 2012 berbagai pembangunan dan fasilitas
pondok pesantren dilengkapi dengan pembangunan asrama perempuan yang
83
diberi nama asrama Al-muhajirot dan asrma As-sa’adah. Pada Tahun 2011
pembangunan asrama laki-laki yang diberi nama asrama Baitul a’la, dengan
berbagai pertimbangan area pondok pesantren Sindangsari Al-Jawami sangat bisa
dirasakan oleh kalangan santri.
Pondok Pesantren Sindangsari Al-Jawami tentu dilengkapi dengan sarana
dan prasarana penunjang proses kegiatan pesantren. Fasilitas sarana dan prasana
ini yang terdiri dari :
1) Masjid Raya Al-Jawami.
2) Kantor Dewan Santri yang dilengkapi ruang tamu, dengan 5 kamar
yang disediakan untuk pengurus.
3) Gedung asrama untuk tempat tinggal santri, dengan 20 kobong bagi
penginapan santri, dan 12 kobong dipergunakan santriawati, sehingga
total ada 32 kamar.
4) 12 Kamar Mandi.
5) Ruang Aula.
6) Perpustakaan.
7) Lapangan Badminton. (Haidir Ali, S.Pd.I Wawancara, Cileunyi, 29
Desember 2017).
84
4.8 Gambar Fasilitas Asrama Sebelum Renopasi Pondok Pesantren Al-Jawami
4.9 Gambar Fasilitas Asrama Sesudah Renopasi Pondok Pesantren Al-Jawami
5.1 Gambar Fasilitas Asrama Sesudah Renopasi Pondok Pesantren Al-Jawami
85
Tabel 1.2. Rincian Fasilitas YAPMI Al-Jawami periode 2010-2012
NO YAPMI JENIS FASILITAS JUMLAH
1 PESANTREN
Mesjid 1
Asrama Putra dan Putri 5
Rumah Pimpinan 1
Rumah Keluarga Yayasan 5
DPU (Dapur Umum) 0
Kamar Mandi 20
Kantin 1
Kantor Pengurus 0
Ruang Dewan Tahkim 2
2 MTs
Ruang Belajar (Kelas) 9
Ruang Tamu 0
Ruang Guru 2
Ruang Kepala 1
Mushola 1
Kantin 0
TV 1
Tabel 1.3. Rincian Fasilitas YAPMI Al-Jawami periode 2013-2016
NO YAPMI JENIS FASILITAS JUMALAH
1 PESANTREN
Mesjid 1
Asrama Putra dan Putri 7
Rumah Pimpinan 1
Rumah Keluarga Yayasan 5
DPU (Dapur Umum) 0
Kamar Mandi 28
Kantin 2
Kantor Pengurus 1
Ruang Dewan Tahkim 1
2 MTs
Ruang Belajar (Kelas) 10
Ruang Tamu 0
Ruang Guru 1
Ruang Kepala 1
Mushola 1
Kantin 1
TV 1
86
Tabel 1.4. Rincian Fasilitas YAPMI Al-Jawami periode 2016-2018
NO YAPMI JENIS FASILITAS JUMLAH
1 PESANTREN
Mesjid 1
Asrama Putra dan Putri 9
Rumah Pimpinan 1
Rumah Keluarga Yayasan 5
DPU (Dapur Umum) 0
Kamar Mandi 36
Kantin 2
Kantor Pengurus 2
Ruang Dewan Tahkim 1
2 MTs
Ruang Belajar (Kelas) 12
Ruang Tamu 1
Ruang Guru 1
Ruang Kepala 1
Mushola 1
Kantin 1
TV 1
Kemudian dari fasilitas diatas dirinci kembali dari masing-masing point
diatas, baik dari fasilitas Pesantren atau MTs sendiri, berikut rinciannya:
Tabel 1.5. Fasilitas Tempat Ibadah Pesantren dan MTs
No Jenis fasilitas Keterangan Jumlah
1 Masjid
o Sajadah 10 gulung
o Al-Qur’an 50
o Micropon / Salon 2
o Mimbar 1
o Majmu Syarif 20
o Jadwal khutbah 4
o Jadwal Imam 3
2 Mushola
o Sajadah 5 gulung
o Al-Qur’an 20
o Mimbar 1
o Micropon 2
o Mukena 10
o Sarung 10
87
Table 1.6. Fasilitas Asrama Putra/Putri dan Ruang Guru
No Jenis Fasilitas Keterangan Jumlah
1 Pesantren
Kamar santri putra/ i 26
Pengurus Yayasan (CDSA) 50
Jumlah Santri 200
Dewan Asatid 15
Jadwal pengajian 2
Jadwal kegiatan umum 1
Peraturan Yayasan 1
2 MTs
Kurikulum Pendidikan 1
Kelas 12
Meja guru 5
Kursi 5
Jadwal mengajar 1
Jadwal pelajaran 1
Jadwal piket 1
Ekstrakulikuler 1
Agenda kegiatan sekolah 1
Data civitas akademik 52
Data siswa MTs 600
Tabel 1.7. Rincian Fasilitas YAPMI Al-Jawami periode 2016-2018
No Jenis fasilitas Keterangan Jumlah
1 Rumah Pimpinan
Rumah 1
Dapur 1
Kamar mandi 3
Garasi 1
Mobil 3
2 Rumah Keluarga
Yayasan
Rumah 5
Dapur 5
Kamar mandi 5
Garasi 5
Mobil 5
3 Kantor Pengurus
Meja 4
Kursi 4
Kalender Akademik 2
Data pengurus 2
Data santri 2
Data wali santri 2
Computer 2
Printer 2
4 Ruang Dewan Tahkim Meja 2
88
Kursi 2
Peraturan Yayasan 1
Grafik Santri 1
Struktur Organigram 1
E. Kepemimpinan Pengurus Pesantren Al-Jawami
Perkembangan Pondok berperan sangat penting pada diri seorang kyai
yang membawa pesantren kepada perubahan zaman dan nilai-nilai agama Islam
yang tertanam pada pribadi manusia (Nurcholis Madjid, 2012 : 6). Hadirnya
pondok pesantren Sindangsari Al-Jawami berada dalam lingkungan pesantren
yang mengedepankan dakwah di lingkungan pondok pesantren. Dakwah di
lingkungan pesantren Sindangsari Al-Jawami melahirkan generasi pemimpin yang
mengendalikan pondok pesantren ke arah yang lebih baik dan maju. Sosok kyai
tercatat turun dari masa ke masa dalam pasang surutnya perkembangan dari mulai
pendiri pesantren yakni Kyai Haji Muhammad Sudja’i, di lanjutkan oleh santrinya
sebagai menantu yakni Kyai Haji Raden Totoh Abdul Fatah, dan saat ini di
pimpin oleh putra bungsunya Kyai Haji Imang Abdul Hamid (Drs. H Ridwan
Apandi, M.M, Wawancara, Cileunyi, 24 Desember 2017).
Yayasan pondok pesantren Sindangari Al-Jawami dan proses para
pemimpin pesantren menjadi berbeda-beda cara kepemimpinannya, sehingga
pesantren Al-Jawami menjadi pasangsurut atas kinerja dalam perkembangan
pesantren. Yayasan pesantren Sindangsari Al-Jawami, dalam menyiapkan segala
fasilitas di asrama pesantren menjadi leluasa untuk ditempatkan para santri. Kyai
langsung turun kelapangan, jika ada fasilitas yang harus diperbaiki seperti
memperbaiki saluran air, tidak henti-henti mempertanyakan pada fasilitas pondok
89
pesantren. Kyai merupakan faktor paling utama bagi seluruh penyelenggaraan
kepengurusan pondok pesantren semua orang bisa menilai dengan keberadaan
pesantren Al-Jawami saat ini. Kyai sumber dari hidupnya pesantren, tanpa ada
kyai pesantren akan redup dan tidak akan perkembangang. (Drs. H Ridwan
Apandi, M.M, Wawancara, Cileunyi, 24 Desember 2017).
Pada tahun 1990 aktifitas kepemimpinan dan kepengursan diserahkan
kepada seorang santri yang sudah lama mukim di pondok pesantren dalam
membantu kepemimpinan pondok pesantren Sindangsari Al-Jawami.
Kepemimpinan pondok pesantren dari mulai Kyai Haji Muhammad Sudja’ai
sampai putranya Kyai Haji Imang Abdul Hamid tidak luput dari para pengurus
santri yang membantu mengurus pondok pesantren oleh para santrinya sendiri.
(Drs. H Ridwan Apandi, M.M, Wawancara, Cileunyi, 24 Desember 2017).
Pengurusan para santri lengkap dengan struktur organisasinya dari mulai
pelindung, penasihat, pembina, ketua umum, sekretaris umum, bendahara dan
ketua bidang yang saling mempunyai kinerja dalam mengurusa pondok
pesamtrem (Drs. H Ridwan Apandi, M.M, Wawancara, Cileunyi, 24 Desember
2017). Pada mulai tahun 1990 sampai tahun 2018 saat ini, kepengurusan pondok
pesantren Sindangsari Al-Jawami juga sebagai penangungjawab kegiatan yang
melibatkan bersama kyai dengan santri, dalam mengatasi persoalan serta
permasalahan yang berada di dalam dan di luar nama pondok pesantren
Sindangsari Al-Jawami. masih dilaksanakan setiap tahunnya (Drs. H Ridwan
Apandi, M.M, Wawancara, Cileunyi, 24 Desember 2017).
90
Adapun susunan kepengurusan yayasan pondok pesantren Sindangsari Al-
Jawami sebagai berikut:
Struktur Kepengurusan yayasan Pondok Pesantren sindangsari Al-Jawami
tahun 2014-2017
Pelindung : K.H. Imang Abdul Hamid
Penasihan : IPDA Iyus Ali Yusuf S.H
Drs. H. Ridwan Afandi, M.M
Ustadz Hilman Farouq, S.Pd.I
Ketua : Ustadz. Ayi Muammar, S.Si
Sekretaris : Resi, S.Sos
Bendahara : Ambu Ratna
Anggota : Zaky Salma Raliby, Amd.
Gilang Ibnu Suja’, S.Sy
5.2 Pimpinan Pondok Pesantren Al-Jawami K.H. Imang Abdul Hamid
F. Tenaga Pengajar Pondok Pesantren Sindangsari Al-Jawami
Keberhasilan proses pengajaran di suatu lembaga tidak terlepas dari peran
para pengajar. Tenaga pengajar di pondok pesantren Sindangsari Al-Jawami ialah
91
pimpinan pondok pesantren beserta santri senior yang telah ditunjuk oleh sang
kyai untuk mengajar.
Saat ini pimpinan pondok pesantren Al-Jawami ialah K.H. Imang Abdul
Hamid, beliau adalah anak bungsu dari pendiri pondok pesantren ini. Beliau
sangan berkompeten dalam mengajarkan ilmu-ilmu agama Islam. Kompetensi
yang beliau miliki sekarang, ialah hasil dari pendidikan yang diberikan sang ayah.
Di samping ilmu agama, beliau juga sangat mahir berbahasa Inggris dan pernah
tinggal di Australia selama beberapa tahun (Haidir Ali, S.Pd.I, Wawancara,
Cileunyi, 28 Desember 2017).
Tenaga pengajar di Pondok Pesantren Sindangari Al-Jawami yakni 15 orang
para pengajar, dengan rincian: ada yang merangkap sebagai pengajar di luar
pondok pesantren, agar bisa berpengalaman dan di amalkan di pesantren
Sindangsari Al-Jawami, adapun para tenaga pengajar pesantren dari pulai pendiri
sampai para ustadz sebagai berikut :
1 K.H. Imang Abdul Hamid
2 Drs. H.Ridwan Apandi, M.M
3 Ust. Hilman farouq, S.Pd.I
4 Ust. Ayi Muamar, S.S
5 Ust. Rifki Lukmanul H., S.Kom.I
6 Ust. Muhammad Munir, S.Kom.I
7 Ust. Agus Zamaludin, S.Ant
8 Ust. Anjar M. Rahman,S.Hum
9 Ust. Cecep Sumarna. S.Si
92
10 Ust. Muhammad Rajib, S.H
11 Ust. Fahrurozi, S.Pd
G. Santri Sindangsari Al-Jawami
Unsur utama dalam sebuah Lembaga pesantren ialah peserta didik, yang
dalam dunia pesantren disebut sebagai santri. Santri pondok pesantren Al-Jawami
juga mempunyai alamat tempat yang berbeda dari mulai pulau Sumatera sampai
papua, beraneka bahasa dan suku budaya. Santri Al-Jawami terdiri dari siswa
yang bersekolah di MTs Al-Jawami, MA Al-Jawami, atau sekolah-sekolah lain
yang berada di sekitar Cileunyi, terdiri dari mahasiswa yang kuliah di STAI Al-
Jawami, UIN Sunan Gunung Djati, Universitas Padjajaran, atau Perguruan Tinggi
lainnya.
Perkembangan pondok pesantren dalam suatu sumber daya manusia,
yang berjumlah santri putra maupun putri yang berada di pesantren Sindangsari
Al-Jawami. Para santri ada yang sekolah maupun kuliah hanya fokus menetap di
Pondok pesantren Sindangsari Al-Jawami. Pada tahun 1990 sumber daya santri
dengan status menetap, diantaranya ada sekitar 100 orang dari jumlah
keseluruhan. Pada sekitar tahun 1992 sampai, santri bertambah yang statusnya
berdiam diri di pesantren Sindangsari Al-Jawami terus meningkat hingga
mencapai ratusan bahkan ribuan.
Santri pesantren dari setiap tahun bertambah jumlah yang menetap di
pesantren Sindangari Al-Jawami digambarkan pada lampiran mulai tahun 2010
sampai sekarang. Santri dalam menetap atau menginap di dalam pesantren
93
Sindangari Al-Jawami dengan jumlah banyak, bahkan ribuan sesuai lampiran
data santri pondok pesantren Sindangsari Al-Jawami.
Santri pesantren Sindangsari Al-Jawami dengan berbagai usia dari mulai
usia 13-30 tahun dengan jenis laki-laki dan perempuan, dan status pekerjaan yang
berbeda-beda. Santri berbeda daerah, yang didominasi daerah dari daerah Jawa
Barat yakni; santri yang berasal dari kota/kabupaten, luar provinsi, dan perbatan
pulau jalur pulau Jawa dan Sumatera yang di mulai dari kota Bandung,
Kabupaten Bandung, Sumedang, Subang, Purwakarta, Karawang, Cianjur,
Sukabumi, Bogor, Garut, Kuningan, Tasikmalaya, sedangkan yang dari luar Jawa
seperti Surabaya, Palembang, Jawa Timur, Jambi, Maluku, Sulawesi dan kota-
kota lainnya.
Santri pondok pesantren Sindangsari Al-Jawami, selain berasal dari daerah
dan kota/kabupaten atau daerah pelosok, santri ada yang bekerja di pesantren
dengan status menjadi tenaga pengajar, seperti guru, dosen bahkan ada yang
menjadi dokter gigi, seta bekerja sampingan sebagai karyawan perusahaan seperti
karyawan telkom, yang berada di walayah Bandung dan sekitarnya. Santri
menggemari dunia kerja dan dunia pesantren dalam mengembangkan potensinya
dalam segala aspek kehidupan, baik di dalam pesantren maupun di luar pondok
pesantren Sindangsari Al-Jawami.
Santri bermacam karakter dan bermacam bahasa, kebiasaan santri ada
yang berbahasa dengan bahasa jawa, sedangkan daerah bandung kebiaasan
pesantren menggunaka bahasa sunda. Santri yang berasala dari bekasi terkadang
tidak bisa memahami dengan bahasa sunda, santri yang paham dengan bahasa
94
selalu diberikan pengarahan dengan memberikan arahan dan bimbingan. Santri
yang sudah mahir dengan bahasa sehari-hari otomatis langsung akrab dengan
santri yang lain. Kegiatan santri, selain dengan berkumpul, ada juga santri berlatih
dengan memperlancar bahasan sesuai dengan bahasa keseharian yang berada di
pondok pesantren. Bahasa yang berada dikalangan santri, seperti bahasa nasional,
bahasa Sunda, bahasa Jawa, ada bahasa Minang atau Melayu.
Kebiasaan pesantren Sindangsari Al-Jawami dalam kegiatan pengajian,
santri sntri seutuhnya belajar dalam pengajian menggunakan bahasa Indonesia,
yang di arahkan oleh kyai, tetapi ada pengajian biasa yang diajarkan oleh para
santri senior terhadap pengajian seperti pengajian magrib dan pengajian waktu
subuh. Mereka yang belum paham dengan bahasa Sunda, mereka menyesuaikan
dengan kondisi yang sudah ada di pondok pesantren.