bab iv hasil pengembangan a. deskripsi hasil proses ...repository.unj.ac.id/62/10/11. d bab...
TRANSCRIPT
108
BAB IV
HASIL PENGEMBANGAN
A. Deskripsi Hasil Proses Pengembangan
1. Tahap Perencanaan
a. Profil Peserta Didik
Kegiatan analisis karakteristik peserta didik dilakukan untuk
mendapatkan informasi awal mengenai profil calon pengguna modul
hypermedia ini, yaitu para peserta diklat Tenaga Perawatan Jalan
Rel, Jembatan dan KPJR Tingkat Pelaksana. Analisis ini juga
dilaksanakan dengan tujuan agar modul hypermedia yang
dikembangkan sesuai dengan karakteristik penggunanya. Dari
wawancara yang dilakukan oleh pengembang, didapatkan profil
peserta didik sebagai berikut:
1) Faktor Demografi
Sesuai dengan tingkatannya, peserta diklat Tenaga
Perawatan Jalan Rel, Jembatan dan KPJR Tingkat Pelaksana
merupakan peserta diklat yang berusia 20 sampai dengan 40
tahun yang mayoritas berkarakter sebagai digital native yang
dapat dikatakan dari lahir mereka sudah lekat dengan teknologi
dan berdampak pula terhadap gaya belajarnya yakni terbiasa
dengan perangkat digital, cepat beralih, multitasking, menyukai
109
hal yang instan, dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.
Sehingga media yang dikembangkan menerapkan aspek
teknologi digital yang merupakan salah satu ciri dari abad 21
dengan memanfaatkan dunia maya dalam proses pembelajaran,
dalam hal ini pengembang menggunakan pendekatan
hypermedia. Dengan demikian, penggunaan hypermedia dapat
mengakomodir kebutuhan gaya belajar digital native.
Secara perekonomian, tingkat ekonomi peserta diklat
Tenaga Perawatan Jalan Rel, Jembatan dan KPJR Tingkat
Pelaksana tergolong menengah keatas yang mayoritas
menggunakan kemajuan teknologi dan informasi berupa
Smartphone yang terkoneksi dengan jaringan internet dalam
mencari informasi sehingga pengembang menentukan
penambahan media yang memerlukan perangkat lain berupa
Smartphone dalam penggunaan modul.
2) Faktor Motivasi
Adapun motivasi peserta diklat dalam menggunakan
modul yaitu karena memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan
keterampilan dan kompetensinya dalam melaksanakan
perawatan jalan rel kereta api. Kemudian untuk meningkatkan
motivasi peserta diklat dalam mempelajari materi tersebut,
pengembang juga memperhatikan kebutuhan dalam penyajian
110
materi. Materi yang disampaikan disertai dengan illustrasi yang
dibuat secara detail untuk memperjelas materi yang disampaikan
dan dibuat lebih berwarna agar lebih menarik untuk dibaca.
Selain itu, pengembang juga memperhatikan unsur-unsur visual
lainnya seperti layout, warna, bahasa yang digunakan serta
variasi teks dalam menyampaikan materi. Selain itu pengembang
menggunakan pendekatan hypermedia sebagai media interaktif
dalam menggunakan modul.
3) Faktor Belajar
Calon pengguna media yang akan dikembangkan merupakan
peserta diklat yang berusia 20 sampai 40 tahun yang mayoritas
memiliki karakeristik sebagai digital native yang dapat dikatakan
dari lahir mereka sudah lekat dengan teknologi dan berdampak
pula terhadap gaya belajarnya yakni terbiasa dengan perangkat
digital, cepat beralih, multitasking, menyukai hal yang instan, dan
memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Sehingga media yang
dikembangkan menerapkan aspek teknologi digital yang
merupakan salah satu ciri dari abad 21 dengan memanfaatkan
dunia maya dalam proses pembelajaran, dalam hal ini
pengembang menggunakan pendekatan hypermedia.
111
4) Faktor Latar Belakang Studi
Adapun latar belakang studi peserta diklat sangat
beragam dan hanya sedikit yang benar-benar mendalami
tentang modul. Meskipun mereka memiliki pengetahuan yang
minim tentang modul, mayoritas mengatakan bahwa mereka
tertarik untuk menggunakan modul dalam proses pembelajaran.
5) Faktor Sumber Belajar
Dari segi fasilitas dan akses terhadap sumber belajar yang
ada sangat mempuni, karena lingkungan lembaga diklat yang
memiliki banyak sumber belajar seperti halnya perpustakaan, e-
learning, komputer dengan jaringan internet, ruang praktek untuk
melaksanakan simulasi pekerjaan, dsb.
Namun dalam proses pembelajaran peserta diklat hanya
memanfaatkan handout berupa ppt yang berisikan materi yang
disampaikan oleh instruktur. Sumber belajar yang ada tersebut
belum dapat menunjang pembelajaran secara maksimal karena
belum adanya alat evaluasi untuk mengukur tingkat keberhasilan
peserta diklat dalam mempelajari materi yang disampaikan.
Untuk itu dibutuhkan sumber belajar yang tidak hanya dapat
dijadikan acuan untuk mempelajari materi yang disampaikan
akan tetapi juga sebagai alat evaluasi.
112
b. Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Adapun tujuan pembelajaran dirumuskan berdasarkan kurikulum
dan silabus yang berlaku di lembaga diklat yang bersangkutan, yaitu:
Tujuan Pembelajaran Umum:
Setelah mempelajari Modul Metode Perawatan Jalan Rel
(Perawatan Material) ini, Anda diharapkan mampu menerapkan
metode perawatan jalan rel dengan skor minimal 80%.
Tujuan Pembelajaran Khusus:
1. Mensimulasikan proses perawatan bantalan kayu, bantalan besi
dan bantalan beton
2. Mensimulasikan proses perawatan sambungan
3. Mensimulasikan proses perawatan rel
4. Mensimulasikan proses perawatan alat penambat
5. Mensimulasikan proses perawatan balas
c. Menyusun Garis Besar Isi
Pada tahap ini pengembang mengacu pada kurikulum dan
silabus Metode Perawatan Jalan Rel (Perawatan Material), tujuan
pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya, serta bantuan dari
instruktur diklat dan dosen ekspert review yang telah melakukan
ujicoba pada produk yang dikembangkan. (Garis besar isi terlampir
pada halaman 102).
113
d. Menentukan Media
Berdasarkan hasil pertimbangan yang dilakukan berdasarkan
analisis yang dilakukan sebelumnya yaitu mulai dari profil peserta
didik, rumusan tujuan pembelajaran, dan garis besar isi materi maka
dipilihlah modul yang dianggap sesuai untuk dikembangkan dalam
menunjang aktivitas pembelajaran.
Selain itu, berdasarkan hasil masukan pada saat diskusi dengan
dosen pembimbing, pengembang disarankan untuk membuat modul
yang bersifat interaktif seperti menambahkan konten hypermedia
dengan penambahan beberapa media pendukung lainnya berupa
video dan teks untuk memperjelas materi yang disampaikan serta
bertujuan untuk memperkaya pengetahuan peserta diklat dalam
menggunakan modul. Pendekatan hypermedia sangat cocok
digunakan untuk peserta diklat yang mayoritas berkarakteristik
sebagai digital native, sehingga media yang dikembangkan
menerapkan aspek teknologi digital yang merupakan salah satu ciri
dari abad 21 dengan memanfaatkan dunia maya dalam proses
pembelajaran.
e. Merencanakan Pendukung Belajar
Adapun pendukung belajar yang direncanakan oleh
pengembang yang dapat membantu para peserta diklat dalam
114
mempelajari materi yang disajikan dalam modul adalah instruktur
sebagai fasilitator.
f. Mempertimbangkan Bahan Ajar Yang Sudah Ada
Hasil analisis yang dilakukan pada handout dan diktat yang
digunakan sebagai bahan ajar untuk mempelajari materi metode
perawatan jalan rel (perawatan material), antara lain:
1) Belum tersedianya alat evaluasi pada bahan ajar tersebut
2) Pada bahan ajar illustrasi yang diberikan kurang memberikan
warna yang mendukung untuk memperjelas visual yang
disajikan.
3) Kemudian font yang digunakan untuk menjelaskan illustrasi yang
disampaikan terlalu kecil, sehingga dari segi keterbacaannya
kurang jelas.
Selain itu, pengembang juga menganalisis illustrasi yang terkait
dengan materi yang disampaikan melalui internet. Dari analisis
tersebut, pengembang kemudian meredesain illustrasi dengan
memberikan warna yang sesuai dengan visual aslinya.
2. Tahap Persiapan Penulisan
a. Mempertimbangkan Sumber Daya dan Hambatannya
Pada tahap ini, sumber daya yang digunakan dalam
pengembangan ini adalah sumber pustaka dan sumber daya
115
manusia. Adapun sumber pustaka yang digunakan yaitu berupa
silabus, handout ppt, dan diktat. Sedangkan sumber daya manusia
yang menjadi narasumber dalam mengembangkan modul ini adalah
instruktur diklat yang memahami materi metode perawatan jalan rel
(perawatan material) serta sebagai ahli materi dalam
pengembangan ini.
b. Mengurutkan Ide
Pada tahap ini pengembang mengurutkan ide dan garis besar isi
modul yang telah dibuat sebelumnya. (Jabaran garis besar isi
terlampir pada halaman 102).
Gambar 4.1 Peta Kompetensi
116
c. Mengembangkan Aktivitas dan Umpan Balik
Pada tahap ini, peserta diklat saat menggunakan modul akan
membaca isi materi pada modul, menggunakan link barcode yang
telah disediakan untuk memperkaya pengetahuan, mengerjakan
latihan, dan menyelesaikan tes yang diberikan. Jika peserta diklat
mengalami kesulitan, peserta diklat dapat bertanya kepada
instruktur sebagai fasilitator dan mengontrol perkembangan peserta
diklat serta membantu peserta diklat dalam mencapai tujuan
pembelajaran.
Umpan balik setelah peserta diklat mengerjakan latihan langsung
diberikan kepada instruktur, sedangkan umpan balik setelah peserta
diklat menyelesaikan tes formatif diberikan langsung pada bagian
petunjuk penggunaan modul. Nilai 80 merupakan standar nilai yang
harus dicapai oleh peserta diklat agar dapat melanjutkan kemateri
berikutnya. Jika belum terpenuhi syarat tersebut, maka peserta diklat
diminta untuk mengulangi materi yang belum tuntas dalam
pencapaian standar nilainya.
117
118
Gambar 4.2 Contoh Isi Materi, Link Barcode,
Latihan dan Umpan Balik pada Modul
119
d. Menetukan Contoh-contoh Terkait
Pada tahapan ini, contoh yang diberikan berupa illustrasi gambar
yang dibuat secara manual. Illustrasi yang disajikan familiar dengan
alat kerja dan benda-benda yang terkait dengan pekerjaannya pada
saat dilapangan. Selain itu terdapat juga video dan teks untuk
menambah wawasan pengetahuan yang dapat diakses melalui link
barcode yang telah disajikan.
120
121
Gambar 4.3 Ilustrasi, Video dan Teks yang Digunakan pada Modul
122
e. Menentukan Grafis
Pada tahap ini, grafis yang dikembangkan berupa illustrasi
gambar sebagai contoh pendukung yang sesuai dengan materi yang
disampaikan serta ikon sebagai petunjuk belajar. Selain itu, tata
letak teks dan grafis yang digunakan juga disesuaikan dengan
prinsip desain pesan agar tidak mengganggu aspek
keterbacaannya.
Gambar 4.4 Ikon yang Digunakan pada Modul
f. Menentukan Peralatan Yang Dibutuhkan
Sesuai dengan peralatan yang dimiliki oleh pengembang,
adapun peralatan yang digunakan dalam proses pengembangan
123
produk yaitu komputer dengan processor Intel Core dan sistem
operasi windows 7. Untuk mengolah grafis yang terdiri dari desain
cover dan layout serta gambar illustrasi pengembang menggunakan
Adobe Illustrator CC 2017. Kemudian dalam mengolah teks,
pengembang membuat teks dengan menggunakan Ms. Office Word
2016. Setelah teks, illustrasi gambar serta grafis lainnya telah
selesai, kemudian digabungkan dengan Adobe Illustrator CC 2017.
g. Merumuskan Bentuk Fisik
Pada tahap ini, adapun bentuk fisik modul antara lain:
1) Pengemasan modul dalam bentuk buku cetak yang dijilid dengan
menggunakan lem panas
2) Isi buku dicetak dikertas Art Paper 120 gram, cover buku dicetak
pada kertas Art Cartoon 260 gram dengan laminating doft
3) Ukuran modul dibuat dengan kertas B5 (18,2 cm x 25,7 cm) dan
dicetak dengan menggunakan digital printing agar warna yang
dihasilkan lebih baik
4) Orientasi modul menggunakan format portrait agar pengguna
lebih mudah dalam menggunakan buku
5) Ukuran margins atas, bawah dan bagian dalam
6) Illustrasi diletakan dekat dengan konsep yang dijelaskan dalam
modul
124
7) Jenis font yang digunakan pada setiap judul, sub judul dan
komponen modul lainnya menggunakan font Maxwell Bold
dengan ukuran 14 – 24 pt. Sedangkan dalam menjelaskan materi
pada modul menggunakan jenis font Calibri dengan ukuran 12
pt.
3. Tahap Penulisan dan Penyuntingan
a. Memulai Membuat Draft
Pada tahap ini, pengembang membuat draft berdasarkan garis
besar isi modul dan jabaran isi materi modul yang telah dirancang
pada dua tahapan sebelumnya. Kemudian, sistematika modul ini
juga mengalami beberapa kali perubahan setelah mendapatkan
masukan dari expert review. Adapun sistematika modul yang
dikembangkan adalah sebagai berikut:
1) Sampul Depan
2) Halaman Prancis
3) Tim Penyusun
4) Pengantar (Latar belakang penulisan modul, Isi modul, dan
Ucapan terima kasih)
5) Daftar Isi
6) Pendahuluan (Tujuan pembelajaran, Peta konsep, Struktur isi
modul, Petunjuk penggunaan modul, Petunjuk penilaian evaluasi
modul)
125
7) Kegiatan belajar yang terdiri dari lima unit materi pembelajaran
8) Kunci Jawaban
9) Glosarium
10) Daftar Pustaka
b. Melengkapi dan Menyunting Draft Pertama
Setelah menyelesaikan draft, pengembang memasukan materi
berupa teks, illustrasi gambar serta pendukung grafis lainnya yang
telah dibuat sebelumnya. Kesemuanya diatur tata letaknya dengan
tujuan agar modul terlihat lebih menarik. Pada tahap ini,
penyuntingan penulisan dan editing desain dilakukan oleh
pengembang berdasarkan bimbingan dan masukan dari ahli materi
dan dosen pembimbing.
Gambar 4.5 Materi yang ditulis pada Ms. Office Word
126
Gambar 4.6 Desain Cover dan Layout Modul
127
Gambar 4.7 Penggabungan Teks, Illustrasi serta Grafis lainnya
128
c. Menulis Assesment Belajar
Evaluasi yang dikembangkan adalah berupa latihan dan tes
formatif yang disajikan pada setiap unit kegiatan belajar.
Gambar 4.8 Latihan dan Tes Formatif pada Modul
129
d. Mengujicoba dan Memperbaiki Isi Materi Pembelajaran
Ujicoba dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu expert review,
face to face, small group, dan field test. Pada tahap ujicoba expert
review, pengembang mendapat masukan dari beberapa ahli. Berikut
ini merupakan masukan dari para expert review saat mereview
Modul Metode Perawatan Jalan Rel (Perawatan Material) beserta
tindakan revisi yang dilakukan oleh pengembang.
1) Review Ahli Media oleh Bapak Cecep Kustandi, M.pd
Tabel 4.1 Review Ahli Media Pembelajaran
No Masukan Tindakan Perbaikan
1
Pada setiap unit tujuan
pembelajaran, gunakan
rumusan tujuan yang
operasional (ABCD)
Memperbaiki setiap unit tujuan
pembelajaran dengan
menggunakan rumusan tujuan
operasional “Degree”
2 Tambahkan referensi
glosarium
Menambahkan daftar istilah
berdasarkan isi materi modul
3
Deskripsi modul pada cover
belakang terlalu kecil ukuran
fontnya
Memperbaiki ukuran font
dengan menambahkan
ukurannya sesuai dengan
tingkat keterbacaan
130
2) Review Ahli Materi oleh Bapak Suryo Sularso
Tabel 4.2 Review Ahli Materi Pembelajaran
No Masukan Tindakan Perbaikan
1
Sesuaikan isi materi dengan
standar kompetensi
Melakukan kegiatan diskusi
dengan ahli materi untuk
memperbaiki isi materi agar
sesuai dengan standar
kompetensi
2 Dalam penggunaan kalimat,
ada beberapa kata yang salah
Memperbaiki kata yang salah
3) Review Ahli Desain Pembelajaran oleh Ibu Suprayekti, M.Pd
Tabel 4.3 Review Ahli Desain Pembelajaran
No Masukan Tindakan Perbaikan
1
Rumusan tujuan pembelajaran
berbeda antara bagian
petunjuk belajar dengan
deskripsi tiap unit
Memperbaiki rumusan tujuan
pembelajaran dengan
menyesuaikan deskripsi setiap
unit
2 Sebaiknya tidak menggunakan
kata “dan” untuk merumuskan
tujuan pembelajaran khusus
Menghilangkan kata “dan”
dalam merumuskan tujuan
pembelajaran khusus
Beberapa kelebihan yang terdapat pada produk yang
dikembangkan ini, yaitu:
1) Struktur modul yang disajikan sudah hampir lengkap sehingga dapat
mempermudah peserta diklat dalam mempelajari modul ini
131
2) Penggunaan QR Codes sebagai media pendukung dalam
memperjelas konsep yang disampaikan dilakukan supaya pengguna
dapat melihat secara langsung ke tautan, terhindar dari salah ketik
dalam mengetik alamat situs
3) Penyajian isi materi yang dibuat chuks bertujuan untuk
mempermudah proses belajar mandiri oleh pengguna dalam
menggunakan modul hypermedia ini
4) Pemilihan warna pada modul baik sesuai dengan sasaran sehingga
menarik untuk dibaca oleh para peserta diklat
5) Modul didukung oleh desain, illustrasi dan grafis yang sesuai dengan
pengguna sehingga dapat membuat peserta diklat tertarik untuk
menggunakannya
6) Ukuran modul yang tidak terlalu besar sehingga mempermudah
peserta diklat untuk dibawa dan mempelajarinya dimana saja
Selain memiliki kelebihan, modul ini juga mempunyai kekurangan
yaitu pada tes evaluasi formatif soal PG yang dibuat tidak berbentuk
soal kasus praktek.
B. Hasil Uji Coba
1. Expert Review
Pada tahap ini, uji coba dilakukan oleh seorang ahli materi
pembelajaran, media pembelajaran, dan desain pembelajaran. Uji
132
coba ahli materi pembelajaran dilakukan pada tanggal 04 Januari
2019, uji coba ahli media pembelajaran dilakukan pada tanggal 16
Januari 2019, dan uji coba ahli desain pembelajaran dilakukan pada
tanggal 21 Januari 2019. Dari hasil uji coba tersebut, diperoleh data
sebagai berikut:
Tabel 4.4 Skor Penilaian Ahli Materi Pembelajaran
No Aspek Skor Ahli Rata-rata
1 Tujuan
4 3,50
2 3
3
Materi
3
3,75 4 4
5 4
6 4
7 Evaluasi
4 3,50
8 3
Rata-rata Keseluruhan 3.60
Berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan kepada ahli materi yaitu
Bapak Suryo Sularso, diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,60. Hasil uji
coba tersebut menunjukkan bahwa kualitas produk dari segi materi
pembelajaran dapat dikatakan sangat baik.
133
Tabel 4.5 Skor Penilaian Ahli Media Pembelajaran
No Aspek Skor Ahli Rata-rata
1
Bahasa
3
3,50
2 4
3 3
4 4
5 4
6 3
7 Tampilan
4 4
8 4
9
Illustrasi
3
3,50
10 4
11 4
12 3
13 4
14 4
15 3
16 3
17
Tipografi
4
3,40
18 4
19 3
20 3
21 3
22
Warna
4
4 23 4
24 4
25 Produksi 4 4
134
26 4
27 4
Rata-rata Keseluruhan 3,73
Berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan kepada ahli media yaitu
Bapak Bapak Cecep Kustandi, M.pd, diperoleh nilai rata-rata sebesar
3,73. Hasil uji coba tersebut menunjukkan bahwa kualitas produk dari
segi media pembelajaran dapat dikatakan sangat baik.
Tabel 4.6 Skor Penilaian Ahli Desain Pembelajaran
No Aspek Skor Ahli Rata-rata
1 Tujuan 3 3
2 Komponen Bahan Ajar 3 3
3
Materi
3
3 4 3
5 3
6
Evaluasi
3
3 7 3
8 3
9 3
Rata-rata Keseluruhan 3
Berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan kepada ahli materi yaitu
Ibu Suprayekti, M.Pd, diperoleh nilai rata-rata sebesar 3. Hasil uji coba
tersebut menunjukkan bahwa kualitas produk dari segi desain
pembelajaran dapat dikatakan baik.
135
Untuk itu hasil rata-rata uji coba para ahli secara keseluruhan
terhadap kualitas modul yang dikembangkan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.7 Hasil Rekapitulasi Expert Review
Responden Nilai Rata-rata
Ahli Materi Pembelajaran 3,60
Ahli Media Pembelajaran 3,73
Ahli Desain Pembelajaran 3
Rata-rata Keseluruhan 3,44
Setelah didapat nilai dari hasil rata-rata, untuk menafsirkan data
kuantitatif menjadi kualitatif, maka digunakan acuan sebagai berikut:
3,26 s/d 4,0 adalah sangat baik
2,51 s/d 3,25 adalah baik
1,76 s/d 2,50 adalah cukup baik
1,0 s/d 1,75 adalah kurang baik
Berdasarkan perhitungan serta acuan penilaian diatas, maka
nilai rata-rata keseluruhan yang dicapai adalah 3,44. Dari nilai rata-rata
keseluruhan yang didapat memperlihatkan bahwa Modul Metode
Perawatan Jalan Rel (Perawatan Material) ini memiliki kualitas yang
dapat dikatakan sangat baik. Modul Metode Perawatan Jalan Rel
(Perawatan Material) yang dikembangkan telah memiliki kualitas yang
136
baik dalam aspek materi maupun aspek media. Namun berdasarkan
masukan dari ahli dapat disimpulkan bahwa Modul Metode Perawatan
Jalan Rel (Perawatan Material) ini masih perlu diperbaiki pada tes
evaluasi formatif berupa soal PG yang dibuat dalam bentuk soal kasus
praktek.
2. Face to Face
Pada tahap ini, uji coba dilakukan pada tiga orang peserta diklat
Tenaga Perawatan Jalan Rel, Jembatan dan KPJR Tingkat Dasar di
Balai Pelatihan Teknik Perkeretaapian Sofyan Hadi yang
karakteristiknya telah sesuai dengan sasaran penelitian
pengembang. Sasaran yang dituju masing-masing memilki tingkat
pengetahuan yang berbeda. Berdasarkan Uji coba yang dilakukan
pada tahap face to face ini menghasilkan data sebagai berikut:
Tabel 4.8 Skor Penilaian Face to Face
No Aspek Responden Rata-rata per
Aspek 1 2 3
1 Materi
3 3 3 3,30
2 4 4 3
3 Bahasa
4 4 4 3,80
4 4 4 3
5
Tampilan
4 4 4
3,90 6 4 3 4
7 4 4 4
137
8 Tipografi
4 4 3 3,70
9 4 4 3
10 Illustrasi
3 4 4 3,83
11 4 4 4
12
Warna
4 3 4
3,70 13 3 3 4
14 4 4 4
15 Produksi 4 4 4 4
Rata-rata 3,8 3,73 3,7 3,74
Rata-rata Keseluruhan 3,74 3,74
Berdasarkan data tersebut menghasilkan rekapitulasi sebagai
berikut:
Tabel 4.9 Hasil Rekapitulasi Face to Face
Responden Nilai Rata-rata
Faisal Rachmad 3,80
Afif Zuhdi 3,73
Muhammad Arikusuma 3,70
Rata-rata Keseluruhan 3,74
Dari lima belas pernyataan yang dikemukakan saat uji coba
terhadap tiga orang pengguna, didapatkan nilai rata-rata sebesar 3,74.
Hal ini memperlihatkan bahwa Modul Metode Perawatan Jalan Rel
(Perawatan Material) ini sangat baik menurut sudut pandang
pengguna. Adapun saran yang diperoleh pada saat uji coba face to face
138
tryout yaitu terdapat beberapa penggunaan kata yang salah pada
kalimat yang dijabarkan.
3. Small Group
Pada tahap ini uji coba dilakukan pada tujuh orang peserta diklat
Tenaga Perawatan Jalan Rel, Jembatan dan KPJR Tingkat Dasar di
Balai Pelatihan Teknik Perkeretaapian Sofyan Hadi yang
karakteristiknya telah sesuai dengan sasaran penelitian
pengembang. Berdasarkan Uji coba yang dilakukan pada tahap
small group ini menghasilkan data sebagai berikut:
Tabel 4.10 Skor Penilaian Small Group
No Aspek
Responden Rata-rata
per
Aspek 1 2 3 4 5 6 7
1 Materi
4 3 3 3 4 3 3 3,64
2 4 4 4 4 4 4 4
3 Bahasa
4 3 3 4 4 4 4 3,50
4 4 3 3 3 4 3 3
5
Tampilan
4 4 4 4 4 4 4
3,90 6 4 4 4 3 4 4 4
7 4 4 4 3 4 4 4
8 Tipografi
4 4 3 4 4 3 4 3,65
9 4 4 4 3 4 3 3
10 Illustrasi
4 4 4 4 4 4 3 3,92
11 4 4 4 4 4 4 4
12 Warna 4 3 4 4 4 4 4 3,85
139
13 4 4 4 4 4 3 4
14 4 3 4 4 4 4 4
15 Produksi 4 4 4 3 4 4 3 3,71
Rata-rata 4 3,67 3,73 3,60 4 3,67 3,67 3,74
Rata-rata
Keseluruhan 3,77 3,74
Berdasarkan data tersebut menghasilkan rekapitulasi sebagai
berikut:
Tabel 4.11 Hasil Rekapitulasi Small Group
Responden Nilai Rata-rata
Abriansyah Oktapratama 4
Akhmad Nurwakhid 3,67
Rizky Alfajril 3,73
Daniel 3,60
Lintang Anugrah 4
Prabowo 3,67
Gaguk Prasojo 3,67
Rata-rata Keseluruhan 3,77
Dari hasil small group dapat dikatakan bahwa Modul Metode
Perawatan Jalan Rel (Perawatan Material) ini dapat dikatakan sangat
baik dengan rata-rata nilai 3,77.
140
4. Field Test
Setelah dilakukan revisi pada modul, kemudian modul kembali
diujicobakan pada tahap field test. Uji coba ini melibatkan dua puluh
orang peserta diklat Tenaga Perawatan Jalan Rel, Jembatan dan
KPJR Tingkat Dasar di Balai Pelatihan Teknik Perkeretaapian
Sofyan Hadi. Dalam uji coba ini, pengembang memberikan 10 soal
berupa pilihan ganda untuk menilai ketercapaian peserta diklat
dalam memahami materi metode perawatan jalan rel. Untuk melihat
hasil ketercapaian peserta diklat yang telah diperoleh pada saat uji
coba field test dapat dilihat pada form lampiran.
Tabel 4.12 Hasil Rekapitulasi Field Test (Pre Test dan Post Test)
Tahap Nilai Prosentase
Pre Test 45%
Post Test 85%
Peningkatan 45%
Dari hasil uji coba ini, dapat dilihat bahwa nilai prosentase rata-
rata mengalami peningkatan pada tahap pretest sebelum menggunakan
modul dengan tahap posttest setelah menggunakan modul Metode
Perawatan Jalan Rel (Perawatan Material) yang dikembangkan.
Berdasarkan data hasil perhitungan tersebut, terlihat sebanyak
17 dari 20 orang peserta diklat yang memperoleh skor diatas KKM (80),
141
adapun peningkatan prosentase nilai rata-rata yang diperoleh peserta
diklat yaitu sebanyak 45%. Berdasarkan hasil tersebut, dapat
disimpulkan bahwa kemampuan pemahaman peserta diklat setelah
belajar menggunakan modul Metode Perawatan Jalan Rel (Perawatan
Material) dapat dikatakan baik.
Kemudian untuk penilaian kualitas modul Metode Perawatan Jalan
Rel (Perawatan Material) pengembang memberikan kuesioner kepada
dua puluh orang peserta diklat yang sama untuk menilai kualitas modul
dari segi pengguna. Dari hasil uji coba tersebut menghasilkan
rekapitulasi sebagai berikut:
Tabel 4.13 Hasil Rekapitulasi Field Test
Keterangan Nilai
Kelompok 1 3,81
Kelompok 2 3,87
Nilai Rata-rata Keseluruhan 3,84
Dari hasil uji coba ini, dapat dilihat bahwa hasil nilai rata-rata
keseluruhan yang didapatkan adalah sebesar 3,84 (perhitungan rinci
terdapat pada lampiran). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa
modul Metode Perawatan Jalan Rel (Perawatan Material) sangat baik
dan dapat meningkatkan hasil belajar peserta diklat, dengan demikian
142
modul ini efektif untuk digunakan dalam mempelajari materi metode
perawatan jalan rel kereta api.
C. Prosedur Pemanfaatan Produk
Modul Metode Perawatan Jalan Rel (Perawatan Material)
merupakan modul cetak yang memungkinkan penggunanya dapat
mempelajari modul ini dimana saja dan kapan saja. Modul ini akan
digunakan untuk keperluan belajar mandiri, sehingga dalam
penyusunannya harus lengkap dan utuh yang mengandung tujuan
pembelajaran, petunjuk penggunaan, bahan belajar, evaluasi dan
tindak lanjut sehingga pengguna mampu mengukur sendiri tingkat
penguasaan materi yang telah dipelajari.
Modul Metode Perawatan Jalan Rel (Perawatan Material) ini
dimanfaatkan sebagai media pembelajaran yang menarik dan praktis
oleh peserta diklat dalam memperoleh pengetahuan tentang tata cara
merawat komponen utama jalan rel kereta api. Selain itu, dalam modul
ini juga terdapat penggunaan hypermedia sebagai salah satu tambahan
media pendukung modul untuk mempermudah peserta diklat dalam
memperkaya pengetahuannya.
Kemudian agar tujuan pembelajaran dapat optimal, maka
sebaiknya peserta diklat membaca terlebih dahulu pada bagian
pengantar yang terdiri dari: a) latar belakang penulisan modul, b) isi
modul, dan c) ucapan terima kasih, serta pada bagian pendahuluan
143
yang terdiri dari: a) tujuan pembelajaran, b) peta konsep, c) struktur isi
modul, d) petunjuk penggunaan modul, dan e) petunjuk penilaian
evaluasi modul.
Modul ini juga dapat digunakan untuk keperluan belajar mandiri,
kelompok dan tatap muka secara langsung didalam kelas. Dalam
belajar mandiri peserta diklat akan berusaha sendiri terlebih dahulu
dalam memahami materi yang sedang dipelajarinya. Kemudian peserta
diklat dapat berdiskusi dengan rekan sejawatnya mengenai isi modul
dan dapat bertanya kepada instruktur apabila peserta diklat mengalami
kesulitan dalam memahami isi modul. Adapun tugas instruktur adalah
sebagai fasilitator, menjadi orang yang siap memberikan bantuan
kepada peserta diklat ketika mereka kurang memahami materi yang
sedang dipelajari. Hal ini dilakukan agar tujuan pembelajaran tercapai
secara optimal.
D. Keterbatasan Pengembangan
Dalam proses pengembangan Modul Metode Perawatan Jalan
Rel (Perawatan Material) ini, tahapan pengembangan telah dilakukan
sesuai dengan prosedurnya yang mengacu pada model pengembangan
Rowntree. Dalam model ini terdapat tiga tahapan yaitu tahap
perencanaan, tahap persiapan penulisan serta tahap penulisan dan
penyuntingan. Namun demikian, pada Modul Metode Perawatan Jalan
Rel (Perawatan Material) ini masih memiliki keterbatasan-keterbatasan
144
meskipun dalam melakukan proses pengembangan telah mengiikuti
tahapan yang sesuai. Adapun keterbatasan tersebut antara lain:
1. Pemilihan materi yang terlalu banyak sehingga mensulitkan
pengembang dalam memahami materi, namun apabila dikurangi
akan mengurangi kompetensi yang diharapkan
2. Pengembang merasa kesulitan dalam mengolah materi karena
keterbatasan pengetahuan yang pengembang miliki yakni
penguasaan materi metode perawatan jalan rel
3. Instrument hanya bersifat kogntif