bab iv hasil penelitian dan pembahasan...anak senang bekerja dalam kelompok maksudnya sebagai...

23
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Daerah Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sraten 01, berada di Desa Sraten RT 03 RW IV, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Letak SD Negeri Sraten 01 berada kurang lebih 7 kilometer dari kecamatan dan SD Negeri Sraten 01 berada kurang lebih 100 meter dari Jl. Raya Sraten. SD Negeri Sraten terletak di sebelah timur Kantor Kelurahan Desa Sraten. Akses jalan menuju SD Negeri Sraten 01 sangat mudah, karena dekat dengan jalur yang dilalui oleh angkot, yaitu angkot nomer 1. 4.2 Karakteritik Responden Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri Sraten 01 sebanyak 17 siswa. Karakteristik siswa-siswi SD Negeri Sraten 01 adalah sebagai berikut : suka bermain, rasa ingin tahunya tinggi khususnya dalam menerima pelajaran, suka terhadap hal-hal yang baru, senang bekerja dalam kelompok. Anak senang bekerja dalam kelompok maksudnya sebagai seorang manusia, anak-anak juga mempunyai insting sebagai makhluk sosial yang bersosialisasi dengan orang lain terutama teman sebayanya, terkadang mereka membentuk suatu kelompok tertentu untuk bermain. Dalam kelompok tersebut anak dapat belajar memenuhi aturan-aturan kelompok. 4.3 Pelaksanaan Tiap Siklus 4.3.1 Pelaksanaan Pra Siklus Sebelum siklus I dan siklus II dilaksanakan, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi awal dengan tujuan mendapatkan data-data awal yang ada di lapangan. Data-data inilah yang nantinya akan digunakan oleh peneliti untuk menentukan tindakan yang harus dilakukan pada langkah-langkah selanjutnya. Pelaksanaan pra siklus ini dilaksanakan pada tanggal 17 Februari 2014. Hasil observasi awal yang peneliti lakukan bahwa hasil belajar siswa mata 37

Upload: others

Post on 08-Nov-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...Anak senang bekerja dalam kelompok maksudnya sebagai seorang manusia, anak-anak juga mempunyai insting sebagai makhluk sosial yang bersosialisasi

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Daerah Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sraten 01, berada di Desa

Sraten RT 03 RW IV, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa

Tengah. Letak SD Negeri Sraten 01 berada kurang lebih 7 kilometer dari

kecamatan dan SD Negeri Sraten 01 berada kurang lebih 100 meter dari Jl. Raya

Sraten. SD Negeri Sraten terletak di sebelah timur Kantor Kelurahan Desa Sraten.

Akses jalan menuju SD Negeri Sraten 01 sangat mudah, karena dekat dengan jalur

yang dilalui oleh angkot, yaitu angkot nomer 1.

4.2 Karakteritik Responden

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri

Sraten 01 sebanyak 17 siswa. Karakteristik siswa-siswi SD Negeri Sraten 01

adalah sebagai berikut : suka bermain, rasa ingin tahunya tinggi khususnya dalam

menerima pelajaran, suka terhadap hal-hal yang baru, senang bekerja dalam

kelompok. Anak senang bekerja dalam kelompok maksudnya sebagai seorang

manusia, anak-anak juga mempunyai insting sebagai makhluk sosial yang

bersosialisasi dengan orang lain terutama teman sebayanya, terkadang mereka

membentuk suatu kelompok tertentu untuk bermain. Dalam kelompok tersebut

anak dapat belajar memenuhi aturan-aturan kelompok.

4.3 Pelaksanaan Tiap Siklus

4.3.1 Pelaksanaan Pra Siklus

Sebelum siklus I dan siklus II dilaksanakan, peneliti terlebih dahulu

melakukan observasi awal dengan tujuan mendapatkan data-data awal yang ada di

lapangan. Data-data inilah yang nantinya akan digunakan oleh peneliti untuk

menentukan tindakan yang harus dilakukan pada langkah-langkah selanjutnya.

Pelaksanaan pra siklus ini dilaksanakan pada tanggal 17 Februari 2014.

Hasil observasi awal yang peneliti lakukan bahwa hasil belajar siswa mata

37

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...Anak senang bekerja dalam kelompok maksudnya sebagai seorang manusia, anak-anak juga mempunyai insting sebagai makhluk sosial yang bersosialisasi

38

pelajaran IPA masih rendah dari KKM. Dari 17 siswa, 10 siswa sudah mencapai

ketuntasan dengan KKM yang ditentukan oleh guru kelas yaitu 70. Dan 7 siswa

belum memenuhi target ketuntasan. Rata-rata kelas untuk mata pelajaran IPA

yaitu 64,94. Hal ini disebabkan oleh tingkat pemahaman yang kurang terhadap

materi pelajaran. Cara mengajar guru yang masih konvensional. Guru belum

mampu mengadakan inovasi pembelajaran seperti penggunaan metode-metode

pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan materi.

Itulah kenyataan yang ada di SD Negeri Sraten 01 sebagai hasil observasi

awal oleh peneliti, yang digunakan sebagai dasar untuk menentukan tindakan

yang peneliti lakukan pada langkah-langkah selanjutnya. Untuk mengetahui

kejelasan rentang nilai pada pra siklus dapat dilihat pada tabel 13.

Tabel 13

Rekapitulasi Rentang Nilai Pra Siklus Mata Pelajaran IPA Kelas V

SD Negeri Sraten 01

No Rentang nilai Ketuntasan Jumlah siswa

1 40 – 49 Belum tuntas 3

2 50 – 59 Belum tuntas 2

3 60 – 69 Belum tuntas 2

4 70 – 79 Tuntas 9

5 80 – 89 Tuntas 1

Tabel 13 mendiskripsikan hasil belajar siswa pada pra siklus. Pada pra

siklus ini peneliti menjadi observer. Jadi yang mengajar adalah guru kelasnya.

Guru kelas menggunakan metode yang konvensional. Dengan hasil nilai diketahui

untuk rentang nilai 40 - 49 terdapat 3 siswa, nilai 50 - 59 terdapat 2 siswa, nilai 60

- 69 terdapat 2 siswa, nilai 70 - 79 terdapat 9 siswa, nilai 80 - 89 terdapat 1 siswa.

Dari data tersebut diperoleh rata-rata 64,94 dengan nilai terendah 40 dan nilai

tertinggi 80.

Untuk mengetahui persentase ketuntasan hasil belajar IPA kelas V pada

kondisi pra siklus dapat lebih jelas dilihat pada tabel 14.

Tabel 14

Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Pra Siklus Mata Pelajaran IPA

Kelas V SD Negeri Sraten 01

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...Anak senang bekerja dalam kelompok maksudnya sebagai seorang manusia, anak-anak juga mempunyai insting sebagai makhluk sosial yang bersosialisasi

39

Berdasarkan tabel 14, terlihat bahwa pada pra siklus ini sebanyak 17

siswa terdapat 10 siswa atau 58,9% yang sudah tuntas dalam belajarnya yaitu

yang memperoleh nilai ≥70 sesuai dengan KKM yang telah ditentukan oleh

sekolah, sedangkan 7 siswa lainnya atau 41,1% belum mencapai ketuntasan

belajarnya yaitu yang memperoleh nilai <70. Berikut ini disajikan diagram

ketuntasan hasil belajar siswa pada pra siklus.

Gambar 3

Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Pra Siklus Mata

Pelajaran IPA kelas V SD Negeri Sraten 01

4.3.2 Pelaksanaan Siklus I

4.3.2.1 Perencanaan

Setelah diperoleh data pada Pra Siklus atau observasi awal, maka peneliti

melakukan diskusi dengan guru kelas V mengenai penyebab dari rendahnya hasil

belajar siswa pada mata pelajaran IPA, yang kemudian dilanjutkan melaksanakan

Siklus I. Pelaksanaan siklus I ini peneliti bertindak sebagai guru atau pengajar

sedangkan guru/ wali kelas V berperan sebagai observer. Pertemuan pertama pada

Siklus I dilaksanakan pada tanggal 24 Februari 2014. Siklus 1 ini dibagi menjadi 2

No. Ketuntasan Skor Jumlah Persentase

(%)

1. Tuntas ≥70 10 58,9

2. Belum Tuntas <70 7 41,1

Jumlah 17 100

59%41%

Tuntas

Tidak Tuntas

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...Anak senang bekerja dalam kelompok maksudnya sebagai seorang manusia, anak-anak juga mempunyai insting sebagai makhluk sosial yang bersosialisasi

40

pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 24 Februari

2014 dengan materi pesawat sederhana khususnya pengungkit dan pertemuan

kedua pada hari Jumat tanggal 28 Februari 2014 dengan materi pesawat sederhana

khususnya bidang miring, katrol, dan roda. Sebelum mengajar pada pertemuan

pertama dan kedua, maka peneliti menyiapkan perlengkapan yang nantinya

digunakan pada saat mengajar. Perlengkapan tersebut diantaranya adalah

membuat RPP, menyiapkan soal-soal yang berjumlah 20 butir soal untuk setiap

pertemuan yang sudah diuji validitas dan reliabilitasnya, menyiapkan lembar

observasi untuk guru dan siswa, dan menyiapkan alat peraga yang akan

berhubungan dengan materi.

4.3.2.2 Pelaksanaan Tindakan

1. Pertemuan I

Pada pertemuan pertama peneliti mengajar mata pelajaran IPA dengan

materi pesawat sederhana khususnya pengungkit. Kegiatan pembelajarannya

adalah sebagai berikut.

a. Kegiatan awal

Langkah – langkah pelaksanaan pembelajaran pada kegiatan awal

diantaranya adalah guru mengucapkan salam, guru meminta ketua kelas

memimpin doa, guru mengadakan persensi, dan kemudian guru mengadakan

apersepsi, yaitu guru bertanya pada siswa, ”siapa yang pernah bermain jungkat-

jungkit?”. Setelah itu, guru menyampaikan informasi materi yang akan dipelajari

dan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

b. Kegiatan inti

Pada pelaksanaan kegiatan inti, guru menjelaskan materi tentang

pesawat sederhana khususnya pengungkit dengan menerapkan pendekatan

contextual teaching and learning (ctl) dengan learning community. Konsep

belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan

situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara

pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka

sehari-hari. Pada kegiatan inti, awalnya guru berdemonstrasi membuka botol

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...Anak senang bekerja dalam kelompok maksudnya sebagai seorang manusia, anak-anak juga mempunyai insting sebagai makhluk sosial yang bersosialisasi

41

menggunakan tangan, kemudian membuka botol mengunakan pembuka botol.

Guru mengaitkan antara materi pengungkit dengan situasi dunia nyata.

Pelaksanaan langkah dengan learning community dilakukan secara

sistematis, yaitu siswa dibagi beberapa kelompok secara heterogen, siswa diberi

lembar diskusi untuk didiskusikan dengan kelompoknya. Dalam persoalan diskusi

selalu dikaitkan dengan kegiatan sehari-hari. Setelah siswa berdiskusi, siswa

mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas dan siswa yang lain

menanggapi hasil diskusi dari kelompok lain. Guru membahas hasil diskusi dan

memberi kesempatan para siswa untuk bertanya apabila terdapat materi yang

belum dipahami oleh siswa.

c. Kegiatan penutup

Pada kegiatan penutup adalah guru mengajak siswa menarik

kesimpulan, guru memberikan evaluasi berupa plihan ganda sebanyak 20 butir

soal yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya.

2. Pertemuan II

Kegiatan dalam pertemuan kedua merupakan tindak lanjut dari

pertemuan pertama. Sebelum pelaksanaan pertemuan kedua maka peneliti terlebih

dahulu merencanakan segala sesuatu yang nantinya digunakan dalam pertemuan

kedua. Perencanaan tersebut diantaranya adalah mendiskusikan bersama observer

untuk menentukan waktu pelaksanaan pertemuan ke dua, membuat rencana

pelaksanaan pembelajaran, merancang kegiatan belajar yang lebih baik, dan

membuat lembar observasi atau lembar pengamatan. Kegiatan pembelajaran pada

pertemuan kedua adalah sebagai berikut.

a. Kegiatan awal

Langkah – langkah pelaksanaan pembelajaran pada kegiatan awal

diantaranya adalah guru mengucapkan salam, guru meminta ketua kelas

memimpin doa, guru mengadakan persensi, dan kemudian guru mengadakan

apersepsi, yaitu guru menunjukkan gambar jalan yang ada di pegunungan yang

berelok-kelok. Setelah itu, guru menyampaikan informasi materi yang akan

dipelajari yaitu tentang pesawat sederhana khususnya bidang miring. Guru

menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...Anak senang bekerja dalam kelompok maksudnya sebagai seorang manusia, anak-anak juga mempunyai insting sebagai makhluk sosial yang bersosialisasi

42

b. Kegiatan inti

Pada pelaksanaan kegiatan inti, guru menjelaskan materi tentang

pesawat sederhana khususnya bidang miring, katrol, dan roda dengan menerapkan

pendekatan contextual teaching and learning (ctl) dengan learning community.

Konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan

dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara

pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka

sehari-hari. Pada pelaksanaan kegiatan inti, untuk menggali pengetahuan siswa,

guru menunjukkan gambar seorang anak yang hendak menaruh beras sekarung ke

dalam truk. Dan guru memberikan pertanyaan pada siswa, ”bagaimana cara yang

mudah untuk anak itu memasukkan beras sekarung ke dalam truk?”. Guru

mengaitkan antara materi bidang miring dengan situasi pada kehidupan sehari-

hari.

Pelaksanaan langkah dengan learning community dilakukan secara

sistematis, yaitu siswa dibagi beberapa kelompok secara heterogen, siswa diberi

lembar diskusi untuk didiskusikan dengan kelompoknya. Dalam persoalan diskusi

selalu dikaitkan dengan kegiatan sehari-hari. Setelah siswa berdiskusi, siswa

mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas dan siswa yang lain

menanggapi hasil diskusi dari kelompok lain. Guru membahas hasil diskusi dan

memberi kesempatan para siswa untuk bertanya apabila terdapat materi yang

belim dipahami oleh siswa.

c. Kegiatan penutup

Pada kegiatan penutup adalah guru mengajak siswa menarik kesimpulan,

guru memberikan evaluasi berupa plihan ganda sebanyak 20 butir soal yang telah

diuji validitas dan reliabilitasnya.

4.3.2.3 Hasil Tindakan Siklus I

1. Hasil Belajar Peserta Didik

Pada pelaksanaan siklus I telah diterapkan pendekatan contextual

teaching and learning dengan learning community dalam pembelajaran. Siklus I

ini dilakukan selama dua kali pertemuan. Pada siklus I ini mengalami peningkatan

dari pra siklus. Pada siklus I pertemuan I ini siswa yang tuntas dengan KKM ≥70

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...Anak senang bekerja dalam kelompok maksudnya sebagai seorang manusia, anak-anak juga mempunyai insting sebagai makhluk sosial yang bersosialisasi

43

terdapat 12 siswa, sedangkan yang belum mengalami ketuntasan belajar 5 siswa.

Pada pertemuan II mengalami peningkatan hasil belajar. Siswa yang tuntas

dengan KKM ≥70 terdapat 14 siswa, sedangkan yang belum mengalami

ketuntasan belajar 3 siswa.

2. Hasil Observasi kegiatan Pembelajaran

Hasil pengamatan terhadap kinerja guru pada kegiatan pembelajaran

diukur dengan menggunakan lembar observasi. Dari lembar observasi tersebut

dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan dan kelebihan selama

pembelajaran berlangsung. Hasil observasi kinerja guru pada siklus I pertemuan I

dapat dilihat pada tabel 15.

Tabel 15

Hasil Observasi Kinerja Guru Pada Siklus I Pertemuan I

No Skor Hasil penelitian

observer Jumlah skor

1 1 - 0

2 2 - 0

3 3 5 15

4 4 17 68

Jumlah 83

Tabel 15 mendiskripsikan bahwa implementasi pelaksanaan

pembelajaran oleh peneliti yang diamati oleh observer pada siklus I pertemuan 1,

terdapat 5 untuk skor 3 dan 17 untuk skor 4. Dapat diketahui skor perolehan pada

siklus I pertemuan I ini mencapai 83. Jumlah 83 termasuk kualifikasi A.

Selanjutnya, untuk melihat hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I pertemuan

I dapat dilihat pada tabel 16.

Tabel 16

Hasil Observasi Kinerja Guru Pada Siklus I pertemuan II

No Skor Hasil penelitian

observer Jumlah skor

1 1 - 0

2 2 - 0

3 3 7 21

4 4 15 60

Jumlah 81

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...Anak senang bekerja dalam kelompok maksudnya sebagai seorang manusia, anak-anak juga mempunyai insting sebagai makhluk sosial yang bersosialisasi

44

Tabel 16 mendiskripsikan bahwa implementasi pelaksanaan

pembelajaran oleh peneliti yang diamati oleh observer pada siklus I pertemuan II,

terdapat 7 untuk skor 3 dan 15 untuk skor 4. Dapat diketahui skor perolehan pada

siklus I pertemuan II ini mencapai 81. Jumlah 81 termasuk kualifikasi A.

3. Refleksi

Setelah guru melakukan proses pembelajaran, ternyata terdapat

kelebihan dan kekurangan selama proses pembelajaran. Kelebihan yang didapat

dalam pembelajaran pada siklus I ini kemudian dipertahankan untuk melanjutkan

tindakan ke siklus II sedangkan kekurangan atau kendalanya harus dicarikan

penyelesainnya untuk perbaikan dan penyempurnaan pada siklus II.

Identifikasi kelebihan pada pelaksanaan siklus I adalah sebagai berikut :

a. Guru sudah baik dalam memeriksa kesiapan ruang, alat, dan media

pembelajaran.

b. Guru sudah melaksanakan apersepsi sesuai dengan materi ajar.

c. Guru sudah menunjukkan penguasaan materi pelajaran.

d. Guru sudah melaksanakan pembelajaran secara runtut.

e. Guru sudah melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual.

f. Guru sudah dapat membuat siswa aktif bertanya dan menjawab atau

mengemukakan pendapatnya.

g. Guru sudah menunjukkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam mengajar.

h. Guru sudah melatih siswa untuk berpikir kritis dalam membuat pertanyaan.

i. Guru sudah mampu melatih siswa untuk memahami makna tanggung jawab.

Identifikasi kekurangan atau kendala pada pelaksanaan siklus I adalah

sebagai berikut :

a. Pertemuan 1

1. Kurang menggunakan waktu sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan.

2. Guru belum memantau kemajuan belajar siswa.

3. Kurangnya pengelolaan kelas sehingga situasi kelas menjadi tidak kondusif.

4. Guru belum maksimal dalam membimbing siswa untuk membuat rangkuman

b. Pertemuan 2

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...Anak senang bekerja dalam kelompok maksudnya sebagai seorang manusia, anak-anak juga mempunyai insting sebagai makhluk sosial yang bersosialisasi

45

1. Kurang menggunakan waktu sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan.

2. Kurangnya tanya jawab antara guru dengan siswa.

3. Siswa belum mampu membuat rangkuman atau kesimpulan dengan bahasa

mereka sendiri, masih terpaku pada guru.

4. Guru belum maksimal dalam membimbing siswa untuk membuat rangkuman.

Cara mengatasi kekurangan pada pelaksanaan siklus I adalah sebagai berikut :

a. Guru mengalokasikan waktu di setiap kegiatan pembelajaran dan berusaha

cermat dalam mengtur waktu

b. Guru memantau kemajuan belajar dari setiap kelompok dan merespon positif

terhadap pertanyaan yang timbul dalam kelompok.

c. Guru memberikan sedikit ice breaking untuk melepas ketegangan saat

pembelajaran kemudian setelah itu meminta siswa untuk tenang. Maka dari

itu guru dapat mengelola kelas dengan lebih baik.

d. Untuk membimbing siswa membuat rangkuman, maka guru memberikan

catatan penting pada siswa dan dituliskan di papan tulis.

e. Guru memberikan pertanyaan pada seluruh siswa

f. Untuk melatih siswa membuat kesimpulan dengan bahasa sendiri agar tidak

terpaku pada guru, maka guru menyuruh siswa untuk menuliskan tentang apa

yang dipahami dari materi yang telah diajarkan.

4.3.3 Pelaksanaan Siklus II

4.3.3.1 Perencanaan

Siklus II dilaksanakan dengan memperhatikan kelemahan dan kelebihan

pada Siklus I. Siklus II ini merupakan tahap penyempurnaan dari siklus I. Siklus

II dilaksanakan selama 2 pertemuan. Pertemuan I pada tanggal 7 Maret 2014

dengan materi sifat-sifat cahaya dan pertemuan kedua pada tanggal 17 Maret 2014

dengan materi alat-alat yang memanfaatkan cahaya. Sebelum mengajar pada

pertemuan pertama dan kedua, maka peneliti menyiapkan perlengkapan yang

nantinya digunakan pada saat mengajar. Perlengkapan tersebut, diantaranya

adalah membuat RPP, menyiapkan soal-soal yang berjumlah 20 butir soal setiap

pertemuan yang sudah diuji validitas dan reliabilitasnya, menyiapkan lembar

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...Anak senang bekerja dalam kelompok maksudnya sebagai seorang manusia, anak-anak juga mempunyai insting sebagai makhluk sosial yang bersosialisasi

46

observasi untuk guru dan siswa, dan menyiapkan alat peraga yang akan

berhubungan dengan materi cahaya.

4.3.3.2 Pelaksanaan Tindakan

1. Pertemuan I

Pada pertemuan pertama peneliti mengajar mata pelajaran IPA dengan

materi sifat-sifat cahaya. Kegiatan pembelajarannya adalah sebagai berikut.

a. Kegiatan awal

Langkah – langkah pelaksanaan pembelajaran pada kegiatan awal

diantaranya adalah guru mengucapkan salam, guru meminta ketua kelas

memimpin doa, guru mengadakan absensi, dan kemudian guru mengadakan

apersepsi, yaitu siswa mengamati cahaya yang masuk melalui jendela kelas.

Setelah itu, guru menyampaikan informasi materi yang akan dipelajari yaitu

tentang cahaya. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

b. Kegiatan inti

Pada pelaksanaan kegiatan inti, guru menjelaskan materi tentang cahaya

dengan menerapkan pendekatan contextual teaching and learning (ctl) dengan

learning community. Konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya

dalam kehidupan mereka sehari-hari. Pada pelaksanaan kegiatan inti, untuk

menggali pengetahuan siswa, guru mengaitkan apersepsi yaitu siswa mengamati

cahaya yang masuk melalui jendela kelas kemudian guru bertanya pada siswa

”bagaimana arah rambat cahaya yang asuk melalui jendela?”. Guru mengaitkan

antara sifat-sifat cahaya dengan situasi pada kehidupan sehari-hari.

Pelaksanaan langkah pembelajaran dengan learning community

dilakukan secara sistematis, yaitu siswa dibagi beberapa kelompok secara

heterogen, siswa diberi lembar diskusi untuk didiskusikan dengan kelompoknya.

Dalam persoalan diskusi selalu dikaitkan dengan kegiatan sehari-hari. Setelah

siswa berdiskusi, siswa mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas dan

siswa yang lain menanggapi hasil diskusi dari kelompok lain. Guru membahas

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...Anak senang bekerja dalam kelompok maksudnya sebagai seorang manusia, anak-anak juga mempunyai insting sebagai makhluk sosial yang bersosialisasi

47

hasil diskusi dan memberi kesempatan para siswa untuk bertanya apabila terdapat

materi yang belim dipahami oleh siswa.

c. Kegiatan penutup

Pada kegiatan penutup adalah guru mengajak siswa menarik

kesimpulan, guru memberikan evaluasi berupa plihan ganda sebanyak 20 butir

soal yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya.

2. Pertemuan II

Kegiatan dalam pertemuan kedua merupakan tindak lanjut dari

pertemuan pertama. Sebelum pelaksanaan pertemuan kedua maka peneliti terlebih

dahulu merencanakan segala sesuatu yang nantinya digunakan dalam pertemuan

kedua. Perencanaan tersebut diantaranya adalah mendiskusikan bersama observer

untuk menentukan waktu pelaksanaan pertemuan ke dua, membuat rencana

pelaksanaan pembelajaran, merancang kegiatan belajar yang lebih baik, dan

membuat lembar observasi atau lembar pengamatan. Kegiatan pembelajaran pada

pertemuan kedua adalah sebagai berikut.

a. Kegiatan awal

Langkah – langkah pelaksanaan pembelajaran pada kegiatan awal

diantaranya adalah guru mengucapkan salam, guru meminta ketua kelas

memimpin doa, guru mengadakan absensi, dan kemudian guru mengadakan

apersepsi, yaitu guru menyuruh salah satu siswa untuk bercermin di depan cermin

datar dan kaca spion. Setelah itu, guru menyampaikan informasi materi yang akan

dipelajari yaitu tentang cermin datar, cekung, cembung, dan benda yang

memanfaatkan cahaya. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak

dicapai.

b. Kegiatan inti

Pada pelaksanaan kegiatan inti, guru menjelaskan materi tentang cahaya

dengan menerapkan pendekatan contextual teaching and learning (ctl) dengan

learning community. Konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya

dalam kehidupan mereka sehari-hari. Pada pelaksanaan kegiatan inti, untuk

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...Anak senang bekerja dalam kelompok maksudnya sebagai seorang manusia, anak-anak juga mempunyai insting sebagai makhluk sosial yang bersosialisasi

48

menggali pengetahuan siswa, guru mengaitkan apersepsi dengan kegiatan inti

yaitu siswa bercermin di depan cermin datar dan kaca spion kemudian guru

bertanya pada siswa ”kaca spion termasuk jenis cermin apa?”. Guru mengaitkan

antara macam-macam cermin dan contohnya dengan situasi nyata pada kehidupan

sehari-hari.

Pelaksanaan langkah pembelajaran dengan learning community dilakukan

secara sistematis, yaitu siswa dibagi beberapa kelompok secara heterogen, siswa

diberi lembar diskusi untuk didiskusikan dengan kelompoknya. Dalam persoalan

diskusi selalu dikaitkan dengan kegiatan sehari-hari. Setelah siswa berdiskusi,

siswa mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas dan siswa yang lain

menanggapi hasil diskusi dari kelompok lain. Guru membahas hasil diskusi dan

memberi kesempatan para siswa untuk bertanya apabila terdapat materi yang

belim dipahami oleh siswa.

c. Kegiatan penutup

Pada kegiatan penutup adalah guru mengajak siswa menarik kesimpulan,

guru memberikan evaluasi berupa plihan ganda sebanyak 20 butir soal yang telah

diuji validitas dan reliabilitasnya.

4.3.3.3 Hasil Tindakan Siklus II

1. Hasil Belajar Peserta Didik

Pada pelaksanaan siklus II masih menerapkan pendekatan contextual

teaching and learning (ctl) dengan learning community dalam pembelajaran.

Siklus II ini dilakukan selama dua kali pertemuan. Pada siklus II hasil belajar

siswa mengalami peningkatan. Pada siklus II pertemuan I siswa yang tuntas

dengan KKM ≥70 terdapat 16 siswa, sedangkan yang belum mengalami

ketuntasan belajar 1 siswa. Pada pertemuan II, seluruh siswa tuntas dengan KKM

≥70.

2. Hasil Observasi kegiatan Pembelajaran

Hasil pengamatan terhadap kinerja guru pada kegiatan pembelajaran

diukur dengan menggunakan lembar observasi. Dari lembar observasi tersebut

dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...Anak senang bekerja dalam kelompok maksudnya sebagai seorang manusia, anak-anak juga mempunyai insting sebagai makhluk sosial yang bersosialisasi

49

berlangsung. Kinerja guru pada siklus II ini lebih baik dari siklus I. Hasil

observasi kinerja guru pada siklus II pertemuan I dapat dilihat pada tabel 17.

Tabel 17

Hasil Observasi Kinerja Guru Pada Siklus II Pertemuan I

No Skor Hasil penelitian

observer Jumlah skor

1 1 - 0

2 2 - 0

3 3 4 12

4 4 18 72

Jumlah 84

Tabel 17 mendiskripsikan bahwa aktivitas belajar siswa yang diamati oleh

observer pada siklus II pertemuan 1, terdapat 4 untuk skor 3 dan 18 untuk skor 4.

Dapat diketahui skor perolehan pada siklus I pertemuan I ini mencapai 84. Jumlah

nilai 84 ini termasuk kualifikasi A. Selanjutnya, untuk melihat hasil observasi

kinerja guru pada siklus II pertemuan II dapat dilihat pada tabel 18.

Tabel 18

Hasil Observasi Kinerja Guru Pada Siklus II pertemuan II

No Skor Hasil penelitian

observer Jumlah skor

1 1 - 0

2 2 - 0

3 3 1 3

4 4 21 84

Jumlah 87

Tabel 18 mendiskripsikan bahwa aktivitas belajar siswa yang diamati

oleh observer pada siklus II pertemuan II, terdapat 1 untuk skor 3 dan 21 untuk

skor 4. Dapat diketahui skor perolehan pada siklus II pertemuan II ini mencapai

87. Jumlah nilai 87 ini termasuk kualifikasi A.

3. Refleksi

Melihat dari observasi yang telah dilakukan, maka diperoleh bahwa

selama proses pembelajaran berlangsung, kinerja guru lebih baik dari siklus I.

Hasil ketuntasan belajar siswa pada akhir siklus II sudah memenuhi target

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...Anak senang bekerja dalam kelompok maksudnya sebagai seorang manusia, anak-anak juga mempunyai insting sebagai makhluk sosial yang bersosialisasi

50

indikator keberhasilan yaitu ≥90%, maka tidak perlu melakukan siklus III. Hasil

analisis evaluasi dari pertemuan pertama pada siklus II, dari 17 siswa terdapat 1

siswa yang belum tuntas dan pertemuan ke dua seluruh siswa tuntas dengan KKM

≥70.

4.4 Analisis Data

4.4.1 Kondisi Awal ( Pra Siklus )

Berdasarkan hasil analisis data, terlihat bahwa hasil belajar IPA kelas V

SD Negeri Sraten 01 masih rendah dari KKM yang ditentukan oleh sekolah yaitu

≥70. Dari 17 siswa, 10 siswa sudah mencapai target ketuntasan dan 7 siswa belum

memenuhi target ketuntasan. Rata-rata nilainya adalah 64,94. Hal ini disebabkan

oleh cara mengajar guru yang masih konvensional.

4.4.2 Siklus I

Setelah diperoleh data pada Pra Siklus atau observasi awal, maka peneliti

melakukan diskusi dengan guru kelas 5 mengenai penyebab dari rendahnya hasil

belajar siswa pada mata pelajaran IPA dan kemudian diterapkannya pendekatan

contextual teaching and learning dengan learning community dalam

pembelajaran. Siklus I ini dilakukan selama dua kali pertemuan. Berdasarkan

proses belajar mengajar dengan pendekatan contextual teaching and learning

dengan learning community, didapat hasil belajar pada pertemuan I dengan

rentang nilai yang dapat dilihat pada tabel 19.

Tabel 19

Rekapitulasi Rentang Nilai Siklus I Pertemuan I Mata Pelajaran IPA

Kelas 5 SD Negeri Sraten 01

No Rentang nilai Ketuntasan Jumlah siswa

1 50 – 59 Tidak tuntas 2

2 60 – 69 Tidak tuntas 3

3 70 – 79 Tuntas 4

4 80 – 89 Tuntas 5

5 90 – 99 Tuntas 3

Tabel 19 mendiskripsikan hasil belajar siswa pada siklus I pertemuan I,

diketahui untuk nilai 50 - 59 terdapat 2 siswa, nilai 60 - 69 terdapat 3 siswa, nilai

70 - 79 terdapat 4 siswa, nilai 80 - 89 terdapat 5 siswa, nilai 90 - 99 terdapat 3

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...Anak senang bekerja dalam kelompok maksudnya sebagai seorang manusia, anak-anak juga mempunyai insting sebagai makhluk sosial yang bersosialisasi

51

siswa. Dari data tersebut diperoleh rata-rata 75, dengan nilai terendah 50 dan nilai

tertinggi 95.

Untuk mengetahui persentase ketuntasan hasil belajar IPA kelas 5 pada

kondisi siklus I pertemuan I dapat lebih jelas dilihat pada tabel 20.

Tabel 20

Hasil Ketuntasan Belajar Siswa Pada Siklus I Pertemuan I Mata

Pelajaran IPA Kelas 5 SD Negeri Sraten 01

No Kategori

Ketuntasan Skor

Jumlah

siswa

Presentase

(%)

1 Tuntas ≥70 12 70,5

2 Tidak tuntas <70 5 29,5

Jumlah 17 100

Pada siklus I pertemuan I ini mengalami peningkatan dari pra siklus yaitu

dari 17 siswa terdapat 5 siswa atau 29,5% yang belum tuntas dalam belajarnya

yaitu yang memperoleh nilai < 70, sedangkan 12 siswa lainnya atau 70,5% telah

mencapai ketuntasan belajarnya yaitu yang memperoleh nilai ≥ 70. Berikut ini

disajikan diagram ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I pertemuan I.

Gambar 4

Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I Pertemuan I

Mata Pelajaran IPA Kelas 5 SD Negeri Sraten 01

Terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar dalam siklus I pertemuan II.

Hasil belajar siswa pada pertemuan II ini lebih baik dari pertemuan I. Rentang

nilai pada pertemuan II secara jelas dapat dilihat pada tabel 21.

71%

29%

Tuntas

Tidak Tuntas

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...Anak senang bekerja dalam kelompok maksudnya sebagai seorang manusia, anak-anak juga mempunyai insting sebagai makhluk sosial yang bersosialisasi

52

Tabel 21

Rekapitulasi Rentang Nilai Siklus I Pertemuan II Mata Pelajaran IPA

Kelas 5 SD Negeri Sraten 01

No Rentang nilai Ketuntasan Jumlah siswa

1 60 – 69 Belum tuntas 3

2 70 – 79 Tuntas 3

3 80 – 89 Tuntas 5

4 90 – 99 Tuntas 6

Tabel mendiskripsikan hasil belajar siswa pada siklus I pertemuan II,

diketahui untuk nilai 50 - 59 terdapat 0 siswa, nilai 60 - 69 terdapat 3 siswa, nilai

70 - 79 terdapat 3 siswa, nilai 80 - 89 terdapat 5 siswa, nilai 90 - 99 terdapat 6

siswa. Dari data tersebut diperoleh rata-rata 80,29, dengan nilai terendah 60 dan

nilai tertinggi 95.

Untuk mengetahui persentase ketuntasan hasil belajar IPA kelas 5 pada

kondisi siklus I pertemuan II dapat lebih jelas dilihat pada tabel 22.

Tabel 22

Hasil Ketuntasan Belajar Siswa Pada Siklus I Pertemuan II

Mata Pelajaran IPA Kelas 5 SD Negeri Sraten 01

No Kategori

Ketuntasan Skor

Jumlah

siswa

Presentase

(%)

1 Tuntas ≥70 14 82,3

2 Tidak tuntas <70 3 17,7

Jumlah 17 100

Pada siklus I pertemuan II ini mengalami peningkatan dari siklus I

pertemuan I yaitu dari 17 siswa terdapat 3 siswa atau 17,7% yang belum tuntas

dalam belajarnya yaitu yang memperoleh nilai < 70 sesuai dengan KKM yang

ditentukan oleh peneliti, sedangkan 14 siswa lainnya atau 82,3% telah mencapai

ketuntasan belajarnya yaitu yang memperoleh nilai ≥ 70. Berikut ini disajikan

diagram ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I pertemuan II.

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...Anak senang bekerja dalam kelompok maksudnya sebagai seorang manusia, anak-anak juga mempunyai insting sebagai makhluk sosial yang bersosialisasi

53

Gambar 5

Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I Pertemuan II

Mata Pelajaran IPA kelas 5 SD Negeri Sraten 01

4.4.3 Siklus II

Siklus II ini merupakan penyempurnaan dari siklus I. Kekurangan-

kekurangan yang terdapat dalam siklus I ini kemudian di sempurnakan di dalam

siklus II. Siklus II ini dilaksanakan selama dua kali pertemuan. Pada siklus II ini

mengalami peningkatan dari pra siklus dan siklus I. Selanjutnya, untuk melihat

secara jelas rentang nilai hasil belajar pada siklus II pertemuan I dapat dilihat pada

tabel 23.

Tabel 23

Rekapitulasi Rentang Nilai Siklus II Pertemuan I Mata Pelajaran IPA

Kelas 5 SD Negeri Sraten 01

No Rentang nilai Ketuntasan Jumlah siswa

1 60 – 69 Belum tuntas 1

2 70 – 79 Tuntas 6

3 80 – 89 Tuntas 6

4 90 – 99 Tuntas 4

Tabel 23 mendiskripsikan hasil belajar siswa pada siklus II pertemuan I,

diketahui untuk nilai 60 - 69 terdapat 1 siswa, nilai 70 - 79 terdapat 6 siswa, nilai

80 - 89 terdapat 6 siswa, nilai 90 - 99 terdapat 4 siswa. Dari data tersebut

diperoleh rata-rata 80,58 dengan nilai terendah 65 dan nilai tertinggi 95.

Untuk mengetahui persentase ketuntasan hasil belajar IPA kelas 5 pada

siklus II pertemuan I dapat lebih jelas dilihat pada tabel 24.

82%

18%

Tuntas

Tidak Tuntas

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...Anak senang bekerja dalam kelompok maksudnya sebagai seorang manusia, anak-anak juga mempunyai insting sebagai makhluk sosial yang bersosialisasi

54

Tabel 24

Hasil Ketuntasan Belajar Siswa Pada Siklus II Pertemuan I

Mata Pelajaran IPA Kelas 5 SD Negeri Sraten 01

No Kategori

Ketuntasan Skor

Jumlah

siswa

Presentase

(%)

1 Tuntas ≥70 16 94,1

2 Tidak tuntas <70 1 5,9

Jumlah 17 100

Pada siklus I pertemuan II ini mengalami peningkatan dari pra siklus dan

siklus I yaitu dari 17 siswa terdapat 1 siswa atau 5,9% yang belum tuntas dalam

belajarnya yaitu yang memperoleh nilai < 70 sesuai dengan KKM yang telah

ditentukan oleh peneliti, sedangkan 16 siswa lainnya atau 94,1% telah mencapai

ketuntasan belajarnya yaitu yang memperoleh nilai ≥ 70. Berikut ini disajikan

diagram ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II pertemuan I.

Gambar 6

Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II Pertemuan I

Mata Pelajaran IPA kelas 5 SD Negeri Sraten 01

Dalam siklus II pertemuan II ini tergolong sukses. Ketuntasan belajar kelas

pada pertemuan II ini telah melebihi pencapaian indikator keberhasilan penelitian

yaitu 90%. Hasil ketuntasan belajar pertemuan II secara lebih jelas dapat dilihat

pada tabel rentang nilai 25.

94%

6%

Tuntas

Tidak Tuntas

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...Anak senang bekerja dalam kelompok maksudnya sebagai seorang manusia, anak-anak juga mempunyai insting sebagai makhluk sosial yang bersosialisasi

55

Tabel 25

Rekapitulasi Rentang Nilai Siklus II Pertemuan II Mata Pelajaran IPA

Kelas 5 SD Negeri Sraten 01

No Rentang nilai Ketuntasan Jumlah siswa

1 70 – 79 Tuntas 4

2 80 – 89 Tuntas 3

3 90 – 99 Tuntas 10

Tabel 25 mendiskripsikan hasil belajar siswa pada siklus II pertemuan II,

diketahui untuk nilai 70 - 79 terdapat 4 siswa, nilai 80 - 89 terdapat 3 siswa, nilai

90 - 99 terdapat 10 siswa. Dari data tersebut diperoleh rata-rata 85,88 dengan nilai

terendah 75 dan nilai tertinggi 95.

Untuk mengetahui persentase ketuntasan hasil belajar IPA kelas 5 pada kondisi

siklus I pertemuan II dapat lebih jelas dilihat pada tabel 26.

Tabel 26

Hasil Ketuntasan Belajar Siswa Pada Siklus II Pertemuan II

Mata Pelajaran IPA Kelas 5 SD Negeri Sraten 01

No Kategori

Ketuntasan

Skor Jumlah

siswa

Presentase

(%)

1 Tuntas ≥70 17 100

2 Tidak tuntas <70 0 0

Jumlah 17 100

Berdasarkan tabel 26 diatas dari 17 siswa terdapat 2 siswa atau 6,25%

yang belum tuntas dalam belajarnya yaitu yang memperoleh nilai < 70 sesuai

dengan KKM yang telah ditentukan oleh sekolah, sedangkan 30 siswa lainnya

atau 93,75 telah mencapai ketuntasan belajarnya yaitu yang memperoleh nilai ≥

70. Berikut ini disajikan diagram ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II

pertemuan II.

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...Anak senang bekerja dalam kelompok maksudnya sebagai seorang manusia, anak-anak juga mempunyai insting sebagai makhluk sosial yang bersosialisasi

56

Gambar 7

Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II Pertemuan II

Mata Pelajaran IPA kelas 5 SD Negeri Sraten 01

4.5 Pembahasan

Berdasarkan paparan hasil penelitian di atas, maka dapat diketahui bahwa

kegiatan pembelajaran siswa kelas 5 di SD Negeri Sraten 01 Kecamatan Tuntang,

terdapat peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan pendekatan

contextual teaching and learning (ctl) dengan learning community. Peningkatan

hasil belajar siswa yang tinggi dan maksimalnya aktivitas baik siswa maupun guru

dalam pembelajaran dapat terjadi itu tergantung dari bagaimana proses

pembelajaran itu berlangsung di dalam kelas. Peningkatan hasil ketuntasan belajar

pada pra siklus, siklus I, dan siklus II secara jelas dapat dilihat pada tabel 27.

Tabel 27

Rekapitulasi Kenaikan Nilai Pada Pra Siklus, Siklus I, Dan Siklus II Mata

Pelajaran IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri Sraten 01

No Kondisi

Jumlah

siswa yang

belum

tuntas

Persentase

(%)

Jumlah

siswa yang

tuntas

Persentase

(%)

1 Pra siklus 7 41,1 10 58,9

2 Siklus I

Pertemuan I 5 29,5 12 70,5

Pertemuan II 3 17,7 14 82,3

3 Siklus II

Pertemuan I 1 5,9 16 94,1

Pertemuan II 0 0 17 100

100%

0%

Tuntas

Tidak Tuntas

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...Anak senang bekerja dalam kelompok maksudnya sebagai seorang manusia, anak-anak juga mempunyai insting sebagai makhluk sosial yang bersosialisasi

57

Perbandingan ketuntasan belajar siswa secara lebih jelas dapat dilihat pada

gambar 8.

Gambar 8

Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Pra Siklus, Siklus I,

Siklus II Mata Pelajaran IPA Kelas 5 SD Negeri Sraten 01

Berdasarkan pengamatan pada gambar 8, secara keseluruhan rangkaian

proses penelitian ini membuktikan bahwa dengan menerapkan pendekatan

contextual teaching and learning (ctl) dengan learning community pada pokok

bahasan pesawat sederhana dan cahaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Dari tabel 27 pada Pra Siklus, siswa yang tuntas sebanyak 58,9% atau 10 siswa

dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 41,1% atau 7 siswa. Pada Siklus 1

pertemuan 1, terdapat peningkatan hasil belajar. Siswa yang tuntas sebanyak

70,5% atau 12 siswa. Terjadi peningkatan hasil belajar, karena terdapat kelebihan

dari pendekatan contextual teaching and learning (ctl) dengan learning

community, kelebihannya yaitu pembelajaran menjadi lebih bermakna dengan

mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan

mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya

dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Dalam siklus 1

pertemuan 1, terdapat siswa yang tidak tuntas, yaitu sebanyak 29,5% atau 5 siswa.

Siswa yang belum tuntas dalam belajarnya diduga disebabkan karena faktor

intelegensi. Faktor intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu

kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru

dengan cepat dan berpengaruh.

0

5

10

15

20

Tuntas

Belum Tuntas

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...Anak senang bekerja dalam kelompok maksudnya sebagai seorang manusia, anak-anak juga mempunyai insting sebagai makhluk sosial yang bersosialisasi

58

Pada Siklus 1 pertemuan 2, terdapat peningkatan hasil belajar dari Siklus 1

pertemuan 1. Siswa yang tuntas sebanyak 82,3% atau 14 siswa. Terjadi

peningkatan hasil belajar dari sebelumnya, karena terdapat kelebihan dari

pendekatan contextual teaching and learning (ctl) dengan learning community,

kelebihannya yaitu pembelajaran menjadi lebih bermakna dengan mengaitkan

materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya

dalam kehidupan mereka sehari-hari, dan siswa berbagi pengalaman antar teman,

antar kelompok, dan antara yang tahu ke yang tidak tahu. Pembelajaran

kontekstual dilaksanakan dalam kelompok-kelompok belajar yang anggotanya

heterogen sehingga sehingga akan terjadi kerja sama antara siswa yang pandai

dengan siswa yang lambat. Dalam siklus 1 pertemuan 2, terdapat siswa yang tidak

tuntas, yaitu sebanyak 17,7% atau 3 siswa. Siswa yang belum tuntas dalam

belajarnya diduga disebabkan karena faktor intern dan ekstern yang kurang

mendukung. Faktor intern, salah satunya yaitu intelegensi. Faktor intelegensi

adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi

dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan berpengaruh.

Faktor ekstern salah satunya factor keluarga. Karena perhatian orang tua akan

menentukan seseorang siswa dapat mencapai prestasi belajar yang tinggi.

Perhatian orang tua diwujudkan dalam hal kasih sayang, memberi nasihat-nasihat

dan sebagainya. Keadaan ekonomi keluarga juga mempengaruhi prestasi belajar

siswa.

Pada Siklus 2 pertemuan 1, terdapat peningkatan hasil belajar dari Siklus 1

pertemuan 2. Siswa yang tuntas sebanyak 94,1% atau 16 siswa. Terjadi

peningkatan hasil belajar dari sebelumnya, karena adanya kelebihan dari

pendekatan contextual teaching and learning (ctl) dengan learning community,

kelebihannya yaitu pembelajaran menjadi lebih bermakna dengan mengaitkan

materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya

dalam kehidupan mereka sehari-hari, dan siswa berbagi pengalaman antar teman,

antar kelompok. Pembelajaran kontekstual dilaksanakan dalam kelompok-

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...Anak senang bekerja dalam kelompok maksudnya sebagai seorang manusia, anak-anak juga mempunyai insting sebagai makhluk sosial yang bersosialisasi

59

kelompok belajar yang anggotanya heterogen sehingga sehingga akan terjadi kerja

sama antara siswa yang pandai dengan siswa yang lambat. Siswa yang tuntas

dalam belajarnya, diduga karena adanya faktor-faktor intern dan ekstern yang

sangat mendukung. Dalam siklus 2 pertemuan 1, terdapat siswa yang tidak tuntas,

yaitu sebanyak 5,6% atau 1 siswa. Siswa yang belum tuntas dalam belajarnya

diduga disebabkan karena faktor intern. Faktor intern, salah satunya yaitu

intelegensi. Faktor intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu

kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru

dengan cepat dan berpengaruh. Siswa yang belum tuntas ini, sulit untuk

menyesuaikan diri dengan teman 1 kelompok. Jadi, saat pelaksanaan diskusi siswa

tersebut tidak ikut bertukar pikiran dengan teman lainnya.

Pada Siklus 2 pertemuan 2, terdapat peningkatan hasil belajar dari Siklus 2

pertemuan 1. Siswa yang tuntas sebanyak 100% atau 17 siswa. Siswa pada

pertemuan sebelumnya belum tuntas, pada pertemuan kedua menjadi tuntas, hal

ini disebabkan karena faktor intern yang mempengaruhi hasil belajar siswa sudah

teratasi.