bab iv hasil penelitian dan pembahasan...

13
36 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Pamona Utara yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman no 21 Tentena, Kecamatan Pamona Puselemba, Kabupaten Poso, Propinsi Sulawesi Tengah. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII A1 yang terdiri dari 21 siswa dan kelas VIII A2 yang terdiri dari 21 siswa. Kelas VIII A1 terdiri dari 4 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan, untuk kelas VIII A2 terdiri dari 5 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Kelas VIII A1 sebagai kelas kontrol dimana pembelajaran berlangsung dengan metode konvensional, sedangkan kelas VIII A2 sebagai kelas eksperimen yaitu kelas yang diberi perlakuan dengan metode PBL. B. Deskripsi Data Awal Penelitian yang dilakukan pada bulan Januari 2014, yang dimulai dengan memberikan tes awal (pretest) untuk mengetahui kondisi awal kedua kelas. Perhitungan untuk mengetahui uji independen t test dan uji prasayarat (uji normalitas dan uji homogenitas) dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 16.0. Deskripsi hasil belajar matematika digunakan untuk melihat hasil belajar sehingga diperoleh gambaran mengenai keadaan kedua kelas. Adapun siswa di kelas kontrol berjumlah 21 siswa dan kelas eksperimen berjumlah 21 siswa. Hasil analisis deskripsi data tes awal dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18 Deskripsi Data Tes Awal Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean prestest Kontrol 21 71,43 10,188 2,223 Ekperimen 21 74,70 11,605 2,532 Berdasarkan Tabel 18 terlihat bahwa hasil rata-rata kedua kelas adalah 71,43 pada kelas kontrol dan pada kelas eksperimen sebesar 74,70. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kedua kelas memiliki rata-rata yang sama sehingga kemampuan kedua kelas sama.

Upload: vuongdieu

Post on 30-Mar-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5603/5/T1_202009030_BAB IV.pdfBerdasarkan Tabel 21 skor koefisien t sebesar -0,972 dengan nilai signifikansi

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum

Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Pamona Utara yang terletak di

Jalan Jenderal Sudirman no 21 Tentena, Kecamatan Pamona Puselemba,

Kabupaten Poso, Propinsi Sulawesi Tengah. Subjek penelitian ini adalah siswa

kelas VIII A1 yang terdiri dari 21 siswa dan kelas VIII A2 yang terdiri dari 21

siswa. Kelas VIII A1 terdiri dari 4 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan, untuk

kelas VIII A2 terdiri dari 5 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Kelas VIII A1

sebagai kelas kontrol dimana pembelajaran berlangsung dengan metode

konvensional, sedangkan kelas VIII A2 sebagai kelas eksperimen yaitu kelas

yang diberi perlakuan dengan metode PBL.

B. Deskripsi Data Awal

Penelitian yang dilakukan pada bulan Januari 2014, yang dimulai dengan

memberikan tes awal (pretest) untuk mengetahui kondisi awal kedua kelas.

Perhitungan untuk mengetahui uji independen t test dan uji prasayarat (uji

normalitas dan uji homogenitas) dilakukan dengan menggunakan bantuan

SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 16.0.

Deskripsi hasil belajar matematika digunakan untuk melihat hasil belajar

sehingga diperoleh gambaran mengenai keadaan kedua kelas. Adapun siswa di

kelas kontrol berjumlah 21 siswa dan kelas eksperimen berjumlah 21 siswa.

Hasil analisis deskripsi data tes awal dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18

Deskripsi Data Tes Awal

Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

prestest Kontrol 21 71,43 10,188 2,223

Ekperimen 21 74,70 11,605 2,532

Berdasarkan Tabel 18 terlihat bahwa hasil rata-rata kedua kelas adalah

71,43 pada kelas kontrol dan pada kelas eksperimen sebesar 74,70. Dari hasil

tersebut dapat disimpulkan bahwa kedua kelas memiliki rata-rata yang sama

sehingga kemampuan kedua kelas sama.

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5603/5/T1_202009030_BAB IV.pdfBerdasarkan Tabel 21 skor koefisien t sebesar -0,972 dengan nilai signifikansi

37

1. Uji Normalitas

Cara untuk mengetahui apakah hasil pretest kelas kontrol dan kelas

eksperimen berdistribusi normal atau tidak, maka dilakukan uji

normalitas. Data dikatakan berdistribusi normal jika nilai signifikan > 0,05.

Uji ini menggunakan uji Shapiro-Wilk. hasil pengujiannya dapat dilihat

pada Tabel 19.

Tabel 19

Nomalitas Data Tes Awal

Berdasarkan Tabel 19 dapat dilihat hasil uji Shapiro-Wilk bahwa nilai

signifikansi dari kelas eksperimen sebesar 0,810 dan nilai signifikansi

kelas kontrol sebesar 0,173. Nilai signifikan kelas kontrol dan kelas

eksperimen > 0,05. Berdasarkan hasil yang diperoleh maka dapat

disimpulkan bahwa sampel yang diteliti berasal dari populasi yang

berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa dua atau

lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi

yang sama. Uji homogenitas menggunakan uji Levene dengan kriteria nilai

signifikansi > 0.05 , Rincian hasilnya disajikan dalam Tabel 20.

Tabel 20

Hasil Analisis Uji Homogenitas Skor Data Tes Awal

Pada Tabel 20, dapat dilihat bahawa uji homogenitas varians,

diperoleh nilai probabilitas 0,968 > 0,05 sehingga varians data

dinyatakan homogen.

Shapiro-Wilk

Statistic df Sig.

Pretest_Kelas_Kontrol VIII A1 0,935 21 0,173

Pretest_Kelas_Eksperimen VIII A2 0,974 21 0,810

Levene Statistic df1 df2 Sig.

0,002 1 40 0,968

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5603/5/T1_202009030_BAB IV.pdfBerdasarkan Tabel 21 skor koefisien t sebesar -0,972 dengan nilai signifikansi

38

3. Uji Banding Dua Sampel

Analisis uji banding dua sampel dilakukan untuk mengetahui apakah

ada perbedaan nilai atau hasil belajar pada kedua kelas. Data dari kedua

kelas dikatakan memiliki rataan yang sama jika nilai signifikan > 0,05,

sedangkan data dari kedua kelas dikatakan memiliki rataan yang berbeda

jika nilai signifikan < 0,05. Hasil olah data uji banding dua sampel dapat

dilihat pada Tabel 21.

Tabel 21

Hasil Analisis Uji t Data Tes Awal

Prestest

Equal variances assumed

Equal variances

not assumed

Levene's Test for Equality of Variances

F 0,068

Sig. 0,795

t-test for Equality of Means

T -0,972 -0,972

Df 40 39,340

Sig. (2-tailed)

0,337 0,337

Mean Difference

-3,274 -3,274

Std. Error Difference

3,370 3,370

95% Confidence Interval of the Difference

Lower -10,084 -10,088

Upper 3,537 3,540

Berdasarkan Tabel 21 skor koefisien t sebesar -0,972 dengan nilai

signifikansi sebesar 0,337 yang berarti lebih besar dari 0,05 (0,337 >

0,05). Berdasarkan pada nilai signifikansi/probabilitas yaitu jika

signifikansi > 0,05, dapat disimpulkan bahwa rataan kedua kelas adalah

sama, maka kedua kelas mempunyai kondisi yang sama. Oleh karena itu

kelas kontrol diberi perlakuan secara konvensional dan kelas eksperimen

diberi perlakuan dengan metode PBL.

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5603/5/T1_202009030_BAB IV.pdfBerdasarkan Tabel 21 skor koefisien t sebesar -0,972 dengan nilai signifikansi

39

C. Analisis Data

a. Hasil Belajar Matematika (Posttest)

Variabel penelitian ini adalah pembelajaran matematika yang

menggunakan metode PBL dengan memanfaatkan hasil belajar

Matematika. Subjek penelitian terdiri dari kelas kontrol sebagai

pembanding, dan kelas eksperimen yang menggunakan metode PBL.

Hasil penelitian ini memperlihatkan skor hasil belajar atau posttest dari

kelas kontrol dan kelas eksperimen yang didistribusikan sesuai dengan

interval perolehan skor minimum ke skor maksimum dengan Tabel 22

sebagai berikut :

Hasil posttest siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat

didefinisikan dengan bantuan program SPSS (Statistical Product and

Service Solution) versi 16.0 yang dapat dilihat pada Tabel 23 sebagai

berikut :

Berdasarkan Tabel 23 terlihat bahwa kelas eksperimen berjumlah 21

siswa. Nilai tertinggi pada kelas eksperimen adalah adalah 100 dan nilai

terendah adalah 60. Rata-rata kelas adalah 79,29 dan standar deviasinya

9,451. Kelas kontrol berjumlah 21 siswa, dengan nilai tertinggi 93 dan

nilai terendah 60. Rata-rata kelas kontrol adalah 76,00 dan standar

Tabel 22

Skor Hasil Belajar Kelas Kontrol dan Eksperimen

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

Posttest Kelas Eksperimen & Kontrol

42 53 100 75,52 12,250

42 1 2 1,50 0,506

Valid N (listwise) 42

Tabel 23

Deskripsi Data Tes Akhir

Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Posttest Kontrol 21 76,00 10,271 2,241

Eksperimen 21 79,29 9,451 2,062

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5603/5/T1_202009030_BAB IV.pdfBerdasarkan Tabel 21 skor koefisien t sebesar -0,972 dengan nilai signifikansi

40

deviasinya 10,271. Hasil belajar kelas kontrol dan eksperimen kemudian

dikategorikan menjadi tiga kategori dengan batas-batas sebagai berikut :

Batas 1 = Mean + 0,5𝑆𝐷 = 75,52 + 0,5 x 12,250

= 81,645 dibulatkan menjadi 82 Batas 2 = Mean - 0,5𝑆𝐷 = 75,52 - 0,5 x 12,250

= 69,395 dibulatkan menjadi 69

Pengukuran hasil belajar matematika berdasarkan kategori menurut

Sudijono (2012) terlihat pada Tabel 24.

Tabel 24 Distribusi Data Tes Akhir

Interval Hasil Belajar Kelas

Kontrol Eksperimen

83 < 𝑥 ≤ 100 Tinggi 4 7

19% 33%

70 < 𝑥 ≤ 82 Sedang 7 9

33% 43%

57 ≤ 𝑥 ≤ 69 Rendah 10 5

48% 24%

Berdasarkan Tabel 24 rata-rata kelas eksperimen memiliki hasil

belajar sedang, dengan jumlah 9 siswa dari 21 siswa atau 43%. Hasil

belajar dengan kategori tinggi untuk kelas eksperimen 7 siswa dengan

persentase 33% dan 5 siswa hasil belajarnya rendah dengan persentase

24%. Hasil belajar untuk kelas kontrol sebagian besar rendah, yaitu

sebanyak 10 siswa dengan persentase 48%. Siswa yang memiliki hasil

belajar sedang sebanyak 7 siswa dengan persentase 33% dan 4 siswa

untuk hasil belajar tinggi dengan persentase 19%.

1. Uji Normalitas

Cara untuk mengetahui apakah hasil pretest kelas kontrol dan kelas

eksperimen berdistribusi normal atau tidak, maka dilakukan uji

normalitas. Data dikatakan berdistribusi normal jika nilai signifikan >

0,05. Uji ini menggunakan uji Shapiro-Wilk. hasil pengujiannya dapat

dilihat pada Tabel 25.

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5603/5/T1_202009030_BAB IV.pdfBerdasarkan Tabel 21 skor koefisien t sebesar -0,972 dengan nilai signifikansi

41

Tabel 25

Normalitas Data Tes Akhir

Shapiro-Wilk

Statistic df Sig.

Posttest_Kelas_Kontrol VIII A1 0,942 21 0,244

Postest_Kelas_Eksperimen VIII A2 0,944 21 0,266

Berdasarkan Tabel 25 nilai signifikan kelas kontrol 0,244 dan kelas

eksperimen 0,266. Nilai signifikasi kedua kelas > 0,05. Hal ini

berarti populasi berasal dari distribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui data setara atau

tidak. Uji homogenitas menggunakan uji Levene dengan kriteria nilai

signifikansi > 0,05 yang artinya data berasal dari populasi yang

mempunyai varian yang sama atau homogen. Rincian hasil dapat

dilihat pada Tabel 26.

Tabel 26

Hasil Uji Homogenitas Tes Akhir

Levene Statistic df1 df2 Sig.

0,019 1 40 0,892

Dari Tabel 26 dapat dilihat bahwa berdasarkan uji Levene

didapatkan nilai signifikansi 0,892 > 0,05, maka dapat disimpulkan

bahwa data skor hasil belajar berasal dari populasi yang mempunyai

varian yang sama atau homogen.

Berdasarkan uji normalitas dan homogenitas yang telah dilakukan

terbukti bahwa data skor hasil belajar sebagai data yang terdistribusi

normal dan homogen. Oleh karena itu untuk melihat perbedaan rata-

rata skor hasil belajar dapat menggunakan uji t independet sample

test.

3. Uji Banding dua sampel

Analisis uji banding dua sampel dilakukan untuk mengetahui

apakah ada perbedaan nilai atau hasil belajar pada kedua kelas. Data

dari kedua kelas dikatakan memiliki rataan yang sama jika nilai

signifikan > 0,05, sedangkan data dari kedua kelas dikatakan memiliki

rataan yang berbeda jika nilai signifikan < 0,05. Hasil olah data uji

banding dua sampel dapat dilihat pada Tabel 27.

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5603/5/T1_202009030_BAB IV.pdfBerdasarkan Tabel 21 skor koefisien t sebesar -0,972 dengan nilai signifikansi

42

Tabel 27

Hasil Analisis Uji t Tes Akhir

posttest

Equal variances assumed

Equal variances

not assumed

Levene's Test for Equality of Variances

F 0,019

Sig. 0,892

t-test for Equality of Means

T -2,097 -2,097

df 40 39.984

Sig. (2-tailed)

0,042 0,042

Mean Difference

-7,619 -7,619

Std. Error Difference

3,633 3,633

95% Confidence Interval of the Difference

Lower -14,961 -14,961

Upper -0,277 -0,277

Berdasarkan Tabel 27 skor koefisien t sebesar -2,097 dengan nilai

signifikansi sebesar 0,042 yang berarti lebih kecil dari 0,05 (0,042 <

0,05). Pegujian Hipotesis 1, dapat dilakukan berdasarkan nilai

signifikansi yaitu jika nilai signifikansi > 0,05 maka H0 diterima.

Hasil uji independent samples t test Equal variances assumed

tersebut, maka H1 diterima yang berarti bahwa ada pengaruh metode

PBL terhadap hasil belajar kelas VIII SMP Negeri 1 Pamona Utara.

b. Analisis Motivasi Belajar Matematika

Hasil motivasi belajar matematika siswa dikategorikan menjadi tiga

bagian, yaitu tinggi, sedang dan rendah. Menurut Sudijono (2009), jika

data dikategorikan menjadi tiga bagian, maka batas interval

ditentukan dengan cara 𝑚𝑒𝑎𝑛 + 0,5𝑆𝐷 dan 𝑚𝑒𝑎𝑛 − 0,5𝑆𝐷. Hasil

penelitian ini memperlihatkan skor motivasi belajar dari kelas kontrol dan

kelas eksperimen yang didistribusikan sesuai dengan interval perolehan

skor minimum ke skor maksimum dengan Tabel 28 sebagai berikut :

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5603/5/T1_202009030_BAB IV.pdfBerdasarkan Tabel 21 skor koefisien t sebesar -0,972 dengan nilai signifikansi

43

Tabel 28

Skor Motivasi Belajar Kelas Kontrol dan Eksperimen

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

Motivasi Belajar Kelas Eksperimen & Kontrol

42 54 93 70,48 8,379

42 1 2 1,50 0,506

Valid N (listwise) 42

Berdasarkan data motivasi belajar dari kelas kontrol dan kelas

eksperimen diperoleh statistik deskriptif seperti yang ditunjukkan pada

Tabel 29.

B

Berdasarkan Tabel 29 dapat terlihat bahwa dari 21 siswa pada kelas

eksperimen mempunyai skor maksimal 93, skor minimal 65, standar

deviasi 6,713 dan rata-rata skor 73,52. Sedangkan pada kelas kontrol

yang berjumlah 21 siswa mempunyai skor maksimal 91, skor minimal 54,

standar deviasi 8,908 dan rata-rata 67,43. Hasil belajar kelas kontrol dan

eksperimen kemudian dikategorikan menjadi tiga kategori dengan batas-

batas sebagai berikut :

Batas 1 = Mean + 0,5𝑆𝐷

= 70,48 + 0,5 X 8,379

= 74,6695 dibulatkan menjadi 75

Batas 2 = Mean - 0,5𝑆𝐷

= 70,48 - 0,5 x 8,379

= 66,2905 dibulatkan menjadi 66

Frekuensi dan persentase hasil pengukuran variabel motivasi belajar

berdasarkan kategori menurut Sudijono (2012) terlihat pada Tabel 30.

Tabel 29

Deskripsi Motivasi Belajar Kondisi Akhir

Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Motivasi Kontrol 21 67,43 8,908 1,944

Eksperimen 21 73,52 6,713 1,465

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5603/5/T1_202009030_BAB IV.pdfBerdasarkan Tabel 21 skor koefisien t sebesar -0,972 dengan nilai signifikansi

44

Tabel 30

Distribusi Motivasi Belajar

Interval Motivasi Belajar

Kelas

Kontrol Eksperimen

76 < 𝑥 ≤ 93 Tinggi 3 8

14,28% 38,09%

67 < 𝑥 ≤ 75 Sedang 7 11

33,33% 52,38%

54 ≤ 𝑥 ≤ 66 Rendah 11 2

52,38% 9,52%

Berdasarkan Tabel 30 rata-rata kelas kontrol memiliki hasil motivasi

rendah, dengan jumlah 11 siswa dari 21 siswa atau 52,38%, 7 siswa atau

33,33% mempunyai motivasi belajar matematika sedang, dan 3 siswa

atau 14,28% memiliki motivasi belajar matematika tinggi. Kelas

eksperimen sebagian besar siswa memiliki motivasi belajar matematika

tinggi yakni 11 siswa atau sebesar 52,38%, 8 siswa atau 38,09%

mempunyai motivasi belajar tinggi sementara sisanya 2 siswa atau 9,52%

memiliki motivasi belajar matematika rendah.

1. Uji Normalitas

Cara untuk mengetahui apakah hasil motivasi belajar matematika

dan kelas eksperimen berdistribusi normal atau tidak, maka dilakukan

uji normalitas. Data dikatakan berdistribusi normal jika nilai signifikan

> 0,05. Uji ini menggunakan uji Shapiro-Wilk. Hasil pengujian

normalitas motivasi belajar matematika dilihat pada Tabel 31.

Tabel 31

Normalitas Motivasi Belajar

Shapiro-Wilk

Statistic df Sig.

Motivasi_Kelas_Kontrol VIII A1 0,953 21 0,395

Motivasi_Kelas_Eksperimen VIII A2 0,897 21 0,031

Berdasarkan Tabel 31 terlihat nilai signifikan pada kolom Shapiro-

Wilk 0,031 untuk kelas eksperimen dan 0,395 untuk kelas kontrol,

Signifikan kelas eksperimen < 0,05, untuk kelas kontrol variabel

berdistribusi normal.

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5603/5/T1_202009030_BAB IV.pdfBerdasarkan Tabel 21 skor koefisien t sebesar -0,972 dengan nilai signifikansi

45

2. Uji homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui data setara atau

tidak. Uji homogenitas menggunakan uji Levene dengan kriteria nilai

signifikansi > 0,05 yang artinya data berasal dari populasi yang

mempunyai varian yang sama atau homogen. Rincian hasilnya dapat

dilihat pada Tabel 32.

Tabel 32

Hasil Uji Homogenitas Motivasi Belajar

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1,060 1 40 0,309

Berdasarkan Tabel 32 dapat dilihat bahwa berdasarkan uji Levene

didapatkan nilai signifikansi 0,309 > 0,05, maka dapat disimpulkan

bahwa data skor hasil belajar berasal dari populasi yang mempunyai

varian yang sama atau homogen.

3. Uji Banding dua sampel

Uji analisis menggunakan statistik non parametrik karena data tidak

normal. Data dari kedua kelas dikatakan memiliki rataan sama jika

nilai signifikan > 0,05, sedangkan data dari kedua kelas dikatakan

memiliki rataan yang berbeda jika nilai signifikan < 0,05. Hasil analisis

dapat dilihat pada Tabel 33.

Tabel 33

Uji Banding Dua Sampel Motivasi Belajar

Nilai

Mann-Whitney U 118,500

Wilcoxon W 349,500

Z -2,569

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,010

a. Grouping Variable: kelas

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5603/5/T1_202009030_BAB IV.pdfBerdasarkan Tabel 21 skor koefisien t sebesar -0,972 dengan nilai signifikansi

46

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang dilakukan pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pamona

Utara Sulawesi Tengah menunjukan adanya hasil belajar matematika siswa

kelas VIII A1 sebagian besar rendah, yaitu sebanyak 10 siswa dengan

persentase 48%. Siswa yang memiliki hasil belajar sedang sebanyak 7 siswa

dengan persentase 33% dan 4 siswa untuk hasil belajar tinggi dengan

persentase 19%. Sebagaian besar hasil belajar matematika siswa kelas VIII A2

memiliki hasil belajar sedang, yaitu sebanyak 9 siswa dari 21 siswa atau 43%,

hasil belajar dengan kategori tinggi sebanyak 7 siswa dengan persentase 33%

dan 5 siswa hasil belajarnya rendah dengan persentase 24%. Dari 21 siswa dari

kelas VIII A1, 14 siswa atau 67% telah mencapai tingkat ketuntasan 7 siswa

atau 33% belum mencapai tingkat ketuntasan, sedangkan pada kelas VIII A2

dari 21 siswa, 20 siswa atau 95% telah mencapai tingkat ketuntasan dan 1

siswa atau 5% belum mencapai tingkat ketuntasan.

Hasil analisis data motivasi belajar matematika, dapat dilihat bahwa

motivasi belajar matematika siswa rata-rata kelas VIII A1 memiliki hasil

motivasi rendah 11 siswa atau 52,38%, 7 siswa atau 33,33% mempunyai

motivasi belajar matematika sedang, dan 3 siswa atau 14,28% memiliki

motivasi belajar matematika tinggi. Hasil ini berbeda dengan kelas VIII A2

dimana sebagian besar siswa memiliki motivasi belajar matematika tinggi

yakni 11 siswa atau sebesar 52,38%, 8 siswa atau 38,09% mempunyai motivasi

belajar tinggi sementara sisanya 2 siswa atau 9,52% memiliki motivasi belajar

matematika rendah.

Hasil belajar di kelas VIII A2 lebih baik, disebabkan penggunaan metode

PBL. Proses pembelajaran yang otentik, dengan maksud untuk menyusun

pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inquiri, keterampilan dan

percaya diri menjadikan siswa mampu memperoleh gambaran secara

menyeluruh tentang materi yang saling berkaitan sehingga dapat memahami

konsep materi yang diajarkan. Setiap siswa aktif berdiskusi dalam

kelompoknya masing-masing, karena presentasi ditunjuk secara acak oleh

guru. Siswa lebih berani berbicara di depan kelas karena dituntut untuk

mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Hal tersebut bagus untuk siswa

karena siswa berani mengungkapkan pendapatnya sehingga tidak hanya diam

saat tidak paham tentang materi yang diajarkan oleh guru. Pembelajaran

dengan metode pembelajaran PBL mempermudah siswa untuk memahami

masalah, merencanakan penyelesaian masalah, melakukan pengecekan

kembali akan hasil jawaban saat presentasi, sehingga siswa diharapkan lebih

terbiasa berpikir teratur, terarah, utuh, dan sistematik. Hal ini sependapat

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5603/5/T1_202009030_BAB IV.pdfBerdasarkan Tabel 21 skor koefisien t sebesar -0,972 dengan nilai signifikansi

47

dengan teori Arend (Trianto, 2009) yang mengemukakan bahwa salah satu

kelebihan metode PBL adalah meningkatkan kemampuan pemecahan

masalah. Dengan demikian, hasil belajar yang diperoleh dapat optimal.

Berdasarkan observasi diketahui bahwa metode PBL mampu membuat

siswa belajar mandiri ketika diberi latihan soal pada materi lingkaran. Hal ini

didukung oleh Anonim (2008) yaitu melalui metode PBL, siswa memiliki

keterlibatan penuh dalam proses belajar mengajar dimana guru hanya sebagai

fasilitator yang mengarahkan dan memberikan bimbingan kepada siswa. Siswa

kelas VIII SMP Negeri 1 Pamona Utara Sulawesi Tengah juga mengalami

kesulitan ketika belajar tentang konsep materi lingkaran yang dikaitkan

dengan kehidupan nyata sehingga menyebabkan motivasi belajar yang

rendah. Menurut Saryantono (2013) PBL dapat mengatasi kesulitan siswa

dalam belajar dengan menggunakan masalah dunia nyata sebagai konteks

belajar bagi siswa untuk belajar tentang berpikir kritis dan ketrampilan

memecahkan masalah serta memperoleh pengetahuan. Metode PBL juga

mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam penyelesaikan soal. PBL juga

mampu meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditandai dengan PBL

menjadi metode pembelajaran yang cukup bagus bagi siswa dalam memahami

materi pelajaran (Wijayanto 2009). Hal ini ditandai dengan kualitas proses

pembelajaran oleh siswa dan kualitas kinerja guru (Rahmayanti, 2012).

Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas maka diketahui temuan-

temuan dalam penelitian ini yaitu adanya perbedaan nilai rata-rata kelas yang

tidak diberi perlakuan dan yang diberi perlakuan yaitu sebesar 6,09. Kelas

kontrol dikategorikan rendah karena kemampuan guru dalam menerapkan

metode pembelajaran belum maksimal dan belum sesuai dengan kebutuhan

siswa sehingga menyebabkan siswa malas belajar. Kelas eksperimen

dikategorikan tinggi karena melalui metode PBL siswa mampu mengerjakan

permasalahan melalui pengetahuan mereka sendiri, menantang siswa untuk

berpikir serta memiliki kepercayaan diri dalam melakukan diskusi secara

berkelompok. Motivasi belajar dan metode PBL juga memiliki pengaruh

terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pamona Utara Sulawesi

Tengah pada materi lingkaran. Pembelajaran dengan metode PBL membantu

siswa dalam mentransfer ilmu pengetahuan yang siswa miliki kedalam

kehidupan sehari-hari dan konsep yang diajarkan sesuai dengan kebutuhan

siswa. Penggunaan PBL di kelas dapat memupuk kemampuan siswa dalam

menyelesaikan latihan soal bersama siswa lainnya, meningkatkan aktivitas

kegiatan belajar mengajar di kelas, mengembangkan kemampuan siswa untuk

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5603/5/T1_202009030_BAB IV.pdfBerdasarkan Tabel 21 skor koefisien t sebesar -0,972 dengan nilai signifikansi

48

berpikir kritis, realistik dengan kehidupan siswa dan membantu siswa dalam

mengembangkan pengetahuan yang baru.

Proses belajar mengajar dengan metode PBL mengakibatkan siswa

memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru, siswa menjadi lebih

berani dalam bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami, siswa menjadi

lebih bersemangat dalam belajar matematika, siswa selalu aktif dalam belajar

di kelas serta siswa menjadi lebih senang belajar kembali tentang apa yang

telah dipelajari sebelumnya. Timbulnya motivasi belajar pada siswa kelas VIII

dikarenakan adanya dorongan dan keinginan untuk berhasil dalam belajar

matematika. Motivasi yang dirasakan oleh siswa dipengaruhi oleh metode PBL

karena metode ini baru pertama kali diaplikasikan di kelas VIII, SMP Negeri 1

Pamona Utara Sulawesi Tengah.