bab iv hasil penelitian dan pembahasan a. hasil penelitianeprints.unm.ac.id/4248/4/bab iv.pdfkedua,...
TRANSCRIPT
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada bab ini, hasil penelitian eksperimen yang telah dilakukan dibahas
secara terperinci berdasarkan data yang telah diperoleh di lapangan. Sesuai
dengan jenis penelitian yang dilakukan, hasil penelitian ini adalah hasil
eksperimen dinyatakan dalam bentuk angka untuk mengetahui pengaruh model
pembelajaran show not tell dalam keterampilan menulis teks deskripsi siswa Kelas
VII SMP Negeri 3 Makassar.
Pembelajaran menulis teks deskripsi hanya menggunakan satu kelompok
saja, yaitu Kelas VII4 yang diberikan tugas sebanyak 2 kali. Pertama,
pembelajaran menulis teks deskripsi sebelum menggunakan model pembelajaran
show not tell (pre-test). Kedua, pembelajaran menulis teks deskripsi sesudah
menggunakan model pembelajaran show not tell (post-test).
Data yang diperoleh dari hasil menulis teks deskripsi siswa SMP Negeri 3
Makassar pada pre-test dan post-test dianalisis sesuai dengan teknik analisis data
yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, yaitu menggunakan analisis statistik
deskriptif dan analisis statistik inferensial. Adapun penyajiannya, dapat dilihat
sebagai berikut:
1. Analisis Statistik Deskriptif
Terdapat dua data yang dianalisis menggunakan analisis statistik
deskriptif, yaitu: keterampilan siswa menulis teks deskripsi sebelum
menggunakan model pembelajaran show not tell dan keterampilan siswa menulis
40
teks deskripsi sesudah menggunakan model pembelajaran show not tell.
Penjabarannya sebagai berikut:
a. Analisis Data Keterampilan Menulis Teks Deskripsi Sebelum
Menggunakan Model Pembelajaran Show Not Tell Siswa Kelas VII SMP
Negeri 3 Makassar
Keterampilan menulis teks deskripsi sebelum menggunakan model
pembelajaran show not tell siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Makassar, dijabarkan
pada tabel 4.1 berikut.
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Keterampilan Menulis
Teks Deskripsi Sebelum Menggunakan Model Pembelajaran
Show Not Tell Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Makassar
No. Nilai Frekuensi Persentase Persentase Komulatif
1 1.37 1 2.8 % 2.8 %
2 1.5 3 8.3 % 11.1 %
3 1.62 5 13.9 % 25 %
4 1.75 1 2.8 % 27.8 %
5 1.87 3 8.3 % 36.1 %
6 2.00 3 8.3 % 44.4 %
7 2.12 2 5.5 % 49.9 %
8 2.25 4 11.1 % 61%
9 2.37 3 8.3 % 69.3 %
10 2.50 1 2.8 % 72.1 %
11 2.62 1 2.8 % 74.9 %
12 2.75 2 5.5 % 80.4 %
13 2.87 1 2.8 % 83.2 %
14 3.00 1 2.8 % 86 %
15 3.12 1 2.8 % 88.8 %
16 3.25 1 2.8 % 91.6 %
17 3.37 1 2.8 % 94.4 %
18 3.5 2 5.5 % 100 %
Total 80.91 36 100
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa nilai tertinggi yaitu 3.5 yang
diperoleh 2 siswa (5.5%). Nilai 3.37 diperoleh 1 siswa (2.8%), nilai 3.25 diperoleh
41
1 siswa (2.8%), nilai 3.12 diperoleh 1 siswa (2.8%), nilai 3.00 diperoleh 1 siswa
(2.8%), nilai 2.87 diperoleh 1 siswa (2.8), nilai 2.75 diperoleh 2 siswa (5.5%),
nilai 2.62 diperoleh 1 siswa (2.8%), nilai 2.5 diperoleh 1 siswa (2.8%), nilai 2.37
diperoleh 3 siswa ( 8.3%), nilai 2.25 diperoleh 4 siswa (11.1), nilai 2.12 diperoleh
2 siswa (5.5%), nilai 2.00 diperoleh 3 siswa (8.3%), nilai 1.87 diperoleh 3 siswa
(8.3%), nilai 1.75 diperoleh 1 siswa (2.8%), nilai 1.62 diperoleh 5 siswa (13.9%),
nilai 1.5 diperoleh 3 siswa (8.3%), dan nilai 1.37 diperoleh 1 siswa (2.8%).
Pada pembelajaran menulis teks deskripsi sebelum menggunakan model
pembelajaran show not tell dengan 36 siswa diperoleh gambaran, yaitu tidak ada
siswa yang mampu mendapat nilai 4.00 - 3.66 sebagai nilai maksimal atau
tertinggi. Nilai tertinggi yaitu 3.5 yang dicapai oleh 2 siswa dan nilai terendah
yaitu 1.37 yang dicapai oleh seorang siswa.
Mengetahui nilai rata-rata siswa menulis teks deskripsi sebelum
menggunakan model pembelajaran show not tell menggunakan rumus.
X = ∑𝑋
𝑁
= 80.91
36
= 2.25
Jadi, nilai rata-rata keterampilan siswa menulis teks deskripsi sebelum
menggunakan model pembelajaran show not tell adalah 2.25 dengan predikat C+
dan kategori cukup terampil.
Adapun klasifikasi nilai yang diperoleh siswa pada setiap aspek penilaian
menulis teks deskripsi dapat dilihat pada tabel berikut:
42
Tabel 4.2 Klasifikasi Nilai Aspek Judul Siswa Sebelum Menggunakan Model
Pembelajaran Show Not Tell (Pre-Test)
No. Nilai Frekuensi Persentase Kategori
1 4.00 – 3. 66 14 38.8% Sangat Terampil
2 3.33 – 2.66 19 52.7% Terampil
3 2.33 – 1.66 3 8.3% Cukup Terampil
4 1.33 – 1.00 0 0% Kurang Terampil
Berdasarkan tabel 4.2 nilai aspek judul dapat dinyatakan bahwa, 14 siswa
(38.8%) yang mendapat kategori sangat terampil. Selanjutnya, yang mendapat
kategori terampil sebanyak 19 siswa (52.7%); yang mendapat kategori cukup
terampil sebanyak 3 siswa (8.3%); tidak ada siswa yang mendapat kategori
kurang terampil.
Tabel 4.3 Klasifikasi Nilai Aspek Identifikasi Siswa Sebelum Menggunakan
Model Pembelajaran Show Not Tell (Pre-Test)
No. Nilai Frekuensi Persentase Kategori
1 4.00 – 3. 66 2 5.5% Sangat Terampil
2 3.33 – 2.66 10 27.7% Terampil
3 2.33 – 1.66 13 36.1% Cukup Terampil
4 1.33 – 1.00 11 30.5% Kurang Terampil
Berdasarkan tabel 4.3 nilai aspek identifikasi dapat dinyatakan bahwa, 2
siswa (5.5%) yang mendapat kategori sangat terampil. Selanjutnya, yang
mendapat kategori terampil sebanyak 10 siswa (27.7%); yang mendapat kategori
cukup terampil sebanyak 13 siswa (36.1%); yang mendapat kategori kurang
terampil sebanyak 11 siswa (30.5%).
43
Tabel 4.4 Klasifikasi Nilai Aspek Deskripsi Bagian Siswa Sebelum
Menggunakan Model Pembelajaran Show Not Tell (Pre-Test)
No. Nilai Frekuensi Persentase Kategori
1 4.00 – 3. 66 0 0% Sangat Terampil
2 3.33 – 2.66 8 22.2% Terampil
3 2.33 – 1.66 13 36.1% Cukup Terampil
4 1.33 15 41.6% Kurang Terampil
Berdasarkan tabel 4.4 nilai aspek deskripsi bagian dapat dinyatakan
bahwa, tidak ada siswa yang mendapat kategori sangat terampil. Selanjutnya,
yang mendapat kategori terampil sebanyak 8 siswa (22.2%); yang mendapat
kategori cukup terampil sebanyak 13 siswa (36.1%); yang mendapat kategori
kurang terampil sebanyak 15 siswa (41.6%).
.Tabel 4.5 Klasifikasi Nilai Aspek Penutup Siswa Sebelum Menggunakan
Model Pembelajaran Show Not Tell (Pre-Test)
No. Nilai Frekuensi Persentase Kategori
1 4.00 – 3. 66 2 5.5% Sangat Terampil
2 3.33 – 2.66 4 11.1% Terampil
3 2.33 – 1.66 2 5.5% Cukup Terampil
4 1.33 28 77.7% Kurang Terampil
Berdasarkan tabel 4.5 nilai aspek penutup dapat dinyatakan bahwa, 2
siswa (5.5%) yang mendapat kategori sangat terampil. Selanjutnya, yang
mendapat kategori terampil sebanyak 4 siswa (11.1%); yang mendapat kategori
cukup terampil sebanyak 2 siswa (5.5%); yang mendapat kategori kurang
terampil sebanyak 28 siswa (77.7%).
44
Tabel 4.6 Klasifikasi Nilai Keterampilan Menulis Teks Deskripsi Siswa Kelas
VII SMP Negeri 3 Makassar Sebelum Menggunakan Model
Pembelajaran Show Not Tell
Berdasarkan klasifikasi dari setiap aspek penilaian yang telah dijabarkan
di atas, maka dapat dinyatakan klasifikasi nilai keterampilan menulis teks
deskripsi siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Makassar sebelum menggunakan model
pembelajaran show not tell dapat dilihat pada tabel 4.6.
No. Nilai Frekuensi Persentase Kategori
1 4.00 – 3. 66 0 0% Sangat Terampil
2 3.33 – 2.66 9 25% Terampil
3 2.33 – 1.66 19 53% Cukup Terampil
4 1.33 8 22% Kurang Terampil
Berdasarkan tabel 4.6 dapat dinyatakan bahwa tidak ada siswa yang
mendapat kategori sangat terampil. Selanjutnya, yang mendapat kategori terampil
sebanyak 9 siswa (25%); yang mendapat kategori cukup terampil sebanyak 19
siswa (52%); yang mendapat kategori kurang terampil sebanyak 8 siswa (22%).
b. Analisis Data Keterampilan Menulis Teks Deskripsi Sesudah
Menggunakan Model Pembelajaran Show Not Tell Siswa Kelas VII SMP
Negeri 3 Makassar
Keterampilan menulis teks deskripsi sesudah menggunakan model
pembelajaran show not tell siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Makassar, dijabarkan
pada tabel 4.3 berikut.
45
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Keterampilan Menulis
Teks Deskripsi Sesudah Menggunakan Model Pembelajaran Show
Not Tell Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Makassar
No. Nilai Frekuensi Persentase Persentase Komulatif
1 2.00 1 2.8% 2.8%
2 2.12 1 2.8% 5.6%
3 2.25 3 8.3% 13.9%
4 2.62 1 2.8% 16.7%
5 2.75 8 22.2% 38.9%
6 2.87 4 11.1% 50%
7 3.00 3 8.3% 58.3%
8 3.12 2 5.5% 63.8%
9 3.25 5 13.9% 77.7%
10 3.37 5 13.9% 91.6%
11 3.5 2 5.5% 97.1%
12 3.62 1 2.8% 100%
Total 105.93 36 100
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa nilai tertinggi yaitu 3.62 yang
diperoleh 1 siswa (2.8%). Nilai 3.5 diperoleh 2 siswa (5.5%), nilai 3.37 diperoleh
5 siswa (13.9%), nilai 3.25 diperoleh 5 siswa (13.9%), nilai 3.12 diperoleh 2 siswa
(5.5%), nilai 3.00 diperoleh 3 siswa (8.3%), nilai 2.87 diperoleh 4 siswa (11.1%),
nilai 2.75 diperoleh 8 siswa (22.2%), nilai 2.62 diperoleh 1 siswa (2.8%), nilai
2.25 diperoleh 3 siswa (8.3%), nilai 2.12 diperoleh 1 siswa (2.8%), dan nilai 2.00
diperoleh 1 siswa (2.8%).
Pada pembelajaran menulis teks deskripsi dengan menggunakan model
pembelajaran show not tell pada 36 siswa diperoleh gambaran, yaitu tidak ada
siswa yang mampu mendapat nilai 4 sebagai nilai maksimal atau tertinggi. Nilai
46
tertinggi yaitu 3.62 yang dicapai oleh seorang siswa dan nilai terendah yaitu 2.00
yang dicapai oleh seorang siswa.
Mengetahui nilai rata-rata siswa menulis teks deskripsi sesudah
menggunakan model pembelajaran show not tell menggunakan rumus.
X = ∑𝑋
𝑁
= 105.93
36
= 2.94
Jadi, nilai rata-rata keterampilan siswa menulis teks deskripsi sesudah
menggunakan model pembelajaran show not tell adalah 2.94 dengan predikat B-
dan kategori terampil.
Adapun klasifikasi nilai yang diperoleh siswa pada setiap aspek penilaian
menulis teks deskripsi dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.8 Klasifikasi Nilai Aspek Judul Siswa Sesudah Menggunakan Model
Pembelajaran Show Not Tell (Post-Test)
No. Nilai Frekuensi Persentase Kategori
1 4.00 – 3. 66 25 69.5% Sangat Terampil
2 3.33 – 2.66 11 30.5% Terampil
3 2.33 – 1.66 0 0% Cukup Terampil
4 1.33- 1.00 0 0% Kurang Terampil
Berdasarkan tabel 4.8 nilai aspek judul dapat dinyatakan bahwa, 25 siswa
(69.5%) yang mendapat kategori sangat terampil. Selanjutnya, yang mendapat
47
kategori terampil sebanyak 11 siswa (30.5%); tidak ada siswa yang mendapat
kategori cukup terampil dan kategori kurang terampil.
Tabel 4.9 Klasifikasi Nilai Aspek Identifikasi Siswa Sesudah Menggunakan
Model Pembelajaran Show Not Tell (Post-Test)
No. Nilai Frekuensi Persentase Kategori
1 4.00 – 3. 66 15 41.6% Sangat Terampil
2 3.33 – 2.66 10 27.7% Terampil
3 2.33 – 1.66 11 30.5% Cukup Terampil
4 1.33- 1.00 0 0% Kurang Terampil
Berdasarkan tabel 4.9 nilai aspek identifikasi dapat dinyatakan bahwa, 15
siswa (41.6) yang mendapat kategori sangat terampil. Selanjutnya, yang
mendapat kategori terampil sebanyak 10 siswa (27.7%); tyang mendapat kateori
cukup terampil sebanyak 11 siswa (30.5%); tidak ada siswa yang mendapat
kategori kurang terampil.
Tabel 4.10 Klasifikasi Nilai Deskripsi Bagian Siswa Sesudah Menggunakan
Model Pembelajaran Show Not Tell (Post-Test)
No. Nilai Frekuensi Persentase Kategori
1 4.00 – 3. 66 5 13.8% Sangat Terampil
2 3.33 – 2.66 19 52.7% Terampil
3 2.33 – 1.66 9 25% Cukup Terampil
4 1.33- 1.00 3 8.3% Kurang Terampil
Berdasarkan tabel 4.10 nilai aspek deskripsi bagian dapat dinyatakan
bahwa, 5 siswa (13.8%) yang mendapat kategori sangat terampil. Selanjutnya,
yang mendapat kategori terampil sebanyak 19 siswa (52.7%); yang mendapat
48
kategori cukup terampil 9 siswa (25%); yang mendapat kategori kurang terampil
3 siswa (8.3).
Tabel 4.11 Klasifikasi Nilai Aspek Penutup Siswa Sesudah Menggunakan
Model Pembelajaran Show Not Tell (Post-Test)
No. Nilai Frekuensi Persentase Kategori
1 4.00 – 3. 66 3 8.3% Sangat Terampil
2 3.33 – 2.66 3 8.3% Terampil
3 2.33 – 1.66 15 41.6% Cukup Terampil
4 1.33- 1.00 15 41.6% Kurang Terampil
Berdasarkan tabel 4.11 nilai aspek penutup dapat dinyatakan bahwa, 3
siswa (8.3%) yang mendapat kategori sangat terampil. Selanjutnya, yang
mendapat kategori terampil sebanyak 3 siswa (8.3%); yang mendapat kategori
cukup terampil sebanyak 15 siswa (41.6%%); yang mendapat kategori kurang
terampil sebanyak 15 siswa (41.6%).
Tabel 4.12 Klasifikasi Nilai Keterampilan Menulis Teks Deskripsi Siswa
Kelas VII SMP Negeri 3 Makassar Sesudah menggunakan Model
Pembelajaran Show Not Tell (Post-Test)
Berdasarkan klasifikasi dari setiap aspek penilaian yang telah dijabarkan
di atas, maka dapat dinyatakan klasifikasi nilai keterampilan menulis teks
deskripsi siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Makassar sebelum menggunakan model
pembelajaran show not tell dapat dilihat pada tabel 4.12.
49
No. Nilai Frekuensi Persentase Kategori
1 4.00 – 3. 66 0 0% Sangat Terampil
2 3.33 – 2.66 30 83% Terampil
3 2.33 – 1.66 6 17% Cukup Terampil
4 1.33 0 0% Kurang Terampil
Berdasarkan tabel 4.12 dapat dinyatakan bahwa tidak ada siswa yang
mendapat kategori sangat terampil. Selanjutnya, yang mendapat kategori terampil
sebanyak 30 siswa (83%); yang mendapat kategori cukup terampil sebanyak 6
siswa (17%); tidak ada siswa yang mendapat kategori kurang terampil.
2. Analisis Statistik Inferensial
Analisis statistik inferensial digunakan sebagai pembuktian secara statistik
ada tidaknya perbedaan keterampilan menulis teks deskripsi sebelum
menggunakan model pembelajaran show not tell dan sesudah menggunakan
model pembelajaran show not tel. Data yang ditemukan dianalisis menggunakan
dua uji, yaitu uji normalitas dan uji hipotesis. Lebih jelasnya, dijabarkan sebagai
berikut.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan terhadap nilai masing-masing kelompok dengan
tujuan untuk mengetahui populasi data berdistribusi normal atau tidak. Seluruh
perhitungannya dilakukan dengan menggunakan bantuan program komputer yaitu
Statistical Package for Soscial Science (SPSS) versi 20.0 for windows. Adapun
kriteria data dapat dikatakan berdistribusi normal apabila PValue > = 0,05 dan
sebaliknya PValue < = 0,05 dikatakan tidak berdistribusi normal. Hasil uji
normalitas pada pre-test memeroleh nilai 𝑝 = 0.725 > 𝛼 = 0.05 dan pada post-test
50
memeroleh nilai 𝑝 = 0.448 > 𝛼 = 0.05. Hal ini menunjukkan data dari hasil
belajar siswa pada keterampilan menulis teks deskripsi berasal dari populasi yang
berdistribusi normal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran.
b. Uji Hipotesis
Setelah dilakukan uji normalitas sebagai uji prasyarat sebelum melakukan
uji hipotesis (uji regresi), dan data yang diperoleh memenuhi syarat untuk
melakukan uji regresi. Adapun ketentuannya adalah Hipotesis Alternatif (HI)
diterima apabila Sig. < = 0.05, dan sebaliknya Hipotesis Alternatif (HI) ditolak
apabila Sig. > = 0.05. Hasil dari uji regresi adalah koefisien korelasi antara pre-
test dan post-test adalah 0,559 dari output terlihat bahwa nilai tersebut signifikan
sebesar 0,000. Untuk menguji signifikansi koefisien korelasi adalah
membandingkan nilai signifikansi yang diperoleh dengan harga 𝛼 = 0,05.
Karena signifikansi 0,000 lebih kecil dari 𝛼 = 0,05 maka HI diterima.
Kesimpulan yang diperoleh adalah koefisien korelasi antara pre-test dan post-test
signifikan secara statistik.
Berdasarkan hasil analisis uji hipotesis tersebut, dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan secara signifikan antara keterampilan menulis teks deskripsi
dengan menggunakan model pembelajaran show not tell dan dengan
menggunakan model ceramah pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Makassar.
B. Pembahasan Hasil
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 3 Makassar. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII. Sampel dala penelitian ini adalah
Kelas VII-4 berjumlah 36 siswa. Penelitian ini hanya menggunakan satu kelas
51
tanpa adanya kelas pembanding dengan cara memberikan tugas pre-test dan post-
test. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keterampilan menulis teks
deskripsi siswa sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran show not
tell, serta membuktikan pengaruh model pembelajaran show not tell terhadap
keterampilan menulis teks deskripsi siswa.
Berdasarkan dari hasil analisis data tugas diketahui bahwa nilai rata-rata
keterampilan menulis teks deskripsi siswa sebelum menggunakan model
pembelajaran show not tell (pre-test) adalah 2.25, sedangkan nilai rata-rata
keterampilan menulis teks deskripsi siswa sesudah menggunakan model
pembelajaran show not tell ( post-test) adalah 2.94. Jadi, dapat dikatakan hasil
belajar menulis teks deskripsi siswa lebih baik atau berpengaruh sesudah
menggunakan model pembelajaran show not tell dibandingkan menggunakan
model pembelajaran ceramah.
Berdasarkan hasil pada setiap aspek penilaian yang telah dijabarkan
sebelumnya, dapat diketahui bahwa model pembelajaran show not tell lebih
berpengaruh pada aspek judul. Hal itu terbukti dari hasil yang ditemukan pada
pre-test, 14 siswa mendapat kategori sangat terampil,19 siswa mendapat kategori
terampil, 3 siswa mendapat kategori cukup terampil, dan tidak ada siswa yang
mendapat kategori kurang terampil. Sedangkan pada post-test terdapat perbedaan
yang signifikan, yaitu 25 siswa mendapat kategori sangat terampil, 11 siswa
mendapat kategori terampil, dan tidak ada siswa yang mendapatkan kotegori
cukup terampil dan kategori cukup terampil.
52
Dari keempat aspek penilaian yang paling berpengaruh yaitu pada aspek
judul, kemudian aspek identifikasi, selanjutnya aspek deskripsi bagian dan yang
terakhir aspek penutup. Pada aspek penutup hanya 3 siswa yang mendapat
kategori sangat terampil, 3 siswa yang mendapat kategori terampil, 15 siswa yang
mendapat kategori cukup terampil, dan 15 siswa yang mendapat kategori kurang
terampil. Hal itu dikarenakan, siswa masih bingung dan sulit merangkai kata
mengungkapkan kesan yag dirasakannya pada tempat tersebut. Siswa masih
menerawang dalam menentukan kata-kata yang cocok untuk digunakan.
Model pembelajaran ceramah terhadap pembelajaran menulis teks
deskripsi pada kegiatan pre-test dilakukan dengan cara guru menjelaskan materi
(ceramah), memberikan contoh teks deskripsi lalu siswa diminta mencatat dan
mengamati contoh tersebut, serta siswa diberi waktu untuk bertanya. Selanjutnya,
guru memberikan tugas menulis teks deskripsi.
Pada kegiatan pre-test, menulis teks deskripsi sebelum menggunakan
model pembelajaran show not tell, siswa tidak terampil menulis teks deskripsi
dengan baik. Hal itu dikarenakan, guru hanya memberikan banyak penjelasan dan
meminta siswa mencatat materi di papan tulis sehingga, siswa merasa bosan dan
tidak bersemangat dalam mengikuti pelajaran. Pembelajaran hanya berpusat pada
guru sehingga siswa kurang aktif. Hal itu pun berpengaruh pada hasil tulisan
siswa, terdapat beberapa siswa bukan menulis teks deskripsi melainkan jenis teks
lainnya. Hal itu terlihat saat diberikan tugas menulis teks deskripsi, hasil kerja
siswa belum terampil menulis teks deskripsi.
53
Pada kegiatan post-test, yakni pembelajaran menulis teks deskripsi
sesudah menggunakan model pembelajaran show not tell. Suasana pembelajaran
menulis teks deskripsi mengalami perubahan yang signifikan. Terjadi suasana
pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Selama ini siswa SMP Negeri 3
Makassar mempunyai kesuitan dalam menulis. Kesulitan yang dialami ole siswa
adalah kemampuan dalam mengungkapkan ide awal dalam menyusun cerita.
Show Not tell adalah teknik pemenfaatan keseluruhan otak dengan mempercepat
pengembangan gagasan siswa membuat kalimat memberitahukan sebelum
menulis secara utuh. Kalimat memberitahukan tersebut mempunyai peran yang
cukup penting dalam mempercepat pengembangan gagasan. Oleh karena itu,
siswa lebih terarah dalam mengembangkan tulisannya menjadi sebuah teks
deskripsi dengan menggunakan kalimat memberitahukan sebagai pedoman dalam
mengembangkan gagasan/ide. Hal itu juga didukung dengan adanya pemodelan
menggunakan gambar yang sesuai dengan tema tersebut. Gambar tersebut
membuat siswa akan merefleksi kembali saat berada di tempat tesebut apa yang
dilihat, didengan, dan dirasakannya akan terlihat jelas dalam ingatan. Tampak
siswa lebih mudah dalam menciptakan ide dan bersemangat dalam mengikuti
pembelajaran. Hal itu terlihat dari 30 siswa sudah terampil dalam menulis teks
deskripsi.
Pengaruh model pembelajaran show not tell dalam pembelajaran menulis
teks deskripsi tersebut sejalan dengan pendapat Hernowo (2003: 11)
menggambarkan bukan dengan memberitahukan (show not tell) merupakan model
untuk mempercepat pengembangan gagasan pada proses menulis dengan cara
54
bertolak dari bentuk kalimat memberitahukan, kemudian mengubahnya menjadi
paragraf yang menggambarkan. Misalnya, kalimat memberitahukan, kini adalah
hari yang indah, perlu diubah dengan cara menggambarkannya dalam sebuah
paragraf apa itu indah, hari apa kejadiannya, mengapa hari itu menjadi indah,
sehingga gambaran uniknya “Ini adalah hari yang indah” yang digambarkan pada
paragraf. Hal inilah yang dialami oleh siswa dalam menulis teks deskripsi. Siswa
cepat memperoleh ide dan gagasan serta mudah mengembangkannya menjadi teks
deskripsi melalui penggambaran dari ide memberitahukan sehingga, deskripsi
yang dibuat oleh siswa memberikan pemahaman yang luas kepada pembaca.
Untuk lebih jelasnya, hasil analisis data dalam penelitian ini dapat
diuraikan berdasarkan temuan pengaruh model pembelajaran show not tell dalam
pembelajaran menulis teks deskripsi siswa kelas VII SMP Negeri 3 Makassar.
Hipotesis Alternatif (HI) diterima apabila Sig. < = 0.05. Dari hasil perhitungan
statistik inferensial SPSS uji regresi, diperoleh koefisien korelasi antara pre-test
dan post-test adalah 0,559 dari output terlihat bahwa nilai tersebut signifikan
sebesar 0,000. Untuk menguji signifikansi koefisien korelasi adalah
membandingkan nilai signifikansi yang diperoleh dengan harga 𝛼 = 0,05.
Karena signifikansi 0,000 lebih kecil dari 𝛼 = 0,05 maka HI diterima.
Kesimpulan yang diperoleh adalah koefisien korelasi antara pretest dan posttest
signifikan secara statistik.
Berdasarkan hasil tersebut, model pembelajaran show not tell berpengaruh
digunakan dalam pembelajaran menulis teks deskripsi siswa Kelas VII SMP
Negeri 3 Makassar. Jika dibandingkan dengan penelitian terdahulu, maka relevan
55
dengan penelitian tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Risnawati (2016)
berjudul “Peningkatan Kemampuan Menulis Paragraf Narasi Melalui Model Show
Not Tell Siswa Kelas X-1 SMA 1 Bangkala Kabupaten Jeneponto”. Hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran show not tell dapat
meningkatkan keterampilan menulis pada tahun 2016, hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa model show not tell dapat meningkatkan kemampuan
menulis paragraf narasi. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti juga
menghasilkan model pembelajaran show not tell berpengaruh terhadap
keterampilan menulis teks deskripsi siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Makassar.
Meskipun diterapkan pada pembelajaran yang berbeda, yaitu pada pembelajaran
paragraf narasi dan pembelajaran teks deskripsi, serta jenis penelitian yang
berbeda pula, yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan penelitian Pre-
Eksperimen. Akan tetapi, model pembelajaran show not tell sama-sama efektif
digunakan dalam pembelajaran. Tidak menutup kemungkinan model
pembelajaran show not tell bisa juga digunakan pada pembelajaran teks lainnya.