bab iv hasil penelitian dan pembahasan a. gambaran …repository.ub.ac.id/117373/6/13.bab_4.pdf ·...
TRANSCRIPT
67
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi dan Situs Penelitian
1. Gambaran umum kabupaten Bojonegoro
a. Keadaan Geografis
Secara administrasi Kabupaten Bojonegoro dibagi menjadi 27 kecamatan
dengan 419 desa dan 11 kelurahan dengan luas wilayah keseluruhan adalah
230.706 Ha. Kabupaten Bojonegoro bagian dari Propinsi Jawa Timur dengan
jarak 110 km dari ibukota propinsi dan berbatasan langsung dengan Propinsi Jawa
Tengah. Batasbatas administrasi Kabupaten Bojonegoro adalah :
Sebelah Utara : Kabupaten Tuban
Sebelah Timur : Kabupaten Lamongan
Sebelah Selatan : Kabupaten Madiun, Nganjuk dan Jombang
Sebelah Barat : Kabupaten Ngawi dan Blora (Jawa Tengah)
Dengan luas wilayah keseluruhan 230.706 ha, 40,15% wilayah
Bojonegoro merupakan wilayah hutan Negara yang sebagian besar berada di
wilayah Selatan Bojonegoro, 32,58% berikutnya berupa lahan sawah yang
sebagian besar berada di sepanjang aliran Sungai Bengawan Solo. Sebanyak
22,42% merupakan tanah kering dan sisanya 4,85% adalah perkebunan dan lain-
lain (Buku Profil Kabupaten Bojonegoro Tahun 2012)
Sedangkan grafis wilayah administrasi kabupaten Bojonegoro dapat
digambarkan pada peta 1 berikut :
68
Gambar 2 Peta Wilayah Kabupaten Bojonegoro
Sumber: Buku Profil Kabupaten Bojonegoro Tahun 2012
1) Topografi
Topografi Kabupaten Bojonegoro menunjukkan bahwa di sepanjang
daerah aliran sungai Bengawan Solo merupakan daerah dataran rendah,
sedangkan di bagian Selatan merupakan dataran tinggi disepanjang kawasan
Gunung Pandan, Kramat dan Gajah.
Bengawan Solo mengalir dari Selatan, menjadi batas alam dari Provinsi
Jawa Tengah, kemudian mengalir ke arah Timur, di sepanjang wilayah Utara
Kabupaten Bojonegoro. Bagian Utara merupakan Daerah Aliran Sungai
Bengawan Solo yang cukup subur dengan pertanian yang ekstensif.
69
Kawasan pertanian umumnya ditanami padi pada musim penghujan dan
tembakau pada musim kemarau. 40,15 persen wilayah Bojonegoro masih
merupakan hutan Negara yang sebagian besar berada di wilayah Selatan
Bojonegoro, 35,58 persen berikutnya berupa lahan sawah, yang sebagian besar
berada di sepanjang aliran sungai Bengawan Solo. Sebanyak 19,42 persen
merupakan tanah kering dan sisanya 4,85 persen adalah perkebunan dan lain-lain.
Bojonegoro hanya memiliki 22 stasiun penangkar hujan, yang tersebar di 15
kecamatan. Tabel 1.1.5 mencatat dari 15 kecamatan, hujan paling sering terjadi di
Kec Sukosewu yaitu sebanyak 127 hari, hujan paling sedikit muncul di Kec
Ngraho yaitu hanya 48 hari. Sementara itu, untuk menanggulangi kekurangan air
untuk keperluan pengairan lahan pertanian di musim kemarau, dilakukan dengan
menaikkan air dari Sungai Bengawan Solo melalui pompanisasi. Yang tersebar di
8 kecamatan yang meliputi 24 desa (Buku Profil Kabupaten Bojonegoro Tahun
2012)
Tabel 6 Luas Wilayah Menurut Ketinggian, Kemiringan dan Kedalaman
Efektif Tanah di Kab. Bojonegoro
No Uraian Ketinggian Luas Prosentase
1 <25 43 155 18,71
2 25 s.d 99,99 104 629 45,35
3 100 s.d 499,9 82 348 35,69
4 >500 574 0,25
1 <2 127 109 55,10
70
2 2 s.d 14,99 83 429 36,16
3 15 s.d 39,99 17 312 7,50
4 > 40 2 856 1,24
Kedalaman Efektif
Tanah (CM)
1 2 3 4
1 < 30 25 896 11,22
2 30 s.d 59,99 28 142 12,20
3 60 s.d 89,99 37 618 16,31
4 >90 139 050 60,70
Sumber: Dokumen BPS Kabupaten Bojonegoro Tahun 2012
2) Jenis Tanah
Lapisan tanah sebagian terdiri atas lapisan grumosol, latosol dan
litosol,lapisan alluvial dan lapisan mediteranian. Lapisan grumosol merupakan
bagian terluas yang terbentang di bagian selatan, yaitu pada jalur utama yang
membelah Kabupaten Bojonegoro. Lapisan alluvial berada di sepanjang aliran
Bengawan Solo. Sementara lapisan mediteranian terdiri atas batu cadas, kurang
mengandung air tanah serta kurang subur untuk pertanian yang sebagian di
kawasan hutan.
3) Hidrologi dan Klimatologi
71
Curah hujan merupakan salah satu unsur iklim yang sangat besar perannya
terhadap berbagai kegiatan usaha khususnya pertanian. Curah hujan baik langsung
maupun tidak langsung akan mempengaruhi jenis dan pola tanam serta pola
identitas penggunaan tanah dan tersedianya air pengairan. Pada umumnya curah
hujan di Kabupaten Bojonegoro tidak terlalu tinggi. Kecamatan Baureno dan
Sukosewu mempunyai curah hujan rata-rata paling tinggi dibandingkan
kecamatan lain. Untuk pola air sungai dan irigasi Kabupaten Bojonegoro dilalui
Bengawan Solo yang mengalir ke arah Timur melintasi bagian Utara. Selain
sungai sistem hidrologi di wilayah Kabupaten Bojonegoro ditentukan dengan
ketersediaan waduk dan embung. Kondisi klimatologi di Kabupaten Bojonegoro
adalah sebagai berikut :
Tabel 7 : Tinggi dari Permukaan Laut, Hari dan Rata-Rata Curah Hujan
Tahun 2011
No Kecamatan Tinggi dari
Permukaan Laut
Stasiun
Penangkar
Hujan
Hari
Hujan
(Hari)
Rata-rata
Curah
Hujan
(mm)
1 Margomulyo - - - -
2 Ngraho 28 1 48 2
3 Tambakrejo - - - -
4 Ngambon - - - -
5 Sekar - - - -
6 Bubulan - - - -
72
7 Gondang - 2 89 8
8 Temayang - 2 91 14
9 Sugihwaras - - - -
10 Kedungadem 42 1 102 7
11 Kepohbaru 9 2 95 12
12 Baureno 28 3 109 20
13 Kanor 9 1 85 6
14 Sumberrejo 14 2 99 16
15 Balen - 1 119 8
16 Sukosewu - 1 127 9
17 Kapas 18 1 106 7
18 Bojonegoro 15 1 103 6
19 Trucuk - - - -
20 Ngasem 115 1 88 6
21 Dander 37 2 113 16
22 Kalitidu - 1 90 5
23 Malo - - - -
24 Purwosari - - - -
25 Padangan - - - -
26 Kasiman - - - -
27 Kedewan - - - -
Sumber : Dokumen BPS Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011
73
Untuk kondisi iklim Kabupaten adalah daerah tropis dengan suhu rata-rata
27,80C, suhu udara berkisar 24,20C – 31,40C. Penyinaran tertinggi terjadi pada
bulan Agustus atau September, sedangkan penyinaran terendah terjadi pada bulan
Desember- Februari.
b. Keadaan Penduduk
Jumlah penduduk dan kepadatan penduduk pada suatu wilayah dapat
digunakan sebagai tolok ukur untuk mengetahui kecenderungan penyebaran
penduduk. Jumlah penduduk yang besar cenderung mengelompok pada
tempattempat tertentu sehingga menyebabkan pola penyebaran bervariasi.
Kepadatan penduduk yang tinggi pada umumnya dapat dijumpai pada daerah-
daerah yang mempunyai aktifitas tinggi, adanya sarana transportasi yang memadai
dan keadaan sosial ekonomi yang lebih baik. Sebaliknya kepadatan penduduk
yang rendah pada umumnya terdapat pada daerah-daerah yang aktifitas ekonomi
yang relatif masih rendah dan keadaan sarana transportasi yang masih sulit.
Kabupaten Bojonegoro memiliki jumlah penduduk sebesar 1.430.316 jiwa
atau 403.468 KK yang terdiri dari 721.445 laki-laki dan 708.871 perempuan.
Sektor pertanian merupakan sektor utama dalam perekonomian Kabupaten
Bojonegoro sehingga penduduk Kabupaten Bojonegoro sebagian besar bermata
pencaharian sebagai petani.
74
Tabel 8 Data Kependudukan di Kabupaten Bojonegoro
No Uraian 2010 2011
1 Penduduk 1.401.258 1.430.313
a. Laki-laki 706.722 721.444
b. Perempuan 694.536 708.869
2 Sex Ratio 101,75 101,77
3 Rumah tangga 389,587 403,468
4 Rata-Rata Anggota Rumah
Tangga
3,5 3,5
5 Kepadatan Penduduk 607 619
6 Pertumbuhan Penduduk 0,37
Sumber: Dokumen BPS Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011
Dilihat dari struktur penduduk, masyarakat Kabupaten Bojonegoro
didominasi penduduk usia muda. Konsentrasi penduduk sebagian besar berada
pada kelompok usia 25-44 tahun dan paling sedikit penduduk pada usia 70-74
tahun. Dengan struktur penduduk yang didominasi oleh usia produktif merupakan
modal utama untuk meningkatkan produktifitas wilayah. Dengan terus
meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia maka potensi yang dimiliki
Kabupaten Bojonegoro dapat dimanfaatkan dengan maksimal dan berdaya saing.
75
2. Gambaran umum PT. Jasa Raharja (Persero)
a. Sejarah PT. Jasa Raharja
Sejarah berdirinya Jasa Raharja tidak terlepas dari adanya peristiwa
pengambil alihan atau nasionalisasi perusahaan-perusahaan milik belanda oleh
Pemerintah RI. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI (PP) No.3 tahun 1960, jo
Pengunguman Menteri Urusan Pendapatan, Pembiayaan dan Pengawasan RI No.
12631/BUMN II tanggal 9 Febuari 1960, terdapat 8 (delapan) perusahaan asuransi
yang ditetapkan sebagai Perusahaan Asuransi Kerugian Negara (PAKN) dan
sekaligus diadakan pengelompokan dan penggunaan nama perusahaan sebagai
berikut:
a) Fa.Blom & Van Der Aa, Fa. Bekouw & Mijinssen, Fa. Sluiiters & co, setelah
dinasionalisasi digabungkan menjadi satu bernama PAKN PAKN Ika Bhakti.
b) NV. Assurantie Maatschappij Djakarta, NV. Assurantie Kantoor Langeveldt-
Schroder, setelah dinasionalisasi digabungkan menjadi satu, dengan nama
PAKN Ika Dharma.
c) NV. Assurantie Kantoor CWJ Schlencker, NV. Kantor Asuransi “Kali
Besar”, setelah dinasionalisasi digabungkan menjadi satu, dengan nama
PAKN Ika Mulya.
d) PT Maskapai Asuransi Arah Baru setelah dinasionalisasi diberi nama PAKN
Ika Sakti.
Perkembangan organisasi perusahaan tidak terhenti sampai disitu saja,
karena dengan adanya pengunguman Menteri Urusan Pendapatan, Pembiayaan
dan Pengawasan RI No. 294293/BUMN II tanggal 31 Desember 1960, keempat
76
perusahaan tersebut di atas digabung didalam satu Perusahaan Asuransi Kerugian
Negara (PAKN) “Ika Karya”. Selanjutnya PAKN Ika Karya berubah nama
menjadi Perusahaan Negara Asuransi Kerugian (PAKN) Eka Karya.
Berdasarkan PP No.8 Tahun 1965 dengan melebur seluruh kekayaan,
pegawai dan segala hutang piutang PNAK Eka Karya, mulai 1 Januari 1965
dibentuk Badan Hukum baru dengan nama `Perusahaan Negara Asuransi
Kerugian Jasa Raharja’ dengan tugas khusus mengelola pelaksanaan Undang-
Undang (UU) No.33 dan Undang-Undang (UU) No.34 tahun 1964. Penunjukkan
PNAK Jasa Raharja sebagai pengelola kedua Undang-Undang tersebut ditetapkan
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Urusan Pendapatan, Pembiayaan dan
Pengawasan RI No. BAPN 1-3-3 tanggal 30 Maret 1965.
Pada tahun 1970, PNAK Jasa Raharja diubah statusnya menjadi
Perusahaan Umum (Perum) Jasa Raharja. Perubahan status ini dituangkan dalam
Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.
Kep.750/KMK/IV/II/1970 tanggal 18 November 1970, yang merupakan tindak
lanjut dikeluarkanya UU. No.9 tahun 1969 tentang Bentuk-Bentuk Badan Usaha
Negara.
Pada tahun 1978 yaitu berdasarkan PP No.34 tahun 1978 dan melalui Surat
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia yang selalu diperpanjang pada
setiap tahun dan terakhir No. 523/KMK/013/1989, selain mengelola pelaksanaan
UU. No. 33 dan UU.No 34 tahun 1964, Jasa Raharja diberi tugas baru
menerbitkan surat jaminan dalam bentuk Surety Bond. Kemudian sebagai upaya
pengemban rasa tanggung jawab sosial kepada masyarakat khususnya bagi
77
mereka yang belum memperoleh perlindungan dalam lingkup UU No.33 dan UU
No.34 tahun 1964, maka dikembangkan pula usaha Asuransi Aneka.
Kemudian dalam perkembangan selanjutnya, mengingat usaha yang
ditangani oleh Perum Jasa Raharja semakin bertambah luas, maka pada tahun
1980 berdasarkan pp No.39 tahun 1980 tanggal 6 November 1980, status Jasa
Raharja diubah lagi menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) Asuransi Kerugian
Jasa Raharja, yang kemudian pendirinya dikukuhkan dengan Akte Notaris Imas
Fatimah, SH No.49 tahun 1981 tanggal 28 Febuari 1981, yang telah beberapa kali
diubah dan ditambah terakhir dengan Akta No.63 tanggal 17 Juni 1998 dibuat
dihadapan notaris yang sama.
Pada tahun 1994, sejalan dengan diterbitkan UU No.2 tahun 1992 tentang
Usaha Perasuransian, yang antara lain mengharuskan bahwa Perusahaan Asuransi
yang telah menyelenggarakan program asuransi sosial dilarang menjalankan
asuransi lain selain program asuransi sosial, maka terhitung mulai tanggal 1
Januari 1994 Jasa Raharja melepaskan usaha non wajib dan Surety Bond dan
kembali menjalankan program asuransi sosial yaitu mengelola pelaksanaan UU
No.33 tahun 1964 dan UU No.34 tahun 1964.
b. Motto, Visi dan Misi PT Jasa Raharja (Persero)
1) Motto Perusahaan
“Utama dalam Perlindungan Prima dan Pelayanan”
2) Visi Perusahaan
Visi perusahaan yang merupakan cita-cita yang ingin dicapai dimasa
mendatang adalah “Menjadi perusahaan terkemuka di bidang Asuransi dengan
78
mengutamakan penyelenggaraan program Asuransi Sosial dan Asuransi Wajib
sejalan dengan kebutuhan masyarakat”.
3) Misi Perusahaan
Misi yang diemban oleh PT. Jasa Raharja (Persero) tertuang dalam Catur
Bakti Ekakarsa Jasa Raharja, isinya yaitu:
1. Bakti kepada Masyarakat, dengan mengutamakan perlindungan dasar dan
pelayanan prima sejalan dengan kebutuhan masyarakat.
2. Bakti kepada Negara, dengan mewujudkan kinerja terbaik sebagai
penyelenggara Program Asuransi Sosial dan Asuransi Wajib, serta Badan
Usaha Milik Negara.
3. Bakti kepada Peruhaan, dengan mewujudkan keseimbangan kepentingan
agar produktivitas dapat tercapai secara optimal demi kesinambungan
Perusahaan.
4. Bakti kepada Lingkungan, dengan memberdayakan potensi sumber daya
bagi keseimbangan dan kelestarian lingkungan.
c. Landasan Hukum
Yang menjadi landasan hukum Jasa Raharja adalah:
1. UU No. 33/1964 JO PP No. 17/1965 tentang Dana Pertanggungan Wajib
Kecelakaan Penumpang.
a. Korban yang berhak atas santunan yaitu setiap penumpang sah dari alat
angkutan penumpang umum yang mengalami kecelakaan diri, yang
diakibatkan oleh penggunaan alat angkutan umum, selama penumpang
79
yang bersangkutan berada dalam angkutan tersebut, yaitu saat naik dari
tempat pemberangkatan sampai turun di tempat tujuan.
b. Jaminan Ganda
Kendaraan bermotor umum (bus) berada dalam kapal fery, apabila
kapal fery di maksud mengalami kecelakaan, kepada penumpang bus
yang menjadi korban diberikan jaminan ganda.
c. Penumpang mobil plat hitam. Bagi penumpang mobil plat hitam yang
mendapat izin resmi sebagai alat angkutan penumpang umum, seperti
antara lain mobil pariwisata, mobil sewa dan lain-lain, terjamin oleh
UU No. 33 Jo PP no 17/1965.
d. Korban yang mayatnya tidak diketemukan, penyelesaianya santunan
bagi korban yang mayatnya tidak diketemukan dan atau hilang
didasarkan kepada Putusan Pengadilan Negeri.
2. UU No. 34/1964 JO PP No. 18/1965 tentang Dana Kecelakaan Lalu Lintas
Jalan.
a. Korban yang berhak atas santunan, adalah pihak ketiga yaitu:
1. Setiap orang yang berada di luar alat angkutan lalu lintas jalan yang
menimbulkan kecelakaan, yang menjadi korban akibat kecelakaan
dari penggunaan alat angkutan lalu lintas jalan tersebut.
Contoh: Pejalan kaki ditabrak kendaraan bermotor.
2. Setiap orang atau mereka yang berada di dalam suatu kendaraan
motor dan ditabrak, dimana pengemudi kendaraan bermotor yang
ditumpangi dinyatakan bukan sebagai penyebab kecelakaan,
80
termasuk dalam hal ini para penumpang kendaraan bermotor dan
sepeda motor pribadi.
b. Tabrakan dua atau lebih kendaraan bermotor
1. Apabila dalam laporan hasil pemeriksaan Kepolisian dinyatakan
bahwa pengemudi yang mengalami kecelakaan merupakan
penyebab terjadinya kecelakaan, maka baik pengemudi maupun
penumpang kendaraan tersebut tidak terjamin dalam UU No.
34/1964 JO. PP No.18/1965.
2. Apabila dalam kesimpulan hasil pemeriksaan pihak Kepolisian
belum diketahui pihak-pihak pengemudi yang menjadi penyebab
kecelakaan dan atau dapat disamakan kedua pengemudinya sama-
sama sebagai penyebab terjadinya kecelakaan, pada prinsipnya
sesuai dengan ketentuan UU No. 34/1964 JO. PP No.18/1965
santunan belum dapat diserahkan atau ditangguhkan sambil
menunggu Putusan Hakim/Putusan Pengadilan.
c. Kasus Tabrak Lari
Terlebih dahulu dilakukan penelitian atas kebenaran kasus
terjadinya.
d. Kecelakaan Lalu Lintas Jalan Kereta Api
1) Berjalan kaki di atas rel atau jalanan kereta api dan atau
menyebrang sehingga mengakibatkan tertabrak kereta api serta
pengemudi/penumpang kendaraan bermotor yang mengalami
81
kecelakaan akibat lalu lintas perjalanan kereta api, maka korban
terjamin UU No. 34/1964.
2) Pejalan kaki atau pengemudi/penumpang kendaraan bermotor yang
dengan sengaja menerobos palang pintu kereta api yang sedang
difungsikan sebagaimana lazimnya kereta api, maka korban tidak
terjamin oleh UU No.34/1964.
Pengecualian
a. Dalam hal kecelakaan penumpang umum atau lalu lintas jalan
1) Jika korban atau ahli warisnya telah memperoleh jaminan
berdasarkan UU No 33 atau 34/1964
2) Bunuh diri, percobaan bunuh diri atau sesuatu kesengajaan
lain pada pihak korban atau ahli waris
3) Kecelakaan-kecelakaan yang terjadi pada waktu korban
sedang dalam keadaan mabuk atau tak sadar, melakukan
perbuatan kejahatan ataupun diakibatkan oleh atau terjadi
karena korban memiliki cacat badan atau badaniah atau
rohaniah biasa lain.
b. Dalam hal kecelakaan yang terjadi tidak mempunyai hubungan
dengan resiko kecelakaan penumpang umum atau lalu lintas
jalan.
1) Kendaraan bermotor penumpang umum yang bersangkutan
sedang dipergunakan untuk turut serta dalam suatu
perlombaan kecakapan atau kecepatan.
82
2) Kecelakaan terjadi pada waktu di dekat kendaraan bermotor
penumpang umum yang bersangkutan ternyata ada akibat
gempa bumi atau letusan gunung berapi, angin puyuh, atau
sesuatu gejala geologi atau meteorologi lain.
3) Kecelakaan akibat dari sebab yang langsung atau tidak
langsung mempunyai hubungan dengan, bencana, perang
atau suatu keadaan perang lainya, penyerbuan musuh,
sekalipun Indonesia tidak termasuk dalam Negara-Negara
yang turut berperang, pendudukan atau perang saudara,
pemberontakan, huru hara, pemogokan dan penolakan
kaum buruh, perbuatan sabotase, perbuatan teror,
kerusuhan atau kekacauan yang bersifat politik atau bersifat
lain.
4) Kecelakaan akibat dari senjata-senjata perang.
5) Kecelakaan akibat dari sesuatu perbuatan dalam
penyelenggaraan sesuatu perintah, tindakan atau peraturan
dari pihak ABRI atau asing yang diambil berhubung
dengan sesuatu keadaan tersebut di atas, atau kecelakaan
yang disebabkan dari kelalaian sesuatu perbuatan dalam
penyelenggaraan tersebut.
6) Kecelakaan yang diakibatkan oleh alat angkutan
penumpang umum yang dipakai atau dikonfliksi atau
83
direkuisisi atau disita untuk tujuan tindakan angkatan
bersenjata seperti tersebut di atas.
7) Kecelakaan yang diakibatkan oleh alat angkutan
penumpang umum yang khusus dipakai oleh atau untuk
tujuan-tujuan tugas angkatan bersenjata.
8) Kecelakaan yang terjadi sebagai akibat dari reaksi atom.
d. Struktur Organisasi PT. Jasa Raharja (Persero) Bojonegoro
Struktur organisasi PT Jasa Raharja (Persero) Bojonegoro sangat
sederhana. Struktur organisasi yang dibuat harus sesuai dengan bentuk dan jenis
kegiatan di dalam perusahaan itu sendiri. Adapun Struktur organisasi PT Jasa
Raharja (Persero) menggunakan lini atau garis lurus dimana setiap bawahan
bertanggung jawab langsung pada atasan. Sehingga dapat dilihat pada bagan
struktur organisasi di bawah ini :
84
Str
uk
tur
Org
an
isasi
PT
Jasa
Rah
arj
a
Bojo
neg
oro
Tah
un
2013
Gam
bar
3
Su
mb
er :
Do
ku
men
Kan
tor
PT
Jasa
Rah
arja
Perse
ro T
ah
un
20
12
85
1) Deskripsi Jabatan
Struktur organisasi di PT Jasa Raharja (Persero) sangat sederhana karena
Sumber Daya Manusia (SDM) yag ada mempunyai profesionalisme yang tinggi,
sehingga jumlah SDM sangat terbatas sesuai dengan hasil kinerja yang tinggi.
Struktur organisasi PT Jasa Raharja (persero) menggunakan metode lini atau
garis lurus dimana setiap bawahan bertanggung jawab langsung kepada atasanya.
Dalam melaksanakan tugas sehari-hari, diperlukan pembagian tugas dan
wewenang pada masing masing bagian. Adapun tugas dan wewenang pada
masing-masing bagian adalah sebagai berikut :
a. Kepala Perwakilan
Tugas Harian
1. Bertanggung jawab atas semua kegiatan operasional Jasa Raharja di
lingkungan Perwakilan
a) Mengendalikan penyelenggaraan pungutan/ pemasaran SW dan
IW.
b) Mengendalikan tertib administrasi pembayaran santunan /
penyelesaian klaim di kantor Perwakilan dan memastikan
terselenggarakanya pelaporan Administrasi Pelayanan Klaim
c) Mengendalikan pengelolaan keuangan di Kantor Perwakilan.
d) Membina kerjasama dan hubungan baik dengan mitra usaha / relasi
/ rekanan
86
2. Melakukan koordinasi dengan mitra kerja yang terkait dengan lingkungan
Samsat.
3. Membantu langsung pelaksanaan pekerjaan setiap bawahan
4. Menerima dan menandatangani laporan harian penerimaan (LHP) SW dan
IW.
5. Memeriksa dan menandatangani dokumen bidang keuangan
6. Memelihara dan menjaga aset Perusahaan
Tugas Bulanan
1. Memeriksa dan menandatangani laporan Bulanan penerimaan SW, IW dan
laporan Bidang Pelayanan serta Bidang Keuangan.
2. Melakukan koordinasi / kunjungan kepada pemilik kendaraan bermotor
umum dan mitra kerja terkait ( Polri, Dispenda, DISHUB dan Organda
serta mitra lainya )
3. Melakukan penilaian kinerja individu bawahanya
4. Melaporkan kegiatan Samsat di Perwakilan kepada atasan langsung
5. Mengadakan pertemuan bulanan dengan staf di Perwakilan (untuk
mengetahui perkembangan atau permasalahan yang terjadi di masing-
masing bidang)
6. Melakukan penilaian terhadap bawahan (SDM)
a) Menilai kinerja staf bawahan
b) Mengusulkan pengembangan keahlian dan pengetahuan pegawai di
dalam unit kerja yang dipimpinya
87
c) Merekomendasikan pengembangan sumber daya bawahan di dalam
unit kerja yang dipimpinya
b. Penanggung Jawab Pelayanan di Kantor Perwakilan
Tugas Harian
Mengawasi Pelaksanaan kegiatan survey dan penyelesaian klaim /
pembayaran santunan UU No.33 & UU No. 34 1964 yang antara lain meliputi :
1. Menandatangani pengisian formulir pengajuan santunan / cross check
dengan data laka
2. Memberikan disposisi sebagai otoritas berkas apakah kasus terjamin, tidak
terjamin, dilakukan survey
Tugas Bulanan
1. Memastikan terselenggaranya penanganan penyelesaian santunan UU No
33 & UU No 34 tahun 1964 yang antara lain meliputi :
a) Membuat data, analisa dan evaluasi kegiatan bidang pelayanan UU
No. 33 & UU No. 34 tahun 1964
b) Menyiapkan konsep surat koordinasi, konfirmasi, pelimpahan dan
penolakan dalam penyelesaian santunan UU No. 33 & UU No. 34
tahun 1964
2. Mengendalikan tertib administrasi pembayaran santunan dan memastikan
terselenggaranya pelaporan administrasi bidang klaim ke kantor Cabang.
88
c. Penanggung Jawab Keuangan & Umum
Tugas Harian
1. Mengawasi pelaksanaan kegiaan pungutan / pemasaran Iuran Wajib dan
Sumbangan Wajib di Kantor Perwakilan
2. Mengendalikan tertib administrasi Iuran Wajib dan Sumbangan Wajib di
kantor Perwakilan
3. Memimpin dan mengkoordinir pencatatan pelaporan kegiatan keuangan
perwakilan
4. Mengendalikan pengelolaan keuangan melalui DHK, DHB, DHM dan
Jurnal harian Kantor Perwakilan
5. Memimpin penyusunan rencana kebutuhan sarana fisik dan barang
material di Perwakilan
Tugas Bulanan
1. Membuat perencanaan kerja bulanan seperti mengawasi laporan hasil
usaha dan melakukan tindak lanjut
2. Meneliti, mengoreksi dan menandatangani laporan bulanan iuran wajib
dan Sumbangan wajib
3. Memantau Kantor Samsat dan melakukan koordinasi dengan mitra di
Samsat
4. Berkunjung ke PO untuk memantau dan menggali potensi.
5. Mengkoordinasikan penyusunan laporan Kantor Perwakilan
89
6. Mengevaluasi dan menyetujui kebutuhan dari unit-unit lain terhadap jasa
dan sarana dan penunjang lain yang harus disiapkan seperti memastikan
terpeliharanya barang inventaris di Kantor Perwakilan
d. Pelaksana Administrasi Samsat Tuban
Tugas Harian
1. Mengoordinir pengutipan SWDKLLJ dan IWKBU di Samsat yang antara
lain meliputi memeriksa berkas permohonan STNK khususnya berkasnya
IW dan SW, menghitung jumlah SW dan IW yang diterima setiap hari,
memastikan formulir setoran dan menyetor pendapatan SW dan IW ke
Bank, memastikan rekap penerimaan SW dan IW, mencetak laporan
harian SW dan IW
2. Bekerjasama dengan petugas kantor Pelayanan Tuban mengentry data
Laka dari Polres/ Polsek
Tugas Bulanan
1. Mengoreksi, menandatangani form transfer mingguan dari Samsat ke
Perwakilan serta crosscek dengan ekspedisi
2. Menyiapkan dan mengirim data laka ke perwakilan dan membuat rekap
data laka
3. Mengoreksi bukti transfer mingguan
4. Mengevaluasi hasil kerja dan realisasi pendapatan SW dan IW
5. Menyampaikan laporan mingguan penerimaan SW dan IW tepat waktu
90
6. Bersama Kepala Perwakilan melaksanakan rapat koordinasi dengan tim
pembina Samsat
e. Penanggung Jawab Samsat Lamongan
Tugas Harian
1. Mengoordinir pengutipan SWDKLLJ dan IWKBU di Samsat yang antara
lain meliputi memeriksa berkas permohonan STNK khususnya berkasnya
IW dan SW, menghitung jumlah SW dan IW yang diterima setiap hari,
memastikan formulir setoran dan menyetor pendapatan SW dan IW ke
Bank, memastikan rekap penerimaan SW dan IW, mencetak laporan
harian SW dan IW
2. Mengkoordinir penerimaan berkas pengajuan santunan dari korban atau
ahli waris yang antara lain meliputi mengkroscek data di berkas dengan
data laka dari polres/ polsek, meneliti dokumen dasar pengajuan santunan
(form pengajuan, laporan polisi, surat ket. Kesehatan), membuat surat
pengantar berkas atau pemeriksaan berkas ke perwakilan.
Tugas Bulanan
1. Mengoreksi, menandatangani form transfer mingguan dari Samsat ke
Perwakilan serta crosscek dengan ekspedisi
2. Menyiapkan dan mengirim data laka ke perwakilan dan membuat rekap
data laka
3. Mengoreksi bukti transfer mingguan
4. Mengevaluasi hasil kerja dan realisasi pendapatan SW dan IW
5. Menyampaikan laporan mingguan penerimaan SW dan IW tepat waktu
91
6. Melaksanakan dan membuat laporan survey kebenaran kecelakaan,
keabsahan ahli waris dan keabsahan kwitansi biaya perawatan
7. Bersama kepala Perwakilan melaksanakan rapat koordinasi dengan tim
pembina Samsat
f. Pelaksana Administrasi Kantor Pelayanan Tuban
Tugas Harian
1. Bekerjasama dengan Petugas Samsat Tuban dalam memonitor dan
mencatat semua kejadian dan korban data laka lantas di wilayah kerja
2. Menerima, memeriksa, dan melakukan entry berkas klaim
3. Memeriksa keabsahan kwitansi biaya perawatan dan kemudian
melaporkan ke Kantor Perwakilan.
4. Menandatangani pengisian formulir pengajuan santunan/ cross check
dengan data laka dan menandatangani formulir keterangan singkat
kejadian kecelakaan
5. Menandatangani surat pengantar berkas atau pemeriksaan berkas ke
Perwakilan
6. Mengusulkan dan melaksanakan pembayaran santunan ke perwkilan
7. Melaksanakan dan membuat laporan survey kebenaran kecelakaan,
keabsahan ahli waris dan kwitansi biaya perawatan
8. Melaksanakan tata kearsipan dinamis pada bidang pelayanan
9. Bertanggung jawab atas pelaksanaan dan kelancaran kantor Pelayanan
Tuban
10. Bertanggung jawab barang-barang inventaris Kantor pelayanan Tuban
92
Tugas Bulanan
1. Memastikan terselenggarakanya penanganan penyelesaian santunan UU
No. 33 dan UU No. 34 Tahun 1964 yang antara lain meliputi : membuat
data, analisa dan evaluasi kegiatan bidang pelayanan UU No. 33 dan UU
No 34 Tahun 1964, menyiapkan konsep surat koordinasi, konfirmasi,
pelimpahan dan penolakan dalam penyelesaian santunan UU No 33 dan
UU No 34 Tahun 1954
2. Mengendalikan tertib administrasi pembayaran santunan dan memastikan
terselenggarakanya pelaporan administrasi bidang klaim ke kantor
perwakilan
g. Pelaksana Administrasi Kantor Pelayanan Tuban
Tugas Harian
1. Memonitor dan mencatat semua kejadian dan korban data laka lantas di
wilayah kerja
2. Menerima dan memberitahu persyaratan pengajuan santunan dari dan ke
ahli waris korban/ korban kecelakaan lalu lintas
3. Menerima berkas klaim dan memeriksa kelengkapanya serta meneliti dan
menghitung kwitansi biaya perawatan dan pengobatan
4. Membuatkan form pengajuan santunan, formulir K1, pengantar berkas dan
pemeriksa berkas
5. Mengentry berkas pengajuan santunan
6. Melaksanakan dan membuat laporan survey kebenaran kecelakaan,
keabsahan ahli waris dan keabsahan kwitansi biaya perawatan
93
7. Bertanffung jawab atas inventaris kantor pelayanan Tuban
8. Melaksanakan tata kearsipan dinamis di bidang pelayanan
Tugas Bulanan
1. Melakukan sosialisasi mengenai tugas dan peran Jasa Raharja sebagai
penyelenggara UU No 33 Tahun 1964 dan UU No 34 Tahun 1964
h. Pelaksana Administrasi Samsat Bojonegoro
Tugas Harian
1. Memonitor dan mencatat semua kejadian dan korban data laka lantas di
wilayah kerja
2. Mengoordinir penerimaan berkas pengajuan santunan dari korban atau ahli
waris yang antara lain meliputi mengkroscek data di berkas dengan data
laka di Polres/ Polsek, meneliti dokumen dasar pengajuan santunan ( Form
pengajuan, laporan polisi, surat keterangan kesehatan), membuat surat
pengantar berkas atau pemeriksaan berkas ke perwakilan
3. Melaksanakan dan membuat laporan survey kebenaran kecelakaan,
keabsahan ahli waris dan keabsahan kwitansi biaya perawatan
Tugas Bulanan
1. Menyiapkan dan mengirim data laka ke perwakilan dan membuat rekap
data laka
2. Bersama Kepala Perwakilan melaksanakan rapat koordinasi dengan tim
pembina samsat.
94
i. Penanggung Jawab Keuangan, Kasir
Tugas Harian
1. Membuat surat perintah bayar untuk Bank
2. Menulis cek dan bilyet giro untuk Bank
3. Menelpon bank untuk mengetahui saldo harian
4. Pergi ke bank untuk pencairan atau menyetorkan uang yang tersisa
5. Menerimasetoran dari Samsat
6. Memeriksa berkas klaim yang akan dibayar hari itu
7. Menyimpan uang pembayaran klaim
8. Mengerjakan bukti pengeluaran kas ke bank
9. Membayarkan klaim dan menunggu klien menghitungnya
10. Mengerjakan bukti penerimaan kas dan bank
11. Konfirmasi jumlah klaim yang tersisa di bagian pelayanan
12. Membuat laporan harian kas dan Bank
13. Menghitung saldo
14. Membuat laporan kas
15. Menandatangani daftar harian kas keluar dan masuk
16. Menandatangani bukti kas keluar dan masuk
17. Menandatangani posisi saldo kas atau Harian Bank
18. Menerima kas kantor perwakilan
19. Membuat form permintaan pembayaran transaksi
95
Tugas Bulanan
1. Membuat laporan memorial
2. Meminta salinan rekening koran ke Bank
3. Menyiapkan pengiriman dokumen keuangan ke kantor cabang
4. Membeli dan membuat laporan pemakaian pemakaian bilyet giro
5. Membuat Surat Perintah Transfer (SPT) untuk Bank.
B. Penyajian Data Fokus Penelitian
1. Pelaksanaan Sistem Pelayanan Jasa Asuransi Korban Kecelakaan PT
Jasa Raharja (Persero) Bojonegoro
a. Effectiveness and Efficiency (Efisiensi Pelayanan Santunan)
Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, PT Jasa Raharja
memiliki prinsip dasar sesuai dengan ketentuan perusahaan. Dasar-dasar
pelayanan digunakan agar tercapai sasaran pelayanan santunan yang baik yakni
pelayanan yang efektif dan efisien serta memberikan kepuasan maksimal bagi
penerima santunan, maka dalam kegiatan menangani proses penyelesaian
santunan oleh petugas kepada masyarakat harus didasarkan pada prinsip dasar
yang berlaku. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang diungkapkan oleh Bpk Eko
selaku pegawai PT Jasa Raharja :
``Kalo dasar pelayanan santunan JR (Jasa Raharja) punya dasar-dasar
sendiri. Tapi bukan dari kami sendiri. Melainkan dari ketentuan
perusahaan. Jadi nantinya kami memberikan pelayanan sesuai dengan
dasar-dasar yang berlaku. Ya, pada intinya harus sabar.`` (hasil wawancara
pada hari Kamis Tanggal 12 Desember 2013 di Kantor Jasa Raharja
Persero Kabupaten Bojonegoro)
Pelayanan yang efektif dan efisien harus sesuai dengan dasar-dasar
pelayanan. Pelayanan santunan harus menerapkan prinsip ketepatan dalam sasaran
96
yaitu salah satunya tepat waktu dimana penyelesaian santunan mulai dari proses
pengajuan sampai dengan proses penyerahan santunan dilakukan dalam batas
waktu yang tepat. Hal ini sesuai dengan keterangan yang disampaikan oleh Bpk
Fafan selaku bagian mobile service :
` ``Selama ini kami mempunyai target dalam penyelesaian pelayanan
santunan yaitu maksimal 1 minggu setelah berkas pengajuan santunan
kami terima. Maka klaimen harus sudah menerima santunan sesuai dengan
pengajuan santunan klaim.’’ (hasil wawancara pada hari Kamis Tanggal
12 Desember 2013 di Kantor Jasa Raharja Persero Kabupaten Bojonegoro)
Maksud dari pernyataan tersebut adalah proses penerimaan uang santunan
yaitu maksimal 1 minggu setelah klaimen mengajukan santunan kepada
masyarakat. Di dalam kenyataanya uang santunan dapat langsung diterima bagi
korban kecelakaan yang luka-luka atau cacat tetap, sedangkan bagi korban yang
meninggal biasanya menunggu uang santunan untuk dikirim ke rekening BRI
pihak korban dan dapat dipastikan bahwa uang yang diterima sesuai dengan
jumlah santunan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Tanggapan dari
masyarakat diungkapkan oleh Ibu Warso tentang waktu proses pelayanan di PT
Jasa Raharja Persero Bojonegoro :
``Kalau Waktu Proses Pelayanan disini sangat cepat, tidak perlu waktu
lama.jadi saya tidak perlu berlama-lama di kantor ini dan dapat mengurus
urusan yang lain.’’ (hasil wawancara pada Hari Jumat Tanggal 13
Desember 2013 di Kantor PT Jasa Raharja Kabupaten Bojonegoro)’’
Berikutnya adalah tanggapan yang dikemukakan oleh ibu Yuli sebagai klaimen :
`` Petugas yang memproses berkas saya cukup cepat dan ramah sehingga
antrian tidak terlalu panjang disini.`` (hasil wawancara pada Hari Rabu
Tanggal 3 September 2014 di Kantor PT Jasa Raharja Kabupaten
Bojonegoro)’’
97
Dari beberapa wawancara yang dilakukan peneliti pada dasarnya PT Jasa
Raharja (Persero) Bojonegoro dalam memberikan pelayanan kepada klaimen
dalam hal efisiensi pelayanan seperti prosedur pelayanan sudah sangat baik.
b. Equability (Pemberian Pelayanan yang sama)
Dalam memberikan pelayanan, pegawai harus memberikan pelayanan
yang sama terhadap semua klaimen. Tidak membeda-bedakan dari latar belakang
klaimen berasal , sehingga pelayanan yang diberikan harus adil dan sama dalam
memberikan haknya kepada klaimen. Hal ini juga disampaikan oleh Bpk Wahyu :
``Kami selaku pegawai tidak boleh pilih kasih dalam memberikan
pelayanan kepada klaimen. Jadi kami harus bersikap adil dan sama. Jangan
hanya karena klaimen kenal dengan salah satu pegawai, maka kami
memberikan pelayanan khusus dan itu tidak boleh kami lakukan, karena
kami harus memberikan keadilan dalam memberikan pelayanan.’’ (hasil
wawancara pada hari Kamis 12 Desember 2013 di Kantor Jasa Raharja
Persero Kabupaten Bojonegoro)
Keadilan merupakan hal yang harus dilakukan dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat dimana pelaksanaan pelayanan dengan tidak
membedakan golongan/status masyarakat yang dilayani. Pernyataan tersebut
didukung oleh Bapak Santoso sebagai pihak klaimen yaitu :
“Pihak dari Jasa Raharja dalam memberikan pelayanan sangat rapi. Disini
saya tidak perlu berebut dengan yang lain karena antrian sudah disesuaikan
dan juga rapi’’(hasil wawancara pada hari Kamis 12 Desember 2013 di
Kantor Jasa Raharja Persero Kabupaten Bojonegoro)”.
Pendapat lain juga dikemukakan oleh Mas Yogi sebagai pihak masyarakat yang
mengajukan santunan :
“ Walaupun saya masih SMA dan mengurus santunan di Jasa Raharja
sebagai ahli waris, tetapi pelayanan yang diberikan oleh pegawai disana cukup
98
baik mas”( hasil wawancara pada hari Rabu 3 September 2014 di Kantor Jasa
Raharja Persero Kabupaten Bojonegoro)”.
Maksud dari pernyataan klaimen tersebut adalah merujuk pada sikap
pegawai jasa raharja dalam memberikan pelayanan dengan tidak membeda-
bedakan antara klaimen. Dengan hal tersebut maka tanggapan positif dari klaimen
akan diberika karena bagusnya pelayanan yang telah diberikan oleh Jasa Raharja.
c. Technicality (Merespon Keluhan Masyarakat)
Dalam menghadapi berbagai keluhan masyarakat, maka PT Jasa Raharja
harus memiliki kiat-kiat tertentu agar memudahkan dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat. Hal ini dikuatkan dengan pernyataan Bpk Iskandar selaku
Penanggung Jawab Kantor Pelayanan Bojonegoro yaitu :
``Masyarakat Bojonegoro yang mengajukan santunan kebanyakan dari
penduduk desa yang sebagian besar memiliki pendidikan yang relatif
rendah. Sehingga sulit untuk memahami prosedur yang harus dijalani
untuk mendapatkan santunan. Maka dalam prakteknya kami sering
mengalami adu mulut dengan klaimen.’’(hasil wawancara pada hari Kamis
Tanggal 12 Desember 2013 di Kantor Jasa Raharja Persero Kabupaten
Bojonegoro)
Dengan adanya kenyataan bahwa pendidikan masyarakat relative rendah,
maka PT Jasa Raharja Bojonegoro selalu bersikap positif karena menyadari
keterbatasan ilmu pendidikan di masyarakat. Respon petugas diperkuat dengan
mengacu pada Undang-Undang nomor 33 dan 34 tahun 1964 yang akan
membantu masyarakat menyadari bahwa ada beberapa informasi yang tidak
diketahuinya Dilanjutkan dengan pernyataan Bpk Puguh yaitu :
``Dalam menghadapi keluhan masyarakat mengenai prosedur pengajuan
santunan agar pegawai memikirkan hal-hal positif yaitu dengan cara
memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menjelaskan situasi
dalam tahapan pengajuan santunan, menunjukkan tanggung jawab
99
pegawai, senantiasa memberikan informasi yang jelas dan akurat kepada
masyarakat.’’ (hasil wawancara pada hari Kamis Tanggal 13 Desember
2013 di Kantor Jasa Raharja Persero Kabupaten Bojonegoro)
Dalam kenyataanya yang ditemui peneliti bahwa pegawai benar-benar
bersifat professional dalam memberikan pelayanan yaitu dengan mendengarkan
secara cermat keluhan dari klaimen. Setelah klaimen selesai dengan keluhanya
pegawai menyikapi dengan tersenyum lebih dahulu untuk meredakan emosi
klaimen kemudian pegawai memberikan jawaban dari keluhan klaimen secara
umum. Bila klaimen masih kurang memahami penjelasan dari pegawai, maka
pegawai menyodorkan Undang-Undang nomor 33 dan 34 tahun 1964 kepada
klaimen agar klaimen percaya bahwa keluhan yang dialami klaimen telah
tercantum berdasar Undang-Undang yang berlaku hingga sampai saat ini. Ibu
yanto sebagai pihak klaimen juga menambahkan yaitu :
``Dalam memberikan penjelasan dari keluhan yang diterima oleh klaimen,
pegawai Jasa Raharja bisa memberikan penjelasan yang baik dan bisa
diterima oleh saya dan sangat memuaskan dimana para pegawai disini
sabar dan tenang dalam memberi penjelasan atas keluhan yang saya
sampaikan, dimana masalah yang saya alami saya tidak mengetahui
tentang kelengkapan berkas pengajuan yang salah satunya saya kurang
melengkapi laporan dari Kecamatan. Tetapi, pegawai malah dengan sabar
memberikan penjelasan kepada saya dengan sabar.’’ (Hasil wawancara
pada Hari Senin Tanggal 16 Desember 2013 2013 di Kantor PT Jasa
Raharja Kabupaten Bojonegoro)
Setelah melakukan beberapa wawancara kepada masyarakat/klaimen di
kantor PT Jasa Raharja (Persero) Bojonegoro dalam memberikan penjelasan
tentang pelayanan sangat baik walaupun masih ada masalah yang dialami
klaimen, tetapi sejauh ini PT Jasa Raharja (Persero) Bojonegoro dalam
memberikan pelayanan baik-baik saja tanpa ada kendala. Selain itu PT Jasa
100
Raharja (Persero) Bojonegoro dalam memberikan pelayanan juga mengikuti
aturan dari perusahaan yang ditetapkan.
d. Tranparency (Survey Pasca Bayar)
Dalam menjalankan amanah dan tanggung jawab untuk memberikan
pelayanan yang terbaik bagi korban atau ahli waris korban kecelakaan lalu lintas,
Jasa Raharja Bojonegoro secara rutin melakukan survey pasca bayar setiap bulan.
Dengan dorongan dan semangat yang tak putus diungkapkan oleh Bpk Iskandar
selaku penanggung jawab kantor :
``Tujuan dilakukan survey pasca bayar adalah wujud pelayanan yang tepat
dan transparan sekaligus sebagai sarana sosialisasi dan untuk lebih
mendekatkan dan membumikan Jasa Raharja. Sesuai dengan Prinsip 5
tepat pelayanan santunan yaitu tepat informasi, jaminan, subyek,waktu dan
tempat. Dengan semangat tersebut para Kanit setiap bulanya melakukan
Survey pasca bayar seluruh Pulau Jawa setiap bulanya menelusuri kota
hingga desa dan perkampungan terpencil’’ (hasil wawancara pada hari
Kamis Tanggal 12 Desember 2013 di Kantor Jasa Raharja Persero
Kabupaten Bojonegoro)
Dalam kenyataanya yang ditemui peneliti bahwa transparansi yang ada di
kantor JR masih ada. Itu dibuktikan dengan Kanit (Kepala Unit) yang melakukan
survey Pasca bayar yang dilakukan setiap bulan. Maksud dari survey pasca bayar
adalah melakukan survey kepada klaimen yang dapat Santunan dari Jasa Raharja.
Survey itu dilakukan agar klaimen mendapat hak pembayaran santunan penuh dari
pihak Jasa Raharja sesuai dengan Undang-Undang nomor 33 dan 34 tahun 1964.
Informasi langsung yang diberikan masyarakat adalah fakta kongkrit yang
menjadi masukan berharga bagi Jasa Raharja dalam menjalankan tanggungjawab
sebagai pengemban amanah UU No. 33 dan 34 tahun 1964. Dengan fakta dan
informasi tersebut berbagai masukan dari masyarakat akan menjadi bahan
101
evaluasi apabila terjadi kendala atau hambatan. Hal ini dikuatkan dengan
pernyataan Bpk Eko yaitu :
`Kanit Humas dan Hukum yang dalam setiap survey pasca bayar selalu
dibarengi dengan sosialisasi kepada korban/ahli waris serta keluarga
korban’’ (hasil wawancara pada Hari Jumat Tanggal 13 Desember 2013 di
Kantor Jasa Raharja Persero Kabupaten Bojonegoro)
Penggalian informasi dari para korban dan ahli waris korban dalam survey
pasca bayar tersebut sebagai wujud dari pelayanan yang transparan dari Jasa
Raharja. Tanggung jawab sebagai asuransinya masyarakat Indonesia telah
tertanam kuat dari diri setiap insan Jasa Raharja dengan demikian masyarakat
akan semakin cinta pada Jasa Raharja. Seperti diungkapkan oleh Bapak Tommy
selaku klaimen yang sudah di survey pasca bayar di rumahnya:
``saya kira sangat baik hal yang dilakukan oleh pegawai Jasa Raharja
untuk mengecek tindak lanjut dari pembayaran santunan dan mengecek
keutuhan dana yang dibayar oleh jasa raharja’’(hasil wawancara pada Hari
Jumat Tanggal 13 Desember 2013 di Kantor Jasa Raharja Persero
Kabupaten Bojonegoro)
Setiap melakukan survey pasca bayar sambutan hangat dari para
korban/ahli waris korban begitu bersahabat. Apresiasi dan ungkapan terma kasih
tak henti-hentinya dilontarkan bagi Jasa Raharja karena dengan santunan, para
korban maupun ahli waris korban merasa mendapat anugrah yang luar biasa disaat
badai musibah melanda
e. Responsiveness
Ketanggapan dalam pelayanan
Dalam memberikan pelayanan Pegawai PT Jasa Raharja mempunyai
prinsip pelayanan yang cepat dan tepat kepada klaimen dengan penyampaian
102
informasi yang jelas, sehingga memudahkan klaimen untuk kepengurusan dalam
hal santunan tersebut. Hal ini dikuatkan dengan pernyataan Bpk Eko :
``Kami pihak JR akan selalu senantiasa memberikan pelayanan yang cepat
kepada klaimen. Hal ini dilakukan agar tidak menimbulkan suatu presepsi
negatif dalam pelaksanaan sistem pelayanan kita.’’ (hasil wawancara pada
Hari Kamis Tanggal 12 Desember 2013 di Kantor Jasa Raharja Persero
Kabupaten Bojonegoro)
Dalam kenyataanya yang ditemui peneliti bahwa pegawai benar-benar
bersifat tanggap dalam memberikan pelayanan kepada klaimen. Karena
memberikan pelayanan kepada klaimen merupakan unsur penting pelaksanaan
pelayanan. Hal tersebut dikuatkan oleh pernyataan Bapak Gito Yaitu:
``Pegawai disini dalam memberikan penjelasan sangat akurat tepat dan
benar-benar bisa bertanggungjawab. Karena 100% uang pengeluaran untuk
biaya perawatan dibayar dengan lunas tanpa ada kekurangan. Sehingga
saya rasa, pegawai disini sangat bertanggungjawab dalam tugasnya
sebagai pelayanan kepada masyarakat. ’’ (Hasil wawancara pada Hari
Senin Tanggal 16 Desember 2013 2013 di Kantor PT Jasa Raharja
Kabupaten Bojonegoro)
Dari penjelasan Bapak Gito mengemukakan bahwa pelayanan yang
diberikan oleh Jasa Raharja sepada Klaimen, baik dalam prosedur pelayanan
maupun pembayaran sudah sangat baik. Sehingga pihak klaimen/masyarakat
sangat puas akan pelayanan yang diberikan oleh Jasa Raharja Bojonegoro.
C. Hambatan yang mempengaruhi PT Jasa Raharja (Persero) Bojonegoro
dalam peningkatan Sistem pelayanan Kepada Masyarakat
Dalam pelaksanaan upaya peningkatan kualitas pelayanan pada
kenyataanya juga terdapat hambatan-hambatan yang mempengaruhi pelaksanaan
pelayanan. Hal ini dikarenakan tidak ada yang sempurna di dalam melakukan
sesuatu, hambatan yang mempengaruhi meliputi :
103
1. Masih Adanya Rangkap Kegiatan dalam Pelaksanaan Pekerjaan di
PT Jasa Raharja Persero Kabupaten Bojonegoro
Peranan pegawai sangatlah penting dalam sebuah organisasi yang
menentukan keberhasilan dari organisasi tersebut. Peran pegawai sangat penting
terutama sebagai pengemban visi dan misi dalam sebuah organisasi. Untuk itu
dalam sebuah organisasi jumlah pegawai yang cukup dan berkualitas sangat
diperlukan dalam mencapai tujuan organisasi.
Dalam kenyataanya masyarakat yang mengajukan santunan sangatlat
banyak, namun tidak sesuai dengan jumlah pegawai PT Jasa Raharja Bojonegoro,
Maka pelayanan yang diberikan masih belum maksimal. Hal ini bisa dilihat
peneliti selama melakukan pengamatan dimana adanya perangkapan kerja oleh
para pegawai sehingga terkadang dalam melayani klaimen masih mengalami
kendala. Hal ini juga dibenarkan oleh Bpk Tegoeh :
``Kendala yang ada disini oleh pegawai PT Jasa Raharja (Persero)
Bojonegoro dalam hal kekurangan pegawai tidak menjadi halangan bagi pegawai
dalam melaksanakan pelayanan kepada masyarakat karena ini merupakan
tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh pegawai yang nantinya
dipertanggungjawabkan kepada perusahaan.(hasil wawancara pada Hari Senin
tanggal 16 Desember 2013 di Kantor Jasa Raharja Persero Kabupaten
Bojonegoro)
Hal tersebut menjelaskan bahwa dengan adnya rangkap jabatan antar
pegawai di PT Jasa Raharja tetap tidak dapat dijadikan alasan atas jeleknya
pelayanan di Jasa Raharja (Persero) Bojonegoro. Karena kinerja dari pegawai
dalam hal memberikan pelayanan kepada klaimen masih baik dan cepat.
2. Lamanya Prosedur Pelayanan
104
Dalam memberikan persyaratan dan prosedur pengajuan santunan PT Jasa
Raharja (Persero) sebenarnya sangatlah mudah dan tidak berbelit-belit. Namun,
kendala dari persyaratan tersebut dipersulit oleh instansi lain yaitu pihak Rumah
Sakit (dokter/pegawai Rumah Sakit) serta pihak kepolisian (Samsat). Hal ini
didukung dengan adanya pernyataan dari Bpk Eko :
``Kalau dari pihak JR sendiri kami rasa, kami sudah memberikan
pelayanan dengan memberikan prosedur yang mudah. Hanya saja,
biasanya pihak Rumah sakit sangat sulit sekali untuk memberikan tanda
bukti kuitansi pelunasan pembayaran klaim. Untuk pihak kepolisian,
karena kami merupakan asuransi kecelakaan maka JR hanya membantu
dalam hal biaya. Untuk masalah kecelakaanya itu merupakan urusan polisi
dan bukan kewenangan kami.’’(hasil wawancara pada hari Senin Tanggal
16 Desember 2013 di Kantor Jasa Raharja Persero Kabupaten Bojonegoro)
Dari penjelasan Bpk Eko dapat diketahui bahwa prosedur untuk
mendapatkan santunan tidaklah sulit, hanya saja pihak dari beberapa instansi yang
terkait di dalam prosedur pengajuan santunan yang kurang mendukung pengajuan
santunan klaim. Kenyataanya kecelakaan yang terjadi diwilayah Bojonegoro
hamper setiap saat terjadi, namun tak banyak pula masyarakat Bojonegoro yang
melaporkan hal ini kepada pihak polisi dikarenakan masyarakat masih merasa
takut karena masyarakat masih berfikiran negatif kepada kinerja polisi. Sebagai
contoh, masyarakat akan takut untuk dipenjara apabila menjadi penyebab dari
kecelakaan, pihak yang menjadi korban kecelakaan maupun orang ketiga dalam
kecelakaan nantinya pasti akan mendapatkan santunan untuk mengganti biaya
perawatan akibat kecelakaan. Hal senada juga disampaikan oleh Bpk Yoyok
bahwa :
``Biasanya selain polisi dan RS yang menjadi kendala dalam pengajuan
santunan adalah pegawai kecamatan karena kebanyakan kantor kecamatan
dalam mengurus pelayanan kepada masyarakat berbelit-belit. Dan hal ini
105
membuat klaimen harus menunggu lama untuk penyelesaian surat
kependudukan .’’ (hasil wawancara pada hari Senin Tanggal 16 Desember
2013 di Kantor Jasa Raharja Persero Kabupaten Bojonegoro).
Selain itu dukungan dari jawaban tersebut juga didukung oleh Ibu Warso
sebagai pihak klaimen yang pada saat itu terdapat di Kantor Jasa Raharja
mengemukakan :
``sebelum saya sampai di Jasa Raharja saat saya mengurus kelengkapan
keabsahan ahli waris dan juga mengambil kwitansi pembayaran perawatan
di Rumah sakit sangat lama, mereka beralasan sibuk. Tetapi untung saja
saat sudah sampai di Kantor Jasa Raharja pelayanan tidak ruwet.``(hasil
wawancara pada hari Senin Tanggal 16 Desember 2013 di Kantor Jasa
Raharja Persero Kabupaten Bojonegoro).
Dari pendapat pegawai dan klaimen yang ada di Jasa Raharha
menerangkan bahwa seharusnya dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat
pihak dari instansi lain tidak mempersulit jalanya pelayanan. Karena hal ini
menunjukan birokasi Indonesia masih berbelit-belit.
D. Analisa Data Penelitian
1. pelaksanaan sistem pelayanan jasa asuransi korban kecelakaan PT Jasa
Raharja ( Persero) Bojonegoro
a. Transparency (Survey Pasca Bayar)
Transparansi dalam konteks penyelenggaraan pelayanan publik adalah
terbuka, mudah, dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan serta
disediakan secara memadai dan mudah dimengerti. Pelayanan publik merupakan
serangkaian aktifitas yang diberikan oleh suatu organisasi atau birokrasi publik
untuk memenuhi kebutuhan yang dibutuhkan masyarakat. Pelayanan publik
dimaknai sebagai sebuah usaha pemenuhan hak-hak dasar masyarakat dan
merupakan kewajiban pemerintah untuk melakukan pemenuhan hak-hak dasar
106
tersebut. (Kurniawan dan Najih, 2008: 56) Jadi secara konseptual, transparansi
dalam penyelenggaraan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang
dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan
kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan
perundang-undangan, yang bersifat terbuka, mudah, dan dapat diakses oleh semua
pihak yang membutuhkan serta disediakan secara memadai dan mudah dimengerti
oleh semua penerima kebutuhan pelayanan.
Khusus untuk kebijakan transparansi dalam penyelenggaraan pelayanan
publik dijabarkan dalam Kep. Menpan RI No. KEP/26/ M.PAN/2/ 2004. Maksud
ditetapkan Keputusan tersebut adalah sebagai acuan bagi seluruh penyelenggara
pelayanan publik untuk meningkatkan transparansi pelayanan yang meliputi
pelaksanaan prosedur, persyaratan teknis dan administratif, biaya, waktu,
akta/janji, motto pelayanan, lokasi, standar pelayanan, informasi, serta pejabat
yang berwenang dan bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pelayanan
publik. Adapun tujuanya adalah untuk memberikan kejelasan bagi seluruh
penyelenggara dari pelayanan publik agar sesuai dengan harapan masyarakat.
Oleh karena itu, survei pasca bayar yang dilakukan oleh PT.Jasa Raharja
telah sesuai dengan penjelasan akan teori transparansi yang telah diungkapkan di
atas. Hal tersebut didukung juga dengan komentar positif dari mansyarakat yang
merasa bahwa dengan adanya survey pasca bayar maka keutuhan dana yang
diterima oleh klaimen dapat diawasi. Dalam penjelasan di atas transparansi
berkaitan akan keterbukaan akan suatu informasi bagi kepentingan publik. Dalam
hal ini Kanit PT. Jasa Raharja telah melaksanakan proses transparansi secara baik
107
yaitu meninjau klaimen setiap bulanya agar mendapat pembayaran secara penuh
dari pihak Jasa Raharja.
b. Effectiveness and effeciency (Efisiensi Pelayanan Santunan)
Efektif adalah pelayanan yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan
pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efesien dan
efektifitas. Dalam pemberian layanan Santunan oleh PT Jasa Raharja telah
melaksanakan proses pelayanan ini secara efisien dan efektif. Sehingga dalam
hal ini dapat disimpulkan bahwa PT.Jasa Raharja telah melaksanakan prinsip
efisiensi seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa Efisiensi dalam pelayanan
publik dapat dilihat dari perspektif pemberi layanan maupun pengguna layanan.
Pihak klaimen juga merasakan tentang afisiensi pelayanan santunan yang
dilakukan oleh Jasa Raharja, mereka senang karena cepatnya pelayanan yang
diberikan oleh Jasa Raharja (Persero) Bojonegoro. PT. Jasa Raharja (Persero)
Bojonegoro mengusahakan Efisiensi waktu sehingga tidak terjadi keterlambatan
dalam melayani klaimen. Hasil penelitian di lapangan menunjukkan pemberian
pelayanan publik yang dilakukan oleh petugas Mobile service PT Jasa Raharja
lebih berperilaku kreatif, inovatif dan bertindak cerdas tentang mana yang harus
didahulukan. Seperti yang dijelaskan oleh Tjiptono (2005:132) kemampuan
memahami pelanggan yaitu berupaya memahami pelanggan dan kebutuhan
spesifik mereka.
c. Equability (Pemberian Pelayanan Yang Sama)
Kesamaan hak yaitu pelayanan yang tidak melakukan diskriminasi dilihat
dari aspek apa pun khususnya suku, ras, agama, golongan, status sosial, dan lain-
108
lain. (Sinambela, 2006:6). Dalam hal ini pihak PT. Jasa Raharja telah
melaksanakan prinsip kesamaan hak dalam pemberian layanan santunan tersebut
bagi kepentingan publik secara baik dan maksimal. dalam melaksanakan tugasnya
berpedoman kepada rencana kinerjanya. Pihak klaimen juga setuju bahwa
pegawai dari Jasa Raharja sudah melaksanakan prinsip keadilan dalam hal
pelayanan. Hal tersebut sesuai dengan pemberian pelayanan yang sama dengan
tidak membedakan antara klaimen.
Rencana kinerja PT. Jasa Raharja (Persero) Bojonegoro mencakup sasaran,
program dan kegiatan. Sasaran disajikan bersama indikator kinerjanya, sedangkan
program disajikan sebagai strategi yang relevan dengan sasaran yang telah
ditetapkan. Kegiatan disajikan dengan mengacu pada program yang relevan,
sehingga kegiatan yang dirumuskan menjadikan rincian yang sistematis dari
program yang akan dilaksanakan.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa dalam hal ini PT. Jasa Raharja
(Persero) Bojonegoro telah menjalankan prinsip kesamaan hak sesuai dengan teori
di atas.
d. Technicality (Merespon Keluhan Masyarakat)
Kecakapan adalah suatu tugas yang berwenang dan bertanggung jawab dalam
membuat rencana, mengatur memimpin dan mengendalikan pelaksanaanya untuk
mencapai sasaran (Winardi, 1990:4). Dalam hal ini PT Jasa Raharja telah
melakukan kiat-kiat dalam memudahkan berbagai keluhan dalam masyarakat.
dalam memberikan pelayanan pegawaii dari PT Jasa Raharja (Persero)
109
Bojonegoro telah bersifat profesional dalam memberikan pelayanan yaitu dengan
mendengarkan secara cermat keluhan dari klaimen.
e. Responsiveness (Ketanggapan dalam Pelayanan)
Responsiveness merupakan kemampuan untuk membantu pelanggan dan
memberikan jasa dengan cepat. Kebutuhan pelanggan yang berfokus pada fasilitas
fisik seperti gedung dan ruangan, tersedianya tempat parkir, kebersihan, kerapian
dan kenyamanan ruangan, kelengkapan peralatan, sarana komunikasi serta
penampilan karyawan (Aviliani dan Wilfridus, 1997:10). Sehingga dalam hal ini
dapat disimpulkan bahwa pegawai dari PT Jasa Raharja (Persero) Bojonegoro
telah berhasil melaksanakan pemberian pelayanan yang tanggap terhadap klaimen.
Karena memberikan pelayanan yang prima terhadap klaimen merupakan unsur
yang penting untuk mewujudkan pelayanan publik yang berkualitas. Klaimen pun
juga mengaku puas atas pelayanan cepat, dan tanggap dalam pemberian pelayanan
yang diberikan oleh Jasa Raharja.
2. Hambatan yang mempengaruhi PT Jasa Raharja (Persero) Bojonegoro
dalam peningkatan Sistem pelayanan Kepada Masyarakat.
a. Masih Adanya Rangkap Kegiatan dalam Pelaksanaan Pekerjaan di
PT Jasa Raharja Persero Kabupaten Bojonegoro
Dalam hal ini SDM berkaitan erat dengan komitmen yang dimiliki dan
karakter yang melekat. Tidak dapat dipungkiri bahwa manusia menjadi aktor
utama dalam setiap kegiatan yang dilakukan, oleh karenanya komitmen ataupun
karakter dari masing-masing individu yang terlibat dalam peningkatan kapasitas
kinerja akan sangat berpengaruh. Ketidakstabilian emosi, sikap egioistis, dan
110
sifat-sifat negatif lainnya dapat menjadi kendala bagi peningkatan kapasitas
kinerja tersebut, jika suatu keputusan tidak didasari kesepakatan bersama atau
karakter individu tersebut yang kurang baik, maka akan timbul kesenjangan yang
pada akhirnya usaha yang dilakukan dalam rangka revitalisasi, tidak dapat
terwujud karena SDM itu sendiri. Dalam proses administrasi sangat dipengaruhi
oleh manajemen sumber daya manusia. Peranan administrasi sangat menentukan
dalam kelangsungan hidup suatu pemerintahan. Namun ada yang lebih
menentukan lagi yaitu manusianya. Kualitas pelayanan yang diterima atau
dirasakan melebihi dengan apa yang diharapkan, maka kualitas pelayanan yang
dipersepsikan sebagai kualitas yang baik dan memuaskan (Parasuraman, 1985:48-
50).
Baik buruknya administrasi sangat tergantung pada sumber daya yang
dimilikinya, dan manakala kualitas sumber daya yang dimiliki baik, maka proses
administrasi berjalan baik serta tujuan dapat tercapai sebagaimana yang
diharapkan. Data di lapangan menunjukkan bahwa masih adanya rangkap jabatan
dalam pelaksanaan pekerjaan di PT Jasa Raharja (Perseo) Bojonegoro dalam
menghadapi klaimen. Sehingga dalam melayani klaimen masih sering adanya
keterlambatan dalam memberikan pelayanan yang maksimal.
b. Lamanya Prosedur Pelayanan
Untuk dapat memberikan pelayanan yang baik maka syarat syarat pelayanan
yang baik pun juga harus dilakukan. Data yang diambil di lapangan
mengemukakan bahwa prosedur dalam pengurusan santunan ke PT Jasa Raharja
sebenarnya tidak sulit. Tetapi hal hal yang membuat terlambat dalam pengurusan
111
santunan berasal dari luar instansi seperti dari pihak Rumah sakit yang sangat sulit
mengeluarkan tanda bukti kuitansi pelunasan pembayaran klaim dan juga hal sulit
lainya ditambah dengan instansi lain seperti dari kepala desa tiap kampung yang
biasanya lama dalam mengeluarkan keabsahan ahli waris.