bab iv hasil penelitian dan pembahasan a. deskripsi...

16
47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Unit Kegiatan Mahasiswa KSR-PMI Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.Proses berdirinya KSR PMI Unit FT IAIN Sunan Ampel Malang (sekarang KSR PMI Unit UIN Maulana Malik Ibrahim Malang)dimulai sejak November 1990 ketika Zaenal Abidin dan Mustofa yang pada saat itu ada di jajaran SEMA (Senat Mahasiswa) bidang minat dan bakat diminta mengisi materi P3K pada anggota baru pramuka FT S.A. Malang. Seiring bergulirnya waktu, pada September 1991 dua orang aktivis ini mengajukan pendirian KSR PMI Unit Perti yang terstruktur dengan SEMA untuk pertama kalinya pada lingkungan IAIN S.A. di wilayah C atau Indonesia bagian timur. Pengajuan pendirian KSR PMI Unit Perti (Perguruan Tinggi) ini juga dikonfirmasikan kepada PMI Cabang Kota Malang sebagai induk organisasi dan Pembina teknis kepalangmerahan di wilayah kota malang. Pada pelaksanaan DIKLATSAR I (Pendidikan dan Latihan Dasar) yang bekerja sama dengan SEMA FT S.A. Malang berhasil mengukuhkan Ahmad Shodiq sebagai Ketua Umum yang pertama. Pengukuhan pengurus yang pertama ini berlangsung pada 11 Januari 1992 sehingga pada tanggal tersebut dijadikan sebagai hari lahir KSR dan diperingati pada

Upload: vudiep

Post on 20-Mar-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …etheses.uin-malang.ac.id/1637/8/07410010_Bab_4.pdf · Malang)dimulai sejak November 1990 ketika Zaenal Abidin dan Mustofa yang

47

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Unit Kegiatan Mahasiswa KSR-PMI Universitas

Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.Proses berdirinya KSR PMI Unit FT

IAIN Sunan Ampel Malang (sekarang KSR PMI Unit UIN Maulana Malik Ibrahim

Malang)dimulai sejak November 1990 ketika Zaenal Abidin dan Mustofa yang pada

saat itu ada di jajaran SEMA (Senat Mahasiswa) bidang minat dan bakat diminta

mengisi materi P3K pada anggota baru pramuka FT S.A. Malang. Seiring

bergulirnya waktu, pada September 1991 dua orang aktivis ini mengajukan pendirian

KSR PMI Unit Perti yang terstruktur dengan SEMA untuk pertama kalinya pada

lingkungan IAIN S.A. di wilayah C atau Indonesia bagian timur.

Pengajuan pendirian KSR PMI Unit Perti (Perguruan Tinggi) ini juga

dikonfirmasikan kepada PMI Cabang Kota Malang sebagai induk organisasi dan

Pembina teknis kepalangmerahan di wilayah kota malang.

Pada pelaksanaan DIKLATSAR I (Pendidikan dan Latihan Dasar) yang

bekerja sama dengan SEMA FT S.A. Malang berhasil mengukuhkan Ahmad Shodiq

sebagai Ketua Umum yang pertama.

Pengukuhan pengurus yang pertama ini berlangsung pada 11 Januari 1992

sehingga pada tanggal tersebut dijadikan sebagai hari lahir KSR dan diperingati pada

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …etheses.uin-malang.ac.id/1637/8/07410010_Bab_4.pdf · Malang)dimulai sejak November 1990 ketika Zaenal Abidin dan Mustofa yang

48

setiap tahunnya. Hadirnya KSR PMI Unit FT S.A. Malang merupakan satu-satunya

Organisasi kemanusiaan yang pertam kali di lingkup IAIN S.A.

1. Visi dan Misi

Visi UKM KSR PMI Unit UIN Maulana Malik Ibrahim Malang:

“Menjadi organisasi yang berwawasan kebangsaan dan professional dalam bidang

kepalangmerahan.”

Misi UKM KSR PMI Unit UIN Maulana Malik Ibrahim Malang:

“Membentuk kader yang beriman, bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi luhur

berketrampilan dan mempunyai solidaritas serta dedikasi tinggi pada sesama.”

2. Dasar, Asas dan Fungsi

Dasar: Al-Qur’an, Al-Hadits, Pancasila, UUD 1945, Tri Dharma Perguruan Tinggi

dan Sapta Prinsip Palang Merah yang berwawasan almamater.

Asas: Kemanusiaan, kekeluargaan, dan kemanfaatan.

Fungsi: sebagai wahana untuk merencanakan, melaksanakan dan mengembangkan

kegiatan kemahasiswaan di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang yang bersifat

penalaran dan keilmuan, ketrampilan, minat dan bakat, kesejahteraan serta

pengabdian pada masyarakat.

B. Gambaran Umum Responden

Pada bagian ini diuraikan dan dijelaskan mengenai hasil dari penelitian yang

telah dilakukan dan diolah untuk mengetahui pengaruh dan hubungan faktor empati,

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …etheses.uin-malang.ac.id/1637/8/07410010_Bab_4.pdf · Malang)dimulai sejak November 1990 ketika Zaenal Abidin dan Mustofa yang

49

sukarela, dan keinginan membantu terhadap perilaku altruistik pada relawan bencana

alam. Penulis menyebar kuisioner sebanyak 69, dimana responden merupakan

relawan bencana alam. Profil responden yang ditanyakan pada kuesioner adalah

nama, jenis kelamin, usia. Berikut ini adalah data yang penulis peroleh mengenai

profil responden, yaitu :

Gambar 4 Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber : Data kuesioner yang telah diolah, 2014

Berdasarkan gambar 5.2, diketahui dari 69 responden terlihat bahwa 34

responden berjenis kelamin pria, sedangkan 35 responden berjenis kelamin wanita.

Dari data tersebut terlihat bahwa relawan bencana alam pada KSR-PMI UIN

MALIKI Malang diminati baik pria maupun wanita.

Gambar 5Klasifikasi RespondenBerdasarkan Usia

(sumber : Data kuesioner yang telah diolah)

Jenis Kelamin

Pria (34 responden)

wanita (35responden)

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …etheses.uin-malang.ac.id/1637/8/07410010_Bab_4.pdf · Malang)dimulai sejak November 1990 ketika Zaenal Abidin dan Mustofa yang

50

Berdasarkan gambar 5.3, diketahui dari 69 responden terlihat bahwa 10

responden berusia 19 tahun, 15 responden berusia 20 tahun, 20 responden berusin 21

tahun dan 25 responden berusia 22 tahun. Berdasarkan data tersebut, nampak bahwa

usia para relawan di KSR-PMI UIN MALIKI malang rata-rata dari 19 tahun sampai

dengan 22 tahun.

C. Deskripsi Hasil Penelitian

Penulis menggunakan uji reliabilitas dan uji validitas untuk menguji hipotesis

yang diajukan peneliti. Jawaban ini dihitung berdasarkan hasil kuesioner yang

telah disebarkan dimana terdiri dari 35 pernyataan yang berhubungan dengan

faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku altruisme.

1. Uji Validitas

Standar validitas yang digunakan pada penelitian ini sebesar 0,20

sehingga sebuah aitem valid apabila melebihi = 0,20 (>0,20) tersebut

dianggap sahih, sebaliknya jika didapatkan koefisien validitas kurang dari 0,20

(<0,20) maka butir-butir tersebut tidak valid dan dianggap gugur (Natanael,

Usia

19 tahun (10 responden)

20 tahun (15 responden)

21 tahun (20 responden)

22 tahun (25 responden)

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …etheses.uin-malang.ac.id/1637/8/07410010_Bab_4.pdf · Malang)dimulai sejak November 1990 ketika Zaenal Abidin dan Mustofa yang

51

2013:56). Karena bila koefisien korelasinya rendah mendekati nol berarti fungsi

aitem tersebut tidak cocok dengan fungsi ukur tes dan daya bedanya tidak baik

(Azwar, 2011:163).

Tabel 6

Hasil Uji Validitas Kuesioner

NO

Aspek

No. Aitem

Valid

No. Aitem

Gugur

Jumlah

1. Memberikan

perhatian terhadap

oranglain

1, 2, 5, 6, 7,

8, 15, 17, 18,

26, 33, 34

32 12

2. Membantu oranglain 4, 9, 10, 22,

23, 24, 25,

35

13, 30, 31 11

3. Meletakkan

kepentingan oranglain

di atas kepentingan

diri sendiri

3, 11, 16, 20,

27, 29

12, 14, 19,

21, 27

11

Jumlah 26 9 35

Dari hasil uji validitas instrumen dalam skala altruisme dapat diketahui

bahwa terdapat 9aitem yang gugur, sedangkan jumlah aitem yang valid adalah

26aitem.

2. Uji Reliabilitas

Sedangkan uji reliabilitas dimaksud untuk mengetahui adanya

konsistensi alat ukur dalam penggunaannya, atau dengan kata lain alat ukur

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …etheses.uin-malang.ac.id/1637/8/07410010_Bab_4.pdf · Malang)dimulai sejak November 1990 ketika Zaenal Abidin dan Mustofa yang

52

tersebut mempunyai hasil yang konsisten apabila digunakan berkali-kali pada

waktu yang berbeda.

Menurut Arikunto (1998:145) untuk uji reliabilitas digunakan teknik

“Alpha Cronbach”, dimana suatu instrumen dapat dikatakan handal (reliabel)

bila memiliki koefisien keandalan atau alpha sebesar 0,60 atau lebih.

Adapun hasil uji reliabilitas yang dilakukan terhadap instrumen

penelitian ini dapat dijelaskan pada tabel berikut ini:

Tabel 7

Hasil Analisis Reliabilitas

No Butir Dalam

Kuesioner

Nilai

Alpha

Status

1. Memberikan

perhatian terhadap

oranglain

0,879 Reliabel

2. Membantu oranglain 0,738 Reliabel

3. Meletakkan

kepentingan

oranglain di atas

kepentingan diri

sendiri

0,465 Cukup Reliabel

Sumber : Data primer yang diolah,2014

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …etheses.uin-malang.ac.id/1637/8/07410010_Bab_4.pdf · Malang)dimulai sejak November 1990 ketika Zaenal Abidin dan Mustofa yang

53

Teknik pengujian reliabilitas aitem menggunakan metode Alpha

Cronbach. Hasil pengujian reliabilitas diperoleh nilai koefisien Alpha untuk

variabel faktor memberikan perhatian terhadap orang lainsebesar 0,879 berarti

reliabel, membantu orang lainsebesar0,738 berarti reliabel, meletakkan

kepentingan orang lain di atas kepentingan diri sendirisebesar0,465 berarti

cukup reliabel. Hal tersebut dapat dikatakan nilai koefisien reliabilitas

berkisar antara 0 sampai dengan 1, semakin mendekati 1 menunjukkan bahwa

aitem semakin reliabel. Hal ini berarti bahwa aitem pernyataan yang

digunakan akan mampu memperoleh data yang konsisten dalam arti jika

pernyataan tersebut diajukan lagi akan diperoleh jawaban yang relatif sama

dengan jawaban pertama.

Dari kedua uji diatas, dapat disimpulkan bahwa instrument penelitian

yang digunakan sudah valid dan reliabel, jadi dapat digunakan oleh peneliti

untuk penelitian sebenarnya.

3. Analisa Data

Analisa data pada umumnya,dalam suatu penelitian dilakukan untuk

menjawab suatu rumusan masalah dan hipotesis, tidak hanya digunakan untuk

itu saja analisis data digunakan untuk memenuhi tujuan suatu penelitian. Ada

pun alat yang digunakan dalam menganalisa data statistik dalam penelitian ini

adalah analisa faktor dimana pemanfaatan alat inidengan menggunakan bantuan

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …etheses.uin-malang.ac.id/1637/8/07410010_Bab_4.pdf · Malang)dimulai sejak November 1990 ketika Zaenal Abidin dan Mustofa yang

54

komputer program SPSS (Statistical Product And Service Solution) 20 for

windows dengan hasil analisa secara berurutan sebagai berikut:

a. Analisa deskriptif

- Mean

Dari perhitungan formula mean diperoleh mean sebesar 65, angka

tersebut didapat dari:

Mean = ⁄ (skor rendah + skor tinggi). N

= ⁄ . 26

= ⁄

= ⁄

= 65

- Standar Deviasi

Dari perhitungan standar deviasi hipotetik diperoleh

bahwa standar deviasi sebesar 6,8, angka tersebut didapat dari

perhitungan standar deviasi hipotetik sebagai berikut:

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …etheses.uin-malang.ac.id/1637/8/07410010_Bab_4.pdf · Malang)dimulai sejak November 1990 ketika Zaenal Abidin dan Mustofa yang

55

= 6,8

Deskriptif Mean dan standar Deviasi Empiris

Tabel

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation

Memberikan perhatian

terhadap oranglain 41,3478 4,96999

Membantu oranglain 33,2464 3,68784

Meletakkan kepentingan

oranglain di atas

kepentingan diri sendiri

29,9710 2,92540

Dari tabel diatas, didapatkan descriptive statistics yang menyatakan

bahwa rata-rata skor total dari variabel memberikan perhatian terhadap orang

lain sebesar 41,4 dengan standar deviasi sebesar 4,96. Rata-rata total skor dari

variabel membantu orang lain sebesar 33,3 dengan standar deviasi sebesar

3,67. Rata-rata total skor dari variabel meletakkan kepentingan orang lain di

atas kepentingan diri sendiri29,97 dengan standar deviasi sebesar 2,93.

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …etheses.uin-malang.ac.id/1637/8/07410010_Bab_4.pdf · Malang)dimulai sejak November 1990 ketika Zaenal Abidin dan Mustofa yang

56

Tabel

Kriteria Analisis Deskriptif

Kriteria Interval Nilai

Tinggi X ≥ 116,2

Sedang 93,1 ≤ X ≤ 116,23

Rendah X ≤ 93,1

Berdasarkan dari hasil mean dan standar deviasi empiris dengan nilai

total mean sebesar dan nilai standar deviasi sebesar 104,67 nilai standar

deviasi 11,56 maka dapat disimpulkan bahwa relawan bencana alam di UKM

KSR-PMI UIN Maliki Malangmemiliki altruisme atau berperilaku altruisme,

namun dilihat dari hasil perbandingan mean dan standar deviasi hipotetik

yaitu sebesar 104,67 dan dimana kategori sedang (93,1 ≤ X ≤ 116,23) maka

tingkat altruisme pada relawan bencana alam di UKM KSR-PMI UIN Maliki

Malangdikategorikan sedang.

1. Analisa Ketepatan Penggunaan Alat

Untuk mendapat analisa faktor yang akurat, perlu digunakan

model untuk menguji ketepatan analisa faktor, hal tersebut dapat

dilihat dari barlett’s test of sphericy untuk membandingkan ukuran

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …etheses.uin-malang.ac.id/1637/8/07410010_Bab_4.pdf · Malang)dimulai sejak November 1990 ketika Zaenal Abidin dan Mustofa yang

57

koefisien korelasi parsial. Berdasarkan uji alat diperoleh seperti pada

tabel berikut:

Tabel

Hasil KMO dan Bartlett’s

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. ,678

Bartlett's Test of Sphericity

Approx. Chi-Square 73,726

df 3

Sig. ,000

Pada tabel di atas, menunjukkan nilai KMO sebesar 0,678

yang lebih besar dari 0,5 sehingga dapat dilakukan analisa faktor

cocok digunakan. Demikian juga nilai Bartlet’s test of

Sphericydengan nilai signifikan 0,000 disimpulkan bahwa faktor

dapat digunakan untuk menganalisa matrik korelasi.

2. Metode Analisa faktor

Dari hasil perhitungan analisa faktor, diketahui matrik dari

komponen yang terbentuk sebagai berikut: Tabel

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …etheses.uin-malang.ac.id/1637/8/07410010_Bab_4.pdf · Malang)dimulai sejak November 1990 ketika Zaenal Abidin dan Mustofa yang

58

Component Matrixa

Component

1

Memberikan perhatian terhadap

oranglain ,899

Membantu oranglain ,863

Meletakkan kepentingan oranglain

di atas kepentingan diri sendiri ,798

Extraction Method: Principal Component Analysis.

a. 1 components extracted.

Dan nilai eigen value dari masing-masing variabel yang digunakan

sebagai berikut:

Tabel

Total Variance Explained

Component Initial Eigenvalues

Total % of

Variance

Cumulative

%

1 2,189 72,966 72,966

2 ,526 17,534 90,500

3 ,285 9,500 100,000

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Dari hasil eigen value untuk faktor 1 sebesar 2,189 yang lebih

besar dari 1, dari hasil tersebut menunjukkan hanya 1 faktor yang

terbentuk karena eigen value faktor yang lain kurang dari 1. Dari tabel

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …etheses.uin-malang.ac.id/1637/8/07410010_Bab_4.pdf · Malang)dimulai sejak November 1990 ketika Zaenal Abidin dan Mustofa yang

59

component matrix didapatkan besar nilai loading faktor untuk masing-

masing variabel, variabel memberikan perhatian terhadap orang lain

sebesar 0,863, untuk variabel membantu oranglain sebesar 0,899, dan

untuk variabel meletakkan kepentingan orang lain di atas kepentingan

diri sendiri sebesar 0,798. Nilai loading faktor tertinggi pada variabel

memebrikan perhatian terhadap oranglain yaitu sebesar 0,899 yang

artinya bahwa dari ketiga variabel yang paling dominan dalam

terbentuknya faktor 1 adalah Memberikan perhatian terhadap oranglain.

4.Pembahasan

Berbagai bencana alam yang muncul di Indonesia ini menyebabkan banyak

relawan yang bermunculan tak terkecuali dari relawan PMI (Palang Merah Indonesia)

ataupun kelompok organisasi lainnya. Munculnya relawan tersebut menimbulkan

banyak pertanyaan akan faktor-faktor yang menyebabkan relawan tersebut ingin

menolong sesama manusia yang terkena bencana alam.

Munculnya dorongan dari dalam diri relawan secara tidak langsung

dipengaruhi oleh kepribadian diri ataupun konsep diri yang dimiliki individu. Selain

itu muncul perilaku altruisme itu sendiri juga bisa muncul akibat latar belakang

seseorang. Begitu juga apakah munculnya perilaku altruisme tersebut hanya karena

ikut-ikutan saja atau memang disebabkan oleh dorongan dari dalam diri.

Dalam penelitian ini digunakan tiga faktor yang terdiri dari memberikan

perhatian terhadap oranglain, membantu oranglain dan meletakkan kepentingan

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …etheses.uin-malang.ac.id/1637/8/07410010_Bab_4.pdf · Malang)dimulai sejak November 1990 ketika Zaenal Abidin dan Mustofa yang

60

oranglain diatas kepentingan diri sendiri untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor

tersebut terhadap perilaku altruisme relawan bencana alam.

Faktor tersebut antara lain :

1. Faktor Memberikan perhatian terhadap oranglain

Faktor memberikan perhatian terhadap oranglain memiliki pengaruh

terhadap perilaku altruisme relawan bencana alam. Faktor membreikan

perhatian terhadap oranglain sangat penting karena merupakan penentu

keinginan dan perilaku yang paling mendasar dijadikan keputusan untuk

berprilaku altruisme relawan bencana alam. Memberikan perhatian

terhadap orang lain ini merupakan faktor yang paling dominan yang

mempengaruhi perilaku altruisme. Individu yang memberikan perhatian

terhadap oranglain tinggi cenderung peka terhadap perasaan orang lain

terutama terhadap orang lain yang terkena musibah. Selain itu orang yang

memberikan perhatian terhadap oranglain tinggi lebih peduli terhadap

kepentingan orang lain daripada kepentingan sendiri. Sehingga, dapat

disimpulkan bahwa faktor memberikan perhatian terhadap oranglain

merupakan faktor mendasar yang memunculkan perilaku altruistik.

2. Faktor Membantu oranglain

Faktor membatu oranglain memiliki pengaruh terhadap perilaku altruisme

relawan bencana alam. Dimana faktor ini meliputi rasa ikhlas tanpa

mengharapkan imbalan orang lain. Faktor membantu oranglain merupakan

faktor dominan kedua yang mempengaruhi perilaku altruisme, sehingga

orang yang menolong orang lain yang dipengaruhi oleh faktor membantu

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …etheses.uin-malang.ac.id/1637/8/07410010_Bab_4.pdf · Malang)dimulai sejak November 1990 ketika Zaenal Abidin dan Mustofa yang

61

oranglain ini cenderung membantu tanpa mengharapkan imbalan maupun

ganjaran dari orang lain. Akan tetapi, individu yang membantu dengan

sukarela belum tentu memiliki empati tinggi. Sehingga dapat disimpulkan

faktor membatu oranglain merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku

altruistik.

3. Faktor Meletakkan kepentingan oranglain diatas kepentingan diri sendiri

Faktor meletakkan kepentingan oranglain diatas kepentingan diri sendiri

merupakan faktor ketiga yang mempengaruhi perilaku altruistik. Pada

dasarnya perilaku menolong diawali dengan faktor meletakkan

kepentingan oranglain diatas kepentingan diri sendiri, akan tetapi faktor

meletakkan kepentingan orang lain diatas kepentingan diri sendiri ini

biasanya hanya mucul pada saat menolong orang yang sudah dikenal

ataupun orang yang berada di dekatnya. faktor meletakkan kepentingan

orang lain diatas kepentingan diri sendiri ini hanya muncul karena

lingkungan yang digeluti oleh individu. Sehingga faktor meletakkan

kepentingan oranglain diatas kepentingan diri sendiri ini tidak dapat

mempengaruhi perilaku menolong seutuhnya. Karena orang menolong

yang dipengaruhi faktor membantu belum tentu sukarela dan diikuti oleh

sikap empati terhadap sesama. Sehingga, faktor meletakkan kepentingan

orang lain diatas kepentingan diri sendri ini merupakan faktor ketiga yang

mempengaruhi perilaku altruistik.

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …etheses.uin-malang.ac.id/1637/8/07410010_Bab_4.pdf · Malang)dimulai sejak November 1990 ketika Zaenal Abidin dan Mustofa yang

62

Ketiga faktor diatas menjadi penentu untuk seseorang berprilaku

altruisme dan menjadi seorang relawan. Relawan yang memiliki dorongan

membantu dikarenakan sikap memberikan perhatian terhadap oranglain,

membantu oranglain,dan meletakkan kepentingan oranglain diatas

kepentingan diri sendiri menjadikan relawan tersebut menolong

dimanapun bencana alam itu terjadi. Tetapi perilaku menolong relawan

kadang kala juga muncul diakibatkan oleh identitas sosial yang ia miliki

semisalnya menjadi seorang anggota PMI, secara tidak langsung identitas

tersebut mengharuskannya untuk menjadi seorang relawan. Tetapi

sebaliknya, ada individu yang menolong bukan karena identitas sosial

ataupun minta imbalan semata akan tetapi karena adanya sikap

memberikan perhatian terhadap oranglain (empati). Karena seseorang

yang memiliki sikap empati merasakan kenyaman dan senang apabila

dapat menolong orang lain yang terkena musibah. Jadi faktor memberikan

perhatian terhadap oranglain merupakan faktor dasar yang memunculkan

perilaku altruistik.