bab iv hasil penelitian dan pembahasan a. deskripsi … · 66 bab iv hasil penelitian dan...

36
66 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya. Penyajian hasil penelitian adalah berdasarkan analisis statistika yang dilakukan pada pengukuran atntropometri dan tes lompat jauh. Berturut-turut akan disajikan mengenai deskripsi data, uji prasyarat analisis, pengujian hipotesis dan pembahasan hasil penelitian. A. Deskripsi Data Deskripsi data digunakan untuk mengungkapkan variabel peneltian berkaitan dengan mean, median, Standar deviasi dan tabel frekuensi maupun grafik histogram. Analisis deskripsi data dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut: 1. Kekuatan Otot Tungkai (X 1 ) Diskripsi data untuk variabel kekuatan otot tungkai berdasarkan hasil penelitian dengan sampel sejumlah 45 mahasiswa permbinaan prestasi atletik diperoleh rata-rata kekuatan otot tungkai sebesar 219,07 dengan standar deviasi sebesar 5,00 skor tertinggi 231 dan skor terendah 214. Berdasarkan skor tertinggi dan terendah akan diperoleh rentang data sebesar 231- 214 = 17. Jumlah responden dalam penelitian dapat digunakan untuk menentukan banyaknya kelas interval dengan menggunakan rumus jumlah kelas = 1+3,3 x log (n) sehingga diperoleh nilai sebesar 6,49. Untuk distribusi frekuensi tinggi badan digunakan jumlah kelas pembulatan keatas sebanyak 6 kelas sehingga panjang kelas interval dapat dihitung dengan membagi rentang data dengan jumlah kelas interval dan diperoleh nilai 2,83 maka digunakan panjang kelas interval 3, maka tabel distribusi frekuensi kekuatan otot tungkai mahasiswa dapat disusun sebagai berikut :

Upload: phamxuyen

Post on 07-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi … · 66 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya

66

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya.

Penyajian hasil penelitian adalah berdasarkan analisis statistika yang dilakukan pada

pengukuran atntropometri dan tes lompat jauh. Berturut-turut akan disajikan mengenai

deskripsi data, uji prasyarat analisis, pengujian hipotesis dan pembahasan hasil

penelitian.

A. Deskripsi Data

Deskripsi data digunakan untuk mengungkapkan variabel peneltian berkaitan

dengan mean, median, Standar deviasi dan tabel frekuensi maupun grafik histogram.

Analisis deskripsi data dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

1. Kekuatan Otot Tungkai (X1)

Diskripsi data untuk variabel kekuatan otot tungkai berdasarkan hasil penelitian

dengan sampel sejumlah 45 mahasiswa permbinaan prestasi atletik diperoleh rata-rata

kekuatan otot tungkai sebesar 219,07 dengan standar deviasi sebesar 5,00 skor tertinggi

231 dan skor terendah 214.

Berdasarkan skor tertinggi dan terendah akan diperoleh rentang data sebesar 231-

214 = 17. Jumlah responden dalam penelitian dapat digunakan untuk menentukan

banyaknya kelas interval dengan menggunakan rumus jumlah kelas = 1+3,3 x log (n)

sehingga diperoleh nilai sebesar 6,49. Untuk distribusi frekuensi tinggi badan digunakan

jumlah kelas pembulatan keatas sebanyak 6 kelas sehingga panjang kelas interval dapat

dihitung dengan membagi rentang data dengan jumlah kelas interval dan diperoleh nilai

2,83 maka digunakan panjang kelas interval 3, maka tabel distribusi frekuensi kekuatan

otot tungkai mahasiswa dapat disusun sebagai berikut :

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi … · 66 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya

67

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Kekuatan Otot Tungkai

Kelas Interval Frekuensi fi fiXi

214 – 216

217 – 219

220 – 222

223 – 225

226 – 228

229 – 231

18

12

6

4

0

5

215

218

221

224

227

230

3870

2616

1326

896

0

1150

Jumlah 45 1335 9858

Sumber: Data primer yang diolah (Lampiran hal 134)

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dideskripsikan kekuatan otot tungkai mahasiswa dibagi

kedalam 6 kelas interval. Panjang masing-masing kelas interval adalah 3, kelas interval

pertama dimulai dari terendah ke tertinggi responden yaitu 214 sampai dengan tinggi

216 dengan panjang kelas 3. fi merupakan banyaknya frekuensi kelas interval

sedangkan Xi adalah nilai tengah dari kelas interval. Sedangkan fiXi adalah perkalian

dari fi dan Xi yang digunakan untuk mencari rata-rata nilai secara frekuensi.

Untuk mengetahui lebih jelas mengenai data kekuatan otot tungkai responden dapat

dilihat dalam grafik histogram kekuatan otot tungkai sebagai berikut :

Gambar 4.1

Grafik Histogram Kekuatan Otot Tungkai

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi … · 66 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya

68

Berdasarkan gambar 4.1 grafik histogram kecepatan maksimum lari

menunjukkan kelas interval terendah yaitu antara 214 – 216 terdapat sejumlah 18

mahasiswa, kelas interval 217-219 sejumlah 12 mahasiswa, interval 220 – 222 sejumlah

6 mahasiswa, interval 223-225 sejumlah 4 mahasiswa, interval 226-228 sejumlah tidak

ada mahasiswa, interval 229-231 sejumlah 5 mahasiswa.

Berdasarkan hasil menunjukkan mahasiswa sebagian besar berada antara 214 –

216 Kg sejumlah 18 mahasiswa sedangkan yang paling sedikit adalah mahasiswa

dengan nilai 223 – 225 Kg yang terdapat 4 mahasiswa. Secara grafis dapat dilihat

mahasiswa dengan tinggi rendah dan tinggi hanya terdapat sedikit mahasiswa dan

mahasiswa dengan tinggi yang sedang atau berada pada tengah kelas interval terdapat

banyak mahasiswa, hasil ini memberikan gambaran data tinggi mahasiswa mempunyai

sebaran distribusi yang normal.

Hasil analisis statistik tentang hasil pengukuran variabel kekuatan otot tungkai,

sebagai berikut:

Tabel 4.2 Data Statistik Variabel Kekuatan Otot Tungkai

Statistik Nilai

Mean

Std. Deviation

Minimum

Maximum

N

219,07

5,00

214,00

231,00

45

Berdasarkan tabel 4.2 data yang diperoleh menunjukkan bahwasannya

mean sebesar 219,07, sedangkan untk SD sebesar 5,00. Nilai maksimum dari

hasil pengukuran adalah sebesar 231,00 sedangkan nilai minimum sebesar 214

dengan N sejumlah 45 mahasiswa.

2. Kecepatan Maksimum Lari (X2)

Diskripsi data untuk variabel kecepatan maksimum lari berdasarkan hasil

penelitian dengan sampel sejumlah 45 mahasiswa permbinaan prestasi atletik

diperoleh rata-rata kecepatan maksimum lari sebesar 3,82 dengan standar deviasi

sebesar 0,27 skor tertinggi 3,35 dan skor terendah 4,30.

Berdasarkan skor tertinggi dan terendah akan diperoleh rentang data sebesar

3,35-4,30 = 0,16. Jumlah responden dalam penelitian dapat digunakan untuk

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi … · 66 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya

69

menentukan banyaknya kelas interval dengan menggunakan rumus jumlah kelas =

1+3,3 x log (n) sehingga diperoleh nilai sebesar 6. Untuk distribusi frekuensi tinggi

badan digunakan jumlah kelas pembulatan keatas sebanyak 6 kelas sehingga

panjang kelas interval dapat dihitung dengan membagi rentang data dengan jumlah

kelas interval dan diperoleh nilai 0,67 maka digunakan panjang kelas interval 0,67,

maka tabel distribusi frekuensi kecepatan maksimum lari mahasiswa dapat disusun

sebagai berikut :

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Kecepatan Maksimum Lari

Kelas Interval Frekuensi Fi fiXi

4,15-4,30

3,99-4,14

3,83-3,98

3,67-3,82

3,51-3,66

3,35-3,50

7

9

4

11

9

5

4,22

4,06

3,9

3,74

3,58

3,42

29,54

36,54

15,6

41,14

32,22

17,1

Jumlah 45 22,92 172,14

Sumber: Data primer yang diolah (Lampiran 136)

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dideskripsikan kecepatan maksimum lari

mahasiswa dibagi kedalam 6 kelas interval. Panjang masing-masing kelas

interval adalah 3, kelas interval pertama dimulai dari tertinggi ke terendah

responden yaitu 3,35 sampai dengan 4,30 dengan panjang kelas 0,16. fi

merupakan banyaknya frekuensi kelas interval sedangkan Xi adalah nilai tengah

dari kelas interval. Sedangkan fiXi adalah perkalian dari fi dan Xi yang

digunakan untuk mencari rata-rata nilai secara frekuensi.

Untuk mengetahui lebih jelas mengenai data kekuatan otot tungkai

responden dapat dilihat dalam grafik histogram kecepatan maksimum lari

sebagai berikut :

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi … · 66 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya

70

Gambar 4.2

Grafik Histogram Kecepatan Maksimum Lari

Berdasarkan gambar 4.2 grafik histogram kecepatan maksimum lari

menunjukkan kelas interval terendah yaitu antara 4,15 - 4,30 terdapat sejumlah 7

mahasiswa, kelas interval 3,99 - 4,14 sejumlah 9 mahasiswa, interval 3,83 - 3,98

sejumlah 11 mahasiswa, interval 3,67 – 3,82 sejumlah 4 mahasiswa, interval

3,51 – 3,66 sejumlah 9 mahasiswa, interval 3,35 – 3,50 sejumlah 7 mahasiswa.

Berdasarkan hasil menunjukkan mahasiswa sebagian besar berada pada

tinggi antara 3,83 – 398 detik sejumlah 11 mahasiswa sedangkan yang paling

sedikit adalah mahasiswa dengan kecepatan 4,15 – 4,30 detik yang terdapat 5

mahasiswa. Secara grafis dapat dilihat mahasiswa dengan tinggi rendah dan

tinggi hanya terdapat sedikit mahasiswa dan mahasiswa dengan tinggi yang

sedang atau berada pada tengah kelas interval terdapat banyak mahasiswa, hasil

ini memberikan gambaran data tinggi mahasiswa mempunyai sebaran distribusi

yang normal.

Hasil analisis statistik tentang hasil pengukuran variabel kecepatan

maksimum lari, sebagai berikut:

Tabel 4.4 Data Statistik Variabel Kecepatan Maksimum

Statistik Nilai

Mean

Std. Deviation

Minimum

Maximum

N

3,82

0,27

3,35

4,30

45

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi … · 66 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya

71

Berdasarkan tabel 4.4 data yang diperoleh menunjukkan bahwasannya mean

sebesar 219,07, sedangkan untk SD sebesar 5,00. Nilai maksimum dari hasil

pengukuran adalah sebesar 231,00 sedangkan nilai minimum sebesar 214 dengan N

sejumlah 45 mahasiswa.

3. Kekuatan Otot Perut (X3)

Diskripsi data untuk variabel kekuatan otot perut berdasarkan hasil

penelitian dengan sampel sejumlah 45 mahasiswa permbinaan prestasi atletik

diperoleh rata-rata kekuatan otot perut sebesar 55 dengan standar deviasi sebesar

3,44 skor tertinggi 57 dan skor terendah 40.

Berdasarkan skor tertinggi dan terendah akan diperoleh rentang data sebesar

55 - 40 = 15. Jumlah responden dalam penelitian dapat digunakan untuk

menentukan banyaknya kelas interval dengan menggunakan rumus jumlah kelas =

1+3,3 x log (n) sehingga diperoleh nilai sebesar 6. Untuk distribusi frekuensi tinggi

badan digunakan jumlah kelas pembulatan keatas sebanyak 6 kelas sehingga

panjang kelas interval dapat dihitung dengan membagi rentang data dengan jumlah

kelas interval dan diperoleh nilai 3 maka digunakan panjang kelas interval 3, maka

tabel distribusi frekuensi kekuatan otot perut mahasiswa dapat disusun sebagai

berikut :

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Kekuatan Otot Perut

Sumber: Data primer yang diolah (Lampiran 138)

Berdasarkan tabel 4.5 dapat dideskripsikan kekuatan otot perut mahasiswa

dibagi kedalam 6 kelas interval. Panjang masing-masing kelas interval adalah 3,

kelas interval pertama dimulai dari terendah ke tertinggi responden yaitu 40 sampai

dengan 57 dengan panjang kelas 3. fi merupakan banyaknya frekuensi kelas interval

sedangkan Xi adalah nilai tengah dari kelas interval. Sedangkan fiXi adalah

Kelas Interval Frekuensi Fi fiXi

40-42

43-45

46-48

49-51

52-54

55-57

4

9

12

13

6

1

41

44

47

50

53

56

164

396

564

650

318

56

Jumlah 45 291 2148

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi … · 66 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya

72

perkalian dari fi dan Xi yang digunakan untuk mencari rata-rata nilai secara

frekuensi.

Untuk mengetahui lebih jelas mengenai data kekuatan otot perut responden

dapat dilihat dalam grafik histogram kekuatan otot perut sebagai berikut :

Gambar 4.3

Grafik Histogram Kekuatan Otot Perut

Berdasarkan gambar 4.3 grafik histogram kekuatan otot perut menunjukkan

kelas interval terendah yaitu antara 40,00 – 42,00 terdapat sejumlah 4 mahasiswa,

kelas interval 43 - 45 sejumlah 9 mahasiswa, interval 46 - 48 sejumlah 12

mahasiswa, interval 49 – 51 sejumlah 13 mahasiswa, interval 52 – 54 sejumlah 6

mahasiswa, interval 55 – 57 sejumlah 1 mahasiswa.

Berdasarkan hasil menunjukkan mahasiswa sebagian besar berada pada nilai

antara 49 – 51 kali sejumlah 13 mahasiswa sedangkan yang paling sedikit adalah

mahasiswa dengan jumlah 55 – 57 kali yang terdapat 1 mahasiswa. Secara grafis

dapat dilihat mahasiswa dengan tinggi rendah dan tinggi hanya terdapat sedikit

mahasiswa dan mahasiswa dengan tinggi yang sedang atau berada pada tengah kelas

interval terdapat banyak mahasiswa, hasil ini memberikan gambaran data tinggi

mahasiswa mempunyai sebaran distribusi yang normal.

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi … · 66 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya

73

Hasil analisis statistik tentang hasil pengukuran variabel kekuatan otot perut,

sebagai berikut:

Tabel 4.6 Data Statistik Variabel Kekuatan Otot Perut

Statistik Nilai

Mean

Std. Deviation

Minimum

Maximum

N

47,82

3,44

40,00

57,00

45

Berdasarkan tabel 4.6 data yang diperoleh menunjukkan bahwasannya

mean sebesar 47,82, sedangkan untk SD sebesar 3,44. Nilai maksimum dari

hasil pengukuran adalah sebesar 57 sedangkan nilai minimum sebesar 40 dengan

N sejumlah 45 mahasiswa.

4. Flesibilitas Togok (X4)

Diskripsi data untuk variabel fleksibilitas togok berdasarkan hasil penelitian

dengan sampel sejumlah 45 mahasiswa permbinaan prestasi atletik diperoleh rata-

rata fleksibilitas togok sebesar 18,17 cm dengan standar deviasi sebesar 0,90 skor

tertinggi 20,02 dan skor terendah 16,00.

Berdasarkan skor tertinggi dan terendah akan diperoleh rentang data sebesar

20,02 – 16,00 = 3,98 dibulatkan jumlahnya menjadi 4 responden dalam penelitian

dapat digunakan untuk menentukan banyaknya kelas interval dengan menggunakan

rumus jumlah kelas = 1+3,3 x log (n) sehingga diperoleh nilai sebesar 6. Untuk

distribusi frekuensi tinggi badan digunakan jumlah kelas pembulatan keatas

sebanyak 6 kelas sehingga panjang kelas interval dapat dihitung dengan membagi

rentang data dengan jumlah kelas interval dan diperoleh nilai 0,67 maka digunakan

panjang kelas interval 0,67, maka tabel distribusi frekuensi fleksibilitas togok

mahasiswa dapat disusun sebagai berikut :

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi … · 66 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya

74

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Fleksibilitas Togok

Sumber: Data primer yang diolah (Lampiran 140)

Berdasarkan tabel 4.7 dapat dideskripsikan fleksibilitas togok mahasiswa

dibagi kedalam 6 kelas interval. Panjang masing-masing kelas interval adalah 0,67,

kelas interval pertama dimulai dari terendah ke tertinggi responden yaitu 16,00

sampai dengan 20,02 dengan panjang kelas 0,67. fi merupakan banyaknya frekuensi

kelas interval sedangkan Xi adalah nilai tengah dari kelas interval. Sedangkan fiXi

adalah perkalian dari fi dan Xi yang digunakan untuk mencari rata-rata nilai secara

frekuensi.

Untuk mengetahui lebih jelas mengenai data fleksibilitas togok responden

dapat dilihat dalam grafik histogram fleksibilitas togok sebagai berikut :

Gambar 4.4

Grafik Histogram fleksibilitas togok

Berdasarkan gambar 4.4 grafik histogram fleksibilitas togok menunjukkan

kelas interval terendah yaitu antara 16,00 – 20,02 terdapat sejumlah 1 mahasiswa,

kelas interval 16,67 – 17,33 sejumlah 12 mahasiswa, interval 17,34 – 18,00

Kelas Interval Frekuensi Fi FiXi

16,00-16,66

16,67-17,33

17,34-18,00

18,01-18,67

18,68-19,34

19,35-20,02

1

12

7

8

15

2

16,33

17

17,67

18,34

19,01

19,68

16,33

204

123,69

146,72

285,15

39,36

Jumlah 45 108,03 815,25

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi … · 66 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya

75

sejumlah 7 mahasiswa, interval 18,01 – 18,67 sejumlah 8 mahasiswa, interval,

18,68 – 19,34 sejumlah 15 mahasiswa, interval 19,35 – 20,02 sejumlah 2

mahasiswa.

Berdasarkan hasil menunjukkan mahasiswa sebagian besar berada pada nilai

antara 16,68 – 19,34 detik sejumlah 15 mahasiswa sedangkan yang paling sedikit

adalah mahasiswa dengan nilai 19,35 – 20,02 cm yang terdapat 2 mahasiswa. Secara

grafis dapat dilihat mahasiswa dengan tinggi rendah dan tinggi hanya terdapat

sedikit mahasiswa dan mahasiswa dengan tinggi yang sedang atau berada pada

tengah kelas interval terdapat banyak mahasiswa, hasil ini memberikan gambaran

data tinggi mahasiswa mempunyai sebaran distribusi yang normal.

Hasil analisi statistik tentang hasil pengukuran variabel fleksibilitas togok

sebagai berikut :

Tabel 4.8 Data Statistik Variabel Fleksibilitas Togok

Statistik Nilai

Mean

Std. Deviation

Minimum

Maximum

N

18,17

0,90

16,02

20,03

45

Berdasarkan tabel 4.8 data yang diperoleh menunjukkan bahwasannya

mean sebesar 18,17, sedangkan untk SD sebesar 0,90. Nilai maksimum dari

hasil pengukuran adalah sebesar 20,02 sedangkan nilai minimum sebesar 16,00

dengan N sejumlah 45 mahasiswa.

5. Panjang Tungkai (X5)

Diskripsi data untuk variabel panjang tungkai berdasarkan hasil penelitian

dengan sampel sejumlah 45 mahasiswa permbinaan prestasi atletik diperoleh rata-

rata panjang tungkai sebesar 95,00 cm dengan standar deviasi sebesar 1,96 skor

tertinggi 102,7 cm dan skor terendah 99,6 cm.

Berdasarkan skor tertinggi dan terendah akan diperoleh rentang data sebesar

102,07 – 95,00 = 7,07, dalam penelitian dapat digunakan untuk menentukan

banyaknya kelas interval dengan menggunakan rumus jumlah kelas = 1+3,3 x log

(n) sehingga diperoleh nilai sebesar 6. Untuk distribusi frekuensi tinggi badan

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi … · 66 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya

76

digunakan jumlah kelas pembulatan keatas sebanyak 6 kelas sehingga panjang kelas

interval dapat dihitung dengan membagi rentang data dengan jumlah kelas interval

dan diperoleh nilai 1,3 maka digunakan panjang kelas interval 1,3, maka tabel

distribusi frekuensi panjang tungkai mahasiswa dapat disusun sebagai berikut :

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Panjang Tungkai

Kelas Interval Frekuensi Xi FiXi

95-96,2

96,3-97,5

97,6-98,8

98,9-100,1

100,2-101,4

101,5-102,7

3

3

11

13

6

9

95,6

96,9

98,2

99,5

100,8

102,1

286,8

290,7

1080,2

1293,5

604,8

918,9

Jumlah 45 593,1 4474,9 Sumber: Data primer yang diolah (Lampiran 142)

Berdasarkan tabel 4.9 dapat dideskripsikan panjang tungkai mahasiswa

dibagi kedalam 6 kelas interval. Panjang masing-masing kelas interval adalah

1,3, kelas interval pertama dimulai dari terendah ke tertinggi responden yaitu 95

sampai dengan 102,7 dengan panjang kelas 1,3. fi merupakan banyaknya

frekuensi kelas interval sedangkan Xi adalah nilai tengah dari kelas interval.

Sedangkan fiXi adalah perkalian dari fi dan Xi yang digunakan untuk mencari

rata-rata nilai secara frekuensi. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai data

panjang tungkai responden dapat dilihat dalam grafik histogram panjang tungkai

sebagai berikut :

Gambar 4.5

Grafik Histogram Panjang Tungkai

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi … · 66 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya

77

Berdasarkan gambar 4.5 grafik histogram panjang tungkai menunjukkan

kelas interval terendah yaitu antara 95,00 – 96,2 terdapat sejumlah 3 mahasiswa,

kelas interval 96,3 – 97,5 sejumlah 3 mahasiswa, interval 97,6 – 98,8 sejumlah 11

mahasiswa, interval 98,9 – 100,1 sejumlah 13 mahasiswa, interval, 100,2 – 101,4

sejumlah 6 mahasiswa, interval 101,5 – 102,7 sejumlah 9 mahasiswa.

Berdasarkan hasil menunjukkan mahasiswa sebagian besar berada pada nilai

antara 98,9 – 100,1 detik sejumlah 13 mahasiswa sedangkan yang paling sedikit

adalah mahasiswa dengan nilai 95 – 96,2 dan 96,3 – 97,5 yang sama-sama terdapat

3 mahasiswa. Secara grafis dapat dilihat mahasiswa dengan tinggi rendah dan tinggi

hanya terdapat sedikit mahasiswa dan mahasiswa dengan tinggi yang sedang atau

berada pada tengah kelas interval terdapat banyak mahasiswa, hasil ini memberikan

gambaran data tinggi mahasiswa mempunyai sebaran distribusi yang normal.

Hasil analisis statistik tentang hasil pengukuran variabel panjang tungkai,

sebagai berikut:

Tabel 4.10 Data Statistik Variabel Panjang Tungkai

Statistik Nilai

Mean

Std. Deviation

Minimum

Maximum

N

99,16

1,96

95,00

102,7

45

Berdasarkan tabel 4.10 data yang diperoleh menunjukkan bahwasannya

mean sebesar 99,16, sedangkan untk SD sebesar 1,96. Nilai maksimum dari hasil

pengukuran adalah sebesar 102,7 sedangkan nilai minimum sebesar 95,00 dengan N

sejumlah 45 mahasiswa.

6. Panjang Telapak Kaki (X6)

Diskripsi data untuk variabel panjang telapak kaki berdasarkan hasil

penelitian dengan sampel sejumlah 45 mahasiswa permbinaan prestasi atletik

diperoleh rata-rata panjang telapak kaki sebesar 25,08 cm dengan standar deviasi

sebesar 1,43 skor tertinggi 27,6,7 cm dan skor terendah 22,3 cm.

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi … · 66 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya

78

Berdasarkan skor tertinggi dan terendah akan diperoleh rentang data sebesar

27,6 – 22,3 = 5,1, dalam penelitian dapat digunakan untuk menentukan banyaknya

kelas interval dengan menggunakan rumus jumlah kelas = 1+3,3 x log (n) sehingga

diperoleh nilai sebesar 6. Untuk distribusi frekuensi tinggi badan digunakan jumlah

kelas pembulatan keatas sebanyak 6 kelas sehingga panjang kelas interval dapat

dihitung dengan membagi rentang data dengan jumlah kelas interval dan diperoleh

nilai 0,9 maka digunakan panjang kelas interval 0,9, maka tabel distribusi frekuensi

panjang telapak kaki mahasiswa dapat disusun sebagai berikut :

Tabel 4.11

Distribusi Frekuensi Panjang Telapak Kaki

Kelas Interval Frekuensi Xi FiXi

22,3-23,1

23,2-24

24,1-24,9

25-25,8

25,9-26,7

26,8-27,6

8

6

5

8

11

7

22,7

23,6

24,5

25,4

26,3

27,2

181,6

141,6

122,5

203,2

289,3

190,4

Jumlah 45 149,7 1128,6 Sumber: Data primer yang diolah (Lampiran 144)

Berdasarkan table 4.11 dapat dideskripsikan panjang telapak kaki mahasiswa

dibagi kedalam 6 kelas interval. Panjang masing-masing kelas interval adalah 0,9,

kelas interval pertama dimulai dari terendah ke tertinggi responden yaitu 23,3

sampai dengan 27,6 dengan panjang kelas 0,9. fi merupakan banyaknya frekuensi

kelas interval sedangkan Xi adalah nilai tengah dari kelas interval. Sedangkan fiXi

adalah perkalian dari fi dan Xi yang digunakan untuk mencari rata-rata nilai secara

frekuensi. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai data panjang tungkai responden

dapat dilihat dalam grafik histogram panjang tungkai sebagai berikut :

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi … · 66 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya

79

Gambar 4.6

Grafik Histogram Panjang Telapak Kaki

Berdasarkan gambar 4.6 grafik histogram panjang telapak kaki

menunjukkan kelas interval terendah yaitu antara 22,3 – 23,1 terdapat sejumlah 8

mahasiswa, kelas interval 23,2 – 24 sejumlah 6 mahasiswa, interval 24,1 – 24,9

sejumlah 5 mahasiswa, interval 25 – 25,8 sejumlah 8 mahasiswa, interval, 25,9 –

26,7 sejumlah 11 mahasiswa, interval 26,8 – 27,6 sejumlah 7 mahasiswa.

Berdasarkan hasil menunjukkan mahasiswa sebagian besar berada pada nilai

antara 25,9 – 26,7 cm sejumlah 11 mahasiswa sedangkan yang paling sedikit adalah

mahasiswa dengan nilai 24,1 – 24,9 yang sama terdapat 5 mahasiswa. Secara grafis

dapat dilihat mahasiswa dengan tinggi rendah dan tinggi hanya terdapat sedikit

mahasiswa dan mahasiswa dengan tinggi yang sedang atau berada pada tengah kelas

interval terdapat banyak mahasiswa, hasil ini memberikan gambaran data tinggi

mahasiswa mempunyai sebaran distribusi yang normal.

Hasil analisis statistik tentang hasil pengukuran variabel panjang telapak

kaki, sebagai berikut

Tabel 4.12 Data Statistik Variabel Panjang Telapak kaki

Statistik Nilai

Mean

Std. Deviation

Minimum

Maximum

N

25,08

1,43

22,3

27,3

45

Berdasarkan tabel 4.12 data yang diperoleh menunjukkan bahwasannya

mean sebesar 24,95, sedangkan untk SD sebesar 1,43. Nilai maksimum dari

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi … · 66 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya

80

hasil pengukuran adalah sebesar 27,6, sedangkan nilai minimum sebesar 22,3

dengan N sejumlah 45 mahasiswa.

7. Lompat Jauh Gaya Jongkok (X7)

Diskripsi data untuk variabel lompat jauh gaya jongkok berdasarkan hasil

penelitian dengan sampel sejumlah 45 mahasiswa permbinaan prestasi atletik

diperoleh rata-rata lompat jauh gaya jongkok sebesar 5,47 cm dengan standar

deviasi sebesar 0,35 skor tertinggi 6,11 cm dan skor terendah 5,02 cm.

Berdasarkan skor tertinggi dan terendah akan diperoleh rentang data sebesar

6,11 – 5,02 = 1,09, dalam penelitian dapat digunakan untuk menentukan banyaknya

kelas interval dengan menggunakan rumus jumlah kelas = 1+3,3 x log (n) sehingga

diperoleh nilai sebesar 6. Untuk distribusi frekuensi tinggi badan digunakan jumlah

kelas pembulatan keatas sebanyak 6 kelas sehingga panjang kelas interval dapat

dihitung dengan membagi rentang data dengan jumlah kelas interval dan diperoleh

nilai 0,18 maka digunakan panjang kelas interval 0,18, maka tabel distribusi

frekuensi lompat jauh gaya jongkok mahasiswa dapat disusun sebagai berikut :

Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Lompat Jauh

Kelas Interval Frekuensi Xi FiXi

5,02 – 5,20

5,3 – 5,48

5,49 – 5,67

5,68 – 5,86

5,89 – 6,07

6,08 – 6,26

16

7

2

3

9

8

5,01

5,28

5,46

5,64

5,82

6,05

80,16

36,96

10,92

16,92

52,38

42,35

Jumlah 45 33,26 245,74 Sumber: Data primer yang diolah (Lampiran 132)

Berdasarkan table 4.13 dapat dideskripsikan jauh lompatan mahasiswa

dibagi kedalam 6 kelas interval. Panjang masing-masing kelas interval adalah 0,18,

kelas interval pertama dimulai dari terendah ke tertinggi responden yaitu 5,02

sampai dengan 6,26 dengan panjang kelas 0,18. fi merupakan banyaknya frekuensi

kelas interval sedangkan Xi adalah nilai tengah dari kelas interval. Sedangkan fiXi

adalah perkalian dari fi dan Xi yang digunakan untuk mencari rata-rata nilai secara

frekuensi. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai data panjang tungkai responden

dapat dilihat dalam grafik histogram panjang tungkai sebagai berikut :

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi … · 66 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya

81

Gambar 4.7

Grafik Histogram Lompat Jauh Gaya Jongkok

Berdasarkan gambar 4.7 grafik histogram lompat jauh gaya jongkok

menunjukkan kelas interval terendah yaitu antara 5,02 – 5,20 terdapat sejumlah 16

mahasiswa, kelas interval 5,3 – 5,48 sejumlah 7 mahasiswa, interval 5,49 – 5,67

sejumlah 2 mahasiswa, interval 5,68 – 5,86 sejumlah 3 mahasiswa, interval 5,89 –

6,07 sejumlah 9 mahasiswa, interval 6,08 – 6,26 sejumlah 8 mahasiswa.

Berdasarkan hasil menunjukkan mahasiswa sebagian besar berada pada nilai

antara 5,02 – 5,20 cm sejumlah 16 mahasiswa sedangkan yang paling sedikit adalah

mahasiswa dengan nilai 4,49 – 5,67 yang terdapat 2 mahasiswa. Secara grafis dapat

dilihat mahasiswa dengan tinggi rendah dan tinggi hanya terdapat sedikit mahasiswa

dan mahasiswa dengan tinggi yang sedang atau berada pada tengah kelas interval

terdapat banyak mahasiswa, hasil ini memberikan gambaran data tinggi mahasiswa

mempunyai sebaran distribusi yang normal.Hasil analisis statistik tentang hasil

pengukuran variabel lompat jauh, sebagai berikut:

Tabel 4.14 Data Statistik Variabel Lompat Jauh Gaya Jongkok

Statistik Nilai

Mean

Std. Deviation

Minimum

Maximum

N

5,47

0,35

5,02

6,11

45

Berdasarkan tabel 4.14 data yang diperoleh menunjukkan bahwasannya

mean sebesar 5,47, sedangkan untk SD sebesar 0,35. Nilai maksimum dari hasil

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi … · 66 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya

82

pengukuran adalah sebesar 6,11 sedangkan nilai minimum sebesar 5,02 dengan N

sejumlah 45 mahasiswa.

B. Hasil Uji Prasyarat Analisis

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah residu terdistribusi normal

atau tidak. Berdasarkan hasil uji normalitas dengan kolmogorov smirnov maka

diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.15 Hasil Uji Normalitas Data

No Variabel Angka Signifikan Keterangan

1

2

3

4

5

6

7

Kekuatan otot tungkai

Kecepatan maksimum

Kekuatan otot perut

Fleksibilitas togok

Panjang tungkai

Panjang telapak kaki

Prestasi lompat jauh gaya jongkok

0,140

0,248

0,839

0,152

0,204

0,152

0,173

Berdistribusi normal

Berdistribusi normal

Berdistribusi normal

Berdistribusi normal

Berdistribusi normal

Berdistribusi normal

Berdistribusi normal

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan masing-masing variabel dengan nilai

signifikan α > 0,05 sehingga data dinyatakan berdistribusi normal.

2. Uji Multikolinearitas

Pemeriksaan asumsi ada tidaknya multikolinieritas antara variabel independen

(bebas) dilakukan dengan pemeriksaan nilai VIF, apabila nilai VIF < 10 maka

dinyatakan tidak ada problem multikolinieritas. Hasil Pemeriksaan asumsi ada tidaknya

multikolinieritas antara variabel independen (bebas) dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi … · 66 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya

83

Tabel 4.16 Hasil Uji Multikolinieritas

Variabel Tolerance VIF Keterangan

Kekuatan otot tungkai

Kecepatan maksimum

Kekuatan otot perut

Fleksibilitas togok

Panjang tungkai

Panjang telapak kaki

0,785

0,624

0,673

0,615

0,878

0,733

1,274

1,603

1,486

1,626

1,139

1,364

Tidak terjadi multikonieritas

Tidak terjadi multikonieritas

Tidak terjadi multikonieritas

Tidak terjadi multikonieritas

Tidak terjadi multikonieritas

Tidak terjadi multikonieritas

Hasil pada tabel 4.16 di atas menunjukkan semua variabel independen nilai

VIF < 10, sehingga dinyatakan tidak ada problem Tidak terjadi multikolinieritas antar

variabel independen.

3. Auto korelasi

Pengujian asumsi adanya tidaknya auto korelasi pada residual dengan

ditunjukkan dari nilai Durbin-Watson yaitu sebesar 1,424, hasil ini diujikan pada

Durbin-Watson tabel pada n= 45 dan k-1=5, yaitu Du sebesar 1,530 dan Dl sebesar

1,34 oleh karena (4 – 1,424) > Du dan Dl dab maka dinyatakan tidak ada autokorelasi

positif atau negatif.

4. Heteroskedastisitas

Pemeriksaan asumsi heteroskedastisitas dengan menggunakan hasil scatter plot,

jika pencaran data menyebar secara acak dan tidak membentuk pola tertentu, maka

dinyatakan tidak ada problem heteroskedastisitas. Hasilnya dapat dilihat pada gambar

berikut:

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi … · 66 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya

84

Gambar 4.8 Scatter plot

Pada gambar 4.8 menunjukkan pencaran data menyebar secara acak dan tidak

menunjukkkan pola-pola tertentu sehingga dapat disimpulkan tidak ada problem

heteroskedastisitas.

C. Hasil Pengujian Hipotesis

Analisis regresi linear berganda dengan variabel dependen sumbangan

kekuatan otot tungkai, kecepatan lari, keuatan otot perut, kelentukan togok, panjang

tungkai dan panjang telapak kaki terhadap prestasi lompat jauh gaya jongkok dengan

variabel independen (kekuatan otot tungkai, kecepatan maksimum, kekuatan otot perut,

fleksibilitas togok, panjang tungkai , panjang telapak kaki) dengan hasil sebagai

berikut:

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi … · 66 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya

85

Tabel 4.17 Hasil Pengujian Regresi Linear Berganda

Varibel independen Koefisien thitung Signifikansi thitung Keterangan

Konstanta - 4,112

Kekuatan otot tungkai 0,016 2,586 0,014 Signifikan

Kecepatan maksimum - 0,390 3,052 0,004 Signifikan

Kekuatan otot perut 0,022 2,240 0,031 Signifikan

Fleksibilitas togok 0,114 2,939 0,006 Signifikan

Panjang tungkai 0,036 2,391 0,022 Signifikan

Panjang telapak kaki 0,037 1,671 0,103 Tidak

signifikan

Variabel dependen = Prestasi lompat jauh gaya jongkok

F hitung = 21,556

Sig = 0.000

R = 0,879

R2= 0,773

Std error = 0,182a

Uji regresi liner berganda dengan menggunakan bantuan komputasi SPSS

20.00 didapatkan hasil persamaan regresi berganda sebagai berikut:

Ŷ =-4,112 + 0,016X1 – 0,390X2 + 0,022X3 +0,1114X4 + 0,036X5 + 0,037X6

Keterangan:

Y : Prestasi lompat jauh gaya jongkok

1X : variabel kekuatan otot tungkai

2X : variabel kecepatan maksimum lari

3X : variabel kekuatan otot perut

4X : variabel fleksibilitas togok

5X : variabel panjang tungkai

6X : variabel Panjang telapak kaki

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi … · 66 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya

86

Berdasarkan persamaan regresi di atas dapat dibuat interpretasi sebagai berikut:

α = 4,112 Nilai konstanta positif menunjukkan pengaruh positif variabel

independen (Kekuatan otot tungkai, Kecepatan maksimum, Kekuatan

otot perut, Fleksibilitas togok, Panjang tungkai, Panjang telapak kaki).

Bila variabel independen naik atau berhubungan dalam satu satuan maka

variabel dependen akan naik atau terpenuhi.

1 = 0,016 Merupakan nilai koefisien regresi variabel kekuatan otot tungkai (X1)

terhadap variabel lompat jauh gaya jongkok (Y). Artinya jika kekuatan

otot tungkai (X1) mengalami kenaikan satu satuan, maka kemampuan

lompat jauh (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,016 atau 1,6%

koefisien bernilai positif. Yang berarti bahwa antara kekuatan otot

tungkai (X1) dan kemampuan lompat jauh gaya jongkok (Y) memiliki

hubungan positif. Kenaikan kekuatan otot tungkai (X1) akan

mengakibatkan kenaikan pada kemampuan lompat jauh gaya ongkok (Y).

2 = -0,390 Merupakan nilai koefisien regresi variabel kecepatan maksimum lari (X2)

terhadap variabel lompat jauh gaya jongkok (Y). Artinya jika kecepatan

maksimum lari (X2) mengalami kenaikan satu satuan, maka kemampuan

lompat jauh (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,390 atau 3,9%

koefisien bernilai negatif. Akan tetapi untuk variabel kecepatan

maksimum lari ini nilai negatif diabaikan, karena semakin sedikit waktu

yang diperlukan untuk berlari maka semakin bagus pula nilainya. Yang

berarti bahwa antara kecepatan maksimum lari (X2) dan kemampuan

lompat jauh gaya jongkok (Y) memiliki hubungan positif. Kenaikan nilai

kecepatan maksimum lari (X2) akan mengakibatkan kenaikan pada

kemampuan lompat jauh gaya ongkok (Y).

3 = 0,022 Merupakan nilai koefisien regresi variabel kekuatan otot perut (X3)

terhadap variabel lompat jauh gaya jongkok (Y). Artinya jika kekuatan

otot perut (X3) mengalami kenaikan satu satuan, maka kemampuan

lompat jauh (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,022 atau 2,2%

koefisien bernilai positif. Yang berarti bahwa antara kekuatan otot perut

(X2) dan kemampuan lompat jauh gaya jongkok (Y) memiliki hubungan

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi … · 66 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya

87

positif. Kenaikan kekuatan otot perut (X3) akan mengakibatkan kenaikan

pada kemampuan lompat jauh gaya ongkok (Y).

4 = 0,114 Merupakan nilai koefisien regresi variabel fleksibilitas togok (X4)

terhadap variabel lompat jauh gaya jongkok (Y). Artinya jika kekuatan

fleksibilitas togok (X4) mengalami kenaikan satu satuan, maka

kemampuan lompat jauh (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,114

atau 11,4% koefisien bernilai positif. Yang berarti bahwa antara

fleksibilitas togok (X4) dan kemampuan lompat jauh gaya jongkok (Y)

memiliki hubungan positif. Kenaikan fleksibilitas togok (X4) akan

mengakibatkan kenaikan pada kemampuan lompat jauh gaya ongkok (Y).

5 = 0,036 Merupakan nilai koefisien regresi variabel panjang tungkai (X5) terhadap

variabel lompat jauh gaya jongkok (Y). Artinya jika panjang tungkai (X5)

mengalami kenaikan satu satuan, maka kemampuan lompat jauh (Y)

akan mengalami peningkatan sebesar 0,036 atau 3,6% koefisien bernilai

positif. Yang berarti bahwa antara panjang tungkai (X5) dan kemampuan

lompat jauh gaya jongkok (Y) memiliki hubungan positif. Kenaikan

panjang tungkai (X5) akan mengakibatkan kenaikan pada kemampuan

lompat jauh gaya ongkok (Y).

6 = 0,037 Merupakan nilai koefisien regresi variabel panjang telapak kaki (X6)

terhadap variabel lompat jauh gaya jongkok (Y). Artinya jika panjang

telapak kaki (X6) mengalami kenaikan satu satuan, maka kemampuan

lompat jauh (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,037 atau 3,7%

koefisien bernilai positif. Yang berarti bahwa antara panjang telapak kaki

(X6) dan kemampuan lompat jauh gaya jongkok (Y) memiliki hubungan

positif. Kenaikan panjang telapak kaki (X6) akan mengakibatkan

kenaikan pada kemampuan lompat jauh gaya ongkok (Y).

Pada pengujian hipotesis dibawah ini akan diperoleh jawaban dari beberapa

hipotesis yang telah dikemukakan di depan, dengan hasil sebagai berikut :

a. Uji t (Hipotesis Parsial)

Uji t digunakan untuk pengujian pengaruh masing-masing variabel independen

(kekuatan otot tungkai, kecepatan maksimum, kekuatan otot perut, fleksibilitas togok,

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi … · 66 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya

88

panjang tungkai, panjang telapak kaki) dengan variabel dependen (prestasi lompat jauh

gaya jongkok) dengan hasil sebagai berikut:

1) Hubungan Variabel X1 (Kekuatan Otot Tungkai) dengan Variabel Y (prestasi

lompat jauh gaya jongkok).

a) Hipotesis

Ho: 1 = 0, artinya variabel kekuatan otot tungkai tidak berhubungan secara

signifikan dengan variabel lompat jauh gaya jongkok

Ha: 1 ≠ 0, artinya variabel kekuatan otot tungkai berhubungan secara

signifikan dengan variabel lompat jauh gaya jongkok Menentukan

level of significant

Untuk mengetahui hubungan antara variabel independen terhadap variabel

dependen secara individu dengan cara membandingkan hitungt dengan tabelt ,

dengan level of significant, α = 0.05.

b) Hasil perhitungan

Hasil perhitungan didapatkan nilai hitungt sebesar 2,586

c) Kesimpulan

Hasil perhitungan t statistik untuk variabel kekuatan otot tungkai diperoleh

nilai hitungt sebesar 2,586, sedangkan tabelt sebesar 2,021, karena hitungt (2,586)

> tabelt (2,021) maka Ho ditolak, artinya variabel kekuatan otot tungkai

berhubungan secara signifikan dengan variabel lompat jauh gaya jongkok .

2) Hubungan Variabel X2 (Kecepatan Maksimum) dengan Variabel Y (prestasi lompat

jauh gaya jongkok).

a) Hipotesis

Ho: 2 = 0, artinya variabel kecepatatan maksimum tidak berhubungan secara

signifikan dengan variabel lompat jauh gaya jongkok .

Ha: 2 ≠ 0, artinya variabel kecepatatan maksimum berhubungan secara

signifikan dengan variabel lompat jauh gaya jongkok.

b) Menentukan level of significant

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi … · 66 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya

89

Untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen terhadap variabel

dependen secara individu dengan cara membandingkan hitungt dengan tabelt ,

dengan level of significant, α = 0.05.

c) Hasil perhitungan

Hasil perhitungan didapatkan nilai hitungt sebesar 3,052

d) Kesimpulan

Hasil perhitungan t statistik untuk variabel kecepatatan maksimum diperoleh

nilai hitungt sebesar 3,052, sedangkan tabelt sebesar 2,021, karena hitungt (3,052)

> tabelt (2,021) maka Ho ditolak, artinya variabel kecepatatan maksimum

berhubungan signifikan dengan variabel prestasi lompat jauh gaya jongkok.

3) Hubungan Variabel X3 (Kekuatan Otot Perut) dengan Variabel Y (prestasi lompat

jauh gaya jongkok).

a) Hipotesis

Ho: 3 = 0, artinya variabel kekuatan otot perut tidak berhubungan secara

signifikan dengan variabel prestasi lompat jauh gaya jongkok.

Ha: 3 ≠ 0, artinya variabel kekuatan otot perut berhubungan secara

signifikan dengan variabel prestasi lompat jauh gaya jongkok.

b) Menentukan level of significant

Untuk mengetahui hubungan antara variabel independen terhadap variabel

dependen secara individu dengan cara membandingkan hitungt dengan tabelt ,

dengan level of significant, α = 0.05.

c) Hasil perhitungan

Hasil perhitungan didapatkan nilai hitungt 2,240

d) Kesimpulan

Hasil perhitungan t statistik untuk variabel kekuatan otot perut diperoleh nilai

hitungt sebesar 2,240, sedangkan tabelt sebesar 2,021, karena hitungt (2,240) >

tabelt (2,021) maka Ho ditolak, artinya variabel kekuatan otot perut

berhubungan secara signifikan dengan variabel prestasi lompat jauh gaya

jongkok.

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi … · 66 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya

90

4) Hubungan Variabel X4 (Fleksibilitas Togok) dengan Variabel Y (prestasi lompat

jauh gaya jongkok).

a) Hipotesis

Ho: 4 = 0, artinya variabel fleksibilitas togok tidak behubungan secara

signifikan dengan variabel prestasi lompat jauh gaya jongkok.

Ha: 4 ≠ 0, artinya variabel fleksibilitas togok berhubungan secara signifikan

dengan variabel prestasi lompat jauh gaya jongkok.

b) Menentukan level of significant

Untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen terhadap variabel

dependen secara individu dengan cara membandingkan hitungt dengan tabelt ,

dengan level of significant, α = 0.05.

c) Hasil perhitungan

Hasil perhitungan didapatkan nilai hitungt 2,939

d) Kesimpulan

Hasil perhitungan t statistik untuk variabel fleksibilitas togok diperoleh nilai

hitungt sebesar 2,939, sedangkan tabelt sebesar 2,021, karena hitungt (2,939) >

tabelt (2,021) maka Ho ditolak, artinya variabel fleksibilitas togok berhubungan

secara signifikan dengan variabel prestasi lompat jauh gaya jongkok.

5) Hubungan Variabel X5 (Panjang Tungkai) dengan Variabel Y (prestasi lompat jauh

gaya jongkok).

a) Hipotesis

Ho: 5 = 0, artinya variabel panjang tungkai tidak berhubungan secara

signifikan dengan variabel prestasi lompat jauh gaya jongkok.

Ha: 5 ≠ 0, artinya variabel panjang tungkai berhubungan secara signifikan

dengan variabel prestasi lompat jauh gaya jongkok.

b) Menentukan level of significant

Untuk mengetahui hubungan antara variabel independen terhadap variabel

dependen secara individu dengan cara membandingkan hitungt dengan tabelt ,

dengan level of significant, α = 0.05.

c) Hasil perhitungan

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi … · 66 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya

91

Hasil perhitungan didapatkan nilai hitungt 2,391

d) Kesimpulan

Hasil perhitungan t statistik untuk variabel panjang tungkai diperoleh nilai

hitungt sebesar 2,391, sedangkan tabelt sebesar 2,021, karena hitungt (2,391) >

tabelt (2,021) maka Ho ditolak, artinya variabel panjang tungkai berhubungan

secara signifikan dengan variabel prestasi lompat jauh gaya jongkok.

6) Hubungan Variabel X5 (Panjang Telapak Kaki) dengan Variabel Y (prestasi lompat

jauh gaya jongkok).

a) Hipotesis

Ho: 6 = 0, artinya variabel panjang telapak kaki tidak berhubungan secara

signifikan dengan variabel prestasi lompat jauh gaya jongkok.

Ha: 6 ≠ 0, artinya variabel panjang telapak kaki berhubungan secara

signifikan dengan variabel prestasi lompat jauh gaya jongkok.

b) Menentukan level of significant

Untuk mengetahui hubungan antara variabel independen terhadap variabel

dependen secara individu dengan cara membandingkan hitungt dengan tabelt ,

dengan level of significant, α = 0.05.

c) Hasil perhitungan

Hasil perhitungan didapatkan nilai hitungt 1,671

d) Kesimpulan

Hasil perhitungan t statistik untuk variabel panjang telapak kaki diperoleh nilai

hitungt sebesar 6 , sedangkan tabelt sebesar 2,021, karena hitungt < tabelt (2,021)

maka Ha ditolak, artinya variabel panjang telapak kaki tidak berhubungan

secara signifikan dengan variabel prestasi lompat jauh gaya jongkok.

b. Uji F (Pengaruh Secara Bersama-sama)

Uji F digunakan untuk menyatakan ada tidaknya pengaruh variabel independen

(kekuatan otot tungkai, kecepatan maksimum, kekuatan otot perut, fleksibilitas togok,

panjang tungkai, panjang telapak kaki) secara bersama-sama (keseluruhan) terhadap

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi … · 66 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya

92

variabel dependen (prestasi lompat jauh gaya jongkok). Adapun hasil perhitungan

sebagai berikut:

1) Hipotesis

Ho: 1 = 2 == 0, artinya variabel independen (kekuatan otot tungkai,

kecepatan maksimum, kekuatan otot perut, fleksibilitas

togok, panjang tungkai, panjang telapak kaki) secara

bersama-sama tidak berpengaruh terhadap prestasi lompat

jauh gaya jongkok.

Ha: 1 = 2 ≠ 0, artinya variabel independen (kekuatan otot tungkai,

kecepatan maksimum, kekuatan otot perut, fleksibilitas

togok, panjang tungkai, panjang telapak kaki) secara

bersama-sama berpengaruh terhadap prestasi lompat jauh

gaya jongkok.

2) Menentukan level of significant

Untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen

secara individu dengan cara membandingkan hitungF dengan tabelF , dengan level of

significant, α = 0.05.

3) Hasil perhitungan

Hasil perhitungan didapatkan nilai hitungF sebesar 21,556

4) Kesimpulan

Hasil perhitungan F statistik diperoleh nilai hitungF sebesar 21,556, sedangkan tabelF

sebesar 2,43, karena hitungF (21,556) > tabelF (2,43) maka Ho ditolak, artinya

variabel independen (kekuatan otot tungkai, kecepatan maksimum, kekuatan otot

perut, fleksibilitas togok, panjang tungkai, panjang telapak kaki) secara bersama-

sama (keseluruhan) berpengaruh terhadap variabel dependen (terhadap prestasi

lompat jauh gaya jongkok).

c. Koefisien Determinasi (R square)

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil perhitungan koefisien

determinasi (R2) diperoleh nilai sebesar 0.773. hal berarti variabel bebas (kekuatan otot

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi … · 66 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya

93

tungkai, kecepatan maksimum, kekuatan otot perut, fleksibilitas togok, panjang tungkai,

panjang telapak kaki), memberi sumbangan terhadap peningkatan prestasi lompat jauh

gaya jongkok. Variabel (kekuatan otot tungkai, kecepatan maksimum, kekuatan otot

perut, fleksibilitas togok, panjang tungkai, panjang telapak kaki) memberikan kontribusi

sebesar 77,3% sedangkan sisanya dapat dijelaskan oleh variabel lain diluar model.

a. Sumbangan Relatif

1) Sumbangan relatif variabel X1 terhadap variabel Y sebesar 11,74%.

2) Sumbangan relatif variabel X2 terhadap variabel Y sebesar 27,15%.

3) Sumbangan relatif variabel X3 terhadap variabel Y sebesar 16,70%.

4) Sumbangan relatif variabel X4 terhadap variabel Y sebesar 24,78%.

5) Sumbangan relatif variabel X5 terhadap variabel Y sebesar 11,47%.

6) Sumbangan relatif variabel X6 terhadap variabel Y sebesar 8,16%.

b. Sumbangan efektif (SE)

1) Sumbangan efektif variabel X1 terhadap variabel Y sebesar 9,07%.

2) Sumbangan efektif variabel X2 terhadap variabel Y sebesar 20,98%.

3) Sumbangan efektif variabel X3 terhadap variabel Y sebesar 12,90%.

4) Sumbangan efektif variabel X4 terhadap variabel Y sebesar 19,15%.

5) Sumbangan efektif variabel X5 terhadap variabel Y sebesar 8,86%.

6) Sumbangan efektif variabel X6 terhadap variabel Y sebesar 6,31%.

D. `Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan hasil penelitian ini memberikan penafsiran yang lebih lanjut

mengenai hasil-hasil analisis data yang telah dikemukakan. Berdasarkan pengujian

hipotesis menghasilkan dua kelompok kesimpulan analisis yaitu: (a) ada hubungan

masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat (b) ada hubungan secara bersama-

sama gabungan semua variabel bebas terharap variabel terikat. Kesimpulan analisis

tersebut dapat dipaparkan lebih anjut sebagai berikut:

1. Hubungan Variabel X1 (Kekuatan Otot Tungkai) dengan Variabel Y (prestasi

lompat jauh gaya jongkok).

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan variabel kekuatan otot tungkai

nilai koefisien regresi 0,016 dengan parameter positif. Hal ini berarti bahwa setiap

penambahan (tanda +) variabel kekuatan otot tungkai maka prestasi lompat jauh

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi … · 66 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya

94

gaya jongkok akan meningkatkan. Pada hasil penelitian menunjukkan variabel

kekuatan otot tungkai memberikan sumbangan efektif sebesar 9,07%. Hal ini

menjelaskan kekuatan otot tungkai mempunyai peran penting terhadap pencapaian

prestasi lompat jauh. Jauh dan tidaknya lompatan yang dilakukan sangat

bergantung pada kemampuan menumpu untuk menolak dengan kuat dan cepat.

Kemampuan menolak dihasilkan dari awalan lari yang cepat dilanjutkan menumpu

dengan kuat yang dirangkaikan dalam satu pola gerakan yang utuh. Ditinjau dari

gerakan lompat jauh gaya jongkok pada teknik menolak yaitu, menolak merupakan

fase perubahan gerak horisontal menjadi gerak vertikal. Pada fase ini kemampuan

melakukan awalan dengan cepat dan menumpu dengan kuat sangat ditentukan oleh

kemampuan dari otot-otot tungkai.

Hasil uji hipotesis menunjukkan variabel kekuatan otot tungkai

berhubungan secara signifikan terhadap variabel prestasi lompat jauh gaya jongkok.

Hal ini membuktikn kekuatan otot tungkai berperan penting untuk menghasilkan

tolakan yang setinggi dan sejauh mungkin. Kekuatan otot tungkai berperan pada

gerakan pada saat menumpu untuk menolak secara maksimal. Kemampuan seorang

pelompat memadukan mengerahkan kekuatan otot-otot tungkai secara maksimal

pada teknik.

2. Hubungan Variabel X2 (Kecepatan Maksimum Lari) dengan Variabel Y (prestasi

lompat jauh gaya jongkok).

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan variabel kecepatan maksimum

lari dengan koefisein regresi sebesar 0,390 dengan parameter negatif. Hal ini

berarti bahwa setiap semakin pendek waktu tempuh lari (semakin cepat waktu yang

diperlukan) maka prestasi lompat jauh gaya jongkok akan meningkat. Sumbangan

efektif variabel kecepatan maksimum terhadap variabel pretasi lompat jauh sebesar

20,98%. Hal ini membuktikan kecepatan maksimum lari merupakan komponen

penting yang berhubungan terhadap prestasi lompat jauh. Semakin cepat berlari

akan mampu menghasilkan lompatan yang maksimal.

Hasil uji hipotesis menunjukkan variabel kecepatan maksimum lari

berhubungan secara signifikan terhadap variabel prestasi lompat jauh gaya jongkok.

Pada lompat jauh tahap awalan berguna untuk mendapatkan kecepatan yang

maksimal sebelum mencapai papan tumpuan. Awalan dilakukan dengan berlari

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi … · 66 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya

95

yang semakin lama mendekati kecepatan maksimal, namun masih terkendali

(terkontrol) untuk melakukan tolakan. Sehingga kecepatan dari awalan akan

menghasilkan satu gaya dorong ke depan secara maksimal.

Kecepatan lari awalan dan besarnya sudut tolakan merupakan komponen

unsur-unsur yang menentukan pencapaian jarak lompatan. Lari awalan dalam

lompat jauh merupakan lari dengan percepatan dari start berdiri. Frekuensi serta

panjang langkah makin lama semakin meningkat sampai persiapan untuk

mengadakan tolakan. Awalan lari harus mencapai jarak yang cukup dan

memungkinkan pelari mencapai persiapan yang tepat untuk tindakan akhir, awalan

lari yang jelek/ lambat hanya akan menghasilkan prestasi yang jelek.

3. Hubungan Variabel X3 (Kekuatan Otot Perut) dengan Variabel Y (prestasi lompat

jauh gaya jongkok).

Hasil penelitian menunjukkan variabel kekuatan otot perut dengan

koefisein regresi sebesar 0,022 dengan parameter positif. Hal ini berarti bahwa

setiap penambahan (tanda +) variabel kekuatan otot perut maka prestasi lompat

jauh gaya jongkok akan meningkat. Penambahan kekuatan otot perut dapat

meningkat lompatan yang maksimal, variabel ini memberikan sumbangan efektif

sebesar 12,90%. Otot memiliki peran yang sangat penting dalam pelaksanaan gerak

anggota bawah seperti tungkai. Hal ini secara logika dapat dimengerti karena

anggota gerak bawah dalam melakukan gerakan meloncat memerlukan ayunan

tungkai yang didukung oleh persendian pada panggul. Karena gerakan panggul

memerlukan dukungan dan kinerja otot perut, maka dimungkinkan dengan

memiliki kekuatan otot perut yang baik akan memungkinkan memiliki lecutan yang

kuat saat melakukan lompatan.

Hasil uji hipotesis menunjukkan variabel kekuatan otot perut berhubungan

secara signifikan terhadap variabel prestasi lompat jauh gaya jongkok. Hal ini

membuktikan variabel kekuatan otot perut mempunyai korelasi yang signifkan

terhadap maksimal atau tidaknya lompatan. Otot-otot perut yang kuat sangat

membantu gerakan kaki pada lompat jauh gaya jongkok terutama pada saat

menolak pada balok tumpuan dan sikap melayang di udara. Bagian tengah badan

yang berkembang dengan baik selalu dapat menghasilkan gerakan kaki dan lengan

semaksimal mungkin. Hal ini membuktikan otot-otot perut yang baik, maka

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi … · 66 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya

96

gerakan kaki pada lompat jauh gaya jongkok terutama menumpu untuk menolak

dan melayang di udara dapat digerakkan menurut kebutuhan, sehingga akan

mendukung pencapaian jarak lompatan lebih maksimal. Keterlibatan otot perut

dapat dilihat dari gerakan saat kedua kaki diangkat dan disertai ayunan kedua

lengan. Pada saat gerakan tersebut otot-otot perut ikut berkontraksi membantu

gerakan kaki, sehingga gerakan melompat dapat dilakukan lebih maksimal.

Keterlibatan kekuatan otot perut harus dikerahkan pada teknik yang benar,

sehingga gerakan menumpu untuk menolak dan melayang di udara dapat dilakukan

sebaik mungkin dan jarak lompatan dapat dicapai lebih maksimal

4. Hubungan Variabel X4 (Fleksibilitas Togok) dengan Variabel Y (prestasi lompat

jauh gaya jongkok).

Hasil penelitian menunjukkan variabel fleksibilitas togok dengan koefisien

regresi sebesar 0,114 dengan parameter positif. Hal ini berarti bahwa setiap

penambahan (tanda +) variabel variabel fleksibilitas togok maka prestasi lompat

jauh gaya jongkok akan meningkat. Fleksibilitas togok memberikan sumbangan

efektif terhadap prestasi lompat jauh sebesar 19,15%. Hal ini menunjukkan betapa

pentingnya fleksibilitas togok dalam meningkatkan jarak lompatan yang maksimal.

Fleksibilitas adalah efektivitas seseorang dalam menyesuaikan diri untuk segala

aktivitas dengan penguluran tubuh yang luas. Fleksibilitas dipengaruhi oleh

elastisitas otot-otot serta dinyatakan dalam satuan derajat (°). Togok/tulang

belakang (Kolumna Vertebralis) terdiri dari empat bagian Vertebra servikalis,

vertebra torakalis, vertebra lumbalis dan vertebra sakralis yang berfungsi sebagai

penopang badan yang kokoh dan memberi fleksibilitas memungkinkan

membengkok tanpa patah. Jika Togok semakin fleksibel makan akan

meningkatkan kekuatan maksimum lompatan.

Hasil uji hipotesis menunjukkan variabel fleksibilitas togok berhubungan

secara signifikan terhadap variabel prestasi lompat jauh gaya jongkok. Hal ini

membuktikan variabel ini berhubungan penting terhadap maksimal atau jauh

tidaknya lompatan. Pergerakan di udara atau saat melayang di udara pada gerakan

lompat jauh jarang sekali diperhatikan oleh seorang atlet bahkan pelatih. Ketika

berada di udara, satu-satunya tujuan altet adalah memperhitungkan posisi tubuh

yang optimal untuk mendarat. Atlet hampir pasti mendapatkan forward angular

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi … · 66 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya

97

momentum selama lari ancang-ancang dan lepas landas. Forward angular

momentum ini cenderung menyebabkan kaki berada di bawah center of gravity

pada saat altet ingin kaki-kaki itu lurus ke depan. Persoalan utama yang dihadapi

altet adalah meminimalkan pengaruh yang tidak diinginkan dari forward angular

meomentum ini.

Jika atlet dengan sengaja mencondongkan tubuh ke depan selama saat

terakhir pada waktu terbang, kaki-kaki diangkat sebagai reaksi dari gerakan ini dan

pendaratan sedikit bisa ditunda. Meningkatnya lama waktu terbang memungkinkan

atlet untuk melakukan penerbangan parabola yang lebih jauh dibandingkan dengan

yang sebaliknya. Pada sisi lain dari buku besar (ledger), pencondongan tubuh ke

depan mengurangi jarak pendaratan (anggapannya atlet tidak terjengkang) dengan

memindahkan center of gravity menjadi lebih dekat ke kaki dibandingkan yang

akan terjadi jika posisi tubuh lebih tegak. Jika atlet mengambil posisi tubuh yang

tegak, atau sedikit condong ke belakang, berbagai pengaruh ini akan berubah,

waktu terbang menurun sementara jarak pendaratan meningkat. Pada dasarnya

fleksibilitas togok ini juga berpengaruh ketika seseorang melakukan gerakan

diudara. Semakin lentur maka bisa dipastikan daya lecut badan bisa bagus. Selain

itu, fleksibilitas togok dapat membantu atlet supaya tidak terjengkang pada saat

landing. Hal tersebut sangat mambantu seorang atlet saat meluncur di bak pasir.

Sering kali kita tidak mencermati hal ini, akibatnya seorang atlet prestasinya kurang

maksimal padahal masih bisa meraih yang lebih dari apa yang sudah dilakukan.

Kelentukan atau fleksibilitas adalah efektifitas seseorang dalam

menyesuaikan diri untuk segala aktifitas dengan penguluran tubuh pada bidang

sendi yang luas. Kelentukan dipengaruhi oleh elastisitas sendi dan elastisitas otot-

otot serta dinyatakan dalam satuan derajat lentuk tidaknya. Hal imenunjukkn

kelentukan togok ke depan diperlukan untuk melakukan pendaratan yang baik pula

sehingga akan diperoleh hasil lompatan yang jauh. Setelah tumit menyentuh pasir,

kedua lutut segera ditekuk dan biarkan badan condong terus ke depan.

5. Hubungan Variabel X5 (Panjang Tungkai) dengan Variabel Y (prestasi lompat jauh

gaya jongkok).

Hasil penelitian menunjukkan besar koefisien regresi untuk variabel panjang

tungkai adalah 0,114 dengan parameter positif. Hal ini berarti bahwa setiap

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi … · 66 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya

98

penambahan (tanda +) variabel variabel panjang tungkai maka prestasi lompat jauh

gaya jongkok akan meningkat. Pada variabel ini mampu memberikan sumbangan

efektif sebesar sebesar 8,86%. Panjang tungkai harus dimanfaatkan pada teknik

yang benar. Ditinjau dari biomekanika bahwa, tungkai yang panjang memiliki

jangkauan yang jauh atau panjang. Hal ini membuktikan jika atlet mampu

memanfaatkan panjang tungkai akan memaksimalkan jauh tidaknya lompatan.

Hipotesis penelitien menunjukkan variabel panjang tungkai berhubungan

secara signifikan terhadap variabel prestasi lompat jauh gaya jongkok pada

Mahasiswa Pembinaan Prestasi UNP Kediri. Hal ini membuktikan variabel panjang

tungkai mempunyai korelasi positif terhadap peningkatan kemampuan jauh

tidaknya lompatan. Semakin panjang pengungkit makin besar usaha yang

digunakan untuk mengayun. Tungkai yang panjang memungkinkan memiliki

ayunan kaki yang lebih panjang, sehingga hal ini akan mempengaruhi pencapaian

jarak lompatan. Dengan tungkai yang panjang, maka pelompat dapat menjulurkan

kedua tungkainya jauh ke depan, sehingga dapat mencapai jarak lompatan yang

maksimal. Namun sebaliknya, bagi pelompat yang tungkainya pendek, jangkauan

tungkainya pendek pula, sehingga jarak lompatannya tidak maksimal.

6. Sumbangan Variabel X6 (Panjang Telapak Kaki) dengan Variabel Y (prestasi

lompat jauh gaya jongkok).

Hasil penelitian menunjukkan besar koefisien regresi untuk variabel variabel

panjang telapak kaki adalah 0,114 dengan parameter positif. Hal ini berarti bahwa

setiap penambahan (tanda +) variabel variabel Panjang telapak kaki maka prestasi

lompat jauh gaya jongkok akan meningkat. Sumbangan efektif variabel panjang

telapak kaki terhadap variabel Y sebesar 6,31%. Hal ini meunjukkan panjang

tungkai dapat meningkatkan kemampuan lompat jauh. Salah satu penunjang

prestasi dalam cabang olahraga adalah proporsi tubuh (rasio anthropometrik),

dalam hal ini yang dimaksudkan adalah panjang telapak kaki. Telapak kaki

merupakan salah satu faktor dimana atlet bisa memaksimalkan larinya ketika

bentuk telapak kakinya bagus. Disamping digunakan dalam lari, pada nomor

lompat ini telapak kaki juga mempunyai peranan penting ketika digunakan dalam

momentum ketika take off .

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi … · 66 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya

99

Keuntungan memiliki telapak kaki yang panjang bisa menjadi suatu alat

kerja yang bekerja berdasarkan asas-asas momen yaitu sebagai pengungkit anatomi.

Pengungkit ialah suatu batang yang kaku yang dapat berputar pada titik yang tetap

bila gaya digunakan untuk mengatasi beban. Bila pengungkit bergerak, berarti

pengungkit melakukan dua fungsi penting, yaitu: pengungkit digunakan untuk

mengatasi beban yang lebih besar dari pada gaya, atau untuk memperbesar jarak

bergeraknya beban dengan gaya yang lebih besar dari pada beban. Bila tidak

bergerak, berarti pengaruh putaran (momen) dari gaya sama dengan pengaruh

putaran (momen) dari beban dan pengungkit dalam keadaan seimbang

Hasil uji hipotesis menunjukkan variabel panjang telapak kaki tidak

berhubungan secara signifikan terhadap variabel prestasi lompat jauh gaya jongkok.

Telapak kaki merupakan komponen pembentuk ekstrimitas inferior, yang tersusun

dari sekelompok tulang yaitu: calcaneus, talus, navikular, cuboit, cuneiform,

metatarsal, dan palanges. Telapak kaki dapat menyokong berat badan dan

berfungsi sebagai pengungkit yang kaku untuk gerakan kedepan. Gerak maju

seluruhnya akan tergantung pada aktivitas m.gastrocnemius dan m.soleus. Karena

pengungkit ini terdiri atas segmen-segmen dengan banyak sendi. Otot-otot flexor

panjang dan otot-otot kecil kaki dapat menggunakan fungsinya pada tulang-tulang

kaki bagian depan dan jari-jari (sebagai landasan maju kaki) dan sangat membantu

gerakan maju kedepan m. Gastrocnemius dan m. Soleus

Secara elektromiografi bahwa m.Tibialis anterior, m. Peroneus longus, dan

otot-otot kecil kaki tidak berperan penting dalam menyokong arcus dalam keadaan

statis. Umumnya otot-otot itu sama sekali tidak aktif, akan tetapi pada waktu

berjalan dan berlari semua otot-otot ini menjadi aktif. Berdiri dalam waktu yang

lama, terutama pada orang gemuk, akan membebani tulang-tulang dan ligamentum-

ligamentum kaki secara berlebihan dan akan menyebabkan turunnya lengkung kaki

atau kaki ceper

7. Sumbangan Secara Bersama-sama (Kekuatan Otot Tungkai, Kecepatan Maksimum,

Kekuatan Otot Perut, Fleksibilitas Togok, Panjang Tungkai, Panjang Telapak Kaki)

Terhadap Prestasi Lompat Jauh Gaya Jongkok .

Hasil penelitian menunukkan gabungan variabel bebas (kekuatan otot

tungkai, kecepatan maksimum, kekuatan otot perut, fleksibilitas togok, panjang

Page 35: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi … · 66 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya

100

tungkai, panjang telapak kaki) memberikan kontribusi sebesar 77,3%. Hasil

penelitian ini menunujukkan jika kombinasi antara faktor antropometri dan faktor

kemampuan kondisi fisik mampu memberikan sumbangan yang besar terhadap

kemampuan lompat jauh. Jika faktor seperti panjang tungkai dan panjang telapak

kaki dan dikombinasikan dengan faktor kondisi fisik dalam hal ini kekuatan otot

perut, fleksibilitas togok, kecepatan lari dan kekuatan otot tungkai akan

memberikan sumbangan yang berarti terhadap prestasi lompat jauh gaya jongkok.

Hasil uji hipotesis menunjukkan variabel independen (kekuatan otot

tungkai, kecepatan maksimum, kekuatan otot perut, fleksibilitas togok, panjang

tungkai, panjang telapak kaki) secara bersama-sama (keseluruhan) berhubungan

dengan variabel dependen (terhadap prestasi lompat jauh gaya jongkok). Hal ini

membuktikan secara teori kombinasi antara faktor antropometri dan faktor

kemampuan kondisi fisik terbukti kebenarnan. Faktor antropometri jika mampu

dimanfaatkan dengan baik dan ditunjang kondisi fisik mampu memberikan hasil

yang maksimal.

Hasil penelitian menunjukkan variabel kecepatan maksimum lari dan

feklibitas togok togok merupakan faktor yang paling berhubungan dengan prestasi

lompat jauh. Urutan besarnya pengaruh berdasarkan nilai sumbangan efektif dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.18 Besar Sumbangan Relatif dan Efektif

Variabel Sumbangan

Relatif (SR)

Sumbangan

Efektif (SE)

Variabel kecepatan maksimum lari (X2)

Variabel fleksibilitas togok (X4)

Variabel Kekuatan otot perut (X3)

Variabel kekuatan otot tungkai (X1)

Variabel panjang tungkai (X5)

Variabel panjang telapak kaki (X6)

27,15

24,78

16,70

11,74

11,47

8,16

20,98

19,15

12,90

9,07

8,86

6,31

Tabel di atas menunjukkan variabel kecepatan maksimum lari yang paling

efektif meningkatkan kemampuan lompat jauh, kemudian disusul varibel

Page 36: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi … · 66 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya

101

fleksibilitas togok. Kombinasi variabel bebas mampu memberikan sumbangan

terhadap kemampuan lompat jauh sebesar 77,3%.