bab iv hasil penelitian dan pembahasan...4.1.1.2 tingkat hasil belajar pkn siswa kelas tinggi pada...

28
51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Telah dibahas pada BAB III mengenai rancangan penelitian yang dilakukan pada kelas atas SD Negeri Gendongan 01 yang terletak di wilayah Kecamatan Tingkir Salatiga. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas atas SD Negeri Gendongan 01 yang terdiri dari kelas 4, 5 dan 6. Sementara itu, sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu siswa kelas 4 SDN Gendongan 01. Variabel dalam penelitian terdiri dari variabel bebas, terikat dan variabel kovariat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran konvensional dan VCT, variabel terikat yaitu hasil belajar PKn pada ranah afektif aspek sikap, dan variabel kovariat yaitu pengukuran awal. Selanjutnya, pada BAB IV ini akan dijelaskan mengenai hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi hasil penelitian pada implementasi pembelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada kelompok kontrol, hasil penelitian pada implementasi pembelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran VCT pada kelompok eksperimen, deskripsi komparasi hasil pengukuran, hasil uji beda penelitian, hasil uji hipotesis, hasil pembahasan dan keterbatasan penelitian. 4.1.Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Implementasi Pembelajaran PKn menggunakan Model Pembelajaran Konvensional sebagai Kelompok Kontrol Pada sub bab ini akan dipaparkan hasil implementasi pembelajaran dan tingkat ketercapaian hasil belajar PKn dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada kelompok kontrol. Kelompok kontrol terdiri atas 18 siswa kelas 4 SD Negeri Gendongan 01. Mata pelajaran yang diteliti adalah PKn dengan mengambil topik globalisasi yang didasarkan pada Standar Kompetensi 4 yaitu menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkungannya dan kompetensi dasar 4.3 menentukan sikap terhadap pengaruh globalisai yang terjadi di lingkungannya. Indikator yang disusun adalah sebagai berikut: a) menjelaskan pengertian globalisasi, b)

Upload: others

Post on 23-Feb-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...4.1.1.2 Tingkat Hasil Belajar PKn Siswa Kelas Tinggi pada kelompok Kontrol Tingkat hasil belajar siswa pada kelompok kontrol dipaparkan melalui

51

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Telah dibahas pada BAB III mengenai rancangan penelitian yang dilakukan

pada kelas atas SD Negeri Gendongan 01 yang terletak di wilayah Kecamatan

Tingkir Salatiga. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas atas SD

Negeri Gendongan 01 yang terdiri dari kelas 4, 5 dan 6. Sementara itu, sampel yang

digunakan pada penelitian ini yaitu siswa kelas 4 SDN Gendongan 01. Variabel

dalam penelitian terdiri dari variabel bebas, terikat dan variabel kovariat. Variabel

bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran konvensional dan VCT,

variabel terikat yaitu hasil belajar PKn pada ranah afektif aspek sikap, dan variabel

kovariat yaitu pengukuran awal.

Selanjutnya, pada BAB IV ini akan dijelaskan mengenai hasil penelitian dan

pembahasan yang meliputi hasil penelitian pada implementasi pembelajaran PKn

dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada kelompok kontrol,

hasil penelitian pada implementasi pembelajaran PKn dengan menggunakan model

pembelajaran VCT pada kelompok eksperimen, deskripsi komparasi hasil

pengukuran, hasil uji beda penelitian, hasil uji hipotesis, hasil pembahasan dan

keterbatasan penelitian.

4.1.Hasil Penelitian

4.1.1 Hasil Implementasi Pembelajaran PKn menggunakan Model

Pembelajaran Konvensional sebagai Kelompok Kontrol

Pada sub bab ini akan dipaparkan hasil implementasi pembelajaran

dan tingkat ketercapaian hasil belajar PKn dengan menggunakan model

pembelajaran konvensional pada kelompok kontrol. Kelompok kontrol

terdiri atas 18 siswa kelas 4 SD Negeri Gendongan 01. Mata pelajaran yang

diteliti adalah PKn dengan mengambil topik globalisasi yang didasarkan

pada Standar Kompetensi 4 yaitu menunjukkan sikap terhadap globalisasi di

lingkungannya dan kompetensi dasar 4.3 menentukan sikap terhadap

pengaruh globalisai yang terjadi di lingkungannya. Indikator yang disusun

adalah sebagai berikut: a) menjelaskan pengertian globalisasi, b)

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...4.1.1.2 Tingkat Hasil Belajar PKn Siswa Kelas Tinggi pada kelompok Kontrol Tingkat hasil belajar siswa pada kelompok kontrol dipaparkan melalui

52

menyebutkan pengaruh globalisasi pada makanan, permainan, dan

kebudayaan, c) menentukan sikap terhadap pengaruh globalisasi.

Upaya-upaya yang dilakukan peneliti untuk mengontrol variabel di

luar treatment meliputi 4 hal yaitu a) history, yaitu pengaruh guru dalam

penerapan treatment. Artinya perlakuan dalam menerapkan model

pembelajaran konvensional dan VCT dilakukan oleh orang yang mempunyai

kesetaraan kemampuan; dalam penelitian ini pemberian perlakuan dilakukan

oleh orang yang mempunyai kemampuan setara sudah terpenuhi. b)

Maturation (kematangan), menunjukkan psikologi anak dengan cara dilacak

tanggal lahirnya. Dari segi kematangan, rata-rata kematangan siswa relatif

homogen/ sama. c) Testing (pengujian), seorang siswa dapat menjawab soal

dengan baik dikarenakan soal pretest dan posttest yang dibuat itu sama,

untuk menghindari hal tersebut telah dilakukan penyusunan soal pretest dan

posttest yang berbeda struktur pengkalimatan dan penomoran. d) Possible

regression and interaction between selection, yaitu dalam pemilihan

kelompok-kelompok eksperimen sudah diseimbangkan dengan cara masing-

masing kelompok, apabila skor pretest ada yang menonjol paling tinggi dan

paling rendah, maka penyeimbangan dilakukan dengan cara mengeluarkan

siswa tersebut dari kelompok. Dalam penelitian ini seorang siswa yang

memperoleh skor pretest maksimal (100) dikeluarkan dari kelompok.

Pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran

konvensional pada kelompok kontrol dilaksanakan pada hari Kamis, 10

November 2016. Proses pembelajaran dilakukan di ruang kelas 1 SDN

Gendongan 01 dengan diikuti oleh seluruh siswa kelas 4 kelompok kontrol

yang terdiri dari 18 siswa. Proses pembelajaran dilakukan selama 2x

pertemuan (2 x 2 x 35 menit). Pemberian perlakuan dilakukan oleh bantuan

rekan peneliti yaitu Serafina Desy dengan diamati oleh Agus Ari Wibisono

(rekan peneliti).

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...4.1.1.2 Tingkat Hasil Belajar PKn Siswa Kelas Tinggi pada kelompok Kontrol Tingkat hasil belajar siswa pada kelompok kontrol dipaparkan melalui

53

4.1.1.1 Hasil Observasi Proses Pembelajaran pada Mata Pelajaran PKn

a. Pertemuan 1

Pertemuan pertama proses pembelajaran PKn dengan model

pembelajaran konvensional dilaksanakan pada hari Kamis, 10 November 2016

dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Pembelajaran diikuti oleh 18 siswa.

Kegiatan pembelajaran diawali dengan kegiatan pendahuluan yang

mencakup salam, presensi, apersepsi dan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan

inti, siswa diberikan pengukuran awal. Soal pengukuran awal yang diberikan

berbentuk skala sikap sebanyak 20 butir. Setelah diberikan intrumen

pengukuran awal, guru memberi ulasan materi mengenai globalisasi. Pada

kegiatan penutup, guru bersama siswa membuat kesimpulan materi. Guru

menutup pembelajaran dengan salam.

Berdasarkan hasil observasi, tingkat keterlaksanaan aktivitas guru pada

pertemuan pertama mencapai 83,3% dari 6 poin kegiatan. Demikian pula

dengan tingkat keterlaksanaan aktivitas siswa mencapai 83,3% dari 6 poin

kegiatan. Hal ini berarti bahwa aspek aktivitas guru dan siswa pada pertemuan

pertama telah dilaksanakan dan tingkat keterlaksanaan pembelajaran

dikategorikan baik.

b. Pertemuan 2

Pertemuan kedua proses pembelajaran PKn dengan model pembelajaran

konvensional dilaksanakan pada hari Kamis, 17 November 2016 dengan alokasi

waktu 2 x 35 menit. Pembelajaran diikuti oleh 18 siswa.

Kegiatan pembelajaran diawali dengan kegiatan pendahuluan yang

mencakup salam, presensi, apersepsi dan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan

inti, guru meminta siswa mengerjakan soal pada buku. Setelah itu, guru bersama

dengan siswa membahas soal yang dikerjakan siswa. Pada kegiatan penutup,

guru bersama siswa membuat kesimpulan materi. Guru menutup pembelajaran

dengan salam.

Berdasarkan hasil observasi, tingkat keterlaksanaan aktivitas guru pada

pertemuan pertama mencapai 100% dari 6 poin kegiatan. Demikian pula dengan

tingkat keterlaksanaan aktivitas siswa mencapai 100% dari 5 poin kegiatan. Hal

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...4.1.1.2 Tingkat Hasil Belajar PKn Siswa Kelas Tinggi pada kelompok Kontrol Tingkat hasil belajar siswa pada kelompok kontrol dipaparkan melalui

54

ini berarti bahwa semua aspek aktivitas guru dan siswa pada pertemuan pertama

telah dilaksanakan dan tingkat keterlaksanaan pembelajaran dikategorikan

sangat baik.

4.1.1.2 Tingkat Hasil Belajar PKn Siswa Kelas Tinggi pada kelompok Kontrol

Tingkat hasil belajar siswa pada kelompok kontrol dipaparkan

melalui statistik deskriptif dari hasil pengukuran awal dan pengukuran akhir

pada tiap komponen sikap (kognisi, afeksi, dan konasi) yang terdiri dari

rata-rata (mean), skor tertinggi (max), skor terendah (min), standar deviasi,

distribusi frekuansi dan penyajian data berbentuk grafik. Statistik deskriptif

skor pengukuran awal dan pengukuran akhir komponen kognisi pada

kelompok kontrol disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Skor Pengukuran Awal dan Pengukuran Akhir

Kelompok Kontrol pada Komponen Kognisi

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

pengukuran_awal 18 9 14 11.72 1.320

pengukuran_akhir 18 8 13 11.17 1.618

Valid N (listwise) 18

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang

mengikuti pengukuran awal dan pengukuran akhir sebanyak 18 siswa. Skor

rata-rata komponen kognisi pada kelas kontrol sebesar 11,72 dengan

standar deviasi 1,320. Setelah dilakukan pembelajaran dengan model

konvensional, skor rata-rata komponen kognisi kelas kontrol menjadi 11,17

dengan standar deviasi 1,618. Skor tertinggi yang dicapai siswa sebelum

diberikan perlakuan adalah 14 dan skor terendah adalah 9. Setelah diberikan

perlakuan, skor tertinggi yang dicapai siswa adalah 13 dan skor terendahnya

adalah 8.

Statistik deskriptif skor pengukuran awal dan pengukuran akhir

komponen afeksi pada kelompok kontrol disajikan dalam tabel berikut.

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...4.1.1.2 Tingkat Hasil Belajar PKn Siswa Kelas Tinggi pada kelompok Kontrol Tingkat hasil belajar siswa pada kelompok kontrol dipaparkan melalui

55

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Skor Pengukuran Awal dan Pengukuran Akhir

Kelompok Kontrol pada Komponen Afeksi

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

pengukuran_awal 18 28 37 32.22 2.881

pengukuran_akhir 18 31 43 37.83 3.823

Valid N (listwise) 18

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang

mengikuti pengukuran awal dan pengukuran akhir sebanyak 18 siswa. Skor

rata-rata komponen afeksi kelas kontrol sebesar 32,22 dengan standar

deviasi 2,881. Setelah dilakukan pembelajaran dengan model konvensional,

skor rata-rata kelas kontrol meningkat menjadi 37,83 dengan standar deviasi

3,823. Skor tertinggi yang dicapai siswa sebelum diberikan perlakuan

adalah 37 dan skor terendah adalah 28. Setelah diberikan perlakuan, skor

tertinggi yang dicapai siswa adalah 43 dan skor terendahnya adalah 31.

Statistik deskriptif skor pengukuran awal dan pengukuran akhir

komponen konasi pada kelompok kontrol disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Skor Pengukuran Awal dan Pengukuran Akhir

Kelompok Kontrol pada Komponen Konasi

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

pengukuran_awal 18 28 36 32.00 2.544

pengukuran_akhir 18 21 38 30.33 4.379

Valid N (listwise) 18

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang

mengikuti pengukuran awal dan pengukuran akhir sebanyak 18 siswa. Skor

rata-rata komponen konasi kelas kontrol sebesar 32,00 dengan standar

deviasi 2,5544. Setelah dilakukan pembelajaran dengan model

konvensional, skor rata-rata kelas kontrol menjadi 30,33 dengan standar

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...4.1.1.2 Tingkat Hasil Belajar PKn Siswa Kelas Tinggi pada kelompok Kontrol Tingkat hasil belajar siswa pada kelompok kontrol dipaparkan melalui

56

deviasi 4,379. Skor tertinggi yang dicapai siswa sebelum diberikan

perlakuan adalah 36 dan skor terendah adalah 28. Setelah diberikan

perlakuan, skor tertinggi yang dicapai siswa adalah 38 dan skor terendahnya

adalah 21.

Untuk memperjelas rerata skor pengukuran awal dan pengukuran

akhir pada tiap komponen di atas, maka disajikan dalam bentuk grafik

sebagai berikut.

Gambar 4.1 Grafik Skor Rerata Pengukuran Awal dan Akhir tiap Komponen

pada Kelompok Kontrol

Statistik deskriptif skor pengukuran awal dan pengukuran akhir

kelompok eksperimen disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Skor Pengukuran Awal dan Pengukuran Akhir

Kelompok Kontrol

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Pengukuran_Awal 18 68 83 75.94 4.036

Pengukuran_Akhir 18 67 91 79.33 8.203

Valid N (listwise) 18

11.72

32.22

32

11.17

37.83

30.33

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Rerata Kognisi Rerata Afeksi rerata Konasi

Rer

ata

Rerata Skor Pengukuran Awal dan Pengukuran Akhir Komponen Kognisi, Afeksi dan Konasi pada

Kelompok Kontrol

Pengukuran Awal Pengukuran Akhir

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...4.1.1.2 Tingkat Hasil Belajar PKn Siswa Kelas Tinggi pada kelompok Kontrol Tingkat hasil belajar siswa pada kelompok kontrol dipaparkan melalui

57

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang

mengikuti pengukuran awal dan pengukuran akhir sebanyak 18 siswa. Skor

rata-rata kelas kontrol sebesar 75,94 dengan standar deviasi 4.036. Setelah

dilakukan pembelajaran dengan model konvensional, skor rata-rata kelas

kontrol meningkat menjadi 79,33 dengan standar deviasi 8,203. Skor

tertinggi yang dicapai siswa sebelum diberikan perlakuan adalah 83 dan

skor terendah adalah 68. Setelah diberikan perlakuan, skor tertinggi yang

dicapai siswa adalah 91 dan skor terendahnya adalah 67.

Data yang disajikan akan lebih efisien dan mudah dipahami jika

disusun melalui tabel distribusi frekuensi. Pedoman yang digunakan untuk

menentukan kelas interval yang terdapat pada tabel distribusi frekuensi

adalah rumus Sturges (Sugiyono, 2013:35) yaitu K = 1 + 3,3 log n: dimana

K adalah jumlah kelas interval dan n adalah jumlah data/siswa. Dari rumus

Sturges tersebut diperoleh K = 1 + 3,3 log 18 = 1 + 3,3. 1,255 = 5,141

dibulatkan menjadi 5. Interval kelas diperoleh dari hasil rentang data (skor

maksimum – skor minimum) dibagi jumlah kelas, sehingga diperoleh hasil �����

�= 4,8 dibulatkan menjadi 4. Hasil distribusi frekuensi skor

pengukuran awal dan pengukuran akhir kelompok kontrol dapat dilihat pada

tabel berikut.

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Skor Hasil Pengukuran Awal dan Akhir Kelompok Kontrol

No. Kelas

Kelas Interval

Nilai Pengukuran awal

Nilai Pengukuran akhir

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase 1 67 - 71 2 11% 3 17% 2 72 – 76 7 39% 5 28% 3 77 – 81 7 39% 3 17% 4 82 – 86 2 11% 1 6% 5 87 - 91 0 0% 6 33%

Jumlah 18 100% 18 100%

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...4.1.1.2 Tingkat Hasil Belajar PKn Siswa Kelas Tinggi pada kelompok Kontrol Tingkat hasil belajar siswa pada kelompok kontrol dipaparkan melalui

58

Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat diketahui distrubusi skor

pengukuran awal dan pengukuran akhir yang dikelompokkan ke dalam 5

kelas dengan panjang interval 4. Berikut akan dipaparkan skor hasil

pengukuran awal kelompok kontrol. Dari jumlah keseluruhan siswa pada

kelompok kontrol, terdapat 2 siswa yang mendapatkan skor antara 67-71

dengan persentase 11%; 7 siswa mendapatkan skor antara 72-76 dengan

persentase 39%; 7 siswa mendapatkan skor antara 77-81 dengan persentase

39%; 2 siswa mendapatkan skor antara 82-86 dengan persentase 11%; tidak

ada siswa yang mencapai skor antara 87-91.

Terdapat peningkatan pada skor pengukuran akhir dengan uraian

sebagai berikut. Terdapat 3 siswa yang mendapatkan skor antara 67-71

dengan persentase 17%; 5 siswa mendapatkan skor antara 72-76 dengan

persentase 28%; 3 siswa mendapatkan skor antara 77-81 dengan persentase

17%; 1 siswa mendapatkan skor antara 82-86 dengan persentase 6%; 6

siswa mendapatkan skor antara 87-91 dengan persentase 33%. Untuk

memperjelas distribusi frekuensi skor pengukuran awal dan pengukuran

akhir di atas, maka disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut.

Gambar 4.2 Grafik Distribusi Frekuensi Skor Pengukuran Awal dan Akhir

Kelompok Kontrol

2

7 7

2

0

3

5

3

1

6

0

1

2

3

4

5

6

7

8

67 - 71 72 – 76 77 – 81 82 – 86 87 - 91

Fre

ku

en

si

Interval Nilai

Skor Pengukuran Awal dan Pengukuran Akhir Kelompok Kontrol

Nilai Pengukuran awal Nilai Pengukuran akhir

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...4.1.1.2 Tingkat Hasil Belajar PKn Siswa Kelas Tinggi pada kelompok Kontrol Tingkat hasil belajar siswa pada kelompok kontrol dipaparkan melalui

59

4.1.2 Hasil Implementasi Pembelajaran PKn menggunakan Model

Pembelajaran VCT sebagai kelompok Eksperimen

Pada sub bab ini akan dipaparkan hasil implementasi pembelajaran

dan tingkat ketercapaian hasil belajar PKn dengan menggunakan model

pembelajaran VCT pada kelompok eksperimen. Kelompok eksperimen

terdiri atas 18 siswa kelas 4 kelompok B SD Negeri Gendongan 01. Mata

pelajaran yang diteliti adalah PKn dengan mengambil topik globalisasi yang

didasarkan pada Standar Kompetensi 4 yaitu menunjukkan sikap terhadap

globalisasi di lingkungannya dan kompetensi dasar 4.3 menentukan sikap

terhadap pengaruh globalisai yang terjadi di lingkungannya. Indikator yang

disusun adalah sebagai berikut: a) menjelaskan pengertian globalisasi, b)

menyebutkan pengaruh globalisasi pada makanan, permainan, dan

kebudayaan, c) menentukan sikap terhadap pengaruh globalisasi.

Tidak berbeda dengan perlakuan yang diberikan pada kelompok

eksperimen, upaya-upaya yang dilakukan peneliti untuk mengontrol variabel

di luar treatment meliputi 4 hal yaitu a) history, yaitu pengaruh guru dalam

penerapan treatment. Artinya perlakuan dalam menerapkan model

pembelajaran konvensional dan VCT dilakukan oleh orang yang mempunyai

kesetaraan kemampuan; dalam penelitian ini pemberian perlakuan dilakukan

oleh orang yang mempunyai kemampuan setara sudah terpenuhi. b)

Maturation (kematangan), menunjukkan psikologi anak dengan cara dilacak

tanggal lahirnya. Dari segi kematangan, rata-rata kematangan siswa relatif

homogen/ sama. c) Testing (pengujian), seorang siswa dapat menjawab soal

dengan baik dikarenakan soal pretest dan posttest yang dibuat itu sama,

untuk menghindari hal tersebut telah dilakukan penyusunan soal pretest dan

posttest yang berbeda struktur pengkalimatan dan penomoran. d) Possible

regression and interaction between selection, yaitu dalam pemilihan

kelompok-kelompok eksperimen sudah diseimbangkan dengan cara masing-

masing kelompok, apabila skor pretest ada yang menonjol paling tinggi dan

paling rendah, maka penyeimbangan dilakukan dengan cara mengeluarkan

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...4.1.1.2 Tingkat Hasil Belajar PKn Siswa Kelas Tinggi pada kelompok Kontrol Tingkat hasil belajar siswa pada kelompok kontrol dipaparkan melalui

60

siswa tersebut dari kelompok. Dalam penelitian ini seorang siswa yang

memperoleh skor pretest maksimal (100) dikeluarkan dari kelompok.

Pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran VCT

pada kelompok eksperimen dilaksanakan pada hari Kamis, 10 November

2016 dan 17 November 2016. Proses pembelajaran dilakukan di ruang kelas

4 SDN Gendongan 01 dengan diikuti oleh seluruh siswa kelas 4 kelompok

eksperimen yang terdiri dari 18 siswa. Proses pembelajaran dilakukan

selama 2x pertemuan (2 x 2 x 35 menit). Pemberian perlakuan dilakukan

oleh peneliti sendiri yaitu Sara Puspitaning Tyas dengan diamati oleh Niken

Indriani (rekan peneliti).

4.1.2.1 Hasil Observasi Proses Pembelajaran Mata Pelajaran PKn

a. Pertemuan 1

Pertemuan pertama proses pembelajaran PKn dengan VCT

dilaksanakan pada hari Kamis, 10 November 2016 dengan alokasi

waktu 2 x 35 menit. Pembelajaran diikuti oleh 18 siswa.

Kegiatan pembelajaran diawali dengan kegiatan pendahuluan

yang mencakup salam, presensi, apersepsi dan tujuan pembelajaran.

Pada kegiatan inti, siswa diberikan pengukuran awal. Soal pengukuran

awal yang diberikan berupa soal berbentuk skala sikap sebanyak 20

butir. Setelah diberikan soal pengukuran awal, guru menggali

pengetahuan siswa tentang globalisasi. Kemudian guru memberi ulasan

singkat tentang materi globalisasi. Guru menjelaskan tata cara

pembelajaran VCT. Selanjutnya, guru menampilkan masalah dilematik

nilai melalui LCD. Pada kegiatan penutup, guru bersama siswa

membuat kesimpulan materi. Guru menutup pembelajaran dengan

salam.

Berdasarkan hasil observasi, tingkat keterlaksanaan aktivitas

guru pada pertemuan pertama mencapai 100% dari 6 poin kegiatan.

Demikian pula dengan tingkat keterlaksanaan aktivitas siswa mencapai

100% dari 6 poin kegiatan. Hal ini berarti bahwa semua aspek aktivitas

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...4.1.1.2 Tingkat Hasil Belajar PKn Siswa Kelas Tinggi pada kelompok Kontrol Tingkat hasil belajar siswa pada kelompok kontrol dipaparkan melalui

61

guru dan siswa pada pertemuan pertama telah dilaksanakan dan tingkat

keterlaksanaan pembelajaran dikategorikan sangat baik.

b. Pertemuan 2

Pertemuan kedua proses pembelajaran PKn dengan model

pembelajaran VCT dilaksanakan pada hari Kamis, 17 November 2016

dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Pembelajaran diikuti oleh 18 siswa.

Kegiatan pembelajaran diawali dengan kegiatan pendahuluan

yang mencakup salam, presensi, apersepsi dan tujuan pembelajaran.

Pada kegiatan inti, guru membagi siswa kedalam kelompok, kemudian

guru meminta siswa untuk mengidentifikasi masalah yang disajikan.

Guru meminta siswa menanggapi secara tertulis permasalahan yang

disajikan, kemudian meminta siswa untuk berargumentasi secara lisan.

Selama argumentasi berlangung, guru memantau dan meluruskan sesuai

target nilai. Guru bersama siswa menyimpulkan apa yang telah

dipelajari dan diarahkan pada target nilai.

Pada kegiatan penutup, guru bersama siswa membuat

kesimpulan. Setelah itu, guru memberikan soal pengukuran akhir pada

siswa. Guru mengawasi pelaksanaan pengukuran akhir. Setelah selesai,

guru bersama siswa mengkoreksi hasil pekerjaan siswa. Guru

meluruskan kesalahpahaman siswa. Guru menutup pembelajaran

dengan salam.

Berdasarkan hasil observasi, tingkat keterlaksanaan aktivitas

guru pada pertemuan kedua mencapai 80% dari 10 Poin kegiatan.

Demikian pula dengan tingkat keterlaksanaan aktivitas siswa mencapai

80% dari 10 poin kegiatan. Hal ini berarti bahwa semua aspek aktivitas

guru dan siswa pada pertemuan pertama telah dilaksanakan dan tingkat

keterlaksanaan pembelajaran dikategorikan baik.

4.1.2.2 Tingkat Hasil Belajar PKn Siswa Kelas TInggi pada Kelompok

Eksperimen

Tingkat hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen dipaparkan

melalui statistik deskriptif dari hasil pengukuran awal dan pengukuran akhir

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...4.1.1.2 Tingkat Hasil Belajar PKn Siswa Kelas Tinggi pada kelompok Kontrol Tingkat hasil belajar siswa pada kelompok kontrol dipaparkan melalui

62

tiap komponen sikap (kognisi, afeksi, dan konasi) yang terdiri dari rata-rata

(mean), skor tertinggi (max), skor terendah (min), standar deviasi, distribusi

frekuansi dan penyajian data berbentuk grafik. Statistik deskriptif skor

pengukuran awal dan pengukuran akhir komponen kognisi kelompok

eksperimen disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 4.6 Statistik Deskriptif Skor Pengukuran Awal dan Pengukuran Akhir

Kelompok Eksperimen pada Komponen Kognisi

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

pengukuran_awal 18 9 14 10.83 1.505

pengukuran_akhir 18 10 15 13.17 1.249

Valid N (listwise) 18

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang

mengikuti pengukuran awal dan pengukuran akhir sebanyak 18 siswa. Skor

rata-rata komponen kognisi pada kelas eksperimen sebesar 10,83 dengan

standar deviasi 4,189. Setelah dilakukan pembelajaran dengan model VCT,

skor rata-rata komponen kognisi pada kelas eksperimen meningkat menjadi

13,17 dengan standar deviasi 1,249. Skor tertinggi yang dicapai siswa

sebelum diberikan perlakuan adalah 14 dan skor terendah adalah 9. Setelah

diberikan perlakuan, skor tertinggi yang dicapai siswa adalah 15 dan skor

terendahnya adalah 10.

. Statistik deskriptif skor pengukuran awal dan pengukuran akhir

komponen afeksi kelompok eksperimen disajikan dalam tabel berikut.

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...4.1.1.2 Tingkat Hasil Belajar PKn Siswa Kelas Tinggi pada kelompok Kontrol Tingkat hasil belajar siswa pada kelompok kontrol dipaparkan melalui

63

Tabel 4.7 Statistik Deskriptif Skor Pengukuran Awal dan Pengukuran Akhir

Kelompok Eksperimen pada Komponen Afeksi

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

pengukuran_awal 18 25 36 31.06 3.369

pengukuran_akhir 18 34 42 38.50 2.121

Valid N (listwise) 18

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang

mengikuti pengukuran awal dan pengukuran akhir sebanyak 18 siswa. Skor

rata-rata kelas eksperimen sebesar 31,06 dengan standar deviasi 3,369.

Setelah dilakukan pembelajaran dengan model VCT, skor rata-rata kelas

eksperimen meningkat menjadi 38,50 dengan standar deviasi 2,121. Skor

tertinggi yang dicapai siswa sebelum diberikan perlakuan adalah 36 dan

skor terendah adalah 25. Setelah diberikan perlakuan, skor tertinggi yang

dicapai siswa adalah 42 dan skor terendahnya adalah 34.

. Statistik deskriptif skor pengukuran awal dan pengukuran akhir

komponen konasi kelompok eksperimen disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 4.8 Statistik Deskriptif Skor Pengukuran Awal dan Pengukuran Akhir

Kelompok Eksperimen pada Komponen Konasi

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

pengukuran_awal 18 25 35 29.50 3.294

pengukuran_akhir 18 29 38 34.61 2.453

Valid N (listwise) 18

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang

mengikuti pengukuran awal dan pengukuran akhir sebanyak 18 siswa. Skor

rata-rata komponen konasi pada kelas eksperimen sebesar 29,50 dengan

standar deviasi 3,294. Setelah dilakukan pembelajaran dengan model VCT,

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...4.1.1.2 Tingkat Hasil Belajar PKn Siswa Kelas Tinggi pada kelompok Kontrol Tingkat hasil belajar siswa pada kelompok kontrol dipaparkan melalui

64

skor rata-rata kelas eksperimen meningkat menjadi 34,61 dengan standar

deviasi 2,453. Skor tertinggi yang dicapai siswa sebelum diberikan

perlakuan adalah 35 dan skor terendah adalah 25. Setelah diberikan

perlakuan, skor tertinggi yang dicapai siswa adalah 38 dan skor terendahnya

adalah 29.

Untuk memperjelas rerata skor pengukuran awal dan pengukuran

akhir pada tiap komponen di atas, maka disajikan dalam bentuk grafik

sebagai berikut

Gambar 4.3 Grafik Skor Rerata Pengukuran Awal dan Akhir tiap Komponen

pada Kelompok Eksperimen

.

10.83

31.06 29.513.17

38.534.61

0

10

20

30

40

50

Rerata Kognisi Rerata Afeksi Rerata Konasi

Rer

ata

Rerata Skor Pengukuran Awal dan Pengukuran Akhir Komponen Kognisi, Afeksi dan Konasi pada

Kelompok Kontrol

Pengukuran Awal Pengukuran Akhir

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...4.1.1.2 Tingkat Hasil Belajar PKn Siswa Kelas Tinggi pada kelompok Kontrol Tingkat hasil belajar siswa pada kelompok kontrol dipaparkan melalui

65

Statistik deskriptif skor pengukuran awal dan pengukuran akhir

kelompok eksperimen disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 4.9 Statistik Deskriptif Skor Pengukuran Awal dan Pengukuran Akhir

Kelompok Eksperimen

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Pengukuran_Awal 18 60 78 71.39 4.189

Pengukuran_Akhir 18 81 92 86.28 3.545

Valid N (listwise) 18

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang

mengikuti pengukuran awal dan pengukuran akhir sebanyak 18 siswa. Skor

rata-rata kelas eksperimen sebesar 71,39 dengan standar deviasi 4,189.

Setelah dilakukan pembelajaran dengan model VCT, skor rata-rata kelas

eksperimen meningkat menjadi 86,28 dengan standar deviasi 3.545. Skor

tertinggi yang dicapai siswa sebelum diberikan perlakuan adalah 78 dan

skor terendah adalah 60. Setelah diberikan perlakuan, skor tertinggi yang

dicapai siswa adalah 92 dan skor terendahnya adalah 81.

Data yang disajikan akan lebih efisien dan mudah dipahami jika

disusun melalui tabel distribusi frekuensi. Pedoman yang digunakan untuk

menentukan kelas interval yang terdapat pada tabel distribusi frekuensi

adalah rumus Sturges (Sugiyono, 2013:35) yaitu K = 1 + 3,3 log n: dimana

K adalah jumlah kelas interval dan n adalah jumlah data/siswa. Dari rumus

Sturges tersebut diperoleh K = 1 + 3,3 log 18 = 1 + 3,3. 1,255 = 5,141

dibulatkan menjadi 5. Interval kelas diperoleh dari hasil rentang data (skor

maksimum – skor minimum) dibagi jumlah kelas, sehingga diperoleh hasil �����

�= 6,2 dibulatkan menjadi 6. Hasil distribusi frekuensi skor

pengukuran awal dan pengukuran akhir kelompok eksperimen 1 dapat

dilihat pada tabel berikut.

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...4.1.1.2 Tingkat Hasil Belajar PKn Siswa Kelas Tinggi pada kelompok Kontrol Tingkat hasil belajar siswa pada kelompok kontrol dipaparkan melalui

66

Tabel 4.10

Distribusi Frekuensi Skor Pengukuran Awal Dan Pengukuran Akhir Kelompok Eksperimen

No. Kelas

Kelas Interval

Nilai Pengukuran awal Nilai Postest Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

1 60 - 66 2 11% 0 0%

2 67 - 73 11 61% 0 0%

3 74 -80 5 28% 0 0%

4 81 -87 0 0% 10 56%

5 88 - 91 0 0% 8 44%

Jumlah 18 100% 18 100%

Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat diketahui distrubusi skor

pengukuran awal dan pengukuran akhir yang dikelompokkan ke dalam 5

kelas dengan panjang interval 6. Berikut akan dipaparkan skor hasil

pengukuran awal kelompok eksperimen. Dari jumlah keseluruhan siswa

pada kelompok eksperimen, terdapat 2 siswa yang mendapatkan skor antara

60-66 dengan persentase 11%; 11 siswa mendapatkan skor antara 67-73

dengan persentase 61%; 5 siswa mendapatkan skor antara 74-80 dengan

persentase 28%; dan tidak ada siswa yang mencapai skor antara 81-91.

Terdapat peningkatan pada skor pengukuran akhir dengan uraian

sebagai berikut. Tidak ada siswa yang mndapat skor antara 60-80; terdapat

10 siswa yang mendapatkan skor antara 81-87 dengan persentase 56%; 8

siswa mendapatkan skor antara 88-91 dengan persentase 44%. Untuk

memperjelas distribusi frekuensi skor pengukuran awal dan pengukuran

akhir di atas, maka disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut.

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...4.1.1.2 Tingkat Hasil Belajar PKn Siswa Kelas Tinggi pada kelompok Kontrol Tingkat hasil belajar siswa pada kelompok kontrol dipaparkan melalui

67

Gambar 4.4 Grafik Distribusi Frekuensi Skor Pengukuran Awal dan Akhir

Kelompok Eksperimen 4.1.3 Deskripsi Komparasi Hasil Pengukuran

Berikut akan dipaparkan perbandingan hasil pengukuran kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen berdasarkan nilai pengukuran awal dan

pengukuran akhir dalam bentuk deskripsi komparasi. Deskripsi berikut akan

disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.

Tabel 4.11 Tabel Komparasi Hasil Pengukuran Kelompok Kontrol dan

Kelompok Eksperimen

Tahap Pengukuran

Rerata Skor (mean) Kelompok Ket.

Selisih Kontrol Eksperimen

Kognisi Afeksi Konasi Jml Kognisi Afeksi Konasi Jml Pengukuran

awal 11.72 32.22 32 75,94 10.83 31.06 29.5 71,39 4,55

Pengukuran akhir

11.17 37.83 30.33 79,33 13.17 38.5 34.61 86,28 6,95

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui adanya perbedaan skor

rata-rata tahap pengukuran awal dan pengukuran akhir kelompok kontrol

dan kelompok eksperimen. Perbedaan tersebut dapat diketahui dari selisih

skor rata-rata antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Pada

tahap pengukuran pengukuran awal, selisih skor antara kelompok kontrol

dan kelompok eksperimen adalah 4,55, dimana rata-rata skor kelompok

kontrol lebih unggul dari rata-rata kelompok eksperimen. Sedangkan pada

2

11

5

0 00 0 0

10

8

0

2

4

6

8

10

12

60 - 66 67 - 73 74 -80 81 -87 88 - 91

Fre

ku

en

si

Interval Nilai

Skor Pengukuran Awal dan Pengukuran Akhir Kelompok Eksperimen

Nilai Pengukuran awal Nilai Pengukuran Akhir

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...4.1.1.2 Tingkat Hasil Belajar PKn Siswa Kelas Tinggi pada kelompok Kontrol Tingkat hasil belajar siswa pada kelompok kontrol dipaparkan melalui

68

tahap pengukuran pengukuran akhir, perbedaan skor rata-rata kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen sebesar 6,95, dimana skor rata-rata

kelompok eksperimen lebih unggul dari kelompok kontrol.

Gambar 4.5 Grafik Deskripsi Komparasi Hasil Pengukuran Awal dan

Pengukuran Akhir Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen

4.1.4 Hasil Uji ANCOVA Rerata Hasil Belajar

Pada sub bab ini akan dilakukan uji ANCOVA. Sebelum dilakukan

uji ANCOVA, harus dilakukan uji prasyarat dan dilanjutkan dengan uji

hipotesis. Uji prasyarat yang harus dilakukan yaitu uji normalitas data dan

uji homogenitas variansi data serta uji homogenitas koefisien regresi linier.

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui distribusi kenormalan data,

sementara uji homogenitas digunakan untuk mengetahui tingkat kesetaraan

data. Selanjutnya uji homogenitas koefisien regresi linier digunakan untuk

memastikan tingkat kesetaraan regresi linier antara variabel kovariat

pengukuran awal (X2) dengan variabel terikat hasil belajar (Y). Pengujian

normalitas, homogenitas data dan uji homogenitas koefisien regresi linier

dilakukan dengan bantuan SPSS 16.00 for Windows.

Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui data berasal dari

distribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data dilakukan dengan

75.94

71.3979.33

86.28

0

20

40

60

80

100

K O N T R O L E K S P E R I M E N

SK

OR

RA

TA

-RA

TA

KOMPARASI SKOR PENGUKURAN AWAL DAN PENGUKURAN AKHIR

Pengukuran awal Pengukuran akhir

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...4.1.1.2 Tingkat Hasil Belajar PKn Siswa Kelas Tinggi pada kelompok Kontrol Tingkat hasil belajar siswa pada kelompok kontrol dipaparkan melalui

69

bantuan uji Kolmogorov-Smirnov, dengan dasar pengambilan keputusan;

jika nilai signifikansi/probabilitas < 0,05, maka data berdistribusi tidak

normal. Apabila nilai signifikansi/probabilitas>0,05, maka data

berdistribusi normal.

Tabel 4.12 Hasil Uji Normalitas Skor Pengukuran Awal-Pengukuran Akhir

Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

P_Awal

_Kontrol

P_Akhir_

Kontrol

P_Awal_

Eksperimen

P_Akhir_

Eksperimen

N 18 18 18 18

Normal Parametersa Mean 75.94 79.33 71.39 86.28

Std. Deviation 4.036 8.203 4.189 3.545

Most Extreme

Differences

Absolute .103 .181 .185 .184

Positive .083 .169 .093 .184

Negative -.103 -.181 -.185 -.131

Kolmogorov-Smirnov Z .438 .767 .786 .781

Asymp. Sig. (2-tailed) .991 .599 .567 .575

a. Test distribution is Normal.

Berdasarkan tabel 4.12 di atas dapat dilihat bahwa nilai Asymp. Sig.

(2-tailed) uji Kolmogorov-Smirnov Z hasil pengukuran awal-pengukuran

akhir kelompok kontrol adalah 0,991 dan 0,599. Sedangkan hasil

pengukuran awal-pengukuran akhir kelompok eksperimen adalah 0,567 dan

0,575. Bila dirumuskan sebuah hipotesis H0 adalah sebuah sampel yang

berasal dari populasi berdistribusi normal dan Ha adalah sampel yang tidak

berasal dari populasi berdistribusi normal, maka dapat diputuskan jika

probabilitas < nilai α (0,05) H0 ditolak, jika sebaliknya maka H0 diterima.

Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui bahwa nilai

signifikansi/probabilitas Asymp. Sig. (2-tailed) data-data tersebut berturut-

turut 0,991; 0,599; 0,567; 0,575 > 0,05 maka H0 diterima, artinya dapat

disimpulkan bahwa persebaran data hasil pengukuran awal-pengukuran

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...4.1.1.2 Tingkat Hasil Belajar PKn Siswa Kelas Tinggi pada kelompok Kontrol Tingkat hasil belajar siswa pada kelompok kontrol dipaparkan melalui

70

akhir kelompok kontrol dan kelompok eksperimen tersebut berasal dari

populasi yang berdistribusi normal.

Setelah uji normalitas terpenuhi, selanjutnya dilakukan uji

homogenitas untuk mengetahui varian kedua kelompok homogen atau

tidak. Apabila nilai signifikansi/probabilitas < 0,005, maka data dikatakan

tidak homogen. Apabila nilai signifikasi/probabilitas .> 0,005, maka data

dikatakan homogen. Pengujian homogenitas dilakukan dengan

menggunakan bantuan SPSS 16.00 for windows. Berikut hasil dari uji

homogenitas data kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Tabel 4.13

Hasil Uji Homogenitas Skor Pengukuran Akhir Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen

Berdasarkan tabel 4.13 di atas diketahui bahwa hasil Test of

Homogeneity of Variances signifikansi/probabilitas nilai pengukuran akhir

menunjukkan angka 0,000. Bila dirumuskan sebuah hipotesis H0 adalah

variansi data pada tiap kelompok sama (homogen) dan Ha adalah variansi

data pada tiap kelompok tidak sama (tidak homogen), maka dapat

diputuskan jika probabilitas < nilai α (0,05) H0 ditolak, jika sebaliknya maka

H0 diterima. Oleh karena nilai signifikansi/probabilitas data adalah sebesar

0,000, dimana 0,000 > 0,05 maka H0 diterima. Artinya dapat dikatakan

bahwa skor pengukuran akhir kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

adalah homogen. Melihat skor signifikansi/probabilitas pengukuran akhir

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, dapat disimpulkan bahwa

data skor pengukuran akhir kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

memiliki varian data yang homogen atau sama.

Setelah uji normalitas dan homogenitas terpenuhi dilanjutkan uji

homogenitas koefisien regresi linier untuk mengetahui kehomogenitasan

koefisien regresi X2 (variabel kovarian = pengukuran awal) dengan hasil

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

P_akhir 21.169 1 34 .000

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...4.1.1.2 Tingkat Hasil Belajar PKn Siswa Kelas Tinggi pada kelompok Kontrol Tingkat hasil belajar siswa pada kelompok kontrol dipaparkan melalui

71

belajar (Y). Paramenter yang digunakan untuk menentukan homogenitas

koefisien regresi adalah nilai koefisien beta (B) pada tabel output parameter

estimates dan nilai t serta probabilitasnya. Syarat yang lain adalah bahwa

nilai beta (B) haruslah lebih besar sama dengan 0,60 (Budiyono, 2009: 300).

Jika probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka koefisien regresi linier kedua

sampel homogen. Tabel 4.14

Hasil Uji Homogenitas Koefisien Regresi Linier Skor Pengukuran Awal dan Pengukuran Akhir Kelompok Kontrol dan Kelompok

Eksperimen

Parameter Estimates

Dependent Variable:P_akhir

Parameter B

Std.

Error t Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Intercept 66.872 20.250 3.302 .002 25.673 108.070

P_awal .164 .266 .617 .541 -.377 .705

[Treatment=1] 7.692 2.447 3.144 .004 2.714 12.670

[Treatment=2] 0a . . . . .

a. This parameter is set to zero because it is

redundant.

Berdasarkan tabel 4.14 di atas, dapat dilihat bahwa nilai beta (B)

sebesar 0,164 lebih kecil dari 0,60, nilai t sebesar 0,617 berada pada

signifikansi/probabilitas 0,541, maka koefisien regresi linier kedua sampel

tidak linier dan model ANACOVA tidak dapat digunakan untuk

memprediksi variabel dependent (hasil belajar).

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...4.1.1.2 Tingkat Hasil Belajar PKn Siswa Kelas Tinggi pada kelompok Kontrol Tingkat hasil belajar siswa pada kelompok kontrol dipaparkan melalui

72

Uji analisis berikutnya adalah ANCOVA atau uji kombinasi analisis

regresi dan varians

Tabel 4.15 Ringkasan Hasil Uji ANCOVA

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:P_akhir

Source

Type I Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model 449.516a 2 224.758 5.526 .009

Intercept 246843.361 1 246843.361 6.069E3 .000

P_awal 47.542 1 47.542 1.169 .287

Treatment 401.974 1 401.974 9.884 .004

Error 1342.123 33 40.670

Total 248635.000 36

Corrected Total 1791.639 35

a. R Squared = .251 (Adjusted R Squared = .205)

Ringkasan uji ANCOVA pada tabel di atas memberikan informasi tentang

nilai F dan signifikansinya. Pada sumber varian Corrected Model, nampak bahwa

F hitung sebesar 5,526 dengan taraf signifikansi 0,009. Oleh karena 0,009 < α=

0,050, maka dampak variabel independen secara simultan terhadap variabel

dependen signifikan. Artinya bahwa model pembelajaran VCT dan pengukuran

awal secara simultan memiliki dampak yang berbeda secara signifikan terhadap

hasil belajar siswa, dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional.

Pada varian intercecept nampak bahwa F hitung sebesar 6,069 dengan taraf

signifikansi hitung 0,000. Oleh karena 0,000 < α= 0,050, maka nilai intercept

signifikan. Nilai intercept merupakan besaran konstanta perubahan nilai variabel

dependen sebesar nilai tersebut meskipun tanpa dipengaruhi keberadaan kovariat

dan variabel independen. Pada kovarian pengukuran awal, diperoleh data F hitung

1,169, dengan taraf signifikansi 0,287. Oleh karena 0,253 > α= 0,05, maka nilai

dampak kovariat tidak signifikan. Artinya tidak ada perbedaan pengaruh

pengukuran awal terhadap hasil belajar siswa.

Pada varian treatment, diperoleh nilai F hitung sebesar 9,884 dengan

signifikansi 0,004. Oleh karena nilai 0,004 lebih kecil dari α= 0,05, maka nilai F

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...4.1.1.2 Tingkat Hasil Belajar PKn Siswa Kelas Tinggi pada kelompok Kontrol Tingkat hasil belajar siswa pada kelompok kontrol dipaparkan melalui

73

signifikan. Artinya bahwa dampak pembelajaran VCT berbeda secara signifikan

dengan konvensional.

4.1.5 Hasil Uji Hipotesis.

Hasil uji hipotesis didasarkan pada hasil uji ANCOVA nilai

pengukuran awal-pengukuran akhir kelompok kontrol dan eksperimen.

Hipotesis yang akan diuji pada penelitian ini adalah:

H0:µ1 ≤ µ2 = Hasil belajar berupa sikap terhadap Globalisasai pada

pembelajaran PKn menggunkan VCT tidak lebih tinggi

secara signifikan dibandingkan dengan hasil pembelajaran

menggunakan model pembelajaran konvensional.

Ha:µ1 > µ2 = Hasil belajar berupa sikap terhadap Globalisasai pada

pembelajaran PKn menggunkan VCT lebih tinggi secara

signifikan dibandingkan dengan hasil pembelajaran

menggunakan model pembelajaran konvensional.

Berdasarkan uji ANCOVA yang telah dilakukan terhadap nilai

pengukuran akhir kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diperoleh

hasil signifikansi/probabilitas 0,004 atau < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha

diterima. Artinya terdapat perbedaan hasil belajar PKn yang signifikan pada

siswa kelas atas SDN Gendongan 01 dalam pembelajaran menggunakan

model pembelajaran konvensional dan VCT.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar berupa

sikap terhadap Globalisasi pada pembelajaran PKn menggunakan VCT lebih

tinggi secara signifikan dibandingkan dengan pembelajaran menggunakan

model pembelajaran konvensional pada kelas tinggi SD Negeri Gendongan 01.

Hasil uji hipotesis menggunakan teknik ANCOVA diperoleh probabilitas 0,004.

Oleh karena nilai probabilitas lebih kecil dari nilai Alpha (α= 0,05), maka H0

ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan nilai probabilitas tersebut, dapat diartikan

bahwa hasil belajar berupa sikap terhadap Globalisasi pada pembelajaran PKn

menggunakan VCT lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan

pembelajaran menggunakan model pembelajaran konvensional.

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...4.1.1.2 Tingkat Hasil Belajar PKn Siswa Kelas Tinggi pada kelompok Kontrol Tingkat hasil belajar siswa pada kelompok kontrol dipaparkan melalui

74

Temuan bahwa hasil belajar berupa sikap terhadap Globalisasi pada

pembelajaran PKn menggunakan VCT lebih tinggi secara signifikan

dibandingkan dengan pembelajaran menggunakan model pembelajaran

konvensional didukung oleh perbedaan rerata masing-masing komponen

(kognisi, afeksi, dan konasi) pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Pada kelompok kontrol,rerata pada komponen kognisi mengalami penurunan

dari 11,72 menjadi 11,17. Komponen afeksi mengalami peningkatan dari 32,22

menjadi 37,83 dan pada komponen konasi mengalami penurunan dari 32, 00

menjadi 30,33. Ketidakkonsistenan rerata sebelum dan sesuadah diberi

perlakuan ini menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan model

konvensional tidak memberikan dampak terhadap hasil belajar pada aspek

sikap. Hal ini dikarenakan tiap komponen pada aspek sikap yaitu kognisi, afeksi

dan konasi saling mempengaruhi satu sama lain. Berbeda dengan rerata pada

kelompok eksperimen yang menunjukkan kekonsistenan pada tiap komponen

kognisi, afeksi dan konasi setelah diberi perlakuan. Pada kelompok eksperimen,

rerata pada komponen kognisi mengalami peningkatan dari 10,83 menjadi

13,17. Begitu pula pada pada komponen afeksi mengalami peningkatan dari

31,06 menjadi 38,50 dan pada komponen konasi mengalami peningkatan dari

29,50 menjadi 34,61. Sehingga dapat dimaknai bahwa perlakuan dengan

menggunakan model pembelajaran VCT memberikan dampak terhadap hasil

belajar ranah sikap yang leih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan

pembelajaran mengggunakan model konvensional.

Berdasarkan rerata tiap komponen aspek tersebut dapat diketahui

perbedaan rerata dari kedua sampel dimana rerata skor pada penerapan model

pembelajaran VCT sebesar 86,28, sedangkan rerata skor pada penerapan model

konvensional sebesar 71,39. Hal ini membuktikan bahwa model pembelajaran

VCT memberikan dampak berbeda dan lebih tinggi daripada model

pembelajaran konvensional.

Keefektifan model pembelajaran VCT memberikan kontribusi lebih

tinggi terhadap hasil belajar berupa sikap dibandingkan dengan menggunakan

model pembelajaran konvensional. Hal ini sejalan dengan teori yang

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...4.1.1.2 Tingkat Hasil Belajar PKn Siswa Kelas Tinggi pada kelompok Kontrol Tingkat hasil belajar siswa pada kelompok kontrol dipaparkan melalui

75

dikemukakan oleh Djahriri dalam Taniredja, Faridli, dan Harmianto (2011: 91)

yang berpendapat bahwa pembelajaran dengan model VCT dianggap unggul

untuk pembelajaran afektif karena; pertama, mampu membina dan

menanamkan nilai dan moral pada internal side; kedua, mampu mengklarifikasi

dan mengungkapkan isi pesan materi yang disampaikan; ketiga mampu

mengklarifikasi dan menilai kualitas nilai moral diri siswa dan nilai moral

dalam kehidupan nyata; keempat, mampu mengundang, melibatkan, membina

dan mengembangkan potensi diri siswa terutama potensi afektualnya; kelima,

mampu memberikan pengalaman belajar dalam berbagai kehidupan; keenam,

mampu menangkal, meniadakan mengintervensi dan menyubversi berbagai

nilai moral naif yang ada dalam sistem nilai dan moral yang ada dalam diri

seseorang; ketujuh, menuntun dan memotivasi untuk hidup layak dan bermoral

tinggi.

Temuan keampuhan model pembelajaran VCT dimungkinkan karena

dilaksanakannya sintak/langkah-langkah VCT. Adapun isi sintak tersebut

adalah penyajian stimulus berdilema nilai, kemudian siswa menentukan pilihan

nilai, menguji alasan atas pemilihan tersebut, adu argumentasi yang kemudian

diarahkan pada target nilai dan penyimpulan, selanjutnya adalah tindak lanjut.

Berdasarkan sintaksnya, model pembelajaran VCT mempunyai

kelebihan seperti yang dikemukakan oleh Djahiri dalam Taniredja, Faridli, dan

Harmianto (2011: 91), bahwa dengan model VCT ini nilai dan moral pada

internal side siswa dapat ditanamkan, siswa dapat mengklarifikasi dan

mengungkapkan isi pesan pada materi yang disampaikan, siswa mampu

mengklarifikasi dan menilai kualitas nilai moral diri siswa dan nilai moral

dalam kehidupan nyata, siswa mampu mengundang, melibatkan, membina dan

mengembangkan potensi diri terutama potensi afektualnya. Lebih dari itu,

dihadapkan pada masalah berdilema nilai/moral dan meminta untuk

menentukan pilihan berdasarkan pertimbangan akibat yang akan ditimbulkan

dari pilihan tersebut, siswa dapat mengembangkan kemampuannya dalam

menanggapi masalah, kreatif dalam menyelesaikan masalah, pengendalian diri

dalam penyelesaian konflik dan sensitive dalam menanggapi masalah. Selain

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...4.1.1.2 Tingkat Hasil Belajar PKn Siswa Kelas Tinggi pada kelompok Kontrol Tingkat hasil belajar siswa pada kelompok kontrol dipaparkan melalui

76

itu, dalam VCT juga terdapat sesi diskusi sehingga akan mengembangkan

kemampuan kerja sama siswa.

Keistimewaan model VCT, sesuai pendapat yang diungkapkan Sanjaya

(2006) bahwa VCT dapat membatu siswa dalam mencari dan menentukan suatu

nilai yang dianggap baik dalam menghadapi suatu persoalan melalui proses

menganalisis nilai yang sudah ada daan tertanam dalam diri siswa. Dengan

model pembelajaran VCT ini, siswa tidak serta merta menerima nilai yang

dianggap baik oleh pengajar, melainkan siswa dapat menyelaraskan nilai yang

dia miliki dengan nilai yang akan diterapkan melalui proses klarifikasi nilai

sehingga nilai tersebut akan lebih tertanam dalam diri siswa.

Keberhasilan penerapan model VCT sejalan dengan kerangka pikir yang

telah disusun pada BAB II. Melalui pembelajaran menggunakan model VCT

pada mata pelajaran PKn, siswa dapat menjelasakan pengertian globalisasi,

menyebutkan pengaruh globalisasi pada makanan, minuman dan kebudayaan,

siswa mampu menentukan sikap terhadap globalisasi. Proses pembelajaran

menggunakan model VCT ini terdiri dari 6 langkah.

Langkah pertama yang dilakukan dalam pembelajaran menggunakan

model pembelajaran VCT ini adalah menentukan stimulus dilematik. Langkah

kedua adalah penyajian stimulus yang memuat dilema nilai/moral. Kegiatan

penyajian stimulus dilematik ini mampu memberikan dampak pengiring bagi

siswwa, yaitu siswa menjadi inovatif dalam menanggapi suatu masalah. Pada

tahap penentuan pilihan, siswa dituntut untuk dapat aktif dan bekerja sama

dengan kelompoknya untuk menentukan pilihan nilai. Selain itu, siswa dituntut

untuk kreatif dalam menganalisis masalah berdilema nilai/moral tersebut. Pada

tahap pengujian alasan, siswa dapat melatih pengendalian diri dalam

penyelesaian konflik. Hal ini dikarenakan pada tahap ini siswa diminta untuk

beradu argumentasi dengan siswa atau kemlompok lain, sehingga siswa

diharapkan dapat melatih pengendalian dirinya. Lebih dari itu, siswa dapat

melatih kemampuannya dalam mengutarakan pendapat dan menghargai

pendapat orang lain. Tahap selanjutnya adalah pengarahan dan penyimpulan.

Pada tahap ini guru memantau argumentasi siswa dan mengarahkannnya pada

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...4.1.1.2 Tingkat Hasil Belajar PKn Siswa Kelas Tinggi pada kelompok Kontrol Tingkat hasil belajar siswa pada kelompok kontrol dipaparkan melalui

77

target nilai dan penyimpulan, sehingga siswa dituntut untuk dapat terbuka

dengan hal baru. Langkah terakhir yaitu follow up atau tindak lanjut. Tindak

lanjut ini memungkinkan terbinanya kesinambungan nilai/moral yang diajarkan

dengan realita, sehingga nilai/moral yang didapatkan dalam pembelajaran

sesuai dengan relita kehidupan siswa.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh N. L.

P. Eka Agustini, Ndara Tanggu Renda, dan I Nyoman Murda (2015), bahwa

perbandingan hasil perhitungan rata-rata hasil belajar ranah afektif mata

pelajaran PKn siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model VCT lebih

tinggi dibandingkan dengan pembelajaran dengan model konvensional.

Mendukung penelitian N. L. P. Eka Agustini, Ndara Tanggu Renda, dan I

Nyoman Murda (2015), Kd. Dewi Anggarini, I Nym. Murda, I Wyn. Sudiana

(2013), telah membuktikan bahwa model pembelajaran VCT lebih baik

dibandingkan dengan model konvensional. Begitu pula hasil penelitian yang

dilakukan oleh Si Ayu Sri Wahyuni, Ni Nyn. Ganing, I Md. Suara (2013) yang

menunjukkan bahwa penggunaan model VCT memberikan pengaruh yang

signifikan terhadap hasil belajar ranah afektif siswa.

Dukungan terhadap temuan hasil penelitian ini, tidak hanya N. L. P. Eka

Agustini, Ndara Tanggu Renda, dan I Nyoman Murda (2015); Kd. Dewi

Anggarini, I Nym. Murda, I Wyn. Sudiana (2013); dan Si Ayu Sri Wahyuni, Ni

Nyn. Ganing, I Md. Suara (2013); keampuhan model pembelajaran VCT juga

telah dibuktikan oleh Mursetyadi Yuli Sadono dan Muhsinatun Siasah Masruri

(2014), hasil penelitiannya menunjukkan bahwa model pembelajaran VCT

efektif dalam pembelajaran penanaman nilai. Sejalan dengan Mursetyadi Yuli

Sadono dan Muhsinatun Siasah Masruri (2014), Dewa Ayu, I Made Suara, I

Gede Meter (2014), membuktikan bahwa model pembelajaran VCT

berpengaruh dan signifikan terhadap hasil belajar PKn.

Ganes Gunansyah (2013), juga telah berhasil membuktikan bahwa

pembelajaran VCT berpengaruh secara signifikan terhadap nilai siswa. Begitu

pula dengan Dyah Kartika Ekasari (2013) yang telah membuktikan bahwa

penerapan model VCT berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Putra Wahyu

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...4.1.1.2 Tingkat Hasil Belajar PKn Siswa Kelas Tinggi pada kelompok Kontrol Tingkat hasil belajar siswa pada kelompok kontrol dipaparkan melalui

78

Perdana (2012) juga mengungkapkan bahwa model pembelajaran VCT dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. Begitu pula dengan Ni Ketut Angriyani

(2013), simpulan hasil penelitiannya adalah model pembelajaran VCT dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.

4.3 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini diantaranya adalah pengambilan

sampel pada penelitian ini tidak dilakukan secara random, namun peneliti

menentukan kelas 4 SDN Gendongan 01 sebagai sampel penelitian karena

peneliti sebagai guru praktek di kelas itu. Jumlah sampel dalam penelitian ini

kurang besar. Daerah generalisasi sangat terbatas, yaitu pada siswa kelas tinggi

dalam lingkup satu SD. Hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan dan

waktu pelaksanaan yang bersamaan dengan kegiatan magang yang

dilaksanakan peneliti. Selain itu, treatment yang dilakukan hanya dilaksanakan

satu putaran, idelnya perlakuan dilaksanakan beruang-ulang.