bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1.hasil ...€¦ · 4.1.1.2 struktur organisasi koperasi...

30
BAB IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan 4.1.Hasil Penelitian 4.1.1 Profil KSP Artha Prima 4.1.1.1 Sejarah Koperasi Artha Prima Sejarah Perkembangan Koperasi Artha Prima adalah KSP Artha Prima didirikan pada tanggal 10 Juli 2007, dengan Badan Hukum Nomor 212/BH/KDK. 11.1 /V/ 2000. Kegiatan Koperasi Artha Prima mentitik beratkan pada perdagangan, kapling dan penyaluran kredit yang pelayanannya hampir meliputi seluruh Kabupaten Semarang. Pada awal tahun 2003 untuk mendekatkan pelayanan ke anggotaan, KSP Artha Prima mengembangkan usahanya keluar kabupaten maka dilakukan perubahan Anggaran Dasar pada tanggal 23 maret 2004 nomor 07/BH/PAD/KDK. 11 /III/ 2004 . Pengembangan usaha tersebut meliputi Kodya Wonosobo, Kabupaten Boyolali, Kodya Salatiga, Kota Semarang, Kabupaten Temanggung, Ungaran dan Kabupaten Klaten guna lebih mendekatkan pelayanannya ke anggota diluar Provinsi Jawa Tengah dan berdasarkan keputusan Menteri Negara Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia tanggal 19 April 2005 nomor 62/PAD/MENEG. 1 /IV/ 2005 tentang Perubahan Anggaran Dasar KSP Artha Prima telah dapat beroperasi di seluruh Wilayah Republik Indonesia atau Primer Nasional. KSP Artha Prima adalah salah satu koperasi di Indonesia yang dibentuk dengan tujuan menjadikan KSP sebagai soko guru perekonomian Indonesia, menjadikan lembaga yang mandiri, tangguh, profesional dan berbasis anggota yang berkualitas, mensejahterakan anggota dan masyarakat. KSP Artha Prima memiliki 40 cabang di kota Salatiga dengan total anggota 4600 orang (lancar) dan kurang lebih 1000 orang (tidak lancar). Dalam hal ini sama seperti yang tertuang dalam pasal 4 UU Tahun 1992 tentang perkoperasian, yaitu

Upload: others

Post on 02-Dec-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan 4.1.Hasil ...€¦ · 4.1.1.2 Struktur Organisasi Koperasi Simpan Pinjam Artha Prima . Organisasi adalah alat atau wadah kerjasama untuk mencapai

BAB IV

Hasil Penelitian Dan Pembahasan

4.1.Hasil Penelitian

4.1.1 Profil KSP Artha Prima

4.1.1.1 Sejarah Koperasi Artha Prima

Sejarah Perkembangan Koperasi Artha Prima adalah KSP Artha Prima didirikan pada

tanggal 10 Juli 2007, dengan Badan Hukum Nomor 212/BH/KDK.11.1/V/2000. Kegiatan

Koperasi Artha Prima mentitik beratkan pada perdagangan, kapling dan penyaluran kredit

yang pelayanannya hampir meliputi seluruh Kabupaten Semarang. Pada awal tahun 2003

untuk mendekatkan pelayanan ke anggotaan, KSP Artha Prima mengembangkan usahanya

keluar kabupaten maka dilakukan perubahan Anggaran Dasar pada tanggal 23 maret 2004

nomor 07/BH/PAD/KDK.11/III/2004. Pengembangan usaha tersebut meliputi Kodya

Wonosobo, Kabupaten Boyolali, Kodya Salatiga, Kota Semarang, Kabupaten Temanggung,

Ungaran dan Kabupaten Klaten guna lebih mendekatkan pelayanannya ke anggota diluar

Provinsi Jawa Tengah dan berdasarkan keputusan Menteri Negara Koperasi Usaha Kecil dan

Menengah Republik Indonesia tanggal 19 April 2005 nomor 62/PAD/MENEG.1/IV/2005

tentang Perubahan Anggaran Dasar KSP Artha Prima telah dapat beroperasi di seluruh

Wilayah Republik Indonesia atau Primer Nasional.

KSP Artha Prima adalah salah satu koperasi di Indonesia yang dibentuk dengan

tujuan menjadikan KSP sebagai soko guru perekonomian Indonesia, menjadikan lembaga

yang mandiri, tangguh, profesional dan berbasis anggota yang berkualitas, mensejahterakan

anggota dan masyarakat. KSP Artha Prima memiliki 40 cabang di kota Salatiga dengan total

anggota 4600 orang (lancar) dan kurang lebih 1000 orang (tidak lancar). Dalam hal ini sama

seperti yang tertuang dalam pasal 4 UU Tahun 1992 tentang perkoperasian, yaitu

Page 2: BAB IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan 4.1.Hasil ...€¦ · 4.1.1.2 Struktur Organisasi Koperasi Simpan Pinjam Artha Prima . Organisasi adalah alat atau wadah kerjasama untuk mencapai

mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota, berperan serta secara aktif

dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan masyarakat, memperkokoh perekonomiaan

nasional yang berdasarkan asas kekeluargaan. KSP Artha Prima yang menjadi objek

penelitian penulis yaitu di daerah Kota Salatiga yang merupakan cabang dari KSP Artha

Prima Ambarawa. Dan juga KSP Artha Prima cabang kota Salatiga berlokasi di jln.Imam

bonjol 106, Salatiga.(http://ksparthaprima.co.id/)

4.1.1.2 Struktur Organisasi Koperasi Simpan Pinjam Artha Prima

Organisasi adalah alat atau wadah kerjasama untuk mencapai tujuan yang

berhubungan dengan penentuan tugas, wewenang dan tanggung jawab, yang slalu ada pada

setiap perusahaan, baik badan usaha yang bertujuan mencari laba atau yang non laba yang

bertujuan sosial. Agar organisasi Koperasi Simpan Pinjam “Artha Prima” dapat berjalan

dengan baik. Perlu penyusunan dalam struktur organisasi sehingga antara bagian satu dengan

bagian lain dapat melaksanakan tugasnya masing – masing. Strukur organisasi Koperasi

Simpan Pinjam “Artha Prima” adalah sebagai berikut:

RAPAT

ANGGOTA PENGAWAS

Syaiful

KETUA

Bapak Zubaedi

PENGURUS

SEKRETARIS

Ibu Siti Rahmawati

BENDAHARA

Bapak Asrul

Page 3: BAB IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan 4.1.Hasil ...€¦ · 4.1.1.2 Struktur Organisasi Koperasi Simpan Pinjam Artha Prima . Organisasi adalah alat atau wadah kerjasama untuk mencapai

1. Rapat Anggota

Merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi. Mengingat anggota adalah

pemilik sekaligus pengguna jasa yang sangat berkepentingan sejauh ini keputusan rapat

diambil berdasarkan musyawarah mufakat. Masing-masing anggota mempunyai hak suara

yang sama dan anggota berhak meminta keterangan dan pertanggunjawaban mengenai

pengelolaan koperasi.

2. Pengawas

Pengawas koperasi adalah anggota koperasi yang diberi kepercayaan oleh seluruh anggota

untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan dan kebijaksanaan dan pengelolaan

koperasi. Pengawas koperasi juga bertugas membuat laporan tertulis tentang hasil

penelitian, pembinaan dan pengawasan kegiatan organisasi dan usaha koperasi kepada

pengurus. Koperasi simpan pinjam “Artha Prima” kota Salatiga memiliki satuorang

pengawas yaitu Syaiful.

3. Pengurus

Merupakan pemegang kuasa rapat anggota dengan jabatan paling lama lima tahun yang

dipilih dan diangkat dari anggota koperasi oleh rapat anggota yang bertanggungjawab

mengenai segala kegiatan pengelolaan koperasi. Pembagian tugas pengurus KSP Artha

Prima adalah sebagai berikut:

a. Ketua

Ketua KSP Artha Prima dijabat oleh Bapak Zubaedi yang mempunyai tugas sebagai

berikut :

Manager Pusat

Muhamad Ashuri

Page 4: BAB IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan 4.1.Hasil ...€¦ · 4.1.1.2 Struktur Organisasi Koperasi Simpan Pinjam Artha Prima . Organisasi adalah alat atau wadah kerjasama untuk mencapai

1. Memimpin dalam pengelolaan koperasi dan usahanya.

2. Mengajukan rancangan rencana kerja, rancangan anggaran pendapatan dan belanja

koperasi.

b. Sekretaris

Sekretaris KSP Artha Prima dijabat oleh Ibu Siti Rahmawati yang mempunyai tugas

dan tanggungjawab sebagai berikut:

1. Menyelenggarakan dan memelihara buku-buku anggota dan pengurus.

2. Mengkoordinasi kegiatan harian, organisasi dan usaha.

c. Bendahara

Bendahara KSP Artha Prima dijabat oleh Bapak Asrul dengan tugas dan

tanggungjawab sebagai berikut:

1. Mengajukan laporan keuangan.

2. Mengkoordinasi kegiatan dibidang keuangan.

3. Bertanggungjawab atas semua transaksi yang telah dilakukan.

d. Manajer Pusat

Bertanggungjawab kapada pengurus untuk mengelola KSP.

4.1.1.3 Bidang Usaha Koperasi Simpan Pinjam “Artha Prima”

Dalam rangka mencapai tujuannya yaitu meningkatkan kesejateraan anggota pada

khususnya dan masyarakat pada umumnya, koperasi menjalankan berbagai kegiatan usaha.

Bidang usaha yang dilakukan KSP Artha Prima kota Salatiga adalah:

1. Pengkreditan Uang

Page 5: BAB IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan 4.1.Hasil ...€¦ · 4.1.1.2 Struktur Organisasi Koperasi Simpan Pinjam Artha Prima . Organisasi adalah alat atau wadah kerjasama untuk mencapai

Merupakan usaha jasa dengan memberikan kredit uang dengan bunga yang rendah

untuk membantu kesejahteraan anggota dan masyarakat. Ada dua jenis kredit yang

diberikan kepada debitur KSP Artha Prima yaitu :

- Kredit modal usaha yaitu kredit yang digunakan sebagai modal usaha

untuk sarana pengembangan usaha yang dikelola oleh nasabah.

- Kredit konsumtif yaitu kredit yang digunakan sebagai sarana

pembelian barang kebutuhan sekunder atau biaya-biaya yang

konsumtif.

2. Simpanan atau Tabungan

Merupakan jasa yang melayani anggota yang ingin menyimpan uangnya dikoperasi

dengan memberikan bunga atau simpanan tersebut. Simpangan atau tabungan ini

dapat sewaktu-waktu disetor atau ditarik yang akan di catat dengan teliti dalam buku

simpanan atau nama si penampung.

4.1.2 Prosedur Pemberian Kredit Koperasi Simpan Pinjam “Artha Prima”.

Prosedur merupakan kejelasan tentang sosialisasi kredit dari petugas administrasi

kepada calon debitur. Calon debitur mengajukan dana kredit kepada pegawai bagian

administrasi dengan berbagai macam persyaratan yang sudah ditentukan yang selanjutnya

akan diproses dan dianalisis untuk menentukan layak tidaknya calon debitur untuk

mendapatkan kredit.

Prosedur yang harus dilengkapi nasabah dalam pemberian kredit sebagai berikut

1. Pengajuan berkas-berkas.

Dalam hal ini nasabah mengajukan berkas permohonan kredit dengan dilengkapi:

a. Maksud dan tujuan kredit

b. Besarnya kredit dan jangka waktu

Page 6: BAB IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan 4.1.Hasil ...€¦ · 4.1.1.2 Struktur Organisasi Koperasi Simpan Pinjam Artha Prima . Organisasi adalah alat atau wadah kerjasama untuk mencapai

c. Sistem pengembalian kredit

d. Jaminan kredit

e. Syarat pendukung (KTP, KK, Surat Nikah, BPKB roda dua atau roda empat, SHM

atau Sertifikat, STNK yang masih berlaku, rekening listrik atau telepon, slip gaji).

2. Penyelidikan berkas pinjaman.

Dalam rangka mengetahui apakah berkas yang diajukan sudah lengkap sesuai dengan

persyaratan sudah benar, termasuk menyelidiki keabsahan berkas. Jika menurut pihak

koperasi belum lengkap atau belum cukup, makan diminta nasabah untuk segera

melengkapi dan apabila sampai waktu tertentu nasabah tidak sanggup maka

pemohonan kredit akan dibatalkan.

3. Wawancara I.

Melakukan penyelidikan terhadap nasabah dengan langsung berhadapan untuk

mengetahui keinginan dan kebutuhan nasabah yang sebenarnya serta meyakinkan

pihak koperasi apakah berkas-berkas yang diajukan sesuai dan lengkap.

4. Survey ke lapangan.

Kegiatan pemerikasaan kelengkapan secara langsung dengan cara turun ke lapangan

dengan meninjau berbagai obyek yang akan dijadikan jaminan yang kemudian

dicocokkan dengan hasil wawancara I. Agar apa yang kita lihat dilapangan sesuai

dengan kondisi yang sebenarnya, hendaknya saat akan melakukan survey tidak

diberitahukan kepada nasabah.

5. Wawancara II.

Kegiatan perbaikan berkas-berkas jika kemungkinan ada kekurangan setelah

dilakukannya survey lapangan. Catatan pemohonan dan catatan pada saat wawncara I

Page 7: BAB IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan 4.1.Hasil ...€¦ · 4.1.1.2 Struktur Organisasi Koperasi Simpan Pinjam Artha Prima . Organisasi adalah alat atau wadah kerjasama untuk mencapai

akan dicocokkan dengan catatan saat survey lapangan apakah ada kesesuaian dan

mengandung kebenaran.

6. Keputusan kredit.

Menentukan apakah kredit akan diberikan atau ditolak, jika diterima maka akan

disiapkan administrasinya. Keputusan kredit mencakup :

- Jumlah uang yang diterima

- Jangka waktu kredit

- Biaya-biaya yang harus dibayar (ongkos, materai)

- Waktu pencarian kredit

7. Penandatangan akad kredit.

Kegiatan lanjutan dari diputuskannya kredit, sebelum dicairkan terlebih dahulu calon

nasabah menandatangani akad kredit untuk mengikat jaminan dengan surat perjanjian

atau surat pernyataan yang dianggap perlu. Penandatangan dapat dilakukan dengan

dua cara, yaitu :

- Dilakukan secara langsung dengan pihak koperasi dengan debitur.

- Penandatangan antara pihak koperasi dengan debitur disertai tanda tangan

notaris sebagai saksi (dikhususkan untuk jaminan tidak bergerak berupa tanah

atau bangunan).

8. Realisasi kredit.

Realisasi kredit diberikan setelah penandatangan akad kredit yang dilakukan

berdasarkan analisa kelayakan pemberian kredit dengan memperkirakan kemampuan

debitur dalam membayar kewajiban. Sehingga dapat menentukan tingkat kepercayaan

kepada debitur dan dapat menghindari kemungkinan terjadinya kerugian dimasa yang

akan datang akibat adanya kredit macet.

Page 8: BAB IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan 4.1.Hasil ...€¦ · 4.1.1.2 Struktur Organisasi Koperasi Simpan Pinjam Artha Prima . Organisasi adalah alat atau wadah kerjasama untuk mencapai

9. Penyaluran dana.

Merupakan kegiatan pencarian atau pengambilan dana dari rekening atau

pengambilan secara langsung sebagai realisasi dari pemberian kredit sesuai ketentuan

dan tujuan kredit.Kredit yang diberikan oleh pihak KSP Artha Prima pengertiannya

sudah sesuai dengan pendapat kasmir dalam bukunya Manajemen Perbankkan yang

mengandung unsur-unsur: kepercayaan, kesepakatan, jangka waktu. Resiko dan

bunga.

4.1.3. Metode yang dilakukan Koperasi Simpan Pinjam “Artha Prima”

1. Memberikan informasi pengajuan kredit.

a. Analisis kredit menjelaskan secara jelas dan terinci kepada calon debitur

mengenai informasi kredit berupa persyaratan serta ketentuan kredit, meliputi :

tidak menjadi anggota koperasi lain dan dapat sedang menerima kredit

konsumtif.

b. Pihak analis kredit memberikan informasi yang jelas sehingga calon debitur bisa

mengumpulkan berkas-berkas yang dibutuhkan untuk mengetahui persyaratan

kredit.

c. Mengetahui calon debitur merupakan WNI dan mempunyai hubungan keluarga,

identitas calon debitur yang berupa KTP, KK atau Surat Nikah sangat

diperlukan.

Kejelasan informasi yang diberikan oleh analis kredit sangat berpengaruh

terhadap kesalahan dalam prosedur syarat kredit berikutnya. Semakin jelas informasi

yang diberikan, semakin memperkecil kesalahan dalam prosedur kredit berikutnya.

2. Penggolongan Pinjaman.

Page 9: BAB IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan 4.1.Hasil ...€¦ · 4.1.1.2 Struktur Organisasi Koperasi Simpan Pinjam Artha Prima . Organisasi adalah alat atau wadah kerjasama untuk mencapai

Setelah pihak administrasi mengetahui besar pinjaman yang diajukan

calon debitur, pihak administrasi kemudian mengelompokkan kedalam pinjama

angsuran atau berjangka agar pihak koperasi mengetahui tindakan apa yang akan

dilakukan jika terjadi penunggakan angsuran.

3. Kesesuaian persyaratan kelengkapan kredit.

Analisis kredit melakukan kunjungan ke lapangan untuk mengetahui

bagaimana keadaan calon debitur dan identitasnya apakah sesuai dengan KTP,

KK atau Surat Nikah yang diajukan sebagai persyaratan kredit. Setelah

pengecekan dilakukan sama atau falid dan telah dinyatakan layak, maka proses

kredit selanjutnya dapat dilaksanakan.

4. Pengendalian kredit dengan 5C.

Setelah persyaratan yang ditentukan oleh koperasi dipenuhi dan sesuai

keadaan dilapangan. Setiap koperasi menerapkan asas 5C dalam pemberikan

kredit agar mengurangi risiko dan meminimalkan kredit macet. Semakin pihak

koperasi ketat dalam menerapkan azas 5C maka akan kecil pula risiko kredit yang

bisa menimbulkan kredit macet, karena pihak koperasi benar-benar

memperhatikan kelayakan calon debitur dalam penerimaan kredit.

Penilaian pemberian kredit dengan azas 5C adalah sebagai berikut:

a. Character (Kepribadian/watak).

Page 10: BAB IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan 4.1.Hasil ...€¦ · 4.1.1.2 Struktur Organisasi Koperasi Simpan Pinjam Artha Prima . Organisasi adalah alat atau wadah kerjasama untuk mencapai

Penilaian kepribadian/watak calon nasabah dilakukan oleh pihak KSP

Artha Prima, sebelum pemberian kredit kepada calon nasabah dibutuhkan suatu

informasi-informasi yang berkaitan dengan calon nasabah untuk memenuhi

kewajiban yang ada dalam aturan yang sudah di sepakati oleh pihak KSP Artha

Prima dengan calon nasabahnya. Penilaian yang dilakukan oleh pihak KSP Artha

Prima antara lain meliputi: perilaku, tanggung jawab, kedisiplinan diri, moral,

maupun sifat-sifat pribadinya. Cara yang dapat dilakukan oleh pihak KSP Artha

Prima untuk melakukan penilaian watak tersebut adalah dengan meneliti riwayat

calon debitur, reputasi calon debitur dilingkungan bisnis/usahanya dan riwayat

hubungan. Dengan demikian tidak akan terjadi kegagalan dalam pemberian kredit

yang disebabkan karena kesalahan dalam melakukan penilaian terhadap watak

calon nasabah.

b. Capasity (Kemampuan atau kesanggupan).

KSP Artha Prima melakukan analisis kemampuan kepada calon nasabah.

Analisis kemampuan tersebut diuraikan ke dalam kemampuan finansial dan

manajerial. Kedua kemampuan tersebut saling berkaitan dan mendukung

performance calon nasabah, karena kemampuan finansial merupakan hasil kerja

kemampuan manajerial calon nasabah. Kemampuan finansial dimaksudkan

sebagai suatu penilaian kepada nasabah mengenai kemampuan untuk membayar

kewajiban-kewajibannya secara tepat waktu dari kegiatan usaha yang

dijalankannya. Hal ini dilakukan guna memperlancar jalannya proses pemberian

kredit kepada calon nasabah.

c. Capital (Modal atau kekayaan).

KSP Artha Prima melakukan analisis modal untuk menilai kemampuan

pendanaan atau modal sendiri dari calon nasabah. Tujuan dilakukannya analisis

Page 11: BAB IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan 4.1.Hasil ...€¦ · 4.1.1.2 Struktur Organisasi Koperasi Simpan Pinjam Artha Prima . Organisasi adalah alat atau wadah kerjasama untuk mencapai

modal untuk mengetahui kemampuan sendiri debitur dalam memikul beban

pembiayaan yang dibutuhkan dan kemampuan dalam menanggung beban risiko

(risk sharing) yang mungkin dialami oleh calon nasabah. Modal sendiri ini tidak

harus dalam bentuk uang tunai tetapi dapat berupa barang-barang seperti tanah,

bangunan, rumah serta fasilitas-fasilitas yang digunakan oleh calon nasabah.

Seperti perhiasan, mobil atau motor.

d. Collateral (Jaminan).

KSP Artha Prima melakukan analisis jaminan kepada calon nasabah.

Analisis jaminan dalam hal ini merupakan penilaian barang-barang jaminan yang

diserahkan oleh calon nasabah sebagai jaminan atas fasilitas kredit yang

diterimanya.

Jaminan yang dimaksud terbagi menjadi dua bagian yaitu:

1. Jaminan benda berwujud seperti kendaraan bermotor atau emas.

2. Jaminan benda tidak berwujud yaitu surat-surat yang dijadikan jaminan

seperti sertifikat rumah, tanah, STNK dan BPKB.

e. Condition of Economy.

Analisis kondisi yang dimaksud disini adalah kondisi diluar kontrol atau

faktor-faktor yang berada di luar kemampuan KSP untuk mengatasi atau

mempengaruhinya (kondisi / faktor ekstern). Hal ini dilakukan agar dapat

melakukan penilaian terhadap kondisi dan prospek usaha, maka pihak KSP Artha

Prima perlu mempelajari dan mengikuti perkembangan masalah-masalah

ekonomi, politik, budaya, kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah setempat,

peraturan-peraturan moneter, perpajakan, anggaran belanja dan pendapatan

Page 12: BAB IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan 4.1.Hasil ...€¦ · 4.1.1.2 Struktur Organisasi Koperasi Simpan Pinjam Artha Prima . Organisasi adalah alat atau wadah kerjasama untuk mencapai

negara. Dengan demikian pihak KSP dapat memperkirakan apa yang akan terjadi

dimasa depan (melancarkan usaha calon nasabah).

Walaupun di KSP Artha Prima menggunakan beberapa faktor dari 5C

yang dijadikan dasar dalam penilaian-penilaian pemberian kredit, pada

kenyatannya masih ada debitur yang tidak lancar atau macet dalam membayar

kewajibannya. Faktor condition of economy sangat jarang dilakukan pihak

koperasi, karena pihak koperasi sudah memberikan kepercayaan bahwa masa

depan debitur bisa melunasi kewajibannya. Kecuali untuk debitur yang

mengajukan kredit usaha, pihak koperasi harus tetap menggunakan faktor

codition of economy untuk mengetahui prospek atau tidaknya usaha yang hendak

dilakukan.

5. Pengendalian Kredit dengan 7P

Penilaian pemberian kredit dengan metode analisis dengan 7P menurut

Kasmir ( 2001:106 ) adalah :

1. Personality

Analisis Personality hampir sama dengan character dalam 5c atau dapat

dikatakan sebagai ukuran untuk menilai “kemauan” melakukan

kewajibannya untuk melunasi kredit yang diajukan. Nasabah dengan

kepribadian baik tentunya akan berusaha untuk membayar kredit yang

telah diajukan dengan berbagai cara. Pihak KSP mencari data tentang

kepribadian calon nasabah seperti riwayat hidupnya, hobi, keadaan

keluarga, lingkungan sosial, serta hal-hal yang erat hubungannya

dengan kepribadian nasabah.

2. Party

Analisis dalam hal ini dilakukan dengan cara mengklasifikasikan

pnasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan-golongan tertentu

berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya. Sehingga nasabah dapat

digolongkan ke golongan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas kredit

Page 13: BAB IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan 4.1.Hasil ...€¦ · 4.1.1.2 Struktur Organisasi Koperasi Simpan Pinjam Artha Prima . Organisasi adalah alat atau wadah kerjasama untuk mencapai

yang berbeda dengan kredit untuk nasabah yang lebih kuat modalnya,

baik dari segi jumlah, bunga dan persyaratan lainnya.

3. Perpose

Analisis perpose dilakukan untuk mengetahui tujuan calon nasabah

dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah.

Tujuan pengambilan kredit bermacam-macam, ada yang bertujuan untuk

konsumtif atau untuk tujuan produktif atau bahkan untuk tujuan

perdagangan (usaha).

4. Prospect

Analisis prospek dilakukan untuk menilai usaha calon nasabah dimasa

yang akan datang menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain

mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini sangat penting, mengingat

jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan

hanya koperasi yang akan menanggung kerugian tetapi juga nasabah.

5. Payment

Analisis payment merupakan ukuran bagaimana cara nasabah

mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja

dana untuk pengembalian kredit yang diperoleh oleh calon nasabah.

Semakin banyak sumber penghasilan nasabah maka akan semakin baik.

Sehingga jika salah satu usahanya merugi atau bangkrut akan ditutupi

oleh sektor lainnya.

6. Profitability

Analisis profitability dilakukan untuk menganalisis bagaimana

kemampuan calon peminjam dalam mencari laba. Analisis ini diukur

dari periode ke periode apakah akan tetap sama atau semakin meningkat,

apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya dari KSP.

7. Protection

Analisis protection bertujuan untuk mengetahui bagaimana menjaga

kredit yang diberikan oleh KSP tersebut, agar usaha dan jaminan

Page 14: BAB IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan 4.1.Hasil ...€¦ · 4.1.1.2 Struktur Organisasi Koperasi Simpan Pinjam Artha Prima . Organisasi adalah alat atau wadah kerjasama untuk mencapai

mendapat perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau

orang atau jaminan asuransi.

6. Pengendalian kredit dengan 3R

Penilaian pemberian kredit dengan metode analisis dengan 3R adalah :

1. Return (hasil yang dicapai)

Analisis return dilakukan oleh pihak KSP guna penilaian atas hasil

pencapaian yang akan dicapai oleh calon nasabah setelah dibantu dengan

kredit oleh pihak KSP. Apabila hasil yang diperoleh cukup untuk

membayar pinjamannya dan sekaligus membantu perkembangan usaha

calon nasabah yang bersangkutan maka kredit diberikan dan begitu pula

sebaliknya.berdasarkan hal tersebut maka dapat dikatakan sebagai

keuntungan yang akan diperoleh KSP apabila memberikan kredit kepada

pemohon.

2. Repayment (pembayaran kembali)

Analisis repayment dilakukan oleh pihak KSP dengan beberapa penilaian

tertentu. Yaitu dalam hal ini KSP harus menilai berapa lama nasabah dapat

membayar kembali pinjamannya sesuai dengan kemampuan membayar

kembali (repayment capacity), dan apakah kredit harus

diangsur/dicicil/atau dilunasi sekaligus diakhir periode. Hal ini dilakukan

untuk mendukung pendapat Hasibuan (2005) repayment adalah

memperhitungkan kemampuan, jadwal, dan jangka waktu

pembayarankredit oleh calon debitur, tetapi perusahaannya tetap berjalan.

3. Risk bearing ability (kemampuan untuk menanggung resiko)

Analisis risk bearing ability dilakukan untuk memperhitungkan besarnya

kemampuan nasabah untuk menghadapi risiko, baik risiko yang besar

ataupun kecil. KSP melihat atau menganalisis kemampuan nasabah

menghadapi risiko ditentukan oleh besarnya modal dan strukurnya, jenis

usaha yang dijalakan ataupun pekerjaan nasabah. Berdasarkan hal tersebut

KSP harus mengetahui dan menilai sampai sejauh mana nasabah mampu

menanggung resiko kegagalan apabila terjadi sesuatu yang tidak

Page 15: BAB IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan 4.1.Hasil ...€¦ · 4.1.1.2 Struktur Organisasi Koperasi Simpan Pinjam Artha Prima . Organisasi adalah alat atau wadah kerjasama untuk mencapai

diinginkan. Jika risk bearing ability nasabah besar maka pihak KSP tidak

akan memberikan kredit dan juga sebaliknya.

7. Memonitoring terhadap penggunaan kredit.

Pihak koperasi hanya melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap

jalannya kredit untuk mengamankan kekayaan yang digunakan debitur sebagai

anggunan atau jaminan. Terdapat dua jenis pengawasan yang dilakukan pihak

koperasi yaitu pengawasan kredit yang dilakukan sebelum pencairan kredit

(survey ke lapangan, wawancara) dan pengawasan yang dilakukan setelah

pencairan dan saat penggunaan kredit.

8. Pengendalian agunan.

Setiap calon debitur harus memberikan agunan atau jaminan yang bernilai

ekonomis kepada pihak koperasi kepada awal pemberian kredit. Pihak KSP Artha

Prima hanya mau menerima agunan atau jaminan berbentuk sebagai berikut:

a. Jaminan benda berwujud seperti kendaraan bermotor atau emas

b. Jaminan benda tidak berwujud yaitu surat-surat yang dijadikan jaminan

seperti sertifikat tanah, sertifikat rumah dan BPKB

Jaminan yang diberikan kepada puhak KSP Artha Prima sudah sesuai

dengan pendapatan Kasmir dalam bukunya Bank dan Lembaga Keuangan

lainnya. Walaupun ada beberapa jenis jaminan yang tidak digunakan.

9. Mengidentifikasi terjadinya kredit macet.

Pihak KSP Artha Prima lebih awal melakukan identifikasi dalam

pengelolaan kredit yang bermasalah untuk mencegah timbulnya kredit yang

Page 16: BAB IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan 4.1.Hasil ...€¦ · 4.1.1.2 Struktur Organisasi Koperasi Simpan Pinjam Artha Prima . Organisasi adalah alat atau wadah kerjasama untuk mencapai

bermasalah dikemudian hari. Setelah realisasi kredit, pihak debitur harus

mengembalikan pinjaman sesuai dengan kesepakatan namun tidak selamanya,

kredit yang diberikan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Banyak hal yang

terjadi diluar kehendak, kelalaian pihak koperasi dalam hal pengawasan dan

prosedur maupun kelalaian pihak debitur. Kelancaran pembayaran pokok kredit

atau bunga kredit dapat terjadi karena:

a. Dari pihak nasabah

- adanya ketidakjujuran saat di survey

- keinginan untuk segera mendapat pinjaman

- kemampuan yang kurang dalam membayar

- meremehkan jadwal angsuran

- adanya unsur ketidaksengajaan (musibah)

- memindahtangankan jaminan (digadaikan)

b. Dari pihak koperasi

- Hasil-hasil survey ada yang diabaikan

- Ada unsur suap agar dipermudah proses pemberian kredit

- Target (tekanan dari perusahaan, mengejar bonus)

10. Meminimalkan resiko kredit macet.

Menentukan langkah yang tepat dalam menyelesaikan masalah kredit apa

yang akan diselesaikan secara baik-baik apabila kondisi debitur masih bisa

diperbaiki atau dengan pemutusan hubungan apabila kondisi debitur tidak bisa

diharapkan lagi. Jika kondisi debitur masih bisa diperbaiki pihak koperasi akan

melakukan analisis atau evaluasi bila terjadi kredit macet dengan cara:

a. Dilakukan pembicaraan dikantor sehingga ada etikat baik dari pihak debitur

untuk memenuhi kewajibannya berupa pinjaman pokok serta bunga.

Page 17: BAB IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan 4.1.Hasil ...€¦ · 4.1.1.2 Struktur Organisasi Koperasi Simpan Pinjam Artha Prima . Organisasi adalah alat atau wadah kerjasama untuk mencapai

b. Apabila debitur merasa keberatan dengan perjanjian awal maka dilakukan

rescheduling dengan memperpanjang waktu angsuran sesuai kemampuan

debitur.

11. Penggolongan kredit bermasalah.

Sebelum koperasi melakukan tindakan untuk mengelola kemungkinan

resiko yang akan dihadapi, akan dilakukan terlebih dahulu penggolongan kredit

yang bermasalah yaitu sebagai berikut:

a. Kredit cukup lancar, kredit dikatakan cukup lancar apabila terjadi tunggakan

pembayaran pokok atau bunga melampaui 30hari akan dilayangkan surat

peringatan I.

b. Kredit kurang lancar, kredit dikatakan kurang lancar apabila terjadi tunggakan

pembayaran pokok atau bunga yang melampaui 60hari akan dilayangkan

surat peringatan II.

c. Kredit dalam perhatian khusus, kredit dikatakn dalam perhatian khusus

apabila tunggakan pembayaran pokok atau bunga melampaui 120hari akan

dilayangkan surat peringatan III dan ditambah surat panggilan jika tidak ada

tanggapan sampai 5hari setelah tanggal jatuh tempo surat peringatan III.

d. Kredit macet, dikatakan kredit macet apabila tidak terjadi pembayaran pokok

atau bunga sama sekali dan setelah 5hari tanggal jatuh tempo surat panggilan

tidak ada tanggapan akan dilayangkan surat penarikan jaminan.

Page 18: BAB IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan 4.1.Hasil ...€¦ · 4.1.1.2 Struktur Organisasi Koperasi Simpan Pinjam Artha Prima . Organisasi adalah alat atau wadah kerjasama untuk mencapai

Adanya penggolongan kredit bermasalah tersebut, pihak koperasi akan

semakin mudah dalam menentukan langkah selanjutnya yang tepat untuk lebih

mengelola kredit bermasalah yang terjadi.

12. Tindakan lanjut atau penyelesaian kredit.

a. Adanya APHT (akte pemberian hak tanggungan)

b. Apabila setelah debitur diberikan surat peringatan I-III, surat panggilan

sampai surat penarikan jaminan tidak mendapat respon atau tidak ada

angsuran masuk, maka pihak koperasi akan melakukan penyitaan anggunan

atau jaminan yang diberikan. Penyitaan dilakukan dengan negoisasi antara

pihak koperasi dengan debitur yang memunculkan kesepakatan anggunan atau

jaminan dijual dengan harga pasar yang hasil penjualannya digunakan untuk

menutup pokok pinjaman ditambah bunga ditambah denda dan jika masih ada

sisa akan dikembalikan kepada debitur.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

4.2.1 Pembahasan Prosedur

Keberadaan koperasi yang merupakan bagian dari tata perekonomian nasional, maka

peran Koperasi sangatlah penting dalam upaya menumbuhkan dan mengembangkan potensi

ekonomi. Dengan demikian sudah sewajarnya bahwa Koperasi diberikan kesempatan yang

menyangkut kepentingan kehidupan ekonomi rakyat. KSP Artha Prima sebagai salah satu

Koperasi yang ada di kota Salatiga yang kegiatannya memberikan kredit. Sembilan prosedur

yang diberikan oleh pihak KSP Artha Prima sebagai syarat pengajuan kredit yaitu: Pengajuan

berkas-berkas, Penyelidikan berkas, Wawancara I, Survey lapangan, Wawancara II,

Keputusan kredit, Penandatanganan akad kredit, atau perjanjian lainnya, Realisasi kredit dan

Penyaluran atau penarikan dan sudah sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Kasmir.

Page 19: BAB IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan 4.1.Hasil ...€¦ · 4.1.1.2 Struktur Organisasi Koperasi Simpan Pinjam Artha Prima . Organisasi adalah alat atau wadah kerjasama untuk mencapai

Prosedur pemberian kredit secara umum dapat dibedakan antara pinjaman perseorangan

dengan pinjaman oleh suatu badan hukum, kemudian dapat pula ditinjau dari segi tujuannya

apakah untuk konsumtif atau produktif.

Akan tetapi pada kenyataannya seringkali masih terjadi kebocoran mengenai akan

dilakukannya survey sehingga pihak debitur memberikan informasi tentang kondisi lapangan

yang tidak sebenarnya. Kebocoran ini bisa terjadi karena disengaja. Pihak analisis kredit

berbuat seperti itu karena disebabkan adanya tekanan dari koperasi (target atau mengejar

bonus), dan dari pihak calon debitur disebabkan karena keinginan segera mendapatkan

pinjaman.

Pihak koperasi dalam menangani prosedur pinjaman calon nasabah sudah baik,

dengan cara melakukan pendekatan kepada calon debitur terutama dalam hal wawancara I

dan wawancara II. Agar tidak terjadi kredit macet di kemudian hari yang disebabkan kurang

telitinya dalam memproses atau menganalisis prosedur dan ketidakjujuran dari ke dua pihak,

sebaiknya dari pihak koperasi tidak memberikan tekanan kepada analisis kredit agar antara

pihak analisis kredit dengan calon debitur tidak bisa bekerja sama. Calon debitur dalam

memperlihatkan kondisi lapangan harus jujur karena hal ini berpengaruh dalam pembayaran

kewajiban di kemudian hari.

4.2.2 Pembahasan Metode Pengendalian

Dalam teori akutansi dan organisasi, pengendalian intern atau kontrol intern

didefinisikan sebagai suatu proses, yang dipengaruhi oleh sumber daya manusia dan sistem

teknologi informasi, yang dirancang untuk membantu organisasi mencapai suatu tujuan atau

objektif tertentu. Pengendalian intern merupakan suatu cara untuk mengarahkan, mengawasi,

dan mengukur sumber daya suatu organisasi. Ia berperan penting untuk mencegah dan

Page 20: BAB IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan 4.1.Hasil ...€¦ · 4.1.1.2 Struktur Organisasi Koperasi Simpan Pinjam Artha Prima . Organisasi adalah alat atau wadah kerjasama untuk mencapai

mendeteksi penggelapan (fraud) dan melindungi sumber daya organisasi baik yang berwujud

(seperti reputasi atau hak kekayaan intelektual seperti merek dagang).

Kebijakan dan prosedur yang digunakan secara langsung dimaksudkan untuk

mencapai sasaran dan menjamin atau menyediakan laporan keuangan yang tepat dan serta

menjamin ditaatinya atau dipatuhinya hukum dan peraturan, hal ini disebut pengendalian

intern atau dengan kata lain bahwa pengendalian intern terdiri atas kebijakan dan prosedur

yang digunakan dalam operasi perusahaan untuk menyediakan informasi keuangan yang

handal serta menjamin dipatuhinya hukum dan peraturan yang berlaku. Pada tingkatan

organisasi, tujuan pengendalian intern berkaitan dengan keandalan laporan keuangan, umpan

balik yang tepat waktu terdapat pencapaian tujuan-tujuan operasional dan strategis, serta

kepatuhan kepada hukum dan regulasi. Pada tingkatan transaksi spesifik, pengendalian intern

merujuk pada aksi yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu misalnya:

memastikan pembayaran untuk pihak ketiga dilakukan terhadap suatu layanan yang benar-

benar dilakukan. (https://id.m.wikipedia.org/wiki/pengendalian_intern)

Koperasi Simpan Pinjam Artha Prima telah menerapkan 10 metode pengendalian

untuk memperlancar dalam pemberian kredit, antara lain sebagai berikut :

1. Memberikan informasi pengajuan kredit

Faktor utama yang harus di analisis oleh pihak KSP adalah memberikan informasi

kepada calon debitur. Karena tidak semua kalangan mengetahui persyaratan-

persyaratan untuk mengajukan permohonan kredit. Bagian analisis kredit harus

mampu menjelaskan secara jelas dan terinci kepada calon debitur mengenai informasi

kredit yang berupa persyaratan-persyaratan serta ketentuan kredit. Syarat yang paling

utama adalah tidak menjadi anggota koperasi lainnya karena apabila calon debitur

adalah anggota dari koperasi lain artinya calon debitur tersebut sudah memiliki

Page 21: BAB IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan 4.1.Hasil ...€¦ · 4.1.1.2 Struktur Organisasi Koperasi Simpan Pinjam Artha Prima . Organisasi adalah alat atau wadah kerjasama untuk mencapai

kewajiban sebagai anggota di koperasi itu. Sehingga besar kemungkinan calon debitur

dalam menjalankan kewajibannya, akan sulit melaksanakannya. Selain itu juga calon

debitur tidak diperbolehkan sedang menerima kredit konsumtif. Pihak analis kredit

diharuskan memberikan informasi yang jelas sehingga calon debitur bisa

mengumpulkan berkas-berkas yang dibutuhkan untuk mengetahui persyaratan kredit.

Pihak analisis juga harus mencari informasi tentang keberadaan calon debitur apakah

calon debitur merupakan WNI dan mempunyai hubungan keluarga, hal tersebut dapat

dianalisis dari identitas calon debitur yang berupa KTP, KK atau Surat Nikah sangat

diperlukan.

Hal ini mendukung pendapat dari Kasmir (2001:112) tentang prosedur pemberian

kredit

2. Penggolongan Pinjaman

Analisis penggolongan pinjaman biasanya dilakukan oleh pihak administrasi.

Penggolongan pinjaman dilakukan setelah pihak administrasi mengetahui besarnya

pinjaman yang diajukan calon debitur, setelah digolongkan berdasarkan besarnya

pinjaman yang diajukan oleh calon debitur pihak administrasi kemudian

mengelompokkan kedalam pinjaman angsuran atau berjangka hal ini dilakukan agar

pihak koperasi mengetahui tindakan apa yang akan dilakukan seandainya terjadi

penunggakan angsuran (kredit macet).

3. Kesesuaian persyaratan kelengkapan kredit

Analisis kredit mempunyai tanggung jawab besar atas kesesuaian persyaratan

kelengkapan kredit calon debitur. Bersdasarkan hal tersebut pihak analisis kredit

biasanya melakukan kunjungan ke lapangan untuk mengetahui bagaimana keadaan

calon debitur terutama identitas calon debitur tersebut apakah sesuai dengan informasi

yang diberikan pada saat pengajuan kredit antara lain KTP, KK, atau Surat Nikah.

Page 22: BAB IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan 4.1.Hasil ...€¦ · 4.1.1.2 Struktur Organisasi Koperasi Simpan Pinjam Artha Prima . Organisasi adalah alat atau wadah kerjasama untuk mencapai

Setelah analisis kredit melakukan pengecekan dan memeriksanya, apakah sama atau

falid yang kemudian dinyatakan layak menerima kredit, maka proses kredit

selanjutnya dapat dilaksanakan.

Hal ini mendukung pendapat dari Kasmir (2001:105) tentang penilaian pemberian

kredit.

4. Pengendalian kredit dengan metode 5C

Character (Kepribadian/watak).

Penilaian kepribadian/watak calon nasabah dilakukan oleh pihak KSP Artha

Prima, sebelum pemberian kredit kepada calon nasabah dibutuhkan suatu

informasi-informasi yang berkaitan dengan calon nasabah untuk memenuhi

kewajiban yang ada dalam aturan yang sudah di sepakati oleh pihak KSP

Artha Prima dengan calon nasabahnya. Penilaian yang dilakukan oleh pihak

KSP Artha Prima antara lain meliputi: perilaku, tanggung jawab, kedisiplinan

diri, moral, maupun sifat-sifat pribadinya. Cara yang dapat dilakukan oleh

pihak KSP Artha Prima untuk melakukan penilaian watak tersebut adalah

dengan meneliti riwayat calon debitur, reputasi calon debitur dilingkungan

bisnis/usahanya dan riwayat hubungan. Dengan demikian tidak akan terjadi

kegagalan dalam pemberian kredit yang disebabkan karena kesalahan dalam

melakukan penilaian terhadap watak calon nasabah.

Capasity (Kemampuan atau kesanggupan).

KSP Artha Prima melakukan analisis kemampuan kepada calon nasabah.

Analisis kemampuan tersebut diuraikan ke dalam kemampuan finansial dan

Page 23: BAB IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan 4.1.Hasil ...€¦ · 4.1.1.2 Struktur Organisasi Koperasi Simpan Pinjam Artha Prima . Organisasi adalah alat atau wadah kerjasama untuk mencapai

manajerial. Kedua kemampuan tersebut saling berkaitan dan mendukung

performance calon nasabah, karena kemampuan finansial merupakan hasil

kerja kemampuan manajerial calon nasabah. Kemampuan finansial

dimaksudkan sebagai suatu penilaian kepada nasabah mengenai kemampuan

untuk membayar kewajiban-kewajibannya secara tepat waktu dari kegiatan

usaha yang dijalankannya. Hal ini dilakukan guna memperlancar jalannya

proses pemberian kredit kepada calon nasabah.

Capital (Modal atau kekayaan).

KSP Artha Prima melakukan analisis modal untuk menilai kemampuan

pendanaan atau modal sendiri dari calon nasabah. Tujuan dilakukannya

analisis modal untuk mengetahui kemampuan sendiri debitur dalam memikul

beban pembiayaan yang dibutuhkan dan kemampuan dalam menanggung

beban risiko (risk sharing) yang mungkin dialami oleh calon nasabah. Modal

sendiri ini tidak harus dalam bentuk uang tunai tetapi dapat berupa barang-

barang seperti tanah, bangunan, rumah serta fasilitas-fasilitas yang digunakan

oleh calon nasabah. Seperti perhiasan, mobil atau motor.

Collateral (Jaminan).

KSP Artha Prima melakukan analisis jaminan kepada calon nasabah. Analisis

jaminan dalam hal ini merupakan penilaian barang-barang jaminan yang

diserahkan oleh calon nasabah sebagai jaminan atas fasilitas kredit yang

diterimanya.

Jaminan yang dimaksud terbagi menjadi dua bagian yaitu:

1. Jaminan benda berwujud seperti kendaraan bermotor atau emas.

2. Jaminan benda tidak berwujud yaitu surat-surat yang dijadikan

jaminan seperti sertifikat rumah, tanah, STNK dan BPKB.

Page 24: BAB IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan 4.1.Hasil ...€¦ · 4.1.1.2 Struktur Organisasi Koperasi Simpan Pinjam Artha Prima . Organisasi adalah alat atau wadah kerjasama untuk mencapai

Condition of Economy.

Analisis kondisi yang dimaksud disini adalah kondisi diluar kontrol atau

faktor-faktor yang berada di luar kemampuan KSP untuk mengatasi atau

mempengaruhinya (kondisi / faktor ekstern). Hal ini dilakukan agar dapat

melakukan penilaian terhadap kondisi dan prospek usaha, maka pihak KSP

Artha Prima perlu mempelajari dan mengikuti perkembangan masalah-

masalah ekonomi, politik, budaya, kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah

setempat, peraturan-peraturan moneter, perpajakan, anggaran belanja dan

pendapatan negara. Dengan demikian pihak KSP dapat memperkirakan apa

yang akan terjadi dimasa depan (melancarkan usaha calon nasabah).

Hal ini mendukung pendapat dari Kasmir (2001:104) tentang penilaian

pemberian kredit dengan metode analisis 5C.

4. Memonitoring terhadap penggunaan kredit

Tahapan ini dilakukan oleh analis kredit bertujuan untuk memastikan penggunaan

kredit berjalan dengan lancar. Pihak analis kredit hanya melakukan pemantauan dan

pengawasan terhadap jalannya kredit untuk mengamankan kekayaan yang digunakan

debitur sebagai agunan atau jaminan kepada KSP yang bersangkutan. Pengawasan

terbagi dalam dua jenis yaitu pengawasan kredit yang biasanya dilakukan sebelum

pencairan kredit contohnya seperti survey ke lapangan dan wawancara kepada calon

debitur. Hal ini bertujuan untuk memastikan apakah calon debitur sudah memenuhi

syararat sebelum kredit diberikan. Pengawasan juga dilakukan setelah pencairan dana

atau pada saat penggunaan kredit. Hal ini bertujuan untuk memastikan kembali

apakah debitur yang telah menerima kredit benar-benar memenuhi persyaratan sesuai

ketentuan yang berlaku. Sehingga dalam menjalankan kewajibannya tersebut tidak

terjadi tunggakan atau kredit macet.

Page 25: BAB IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan 4.1.Hasil ...€¦ · 4.1.1.2 Struktur Organisasi Koperasi Simpan Pinjam Artha Prima . Organisasi adalah alat atau wadah kerjasama untuk mencapai

Hal ini diperkuat oleh KKNM Kondangjajar 2012

(https://kknmkondangjajar2012.wordpress.com/2012/08/10-analisis-koperasi-simpan-

pinjam/) tentang monitoring terhadap penggunaan kredit.

5. Pengendalian agunan

Pengendalian agunan atau jaminan dilakukan oleh pihak analis kredit berguna untuk

menjamin kredit apabila terjadi tunggakan atau kredit macet. Hal ini harus dilakukan

oleh calon debitur kepada pihak koperasi di awal pemberian kredit. Agunan atau

jaminan yang diberikan tentunya harus bernilai ekonomis atau memenuhi persyaratan.

Agunan dan jaminan berbentuk jeminan berwujud seperti kendaraan bermotor atau

emas, dan jaminan tidak berwujud seperti surat-surat yang dijadikan jaminan seperti

sertifikat tanah, sertifikat rumah dan BPKB.

Hal ini mendukung pendapat dari Kasmir (2001:104) tentang pengendalian agunan.

6. Mengidentifikasi terjadinya kredit macet

Hambatan yang ditemui di KSP Artha Prima tidak jauh berbeda dengan hambatan

yang ada pada KSP lainnya, yakni kredit macet. Kredit macet adalah kredit yang

mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor-faktor atau unsur-unsur

kesengajaan atau karena kondisi di luar kemampuan debitur.

Hal ini diperkuat pendapat dari Siamat

(https://kknmkondangjajar2012.wordpress.com/2012/08/10-analisis-koperasi-simpan-

pinjam/). Suatu kredit digolongkan ke dalam kredit macet apabila :

Tidak dapat memenuhi kriteria kredit lancar, kredit kurang lancar dan kredit

diragukan

Page 26: BAB IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan 4.1.Hasil ...€¦ · 4.1.1.2 Struktur Organisasi Koperasi Simpan Pinjam Artha Prima . Organisasi adalah alat atau wadah kerjasama untuk mencapai

Dikatakan dapat memenuhi kredit diragukan, tetapi setelah jangka waktu 21

bulan semenjak masa penggolongan kredit diragukan, belum terjadi pelunasan

pinjaman atau usaha penyelamatan kredit

Penyelesaian pembayaran kembali kredit yang bersangkutan telah diserahkan

kepada pengadilan negeri atau Badan Urusan Piutang (BUPN) atau telah

diajukan permintaan ganti rugi kepada perusahaan asuransi kredit.

Hal tersebut diperkuat pendapat dari Sutojo

(https://kknmkondangjajar2012.wordpress.com/2012/08/10-analisis-koperasi-

simpan-pinjam/) tentang kredit macet \

7. Meminimalkan Resiko Kredit Macet

KSP Artha Prima seharusnya dapat meminimalkan terjadinya resiko kredit, untuk itu

kredit yang dikategorikan ke dalam kredit macet, dapat ditempuh dengan beberapa

cara yaitu, sebagai berikut :

Rescheduling ( Penjadwalan Ulang)

Yaitu pihak koperasi simpan pinjam harus melakukan perubahan syarat kredit

hanya menyangkut jadwal pembayaran dan atau jangka waktu termasuk masa

tenggang dan perubahan angsuran kredit. Tentu tidak kepada semua debitur

diberikan kebijakan oleh koperasi, melainkan hanya kepada debitur yang

menunjukan itikad dan karakter yang jujur dan memiliki kemauan untuk

membayar atau melunasi kredit (willingness to pay). Disamping itu usaha

debitur juga tidak memerlukan tambahan dana atau likuiditas.

Reconditiong (Persyaratan Ulang)

Page 27: BAB IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan 4.1.Hasil ...€¦ · 4.1.1.2 Struktur Organisasi Koperasi Simpan Pinjam Artha Prima . Organisasi adalah alat atau wadah kerjasama untuk mencapai

Yaitu perubahan sebagian atau seluruh syarat-syarat kredit yang tidak terbatas

pada perubahan jadwal pembayaran, jangka waktu, tingkat suku bunga,

penundaan pembayaran sebagian atau seluruh bunga dan persyaratan lainnya.

Perubahan syarat kredit tersebut tidak termasuk tidak termasuk penambahan

dana atau injeksi dan konversi

Restructuring (Penataan Ulang)

Yaitu tindakan koperasi dengan cara menambah modal nasabah dengan

pertimbangan debitur memang membutuhkan tambahan dana dan usaha yang

diberikan kredit memang layak atau sesuai dengan persyaratan yang telah

ditentukan.

Kombinasi

Pada tahap adalah kombinasi dari ketiga cara diatas yaitu antara rescheduling,

restructuring dan reconditiong.

Penyitaan jaminan

Apabila ke empat cara telah ditempuh namun masih mengalami kredit macet,

maka jalan terakhirnya adalah penyitaan jaminan yang pada awal telah

diberikan debitur kepada pihak koperasi. Jaminan akan dikembalikan kepada

debitur untuk kemudian dijual dan hasil penjualan jaminan tersebut menjadi

milik koperasi.

Hal ini diperkuat pendapat dari Kasmir (2001:103) tentang faktor-faktor penyebab

dan pengendalian kredit macet.

8. Penggolongan Kredit bermasalah

Analis kredit melakukan penggolongan kredit bermasalah untuk memudahkan

langkah pihak koperasi serta agar dapat menetukan langkah apa yang akan diambil

selanjutnya setelah melakukan penggolongan kredit bermasalah. Kriteria dari

Page 28: BAB IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan 4.1.Hasil ...€¦ · 4.1.1.2 Struktur Organisasi Koperasi Simpan Pinjam Artha Prima . Organisasi adalah alat atau wadah kerjasama untuk mencapai

penggolongan kredit bermasalah biasanya terlihat pada keadaan pembayaran kredit

oleh debitur yang terjermin dalam catatan pembukuan, yaitu mencakup ketepatan

pembayaran/angsuran pokok, bunga maupun angsuran lainnya. Berdasarkan kriteria

tersebut penggolongan kredit bermasalah digolongkan menjadi:

Kredit cukup lancar, dapat digolongkan ke dalam kredit cukup lancar apabila

terjadi tunggakan pembayaran pokok atau bunga melampaui 30hari akan

dilayangkan surat peringatan I.

Kredit kurang lancar, dapat digolongkan ke dalam kredit kurang lancar apabila

terdapat tunggakan angsuran pokok dengan kondisi sebagai berikut:

1. Pengembalian dengan sistem angsuran yaitu:

Tunggakan melampaui 1 bulan tetapi belum melampaui 2 bulan-

3bulan, atau

Melampaui 6 bulan tetapi belum melampaui 6 bulan bagi pinjaman

yang masa angsurannya ditetapkan 6 bulan atau lebih, atau

Terdapat tunggakan bunga melampaui 1 bulan tetapi belum melampaui

3 bulan lagi atau

Tunggakan melampaui 3 bulan, tetapi belum melampaui 6 bulan bagi

pinjaman yang masa angsurannya lebih dari 1 bulan.

2. Pengembalian pinjaman tanpa angsuran yaitu:

Pada pinjaman yang belum jatuh tempo terdapat tunggakan bunga yang

melampaui 3 bulan tetapi belum melampaui 6 bulan.

Pinjaman telah jatuh tempo dan belum dibayar tetapi belum melampaui

3 bulan.

Page 29: BAB IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan 4.1.Hasil ...€¦ · 4.1.1.2 Struktur Organisasi Koperasi Simpan Pinjam Artha Prima . Organisasi adalah alat atau wadah kerjasama untuk mencapai

Hal ini mendukung pendapat KKNM Kondangjajar 2012

(https://kknmkondangjajar2012.wordpress.com/2012/08/10-analisis-koperasi-simpan-

pinjam/) tentang penggolongan kredit bermasalah.

9. Tindakan Lanjut atau Penyelesaian Kredit

Sepuluh metode yang diterapkan oleh KSP Artha Prima ada beberapa metode yang

belum dijalankan dengan baik, yaitu:

a. Pengendalian kredit dengan metode 5C

Dalam metode ini sebenarnya sudah dijalankan sesuai dengan pendapat

Kasmir dalam bukunya Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya namun

pihak koperasi masih jarang memperhatikan condition of ekonomi kepada

calon debiturnya, karena pihak koperasi hanya menerapkan penilaian

dengan melihat condition of ekonomi kepada debitur yang mengajukan

kredit usaha.

b. Mengidentifikasi terjadinya kredit macet

Banyak penyimpangan yang terjadi di dalam metode ini, yaitu kelalaian

pihak koperasi dalam hal pengawasan dan prosedur maupun kelalaian pihak

debitur yang disengaja maupun tidak sengaja.

c. Dalam Meminimalkan Resiko Kredit Macet

Pihak koperasi dalam meminimalkan resiko kredit macet belum sepenuhnya

berdasar pada teori Kasmir dalam bukunya “Manajemen Perbankan” yang

berisi dalam mengendalikan kredit macet perlu dilakukan Rescheduling,

Reconditioning, Restructuring, Kombinasi dan Penyitaan Jaminan, pihak

KSP Artha Prima dalam meminimalkan resiko kredit hanya memakai

pengendalian reschedulling. Sedangkan penyitaan jaminan hanya dilakukan

Page 30: BAB IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan 4.1.Hasil ...€¦ · 4.1.1.2 Struktur Organisasi Koperasi Simpan Pinjam Artha Prima . Organisasi adalah alat atau wadah kerjasama untuk mencapai

pihak koperasi jika debitur sudah benar-benar tidak bisa diharapkan untuk

melunasi kewajiban pokok, bunga beserta denda.

Hal ini mendukung pendapat KKNM Kondangjajar 2012

(https://kknmkondangjajar2012.wordpress.com/2012/08/10-analisis-koperasi-simpan-

pinjam/) tentang Tindakan Lanjut atau Penyelesaian Kredit .