bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1. uji...
TRANSCRIPT
49
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Uji Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat satu variabel bebas yaitu RME
dengan menggunakan kartu domino pecahan (Kado Pecah), serta dua
variabel terikat yaitu motivasi dan hasil betlajar matematika. Uji coba
instrumen penelitian ini dilakukan di salah satu kelas yang setara dengan
sampel penelitian yaitu kelas IV B SD Negeri 1 Ampel, dengan jumlah
siswa 23 orang. Instrumen pada penelitian yang diuji cobakan adalah
berupa soal pretest yang terdiri dari 32 soal diujikan pada Senin, 13
Februari 2012, soal postest yang terdiri dari 30 soal diujikan pada Selasa
14 Februari 2012, serta angket motivasi yang terdiri dari 47 pertanyaan
yang diujikan pada Rabu, 15 Februari 2012 .
4.1.1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Soal Pretest
Pada tahap awal sebelum dimulainya penelitian dilakukan uji coba
soal pretest untuk mengetahui apakah soal- soal yang akan digunakan
untuk mengukur kemampuan awal siswa sudah valid dan reliabel atau
belum. Pada awalnya peneliti membuat 32 soal pretest yang berupa
mengisi titik-titik untuk diujikan kepada 23 siswa kelas IV B sebagai kelas
uji. Hasil pengujian reliabilitas soal pretest didapatkan hasil sebagai
berikut:
Tabel 4.1
Reliabilitas Soal Pretest
N N of item Cronbach's Alpha
23 20 .862
Catatan : α ˃ 0.8 reliabilitas baik
Tabel 4.1. diatas diperoleh angka Koefisien Alpha = 0,862, jadi soal
pretest yang digunakan dalam penelitian ini termasuk memiliki tingkat
realiabilitas yang baik.
50
50
Tabel. 4.2
Validitas Soal Pretest
No No.
Soal
Corrected Item-Total
Correlation
No No.
soal
Corrected Item-
Total Correlation
1 3 .613 11 16 .665
2 4 .273 12 20 .305
3 7 .635 13 21 .547
4 18 .360 14 11 .484
5 23 .443 15 17 .399
6 8 .295 16 22 .502
7 12 .376 17 24 .607
8 13 .419 18 19 .288
9 24 .607 19 28 .389
10 29 .455 20 31 .398
Pada tabel 4.2 dapat dilihat hasil uji validitas soal pretest 32 soal
yang telah dibuat didapatkan 20 soal yang valid (r ≥ 0,2). Item soal yang
dinyatakan tidak valid/gugur yaitu soal no : 1, 2, 5, 6, 9, 10, 14, 15, 26, 27,
30, 32. Soal-soal yang valid digunakan untuk pretest mengukur hasil
belajar awal siswa sebelum diberi pelajaran mateatika dengan
menggunakan Realistic Mathematic Education (RME).
4.1.2. Tingkat Kesukaran Butir Soal Pretest
Setelah didapatkan soal yang memenuhi kriteria validitas dan
reliabilitas yang ditentukan, maka selanjutnya soal yang akan digunakan
untuk pretest dihitung tingkat kesukarannya. Dari hasil perhitungan
dengan menggunakan SPSS 16.00 didapatkan:
Tabel 4.3
Tingkat Kesukaran Soal Pretest
51
51
Krieria
soal
Jumlah
soal
No.soal Rentang Tingkat
kesukaran
Mudah 11 1, 2, 3,4,5,6,8,10,11,18,19 0,17-0,91
(mudah-sukar) Sedang 8 7,9,12,13,14,15,16,20
sukar 1 17
Soal yang baik adalah soal yang mempunyai tingkat kesukaran
antara 0,31-0,70 (sedang), namun semua soal baik sukar maupun mudah
digunakan dalam penelitian ini.
4.1.3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Soal Postest
Pada tahap akhir sebelum dimulainya penelitian dilakukan uji coba
soal postest untuk mengetahui apakah soal-soal yang akan digunakan
untuk mengukur hasil belajar siswa setelah mendapatkan pembelajaran
dengan menggunakan RME sudah valid dan reliabel atau belum. Pada
awalnya peneliti membuat 35 soal postest yang berbentuk pilihan ganda
untuk diujikan kepada 23 siswa kelas IV B sebagai kelas uji. Hasil
pengujian reliabilitas soal postest yang berjumlah 35 soal adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.4
Reliabilitas Soal Postest
N N of item Cronbach's Alpha
23 20 .845
Catatan : α ˃ 0.8 reliabilitas baik
Tabel 4.4. diatas diperoleh angka Koefisien Alpha = 0,845, jadi
soal postest yang digunakan dalam penelitian ini termasuk memiliki
tingkat realibilitas yang baik.
Tabel 4.5
Validitas soal postest
No No.
Soal
Corrected Item-
Total Correlation
No No.
Soal
Corrected Item-
Total Correlation
1 1 .845 11 17 .319
52
52
2 4 .304 12 18 .501
3 5 .579 13 19 .652
4 7 .296 14 20 .388
5 8 .487 15 22 .398
6 11 .561 16 24 .314
7 12 .491 17 29 .244
8 13 .485 18 33 .305
9 15 .449 19 34 .326
10 16 .836 20 35 .260
Dari hasil uji coba dari 35 soal didapatkan 20 soal yang valid (r ≥
0,2). Item soal yang dinyatakan tidak valid/gugur yaitu soal nomor : 2, 3,
6, 9, 10, 14, 21, 23, 24, 26, 27, 28, 30, 31, 32. Soal-soal yang valid
digunakan untuk postest yaitu mengukur hasil belajar siswa setelah diberi
pelajaran mateatika dengan menggunakan Realistic Mathematic Education
(RME).
4.1.4. Tingkat Kesukaran Butir Soal Postest
Setelah didapatkan soal yang memenuhi standar validitas dan
reliabilitas, maka selanjutnya soal dihitung tingkat kesukarannya. Dari
hasil output perhitungan SPSS didapatkan:
Tabel 4.6
Tingkat Kesukaran Soal Postest
Krieria
soal
Jumlah
soal
No.soal Rentang Tingkat
kesukaran
Mudah 8 1, 2,5,9,12,14,17,18 0,17-0,91
(mudah-sukar) Sedang 10 3,6,7,8,10,11,13,15,16,20
sukar 2 4,19
Soal yang baik adalah soal yang mempunyai tingkat kesukaran
antara 0,31-0,70 (sedang), namun semua soal baik sukar maupun mudah
digunakan dalam penelitian.
53
53
4.1.5. Hasil Uji Angket Motivasi Belajar Siswa
Dalam penelitian ini peneliti melakukan uji ulang validitas dan
reliabilitas angket motivasi, sehingga angket yang digunakan benar- benar
valid dan sesuai dengan subyek yang akan diteliti. Adapun langkah untuk
menguji validitas dan reliabilitas angket sama dengan langkah dalam
pengujian validitas dan reliabilitas soal pretest dan postest. Hasil uji
reliabilitas angket motivasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.7
Reliabilitas Angket Motivasi
N N of item Cronbach's Alpha
23 24 .853
Catatan : α ˃ 0.8 reliabilitas baik
Tabel 4.7. diatas diperoleh angka Koefisien Alpha = 0,853, jadi
soal postest yang digunakan dalam penelitian ini termasuk memiliki
tingkat realibilitas yang baik.
Tabel 4.8
Validitas Angket Motivasi
No No. item Corrected
Item-Total
Correlation
No No. item Corrected Item-
Total Correlation
1 item_1 .363 13 item_26 .447
2 item_3 .826 14 item_27 .279
3 item_6 .404 15 item_30 .362
4 item_8 .240 16 item_31 .348
5 item_12 .514 17 item_35 .465
6 item_15 .396 18 item_37 .254
7 item_16 .225 19 item_39 .363
8 item_19 .455 20 item_40 .519
54
54
9 item_20 .456 21 item_42 .437
10 item_22 .440 22 item_43 .619
11 item_24 .377 23 item_44 .279
12 item_25 .511 24 item_45 .330
Dari hasil uji coba dari 47 item didapatkan 24 item yang valid.
Item yang dinyatakan tidak valid/gugur yaitu item nomor : 2, 4, 5, 7, 9, 10,
11, 13, 14, 17, 18, 21, 23, 28, 29, 32, 33, 34, 36, 38, 41, 46, 47. Item
pertanyaan angket yang valid digunakan untuk mengukur motivasi siswa
sebelum dan sesudah mendapatkan pelajaran dengan menggunakan
pendekatan Realistic Mathematic Education (RME).
4.1.6. Hasil Uji Validitas Lembar Observasi
Lembar observasi diuji validitasnya dengan wawancara kepada 2
siswa, dengan mengajukan pertanyaan yang sama dengan lembar observasi
yang digunakan untuk mengamati jalannya kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan RME. Hasil wawancara adalah sebagai berikut:
Tabel 4.9
Hasil uji validitas lembar observasi
No Kegiatan
Jawaban
Siswa 1 Siswa 2
Ya tidak Ya Tidak
1 Kegiatan Guru
9. Melakukan apersepsi dengan
memberikan masalah kontekstual
sesuai dengan materi yang diajarkan
10. Mengaitkan materi dengan realitas
kehidupan sehari- hari
11. Membangun pembelajaran yang
interaktif baik secara
individu/kelompok
12. Memberikan kesempatan kepada
˅
˅
˅
˅
˅
˅
55
55
siswa untuk mengungkapkan
pendapat/ ide dalam menyelesaikan
masalah kontekstual
13. Memberikan motivasi dan
penghargaan terhadap kemajuan yang
dicapai oleh siswa
14. Memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengkomunikasikan
hasil diskusi/ jawaban yang diperoleh
15. Guru memberikan petunjuk
seperlunya pada bagian-bagian yang
belum dipahami siswa
16. Guru membimbing siswa untuk
menarik kesimpulan
˅
˅
˅
˅
˅
˅
˅
˅
˅
˅
2 Kegiatan Siswa
8. Memahami masalah kontekstual yang
diberikan oleh guru
9. Menggali pengalaman yang telah
dimiliki untuk mengkonstruksi
pengetahuan berdasarkan masalah
kontekstual
10. Aktif/antusias dalam mengikuti
pelajaran baik secara individu
maupun kerjasama kelompok
11. Mengikuti setiap instruksi/perintah
yang diberikan oleh guru
12. Aktif berusaha menemukan
penyelesaian dari suatu masalah
kontekstual dalam diskusi kelompok
13. Mengkomunikasikan jawaban/ hasil
diskusi didepan kelas
14. Bersama–sama menyimpulkan materi
˅
˅
˅
˅
˅
˅
˅
˅
56
56
pelajaran ˅
˅
˅
˅
˅
˅
Dari hasil wawancara tersebut dapat dilihat bahwa kedua siswa
memberikan jawaban yang sama untuk tiap item pertanyaan, hal ini
menunjukkan bahwa butir pernyataan pada lembar observasi sudah valid
4.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Ampel yang bediri pada
tanggal 1 Januari 1951, dan terletak desa Gentansari Rt. 01 / Rw. 01,
Kelurahan Gladagsari, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali. Letak
sekolah cukup strategis karena terletak di tepi jalan raya Solo- Semarang.
SD Negeri 1 Ampel memiliki siswa yang berjumlah 282 siswa, memiliki 9
guru serta 1 staff tata usaha. Dalam penelitian ini, subyek penelitiannya
adalah siswa kelas IV SD Negeri 1 Ampel. Ruangan kelas ini sudah tertata
rapi, meja dan kursi yang digunakan siswa dalam kegiatan pembelajaran
pun sangat rapi. Lantai dan ruangan kelas dijaga kebersihannya sehingga
nyaman untuk dilaksanakannya kegiatan pembelajaran. Meja guru berada
didepan berdekatan dengan papan tulis. Di ruang kelas ini juga terdapat
lemari serta rak yang digunakan untuk menyimpan buku-buku pelajaran
yang digunakan oleh siswa kelas IV. Jumlah siswa kelas IV SD Negeri 1
Ampel pada tahun ajaran 2011/2012 pada semester 2 ini adalah 48 siswa
yang terdiri dari 23 siswa kelas A 25 dan siswa kelas B.
4.3. Penyajian Data
Fokus penelitian ini adalah pengaruh pendekatan pembelajaran
RME dengan menggunakan kartu domino terhadap motivasi dan hasil
belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri 1 Ampel pada pokok
bahasan pecahan senilai. Dalam pelaksanaan penelitian ini menggunakan
penelitian pre-eksperimental designs dengan One- Group- Pretest- Postest
57
57
Designs. Dalam penelitian ini kelas IV A dijadikan kelas eksperimen
untuk penelitian dengan menggunakan pembelajaran dengan pendekatan
Realistic Mathematic education (RME) menggunakan kartu domino,
sedangkan kelas IV B menjadi kelas uji yaitu untuk menguji validitas dan
reliabilitas instrumen yang digunakan dalam mengumpulkan data pada
kelas eksperimen. Penentuan atau pembagian kelompok dilakukan dengan
cara random, dimana pengambilan anggota dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi. Cara demikian disebabkan
karena anggota populasi dianggap sama atau homogen.
Dalam penelitian ini proses pembelajaran dilaksankan dalam dua
kali pertemuan, hal ini dikarenakan dalam silabus mata pelajaran
matematika materi pecahan senilai dilaksanakan dalam waktu 6 x 35
menit, dalam satu kali pertemuan di dalam penelitian ini waktu yang
digunakan yaitu 3 x 35 menit, sesuai jadwal yang berlaku di kelas.
Dalam penelitian diperoleh beberapa data. Data-data tersebut
meliputi data kondisi awal pembelajaran yang didapatkan pada saat
observasi dan wawancara tak terstruktur dengan guru, data proses
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Realistic Mathematic
education (RME) menggunakan kartu domino pertemuan 1 dan 2 yang
dapat diamati dengan menggunakan lembar observasi, data peningkatan
hasil belajar siswa pada pokok bahasan pecahan senilai sebelum dan
sesudah menggunakan pendekatan Realistic Mathematic education(RME)
menggunakan kartu domino yang didapatkan dari hasil pretest dan postet
soal, serta data peningkatan motivasi siswa pada pokok bahasan pecahan
senilai sebelum dan sesudah menggunakan pendekatan Realistic
Mathematic education (RME) menggunakan kartu domino yang
didapatkan dari hasil . Adapun masing-masing datanya adalah sebagai
berikut:
4.3.1. Kondisi Awal Pembelajaran (Observasi)
Pelaksanaan observasi di kelas IV SD Negeri 1 Ampel dilaksanakan
pada hari Selasa, 7 Februari 2012 pukul 07.15- 09.15 WIB. Proses
58
58
pembelajaran saat itu dihadiri oleh seluruh siswa, adapun materi pelajaran
yang sedang dipelajari adalah pecahan. Pada awal pembelajaran guru
mengulas/mereview materi pelajaran sebelumnya, kemudian memeriksa
Pekerjaan Rumah (PR) siswa dari Lembar Kerja Siswa (LKS). Kegiatan
selanjutnya yaitu guru menjelaskan materi pelajaran hari itu dan siswa
diberikan kuis yang dikerjakan dibuku kuis. Adapun data observasi yang
diamati dengan lembar observasi hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.9
berikut.
Tabel 4.10
Hasil observasi kondisi awal pembelajan matematika
No Kegiatan
Pelaksanaan
Ya Tidak
1 Kegiatan Guru
1. Melakukan apersepsi dengan memberikan
masalah kontekstual sesuai dengan materi
yang diajarkan
2. Mengaitkan materi dengan realitas
kehidupan sehari- hari
3. Membangun pembelajaran yang interaktif
baik secara individu/kelompok
4. Memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengungkapkan pendapat/ ide
dalam menyelesaikan masalah kontekstual
5. Memberikan motivasi dan penghargaan
terhadap kemajuan yang dicapai oleh
siswa
6. Memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengkomunikasikan hasil diskusi/
jawaban yang diperoleh
7. Guru memberikan petunjuk seperlunya
pada bagian-bagian yang belum dipahami
siswa
8. Guru membimbing siswa untuk menarik
˅
˅
˅
˅
˅
˅
59
59
kesimpulan
˅
˅
2 Kegiatan Siswa
1. Memahami masalah kontekstual yang
diberikan oleh guru
2. Menggali pengalaman yang telah dimiliki
untuk mengkonstruksi pengetahuan
berdasarkan masalah kontekstual
3. Aktif/antusias dalam mengikuti pelajaran
baik secara individu maupun kerjasama
kelompok
4. Mengikuti setiap instruksi/perintah yang
diberikan oleh guru
5. Aktif berusaha menemukan penyelesaian
dari suatu masalah kontekstual dalam
diskusi kelompok
6. Mengkomunikasikan jawaban/ hasil
diskusi didepan kelas
7. Bersama–sama menyimpulkan materi
pelajaran
˅
˅
˅
˅
˅
˅
˅
Dari hasil pengamatan secara keseluruhan pembelajaran masih
konvensional atau menggunakan metode ceramah. Proses pembelajaran
matematika menggunakan metode ceramah lebih didominasi oleh guru.
Suasana pembelajaran matematika terlihat biasa-biasa saja. Sebagian siwa
terlihat pasif dalam merespon pembelajaran yang diberikan oleh guru,
bahkan banyak siswa yang melakukan aktifitas yang tidak berkaitan
dengan proses pembelajaran matematika. Pada awalnya siswa terlihat
60
60
memperhatikan materi yang sedang disampaikan oleh guru, tapi tidak lama
kemudian siswa terlihat merasa bosan. Banyak siswa yang berbicara
dengan teman sebangkunya, ada juga yang bermain sendiri. Guru menegor
siswa yang tidak mau mengikuti pelajaran dengan baik.
Dari wawancara tak terstruktur dengan guru, didapati bahwa kesulitan
siswa pada pokok bahasan pecahan senilai biasanya disebabkan karena
masih lemahnya penguasaan konsep perkalian dan pembagian.
4.3.2. Pretest dan Pengukuran Awal Motivasi Belajar Siswa
Pada awal penelitian ini dilakukan pretest dan pengukuran awal
motivasi belajar siswa pada tanggal 21 Februari 2012 pukul 09.00-10.30
WIB. Soal pretest yang diberikan berjumlah 20 soal, dan angket motivasi
dengan jumlah 24 item pertanyaan dimana instrumen yang digunakan baik
angket dan soal tes sudah teruji validitas dan reliabilitasnya. Dari hasil
pretest didapati rata-rata nilai siswa 56,3. Siswa yang belum tuntas dengan
KKM 60 sebanyak 12 siswa atau sebesar 52, 17 % siswa belum tuntas.
Untuk lebih jelasnya lihat tabel 4.11 dan tabel 4.12 dibawah ini.
Tabel 4.11
Hasil Pretest
Nilai Keterangan Jumlah siswa Prosentase
≤ 60 Tidak Tuntas 12 52, 17 %
≥ 61 Tuntas 11 47,83 %
Total 23 100%
Sedangkan untuk hasil pengukuran motivasi awal siswa (sebelum
mendapatkan pembelajaran matematika dengan menggunakan RME)
didapatkan rata-rata skor motivasi sebesar 71,65 dari skor maksimal 96,
dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.12
Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa (sebelum menggunakan RME)
61
61
Interval Kriteria Jumlah Siswa Prosentase
24-48 Rendah - -
49-73 Sedang 17 73,9 %
74-98 Tinggi 5 26,1 %
Jumlah 23 100%
*Catatan : Interval motivasi didapatkan dari perhitungan hal.39-40
4.4. Pelaksanaan RME
4.4.1. Pelaksanaan Pembelajaran Matematika Realistik (Pertemuan 1)
1) Perencanaan Pembajaran
Pada tahap pertama dalam penelitian ini adalah perencanaan.
Setelah peneliti datang ke sekolah dan mengetahui kondisi sekolah dan
proses pembelajaran matematika siswa kelas IV SD Negeri 1 Ampel,
peneliti bekerjasama dengan guru kelas IV untuk mengatasi permasalahan
yang ada. Dengan melihat kondisi siswa dan permasalahan yang ada
dikelas, peneliti memutuskan untuk menggunakan pendekatan RME yang
diyakini mampu meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas
kelas IV SD Negeri 1 Ampel.
Selanjutnya peneliti dengan bimbingan guru dan dosen
pembimbing membuat sekenario (RPP) pembelajaran, serta menyiapkan
media-media yang diperlukan dalam pembelajaran. Setelah semua
persiapan selesai guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
sekenario yang telah dibuat. Guru melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan RME serta ditambahkan media dan permainan
yang dapat menambah partisipasi dan motivasi belajar matematika siswa.
Selain motivasi siswa dapat meningkat hasil belajar para siswa juga dapat
meningkat, hal ini disebabkan karena pendekatan RME yang mengajarkan
matematika secara nyata dengan menambahkan permasalahan-
permasalahan yang sering mereka alami di lingkungan sekitarnya.
2) Pelaksanaan Pembelajaran
62
62
Pada tahap selanjutnya dalam penelitian ini adalah pelaksanaan
pembelajaran dan pengamatan atau observasi. Pelaksanaan pembelajaran
dengan menggunakan Realistic Mathematic Education (RME)
dilaksanakan pada Selasa, 28 Februari 2012 pukul 07.15-09.00 WIB.
Pengamatan dilakukan oleh peneliti terhadap guru dan siswa, saat
pelaksanaan pembelajaran dalam pembelajaran matematika di kelas. Hasil
pengamatan pada saat pembelajaran dengan menggunakan RME adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.13
Hasil Observasi Pertemuan Pertama
No Kegiatan
Jawaban
1 2 3 4
1 Kegiatan Guru
1. Melakukan apersepsi dengan
memberikan masalah kontekstual
sesuai dengan materi yang diajarkan
2. Mengaitkan materi dengan realitas
kehidupan sehari- hari
3. Membangun pembelajaran yang
interaktif baik secara
individu/kelompok
4. Memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengungkapkan
pendapat/ ide dalam menyelesaikan
masalah kontekstual
5. Memberikan motivasi dan
penghargaan terhadap kemajuan yang
dicapai oleh siswa
6. Memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengkomunikasikan
hasil diskusi/ jawaban yang diperoleh
7. Guru memberikan petunjuk
seperlunya pada bagian-bagian yang
belum dipahami siswa
˅
˅
˅
˅
˅
˅
63
63
8. Guru membimbing siswa untuk
menarik kesimpulan
˅
˅
2 Kegiatan Siswa
1. Memahami masalah kontekstual yang
diberikan oleh guru
2. Menggali pengalaman yang telah
dimiliki untuk mengkonstruksi
pengetahuan berdasarkan masalah
kontekstual
3. Aktif/antusias dalam mengikuti
pelajaran baik secara individu
maupun kerjasama kelompok
4. Mengikuti setiap instruksi/perintah
yang diberikan oleh guru
5. Aktif berusaha menemukan
penyelesaian dari suatu masalah
kontekstual dalam diskusi kelompok
6. Mengkomunikasikan jawaban/ hasil
diskusi didepan kelas
7. Bersama–sama menyimpulkan materi
pelajaran
˅
˅
˅
˅
˅
˅
˅
Total 51
Dari hasil observasi tersebut didapati bahwa total hasil penilaian
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan RME adalah 51, jadi
proses pembelajaran paertemuan pertama dengan menggunakan RME
berjalan dengan sangat baik. Guru dan siswa melaksanakan kegiatannya
64
64
masing-masing sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran dengan
sangat baik.
Dalam pelaksanaannya siswa dibagi menjadi beberapa kelompok,
tiap-tiap kelompok mendapatkan pita yang panjangnya ada yang sama dan
ada yang berbeda. Siswa dibarikan masalah bagaimana membagi pita itu
menjadi sama panjang?.
Setelah pita dipotong kemudian tiap kelompok mempresentasikan
hasilnya. Didapati ada beberapa kelompok yang hasilnya sama dan ada
kelompok yang hasilnya berbeda. dari hasil kerja kelompok itulah,
bersama-sama merumuskan pengertian pecahan senilai.
Dalam proses pembelajaran terlihat jelas keaktifan dan motivasi
belajar matematika siswa semakin meningkat. Pada kelas eksperimen ini,
selain menggunakan pendekatan RME dalam proses pembelajaran guru
juga menggunakan metode kooperatif (kelompok) dalam proses
pembelajaran. Dalam kegiatan kelompok, siswa bekerjasama memperoleh
nilai yang terbaik untuk kelompoknya. Hal ini bertujuan untuk
berkerjasama satu sama lain serta untuk membantu dan mendorong
temannya agar berhasil dan semangat dalam belajar. Kerja sama dalam
satu kelompok dapat berjalan sesuai yang diharapkan, siswa yang
mengalami kesulitan tidak malu untuk bertanya dengan temannya dan
siswa akan salaing membantu dalam proses pembelajaran.
Pada saat diadakan kuis, tiap-tiap kelompok saling berebut
menjawab pertanyaan. Tidak ada siswa yang pasif selama pembelajaran
berlangsung. Siswa terlihat semangat mengikuti pelajaran matematika
yang berlangsung.
Harapan untuk membuat seluruh siswa semakin berpartisipasi aktif
dalam proses pembelajaran telah tercapai. Tidak ada lagi siswa yang hanya
berdiam diri dalam kelas dan merasa jenuh dalam mengikuti proses
pembelajaran.
2) Evaluasi Pembelajaran
65
65
Keberhasilan pembelajaran dapat dilihat hasil tes atau evaluasi
belajar matematika yang diberikan guru (LKS siswa). Dalam mengerjakan
evaluasi, siswa mengasah kemampuan individu mereka, menguji
pemahaman materi yang didapatkan waktu proses kegiatan belajar.
Dengan bekal pemahaman yang dimiliki, siswa tidak akan mengalami
kesulitan dalam mengerjakan evaluasi yang diberikan guru. Dalam tahap
evaluasi ini, guru dan peniliti juga melakukan refleksi terhadap proses
pembelajaran yang telah dilakukan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh pendekatan pembelajaran RME terhadap
peningkatan prestasi belajar matematika siswa kelas kelas IV SD Negeri 1
Ampel.
4.4.2. Pelaksanaan Pembelajaran Matematika Realistik (Pertemuan 2)
1) Perencanaan Pembelajaran
Tahap pertama dalam pertemuan kedua pembelajaran kelas
eksperimen ini adalah perencanaan. Peneliti merancang pembelajaran
yang akan dilaksanakan pada pertemuan kedua, membuat sekenario
pembelajaran dan perangkat pembelajaran serta menyiapkan media
pembelajaran. Mulai dari RPP, materi ajar matematika, alat peraga, kartu
domino, soal tes/postest siswa.
2) Pelaksanaan Pembelajaran
Pada tahap selanjutnya adalah pelaksanaan pembelajaran dan
pengamatan. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan pada Rabu, 29
Februari 2012 pukul 07.15-09.00 WIB. Pengamatan atau observasi
dilaksanakan bersamaan dengan berlangsungnya pembelajaran matematika
pada pertemuan kedua. Pengamatan dilakukan oleh peneliti terhadap guru
dan siswa, saat pelaksanaan pembelajaran dalam pembelajaran matematika
di kelas. Pengamatan ini mengungkapkan hal-hal yang terjadi selama
proses kegiatan pembelajaran matematika dengan menggunakan
pendekatan RME. Hasil pengamatan pada saat pembelajaran dengan
menggunakan RME adalah sebagai berikut:
66
66
Tabel 4.14
Hasil Observasi Pertemuan Kedua
No Kegiatan
Jawaban
1 2 3 4
1 Kegiatan Guru
1. Melakukan apersepsi dengan
memberikan masalah kontekstual
sesuai dengan materi yang diajarkan
2. Mengaitkan materi dengan realitas
kehidupan sehari- hari
3. Membangun pembelajaran yang
interaktif baik secara
individu/kelompok
4. Memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengungkapkan
pendapat/ ide dalam menyelesaikan
masalah kontekstual
5. Memberikan motivasi dan
penghargaan terhadap kemajuan yang
dicapai oleh siswa
6. Memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengkomunikasikan
hasil diskusi/ jawaban yang diperoleh
7. Guru memberikan petunjuk
seperlunya pada bagian-bagian yang
belum dipahami siswa
8. Guru membimbing siswa untuk
menarik kesimpulan
˅
˅
˅
˅
˅
˅
˅
˅
2 Kegiatan Siswa
1. Memahami masalah kontekstual yang
67
67
diberikan oleh guru
2. Menggali pengalaman yang telah
dimiliki untuk mengkonstruksi
pengetahuan berdasarkan masalah
kontekstual
3. Aktif/antusias dalam mengikuti
pelajaran baik secara individu
maupun kerjasama kelompok
4. Mengikuti setiap instruksi/perintah
yang diberikan oleh guru
5. Aktif berusaha menemukan
penyelesaian dari suatu masalah
kontekstual dalam diskusi kelompok
6. Mengkomunikasikan jawaban/ hasil
diskusi didepan kelas
7. Bersama–sama menyimpulkan materi
pelajaran
˅
˅
˅
˅
˅
˅
˅
Total 52
Dari hasil observasi tersebut didapati bahwa total hasil penilaian
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan RME adalah 52, jadi
proses pembelajaran paertemuan kedua dengan menggunakan RME
berjalan dengan sangat baik. Guru dan siswa melaksanakan kegiatannya
masing-masing sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran pada pertemuan kedua kelas
eksperimen dibuat agak berbeda pada pertemuan pertama. Pada pertemuan
kedua siswa tetap dibuat menjadi kelompok yang anggotanya sama dengan
kelompok pada pertemuan pertama. Setiap kelompok berdiskusi untuk
menyelesaikan soal/permasalahan kontekstual yang diberikan oleh guru,
bagi kelompok yang bisa mengerjakan dengan benar akan mendapat
tambahan point (sebagai reward), dan bagi kelompok yang salah dalam
mengerjakanakan dikurangi pointnya (sebagai Punishment).
68
68
Masing-masing kelompok kemudian mendapatkan beberapa kartu
domino, yang salah satu sisinya masih kosong kemudian siswa diminta
untuk melengkapi dengan pecahan yang senilai. Hasil dari kelompok yang
satu dikoreksi oleh kelompok yang lainnya, lalu dibahas secara bersama-
sama. Meskipun jawaban siswa tidak semuanya benar, tapi guru dan
peneliti sangat menghargai siswa yang sudah berani menjawab pertanyaan.
Memasuki jam kedua siswa mulai memainkan kartu domino
pecahan dalam kelompok mereka masing- masing sesuai dengan peraturan
yang telah dijelaskan oleh guru sebelumnya. Siswa bermain kartu domino
sekitar ± 30 menit, dan bagi yang menang akan mendapatkan bintang
(reward). Dalam kegiatan ini, suasana kelas begitu semarak namun
terkendali. Tidak terlihat didominasi oleh salah satu siswa/kelompok.
Setelah itu sebelum mengakhiri pelajaran, siswa mengerjakan tes/postest
yang telah dibagikan guru. Waktu yang digunakan siswa untuk
mengerjakan soal adalah 30 menit.
Pada saat guru memberikan pertanyaan-pertanyaan, tiap-tiap siswa
dalam kelompok saling berebut menjawab soal pertanyaan yang diberikan.
Jiwa kompetitif semakin nampak selama siswa bermain kartu domino
pecahan, tidak ada siswa yang pasif selama pembelajaran berlangsung.
Siswa terlihat sangat menikmati pembelajaran matematika yang diberikan
guru.
3) Evaluasi Pembelajaran
Keberhasilan pembelajaran dapat dilihat hasil tes atau evaluasi
belajar matematika tahap akhir (postest) yang diberikan guru. Dalam
mengerjakan tes, siswa mengasah kemampuan individu mereka, menguji
pemahaman materi yang didapatkan waktu proses kegiatan belajar.
Dengan bekal pemahaman yang dimiliki, siswa tidak akan mengalami
kesulitan dalam mengerjakan evaluasi yang diberikan guru. Pada kegiatan
akhir pembelajaran diadakan tes evaluai pembelajaran untuk mengukur
tingkat pemahaman materi matematika yang telah dipelajari dan untuk
mengetahui apakah ada peningkatan prestasi belajar matematika siswa
69
69
setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan pendekatan RME
menggunakan kartu domino pada pokok bahasan pecahan senilai.
4.4.3. Postest dan Pengukuran Akhir Motivasi Belajar Siswa
Pemberian postest untuk mengukur hasil belajar siswa dan
motivasi siswa setelah mendapatkan pelajaran matematika dengan
menggunakan Realistic Mathematic Education (RME) dengan
menggunakan kartu domino pecahan pada pokok bahasan pecahan senilai
dilaksanakan pada tanggal 29 Februari 2012. Soal postest berjumlah 20
soal, dan angket motivasi ada 24 item pertanyaan, dimana instrumen yang
digunakan baik soal tes maupun angket sudah teruji validitas dan
reliabilitasnya. Dari hasil postest menunjukkan rata-rata hasil belajar siswa
mengalami peningkatan yaitu menjadi 70,83. Siswa yang tidak tuntas juga
berkurang dari 12 siswa menjadi 4 siswa atau sebesar 17,3 % yang belum
tuntas dari KKM yaitu 60.
Tabel 4.15
Hasil Postest
Nilai Keterangan Jumlah siswa Prosentase
≤ 60 Tidak Tuntas 4 17,3 %
≥ 61 Tuntas 19 82,7 %
Total 23 100%
Sedangkan untuk hasil pengukuran motivasi siswa juga mengalami
peningkatan yaitu rata-rata motivasi siswa menjadi 78,21 dari skor
maksimal 96, dengan kriteria sebagai berikut:
Tabel 4.16
Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa (sesudah menggunakan RME)
Interval Kriteria Jumlah Siswa Prosentase
24-48 Rendah - -
49-73 Sedang 6 26 %
70
70
74-98 Tinggi 17 74 %
Jumlah 23 100%
4.5. Pengujian Hipotesis
4.5.1. Peningkatan Motivasi Belajar Siswa (X ���� Y1)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang
signifikan peningkatan prestasi belajar matematika siswa sebelum dan
sesudah siswa mendapatkan pembelajaran menggunakan pendekatan
RME, hal itu ditunjukkan dengan hasil perhitungan yang telah dilakukan
dengan menggunakan Paired Sample T-test dengan SPSS 16.00 yang
kemudian dibandingkan dengan t tabel. Analisis Paired Sample T-test
dilakukan dengan cara berikut:
• Buka file data yang akan dianalisis
Klik Analyze� Compare Means� Paires Sample T-test�
aktifkan variabel sebelum dan sesudah�pindahkan ke kotak paired
variable� Option� tingkat kepercayaan (95%)�continue�OK
Tabel 4.17
Tabel hasil perhitungan angket motivasi belajar dengan menggunakan
paired samples t-test
Pre Post
N Mean N Mean t tStat p
23 71.65 23 78.21 -2.074 -7.681 .000
Catatan : Skor Maksimum 96 p =≤ 0.05
Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa rata-rata motivasi
belajar siswa setelah mendapatkan pembelajaran matematika dengan RME
menggunakan kartu domino pecahan pada pokok bahasan pecahan senilai
lebih tinggi dari pada nilai rata- rata sebelum mendapatkan pembelajaran
matematika dengan RME menggunakan kartu domino pecahan pada pokok
bahasan pecahan senilai. Dari motivasi awal sebesar 71, 65 menjadi 78,
21.
71
71
Hipotesis untuk kasus ini adalah :
Ho : Tidak ada perbedaan motivasi belajar (Y1) sebelum dan sesudah
mendapatkan pembelajaran dengan RME menggunakankartu domino
pecahan (X)
Ha : Ada perbedaan motivasi belajar (Y1) sebelum dan sesudah
mendapatkan pembelajaran dengan RME menggunakankartu domino
pecahan (X)
Dasar pengambilan keputusan berdasarkan nilai probabilitas: jika
probabilitas > α (0,05), maka Ho diterima jika probabilitas < α (0,05),
maka Ho ditolak.
Keputusan: Terlihat bahwa t hitung adalah -7,681 sedangkan t tabel
(dk=22) adalah -2, 074. Didapatkan angka probabilitas 0,000 oleh karena
probabilitas < 0,05 serta nilai -t hitung lebih besar < -t tabel, maka Ho ditolak
dan Ha diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa Implementasi RME dengan
menggunakan kartu domino pecahan dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa pada pokok bahasan pecahan senilai.
Grafik 4.1. Peningkatan motivasi belajar siswa
4.5.2. Peningkatan Hasil Belajar Siswa (X ���� Y2)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang
signifikan peningkatan prestasi belajar matematika siswa sebelum dan
sesudah siswa mendapatkan pembelajaran menggunakan pendekatan
RME, hal itu ditunjukkan dengan hasil perhitungan yang telah dilakukan
dengan menggunakan Paired Sample T-test dengan SPSS 16.00 yang
68
70
72
74
76
78
80
motivasi
belajar siswa
motivasi
sebelum
Motivasi
Sesudah
72
72
kemudian dibandingkan dengan t tabel. Analisis Paired Sample T-test
dilakukan dengan cara berikut:
• Buka file data yang akan dianalisis
• Klik Analyze� Compare Means� Paired Sample T-test� aktifkan
variabel sebelum dan sesudah�pindahkan ke kotak paired variable�
Option� tingkat kepercayaan (95%)�continue�OK
Tabel 4.18
Tabel hasil perhitungan hasil belajar dengan menggunakan paired
samples t-test
Pre Post
N Mean N Mean t tStat p
23 56.30 23 70.83 -2.074 -6.070 .000
Catatan : Skor Maksimum 100 p =≤ 0.05
Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-rata pada
setelah mendapatkan pembelajaran matematika dengan RME lebih tinggi
dari pada nilai rata-rata sebelum mendapatkan pembelajaran matematika
dengan RME. Untuk nilai rata- rata siswa sebelum mendapatkan pelajaran
matematika dengan menggunakan pendekatan RME adalah sebesar 56,
30. Sedangkan setelah mendapatkan pelajaran dengan menggunakan
pendekatan RME adalah sebesar 70, 83.
Hipotesis untuk kasus ini adalah :
Ho : Tidak ada perbedaan hasil belajar (Y2) sebelum dan sesudah
mendapatkan pembelajaran dengan RME menggunakankartu domino
pecahan (X)
Ha : Ada perbedaan hasil belajar (Y2) sebelum dan sesudah
mendapatkan pembelajaran dengan RME menggunakankartu domino
pecahan (X)
Dasar pengambilan keputusan berdasarkan nilai probabilitas: jika
probabilitas > α (0,05) ; maka Ho diterima jika probabilitas < α (0,05) ;
maka Ho ditolak.
73
73
Keputusan: Terlihat bahwa t hitung adalah -6.070 sedangkan t tabel
(dk=22) adalah -2, 074. Didapatkan angka probabilitas 0,000 oleh karena
probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat
disimpulkan bahwa Implementasi RME dengan menggunakan kartu
domino pecahan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok
bahasan pecahan senilai. Peningkatan hasil belajar dapat dilihat pada
grafik 4.1 dibawah ini :
Grafik 4.2. Grafik peningkatan hasil belajar siswa
Dari hasil pehitungan perbedaan rata-rata motivasi dan hasil belajar
siswa diatas, yaitu rata-rata hasil belajar mengalami peningkatan dari rata-
rata pretest 56.30 mengalami kenaikan pada rata-rata postest menjadi
70.83. Sedangkan untuk rata-rata motivasi belajar juga mengalami
kenaikan dari motivasi awal sebesar 71.65 menjadi 78.21. Maka hipotesis
penelitian yang berbunyi “Implementasi Realistic Mathematic Education
(RME) dengan menggunakan kado pecah (kartu domino pecahan) dapat
meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa sekolah dasar pada pokok-
pokok bahasan pecahan senilai” dapat diterima. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel dibawah ini mengenai interval kenaikan hasil belajar dan
juga kenaikan motivasi siswa.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
RATA- RATA
GRAFIK KENAIKAN NILAI
RATA-RATA KELAS
PRETEST
POSTEST
74
74
Tabel 4.19
Interval kenaikan motivasi belajar siswa(pre-post menggunakan RME)
No Sebelum Sesudah Interval Keterangan
1 64 73 9 S�S
2 72 83 11 S�T
3 71 73 2 S�T
4 75 85 10 T�T
5 75 85 10 T�T
6 72 85 13 S�T
7 68 71 3 S�S
8 79 83 4 T�T
9 76 87 11 T�T
10 68 69 1 S�S
11 74 81 7 T�T
12 73 79 6 T�T
13 70 79 9 S�T
14 72 76 4 S�T
15 74 75 1 S�T
16 72 81 9 S�T
17 70 73 3 S�S
18 73 86 13 S�T
19 64 66 2 S�S
20 75 78 3 T�T
21 70 76 6 S�T
22 70 72 2 S�S
75
75
23 71 83 12 S�T
*Catatan: S (sedang), T (tinggi)
Tabel 4.20
Interval kenaikan hasil belajar siswa (pretest-postest)
*Catatan: T (Tuntas), TT (tidak tuntas)
4.6. Pembahasan
Dari hasil analisis lembar observasi yang telah diisi pada saat
pelaksanaan pembelajaran matematika pada pokok bahasan pecahan
senilai dengan menggunakanya RME berlangsung didapati hasil sebagai
berikut: Pada pertemuan pertama hasil observasi pelaksanaan
pembelajaran menggunakan RME berjalan 85%, sedangkan pada
No
Nilai Interval Keterangan
Pretest Postest
1 55 70 15 TT� T
2 70 95 25 T�T
3 65 75 10 T�T
4 75 85 10 T�T
5 40 75 35 TT� T
6 80 80 0 T�T
7 30 40 10 TT�T T
8 65 70 5 T�T
9 50 60 10 TT� T
10 90 100 10 T�T
11 35 65 30 TT� T
12 70 70 0 T�T
13 35 70 35 TT� T
14 40 65 25 TT� T
15 70 84 14 T�T
16 45 60 15 TT� T
17 75 90 15 T�T
18 30 50 20 TT� TT
19 95 95 0 T�T
20 70 70 0 T�T
21 35 70 35 TT� T
22 35 40 5 TT�TT
23 40 50 10 TT�TT
76
76
pertemuan kedua berjalan 86% dari hasil maksimal 100%. Dari hasil
tersebut menunjukkan bahwa proses pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan RME pada pokok bahasan pecahan senilai menggunakan
kartu domino pecahan telah berjalan dengan baik dan sesuai dengan
kondisi yang diharapkan (minimal kegiatan pembelajaran berjalan 80%).
Guru dan siswa telah menjalankan peranan dan langkah- langkah dalam
pembelajaran RME dengan jelas. Siswa aktif dan antusias mengikuti
pelajaran dari awal sampai akhir. Diskusi kelas maupun kelompok
berjalan dengan tertib, dan siswa semangat pada saat diadakan kompetisi
dengan kelompok lain. Siswa lebih mudah memahami materi karena guru
menggunakan masalah kontekstual yang sering dialami dalam kehidupan
sehari-hari serta manggunakan alat peraga antara lain pita, gambar kue,
serta kartu domino pecahan yang menarik perhatian siswa sehingga siswa
menjadi lebih termotivasi untuk memperhatikan materi yang diajarkan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa bahwa ada perbedaan yang
signifikan terhadap peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa sekolah
dasar pada pokok bahasan pecahan senilai melalui implementasi
pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) dengan menggunakan
kartu domino pecahan pada pokok bahasan pecahan senilai. Berdasarkan
tabel 4.19 maka siswa dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu
siswa yang pada saat pretest sudah tuntas, pada pretest belum tuntas
namun pada postest tuntas, dan siswa yang pada saat pretest maupun
postest tidak tuntas, untuk lebih jelasnya lihat tabel dibawah ini:
Tabel 4.21
Klasifikasi(pengelompokan) hasil ketuntasan siswa
No Kelompok
Jumlah Prosentase
Pretest Postest
1 Tidak tuntas (TT) Tuntas (T) 8 34,7%
2 Tidak tuntas (TT) Tidak tuntas (TT) 4 17,3%
77
77
3 Tuntas (T) Tuntas (T) 11 40%
Total 23 siswa 100%
Dari tabel diatas untuk siswa dalam kelompok 1 sebagian besar
dari mereka memiliki karakteristik mereka senang belajar matematika
ketika mereka dilibatkan secara aktif, dan mereka cepat merasa bosan
ketika hanya duduk diam mendengarkan. Sehingga dengan pendekatan
RME ini mereka lebih termotivasi dan senang belajar matematika, dan
prestasi belajar merekapun meningkat. Sedangkan untuk siswa dalam
kelompok 2, hasil belajar mereka tetap mengalami kenaikan meskipun
belum tuntas KKM, hal ini disebabkan karena mereka belum selesai
mengerjakan soal pada saat postest, dan juga kemampuan berhitung
mereka dalam perkalian dan pembagian masih rendah. Untuk siswa
daalam kelompok 3, mereka sudah tuntas dalam pretest maupun postest
karena dari awal mereka sudah memahami materi pretest dan saat
pembelajaran dengan RME pembelajaran semakin menyenangkan dan
mereka lebih mudah lagi dalam memahami materi, sehingga hasil belajar
merekapun juga meningkat.
Rata-rata motivasi belajar juga mengalami kenaikan dari motivasi
awal sebesar 71.65 menjadi 78.21. Berdasarkan tabel 4.18 maka siswa
dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu siswa yang pada saat
pretest sudah memiliki motivasi tinggi, siswa yang pada saat pretest
memiliki motivasi sedang namun pada saat postest motivasi menjadi tinggi
dan siswa yang pada saat pretest maupun postest hanya memiliki motivasi
sedang, untuk lebih jelasnya lihat tabel dibawah ini:
Tabel 4.22
Klasifikasi(pengelompokan) motivasi belajar siswa
No Kelompok
Jumlah Prosentase
Pretest Postest
1 Motivasi sedang (S) Motivasi sedang (S) 6 26%
78
78
2 Motivasi sedang (S) Motivasi tinggi(T) 10 43,5%
3 Motivasi tinggi(T) Motivasi tinggi(T) 7 30,5%
Total 23
siswa
100%
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa masih ada siswa yang motivasinya
sedang baik sebelum dan sesudah menerima pelajaran matematika dengan
menggunakan RME, berdasarkan pengamatan hal ini disebabkan
karakteristik siswa yang memang pada saat pelajaran biasanya cenderung
sangat bersikap pasif, dan cenderung tidak mau untuk mengungkapkan
pendapatnya. Berdasarkan hasil angket motivasi yang diisi, memamang
siswa pada kelompok ini kurang memiliki motivasi (kurangnya kesadaran
untuk mencapai tujuan pembelajaran dari dalam diri mereka sendiri),
dengan metode pelajaran yang menggunakan RME, lingkungan, serta
fasilitas yang mendukung selama pembelajaran inilah yang membantu
siswa untuk meningkatkan motivasi belajar mereka. Untuk siswa dalam
kelompok 2 motivasi mereka meningkat dari kategori rendah menjadi
tinggi, pada awalnya motivasi instrinsik mereka rendah, namun setelah
diberikan pelajaran dengan RME mereka merasakan dan menyadari betul
adanya peningkatan motivasi baik dari dalam diri mereka (kesadaran) serta
adanya perlakuan yang membuat mereka semakin tertarik dan lebih
termotivasi dalam belajar matematika. sedangkan siswa dalam kelompok
3, memiliki motivasi yang tinggi sebelum menggunakan RME karena
mereka sudah mempunyai kesadaran pentngnya belajar matematika
(motivasi instrinsik), ditambah lagi dengan faktor ekstrinsik yang
mempengaruhi (metode, lingkungan, dan fasilitas) yang semakin
membuat mereka ntermotivasi, sehingga nmotivasi mereka juga
mengalami peningkatan.
Hasil penelitian ini yang menunjukkan bahwa implementasi RME
dengan menggunakan kartu domino pecahan dapat meningkatkan motivasi
dan hasil belajar siswa ini sejalan dengan kerangka pikir (halaman 28)
79
79
bahwa penggunaan RME dapat menjadikan kegiatan pembelajaran
matematika menjadi menyenangkan sehingga daya serap anak pada materi
dapat meningkat dan hasil belajar mengalami peningkatan. Dengan
menggunakan RME anak juga semakin mengerti dan menyadari bahwa
matematika terkait dengan kehidupan sehari-hari anak, sehingga anak
lebih termotivasi untuk belajar matematika karena menyangkut masa
depan anak juga.
Hasil penelitian ini didukung penelitian sebelumnya oleh Kadir
(2005) menyimpulkan bahwa melalui penerapan pendekatan Pembelajaran
Matematika Realistik (PMR), hasil belajar matematika siswa kelas V SD
Negeri 3 Poasia Kota Kendari dapat ditingkakan. Dan hasil penelitiannya
juga tergambar adanya peningkatan minat dan motivasi belajar siswa
setelah siswa di ajar dengan menggunakan pendekan RME.
Matematika merupakan hal yang abstrak, untuk itu guru harus bisa
membuat matematika menjadi hal yang nyata dan lebih mudah dipahami
oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya adalah dengan
menggunakan pendekatan Realistic Mathematic Education (RME).
Peningkatan motivasi dan hasil belajar sangat dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya penggunaan metode mengajar dalam menyampaikan
materi pelajaran. Realistic Mathematic Education (RME) merupakan
model pembelajaran yang menempatkan realitas dan lingkungan siswa
sebagai titik awal pembelajaran. Masalah yang nyata atau yang telah
dikuasai dapat dibayangkan dengan baik oleh siswa dan digunakan sebagai
sumber munculnya konsep atau pengertian matematika yang semakin
meningkat (Soedjadi, 2001: 2).
Realistic Mathemtics Education (RME) pada dasarnya merupakan
pemanfaatan realitas dan lingkungan yang dipahami siswa untuk
memperlancar proses pembelajaran matematika sehingga dapat mencapai
hasil belajar yang lebih baik, yang dimaksud dengan realita yaitu hal-hal
yang nyata atau kongkret yang dapat diamati atau dipahami peserta didik,
sedangkan yang dimaksud dengan lingkungan adalah lingkungan tempat
80
80
peserta didik berada baik lingkungan sekolah, keluarga, maupun
masyarakat yang dapat dipahami peserta didik. Lingkungan dalam hal ini
disebut juga kehidupan sehari-hari. Pemberian pelajaran matematika
mengenai pecahan senilai pada siswa dengan menggunakan pendekatan
Realistic Mathemtics Education (RME) ternyata mampu membantu siswa
lebih mudah memahami matematika, hal ini dibuktikan dengan lebih
tingginya hasil belajar siswa setelah mendapatkan pembelajaran
matematika dengan menggunakan Realistic Mathemtics Education (RME).
Guru dituntut mampu memilih dan menggunakan media
pengajaran sesuai dengan materi yang akan disajikan. Di samping itu, guru
juga dituntut mampu menggunakan metode pengajaran secara simultan
untuk menghidupkan suasana pengajaran dengan baik. Dengan kata lain,
dalam pelaksanaan pembelajaran dikelas guru harus dapat menciptakan
suasana yang memungkinkan seorang peserta didik memiliki kenyamanan
dalam proses belajar mengajar. Pembelajaran yang menggunakan
pendekatan RME juga akan menarik perhatian sehingga memotivasi
belajar siswa.
Dengan menggunakan pendekatan RME siswa belajar langsung
dari lingkungan sekitar sehingga siswa tidak cepat bosan, serta mudah cara
menjelaskannya sehingga bagi guru mampu meningkatkan kompetensi
mengajar dan dapat meningkatkan kualitas pengajaran. Proses
pembelajaran terasa dinamis, kreatif, mengesankan dan lebih hidup. Tugas
guru menjelaskan, membuat siswa lebih aktif dan kreatif sehingga dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa.
4.7.Implikasi
4.7.1. Implikasi Teoritis
Dari hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara implementasi RME dengan menggunakan kartu domino
pecahan pada pokok bahasan pecahan senilai dengan motivasi dan hasil
belajar siswa. Maka hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
kajian ilmiah dalam mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya pada
81
81
pembelajaran matematika untuk menggunakan metode pembelajaran yang
menyenangkan.
4.7.2. Implikasi Terapan
1. Bagi siswa
Siswa yang hasil belajar ataupun motivasi belajarnya masih rendah
diharapkan untuk selalu berusaha meningkatkan motivasi dan hasil belajar
mereka. Penggunaan metode pembelajaran hanyalah salah satu cara untuk
meningkatkan motivasi dan hasil belajar masih ada cara-cara lain yang bisa
ditemuh sendiri oleh siswa, seperti belajar yang rajin, memperhatikan setiap
penjelasan guru,dan mencari sumber belajar yang lain.
2. Bagi Guru
Guru menggunakan metode atau pendekatan pembelajaran yang
membuat siswa ikut terlibat dalam penemuan suatu konsep matematika, tidak
selalu diberikan rumus-rumus oleh guru. Matematika yang sifatnya abstrak
bisa dijadikan lebih nyata ketika guru bisa menjadikan matematika suatu
pelajaran yang berharga dan nyata ketika diaplikasikan dalam kehidupan
sehai-hari dalam kehidupan mereka. Selain itu guru harus menumbuhkan
kesadaran pada diri siswa sebenarnya setiap hari kita membutuhkan
matematika.
4.8. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan yang dirasakan dalam penelitian ini yaitu pada
pelaksanaanya peneliti hanya menerapkan pendekatan RME pada mata
pelajaran matematika materi pecahan senilai saja, padahal pendekatan RME
juga dapat digunakan pada materi pelajaran matematika yang lainnya. Selain
itu keterbatasan dalam penelitian ini adalah keterbatasan waktu dan tempat
penelitian, sehingga mungkin ada beberapa hal yang dilaksanakan kurang
maksimal. Keterbatasan lainnya dalam peelitian ini yaitu pada pengukuran
hasil belajar, dimana peneliti hanya mengukur aspek kognitif saja.