bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1. uji...

33
49 49 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini terdapat satu variabel bebas yaitu RME dengan menggunakan kartu domino pecahan (Kado Pecah), serta dua variabel terikat yaitu motivasi dan hasil betlajar matematika. Uji coba instrumen penelitian ini dilakukan di salah satu kelas yang setara dengan sampel penelitian yaitu kelas IV B SD Negeri 1 Ampel, dengan jumlah siswa 23 orang. Instrumen pada penelitian yang diuji cobakan adalah berupa soal pretest yang terdiri dari 32 soal diujikan pada Senin, 13 Februari 2012, soal postest yang terdiri dari 30 soal diujikan pada Selasa 14 Februari 2012, serta angket motivasi yang terdiri dari 47 pertanyaan yang diujikan pada Rabu, 15 Februari 2012 . 4.1.1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Soal Pretest Pada tahap awal sebelum dimulainya penelitian dilakukan uji coba soal pretest untuk mengetahui apakah soal- soal yang akan digunakan untuk mengukur kemampuan awal siswa sudah valid dan reliabel atau belum. Pada awalnya peneliti membuat 32 soal pretest yang berupa mengisi titik-titik untuk diujikan kepada 23 siswa kelas IV B sebagai kelas uji. Hasil pengujian reliabilitas soal pretest didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 4.1 Reliabilitas Soal Pretest N N of item Cronbach's Alpha 23 20 .862 Catatan : α ˃ 0.8 reliabilitas baik Tabel 4.1. diatas diperoleh angka Koefisien Alpha = 0,862, jadi soal pretest yang digunakan dalam penelitian ini termasuk memiliki tingkat realiabilitas yang baik.

Upload: dokhuong

Post on 06-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

49

49

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Uji Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat satu variabel bebas yaitu RME

dengan menggunakan kartu domino pecahan (Kado Pecah), serta dua

variabel terikat yaitu motivasi dan hasil betlajar matematika. Uji coba

instrumen penelitian ini dilakukan di salah satu kelas yang setara dengan

sampel penelitian yaitu kelas IV B SD Negeri 1 Ampel, dengan jumlah

siswa 23 orang. Instrumen pada penelitian yang diuji cobakan adalah

berupa soal pretest yang terdiri dari 32 soal diujikan pada Senin, 13

Februari 2012, soal postest yang terdiri dari 30 soal diujikan pada Selasa

14 Februari 2012, serta angket motivasi yang terdiri dari 47 pertanyaan

yang diujikan pada Rabu, 15 Februari 2012 .

4.1.1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Soal Pretest

Pada tahap awal sebelum dimulainya penelitian dilakukan uji coba

soal pretest untuk mengetahui apakah soal- soal yang akan digunakan

untuk mengukur kemampuan awal siswa sudah valid dan reliabel atau

belum. Pada awalnya peneliti membuat 32 soal pretest yang berupa

mengisi titik-titik untuk diujikan kepada 23 siswa kelas IV B sebagai kelas

uji. Hasil pengujian reliabilitas soal pretest didapatkan hasil sebagai

berikut:

Tabel 4.1

Reliabilitas Soal Pretest

N N of item Cronbach's Alpha

23 20 .862

Catatan : α ˃ 0.8 reliabilitas baik

Tabel 4.1. diatas diperoleh angka Koefisien Alpha = 0,862, jadi soal

pretest yang digunakan dalam penelitian ini termasuk memiliki tingkat

realiabilitas yang baik.

50

50

Tabel. 4.2

Validitas Soal Pretest

No No.

Soal

Corrected Item-Total

Correlation

No No.

soal

Corrected Item-

Total Correlation

1 3 .613 11 16 .665

2 4 .273 12 20 .305

3 7 .635 13 21 .547

4 18 .360 14 11 .484

5 23 .443 15 17 .399

6 8 .295 16 22 .502

7 12 .376 17 24 .607

8 13 .419 18 19 .288

9 24 .607 19 28 .389

10 29 .455 20 31 .398

Pada tabel 4.2 dapat dilihat hasil uji validitas soal pretest 32 soal

yang telah dibuat didapatkan 20 soal yang valid (r ≥ 0,2). Item soal yang

dinyatakan tidak valid/gugur yaitu soal no : 1, 2, 5, 6, 9, 10, 14, 15, 26, 27,

30, 32. Soal-soal yang valid digunakan untuk pretest mengukur hasil

belajar awal siswa sebelum diberi pelajaran mateatika dengan

menggunakan Realistic Mathematic Education (RME).

4.1.2. Tingkat Kesukaran Butir Soal Pretest

Setelah didapatkan soal yang memenuhi kriteria validitas dan

reliabilitas yang ditentukan, maka selanjutnya soal yang akan digunakan

untuk pretest dihitung tingkat kesukarannya. Dari hasil perhitungan

dengan menggunakan SPSS 16.00 didapatkan:

Tabel 4.3

Tingkat Kesukaran Soal Pretest

51

51

Krieria

soal

Jumlah

soal

No.soal Rentang Tingkat

kesukaran

Mudah 11 1, 2, 3,4,5,6,8,10,11,18,19 0,17-0,91

(mudah-sukar) Sedang 8 7,9,12,13,14,15,16,20

sukar 1 17

Soal yang baik adalah soal yang mempunyai tingkat kesukaran

antara 0,31-0,70 (sedang), namun semua soal baik sukar maupun mudah

digunakan dalam penelitian ini.

4.1.3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Soal Postest

Pada tahap akhir sebelum dimulainya penelitian dilakukan uji coba

soal postest untuk mengetahui apakah soal-soal yang akan digunakan

untuk mengukur hasil belajar siswa setelah mendapatkan pembelajaran

dengan menggunakan RME sudah valid dan reliabel atau belum. Pada

awalnya peneliti membuat 35 soal postest yang berbentuk pilihan ganda

untuk diujikan kepada 23 siswa kelas IV B sebagai kelas uji. Hasil

pengujian reliabilitas soal postest yang berjumlah 35 soal adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.4

Reliabilitas Soal Postest

N N of item Cronbach's Alpha

23 20 .845

Catatan : α ˃ 0.8 reliabilitas baik

Tabel 4.4. diatas diperoleh angka Koefisien Alpha = 0,845, jadi

soal postest yang digunakan dalam penelitian ini termasuk memiliki

tingkat realibilitas yang baik.

Tabel 4.5

Validitas soal postest

No No.

Soal

Corrected Item-

Total Correlation

No No.

Soal

Corrected Item-

Total Correlation

1 1 .845 11 17 .319

52

52

2 4 .304 12 18 .501

3 5 .579 13 19 .652

4 7 .296 14 20 .388

5 8 .487 15 22 .398

6 11 .561 16 24 .314

7 12 .491 17 29 .244

8 13 .485 18 33 .305

9 15 .449 19 34 .326

10 16 .836 20 35 .260

Dari hasil uji coba dari 35 soal didapatkan 20 soal yang valid (r ≥

0,2). Item soal yang dinyatakan tidak valid/gugur yaitu soal nomor : 2, 3,

6, 9, 10, 14, 21, 23, 24, 26, 27, 28, 30, 31, 32. Soal-soal yang valid

digunakan untuk postest yaitu mengukur hasil belajar siswa setelah diberi

pelajaran mateatika dengan menggunakan Realistic Mathematic Education

(RME).

4.1.4. Tingkat Kesukaran Butir Soal Postest

Setelah didapatkan soal yang memenuhi standar validitas dan

reliabilitas, maka selanjutnya soal dihitung tingkat kesukarannya. Dari

hasil output perhitungan SPSS didapatkan:

Tabel 4.6

Tingkat Kesukaran Soal Postest

Krieria

soal

Jumlah

soal

No.soal Rentang Tingkat

kesukaran

Mudah 8 1, 2,5,9,12,14,17,18 0,17-0,91

(mudah-sukar) Sedang 10 3,6,7,8,10,11,13,15,16,20

sukar 2 4,19

Soal yang baik adalah soal yang mempunyai tingkat kesukaran

antara 0,31-0,70 (sedang), namun semua soal baik sukar maupun mudah

digunakan dalam penelitian.

53

53

4.1.5. Hasil Uji Angket Motivasi Belajar Siswa

Dalam penelitian ini peneliti melakukan uji ulang validitas dan

reliabilitas angket motivasi, sehingga angket yang digunakan benar- benar

valid dan sesuai dengan subyek yang akan diteliti. Adapun langkah untuk

menguji validitas dan reliabilitas angket sama dengan langkah dalam

pengujian validitas dan reliabilitas soal pretest dan postest. Hasil uji

reliabilitas angket motivasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.7

Reliabilitas Angket Motivasi

N N of item Cronbach's Alpha

23 24 .853

Catatan : α ˃ 0.8 reliabilitas baik

Tabel 4.7. diatas diperoleh angka Koefisien Alpha = 0,853, jadi

soal postest yang digunakan dalam penelitian ini termasuk memiliki

tingkat realibilitas yang baik.

Tabel 4.8

Validitas Angket Motivasi

No No. item Corrected

Item-Total

Correlation

No No. item Corrected Item-

Total Correlation

1 item_1 .363 13 item_26 .447

2 item_3 .826 14 item_27 .279

3 item_6 .404 15 item_30 .362

4 item_8 .240 16 item_31 .348

5 item_12 .514 17 item_35 .465

6 item_15 .396 18 item_37 .254

7 item_16 .225 19 item_39 .363

8 item_19 .455 20 item_40 .519

54

54

9 item_20 .456 21 item_42 .437

10 item_22 .440 22 item_43 .619

11 item_24 .377 23 item_44 .279

12 item_25 .511 24 item_45 .330

Dari hasil uji coba dari 47 item didapatkan 24 item yang valid.

Item yang dinyatakan tidak valid/gugur yaitu item nomor : 2, 4, 5, 7, 9, 10,

11, 13, 14, 17, 18, 21, 23, 28, 29, 32, 33, 34, 36, 38, 41, 46, 47. Item

pertanyaan angket yang valid digunakan untuk mengukur motivasi siswa

sebelum dan sesudah mendapatkan pelajaran dengan menggunakan

pendekatan Realistic Mathematic Education (RME).

4.1.6. Hasil Uji Validitas Lembar Observasi

Lembar observasi diuji validitasnya dengan wawancara kepada 2

siswa, dengan mengajukan pertanyaan yang sama dengan lembar observasi

yang digunakan untuk mengamati jalannya kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan RME. Hasil wawancara adalah sebagai berikut:

Tabel 4.9

Hasil uji validitas lembar observasi

No Kegiatan

Jawaban

Siswa 1 Siswa 2

Ya tidak Ya Tidak

1 Kegiatan Guru

9. Melakukan apersepsi dengan

memberikan masalah kontekstual

sesuai dengan materi yang diajarkan

10. Mengaitkan materi dengan realitas

kehidupan sehari- hari

11. Membangun pembelajaran yang

interaktif baik secara

individu/kelompok

12. Memberikan kesempatan kepada

˅

˅

˅

˅

˅

˅

55

55

siswa untuk mengungkapkan

pendapat/ ide dalam menyelesaikan

masalah kontekstual

13. Memberikan motivasi dan

penghargaan terhadap kemajuan yang

dicapai oleh siswa

14. Memberikan kesempatan kepada

siswa untuk mengkomunikasikan

hasil diskusi/ jawaban yang diperoleh

15. Guru memberikan petunjuk

seperlunya pada bagian-bagian yang

belum dipahami siswa

16. Guru membimbing siswa untuk

menarik kesimpulan

˅

˅

˅

˅

˅

˅

˅

˅

˅

˅

2 Kegiatan Siswa

8. Memahami masalah kontekstual yang

diberikan oleh guru

9. Menggali pengalaman yang telah

dimiliki untuk mengkonstruksi

pengetahuan berdasarkan masalah

kontekstual

10. Aktif/antusias dalam mengikuti

pelajaran baik secara individu

maupun kerjasama kelompok

11. Mengikuti setiap instruksi/perintah

yang diberikan oleh guru

12. Aktif berusaha menemukan

penyelesaian dari suatu masalah

kontekstual dalam diskusi kelompok

13. Mengkomunikasikan jawaban/ hasil

diskusi didepan kelas

14. Bersama–sama menyimpulkan materi

˅

˅

˅

˅

˅

˅

˅

˅

56

56

pelajaran ˅

˅

˅

˅

˅

˅

Dari hasil wawancara tersebut dapat dilihat bahwa kedua siswa

memberikan jawaban yang sama untuk tiap item pertanyaan, hal ini

menunjukkan bahwa butir pernyataan pada lembar observasi sudah valid

4.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Ampel yang bediri pada

tanggal 1 Januari 1951, dan terletak desa Gentansari Rt. 01 / Rw. 01,

Kelurahan Gladagsari, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali. Letak

sekolah cukup strategis karena terletak di tepi jalan raya Solo- Semarang.

SD Negeri 1 Ampel memiliki siswa yang berjumlah 282 siswa, memiliki 9

guru serta 1 staff tata usaha. Dalam penelitian ini, subyek penelitiannya

adalah siswa kelas IV SD Negeri 1 Ampel. Ruangan kelas ini sudah tertata

rapi, meja dan kursi yang digunakan siswa dalam kegiatan pembelajaran

pun sangat rapi. Lantai dan ruangan kelas dijaga kebersihannya sehingga

nyaman untuk dilaksanakannya kegiatan pembelajaran. Meja guru berada

didepan berdekatan dengan papan tulis. Di ruang kelas ini juga terdapat

lemari serta rak yang digunakan untuk menyimpan buku-buku pelajaran

yang digunakan oleh siswa kelas IV. Jumlah siswa kelas IV SD Negeri 1

Ampel pada tahun ajaran 2011/2012 pada semester 2 ini adalah 48 siswa

yang terdiri dari 23 siswa kelas A 25 dan siswa kelas B.

4.3. Penyajian Data

Fokus penelitian ini adalah pengaruh pendekatan pembelajaran

RME dengan menggunakan kartu domino terhadap motivasi dan hasil

belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri 1 Ampel pada pokok

bahasan pecahan senilai. Dalam pelaksanaan penelitian ini menggunakan

penelitian pre-eksperimental designs dengan One- Group- Pretest- Postest

57

57

Designs. Dalam penelitian ini kelas IV A dijadikan kelas eksperimen

untuk penelitian dengan menggunakan pembelajaran dengan pendekatan

Realistic Mathematic education (RME) menggunakan kartu domino,

sedangkan kelas IV B menjadi kelas uji yaitu untuk menguji validitas dan

reliabilitas instrumen yang digunakan dalam mengumpulkan data pada

kelas eksperimen. Penentuan atau pembagian kelompok dilakukan dengan

cara random, dimana pengambilan anggota dilakukan secara acak tanpa

memperhatikan strata yang ada dalam populasi. Cara demikian disebabkan

karena anggota populasi dianggap sama atau homogen.

Dalam penelitian ini proses pembelajaran dilaksankan dalam dua

kali pertemuan, hal ini dikarenakan dalam silabus mata pelajaran

matematika materi pecahan senilai dilaksanakan dalam waktu 6 x 35

menit, dalam satu kali pertemuan di dalam penelitian ini waktu yang

digunakan yaitu 3 x 35 menit, sesuai jadwal yang berlaku di kelas.

Dalam penelitian diperoleh beberapa data. Data-data tersebut

meliputi data kondisi awal pembelajaran yang didapatkan pada saat

observasi dan wawancara tak terstruktur dengan guru, data proses

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Realistic Mathematic

education (RME) menggunakan kartu domino pertemuan 1 dan 2 yang

dapat diamati dengan menggunakan lembar observasi, data peningkatan

hasil belajar siswa pada pokok bahasan pecahan senilai sebelum dan

sesudah menggunakan pendekatan Realistic Mathematic education(RME)

menggunakan kartu domino yang didapatkan dari hasil pretest dan postet

soal, serta data peningkatan motivasi siswa pada pokok bahasan pecahan

senilai sebelum dan sesudah menggunakan pendekatan Realistic

Mathematic education (RME) menggunakan kartu domino yang

didapatkan dari hasil . Adapun masing-masing datanya adalah sebagai

berikut:

4.3.1. Kondisi Awal Pembelajaran (Observasi)

Pelaksanaan observasi di kelas IV SD Negeri 1 Ampel dilaksanakan

pada hari Selasa, 7 Februari 2012 pukul 07.15- 09.15 WIB. Proses

58

58

pembelajaran saat itu dihadiri oleh seluruh siswa, adapun materi pelajaran

yang sedang dipelajari adalah pecahan. Pada awal pembelajaran guru

mengulas/mereview materi pelajaran sebelumnya, kemudian memeriksa

Pekerjaan Rumah (PR) siswa dari Lembar Kerja Siswa (LKS). Kegiatan

selanjutnya yaitu guru menjelaskan materi pelajaran hari itu dan siswa

diberikan kuis yang dikerjakan dibuku kuis. Adapun data observasi yang

diamati dengan lembar observasi hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.9

berikut.

Tabel 4.10

Hasil observasi kondisi awal pembelajan matematika

No Kegiatan

Pelaksanaan

Ya Tidak

1 Kegiatan Guru

1. Melakukan apersepsi dengan memberikan

masalah kontekstual sesuai dengan materi

yang diajarkan

2. Mengaitkan materi dengan realitas

kehidupan sehari- hari

3. Membangun pembelajaran yang interaktif

baik secara individu/kelompok

4. Memberikan kesempatan kepada siswa

untuk mengungkapkan pendapat/ ide

dalam menyelesaikan masalah kontekstual

5. Memberikan motivasi dan penghargaan

terhadap kemajuan yang dicapai oleh

siswa

6. Memberikan kesempatan kepada siswa

untuk mengkomunikasikan hasil diskusi/

jawaban yang diperoleh

7. Guru memberikan petunjuk seperlunya

pada bagian-bagian yang belum dipahami

siswa

8. Guru membimbing siswa untuk menarik

˅

˅

˅

˅

˅

˅

59

59

kesimpulan

˅

˅

2 Kegiatan Siswa

1. Memahami masalah kontekstual yang

diberikan oleh guru

2. Menggali pengalaman yang telah dimiliki

untuk mengkonstruksi pengetahuan

berdasarkan masalah kontekstual

3. Aktif/antusias dalam mengikuti pelajaran

baik secara individu maupun kerjasama

kelompok

4. Mengikuti setiap instruksi/perintah yang

diberikan oleh guru

5. Aktif berusaha menemukan penyelesaian

dari suatu masalah kontekstual dalam

diskusi kelompok

6. Mengkomunikasikan jawaban/ hasil

diskusi didepan kelas

7. Bersama–sama menyimpulkan materi

pelajaran

˅

˅

˅

˅

˅

˅

˅

Dari hasil pengamatan secara keseluruhan pembelajaran masih

konvensional atau menggunakan metode ceramah. Proses pembelajaran

matematika menggunakan metode ceramah lebih didominasi oleh guru.

Suasana pembelajaran matematika terlihat biasa-biasa saja. Sebagian siwa

terlihat pasif dalam merespon pembelajaran yang diberikan oleh guru,

bahkan banyak siswa yang melakukan aktifitas yang tidak berkaitan

dengan proses pembelajaran matematika. Pada awalnya siswa terlihat

60

60

memperhatikan materi yang sedang disampaikan oleh guru, tapi tidak lama

kemudian siswa terlihat merasa bosan. Banyak siswa yang berbicara

dengan teman sebangkunya, ada juga yang bermain sendiri. Guru menegor

siswa yang tidak mau mengikuti pelajaran dengan baik.

Dari wawancara tak terstruktur dengan guru, didapati bahwa kesulitan

siswa pada pokok bahasan pecahan senilai biasanya disebabkan karena

masih lemahnya penguasaan konsep perkalian dan pembagian.

4.3.2. Pretest dan Pengukuran Awal Motivasi Belajar Siswa

Pada awal penelitian ini dilakukan pretest dan pengukuran awal

motivasi belajar siswa pada tanggal 21 Februari 2012 pukul 09.00-10.30

WIB. Soal pretest yang diberikan berjumlah 20 soal, dan angket motivasi

dengan jumlah 24 item pertanyaan dimana instrumen yang digunakan baik

angket dan soal tes sudah teruji validitas dan reliabilitasnya. Dari hasil

pretest didapati rata-rata nilai siswa 56,3. Siswa yang belum tuntas dengan

KKM 60 sebanyak 12 siswa atau sebesar 52, 17 % siswa belum tuntas.

Untuk lebih jelasnya lihat tabel 4.11 dan tabel 4.12 dibawah ini.

Tabel 4.11

Hasil Pretest

Nilai Keterangan Jumlah siswa Prosentase

≤ 60 Tidak Tuntas 12 52, 17 %

≥ 61 Tuntas 11 47,83 %

Total 23 100%

Sedangkan untuk hasil pengukuran motivasi awal siswa (sebelum

mendapatkan pembelajaran matematika dengan menggunakan RME)

didapatkan rata-rata skor motivasi sebesar 71,65 dari skor maksimal 96,

dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.12

Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa (sebelum menggunakan RME)

61

61

Interval Kriteria Jumlah Siswa Prosentase

24-48 Rendah - -

49-73 Sedang 17 73,9 %

74-98 Tinggi 5 26,1 %

Jumlah 23 100%

*Catatan : Interval motivasi didapatkan dari perhitungan hal.39-40

4.4. Pelaksanaan RME

4.4.1. Pelaksanaan Pembelajaran Matematika Realistik (Pertemuan 1)

1) Perencanaan Pembajaran

Pada tahap pertama dalam penelitian ini adalah perencanaan.

Setelah peneliti datang ke sekolah dan mengetahui kondisi sekolah dan

proses pembelajaran matematika siswa kelas IV SD Negeri 1 Ampel,

peneliti bekerjasama dengan guru kelas IV untuk mengatasi permasalahan

yang ada. Dengan melihat kondisi siswa dan permasalahan yang ada

dikelas, peneliti memutuskan untuk menggunakan pendekatan RME yang

diyakini mampu meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas

kelas IV SD Negeri 1 Ampel.

Selanjutnya peneliti dengan bimbingan guru dan dosen

pembimbing membuat sekenario (RPP) pembelajaran, serta menyiapkan

media-media yang diperlukan dalam pembelajaran. Setelah semua

persiapan selesai guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan

sekenario yang telah dibuat. Guru melaksanakan pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan RME serta ditambahkan media dan permainan

yang dapat menambah partisipasi dan motivasi belajar matematika siswa.

Selain motivasi siswa dapat meningkat hasil belajar para siswa juga dapat

meningkat, hal ini disebabkan karena pendekatan RME yang mengajarkan

matematika secara nyata dengan menambahkan permasalahan-

permasalahan yang sering mereka alami di lingkungan sekitarnya.

2) Pelaksanaan Pembelajaran

62

62

Pada tahap selanjutnya dalam penelitian ini adalah pelaksanaan

pembelajaran dan pengamatan atau observasi. Pelaksanaan pembelajaran

dengan menggunakan Realistic Mathematic Education (RME)

dilaksanakan pada Selasa, 28 Februari 2012 pukul 07.15-09.00 WIB.

Pengamatan dilakukan oleh peneliti terhadap guru dan siswa, saat

pelaksanaan pembelajaran dalam pembelajaran matematika di kelas. Hasil

pengamatan pada saat pembelajaran dengan menggunakan RME adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.13

Hasil Observasi Pertemuan Pertama

No Kegiatan

Jawaban

1 2 3 4

1 Kegiatan Guru

1. Melakukan apersepsi dengan

memberikan masalah kontekstual

sesuai dengan materi yang diajarkan

2. Mengaitkan materi dengan realitas

kehidupan sehari- hari

3. Membangun pembelajaran yang

interaktif baik secara

individu/kelompok

4. Memberikan kesempatan kepada

siswa untuk mengungkapkan

pendapat/ ide dalam menyelesaikan

masalah kontekstual

5. Memberikan motivasi dan

penghargaan terhadap kemajuan yang

dicapai oleh siswa

6. Memberikan kesempatan kepada

siswa untuk mengkomunikasikan

hasil diskusi/ jawaban yang diperoleh

7. Guru memberikan petunjuk

seperlunya pada bagian-bagian yang

belum dipahami siswa

˅

˅

˅

˅

˅

˅

63

63

8. Guru membimbing siswa untuk

menarik kesimpulan

˅

˅

2 Kegiatan Siswa

1. Memahami masalah kontekstual yang

diberikan oleh guru

2. Menggali pengalaman yang telah

dimiliki untuk mengkonstruksi

pengetahuan berdasarkan masalah

kontekstual

3. Aktif/antusias dalam mengikuti

pelajaran baik secara individu

maupun kerjasama kelompok

4. Mengikuti setiap instruksi/perintah

yang diberikan oleh guru

5. Aktif berusaha menemukan

penyelesaian dari suatu masalah

kontekstual dalam diskusi kelompok

6. Mengkomunikasikan jawaban/ hasil

diskusi didepan kelas

7. Bersama–sama menyimpulkan materi

pelajaran

˅

˅

˅

˅

˅

˅

˅

Total 51

Dari hasil observasi tersebut didapati bahwa total hasil penilaian

pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan RME adalah 51, jadi

proses pembelajaran paertemuan pertama dengan menggunakan RME

berjalan dengan sangat baik. Guru dan siswa melaksanakan kegiatannya

64

64

masing-masing sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran dengan

sangat baik.

Dalam pelaksanaannya siswa dibagi menjadi beberapa kelompok,

tiap-tiap kelompok mendapatkan pita yang panjangnya ada yang sama dan

ada yang berbeda. Siswa dibarikan masalah bagaimana membagi pita itu

menjadi sama panjang?.

Setelah pita dipotong kemudian tiap kelompok mempresentasikan

hasilnya. Didapati ada beberapa kelompok yang hasilnya sama dan ada

kelompok yang hasilnya berbeda. dari hasil kerja kelompok itulah,

bersama-sama merumuskan pengertian pecahan senilai.

Dalam proses pembelajaran terlihat jelas keaktifan dan motivasi

belajar matematika siswa semakin meningkat. Pada kelas eksperimen ini,

selain menggunakan pendekatan RME dalam proses pembelajaran guru

juga menggunakan metode kooperatif (kelompok) dalam proses

pembelajaran. Dalam kegiatan kelompok, siswa bekerjasama memperoleh

nilai yang terbaik untuk kelompoknya. Hal ini bertujuan untuk

berkerjasama satu sama lain serta untuk membantu dan mendorong

temannya agar berhasil dan semangat dalam belajar. Kerja sama dalam

satu kelompok dapat berjalan sesuai yang diharapkan, siswa yang

mengalami kesulitan tidak malu untuk bertanya dengan temannya dan

siswa akan salaing membantu dalam proses pembelajaran.

Pada saat diadakan kuis, tiap-tiap kelompok saling berebut

menjawab pertanyaan. Tidak ada siswa yang pasif selama pembelajaran

berlangsung. Siswa terlihat semangat mengikuti pelajaran matematika

yang berlangsung.

Harapan untuk membuat seluruh siswa semakin berpartisipasi aktif

dalam proses pembelajaran telah tercapai. Tidak ada lagi siswa yang hanya

berdiam diri dalam kelas dan merasa jenuh dalam mengikuti proses

pembelajaran.

2) Evaluasi Pembelajaran

65

65

Keberhasilan pembelajaran dapat dilihat hasil tes atau evaluasi

belajar matematika yang diberikan guru (LKS siswa). Dalam mengerjakan

evaluasi, siswa mengasah kemampuan individu mereka, menguji

pemahaman materi yang didapatkan waktu proses kegiatan belajar.

Dengan bekal pemahaman yang dimiliki, siswa tidak akan mengalami

kesulitan dalam mengerjakan evaluasi yang diberikan guru. Dalam tahap

evaluasi ini, guru dan peniliti juga melakukan refleksi terhadap proses

pembelajaran yang telah dilakukan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh pendekatan pembelajaran RME terhadap

peningkatan prestasi belajar matematika siswa kelas kelas IV SD Negeri 1

Ampel.

4.4.2. Pelaksanaan Pembelajaran Matematika Realistik (Pertemuan 2)

1) Perencanaan Pembelajaran

Tahap pertama dalam pertemuan kedua pembelajaran kelas

eksperimen ini adalah perencanaan. Peneliti merancang pembelajaran

yang akan dilaksanakan pada pertemuan kedua, membuat sekenario

pembelajaran dan perangkat pembelajaran serta menyiapkan media

pembelajaran. Mulai dari RPP, materi ajar matematika, alat peraga, kartu

domino, soal tes/postest siswa.

2) Pelaksanaan Pembelajaran

Pada tahap selanjutnya adalah pelaksanaan pembelajaran dan

pengamatan. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan pada Rabu, 29

Februari 2012 pukul 07.15-09.00 WIB. Pengamatan atau observasi

dilaksanakan bersamaan dengan berlangsungnya pembelajaran matematika

pada pertemuan kedua. Pengamatan dilakukan oleh peneliti terhadap guru

dan siswa, saat pelaksanaan pembelajaran dalam pembelajaran matematika

di kelas. Pengamatan ini mengungkapkan hal-hal yang terjadi selama

proses kegiatan pembelajaran matematika dengan menggunakan

pendekatan RME. Hasil pengamatan pada saat pembelajaran dengan

menggunakan RME adalah sebagai berikut:

66

66

Tabel 4.14

Hasil Observasi Pertemuan Kedua

No Kegiatan

Jawaban

1 2 3 4

1 Kegiatan Guru

1. Melakukan apersepsi dengan

memberikan masalah kontekstual

sesuai dengan materi yang diajarkan

2. Mengaitkan materi dengan realitas

kehidupan sehari- hari

3. Membangun pembelajaran yang

interaktif baik secara

individu/kelompok

4. Memberikan kesempatan kepada

siswa untuk mengungkapkan

pendapat/ ide dalam menyelesaikan

masalah kontekstual

5. Memberikan motivasi dan

penghargaan terhadap kemajuan yang

dicapai oleh siswa

6. Memberikan kesempatan kepada

siswa untuk mengkomunikasikan

hasil diskusi/ jawaban yang diperoleh

7. Guru memberikan petunjuk

seperlunya pada bagian-bagian yang

belum dipahami siswa

8. Guru membimbing siswa untuk

menarik kesimpulan

˅

˅

˅

˅

˅

˅

˅

˅

2 Kegiatan Siswa

1. Memahami masalah kontekstual yang

67

67

diberikan oleh guru

2. Menggali pengalaman yang telah

dimiliki untuk mengkonstruksi

pengetahuan berdasarkan masalah

kontekstual

3. Aktif/antusias dalam mengikuti

pelajaran baik secara individu

maupun kerjasama kelompok

4. Mengikuti setiap instruksi/perintah

yang diberikan oleh guru

5. Aktif berusaha menemukan

penyelesaian dari suatu masalah

kontekstual dalam diskusi kelompok

6. Mengkomunikasikan jawaban/ hasil

diskusi didepan kelas

7. Bersama–sama menyimpulkan materi

pelajaran

˅

˅

˅

˅

˅

˅

˅

Total 52

Dari hasil observasi tersebut didapati bahwa total hasil penilaian

pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan RME adalah 52, jadi

proses pembelajaran paertemuan kedua dengan menggunakan RME

berjalan dengan sangat baik. Guru dan siswa melaksanakan kegiatannya

masing-masing sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran.

Dalam proses pembelajaran pada pertemuan kedua kelas

eksperimen dibuat agak berbeda pada pertemuan pertama. Pada pertemuan

kedua siswa tetap dibuat menjadi kelompok yang anggotanya sama dengan

kelompok pada pertemuan pertama. Setiap kelompok berdiskusi untuk

menyelesaikan soal/permasalahan kontekstual yang diberikan oleh guru,

bagi kelompok yang bisa mengerjakan dengan benar akan mendapat

tambahan point (sebagai reward), dan bagi kelompok yang salah dalam

mengerjakanakan dikurangi pointnya (sebagai Punishment).

68

68

Masing-masing kelompok kemudian mendapatkan beberapa kartu

domino, yang salah satu sisinya masih kosong kemudian siswa diminta

untuk melengkapi dengan pecahan yang senilai. Hasil dari kelompok yang

satu dikoreksi oleh kelompok yang lainnya, lalu dibahas secara bersama-

sama. Meskipun jawaban siswa tidak semuanya benar, tapi guru dan

peneliti sangat menghargai siswa yang sudah berani menjawab pertanyaan.

Memasuki jam kedua siswa mulai memainkan kartu domino

pecahan dalam kelompok mereka masing- masing sesuai dengan peraturan

yang telah dijelaskan oleh guru sebelumnya. Siswa bermain kartu domino

sekitar ± 30 menit, dan bagi yang menang akan mendapatkan bintang

(reward). Dalam kegiatan ini, suasana kelas begitu semarak namun

terkendali. Tidak terlihat didominasi oleh salah satu siswa/kelompok.

Setelah itu sebelum mengakhiri pelajaran, siswa mengerjakan tes/postest

yang telah dibagikan guru. Waktu yang digunakan siswa untuk

mengerjakan soal adalah 30 menit.

Pada saat guru memberikan pertanyaan-pertanyaan, tiap-tiap siswa

dalam kelompok saling berebut menjawab soal pertanyaan yang diberikan.

Jiwa kompetitif semakin nampak selama siswa bermain kartu domino

pecahan, tidak ada siswa yang pasif selama pembelajaran berlangsung.

Siswa terlihat sangat menikmati pembelajaran matematika yang diberikan

guru.

3) Evaluasi Pembelajaran

Keberhasilan pembelajaran dapat dilihat hasil tes atau evaluasi

belajar matematika tahap akhir (postest) yang diberikan guru. Dalam

mengerjakan tes, siswa mengasah kemampuan individu mereka, menguji

pemahaman materi yang didapatkan waktu proses kegiatan belajar.

Dengan bekal pemahaman yang dimiliki, siswa tidak akan mengalami

kesulitan dalam mengerjakan evaluasi yang diberikan guru. Pada kegiatan

akhir pembelajaran diadakan tes evaluai pembelajaran untuk mengukur

tingkat pemahaman materi matematika yang telah dipelajari dan untuk

mengetahui apakah ada peningkatan prestasi belajar matematika siswa

69

69

setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan pendekatan RME

menggunakan kartu domino pada pokok bahasan pecahan senilai.

4.4.3. Postest dan Pengukuran Akhir Motivasi Belajar Siswa

Pemberian postest untuk mengukur hasil belajar siswa dan

motivasi siswa setelah mendapatkan pelajaran matematika dengan

menggunakan Realistic Mathematic Education (RME) dengan

menggunakan kartu domino pecahan pada pokok bahasan pecahan senilai

dilaksanakan pada tanggal 29 Februari 2012. Soal postest berjumlah 20

soal, dan angket motivasi ada 24 item pertanyaan, dimana instrumen yang

digunakan baik soal tes maupun angket sudah teruji validitas dan

reliabilitasnya. Dari hasil postest menunjukkan rata-rata hasil belajar siswa

mengalami peningkatan yaitu menjadi 70,83. Siswa yang tidak tuntas juga

berkurang dari 12 siswa menjadi 4 siswa atau sebesar 17,3 % yang belum

tuntas dari KKM yaitu 60.

Tabel 4.15

Hasil Postest

Nilai Keterangan Jumlah siswa Prosentase

≤ 60 Tidak Tuntas 4 17,3 %

≥ 61 Tuntas 19 82,7 %

Total 23 100%

Sedangkan untuk hasil pengukuran motivasi siswa juga mengalami

peningkatan yaitu rata-rata motivasi siswa menjadi 78,21 dari skor

maksimal 96, dengan kriteria sebagai berikut:

Tabel 4.16

Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa (sesudah menggunakan RME)

Interval Kriteria Jumlah Siswa Prosentase

24-48 Rendah - -

49-73 Sedang 6 26 %

70

70

74-98 Tinggi 17 74 %

Jumlah 23 100%

4.5. Pengujian Hipotesis

4.5.1. Peningkatan Motivasi Belajar Siswa (X ���� Y1)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang

signifikan peningkatan prestasi belajar matematika siswa sebelum dan

sesudah siswa mendapatkan pembelajaran menggunakan pendekatan

RME, hal itu ditunjukkan dengan hasil perhitungan yang telah dilakukan

dengan menggunakan Paired Sample T-test dengan SPSS 16.00 yang

kemudian dibandingkan dengan t tabel. Analisis Paired Sample T-test

dilakukan dengan cara berikut:

• Buka file data yang akan dianalisis

Klik Analyze� Compare Means� Paires Sample T-test�

aktifkan variabel sebelum dan sesudah�pindahkan ke kotak paired

variable� Option� tingkat kepercayaan (95%)�continue�OK

Tabel 4.17

Tabel hasil perhitungan angket motivasi belajar dengan menggunakan

paired samples t-test

Pre Post

N Mean N Mean t tStat p

23 71.65 23 78.21 -2.074 -7.681 .000

Catatan : Skor Maksimum 96 p =≤ 0.05

Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa rata-rata motivasi

belajar siswa setelah mendapatkan pembelajaran matematika dengan RME

menggunakan kartu domino pecahan pada pokok bahasan pecahan senilai

lebih tinggi dari pada nilai rata- rata sebelum mendapatkan pembelajaran

matematika dengan RME menggunakan kartu domino pecahan pada pokok

bahasan pecahan senilai. Dari motivasi awal sebesar 71, 65 menjadi 78,

21.

71

71

Hipotesis untuk kasus ini adalah :

Ho : Tidak ada perbedaan motivasi belajar (Y1) sebelum dan sesudah

mendapatkan pembelajaran dengan RME menggunakankartu domino

pecahan (X)

Ha : Ada perbedaan motivasi belajar (Y1) sebelum dan sesudah

mendapatkan pembelajaran dengan RME menggunakankartu domino

pecahan (X)

Dasar pengambilan keputusan berdasarkan nilai probabilitas: jika

probabilitas > α (0,05), maka Ho diterima jika probabilitas < α (0,05),

maka Ho ditolak.

Keputusan: Terlihat bahwa t hitung adalah -7,681 sedangkan t tabel

(dk=22) adalah -2, 074. Didapatkan angka probabilitas 0,000 oleh karena

probabilitas < 0,05 serta nilai -t hitung lebih besar < -t tabel, maka Ho ditolak

dan Ha diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa Implementasi RME dengan

menggunakan kartu domino pecahan dapat meningkatkan motivasi belajar

siswa pada pokok bahasan pecahan senilai.

Grafik 4.1. Peningkatan motivasi belajar siswa

4.5.2. Peningkatan Hasil Belajar Siswa (X ���� Y2)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang

signifikan peningkatan prestasi belajar matematika siswa sebelum dan

sesudah siswa mendapatkan pembelajaran menggunakan pendekatan

RME, hal itu ditunjukkan dengan hasil perhitungan yang telah dilakukan

dengan menggunakan Paired Sample T-test dengan SPSS 16.00 yang

68

70

72

74

76

78

80

motivasi

belajar siswa

motivasi

sebelum

Motivasi

Sesudah

72

72

kemudian dibandingkan dengan t tabel. Analisis Paired Sample T-test

dilakukan dengan cara berikut:

• Buka file data yang akan dianalisis

• Klik Analyze� Compare Means� Paired Sample T-test� aktifkan

variabel sebelum dan sesudah�pindahkan ke kotak paired variable�

Option� tingkat kepercayaan (95%)�continue�OK

Tabel 4.18

Tabel hasil perhitungan hasil belajar dengan menggunakan paired

samples t-test

Pre Post

N Mean N Mean t tStat p

23 56.30 23 70.83 -2.074 -6.070 .000

Catatan : Skor Maksimum 100 p =≤ 0.05

Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-rata pada

setelah mendapatkan pembelajaran matematika dengan RME lebih tinggi

dari pada nilai rata-rata sebelum mendapatkan pembelajaran matematika

dengan RME. Untuk nilai rata- rata siswa sebelum mendapatkan pelajaran

matematika dengan menggunakan pendekatan RME adalah sebesar 56,

30. Sedangkan setelah mendapatkan pelajaran dengan menggunakan

pendekatan RME adalah sebesar 70, 83.

Hipotesis untuk kasus ini adalah :

Ho : Tidak ada perbedaan hasil belajar (Y2) sebelum dan sesudah

mendapatkan pembelajaran dengan RME menggunakankartu domino

pecahan (X)

Ha : Ada perbedaan hasil belajar (Y2) sebelum dan sesudah

mendapatkan pembelajaran dengan RME menggunakankartu domino

pecahan (X)

Dasar pengambilan keputusan berdasarkan nilai probabilitas: jika

probabilitas > α (0,05) ; maka Ho diterima jika probabilitas < α (0,05) ;

maka Ho ditolak.

73

73

Keputusan: Terlihat bahwa t hitung adalah -6.070 sedangkan t tabel

(dk=22) adalah -2, 074. Didapatkan angka probabilitas 0,000 oleh karena

probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat

disimpulkan bahwa Implementasi RME dengan menggunakan kartu

domino pecahan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok

bahasan pecahan senilai. Peningkatan hasil belajar dapat dilihat pada

grafik 4.1 dibawah ini :

Grafik 4.2. Grafik peningkatan hasil belajar siswa

Dari hasil pehitungan perbedaan rata-rata motivasi dan hasil belajar

siswa diatas, yaitu rata-rata hasil belajar mengalami peningkatan dari rata-

rata pretest 56.30 mengalami kenaikan pada rata-rata postest menjadi

70.83. Sedangkan untuk rata-rata motivasi belajar juga mengalami

kenaikan dari motivasi awal sebesar 71.65 menjadi 78.21. Maka hipotesis

penelitian yang berbunyi “Implementasi Realistic Mathematic Education

(RME) dengan menggunakan kado pecah (kartu domino pecahan) dapat

meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa sekolah dasar pada pokok-

pokok bahasan pecahan senilai” dapat diterima. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel dibawah ini mengenai interval kenaikan hasil belajar dan

juga kenaikan motivasi siswa.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

RATA- RATA

GRAFIK KENAIKAN NILAI

RATA-RATA KELAS

PRETEST

POSTEST

74

74

Tabel 4.19

Interval kenaikan motivasi belajar siswa(pre-post menggunakan RME)

No Sebelum Sesudah Interval Keterangan

1 64 73 9 S�S

2 72 83 11 S�T

3 71 73 2 S�T

4 75 85 10 T�T

5 75 85 10 T�T

6 72 85 13 S�T

7 68 71 3 S�S

8 79 83 4 T�T

9 76 87 11 T�T

10 68 69 1 S�S

11 74 81 7 T�T

12 73 79 6 T�T

13 70 79 9 S�T

14 72 76 4 S�T

15 74 75 1 S�T

16 72 81 9 S�T

17 70 73 3 S�S

18 73 86 13 S�T

19 64 66 2 S�S

20 75 78 3 T�T

21 70 76 6 S�T

22 70 72 2 S�S

75

75

23 71 83 12 S�T

*Catatan: S (sedang), T (tinggi)

Tabel 4.20

Interval kenaikan hasil belajar siswa (pretest-postest)

*Catatan: T (Tuntas), TT (tidak tuntas)

4.6. Pembahasan

Dari hasil analisis lembar observasi yang telah diisi pada saat

pelaksanaan pembelajaran matematika pada pokok bahasan pecahan

senilai dengan menggunakanya RME berlangsung didapati hasil sebagai

berikut: Pada pertemuan pertama hasil observasi pelaksanaan

pembelajaran menggunakan RME berjalan 85%, sedangkan pada

No

Nilai Interval Keterangan

Pretest Postest

1 55 70 15 TT� T

2 70 95 25 T�T

3 65 75 10 T�T

4 75 85 10 T�T

5 40 75 35 TT� T

6 80 80 0 T�T

7 30 40 10 TT�T T

8 65 70 5 T�T

9 50 60 10 TT� T

10 90 100 10 T�T

11 35 65 30 TT� T

12 70 70 0 T�T

13 35 70 35 TT� T

14 40 65 25 TT� T

15 70 84 14 T�T

16 45 60 15 TT� T

17 75 90 15 T�T

18 30 50 20 TT� TT

19 95 95 0 T�T

20 70 70 0 T�T

21 35 70 35 TT� T

22 35 40 5 TT�TT

23 40 50 10 TT�TT

76

76

pertemuan kedua berjalan 86% dari hasil maksimal 100%. Dari hasil

tersebut menunjukkan bahwa proses pelaksanaan pembelajaran dengan

menggunakan RME pada pokok bahasan pecahan senilai menggunakan

kartu domino pecahan telah berjalan dengan baik dan sesuai dengan

kondisi yang diharapkan (minimal kegiatan pembelajaran berjalan 80%).

Guru dan siswa telah menjalankan peranan dan langkah- langkah dalam

pembelajaran RME dengan jelas. Siswa aktif dan antusias mengikuti

pelajaran dari awal sampai akhir. Diskusi kelas maupun kelompok

berjalan dengan tertib, dan siswa semangat pada saat diadakan kompetisi

dengan kelompok lain. Siswa lebih mudah memahami materi karena guru

menggunakan masalah kontekstual yang sering dialami dalam kehidupan

sehari-hari serta manggunakan alat peraga antara lain pita, gambar kue,

serta kartu domino pecahan yang menarik perhatian siswa sehingga siswa

menjadi lebih termotivasi untuk memperhatikan materi yang diajarkan.

Hasil penelitian menunjukan bahwa bahwa ada perbedaan yang

signifikan terhadap peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa sekolah

dasar pada pokok bahasan pecahan senilai melalui implementasi

pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) dengan menggunakan

kartu domino pecahan pada pokok bahasan pecahan senilai. Berdasarkan

tabel 4.19 maka siswa dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu

siswa yang pada saat pretest sudah tuntas, pada pretest belum tuntas

namun pada postest tuntas, dan siswa yang pada saat pretest maupun

postest tidak tuntas, untuk lebih jelasnya lihat tabel dibawah ini:

Tabel 4.21

Klasifikasi(pengelompokan) hasil ketuntasan siswa

No Kelompok

Jumlah Prosentase

Pretest Postest

1 Tidak tuntas (TT) Tuntas (T) 8 34,7%

2 Tidak tuntas (TT) Tidak tuntas (TT) 4 17,3%

77

77

3 Tuntas (T) Tuntas (T) 11 40%

Total 23 siswa 100%

Dari tabel diatas untuk siswa dalam kelompok 1 sebagian besar

dari mereka memiliki karakteristik mereka senang belajar matematika

ketika mereka dilibatkan secara aktif, dan mereka cepat merasa bosan

ketika hanya duduk diam mendengarkan. Sehingga dengan pendekatan

RME ini mereka lebih termotivasi dan senang belajar matematika, dan

prestasi belajar merekapun meningkat. Sedangkan untuk siswa dalam

kelompok 2, hasil belajar mereka tetap mengalami kenaikan meskipun

belum tuntas KKM, hal ini disebabkan karena mereka belum selesai

mengerjakan soal pada saat postest, dan juga kemampuan berhitung

mereka dalam perkalian dan pembagian masih rendah. Untuk siswa

daalam kelompok 3, mereka sudah tuntas dalam pretest maupun postest

karena dari awal mereka sudah memahami materi pretest dan saat

pembelajaran dengan RME pembelajaran semakin menyenangkan dan

mereka lebih mudah lagi dalam memahami materi, sehingga hasil belajar

merekapun juga meningkat.

Rata-rata motivasi belajar juga mengalami kenaikan dari motivasi

awal sebesar 71.65 menjadi 78.21. Berdasarkan tabel 4.18 maka siswa

dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu siswa yang pada saat

pretest sudah memiliki motivasi tinggi, siswa yang pada saat pretest

memiliki motivasi sedang namun pada saat postest motivasi menjadi tinggi

dan siswa yang pada saat pretest maupun postest hanya memiliki motivasi

sedang, untuk lebih jelasnya lihat tabel dibawah ini:

Tabel 4.22

Klasifikasi(pengelompokan) motivasi belajar siswa

No Kelompok

Jumlah Prosentase

Pretest Postest

1 Motivasi sedang (S) Motivasi sedang (S) 6 26%

78

78

2 Motivasi sedang (S) Motivasi tinggi(T) 10 43,5%

3 Motivasi tinggi(T) Motivasi tinggi(T) 7 30,5%

Total 23

siswa

100%

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa masih ada siswa yang motivasinya

sedang baik sebelum dan sesudah menerima pelajaran matematika dengan

menggunakan RME, berdasarkan pengamatan hal ini disebabkan

karakteristik siswa yang memang pada saat pelajaran biasanya cenderung

sangat bersikap pasif, dan cenderung tidak mau untuk mengungkapkan

pendapatnya. Berdasarkan hasil angket motivasi yang diisi, memamang

siswa pada kelompok ini kurang memiliki motivasi (kurangnya kesadaran

untuk mencapai tujuan pembelajaran dari dalam diri mereka sendiri),

dengan metode pelajaran yang menggunakan RME, lingkungan, serta

fasilitas yang mendukung selama pembelajaran inilah yang membantu

siswa untuk meningkatkan motivasi belajar mereka. Untuk siswa dalam

kelompok 2 motivasi mereka meningkat dari kategori rendah menjadi

tinggi, pada awalnya motivasi instrinsik mereka rendah, namun setelah

diberikan pelajaran dengan RME mereka merasakan dan menyadari betul

adanya peningkatan motivasi baik dari dalam diri mereka (kesadaran) serta

adanya perlakuan yang membuat mereka semakin tertarik dan lebih

termotivasi dalam belajar matematika. sedangkan siswa dalam kelompok

3, memiliki motivasi yang tinggi sebelum menggunakan RME karena

mereka sudah mempunyai kesadaran pentngnya belajar matematika

(motivasi instrinsik), ditambah lagi dengan faktor ekstrinsik yang

mempengaruhi (metode, lingkungan, dan fasilitas) yang semakin

membuat mereka ntermotivasi, sehingga nmotivasi mereka juga

mengalami peningkatan.

Hasil penelitian ini yang menunjukkan bahwa implementasi RME

dengan menggunakan kartu domino pecahan dapat meningkatkan motivasi

dan hasil belajar siswa ini sejalan dengan kerangka pikir (halaman 28)

79

79

bahwa penggunaan RME dapat menjadikan kegiatan pembelajaran

matematika menjadi menyenangkan sehingga daya serap anak pada materi

dapat meningkat dan hasil belajar mengalami peningkatan. Dengan

menggunakan RME anak juga semakin mengerti dan menyadari bahwa

matematika terkait dengan kehidupan sehari-hari anak, sehingga anak

lebih termotivasi untuk belajar matematika karena menyangkut masa

depan anak juga.

Hasil penelitian ini didukung penelitian sebelumnya oleh Kadir

(2005) menyimpulkan bahwa melalui penerapan pendekatan Pembelajaran

Matematika Realistik (PMR), hasil belajar matematika siswa kelas V SD

Negeri 3 Poasia Kota Kendari dapat ditingkakan. Dan hasil penelitiannya

juga tergambar adanya peningkatan minat dan motivasi belajar siswa

setelah siswa di ajar dengan menggunakan pendekan RME.

Matematika merupakan hal yang abstrak, untuk itu guru harus bisa

membuat matematika menjadi hal yang nyata dan lebih mudah dipahami

oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya adalah dengan

menggunakan pendekatan Realistic Mathematic Education (RME).

Peningkatan motivasi dan hasil belajar sangat dipengaruhi oleh beberapa

faktor diantaranya penggunaan metode mengajar dalam menyampaikan

materi pelajaran. Realistic Mathematic Education (RME) merupakan

model pembelajaran yang menempatkan realitas dan lingkungan siswa

sebagai titik awal pembelajaran. Masalah yang nyata atau yang telah

dikuasai dapat dibayangkan dengan baik oleh siswa dan digunakan sebagai

sumber munculnya konsep atau pengertian matematika yang semakin

meningkat (Soedjadi, 2001: 2).

Realistic Mathemtics Education (RME) pada dasarnya merupakan

pemanfaatan realitas dan lingkungan yang dipahami siswa untuk

memperlancar proses pembelajaran matematika sehingga dapat mencapai

hasil belajar yang lebih baik, yang dimaksud dengan realita yaitu hal-hal

yang nyata atau kongkret yang dapat diamati atau dipahami peserta didik,

sedangkan yang dimaksud dengan lingkungan adalah lingkungan tempat

80

80

peserta didik berada baik lingkungan sekolah, keluarga, maupun

masyarakat yang dapat dipahami peserta didik. Lingkungan dalam hal ini

disebut juga kehidupan sehari-hari. Pemberian pelajaran matematika

mengenai pecahan senilai pada siswa dengan menggunakan pendekatan

Realistic Mathemtics Education (RME) ternyata mampu membantu siswa

lebih mudah memahami matematika, hal ini dibuktikan dengan lebih

tingginya hasil belajar siswa setelah mendapatkan pembelajaran

matematika dengan menggunakan Realistic Mathemtics Education (RME).

Guru dituntut mampu memilih dan menggunakan media

pengajaran sesuai dengan materi yang akan disajikan. Di samping itu, guru

juga dituntut mampu menggunakan metode pengajaran secara simultan

untuk menghidupkan suasana pengajaran dengan baik. Dengan kata lain,

dalam pelaksanaan pembelajaran dikelas guru harus dapat menciptakan

suasana yang memungkinkan seorang peserta didik memiliki kenyamanan

dalam proses belajar mengajar. Pembelajaran yang menggunakan

pendekatan RME juga akan menarik perhatian sehingga memotivasi

belajar siswa.

Dengan menggunakan pendekatan RME siswa belajar langsung

dari lingkungan sekitar sehingga siswa tidak cepat bosan, serta mudah cara

menjelaskannya sehingga bagi guru mampu meningkatkan kompetensi

mengajar dan dapat meningkatkan kualitas pengajaran. Proses

pembelajaran terasa dinamis, kreatif, mengesankan dan lebih hidup. Tugas

guru menjelaskan, membuat siswa lebih aktif dan kreatif sehingga dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa.

4.7.Implikasi

4.7.1. Implikasi Teoritis

Dari hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang

signifikan antara implementasi RME dengan menggunakan kartu domino

pecahan pada pokok bahasan pecahan senilai dengan motivasi dan hasil

belajar siswa. Maka hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai

kajian ilmiah dalam mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya pada

81

81

pembelajaran matematika untuk menggunakan metode pembelajaran yang

menyenangkan.

4.7.2. Implikasi Terapan

1. Bagi siswa

Siswa yang hasil belajar ataupun motivasi belajarnya masih rendah

diharapkan untuk selalu berusaha meningkatkan motivasi dan hasil belajar

mereka. Penggunaan metode pembelajaran hanyalah salah satu cara untuk

meningkatkan motivasi dan hasil belajar masih ada cara-cara lain yang bisa

ditemuh sendiri oleh siswa, seperti belajar yang rajin, memperhatikan setiap

penjelasan guru,dan mencari sumber belajar yang lain.

2. Bagi Guru

Guru menggunakan metode atau pendekatan pembelajaran yang

membuat siswa ikut terlibat dalam penemuan suatu konsep matematika, tidak

selalu diberikan rumus-rumus oleh guru. Matematika yang sifatnya abstrak

bisa dijadikan lebih nyata ketika guru bisa menjadikan matematika suatu

pelajaran yang berharga dan nyata ketika diaplikasikan dalam kehidupan

sehai-hari dalam kehidupan mereka. Selain itu guru harus menumbuhkan

kesadaran pada diri siswa sebenarnya setiap hari kita membutuhkan

matematika.

4.8. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan yang dirasakan dalam penelitian ini yaitu pada

pelaksanaanya peneliti hanya menerapkan pendekatan RME pada mata

pelajaran matematika materi pecahan senilai saja, padahal pendekatan RME

juga dapat digunakan pada materi pelajaran matematika yang lainnya. Selain

itu keterbatasan dalam penelitian ini adalah keterbatasan waktu dan tempat

penelitian, sehingga mungkin ada beberapa hal yang dilaksanakan kurang

maksimal. Keterbatasan lainnya dalam peelitian ini yaitu pada pengukuran

hasil belajar, dimana peneliti hanya mengukur aspek kognitif saja.