bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1...

24
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4. Hasil Penelitian 4.1 Gambaran SMK T & I Kristen Salatiga Penelitian ini dilaksanakan di SMK T & I Kristen Salatiga, provinsi Jawa Tengah.SMK T&I Kristen Salatiga sebelumnya bernama Sekolah Teknik Menengah Kristen (STMK), didirikan pada tanggal 8 Agutus 1976 dengan jumlah siswa 6 orang untuk jurusan mesin. Saat awal berdiri SMK T&I Kristen Salatiga menempati gedung atau salah satu rumah penduduk di Jalan Pungkursari Salatiga.Karena suatu hal, maka pada bulan November 1976 Sekolah pindah ke gedung SD Kristen, Jalan Ahmad Yani Salatiga. Pada tanggal 2 Januari 1977 sekolah di pindah menempati gedung Gris Jl. Langen Suko No. 8 Salatiga menggunakan namaSTM Kristen Salatiga dengan jumlah siswa 194 (kelas 1(satu) jurusan M = 83, L = 43, B = 32 dan kelas 2 (dua) jurusan M = 36). Melihat perkembangan siswa yang semakin banyak jumlahnya, maka Pengurus Yayasan Lembaga Pendidikan Kristen (YLPK) Salatiga memutuskan membangun gedung baru di jalan yakni Jl. Kemiri Raya 9-11 Salatiga.Kemudian pada tanggal 1 Oktober 1986 SMK T&I Kristen Salatiga pindah menempati gedung tersebut hingga sekarang. Pada tahun pelajaran 2013/2014 SMK T&I Kristen Salatiga telah berkembang dengan pesat, baik secara fisik maupun non fisik. Penelitian ini dilakukan pada kelas XI kejurusan TKR SMK T & I Kristen Salatiga yang berjumlah 34 siswa laki-laki. 4.2 Prasiklus Subjek penelitian adalah siswa kelas XI TKR SMK T&I Kristen Salatiga Semester II tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 34 siswa. Kondisi awal siswa sebelum diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping (Peta Pikiran), pembelajaran di kelas menggunakan pembelajaran konvensional. Proses pembelajaran dari awal pertemuan hingga akhir hanya terpusat pada guru. Kemudian pada saat guru menyampaikan materi pelajaran siswa tidak memperhatikan dan melakukan aktivitas diluar pembelajaran. Akibat dari pembelajaran yang tidak efektif karena guru terus menerus

Upload: phamhanh

Post on 04-Feb-2018

223 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5596/5/T1... · Tengah.SMK T&I Kristen Salatiga sebelumnya bernama Sekolah Teknik Menengah Kristen

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4. Hasil Penelitian

4.1 Gambaran SMK T & I Kristen Salatiga

Penelitian ini dilaksanakan di SMK T & I Kristen Salatiga, provinsi Jawa

Tengah.SMK T&I Kristen Salatiga sebelumnya bernama Sekolah Teknik Menengah

Kristen (STMK), didirikan pada tanggal 8 Agutus 1976 dengan jumlah siswa 6 orang untuk

jurusan mesin. Saat awal berdiri SMK T&I Kristen Salatiga menempati gedung atau salah

satu rumah penduduk di Jalan Pungkursari Salatiga.Karena suatu hal, maka pada bulan

November 1976 Sekolah pindah ke gedung SD Kristen, Jalan Ahmad Yani Salatiga. Pada

tanggal 2 Januari 1977 sekolah di pindah menempati gedung Gris Jl. Langen Suko No. 8

Salatiga menggunakan namaSTM Kristen Salatiga dengan jumlah siswa 194 (kelas 1(satu)

jurusan M = 83, L = 43, B = 32 dan kelas 2 (dua) jurusan M = 36).

Melihat perkembangan siswa yang semakin banyak jumlahnya, maka Pengurus

Yayasan Lembaga Pendidikan Kristen (YLPK) Salatiga memutuskan membangun gedung

baru di jalan yakni Jl. Kemiri Raya 9-11 Salatiga.Kemudian pada tanggal 1 Oktober 1986

SMK T&I Kristen Salatiga pindah menempati gedung tersebut hingga sekarang. Pada

tahun pelajaran 2013/2014 SMK T&I Kristen Salatiga telah berkembang dengan pesat,

baik secara fisik maupun non fisik. Penelitian ini dilakukan pada kelas XI kejurusan TKR

SMK T & I Kristen Salatiga yang berjumlah 34 siswa laki-laki.

4.2 Prasiklus

Subjek penelitian adalah siswa kelas XI TKR SMK T&I Kristen Salatiga Semester

II tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 34 siswa. Kondisi awal siswa sebelum

diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping (Peta Pikiran), pembelajaran

di kelas menggunakan pembelajaran konvensional. Proses pembelajaran dari awal

pertemuan hingga akhir hanya terpusat pada guru. Kemudian pada saat guru

menyampaikan materi pelajaran siswa tidak memperhatikan dan melakukan aktivitas diluar

pembelajaran. Akibat dari pembelajaran yang tidak efektif karena guru terus menerus

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5596/5/T1... · Tengah.SMK T&I Kristen Salatiga sebelumnya bernama Sekolah Teknik Menengah Kristen

memberikan materi sedangkan siswa sulit untuk memahami materi yang telah diberikan,

akibatnya tujuan dari pembelajaran tidak tercapai dan hasil belajar siswa rendah.

Hasil Belajar

Ketuntasan belajar dari 34 siswa sebelum diadakan penelitian dengan

menggunakan Model Pembelajaran Mind Mapping (Peta Pikiran) terdapat 20 siswa di

atas KKM (tuntas) dan 14 siswa dinyatakan dibawah KKM (belum tuntas). KKM mata

pelajaran PKn 72. Ketuntasan belajar siswa pada prasiklus untuk mata pelajaran PKn

dapat dilihat berikut ini ;

Tabel 4.1

Ketuntasan Belajar Siswa Pada Prasiklus

No. Rentang Nilai Frekuensi Persentase (%)

1.

2.

3.

56 – 60

61 – 71

72 – 80

4

10

20

11,7

29,4

58,8

Jumlah 34 100

Nilai Tertinggi PKn

Nilai Terendah PKn

Nilai Rata-rata PKn

78

56

68.58

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui yang mendapatkan rentang nilai 56 – 60 ada 4

siswa, rentang nilai 61 – 71 ada 10 siswa, rentang nilai 72 – 80 ada 20 siswa dengan nilai

tertinggi 80, nilai rendah 56, dan nilai rata-rata 68.58.

Dibawah ini adalah hasil tes prasiklus dapat dilihat pada diagram 4.1

Hasil tes belajar siswa pada prasiklus untuk mata pelajaran PKn dapat dilihat pada

diagram 4.1

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5596/5/T1... · Tengah.SMK T&I Kristen Salatiga sebelumnya bernama Sekolah Teknik Menengah Kristen

Gambar 4.1

Diagram ketuntasan belajar siswa pada prasiklus

Berdasarkan diagram ketuntasan hasil belajar prasiklus diperoleh rentang antara

nilai 56 – 60 ada 4 siswa, rentang nilai 61-71 ada 10 siswa, rentang nilai 72-78 ada 20

siswa.

4.3 Tindakan Perbaikan

Tindakan perbaikan dalam pembelajaran ini adalah menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Mind Mapping (Peta Pikiran) dan dilaksanakan dalam dua siklus ( siklus satu

dua pertemuan ) atau 4 x 45 menit. Waktu pelaksanaan mulai tanggal 28 April – 26 Mei

2014.

0

5

10

15

20

4

10

20

56-60

61-71

72-78

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5596/5/T1... · Tengah.SMK T&I Kristen Salatiga sebelumnya bernama Sekolah Teknik Menengah Kristen

1. Siklus I (2 x 45 menit)

a. Perencanaan (Pertemuan I)

Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan. Persiapan yang dilakukan

sebagai berikut :

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata Pelajaran PKn menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping (Peta pikiran).

2. Lembar evaluasi (lihat halaman 138) yang akan digunakan untuk mengukur

tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.

3. Lembar observasi atau pengamatan (lihat halaman 135) untuk siswa dalam proses

pembelajaran dilakukan dengan baik dan sesuai dengan proses pembelajaran

model pembelajaran Mind Mapping (Peta Pikiran).

4. Buku pelajaran seperti LKS dan modul untuk menunjang proses pembelajaran.

5. Materi pembelajaran.

Mendeskripsikan pengertian, pentingnya dan sarana-sarana hubungan

internasional dan organisasi internasional bagi suatu Negara.

6. Keperluan yang digunakan saat membuat Peta Pikiran yaitu kertas HVS, pensil

berwarna dan gambar Mind Mapping yang dibuat terlebih dahulu oleh peneliti

serta ruang lokasi yang akan digunakan untuk proses pembelajaran.

Gambar Mind Mapping (Peta Pikiran)

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5596/5/T1... · Tengah.SMK T&I Kristen Salatiga sebelumnya bernama Sekolah Teknik Menengah Kristen

Pertemuan II

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran PKn menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping (Peta Pikiran) pada Standar Kompetensi

Hubungan Internasional dan Organisasi Internasional dan Kompetensi Dasar

Mendeskripsikan pengertian, pentingnya dan sarana-sarana hubungan internasional dan

organisasi internasional bagi suatu Negara.

2. Soal evaluasi siklus II yang digunakan sebagai alat ukur kemampuan siswa.

2. Tindakan Siklus I

Pertemuan I (90 menit)

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada pelaksanaan siklus I adalah :

1. Kegiatan awal

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5596/5/T1... · Tengah.SMK T&I Kristen Salatiga sebelumnya bernama Sekolah Teknik Menengah Kristen

Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam, mengajak semua siswa

untuk berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing, melakukan

absensi, serta memeriksa kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran. Kemudian guru

menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan pembelajaran yang akan

dilakukan.

2. Kegiatan Inti

a. Eksplorasi

1. Melakukan tanya jawab dengan siswa tentang hubungan internasional dan

organisasi internasional.

2. Apabila siswa dapat menjawab, siswa diberikan aplous.

3. Menjelaskan materi pengertian, pentingnya dan sarana-sarana hubungan

internasional bagi suatu negara dengan menggunakan model pembelajaran

Mind Mapping (Peta Pikiran) yang di tulis di papan tulis sebagai berikut :

Topik mengenai hubungan internasional dan organisasi internasional

diletakkan ditengah-tengah papan tulis.

Topik hubungan internasional dan organisasi internasional dan sub topik

pengertian hubungan internasional, pentingnya hubungan internasional, dan

sarana-sarana hubungan internasional saling berhubungan dan menggunakan

garis lebih tebal, semakin jauh dari pusat garis akan semakin tipis, dan garis

harus melengkung dengan panjang yang sama juga seluruh garis harus

tersambung ke pusat atau ke topik.

Di dalam membuat Mind Mapping (Peta pikiran) tidak hanya menggunakan

garis tebal dan tipis tetapi juga menggunakan gambar, simbol dan beberapa

warna agar siswa bisa membedakan topik dan sub topik, warna juga berbeda

untuk setiap inti dari sub topik.

b. Elaborasi

1. Setelah selesai menerangkan materi hubungan internasional dan organisasi

internasional di papan tulis, kemudian memulai dengan membagi kelompok,

satu kelompok ada dua siswa.

2. Masing-masing kelompok diberi kertas HVS dan pensil berwarna serta materi

yang diambil dari LKS PKn yang berkaitan dengan pengertian, pentingnya

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5596/5/T1... · Tengah.SMK T&I Kristen Salatiga sebelumnya bernama Sekolah Teknik Menengah Kristen

dan sarana-sarana hubungan internasional dan organisasi internasional bagi

suatu Negara.

3. Memberikan kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk membuat

Mind Mapping (Peta pikiran) secara bebas dalam ide-ide yang dituangkan

dalam pembuatan Mind Mapping (Peta pikiran) yang berkaitan dengan materi

hubungan internasional dan organisasi internasional.

4. Mengamati siswa satu per satu sambil membawa lembar panduan pengamatan

pembelajaran siswa (kategori aktif, kreatif, kerjasama dan mengemukakan

pendapat).

5. Setelah siswa selesai membuat Mind Mapping (Peta Pikiran), kemudian

dipresentasikan perkelompok dan pada pertemuan ini terdapat lima kelompok

yang melaksanakan presentasi.

c. Konfirmasi

Memberikan tanya jawab dengan siswa tentang materi pengertian, pentingnya

dan sarana-sarana hubungan internasional bagi suatu negarayang telah

disampaikan dan meluruskan kesalahan pemahaman siswa serta memberikan

penguatan atas jawaban-jawaban dari siswa.

3. Kegiatan akhir

Menutup pelajaran dengan menyampaikan tindak lanjut pada pertemuan selanjutnya.

Pertemuan II (90 menit)

Pelaksanaan pertemuan II mengerjakan soal evaluasi. Pada awal pembelajaran

diawali dengan doa dan mengabsen siswa satu persatu, kemudian membagikan lembar soal

evaluasi sebanyak 30 soal. Pelaksanaan mengerjakan soal siswa mengerjakan secara

individu.

3. Observasi

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5596/5/T1... · Tengah.SMK T&I Kristen Salatiga sebelumnya bernama Sekolah Teknik Menengah Kristen

Hasil observasi kegiatan mengajar siklus pada kelas XI TKR mata pelajaran PKn

saat mengajar menggunakan model pembelajaran Mind Mapping (Peta Pikiran),Untuk

mendapatkan informasi yang nyata. Unsur-unsur unjuk kerja yang diamati adalah

keaktifan, kerjasama, kreatif dan mengemukakan pendapat.

Dari hasil observasi didapat kendala yang muncul pada siklus I adalah :

1. Kekompakan kelompok belum baik

Dari hasil observasi, kerja kelompok belum maksimal dikarenakan masih ada 18

siswa yang kurang aktif, ada yang masih jalan-jalan, keluar masuk kelas

seenaknya juga ada siswa yang belum mengerti model Mind Mapping, disamping

itu juga pemikiran siswa yang satu dengan siswa lainya berbeda, juga

mengandalkan teman sebangku.

2. Presentasi kurang maksimal

Dari 16 kelompok hanya 5 kelompok yang melaksanakan presentasi juga belum

bisa membawakan dengan baik, karena siswa masih malu dan kurang percaya diri

dengan hasil Mind Mappingnya karena kurang mengenai materi hubungan

internasional dan organisasi internasional.

2. Rata-rata hasil belajar

Rata-rata hasil belajar siswa rendah yaitu 70,5. Nilai rata-rata ini dibawah kriteria

keberhasilan yaitu 72, sehingga dapat dikatakan bahwa proses belajar mengajar

pada siklus I ini belum berhasil.

4. Refleksi

Setelah melaksanakan pembelajaran pada siklus I, selanjutnya diadakan refleksi

atas segala kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan pengamatan atau temuan dari

observer pada siklus I.

Refleksi dilaksanakan setelah selesai satu pembelajaran dengan cara :

1. Siswa ditanya tentang penggunaan model pembelajaran Mind Mapping yang

telah dilaksanakan ternyata masih terdapat 18 siswa yang kurang paham

mengenai model pembelajaran Mind Mapping karena siswa tidak

mendengarkan saat proses pembelajaran berlangsung, siswa tidak mau bertanya

tentang materi yang disampaikan, siswa kurang mengerti tentang cara membuat

Mind Mapping (Peta Pikiran)

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5596/5/T1... · Tengah.SMK T&I Kristen Salatiga sebelumnya bernama Sekolah Teknik Menengah Kristen

2. Siswa kurang mengerti mengenai model Mind Mapping karena setiap siswa

mempunyai pemikiran dan kreatifitas siswa berbeda-beda dilihat hasil observasi

pada siklus I hanya 5 kelompok yang melaksanakan presentasi, kelima

kelompok tersebut terlihat masih kurang percaya diri untuk mempresentasikan

hasil Mind Mapping nya.

3. Untuk mengatasi permasalahan model Mind Mapping (Peta pikiran) peneliti

mengarahkansetiap kelompok untuk membagi tugas mengenai materi hubungan

internasional dan organisasi internasional dengan cara setiap siswa

mendapatkan bagian sub bab masing-masing, supaya setiap siswa dapat

menguasai satu sub bab yang telah dibagi, sehingga setiap siswa lebih aktif

dalam bekerjasama antar kelompok, kemudian mendiskusikan dalam satu

kelompok tersebut. Dengan perbaikan permasalahan seperti diatas, hasil belajar

pada siklus II akan lebih baik atau meningkat.

Siklus II dilaksanakan setelah mempelajari hasil refleksi pada siklus I, yaitu dengan

cara mencari titik-titik kelemahan yang terdapat pada proses pembelajaran. Dalam

kegiatan ini yang perlu diantisipasi adalah tingkat pemikiran yang berbeda antara siswa

yang satu dengan yang lainnya dan penampilan presentasi.Untuk meningkatkan hasil

belajar siswa yang masih dibawah KKM, perlu diberikan pengarahan bahwa setiap

kelompok mempunyai tugas masing-masing.Pengarahan ini akan memudahkan siswa

dalam melaksanakan presentasi,sehingga pada siklus II hasilnya diharapkan lebih baik

lagi.

5. Evaluasi

a. Hasil Tes Evaluasi Siswa pada Siklus I

Menggunakan model pembelajaran Mind Mapping(Peta Pikiran)

Tabel 4.3

Hasil Tes Siklus I

No. Rentang Nilai Frekuensi Persentase (%)

1.

2.

63 – 70

73 – 80

8

26

23,5

76,4

Jumlah 34 100

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5596/5/T1... · Tengah.SMK T&I Kristen Salatiga sebelumnya bernama Sekolah Teknik Menengah Kristen

Nilai Tertinggi PKn

Nilai Terendah PKn

Nilai Rata-rata PKn

80

63

70,5

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui siswa yang berjumlah 34 yang

mendapatkan rentang nilai 63 – 70 ada 8 siswa (23, 5 %), rentang nilai 73 – 80 ada 26

siswa (76, 4 %) dengan nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 63 dan nilai rata-ratanya

adalah 70,5

Gambar Hasil Tes Siklus I dapat dilihat dibawah ini :

Gambar 4.3 Diagram Hasil Nilai Siklus I

Pada diagram diatas dapat dilihat rentang nilai dari 63 – 70 ada 8 siswa, rentang nilai 73 –

80 ada 26 siswa.

Ketuntasan hasil tes siklus I dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini :

Nilai Frekuensi Ketuntasan Persentase (%)

≥ 72 26 Tuntas 76,4

≤ 72 8 Tidak Tuntas 23,5

Jumlah 34 100

Dari hasil tes siklus I terdapat 26 siswa yang tuntas (76, 4 %) dan sebanyak 8 siswa yang

belum tuntas (23, 5 %), sementara KKM mata pelajaran PKn adalah 72.

8

26

0

10

20

30

63 - 70 73 - 80

Hasil Nilai Siklus I

Hasil Nilai SiklusI

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5596/5/T1... · Tengah.SMK T&I Kristen Salatiga sebelumnya bernama Sekolah Teknik Menengah Kristen

Ketuntasaan hasil tes siklus I dapat dilihat pada diagram 4.4 sebagai berikut:

b. Hasil observasi siklus I

Indikator keberhasilan dalam proses pembelajaran terjadi jika penilaian

performans (unjuk kerja) siswa rata-rata mencapai skor 11.

Penilaian dilakukan tiap siklus, meliputi :

Skor rata-rata =

Skor =

Skor rata-rata = 10,5

Jadi skor rata-rata performans (unjuk kerja) siswa sebesar 10,5. Ini berarti lebih

kecil dari skor pada kriteria keberhasilan perfromans (unjuk kerja) siswa yaitu

11.Dengan demikian dapat dikatakan bahwa siswa kurang aktif dalam kegiatan

belajar mengajar.

Diagram 4.5

Perbandingan Hasil Belajar Siswa Prasiklus ke Siklus I

76%

23%

0%

20%

40%

60%

80%

Tuntas Tidak Tuntas

Ketuntasan Siklus I

Ketuntasn Siklus I

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5596/5/T1... · Tengah.SMK T&I Kristen Salatiga sebelumnya bernama Sekolah Teknik Menengah Kristen

Pada tabel perbandingan perolehan belajar prasiklus dengan siklus I menunjukan pada prasiklus

sebanyak 58,82% atau 20 siswa mendapatkan nilai diatas KKM 72 dan 41,17% atau 14 siswa

mendapat nilai dibawah KKM 72. Nilai rata-rata siswa 68,58. Sedangkan pada siklus I

menunjukan 76,4% atau 26 siswa mendapat nilai diatas KKM 72 dan 23,5% atau 8 siswa

mendapat nilai dibawah KKM 72. Nilai rata-rata siswa 70,5. Hal ini menunjukan ada

peningkatan hasil belajar pada siklus I, dengan perolehan nilai rata-rata siswa pada prasiklus

68,58 menjadi 70,5.

4.4 Siklus II

Hasil Penelitian Siklus II

Siklus II dilaksanakan pada hari Senin, 19 Mei 2014 jam 10.00 – 11.30 WIB di kelas XI

TKR.

1. Perencanaan

tuntas tidak tuntas rata-rata nilai maksimal nilai minimum

58.82

41.17

68.58

7.8 5.6

76.4

23.5

70.5

8 6.3

Perbandingan Perolehan Hasil Belajar Prasiklus dengan Siklus 1

prasiklus siklus 1

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5596/5/T1... · Tengah.SMK T&I Kristen Salatiga sebelumnya bernama Sekolah Teknik Menengah Kristen

Pertemuan I

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata Pelajaran PKn menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping (Peta pikiran).

2. Lembar evaluasi (lihat halaman 139) yang akan digunakan untuk mengukur tingkat

pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.

3. Lembar observasiatau pengamatan (lihat halaman 136) untuk siswa dalam proses

pembelajaran dilakukan dengan baik dan sesuai dengan proses pembelajaran

model pembelajaran Mind Mapping (Peta Pikiran).

4. Buku pelajaran seperti LKS dan modul untuk menunjang proses pembelajaran.

5. Materi pembelajaran.

a) Menjelaskan tahap-tahap perjanjian internasional dan organisasi internasional.

b) Menganalisis fungsi perwakilan diplomatik dan mengkaji peranan organisasi

internasional dalam meningkatkan hubungan internasional.

6. Pelaksanaan proses pembelajaran model Mind Mapping (Peta pikiran) pada siklus

II tidak dilakukan secara berkelompok, melainkan dengan membuat Mind

Mapping (peta pikiran) secara individu.

7. Keperluan yang digunakan saat membuat Mind Mapping (Peta Pikiran) yaitu

kertas HVS, pensil berwarna dan gambar Mind Mapping yang dibuat terlebih

dahulu oleh peneliti serta ruang lokasi yang akan digunakan untuk proses

pembelajaran.

Gambar Mind Mapping (Peta Pikiran) Siklus II

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5596/5/T1... · Tengah.SMK T&I Kristen Salatiga sebelumnya bernama Sekolah Teknik Menengah Kristen

Pertemuan II

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran PKn menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping (Peta Pikiran) pada Standar

Kompetensi Hubungan Internasional dan Organisasi Internasional, Kompetensi

Dasar menjelaskan tahap-tahap perjanjian internasional dan organisasi

internasional serta menganalisis fungsi perwakilan diplomatik dan mengkaji

peranan organisasi internasional dalam meningkatkan hubungan internasional.

2. Soal evaluasi siklus II yang digunakan sebagai alat ukur kemampuan siswa.

2. Tindakan

Pertemuan I (90 menit)

Berdasarkan kendala (observasi) direfleksi pada siklus I maka, akan dilaksanakan

beberapa kegiatan sebagai berikut :

Beberapa kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah :

1. Kegiatan awal

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5596/5/T1... · Tengah.SMK T&I Kristen Salatiga sebelumnya bernama Sekolah Teknik Menengah Kristen

Guru mengawali kegiatan dengan mengucapkan salam, mengajak semua siswa

untuk berdoa sesuai dengan agamanya masing-masing, melakukan absensi, serta

memeriksa kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran. Kemudian guru

menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan pembelajaran yang akan

dilakukan.

2. Kegiatan inti

a. Eksplorasi

1. Melakukan tanya jawab dengan siswa tentang hubungan internasional dan

organisasi internasional.

2. Apabila siswa dapat menjawab, siswa diberikan aplous.

3. Menjelaskan materi tahap perjanjian internasional serta fungsi perwakilan

diplomatik dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping

(Peta Pikiran) yang di tulis di papan tulis sebagai berikut :

Topik mengenai hubungan internasional dan organisasi internasional

diletakkan ditengah-tengah papan tulis.

Topik hubungan internasional dan organisasi internasional dan sub

topik tahap perjanjian internasional dan fungsi perwakilan diplomatik

saling berhubungan dan menggunakan garis lebih tebal, semakin jauh

dari pusat garis akan semakin tipis, dan garis harus melengkung

dengan panjang yang sama juga seluruh garis harus tersambung ke

pusat atau ke topik.

Di dalam membuat Mind Mapping (Peta pikiran) tidak hanya

menggunakan garis tebal dan tipis tetapi juga menggunakan gambar,

simbol dan beberapa warna agar siswa bisa membedakan topik dan sub

topik, warna juga berbeda untuk setiap inti dari sub topik.

b. Elaborasi

1. Setelah selesai menerangkan materi hubungan internasional dan organisasi

internasional di papan tulis, kemudian memulai dengan membagi

kelompok, satu kelompok ada dua siswa.

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5596/5/T1... · Tengah.SMK T&I Kristen Salatiga sebelumnya bernama Sekolah Teknik Menengah Kristen

2. Masing-masing kelompok diberi kertas HVS dan pensil berwarna serta

materi yang diambil dari LKS PKn yang berkaitan dengan tahap perjanjian

internasional dan fungsi perwakilan diplomatik.

3. Pada siklus II ini, siswa membuat Mind Mapping (Peta Pikiran) secara

berkelompok dan lebih ditekankan setiap anggota kelompok mendapatkan

tugas masing-masing sub topik, agar setiap siswa tidak ada lagi yang pasif

dan bisa bekerjasama juga lebih mudah mengapresiasikan tingkat

pikirannya dan lebih kreatif.

4. Kemudian memberikan kesempatan kepada masing-masing kelompok

untuk membuat Mind Mapping (Peta pikiran) secara bebas dalam ide-ide

yang dituangkan dalam pembuatan Mind Mapping (Peta pikiran) yang

berkaitan dengan materi hubungan internasional dan organisasi

internasional.

5. Mengamati siswa satu per satu sambil membawa lembar panduan

pengamatan pembelajaran siswa (kategori aktif, kreatif, kerjasama dan

mengemukakan pendapat).

6. Di siklus II ini siswa lebih antusias membuat Mind Mapping, dan tidak

ada siswa yang keluar masuk kelas. Pada siklus II para siswa mulai

terbiasa akan langkah-langkah yang dilakukan.

7. Setelah siswa selesai membuat Mind Mapping (Peta Pikiran), kemudian

dipresentasikan perkelompok dan pada pertemuan ini terdapat lima

kelompok yang melaksanakan presentasi. Dalam presentasi ini siswa

sudah menunjukan keberanian siswa membahas hasil karya Mind Mapping

(Peta Pikiran)dengan tingkat masing-masing pemikirannya.

c. Konfirmasi

Memberikan tanya jawab dengan siswa tentang materi tahap perjanjian

internasional dan fungsi perwakilan diplomatik yang telah disampaikan dan

meluruskan kesalahan pemahaman siswa serta memberikan penguatan atas

jawaban-jawaban dari siswa.

3. Kegiatan akhir

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5596/5/T1... · Tengah.SMK T&I Kristen Salatiga sebelumnya bernama Sekolah Teknik Menengah Kristen

Guru mengulas kembali materi yang dipelajari untuk mengetahui kemampuan

siswa dan menutup pelajaran dengan menyampaikan tindak lanjut pada pertemuan

selanjutnya.

Pertemuan II (90 menit)

Pelaksanaan pertemuan II mengerjakan soal evaluasi. Pada awal pembelajaran

diawali dengan doa dan mengabsen siswa satu persatu, kemudian membagikan

lembar soal evaluasi sebanyak 30 soal. Pelaksanaan mengerjakan soal siswa

mengerjakan secara individu.

3. Observasi

Pada kegiatan observasi ini, peneliti melakukan pengamatan kondisi belajar siswa

dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar yang sudah terbiasa dengan keadaan yang

diberikan pada pertemuan I siklus 2 dengan mencatat aktifitas siswa selama diberi

perlakuan, antara lain :

1. Kreatifitas yang tinggi dilihat dari hasil mind mapping nya siswa menggunakan

warna yang bervariasi.

2. Menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran, siswa lebih bebas menuangkan ide-

ide di dalam Mind Mapping (Peta Pikiran) secara jelas.

3. Mengemukakan pendapat saat presentasi siswa lebih percaya diri.

4. Keaktifan dalam kerjasama kelompok siswa lebih antusias.

4. Refleksi

Kegiatan pembelajaran pada siklus II sudah dilaksanakan dan diadakan refleksi dari

semua kegiatan pada siklus II berdasarkan apa yang dilihat observer, yaitu:

1. Pada pembelajaran siklus II ini, siswa lebih mudah menggunakan model Mind

Mapping(Peta Pikiran) dilihat dari hasil tes dan observasi hasil belajar meningkat.

2. Berdasarkan observasi, keaktifan siswa sudah tinggi dibuktikan dengan kreatifitas

siswa yang tinggi tidak ada lagi dalam proses pembelajaran siswa seenaknya

sendiri, siswa lebih antusias dalam pembelajaran Mind Mapping(Peta Pikiran) dan

dapat memulai menyusun, menjelaskan gagasannya, serta mampu mengemukakan

pendapat dengan baik dan hasil belajar yang meningkat.

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5596/5/T1... · Tengah.SMK T&I Kristen Salatiga sebelumnya bernama Sekolah Teknik Menengah Kristen

3. Dari hasil belajar siswa yang meningkat dari kondisi awal, siklus I dan siklus II

dengan model Mind Mapping(Peta Pikiran) akan memudahkan gaya belajar siswa

dan dapat meningkatkan daya ingatannya.

5. Evaluasi

a. Hasil Belajar Siklus II

Pada pertemuan I dan II pada siklus II, sudah mengadakan pembelajaran dengan

Model Mind Mapping (Peta Pikiran) seperti yang dijelaskan pada tindakan

sebelumnya dan memberikan tes evaluasi pada pertemuan kedua ketika pembelajaran

selesai.

Berikut merupakan hasil belajar PKn siklus II :

Tabel 4.5

Hasil Tes Siklus II

No. Rentang Nilai Frekuensi Persentase (%)

1.

2.

3.

68 – 71

72 – 76

78 - 83

3

21

10

8,9

61,7

29,4

Jumlah 34 100

Nilai Tertinggi PKn

Nilai Terendah PKn

Nilai Rata-rata PKn

83

70

76

Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui siswa yang berjumlah 34, mendapatkan rentang

nilai 68 – 71 ada 3 siswa (8,9 %), rentang nilai 72 – 76 ada 21 siswa (61,7 %), rentang nilai

78 – 83 ada 10 siswa (29,4 %) dengan nilai tertinggi 83, nilai terendah 70 dengan KKM 72

serta nilai rata-rata 76. Dibawah ini adalah diagram 4.6 hasil tes evaluasi siklus II :

3

21

10

0

10

20

30

68 - 71 72 - 76 78 - 83

Hasil Tes Siklus II

Hasil Tes SiklusII

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5596/5/T1... · Tengah.SMK T&I Kristen Salatiga sebelumnya bernama Sekolah Teknik Menengah Kristen

Berdasarkan diagram diatas interval antara 68 – 71 terdapat 3 siswa, interval antara

72 – 76 ada 21 siswa, interval antara 78 – 83 ada 10 siswa.

Ketuntasan hasil tes siklus II dapat dilihat berikut ini :

Tabel 4.6

Ketuntasan Hasil Tes Siklus II

Nilai Frekuensi Ketuntasan Persentase (%)

≤ 72 3 Tidak Tuntas 8,9

≥ 72 10 Tuntas 61,7

≥ 72 21 Tuntas 29,4

Jumlah 34 100

Hasil Ketuntasan Tes Siklus II dapat dilihat pada Diagram 4.6 berikut :

b. Hasil observasi siklus II

Indikator keberhasilan dalam proses pembelajaran terjadi jika penilaian performans

(unjuk kerja) siswa rata-rata mencapai skor 11.

Penilaian dilakukan tiap siklus, meliputi :

Skor rata-rata =

Skor =

Skor rata-rata = 12,02

Jadi skor rata-rata performans (unjuk kerja) siswa sebesar 12,02. berarti lebih

besar dari skor pada kriteria keberhasilanperfromans (unjuk kerja) siswa yaitu

11.Dengan demikian dapat dikatakan bahwa siswa aktif dalam kegiatan

belajar mengajar.

Diagram 4.8

70%

30%

0%

50%

100%

Tuntas Tidak Tuntas

Ketuntasan

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5596/5/T1... · Tengah.SMK T&I Kristen Salatiga sebelumnya bernama Sekolah Teknik Menengah Kristen

Perbandingan Perolehan Hasil Belajar siklus I dengan Siklus II

Pada tabel perbandingan perolehan siklus I menunjukan 23,5% atau 8 siswa yang

mendapatkan nilai dibawah KKM 72 dan pada siklus II menunjukan 8,9% atau 3 siswa

yang mendapatkan nilai dibawah KKM 72, sedangkan siklus I menunjukan 76,4% atau

26 siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM 72 dan 91,1% atau 31 siswa yang

mendapatkan nilai diatas KKM 72. Nilai rata-rata pada siklus I 70,5. Sedangkan pada

siklus II 76.Hal ini bahwa antara siklus I dan siklus II menunjukan ada peningkatan hasil

belajar dari nilai rata-rata siswa pada pretest.

4.2 Pembahasan

Berdasarkan tindakan yang dilakukan mulai dari siklus I sampai siklus II dapat dilihat

hasil belajar siswa yang meningkat ketika dilakukan kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping (Peta Pikiran). Adapun

hasil dari peningkatan tersebut dapat dilihat dibawah ini sebagai berikut ini :

a. Hasil Belajar

Hasil belajar berdasarkan nilai prasiklus, tes evaluasi dari siklus I dan siklus II

yang mengalami kenaikan. Dibawah ini dapat dilihat pada berikut ini :

Tabel 4.7

Perbandingan Ketuntasan Nilai Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

tuntas tidak tuntas rata-rata nilaimaksimal

nilaiminimum

76.4

23.5

70.5

8 6.3

91.1

8.9

76

8.3 7

Perbandingan Perolehan Hasil Belajar Siklus 1 dengan Siklus 2

siklus 1 siklus 2

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5596/5/T1... · Tengah.SMK T&I Kristen Salatiga sebelumnya bernama Sekolah Teknik Menengah Kristen

No. Kategori Prasiklus Siklus I Siklus II

Frekuensi (%) Frekuensi (%) Frekuensi (%)

1. Tuntas 20 58,8 % 26 76,4 % 31 91,1 %

2. Tidak Tuntas 14 41,1% 8 23,5 % 3 8,9 %

Jumlah 34 100 34 100 34 100

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa meningkatnya hasil belajar siswa pada mata

pelajaran PKn. Pada kondisi awal hanya 20 siswa yang tuntas, kemudian peneliti melakukan

proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping (Peta

Pikiran) dengan melakukan pengajaran pada siklus I jumlah siswa yang tuntas meningkat

menjadi 26 siswa dari prasiklus, kemudian pada siklus II meningkat menjadi 31 siswa, hanya

3 siswa yang belum tuntas. Hal ini membuktikan jika pembelajaran dengan model Mind

Mapping (Peta Pikiran) dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Hasil Peningkatan Tes Hasil Belajar Pada Prasiklus, Siklus I dan Siklus II dapat

dilihat pada gambar 4.9 dibawah ini :

20 26

31

0

10

20

30

40

Kondisi awal Siklus I Siklus II

Perbandingan Ketuntasan Nilai Prasiklus, Siklus I dan

Siklus II

Tuntas

Tidk Tuntas

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5596/5/T1... · Tengah.SMK T&I Kristen Salatiga sebelumnya bernama Sekolah Teknik Menengah Kristen

Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan bahwa pada kondisi awal terdapat

20 siswa yang tuntas dan 14 siswa yang tidak tuntas, siklus I terdapat 26 siswa yang

tuntas dan 8 siswa yang tidak tuntas, sedangkan untuk siklus II terdapat 31 siswa yang

tuntas dan 3 siswa yang belum tuntas, maka terjadi suatu peningkatan ketuntasan nilai

dari 20 siswa menjadi 26 siswa dan kemudian menjadi 31 siswa kelas XI TKR SMK T &

I Kristen Salatiga.

Pembelajaran melalui model mind mapping (Peta Pikiran) pada materi “

Hubungan Internasional dan Organisasi Internasional” di kelas XI TKR SMK T & I

Kristen Salatiga. Model Pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping (Peta Pikiran) dapat

meningkatan hasil belajar siswa kelas XI TKR SMK T & I Kristen Salatiga. Karena

terdapat beberapa alas an yaitu : Peneliti hanya menjelaskan materi secara singkat jadi

siswa yang aktif untuk membaca, siswa juga membuat Peta Pikiran agar siswa sendiri

bisa memahami apa yang siswa buat dan mudah untuk cara belajar yang kreatif, siswa

lebih rajin membaca, dan siswa akan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran dengan

adanya menuangkan apa yang ada dipikiran setiap siswa tersebut.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Shofia Hattarina

(2008) tentang “Penerapan model pembelajaran mind Mapping (Peta pikiran) untuk

meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah XI IPS

SMAN I Talun”.penelitian tersebut menyimpulkan bahwa dengan menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas

XI IPS dalam mata pelajaran sejarah. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan rata-

rata skor siswa dari hasil tes awal 33,75% meningkat menjadi 73,25% hal ini berarti

terjadi peningkatan skor sekitar 39,5% pada post tes siklus I. sedangkan pada siklus II

hasil tes awal siswa adalah 36% dan pada post tes meningkat menjadi 88,75% ini

menunjukan telah terjadi peningkatan skor siswa sebanyak 52,75%. Penelitian yang

dilakukan oleh Ariadina Suim Dwi Fitri (2008) dengan penerapan model Mind Mapping

untuk meningkatkan kemampuan berfikir kretifitas dan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran ekonomi pada siswa kelas XI SMA Darul Ulum Agung Malang. Hasil

penelitian ini menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran Mind Mapping dapat

meningkatkan kemampuan berfikir kreatif dan hasil belajar siswa kelas XI SMA Darul

ulum Agung Malang pada mata pelajaran ekonomi pada siklus I ke siklus II ditinjau dari

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5596/5/T1... · Tengah.SMK T&I Kristen Salatiga sebelumnya bernama Sekolah Teknik Menengah Kristen

aspek fluency sebesar 22, 07%, aspek flexibility sebesar 20,11%, aspek originality

sebesar 27,59 %, aspek elaboration sebesar 20,3 % dan aspek evalution sebesar 17, 82%.

Sedangkan peningkatan ketuntasan belajar secara keseluruhan (klasikal) pada siklus I ke

siklus II sebesar 10,62% untuk aspek kognitif dan pada aspek efektif sebesar 13,8%.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Rosdianan (2006), tentang “Meningkatkan Prestasi

Belajar IPS Siswa Kelas VIII melalui Pembelajaran Kooperatif tipe Mind Mapping di

SMP Negeri 15 Kendari”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi

belajar IPS siswa dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping (Peta

Pikiran) siswa pada kelas VIII SMP Negeri 15 Kendari.Penelitian ini merupakan

penelitian tindakan kelas dengan subjek peneitian siswa kelas VIII SMP Negeri 15

Kendari yang berjumlah 35 siswa.Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yang

masih-masing siklus terdiri dari dua kali pertemuan.Tiap-tiap siklus memiliki empat

tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Instrument yang akan

digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah lembar observasi

kegiatan siswa dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping

(peta pikiran) teknis analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data

deskripstif kuantitatif dan kualitatif. Berdasarkan hasil observasi , evaluasi dan refleksi

pada setiap tindakan maka dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping dalam proses belajar mengajar IPS dapat

ditingkatkan sehingga prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Kendari dapat

ditingkatkan, dari 44,44% siswa telah memperoleh nilai ≥ 6,0 dengan rata- rata 5,48 pada

siklus I dan pada siklus II menjadi 80,55 % dengan rata- rata 6,47.

Hipotesis tindakan adalah dugaan sementara dari masalah yang diteliti.Jawaban

atas hipotesis tindakan setelah dilakukan penelitian adalah penerapan model

pembelajaran Mind Mapping (Peta Pikiran) dapat meningkatkan hasil belajar siswa SMK

T & I Kristen Salatiga semester II tahun ajaran 2013/2014. Peningkatan hasil belajar

dibuktikan dari hasil belajar pada siklus II yaitu menunjukan 91,1 % atau 31 siswa

mendapat nilai diatas KKM 72 dan 8,9 % atau 3 siswa mendapat nilai dibawah KKM 72.

Nilai rata-rata siswa 7,6.

Model pembelajaran Mind Mapping (Peta Pikiran) sebagian besar hasil belajar

siswa meningkat dari yang tidak tuntas menjadi tuntas. Alasan mengapa model Mind

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5596/5/T1... · Tengah.SMK T&I Kristen Salatiga sebelumnya bernama Sekolah Teknik Menengah Kristen

Mapping (Peta Pikiran) dapat meningkatkan hasil belajar sesuai dengan kelebihan model

Mind Mapping menurut Buzan (2009:20), yaitu : Dapat mengemukaan pendapat secara

bebas, dapat berkerjasama dengan teman lainnya, catatan lebih padat dan jelas, lebih

mudah mencari catatan jika diperlukan, catatan lebih berfokus pada inti materi, mudah

melihat gambaran keseluruhan, membantu otak untuk : mengatur, mengingat,

membandingkan dan membuat hubungan, memudahkan penambahan informasi baru,

pengkajian ulang bisa lebih cepat setiap peta bersifat unik. Hal ini tercermin terjadinya

peningkatan hasil belajar siswa dari 58,8% pada prasiklus menjadi 76,4% pada siklus I

dan pada akhir siklus II meningkat menjadi 91,1% dari target indikator pencapaian 80%

dari 31 siswa mencapai nilai KKM 72.