bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1...

14
18 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas disampaikan melalui penjelasan pelaksanaan pembelajaran hingga capaian hasil belajar siswa dari pembelajaran awal atau kondisi awal yang merupakan pembelajaran pra siklus, Perbaikan Pembelajaran Siklus I dan Perbaikan Pembelajaran Siklus II. 4.1.1 Kondisi Awal Penjelasan tentang kondisi awal dari Penelitian Tindakan Kelas merupakan paparan dan penjelasan tentang temuan-temuan selama proses pembelajaran awal berlangsung hingga diketahui capaian hasil pembelajaran. Seperti telah diuraikan dalam identifikasi masalah dalam pembelajaran awal, permasalahan mendasar dari kegagalan pembelajaran adalah: a. capaian hasil belajar siswa yang belum memenuhi kriteria ketuntasan yang diharapkan b. penggunaan metode dalam pelaksanaan pembelajaran yang belum mampu membangkitkan minat belajar siswa. Berdasarkan data capaian hasil belajar siswa dalam tes formatif di akhir pembelajaran awal diketahui nilairata-rata klasikal hanya 67,4 dengan tingkat ketuntasan pembelajaran yang hanya mencapai 42,1%, dimana dari 19 siswa kelas II SD Negeri Mojoagung 01 Kecamatan Trangkil Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2012/2013, hanya 8 siswa yang mampu mendapatkan nilai di atas 75. Sedangkan 57,9% atau 11 siswa lainnya capaian nilai tes formatifnya belum mampu mencapai nilai ketuntasan yang ditetapkan. Dengan memperhatikan capaian hasil belajar siswa pada pembelajaran awal tersebut menunjukkan bahawa pemahaman materi ajar yang diterima siswa masih tergolong rendah. Hal ini jika disesuaikan dengan ketuntasan pembelajaran yang diharapkan yaitu capaian rata-rata klasukal yang diharapkan minimal 75, dengan tingkat ketuntasan pembelajaran yang ditetapkan 75% dari jumlah siswa seluruhnya.

Upload: ngotram

Post on 07-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

18

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas disampaikan melalui penjelasan

pelaksanaan pembelajaran hingga capaian hasil belajar siswa dari pembelajaran awal atau kondisi awal yang merupakan pembelajaran pra siklus, Perbaikan Pembelajaran Siklus I dan Perbaikan Pembelajaran Siklus II.

4.1.1 Kondisi Awal

Penjelasan tentang kondisi awal dari Penelitian Tindakan Kelas merupakan paparan dan penjelasan tentang temuan-temuan selama proses pembelajaran awal berlangsung hingga diketahui capaian hasil pembelajaran.

Seperti telah diuraikan dalam identifikasi masalah dalam pembelajaran awal, permasalahan mendasar dari kegagalan pembelajaran adalah: a. capaian hasil belajar siswa yang belum memenuhi kriteria ketuntasan yang

diharapkan b. penggunaan metode dalam pelaksanaan pembelajaran yang belum mampu

membangkitkan minat belajar siswa. Berdasarkan data capaian hasil belajar siswa dalam tes formatif di akhir

pembelajaran awal diketahui nilairata-rata klasikal hanya 67,4 dengan tingkat ketuntasan pembelajaran yang hanya mencapai 42,1%, dimana dari 19 siswa kelas II SD Negeri Mojoagung 01 Kecamatan Trangkil Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2012/2013, hanya 8 siswa yang mampu mendapatkan nilai di atas 75. Sedangkan 57,9% atau 11 siswa lainnya capaian nilai tes formatifnya belum mampu mencapai nilai ketuntasan yang ditetapkan.

Dengan memperhatikan capaian hasil belajar siswa pada pembelajaran awal tersebut menunjukkan bahawa pemahaman materi ajar yang diterima siswa masih tergolong rendah. Hal ini jika disesuaikan dengan ketuntasan pembelajaran yang diharapkan yaitu capaian rata-rata klasukal yang diharapkan minimal 75, dengan tingkat ketuntasan pembelajaran yang ditetapkan 75% dari jumlah siswa seluruhnya.

19

Capaian hasil belajar siswa pada pembelajaran awal selengkapnya peneliti sampaikan melalui tabel analisis hasil belajar siswa sebagai berikut:

Tabel 4.1

Analisis Nilai Hasil Tes Formatif Pembelajaran Awal

Mata Pelajaran : Matematika Satuan Pendidikan : SDN Mojoagung Trangkil Materi Ajar : Mengurutkan Bilangan Sampai 500 Kelas/semester : II/1

No Rentang Nilai

Banyak siswa

Nilai x Banyak Siswa Persentase

1 0-30 - - - 2 40 4 160 21,1% 3 50 3 150 15,8% 4 60 2 120 10,5% 5 70 2 140 10,5% 6 80 3 240 15,8% 7 90 3 270 15,8% 8 100 2 200 10,5%

Jumlah 19 1280 100%

Keterangan : 1. Nilai rata – rata : 67,4 2. Nilai Tertinggi : 100 3. Nilai Terendah : 40

4. Tingkat Ketuntasan : 198 X 100% = 42,1%

5. Taraf Serap : 19

1280 X 100% = 67,4%

4.1.2 Perbaikan Pembelajaran Siklus I Sesuai dengan metode pelaksanaan penelitian yang diterapkan dalam Penelitian

Tindakan Kelas, pelaksanaan tidakan dalam perbaikan pembelajaran siklus I dilakukan melalui empat tahap kegiatan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi dari masing-masing tindakan.

20

1. Perencanaan Langkah-langkah perencanaan perbaikan pembelajaran siklus 1 meliputi: a Meminta ijin mengadakan penelitian tindakan kelas kepada kepala SD Negeri

Mojoagung 01 Kecamatan Trangkil Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2012/2013. b Menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri atas:

- Rencana pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I - Menentukan metode pembelajaran - Menentukan media dan alat pembelajaran - Menentukan langkah-langkah atau strategi pelaksanaan pembelajaran - Menyusun format penilaian

c Menyusun format lembar observasi/pengamatan pembelajaran 2. Pelaksanaan/Tindakan

Dalam tahapan ini peneliti melakukan pembelajaran sesuai dengan urutan atau alur pembelajaran yang telah disusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran, melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut: a. Eksplorasi

Menggali konsep dasar siswa tentang urutan bilangan dengan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: - Siapa yang mendapatkan peringkat 1 waktu kenaikan kelas ? - Siapa yang mendapatkan peringkat 2, 3, dan 4 waktu kenaikan kelas? - Rumah kalian nomor berapa ? Sebelah kanan dan kiri nomor berapa saja ? Berdasarkan jawaban siswa, guru melanjutkan penjelasan dan penugasan individu tentang mengurutkan bilangan sampai 500 menggunakan media cart bilangan.

b. Elaborasi Kegiatan elaborasi dilaksanakan dengan melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif melalui metode diskusi berpasangan dengan langkah-langkah sebagai berikut: - Membagikan tugas kepada setiap pasangan siswa sebangku, dilanjutkan

denganmenjelaskan petunjuk pengerjaan tugas. - Mangamati dan membimbing siswa mengerjakan tugas.

21

- Meminta beberapa pasangan siswa maju ke depan untuk melaporkan hasil diskusinya.

c. Konfirmasi - Guru meminta siswa secara klasikal memberi pendapat tentang hasil kerja

pasangan yang melaporkan hasil diskusinya - Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya tentang materi yang belum

jelas - Guru menyimpulkan pelajaran dengan menjelaskan kembali pokok-pokok materi

yang diajarkan 3. Observasi

Tahap observasi dilakukan pengamat/teman sejawat dengan mengisi format lembar pengamatan dengan mencentang kolom kemunculan sesuai dengan pelaksanaan pembelajaran, sedangkan aspek yang diamati adalah aktifitas guru dan siswa selama proses pembelajaran, yang melingkupi interaksi klasikal, penerapan metode dan strategi pembelajaran, penggunaan media hingga pelaksanaan evaluasi. Observasi hasil belajar dilakukan peneliti bersama teman sejawat melalui pelaksanaan analisis nilai hasil tes formatif diakhir pembelajaran. Observasi hasil penelitian perbaikan pembelajaran siklus I menunjukkan adanya perubahan perilaku dalam pembelajaran, baik dari sisi keaktifan siswa maupun dalam capaian hasil belajar siswa.

4. Refleksi Refleksi perbaikan pembelajaran siklus 1 dilkukan penulis dengan dibantu teman sejawat dengan mereviw kembali segala sesuatu yang terjadi selama pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan memperhatikan data dan fakta dalam lembar observasi dan capaian hasil belajar, serta menerima masukan dan saran dari teman sejawat selaku observer pembelajaran. Dari kegiatan ini ditemukan kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran. Adapun kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I adalah sebagai berikut: Kelebihan - Tersusunnya perangkat perbaikan pembelajaran siklus 1.

22

- Terjadinya peningkatan aktifitas dan hasil belajar siswa melalui kegiatan diskusi kelompok dan klasikal.

Kelemahan - Aktifitas diskusi kelompok dan klasikal disominasi siswa pandai - Capaian hasil belajar siswa pada perbaikan pembelajaran I ini sudah ada

peningkatan, namun masih belum mencapai kriteria ketuntasan. Tabel 4.2

Analisis Nilai Hasil Tes Formatif Pembelajaran Siklus I

Mata Pelajaran : Matematika Satuan Pendidikan : SDN Mojoagung Trangkil Materi Ajar : Mengurutkan Bilangan Sampai 500 Kelas/semester : 2/1

No Rentang Nilai

Banyak siswa

Nilai x Banyak Siswa Persentase

1 0-30 - - - 2 40 3 120 15,8% 3 50 2 100 10,5% 4 60 1 60 5,3% 5 70 1 70 5,3% 6 80 5 400 26,3% 7 90 4 360 21,1% 8 100 3 300 15,8%

Jumlah 19 1410 100%

Keterangan : 1. Nilai rata – rata : 74,2 2. Nilai Tertinggi : 100 3. Nilai Terendah : 40

4. Tingkat Ketuntasan : 1912 X 100% = 63,2%

5. Taraf Serap : 19

1410 X 100% = 74,2%

23

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Rentang Nilai

Diagram 1 Diagram Hasil Tes Formatif Perbaikan Pembelajaran Siklus 1

Berdasarkan data capaian hasil tes formatif pada perbaikan pembelajaran siklus 1 tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa capaian hasil belajar siswa mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan capaian hasil belajar pada pembelajaran awal. Dimana nilai rata-rata klasikal mencapai 74,2 dengan tingkat ketuntasan mencapai 63,2%. Dari data tersebut juga diketahui bahwa banyaknya siswa yang mampu mendapatkan nilai di atas 75 sebanyak 12 siswa. Meskipun terjadi peningkatan, baik aktifitas maupun capaian hasil belajar siswa pada perbaikan pembelajaran siklus I, namun peningkatan tersebut masih belum mampu memenuhi kriteria ketuntasan yang diharapkan. Untuk itu peneliti bersama teman sejawat sepakat untuk melanjutkan penelitian tindakan kelas melaluipelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II.

4.1.3 Perbaikan Pembelajaran Siklus II

Menyadari masih belum terpenuhinya kriteria ketuntasan pembelajaran yang telah ditetapkan, peneliti melakukan perbaikan pembelajaran siklus II.

Sesuai dengan tujuan dari diadakannya penelitian ini, peneliti mengupayakan terjadi proses pembelajaran yang efektif sehingga mampu meningkatkan pemahaman

7

6

5

4

3

2

1

0

Jumlah Siswa

24

materi dan hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran Kooperatif. Tahapan-tahapan pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II dilakukan

penulis dengan dibantu oleh teman sejawat sebagai berikut: 1. Perencanaan

Seperti pada tahap perencanaan yang dilakukan peneliti pada perbaikan pembelajaran sebelumnya, dalam tahap ini dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: a Menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri atas:

- Rencana pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II - Menentukan langkah-langkah pelaksanaan perbaikan pembelajaran melalui

penerapan model pembelajaran Kooperatif. - Menentukan media. - Menyusun format penilaian - Menyusun format lembar observasi/pengamatan pembelajaran

2. Tindakan atau Pelaksanaan Adapun langkah-langkah tindakan dalam pembelajaran pada perbaikan pembelajaran siklus II adalah: a Eksplorasi

Menggali konsep dasar siswa tentang urutan bilangan dengan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: - Siapa yang mendapatkan peringkat 2, 3, dan 4 waktu kenaikan kelas? - Sebutkan urutan bilangan dari 150 sampai dengan 160 ?

Berdasarkan jawaban siswa, guru melanjutkan penjelasan dan penugasan individu tentang mengurutkan bilangan sampai 500 menggunakan media cart bilangan.

b. Elaborasi Kegiatan elaborasi dilaksanakan dengan melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif melalui metode diskusi diskusi kelompok dengan langkah-langkah sebagai berikut:

25

- Membagikan tugas kepada masing-masing kelompok, dilanjutkan denganmenjelaskan petunjuk pengerjaan tugas.

- Mangamati dan membimbing siswa mengerjakan tugas. - Meminta beberapa pasangan siswa maju ke depan untuk melaporkan hasil

diskusinya. c Konfirmasi

- Guru meminta siswa secara klasikal memberi pendapat tentang hasil kerja pasangan yang melaporkan hasil diskusinya

- Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya tentang materi yang belum jelas

- Guru menyimpulkan pelajaran dengan menjelaskan kembali pokok-pokok materi yang diajarkan

3. Observasi/Pengamatan Pengamatan atau observasi yang dilakukan oleh penulis dan teman sejawat untuk mengamati jalannya pelaksanaan pembelajaran dan mengetahui hasil belajar siswa. Pelaksanaan pengamatan dilakukan dengan mengacu pada format observasi yang telah disepakati penulis dan teman sejawat. Pengamatan pada perbaikan pembelajaran siklus II difokuskan pada penerapan model pembelajaran Kooperatif, serta pengaruh yang ditimbulkannya dalam upaya meningkatkan pemahaman materi ajar dan hasil belajar siswa. Paparan mengenai hasil penelitian pada pembaikan pembelajaran siklus II disampaikan dengan temuan tentang diketahuinya kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran.

a. kelemahan Hingga pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II masih terdapat 2 siswa siswa yang belum mampu memperoleh nilai di atas nilai ketuntasan yang telah ditetapkan.

b. kelebihan - Terjadi peningkatan aktifitas siswa baik secara kelompok maupun klasikal. - Terjadi peningkatan pemahaman terhadap materi ajar yang diterima siswa hingga

melebihi kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan.

26

Tabel 4.3

Analisis Nilai Hasil Tes Formatif Pembelajaran Siklus II Mata Pelajaran : Matematika Satuan Pendidikan : SDN Mojoagung Trangkil Materi Ajar : Mengurutkan Bilangan Sampai 500 Kelas/semester : 2/1

No Rentang Nilai

Banyak siswa

Nilai x Banyak Siswa Persentase

1 0-30 - - - 2 40 - - - 3 50 - - - 4 60 1 60 5,3% 5 70 1 70 5,3% 6 80 7 560 36,8 % 7 90 6 540 31,6 % 8 100 4 400 21 %

Jumlah 19 1630 100%

Keterangan : 1. Nilai rata – rata : 85,8 2. Nilai Tertinggi : 100 3. Nilai Terendah : 60

4. Tingkat Ketuntasan : 1917 X 100% = 89,5 %

5. Taraf Serap : 19

1630 X 100% = 85,8%

27

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Rentang Nilai

Diagram 2 Diagram Hasil Tes Formatif Perbaikan Pembelajaran Siklus II

4. Refleksi

Dalam tahap ini peneliti mengidentifikasi hasil pengamatan serta temuan-temuan selama proses pembelajaran, baik dari hasil pengamatannya sendiri dengan mempertimbangkan pula hasil pengamatan yang dilakukan teman sejawat yang berlaku sebagai observer dalam pelaksanaan pembelajaran.

Adapun hasil pelaksanaan kegiatan refleksi pada pembelajaran siklus II adalah berikut ini : 1. Adanya peningkatan aktifitas siswa dalam belajar. 2. Siswa nampak antusias dalam proses belajar melalui pelaksanaan pembelajaran

kooperatif. 3 Meningkatnya prestasi hasil belajar siswa secara individu maupun klasikal hingga

melebihi kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan, dimana rata-rata klasikal pada perbaikan pembeajaran siklus II ini mencapai 85,8 dengan tingkat ketuntasan klasikal yang mencapai 89,5 %.

7

6

5

4

3

2

1

0

Jumlah Siswa

28

Dari data tersebut juga dapat diketahui jumlah siswa yang mampu mandapatkan nilai di atas nilai ketuntasan mencapai 17 siswa.

Berdasarkan data capaian hasil belajar dan refleksi hasil penelitian pada perbaikan pembelajaran siklus II, penulis bersama teman sejawat sepakat menghentikan pelaksanaan perbaikan pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas hingga siklus II saja. 4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan hasil penelitian merupakan uraian dari pelaksanaan tindakan dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang meliputi perbaikan pembelajaran siklus 1 dan prerbaikan pembelajaran 2. 4.2.1 Pembahasan Perbaikan Pembelajaran Siklus I

Sesuai dengan bentuk dan alur pelaksanaan penelitian tindakan kelas bahwa pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I dilaksanakan berdasarkan keresahan penulis setelah melakukan kajian terhadap pelaksanaan pembelajaran awal yang belum mampu mencapai ketuntasan belajar yang telah ditetapkan.

Upaya peneliti memperbaiki pelaksanaan pembelajaran pada perbaikan pembelajaran siklus I adalah dengan menerapkan metode diskusi. Menurut Soenaryo (1989) diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang meliputi sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan tujuan berbagai pengalaman atau informasi mengambil suatu keputusan atau memecahkan suatu masalah. Karakteristik diskusi kelompok adalah: melibatkan kelompok yang anggotanya 4– 9 siswa, berlangsung dalam interaksi secara bebas, tidak ada tekanan dan paksaan serta langsung, artinya semua kelompok mendapat kesempatan untuk berargumentasi, saling mendengar, dan berkomunikasi satu dengan yang lain, mempunyai tujuan tertentu yang akan dicapai dengan kerjasama anggota kelompok. Sedangkan tujuan metode Diskusi memupuk keberanian anak untuk mengemukakan pendapat, meningkatkan kemampuan berpikir kritis dalam menghadapi suatu masalah, memupuk perasaan toleransi, memberi kesempatan dan menghargai pendepat orang lain, siswa dapat menyumbangkan potensinya dalam menghadapi masalah bersama.

Hasil pengamatan terhadap perilaku siswa pada perbaikan pembelajaran Siklus I telah menunjukkan peningkatan ke arah perubaikan yang diharapkan. Siswa aktif

29

bertanya, berani mengeluarkan pendapat dan senang sekali apabila diberi tugas. Perubahan tingkah laku menurut Whiterington (1976) meliputi; perubahan ketrampilan, kebiasaan, sikap, pengetahuan, dan pemahaman. Perubahan tingkah laku guru dalam proses pembelajaran Siklus 2 tampak maksimal dalam menggunakan keterampilan mengajar dalam kelas yaitu mampu menjabarkan bahan pengajaran dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang problematic untuk didiskusikan siswa.

Seperti disampaikan pada uraian sebelumnya, pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I menunjukkan adanya peningkatan aktifitas dan hasil belajar siswa. Pada perbaikan pembelajaran 1 terjadi perubahan dalam pembelajaran.

Hasil dari pengamatan untuk siswa terdapat perubahan yang menggembirakan, di antaranya: - siswa sudah aktif di dalam kelompok belajar dan - siswa merasa tidak canggung merespon pertanyaan dari guru tanpa rasa takut dan

ragu-ragu - siswa sudah dapat menjawab soal-soal tes yang diberikan guru dengan dibuktikan

dengan peningkatan capaian hasil belajar. Berdasarkan analisis hasil belajar dalam tes formatif, penulis merasa gembira,

karena adanya peningkatan, baik secara kualitas maupun kuantitas. Namun peningkatan dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I masih belum mencapai kriteria ketuntasan yang diharapkan, dimana capaian rata-rata klasikal 74,2 sedangkan nilai ketuntasan yang ditetapkan 75. Ketuntasan klasikal pada perbaikan pembelajaran siklus 1 yang diharapkan adalah 75%, ternyata pada perbaikan pembelajaran siklus I hanya 63,2%.

Oleh sebab itu peneliti tetap melajutkan pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II. 4.1.2 Pembahasan Perbaikan Pembelajaran Siklus II

Perbaikan pembelajaran siklus II dilakukan peneliti berdasarkan upaya peneliti dalam perbaikan pembelajaran siklus I yang masih belum mampu memenuhi criteria ketuntasan yang diharapkan.

30

Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II ini, peneliti menerapkan model pembelajaran Kooperatif .

Adapun alasan peneliti menerapkan pendekatan model pembelajaran Kooperatif adalah 1. Untuk membangkitkan rasa ingin tahu siswa 2. Menanamkan sikap ilmiah dalam menyelesaikan masalah 3. Menciptakan situasi belajar yang aktual 4. Membina kebiasaan belajar kelompok maupun individu.

Dari penyampaian materi ajar menggunakan model dan metode pembelajaran tersebut di atas, sangat terlihat ketertarikan siswa dalam memahami materi ajar. Siswa seolah tidak merasa terbebani memahami materi ajar yang disampaikan penulis. Hal ini merupakan dampak dari diterapkannya model pembelajaran Kooperatif yang digunakan. Selain itu, media pembelajaran yang digunakan penulis dalam menyampaikan materi ajar sangat sesuai dengan kebutuhan pembelajaran.

Ditinjau dari sisi aktifitas dan partisipasi siswa dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II ini terlihat adanya komunikasi multi arah, yaitu komunikasi yang terjadi siswa dengan siswa dalam pemecahan masalah pembelajaran, dan komunikasi dengan guru dalam pembelajaran klasikal.

Hal ini membawa efek positif dari perubahan perilaku siswa, dimana siswa memilki keberanian bertanya, menjawab pertanyaan atau mengungkapkan gagasan sebagai hasil buah pikir individu.

Dari sisi peningkatan capaian hasil belajar siswa ditunjukkan dengan hasil analisis tes formatif pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran II yang menunjukkan hasil yang memuaskan, bahkan mampu melampaui kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan. Dimana dari 19 siswa kelas 2 SD Negeri Mojoagung 17 atau 89,5 %.siswa diantaranya berhasil mendapatkan nilai di atas nilai ketuntasan 75. Dari data capaian hasil belajar perbaikan pembelajaran siklus II juga diketahui rata-rata klasikal mencapai 85.9.

Berdasarkan hasil analisis pelaksanaan pembelajaran dan capaian hasil belajar siswa pada perbaikan pembelajaran siklus II, penulis merasa puas dan mengakhiri pelaksanaan penelitian tindakan kelas hingga perbaikan pembelajaran siklus II saja.

31

Sedangkan tingkat keberhasilan dari tindakan yang dilakukan penulis dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan kelas adalah rata-rata akumulasi capaian hasil belajar siswa selama perbaikan pembelajaran siklus I dan II. Dimana prestasi belajar yang diharapkan adalah minimal 75% siswa mampu mendapatkan nilai di atas nilai ketuntasan yang ditetapkan yaitu 75.

Adapun capaian hasil belajar selama pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut: