bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1...

37
48 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pada bagian ini, akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi PraSiklus/Kondisi awal, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi PraSiklus membahas mengenai kondisi awal siswa termasuk di dalamnya hasil belajar pembelajaran IPA sebelum dilaksanakannya tindakan penelitian. Selanjutnya pada deskripsi siklus I menjelaskan tentang pelaksanaan tindakan penelitian siklus I meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus I. Sama halnya dengan yang dijelaskan pada sub judul deskripsi siklus I, pada bagian deskripsi siklus II menguraikan tentang tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus II. 4.1.1 Deskripsi PraSiklus Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga pada Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017. SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga memiliki tenaga pendidik dan kependidikan dengan jumlah 13 orang diantaranya 1 Kepala Sekolah, 6 Guru Kelas, 1 Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam, 1 Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen, 1 Guru Mata Pelajaran PenjasOrkes, dan 3 Guru Wiyata Bhakti. Kepala Sekolah berlatar belakang pendidikan S1 dan seluruh guru yang mengampu di SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga mempunyai latar belakang pendidikan S1. Subjek Penelitian pada PTK ini adalah siswa kelas 5 SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 dengan jumlah 18 siswa pada pembelajaran IPA dengan Kompetensi Dasar (KD) 1.3. mengidentifikasi fungsi organ pencernaan manusia dan hubungannya dengan makanan dan kesehatan. Mata Pelajaran IPA di kelas V SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga diampu oleh guru kelas 5 yaitu Bapak Jarwanto, S.Pd. Beliau mengampu seluruh mata pelajaran yang diajarkan di kelas 5 kecuali untuk mata pelajaran yang telah diampu oleh guru mata pelajaran masing-masing yaitu PAI, Bahasa Inggris,

Upload: dinhdan

Post on 03-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

48

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Tindakan

Pada bagian ini, akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi

PraSiklus/Kondisi awal, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi

PraSiklus membahas mengenai kondisi awal siswa termasuk di dalamnya hasil

belajar pembelajaran IPA sebelum dilaksanakannya tindakan penelitian.

Selanjutnya pada deskripsi siklus I menjelaskan tentang pelaksanaan tindakan

penelitian siklus I meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan

observasi, dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus I. Sama halnya

dengan yang dijelaskan pada sub judul deskripsi siklus I, pada bagian deskripsi

siklus II menguraikan tentang tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan

observasi, dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus II.

4.1.1 Deskripsi PraSiklus

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga pada Semester

I Tahun Pelajaran 2016/2017. SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga memiliki tenaga

pendidik dan kependidikan dengan jumlah 13 orang diantaranya 1 Kepala Sekolah,

6 Guru Kelas, 1 Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam, 1 Guru Mata

Pelajaran Pendidikan Agama Kristen, 1 Guru Mata Pelajaran PenjasOrkes, dan 3

Guru Wiyata Bhakti. Kepala Sekolah berlatar belakang pendidikan S1 dan seluruh

guru yang mengampu di SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga mempunyai latar

belakang pendidikan S1. Subjek Penelitian pada PTK ini adalah siswa kelas 5 SD

Negeri Kalicacing 02 Salatiga Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 dengan

jumlah 18 siswa pada pembelajaran IPA dengan Kompetensi Dasar (KD) 1.3.

mengidentifikasi fungsi organ pencernaan manusia dan hubungannya dengan

makanan dan kesehatan. Mata Pelajaran IPA di kelas V SD Negeri Kalicacing 02

Salatiga diampu oleh guru kelas 5 yaitu Bapak Jarwanto, S.Pd. Beliau mengampu

seluruh mata pelajaran yang diajarkan di kelas 5 kecuali untuk mata pelajaran yang

telah diampu oleh guru mata pelajaran masing-masing yaitu PAI, Bahasa Inggris,

49

SBdP, dan PenjasOrkes. Sebelum dilaksanakannya tindakan penelitian, terlebih

dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi. Observasi dilakukan pada hari rabu

7 September 2016 dengan mengamati pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang

dilakukan oleh guru dan siswa kelas V di SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga.

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan beberapa

permasalahan yang muncul di dalam pelaksanaan pembelajaran. Permasalahan

yang muncul adalah terkait dengan hasil belajar yang diperoleh siswa pada mata

pelajaran IPA dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu faktor teknologi

dan siswa itu sendiri. Tingkat kemampuan siswa terhadap mata pelajaran IPA dan

antusiasme siswa yang rendah dalam mengikuti setiap proses belajar mengajar

merupakan salah satu faktor dari sisi siswa yang menyebabkan rendahnya

perolehan hasil belajar mata pelajaran IPA, kurangnya antusiasme siswa dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran dapat terlihat dari karakteristik siswa yang asyik

berbicara dengan teman sebangku dan sibuk dengan permainannya sendiri ketika

guru mulai menyampaikan materi, siswa belum bisa fokus dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran dan cenderung mengacuhkan proses pembelajaran yang

sedang berlangsung. Terbatasnya teknologi dalam kegiatan pembelajaran ini juga

merupakan salah satu faktor penyebab rendahnya hasil belajar mata pelajaran IPA

siswa kelas V SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga. Pada pembelajaran IPA harus

mengutamakan proses pembelajaran karena IPA merupakan suatu kumpulan teori

yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir

dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta

menuntut sikap siswa seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya. Proses

pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk

mengembangkan kompetensi agar siswa dapat memahami alam sekitar secara

ilmiah. Selain itu melalui proses pembelajaran IPA tersebut dapat mengubah

konsep dasar sains yang dimiliki siswa berdasarkan fenomena-fenomena alam yang

mereka lihat dalam kehidupan sehari-hari menjadi konsep IPA yang ilmiah.

Beberapa faktor tersebut menjadi hambatan di dalam pelaksanaan kegiatan

pembelajaran di kelas V SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga, hambatan-hambatan

yang muncul tersebut menyebabkan pembelajaran yang berlangsung menjadi

50

kurang efektif sehingga siswa merasa kesulitan dalam memahami materi pelajaran,

siswa cenderung jenuh dan bosan di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran,

konsentrasi siswa juga lebih mengarah pada aktivitas yang ada diluar kegiatan

pembelajaran dan bukan kepada materi pelajaran yang tengah sampaikan oleh guru.

Kondisi yang demikian berdampak pada perolehan hasil belajar mata pelajaran IPA

yang masih kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70). Batas nilai

KKM ≥ 70 merupakan KKM yang telah ditetapkan dalam mata pelajaran IPA di

SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga.

Hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SD Negeri Kalicacing 02

Salatiga sebelum pelaksanaan tindakan diperoleh dari data ulangan tengah semester

mata pelajaran IPA siswa kelas V SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga semester I

tahun 2016/2017. Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) data hasil

perolehan nilai pada kondisi awal atau sebelum dilakukannya tindakan dapat

disajika dalam bentuk tabel 4.1 sebagai berikut:

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Ketuntasan Belajar Kondisi Awal

No Ketuntasan Belajar Nilai

Jumlah Siswa

Frekuensi Persentase

(%)

1 Tuntas ≥ 70 6 33,33

2 Belum Tuntas < 70 12 66,67

Jumlah 18 100

Nilai Rata-rata 66,89

Nilai Tertnggi 92

Nilai Terendah 48

Ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal atau sebelum diberikan tindakan

dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM ≥70) sejumlah 12 atau dengan persentase 66,67% dari total

keseluruhan siswa, sedangkan yang telah mencapai KKM sebanyak 6 siswa dengan

persentase 33,33% dari total keseluruhan siswa dari daftar nilai pada kondisi awal

(Pra Siklus) nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 92 dan nilai yang terendah

adalah 48 (untuk daftar nilai ulangan harian IPA semester I dapat dilihat pada

lampiran 6 nilai kondisi awal). Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa persentase

51

siswa yang telah mencapai KKM lebih kecil di bandingkan siswa yang belum

berhasil mencapai KKM.

Berdasarkan hasil belajar yang masih rendah, dibuktikan dengan nilai

ulangan mata pelajaran IPA semester I siswa kelas V SD Negeri Kalicacing 02

Salatiga maka peneliti merasa perlu adanya perbaikan pembelajaran IPA dengan

menerapkan pendekatan pembelajaran yang lain. Dalam penelitian ini peneliti

menerapkan pendekatan pembelajaran Science, Environment, Technology, and

Society (SETS), sebagai upaya meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA

melalui penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan sebanyak dua siklus yaitu

siklus I dan siklus II.

4.1.2 Deskripsi Siklus I

Pada sub unit deskripsi siklus I ini, akan menguraikan tentang tahap

perencanaan, pelaksanaan tindakan, pelaksanaan observasi, hasil tindakan dan

refleksi pada siklus I. Kegiatan pembelajaran pada siklus I ini dibagi menjadi dua

kali pertemuan, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit

dan tiga kali 35 menit.

4.1.2.1 Tahap Perencanaan

Pada sub unit ini akan menjelaskan mengenai perencanaan yang dilakukan

oleh peneliti sebelum pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan pendekatan

pembelajaran Science, Environment, Technology, and Society meliputi penyusunan

RPP dan segala sesuatu yang menujang pelaksanaan tindakan pembelajaran yang

akan dilaksanakan termasuk perencanaan tes evaluasi yang akan dilakukan pada

pertemuan terakhir disetiap siklusnya. Tindakan pembelajaran pada siklus I

dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yaitu pertemuan pertama dan kedua,

masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit dan tiga kali,

dengan rincian sebagai berikut:

1) Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada minggu ke-3 bulan

November. Sebelum melakukan tindakan pembelajaran siklus I pertemuan pertama

peneliti menyiapkan segala sesuatu yang dapat mendukung pembelajaran seperti

52

membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan pendekatan

pembelajaran Science, Environment, Technology, and Society dengan Kompetensi

Dasar 1.3 mengidentifikasi fungsi organ pencernaan manusia dan hubungannya

dengan makanan dan kesehatan. Penyusunan RPP didiskusikan dengan Bapak

Jarwanto selaku guru kelas 5. Diskusi yang dilakukan meliputi penentuan waktu

penelitian, penyusunan indikator, tujuan pembelajaran dan materi. Indikator pada

pertemuan pertama antara lain (1) menyebutkan alat pencernaan makanan pada

manusia, (2) menjelaskan urutan proses pencernaan makanan pada manusia, (3)

mengidentifikasi setiap alat pencernaan makanan pada manusia (4)

mengidentifikasi fungsi setiap alat pencernaan pada manusia. Setelah indikator

dirumuskan kemudian peneliti menyusun tujuan pembelajaran yang hendak dicapai

pada pertemuan pertama. Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada

pertemuan pertama melalui kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan

pembelajaran Science, Environment, Technology, and Society ialah: (1) Dengan

menggunakan media gambar alat pencernaan manusia, siswa dapat menyebutkan 6

alat pencernaan pada manusia dengan tepat, (2) Dengan menggunakan media

gambar alat pencernaan manusia, siswa dapat menjelaskan urutan proses makanan

pada manusia dengan benar, (3) Dengan mengisi keterangan pada gambar alat

pencernaan manusia, siswa dapat menjelaskan fungsi setiap alat pencernaan dengan

benar (4) Dengan mengisi keterangan pada gambar alat pencernaan dan penjelasan

guru tentang fungsi alat pencernaan, siswa dapat menjelaskan zat yang dihasilkan

oleh setiap alat pencernaan dengan benar. Dilanjutkan dengan menyiapkan materi

pembelajaran sesuai dengan RPP. Selanjutnya peneliti menyiapkan media yang

akan digunakan pada pelaksanaan pembelajarannya. Media pembelajaran yang

digunakan ialah gambar-gambar alat pencernaan yang dicetak pada kertas HVS lalu

ditempelkan dengan urut pada kertas karton, nama-nama alat pencernaan dan fungsi

alat pencernaan yang telah dicetak pada kertas HVS lalu digunting dan lingkungan

sekolah yaitu ruang kelas 5. Selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat

pembelajaran seperti daftar presensi siswa, lembar observasi aktivitas guru, lembar

observasi aktivitas siswa, lembar kerja pengamatan, dan handout materi

pembelajaran tentang alat pencernaan pada manusia. Selanjutnya peneliti

53

mempelajari materi yang akan diajarkan pada kelas 5 agar pembelajaran bisa

berjalan sesuai dengan harapan. (Untuk lebih jelasnya lihat pada lampiran 2)

2) Pertemuan Kedua

Perencanaan pembelajaran pada pertemuan kedua merupakan tindak lanjut

dari pertemuan pertama, yang membedakan adalah materi yang dipelajari. Pada

pertemuan kedua ini materi yang dipelajari mengenai macam-macam penyakit yang

dapat menyerang alat pencernaan manusia. Sebelum melakukan kegiatan

pembelajaran pada pertemuan kedua, peneliti menyiapkan segala sesuatu yang

diperlukan untuk pelaksanaan tindakan, diantaranya Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) menggunakan pendekatan pembelajaran Science,

Environment, Technology, and Society. Penyusunan RPP masih didiskusikan

dengan Bapak Jarwanto selaku guru kelas 5. Hal-hal yang didiskusikan diantaranya

mengenai indikator dan tujuan pembelajaran serta media yang akan digunakan di

dalam proses pembelajaran. Indikator pada pertemuan kedua antara lain (1)

mengidentifikasi macam-macam penyakit yang berhubungan dengan alat

pencernaan, (2) mengidentifikasi penyebab penyakit yang berhubungan dengan alat

pencernaan manusia, (3) mengidentifikasi cara merawat alat pencernaan pada

manusia. Berdasarkan indikator yang telah disusun peneliti menyusun tujuan yang

hendak dicapai pada pembelajaran pertemuan kedua. Tujuan pembelajaran yang

hendak dicapai pada pertemuan kedua melalui kegiatan pembelajaran

menggunakan pendekatan pembelajaran Science, Environment, Technology, and

Society ialah: (1) dengan berdiskusi bersama siswa dapat menyebutkan macam-

macam penyakit yang ada pada alat pencernaan manusia dengan baik, (2) dengan

berdiskusi bersama siswa dapat menjelaskan penyebab dari penyakit alat

pencernaan dengan benar, (3) Dengan membuat poster himbauan siswa dapat

mengidentifikasi cara merawat kesehatan alat pencernaan dengan baik. Setelah

indikator dan tujuan pembelajaran tersusun kemudian peneliti menyiapkan media

yang akan digunakan. Pada pelaksanaan pembelajaran siklus I pertemuan kedua ini

media yang digunakan berupa kertas A3, spidol, selotip, contoh gambar (mencuci

tangan, membuang sampah pada tempatnya, pohon, membersihkan lngkungan).

Peneliti menyiapkan lembar evaluasi untuk siswa yang akan diujikan di akhir

54

pembelajaran guna mengukur sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang

diajarkan dengan pendekatan Science, Environment, Technology, and Society.

Selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar

presensi siswa, lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa

dan soal evaluasi yang akan digunakan untuk mengukur sejauh mana pemahaman

siswa terhadap materi yang telah disampaikan. Selanjutnya peneliti mempelajari

materi yang akan diajarkan pada kelas 5 agar pembelajaran bisa berjalan sesuai

dengan yang diharapkan. (Untuk lebih jelasnya lihat pada lampiran)

4.1.2.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Tindakan

Sub unit ini mendeskripsikan tentang pelaksanaan tindakan penelitian

meliputi proses pembelajaran dan hasil tindakan siklus I. Rincian pelaksanaan

tindakan siklus I sebagai berikut :

1) Proses Tindakan

Proses tindakan siklus I dilakukan sebanyak dua kali pertemuan, masing-

masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit dan tiga kali 35 menit.

Rincian proses pelaksanaan tindakan sebagai berikut :

a. Pertemuan Pertama

Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada

hari Selasa tanggal 22 November 2016 pukul 11.00-12.10 WIB dengan peneliti

sebagai guru pengajar serta guru yang di tunjuk sebagai observer untuk mengamati

berlangsungnya kegiatan pembelajaran meliputi pengamatan terhadap aktivitas

guru dan siswa ialah Angga rekan sejawat peneliti. Kegiatan awal pembelajaran

pada pertemuan pertama diawali dengan mengucapkan salam, dilanjutkan dengan

guru melakukan presensi. Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung guru

meminta siswa untuk mempersiapkan buku catatan. Selanjutnya guru melakukan

kegiatan apersepsi dan motivasi dengan melakukan tanya jawab. Kemudian guru

memberikan pertanyaan “tadi pagi anak-anak sudah sarapan?” dan dilanjutkan

dengan pertanyaan “jika anak-anak makan alat penceraan apa yang digunakan?”.

Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yaitu

pada hari ini bersama-sama akan belajar mengenai alat-alat pencernaan pada

manusia, urutan jalannya pencernaan pada manusia, fungsi dari setiap alat

55

pencernaan manusia, serta apa saja zat-zat yang dapat dihasilkan oleh masing-

masing alat pencernaan dan kegunaannya dengan Kompetensi Dasar (KD) 1.3

mengidentifikasi fungsi organ pencernaan manusia dan hubungannya dengan

makanan dan kesehatan. Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, dilanjutkan

dengan kegiatan inti yang diawali dengan menggali pengetahuan siswa tentang

materi dan menyusun gagasan-gagasan siswa serta mengkaitkan gagasan tentang

materi yang telah disusun kedalam kehidupan sehari-hari. Setelah meminta siswa

menyusun gagasan mereka masing-masing, guru menampilkan gambar-gambar

organ alat pencernaan pada manusia yang telah ditempelkan pada karton di depan

kelas. Siswa diberikan guntingan kertas yang berisi nama-nama organ pencernaan

beserta fungsinya secara acak. Setiap siswa yang membawa kertas diminta

menempelkan kertas yang telah dibawa kedalam kolom yang telah disediakan

sesuai dengan gambar alat pencernaan, nama alat pencernaan dan fungsinya.

Setelah selesai menempel guru membahas dan membenarkan satu per satu

pekerjaan siswa.

Selanjutnya guru membagi siswa kedalam kelompok ada tiga kelompok

yang setiap kelompoknya terdiri dari 6 orang, guru memberikan lembar kerja

kelompok dan materi, siswa diminta membaca materi dan mengidentifikasi alat

pencernaan yang ada dalam materi dan zat-zat yang dihasilkan dari setiap alat

pencernaan dan menuliskannya dalam lembar kerja kelompok, setiap perwakilan

kelompok mendemonstrasikan hasil diskusi mereka didepan kelas. Pada kegiatan

selanjutnya guru meluruskan konsep jika terjadi miskonsepsi dan menyimpulkan

materi yang telah dipelajari pada pertemuan pertama, lalu guru melakukan refleksi

dan melakukan penilaian berupa pertanyaan-pertanyaan lisan dengan materi yang

telah disampaikan.

Pada kegiatan akhir pembelajaran guru menyampaiakan materi yang akan

dipelajari pada pertemuan selanjutnya yaitu macam-macam penyakit yang dapat

menyerang alat pencernaan. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.

Selama pembelajaran berlangsung, guru pengajar atau peneliti diobservasi

oleh teman sejawat. Observer mengisi lembar observasi aktivitas guru dan lembar

observasi aktivitas siswa dengan menggunakan pendekatan SETS. Observasi

56

dilakukan untuk mengukur keterlaksanaan pembelajaran apakah sudah sesuai

dengan sintak SETS dan mengukur peningkatan aktivitas pembelajaran.

b. pertemuan Kedua

Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan kedua dilaksanakan pada hari

Rabu tanggal 23 November 2016 pukul 11.00-12.45 WIB dengan peneliti sebagai

guru pengajar serta guru yang di tunjuk sebagai observer untuk mengamati

berlangsungnya kegiatan pembelajaran meliputi pengamatan terhadap aktivitas

guru dan siswa ialah Angga rekan sejawat peneliti. Kegiatan awal pembelajaran

pada pertemuan kedua ini diawali dengan mengucapkan salam, dilanjutkan dengan

guru melakukan presensi. Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung guru

mengingatkan tentang materi yang telah dipelajari sebelumnya dan meminta siswa

untuk mempersiapkan buku catatan. Selanjutnya guru melakukan kegiatan

apersepsi dan motivasi dengan melakukan tanya jawab. Kemudian guru

memberikan pertanyaan “tadi pagi anak-anak sudah sarapan?” dan dilanjutkan

dengan pertanyaan “anak-anak silahkan lihat disekitar tempat duduk kalian apakah

masih terdapat sampah?” siswa menjawab dengan berbagai jawaban, lalu guru

melanjutkan pertanyaan “jika masih ada sampah baiknya kita apakan?”. Kemudian

guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yaitu pada hari ini

bersama-sama akan belajar mengenai penyakit yang bisa menyerang setiap alat

pencernaan, penyebab penyakit alat pencernaan, dan cara menjaga alat pencernaan

dengan Kompetensi Dasar (KD) 1.3 mengidentifikasi fungsi organ pencernaan

manusia dan hubungannya dengan makanan dan kesehatan. Setelah kegiatan awal

selesai disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan inti yang diawali dengan

menggali pengetahuan siswa tentang materi dan menyusun gagasan-gagasan siswa

serta mengkaitkan gagasan tentang materi yang telah disusun kedalam kehidupan

sehari-hari. Setelah meminta siswa menyusun gagasan mereka masing-masing,

guru memberikan penjelasan tentang salah satu penyakit yang menyerang alat

pencernaan mulut dan penyebabnya. Siswa diberikan materi berisi tentang macam-

macam penyakit yang ada didalam alat pencernaan dan meminta siswa

menganalisis penyebab dan cara mencegahnya. Setiap siswa dapat menyebutkan

57

satu penyakit yang menyerang alat pencernaan dan penyebabnya serta pencegahan

yang dapat dilakukan agar tidak terserang penyakit pada alat pencernaannya.

Selanjutnya guru menampilkan dan menjelaskan contoh poster himbauan

yang telah dibuat sebelumnya kedepan kelas, setelah itu guru meminta siswa

berkumpul dengan kelompok yang telah dibagi pada pertemuan sebelumnya, guru

memberikan setiap kelompok satu lembar kertas A3, spidol, lem, dan satu contoh

gambar, siswa diminta berdiskusi dengan kelompok masing-masing tentang poster

apa yang dapat mereka buat dengan gambar yang telah diberikan dan membuat

poster himbauan, setiap perwakilan kelompok mendemonstrasikan poster

himbauan yang telah mereka buat didepan kelas dan pemanfaatannya dala

kehidupan sehari-hari, selanjutnya siswa diminta menempel poster himbauan yang

telah mereka buat diarea sekolah dan kelas. Pada kegiatan selanjutnya guru

meluruskan konsep jika terjadi miskonsepsi dan menyimpulkan materi yang telah

dipelajari pada pertemuan pertama, lalu guru melakukan refleksi.

Pada kegiatan akhir pembelajaran guru memberikan soal evaluasi untuk

mengukur pemahaman siswa tentang materi yang telah disampaikan pada siklus I

dan menyampaiakan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya yaitu

macam-macam penyakit yang dapat menyerang alat pencernaan. Guru mengakhiri

pembelajaran dengan salam.

Selama pembelajaran berlangsung, guru pengajar atau peneliti diobservasi

oleh teman sejawat. Observer mengisi lembar observasi aktivitas guru dan lembar

observasi aktivitas siswa dengan menggunakan pendekatan SETS. Observasi

dilakukan untuk mengukur keterlaksanaan pembelajaran apakah sudah sesuai

dengan sintak SETS dan mengukur peningkatan aktivitas pembelajaran.

2) Hasil Belajar Siklus I

Hasil tindakan penelitian berupa nilai IPA siswa kelas V SD Negeri

Kalicacing 02 Salatiga setelah pelaksanaan tindakan siklus I melalui pendekatan

pembelajaran Science, Environment, Technology, and Society, hasil belajar mata

pelajaran IPA siswa kelas V SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga diperoleh melalui

pelaksanaan tes evaluasi diakhir siklus yaitu pada pertemuan kedua siklus I. Berikut

disajikan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga dengan

58

Kompetensi Dasar (KD) 1.3 mengidentifikasi fungsi organ pencernaan manusia dan

hubungannya dengan makanan dan kesehatan disajikan pada tabel daftar nilai IPA.

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) data hasil perolehan nilai

siklus I dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Ketuntasan Belajar IPA Siklus I

No Ketuntasan Belajar Nilai

Jumlah Siswa

Frekuensi Persentase

(%)

1 Tuntas ≥ 70 16 88,89

2 Belum Tuntas < 70 2 11,11

Jumlah 18 100

Nilaia Rata-rata 77,78

Nilai Tertinggi 92

Nilai Terendah 64

Dari tabel 4.2 ketuntasan belajar kognitif siswa pada siklus I dapat

dijelaskan bahwa siswa yang memperoleh nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM ≥ 70) sebanyak 2 siswa atau 11,11% dari jumlah keseluruhan siswa,

sedangkan yang sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70)

sebanyak 16 siswa dengan persentase 88,89% dari jumlah keseluruhan siswa. Hasil

tersebut sudah menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar IPA, namun hasil

yang diperoleh tersebut belum memenuhi indikator keberhasilan yang telah

ditentukan peneliti sebesar 90%. Dari data tersebut diketahui nilai tertinggi yang

diperoleh siswa setelah pelaksanaan tindakan siklus I dengan menggunakan

pendekatan pembelajaran Science, Environment, Technology, and Society yaitu 92,

sementara nilai terendah yang diperoleh siswa 64 yang semula pada kondisi awal

hanya 48 (daftar nilai siswa terlampir).

Hasil Belajar Afektif

Melalui rubrik penilaian sikap didapat hasil belajar afektif berdasarkan

kriteria ketuntasan minimal pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut:

59

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Ketuntasan Belajar Afektif IPA Siklus I

No Ketuntasan Belajar Nilai Jumlah Siswa

Frekuensi Persentase (%)

1 Tuntas ≥ 70 7 38,88

2 Belum Tuntas < 70 11 71,12

Jumlah 18 100

Nilaia Rata-rata 61,8

Nilai Tertinggi 83,3

Nilai Terendah 41,56

Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa siswa yang tuntas hasil belajar afektif

sebanyak 7 siswa sedangkan yang masih dibawah KKM ada 11 siswa dengan nilai

rata-rata 61,8 dan nilai terendah 41,56.

Hasil Belajar Psikomotor

Melalui rubrik penilaian ketrampilan didapat hasil belajar psikomotor

berdasarkan kriteria ketuntasan minimal pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.4

berikut:

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Ketuntasan Belajar Psikomotor IPA Siklus I

No Ketuntasan Belajar Nilai Jumlah Siswa

Frekuensi Persentase (%)

1 Tuntas ≥ 70 6 33,33

2 Belum Tuntas < 70 12 66.67

Jumlah 18 100

Nilaia Rata-rata 66,67

Nilai Tertinggi 75

Nilai Terendah 56,25

Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa siswa yang tuntas hasil belajar

psikomotor sebanyak 6 siswa sedangkan yang masih dibawah KKM ada 12 siswa

dengan nilai rata-rata 66,67 dan nilai terendah 56,25

3) Hasil Observasi

Pada siklus I pertemuan 1 dan pertemuan 2 telah dilakukan observasi

terhadap aktivitas pembalajaran guru dan aktivitas pembelajaran siswa dengam

menerapkan pendekatan Science, Environment, Technology, and Society (SETS).

Observasi dilakukan untuk mengukur proses keterlaksanaan pembelajaran dan

mengukur peningkatan aktivitas pembelajaran. Lembar observasi aktivitas guru

siklus 1 dengan pendekatam SETS dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut:

60

Tabel 4.5

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I

Kegiatan No

Item Aspek yang diamati

Keterangan

Pertemuan I Pertemuan II

Ya Tidak Ya Tidak

Pra

Pembelajaran

1 Mempersiapkan perlengkapan dan

media pembelajaran. √ √

2 Membuka pembelajaran: dengan

salam, doa, dan ucapan terimaasih. √ √

3 Menanyakan presensi dan keadaan

siswa. √ √

4 Menyampaikan tujuan pembelajaran √ √

Inisiasi

5

Melakukan inisiasi berupa apersepsi

dan pertanyaan - pertanyaan yang

memunculkan gagasan atau ide

tentang materi. (Science)

√ √

6

Memberikan pertanyaan terbuka

tentang materi yang berkaitan dengan

kehidupan sehari-hari. (Science)

√ √

7

Melakukan tanya jawab untuk

menggali gagasan awal dan

mengaitkan materi dalam kehidupan

sehari-hari. (Science)

√ √

Pembentukan

Konsep

8

Memberikan simulasi dan pertanyaan

dengan gambar untuk siswa

melengkapi keterangan pada gambar

yang telah disediakan. (Science)

√ √

9 Meminta siswa membentuk sebuah

kelompok. (Society) √ √

10 Meminta siswa berdiskusi untuk

memahami materi. (Society) √ √

11 Meminta siswa menyampaikan

gagasan mengenai materi. (Society) √ √

12

Meminta siswa mendiskusikan

teknologi apa yang dapat dibuat dan

dimanfaatkan berdasarkan materi.

(Society)

√ √

Aplikasi

Konsep

13 Meminta setiap kelompok membuat

teknologi. (Technology) √ √

14

Meminta setiap kelompok

mendemonstrasikan produk yang

telah dihasilkan serta

pemanfaatannya. (Society)

√ √

15 Menerapkannya dalam kehidupan

sehari-hari. (Environment) √ √

61

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukan pada pertemuan pertama terdapat 16

aspek yang telah terlaksana dan ada 6 aspek yang belum terlaksana. Pada pertemuan

kedua aspek yang diamati telah terlaksana yaitu 22 aspek. Secara keseluruhan jika

pada siklus I semua aspek dirata-rata akan mendapati persentase 86,36%.

Sedangkan untuk observasi aktivitas siswa pada siklus I pertemuan 1 dan pertemuan

2 dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:

Pemantapan

Konsep

16

Meminta siswa menganalisis

fenomena lingkungan sekitar yang

berhubungan dengan materi.

(Environment)

√ √

17 Membimbing siswa menyimpulkan

materi yang dipelajari. (Science) √ √

18 Melakukan refleksi. √ √

Penilaian

19

Memberikan soal-soal evaluasi

kepada siswa guna mengetahui

keberhasilan dalam belajar

√ √

20

Memberikan angket guna mengetahui

keaktivan dan antusias siswa dalam

mengikuti pembelajaran

√ √

Penutup

21 Memberikan tindak lanjut √ √

22 Menutup pelajaran dengan salam dan

doa. √ √

Total Aspek Keterlaksanaan 16 22

62

Tabel 4.6

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

Kegiatan No

Item Aspek yang diamati

Keterangan

Pertemuan I Pertemuan II

Ya Tidak Ya Tidak

Pra

Pembelajaran

1 Mempersiapkan perlengkapan dan

media pembelajaran. √ √

2 Membuka pembelajaran: dengan

salam, doa, dan ucapan terimaasih. √ √

3 Menanyakan presensi dan keadaan

siswa. √ √

4 Menyampaikan tujuan pembelajaran √ √

Inisiasi

5

Melakukan inisiasi berupa apersepsi

dan pertanyaan - pertanyaan yang

memunculkan gagasan atau ide

tentang materi. (Science)

√ √

6

Memberikan pertanyaan terbuka

tentang materi yang berkaitan dengan

kehidupan sehari-hari. (Science)

√ √

7

Melakukan tanya jawab untuk

menggali gagasan awal dan

mengaitkan materi dalam kehidupan

sehari-hari. (Science)

√ √

Pembentukan

Konsep

8

Memberikan simulasi dan pertanyaan

dengan gambar untuk siswa

melengkapi keterangan pada gambar

yang telah disediakan. (Science)

√ √

9 Meminta siswa membentuk sebuah

kelompok. (Society) √ √

10 Meminta siswa berdiskusi untuk

memahami materi. (Society) √ √

11 Meminta siswa menyampaikan

gagasan mengenai materi. (Society) √ √

12

Meminta siswa mendiskusikan

teknologi apa yang dapat dibuat dan

dimanfaatkan berdasarkan materi.

(Society)

√ √

Aplikasi

Konsep

13 Meminta setiap kelompok membuat

teknologi. (Technology) √ √

14

Meminta setiap kelompok

mendemonstrasikan produk yang

telah dihasilkan serta

pemanfaatannya. (Society)

√ √

63

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukan pada pertemuan pertama hasil observasi

aktivitas siswa terdapat 16 aspek yang telah terlaksana dan ada 6 aspek yang belum

terlaksana. Pada pertemuan kedua aspek yang diamati telah terlaksana yaitu 22

aspek. Secara keseluruhan jika pada siklus I semua aspek dirata-rata akan

mendapati persentase 86,36%.

4.1.2.3 Refleksi Siklus I

Berdasarkan hasil pembelajaran pada siklus I yang terdiri dari dua

pertemuan yaitu pertemuan 1 dan pertemuan 2 diperoleh data berupa hasil observasi

aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam melaksanakan pembelajaran dengan

pendekatan Science, Environment, Technology, and Society (SETS). Kegiatan

refleksi dilakukan untuk memperbaiki pembelajaran dipertemuan selanjutnya.

Kegiatan refleksi dilakukan oleh peneliti dan teman sejawat untuk melakukan

evaluasi mengenai pembelajaran yang telah dilakukan. Adapun kelemahan dan

kelebihan pembelajaran siklus I sebagai berikut:

15 Menerapkannya dalam kehidupan

sehari-hari. (Environment) √ √

Pemantapan

Konsep

16

Meminta siswa menganalisis

fenomena lingkungan sekitar yang

berhubungan dengan materi.

(Environment)

√ √

17 Membimbing siswa menyimpulkan

materi yang dipelajari. (Science) √ √

18 Melakukan refleksi. √ √

Penilaian

19

Memberikan soal-soal evaluasi

kepada siswa guna mengetahui

keberhasilan dalam belajar

√ √

20

Memberikan angket guna mengetahui

keaktivan dan antusias siswa dalam

mengikuti pembelajaran

√ √

Penutup

21 Memberikan tindak lanjut √ √

22 Menutup pelajaran dengan salam dan

doa. √ √

Total Aspek Keterlaksanaan 16 22

64

Kelemahan:

Dari segi guru masih kurang memerhatikan siswa yang sedang berbicara

sendiri, guru masih terfokus pada materi sehingga tidak memerhatikan siswa yang

gaduh. Guru juga masih hanya berdiri di tempat guru pada awal pembelajaran,

sehingga kurang terfokus pada siswa yang berada dibelakang. Dari segi siswa,

masih terdapat beberapa siswa yang berbicara dan sibuk sendiri, sehingga ketika

guru memberi pertanyaan secara lisan siswa belum bisa menjawab karena tidak

memerhatikan materi yang disampaikan guru.

Kelebihan:

Guru telah melaksanakan pembelajaran dengan sintak SETS dengan baik,

terlihat pada aspek yang terdapat pada lembar observasi meningkat. Kegiatan

pembelajaran lebih menarik sehingga siswa lebih antusias dalam menyampaikan

gagasan-gagasan mereka. Siswa juga dapat membuat teknologi sederhana yang

diaplikasikan didalam lingkungan sekolah.

Adapun cara yang dapat digunakan untuk mengatasi kekurangan yang telah

dipaparkan adalah dengan guru lebih menguasai kelas dan lebih memerhatikan

siswa ataupun menegur siswa yang berbicara sendiri agar siswa dapat terfokus pada

materi yang disampaikan.guru lebih banyak memberi pertanyaan-pertanyaan secara

lisan dan menggunakan media yang menarik agar siswa lebih antusias lagi dalam

mengikuti pembelajaran.

4.1.3 Deskripsi Siklus II

Pada sub unit deskripsi siklus II ini, akan menguraikan tentang tahap

perencanaan, pelaksanaan tindakan, pelaksanaan observasi, hasil tindakan dan

refleksi pada siklus II. Kegiatan pembelajaran pada siklus II ini dibagi menjadi dua

kali pertemuan, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit

dan tiga kali 35 menit.

4.1.3.1 Tahap Perencanaan

Pada tahap akan membahas mengenai perencanaan yang dilakukan oleh

peneliti sebelum pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan pendekatan

pembelajaran Science, Environment, Technology, and Society meliputi penyusunan

65

RPP dan segala sesuatu yang menujang pelaksanaan tindakan pembelajaran yang

akan dilaksanakan termasuk perencanaan tes evaluasi yang akan dilakukan pada

pertemuan terakhir disetiap siklusnya. Tindakan pembelajaran pada siklus II

dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yaitu pertemuan pertama dan kedua,

masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit dan tiga kali,

dengan rincian sebagai berikut:

1) Pertemuan Pertama

Kegiatan pembelajaran siklus II pada pertemuan pertama ini dilaksanakan

pada minggu ketiga bulan November. Materi yang akan dibahas pada pertemuan

pertama siklus II ini mengenai zat gizi yang diperlukan dalam tubuh. Sebelum

melakukan tindakan pembelajaran siklus II pertemuan pertama peneliti menyiapkan

segala sesuatu yang dapat mendukung pembelajaran seperti membuat Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan pendekatan pembelajaran Science,

Environment, Technology, and Society dengan Kompetensi Dasar (KD) yang sama

dengan siklus I yaitu KD 1.3 mengidentifikasi fungsi organ pencernaan manusia

dan hubungannya dengan makanan dan kesehatan. Penyusunan RPP didiskusikan

dengan Bapak Jarwanto S.Pd selaku guru kelas 5. Diskusi yang dilakukan meliputi

penentuan waktu penelitian dan materi yang akan disampaikan pada pembelajaran

siklus II pertemuan pertama. Indikator pada pertemuan pertama antara lain (1)

mangidentifikasi zat gizi yang diperlukan oleh tubuh (2) mengidentifikasi fungsi

dari zat gizi yang diperlukan oleh tubuh (3) menyebutkan macam dan fungsi

mineral dan (4) menjelaskan macam dan fungsi vitamin. Setelah indikator

dirumuskan kemudian peneliti menyusun tujuan pembelajaran yang hendak dicapai

pada pertemuan pertama. Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada

pertemuan pertama melalui kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan

Science, Environment, Technology, and Society ialah: (1) melalui peta konsep

tentang zat gizi, siswa dapat mengidentifikasi zat gizi yang terdapat dalam makanan

tersebut dengan benar , (2) Melalui menjodohkan zat gizi dan fungsinya, siswa

dapat menjelaskan fungsi zat gizi dengan benar (3) melalui penjelasan guru tentang

zat gizi mineral, siswa dapat menyebutkan jenis-jenis mineral dengan benar (4)

melalui penjelasan guru tentang macam-macam vitamin, siswa dapat menjelaskan

66

contoh dari setiap vitamin dengan benar. Dilanjutkan dengan peneliti menyiapkan

materi pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat yaitu tentang zat gizi

yang dibutuhkan oleh tubuh. Kemudian peneliti mempersiapkan media

pembelajaran yaitu peta konsep zat gizi, gambar contoh makanan untuk melengkapi

peta konsep, tabel menjodohkan zat gizi dengan fungsinya, dan kertas berwarna

kosong untuk menuliskan jadwal makan siswa. Selain itu peneliti juga

mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar presensi siswa, lembar

observasi aktivitas guru, dan lembar observasi aktivitas siswa. Selanjutnya peneliti

mempelajari materi yang akan diajarkan pada kelas 5 agar pembelajaran bisa

berjalan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. (Untuk lebih jelasnya lihat

pada lampiran).

2) Pertemuan Kedua

Perencanaan pembelajaran pada pertemuan kedua merupakan tindak lanjut

dari pertemuan pertama, yang membedakannya ialah pada pokok bahasan yang

dipelajari. Pada pertemuan kedua ini pokok bahasan yang dipelajari ialah cara

mengolah makanan dengan benar dan gangguann yang disebabkan karena

kekurangan ataupun kelebihan zat gizi. Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran

pada pertemuan kedua, peneliti menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk

pelaksanaan tindakan, diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

dengan materi cara pengolahan makanan dan gangguan atau penyakit yang

disebabkan kekurangan atau kelebihan zat gizi. Sebelum melaksanakan

pembelajaran siklus II pertemuan kedua terlebih dahulu peneliti melakukan diskusi

dengan guru kelas 5 mengenai waktu pelaksanaan dan materi pembelajaran serta

indikikator dan tujuan yang akan digunakan untuk mengajar. Indikator pada

pertemuan kedua antara lain (1) mengidentifikasi cara mengolah makanan dengan

memertahankan gizinya (2) mengidentifikasi jenis-jenis gangguan atau penyakit

yang disebabkan kekurangan atau kelebihan zat gizi. Setelah indikator dirumuskan

kemudian peneliti menyusun tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada

pertemuan kedua. Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan kedua

melalui kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan pembelajaran Science,

Environment, Technology, and Society yaitu : (1) melalui tanya jawab tentang cara

67

memasak sayuran, siswa dapat menjelaskan cara memasak sayuran dengan benar,

(2) melalui analisis materi secara mandiri guru tentang jenis-jenis penyakit, siswa

dapat menyebutkan penyakit-penyakit yang disebabkan kekurangan gizi dan

kelebihan gizi. Setelah penyusunan tujuan kemudian dilanjutkan dengan peneliti

menyiapkan materi pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat yaitu

tentang makanan bergizi seimbang. Selanjutnya peneliti mempersiapkan media

pembelajaran, media pembelajaran yang digunakan adalah kartu kosong yang telah

dibentuk menjadi bentuk buah-buahan yang nantinya akan digunakan siswa untuk

menuliskan motivasi, pohon buatan, pita, dan alat tulis. Selain itu peneliti juga

mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar presensi siswa, lembar

observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, dan soal evaluasi.

Selanjutnya peneliti dan guru kolaborator mempelajari materi yang akan diajarkan

pada kelas 5 agar pembelajaran bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

(Untuk lebih jelasnya lihat pada lampiran)

4.1.3.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Tindakan

Sub tahap ini mendeskripsikan tentang pelaksanaan tindakan penelitian

meliputi proses tindakan dan hasil tindakan siklus II. Rincian pelaksanaan tindakan

siklus II sebagai berikut :

1) Proses Tindakan

Proses tindakan siklus II dilakukan sebanyak dua kali pertemuan yang

masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit dan tiga kali 35

menit. Rincian proses tindakan adalah sebagai berikut:

a. Pertemuan Pertama

Pelaksanaan tindakan pada siklus II pertemuan pertama dilaksanakan pada

hari Kamis tanggal 24 November 2016 pukul 11.00-12.10 WIB dengan peneliti

sebagai guru pengajar serta guru yang di tunjuk sebagai observer untuk mengamati

berlangsungnya kegiatan pembelajaran meliputi pengamatan terhadap aktivitas

guru dan siswa ialah Novia rekan sejawat peneliti. Kegiatan awal pembelajaran

pada pertemuan pertama diawali dengan mengucapkan salam, dilanjutkan dengan

guru melakukan presensi. Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung guru

meminta siswa untuk mempersiapkan buku catatan. Selanjutnya guru melakukan

68

kegiatan apersepsi dan motivasi dengan melakukan tanya jawab. Guru memberikan

apersepsi dengan bertanya “apakah anak-anak pernah makan buah jeruk?

Bagaimana rasanya?” lalu siswa menjawab dengan berbagai jawaban, guru

mengambil satu jawaban bahwa jeruk merasa asam, selanjutnya guru melanjutkan

pertanyaan “siapa yang tahu vitamin apa yang terkandung dalam jeruk?”.

Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yaitu

mengetahui makanan yang sehat untuk tubuh, penyakit yang akan disebabkan jika

kita kekurangan zat gizi atau vitamin, dan cara mengolah makanan dengan baik

dengan Kompetensi Dasar (KD) 1.3 mengidentifikasi fungsi organ pencernaan

manusia dan hubungannya dengan makanan dan kesehatan, dilanjutkan dengan

kegiatan inti. Pada kegiatan inti guru memberikan pertanyaan terbuka “tadi diawal

pembelajaran kita sudah membahas tentang vitamin, siapa yang tahu apa itu

vitamin?”. Guru meminta siswa menyusun gagasan atau pendapat mereka masing-

masing tentang apa itu vitamin. Selanjutnya guru menampilkan peta konsep tentang

gizi seimbang, guru menjelaskan tentang salah satu dari zat gizi yaitu karbohidrat,

siswa diminta menyampaikan gagasan mereka tentang zat gizi yang lain (protein,

lemak, mineral, vitamin, dan air) lalu siswa diminta menempelkan contoh-contoh

gambar makanan berdasarkan jenis zat gizinya pada peta konsep yang telah

disediakan oleh guru.

Selanjutnya guru menampilkan macam zat gizi beserta fungsinya secara

acak pada kertas karton dan menempelkannya didepan kelas. Siswa diminta

menjodohkan zat gizi beserta fungsinya dengan benar, guru meminta semua siswa

menyanyikan lagu “disini senang disana senang” dan memutar penghapus, siswa

yang mendapat penghapus ketika lagu habis diminta maju kedepan dan

menjodohkan zat gizi dengan fungsinya dengan benar. Setelah semua dijawab

dengan benar guru memberikan satu potongan kertas lipat kosong kepada masing-

masing siswa. Guru meminta siswa menuliskan jadwal makanan dan makanan apa

saja yang harus mereka makan setiap harinya dengan memenuhi gizi yang

diperlukan oleh tubuh. Setiap siswa diminta menempelkan kertas yang telah mereka

tulisi kedalam buku pekerjaan mereka atau dimeja belajar mereka agar mereka

mengingat materi yang telah diberikan dan dapat menerapkanya dalam kehidupan

69

sehari-hari. Selanjutnya guru meluruskan konsep jika terjadi miskonsepsi dan

bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari pada pertemuan pertama

siklus II

Pada kegiatan penutup guru memberikan refleksi kepada siswa dan

mengonfirmasikan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya, sebelum

pulang guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan tentang materi

yang telah dibahas secara lisan, guru menutup pembelajaran dengan salam.

b. Pertemuan Kedua

Pelaksanaan tindakan pada siklus II pertemuan kedua dilaksanakan pada

hari Jumat tanggal 25 November 2016 pukul 09.00-10.45 WIB dengan peneliti

sebagai guru pengajar serta guru yang di tunjuk sebagai observer untuk mengamati

berlangsungnya kegiatan pembelajaran meliputi pengamatan terhadap aktivitas

guru dan siswa ialah Novia rekan sejawat peneliti. Kegiatan awal pembelajaran

pada pertemuan kedua ini diawali dengan mengucapkan salam, dilanjutkan dengan

guru melakukan presensi. Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung guru

mengingatkan tentang materi yang telah dipelajari sebelumnya dan meminta siswa

untuk mempersiapkan buku catatan. Selanjutnya guru melakukan kegiatan

apersepsi dan motivasi dengan melakukan tanya jawab. Kemudian guru

menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yaitu pentingnya

mengolah makanan dengan benar dan pentingnya zat gizi bagi kesehatan dengan

Kompetensi Dasar (KD) 1.3 mengidentifikasi fungsi organ pencernaan manusia dan

hubungannya dengan makanan dan kesehatan.

Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan inti

yang diawali dengan menggali pengetahuan siswa tentang materi dan menyusun

gagasan-gagasan siswa serta mengkaitkan gagasan tentang materi yang telah

disusun kedalam kehidupan sehari-hari. Setelah meminta siswa menyusun gagasan

mereka masing-masing, guru memberikan penjelasan tentang pentingnya mengolah

makanan dengan benar. Guru memberi pertanyaan mengenai salah satu penyakit

“apakah anak-anak tahu apa itu peyakit busung lapar”, banyak pendapat yang

disampaikan oleh siswa, guru menggali gagasan siswa tentang penyebab pennyakit

busung lapar lalu mminta siswa menyebutkan penyakit lainnya yang berkaitan

70

dengan zat gizi. Guru menjelaskan cara mengolah makanan untuk memertahankan

gizi yang ada dalam makanan tersebut.

Selanjutnya guru memberikan satu kartu motivasi kososng dan meminta

siswa menuliskan motivasi mereka tentang bagaimana cara hidup sehat dan

menerapkannya dalam diri mereka masing-masing. Guru meminta siswa

membacakan masing-masing motivasi mereka kedepan kelas dan

menggantungkannya di pohon buatan yang disebut dengan “pohon motivasi”. Lalu

menaruhkan pohon motivasi tersebut didalam kelas. Pada kegiatan selanjutnya guru

meluruskan konsep jika terjadi miskonsepsi dan menyimpulkan materi yang telah

dipelajari pada pertemuan pertama, lalu guru melakukan refleksi.

Pada kegiatan akhir pembelajaran guru memberikan soal evaluasi untuk

mengukur pemahaman siswa tentang materi yang telah disampaikan pada siklus II

dan menyampaiakan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya. Guru

mengakhiri pembelajaran dengan salam.

2) Hasil Belajar Siklus II

Hasil tindakan berupa perolehan nilai Hasil belajar mata pelajaran IPA

siswa kelas 5 SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga yang diperoleh melalui pelaksanaan

tes evaluasi diakhir siklus yaitu pada pertemuan kedua siklus II. Berikut disajikan

hasil rata-rata nilai belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga

dengan Kompetensi Dasar (KD) 1.3 mengidentifikasi fungsi organ pencernaan

manusia dan hubungannya dengan makanan dan kesehatan nilai hasil belajar

disajikan pada tabel daftar nilai IPA (terlampir pada lampiran 6), dan berikut

disajikan pada tabel 4.3 yaitu tabel distribusi frekuensi nilai rata-rata IPA

berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) data hasil perolehan nilai

siklus II dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.7 berikut:

71

Tabel 4.7

Distribusi Frekuensi Ketuntasan Belajar Siklus II

No Ketuntasan Belajar Nilai

Jumlah Siswa

Frekuensi Persentase

(%)

1 Tuntas ≥ 70 18 100

2 Belum Tuntas < 70 0 0

Jumlah 18 100

Nilaia Rata-rata 88,89

Nilai Tertinggi 100

Nilai Terendah 75

Dari tabel 4.7 ketuntasan belajar siswa pada siklus II dapat dijelaskan bahwa

semua siswa sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) sebanyak

18 siswa dengan persentase 100% dari jumlah keseluruhan siswa. Hasil tersebut

sudah menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar IPA, namun hasil yang

diperoleh tersebut sudah memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditentukan

peneliti sebesar 90%. Dari data tersebut diketahui nilai tertinggi yang diperoleh

siswa setelah pelaksanaan tindakan siklus II dengan menggunakan pendekatan

pembelajaran Science, Environment, Technology, and Society yaitu 100, sementara

nilai terendah yang diperoleh siswa 75 yang semula pada siklus I hanya 48 (daftar

nilai siswa terlampir).

Hasil Belajar Afektif

Melalui rubrik penilaian sikap didapat hasil belajar afektif berdasarkan

kriteria ketuntasan minimal pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.8

Distribusi Frekuensi Ketuntasan Belajar Afektif IPA Siklus II

No Ketuntasan Belajar Nilai Jumlah Siswa

Frekuensi Persentase (%)

1 Tuntas ≥ 70 18 100

2 Belum Tuntas < 70 0 0

Jumlah 18 100

Nilaia Rata-rata 81,7

Nilai Tertinggi 95,85

Nilai Terendah 75

Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa seluruh siswa telah mencapai kriteria

ketuntasan minimal dengan nilai rata-rata 95,85 dan nilai terendah 75 (daftar nilai

dapat dilihat pada lampiran7).

72

Hasil Belajar Psikomotor

Melalui rubrik penilaian ketrampilan didapat hasil belajar psikomotor

berdasarkan kriteria ketuntasan minimal pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.9

berikut:

Tabel 4.9

Distribusi Frekuensi Ketuntasan Belajar Psikomotor IPA Siklus I

No Ketuntasan Belajar Nilai Jumlah Siswa

Frekuensi Persentase (%)

1 Tuntas ≥ 70 18 100

2 Belum Tuntas < 70 0 0

Jumlah 18 100

Nilaia Rata-rata 83,33

Nilai Tertinggi 75

Nilai Terendah 93,75

Dari tabel 4.9 dapat dilihat bahwa seluruh siswa telah mencapai kriteria

ketuntasan minimal dengan nilai rata-rata 83,33 dan nilai terendah 75 (daftar nilai

dapat dilihat pada lampiran 7)

3) Hasil Observasi

Pada siklus II pertemuan 1 dan pertemuan 2 telah dilakukan observasi

terhadap aktivitas pembalajaran guru dan aktivitas pembelajaran siswa dengam

menerapkan pendekatan Science, Environment, Technology, and Society (SETS).

Observasi dilakukan untuk mengukur proses keterlaksanaan pembelajaran dan

mengukur peningkatan aktivitas pembelajaran. Lembar observasi aktivitas guru

siklus 1 dengan pendekatam SETS dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut:

73

Tabel 4.10

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II

Kegiatan No

Item Aspek yang diamati

Keterangan

Pertemuan I Pertemuan II

Ya Tidak Ya Tidak

Pra

Pembelajaran

1 Mempersiapkan perlengkapan dan

media pembelajaran. √ √

2 Membuka pembelajaran: dengan

salam, doa, dan ucapan terimaasih. √ √

3 Menanyakan presensi dan keadaan

siswa. √ √

4 Menyampaikan tujuan pembelajaran √ √

Inisiasi

5

Melakukan inisiasi berupa apersepsi

dan pertanyaan - pertanyaan yang

memunculkan gagasan atau ide

tentang materi. (Science)

√ √

6

Memberikan pertanyaan terbuka

tentang materi yang berkaitan dengan

kehidupan sehari-hari. (Science)

√ √

7

Melakukan tanya jawab untuk

menggali gagasan awal dan

mengaitkan materi dalam kehidupan

sehari-hari. (Science)

√ √

Pembentukan

Konsep

8

Memberikan simulasi dan pertanyaan

dengan gambar untuk siswa

melengkapi keterangan pada gambar

yang telah disediakan. (Science)

√ √

9 Meminta siswa membentuk sebuah

kelompok. (Society) √ √

10 Meminta siswa berdiskusi untuk

memahami materi. (Society) √ √

11 Meminta siswa menyampaikan

gagasan mengenai materi. (Society) √ √

12

Meminta siswa mendiskusikan

teknologi apa yang dapat dibuat dan

dimanfaatkan berdasarkan materi.

(Society)

√ √

Aplikasi

Konsep

13 Meminta setiap kelompok membuat

teknologi. (Technology) √ √

14

Meminta setiap kelompok

mendemonstrasikan produk yang

telah dihasilkan serta

pemanfaatannya. (Society)

√ √

74

Berdasarkan tabel 4.10 menunjukan pada pertemuan pertama hasil

observasi aktivitas guru terdapat 22 aspek yang telah terlaksana, itu menunjukan

bahwa keseluruhan aspek telah terlaksana dengan baik. Pada pertemuan kedua

aspek yang diamati telah terlaksana yaitu 22 aspek. Secara keseluruhan jika pada

siklus II semua aspek dirata-rata akan mendapati persentase 100%. Sedangkan

untuk observasi aktivitas siswa pada siklus I pertemuan 1 dan pertemuan 2 dapat

dilihat pada tabel 4.4 berikut:

15 Menerapkannya dalam kehidupan

sehari-hari. (Environment) √ √

Pemantapan

Konsep

16

Meminta siswa menganalisis

fenomena lingkungan sekitar yang

berhubungan dengan materi.

(Environment)

√ √

17 Membimbing siswa menyimpulkan

materi yang dipelajari. (Science) √ √

18 Melakukan refleksi. √ √

Penilaian

19

Memberikan soal-soal evaluasi

kepada siswa guna mengetahui

keberhasilan dalam belajar

√ √

20

Memberikan angket guna mengetahui

keaktivan dan antusias siswa dalam

mengikuti pembelajaran

√ √

Penutup

21 Memberikan tindak lanjut √ √

22 Menutup pelajaran dengan salam dan

doa. √ √

Total Aspek Keterlaksanaan 22 22

75

Tabel 4.11

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II

Kegiatan No

Item Aspek yang diamati

Keterangan

Pertemuan I Pertemuan II

Ya Tidak Ya Tidak

Pra

Pembelajaran

1 Mempersiapkan perlengkapan dan

media pembelajaran. √ √

2 Membuka pembelajaran: dengan

salam, doa, dan ucapan terimaasih. √ √

3 Menanyakan presensi dan keadaan

siswa. √ √

4 Menyampaikan tujuan pembelajaran √ √

Inisiasi

5

Melakukan inisiasi berupa apersepsi

dan pertanyaan - pertanyaan yang

memunculkan gagasan atau ide

tentang materi. (Science)

√ √

6

Memberikan pertanyaan terbuka

tentang materi yang berkaitan dengan

kehidupan sehari-hari. (Science)

√ √

7

Melakukan tanya jawab untuk

menggali gagasan awal dan

mengaitkan materi dalam kehidupan

sehari-hari. (Science)

√ √

Pembentukan

Konsep

8

Memberikan simulasi dan pertanyaan

dengan gambar untuk siswa

melengkapi keterangan pada gambar

yang telah disediakan. (Science)

√ √

9 Meminta siswa membentuk sebuah

kelompok. (Society) √ √

10 Meminta siswa berdiskusi untuk

memahami materi. (Society) √ √

11 Meminta siswa menyampaikan

gagasan mengenai materi. (Society) √ √

12

Meminta siswa mendiskusikan

teknologi apa yang dapat dibuat dan

dimanfaatkan berdasarkan materi.

(Society)

√ √

Aplikasi

Konsep

13 Meminta setiap kelompok membuat

teknologi. (Technology) √ √

14

Meminta setiap kelompok

mendemonstrasikan produk yang

telah dihasilkan serta

pemanfaatannya. (Society)

√ √

76

Berdasarkan tabel 4.11 menunjukan pada pertemuan pertama hasil

observasi aktivitas siswa terdapat 21 aspek yang telah terlaksana, sedangkan masih

ada 1 aspek yang belum terlaksana. Pada pertemuan kedua aspek yang diamati telah

terlaksana semua yaitu 22 aspek. Secara keseluruhan jika pada siklus II semua

aspek dirata-rata akan mendapati persentase 97,72%.

4.1.3.3 Refleksi Siklus II

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II dari pertemuan

pertama dan kedua maka selanjutnya diadakan refleksi atas kegiatan pembelajaran

yang telah dilaksanakan. Kegiatan refleksi dilakukan dalam bentuk diskusi untuk

mengevaluasi berlangsungnya kegiatan pembelajaran selama pelaksanaan tindakan

siklus II. Diskusi ini dilakukan oleh peneliti dan observer serta peneliti dengan

dosen pembimbing. Pada pelaksanaan tindakan siklus II peneliti telah melakukan

berbagai upaya perbaikan tindakan yang telah direncanakan disesuaikan dengan

hasil refleksi pada siklus I.

Dari refleksi yang telah dilakukan diketahui bahwa peneliti dalam hal ini

sebagai guru pengajar sudah dapat menerapkan pembelajaran menggunakan

15 Menerapkannya dalam kehidupan

sehari-hari. (Environment) √ √

Pemantapan

Konsep

16

Meminta siswa menganalisis

fenomena lingkungan sekitar yang

berhubungan dengan materi.

(Environment)

√ √

17 Membimbing siswa menyimpulkan

materi yang dipelajari. (Science) √ √

18 Melakukan refleksi. √ √

Penilaian

19

Memberikan soal-soal evaluasi

kepada siswa guna mengetahui

keberhasilan dalam belajar

√ √

20

Memberikan angket guna mengetahui

keaktivan dan antusias siswa dalam

mengikuti pembelajaran

√ √

Penutup

21 Memberikan tindak lanjut √ √

22 Menutup pelajaran dengan salam dan

doa. √ √

Total Aspek Keterlaksanaan 21 22

77

pendekatan pembelajaran Science, Environment, Technology, and Society dengan

sangat baik, hal tersebut juga berdampak kepada siswa. Bagi siswa sendiri belajar

menggunakan pendekatan pembelajaran Science, Environment, Technology, and

Society menjadikan materi yang dipelajari lebih mudah dipahami dan suasana yang

terbentuk di dalam kelas menjadi menyenangkan. Kegiatan pengaplikasian materi

kedalam kegiatan atau kedalam lingkungan membuat siswa lebih antusias dalam

mengikuti pembelajaran dan lebih aktif.

Berdasarkan hasil refleksi siklus II menunjukan ketercapaian keberhasilan.

Aktivitas guru mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 13,64%

sedangkan aktivitas siswa meningkat dari siklus I ke siklus II meningkat sebesar

11,37%. Serta hasil belajar siswa pada siklus II meningkat menjadi 100%. Dengan

demikian indikator keberhasilan yang ditetapkan oleh peneliti sudah tercapai.

Sehingga tindakan perbaikan aktivitas dan hasil belajar dapat diakhiri pada siklus

II.

4.2 Analisis Komparatif

Pada sub judul analisis komparatif ini, akan menguraikan tentang

perbandingan hasil belajar, ketuntasan belajar dan aktivitas belajar IPA siswa kelas

5 SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II

sehingga dapat diketahui peningkatan hasil belajar, ketuntasan belajar dan aktivitas

belajar IPA yang diperoleh siswa kondisi awal atau sebelum pelaksanaan tindakan

dan setelah pelaksanaan tindakan yaitu pada pra siklus, siklus I dan siklus II.

Penigkatan ketuntasan belajar IPA ditunjukkan pada tabel 4.12 berikut:

Tabel 4.12

Perbandingan Ketuntasan Belajar IPA

Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

No Ketuntasan

Belajar Nilai

Siklus I Siklus II

Jumlah Persentase

(%) Jumlah

Persentase

(%)

1 Tuntas ≥ 70 16 88,89 18 100

2 Belum

Tuntas

< 70 2 11,11 0 0

Jumlah 18 100 18 100

Rata-rata 77,78 88,89

78

Berdasarkan tabel 4.8 tentang perbandingan ketuntasan belajar IPA, dapat

diketahui bahwa terdapat peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II. Pada

pelaksanaan tindakan siklus I terlihat peningkatan jumlah siswa yang tuntas

sebanyak 16 siswa dengan persentase siswa tuntas 88,89%, sementara 2 siswa

lainnya masih memperoleh nilai di bawah KKM dengan persentase 11,11%, pada

siklus I rata-rata hasil belajar IPA 77,78 dari hasil pelaksanaan tindakan siklus I

diketahui bahwa secara klasikal nilai rata-rata siswa belum tercapai, ketuntasan

belajar siswa belum mampu mencapai indikator keberhasilan tindakan penelitian

yang telah ditentukan sehingga masih diperlukan pperbaikan pada siklus II.

Kemudian tindakan dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan siklus II agar

ketuntasan belajar IPA siswa bisa mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan

yaitu sejumlah 90% dari total keseluruhan siswa. Setelah pelaksanaan tindakan

pembelajaran pada siklus II jumlah siswa yang memperoleh nilai mencapai KKM

≥ 70 yaitu sebanyak 18 siswa dengan besar persentase 100%, nilai rata-rata hasil

belajar IPA siklus II mencapai 88,89. Dari hasil belajar IPA dan ketuntasan belajar

siswa siklus II tersebut dapat diketahui bahwa indikator keberhasilan tindakan

penelitian menggunakan pendekatan pembelajaran Science, Environment,

Technology, and Society yang telah ditentukan oleh peneliti sudah tercapai

(ketuntasan belajar siswa ≥ 90%). Dengan peningkatan hasil belajar sebesar 0,14

didapat dari rata-rata nilai siklus II dikurangi rata-rata nilai siklus I dibagi rata-rata

siklus I.

Diketahui bahwa setelah pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan

menerapkan pendekatan pembelajaran Science, Environment, Technology, and

Society, hasil belajar mata pelajaran IPA yang diperoleh siswa semakin baik dan

mencapai rata-rata KKM ≥ 70 yang telah ditentukan. Kondisi yang demikian

terbukti dari perolehan nilai hasil tes evaluasi dari masing-masing siklus, baik siklus

I maupun siklus II. Peningkatan rata-rata hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri

Kalicacing 02 Salatiga setelah pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II dapat

diketahui dalam tabel 4.9 sebagai berikut:

79

Tabel 4.13

Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar IPA

Siklus I, dan Silkus II

Hasil Tindakan Siklus I Siklus II

Rata-rata Hasil Belajar

IPA 77,78 88,89

Berdassarkan tabel 4.13 tentang perbandingan rata-rata hasil belajar,

diketahui pada pelaksanaan tindakan siklus I nilai rata-rata siswa mencapai 77,78.

Dari perolehan data hasil tindakan penelitian tersebut dapat dinyatakan bahwa

tindakan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I sudah menunjukkan

peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA, hasil yang diperoleh sudah memenuhi

indikator keberhasilan yang telah ditentukan oleh peneliti yaitu minimal rata-rata

75 nilai dari KKM ≥ 70, namun masih diupayakan perbaikan agar hasil perolehan

rata-rata hasil belajar semakin meningkat. Setelah pelaksanaan tindakan pada siklus

II, diketahui bahwa hasil belajar IPA semakin menunjukkan peningkatan yang

signifikan, nilai rata-rata hasil belajar IPA yang diperoleh siswa 88,89. Kondisi

yang demikian menunjukkan bahwa hasil pelaksanaan tindakan pada siklus II telah

memenuhi indikator keberhasilan tindakan penelitian yang telah ditetapkan oleh

peneliti minimal rata-rat 75 nilai dari KKM ≥ 70.

Diketahui bahwa setelah pelaksanaan tindakan dengan menerapkan

pembelajaran kontekstual melalui pendekatan Science, Environment, Technology,

and Society, aktivitas belajar mata pelajaran IPA yang diperoleh siswa semakin baik

dan mencapai indikator yang telah ditentukan yaitu signifikan 10%. Kondisi yang

demikian terbukti dari perolehan skor hasil observasi aktivitas guru dan siswa dari

siklus I dan siklus II. Peningkatan proses belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri

Kalicacing 02 Salatiga setelah pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II dapat

diketahui dalam tabel 4.10 sebagai berikut :

80

Tabel 4.14

Perbandingan Analisis Rata-rata Observasi

Siklus I dan Siklus II

No Ketuntasan

Belajar

Siklus I Siklus II

Rata-rata

Ya

Persentase

(%)

Rata-rata

Ya

Persentase

(%)

1 Aktivitas Guru 19 86,36 22 100

2 Aktivitas Siswa 19 86,36 21,5 97,72

Berdasarkan tabel 4.14 tentang perbandingan analisis rata-rata skor

observasi aktivitas guru dan siswa dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan

aktivitas guru dan siswa dari siklus I dan siklus II dengan penerapan pembelajaran

kontekstual melalui pendekatan Science, Environment, Technology, and Society.

Setelah pelaksanaan tindakan siklus I rata-rata pemberian keterangan “Ya” dari

observer pada aktivitas guru mencapai 19 dengan persentase 86,36%, itu berarti

masih ada 6 aspek yang diberi keterangan “Tidak”. Pada siklus II rata-rata

pemberian keterangan “Ya” pada aktivitas guru mengalami peningkatan menjadi

22 dengan persentase 100%, artinya semua aspek yang terdapat pada lembar

observasi sudah terlaksana. Kondisi yang demikian menunjukkan bahwa hasil

pelaksanaan tindakan pada siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan

tindakan penelitian yang telah ditetapkan oleh peneliti yaitu peningkatan secara

signifikan 10 %. Seiring dengan peningkatan aktivitas guru, rata-rata pemberian

keterangan “Ya” pada aktivitas siswa juga mengalami peningkatan, pada siklus I

rata-rata pemberian “Ya” pada aktivitas siswa 19 dengan persentase 86,36%,

kemudian pada siklus II rata-rata pemberian keterangan “Ya” meningkat menjadi

21 dengan persentase 97,72%. Kondisi yang demikian menunjukkan bahwa hasil

pelaksanaan tindakan pada siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan

tindakan penelitian yang telah ditetapkan oleh peneliti yaitu peningkatan secara

signifikan 10 %.

81

4.3 Pembahasan

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti di kelas 5 SD

Negeri Kalicacing 02 Salatiga, diketahui bahwa sebelum tindakan penelitian

dilaksanakan masih terlihat adanya kesenjangan karakteristik IPA dengan kondisi

yang terjadi dilapangan. Terlihat pada rasa keingintahuan siswa yang masih kurang,

serta keterbatasan teknologi membuat siswa kurang antusias dalam mengikuti

pembelajaran. Hal tersebut merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

rendahnya hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga.

Diketahui bahwa jumlah siswa yang mencapai KKM ≥ 70 hanya 6 siswa atau

33,33% dari jumlah keseluruhan siswa, sedangkan yang belum mencapai KKM ada

12 siswa atau 66,67% dari jumlah keseluruhan siswa. Berdasarkan kondisi yang

demikian maka peneliti merasa diperlukan adanya tindakan perbaikan

pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri

Kalicacing 02 Salatiga dengan menerapkan pendekatan pembelajaran Science,

Environment, Technology, and Society.

Dengan menggunakan pendekatan Science, Environment, Technology, and

Society terlihat adanya peningkatan aktivitas belajar dari siklus I ke siklus II. Dapat

dilihat dari hasil lembar observasi pada aktivitas guru mengalami peningkatan

sebesar 13,64% dari siklus I ke siklus II sedangkan aktivitas siswa mengalami

peningkatan sebesar 11,36% dari siklus I ke siklus II. Peningkatan aktivitas belajar

dengan pembelajaran kontekstual melalui pendekatan Science, Environment,

Technology, and Society dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Diketahui bahwa

setelah pelaksanaan tindakan dengan menerapkan pembelajaran kontekstual

melalui pendekatan Science, Environment, Technology, and Society, hasil belajar

mata pelajaran IPA yang diperoleh siswa semakin baik dan mencapai rata-rata

KKM ≥ 70 yang telah ditentukan. Kondisi yang demikian terbukti dari perolehan

nilai hasil tes evaluasi dari masing-masing siklus, baik siklus I maupun siklus II.

Pada pelaksanaan tindakan siklus I nilai rata-rata siswa mencapai 77,78

mengalami peningkatan dari kondisi awal nilai rata-rata yang diperoleh siswa hanya

66,89 dengan pencapaian ketuntasan belajar IPA siswa mencapai 88,89%. Dari

perolehan data hasil tindakan penelitian tersebut dapat dinyatakan bahwa tindakan

82

pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I sudah menunjukkan peningkatan

hasil belajar mata pelajaran IPA, tetapi hasil yang diperoleh tersebut masih berada

di bawah indikator keberhasilan yang telah ditentukan oleh peneliti yaitu 90% siswa

tuntas dari total keseluruhan siswa, maka dari itu masih diperlukannya upaya

perbaikan pada siklus II. Setelah pelaksanaan tindakan pada siklus II, diketahui

bahwa hasil belajar IPA semakin menunjukkan peningkatan yang signifikan, nilai

rata-rata hasil belajar IPA yang diperoleh siswa 88,89 dengan pencapaian

ketuntasan belajar IPA siswa mencapai 100%. Kondisi yang demikian

menunjukkan bahwa hasil pelaksanaan tindakan pada siklus II telah memenuhi

indikator keberhasilan tindakan penelitian yang telah ditetapkan oleh peneliti

sebesar 90% siswa tuntas. Pada pelaksanaan tindakan siklus II semua siswa sudah

berhasil mencapai KKM 70.

Berdasarkan pengamatan selama pelaksanaan tindakan pembelajaran pada

siklus I dan siklus II terlihat rata-rata kemampuan siswa di dalam proses maupun

hasil tindakan pembelajaran semakin baik dan selalu mengalami peningkatan pada

setiap siklusnya. Siswa lebih antusias dan aktif mengikuti setiap proses

pembelajaran, lebih berani di dalam menyampaikan gagasan dan melakukan

kegiatan tanya jawab bersama guru, dengan penerapan pembelajaran kontekstual

melalui pendekatan Science, Environment, Technology, and Society pembelajaran

yang berlangsung menjadi lebih menarik dan bermakna bagi siswa, aktivitas

pembelajaran tidak hanya terpusat pada guru melainkan siswa juga ikut terlibat

dalam proses pembelajarannya. Penerapan pembelajaran kontekstual melalui

pendekatan Science, Environment, Technology, and Society memberikan banyak

hal yang positif bagi siswa salah satunya dapat dibuktikan dengan adanya

peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA. Selain itu pendekatan Science,

Environment, Technology, and Society membuat siswa dapat belajar mengenai

materi pelajaran dalam suasana yang menyenangkan, kegiatan diskusi, bertukar

gagasan, dan mampu menciptakan teknologi sederhana untuk lingkungan sekitar.

Dalam pembelajaran ini juga mengurangi perasaan takut dan tegang yang dirasakan

oleh siswa saat mengikuti proses pembelajaran, kegiatan bertukar gagasan juga

menjadikan siswa dapat berinteraksi dan bekerja sama dengan baik di dalam

83

kelompok yang masuk dalam aspek sosial. Interaksi yang muncul antara siswa

dengan siswa dan kerjasama yang terjalin dalam kegiatan diskusi membentuk

situasi belajar yang kondusif. Siswa sangat antusias bekerja sama untuk

merekonstruksi gagasan awal. Selain itu guru juga membentuk pembelajaran yang

berlangsung menjadi lebih ilmiah. Dengan pelaksanaan tindakan pembelajaran

pada siklus I dan siklus II dengan menerapkan pembelajaran kontekstual melalui

pendekatan Science, Environment, Technology, and Society dapat meningkatkan

pemahaman siswa terhadap mata pelajaran IPA khususnya pada pokok bahasan

fungsi organ pencernaan manusia dan hubungannya dengan makanan dan kesehatan

sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar IPA yang diperoleh siswa. Dalam

penelitian ini peneliti mengatasi kelemahan pendekatan pembelajaran SETS yang

di jabarkan oleh Achmad Binadja (1999) sebelumnya yaitu dengan memadukan

pendekatan Science, Environment, Technology, and Society dengan metode

pembelajaran yang lain untuk mengatasi keterbatasan waktu karena dilihat dari

kelemahan SETS sendiri membutuhkan waktu yang lama untuk penerapannya.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Heru,

Rukhoyah, Indah, dan Zulaika yang melakukan penelitian dengan penerapan

pendekatan pembelajaran yang sama yaitu pendekatan Science, Environment,

Technology, and Society (SETS) karena dengan penelitiannya terbukti bahwa

terdapat peningkatan aktivitas atau hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA.

Perbedaan penelitian yang dilakukan antara peneliti sebelumnya dengan penelitian

ini adalah penelitian ini meneliti kedua variabel terikat atau variabel Y yaitu

aktivitas belajar dan hasil belajar. Dalam penelitian ini meningkatkan hasl belajar

melalui peningkatan aktivitas belajar, sehingga jika aktivitas belajar meningkat

akan diikuti dengan hasil belajar yang meningkat.

Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat dibuktikan bahwa pendekatan

Science, Environment, Technology, and Society (SETS) dapat meningkatkan

aktivitas dan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Kalicacing 02. Dengan

adanya penelitian ini memberikan implikasi baik secara teoritis maupun praktis.

84

1. Implikasi Teoritis

Setelah membandingkan pendekatam Science, Environment, Technology,

and Society (SETS) dengan penelitian sebelumnya adalah sejalan dan saling

melengkapi. Penerapan pembelajaran kontekstual melalui pendekatan Science,

Environment, Technology, and Society (SETS) disesuaikan dengan standar proses.

Meskipun penerapan pendekatan SETS mengalami perubahan akan tetapi tetap

disesuaikan dengan karakteristik siswa, sehingga dapat meningkatkan pemahaman,

pengalaman, dan menambah ilmu pengetahuan serta siswa mampu menerapkan

konsep yang telah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.

2. Implikasi Praktis

Pembelajaran dengan pendekatan Science, Environment, Technology, and

Society (SETS) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Siswa yang

semula belum tuntas setelah diadakan tindakan dengan menggunakan pendekatan

Science, Environment, Technology, and Society (SETS) menjadi tuntas melalui

siklus I dan siklus II. Penerapan pendekatan SETS dilakukan dengan meminta siswa

membuat suatu teknologi sederhana yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan

sehari-hari (poster himbauan dan kartu motifasi). Siswa mengamati fenomena yang

terdapat dalam lingkungan sekitar dan menerapkan konsep yang telah dipelajari

dalam kehidupan sehari-hari.