bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1. hasil...

21
49 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti di kelas 4 SD Negeri 01 Tegalsari Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung selama kurang lebih 1 bulan memperoleh hasil tes dan non tes di setiap siklusnya. Hasil tes diperoleh dari tes formatif siswa yang dilakukan di setiap akhir siklus. Sedangkan untuk penilaian non tes didapat dari data observasi guru, siswa dan data dokumentasi. Hasil penelitian dari setiap siklus diuraikan secara rinci di bawah ini: 4.1.1. Pelaksanaan Penelitian 4.1.1.1. Pra Siklus Penelitian ini dilakukan di SDN 01 Tegalsari Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung pada siswa kelas 4 dengan jumlah 18 siswa, 13 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan. Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan guru kelas, latar belakang siswa lebih banyak sebagai anak wiraswata (bekerja di pabrik), sehingga dari faktor keluarga kurang begitu memperhatikan pendidikan anak mereka. Kebiasaan siswa yang masih suka bermain dibawa hingga ke dalam kelas. Pada saat kondisi pembelajaran siswa kurang memperhatikan guru. Mereka lebih suka melakukan aktifitas diluar materi pembelajaran seperti mengobrol dengan teman atau asik dengan aktifitasnya sendiri. Semangat dan minat siswa untuk belajar masih kurang. Penggunaan metode pembelajaran yang digunakan juga berpengaruh pada minat siswa untuk belajar. Dalam pembelajaran lebih banyak menggunakan metode ceramah dan menggunakan contoh dari buku saja. Belum nampak metode pembelajaran yang kooperatif serta penggunaan media pembelajaran yang dapat membuat siswa lebih bersemangat untuk belajar. Hasil belajar siswa kelas 4 SD Negeri 01 Tegalsari sebelum dilakukan tindakan masih banyak siswa yang hasil belajarnya belum mencapai kriteria ketuntasan minimal yakni 75. Berdasarkan data awal hasil belajar IPA diketahui

Upload: trinhmien

Post on 29-Apr-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

49

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti di kelas 4 SD Negeri 01 Tegalsari

Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung selama kurang lebih 1 bulan memperoleh

hasil tes dan non tes di setiap siklusnya. Hasil tes diperoleh dari tes formatif siswa

yang dilakukan di setiap akhir siklus. Sedangkan untuk penilaian non tes didapat dari

data observasi guru, siswa dan data dokumentasi. Hasil penelitian dari setiap siklus

diuraikan secara rinci di bawah ini:

4.1.1. Pelaksanaan Penelitian

4.1.1.1. Pra Siklus

Penelitian ini dilakukan di SDN 01 Tegalsari Kecamatan Kedu, Kabupaten

Temanggung pada siswa kelas 4 dengan jumlah 18 siswa, 13 siswa laki-laki dan 5

siswa perempuan. Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan guru kelas, latar

belakang siswa lebih banyak sebagai anak wiraswata (bekerja di pabrik), sehingga

dari faktor keluarga kurang begitu memperhatikan pendidikan anak mereka.

Kebiasaan siswa yang masih suka bermain dibawa hingga ke dalam kelas. Pada saat

kondisi pembelajaran siswa kurang memperhatikan guru. Mereka lebih suka

melakukan aktifitas diluar materi pembelajaran seperti mengobrol dengan teman atau

asik dengan aktifitasnya sendiri. Semangat dan minat siswa untuk belajar masih

kurang. Penggunaan metode pembelajaran yang digunakan juga berpengaruh pada

minat siswa untuk belajar. Dalam pembelajaran lebih banyak menggunakan metode

ceramah dan menggunakan contoh dari buku saja. Belum nampak metode

pembelajaran yang kooperatif serta penggunaan media pembelajaran yang dapat

membuat siswa lebih bersemangat untuk belajar.

Hasil belajar siswa kelas 4 SD Negeri 01 Tegalsari sebelum dilakukan

tindakan masih banyak siswa yang hasil belajarnya belum mencapai kriteria

ketuntasan minimal yakni 75. Berdasarkan data awal hasil belajar IPA diketahui

50

bahwa dari 18 siswa yang tuntas baru 9 siswa atau 50% dengan rata-rata kelas 71,66

dari kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang sudah ditentukan sekolah yaitu 75.

Hasil belajar IPA dapat dilihat di dalam tabel sebagai berikut.

Tabel 4.1 Distribusi Hasil Belajar IPA Pra Siklus Kelas 4 SD Negeri 01 Tegalsari

Tahun 2017/2018

No Nilai KKM (75) Jumlah Siswa Persentase (%) Keterangan

1. ≥75 9 50 % Tuntas

2. <75 9 50 % Tidak Tuntas

Jumlah 18 100 %

Nilai Maksimum 80

Nilai Minimum 60

Rata-rata 71,66

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa sebelum dilakukan tindakan

dari jumlah siswa 18 hanya ada 9 siswa atau 50 % yang tuntas dan 9 siswa atau 50 %

belum tuntas. Sebelum diadakan tindakan nilai tertinggi adalah 80 dan nilai terendah

adalah 60.

4.1.1.2. Pelaksanaan Siklus 1

Pelaksanaan siklus I akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu perencanaan,

tindakan dan observasi, dan refleksi. Dalam pelaksanaan tindakan dan observasi

masing-masing dilakukan dalam 3 kali pertemuan hingga evaluasi dilakukan.

a. Perencanaan

Dalam perencanaan siklus 1 peneliti: a) menyusun rencana pembelajaran dengan

menerapkan model pemebelajaran Discovery Learning berbantuan dengan media

gambar pada tema 4 sub tema 1 pembelajaran 1; b) menyiapkan media gambar yang

digunakan yakni berupa gambar sumber daya alam (hutan, sungai, laut, gunung dan

lapisan tanah) dan pemanfaatannya, gambar pengolahan dan penggunaan hasil

sumber daya alam; c) untuk kegiatan diskusi menyiapkan lembar kegiatan siswa; d)

menyiapkan soal evaluasi untuk materi siklus I yaitu sumber daya alam dan

pemanfaatannya; e) mempersiapkan lembar observasi kegiatan guru dan siswa dalam

pembelajaran menggunakan model Discovery Learning berbantuan dengan media

gambar.

51

Tabel 4.2 Jadwal Pelaksanaan Siklus I

Pertemuan

Ke- Hari,Tanggal

Jam

Pelajaran Keterangan

1 Senin,

9 Oktober 2017

3 Pelaksanaan pembelajaran

2 Selasa,

10 Oktober 2017

3 Pelaksanaan pembelajaran

3 Rabu,

11 Oktober 2017

2 Pelaksanaan pembelajaran dan

evaluasi

b. Pelaksanaan dan observasi

Tahap pelaksanaan tindakan pada siklus I adalah adalah pelaksanaan rancangan

pembelajaran dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun

sebelumnya. Pelaksanaan tindakan dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan dan pada

pertemuan terakhir akan dilaksanakan evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa.

Pertemuan pertama siklus I ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 9 Oktober 2017.

Dengan Tema 4. Berbagai Pekerjaan, Sub Tema 1. Jenis-jenis pekerjaan,

Pembelajaran 1. Dengan Kompetensi Dasar IPA yakni : 3.8 Menjelaskan pentingnya

upaya keseimbangan dan pelestarian sumber daya alam di lingkungannya. Pada

kegiatan pendahuluan diawali dengan mengucapkan salam dan berdoa bersama,

mengecek kehadiran siswa, memeriksa kesiapan siswa, menyampaikan tujuan dan

langkah pembelajaran, melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan, serta

memberikan motivasi kepada siswa berupa alasan kenapa mereka harus mempelajari

materi tersebut.

Pada kegiatan inti dimulai dengan guru membagi siswa menjadi 4 kelompok,

kemudian guru menampilkan gambar tentang materi sumber daya alam dan

pemanfaatannya. Setelah itu guru memberikan penjelasan mengenai materi sumber

daya alam dan pemanfaatannya. Barulah pembelajaran dilanjutkan dengan model

pembelajaran Discovery Learning yakni perwakilan setiap kelompok mengambil

pertanyan tentang permasalahan yang telah disiapkan guru. Kemudiaan siswa

bersama kelompok mengidentifikasi permasalahan tersebut dengan membuat

hipotesis. Setelah itu siswa bersama kelompok mengumpulkan data dari berbagai

52

sumber buku. Data kemudian diolah dengan berdiskusi untuk membedakan SDA

yang dapat diperbarui dan SDA yang tidak dapat diperbarui serta mengidentifikasi

pengolahan dan penggunaan SDA. Siswa dibagikan LKS, kemudian siswa mencatat

hasil diskusi pada LKS. Setelah itu siswa melihat kembali hipotesis yang telah dibuat.

Bagi kelompok yang sudah selesai diminta untuk maju ke depan dan memberanikan

diri untuk menyampaikan hasil diskusinya ke depan kelas.

Pada kegiatan penutup guru bersama dengan siswa membuat kesimpulan tentang

pembelajaran yang telah dilakukan. Guru melakukan refleksi, kemudian siswa

diberikan tindak lanjut untuk mencatat alat-alat yang harus dipersiapkan untuk

percobaan pada pertemuan selanjutnya. Guru mengucap salam dan mengakhiri

pembelajaran dengan berdoa.

Pada pertemuan pertama siklus I, siswa masih ramai sendiri bicara dengan

temannya, dan siswa masih merasa canggung dengan peneliti sebagai guru pengajar.

Pada saat melakukan presentasi di depan kelas siswa masih malu-malu akibatnya saat

membacakan hasil diskusi suaranya kurang lantang dan ada siswa yang gemetar saat

mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Dari lembar pengamatan observer,

guru belum bisa menguasai kelas dengan baik, masih ada siswa yang bermain sendiri

dan berbicara dengan temannya sehingga kelas menjadi gaduh.

Pelaksanaan pembelajaran siklus I, pada pertemuan ke 2 dilaksanakan pada hari

Selasa tanggal 10 Oktober 2017. Kegiatan pembelajaran dilakukan sama seperti pada

pertama di siklus 1, dengan pokok bahasan tema 4 sub tema 1 pembelajaran 2.

Namun dengan fokus pada pembelajaran sumber daya alam dan pemanfaatannya

(dampak pengambilan SDA) Media yang digunakan adalah gambar dari dampak

pengambilan SDA.

Pada kegiatan awal diawali dengan guru mengucapkan salam dan berdoa bersama,

mengecek kehadiran siswa, memeriksa kesiapan siswa, menyampaikan tujuan dan

langkah pembelajaran, melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan tentang

materi sebelumnya, serta memberikan motivasi kepada siswa berupa alasan kenapa

mereka harus mempelajari materi tersebut.

53

Pada kegiatan inti dimulai dengan guru membagi siswa menjadi 4 kelompok,

kemudian guru menampilkan gambar tentang materi dampak pengambilan sumber

daya alam. Setelah itu guru memberikan penjelasan mengenai materi dampak

pengambilan sumber daya alam. Barulah pembelajaran dilanjutkan dengan model

pembelajaran Discovery Learning yakni perwakilan setiap kelompok mengambil

pertanyan tentang permasalahan yang telah disiapkan guru. Kemudiaan siswa

bersama kelompok mengidentifikasi permasalahan tersebut dengan membuat

hipotesis. Setelah itu siswa bersama kelompok melakukan percobaan untuk

mengetahui dampak pengambilan SDA didampingi oleh guru. Siswa dibagikan LKS,

kemudian siswa mencatat hasil percobaan pada LKS. Setelah itu siswa melihat

kembali hipotesis yang telah dibuat. Bagi kelompok yang sudah selesai diminta untuk

maju ke depan dan memberanikan diri untuk menyampaikan hasil diskusinya ke

depan kelas. Pada kegiatan penutup guru bersama dengan siswa membuat kesimpulan

tentang pembelajaran yang telah dilakukan. Guru melakukan refleksi. Guru

mengucap salam dan mengakhiri pembelajaran dengan berdoa.

Dari pertemuan kedua siklus I, siswa masih terlihat belum berani mengungkapkan

pendapatnya setelah melakukan percobaan erosi. Siswa masih merasa takut jika

mereka menjawab dengan salah. Menurut observer, guru harus memberikan

bimbingan kepada siswa agar berani untuk mengeluarkan pendapatnya sendiri, guru

juga harus bisa memberikan pancingan/rangsangan kepada siswa supaya siswa

menjadi lebih aktif.

Pelaksanaan pembelajaran siklus I, pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari

Rabu tanggal 11 Oktober 2017. Pada kegiatan awal diawali dengan guru

mengucapkan salam dan berdoa bersama, mengecek kehadiran siswa, memeriksa

kesiapan siswa, menyampaikan tujuan dan langkah pembelajaran, melakukan

apersepsi dengan mengajukan pertanyaan tentang materi sebelumnya, serta

memberikan motivasi kepada siswa berupa alasan kenapa mereka harus mempelajari

materi tersebut.

54

Pada pertemuan ketiga guru hanya mengulang pembelajaran yang telah

dipelajari siswa sebelumnya. Guru bertanya jawab dengan siswa terkait materi yang

dipelajari di pertemuan sebelumnya. Dan apa saja yang mereka dapatkan selama

proses pembelajaran. Guru menjelaskan tentang kegiatan evaluasi yang akan

dilakukan dan membagikan soal evaluasi. Siswa mengerjakan soal evaluasi. Guru

bersama siswa membahas soal evaluasi. Kemudian guru dan siswa menyimpulkan

pebelajaran yang telah dilewati bersama-sama. Guru memberikan motivasi kepada

siswa dan guru menutup pembelajaran dengan berdoa.

Menurut catatan observer pada lembar observasi, dari pertemuan kedua siklus

I diperoleh kesimpulan bahwa guru harus lebih bisa mengkondisikan kelas dengan

baik agar pembelajaran dapat berlangsung maksimal dan menuntut siswa supaya

lebih aktif. Guru sudah melakukan pembelajaran menggunakan model Discovery

Learning sesuai dengan higher order thinking skill (HOTS) atau berfikir tingkat

tinggi, karena setelah siswa melakukan percobaan “erosi” siswa diminta untuk

menganalisis penyebab terjadinya erosi.

c. Refleksi

Refleksi dilaksanakan oleh guru setelah semua data Siklus I terkumpul. Baik

berupa data hasi evaluasi maupun data hasil observasi oleh guru kelas. Refleksi

dilakukan peneliti dengan meminta masukan dari guru kelas untuk melakukan

perbaikan pada siklus selanjutnya. Dari data hasil belajar siswa yang didapat dari

pengerjaan soal evaluasi, siswa masih belum begitu dapat menguasai materi dengan

baik. Ini ditunjukkan dari 18 siswa, baru terdapat 13 siswa (72%) yang nilainya sudah

tuntas diatas KKM, sedangkan 5 siswa (28%) nilainya masih berada dibawah KKM.

Dari cacatan observer pada lembar observasi guru dan siswa diperoleh beberapa

masalah penyebab belum tercapainya indikator kerja pada siklus I antara lain:

55

• Kelebihan

1. Penyampaian materi sudah menarik dan sudah menerapkan HOTS didalam

pembelajaran dengan cara meminta siswa untuk melakukan analisis terhadap

hasil percobaan yang telah dilakukan.

2. Media gambar sudah dicetak berwarna, gambar yang diberikan juga menarik

sehingga siswa menjadi aktif dalam mengikuti pembelajaran.

• Kekurangan

1) Guru masih belum bisa mengkondisikan kelas dengan baik, hal ini dapat dilihat

dari persiapan pada saat membuka pembelajaran guru belum mengkondisikan

siswa untuk siap dalam menerima pembelajaran.

2) Pada saat pembelajaran berlangsung ada beberapa siswa yang belum fokus

menerima pelajaran karena masih sibuk dengan kegiatan yang lain.

3) Ketika tahap diskusi, siswa masih ada yang bermain sendiri dan tidak ikut

bediskusi dengan teman kelompoknya.

4) Guru belum menegur siswa yang tidak memperhatikan temannya saat

melakukan presentasi hasil diskusi di depan kelas.

5) Masih banyak pula siswa yang pasif belum berani mengemukakan

pendapatnya.

• Solusi

a. Guru lebih fokus lagi dalam penyampaian materi serta memperhatikan

pengkondisian kelas dan kesiapan dengan menggunakan teknik berhitung untuk

menata tempat duduk siswa sesuai dengan kelompok agar materi yang

disampaikan dapat diterima siswa dengan baik.

b. Saat siswa melakukan diskusi dengan kelompok, guru harus membimbing dan

mengontrol siswa supaya semua siswa mau bekerja di dalam kelompok dengan

cara guru berkeliling dari kelompok satu ke kelompok lainnya.

56

c. Guru memberikan teguran kepada siswa yang melakukan kegiatan diluar materi

pelajaran ataupun menggangu temannya yang sedang serius dalam belajar agar

kondisi belajar menjadi lebih kondusif.

d. Guru lebih memberikan motivasi kepada siswa dengan cara memberikan

kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapat dan semua

pendapat dari siswa harus ditampung dan diberi apresiasi kemudian

disimpulkan , agar siswa lebih berani dalam mengungkapkan pendapat.

Hasil refleksi ini akan dijadikan sebagai acuan untuk diperbaiki pada Siklus II

agar pembelajaran dapat berjalan secara maksimal dan indikator kerja yang telah

ditetapkan dapat tercapai.

4.1.1.3. Pelaksanaan Siklus II

Pelaksanaan siklus II masih akan dilaksanakan dalam 3 tahap, yaitu

perencanaan, tindakan dan observasi dan refleksi. Dalam pelaksanaan tindakan dan

observasi masing-masing dilakukan dalam 3 kali pertemuan dengan menggunakan

model pembelajaran Discovery Learning sampai pada pertemuan ke-3 evaluasi

dilakukan. Siklus II dilaksanakan dengan memperhatikan hasil refleksi memperbaiki

kelemahan yang terjadi pada siklus I.

a. Perencanaan

Model pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini adalah model

pembelajaran Discovery Learning berbantuan media gambar hingga hasil belajar

siswa mencapai target yang ditentukan. Tahap perencanaan siklus II yang dilakukan

oleh peneliti diantaranya sebagai berikut:

1. Menganalisa kompetensi dasar dan standar kompetensi yang akan digunakan,

analisis ini dilakukan dengan meminta masukan pada guru kelas.

2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan metode

Discovery Learning beserta materi pembelajaran.

3. Menyiapkan media gambar yang mudah dipahami oleh siswa.

4. Menyusun dan menyiapkan lembar observasi guru dan siswa.

5. Menyiapkan soal evaluasi.

57

6. Berkonsultasi dengan guru kelas cara menguasai siswa dan mengkondisikan

kelas yang baik agar pembelajaran dapat berlangsung secara maksimal.

Berikut jadwal pelaksanaan siklus II:

Tabel 4.3 Jadwal Pelaksanaan Siklus II

Pertemuan

Ke- Hari,Tanggal

Jam

Pelajaran Keterangan

1 Jumat,

13 Oktober 2017

3 Pelaksanaan pembelajaran

2 Sabtu,

14 Oktober 2017

3 Pelaksanaan pembelajaran

3 Senin,

16 Oktober 2017

2 Pelaksanaan pembelajaran dan

evaluasi

b. Pelaksanaan dan observasi

Pelaksanaan tindakan pada Siklus II masih menggunakan model pembelajaran

Discovery Learning yang dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan dengan mengacu pada

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun.

Pertemuan pertama pada Tindakan siklus II ini dilaksanakan pada hari jumat 13

Oktober 2017. Pada kegiatan pendahuluan diawali dengan mengucapkan salam dan

berdoa bersama, mengecek kehadiran siswa, memeriksa kesiapan siswa,

menyampaikan tujuan dan langkah pembelajaran, melakukan apersepsi dengan

mengajukan pertanyaan, serta memberikan motivasi kepada siswa berupa alasan

kenapa mereka harus mempelajari materi tersebut.

Pada tahap inti, guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, kemudian guru

menjelaskan materi tentang tindakan untuk melestarikan sumber daya alam dan daur

ulang. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa melalui contoh-contoh tindakan

untuk melestarikan sumber daya alam dan daur ulang pada gambar yang sudah

ditempel pada papan tulis. Kegiatan ini dimaksudkan agar siswa lebih aktif dan tidak

melakukan kegiatan lain diluar materi pembelajaran selama guru menjelaskan materi

dan juga untuk mengetahui pemahaman siswa tentang penjelasan guru. Kemudian

perwakilan kelompok mengambil pertanyaan tentang permasalahan yan diberikan

58

oleh guru. Siswa bersama kelompok mengidentifikasi permasalahan yang diberikan

oleh guru dan kemudian membuat hipotesis. Siswa bersama kelompok

mengumpulkan data tentang tindakan yang dilakukan untuk melestarikan SDA dan

daur ulang dari berbagai sumber buku didampingi oleh guru. kemudian data tersebut

diolah dengan berdiskusi dan hasil diskusi dicatat pada LKS. Siswa melihat kembali

hipotesis yang sudah dibuat kemudian perwakilan kelompok mempresentasikan hasil

diskusinya dan kelompok lain memberi tanggapan. Kemudian guru memberikan

penguatan tentang materi dan melakukan tanya jawab mengenai materi yang belum

dipahami. Pada tahap akhir guru bersama siswa membuat kesimpulan berdasarkan

diskusi kelas yang sudah dilakukan, serta melakukan refleksi dan berdoa bersama

untuk menutup pelajaran.

Pada pertemuan pertama siklus II pembelajaran sudah berlangsung dengan baik,

akan tetapi saat guru menjelaskan materi siswa belum berani bertanya pada guru

tentang hal-hal yang belum dipahami. Jika guru bertanya apakah ada yang mau

ditanyakan, tetapi siswa menjawab tidak. Jadi pada saat siswa mengerjakan LKS

masih ada siswa yang bingung tentang materi pelajaran.

Pertemuan kedua siklus II dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 14 Oktober 2017

dengan melanjutkan materi pada pertemuan pertama. Pada kegiatan pendahuluan

diawali dengan mengucapkan salam dan berdoa bersama, mengecek kehadiran siswa,

memeriksa kesiapan siswa, menyampaikan tujuan dan langkah pembelajaran,

melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan, serta memberikan motivasi

kepada siswa berupa alasan kenapa mereka harus mempelajari materi tersebut

Pada tahap inti, guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, kemudian guru

menjelaskan materi tentang membuat poster tentang upaya pelestarian hewan sebagai

sumber daya alam. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa melalui contoh-contoh

poster tantang upaya pelestarian hewan sebagai sumber daya alam pada gambar yang

sudah ditempel pada papan tulis. Kegiatan ini dimaksudkan agar siswa lebih aktif dan

tidak melakukan kegiatan lain diluar materi pembelajaran selama guru menjelaskan

materi dan juga untuk mengetahui pemahaman siswa tentang penjelasan guru.

59

Kemudian perwakilan kelompok mengambil pertanyaan tentang permasalahan yan

diberikan oleh guru. Siswa bersama kelompok mengidentifikasi permasalahan yang

diberikan oleh guru dan kemudian membuat hipotesis.

Siswa bersama kelompok mengumpulkan data dengan cara membuat poster

tentang pelestarian hewan sebagai sumber daya alam dan guru berkeliling untuk

melihat poster yang sedang dibuat oleh siswa. kemudian data tersebut diolah dengan

berdiskusi dan hasil diskusi dicatat pada LKS. Siswa melihat kembali hipotesis yang

sudah dibuat kemudian perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusinya

membuat poster tentang pelestarian hewan sebagai sumber daya alam dan kelompok

lain memberi tanggapan. Kemudian guru memberikan penguatan tentang materi dan

melakukan tanya jawab mengenai materi yang belum dipahami. Pada tahap akhir

guru bersama siswa membuat kesimpulan berdasarkan diskusi kelas yang sudah

dilakukan, serta melakukan refleksi dan berdoa bersama untuk menutup pelajaran.

Menurut catatan observer pada lembar observasi, dari pertemuan kedua siklus II

diperoleh kesimpulan bahwa guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa

dalam menyampaikan pendapat pada saat presentasi. Guru juga sudah memeriksa

kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran. Secara keseluruhan pembelajaran sudah

berlangsung dengan baik karena siswa diajak untuk berfikir tingkat tinggi (HOTS)

dengan cara menganalisis dan mengajak siswa untuk membuat poster.

Pelaksanaan pembelajaran ketiga siklus II dilakukan pada hari Senin tanggal 16

Oktober 2017, Pada kegiatan pendahuluan diawali dengan mengucapkan salam dan

berdoa bersama, mengecek kehadiran siswa, memeriksa kesiapan siswa,

menyampaikan tujuan dan langkah pembelajaran, melakukan apersepsi dengan

mengajukan pertanyaan, serta memberikan motivasi kepada siswa berupa alasan

kenapa mereka harus mempelajari materi tersebut.

Pada kegiatan inti pertemuan ketiga guru hanya mengulang pembelajaran yang

telah dipelajari siswa sebelumnya. Guru bertanya jawab dengan siswa terkait materi

yang dipelajari di pertemuan sebelumnya. Dan apa saja yang mereka dapatkan selama

proses pembelajaran. Guru menjelaskan tentang kegiatan evaluasi yang akan

60

dilakukan dan membagikan soal evaluasi. Siswa mengerjakan soal evaluasi. Guru

bersama siswa membahas soal evaluasi. Kemudian guru dan siswa menyimpulkan

pebelajaran yang telah dilewati bersama-sama. Guru memberikan motivasi kepada

siswa dan guru menutup pembelajaran dengan berdoa.

Tahap observasi pada siklus II dilakukan oleh guru kelas dengan mengisi lembar

observasi guru dan siswa yang telah disiapkan pada saat pembelajaran berlangsung.

Guru kelas mengamati jalannya pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti sebagai

guru pengajar dan mencatat poin-poin penting. Dari hasil pengamatan oleh guru

kelas, didapatkan beberapa catatan antara lain: pembelajaran yang dilakukan sudah

berlangsung baik. Semua poin pada lembar evaluasi sudah terlaksana. Pembelajaran

sudah runtut sesuai dengan RPP yang dibuat. Akan tetapi terkadang guru belum bisa

mengkondisikan siswa yang ramai pada saat pelajaran berlangsung.

c. Refleksi

Refleksi dilakukan oleh guru setelah semua data Siklus II terkumpul. Baik

berupa data hasi evaluasi maupun data hasil observasi oleh guru kelas selama 3

pertemuan berlangsung. Dari data lembar observasi maupun lembar evaluasi, siswa

mengalami peningkatan keaktifan maupun hasil belajar. Ini ditunjukkan jumlah siswa

yang tuntas berjumlah 18 orang siswa dari jumlah siswa seluruhnya 18. Dapat

disimpulkan bahwa tidak ada siswa yang tidak tuntas atau tidak mencapai ketuntasan

dalam pembelajaran. Pada siklus II siswa sudah dapat mengikuti pembelajaran

dengan baik dan sudah bisa diajak untuk berfikir tingkat tinggi (HOTS). Kebanyakan

siswa juga sudah berani mengungkapkan pendapatnya. Bagi beberapa siswa yang

masih belum berani utnuk mengungkapkan pendapat, guru membimbing dan

memberikan pengarahan. Pengkondisian kelas juga sudah dapat dilaknsanakan

dengan baik sehingga kondisi belajar dapat berlangsung dengan efektif. Pengerjaan

lembar evaluasi juga berlangsung secara kondusif, tidak lagi ada siswa yang tidak

mau ikut berdiskusi untuk mengerjakan LKS.

61

4.1.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian

Data hasil belajar IPA pada materi keseimbangan alam dan pelestarian SDA

diperoleh dari hasil tes evaluasi siswa tiap siklus. Hasil belajar siswa disajikan dalam

bentuk tabel distribusi frekwensi. Menurut Sugiono (2011:46) untuk membuat tabel

distribusi frekwensi dilakukan dengan tiga langkah yaitu menghitung jumlah interval

kelas, menghitung rentang data dan terakhir menghitung panjang kelas. Untuk

menghitung jumlah kelas digunakan rumus strunges yaitu: K=1+3.3 log n. dimana:

K = jumlah interval kelas

n = jumlah data observasi

log = logaritma

Untuk mengitung rentang data dilakukan dengan rumus: nilai max – nilai min

+ 1. Setelah diketahui rentang data maka dicari panjang kelas dengan cara membagi

rentang data dengan jumlah kelas. Berikut hasil perhitungan kelas, rentang data dan

panjang kelas

a. Siklus I

Berdasarkan rumus tersebut nilai tertinggi pada siklus I adalah 90 dan nilai

terendah adalah 65. Jumlah data observasi adalah 18 siswa.

K = 1+3.3 log n

= 1+3.3 log 18

= 1+3.3 x 1,255

= 1+4,141

= 5,141 atau 5

Range = nilai max – nilai min + 1

= 90 – 65 + 1

= 26

Panjang kelas = Range dibagi K

26/5 = 5.2 atau 6 (dibulatkan ke atas)

62

Dari hasil perhitungan tersebut maka diperoleh panjang kelas adalah 6. Setelah

diketahui panjang kelas maka dibuat tabel distribusi frekwensi yang disajikan pada

tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4 Distribusi Frekwensi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SDN 01

Tegalsari Semester I Tahun Ajaran 2017/2018 Siklus I

No Interval Frekwensi Persentase

1 95 – 100 0 6%

2 89 – 94 1 22%

3 83 – 88 4 17%

4 77 – 82 3 27%

5 71 – 76 5 22%

6 65 – 70 5 6%

Jumlah 18 100%

b. Siklus II

Data pada Siklus II perolehannya masih sama dengan siklus I dan juga

disajikan menggunakan tabel distribusi frekwensi dengan tiga langkah yaitu

menghitung jumlah interval kelas, menghitung rentang data dan terakhir menghitung

panjang kelas. Nilai tertinggi pada siklus II adalah 100 dan nilai terendah adalah 75.

Jumlah data observasi adalah 18 siswa.

K = 1+3.3 log n

= 1+3.3 log 18

= 1+3.3 x 1,255

= 1+4,141

= 5,141 atau 5

Range = nilai max – nilai min + 1

= 100 – 75 + 1

= 26

Panjang kelas = Range dibagi K

26/5 = 5,2 atau 5 (dibulatkan ke bawah)

63

Dari hasil perhitungan tersebut maka diperoleh panjang kelas adalah 5. Setelah

diketahui panjang kelas maka dibuat tabel distribusi frekwensi yang disajikan pada

tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5 Distribusi Frekwensi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SDN 01

Tegalsari Semester I Tahun Ajaran 2017/2018 Siklus II

No Interval Frekwensi Persentase

1 95 – 100 1 6%

2 90 – 94 4 22%

3 85 – 89 2 11%

4 80 – 84 7 39%

5 75 – 79 4 22%

Jumlah 18 100%

4.1.3. Analis Data

Pada penelitian ini data akan dianalisis dengan dua tahapan yaitu analisis

ketuntasan dan analisis komparatif. Data yang dianalisis adalah data hasil belajar IPA

materi keseimbangan alam dan pelestarian SDA siswa kelas 4 SDN 01 Tegalsari Kec.

Kedu, Kab. Temanggung tahun ajaran 2017/2018 semseter I.

4.1.3.1. Analisis Ketuntasan

Analisis ketuntasan tiap siklus dalam tabel ketuntasan diolah dengan

membandingkan data mentah dengan skor KKM untuk mata pelajaran IPA.

Ketuntasan hasil belajar siswa siklus I dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.6. Analisis Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SDN 01

Tegalsari Kec. Kedu Semester I tahun Ajaran 2017/2018 Siklus I

No Kriteria Frekuensi Presentase

1 Tuntas 13 72%

2 Tidak tuntas 5 28%

3 Jumlah 18 100%

Nilai rata-rata kelas 77,22

Nilai Tertinggi 90

Nilai Terendah 65

Dari tabel tersebut dapat dilihat ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I

mencapai 72% atau 13 siswa dari jumlah 18 siswa. Dengan KKM adalah 75,

sebanyak 5 siswa (28%) masih mendapatkan nilai dibawah KKM atau belum tuntas.

64

Nilai tertinggi pada siklus I berada pada skor 90 dan nilai terendah dengan skor 65.

Sedangkan nilai rata-rata kelas dari keseluruhan siswa adalah 77,22. Tabel 4.7 jika

disajikan dalam bentuk diagram adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Diagram ketuntasan hasil belajar IPA

Gambar 1. Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPA

Siswa Kelas IV SDN 01 Tegalsari Siklus I

Pada siklus II terjadi peningkatan hasil belajar siswa. Data hasil belajar IPA

siswa kelas 4 SDN 01 Tegalsari Kec. Kedu Tahun ajaran 2017/2018 Semester I

disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.8 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SDN 01

Tegalsari Kec. Kedu Semester I Tahun Ajaran 2017/2018 Siklus II

No Kriteria Frekuensi Presentase

1 Tuntas 18 100%

2 Tidak tuntas 0 0%

3 Jumlah 18 100%

Nilai rata-rata kelas 82,77

Nilai Tertinggi 100

Nilai Terendah 75

Tabel tersebut menunjukkan tingkat ketuntasan siswa pada siklus II. Pada

siklus II siswa yang nilainya berada di atas KKM atau sudah tuntas mencapai jumlah

18 siswa (100%) dari jumlah 18 siswa, semua siswa (100%) tuntas. Nilai tertinggi

pada siklus II ini mencapai skor 100 sedangkan nilai terendah masih berada pada skor

75. Nilai rata-rata kelas meningkat dari siklus I hanya 77,22 pada siklus II ini menjadi

82,77. Data tersebut disajikan dalam bentuk diagram sebagai berikut:

72%

28%

SIKLUS 1Tuntas TidakTuntas

65

Gambar 2. Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPA

Siswa Kelas IV SDN 01 Tegalsari Siklus II

4.1.3.2. Analisis Komparatif

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menggunakan model

pembelajaran Discovery Learning berbantuan media gambar pada mata pelajaran IPA

terjadi peningkatan hasil belajar siswa. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada

perbandingan nilai pra siklus, siklus I dan siklus II tabel 4.9 berikut:

Tabel 4.9 Perbandingan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

No Kriteria Pra siklus Siklus I Siklus II

Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase

1 Tuntas 9 50% 13 72% 18 100%

2 Tidak tuntas 9 50% 5 28% 0 0%

Jumlah 18 100% 18 100% 18 100%

Skor tertinggi 80 90 100

Skor terendah 60 65 75

Rata-rata 71,6 73,4 82,7

Dari tabel tersebut dapat dilihat adanya peningkatan jumlah ketuntasan hasil

belajar siswa. Yang semula pada pra siklus sebelum diadakannya tindakan,

ketuntasan siswa hanya mencapai 50%, setelah digunakan model pembelajaran

Discovery Learning berbantuan media gambar meningkan menjadi 72% kemudian

setelah tindakan dilakukan dalam 2 siklus hasil belajar siswa meningkat lagi

mencapai 100% dari jumlah keseluruhan siswa. Grafik peningkatan hasil belajar

siswa disajikan dalam gambar berikut:

100%

0%

Hasil Belajar Siklus II

Siswa yang tuntas ≥ 75 Siswa yang tidak tuntas ≤ 75

66

Gambar 3. Diagram Perbandingan Ketuntasan Dan Ketidaktuntasan Hasil

Belajar

Selain pada presentase ketuntasan, peningkatan juga terjadi pada pencapaian

nilai tertinggi yang diperoleh siswa. Perbandingan perolehan skor tertinggi dan

terenda tiap siklus disajikan dalam gambar 4 berikut:

Gambar 4. Diagram Perbandingan Skor Tertinggi Dan Skor Terendah Tiap

Siklus

Dari gambar 4 dapat dijelaskan bahwa peningkatan nilai tertinggi dan nilai

terendah pada setiap siklus selalu meningkat. Pada pra siklus nilai tertinggi 80 dan

nilai terendah 60, setelah dilakukan tindakan pada siklus I nilai tertinggi 90 dan nilai

terendah 65 dan pada siklus II nilai tertinggi 100 dan nilai terendah adalah 75.

0%

20%

40%

60%

80%

100%

PRA SIKLUS SIKLUS 1 SIKLUS 2

Tuntas

TidakTuntas

0

20

40

60

80

100

PRA SIKLUS SIKLUS 1 SIKLUS 2

NilaiTertinggi

NilaiTerendah

67

4.2. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan di kelas 4 SDN 01 Tegalsari

mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) materi keseimbangan alam dan

pelestarian SDA menggunakan model pembelajaran Discovery Learning berbantuan

media gambar sangat memuaskan. Berdasarkan hasil analisis data yang telah

diperoleh dari pra siklus, siklus I dan siklus II hasil belajar siswa mengalami

peningkatan yang cukup signifikan.

Sebelum dilakukan tindakan atau pada pra siklus siswa yang tuntas hanya

sebanyak 9 anak atau 50% kemudian dilaksanakan siklus I ketuntasan siswa

meningkat mencapai 13 anak atau 72%. Berarti terjadi peningkatan sebanyak 22%.

Akan tetapi hasil yang diperoleh pada siklus I belum memenuhi target sesuai dengan

indikator kerja yang telah dibuat yaitu ketuntasan mencapai 80% atau lebih dari

keseluruhan siswa. Hal ini dikarenakan guru belum bisa mengkondisikan kelas secara

maksimal. Jadi apabila guru tidak fokus siswa terkadang masih bermain-main dengan

hal diluar materi pelajaran seperti mengganggu siswa yang lain, menggunakan media

pembelajaran sebagai mainan atau sibuk sendiri dengan kegiatannya. Siswa juga

belum menunjukkan keberaniannya untuk menyampaikan pendapat ataupun

mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.

Dengan memperhatikan refleksi dari siklus I, maka dilakukan perencanaan

perbaikan-perbaikan pembelajaran yang akan dilakukan pada siklus II agar penelitian

mencapai target yang ditentukan. Setelah dilakukan tindakan siklus II, ketuntasan

siswa mencapai 100% dari 18 siswa 18 siswa yang tuntas (100%), ini berarti

Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan model pembelajaran Discovery

Learning berbantuan media gambar meningkatkan ketuntasan siswa sebanyak 50%

dibandingkan hasil belajar sebelum dilakukan tindakan. Dan hasil yang diperoleh

pada siklus II ini telah mencapai target yaitu ketuntasan siswa mencapai 100%. Hal

ini dikarenakan kelebihan dengan menggunakan model pembelajaran Discovery

Learning berbantuan media gambar tingkat keaktifan siswa dalam belajar meningkat,

siswa dituntut untuk berfikir kritis dan berfikir tingkat tinggi (HOTS) untuk

68

menemukan pengetahuannya sendiri, dengan cara siswa diberikan permasalahan/soal

oleh guru tentang dampak dari erosi. Kemudian siswa bersama kelompok

mengidentifikasi permasalahan dan mereka membuat hipotesis. Siswa bersama

kelompok melakukan percobaan tentang erosi.

Percobaan dilakukan dengan cara siswa membawa 2 tanah yang sudah

dimasukan kedalam kotak, kotak 1 berisi tanah kemudian kotak 2 berisi tanah

berumput. Setelah itu siswa menyiram kedua kotak tersebut menggunakan air.

Setelah melakukan percobaan siswa menganalisis dampak dari pengambilan SDA

atau erosi dengan berdiskusi kelompok. Kemudian perwakilan kelompok

mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas. Siswa dituntut untuk berani

melakukan presentasi di depan kelas, agar dapat mengembangkan keaktifannya

dengan cara menemukan pengetahuannya sendiri sehingga hasil yang diperoleh siswa

akan bertahan lama dalam ingatan dan siswa tidak akan mudah lupa terhadap materi

yang mereka peroleh. Ini sesuai dengan teori dari Ira Vahlia (2014:44) yang

menyatakan bahwa model pembelajaran Discovery Learning merupakan cara untuk

mengembangkan keaktifan siswa dengan menemukan, menyelidiki sendiri, sehingga

hasil yang diperoleh bertahan lama dalam ingatan dan siswa tidak akan mudah lupa.

Keunggulan metode ini adalah menumbuhkan rasa senang pada diri siswa, karena

tubuh rasa untuk menyelidiki dan berhasil.

Akan tetapi penggunaan metode Discovery Learning berbantuan media gambar

ini juga memiliki kelemahan, diantaranya adalah pada saat tahap diskusi dengan

teman sebangku apabila guru tidak membimbing siswa untuk berdiskusi dengan

benar, maka siswa ada yang mendiskusikan tema yang lain diluar materi pelajaran

dan tidak mau bekerja dalam kelompok. Jadi guru harus fokus membimbing siswa

untuk berdiskusi. Ini dapat dilakukan dengan cara guru berkeliling kelas. Jika gambar

yang digunakan oleh guru kurang jelas, siswa terkadang kesulitan untuk memahami

maksud dari gambar tersebut, hal ini dapat diatasi dengan cara guru menjelaskan

kepada masing-masing siswa yang merasa kesulitan.

69

Dari hasil pemaparan, dapat diperoleh kesimpulan bahwa penerapan metode

Discovery Learning berbantuan media gambar yang peneliti lakukan dapat dikatakan

berhasil. Pembelajaran dengan model pembelajaran ini dapat membuat siswa menjadi

lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran. Siswa dituntut untuk berfikir lebih dan

terpacu dalam berkompetisi dengan siswa yang lain, sehingga tidak bosan dalam

mengikuti pembelajaran. Hal ini yang menjadikan hasil belajar IPA siswa menjadi

meningkat.