bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 gambaran...

24
40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran wilayah penelitian Kecamatan Kota Timur merupakan Kecamatan yang terdiri dari 6 kelurahan. Masing – masing kelurahan di kecamatan kota Timur adalah Kelurahan Heledulaa Utara, Kelurahan Heledulaa Selatan, Kelurahan Ipilo, Kelurahan Moodu, Kelurahan Padebuolo dan kelurahan Tamalate. Disamping itu pula batas – batas wilayah Kecamatan Kota timur Kota Gorontalo yaitu : 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan kota Utara 2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kabila Kab. Bone Bolango 3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kota Selatan 4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Kota Selatan Jumlah penduduk wilayah Kecamatan Kota Timur sebanyak 24.590 jiwa, dengan rata – rata bekerja sebagai petani dan PNS. Untuk keadaan alam di wilayah Kecamatan Kota timur dialiri sungai Bone pada Kelurahan Tamalate dan Kelurahan Padebuolo. Beberapa sungai kecil pun mengalir dari kelurahan Moodu, Heledulaa Utara dan Heledulaa Selatan hingga kelurahan Ipilo. Di sebagian wilayah kelurahan moodu terdapat area persawahan

Upload: lythuan

Post on 30-Apr-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

40

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran wilayah penelitian

Kecamatan Kota Timur merupakan Kecamatan yang terdiri dari 6 kelurahan.

Masing – masing kelurahan di kecamatan kota Timur adalah Kelurahan Heledulaa

Utara, Kelurahan Heledulaa Selatan, Kelurahan Ipilo, Kelurahan Moodu, Kelurahan

Padebuolo dan kelurahan Tamalate.

Disamping itu pula batas – batas wilayah Kecamatan Kota timur Kota

Gorontalo yaitu :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan kota Utara

2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kabila Kab. Bone Bolango

3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kota Selatan

4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Kota Selatan

Jumlah penduduk wilayah Kecamatan Kota Timur sebanyak 24.590 jiwa,

dengan rata – rata bekerja sebagai petani dan PNS.

Untuk keadaan alam di wilayah Kecamatan Kota timur dialiri sungai Bone

pada Kelurahan Tamalate dan Kelurahan Padebuolo. Beberapa sungai kecil pun

mengalir dari kelurahan Moodu, Heledulaa Utara dan Heledulaa Selatan hingga

kelurahan Ipilo. Di sebagian wilayah kelurahan moodu terdapat area persawahan

41

yang digarap. Kelurahan Tamalate, Padebulo dan memiliki perkebunan kelapa,

jagung dan tanaman lainnya yang merupakan kepemilikan warga.

Beberapa tempat umum dan fasilitas umum yang ada diwilayah Kecamatan

Kota Timur Kota Gorontalo seperti, Kepolisian Sektor Kota Timur, Puskesmas,

beberapa fasilitas pendidikan, Kantor Urusan Agama, Pasar harian, pasar mingguan

dan tempat pencucian motor/ Mobil.

4.2 Hasil Penelitian

Penellitian yang dilakukan di semua sampel berdasarkan parameter fisik (suhu

dan kekeruhan) dan parameter kimia (pH dan BOD) menunjukan hasil yang

bervariasi.

Kekeruhan di dalam air disebabkan adanya zat tersuspensi didalam air seperti

lempung lumpur, tanah, zat organic, zat kimia, deterjen, debu dan lain – lain. Hasil

penelitian akan kekeruhan dari kesepuluh sampel menunjukan bahwa beberapa

sampel telah melebihi batas kekeruhan (25 NTU) yaitu sebanyak 7 sampel.

Sedangkan 3 sampel lainnya berada di bawah standart yang telah ditetapkan untuk

pengambilan sampel pertama. Pada pengambilan sampel kedua seluruh sampel

melebihi nilai ambang batas yang telah ditentukan sedangkan untuk pengambilan

sampel ketiga 9 sampel melebihi nilai ambang batas yaitu 25 NTU. Hasil pengukuran

Kekeruhan pada masing – masing sampel yang dibandingkan dengan standarnya

dapat dilihat pada tabel berikut :

42

Grafik 4.1 Hasil Pengukuran Kekeruhan limbah cuci motor

Grafik 4.1 menunjukan bahwa pada sampel pengambilan pertama hanya 3

tempat pencucian motor yang limbah cairnya memiliki kekeruhan di bawah standar

25 NTU, selebihnya memiliki nilai kekeruhan yang bervariasi di atas standar 25

NTU. Jika dijabarkan nilai kekeruhan yang telah melebihi 25 NTU adalah 85 NTU,

100 NTU, 160 NTU, 50 NTU, 65 NTU, 40 NTU dan 60 NTU. Nilai kekeruhan

disebabkan banyaknya kandungan zat padat yang ada di dalam limbah cair tersebut.

Sedangkan nilai 3 sampel yang tidak melebih standar kekeruhan adalah 13 NTU , 22

NTU dan 21 NTU. Untuk sampel pengambilan kedua semua pencucian motor

mengahasilkan limbah cair yang kekeruhannya melebihi nilai ambang batas 25 NTU,

berturut – turut nilai yang ditunjukan adalah 85 NTU, 90 NTU, 220 NTU,750

NTU,70 NTU,120 NTU,110 NTU,65 NTU,500 NTU dan 38 NTU. Untuk sampel

0

100

200

300

400

500

600

700

800

Kekeruhan (NTU) pengambilan I

Kekeruhan (NTU) pengambilan II

Kekeruhan (NTU) pengambilan III

Standart Kekeruhan

43

pada pengambilan ketiga 9 pencucian motor menunjukan nilai kekeruhan yang

melebihi nilai ambang batas dan satu pencuciam motor yang dibawah nilai ambang

batas.

Suhu adalah temperatur air limbah yang dihasilkan oleh kegiatan industri ,

suhu menjadi parameter yang penting. Peningkatan suhu mengakibatkan peningkatan

viskositas, reaksi kimia, evaporasi, dan volatilisasi selain itu juga menyebabkan

penurunan kelarutan gas dalam air, misal O2, CO2, N2, CH4, dan sebagainya

(Haslam, 1995 dalam Alamsyah ; 2008). Sesuai dengan standar pada suhu untuk

limbah industri ada 300C merupakan suhu maksimal yang dianjurkan. Dari hasil

penelitian sampel pada pengambilan pertama menunjukan terdapat 5 sampel yang

masih memenuhi syarat, rata rata berada di suhu 30 0C. Sedangkan 5 sampel lainnya

berada di atas standar yang telah ditentukan. Untuk sampel pada pengambilan kedua

semua sampel berada sesuai nilai ambang batas yang telah ditunjukan. Untuk sampel

pada pengambilan ketiga 7 sampel sesuai nilai ambang batas yang telah ditentukan

dan 3 sampel lainnya menunjukan melebihi nilai ambang batas yang telah ditentukan

300C. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut :

44

Grafik 4.2 Hasil Pengukuran Suhu

pada limbah cair pencucian motor di Kec. Kota Timur.

Grafik 4.2 menunjukan bahwa 5 tempat pencucian motor yang limbah cairnya

memiliki suhu sesuai standar yaitu 300C sesuai dengan Keputusan Menteri Negara

Lingkungan Hidup No. 3/MENLH/1/1998 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi

Kawasan Industri , selebihnya memiliki nilai suhu yang bervariasi di atas standar

yang ada. Jika di jabarkan nilai suhu yang sesuai standart adalah 290C, 300C,

300C,dan 300C. Sedangkan nilai 5 sampel yang melebihi standar adalah 320C,

310C, 30,50C, 310C dan 310C.

Pada pengambilan kedua semua sampel sesuai dengan nilai ambang batas

yang telah ditentukan yaitu 300C berturut – turut hasil uji suhu pada semua sampel

yaitu : 290C, 290C, 290C, 280C, 300C,280C, 290C, 290C, 290C, dan 280C. Sementara

untuk pengambilan ketiga terdapat 3 sampel yang melebihi nilai ambang batas,

0

5

10

15

20

25

30

35

Sam

pel 1

Sam

pel 2

Sam

pel 3

Sam

pel 4

Sam

pel 5

Sam

pel 6

Sam

pel 7

Sam

pel 8

Sam

pel 9

Sam

pel 1

0

Suhu Pengambilan I

Suhu Pengambilan II

Suhu Pengambilan III

Standart Suhu

45

berturut – turut ; 310C, 310C dan 310C. Sementara 7 sampel lainnya belum melebihi

nilai ambang batas yang telah ditentukan yaitu : 290C, 300C, 290C, 300C, 300C, 290C,

dan 300C.

pH atau derajat keasaman merupakan suatu ukuran konsentrasi ion Hidrogen

dan menuju suasana air tersebut bereaksi asam/basa. Nilai pH menunjukan jumlah ion

dan hidrogen yang ada didalam air sehingga dapat diketahui apakah air tersebut

dalam keadaan basa atau pun asam yang dapat mempengaruhi kosentrasi masing –

masing zat atau pun cairan (Pescod, 1973 dalam alamsyah ; 2008). Dalam Keputusan

Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 3/MENLH/1/1998 Tentang Baku Mutu

Limbah Cair Bagi Kawasan Industri standar pH berada pada kisaran 6-9 jika

melebihi kadar tersebut maka sudah berbahaya bagi kesehatan lingkungan sekitar.

Hasil penelitian limbah cair pencucian motor dari ke sepuluh sampel menunjukan 2

sampel berada di luar standar yang telah ditentukan yaitu bernilai 5,47 dan 9,27 pada

pengambilan pertama sedangkan pada pengambilan kedua semua sampel sesuai

dengan nilai ambang batas yang telah ditentukan. Untuk pengambilan ketiga 3 sampel

tidak sesuai nilai ambang batas yang ditentukan dan 7 sampel lainnya sesuai nilai

ambang batas yaitu di antara 6-9. Selebihnya hasil pengukuran menunjukan berada

dikisaran 6-9. Untuk lebih jelasnya hasil pengkuran dapat dilihat pada grafik berikut :

46

Grafik 4.3 Hasil Pengukuran pH pada limbah cair pencucian motor di Kec. Kota Timur.

Dari grafik 4.3 menunjukan bahwa hanya 2 tempat pencucian motor yang

limbah cairnya memiliki pH di luar standar 6 -9 sesuai dengan Keputusan Menteri

Negara Lingkungan Hidup No. 3/MENLH/1/1998 Tentang Baku Mutu Limbah Cair

Bagi Kawasan Industri standar pH berada pada kisaran 6-9, selebihnya memiliki

nilai pH yang bervariasi. Jika dijabarkan nilai kekeruhan yang sesuai standart 6 -9

adalah 7.94, 8, 8.22, 9.27, 8.38 8.13, 7.55, 7,57, dan 7,16. Sedangkan nilai 2 sampel

yang tidak melebihi standar pH adalah 5,47 dan 9,27.

Pada pengambilan kedua berturut – turut nilai yang dihasilkan 7.92, 8.21,

8.62, 8.14, 8.24, 8.35, 7.56, 7.56, 8.57, dan 8.42. Pada pengambilan ketiga berturut-

turut nilai yang dihasilkan yaitu ; 7.8, 8.63, 8.5, 9, 5.78, 8.7, 8.87, 7.9, 7.6 dan 5. Nilai

0,01,02,03,04,05,06,07,08,09,0

10,0

Standar asam

pH Pengambilan I

pH Pengambilan II

pH Pengambilan III

Standar Basa

47

pH disebabkan banyaknya kandungan zat kimia yang ada di dalam limbah cair

tersebut seperti deterjen yang digunakan pelicin/pengilap, minyak dan debu.

BOD (Biochemical Oxygen Demand) adalah jumlah oksigen terlarut yang

dibutuhkan organisme hidup untuk memecah atau mengoksidasi bahan buangan

dalam air (Fardiaz, 1992 dalam alamsyah ; 2008) Semakin tinggi nilai BOD yang

dihasilkan maka itulah nilai yang dibutuhkan oleh air terhadap oksigen dalam

melaksanakan reaksi biokimia dalam air serta berarti semakin tinggi tingkat

pencemaran limbah cair yang dihasilkan oleh pencucian motor. Untuk standar bagi

industi kecil dari nilai BOD, kadar maksimumnya adalah 50 mg/l sesuai dengan

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 3/MENLH/1/1998 Tentang Baku

Mutu Limbah Cair Bagi Kawasan Industri. Jika limbah memiliki di atas 50 mg/l

maka dikatakan sudah mencemari lingkungan dan jika berada dibawah 50 mg/l

dikatakan belum mencemari lingkungan atau masih bisa ditoleransi oleh lingkungan.

Dari hasil penelitian yang telah dilasanakan terdapat 3 sampel yang menunjukan

melebihi batas maksimum yang telah dianjurkan 50 mg/l. Sementara 7 sampelnya

berada di bawah standar secara bervarias pada pengambilan sampel pertama. Pada

pengambilan kedua terdapat 3 sampel yang telah melebihi nilai amang batas yang

telah ditentukan dan 7 sampel lainnya masih berada dibawah nilai ambang batas yang

telah ditentukan. Pada pengambilan ketiga hanya terdapat 1sampel yang melebihi

nilai ambang batas dan 9 sampel lainnya tidak melebihi nilai ambang batas, lebih di

jelasnya dapat di lihat dalam grafik berikut :

48

.

Grafik 4.3 Hasil Pengukuran pH pada limbah cair pencucian motor di Kec. Kota Timur

Dari grafik 4.4 menunjukan terdapat 3 sampel yang telah melebihi standar

BOD yang telah ditentukan. Jika dijabarkan masing masing pada pengambilan

sampel pertama 91,4 mg/l, 59,0 mg/l dan 70,3 mg/l . Sedangkan 7 sampel lainnya

yang tidak melebihi standar memiliki nilai yang bervariasi yaitu 26,9 mg/l, 12,38

mg/l, 11,7 mg/l, 5,8 mg/l, 15,8 mg/l, 16,7 mg/l dan 23,2 mg/l. Pada pengambilan

kedua yaitu 13 mg/l, 23.6 mg/l,60.2 mg/l,18.6 mg/l,31 mg/l,26.7 mg/l,65.7 mg/l,71

mg/l,33.2 mg/l, dan 8.4 mg/l. Pada pengambilan ketiga yaitu 65.3 mg/l, 34.4 mg/l,

23.5 mg/l, 45.2 mg/l, 13.3 mg/l, 23.6 mg/l, 46.3 mg/l, 23 mg/l, 12 mg/l, dan 78 mg/l,

Nilai BOD yang terlihat merupakan nilai oksigen yang dibutuhkan untuk

dapat melakukan reaksi biokimia didalam air. Semakin tinggi nilai BOD maka

semakin tinggi pencemaran yang terjadi yang disebabkan oleh pencucian motor.

0102030405060708090

100

BOD Pengambilan I

BOD Pengambilan II

BOD Pengambilan III

Standart BOD

49

Untuk itu dapat disimpulkan bahwa beberapa sampel melebihi standar yang

telah ditetapkan dimasing – masing parameter. Kondisi limbah cair yang dibuang

tanpa menggunakan SPAL atau pengolahan terlebih dahulu akan dapat merusak

kesehatan lingkungan. Pengambilan sampel dilakukan tiga kali untuk mengetahui

kualitas limbah cair dimasing –masing parameter pada waktu yang berbeda sehingga

dapat diambil nilai rata- rata yang dihasilkan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel 4.1 Hasil rata-rata pengukuran masing –masing parameter limbah pencucian motor di Kec. Kota Timur

Label sampel

Rata - rata Kekeruhan

(NTU)

Standar kekeruhan

(NTU)

Rata - rata Suhu

OC

Standar

Suhu oC

Rata-rata pH

Standar pH

Rata - rata BOD mg/l

Standar

BOD mg/l

Sampel 1 71.1 25 29 30 7.9 6-9 56.6 50 Sampel 2 89.3 25 30.3 30 8.3 6-9 28.3 50 Sampel 3 96.3 25 30.3 30 7.5 6-9 32.5 50 Sampel 4 343.3 25 29.3 30 8.5 6-9 40.9 50 Sampel 5 61.7 25 30 30 7.8 6-9 18.7 50 Sampel 6 87.7 25 29 30 8.5 6-9 40.2 50 Sampel 7 62.7 25 29.7 30 8.2 6-9 39.3 50 Sampel 8 61 25 30 30 7.7 6-9 36.6 50 Sampel 9 263.3 25 29.7 30 7.9 6-9 22.6 50

Sampel 10 27.3 25 29.7 30 7.5 6-9 36.5 50 Sumber : data Primer 2012

Tabel 4.1 menjelaskan bahwa beberapa sampel jika dirata-ratakan dari tiga

kali pengambilan sampel ada yang menunjukan melebihi standar di parameter

kekeruhan, suhu, pH atau pun nilai BOD. Begitu bervariasi hasil yang diperoleh dari

penelitian ini. Hasil penelitian ini pun mungkin memiliki tingkat akurasi yang harus

50

dipertimbangkan seperti waktu pengambilan sampel, pengujian pada waktu yang

sama hingga akurasi pembacaan nilai dari masing – masing parameter.

Untuk parameter kekeruhan jika dilihat dari nilai rata-rata tiga kali

pengambilan sampel diwaktu yang berbeda semua sampel melebihi nilai ambang

batas yang telah ditentukan, dengan begitu limbah cair berpotensi untuk mencemari

lingkungan. Untuk parameter fisik suhu jika dilihat dari nilai rata – rata tiga kali

pengambilan sampel diwaktu yang berbeda terdapat 2 sampel yang melebihi nilai

ambang batas dan 8 sampel lainnya belum melebihi nilai ambang batas.

Untuk parameter kimia pH jika dilihat dari nilai rata-rata tiga kali

pengambilan sampel diwaktu yang berbeda semua sampel belum melebihi nilai

ambang batas yang telah ditentukan, sedangkan untuk parameter BOD terdapat 1

sampel yang melebihi nilai ambang batas dan 9 sampel lainnya belum melebihi nilai

ambang atas.

Meski dari masing – masing parameter belum menunjukan tingkat

pencemaran berat namun pembuangan limbah cair pencucian motor tetap harus

diperhatikan karena bisa mengancam kesehatan lingkungan sekitar. Hasil tersebut

menunjukan untuk setiap pencucian motor memberikan dampak yang buruk bagi

lingkungan jika limbah pencucian motor dilepaskan ke lingkungan begitu saja. Oleh

karenanya dibutuhkan proses pengolahan air limbah terlebih dahulu sebelum melepas

ke alam bebas. Sehingga dapat mengatasi atau setidaknya mengurangi dampak

kerusakan lingkungan.

51

Untuk mengalirkan limbah cair ke tempat saluran atau drainase kota yang ada

mungkin adalah upaya yang positif namun harus ditinjau kembali apakah saluran /

drainase kota mengalir dengan lancar dan hulu hilir nya jelas. Sehingga tidak

merugikan bagi lingkungan lain yang limbah cairnya dialiri melewati tempat – tempat

tersebut. Terlebih lagi Kecamatan Kota Timur memiliki lingkungan alam yang begitu

vital seperti sungai, pasar, persawahan dan lainnya yang harus dijaga kelestariannya

agar jauh dari pencemaran aktivitas yang ada.

4.3 Pembahasan

Berdasarkan data yang diperoleh dari dari Dinas Badan Lingkungan Hidup

Kota Gorontalo, Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo memiliki 2 usaha

pencucian motor yang telah terdaftar. Namun berdasarkan hasil observasi awal yang

dilakukan di kecamatan Kota terdapat 11 pencucian motor yang belum terdaftar di

Dinas BLH Kota Gorontalo. Namun 2 pencucian motor diakhir bulan Juni

menghentikan usaha mereka dan mengganti dengan usaha lain. 1 pencucian motor

telah menjadi bagian dari Kecamatan Dumbo Raya, sehingga total pencucian motor

yang ada di Kecamatan Kota Timur adalah 10 pencucian motor. Dari 10 tempat

pencucian motor yang ada hanya satu yang memiliki Sistem pembuangan Air

Limbah (SPAL). Pada umumnya pencucian tersebut mengalirkan air limbah ke

saluran atau drainase kota dan membiarkan tergenang.

Masing – masing dari pencucian motor tersebut di ambil sampelnya yang

mengalir ke badan air. Pengambilan sampel berdasarkan SNI 6989.59:2008 tentang

pengambilan sampel pada industri yang tidak memiliki SPAL yaitu diambil limbah

52

cair cucian motor yang jatuh ke badan air pada titik awalnya. Kemudian botol sampel

sebelumnya dicuci dengan air sampel terlebih dahulu untuk menghomogenkan

suasana botol sampel dengan keadaan sampel. Pengambilan sampel dilakukan 3 kali

pada waktu yang berbeda untuk mengetahui kualitas air ditiap pengambilan sampel

dan dapat mengambil nilai rata-rata dari ketiga hasil pengukuran untuk dapat

menggambarkan kualitas limbah cair pencucian motor.

Selanjutnya, masing-masing dilakukan pengambilan sampel air limbah untuk

mengetahui kualitas air melalui pengujian parameter fisik (Suhu dan Kekeruhan) dan

parameter kimia (pH dan BOD ). Namun sebelumnya sampel di acak dan diberi

label urutan botol sampel.

Untuk hasil penelitian kualitas limbah cair ditinjau dari masing masing

parameter dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut :

Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Kekeruhan Limbah cair Cuci Motor

Label sampel

Kekeruhan (NTU)

Kekeruhan (NTU)

Kekeruhan (NTU) RATA

- RATA

Standart Kekeruhan

Keterangan memenuhi

syarat atau tidak memenuhi

syarat Hari I Hari II Hari III

Sampel 1 85 85 45 71.7 25.0 Tidak Memenuhi Sampel 2 100 90 78 89.3 25.0 Tidak Memenuhi Sampel 3 13 220 56 96.3 25.0 Tidak Memenuhi Sampel 4 160 750 120 343.3 25.0 Tidak Memenuhi Sampel 5 50 70 65 61.7 25.0 Tidak Memenuhi Sampel 6 65 120 78 87.7 25.0 Tidak Memenuhi Sampel 7 22 110 56 62.7 25.0 Tidak Memenuhi Sampel 8 40 65 78 61.0 25.0 Tidak Memenuhi Sampel 9 60 500 230 263.3 25.0 Tidak Memenuhi Sampel 10 21 38 23 27.3 25.0 Tidak Memenuhi

Sumber : data primer 2012

53

Tabel 4.2 menunjukan untuk pengujian parameter fisik (Kekeruhan) masing-

masing 10 sampel limbah cair memiliki nilai Kekeruhan yang bervariasi. Nilai

Kekeruhan terendah dari sampel limbah cair yang diukur 13 NTU yaitu untuk

sampel 3 limbah cair dan nilai Kekeruhan tertinggi 160 NTU yaitu untuk sampel 4

limbah cair pada pengambilan sampel pertama, sedangkan pada pengambilan sampel

kedua nilai kekeruhan terendah adalah 38 NTU (sampel 10) dan nilai kekeruhan

tertinggi adalah 750 NTU (sampel 4). Pada pengambilan sampel ketiga nilai

kekeruha terendah adalah 23 NTU (sampel 10) dan nilai kekeruhan tertinggi adalah

230 NTU (sampel 9)

Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan

banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat

dalam air. Kekeruhan disebabkan oleh adanya bahan organik dan anorganik yang

tersuspensi dan terlarut (misalnya lumpur dan pasir halus, deterjen, minyak dan oli),

maupun bahan anorganik dan organic yang berupa plankton dan mikro organisme

lain. Dalam hal ini, limbah pencucian motor paling banyak mengandung deterjen.

Dari masing – masing pencucian motor yang ada, 7 pencucian motor menggunakan

sabun colek sebagai pembersih ban motor, selanjutnya deterjen bubuk dilarutkan ke

dalam air untuk mencuci badan motor secara berulang – ulang. Hal inilah yang

mempengaruhi tingkat kekeruhan pada limbah pencucian motor. Disamping itu

badan motor yang berdebu, becek, dan juga memiliki zat oli menambah sifat

kekeruhan limbah cair yang dihasilkan. Tingkat bersih-kotornya motor sangat

mempengaruhi kekeruhan limbah cair yang dihasilkan. Tidak hanya badan motor

54

namun mesin motor dan knalpot motor yang ber-oli dan mengandung minyak

menjadi salah satu penyebab terjadinya kekeruhan pada pencucian motor. Pada

umumnya motor yang dicuci secara berkala dengan jangka waktu yang pendek

memiliki tingkat kotor yang rendah sebaliknya jika motor tidak mendapatkan

pencucian dalam jangka waktu lama maka akan menghasilkan limbah cair yang

keruh, karena kotoran,debu, minyak dan oli mesin mengendap di badan motor.

Hasil rata-rata pengukuran parameter kekeruhan dari 3 kali pengambilan

sampel pada waktu yang berbeda menunjukan semua sampel melebihi nilai ambang

batas yang telah ditentukan. Menurut hasil observasi tempat pencucian motor paling

banyak menggunakan deterjen bubuk di banding deterjen colek.

Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Suhu Limbah cair Cuci Motor di Kec. Kota Timur

Label sampel

Suhu (0C)

Suhu (0C)

Suhu (0C) Rata -

Rata Standart

Suhu

Keterangan memenuhi syarat

atau tidak memenuhi syarat Hari I Hari II Hari III

Sampel 1 29 29 29 29.0 30.0 Memenuhi Sampel 2 32 29 30 30.3 30.0 Tidak Memenuhi Sampel 3 31 29 31 30.3 30.0 Tidak Memenuhi Sampel 4 31 28 29 29.3 30.0 Memenuhi Sampel 5 30 30 30 30.0 30.0 Memenuhi Sampel 6 30,5 28 30 29.0 30.0 Memenuhi Sampel 7 31 29 29 29.7 30.0 Memenuhi Sampel 8 30 29 31 30.0 30.0 Memenuhi Sampel 9 30 29 30 29.7 30.0 Memenuhi Sampel 10 30 28 31 29.7 30.0 Memenuhi

Sumber : Data Primer 2012

Tabel 4.3 menunjukan pengujian parameter fisik (suhu) masing-masing 10

sampel limbah cair memiliki nilai suhu yang bervariasi. Ada 5 sampel yang telah

55

melebihi suhu yang telah ditetapkan yaitu 300C. sedangkan 4 sampel lainnya berada

tepat di standar 300C, dan 1 sampel memiliki suhu 29,5 0C pada pengambilan sampel

pertama. Untuk pengambilan kedua semua sampel masih sesuai dengan standar yang

telah ditentukan. Untuk pengambilan ketiga terdapat 3 sampel yang melebihi nilai

ambang batas dan 7 sampel lainnya masih sesuai standart.

Keadaan suhu pada limbah cair dipengaruhi oleh banyak faktor. Kondisi

lingkungan menjadi salah satu faktor yaitu apakah tempat pencucian motor, atau

drainase tempat dialirkan limbah cair terbuka, karena pancaran sinar matahari dapat

mempengaruhi suhu limbah cair yang ada. Untuk semua sampel, keadaan drainase

atau tempat pencucian motor mendapatkan pancaran sinar matahari yang baik

namun tidak langsung. Karena sekitar pencucian motor di lindungi oleh atap

pencucian motor. Sementara itu sumber air yang langsung kena sinar matahari pun

akan turut mempengaruhi. Rata-rata pencucian motor menggunakan sumur bor yang

dialiri lewat pipa dan menggunakan mesin DAP, sehingga sinar matahari tidak

terpancar. Waktu pengambilan sampel pun cukup berpengaruh. Untuk penelitian ini

pengambilan sampel dilakukan pada pukul 10.00 Wita dimana keadaan cuaca belum

terlalu panas. Di samping itu, rata-rata tempat pencucian motor baru beroperasi

sekitar pukul 9.00 pagi.

Suhu limbah cair sedikitnya dipengaruhi oleh keadaan mesin motor yang

dicuci. Mesin motor yang langsung dicuci ketika tiba di tempat pencucian motor

masih dalam keadaan panas. Jika langsung dicuci dan dialiri air akan turut

mempengaruhi keadaan mesin motor dan suhu dari pada limbah pencucian motor.

56

Suhu sangat berpengaruhi pada kondisi air yang ada dan keadaan kehidupan

dalam air, dalam keadaan suhu yang panas akan memperburuk keadaan alam air

karena oksigen akan cepat memuai sehingga mempengaruhi keadaan oksigen dalam

air.

Tabel 4.4 Hasil Pengukuran pH Limbah cair Cuci Motor di Kec. Kota Timur

Label sampel

pH pH pH

Rata - rata

Standar pH

Keterangan memenuhi syarat atau

tidak memenuhi

syarat

PengambilanI

PengambilanII

PengambilanIII

Sampel 1 7.94 7.92 7.8 7.9 6-9 Memenuhi Sampel 2 8 8.21 8.63 8.3 6-9 Memenuhi Sampel 3 5.47 8.62 8.5 7.5 6-9 Memenuhi Sampel 4 8.22 8.14 9 8.5 6-9 Memenuhi Sampel 5 9.27 8.24 5.78 7.8 6-9 Memenuhi Sampel 6 8.38 8.35 8.7 8.5 6-9 Memenuhi Sampel 7 8.13 7.56 8.87 8.2 6-9 Memenuhi Sampel 8 7.55 7.56 7.9 7.7 6-9 Memenuhi Sampel 9 7.57 8.57 7.6 7.9 6-9 Memenuhi Sampel 10 7.16 8.42 6.9 7.5 6-9 Memenuhi

Sumber : Data Primer 2012

Untuk nilai Nilai pH dari 10 sampel limbah cair pencucian motor yang diuji

pun bervariasi. Nilai pH terendah dalam sampel limbah cair cuci motor yang di uji

5,47 yaitu pada sampel 3 dan untuk nilai pH tertinggi 9,27 yaitu sampel 5. Dari 10

sampel yang diuji hanya terdapat 2 sampel yang tidak memenuhi standar atau nilai

ambang batas yaitu sampel 5 dengan nilai pH 9,27 keadaan basa dan sampel sampel

3 dengan nilai pH 5,47 keadaan asam untuk pengambilan sampel pertama. Pada

pengambilan kedua semua sampel rata – rata sesuai dengan nilai ambang batas yang

57

telah ditentukan yaitu berada diantara 6-9 nilai kadar pH. Sementara pada

pengambilan ketiga terdapat 2 sampel yang tidak berada dinilai ambang batas yang

telah ditentukan dan 8 sampel lainnya berada pada nilai ambang yang telah

ditentukan

pH menentukan derajat kandungan ion hydrogen dalam air. Air yang baik

maka harus seimbang keadaan nilai ion H+ dan OH - . Perubahan nilai pH

dipengaruhi oleh reaksi yang terjadi antara zat yang tersuspensi, debu, oli, deterjen

dengan air pencucian. Semua pencucian motor menggunakan deterjen bubuk dan

sabun colek/krim sebagai bahan pembersih. Deterjen mengandung surfaktan.

Dengan keadaan tersebut deterjen sudah memiliki sifat basa yaitu diatas nilai kadar

pH 9. Oleh karenanya jika nilai pH begitu tinggi maka kosentrasi ion tidak seimbang

dan menyebabkan kadar oksigen didalam limbah cair berkurang. Karena masing –

masing pencucian motor menggunakan deterjen bubuk yang dilarutkan dalam air

dengan kadar takar sedikit maka sampel pencucian motor rata-rata masih memliki

nilai kadar pH yang masih sesuai standar yaitu 6-9.

58

Tabel 4.5 Hasil Pengukuran BOD Limbah cair Cuci Motor di Kec. Kota Timur

Label sampel

BOD BOD BOD Rata-rata

Standart BOD

Keterangan memenuhi syarat

atau tidak memenuhi syarat

Pengambilan I

Pengambilan II

Pengambilan III

Sampel 1 91.4 13 65.3 56.6 50.0 Tidak Memenuhi Sampel 2 26.9 23.6 34.4 28.3 50.0 Memenuhi Sampel 3 13.85 60.2 23.5 32.5 50.0 Memenuhi Sampel 4 59 18.6 45.2 40.9 50.0 Memenuhi Sampel 5 11.7 31 13.3 18.7 50.0 Memenuhi Sampel 6 70.3 26.7 23.6 40.2 50.0 Memenuhi Sampel 7 5.8 65.7 46.3 39.3 50.0 Memenuhi Sampel 8 15.8 71 23 36.6 50.0 Memenuhi Sampel 9 16.7. 33.2 12 22.6 50.0 Memenuhi Sampel 10 23.2 8.4 78 36.5 50.0 Memenuhi

Sumber : data primer 2012

Untuk pengujian BOD ( Biochemical Oxigen Demand ) memiliki nilai yang

bervariasi. Untuk nilai BOD terendah dalam sampel limbah cair cuci motor yaitu

5,8 mg/l pada sampel 7. Untuk nilai BOD tertinggi 91,4 yaitu sampel 1. Dari 10

sampel 3 sampel yang melebihi nilai ambang batas maksimum yaitu 50 mg/l.

Sementara 7 sampel lainnya masih berada di bawah standar 50 mg/l pada

pengambikan sampel pertama. Untuk pengambilan sampel kedua terdapat 2 sampel

yang telah melebihi nilai ambang batas yang telah ditentukan dan 8 sampel lainnya

belum melebihi nilai ambang batas. Untuk pengambilan sampel ketiga yaitu satu

sampel yang melebihi nilai ambang batas dan 9 sampel lainnya belum melebihi nilai

ambang batas.

Angka BOD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri untuk

dapat menguraikan atau mengoksidasi semua zat terlarut didalam air. Semakin tinggi

59

nilai BOD yang muncul maka semakin tinggi nilai tingkat pencemaran yang terjadi.

Tinggi rendahnya nilai BOD dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya jumlah

oksigen yang terlarut, jumlah zat kimia yang ada, fiskositas yang terjadi, keadaan

lingkungan serta suhu limbah cair tersebut. Semakin tinggi suhu air maka semakin

tinggi nilai kejenuhan dalam air dan semakin rendah kosentrasi oksigen yang ada.

Sementara dari ke sepuluh sampel menunjukan beberapa faktor yang

bervariasi seperti keadaan lingkungan yang terbuka luas sehingga suhu limbah cair

berada rata- rata 300C sehingga mempengaruhi kejenuhan yang ada didalam air.

Disamping itu untuk beberapa sampel yang memiliki nilai BOD yang telah melebihi

batas karena lingkungan tempat pencucian motor yang digabung bersama kegiatan

perbengkelan sehingga limbah minyak pencemar lebih berpotensi masuk dan

bercampur dengan limbah cair hasil pencucian motor. Nilai kekeruhan yang tinggi

mempengaruhi nilai BOD semakin keruh limbah cair yang dihasilkan artinya

semakin banyak zat padat yang tersuspensi maka semakin tinggi reaksi antar

senyawa dan molekul yang terjadi sehingga kondisi air berusaha dalam keadaan

netral dan melepaskan banyak oksigen dipengaruhi oleh keadaan limbah cait

tersebut.

Limbah pencucian motor yang ada di lingkungan Kecamatan Kota Timur

harus lebih diperhatikan, mengingat dari sepuluh sampel, 9 sampel tidak memiliki

SPAL. Semua limbah dialirkan ke drainase kota. Padahal keadaan Kecamatan kota

Timur merupakan wilayah dengan dataran rendah, dialiri oleh dua anak sungai dan

satu sungai Bone. Hal tersebut membuat kawasan Kecamatan Kota Timur menjadi

60

kawasan yang berpotensi untuk banjir. Jika keadaan banjir maka limbah cair yang

berada diselokan dapat meluap dan mencemari lingkungan sekitar lebih luas, seperti

pertanian, sungai, dan lingkungan warga.

Limbah cair yang dialirkan langsung ke drainase kota bisa menjadi ancaman

bagi lingkungan. Setiap hari rata – rata dari sepuluh sampel pencucian motor mencuci

6-10 motor. Namun jika mendekati hari – hari tertentu pencucian motor bisa

bertambah seperti hari besar agama, minggu, sabtu dan kamis. Sementara intesitas

tinggi pencucian motor terjadi pada waktu pagi dan sore hari. Itu artinya nilai rata-

rata pencemaran di setiap motor dikali 6 -10 motor dan dikali setiap hari, maka

sebanyak itu limbah cair yang dihasilkan sebagai pencemar lingkungan. Meski

limbah pencucian motor dari masing – masing parameter termasuk dalam kategori

pencemar ringan namun jika dibiarkan maka akan memperburuk kondisi lingkungan

yang ada. Karena setiap hari pencuciam motor yang ada menghasilkan limbah cair.

Namun dalam penelitian ini terdapat kekurangan yang perlu diperbaiki

kedepan seperti penggunaan prosedur pengambilan sampel yang tidak menggunakan

sarung tangan, waktu pengambilan sampel yang kurang tepat pada siag hari dan lain

sebagainya. Sehingga bagi orang lain agar dapat memperhatikan hal – hal tersebut

dalam mempengaruhi hasil penelitian.

61

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan maka dapat disimpulkan

beberapa hal, yaitu :

1. Kualitas limbah cair yang dihasilkan dari tempat pencucian motor berdasarkan

parameter fisik kekeruhan, dari rata – rata 3 kali pengambilan sampel

menunjukan semua sampel melebihi standar nilai ambang batas yang telah

ditentukan (25 NTU)

2. Kualitas limbah cair yang dihasilkan dari tempat pencucian motor dari rata –

rata 3 kali pengambilan sampel berdasarkan parameter fisik suhu, terdapat 8

tempat pencucian motor yang memenuhi standar yaitu dibawah 300C.

Sedangkan 2 tempat pencucian motor lainnya berada diatas standar 300C.

3. Kualitas limbah cair yang dihasilkan dari tempat pencucian motor dari 3 kali

pengambilan sampel berdasarkan parameter kimia pH, rata - rata semua

sampel masih sesuai dengan standar yang telah ditentukan (6-9)

4. Kualitas limbah cair yang dihasilkan dari tempat pencucian motor berdasarkan

parameter kimia BOD dari 3 kali pengambilan sampel dengan nilai rata – rata,

terdapat 9 tempat pencucian motor yang memenuhi standar 50mg/l.

Sedangkan 1 tempat pencucian motor lainnya berada di atas standar 50 mg/l

artinya sudah termasuk mencemari lingkungan.

62

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka ada beberapa hal yang dapat

disarankan oleh peneliti antara lain sebagai berikut :

1. Bagi Masyarakat dengan melihat hasil penelitian, bahwa terdapat sampel air yang

memiliki tingkat keasaman atau pH yang tinggi, kekeruhan yang tinggi dan nilai

kebutuhan oksigen yang tinggi, maka diharapkan masyarakat dapat menjaga

lingkungan serta mengawasi bersama limbah cair yang dihasilkan masing –

masing industri agar tidak merugikan lingkungan dan kesehatan.

2. Bagi instansi terkait, diharapkan lebih meningkatkan proses pengawasan terhadap

usaha pencucian motor dalam skala apapun serta memberikan pengarahan

mengenai pengolahan limbah cair secara berkala agar kesehatan, kestabilan dan

ekosistem dapat terjaga dengan baik.

3. Bagi perusahaan / penyelenggara pencucian kenderaan bermotor; diharapkan

tidak hanya mengejar keuntungan yang akan diperoleh dari hasil pencucian

motor, tetapi juga mampu memperhatikan, menjaga dan meningkatkan kualitas

lingkungan tempat kerja dengan membuat saluran limbah cair atau pembuatan

SPAL yang baik, agar tidak merugikan kesehatan lingkungan yang akan

berdampak bagi manusia itu sendiri. Kalaupun pembuatan SPAL sudah dilakukan

tetap harus melaksanakan kontroling bagi kondisi SPAL tersebut untuk

mengetahui apakah masih bias mengolah limbah cair dengan baik.

63

4. Bagi Mahasiswa ; diperlukan penelitian lanjutan mengenai hal-hal yang

mempengaruhi kualitas limbah cair pencucian motor mengingat penelitian ini

hanya sebatas penggambaran bagaimana perbedaan masing-masing kualitas

limbah cair pencucian motor dengan parameter fisik (suhu dan kekeruhan) dan

parameter kimia (pH dan BOD). Agar dapat menciptakan sumbangsih yang lebih

bermanfaat bagi lingkungan dan masayarakat luas.