bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 gambaran...

20
71 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Deres, Desa Kandangan, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang. Desa Kandangan merupakan wilayah kerja Puskesmas Bawen. Batas-batas wilayah dari Desa Kandangan sebelah utara adalah Desa Jatirunggo dan Desa Lemahireng, sebelah timur adalah Desa Polosiri, sebelah selatan adalah Desa Delik atau Sungai Tuntang, dan sebelah barat adalah Kelurahan Bawen. Luas wilayah Desa Kandangan sekitar 945,487 hektar. Desa Kandangan terbagi menjadi 11 Dusun meliputi Krajan, Pancuran, Balekambang, Geneng, Sajen, Bendo, dan Tugusari. Dusun Kandangan memiliki 11 RW dan 49 RT. Gambar 4.1 Peta Lokasi Penelitian

Upload: nguyentuyen

Post on 09-Mar-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14256/5/T1_462012096_BAB IV... · dalam bentuk tabel dan grafik. 3915. ... gambaran

71

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Deres, Desa

Kandangan, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang. Desa

Kandangan merupakan wilayah kerja Puskesmas Bawen.

Batas-batas wilayah dari Desa Kandangan sebelah utara

adalah Desa Jatirunggo dan Desa Lemahireng, sebelah timur

adalah Desa Polosiri, sebelah selatan adalah Desa Delik atau

Sungai Tuntang, dan sebelah barat adalah Kelurahan Bawen. Luas

wilayah Desa Kandangan sekitar 945,487 hektar. Desa Kandangan

terbagi menjadi 11 Dusun meliputi Krajan, Pancuran, Balekambang,

Geneng, Sajen, Bendo, dan Tugusari. Dusun Kandangan memiliki

11 RW dan 49 RT.

Gambar 4.1 Peta Lokasi Penelitian

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14256/5/T1_462012096_BAB IV... · dalam bentuk tabel dan grafik. 3915. ... gambaran

72

4.1.2 Kondisi Demografi Desa Kandangan

Berikut adalah kondisi demografi Desa Kandangan menurut

jenis kelamin, jenis pekerjaan, dan sarana kesehatan yang disajikan

dalam bentuk tabel dan grafik.

Grafik 4.1 Proporsi Penduduk Desa Kandangan Menurut Jenis

Kelamin

Grafik 4.1 di atas menunjukkan bahwa jumlah penduduk

perempuan lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk

laki-laki.

5 13

500

102

400201

1141

1546

0

500

1000

1500

2000

PNS/TNI/POLRI Pensiunan

Petani Peternak sapi potong

Buruh tani/perkebunan Buruh bangunan

Buruh industri Jasa/buruh lainnya

3964

3915

3890

3900

3910

3920

3930

3940

3950

3960

3970

Perempuan Laki-laki

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14256/5/T1_462012096_BAB IV... · dalam bentuk tabel dan grafik. 3915. ... gambaran

73

Grafik 4.2 Proporsi Penduduk Desa Kandangan Menurut Jenis

Pekerjaan

Grafik 4.2 di atas menunjukkan bahwa pekerjaan penduduk paling

banyak adalah di bidang jasa/buruh lainnya, sedangkan pekerjaan

penduduk paling sedikit adalah PNS/TNI/POLRI.

Tabel 4.1 Sarana Kesehatan yang Ada di Desa Kandangan

Sarana Kesehatan Frekuensi

Puskesmas pembantu 1 Bidan Desa 1 Dukun Bayi 5

Perpipaan Air Bersih 9 Sumur Gali 661

Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa sumur gali merupakan

sarana kesehatan yang paling banyak dimiliki oleh Desa

Kandangan sedangkan sarana kesehatan yang paling sedikit

adalah bidan desa.

4.2 Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilakukan di Dusun Deres, Desa Kandangan,

Kecamatan Bawen. Pelaksanaan penelitian dimulai pada 10 – 17

September 2016. Sebelum melakukan penelitian, dilakukan

pengurusan surat di fakultas guna mendapatkan ijin untuk

melakukan penelitian, kemudian bertemu dan menjelaskan tujuan

penelitian kepada Kepala Desa Kandangan. Setelah itu peneliti

bertemu dengan Kepala Dusun Deres untuk meminta ijin

melakukan penelitian di Dusun Deres. Setelah mendapatkan ijin

dari Kepala Desa Kandangan, kemudian peneliti melaksanakan

Sumber : Kelurahan Kandangan, 2015

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14256/5/T1_462012096_BAB IV... · dalam bentuk tabel dan grafik. 3915. ... gambaran

74

penelitian dengan membagikan lembaran kuesioner kepada warga

Dusun Deres yang bekerja sebagai pemulung dari rumah ke rumah.

Selain membagikan kuesioner peneliti juga melakukan dokumentasi

dengan mengambil gambar. Dari jumlah kuesioner yang disebar

semuanya terkumpul kembali dan bisa digunakan untuk dianalisis.

4.3 Gambaran Responden

Gambaran umum responden terlihat dari tabel distribusi

frekuensi. Responden penelitian seluruhnya berjumlah 49

responden. Gambaran umum responden penelitian berisi tentang

karakteristik jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan

penghasilan per bulan menurut UMR Kabupaten Semarang. Berikut

gambaran umum dari responden penelitian.

4.3.1 Karakteristik Responden

Berikut adalah karakteristik responden menurut jenis

kelamin, usia, pendidikan terakhir, dan penghasilan perbulan

menurut UMR Kabupaten Semarang yang disajikan dengan

distribusi frekuensi dalam bentuk tabel.

Tabel 4.2 : Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden Warga Dusun Deres yang Bekerja Sebagai Pemulung di TPA

Blondo

Jenis Kelamin Frekuensi Presentase (%)

Perempuan 21 42,86 Laki-laki 28 57,14

Total 49 100%

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14256/5/T1_462012096_BAB IV... · dalam bentuk tabel dan grafik. 3915. ... gambaran

75

Tabel 4.2 di atas menjelaskan bahwa jumlah responden laki-laki

lebih banyak daripada responden perempuan.

Tabel 4.3 : Distribusi Frekuensi Usia Responden Warga Dusun Deres yang Bekerja Sebagai Pemulung di TPA Blondo

Usia (Tahun) Frekuensi Presentase (%)

< 20 tahun 1 2,04

20 – 35 tahun 6 12,24

36 – 50 tahun 23 46,94

51 – 60 tahun 13 26,53

> 60 tahun 6 12,24

Total 49 100%

Tabel 4.3 di atas menjelaskan bahwa mayoritas responden memiliki

usia 36 – 50 tahun sedangkan minoritas responden memiliki usia <

20 tahun.

Tabel 4.4 : Distribusi Frekuensi Pendidikan Terakhir Responden Warga Dusun Deres yang Bekerja Sebagai

Pemulung di TPA Blondo

Pendidikan Terakhir Frekuensi Presentase (%)

Tidak sekolah/tidak tamat SD

25 51,02

SD 18 36,73 SMP/sederajat 5 10,20 SMA/sederajat 1 2,04

Perguruan tinggi/Diploma/S1

0 0,00

Total 49 100%

Tabel 4.4 di atas menjelaskan bahwa mayoritas responden memiliki

tingkat pendidikan tidak sekolah/tidak tamat SD sedangkan

minoritas responden memiliki tingkat pendidikan SMA/sederajat

yaitu 1 orang.

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14256/5/T1_462012096_BAB IV... · dalam bentuk tabel dan grafik. 3915. ... gambaran

76

Tabel 4.5 : Distribusi Frekuensi Penghasilan Per Bulan

responden Warga Dusun Deres yang Bekerja Sebagai

Pemulung di TPA Blondo Menurut UMR Kabupaten Semarang

Penghasilan Per Bulan Frekuensi Presentase (%)

< Rp. 1.610.000,- 43 87,76 ≥ Rp. 1.610.000,- 6 12,24

Total 49 100%

Tabel 4.5 di atas menjelaskan bahwa responden yang memiliki

penghasilan kurang dari UMR Kabupaten Semarang berjumlah

lebih banyak daripada responden yang memiliki penghasilan lebih

dari atau sama dengan UMR Kabupaten Semarang.

4.4 Hasil Penelitian

4.4.1 Analisis Univariat Variabel Penelitian

4.4.1.1 Distribusi Frekuensi Perilaku Kesehatan (Becker)

Hasil penelitian pada responden di warga Dusun Deres

yang bekerja sebagai pemulung di TPA Blondo didapatkan

gambaran mengenai perilaku kesehatan (Becker), yang dapat

dilihat pada tabel 4.5 dan grafik 4.4 sebagai berikut :

Tabel 4.6 Distribusi Perilaku Kesehatan (Becker) Responden Warga Dusun Deres yang Bekerja Sebagai Pemulung di TPA

Blondo

Perilaku Kesehatan

Frekuensi Persentase (%)

Baik 43 80,17 Kurang Baik 6 19,83

Total 49 100%

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14256/5/T1_462012096_BAB IV... · dalam bentuk tabel dan grafik. 3915. ... gambaran

77

Grafik 4.3 Distribusi Perilaku Kesehatan (Becker) Responden Warga Dusun Deres yang Bekerja Sebagai Pemulung di TPA

Blondo

Data tabel 4.6 dan grafik 4.4 di menggambarkan bahwa dari 49

responden, persentase responden yang memiliki perilaku

kesehatan baik sebesar 80,71% dan responden yang memiliki

perilaku kesehatan kurang baik sebesar 19,83%.

4.4.1.2 Distribusi Frekuensi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Tatanan Rumah Tangga

Hasil penelitian pada responden di warga Dusun Deres

yang bekerja sebagai pemulung di TPA Blondo didapatkan

gambaran mengenai PHBS tatanan rumah tangga, yang dapat

dilihat pada tabel 4.7 dan grafik 4.5 sebagai berikut :

80.17%

19.83%

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

90.00%

Persentase

Baik Kurang Baik

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14256/5/T1_462012096_BAB IV... · dalam bentuk tabel dan grafik. 3915. ... gambaran

78

Tabel 4.7 Distribusi PHBS Tatanan Rumah Tangga Responden Warga Dusun Deres yang Bekerja Sebagai Pemulung di TPA

Blondo

PHBS Tatanan Rumah Tangga

Frekuensi Persentase (%)

Baik 48 97,96 Kurang Baik 1 2,04

Total 49 100%

Grafik 4.4 Distribusi PHBS Tatanan Rumah Tangga Responden Warga Dusun Deres yang Bekerja Sebagai Pemulung di TPA

Blondo

Dari tabel 4.7 dan grafik 4.5 menggambarkan bahwa dari 49

responden, persentase responden yang memiliki PHBS tatanan

rumah tangga baik sebesar 97,96% dan responden yang memiliki

PHBS tatanan rumah tangga yang kurang baik sebesar 2,04%.

4.4.1.3 Distribusi Kejadian ISPA Dalam Keluarga

Hasil penelitian pada responden di warga Dusun Deres

yang bekerja sebagai pemulung di TPA Blondo didapatkan

gambaran mengenai kejadian ISPA dalam keluarga, yang dapat

dilihat pada tabel 4.8, tabel 4.9, dan grafik 4.6 sebagai berikut :

97.96%

2.04%

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

100.00%

120.00%

Persentase

Baik Kurang Baik

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14256/5/T1_462012096_BAB IV... · dalam bentuk tabel dan grafik. 3915. ... gambaran

79

Tabel 4.8 Distribusi Responden atau Keluarga Responden Warga Dusun Deres yang Bekerja Sebagai Pemulung di TPA

Blondo yang Sedang Menderita ISPA dan Tidak Sedang Menderita ISPA

Kejadian ISPA dalam Keluarga

Frekuensi Persentase (%)

Sedang ISPA 8 16,33 Tidak Sedang

ISPA 41 83,67

Total 49 100%

Tabel 4.9 Distribusi Responden atau Keluarga Responden Warga Dusun Deres yang Bekerja Sebagai Pemulung di TPA

Blondo yang Pernah Menderita ISPA dan Tidak Pernah Menderita ISPA

Kejadian ISPA Dalam Keluarga

Frekuensi Persentase (%)

Pernah ISPA 7 14,29 Tidak Pernah

ISPA 42 85,71

Total 49 100%

Data tabel 4.8 menggambarkan bahwa dari 49 responden,

persentase responden yang sedang menderita ISPA sebesar

15,33% dan responden yang tidak sedang menderita ISPA sebesar

83,67%. Sedangkan data tabel 4.9 menggambarkan bahwa dari 49

responden, persentase responden yang pernah menderita ISPA

16.33%

83.67%

14.29%

85.71%

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

100.00%

Persentase (%)

sedang ISPA tidak sedang ISPA

pernah ISPA tidak pernah ISPA

Grafik 4.5 Distribusi Kejadian ISPA Dalam Keluarga Responden Warga Dusun Deres yang Bekerja Sebagai Pemulung di TPA Blondo

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14256/5/T1_462012096_BAB IV... · dalam bentuk tabel dan grafik. 3915. ... gambaran

80

sebesar 14,29% dan responden yang tidak pernah menderita ISPA

sebesar 85,71%.

4.5 Pembahasan Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.6 dan grafik 4.4

menunjukkan dari 49 responden warga Dusun Deres yang bekerja

sebagai pemulung di TPA Blondo didapatkan hasil bahwa sebagian

besar warga memiliki pengetahuan dan melakukan perilaku

kesehatan (Becker) dengan baik. Responden dengan perilaku

kesehatan yang baik sebanyak 43 orang atau 87,76%, sedangkan

responden dengan perilaku kesehatan yang kurang baik sebanyak

6 orang atau 12,24%. Responden warga Dusun Deres yang bekerja

sebagai pemulung di TPA Blondo yang memiliki perilaku kesehatan

kurang baik, tidak memiliki istirahat yang cukup, tidak mengerti hak

sebagai pasien, dan tidak mengerti kewajiban sebagai pasien.

Namun perilaku kesehatan yang kurang baik didominasi oleh warga

yang tidak memiliki istirahat yang cukup. Dari 49 responden warga,

36 reponden memiliki istirahat yang cukup dan 13 responden tidak

memiliki istirahat yang cukup. Jumlah tersebut paling rendah

dibandingkan dengan pernyataan lain dari variabel perilaku

kesehatan. Berdasarkan wawancara kepada responden, kurangnya

istirahat disebabkan karena responden bekerja di TPA atau di

kebun. Responden mengatakan mulai bekerja ketika subuh dan

istirahat ketika siang, kemudian setelah istirahat biasanya kegiatan

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14256/5/T1_462012096_BAB IV... · dalam bentuk tabel dan grafik. 3915. ... gambaran

81

dilanjutkan sampai sore. Beberapa responden juga memilah-milah

sampah plastik (gelas air mineral) yang didapatkan dari memulung

dari TPA di sekitar rumah. Bagi responden perempuan, kegiatan

setelah bekerja dilanjutkan dengan mengurus rumah tangga.

Berikut adalah dokumentasi responden yang melakukan aktivitas

sehari-hari :

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.7 dan grafik 4.5

menunjukkan dari 49 responden warga Dusun Deres yang bekerja

sebagai pemulung di TPA Blondo didapatkan hasil bahwa sebagian

besar warga melakukan PHBS tatanan rumah tangga dengan baik

yaitu sebanyak 48 orang atau 97,96%. Sedangkan warga yang

kurang melakukan PHBS dengan baik sebanyak 1 orang atau

2,04%. Responden warga Dusun Deres yang bekerja sebagai

pemulung di TPA Blondo kurang baik dalam PHBS tatanan rumah

tangga, tidak mengurangi jumlah sampah dengan melakukan 3R

(mengurangi, memanfaatkan kembali, mendaur ulang), merokok,

Gambar 4.2 Responden yang

Memanggul Rumput Untuk Pakan

Ternak

Gambar 4.3 Responden yang

Memulung di TPA

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14256/5/T1_462012096_BAB IV... · dalam bentuk tabel dan grafik. 3915. ... gambaran

82

dan tidak memiliki jaminan kesehatan. Namun PHBS tatanan rumah

tangga yang kurang baik didominasi oleh warga yang merokok. Dari

49 responden, terdapat 5 responden yang dirinya atau keluarganya

tidak merokok dan 44 responden yang dirinya atau keluarganya

merokok. Jumlah tersebut paling kecil dibandingkan dengan

pernyataan lain dari variabel PHBS rumah tangga. Berdasarkan

wawancara kepada responden, kebiasaan merokok disebabkan

karena merokok dapat menghilangkan bau sampah ketika bekerja

di TPA, selain itu merokok dilakukan untuk menghilangkan

kebosanan. Berikut adalah dokumentasi kebiasaan merokok

responden :

Gambar 4.4 Rokok Milik Responden

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.8, tabel 4.9, dan

grafik 4.6 menunjukkan dari 49 responden atau keluarga responden

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14256/5/T1_462012096_BAB IV... · dalam bentuk tabel dan grafik. 3915. ... gambaran

83

warga Dusun Deres yang bekerja sebagai pemulung di TPA Blondo

didapatkan hasil bahwa yang sedang menderita ISPA yaitu

sebanyak 8 orang atau 16,33% dan yang tidak sedang menderita

ISPA yaitu 41 orang atau 83,67%. Sedangkan responden atau

keluarga responden warga Dusun Deres yang bekerja sebagai

pemulung di TPA Blondo yang pernah menderita ISPA sebanyak 7

orang atau 14,29% dan yang tidak pernah menderita ISPA yaitu 42

orang atau 85,71%. Menurut teori Notoatmodjo, Soekidjo, 2003

dalam Aldila 2015, faktor intrinsik penyebab penyakit ISPA adalah

status imunisasi, riwayat BBLR, dan status gizi. Sedangkan faktor

ekstrinsik penyebab penyakit ISPA adalah status ekonomi,

pendidikan, pengetahuan, dan perilaku. Hasil tersebut kurang baik

mengingat masih terdapat responden atau keluarga responden

yang menderita ISPA.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa PHBS

tatanan rumah tangga dan perilaku kesehatan sudah baik namun

masih terdapat kejadian ISPA dalam keluarga. Hasil penelitian yang

menunjukkan PHBS tatanan rumah tangga dan perilaku kesehatan

sudah baik namun masih terdapat kejadian ISPA dalam keluarga,

tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Khasanah dan

Putri (2013) yang menyatakan bahwa PHBS dapat mencegah

individu, kelompok, dan masyarakat dari penyakit infeksi dan non

infeksi. Apabila penerapan PHBS ini masih rendah maka

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14256/5/T1_462012096_BAB IV... · dalam bentuk tabel dan grafik. 3915. ... gambaran

84

akanmenimbulkan berbagai penyakit seperti diare, gizi buruk, gizi

kurang, demam berdarah, dan ISPA. Selain itu menurut Sumarmi

dkk (2008), PHBS yang rendah pada keluarga menyebabkan

mudahnya agen infeksi pada keluarga terutama balita. Begitu juga

menurut Notoadmodjo (2007) kondisi sehat dapat dicapai dengan

mengubah perilaku dari yang tidak sehat menjadi perilaku sehat

dan menciptakan lingkungan sehat di rumah tangga. Dengan

menerapkan perilaku hidup sehat dapat menurunkan angka

kesakitan dan meningkatkan kesehatan bagi individu. Perilaku

sehat juga dapat bermanfaat bagi individu maupun orang lain dan

mengarah pada tercapainya derajat kesehatan optimal. Menurut

hasil penelitian dari Khasanah dan Putri (2013), ada hubungan

yang signifikan antara PHBS pada tatanan rumah tangga dengan

kejadian ISPA pada balita di wilayah kerja Puskesmas Purwokerto

Selatan. Begitu juga menurut Amalia (2009), sebagian besar

masalah kesehatan, dalam hal penyakit yang timbul pada manusia,

disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Hasil penelitian yang

didapatkan oleh peneliti menyatakan bahwa PHBS tatanan rumah

tangga dan perilaku kesehatan sudah baik namun masih terdapat

kejadian ISPA dalam keluarga yang tidak sesuai dengan penelitian

sebelumnya, maka dari itu hasil dari penelitian ini menunjukkan

bahwa terjadinya ISPA bukan hanya diakibatkan oleh rendahnya

PHBS dan perilaku kesehatan. Faktor-faktor terjadinya ISPA

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14256/5/T1_462012096_BAB IV... · dalam bentuk tabel dan grafik. 3915. ... gambaran

85

menurut Aldila (2015), secara intrinsik adalah status gizi, status

imunisasi, riwayat BBLR, dan umur. Sedangkan faktor secara

ekstrinsik adalah kondisi fisik lingkungan rumah, praktek PHBS,

status ekonomi, pendidikan, pengetahuan, dan perilaku. Menurut

teori Blum, kesehatan seseorang dipengaruhi oleh empat faktor

yaitu keturunan, lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan.

Menurut Sharma et al 1998 dalam Utami 2013, host, lingkungan

dan sosiokultur merupakan variabel yang dapat mempengaruhi

insiden dan keparahan penyakit infeksi saluran pernafasan akut.

Sedangkan menurut Mukono dalam Utami (2013) di dalam program

kesehatan lingkungan, suatu pemukiman atau perumahan sangat

berhubungan dengan kondisi ekonomi, sosial, pendidikan, tradisi

kebiasaan, suku, geografi, dan kondisi lokal. Selain itu lingkungan

perumahan atau pemukiman dipengaruhi oleh beberapa faktor yang

dapat menentukan kualitas lingkungan perumahan tersebut antara

lain fasilitas pelayanan, perlengkapan, peralatan yang menunjang

kesehatan fisik, kesehatan mental, kesehatan sosial bagi individu

dan keluarga.

Berdasarkan peradigma sehat ditetapkan visi Indonesia

2010, dimana ada 3 pilar yang perlu mendapat perhatian khusus,

yaitu lingkungan sehat, perilaku sehat serta pelayanan kesehatan

yang bermutu, adil, dan merata. Untuk perilaku sehat bentuk

konkritnya yaitu perilaku proaktif memelihara dan meningkatkan

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14256/5/T1_462012096_BAB IV... · dalam bentuk tabel dan grafik. 3915. ... gambaran

86

kesehatan, mencegah risiko penyakit, melindungi diri dari ancaman

penyakit serta berpartisipasi aktif dalam upaya kesehatan.

Mengingat dampak dari perilaku terhadap derajat kesehatan cukup

besar (30 – 35% terhadap derajat kesehatan), maka diperlukan

berbagai upaya untuk mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi

sehat. Salah satunya melalui program Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat (PHBS) (Tim Field Lab UNS, 2013). PHBS rumah tangga

yang tinggi dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

PHBS yang tinggi menyebabkan angka kejadian penyakit

berkurang. Sebaliknya jika PHBS rumah tangga rendah maka dapat

mengakibatkan turunnya derajat kesehatan masyarakat. PHBS

rendah menyebabkan angka kejadian penyakit meningkat. Begitu

juga dengan perilaku kesehatan. Perilaku kesehatan bertujuan

untuk meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat. Pada penelitian

ini perilaku kesehatan Becker terdiri dari 3 aspek yaitu perilaku

sehat (health behavior), perilaku sakit (illness behaviour), dan

perilaku peran sakit (the sick role behaviour). Dimana ketiga-tiganya

merupakan aspek yang berkaitan dengan respon seseorang

terhadap sakit penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan

minuman, serta lingkungan. Dalam penelitian ini peneliti

mendapatkan hasil bahwa walaupun PHBS dan perilaku

kesehatannya mayoritas baik, namun beberapa responden yang

memiliki PHBS kurang baik didominasi oleh warga yang merokok.

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14256/5/T1_462012096_BAB IV... · dalam bentuk tabel dan grafik. 3915. ... gambaran

87

Sedangkan responden yang memiliki perilaku kesehatan yang

kurang baik didominasi oleh responden yang tidak memiliki istirahat

cukup.

Hasil penelitian dari Arum (2014), di Dusun Patukan,

Sleman menyatakan bahwa paparan rokok mempunyai hubungan

terhadap terjadinya ISPA pada balita. Selain itu hasil penelitian

Ahyanti dan Duarsa (2013) pada mahasiswa Politeknik

Tanjungkarang, menyatakan bahwa ada hubungan bermakna

antara merokok dengan kejadian ISPA setelah mengontrol jenis

kelamin, status gizi, pencemaran dalam rumah, lingkungan fisik

rumah. Mahasiswa yang merokok berisiko 4,278 kali menderita

ISPA dibanding dengan mahasiswa yang tidak merokok. Hasil

penelitian Milo dkk (2015), menyatakan bahwa ada hubungan

antara kebiasaan merokok di dalam rumah dengan kejadian ISPA

pada anak. Selain itu teori dari Allangkary (2015), menyatakan

bahwa paparan asap rokok pada ibu hamil, bayi, balita, dan anak-

anak dapat meningkatkan risiko mengalami kondisi kesehatan yang

buruk seperti terjadinya panyakit ISPA.

Istirahat atau tidur diperlukan untuk memperbaiki proses

biologis secara rutin. Selama tidur tubuh melepaskan hormon

pertumbuhan dan memperbaharui sel epitel khusus seperti sel otak.

Kebutuhan tidur sama pentingnya dengan kebutuhan nutrisi dan

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14256/5/T1_462012096_BAB IV... · dalam bentuk tabel dan grafik. 3915. ... gambaran

88

olahraga yang cukup bagi kesehatan. Menurut Hogson (1991)

dalam Potter & Perry (2005), kegunaan tidur masih belum jelas

namun diyakini tidur diperlukan untuk menjaga keseimbangan

mental, emosional, dan kesehatan. Akibat buruk yang dapat jika

kurang istirahat atau tidur diantaranya adalah stress, gangguan

memori, obesitas, mempercepat penuaan, dan menurunkan

imunitas (Harian Sehat, 2014). Keadaan stress baik mayor maupun

minor dapat memberikan efek pada berbagai mekanisme imunologi.

Penelitian pada binatang dan manusia memberikan keyakinan akan

bukti bahwa kesehatan sangat dipengaruhi oleh perubahan sistem

kekebalan. Stress dapat menyebabkan rendahnya antibodi yang

dapat menyebabkan mudahnya terserang infeksi dan penyakit berat

(Kesimpulan, 2009). Penelitian dari Padgett & Glaser (2003),

menyatakan bahwa stres dapat mempengaruhi kesehatan individu,

termasuk kesehatan imunologi.

Berdasarkan hasil penelitian pada karakteristik responden

warga Dusun Deres yang bekerja sebagai pemulung di TPA

Blondo, responden masih memiliki tingkat pendidikan yang rendah.

Dari 49 responden responden, didapatkan hasil bahwa 25 orang

atau 51,02 % tidak sekolah/tidak tamat SD dan 18 orang atau 36,73

% tamat SD. Mayoritas responden memiliki penghasilan per bulan

di bawah UMR Kabupaten Semarang yaitu dari 49 responden

warga Dusun Deres yang bekerja sebagai pemulung di TPA Blondo

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14256/5/T1_462012096_BAB IV... · dalam bentuk tabel dan grafik. 3915. ... gambaran

89

didapatkan hasil bahwa 43 orang atau 87,76% memiliki penghasilan

per bulan di bawah Rp.1.610.000,- dan 6 orang atau 12,24%

memiliki penghasilan per bulan di atas Rp.1.610.000,-. Kedua

karakteristik tersebut termasuk ke dalam faktor ekstrinsik terjadinya

ISPA, namun penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dan

mendokumentasikan PHBS tatanan rumah tangga berhubungan

dengan kejadian ISPA. Sehingga kedua faktor ekstrinsik terjadinya

ISPA tersebut tidak dibahas lebih lanjut.

4.6 Hambatan dan Kelemahan Penelitian

4.6.1 Hambatan Penelitian

Hambatan dalam penelitian ini adalah :

1. Peneliti mengalami kesulitan dalam mencari alamat

responden yang tersebar di 5 RT Dusun Deres. Jarak antara

rumah 1 dengan rumah lainnya berjauhan walaupun berada

dalam 1 RT. Sehingga proses penelitian berlangsung dalam

waktu yang lebih lama.

2. Peneliti mengalami kesulitan untuk bertemu responden

karena responden memiliki waktu istirahat setelah bekerja

yang berbeda-beda. Sehingga peneliti harus mengulang

untuk mengunjungi ke rumah responden sebelumnya,

setelah responden tersebut sudah selesai bekerja atau

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14256/5/T1_462012096_BAB IV... · dalam bentuk tabel dan grafik. 3915. ... gambaran

90

selesai beristirahat dari TPA atau kebun untuk pengambilan

data.

4.6.2 Kelemahan Penelitian

Kelemahan dalam penelitian ini adalah :

1. Peneliti hanya fokus menggambarkan/mendeskripsikan

kejadian ISPA dalam keluarga, perilaku kesehatan (Becker),

dan PHBS tanpa mencari hubungan/korelasi antar variabel.

Diharapkan untuk peneliti selanjutnya bisa mengembangkan

dengan mencari hubungan antar variabel tersebut.

2. Peneliti hanya fokus menggunakan kuesioner sebagai

instrumen penelitian sehingga hal ini mungkin dipengaruhi

oleh situasi dan kondisi pelaksanaan pengisian kuesioner.