bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 deskripsi...
TRANSCRIPT
33
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Subyek Penelitian
`Subyek penelitian ini adalah 8 anak panti asuhan yang hasil pre-testnya menunjukan Self
Esteem yang rendah dan sangat rendah. Dari 8 anak panti dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kesamaan antara kedua kelompok dilihat dari
beberapa aspek yaitu usia, suku dan hasil pre – test yang telah dilakukan sebelumnya. Berikut
adalah tabel mengenai kondisi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sebelum dilakukan
treatment.
Tabel 4.1 Diskripsi Kelompok Kontrol dan Eksperimen
Nama Usia Suku
Eks Kon Eks Kon Eks Kon
WA AS
15Ta
hun 2
Bulan
15
Tahun
0
Bulan
Jawa Jawa
KZ PH
15
Tahu
n 1
Bulan
15
Tahun
3
Bulan
Jawa Jawa
AS AP
15
Tahu
n 0
Bulan
15
Tahun
1
Bulan
Jawa Jawa
34
Untuk membuktikan bahwa kedua kelompok memiliki kesamaan dilakukan uji
homogenitas dan harus menghasilkan Asymp. Sig. (2 Tailed)> 0,50. Hasil Uji Homogenitas
disajikan dalam bentuk tabel berikut ini :
Tabel 4.2 Uji Homogenitas
Berdasarkan tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok yaitu kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen bersifat homogen dengan ketentuan Asymp. Sig. (2 Tailed)> 0,50.
Dapat dibuktikan dengan Asymp. Sig. (2 Tailed) = 0,822untuk usia.
RS AR 15
Tahu
n 2
Bulan
15
Tahun
0
Bulan
Jawa Jawa
Test Statisticsa
Usia Nilai
Mann-Whitney U 4,000
Wilcoxon W 10,000
Z -0,225
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,822
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] 1,000b
35
Disamping usia, suku ,dan jenis kelamin, hasil pre-test yang telah dilakukan sebelumnya
juga harus menunjukan bahwa skor kelompok kontrol dan eksperimen homogen atau tidak ada
perbedaan yang signifikan antar kedua kelompok tersebut. Hasil Pre-test akan disajikan dalam
bentuk tabel berikut ini :
Tabel 4.3 Hasil Pre-Test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Nama Skor Kategori
Eksp Kon Eksp Kon Eks Kon
WA AS 48 57 Rendah Rendah
KZ PH 42 55 Sangat Rendah Rendah
AS AP 56 44 Rendah Sangat Rendah
RS AR 47 57 Sangat Rendah Rendah
Ket : Eksp = Eksperimen , Kon = Kontrol
36
Tabel 4.4 Hasil Analisis Skor Pre-Test Kelompok Ekperimen dan Kelompok Kontrol
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dipastikan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara
skor pre-test antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dapat dibuktikan dengan
Asymp. Sig. (2 Tailed) = ,658> 0.5. Dari tabel 4.4 juga dapat dilihat bahwa mean rank
kelompok eksperimen 3,83 sedangkan kelompok kontrol 3,17.
Sesuai rancangan penelitian dan hasil analisis, selanjutnya kelompok ekperimen akan
diberikan treatment dalam bentuk konseling kelompok sedangkan kelompok kontrol tidak
Test Statisticsa
Skor Pre-test Nilai
Mann-Whitney U 3,500
Wilcoxon W 9,500
Z -0,443
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,658
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] 0,700b
Ranks
kelompok N Mean
Rank
Sum of
Ranks
Nilai
ekpserimen 4 3,83 11,50
kontrol 4 3,17 9,50
Total 8
37
diberikan treatment apapun. Berikut adalah rancangan program treatment dalam usaha
meningkatkan self esteem anak Panti Asuhan Salib Putih.
Tabel 4.5 Rancangan Program Treatment Meningkatkan Self Esteem Anak Panti Asuhan Salib Putih.
VARIABEL SUB-VARIA-BEL INDIKA-
TOR
TOPIK STRATEGI
Hargadirimerupakanev
aluasi yang dibuat
oleh
individumengenai
hal-hal yangberkaitan
dengandirinya yang
diekspresikan
melaluisuatubentuk
penilaian setuju dan
menunjukkan tingkat
dimana individu
meyakini drinya
sebagai individu
yang mampu, penting
dan berharga.
PerasaanBerharga
1) Memili-
kipersep
si yang
baik
terhadap
diri
sendiri
2) Tidak
mudah
terpenga
ruh pada
penilaia
n diri
dari
orang
lain
3) Memili-
ki
pendiria
n yang
teguh
4) Menda-
patkan
rasa
kasih
sayang
dari
orang
tua
5) Menda-
pat
Perha-
tian
terhadap
masalah
yang
“I’M
GOOD IN
GOD
EYES” Sesi
I
“I’M
GOOD IN
GOD
EYES” Sesi
II
“I’M
GOOD IN
GOD
EYES” Sesi
III
Membentuk hubungan
yang baik terlebih
dahulu dengan Konseli
sehingga konseli dapat
bekerjasama dengan
baik selama treatment
berjalan. Setelah dirasa
telah terbentuk
hubungan yang baik ,
sesi konseling di mulai
setiap sub variable
dengan beberapa
indikatornya. Konseling
dilakukan dengan
menggunakan teknik
RET.
38
dihadapi
dari
orangtua
.
Perasaan Mampu
1) Yakin
akan
kemamp
uan
yang
dimiliki
“THINK
BIGGER”
Sesi I
2) Dapat
menger-
jakan
tugas-
tugas
yang
diberi-
kan
3) Dapat
mengeks
presikan
pendapa
t yang
dimiliki
“THINK
BIGGER”
Sesi II
39
Perasaan Diterima
1) Mudah
menyes
suaikan
diri
pada
suatu
lingkun
gan
yang
baru
2) Mudah
bergaul
dengan
siapa-
pun
3) Senang
Diskusi
dengan
banyak
teman
“I’M
BLESSED”
Dilakukan setelah
treatment selesai untuk
memperoleh data penguat
yang tidak di dapat di
instrument.
Evaluasi/ Follow
Up
Progress
Konseli
“RESULT”
4.2 Pelaksanaan Penelitian
4.2.1 Pelaksanaan Pre-Test ( Tes Awal)
Pre-test diadakan pada bulan November 2016 dengan Self Esteeminventory dari
Coopersmith yang berisi 30 item pertanyaan pada 30 Anak Panti Asuhan Salib Putih. Setelah
melalui proses analisis ditemukan 11anak dalam kategori Rendah dan 7anak dalam kategori
SangatRendah. Setelah melalui uji homogenitas dari 18anak yang mempunyai Self Esteem dalam
kategori Rendah dan SangatRendah, terpilih 8anak yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu
40
kelompok kontrol dengan jumlah 4anak dan kelompok eksperimen dengan jumlah 4anak.
Berdasarkan uji homogenitas yang telah dilakukan, tidak ditemukan perbedaan yang signifikan
antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, sehingga penelitian dapat dilanjutkan.
4.2.2 Perlakuan
Treatment diberikan dengan memberi layanan konseling kelompok pada kelompok
eksperimen sesuai rancangan program yang telah dibuat sebanyak 7 kali pertemuan dan
dilaksanakan pada jam-jam tertentu sesuai kesepakatan dengan konseli. Layanan ini dapat
dikatakan berhasil apabila kelompok eksperimen pada saat dilaksanakan post-test menunjukan
peningkatanself esteem dan hasilnya lebih tinggi dari kelompok kontrol. Berikut adalah hasil
treatment yang telah dilakukan :
a. Pertemuan I
1. Pembukaan
Kegiatan diawali dengan berdoa terlebih dahulu dipimpin oleh salah satu konseli,
setelah berdoa dilanjutkan dengan perkenalan secara bergantian.Didalam perkenalan
konseli masih malu untuk memperkenalkan dirinya.
2. Kegiatan Inti
Peneliti terlebih dahulu menanyakan kesiapan konseli untuk mengikuti kegiatan
konseling kelompok, setelah itu peneliti menjelaskan apa itu konseling kelompok dan
asas-asas apa saja yang ada dalam konseling kelompok. Peneliti menjelaskan topik
yang akan dibahas yaitu “persepsi yang baik terhadap diri sendiri.” Setelah selesai
menjelaskan peneliti menanyakan kepada konseli apakah konseli ada yang ditanyakan
mengenai topik yang sudah dijelaskan tersebut. Awalnya konseli diam tidak ada
satupun yang memberi tanggapan, peneliti melakukan game ringan untuk mencairkan
41
suasana “JIKA-MAKA.” Konseli menikmati permainan tersebut, konseli juga bisa
tertawa lepas tidak seperti pada saat pertama akan melakukan kegiatan konseling.
Permainan selesai dan peneliti melanjutkan kegiatan kembali, selanjutnya peniliti
memberikan kesempatan kepada konseli menceritakan permasalahnnya sesuai dengan
topik yang sudah dijelaskan di atas.Konseli kembali malu-malu saling tunjuk
temannya untuk menceritakan terlebih dahulu. Namun setelah itu ada salah satu
konseli yang memberanikan diri untuk bercerita, konseli yang bernama RS bercerita
mengenai permasalahannya disekolah yang sering diejek teman-temannya karena dia
anak panti itu mengakibatkan RS kehilangan kepercayaan dirinya didalam kelas, RS
sering malu untuk menjawab pertanyaan, diskusi dikelas, bahkan dia malu ketika
presentasi didepan kelas.Setelah RS selesai menceritakan permasalahannya dalam
kelompok lalu teman yang lainnya memberikan saran dan pengalaman pribadinya
kepada RS. Kemudian dilanjutkan dengan AS yang hampir sama permasalahnnya
tetapi berbeda tempat, AS merasa dikucilkan di dalam panti nya, dia bercerita setiap
kali akan pulang kepanti perasaan takut selalu ada di dalam hatinya yang
mengakibatkan dia sering bersikap aneh di dalam panti. AS merasa teman-teman
pantinya tidak mau mendekat kepada dia karena sikapnya yang tertutup, padahal
ketika dia berada di sekolah tidak seperti itu, AS banyak teman bahkan AS menjadi
anggota OSIS dll.Setelah AS selesai menjelaskan permasalahannya kemudian teman-
temannya mulai memberikan saran, masukan kepadanya. Berikutnya WA,
permasalahan yang ada pada diri WA berbeda dengan teman-teman nya, dia merasa
tidak bisa mengikuti pelajaran dengan baik sehingga menghasilkan hasil pelajarannya
kurang baik di kelas. Selanjutnya KZ mempunyai permasalahan yaitu dikucilkan oleh
42
teman-teman di sekolahnya. Setelah mereka menceritakan permasalahannya dipilih
salah satu permasalahan yang akan dibahas lebih detail yaitu permasalahannya RS.
Konseli menceritakan lebih detail permasalahannya, jadi dia kehilangan kepercayaan
dirinya karena tidak ada temannya yang bisa mendengarkan ceritanya tersebut. Dia
malu karena dia berbeda dengan teman-teman di kelas nya.RS bercerita sampai
mengeluarkan air matanya karena RS sudah tidak tahan menahan perasaannya,
permasalahan itu membuat RS jadi tidak konsentrasi ketika menerima pelajaran di
dalam kelas. Setelah RS selesai WA menanggapi bahwa tidak hanya RS yang
menerima ejekan seperti itu WA memberikan saran kepada RS bahwa hal itu
harusnya dijadikan motivasi agar bisa menunjukkan kepada mereka bahwa kita beda
tapi kita mampu bahkan kita bisa lebih daripada mereka yang menghina kita.
Dilanjutkan oleh AS yang mengatakan bahwa RS tidak perlu mendengarkan kata-kata
mereka karena mereka akan lelah sendiri jika kita bisa tidak memperdulikan kata
mereka, ditambahkan oleh KZ juga bahwa dia membenarkan kata WA kita harus bisa
lebih dari mereka dan ejekan mereka kita jadikan motivasi. Setelah saran dan
masukan yang diberikan teman-temannya kepada RS, peneliti menanyakan
bagaimana langkah yang akan diambil setelah mengetahui saran dan masukan dari
teman-teman, RS mengatakan bahwa RS merasa lega dan RS akan mencoba untuk
merubah pemikirannya dan menerapkan bahwa dia bisa lebih dari teman-temannya
yang mengejek RS. Pertemuan ditutup dengan kesimpulan oleh peneliti dilanjutkan
dengan doa dan ucapan terimakasih telah melakukan konseling kelompok.
43
b. Pertemuan II
1. Pembukaan
Kegiatan diawali dengan doa terlebih dahulu, selanjutnya peneliti menanyakan
kabar kepada konseli. Peneliti memberikan permainan “TEBAK AKU.”Di dalam
permainan konseli mulai terlihat percaya diri untuk melakukan permainan tersebut.
2. Kegiatan Inti
Peneliti mulai dengan menjelaskan topik permasalahan yang akan dibahas yaitu
“Pandangan positif beserta keyakinan terhadap diri sendiri.“ setelah itu peneliti
menanyakan kepada konseli apakah ada permasalahan mengenai topik yang dibahas.
Salah satu konseli mengemukakan permasalahannya.AS menceritakan bahwa dia merasa
kurang mengenai keyakinan terhadap dirinya yang membuat dia merasa bersalah setiap
kali bersikap.Seperti yang dikatakan pertemuan sebelumnya bahwa dia tidak
dipercayaioleh teman pantinya, maka dari itu dia selalu dianggap aneh dan
dikucilkan.Dia merasa bahwa dirinya tidak bisa beradaptasi dengan teman pantinya. Dia
merasa bahwa apakah dirinya memang benar-benar salah sehingga teman-temannya
bersikap seperti itu kepadanya Setelah AS menceritakan permasalahannya kemudian
konseli yang lain menanggapinya, masing-masing konseli mengatakan hal yang hampir
sama bahwa AS seharusnya bisa berlaku seperti teman-teman yang lain terbuka dengan
permasalahannya dan jangan membuat bingung dengan sikap yang sering diam dan
marah tidak jelas. Peneliti menanyakan bagaimana perasaan AS setelah mendengar
masukan dari teman-temannya dan menanyakan langkah apa yang akan diambil setelah
melakukan kegiatan konseling kelompok. AS mengatakan bahwa dia merasa lega dan
merasa ada petunjuk untuk dia bisa beradaptasi lagi di panti, dia mengakui kesalahannya
44
dan dia berjanji untuk merubah agar keadaan dengan temannya bisa membaik dia yakin
bahwa dia mampu untuk itu. Setelah selesai, pertemuan ditutup dengan kesimpulan dari
peneliti, dilanjutkan dengan doa dan ucapan terimakasih oleh peneliti karena kesediaan
konseli mengikuti kegiatan konseling kelompok.
c. Pertemuan III
1. Pembukaan
Kegiatan diawali dengan doa, selanjutnya peneliti menanyakan kabar kepada
konseli, peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada konseli karena telah bersedia
mengikuti kegiatan konseling kelompok pada pertemuan ini. Peneliti kembali mengajak
konseli untuk bermain “TEMUKAN PASANGANNYA.”
2. Kegiatan Inti
Peneliti menjelaskan topik permasalahan yaitu “Pengaruh kasih sayang dan
perhatian orang tua terhadap harga diri.“Peneliti menanyakan kepada konseli apakah ada
permasalahan konseli sesuai dengan topik yang dijelaskan. Salah satu konseli
mengemukakan permasalahannya dan konseli yang lain menyetujui untuk membahas
masalah KZ. Peneliti mempersilahkan KZ bercerita secara detail permasalahan yang
dihadapi sesuai dengan topik tersebut. KZ bercerita bahwa menurutnya kasih sayang
orang tua sangat berpengaruh terhadap harga diri di sekolah maupun di masyarakat
sekitarnya. Di dalam keluarga dia tidak mendapatkan support dari orang tuanya, orang
tuanya tidak pernah menanyakan apa yang dibutuhkan, apa saja yang dia keluhkan,
bahkan dia selalu dianggap salah dengan orang tuanya. KZ sudah berusaha melakukan
yang terbaik dihadapan orang tuanya tetapi masih dianggap salah.Hal itu membuat KZ
merasa sedih dan seperti tidak diperhatikan oleh orang tuanya. Setelah KZ bercerita
45
teman-temanya memberikan saran dan masukan kepada KZ bahwa ada temannya juga
yang sudah tidak mempunyai orang tua malahan jadi dia tidak ada sama sekali bertemu
dengan orang tua bercerita dengan orang tua, sehingga KZ harus bersyukur bahwa
dirinya masih memiliki orang tua. Ada juga yang menyampaikan bahwa KZ harus tetap
semangat agar orang tua selalu respect terhadap KZ. Kemudia peneliti memberikan
kesimpulan, kegiatan ditutup dengan doa dan mengucapkan terima kasih terhadap
konseli.
d. Pertemuan IV
1. Pembukaan
Kegiatan diawali dengan doa, selanjutnya peneliti menanyakan kabar kepada
konseli, peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada konseli karena telah bersedia
mengikuti kegiatan konseling kelompok pada pertemuan ini.
2. Kegiatan Inti
Peneliti menjelaskan topik permasalahan yaitu “Persepsi mengenai kemampuan yang
dimiliki.“Peneliti kembali menanyakan kepada konseli siapa yang ingin menceritakan
permasalahannya. Pada pertemuan ini AS menceritakan permasalahannya bahwa dia
mempunyai masalah di sekolah mengenai organisasi yang diikutinya, dia dituduh oleh
kakak kelasnya ingin menguasai semua kegiatan yang ada di sekolahnya padahal dia
merasa mampu untuk mengikuti kegiatan tersebut, dengan adanya kakak kelas yang
mengatakan tersebut keyakinan dia yang tadinya dia merasa mampu untuk mengikuti
kegiatan yang ada di sekolah, dia jadi merasa tidak percaya diri dengan kemampuannya
lagi, dia bingung apakah dia harus keluar dari organisasi itu atau dia harus bertahan.
Menurut dia kata-kata kakak kelasnya tersebut membuat dia bingung dan tidak focus
46
dengan organisasinya tersebut. Permasalahan tersebut menjadikan dia kacau dengan
dirinya sendiri. Dalam masalah ini teman satu kelompok mengatakan bahwa tidak usah
takut dengan apa yang dikatakan kakak kelasnya jalani saja yang menurut kamu mampu
untuk dijalani, teman yang satu mengatakan juga bahwa kamu harus bisa membuktikan
bahwa kamu mampu dalam organisasi tersebut tanpa menghiraukan kata-katanya agar
kamu juga bisa focus terhadap organisasi yang sedang kamu ikuti. Menurut WA bahwa
setiap siswa mempunyai hak yang sama untuk bisa ikut andil dalam organisasi
sekolahnya dan membuat bangga sekolahnya. AS mengatakan bahwa apa yang dikatakan
teman-temannya benar juga, agar AS bisa focus terhadap kegiatan yang dia ikuti tanpa
harus menghirauka kata-kata kakak kelasnya.AS juga mengatakan bahwa dia akan tetap
membuat banggan orang-orang di sekitarnya melalu prestasinya. Peneliti kemudian
memberikan kesimpulannya, kegiatan konseling ditutup dengan doa dan ucapan terima
kasih peneliti terhadap konseli karena sudah hadir dalam kegiatan konseling kelompok
pada pertemuan ini.
e. Pertemuan V
1. Pembukaan
Kegiatan diawali dengan doa, selanjutnya peneliti menanyakan kabar kepada
konseli, peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada konseli karena telah bersedia
mengikuti kegiatan konseling kelompok pada pertemuan ini. Peneliti mengajak konseli
untuk bermain supaya konseli tidak jenuh ketika akan melakukan kegiatan konseling
kelompok pada pertemuan ini. Game pada pertemuan kali ini adalah “TEBAK
47
EKSPRESI WAJAH.”
2. Kegiatan Inti
Peneliti menjelaskan topik permasalahan yang akan dibahas yaitu “Kemampuan
Mengekspresikan Pendapat.” Pada pertemuan ini konseli menceritakan permasalahannya
hampir sama masalah yang dihadapi konseli mereka susah untuk mengekspresikan
pendapat mereka khususnya di sekolah karena menurut mereka lebih baik mereka
menyetujui pendapat-pendapat temannya agar tidak dikucilkan padahal mereka sendiri
mempunyai pendapat yang berbeda terhadap masalah atau diskusi tertentu di dalam kelas,
namun permasalahn WA sedikit berbeda dari teman-teman kelompoknya maka dari itu
konseli yang lain setuju bahwa permasalahan WA di selesaikan dalam konseling
kelompok ini. WA memulai ceritanya dengan nada yang sedikit emosi karena selama ini
dia ingin mengungkapkan pendapatnya di dalam kelas namun selalu di remehkan oleh
teman-teman satu kelasnya, WA mengatakan bahwa setiap kali diskusi di dalam kelas dia
tidak diberi kesempatan oleh temannya untuk mengekspresikan pendapatnya, bahkan
ketika dia presentasi di dalam kelas dia tidak pernah didengar oleh temannya itu yang
yang membuat dia merasa kesal dan putus asa untuk bisa mengekspresikan pendapatnya.
Akhirnya dia saat ini tidak pernah lagi berani untuk tampil di depan kelas. Konseli
menanggapi masalah WA bahwa seharusnya dia tidak usah putus asa karena kesempatan
yang dia miliki adalah hak dia ketika dia ingin mengekspresikan pendapatnya dalam
diskusi maupun di presentasi di depan kelas. Seharusnya dia bangga dengan
kemampuannya, RS mengatakan bahwa belum tentu orang lain bisa sepertimu tunjukan
saja bahwa kamu mampu. KZ pun ikut memberikan saran kepada WA, kita memang beda
tapi kita memilki hak yang sama di sekolah, kenapa harus malu dan putus asa selagi kita
48
mampu. WA mengatakan perasaannya setelah teman-teman kelompoknya memberikan
saran dan masukan, dia berterima kasih karena dengan saran dan masukannya dia
menjadi lega dan dia berjanji tidak akan merasa putus asa lagi. KZ merasa senang atas
masukan dari teman-temannya dia akan merubah pemikiran negatifnya agar bisa optimis
dengan kemampuannya. Peneliti memberikan kesimpulannya dan menutup kegiatan
dengan doa kemudian mengucapkan terima kasih kepada konseli.
f. Pertemuan VI
1. Pembukaan
Kegiatan diawali dengan doa, selanjutnya peneliti menanyakan kabar kepada
konseli, peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada konseli karena telah bersedia
mengikuti kegiatan konseling kelompok pada pertemuan ini.
2. Kegiatan Inti
Peneliti menjelaskan topik permasalahan yaitu “Penyesuaian diri terhadap
lingkungan sekitar.“Peneliti mempersilahkan konseli menceritakan permasalahannya.
Beberapa konseli menceritakan permasalahannya kemudian konseli yang lain menyetujui
bahwa permasalahan RS yang akan dibahas kembali di dalam konseling kelompok ini.
RS menceritakan permasalahannya yaitu melanjutkan masalah pertemuan lalu dia
beberapa hari ini merasakan hal yang sangat mengganggu lagi, padahal kemarin-kemarin
katanya dia sudah merasa lega, permasalahan baru muncul lagi.Saat ini dia bingung
dengan perasaannya bahwa dia dijauhi oleh teman-temannya karena temannya merasa dia
tertutup, dia bingung apakah dia benar tertutup atau teman-temannya yang salah menilai
dia. RS merasa kebingungan terhadap dirinya.Sehingga membuat RS jadi berpikir negatif
terhadap dirinya sendiri.Dia bingung harus menceritakannya kepada siapa lagi karena dia
49
terganggu dengan masalah ini. Setelah RS menceritakan permasalahannya kemudian AS
menanggapi masalah RS bahwa tidak ada salahnya kita instropeksi diri kita, kita
mencoba terbuka dengan teman-teman karena tidak ada salahnya kita terbuka kalau itu
untuk kebaikan semuanya, teman yang lain ikut menanggapi kalau permasalahan itu tidak
hanya pada diri RS banyak yang merasa seperti itu tinggal bagaimana kita bisa
menghadapi dan berpikir positif pada setiap masalah dan jika kita salah tidak ada
salahnya jika kita merubah sikap kita untuk menjadi lebih baik, dengan kita
menyesuaikan diri di lingkungan sekitar kita tidak menutup kemungkinan orang akan
respect terhadap diri kita. Dalam pertemuan kali ini RS mendapatkan banyak saran dari
temannya RS sangat sennang bisa bertukar pikiran, RS merasa pikirannya saat ini
menjadi lebih terbuka.Setelah masalah selesai peneliti memberikan evaluasi dan
menanyakan kembali kepada konseli mengenai perasaannya setelah mendapatkan
treatment, konseli mengungkapkan bahwa dirinya sudah merasa lega dapat mengutarakan
masalahnya, konseli mendapatkan pandangan baru mengenai harga dirinya.Konseli
berkomitmen untuk terus meningkatkan harga dirinya setelah treatment selesai, selain itu
peneliti memberikan post-test kepada konseli untuk mendapatkan hasil pembanding
untuk mengetahui berhasil tidaknya treatment yang diberikan terkait harga diri yang
dimiliki oleh konseli.Peneliti memberikan kesimpulannya setelah itu peneliti menutup
kegiatan dengan berdoa, peneliti juga berterima kasih karena konseli mau bekerjasama
dan peneliti meminta kepada konseli agar selalu menjaga kerahasiaan serta komitmen
dalam kegiatan konseling kelompok ini.
50
4.2.3 Tes Akhir ( Post Test )
Post – test dilakukan dengan menyebarkan kuisioner Self Esteem kepada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang berisi 30 item pernyataan. Post – test
dilakukan pada pertemuan ke 6. Pemberian kuisioner dimulai pada tanggal 19 Januari
2017.
Berikut adalah hasil skor pre-test dan skor pos-test kelompok eksperimen yang
disajikan dalam bentuk tabel berikut ini :
Tabel 4.6 Hasil Skor Pre-test dan Post-Test Kelompok Eksperimen
No Nama
Pre-Test Post-Test
Skor Kategori Skor Kategori
1 WA 48 Rendah 94 Tinggi
2 KZ 42 Sangat Rendah 88 Tinggi
3 AS 56 Rendah 90 Tinggi
4 RS 47 Sangat Rendah 99 Tinggi
Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa saat pre-test harga diri yang dimiliki
berada dalam kategori rendah 48 – 65 dan kategori sangat rendah yaitu 30-47.
Sedangkan setelah dilakukan post – test diketahui bahwa Self Esteem meningkat pada
masing-masing subjek menjadi dalam kategori Tinggi. Hasil pre test dan post test
kelompok eksperimen akan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis Mann
51
Whitney. Analisis data menggunakan Statistical Product and Service Solution for
Windows (SPSS) versi 16.
4.3 Analisis Data
4.3.1 Analisis Data Kuisioner Self Esteem
Analisis data menggunakan teknik analisis Mann Whitney. Data yang dianalisis adalah data
skor post test Self Esteem kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Perbandingan hasil
post-test pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol akan disajikan dalam tabel berikut
ini :
4.7 Tabel Perbandingan Hasil Post-Test Self Esteem Pada kelompok eksperimen dan Kontrol
Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
No Nama Skor No Nama Skor
1 WA 94 1 AS 60
2 KZ 88 2 PH 54
3 AS 90 3 AP 55
4 RS 99 4 AR 43
Berikut merupakan hasil analisis data perbandingan hasil post-test Self Esteem pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol yang diuji menggunakan analisis Mann Whitney.
52
4.8 Tabel Hasil Analisis Data Perbandingan Hasil post-test Self Esteem pada kelompok
eksperimen dan kontrol
Berdasarkan hasil analisis data menggunakan SPSS 16.0, diketahui bahwa terdapat
perbedaan antara mean rank hasil kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Setelah
diberikan treatment berupa konseling kelompok RET pada kelompok eksperimen, mean rank
hasil self esteem pada kelompok eksperimen sebesar 5,00, sedangkan pada kelompok kontrol
yang tidak mendapat treatment total mean rank sebesar 2,00. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa mean rank kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol.
Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
nilai
Ekpserimen 4 5,00 20,00
Kontrol 4 2,00 8,00
Total 8
Test Statisticsa
Nilai
Mann-Whitney U 0,000
Wilcoxon W 6,000
Z -1,993
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,046
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] 0,100b
53
Berdasarkan hasil analisis di atas, diketahui bahwa ada perbedaan yang signifikan antara
hasil self esteem kelompok eksperimen dengan hasil self esteem kelompok kontrol. Hal tersebut
dibuktikan dengan hasil Asymp. Sig ( 2 – Tailed) sebesar 0,046 < 0.050.
4.9 Tabel Hasil Analisis data perbandingan hasil pre-test dan post – test Self Eeteem pada
kelompok eksperimen
Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Skor
Pretest 4 2,00 8,00
Posttest 4 5,00 20,00
Total 8
Test Statisticsa
Skor
Mann-Whitney U 0,000
Wilcoxon W 6,000
Z -1,993
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,046
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] 0,100b
54
Berdasarkan hasil analisis data menggunakan SPSS, diketahui bahwa terdapat perbedaan
antara mean rank hasil pre test dan post test self esteem pada kelompok eksperimen, Mean
Rankpre-test adalah 2,00 sedangkan mean rank post test 5,00. Maka dari itu dapat disimpulkan
bahwa hasil mean rankpost-test lebih tinggi daripada mean rank pre-test.
4.4 Uji Hipotesis
Hipotesis yang diajukan peneliti adalah“Konseling kelompok dapat secara signifikan
meningkatkan self esteem anak Panti Asuhan Salib Putih.”
Berdasarkan hasil analisis data yang membandingkan hasil post test kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol yang menghasilkan Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0.046<
0.050 sehingga dinyatakan ada peningkatan yang signifikan antara hasil post test kelompok
kontrol dengan kelompok eksperimen. Selain itu, terjadi peningkatanself esteemyang signifikan
pada kelompok eksperimen, dibuktikan dengan hasil analisis data hasil pre test dan post test
kelompok eksperimen dengan hasil Asymp Sig (2-tailed) 0.046< 0.050 sehingga dinyatakan
signifikan. Berdasarkan hasil analisis data tersebut maka hipotesis yang diajukan peneliti dapat
diterima.
4.5 Pembahasan
Setelah semua sesi telah dilaksanakan, peneliti menyebarkan quisoner self esteem kepada
kedua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebagai post test. Hasil
post-test nantinya akan dibandingkan antara kedua kelompok. Setelah melalui pengolahan data
ditemukan bahwa hasil post test kelompok eksperimen dan kontrol menunjukan perbedaan yang
signifikan. Berdasarkan hasil post test, diketahui bahwa terjadi peningkatanself esteem yang
signifikan pada kelompok eksperimen. Hal ini dibuktikan dengan hasil analisis data skor pre test
55
dan post test self esteem pada kelompok eksperimen, hal ini berbeda dengan kelompok kontrol
yang tidak mengalami peningkatan yang signifikan bahkan terdapat subjek self esteem yang
menurun. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa konseling kelompok RET dapat
meningkatkan self esteem Anak Panti Asuhan Salib Putih. Self esteem anak Panti Asuhan Salib
Putih meningkat karena adanya treatment yang diberikan berupa konseling kelompok RET.
Perubahan mulai dilihat dari pertemuan ketiga dimana setiap konseli sudah mulai menyadari
bahwa harga diri adalah hal yang penting.Harga diri konseli meningkat juga atas dasar sharing
pengalaman dengan konseli lain dan akhirnya menyadari bahwa permasalahan orang lain jauh
lebih besar dari permasalahan dirinya. Dalam pertemuan ketiga juga dapat dilihat
peningkatannya dari pemikirian irrasional konseli mulai berubah menjadi pemikiran yang
rasional misalnya mulai menyadari bahwa masih banyak hal yang bisa mereka syukuri
dibandingkan hanya meratapi nasibnya sebagai anak panti. Peningkatan harga diri konseli dapat
dilihat dari semakin aktifnya partisipasi konseli seiring berjalannya waktu, konseli sudah mulai
dapat mengutarakan pendapatnya pada sesi kegiatan. Pemberian tugas kepada konseli juga
berjalan dengan baik, konseli dapat melaksanakan tugas dengan baik menurut teman sekelasnya.
Pemberian tugas seperti mencoba mengutarakan pendapat ketika di kelas, mau bergaul
dengan teman sekelasnya, merasa dirinya mampu untuk mengerjakan setiap tugas yang
diberikan.Sebagai kontrol telah dilaksanakannya tugas peneliti menggunakan teman sekelasnya
dan wawancara kepada konseli yang berkaitan.