bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 deskripsi...

23
33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian `Subyek penelitian ini adalah 8 anak panti asuhan yang hasil pre-testnya menunjukan Self Esteem yang rendah dan sangat rendah. Dari 8 anak panti dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kesamaan antara kedua kelompok dilihat dari beberapa aspek yaitu usia, suku dan hasil pre test yang telah dilakukan sebelumnya. Berikut adalah tabel mengenai kondisi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sebelum dilakukan treatment. Tabel 4.1 Diskripsi Kelompok Kontrol dan Eksperimen Nama Usia Suku Eks Kon Eks Kon Eks Kon WA AS 15Ta hun 2 Bulan 15 Tahun 0 Bulan Jawa Jawa KZ PH 15 Tahu n 1 Bulan 15 Tahun 3 Bulan Jawa Jawa AS AP 15 Tahu n 0 Bulan 15 Tahun 1 Bulan Jawa Jawa

Upload: hadat

Post on 17-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

33

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Subyek Penelitian

`Subyek penelitian ini adalah 8 anak panti asuhan yang hasil pre-testnya menunjukan Self

Esteem yang rendah dan sangat rendah. Dari 8 anak panti dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kesamaan antara kedua kelompok dilihat dari

beberapa aspek yaitu usia, suku dan hasil pre – test yang telah dilakukan sebelumnya. Berikut

adalah tabel mengenai kondisi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sebelum dilakukan

treatment.

Tabel 4.1 Diskripsi Kelompok Kontrol dan Eksperimen

Nama Usia Suku

Eks Kon Eks Kon Eks Kon

WA AS

15Ta

hun 2

Bulan

15

Tahun

0

Bulan

Jawa Jawa

KZ PH

15

Tahu

n 1

Bulan

15

Tahun

3

Bulan

Jawa Jawa

AS AP

15

Tahu

n 0

Bulan

15

Tahun

1

Bulan

Jawa Jawa

34

Untuk membuktikan bahwa kedua kelompok memiliki kesamaan dilakukan uji

homogenitas dan harus menghasilkan Asymp. Sig. (2 Tailed)> 0,50. Hasil Uji Homogenitas

disajikan dalam bentuk tabel berikut ini :

Tabel 4.2 Uji Homogenitas

Berdasarkan tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok yaitu kelompok kontrol

dan kelompok eksperimen bersifat homogen dengan ketentuan Asymp. Sig. (2 Tailed)> 0,50.

Dapat dibuktikan dengan Asymp. Sig. (2 Tailed) = 0,822untuk usia.

RS AR 15

Tahu

n 2

Bulan

15

Tahun

0

Bulan

Jawa Jawa

Test Statisticsa

Usia Nilai

Mann-Whitney U 4,000

Wilcoxon W 10,000

Z -0,225

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,822

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] 1,000b

35

Disamping usia, suku ,dan jenis kelamin, hasil pre-test yang telah dilakukan sebelumnya

juga harus menunjukan bahwa skor kelompok kontrol dan eksperimen homogen atau tidak ada

perbedaan yang signifikan antar kedua kelompok tersebut. Hasil Pre-test akan disajikan dalam

bentuk tabel berikut ini :

Tabel 4.3 Hasil Pre-Test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Nama Skor Kategori

Eksp Kon Eksp Kon Eks Kon

WA AS 48 57 Rendah Rendah

KZ PH 42 55 Sangat Rendah Rendah

AS AP 56 44 Rendah Sangat Rendah

RS AR 47 57 Sangat Rendah Rendah

Ket : Eksp = Eksperimen , Kon = Kontrol

36

Tabel 4.4 Hasil Analisis Skor Pre-Test Kelompok Ekperimen dan Kelompok Kontrol

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dipastikan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara

skor pre-test antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dapat dibuktikan dengan

Asymp. Sig. (2 Tailed) = ,658> 0.5. Dari tabel 4.4 juga dapat dilihat bahwa mean rank

kelompok eksperimen 3,83 sedangkan kelompok kontrol 3,17.

Sesuai rancangan penelitian dan hasil analisis, selanjutnya kelompok ekperimen akan

diberikan treatment dalam bentuk konseling kelompok sedangkan kelompok kontrol tidak

Test Statisticsa

Skor Pre-test Nilai

Mann-Whitney U 3,500

Wilcoxon W 9,500

Z -0,443

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,658

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] 0,700b

Ranks

kelompok N Mean

Rank

Sum of

Ranks

Nilai

ekpserimen 4 3,83 11,50

kontrol 4 3,17 9,50

Total 8

37

diberikan treatment apapun. Berikut adalah rancangan program treatment dalam usaha

meningkatkan self esteem anak Panti Asuhan Salib Putih.

Tabel 4.5 Rancangan Program Treatment Meningkatkan Self Esteem Anak Panti Asuhan Salib Putih.

VARIABEL SUB-VARIA-BEL INDIKA-

TOR

TOPIK STRATEGI

Hargadirimerupakanev

aluasi yang dibuat

oleh

individumengenai

hal-hal yangberkaitan

dengandirinya yang

diekspresikan

melaluisuatubentuk

penilaian setuju dan

menunjukkan tingkat

dimana individu

meyakini drinya

sebagai individu

yang mampu, penting

dan berharga.

PerasaanBerharga

1) Memili-

kipersep

si yang

baik

terhadap

diri

sendiri

2) Tidak

mudah

terpenga

ruh pada

penilaia

n diri

dari

orang

lain

3) Memili-

ki

pendiria

n yang

teguh

4) Menda-

patkan

rasa

kasih

sayang

dari

orang

tua

5) Menda-

pat

Perha-

tian

terhadap

masalah

yang

“I’M

GOOD IN

GOD

EYES” Sesi

I

“I’M

GOOD IN

GOD

EYES” Sesi

II

“I’M

GOOD IN

GOD

EYES” Sesi

III

Membentuk hubungan

yang baik terlebih

dahulu dengan Konseli

sehingga konseli dapat

bekerjasama dengan

baik selama treatment

berjalan. Setelah dirasa

telah terbentuk

hubungan yang baik ,

sesi konseling di mulai

setiap sub variable

dengan beberapa

indikatornya. Konseling

dilakukan dengan

menggunakan teknik

RET.

38

dihadapi

dari

orangtua

.

Perasaan Mampu

1) Yakin

akan

kemamp

uan

yang

dimiliki

“THINK

BIGGER”

Sesi I

2) Dapat

menger-

jakan

tugas-

tugas

yang

diberi-

kan

3) Dapat

mengeks

presikan

pendapa

t yang

dimiliki

“THINK

BIGGER”

Sesi II

39

Perasaan Diterima

1) Mudah

menyes

suaikan

diri

pada

suatu

lingkun

gan

yang

baru

2) Mudah

bergaul

dengan

siapa-

pun

3) Senang

Diskusi

dengan

banyak

teman

“I’M

BLESSED”

Dilakukan setelah

treatment selesai untuk

memperoleh data penguat

yang tidak di dapat di

instrument.

Evaluasi/ Follow

Up

Progress

Konseli

“RESULT”

4.2 Pelaksanaan Penelitian

4.2.1 Pelaksanaan Pre-Test ( Tes Awal)

Pre-test diadakan pada bulan November 2016 dengan Self Esteeminventory dari

Coopersmith yang berisi 30 item pertanyaan pada 30 Anak Panti Asuhan Salib Putih. Setelah

melalui proses analisis ditemukan 11anak dalam kategori Rendah dan 7anak dalam kategori

SangatRendah. Setelah melalui uji homogenitas dari 18anak yang mempunyai Self Esteem dalam

kategori Rendah dan SangatRendah, terpilih 8anak yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu

40

kelompok kontrol dengan jumlah 4anak dan kelompok eksperimen dengan jumlah 4anak.

Berdasarkan uji homogenitas yang telah dilakukan, tidak ditemukan perbedaan yang signifikan

antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, sehingga penelitian dapat dilanjutkan.

4.2.2 Perlakuan

Treatment diberikan dengan memberi layanan konseling kelompok pada kelompok

eksperimen sesuai rancangan program yang telah dibuat sebanyak 7 kali pertemuan dan

dilaksanakan pada jam-jam tertentu sesuai kesepakatan dengan konseli. Layanan ini dapat

dikatakan berhasil apabila kelompok eksperimen pada saat dilaksanakan post-test menunjukan

peningkatanself esteem dan hasilnya lebih tinggi dari kelompok kontrol. Berikut adalah hasil

treatment yang telah dilakukan :

a. Pertemuan I

1. Pembukaan

Kegiatan diawali dengan berdoa terlebih dahulu dipimpin oleh salah satu konseli,

setelah berdoa dilanjutkan dengan perkenalan secara bergantian.Didalam perkenalan

konseli masih malu untuk memperkenalkan dirinya.

2. Kegiatan Inti

Peneliti terlebih dahulu menanyakan kesiapan konseli untuk mengikuti kegiatan

konseling kelompok, setelah itu peneliti menjelaskan apa itu konseling kelompok dan

asas-asas apa saja yang ada dalam konseling kelompok. Peneliti menjelaskan topik

yang akan dibahas yaitu “persepsi yang baik terhadap diri sendiri.” Setelah selesai

menjelaskan peneliti menanyakan kepada konseli apakah konseli ada yang ditanyakan

mengenai topik yang sudah dijelaskan tersebut. Awalnya konseli diam tidak ada

satupun yang memberi tanggapan, peneliti melakukan game ringan untuk mencairkan

41

suasana “JIKA-MAKA.” Konseli menikmati permainan tersebut, konseli juga bisa

tertawa lepas tidak seperti pada saat pertama akan melakukan kegiatan konseling.

Permainan selesai dan peneliti melanjutkan kegiatan kembali, selanjutnya peniliti

memberikan kesempatan kepada konseli menceritakan permasalahnnya sesuai dengan

topik yang sudah dijelaskan di atas.Konseli kembali malu-malu saling tunjuk

temannya untuk menceritakan terlebih dahulu. Namun setelah itu ada salah satu

konseli yang memberanikan diri untuk bercerita, konseli yang bernama RS bercerita

mengenai permasalahannya disekolah yang sering diejek teman-temannya karena dia

anak panti itu mengakibatkan RS kehilangan kepercayaan dirinya didalam kelas, RS

sering malu untuk menjawab pertanyaan, diskusi dikelas, bahkan dia malu ketika

presentasi didepan kelas.Setelah RS selesai menceritakan permasalahannya dalam

kelompok lalu teman yang lainnya memberikan saran dan pengalaman pribadinya

kepada RS. Kemudian dilanjutkan dengan AS yang hampir sama permasalahnnya

tetapi berbeda tempat, AS merasa dikucilkan di dalam panti nya, dia bercerita setiap

kali akan pulang kepanti perasaan takut selalu ada di dalam hatinya yang

mengakibatkan dia sering bersikap aneh di dalam panti. AS merasa teman-teman

pantinya tidak mau mendekat kepada dia karena sikapnya yang tertutup, padahal

ketika dia berada di sekolah tidak seperti itu, AS banyak teman bahkan AS menjadi

anggota OSIS dll.Setelah AS selesai menjelaskan permasalahannya kemudian teman-

temannya mulai memberikan saran, masukan kepadanya. Berikutnya WA,

permasalahan yang ada pada diri WA berbeda dengan teman-teman nya, dia merasa

tidak bisa mengikuti pelajaran dengan baik sehingga menghasilkan hasil pelajarannya

kurang baik di kelas. Selanjutnya KZ mempunyai permasalahan yaitu dikucilkan oleh

42

teman-teman di sekolahnya. Setelah mereka menceritakan permasalahannya dipilih

salah satu permasalahan yang akan dibahas lebih detail yaitu permasalahannya RS.

Konseli menceritakan lebih detail permasalahannya, jadi dia kehilangan kepercayaan

dirinya karena tidak ada temannya yang bisa mendengarkan ceritanya tersebut. Dia

malu karena dia berbeda dengan teman-teman di kelas nya.RS bercerita sampai

mengeluarkan air matanya karena RS sudah tidak tahan menahan perasaannya,

permasalahan itu membuat RS jadi tidak konsentrasi ketika menerima pelajaran di

dalam kelas. Setelah RS selesai WA menanggapi bahwa tidak hanya RS yang

menerima ejekan seperti itu WA memberikan saran kepada RS bahwa hal itu

harusnya dijadikan motivasi agar bisa menunjukkan kepada mereka bahwa kita beda

tapi kita mampu bahkan kita bisa lebih daripada mereka yang menghina kita.

Dilanjutkan oleh AS yang mengatakan bahwa RS tidak perlu mendengarkan kata-kata

mereka karena mereka akan lelah sendiri jika kita bisa tidak memperdulikan kata

mereka, ditambahkan oleh KZ juga bahwa dia membenarkan kata WA kita harus bisa

lebih dari mereka dan ejekan mereka kita jadikan motivasi. Setelah saran dan

masukan yang diberikan teman-temannya kepada RS, peneliti menanyakan

bagaimana langkah yang akan diambil setelah mengetahui saran dan masukan dari

teman-teman, RS mengatakan bahwa RS merasa lega dan RS akan mencoba untuk

merubah pemikirannya dan menerapkan bahwa dia bisa lebih dari teman-temannya

yang mengejek RS. Pertemuan ditutup dengan kesimpulan oleh peneliti dilanjutkan

dengan doa dan ucapan terimakasih telah melakukan konseling kelompok.

43

b. Pertemuan II

1. Pembukaan

Kegiatan diawali dengan doa terlebih dahulu, selanjutnya peneliti menanyakan

kabar kepada konseli. Peneliti memberikan permainan “TEBAK AKU.”Di dalam

permainan konseli mulai terlihat percaya diri untuk melakukan permainan tersebut.

2. Kegiatan Inti

Peneliti mulai dengan menjelaskan topik permasalahan yang akan dibahas yaitu

“Pandangan positif beserta keyakinan terhadap diri sendiri.“ setelah itu peneliti

menanyakan kepada konseli apakah ada permasalahan mengenai topik yang dibahas.

Salah satu konseli mengemukakan permasalahannya.AS menceritakan bahwa dia merasa

kurang mengenai keyakinan terhadap dirinya yang membuat dia merasa bersalah setiap

kali bersikap.Seperti yang dikatakan pertemuan sebelumnya bahwa dia tidak

dipercayaioleh teman pantinya, maka dari itu dia selalu dianggap aneh dan

dikucilkan.Dia merasa bahwa dirinya tidak bisa beradaptasi dengan teman pantinya. Dia

merasa bahwa apakah dirinya memang benar-benar salah sehingga teman-temannya

bersikap seperti itu kepadanya Setelah AS menceritakan permasalahannya kemudian

konseli yang lain menanggapinya, masing-masing konseli mengatakan hal yang hampir

sama bahwa AS seharusnya bisa berlaku seperti teman-teman yang lain terbuka dengan

permasalahannya dan jangan membuat bingung dengan sikap yang sering diam dan

marah tidak jelas. Peneliti menanyakan bagaimana perasaan AS setelah mendengar

masukan dari teman-temannya dan menanyakan langkah apa yang akan diambil setelah

melakukan kegiatan konseling kelompok. AS mengatakan bahwa dia merasa lega dan

merasa ada petunjuk untuk dia bisa beradaptasi lagi di panti, dia mengakui kesalahannya

44

dan dia berjanji untuk merubah agar keadaan dengan temannya bisa membaik dia yakin

bahwa dia mampu untuk itu. Setelah selesai, pertemuan ditutup dengan kesimpulan dari

peneliti, dilanjutkan dengan doa dan ucapan terimakasih oleh peneliti karena kesediaan

konseli mengikuti kegiatan konseling kelompok.

c. Pertemuan III

1. Pembukaan

Kegiatan diawali dengan doa, selanjutnya peneliti menanyakan kabar kepada

konseli, peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada konseli karena telah bersedia

mengikuti kegiatan konseling kelompok pada pertemuan ini. Peneliti kembali mengajak

konseli untuk bermain “TEMUKAN PASANGANNYA.”

2. Kegiatan Inti

Peneliti menjelaskan topik permasalahan yaitu “Pengaruh kasih sayang dan

perhatian orang tua terhadap harga diri.“Peneliti menanyakan kepada konseli apakah ada

permasalahan konseli sesuai dengan topik yang dijelaskan. Salah satu konseli

mengemukakan permasalahannya dan konseli yang lain menyetujui untuk membahas

masalah KZ. Peneliti mempersilahkan KZ bercerita secara detail permasalahan yang

dihadapi sesuai dengan topik tersebut. KZ bercerita bahwa menurutnya kasih sayang

orang tua sangat berpengaruh terhadap harga diri di sekolah maupun di masyarakat

sekitarnya. Di dalam keluarga dia tidak mendapatkan support dari orang tuanya, orang

tuanya tidak pernah menanyakan apa yang dibutuhkan, apa saja yang dia keluhkan,

bahkan dia selalu dianggap salah dengan orang tuanya. KZ sudah berusaha melakukan

yang terbaik dihadapan orang tuanya tetapi masih dianggap salah.Hal itu membuat KZ

merasa sedih dan seperti tidak diperhatikan oleh orang tuanya. Setelah KZ bercerita

45

teman-temanya memberikan saran dan masukan kepada KZ bahwa ada temannya juga

yang sudah tidak mempunyai orang tua malahan jadi dia tidak ada sama sekali bertemu

dengan orang tua bercerita dengan orang tua, sehingga KZ harus bersyukur bahwa

dirinya masih memiliki orang tua. Ada juga yang menyampaikan bahwa KZ harus tetap

semangat agar orang tua selalu respect terhadap KZ. Kemudia peneliti memberikan

kesimpulan, kegiatan ditutup dengan doa dan mengucapkan terima kasih terhadap

konseli.

d. Pertemuan IV

1. Pembukaan

Kegiatan diawali dengan doa, selanjutnya peneliti menanyakan kabar kepada

konseli, peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada konseli karena telah bersedia

mengikuti kegiatan konseling kelompok pada pertemuan ini.

2. Kegiatan Inti

Peneliti menjelaskan topik permasalahan yaitu “Persepsi mengenai kemampuan yang

dimiliki.“Peneliti kembali menanyakan kepada konseli siapa yang ingin menceritakan

permasalahannya. Pada pertemuan ini AS menceritakan permasalahannya bahwa dia

mempunyai masalah di sekolah mengenai organisasi yang diikutinya, dia dituduh oleh

kakak kelasnya ingin menguasai semua kegiatan yang ada di sekolahnya padahal dia

merasa mampu untuk mengikuti kegiatan tersebut, dengan adanya kakak kelas yang

mengatakan tersebut keyakinan dia yang tadinya dia merasa mampu untuk mengikuti

kegiatan yang ada di sekolah, dia jadi merasa tidak percaya diri dengan kemampuannya

lagi, dia bingung apakah dia harus keluar dari organisasi itu atau dia harus bertahan.

Menurut dia kata-kata kakak kelasnya tersebut membuat dia bingung dan tidak focus

46

dengan organisasinya tersebut. Permasalahan tersebut menjadikan dia kacau dengan

dirinya sendiri. Dalam masalah ini teman satu kelompok mengatakan bahwa tidak usah

takut dengan apa yang dikatakan kakak kelasnya jalani saja yang menurut kamu mampu

untuk dijalani, teman yang satu mengatakan juga bahwa kamu harus bisa membuktikan

bahwa kamu mampu dalam organisasi tersebut tanpa menghiraukan kata-katanya agar

kamu juga bisa focus terhadap organisasi yang sedang kamu ikuti. Menurut WA bahwa

setiap siswa mempunyai hak yang sama untuk bisa ikut andil dalam organisasi

sekolahnya dan membuat bangga sekolahnya. AS mengatakan bahwa apa yang dikatakan

teman-temannya benar juga, agar AS bisa focus terhadap kegiatan yang dia ikuti tanpa

harus menghirauka kata-kata kakak kelasnya.AS juga mengatakan bahwa dia akan tetap

membuat banggan orang-orang di sekitarnya melalu prestasinya. Peneliti kemudian

memberikan kesimpulannya, kegiatan konseling ditutup dengan doa dan ucapan terima

kasih peneliti terhadap konseli karena sudah hadir dalam kegiatan konseling kelompok

pada pertemuan ini.

e. Pertemuan V

1. Pembukaan

Kegiatan diawali dengan doa, selanjutnya peneliti menanyakan kabar kepada

konseli, peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada konseli karena telah bersedia

mengikuti kegiatan konseling kelompok pada pertemuan ini. Peneliti mengajak konseli

untuk bermain supaya konseli tidak jenuh ketika akan melakukan kegiatan konseling

kelompok pada pertemuan ini. Game pada pertemuan kali ini adalah “TEBAK

47

EKSPRESI WAJAH.”

2. Kegiatan Inti

Peneliti menjelaskan topik permasalahan yang akan dibahas yaitu “Kemampuan

Mengekspresikan Pendapat.” Pada pertemuan ini konseli menceritakan permasalahannya

hampir sama masalah yang dihadapi konseli mereka susah untuk mengekspresikan

pendapat mereka khususnya di sekolah karena menurut mereka lebih baik mereka

menyetujui pendapat-pendapat temannya agar tidak dikucilkan padahal mereka sendiri

mempunyai pendapat yang berbeda terhadap masalah atau diskusi tertentu di dalam kelas,

namun permasalahn WA sedikit berbeda dari teman-teman kelompoknya maka dari itu

konseli yang lain setuju bahwa permasalahan WA di selesaikan dalam konseling

kelompok ini. WA memulai ceritanya dengan nada yang sedikit emosi karena selama ini

dia ingin mengungkapkan pendapatnya di dalam kelas namun selalu di remehkan oleh

teman-teman satu kelasnya, WA mengatakan bahwa setiap kali diskusi di dalam kelas dia

tidak diberi kesempatan oleh temannya untuk mengekspresikan pendapatnya, bahkan

ketika dia presentasi di dalam kelas dia tidak pernah didengar oleh temannya itu yang

yang membuat dia merasa kesal dan putus asa untuk bisa mengekspresikan pendapatnya.

Akhirnya dia saat ini tidak pernah lagi berani untuk tampil di depan kelas. Konseli

menanggapi masalah WA bahwa seharusnya dia tidak usah putus asa karena kesempatan

yang dia miliki adalah hak dia ketika dia ingin mengekspresikan pendapatnya dalam

diskusi maupun di presentasi di depan kelas. Seharusnya dia bangga dengan

kemampuannya, RS mengatakan bahwa belum tentu orang lain bisa sepertimu tunjukan

saja bahwa kamu mampu. KZ pun ikut memberikan saran kepada WA, kita memang beda

tapi kita memilki hak yang sama di sekolah, kenapa harus malu dan putus asa selagi kita

48

mampu. WA mengatakan perasaannya setelah teman-teman kelompoknya memberikan

saran dan masukan, dia berterima kasih karena dengan saran dan masukannya dia

menjadi lega dan dia berjanji tidak akan merasa putus asa lagi. KZ merasa senang atas

masukan dari teman-temannya dia akan merubah pemikiran negatifnya agar bisa optimis

dengan kemampuannya. Peneliti memberikan kesimpulannya dan menutup kegiatan

dengan doa kemudian mengucapkan terima kasih kepada konseli.

f. Pertemuan VI

1. Pembukaan

Kegiatan diawali dengan doa, selanjutnya peneliti menanyakan kabar kepada

konseli, peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada konseli karena telah bersedia

mengikuti kegiatan konseling kelompok pada pertemuan ini.

2. Kegiatan Inti

Peneliti menjelaskan topik permasalahan yaitu “Penyesuaian diri terhadap

lingkungan sekitar.“Peneliti mempersilahkan konseli menceritakan permasalahannya.

Beberapa konseli menceritakan permasalahannya kemudian konseli yang lain menyetujui

bahwa permasalahan RS yang akan dibahas kembali di dalam konseling kelompok ini.

RS menceritakan permasalahannya yaitu melanjutkan masalah pertemuan lalu dia

beberapa hari ini merasakan hal yang sangat mengganggu lagi, padahal kemarin-kemarin

katanya dia sudah merasa lega, permasalahan baru muncul lagi.Saat ini dia bingung

dengan perasaannya bahwa dia dijauhi oleh teman-temannya karena temannya merasa dia

tertutup, dia bingung apakah dia benar tertutup atau teman-temannya yang salah menilai

dia. RS merasa kebingungan terhadap dirinya.Sehingga membuat RS jadi berpikir negatif

terhadap dirinya sendiri.Dia bingung harus menceritakannya kepada siapa lagi karena dia

49

terganggu dengan masalah ini. Setelah RS menceritakan permasalahannya kemudian AS

menanggapi masalah RS bahwa tidak ada salahnya kita instropeksi diri kita, kita

mencoba terbuka dengan teman-teman karena tidak ada salahnya kita terbuka kalau itu

untuk kebaikan semuanya, teman yang lain ikut menanggapi kalau permasalahan itu tidak

hanya pada diri RS banyak yang merasa seperti itu tinggal bagaimana kita bisa

menghadapi dan berpikir positif pada setiap masalah dan jika kita salah tidak ada

salahnya jika kita merubah sikap kita untuk menjadi lebih baik, dengan kita

menyesuaikan diri di lingkungan sekitar kita tidak menutup kemungkinan orang akan

respect terhadap diri kita. Dalam pertemuan kali ini RS mendapatkan banyak saran dari

temannya RS sangat sennang bisa bertukar pikiran, RS merasa pikirannya saat ini

menjadi lebih terbuka.Setelah masalah selesai peneliti memberikan evaluasi dan

menanyakan kembali kepada konseli mengenai perasaannya setelah mendapatkan

treatment, konseli mengungkapkan bahwa dirinya sudah merasa lega dapat mengutarakan

masalahnya, konseli mendapatkan pandangan baru mengenai harga dirinya.Konseli

berkomitmen untuk terus meningkatkan harga dirinya setelah treatment selesai, selain itu

peneliti memberikan post-test kepada konseli untuk mendapatkan hasil pembanding

untuk mengetahui berhasil tidaknya treatment yang diberikan terkait harga diri yang

dimiliki oleh konseli.Peneliti memberikan kesimpulannya setelah itu peneliti menutup

kegiatan dengan berdoa, peneliti juga berterima kasih karena konseli mau bekerjasama

dan peneliti meminta kepada konseli agar selalu menjaga kerahasiaan serta komitmen

dalam kegiatan konseling kelompok ini.

50

4.2.3 Tes Akhir ( Post Test )

Post – test dilakukan dengan menyebarkan kuisioner Self Esteem kepada

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang berisi 30 item pernyataan. Post – test

dilakukan pada pertemuan ke 6. Pemberian kuisioner dimulai pada tanggal 19 Januari

2017.

Berikut adalah hasil skor pre-test dan skor pos-test kelompok eksperimen yang

disajikan dalam bentuk tabel berikut ini :

Tabel 4.6 Hasil Skor Pre-test dan Post-Test Kelompok Eksperimen

No Nama

Pre-Test Post-Test

Skor Kategori Skor Kategori

1 WA 48 Rendah 94 Tinggi

2 KZ 42 Sangat Rendah 88 Tinggi

3 AS 56 Rendah 90 Tinggi

4 RS 47 Sangat Rendah 99 Tinggi

Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa saat pre-test harga diri yang dimiliki

berada dalam kategori rendah 48 – 65 dan kategori sangat rendah yaitu 30-47.

Sedangkan setelah dilakukan post – test diketahui bahwa Self Esteem meningkat pada

masing-masing subjek menjadi dalam kategori Tinggi. Hasil pre test dan post test

kelompok eksperimen akan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis Mann

51

Whitney. Analisis data menggunakan Statistical Product and Service Solution for

Windows (SPSS) versi 16.

4.3 Analisis Data

4.3.1 Analisis Data Kuisioner Self Esteem

Analisis data menggunakan teknik analisis Mann Whitney. Data yang dianalisis adalah data

skor post test Self Esteem kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Perbandingan hasil

post-test pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol akan disajikan dalam tabel berikut

ini :

4.7 Tabel Perbandingan Hasil Post-Test Self Esteem Pada kelompok eksperimen dan Kontrol

Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

No Nama Skor No Nama Skor

1 WA 94 1 AS 60

2 KZ 88 2 PH 54

3 AS 90 3 AP 55

4 RS 99 4 AR 43

Berikut merupakan hasil analisis data perbandingan hasil post-test Self Esteem pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol yang diuji menggunakan analisis Mann Whitney.

52

4.8 Tabel Hasil Analisis Data Perbandingan Hasil post-test Self Esteem pada kelompok

eksperimen dan kontrol

Berdasarkan hasil analisis data menggunakan SPSS 16.0, diketahui bahwa terdapat

perbedaan antara mean rank hasil kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Setelah

diberikan treatment berupa konseling kelompok RET pada kelompok eksperimen, mean rank

hasil self esteem pada kelompok eksperimen sebesar 5,00, sedangkan pada kelompok kontrol

yang tidak mendapat treatment total mean rank sebesar 2,00. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa mean rank kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol.

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

nilai

Ekpserimen 4 5,00 20,00

Kontrol 4 2,00 8,00

Total 8

Test Statisticsa

Nilai

Mann-Whitney U 0,000

Wilcoxon W 6,000

Z -1,993

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,046

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] 0,100b

53

Berdasarkan hasil analisis di atas, diketahui bahwa ada perbedaan yang signifikan antara

hasil self esteem kelompok eksperimen dengan hasil self esteem kelompok kontrol. Hal tersebut

dibuktikan dengan hasil Asymp. Sig ( 2 – Tailed) sebesar 0,046 < 0.050.

4.9 Tabel Hasil Analisis data perbandingan hasil pre-test dan post – test Self Eeteem pada

kelompok eksperimen

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

Skor

Pretest 4 2,00 8,00

Posttest 4 5,00 20,00

Total 8

Test Statisticsa

Skor

Mann-Whitney U 0,000

Wilcoxon W 6,000

Z -1,993

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,046

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] 0,100b

54

Berdasarkan hasil analisis data menggunakan SPSS, diketahui bahwa terdapat perbedaan

antara mean rank hasil pre test dan post test self esteem pada kelompok eksperimen, Mean

Rankpre-test adalah 2,00 sedangkan mean rank post test 5,00. Maka dari itu dapat disimpulkan

bahwa hasil mean rankpost-test lebih tinggi daripada mean rank pre-test.

4.4 Uji Hipotesis

Hipotesis yang diajukan peneliti adalah“Konseling kelompok dapat secara signifikan

meningkatkan self esteem anak Panti Asuhan Salib Putih.”

Berdasarkan hasil analisis data yang membandingkan hasil post test kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol yang menghasilkan Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0.046<

0.050 sehingga dinyatakan ada peningkatan yang signifikan antara hasil post test kelompok

kontrol dengan kelompok eksperimen. Selain itu, terjadi peningkatanself esteemyang signifikan

pada kelompok eksperimen, dibuktikan dengan hasil analisis data hasil pre test dan post test

kelompok eksperimen dengan hasil Asymp Sig (2-tailed) 0.046< 0.050 sehingga dinyatakan

signifikan. Berdasarkan hasil analisis data tersebut maka hipotesis yang diajukan peneliti dapat

diterima.

4.5 Pembahasan

Setelah semua sesi telah dilaksanakan, peneliti menyebarkan quisoner self esteem kepada

kedua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebagai post test. Hasil

post-test nantinya akan dibandingkan antara kedua kelompok. Setelah melalui pengolahan data

ditemukan bahwa hasil post test kelompok eksperimen dan kontrol menunjukan perbedaan yang

signifikan. Berdasarkan hasil post test, diketahui bahwa terjadi peningkatanself esteem yang

signifikan pada kelompok eksperimen. Hal ini dibuktikan dengan hasil analisis data skor pre test

55

dan post test self esteem pada kelompok eksperimen, hal ini berbeda dengan kelompok kontrol

yang tidak mengalami peningkatan yang signifikan bahkan terdapat subjek self esteem yang

menurun. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa konseling kelompok RET dapat

meningkatkan self esteem Anak Panti Asuhan Salib Putih. Self esteem anak Panti Asuhan Salib

Putih meningkat karena adanya treatment yang diberikan berupa konseling kelompok RET.

Perubahan mulai dilihat dari pertemuan ketiga dimana setiap konseli sudah mulai menyadari

bahwa harga diri adalah hal yang penting.Harga diri konseli meningkat juga atas dasar sharing

pengalaman dengan konseli lain dan akhirnya menyadari bahwa permasalahan orang lain jauh

lebih besar dari permasalahan dirinya. Dalam pertemuan ketiga juga dapat dilihat

peningkatannya dari pemikirian irrasional konseli mulai berubah menjadi pemikiran yang

rasional misalnya mulai menyadari bahwa masih banyak hal yang bisa mereka syukuri

dibandingkan hanya meratapi nasibnya sebagai anak panti. Peningkatan harga diri konseli dapat

dilihat dari semakin aktifnya partisipasi konseli seiring berjalannya waktu, konseli sudah mulai

dapat mengutarakan pendapatnya pada sesi kegiatan. Pemberian tugas kepada konseli juga

berjalan dengan baik, konseli dapat melaksanakan tugas dengan baik menurut teman sekelasnya.

Pemberian tugas seperti mencoba mengutarakan pendapat ketika di kelas, mau bergaul

dengan teman sekelasnya, merasa dirinya mampu untuk mengerjakan setiap tugas yang

diberikan.Sebagai kontrol telah dilaksanakannya tugas peneliti menggunakan teman sekelasnya

dan wawancara kepada konseli yang berkaitan.