bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1....
TRANSCRIPT
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di SD Negeri 4 Tambirejo yang terletak di
Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan yang terdiri dari: a) siswa-siswi SD
Negeri 4 Tambirejo kelas V A sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa
sebanyak 23. b) siswa-siswi SD Negeri 4 Tambirejo kelas V B sebagai kelas
kontrol dengan jumlah siswa sebanyak 22.
Dalam penelitian ini terdiri sati independen atau variabel perlakuan dan
satu variabel dependen. Yang menjadi variabel independennya adalah metode
kooperatif learning tipe concept sentence berbantuan flash card dan variabel
dependennya adalah hasil belajar siswa. Jadi dengan memanfaatkan metode
kooperatif tipe concept sentence berbantuan flash card dalam pembelajaran
akan mempengaruhi hasil belajar IPA siswa.
Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan pretest sebagai alat untuk
menguji kesamaan varian sehingga kedua kelompok tersebut menunjukkan
keadaan kedua kelompok yang homogen. Artinya data tersebut berdistribusi
normal dan memiliki varian yang tidak berbeda secara signifikan. Ini
menunjukkan bahwa sebelum diberi perlakuan kedua kelas mempunyai
kemampuan awal yang sama sehingga kelompok eksperimen dapat diberi
perlakuan yaitu dengan menggunakan metode kooperatif learning tipe
concept sentence berbantuan flash card dan kelas kontrol dengan
menggunakan metode konvensional. Setelah diberi perlakuan pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol diberikan postest atau tes akhir pertemuan.
4.2. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 4 Tambirejo Kecematan Toroh
Kabupaten Grobogan dan subyek penelitian adalah siswa kelas V A dan kelas
V B. Tahapan yang dilakukan sebelum penelitian dilaksanakan adalah: (1)
meminta ijin observasi dan penelitian di SD Negeri 4 Tambirejo sebagai
50
Subjek penelitian, (2) mempersiapkan instrumen penelitian yang
digunakan guru di SD untuk mengajar menggunakan perlakuan yang
dirancang, dan (3) menyusun rancangan pembelajaran dan menyusun
instrumen observasi, (4) pelaksanaan penelitian penerapan metode kooperatif
learning tipe concept sentence berbantuan flash card terhadap hasil belajar
IPA pada siswa kelas V SD Negeri 4 Tambirejo Kecamatan Toroh Kabupaten
Grobogan.
Tabel 4.1
Pelaksanaan Penelitian
No Tanggal Uraian Kegiatan
1 14 Maret 2016 Uji validitas instrumen di SD Negeri 1
Krangganharjo Kecamatan Toroh Kabupaten
Grobogan
2 26 Maret 2016 Pretest di SD Negeri 4 Tambirejo
3 28 Maret 2016 Pelaksanaan pembelajaran di SD Negeri 4
Tambirejo dengan materi jenis-jenis batuan
tahap 1
4 29 Maret 2016 Pelaksanaan pembelajaran di SD Negeri 4
Tambirejo dengan materi jenis-jenis batuan
tahap 2
5 29 Maret 2016 Postest di SD Negeri 4 Tambirejo
Observasi pada penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali. Penelitian ini
dilaksanakan di kelas V SD Negeri 4 Tambirejo pada mata pelajaran IPA
tentang jenis-jenis batuan. Proses pembelajaran yang berlangsung terlaksana
dengan baik, pada pertemuan pertama siswa antusias dan guru
mengkondisikan kelas secara kondusif. Selama proses pembelajaran tidak ada
kendala yang berarti, guru juga melaksanakan sesuai dengan yang diharapkan
yaitu mulai dengan penyampaian pengetahuan awal siswa melalui apersepsi
dilanjutkan dengan guru melakukan tanya jawab dengan bantuan media
gambar dan siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh
guru, selanjutnya guru membentuk kelompok secara heterogen lalu siswa
berkelompok memecahkan soal untuk mencari ciri-ciri dari batuan dalam
flash card yang sudah diberikan pada setiap kelompok. Setelah kegiatan
diskusi selesai, setiap kelompok harus mengirim perwakilan anggotanya
51
untuk menyampaikan kesimpulan yang sudah didapat di depan kelas. Guru
dan siswa membahas secara bersama-sama hasil diskusi dari setiap kelompok
tentang ciri-ciri batuan.
Pada pertemuan kedua, siswa antusias dan kelas kondusif. Pada awal
pembelajaran guru memberikan stimulus berupa pertanyaan tentang ciri-ciri
batuan beku, sedimen dan metamorf yang sudah dipelajari pada hari
sebelumnya dan siswa aktif tunjuk jari dan menjawab dengan penuh percaya
diri. Setelah terjadi tanya jawab diskusi pada pertemuan kedua ini
dilaksanakn kembali. Siswa berdiskusi sesuai dengan kelompok pada hari
sebelumnya, siswa diberikan soal untuk didiskusikan di dalam kelompoknya,
pada pertemuan kedua ini siswa diberikan soal untuk menemukan proses
pembentukan dari masing-masing batuan yang ada di dalam flash card.
Setelah diskusi siswa selesai, perwakilan pada setiap kelompok maju kedepan
untuk mempresentasikan hasil diskusinya, lalu guru bersama siswa
membahas secara bersama hasil diskusi dari masing-masing kelompok dan
dilanjutkan dengan menarik kesimpulan. Setelah itu postet diberikan pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Tabel 4.2
Keterlaksanaan Sintak Pembelajaran melalui Metode Kooperatif
Tipe Concept Sentence Berbantuan Flash Card Pertemuan 1
Aspek Indikator Terlaksana
Ya Tidak
Kegiatan Awal 1. Kesiapan guru dalam
mengawali sebuah
pembelajaran
2. Salam dan berdoa
3. Guru memberikan motivasi
kepada siswa
4. Guru melakukan apersepsi
5. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
Kegiatan
Pembelajaran
(kegiatan inti)
6. Guru melibatkan siswa dalam
tanya jawab untuk mengetahui
pengetahuan awal siswa
7. Guru memberikan penjelasan
secara singkat
52
8. Guru menunjukkan media
pembelajaran sebagai alat bantu
pembelajaran
9. Guru menggali pengetahuan
siswa tentang materi melalui
media yang digunakan
10. Guru membagi kelompok
secara heterogen
11. Guru menjelaskan tugas yang
akan diberikan
12. Guru menyajikan kata kunci
13. Guru membagikan lembar kerja
diskusi
14. Guru memberikan waktu untuk
berdiskusi dan mengkondisikan
diskusi berjalan dengan baik
15. Guru memberikan kesempatan
kepada setiap kelompok untuk
mempresentasikan hasil
diskusinya
Kegiatan Akhir 16. Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya
17. Guru memberikan umpan balik
18. Guru dan siswa membuat
kesimpulan
19. Guru memberikan refleksi
20. Guru mengakhiri pembelajaran
dan mengucap salam
Tabel 4.3
Keterlaksanaan Sintak Pembelajaran melalui Metode Kooperatif
Tipe Concept Sentence Berbantuan Flash Card Pertemuan II
Aspek Indikator Terlaksana
Ya Tidak
Kegiatan Awal 1. Kesiapan guru dalam
mengawali sebuah
pembelajaran
2. Salam dan berdoa
3. Guru memberikan motivasi
kepada siswa
4. Guru melakukan apersepsi
5. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
53
Kegiatan
Pembelajaran
(kegiatan inti)
6. Guru melibatkan siswa dalam
tanya jawab untuk mengetahui
pengetahuan awal siswa
7. Guru memberikan penjelasan
secara singkat
8. Guru menunjukkan media
pembelajaran sebagai alat bantu
pembelajaran
9. Guru menggali pengetahuan
siswa tentang materi melalui
media yang digunakan
10. Guru membagi kelompok
secara heterogen
11. Guru menjelaskan tugas yang
akan diberikan
12. Guru menyajikan kata kunci
13. Guru membagikan lembar kerja
diskusi
14. Guru memberikan waktu untuk
berdiskusi dan mengkondisikan
diskusi berjalan dengan baik
15. Guru memberikan kesempatan
kepada setiap kelompok untuk
mempresentasikan hasil
diskusinya
Kegiatan Akhir 16. Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya
17. Guru memberikan umpan balik
18. Guru memberikan soal evaluasi
(postest)
19. Guru memberikan refleksi
20. Guru mengakhiri pembelajaran
dan mengucap salam
Berdasarkan tabel 4.2, dapat ditarik analisis bahwa keterlaksanaan sintak
pembelajaran tidak terimplementasi dengan sempurna, karena sintak tidak
terlaksana semua. Guru belum dapat melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan sintak pembelajaran dengan metode kooperatif tipe concept sentence
berbantuan flash card dengan baik dengan masih adanya sintak yang
terlewatkan.
54
4.3. Data Hasil Penelitian
Data hasil penelitian yang diperoleh adalah data hasil belajar IPA. Data
hasil belajar tersebut digunakan untuk menjelaskan hasil penelitian yang
diolah dengan deskripsi data berupa distribusi frekuensi dan analisis data
guna mengetahui perbedaan hasil belajar IPA. Data yang dimaksud berupa
data hasil belajar IPA sebelum perlakuan (pretest) dan setelah diberikan
perlakuan (postest). Analisis data menggunakan analisis diskriptif dan uji
normalitas sebagai prasyarat sebelum dilakukan uji t-test. Untuk
mendapatkan hasil analisis deskriptif, uji t-test maka digunakan program
SPSS 16 for windows.
4.3.1. Data Hasil Belajar Pretest
1. Kelas Eksperimen
Data hasil belajar pretest pada kelas eksperimen yang didapat berupa
data mentah yang perlu diolah agar diperoleh gambaran yang baik berupa
distribusi frekuensi. Untuk dapat membuat tabel distribusi frekuensi maka
data hasil belajar pretest tersebut diolah melalui perhitungan dalam mencari
range, banyaknya katagori atau kelompok, dan rumus dari Sugiyono (2011:
36). Adapun tabel distribusi frekuensi skor hasil belajar pretest adalah
sebagai berikut:
Banyaknya kategori (K) = 1+ 3,33 log n
= 1 + 3,33 log 23
= 5,38 (dibulatkan menjadi 6 )
Range/ jangkauan (R) = skor maksimal – skor minimal
= 90 – 50
= 40
Interval = 𝑟𝑎𝑛𝑔𝑒
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑘𝑎𝑡𝑎𝑔𝑜𝑟𝑖
= 40
6
= 6,66 (jika dibulatkan menjadi 7)
55
Setelah diketahi banyaknya katagori (K), jumlah jangkauan / range (R),
dan panjang interval kelas V kemudian disusun tabel distribusi frekuensinya.
Rangkuman distribusi frekuensi skor hasil belajar pretest kelas eksperimen
siswa kelas (VA) SD Negeri 4 Tambirejo Kecamatan Toroh Kabupaten
Grobogan dilihat pada tabel 4.3
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Pretest Kelas Eksperimen Siswa
Kelas V SD Negeri 4 Tambirejo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan
No Interval Frekuensi Presentase
1 50 – 56 4 17%
2 57 – 63 3 14%
3 64 – 70 6 26%
4 71 – 77 4 17%
5 78 – 84 1 4%
6 85 – 91 5 22%
Jumlah 23 100%
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui distribusi skor hasil belajar pretest
kelas eksperimen yang dikelompokkan ke dalam 6 kelas dengan panjang
interval 7. Skor hasil belajar pretest siswa kelas VA SD Negeri 4 Tambirejo
Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan dijabarkan sebagai berikut: dari
jumlah seluruh siswa kelas VA yaitu 23 siswa diperoleh siswa yang
mendapatkan skor 50 sampai 56 sebanyak 4 siswa dengan presentase 17%.
Siswa yang mendapat skor 57 sampai 63 sebanyak 3 siswa dengan presentase
14%. Siswa yang mendapatkan skor 64 sampai 70 sebanyak 6 siswa dengan
presentase 26%. Siswa yang mendapatkan skor 71 sampai 77 sebanyak 4
siswa dengan presentase 17%. Siswa yang mendapatkan skor 78 sampai 84
sebanyak 1 siswa dengan presentase 4% dan siswa yang mendapatkan skor 85
sampai 91 sebanyak 5 siswa dengan presentase 22%.
Setelah data hasil pretest dianalisis dengan tabel, kemudian dilanjutkan
dengan analisis deskriptif. Analisis deskiptif menggunakan program SPSS 16
for windows, maka akan diperoleh nilai minimum, nilai maksimum, maen,
56
dan standar devisiasi atau standart penyimpangan. Berikut adalah hasil
pengolahan data hasil belajar pretest yang dapat dilihat pada tabel 4.5
Tabel 4.5
Analisis Deskriptrif Skor Hasil Belajar Pretest Kelas Eksperimen Siswa
Kelas V SD Negeri 4 Tambirejo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
pretest_Eks 23 50.00 90.00 71.0870 12.42766
Valid N (listwise) 23
Dari tabel 4.5 diketahui bahwa N menyatakan banyaknya siswa yaitu 23
diperoleh bahwa nilai minimum adalah 50, nilai maksimum adalah 90 dengan
mean 71,0870 dan standart devisiasinya adalah 12,42766. Standart devisi
adalah standart penyimpangan oleh sebaran data yang ada, jika semakin besar
standar deviasi maka sebaran datanya akan semakin jauh dari mean dan
kebalikannya jika standar devisianya kecil maka sebaran datanya tidak terlalu
jauh dari mean yang ada.
2. Kelas Kontrol
Data hasil belajar pretest pada kelas kontrol yang didapat berupa data
mentah yang perlu diolah agar diperoleh gambaran yang baik berupa
distribusi frekuensi. Untuk dapat membuat tabel distribusi frekuensi maka
data hasil belajar pretest tersebut diolah melalui perhitungan dalam mencari
range, banyaknya katagori atau kelompok, dan rumus dari Sugiyono (2011:
36). Adapun tabel distribusi frekuensi skor hasil belajar pretest kelas kontrol
adalah sebagai berikut:
Banyaknya kategori (K) = 1+ 3,33 log n
= 1 + 3,33 log 22
= 5,46 (dibulatkan menjadi 6 )
57
Range/ jangkauan (R) = skor maksimal – skor minimal
= 90 – 50
= 40
Interval = 𝑟𝑎𝑛𝑔𝑒
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑘𝑎𝑡𝑎𝑔𝑜𝑟𝑖
= 40
6
= 6,66 (dibulatkan menjadi 7)
Setelah diketahi banyaknya katagori (K), jumlah jangkauan / range (R),
dan panjang interval kelas V kemudian disusun tabel distribusi frekuensinya.
Rangkuman distribusi frekuensi skor hasil belajar pretest kelas kontrol siswa
kelas (VB) SD Negeri 4 Tambirejo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan
dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Pretest Kelas Kontrol Siswa
Kelas V SD Negeri 4 Tambirejo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan
No Interval Frekuensi Presentase
1 50 – 56 3 14%
2 57 – 63 2 9%
3 64 – 70 6 27%
4 71 – 77 4 18%
5 78 – 84 1 5%
6 85 – 91 6 27%
Jumlah 22 100%
`
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui distribusi skor hasil belajar pretest
kelas kontrol yang dikelompokkan ke dalam 6 kelas dengan panjang interval
7. Skor hasil belajar pretest siswa kelas VB SD Negeri 4 Tambirejo
Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan dijabarkan sebagai berikut: dari
jumlah seluruh siswa kelas VA yaitu 22 siswa diperoleh siswa yang
mendapatkan skor 50 sampai 56 sebanyak 3 siswa dengan presentase 14%.
Siswa yang mendapat skor 57 sampai 63 sebanyak 2 siswa dengan presentase
58
9%. Siswa yang mendapatkan skor 64 sampai 70 sebanyak 6 siswa dengan
presentase 27%. Siswa yang mendapatkan skor 71 sampai 77 sebanyak 4
siswa dengan presentase 18%. Siswa yang mendapatkan skor 78 sampai 84
sebanyak 1 siswa dengan presentase 5% dan siswa yang mendapatkan skor 85
sampai 91 sebanyak 6 siswa dengan presentase 27%.
Setelah data hasil pretest dianalisis dengan tabel, kemudian dilanjutkan
dengan analisis deskriptif. Analisis deskiptif menggunakan program SPSS 16
for windows, maka akan diperoleh nilai minimum, nilai maksimum, maen,
dan standar devisiasi atau standart penyimpangan. Berikut adalah hasil
pengolahan data hasil belajar pretest yang dapat dilihat pada tabel 4.7
Tabel 4.7
Analisis Deskriptrif Skor Hasil Belajar Pretest Kelas kontrol Siswa Kelas
V SD Negeri 4 Tambirejo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
pretest_kontrol 22 50.00 90.00 71.8182 12.20319
Valid N (listwise) 22
Dari tabel 4.7 diketahui bahwa N menyatakan banyaknya siswa yaitu 22
diperoleh bahwa nilai minimum adalah 50, nilai maksimum adalah 90 dengan
mean 71,8182 dan standart devisiasinya adalah 12,20319. Standart devisi
adalah standart penyimpangan oleh sebaran data yang ada, jika semakin besar
standar deviasi maka sebaran datanya akan semakin jauh dari mean dan
kebalikannya jika standar devisianya kecil maka sebaran datanya tidak terlalu
jauh dari mean yang ada
4.3.2. Data Hasil Belajar Postest
1. Kelas Eksperimen
Data hasil belajar postest kelas Eksperimen yang didapat berupa data
mentah yang perlu diolah agar diperoleh gambaran yang baik berupa
distribusi frekuensi. Untuk dapat membuat tabel distribusi frekuensi maka
data hasil belajar postest tersebut diolah melalui perhitungan dalam mencari
59
range, banyaknya katagori/ kelompok dan interval dengan menggunakan
rumus dari Sugiyono (2011: 36). Adapun tabel distribusi frekuensi skor hasil
belajar postest kelas Eksperimen adalah sebagai berikut:
Banyaknya kategori (K) = 1+ 3,33 log n
= 1 + 3,33 log 23
= 5,38 (dibulatkan menjadi 6 )
Range/ jangkauan (R) = skor maksimal – skor minimal
= 100 – 65
= 35
Interval = 𝑟𝑎𝑛𝑔𝑒
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑘𝑎𝑡𝑎𝑔𝑜𝑟𝑖
= 35
6
= 5,8 (dibulatkan menjadi 6)
Setelah diketahui banyaknya katagori (K), jumlah jangkauan/ range (R),
dan panjang interval kelas V kemudian disusun tabel destribusi frekuensinya.
Rangkuman distribusi frekuensi skor hasil belajar postest siswa kelas V SD
Negeri 4 Tambirejo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan dapat dilihat
pada tabel 4.8
Tabel 4.8
Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Postest Kelas Eksperimen Siswa
Kelas V Sd Negeri 4 Tambirejo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan
No Interval Frekuensi Presentase
1 65 – 70 4 17%
2 71 -76 1 5%
3 77- 82 3 13%
4 83 – 88 4 17%
5 89 – 94 6 26%
6 95 - 100 5 22%
Jumlah 23 100%
60
Berdasarkan Tabel 4.8 dapat diketahui distribusi skor hasil belajar postest
kelas eksperimen yang dikelompokkan ke dalam 6 kelas dengan panjang
interval 7. Skor hasil belajar postest kelas eksperimen siswa kelas (VA) SD
Negeri 4 Tambirejo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan yang memiliki
KKM 65 dijabarkan sebagai berikut: dari jumlah seluruh siswa kelas (VA)
yaitu 23 siswa diperoleh siswa yang mendapatkan skor 65 sampai 70
sebanyak 4 siswa dengan presentase 17%. Siswa yang mendapatkan skor 71
sampai 76 sebanyak 1 siswa dengan presentase 5%. Siswa yang mendapatkan
skor 77 sampai 82 sebanyak 3 siswa dengan presentase 13%. Siswa yang
mendapatkan skor 83 sampai 88 sebanyak 4 siswa dengan presentase 17%.
Siswa yang mendapatkan skor 89 sampai 94 sebanyak 6 siswa dengan
presentase 26% dan siswa yang mendapatkan skor 95 sampai 101 sebanyak 5
siswa dengan presentase 22%.
Setelah data hasil postest dianalisis dengan tabel, kemudian dilanjutkan
dengan analisis deskriptif. Analisis deskriptif menggunakan program SPSS
16 for windows, maka akan diperoleh nilai minimum, nilai maksimum, mean,
dan standar devisiasi atau standar penyimpangan. Berikut adalah hasil
pengolahan data hasil belajar postest yang dapat dilihat pada Tabel 4.9
Tabel 4.9
Analisis Deskriptif Skor Hasil Belajar Postest Kelas Eksperimen Siswa Kelas
V SD Negeri 4 Tambirejo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
postest_Eks 23 65.00 100.00 83.2609 10.61824
Valid N (listwise) 23
Dari Tabel 4.9 diketahui bahwa N menyatakan banyaknya siswa yaitu 23
siswa diperoleh bahwa nilai minimum adalah 65, nilai maksimum adalah 100
dengan mean 83,2609 dan standart devisiasinya adalah 10,61824.
61
2. Kelas Kontrol
Data hasil belajar postest kelas kontrol yang didapat berupa data mentah
yang perlu diolah agar diperoleh gambaran yang baik berupa distribusi
frekuensi. Untuk dapat membuat tabel distribusi frekuensi maka data hasil
belajar postest tersebut diolah melalui perhitungan dalam mencari range,
banyaknya katagori/ kelompok dan interval dengan menggunakan rumus dari
Sugiyono (2011: 36). Adapun tabel distribusi frekuensi skor hasil belajar
postest kelas kontrol adalah sebagai berikut:
Banyaknya kategori (K) = 1+ 3,33 log n
= 1 + 3,33 log 22
= 5,46 (dibulatkan menjadi 6 )
Range/ jangkauan (R) = skor maksimal – skor minimal
= 100 – 60
= 40
Interval = 𝑟𝑎𝑛𝑔𝑒
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑘𝑎𝑡𝑎𝑔𝑜𝑟𝑖
= 40
6
= 6,67 (dibulatkan menjadi 7)
Setelah diketahui banyaknya katagori (K), jumlah jangkauan/ range (R),
dan panjang interval kelas V kemudian disusun menjadi tabel destribusi
frekuensinya. Rangkuman dari tabel distribusi frekuensi skor hasil belajar
postest menggunakan metode kooperatif learning tipe concept sentence
berbantuan flash card siswa kelas V SD Negeri 4 Tambirejo Kecamatan
Toroh Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Ajaran 2015/2016 dapat
dilihat pada tabel 4.10
62
Tabel 4.10
Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Postest Kelas Kontrol Siswa Kelas V
Sd Negeri 4 Tambirejo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan
No Interval Frekuensi Presentase
1 60 - 66 8 36%
2 67 - 73 6 28%
3 74 - 80 5 23%
4 81 - 87 0 0%
5 88 - 94 1 4%
6 95 - 101 2 9%
Jumlah 22 100%
Berdasarkan Tabel 4.10 dapat diketahui distribusi skor hasil belajar
postest kelas kontrol yang dikelompokkan ke dalam 6 kelas dengan panjang
interval 7. Skor hasil belajar postest kelas kontrol siswa kelas (VB) SD
Negeri 4 Tambirejo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan dijabarkan
sebagai berikut: dari jumlah seluruh siswa kelas (VB) yaitu 22 siswa
diperoleh siswa yang mendapatkan skor 60 sampai 66 sebanyak 8 siswa
dengan presentase 36%. Siswa yang mendapatkan skor 67 sampai 73
sebanyak 6 siswa dengan presentase 28%. Siswa yang mendapatkan skor 74
sampai 80 sebanyak 5 siswa dengan presentase 23%. Siswa yang
mendapatkan skor 81 sampai 87 sebanyak 0 siswa dengan presentase 0%.
Siswa yang mendapatkan skor 88 sampai 94 sebanyak 1 siswa dengan
presentase 4% dan siswa yang mendapatkan skor 95 sampai 101 sebanyak 2
siswa dengan presentase 9%.
Setelah data hasil postest dianalisis dengan tabel, kemudian dilanjutkan
dengan analisis deskriptif. Analisis deskriptif menggunakan program SPSS
16 for windows, maka akan diperoleh nilai minimum, nilai maksimum, mean,
63
dan standar devisiasi atau standar penyimpangan. Berikut adalah hasil
pengolahan data hasil belajar postest yang dapat dilihat pada Tabel 4.11
Tabel 4.11
Analisis Deskriptif Skor Hasil Belajar Postest Kelas Kontrol Siswa Kelas V
SD Negeri 4 Tambirejo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
postest_kontrol 22 60.00 100.00 72.7273 11.31026
Valid N (listwise) 22
Dari Tabel 4.11 diketahui bahwa N menyatakan banyaknya siswa yaitu
22 siswa diperoleh bahwa nilai minimum adalah 60, nilai maksimum adalah
100 dengan mean 72,7273 dan standart devisiasinya adalah 11,31026.
4.4. Analisis Data
Data yang dianalisis adalah skor nilai siswa berupa hasil belajar IPA
yang berupa postest kelas eksperimen maupun postest kelas kontrol. Analisis
data pada penelitian ini menggunakan SPSS 16 for windows dengan analisis
parametrik untuk analisis deskriptif.
4.4.1. Uji Normalitas
Uji T test dilakukan guna mengetahui ada tidaknya perbedaan pengaruh
penerapan metode kooperatif learning tipe concept sentence berbantuan flash
card terhadap hasil belajar IPA di mana dilakukan dalam sempel yang sama
namun hasil pretest dan postest saling terkait atau dikatakan berpasangan.
Untuk melakukan dan mendapatkan hasil dari uji t berpasangan, maka dapat
menggunakan SPSS 16 for windows dengan statistik paired sample t test
karena sample yang digunakan berpasangan antara postest kelas eksperimen
dan postest kelas kontrol. Namun sebelumnya harus melewati uji prasyarat
yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Dari hasil ini dapat diketahui
apakah data hasil belajar postest kelas eksperimen dan postest kelas kontrol
64
normal atau tidak. Uji normalitas data menggunakan uji kolmogorof-smirnov
kriterianya adalah jika signifikansi hasil perhitungan > 0,05 berarti
berdistribusi normal. Hasil uji normalitas yang dilakukan dapat dilihat pada
tabel 4.12
Tabel 4.12
Uji Normalitas Hasil Belajar Postest kelas eksperimen dan Postest kelas
kontrol
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
postest_eks postest_kontrol
N 23 22
Normal Parametersa Mean 85.2174 72.7273
Std. Deviation 10.16660 11.31026
Most Extreme Differences Absolute .159 .232
Positive .107 .232
Negative -.159 -.130
Kolmogorov-Smirnov Z .764 1.086
Asymp. Sig. (2-tailed) .604 .189
a. Test distribution is Normal.
Berdasarkan Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa dengan sebaran data
menunjukkan bahwa sig. hasil belajar postest kelas eksperimen mendapatkan
hasil 0,604 dan untuk hasil belajar postest kelas kontrol mendapatkan hasil
0,189 di mana angka sig. lebih dari 0,05. Jadi dengan demikian bahwa data
untuk hasil belajar postest kelas eksperimen dan postest kelas kontrol
distribusinya normal. Berikut ini disajikan grafik uji normalitas postest kelas
eksperimen dan postest kelas kontrol.
65
Gambar 3. Grafik Postest eksperimen Gambar 4. Grafik Postest kontrol
4.4.2. Uji T-test
Perhitungan uji t dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 16 for
windows menggunakan independent sampel t-test dengan tujuan untuk
melihat perbedaan rata-rata belajar IPA antara siswa yang diberi perlakuan
menggunakan metode kooperatif tipe concept sentence berbantuan flash card
dengan siswa siswa yang diberi perlakuan pembelajaran dengan
menggunakan metode konvensional. Hasil perhitungan uji t dapat dilihat pada
tabel 4.13 di bawah ini.
Tabel 4.13
Uji beda rat-rata kelas eksperimen dan kelas kontrol
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. T df Sig. (2-tailed)
Mean Differenc
e
Std. Error Differenc
e
95% Confidence
Interval of the Difference
Lower
Upper
nilai Equal variances assumed .349 .558 3.880 43 .000 12.27273 3.16269 5.89456
18.65089
Equal variances not assumed
3.869
41.667
.000 12.27273 3.17233 5.86920 18.67626
66
Berdasarkan tabel 4.13 hasil F hitung levene test sebesar 0,717 dengan
probabilitas 0,558 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kedua populasi
memiliki variance sama atau kedua kelas homogen. Dengan demikian
analisis uji beda t-test harus menggunakan asumsi equal variance assummed
dari tabel 4.12 terlihat bahwa nilai t adalah dengan probabilitas signifikan
0,000 < 0,05 dan pada df 43.
4.5. Hasil Uji Hipotesis
Setelah dilakukan uji t-hitung dapat dianalisis hipotesisnya yaitu:
H0 : rata-rata nilai kelompok eksperimen = rata-rata nilai kelompok kontrol,
artinya bahwa, tidak terdapat perbedaan hasil belajar IPA dengan
menggunakan metode kooperatif learning tipe concept sentence
berbantuan flash card dengan hasil belajar menggunakan metode
konvensional.
H1 : nilai rata-rata eksperimen > nilai rata-rata kelompok kontrol, artinya
terdapat perbedaan hasil belajar IPA dengan menggunakan metode concept
sentence berbantuan flash card dengan hasil belajar menggunakan metode
konvensional.
Hasil t-hitung diperoleh sig. 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan
bahwa H1 diterima artinya terdapat perbedaan hasil belajar IPA dengan
menggunakan metode kooperatif learning tipe concept sentence berbantuan
flash card dengan hasil belajar dengan menggunakan metode konvensional.
Hasil belajar menggunakan metode kooperatif learning tipe concept sentence
berbantuan flash card lebih baik dari hasil belajar IPA yang dilakukan dengan
menggunakan metode konvensional.
4.6. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada kelas V SD Negeri 4 Tambirejo Kecamatan
Toroh Kabupaten Grobogan yang berjumlah seluruhnya 45 siswa, kelas VA
berjumlah 23 siswa sedangkan kelas VB berjumlah 22 siswa. Pada waktu
peneliti melakukan observasi secara langsung kepada siswa SD Negeri 4
Tambirejo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan, banyak siswa yang
cenderung kurang antusias serta tidak aktif dalam proses pembelajaran. Siswa
67
sangat pasif dalam mengikuti proses pembelajaran dan sebagian siswa yang
tempak duduknya berada di belakang sering mengobrol sendiri dengan teman
sebangkunya ketika guru sedang menyampaikan materi pembelajaran. Guru
dalam menerapkan pembelajaran di kelas masih menggunakan metode lama
untuk menyampaikan materi, yaitu metode konvensional atau metode
ceramah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa metode yang digunakan
guru dalam pembelajaran kurang sesuai dengan karakter siswa ataupun materi
yang dipelajari. Akan tetapi siswa menjadi lebih aktif serta antusias selama
mengikuti pembelajaran dan meningkatnya hasil belajar IPA ketika guru
menggunakan metode kooperatif learning tipe concept sentence berbantuan
flash card.
Metode kooperatif learning tipe concept sentence berbantuan flash card
dalam pembelajaran memberikan kelebihan untuk siswa. Dengan
diterapkannya metode kooperatif learning tipe concept sentence berbantuan
flash card dalam pembelajaran, menjadikan siswa lebih antusias dalam
belajar, karena metode kooperatif learning tipe concept sentence berbantuan
flash card diinovasikan seperti bermain games yang pastinya akan membuat
siswa menjadi lebih semangat dalam mengikuti pembelajaran. Dalam
menerapkan metode kooperatif learning tipe concept sentence berbantuan
flash card di dalam pembelajaran menjadikan siswa lebih berani dalam
mengemukakan pendapat, dapat melatih siswa untuk saling berkerjasama
dengan teman sebayanya. Penerapannya yaitu dengan siswa yang sudah
memahami materi pembelajaran dapat membantu teman kelompoknya yang
belum memahami materi pembelajaran, dengan begitu siswa yang belum
memahami materi akan terpacu semangatnya dalam memahami materi.
Dengan siswa sudah senang dan antusias dahulu, maka siswa akan lebih
mudah dalam menangkap materi pembelajaran yang dipelajari di dalam kelas
dan hasil belajar siswa juga akan meningkat ketika siswa sudah memahami
semua materi yang dipelajari secara menyenangkan.
Dalam penelitian ini yang menggunakan metode kooperatif learning tipe
concept sentence berbantuan flash card yang telah dilakukan di SD Negeri 4
68
Tambirejo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan, rata-rata nilai pretest
siswa kelas VA (kelas eksperimen) SD Negeri 4 Tambirejo pada
pembelajaran IPA mencapai 71,08 masuk kedalam katagori lebih dari cukup,
sedangkan rata-rata nilai siswa kelas VB (kelas kontrol) SD Negeri 4
Tambirejo pada pembelajaran IPA mencapai 71,81 masuk kedalam katagori
lebih dari cukup.
Berdasarkan tingkat rata-rata hasil belajar siswa kelas VA (sebagai kelas
eksperimen) SD Negeri 4 Tambirejo setelah diberi perlakuan dengan
menggunakan metode kooperatif learning tipe concept sentence berbantuan
flash card pada pembelajaran IPA mencapai 83,26 termasuk kedalam
katagori baik, sedangkan rata-rata nilai siswa kelas VB (sebagai kelas
kontrol) SD Negeri 4 Tambirejo pada pembelajaran IPA menggunakan
metode konvensional mencapai 72,72 dan masuk kedalam katagori lebih dari
cukup.
Dari hasil uji t-tes hitung menunjukkan 3880 dengan p value 0,000 >
0,05, artinya mean nilai sebelum diberikan perlakuan pembelajaran dengan
metode kooperatif learning tipe concept sentence berbantuan flash card
berbeda dengan nilai setelah diberi perlakuan menggunakan metode
kooperatif learning tipe concept sentence berbantuan flash card. Rata-rata
nilai siswa kelas eksperimen lebih baik di bandingkan dengan rata-rata nilai
siswa kelas kontrol. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan rata-rata nilai siswa
kelas eksperimen 83,26 dan kelas kontrol 72,72.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti setelah
dibandingkan dengan teori-teori yang relevan hasil penelitian yang dilakukan
peneliti sudah menunjukkan bahwa penelitian yang dilakukan peneliti sudah
sesuai dengan teori-teori yang ada dimana hasil penelitian yang dilakukan
terbukti terdapat perbedaan hasil belajar IPA dengan menggunakan metode
kooperatif learning tipe concept sentence berbantuan flash card dengan hasil
belajar IPA yang menggunakan metode konvensional. Dari hasil penelitian
tersebut dapat dilihat hasil nilai siswa sebelum diberi perlakuan dan sesudah
diberi perlakuan terdapat perbedaan yang signifikan yang menunjukkan
69
bahwa hasil belajar siswa meningkat setelah diberi perlakuan menggunakan
metode kooperatif learning tipe concept sentence berbantuan flash card.
Hasil penelitian yang dilakukan peneliti dibandingkan dengan penelitian
Asih, dkk yang berjudul “Keefektifan Model Concept Sentence Terhadap
Hasil Belajar Menulis Narasi”. Dari hasil analisis data diperoleh perbedaan
hasil belajar siswa siswa dimana hasil analisis data yang diperoleh peneliti
menggunakan uji t denagn taraf signifikan α = 0,05. Hasil penelitian yang
dilakukan peneliti memiliki tingkat signifikan 0,000 < 0,05 sedangkan
penelitian sebelumnya menunjukkan tingkat signifikan 1559 > 0,05 dimana
tingkat signifikannya melebihi taraf signifikan yang ditentukan yaitu 0,05.
Berdasarkan analisis data tersebut diperoleh kesimpulan bahwa hasil
penelitian dikatakan berhasil dalam menerapkan pembelajaran menggunakan
metode kooperatif learning tipe concept sentence berbantuan flash card
terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD Negeri 4 Tambirejo
Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan. Adapun persamaan yang dimiliki
pada penelitian ini yaitu penelitian ini sama-sama menggunakan concept
sentence namun penelitian sebelumnya tidak menggunakan berbantuan media
sedangkan peneliti sekarang menggunakan berbantuan flash card, dan mata
pelajaran yang diamati juga berbeda, peneliti yang sebelumnya mengambil
mata pelajaran bahasa indonesia sedangkan peneliti sekarang mengambil
mata pelajaran IPA. Adapaun keistimewaan dari penelitian yang dilakukan
pada siswa kelas V SD Negeri 4 Tambirejo memiliki peningkatan hasil
belajar siswa yang sangat signifikan dimana nilai rata-rata siswa sebelum
diberi perlakuan dan sesudah diberi perlakuan meningkat secara signifikan
dimana hal tersebut menunjukkan pengaruh yang positif terhadap hasil hasil
belajar siswa setelah diberi perlakuan dengan menggunakan metode
kooperatif learning tipe concept sentence berbantuan flash card.
Dalam penelitian ini efektifitas metode kooperatif learning tipe concept
sentence berbantuan flash card terhadap hasil belajar IPA kelas V SD Negeri
4 Tambirejo tercapai. Menurut Yamit (2003: 14), efektivitas merupakan suatu
ukuran yang meberikan gambaran seberapa jauh tujuan tercapai, baik secara
70
kualitas maupun waktu, orientasinya pada keluaran yang dihasilkan. Dengan
melihat meningkatnya hasil belajar IPA yang diperoleh SD Negeri 4
Tambirejo setelah menggunakan pembelajaran dengan metode kooperatif
learning tipe concept sentence berbantuan flash card dibandingakan
pembelajaran yang menggunakan metode konvensional, serta terciptanya
suasana pembelajaran dari semula siswa pasif menjadi aktif, siswa yang
kurang antusias menjadi sangat antusias, dari pembelajaran yang berpusat
diguru menjadi berpusat pada siswa. Dengan adanya usaha atau tindakan
yang sudah dilakukan oleh peneliti maka efektifitas metode kooperatif
learning tipe concept sentence berbantuan flash card terhadap hasil belajar
IPA siswa kelas V SD Negeri 4 Tambirejo telah tercapai dengan baik.
Dari data hasil penelitian yang dilakukan peneliti jika dibandingkan
dengan manfaat teoritis dan manfaat praktis yang diharapkan peneliti,
hasilnya sudah sesuai dengan apa yang menjadi harapan peneliti dimana hasil
penelitian tersebut dapat digunakan sebagai tambahan teori atau pengetahuan
salah satu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa
yang mana sudah peneliti tunjukkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti
terdapat pengaruh peningkatan hasil belajar siswa setelah dilakukan
penelitian dengan menggunakan metode kooperatif learning tipe concept
sentence berbantuan flash card hasil belajar IPA siswa meningkat secara
sigmifikan. Antara metode kooperatif learning tipe concept sentence
berbantuan flash card dengan metode konvensional lebih bagus metode
kooperatif learning tipe concept sentence berbantuan flash card dikarenakan
faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan penerapan pembelajaran
dengan menggunakan metode kooperatif learning tipe concept sentence
berbantuan flash card yang telah dipaparkan pada kajian teori, ada pula saat
pelaksanaan pembelajaran. Pembelajaran yang terpusat pada siswa, membuat
suasana saling berkerjasama dan berinteraksi anatar siswa dalam kelompok
tanpa memandang latar belakang, siswa memiliki kemampuan yang baik
dalam berkomunikasi, adanya motivasi yang mendorong siswa agar aktif
dalam proses belajar mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir
71
pembelajaran. Pembelajaran metode kooperatif learning tipe concept sentence
berbantuan flash card melibatkan siswa untuk berdiskusi, menyusun kalimat
menjadi sebuah paragraf dengan kata kunci yang ada dan menyampaikan
hasil diskusi di depan kelas. Hal ini berarti siswa lebih aktif dalam
pembelajaran dan guru hanya sebagai fasilitator dan pembimbing siswa dalam
pembelajaran. Selama proses pembelajaran siswa belajar dengan cara tutor
sebaya, di mana dijumpai beberapa siswa yang memberikan motivasi dan
bantuan kepada teman satu kelompok. Dengan berkelompok maka sikap
berkompetisi dan rasa dendam anatar teman akan berkurang. Hal ini sejalan
dengan kelebihan metode kooperatif learning tipe concept sentence
berbantuan flash card menurut Huda (2014: 317). Metode pembelajaran
kooperatif learning tipe concept sentence berbantuan flash card dipilih karena
mudah diterapkan di sekolah dasar dan mudah diterapkan pada kelas yang
belum pernah menggunakan pembelajaran berbasis kelompok. Hasil
penelitian yang diperolehpun membuktikan bahwa jika dibandingkan dengan
pembelajaran menggunakan metode konvensional yang masih menerapkan
metode ceramah, pembelajaran menggunakan metode kooperatif learning tipe
concept sentence lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar.secara
keseluruhan penelitian ini sudah memuaskan karena kelas eksperimen mampu
melampaui KKM pelajaran IPA yang sudah ditentukan oleh sekolah.
Meskipun demikian penelitian ini masih jauh dari kata sempurna, karena
masih dijumpai beberapa aspek dalam rencana pembelajaran yang telah
disusun tidak dijalankan secara sempurna oleh guru. hal ini menjadi
keterbatasan dalam penelitian ini, lantaran guru yang menerapkan
pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif learning tipe concept
sentence masih kaku dalam menerapkannya. Dengan demikian diharapkan
kedepannya guru lebih sering menggunakan metode-metode pembelajaran
yang inovatif supaya dapat mengembangkan metode-metode pembelajaran
selain metode konvensional.
72
Implikasi teoritis dan implikasi praktis dari metode kooperatif learning
tipe concept sentence berbantuan flash card terhadap hasil belajar siswa dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Implikasi Teoritis
Penelitian tentang metode kooperatif learning tipe concept sentence
berbantuan flash card ini dapat digunakan sebagai masukan hasil penelitian
untuk gambaran penggunaan metode pembelajaran kooperatif learning tipe
concept sentence berbantuan flash card dalam mata pelajaran IPA sekolah
dasar. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif learning tipe concept
sentence berbantuan flash card ini disesuiakan dengan standar proses dalam
pembelajaran. Hasil dari penggunaan metode kooperatif learning tipe
concept sentence ini selain dapat meningkatkan hasil belajar siswa juga
dapat meningkatkan kualitas proses belajar mengajar di dalam kelas karena
keterlibatan siswa dalam pembelajaran.
2. Implikasi Praktis
Melalui pembelajaran metode kooperatif learning tipe concept sentence
berbantuan flash card ini, maka siswa dapat memupuk sikap kerjasama,
menjadi lebih termotivasi dalam belajar serta lebih aktif mengikuti kegiatan
belajar mengajar, sehingga lebih mudah dalam menguasai materi pelajaran.
Guru juga dapat menggunakan variabel pembelajaran dengan menggunakan
metode kooperatif learning tipe concept sentence supaya pembelajaran
menjadi lebih menyenangkan, memupuk pribadi siswa menjadi lebih
bertanggung jawab dan bekerjasama dengan sesama teman. Sedangkan
media flash card digunakan untuk membantu menumbuhkan semangat
siswa agar tidak bosan selama mengikuti pembelajaran IPA.
Adanya implikasi teoritis dan implikasi praktis di atas bertujuan untuk
menjawab manfaat penelitian yang sudah dirumuskan sebelumnya. Hasil
penelitian ini sudah sesuai dengan apa yang diharapkan oleh peneliti bahwa
menggunakan metode pembelajaran kooperatif learning tipe concept sentence
berbantuan flash card dapat meningkatkan hasil belajar dan terbukti efektif
diterapkan dalam mata pelajaran IPA kelas V sekolah dasar. Tentunya hal ini
73
menguntungkan bagi siswa, karena mendapatkan nilai yang memuaskan dan
melampaui KKM yang sudah ditetapkan oleh sekolah. Kenaikan nilai hasil
belajar siswa juga akan menguntungkan pihak sekolah dasar, karena dengan
begitu mutu sekolah akan meningkat dan semakin menambah nila sekolah di
mata masyarakat sekitar. Maka dari itu sebaiknya metode pembelajaran
kooperatif learning tipe concept sentence berbantuan flash card yang sudah
diterapkan secara memuaskan patut untuk dipertahankan, namun lebih baik
untuk ditingkatkan lagi dalam penerapannya oleh guru-guru muda yang
mempunyai pemikiran lebih inovatif dalam pembelajaran agar nilai rata-rata
kelas menjadi lebih baik dari penelitian saat ini. Metode pembelajaran
kooperatif learning tipe concept sentence berbantuan flash card ini juga
sebaiknya diterapkan pada kelas yang memiliki karakteristik siswa pasif
dalam pembelajaran, sehingga dapat menumbuhkan sikap aktif siswa selama
kegiatan belajar mengajar dan hasil belajar meningkat lebih baik lagi.
Setiap penelitian yang dilakukan pasti ada usaha-usaha untuk dapat
dikatakan penelitian yang inovasi. Oleh sebab itu, penelitian ini memiliki
keistimewaan yaitu penggunaan metodenya. Dalam penelitian-penelitian
sebelumnya, metode kooperatif learning tipe concept sentence diterapkan
dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, karena lebih mudah dalam membuat
kalimat menjadi sebuah paragraf. Namun dalam penelitian ini, metode
kooperatif learning tipe concept sentence diterapkan dalam mata pelajaran
IPA. Dengan diterapkannya metode kooperatif learning tipe concept sentence
dalam mata pelajaran IPA akan membuat siswa mudah memahami pelajaran
IPA itu sendiri dan siswa juga dapat belajar membuat kalimat yang benar
menjadi sebuah paragraf. Metode kooperatif learning tipe concept sentence
ini juga dipadukan dengan media flash card yang berfungsi untuk lebih
mempermudah siswa dalam mengembangkan ketrampilan dan mengasah
kemampuan siswa dalam pelajaran IPA, dengan adanya media siswa menjadi
lebih aktif dan terlibat sendiri untuk menemukan jawaban-jawaban dari
sebuah permasalahan. Media flash card juga berguna untuk membuat
pelajaran di dalam kelas lebih menyenangkan sehingga siswa tidak merasa
74
bosan dalam mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan metode
kooperatif learning tipe concept sentence berbantuan flash card. Metode
kooperatif learning tipe concept sentence berbantuan flash card dapat
diterapkan dalam kurikulum KTSP atau dalam kurikulum 2013. Oleh karena
itu keraguan penerapan metode dalam naungan kurikulum baru (kurikulum
2013) dapat dibuktikan melalui penelitian ini dalam menerapkannya di KTSP.
Oleh sebab itu keistimewaan dari penelitian ini perlu dipertimbangkan untuk
inovasi penelitian selanjutnya dan diharapkan dalam penelitian selanjutnya,
lebih menyempurnakan kekurangan-kekurangan yang ada dalam penelitian
sekarang.