bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1. 1....

32
45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Langkah Pengembangan Model 4.1.1.Potensi dan Masalah 1. Perencanaan (Planning) Pengawas maupun Kepala Sekolah Dasar di lingkup kecamatan Getasan memiliki potensi sumber daya manusia yang memadai. Program supervisi yang telah disusun menjadi salah satu tindakan pencapaian kinerja yang disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan. Langkah tersebut juga mendapat dukungan dari kepala UPTD setempat yang ikut serta mengawasi perkembangan kompetensi kepala sekolah- kepala sekolah di lingkungan kecamatan Getasan. Hal tersebut sesuai dengan wawancara dengan kepala UPTD: “Kami sudah menyusun program supervisi maupun kunjungan bagi kepala sekolah maupun guru secara rutin. Akan tetapi, memang ada kendala-kendala yang dihadapi ketika akan melakukan supervisi. Misalnya kendala kesiapan dari sekolah yang dikunjungi. Atau pengawas datang, kepala sekolah yang bersangkutan sedang meninggalkan jam dinas.” (wawancara, kepala UPTD, 6 September 2017)

Upload: dotu

Post on 19-Apr-2019

219 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16465/4/T2_942014012_BAB IV... · Berdasarkan hasil wawancara dari narasumber tersebut dapat

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Langkah Pengembangan Model

4.1.1.Potensi dan Masalah

1. Perencanaan (Planning)

Pengawas maupun Kepala Sekolah Dasar di

lingkup kecamatan Getasan memiliki potensi

sumber daya manusia yang memadai. Program

supervisi yang telah disusun menjadi salah satu

tindakan pencapaian kinerja yang disesuaikan

dengan kemampuan dan kebutuhan. Langkah

tersebut juga mendapat dukungan dari kepala

UPTD setempat yang ikut serta mengawasi

perkembangan kompetensi kepala sekolah-

kepala sekolah di lingkungan kecamatan

Getasan. Hal tersebut sesuai dengan wawancara

dengan kepala UPTD:

“Kami sudah menyusun program supervisi

maupun kunjungan bagi kepala sekolah maupun guru secara rutin. Akan tetapi,

memang ada kendala-kendala yang dihadapi ketika akan melakukan supervisi. Misalnya

kendala kesiapan dari sekolah yang dikunjungi. Atau pengawas datang, kepala sekolah yang bersangkutan sedang

meninggalkan jam dinas.” (wawancara, kepala UPTD, 6 September

2017)

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16465/4/T2_942014012_BAB IV... · Berdasarkan hasil wawancara dari narasumber tersebut dapat

46

Hal tersebut sejalan dengan keterangan yang

diperoleh dari pengawas SD di lingkup

kecamatan Getasan:

“Program supervisi itu sudah kami siapkan supaya memudahkan kepala sekolah

maupun guru untuk mengatasi kesulitan-kesulitan dalam melakukan tugasnya. Misalnya, kesulitan mengajar, mengelola

kelas, dan lain sebagainya. Akan tetapi saat di lapangan ditemukan banyak kendala yang

tidak terduga. Contohnya, kalau saya datang, kemudian guru maupun kepala

sekolah belum siap untuk disupervisi ada yang menawar hari supervisinya. Ada pula, ketika saya mau supervisi ternyata sudah

dirancang kegiatan lain di sekolah, dan lain-lain. Memang tidak mudah untuk

melaksanakan program supervisi itu dengan maksimal, apalagi keterbatasan waktu yang

sudah kami tentukan belum tentu sesuai dengan kegiatan sekolah yang akan kami kunjungi.”

(wawancara, pengawas, 6 September 2017)

Program supervisi yang dilaksanakan terkait

dengan kompetensi kepala sekolah dalam

melaksanakan program supervisi pembelajaran.

Untuk menguatkan pernyataan dari dua sumber

tersebut, peneliti mewawancarai dua kepala

sekolah mengenai pelaksanaan supervisi

pembelajaran:

“Program supervisi pasti ada dan sudah

disusun dari awal semester. Bahkan pelaksanaannya juga minimal satu semester.

Biasanya untuk melaksanakan program

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16465/4/T2_942014012_BAB IV... · Berdasarkan hasil wawancara dari narasumber tersebut dapat

47

supervisi kepada guru-guru perlu penjadwalan yang tepat disesuaikan dengan

jadwal guru tersebut saat mengajar.” (wawancara, kepala sekolah, 10 September 2017)

“Di awal semester program-program di

sekolah sudah harus di buat, salah satunya program supervisi guru. Program itu disusun

berdasarkan kebutuhan sekolah, seperti saya menyesuikan dengan sumber daya yang ada di sekolah.”

(wawancara, kepala sekolah, 9 September 2017)

Berdasarkan hasil wawancara dari

narasumber tersebut dapat disimpulan bahwa

program supervisi sudah disusun sesuai dengan

kebutuhan. Supervisi sebagai alat untuk

mengukur kinerja atau kompetensi baik

manusia maupun lembaga yang bertujuan

untuk mencari solusi dari kesulitan-kesulitan

yang dihadapi.

Perencanaan program supervisi yang

dilakukan baik pengawas maupun kepala

disusun berdasarkan kebutuhan daerah masing-

masing.

Perencanaan program merupakan langkah

awal yang menentukan langkah selanjutkan

dalam organisasi. Tujuan dari penyusunan

program supervisi yaitu untuk memberikan

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16465/4/T2_942014012_BAB IV... · Berdasarkan hasil wawancara dari narasumber tersebut dapat

48

secara pribadi maupun kelompok yang

mengalami kesulitan dalam suatu kegiatan.

Program supervisi dalam bidang pendidikan

memberikan gambaran sekaligus bantuan bagi

pelaku bidang pendidikan untuk meningkatkan

kompetensi sehingga dapat mencapai tujuan

pendidikan. Pada kenyataannya, perencaan

sebuah program belum dipersiapkan dengan

matang, sesuai yang diungkapkan kepala UPTD:

“Perencanaan program biasanya kami melaksanakan di awal tahun ajaran. Rancangan tersebut kami susun

berdasarkan waktu yang tidak bertepatan dengan kegiatan dinas lain yang sudah pasti.

Namanya merancanag program sudah pasti karena kami punya tujuan, yaitu membantu

kepala sekolah, guru di sekolah.” (Wawancara, Kepala UPTD, 6 September 2017)

Hal ini dikuatkan oleh pernyataan yang

disampaikan oleh pengawas:

“Selama ini kami menyusun program seperti yang sudah ada sebelumnya. Susunan program yang kami buat juga menyesuaikan

kebutuhan yang ada. Jadi, kalau susunan program memang belum ada yang berubah.

Sebenarnya ketika menyusun program baru, kami harus melihat evaluasi dari program

yang sudah dibuat dan dilaksanakan sebelumnya. Tapi, seringkali kami harus membagi waktu dengan kesibukan pekerjaan

yang lain, sehingga kekurangan program sebelumnya tidak kami evaluasi dan tidak

kami perbaharui dengan hal yang baru.”

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16465/4/T2_942014012_BAB IV... · Berdasarkan hasil wawancara dari narasumber tersebut dapat

49

(Wawancara, pengawas, 6 September 2017)

Selain wawancara, informasi mengenai

perencanaan supervisi juga diperoleh dari studi

dokumen, berupa program atau rencana

kegiatan supervisi pengawas, dan supervisi

kepala sekolah. dalam studi dokumen tidak

ditemukan hal-hal yang menjadi masalah pada

program supervisi.

Perencanaan diperlukan untuk

menghasilkan pelaksanaan yang efektif. Oleh

karena itu, perencanaan program supervisi

pengawas perlu dipersiapkan dengan baik

supaya dapat mencapai tujuan.

2. Pengorganisasian (organizing)

Setelah perencanaan tahap berikutnya dalam

pelaksanaan program supervisi pengawas adalah

pengorganisian. Pengorganisasian merupakan

cara mengumpulkan orang-orang dan

menempatkannya menurut kemampuan dan

keahlian masing-masing dalam rencana progam

yang sudah ditentukan. Pengawas sekolah di

lingkup kecamatan Getasan sudah melakukan

pengorganisasian supervisi kepala sekolah

dengan membentuk kelompok kerja kepala

sekolah. secara dokumentasi pembentukan

tersebut diwujudkan dalam surat kegiatan

kepala sekolah lingkup kecamatan getasan.

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16465/4/T2_942014012_BAB IV... · Berdasarkan hasil wawancara dari narasumber tersebut dapat

50

Berikut kutipan wawancara dengan kepala

UPTD:

“di lingkup kecamatan Getasan kami sudah membentuk paguyuban atau kelompok kerja

bagi kepala sekolah. perkumpulan tersebut bertujuan supaya memudahkan kami untuk

koordinasi jika ada kegiatan, maupun himbauan penting dari dinas terkait dengan

sekolah, guru, maupun kepala sekolah sendiri. Jadi, sebenarnya dengan adanya kegiatan pertemuan bersama dengan kepala

sekolah di lingkup kecamatan Getasan, sudah mempermuda untuk mengoordinir

mereka.” (Wawancara, Kepala UPTD, 6 September

2017)

Sejalan dengan pernyataan yang

disampaikan oleh kepala UPTD, pengawas juga

memberikan penjelasan yang sama terkait

pengorganisasian program supervisi:

“untuk memudahkan koordinasi dengan kepala sekolah di lingkungan kecamatan,

memang sudah dari dulu dibentuk perkumpulan atau kelompok kerja bagi kepala sekolah. kalau tidak ada kelompok

kerja itu, pasti kami sebagai pengawas maupun yang ada di dinas akan kesulitan

untuk memberitahukan informasi-informasi baru yang terkait dengan dinas maupun

sekolah. Biasanya kegiatan kepala sekolah tidak bisa dipastikan berapa pertemuan dalam satu bulan, karena yang berkaitan

dengan informasi dinas terkadang mendadak atau bisa juga lebih lama. Kepala sekolah

yang ada di lingkup kecamatan Getasan itu

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16465/4/T2_942014012_BAB IV... · Berdasarkan hasil wawancara dari narasumber tersebut dapat

51

ada kurang lebih 28 sekolah, kalau tidak ada kelompok kerja kepala sekolah kami

pengawas yang satu kecamatan hanya 2 tidak sanggup untuk menginformasikan ke tiap-tiap sekolah. Kadang kalau kami datang

tiba-tiba untuk menyampaikan informasi, yang terjadi kepala sekolah sedang ada

kegiatan di luar jam dinas, dan lain sebagainya. Untuk kegiatan yang dilakukan

melalui kelompok kerja tersebut seringkali mengenai kegiatan dinas, laporan dinas yang langsung berkaitan dengan tugas kepala

sekolah.” (wawancara, pengawas, 6 September 2017)

Melalui studi dokumentasi, pengawas

menunjukkan daftar hadir pertemuan kepala

sekolah dan juga surat undangan bagi kepala

sekolah. Dari hasil wawancara dan studi

dokumentasi pengorganisasian kepala sekolah,

dapat disimpulkan bahwa pengawas kurang

efektif dalam mengorganisasi kepala sekolah

terkait dengan program supervisi.

3. Pelaksanaan (actuating)

Tahap ketika dalam program supervisi

pengawas adalah pelaksanaan program.

Pelaksanaan program dilakukan sesuai dengan

pembagian program dan menggerakkan seluruh

sumber daya yang ada sehingga program yang

direncakan dapat dilakukan secara efektif.

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16465/4/T2_942014012_BAB IV... · Berdasarkan hasil wawancara dari narasumber tersebut dapat

52

Kepala UPTD, sebagai penanggung jawab

kegiatan-kegiatan yang diprogramkan pada dinas

pendidikan setempat menjelaskan tentang

pelaksanaan program supervisi:

“kalau kegiatan supervisi itu pasti dilakukan

dengan cara melihat atau mengobservasi secara langsung orang yang disupervisi.

Pelaksanaan yang dilakukan biasanya pengawas berkunjung ke setiap sekolah di kecamatan Getasan pada jam dinas atau jam

kegiatan belajar mengajar berlangsung.” (wawancara, kepala UPTD, 6 September

2017)

Pendapat serupa juga diungkapkan oleh

pengawas sekolah Kecamatan Getasan:

“memang yang biasa kami lakukan adalah

mengunjungi sekolah-sekolah di kecamatan Getasan, terutama kami ingin memantau kegiatan belajar mengajar dan perkembangan

yang dihasilkan oleh sekolah. Biasanya kami sudah menjadwalkan dan menyampaikan

terlebih dahulu kepada kepala sekolah jika kami akan visitasi ke sekolah. Tujuannya

supaya kepala sekolah siap di tempat, sehingga kalau kami sebagai pengawas ingin melihat laporan-laporan yang berkaitan

dengan sekolah, atau kami ingin mengetahui program kegiatan sekolah, kami bisa

wawancara dan bertukar pikiran. Di Kecamatan Getasan ini ada kurang lebih 28

sekolah yang kami bina, sedangkan pengawas hanya ada 2. Jika dibandingkan dengan jumlah pengawas dan jumlah sekolah yang

ada, tentu itu menjadi kesulitan bagi kami untuk mengefektifkan program supervisi.

Padahal sebenarnya ketika membuat program

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16465/4/T2_942014012_BAB IV... · Berdasarkan hasil wawancara dari narasumber tersebut dapat

53

itu kami ingin melaksanakan dengan maksimal, tetapi tugas kami yang lain juga

banyak, apalagi kalau ada keperluan dinas, undangan rapat, pelatihan, seminar, dan lain-lain yang menyita cukup banyak waktu bagi

kami pengawas.” (wawancara, pengawas, 6 September 2017)

Selain wawancara dengan kepala UPTD dan

Pengawas, berikut wawancara dengan dua kepala

sekolah yang menyampaikan pelaksanaan

supervisi pengawas:

“pengawas dalam melakukan kegiatan supervisi kepada kepala sekolah biasanya

datang ke sekolah untuk mensurvei kegiatan belajar mengajar, memantau program maupun kegiatan sekolah, dan lain-lain.

Kalau untuk kepala sekolah di Kecamatan Getasan, kami biasanya ada pertemuan

bersama untuk kepala sekolah, tapi dalam pertemuan tersebut tidak selalu membahas

mengenai supervisi dari pengawas. Biasanya di kegiatan kepala sekolah banyak membahas mengenai perubahan kurikulum, peraturan

dinas, berkas-berkas, dan hal-hal lain yang terkait dengan dinas pendidikan. Tetapi kalau

tidak ada paguyuban seperti itu, kepala sekolah seperti saya yang sudah sepuh pasti

kesulitan untuk mendapatkan informasi-informasi baru seperti untuk guru, untuk

siswa, untuk kepala sekolah, dan juga untuk kemajuan sekolah.” (wawancara, kepala sekolah 1, 10 September

2017)

“kalau untuk kegiatan supervisi pengawas, biasanya pengawas memberitahu terlebih

dahulu dan menjadwalkan datang ke sekolah

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16465/4/T2_942014012_BAB IV... · Berdasarkan hasil wawancara dari narasumber tersebut dapat

54

untuk kegiatan supervisi. Tetapi biasanya pengawas hanya datang untuk mewawancarai

saja terkait kegiatan yang dilakukan sekolah. Kalau untuk visitasi di kelas, tidak selalu dilaksanakan karena jam datang pengawas

tidak menentu. Terkadang pengawas datang pada saat jam kegiatan belajar mengajar

sudah selesai, sehingga tidak dapat visitasi kegiatan pembelajaran di kelas.”

(wawancara, kepala sekolah 2, 9 September 2017)

Selain itu, wawancara yang dilakukan peneliti

dengan kepala sekolah bertujuan untuk

mengetahui bagaimana pelaksanaan supervisi

yang dilakukan kepala sekolah kepada guru:

“pada dasarnya program supervisi sudah saya susun sesuai dengan kebutuhan masing-

masing guru. Kalau menurut program seharusnya tiap semester saya harus supervisi semua guru yang ada, tetapi karena

menemukan banyak kendala pelaksanaan terkadang yang saya menjadwalkan supervisi

hanya satu kali dalam dua semester. Kendala-kendala itu seperti kegiatan dinas yang tidak

bisa saya tinggalkan, agenda kegiatan sekolah yang juga menyita waktu, dan beberapa kendala lain.”

(wawancara, kepala sekolah, 10 September 2017)

“program supervisi untuk guru sudah saya

buat biasanya diawal tahun ajaran. Kalau untuk pelaksanaannya memang belum maksimal. Hal itu karena ada kendala-

kendala yang tidak terduga, seperti panggilan dinas, kegiatan dinas di luar sekolah,

keterbatasan waktu dengan agenda sekolah.

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16465/4/T2_942014012_BAB IV... · Berdasarkan hasil wawancara dari narasumber tersebut dapat

55

Sebenarnya bisa dilaksanakan dengan maksimal kalau kendala-kendala itu bisa

diatasi. Apalagi jika melaksanakan supervisi itu harusnya mengikuti kegiatan pembelajaran dari awal sampai selesai, tetapi

karena keterbatasan waktu visitasi untuk supervisi hanya sampai kegiatan inti.”

(wawancara, kepala sekolah, 9 September 2017)

Untuk menguatkan pernyataan kepala

sekolah tersebut, dua guru yang diwawancarai

juga menyampaikan hal serupa mengenai

pelaksanaan supervisi guru:

“kegiatan supervisi dari kepala sekolah tidak pasti untuk waktunya, kadang hanya satu kali dalam dua semester. Kalau kepala

sekolah mensupervisi biasanya juga tidak selesai sampai akhir kegiatan karena kepala

sekolah seringkali sudah ada agenda lain terkait kegiatan dinas.”

(wawancara, guru, 10 september 2017) “tidak tentu untuk kegiatan supervisi kepala

sekolah, karena kepala sekolah lebih banyak kegiatan lain yang berkaitan dengan

administrasi, laporan, rapat, tugas dinas, kegiatan dinas, dan lain-lain yang tidak

terduga. Sehingga, untuk pelaksanaan supervisi biasanya tergantung kapan kepala

sekolah akan mengadakannya.” (wawancara, guru, 9 September 2017)

Melalui studi dokumentasi, pelaksanaan

supervisi kepala sekolah maupun pengawas

diperoleh dari laporan penilaian supervisi yang

dilakukan.

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16465/4/T2_942014012_BAB IV... · Berdasarkan hasil wawancara dari narasumber tersebut dapat

56

Berdasarkan masalah-masalah yang

ditemukan berdasarkan wawancara dan hasil

dokumentasi, dapat disimpulkan bahwa

pelaksanaan program supervisi pengawas belum

meningkatkan kompetensi supervisi kepala

sekolah. Untuk mengatasi kendala-kendala dalam

pelaksanaan supervisi kepala sekolah, maka

dibutuhkan model pelaksanaan supervisi

pengawas yang dapat menjawab permasalahan

kompentensi supervisi kepala sekolah.

4. Evaluasi (controling)

Setelah ketiga tahapan tersebut dilakukan,

tahapan terakhir adalah evaluasi. Kegiatan

evaluasi merupakan kegiatan yang dilakukan

untuk menilai sejauhmana pelaksanaan program

tersebut berhasil. Pelaksanaan program supervisi

dilakukan kegiatan evaluasi untuk mengukur

dan menilai keterlaksanaan program tersebut

yang berupa laporan penilaian.

Evaluasi yang dilakukan oleh pengawas pada

pelaksanaan program supervisi dijelaskan oleh

kepala UPTD pada hasil wawancara:

“bentuk evaluasi yang dilakukan pengawas, melakukan penilaian dari kegiatan supervisi

yang dilakukan kepala sekolah.” (wawancara, kepala UPTD, 6 September 2017)

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16465/4/T2_942014012_BAB IV... · Berdasarkan hasil wawancara dari narasumber tersebut dapat

57

Pernyataan tersebut diperkuat oleh hasil

wawancara dengan pengawas yang menjelaskan

tentang evaluasi kegiatan supervisi:

“untuk evaluasi supervisi yang kami lakukan memberikan penilaian kepada kepala sekolah

mengenai pelaksanaan program supervisi yang dilakukan kepala sekolah. Pada form penilaian kegiatan suda memberikan kritik,

saran, atau masukan bagi kepala sekolah terkait kegiatan supervisi. Harapannya supaya

dengan masukan-masukan dari saya, kepala sekolah dapat mengintrospeksi diri dan

semakin meningkatkan kemampuan supervisi kepala sekolah. Hasil evaluasi ini juga harus saya laporkan dengan mengetahui kepala

UPTD, sebagai bukti pelaksanaan program yang sudah disusun.”

(wawancara, pengawas, 6 September 2017)

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat

disimpulkan bahwa evaluasi pelaksanaan

supervisi belum dilakukan secara maksimal.

Sebagaimana pernyataa dari kepala UPTD dan

pengawas tersebut, kepala sekolah juga

memberikan pernyataan terkait evaluasi

pelaksanaan supervisi yang dilakukan

pengawas:

“biasanya pengawas hanya menilai pelaksanaan supervisi yang saya lakukan

kepada guru. Penilaian itu didasarkan pada bukti fisik laporan penilaian supervisi yang sudah saya lakukan. Tetapi hanya pada hal

itu saja. Belum ada diskusi bersama untuk membahas masalah, kendala yang dihadapi

atau memberikan masukan secara lisan.”

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16465/4/T2_942014012_BAB IV... · Berdasarkan hasil wawancara dari narasumber tersebut dapat

58

(wawancara, kepala sekolah, 10 September 2017)

“evaluasi yang diberikan pengawas berupa penilaian, juga kritik dan saran yang

ditujukan bagi kepala sekolah. Tetapi, kepala sekolah tida diberi instrumen hasil penilaian,

sehingga tidak banyak tahu bagaimana perbaikan yang harus dilakukan.”

Menurut pernyataan-pernyataan hasil

wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa

evaluasi pelaksanaan program supervisi

pengawas masih mengalami kelemahan yang

diperlukan adanya perbaikan. Evaluasi yang

tepat dapat memberikan perbaikan bagi

pelaksanaan program.

Berdasarkan uraian tersebut, pelaksanaan

program supervisi pengawas di Kecamatan

Getasan belum beberapa masalah. Dari aspek

perencanaan masalah yang dihadapi kurang

adanya pembaharuan program supervisi dengan

program sebelumnya, sehingga program yang

dibuat menggunakan metode yang sama.

Pada aspek pengorganisasian, pengawas

belum dapat mengorganisasi kepala sekolah di

kecamatan getasan untuk melaksanakan

program supervisi dengan baik. Pada aspek

pelaksanaan program supervisi pengawas

terdapat kendala berupa waktu yang terbatas,

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16465/4/T2_942014012_BAB IV... · Berdasarkan hasil wawancara dari narasumber tersebut dapat

59

kurang maksimalnya pelaksanaan program yang

sesuai dengan rancangan, keterbatasan tenaga

pengawas dibandingkan dengan jumlah kepala

sekolah.

Kelemahan yang ditemukan pada aspek

evaluasi adalah kurangnya tindak lanjut dari

pengawas terkait hasil penilaian supervisi.

Tindak lanjut penilaian tersebut perlu dilakukan

supaya kepala sekolah dapat mengevaluasi

kemampuan dirinya sendiri dalam

melaksanakan program supervisi. Oleh karena

itu, dibutuhkan model supervisi untuk

menjawab kendala dan permasalah yang

dialami, supaya pelaksanaan program supervisi

pengawas dapat dilaksanakan secara efektif.

4.1.2.Desain Produk

Pengembangan model supervisi pengawas

melalui teknik workshop menggunakan model

pengembangan proseduran, yang

menggambarkan langkah-langkah yang harus

diikuti untuk menghasilkan suatu produk

tertentu. Berdasarkan analisis potensi dan

masalah pelaksanaan supervisi pengawas di

kecamatan Getasan, maka dibuat sebuah model

supervisi pengawas melalui teknik workshop

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16465/4/T2_942014012_BAB IV... · Berdasarkan hasil wawancara dari narasumber tersebut dapat

60

untuk meningkatkan kompetensi kepala sekolah

dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Perencanaan (planning)

Pada tahap ini dilakukan terlebih dahulu

identifikasi kebutuhan terkait dengan kegiatan

supervisi pengawas melalui teknik workshop.

Identifikasi kebutuhan didasarkan pada

masalah-masalah yang ditemukan dalam

pelaksanaan supervisi pengawas, yang diperoleh

melalui pengumpulan data dari narasumber.

Langkah selanjutnya adalah merumuskan

tujuan. Perumusan tujuan ini didasarkan pada

identifikasi kebutuhan. Sehingga, tujuan yang

diperoleh sesuai dan terarah. Berdasarkan

identifikasi kebutuhan dan perumusan tujuan,

selanjutnya disusun kegiatan supervisi melalui

teknik workshop. Dalam tahap perencanaan

pengawas dibantu oleh kepala UPTD dan staf

terkait dapat merencanakan kegiatan workshop

yang dapat dilakukan untuk meningkatkan

kompetensi kepala sekolah.

2. Pengorganisasian dan Pelaksanaan

Pengorganisasian merupakan langkah yang

dilakukan untuk cara untuk menggunakan

sumber daya yang ada. Pengorganisasian yang

dilakukan dalam supervisi pengawas melalui

teknik workshop dilakukan dengan

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16465/4/T2_942014012_BAB IV... · Berdasarkan hasil wawancara dari narasumber tersebut dapat

61

berkoordinasi dengan kepala UPTD, pengawas,

dan kepala sekolah di kecamatan Getasan.

Koordinasi tersebut dilakukan untuk

memudahkan pelaksanaan kegiatan supervisi

melalui teknik workshop. Selain itu,

pengorganisasian dilakukan agar adanya

pemahaman bersama mengenai kegiatan

supervisi melalui workshop.

Langkah selanjutnya yaitu pengorganisasian

panitia dan peserta supervisi. Langkah ini

diperlukan agar pelaksanaan supervisi dapat

maksimal. Panitia yang dibentuk bertugas

untuk menyiapkan alat bahan, materi, dan

instrumen lain terkait kegiatan workshop.

Kegiatan selanjutnya adalah pelaksanaa.

Kegiatan pelaksanaan meliputi kegiatan pra

workshop yang dilakukan dengan sosialisasi

kepada peserta workshop. Kegiatan sosialisasi

ini dilakukan dengan memberikan surat

undangan dan pemberitahuan kepada kepala

sekolah terkait dengan pelaksanaan supervisi

pengawas. Kegiatan sosialsasi kepada kepala

sekolah bertujuan agar kepala sekolah

menyiapkan terlebih dahulu baik dokumen

yang diperlukan dalam penilaian supervisi,

sehingga pada saat pelaksanaan kegiatan

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16465/4/T2_942014012_BAB IV... · Berdasarkan hasil wawancara dari narasumber tersebut dapat

62

workshop kepala sekolah sudah memiliki bekal

mengenai hal-hal yang akan dibahas.

Selanjutkan dilakukan kegiatan supervisi

pengawas dengan teknik workshop. kegiatan

supervisi ini dilakukan agar kepala sekolah

dapat menyampaikan masalah yang dihadapi

terkait pelaksanaan supervisi pembelajaran.

Pengawas, bertanggung jawab untuk

memberikan pembinaan, pengarahan, dan

penilaian terkait dengan supervisi

pembelajaran yang dilakukan kepala sekolah.

Kegiatan selanjutnya pada pelaksanaan

supervisi pengawas adalah evaluasi dan tindak

lanjut kegiatan supervisi melalui teknik

workshop. Kegiatan ini diperlukan untuk

menjadi bahan refleksi bagi pengawas dan

panitia untuk menilai kesuksesan kegiatan

tersebut.

3. Evaluasi

Kegiatan evaluasi merupakan kegiatan

penilaian mengenai model atau program yang

dilakukan. Evaluasi ini bertujuan untuk

menentukan apakah kegiatan tersebut

menjawab kebutuhan supervisi dan efektif

untuk dilaksanakan pada waktu yang akan

datang. Akhir dari tahap ini diharapkan

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16465/4/T2_942014012_BAB IV... · Berdasarkan hasil wawancara dari narasumber tersebut dapat

63

pengawas mendapat penilaian kompetensi

supervisi kepala sekolah.

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16465/4/T2_942014012_BAB IV... · Berdasarkan hasil wawancara dari narasumber tersebut dapat

64

Gambar 4.1. Desain Model Supervisi Pengawas melalui Teknik Workshop untuk

Meningkatkan Kompetensi Supervisi Kepala Sekolah

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16465/4/T2_942014012_BAB IV... · Berdasarkan hasil wawancara dari narasumber tersebut dapat

65

4.1.3.Validasi Data

Validasi model supervisi pengawas melalui

teknik workshop dilakukan melalui 4 validator, yaitu

(1) Dr. Ade Iriani, M.M. (2) Dra. Bety Dwi Jatmi, M.Pd.

(3) Yahya Kristanto, S.Pd. (4) Siska Indria Yuniarti,

S.Pd. Hasil uji validasi dari keempat pakar terhapada

model supervisi pengawas melalui teknik workshop

dapat di lihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1.

Hasil Uji Validasi

Model Supervisi Pengawas melalui Teknik Workshop

NO PERTANYAAN

VALIDATOR

Dr. Ade

Iriani, M.M

Dra. Bety

Dwi

Jatmi,

M.Pd

Yahya

Kristanto

, S.Pd

Siska

Indria

Yuniarti,

S.Pd

1 Latar Belakang Jelas (4) Jelas (4) Jelas (4) Jelas (4)

2 Tujuan Jelas (4) Jelas (4) Jelas (4) Jelas (4)

3 Sasaran Jelas (4) Jelas (4) Jelas (4) Jelas (4)

4 Landasan Hukum Jelas (4) Jelas (4) Jelas (4) Jelas (4)

5 Konsep

Manajemen

Cukup

Jelas (3)

Jelas (4) Jelas (4) Sangat

jelas (5)

6 Konsep

Manajemen

Kepala Sekolah

Cukup

Jelas (3)

Jelas (4) Jelas (4 Jelas (4)

7 Konsep Supervisi

Pembelajaran

Jelas (4) Jelas (4) Jelas (4) Sangat

jelas (5)

8 Konsep Teknik

Penyusunan

Jelas (4) Jelas (4) Jelas (4 Jelas (4)

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16465/4/T2_942014012_BAB IV... · Berdasarkan hasil wawancara dari narasumber tersebut dapat

66

Supervisi

Pembelajaran

9 Konsep Teknik

Pelaksanaan

Supervisi

Pembelajaran

Cukup

Jelas (3)

Jelas (4) Jelas (4 Jelas (4)

10 Konsep Teknik

Workshop

Cukup

jelas (3)

Jelas (4) Jelas (4 Jelas (4)

11 Model Supervisi

Pengawas Melalui

Teknik Workshop

Cukup

Jelas (3)

Jelas (4) Jelas (4 Cukup

Jelas (3)

12 Penutup Jelas (4) Jelas (4) Jelas (4 Jelas (4)

Total Nilai 43 48 48 49

Rata-rata 4,3 4,8 4,8 4,9

Keterangan:

Tidak Jelas : 1

Kurang Jelas : 2

Cukup Jelas : 3

Jelas : 4

Sangat Jelas : 5

Tabel 4.1. menunjukkan bahwa rata-rata nilai

yang diberikan validator 1, Dr. Ade Iriani, M.M. adalah

4,3 dalam kategori jelas. Rata-rata nilai yang diberikan

validator 2, Dra. Bety Dwi Jatmi, M.Pd. adalah 4,8

dalam kategori jelas. Rata-rata nilai yang diberikan

validator 3, Yahya Kristanto, S.Pd. adalah 4,8 dalam

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16465/4/T2_942014012_BAB IV... · Berdasarkan hasil wawancara dari narasumber tersebut dapat

67

katerogi sangat jelas. Validator 4 memberikan nilai

dengan rata-rata 4,9 dalam kategori sangat jelas. Hal

ini menunjukkan bahwa model yang dikembangkan

memenuhi kriteria yang baik.

Beberapa saran dari validator tersebut antara

lain:

1. Validator 1 : Perbaikan tata bahasa dalam bahasa

Indonesia yang baik, memperbaiki penulisan daftar

pustaka.

2. Validator 2 : Pada prinsipnya sudah baik hanya

masih ada yang perlu disesuaikan pada latar

belakang dengan apa yang disampaikan sebagai

masukan.

3. Validator 3 : Teknik supervisi dengan workshop

sudah jelas, perlu diimplementasikan dalam bentuk

uji coba di lapangan sehingga perlu

menyempurnakan supervisi teknik workshop.

4. Validator 4 : Sudah jelas.

4.1.4.Perbaikan Desain

Berdasarkan hasil validasi dan saran dari

validator, selanjutnya dilakukan revisi sehingga

diperoleh model supervisi pengawas melalui teknik

workshop untuk meningkatkan kompentensi kepala

sekolah. Revisi yang dilakukan antara lain:

1. Memperbaiki susunan kalimat dan tata bahasa

yang belum menggunakan ejaan bahasa Indonesia

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16465/4/T2_942014012_BAB IV... · Berdasarkan hasil wawancara dari narasumber tersebut dapat

68

yang baik sehinga tidak menimbulkan pemahaman

yang ambigu.

2. Memperbaiki latar belakang agar sesuai dengan

judul sehingga mudah untuk dimengerti.

4.2. Pembahasan

Model supervisi pengawas melalui teknik

workshop ini dikembangkan sesuai dengan kondisi

tempat penelitian yang dilakukan, agar dapat

diimplementasikan dengan mudah. Keberhasilan

model ini adalah pada tahapan manajeman, yaitu

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan

evaluasi. Tahapan-tahapan tersebut dapat dilakukan

dengan baik apabila ada kerjasama yang baik antara

pengawas dengan kepala sekolah.

Daryanto dan Farid (2013:198) menyatakan

bahwa pengawas dalam satuan pendidikan adalah

pelaksana secara teknis di bidang pengawasan secara

akademik dan pengawasan manajerial. Pada

hakekatnya fungsi pengawasan tersebut untuk

memberi bantuan profesional yang dilaksanakan

dalam diskusi mengenai masalah pendidikan untuk

meningkatkan kompetensi kepala sekolah, guru,

maupun tenaga kependidikan lain yang ada di

sekolah. Fungsi pegawasan tersebut dituangkan dalam

sebuah program supervisi.

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16465/4/T2_942014012_BAB IV... · Berdasarkan hasil wawancara dari narasumber tersebut dapat

69

Program supervisi merupakan program yang

susun berdasarkan kebutuhan untuk menilai

pelaksanaan suatu kegiatan. Pada penyusunan

program diperlukan adanya langkah-langkah

manajemen, yaitu idetifikasi masalah, menganalisis

masalah, merumuskan cara pemecahan masalah,

implementasi pemecahan masalah, evaluasi dan

tindak lanjut (Purwanto, 2010:80-81). Pada dasarnya

keberhasilan supervisi pengawas juga terletak pada

susunan program supervisi. Hal tersebut sejalan

dengan penelitian yang dilakukan Slameto (2016) yang

meneliti tentang supervisi akademik pengawas. Dalam

penelitiannya, Slameto menemukan bahwa pengawas

perlu menyusun program supervisi dengan melibatkan

kepala sekolah binaan, sehingga dapat menyesuikan

dengan kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi.

Pada tahap perencaan, pengawas perlu

menyusun program supervisi terlebih dahulu

berdasarkan identifikasi kebutuhan yang ada.

Identifikasi kebutuhan dapat dilakukan dengan dialig

bersama kepala sekolah binaan, atau berdasarkan

hasil evaluasi pelaksanaan program supervisi

sebelumnya.

Berdasarkan identifikasi kebutuhan yang sudah

ditemukan, pada tahap perencanaan selanjutnya

dilakukan perumusan tujuan penyusunan program.

Perumusan masalah tersebut didasarkan pada

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16465/4/T2_942014012_BAB IV... · Berdasarkan hasil wawancara dari narasumber tersebut dapat

70

temuan-temuan masalah yang dihadapi pada

pelaksanaan supervisi. Pelaksanaan supervisi harus

mencakup komponen-komponen yang terkait dan

mempengaruhi keberhasilan program, yang terdiri dari

komponen perencanaan, implementasi dan dampak

dari program supervisi (Daryanto dan Farid,

2013:196).

Pada langkah perencanaan selanjutnya

dilakukan penyusunan program supervisi melalui

teknik workshop. Salah satu ciri pelatihan workshop

yaitu mengembangkan pengetahuan, kecakapan, dan

perilaku (Sagala, 2010:54). Selain itu ciri teknik

workshop mampu memberikan perubahan iklim yang

kondusif dan lebih baik melalui pembinaan dan

peningkatan profesi (Mulyasa, 2012: 19-20).

Melalui pelaksanaan supervisi dengan teknik

workshop baik peserta workshop, yaitu kepala sekolah

maupun narasumber (pengawas) dapat saling

menyampaikan pendapat, gagasan secara terbuka

mengenai kendala-kendala yang dialami dalam

meningkatkan kompetensi. Kesulitan yang dihadapi

pengawas dalam melaksanakan supervisi untuk

meningkatkan kompetensi supervisi kepala sekolah

dapat diatasi dengan melakukan perencanaan

program yang disesuikan dengan kondisi masing-

masing.

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16465/4/T2_942014012_BAB IV... · Berdasarkan hasil wawancara dari narasumber tersebut dapat

71

Pengawas merupakan penggerak utama dalam

pelaksanaan kegiatan koordinasi. Kepala sekolah

kcamatan Getasan tidak dapat berkoordinasi sendiri

tanpa adanya bimbingan dari pengawas. Pada

pelaksanaan workshop diperlukan pengorganisasian

antara pengawas dengan kepala sekolah. Oleh karena

itu, pengawas memiliki fungsi sebagai koordinator

yang melekat dalam jabatannya untuk membantu

kepala sekolah meningkatkan kompetensinya.

Pada tahap pelaksanaan, pengawas memberikan

pembinaan kepada kepala sekolah mengenai supervisi

pembelajaran. Pembelakalan tersebut bertujuan agar

kepala sekolah dapat memahami tugas dan

tanggungjawabnya sebagai supervisor di sekolah.

sebagai seorang supervisor, kepala sekolah

bertanggungjawab memberikan bimbingan bagi guru,

bantuan dan pengawasan, serta penulaian pada

masalah-masalah yang terkait dengan penyeleggaraan

belajar mengajar (Daryanto dan Fardi, 2013).

Pada akhir kegiatan workshop, dilanjutkan

dengan kegiatan evaluasi kegiatan dan tindak lanjut

untuk kegiatan selanjutnya. Evaluasi kegiatan

workshop diperlukan untuk menilai ketercapaian

tujuan menggunakan model yang digunakan.

Pada tahap evaluasi, pengawas perlu

memberikan penilaian yang sepadan dengan kinerja

kepala sekolah mengenai supervisi pembelajaran.

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16465/4/T2_942014012_BAB IV... · Berdasarkan hasil wawancara dari narasumber tersebut dapat

72

Evaluasi ini tidak hanya pada penilaian, namun juga

disertai dengan penguatan, tindak lanjut, maupun

masukan bagi kepala sekolah untuk meningkatkan

kemampuannya dalam supervisi pembelajaran. Seperti

pernyataan yang dikemukaan oleh Ulfatin dan

Triwiyanto (2016) bahwa evaluasi bertujuan

memberikan obyektivitas pengamatan terhadap

perilaku hasil untuk mengetahui kemampuan dan

kelayakan.

Penelitian terdahulu mengenai supervisi yang

dilakukan oleh Ashari (2011) mengenai Supervisi

Akademik Pengawas Madrasah Tsanawiyah di

kabupaten Jepara. Penelitian ini juga dilakukan

melalui tahapan proseduran supervisi yang sudah

disusun oleh kepala sekolah untuk meningkatkan

kinerja guru. Wahid (2013) juga melakukan penelitian

yang berjudul Supervisi Pembelajaran Kepala

Madrasah dalam Meningkatkan Kompetensi Guru.

Temuan dalam penelitian ini adalah pelaksanaan

supervisi pembelajaran yang dilakukan oleh kepala

sekolah/ madrasah ditandai dengan membuat

perencanaan jadwal supervisi, pelaksanaannya

menggunakam model, pendekatan dan teknik

supervisi, dan menindaklanjuti supervisi.

Penelitian lain dilakukan oleh Nehtry (2016)

melakukan penelitian yang berjudul pengembangan

model supervisi akademik teknik mentoring bagi

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16465/4/T2_942014012_BAB IV... · Berdasarkan hasil wawancara dari narasumber tersebut dapat

73

pembinaan kompetensi pedagogik guru kelas. Pada

penelitian ini teknik mentoring menjadi salah satu

jawaban atas masalah menurunnya kompetensi

pedagigik guru karena pelaksanaan supervisi yang

belum maksimal.

S.M Kilminster & B.C Folly (2006) melakukan

penelitian yang berjudul effective supervision in clinical

practice setting: a literature review. Hasil penelitian ini

menunjukkan dalam kegiatan supervisi diperlukan

hubungan timbal balik agar evaluasi dapat

disampaikan untuk perbaikan selanjutnya.

Penelitian mengenai supervisi untuk

meningkatkan kompetensi guru juga dilakukan oleh

Harahap (2014) melakukan penelitian yang berjudul

supervisi akademik teknik workshop meningkatkan

kemampuan guru melaksanakan pembelajaran aktif.

Penelitian dengan teknik serupa juga dilakukan oleh

Sukamto (2016) juga melakukan penelitian serupa

yang berjudul upaya peningkatan kompetensi guru

dalam membuat penilaian tindakan kelas melalui

supervisi akademik teknik workshop di SMA

Kecamatan Simpang Kiri Kota Subulussalam Aceh.

Hasil dari penelitian dengan teknik workshop tersebut

menunjukkan adanya peningkatkan kompetensi guru

setelah dilakukan model supervisi melalui teknik

workshop.

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16465/4/T2_942014012_BAB IV... · Berdasarkan hasil wawancara dari narasumber tersebut dapat

74

Model supervisi pengawas melalui teknik

workshop dikembangkan dengan metode

pengembangan Borg 7 Gall. Pada tahap analisis

potensi dan masalah, disusun pengembangan model

supevisi pengawas yang sesuai dengan kebutuhan

tempat penelitian. Pada siklus ini mengacu pada

tahapan manajemen, yaitu perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi.

Perbedaan model ini dengan model yng digunakan

pada pelaksanaan supervisi sebelumnya adalah

kejelasan tahapan dalam kegiatan supervisi, yaitu: (1)

perencanaan, pada tahap ini dijelaskan langkah-

langkah yang ada di dalamnya (identifikasi kebutuhan,

perumusan tujuan, penyusunan kegiatan supervisi);

(2) pengorganisasian, dijelaskan bentuk organisasi

yang dilakukan pengawas untuk melaksanakan

supervisi teknik workshop; (3) pelaksanaan,

menjelaskan mengenai kegiatan apa saja yang

dilakukan pada tahap pelaksanaan. Kegiatan pada

tahap pelaksanaan adalah kegiatan pra workshop

dengan melakukan sosialisasi kepada kepala sekolah,

supervisi kepala sekolah, dan kegiatan evaluasi

kegiatan workshop; (4) evaluasi, tahap evaluasi

dilakukan untuk mendapatkan gambaran keefektivan

pelaksanaan supervisi melalui teknik workshop.

Adapun yang menjadi kekurang dari model ini

pada dasarnya sudah dilakukan oleh penelitian

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16465/4/T2_942014012_BAB IV... · Berdasarkan hasil wawancara dari narasumber tersebut dapat

75

terdahulu mengenai supervisi yang dilakukan kepala

sekolah melalui teknik workshop, namun belum

ditemukan penelitian yang spesifik mengenai supervisi

pengawas. Sehingga, pengembangan yang dilakukan

pada model ini didasarkan pada teori-teori yang ada.

Selain itu, kekurangan dari penelitian ini perlu

diujicobakan untuk melihat keefektivan model dengan

peningkatan kompetensi supervisi kepala sekolah.

Diharapkan melalui model ini, pengawas dapat

melaksanakan supervisi secra efektif untuk

meningkatkan kemampuan supervisi kepala sekolah.

4.3. Implikasi Hasil Penelitian

Implikasi hasil penelitian ini meliputi:

1. Secara teoritis, hasil penelitian ini memberikan

implikasi terhadap pengembangan model supervisi

pengawas melalui teknik workshop, di mana model

ini dikembangkan dalam 4 komponen manajemen

sehingga kegiatan supervisi pengawas dapat

dilaksanakan secara efektif dan efisian sesuai

tujuan.

2. Penerapan model supervisi pengawas melalui

teknik workshop menuntut baik pengawas maupun

kepala sekolah bertanggungjawab dan berkomitmen

atas keseluruhan tahapan supervisi, sehingga

supervisi pengawas untuk meningkatkan

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16465/4/T2_942014012_BAB IV... · Berdasarkan hasil wawancara dari narasumber tersebut dapat

76

kompetensi supervisi pembelajaran oleh kepala

sekolah.