bab iv hasil penelitian dan pembahasan...
TRANSCRIPT
30
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.Pelaksanaan Tindakan
Penelitian dilakukan di SD Negeri Dukuh 03 Salatiga. Subjek penelitian
siswa kelas 1 SD dengan jumlah 29 siswa yang terdiri dari 15 siswa
perempuan dan 14 siswa laki-laki. Waktu Penelitian 3 minggu setiap siklus
terdiri dari dua pertemuan.
4. 1. 1. Kondisi Sebelum Tindakan
Kondisi awal merupakan keadaan siswa sebelum penelitian tindakan
kelas dilakukan. Sebelum melakukan Penelitian Tindakan Kelas, peneliti
melakukan proses belajar mengajar dengan metode konvensional yaitu
ceramah. Dengan model konvensional, siswa hanya mendengarkan
penjelasan dari guru kemudian mengerjakan soal evaluasi yang diberikan
oleh guru. Hasilnya KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan
sebesar ≥ 70 hanya 37,9% siswa yang dapat mencapai KKM. Selanjutnya
Peneliti berkolaborasi dengan guru kelas mencari masalah yang
menyebabkan 62,1% siswa nilainya masih dibawah KKM. Masalah
tersebut adalah kurangnya motivasi belajar siswa ketika guru
menyampaikan materi menggunakan metode ceramah. Maka peneliti dan
guru mengambil kesimpulan untuk meningkatkan motivasi belajar dan
hasil belajar siswa melalui kegiatan bercerita dengan boneka jari. Dengan
demikian diperoleh data motivasi belajar dan hasil belajar yang dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
A. Data Motivasi Belajar
Uji coba checklist motivasi belajar siswa adalah untuk menguji
validitas dan reliabilitas checklist sehingga hasilnya dapat
dipertanggungjawabkan. Hasil reliabilitas checklist motivasi belajar
siswa adalah 0,791 yang masuk ke dalam kategori dapat diterima.
31
Sedangkan hasil validitas checklist motivasi belajar dapat di lihat pada
tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1
Sebaran Item Valid Checklist Motivasi Belajar Siswa
No Kondisi Item Soal Total Item Valid
1 Attention 1, 2, 3 3
2 Relevance 4, 5, 6 3
3 Confidance 7, 8, 9 3
4 Satisfaction 10, 11*, 12 2
Jumlah Total Item Valid 11
Keterangan: yang diberi (*) item gugur
Seleksi atau dasar pengambilan keputusan item valid berdasarkan
kriteria Azwar, item valid apabila nilai item total correlation ≥ 0,25.
Checklist motivasi belajar siswa terdiri dari 12 item pernyataan, terdapat
11 item valid dan 1 item gugur.
Indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan motivasi
belajar siswa adalah:
I=
Banyaknya pilihan ada 3, terdiri dari kategori motivasi tinggi, sedang
dan rendah. Jumlah item yang digunakan untuk mengukur motivasi belajar
siswa sebanyak 12 item dan yang valid berjumlah 11 item. Dengan
demikian skor tertinggi adalah 1 11 (item valid) =11. sedang skor
terendah adalah 0. Sehingga intervalnya adalah:
I=
=3,6
0 – 3,6 : Motivasi belajar rendah
3,7 – 7,3 : Motivasi belajar sedang
7,4 – 11 : Motivasi belajar tinggi
Untuk menghitung motivasi belajar siswa, dihitung berapa banyak
checklist yang didapatkan siswa dalam checklist motivasi belajar. Jika
siswa memperoleh checklist sebanyak 3 berarti siswa memiliki motivasi
32
belajar rendah. Jika siswa mendapatkan 4 sampai 7 checklist, siswa
tersebut memiliki motivasi belajar sedang. Siswa yang memperoleh jumlah
checklist 8 sampai dengan 11 maka siswa tersebut memiliki motivasi
belajar tinggi.
Pada kondisi awal sebelum dilakukan tindakan penelitian melalui
bercerita dengan boneka jari, motivasi belajar siswa masih kurang. Hasil
checklist motivasi belajar siswa pada kondisi awal dapat dilihat pada tabel
4.2 di bawah ini:
Tabel 4.2
Hasil Checklist Motivasi Belajar Siswa Pada Kondisi Awal
Rentang
nilai
Kategori Frekuensi Persentase
0 – 3,6 Motivasi belajar rendah 19 65,51 %
3,7 – 7,3 Motivasi belajar sedang 8 27,58%
7,4 – 11
Motivasi belajar tinggi 2 6,89%
Jumlah 29 100%
Dari tabel 4.2 kondisi awal motivasi belajar siswa dapat dideskripsikan
bahwa siswa yang memiliki motivasi sangat tinggi ada 2 anak ( 6,89% ),
siswa yang memiliki motivasi sedang ada 8 anak ( 27,58% ) dan siswa
yang memiliki motivasi rendah ada 19 anak (65,51%). Tingkat Motivasi
Belajar Siswa pada kondisi awal dapat dilihat pada diagram batang gambar
4.1:
Gambar 4.1
Diagram Batang Motivasi Belajar Pra Siklus
0
5
10
15
20
Motivasi belajar rendah
Motivasi belajar sedang
Motivasi belajar tinggi
0 – 3,6 3,7 – 7,3 7,4 – 11
Frekuensi
Frekuensi
33
B. Data Hasil Belajar
Setelah di lakukan uji validitas terhadap 30 item soal tes, ada 5
item yang gugur. Sehingga hanya 25 item soal yang digunakan dalam
penelitian ini. item soal yang tidak valid dapat dilihat dari tabel 4.3 di
bawah ini:
Tabel 4.3
Sebaran Item Valid Soal Tes Pra Siklus
No Standar
Kompetensi
Butir soal Total butir
soal Valid
1 Bahasa
Indonesia
1, 2, 4, 5, 6, 10, 16*, 22, 26,
27 9
2 PKN 3, 7, 11*, 12, 13, 14, 15, 23*,
24, 25 8
3 Matematika 8, 9, 17, 18, 19, 20, 21, 28,
29*, 30* 8
Jumlah 25
Keterangan: yang diberi (*) item gugur
Uji tingkat kesukaran dilakukan setelah instrumen dilakukan uji
validitas dan uji reliabilitas. Dari 25 soal tes 13 soal memiliki indeks
kesukaran sedang dan 12 soal tes memiliki indeks kesukaran mudah.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini:
Tabel 4.4
Indeks Kesukaran Instrumen
Pra Siklus
Sukar Sedang Mudah
- 2, 3, 6, 7, 10, 13, 14,
18, 20, 22, 25, 26, 27
1, 4, 5, 8, 9, 12,
15, 17, 19, 21,
24, 28
Jumlah 0 13 12
Sebelum Tindakan Penelitian Kelas, hasil nilai tes siswa yang
mencapai ketuntasan belajar (KKM=70) adalah sebanyak 11 siswa
34
sedangkan siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar sebanyak 18
siswa.
Jadi dapat diuraikan jumlah siswa yang mendapat nilai < 70 sebanyak
18 siswa atau 62,1%, dan siswa yang mendapat nilai > 70 sebanyak 18
siswa atau 37,9%. Dengan nilai rata-rata 67,44 sedangkan nilai tertinggi
adalah 100 dan nilai terendah adalah 16.
Tabel 4.5
Distribusi ketuntasan hasil belajar Siswa Kelas 1 SD Dukuh 03
Salatiga Pra Siklus
No Nilai Ketuntasan Sebelum tindakan
Jumlah siswa Persentase
1 < 70 Belum tuntas 18 62,1%
2 > 70 Tuntas 11 37,9%
Jumlah 29 100 %
Untuk lebih jelasnya data nilai pada tabel 4.6 dapat dibuat diagram seperti
pada gambar 4.2 dibawah ini:
Gambar 4.2
Diagram Lingkaran Hasil Belajar Pra Siklus
Ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan kelas dapat diketahui bahwa siswa
yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70)
sebanyak 18 siswa atau 62,1%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan
minimal sebanyak 11 siswa dengan persentase 37, 9%.
siswa yang tuntas 37,9%
siswa yang
belum tuntas 62,1
35
Rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi oleh tingkat pemahaman siswa
terhadap materi yang disajikan masih rendah dikarenakan masih menggunakan
pembelajaran yang monoton atau konvensional, dimana metode ceramah masih
mendominasi proses kegiatan pembelajaran, sehingga mengakibatkan
pembelajaran kurang menarik yang berakibat tingkat pemahaman siswa menjadi
rendah dan siswa pun kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga
terjadi hambatan yang menimbulkan pembelajaran berjalan kurang efektif.
Berdasarkan data hasil belajar dan motivasi belajar yang cenderung masih rendah
dari siswa kelas I di SD Negeri Dukuh 03 Salatiga, penulis akan melakukan
sebuah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sesuai dengan rancangan penelitian yang
telah diuraikan pada bab sebelumnya. Dalam penelitian ini penulis akan
menggunakan kegiatan bercerita menggunakan boneka jari guna meningkatkan
pemahaman belajar siswa yang akan dilakukan dalam dua siklus.
4. 1 .2 Siklus I
1. Rencana Tindakan
Rencana tindakan siklus I terdiri dari 2 rencana pertemuan, yaitu
pertemuan 1 dan pertemuan 2.
a. Pertemuan 1
Sebelum benar-benar melaksanakan tindakan perbaikan guru
yang akan mengajar, peneliti dan observer melakukan persiapan
terakhir. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a) Guru, peneliti dan observer bersama-sama memeriksa kembali
RPP yang telah disusun. Sambil dibaca ulang, guru, peneliti dan
observer mencermati kembali setiap butir yang akan
direncanakan.
b) Menyiapakan materi belajar serta semua alat peraga dan sarana
lain yang akan digunakan apakah sudah benar-benar tersedia.
c) Menyiapkan LKS (Lembar Kerja Siswa)
36
b. Pertemuan 2
Pertemuan kedua merupakan tidak lanjut pertemuan pertama.
langkah-langkah yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
a) Membaca ulang RPP dan mencermati kembali setiap butir yang
akan direncanakan.
b) Menyiapakan materi belajar serta semua alat peraga dan sarana
lain yang akan digunakan apakah sudah benar-benar tersedia.
c) Menyiapkan Checklist Motivasi Belajar Siswa yang akan
digunakan mengukur motivasi belajar siswa
d) Menyiapkan lembar evaluasi siswa untuk melihat hasil belajar
siswa.
2. Pelaksanaan Tindakan
a. Pertemuan ke 1
Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 4 Maret 2014. Setelah
menyusun langkah langkah kegiatan pembelajaran, guru, peneliti dan
observer sepakat untuk melaksanakan kegiatan perbaikan
pembelajaran yang terdiri dari tiga kegiatan pembelajaran.
Kegiatan awal yang dilakukan oleh guru meliputi beberapa
kegiatan yaitu pembukaan pembelajaran dengan salam, berdoa,
mengabsen, memberi motivasi kepada siswa dan kegiatan apersepsi:
Guru bertanya kepada siswa tentang aktivitas apa yang dilakukan
setelah bangun tidur pagi hari?
Kegiatan inti pada pertemuan pertama diawali dengan tanya
jawab tentang keadaan lingkungan sekitar rumah serta hak dan
kewajiban di sekolah. Guru kemudian bercerita dengan boneka jari
tentang “Lingkungan”. Usai bercerita diadakan tanya jawab
mengenai cerita yang di bacakan setelah itu diadakan permainan
Talking Stik. Siswa yang mendapatkan tongkat dengan bimbingan
guru akan menceritakan keadaan lingkungan rumahnya dan
menyebutkan tugas di Sekolah.
37
Kegiatan akhir, siswa bersama guru membuat kesimpulan
bersama tentang materi yang bertema lingkungan. Setelah itu siswa
mengerjakan LKS (Lembar Kerja Siswa).
b. Pertemuan ke 2
Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 5 Maret 2014. Tindakan
ini dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah disiapkan
Kegiatan awal yang dilakukan oleh guru meliputi beberapa
kegiatan yaitu pembukaan pembelajaran dengan salam, berdoa,
mengabsen, memberi motivasi kepada siswa dan kegiatan apersepsi:
Guru bertanya kepada siswa tentang aktivitas apa yang dilakukan
setelah pulang sekolah?
Kegiatan inti pada pertemuan pertama diawali dengan tanya
jawab tentang keadaan lingkungan sekitar rumah serta hak dan
kewajiban di sekolah. Guru kemudian bercerita dengan boneka jari
tentang “Cinta Lingkungan”. Usai bercerita diadakan tanya jawab
mengenai cerita yang di bacakan setelah itu diadakan permainan
Talking Stik. Siswa yang mendapatkan tongkat dengan bimbingan
guru akan menceritakan keadaan lingkungan rumahnya dan
menyebutkan tugas di Sekolah.
Kegiatan akhir, siswa bersama guru membuat kesimpulan
bersama tentang materi yang bertema lingkungan. Setelah itu siswa
mengerjakan soal evaluasi.
3. Hasil Tindakan
Dari evaluasi yang dilakukan dipertemuan ke dua siklus pertama
kelas 1 SD dengan tema Lingkungan, didapati hasil tindakan sebagai
berikut:
38
a. Hasil Motivasi Belajar Siswa
Tabel 4.6
Hasil Checklist Motivasi Belajar Siswa Pada Siklus I
Rentang
nilai
Kategori Frekuensi Presentase
0 – 3,6 Motivasi belajar rendah 9 31,03%
3,7 – 7,3 Motivasi belajar sedang 18 62,06%
7,4 – 11 Motivasi belajar tinggi 2 6,89%
Dari tabel 4.7 kondisi siklus I motivasi belajar siswa dapat
dideskripsikan bahwa siswa yang memiliki motivasi sangat tinggi
ada 2 anak (6,89%), siswa yang memiliki motivasi sedang ada 18
anak (62,06%) dan siswa yang memiliki motivasi rendah ada 9 anak
(31,03%).
Dari analisis hasil motivasi belajar pada tabel di atas dapat dibuat
diagram batang pada gambar 4.3:
Gambar 4.3
Diagram Batang Motivasi Belajar Siswa Siklus I
b. Hasil Belajar Siswa
Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas soal evaluasi pada
siklus I, maka didapatkan hasil tes siswa kelas 1. Pada siklus I siswa
yang tuntas belajar sebanyak 18 dan yang belum tuntas belajar
sebanyak 11 siswa.
0
5
10
15
20
Motivasi belajar rendah
Motivasi belajar sedang
Motivasi belajar tinggi
0 – 3,6 3,7 – 7,3 7,4 – 11
Frekuensi
Frekuensi
39
Untuk lebih jelasnya daftar nilai siswa dapat dilihat pada tabel
distribusi ketuntasan hasil belajar pada tabel 4.7 di bawah ini:
Tabel 4.7
Distribusi ketuntasan hasil belajar Siswa Kelas 1 SD Dukuh 03
Salatiga Siklus I
No Nilai Ketuntasan Siklus I
Jumlah siswa Persentase
1 < 70 Belum tuntas 11 37,9%
2 > 70 Tuntas 18 62,1%
Jumlah 29 100 %
Ketuntasan Belajar Siswa Perolehan Nilai Siklus I dapat
diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM=70) sebanyak 11 siswa dengan
persentase 37,9% Sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan
minimal sebanyak 18 siswa dengan persentase 62,1%.
Dari analisis hasil tes pada tabel 4.9 di atas dapat dibuat diagram
lingkaran pada gambar 4.4:
Gambar 4.4
Diagram Lingkaran Hasil Belajar Siklus I
Apabila dicermati dari hasil belajar pra siklus dan siklus 1
terdapat perbedaan perolehan nilai. Meskipun data menunjukkan
adanya peningkatan belajar sebesar 24,2%, yaitu dari sebelum
siswa yang tuntas 62, 1%
siswa yang belum tuntas
37, 9%
40
perbaikan sebesar 37,9% menjadi 62,1% namun hal ini belum
sepenuhnya perbaikan pembelajaran pada siklus I berhasil. Sebab
batas minimal ketuntasan belajar klasikal adalah 80%. Maka peneliti
berupaya memperbaiki pembelajaran serta mengadakan revisi-revisi
mengenai langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian terutama
menentukan perbaikan dalam mengoptimalkan pendekatan yang
dipakai, sehingga ditemukan variasi yang tepat untuk mencapai
tujuan. Kemudian peneliti melanjutkan pada program siklus II telah
direncanakan.
4. Refleksi
Pembelajaran Tematik kelas I pada siklus I belum berhasil sesuai
dengan tujuan yang diharapkan. Nilai yang diperoleh pada siklus I yang
sudah memenuhi KKM sebanyak 18 anak sedangkan yang belum
memenuhi KKM 11 anak. Hal tersebut berarti belum mencapai
ketuntasan belajar secara klasikal. Hasil diskusi Peneliti, guru dan
observer dapat mengungkapkan faktor penyebab kekurang keberhasilan
dalam pembelajaran yaitu:
a) Pembelajaran masih gaduh dan kurang terkendali pada saat guru
akan mulai bercerita
b) Beberapa anak belum memiliki motivasi dalam mengerjakan soal tes
c) Guru belum memberi reward/penguatan pada siswa yang menjawab
benar.
Berdasarkan hasil evaluasi observasi, peneliti memutuskan untuk
mengadakan perbaikan pembelajaran pada siklus II sebagai berikut:
1) Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai guru memikirkan cara
mengatasi kegaduhan yang nanti akan timbul dengan melakukan
kesepakatan bersama siswa, dimana siswa yang mendengarkan cerita
akan dapat menjawab pertanyaan yang diajukan sehingga nanti akan
mendapatkan reward
2) Memberikan motivasi pada siswa agar mengerjakan soal tes
41
3) Memberikan reward kepada siswa yang menjawab benar
4. 1. 2 Siklus II
1. Rencana Tindakan
Rencana tindakan siklus II terdiri dari 2 rencana pertemuan, yaitu
pertemuan 1 dan pertemuan 2.
a. Pertemuan 1
Bersama-sama dengan guru dan observer peneliti merevisi RPP
dan menyiapkan kembali scenario tindakan yang akan dilaksanakan
pada perbaikan pembelajaran siklus II. Berdasarkan hasil diskusi
dengan observer dan guru serta refleksi siklus I maka peneliti
melakukan upaya perbaikan pembelajaran, melakukan kesepakatan
bersama siswa, dimana siswa yang mendengarkan cerita akan dapat
menjawab pertanyaan yang diajukan sehingga nanti akan
mendapatkan reward. Selain itu guru juga menyiapkan kembali
lembar kerja siswa, reward untuk siswa dan menyiapakan alat
peraga.
b. Pertemuan 2
Pertemuan kedua merupakan tidak lanjut pertemuan pertama.
langkah-langkah yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
a) Membaca ulang RPP dan mencermati kembali setiap butir yang
akan direncanakan.
b) Menyiapakan materi belajar serta semua alat peraga dan sarana
lain yang akan digunakan apakah sudah benar-benar tersedia.
c) Menyiapkan Cheklist Motivasi Belajar Siswa yang akan
digunakan mengukur motivasi belajar siswa.
d) Menyiapkan lembar evaluasi siswa untuk melihat hasil belajar
siswa.
e) Menyiapkan reward untuk siswa yang menjawab pertanyaan guru.
42
2. Pelaksanaan Tindakan
a. Pertemuan ke 1
Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 12 Maret 2014. Setelah
menyusun langkah langkah kegiatan pembelajaran, guru, peneliti dan
observer sepakat untuk melaksanakan kegiatan perbaikan
pembelajaran yang terdiri dari tiga kegiatan pembelajaran.
Kegiatan awal yang dilakukan oleh guru meliputi beberapa
kegiatan yaitu pembukaan pembelajaran dengan salam, berdoa,
mengabsen, memberi motivasi kepada siswa dan kegiatan apersepsi:
Guru bertanya kepada siswa tentang aktivitas apa yang dilakukan
setelah pulang sekolah?
Kegiatan inti pada pertemuan pertama diawali dengan tanya
jawab tentang keadaan lingkungan sekitar rumah serta hak dan
kewajiban di sekolah. Guru kemudian bercerita dengan boneka jari
tentang “Lingkungan Sekolah”. Usai bercerita diadakan tanya jawab
mengenai cerita yang di bacakan setelah itu diadakan permainan
Talking Stik. Siswa yang mendapatkan tongkat dengan bimbingan
guru akan menceritakan keadaan lingkungan rumahnya dan
menyebutkan hak sebahgai anak.
Kegiatan akhir, siswa bersama guru membuat kesimpulan
bersama tentang materi yang bertema lingkungan. Setelah itu siswa
mengerjakan LKS (Lembar Kerja Siswa).
b. Pertemuan ke 2
Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 13 Maret 2014.
Tindakan ini dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah
disiapkan
Kegiatan awal yang dilakukan oleh guru meliputi beberapa
kegiatan yaitu pembukaan pembelajaran dengan salam, berdoa,
mengabsen, memberi motivasi kepada siswa dan kegiatan apersepsi:
43
Guru bertanya kepada siswa tentang aktivitas apa yang dilakukan
setelah pulang sekolah?
Kegiatan inti pada pertemuan pertama diawali dengan tanya
jawab tentang keadaan lingkungan sekitar rumah serta hak dan
kewajiban di sekolah. Guru kemudian bercerita dengan boneka jari
tentang “Lingkungan Sekolah dan Rumahku”. Usai bercerita
diadakan tanya jawab mengenai cerita yang di bacakan setelah itu
diadakan permainan Talking Stik. Siswa yang mendapatkan tongkat
dengan bimbingan guru akan menceritakan keadaan lingkungan
rumahnya dan menyebutkan tugas di Sekolah.
Kegiatan akhir, siswa bersama guru membuat kesimpulan
bersama tentang materi yang bertema lingkungan. Setelah itu siswa
mengerjakan soal evaluasi.
3. Hasil Tindakan
Dari evaluasi yang dilakukan dipertemuan ke dua siklus kedua kelas
1 SD dengan Lingkungan , hasil tindakan bahwa didapati hasil sebagai
berikut:
a. Hasil Motivasi Belajar Siswa
Tabel 4.8
Hasil Checklist Motivasi Belajar Siswa Pada Siklus II
Rentang
nilai
Kategori Frekuensi Presentase
0 – 3,6 Motivasi belajar rendah 2 6,89%
3,7 – 7,3 Motivasi belajar sedang 22 75,86%
7,4 – 11
Motivasi belajar tinggi 5 17,24%
Jumlah 29 100%
Dari tabel 4.10 kondisi siklus II motivasi belajar siswa dapat
dideskripsikan bahwa siswa yang memiliki motivasi sangat tinggi ada 5
anak (17,24%), siswa yang memiliki motivasi sedang ada 22 anak
(75,86%) dan siswa yang memiliki motivasi rendah ada 2 anak (6,89%).
Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan dalam diagram batang 4. 5
berikut ini:
44
Gambar 4.5
Diagram Batang Motivasi Belajar Siswa Siklus II
b. Hasil Belajar Siswa
Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas soal evaluasi pada
siklus II, maka didapatkan hasil tes siswa kelas 1. Hasil belajar yang
diperoleh pada Siklus II mengalami peningkatan. Pada Siklus I siswa
yang tuntas belajar ada 18 siswa sedangkan pada siklus II ada 24 siswa
tuntas belajar dimana siswa yang tuntas belajar mendapatkan nilai di
atas KKM (>70). Siswa yang belum tuntas belajar mengalami
penurunan dimana pada siklus I ada 11 siswa belum tuntas belajar
sedangkan pada siklus II siswa yang belum tuntas ada 5 siswa.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.12 distribusi
ketuntasan hasil belajar di bawah ini:
Tabel 4.9
Distribusi ketuntasan hasil belajar Siswa Kelas 1 SD Dukuh
03Salatiga Siklus II
No Nilai Ketuntasan Sebelum tindakan
Jumlah
siswa
persentase
1 < 70 Belum tuntas 5 17,2%
2 > 70 Tuntas 24 82,8%
Jumlah 29 100 %
Dari analisis nilai tersebut dapat diketahui bahwa siswa yang
sudah tuntas dengan nilai di atas KKM ada 24 siswa atau sebesar
82,8 % dan siswa yang belum tuntas dengan nilai di bawah KKM
ada 5 siswa atau sebesar 17,2%. Hal ini menunjukkan bahwa batas
0 5
10 15 20 25
Motivasi belajar rendah
Motivasi belajar sedang
Motivasi belajar tinggi
0 – 3,6 3,7 – 7,3 7,4 – 11
Frekuensi
Frekuensi
45
minimal ketuntasan belajar klasikal sebesar 80% sudah terpenuhi.
ini ditunjukkan dengan persentase ketuntasan siswa sebesar 82,8 %.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari diagram lingkaran gambar
4.6 berikut ini:
Gambar 4.6
Diagram Lingkaran Hasil Belajar Siklus II
Berdasarkan hasil analisis yang digambarkan dalam bentuk
diagram lingkaran terlihat jelas perbandingan bahwa pada diagram di
atas menunjukkan jumlah siswa yang tuntas sebesar 82,8% dan siswa
yang belum tuntas sebesar 17,2 %
4. REFLEKSI
Sehubungan dengan kurang berhasilnya perbaikan pembelajaran pada
siklus I maka peneliti berupaya menemukan faktor penyebab kurang
berhasilnya pembelajaran pada siklus I. Dari kegiatan refleksi dan diskusi
ditemukan faktor penyebabnya, yaitu pembelajaran masih gaduh dan
kurang terkendali pada saat guru akan mulai bercerita, beberapa anak
belum memiliki motivasi dalam mengerjakan soal tes dan guru belum
memberi reward/penguatan pada siswa yang menjawab benar. Dalam
siklus II, guru melakukan kesepakatan bersama siswa, dimana siswa yang
siswa yang tuntas 82, 8%
siswa yang belum tuntas
17,2%
46
mendengarkan cerita akan dapat menjawab pertanyaan yang diajukan
sehingga nanti akan mendapatkan reward. Guru memberikan motivasi
pada siswa agar mengerjakan soal tes. Dari kegiatan tersebut terekam
kondisi pembelajaran yang mengarah pada peningkatan. Peningkatan
tersebut meliputi motivasi belajar siswa serta hasil evaluasi diakhir
pembelajaran. Berdasarkan pengamatan dari peneliti, maka secara
keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh pada siklus II adalah sebagai
berikut:
A. KELEBIHAN
1. Rancangan pembelajaran sudah terpogram
2. Siswa tertarik pada pembelajar melalui bercerita dengan boneka jari
3. Kegiatan pembelajaran nampak lebih hidup, perhatian, antusias
siswa meningkat karena siswa belajar tanpa adanya tekanan
4. Keberanian siswa mulai tumbuh dalam menjawab pertanyaan,
mengeluarkan pendapat maupun saat tampil ke depan bercerita
menggunakan boneka jari
B. KEKURANGAN
1. Hambatan
Pemberian Motivasi pada saat mengerjakan soal evaluasi yang
belum mengena kepada seluruh siswa. Terlihat dari hasil belajar di
siklus II dimana terdapat 5 siswa yang mendapatkan nilai jauh di
bawah KKM.
2. Penyelesaian
Memberikan motivasi kepada siswa secara berkesinambungan.
seperti mamberikan motivasi pada saat siswa akan mengerjakan
soal, memberikan motivasi saat siswa mulai mengerjakan soal dan
saat waktu mengerjakan soal akan selesai.
47
4.2. Hasil Analisis Data
A. Rekapitulasi Hasil Motivasi Belajar Pra Siklus, Siklus I, Siklus II
Tabel 4.10 merupakan tabel rekapitulasi hasil motivasi belajar siswa
pada pra siklus, siklus I dan siklus II.
Tabel 4.10
Rekapitulasi Hasil Checklist Motivasi Belajar
Pra Siklus, Siklus I, Siklus II
Skor Frekuensi Persentase Keterangan
Pra
Siklus
Siklus
I
Siklus
II
Pra
Siklus
Siklus
I
Siklus
II
0 – 3,6 19 9 2 65,51
%
31,
03%
6,
89%
Motivasi
belajar
rendah
3,7– 7,3 8 18 22 27,58
%
62,
06%
75,
86%
Motivasi
belajar
sedang
7,4 – 11
2 2 5 6,89% 6,89% 17,
24%
Motivasi
belajar
tinggi
Dari hasil tabel motivasi belajar di atas dapat dilihat adanya
peningkatan motivasi belajar siswa. Pada pra Siklus ada 19 siswa
(65,51%) yang memiliki motivasi belajar rendah, 8 siswa (27,58%)
memiliki motivasi belajar sedang dan hanya 2 siswa (6,89%) yang
memiliki motivasi belajar tinggi. Pada siklus I ada 9 siswa 9 (31,03%)
yang memiliki motivasi belajar rendah, 18 Siswa (62,06%) yang memiliki
motivasi belajar sedang dan 2 siswa (6,89%) yang memiliki motivasi
belajar tinggi. Pada siklus II ada 2 Siswa (6,89%) yang memiliki motivasi
belajar rendah, 22 siswa (75,86%) yang memiliki motivasi belajar Sedang
dan 5 siswa (17,24%) memiliki motivasi belajar tinggi. Ini membuktikan
bahwa pembelajaran tematik melalui bercerita dengan boneka jari dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat pada diagram
batang gambar 4.7 dan grafik gambar 4.8 berikut ini:
48
Gambar 4.7
Diagram Batang Rekapitulasi Hasil Checklist Motivasi Belajar
Pra Siklus, Siklus I, Siklus II
Gambar 4.8
Grafik Rekapitulasi Hasil Checklist Motivasi Belajar
Pra Siklus, Siklus I, Siklus II
Pada diagram dan grafik diatas menunjukkan bahwa pembelajaran
menggunakan metode bercerita dengan boneka jari dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa.
B. Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I, Siklus II
Berdasarkan hasil tindakan dapat diketahui keberhasilan dalam
menggunakan metode bercerita dengan boneka jari pada pelajaran
tematik khususnya mata pelajaran PKN, Bahasa Indonesia dan
Matematika. Keberhasilan tersebut dapat dilihat pada tabel nilai 4.11
berikut ini:
0
5
10
15
20
25
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Motivasi Belajar tinggi
Motivasi Belajar Sedang
Motivasi Belajar Rendah
0
5
10
15
20
25
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Motivasi Belajar tinggi
Motivasi Belajar Sedang
Motivasi Belajar Rendah
49
Tabel 4.11
Rekapitulasi Nilai Hasil Tes Siswa
Pra Siklus, Siklus I, Siklus II
Nilai Frekuensi Persentase Keterangan
Pra
Siklus
Siklus
I
Siklus
II
Pra
Siklus
Siklus
I
Siklus
II
< 70 18 11 5 62, 1% 37,9% 17,2% Belum Tuntas
> 70 11 18 24 37, 9% 62,1% 82,
8%
Tuntas
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari diagram batang 4.9 dan
grafik 4.10 berikut ini:
Gambar 4.9
Diagram Batang Rekapitulasi Nilai Hasil Tes Siswa
Pra Siklus, Siklus I, Siklus II
Dari diagram gambar 4.9 dapat terlihat peningkatan nilai hasil
belajar siswa. Terbukti dari klasifikasi tuntas pra siklus ada 11 siswa
yang tuntas mencapai KKM, siklus I ada 18 siswa yang tuntas mencapai
KKM dan di siklus II ada 24 siswa yang tuntas mencapai KKM.
Sedangkan pada klasifikasi Belum tuntas pra siklus ada 18 siswa belum
tuntas mencapai KKM, siklus I ada 11 siswa belum tuntas mencapai
KKM dan siklus II ada 5 siswa yang belum tuntas KKM. Ini
membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan metode bercerita
dengan boneka jari dapat meningkatkan hasil belajar. Gambar 4.10 di
bawah ini merupakan grafik rekapitulasi nilai hasil tes siswa kelas 1:
0
5
10
15
20
25
30
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Tuntas
Belum Tuntas
50
Gambar 4.10
Grafik Rekapitulasi Nilai Hasil Tes Siswa
Pra Siklus, Siklus I, Siklus II
Pada grafik diatas menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan
metode bercerita dengan boneka jari dapat meningkatkan jumlah siswa
yang tuntas belajar.
4.3. Pembahasan
1. Siklus I
Berdasarkan hasil analisis data, kegiatan pembelajaran di kelas I SD
Negeri Dukuh 03 Salatiga terlihat ada peningkatan motivasi belajar dan
hasil belajar siswa melalui kegiatan bercerita dengan boneka jari.
Perolehan hasil Motivasi belajar siswa pada siklus I masih belum
optimal yaitu 62, 06% siswa memiliki motivasi belajar sedang dan 6,89%
memiliki motivasi belajar tinggi. Jadi masih ada 31,03% siswa yang
memiliki motivasi belajar rendah. Hal ini karena masih banyak siswa
yang belum aktif dalam pembelajaran salah satunya disebabkan karena
meraka masih merasa takut salah dan malu untuk bertanya, menjawab
pertanyaan atau mengemukakan pendapat.
Perolehan nilai hasil belajar siswa juga masih belum optimal. Masih
ada 37,9% siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan KKM. siswa yang
mencapai ketuntasan KKM ada 62,1%.
Ada beberapa kendala yang mempengaruhi penelitian sehingga hasil
penelitian belum maksimal. Misalnya adanya siswa yang bercanda
0
5
10
15
20
25
30
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Tuntas
Belum Tuntas
51
dengan teman, siswa belum memiliki motivasi dalam mengerjakan soal
tes sehingga hasil belajar belum sesuai dengan KKM.
Guru harus membuat kesepakatan dengan siswa agar saat
mendengarkan cerita tidak bercanda. Guru harus memberikan motivasi
pada siswa saat mengerjakan soal tes. Pemberian motivasi juga dapat
membangkitkan minat belajar siswa sehingga siswa memiliki
kepercayaan diri untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
2. Siklus II
Dari hasil diskusi Peneliti, guru dan observer dapat mengungkapkan
faktor penyebab kekurang keberhasilan dalam pembelajaran pada siklus
I yaitu pembelajaran masih gaduh dan kurang terkendali pada saat guru
akan mulai bercerita, beberapa anak belum memiliki motivasi dalam
mengerjakan soal tes dan Guru belum memberi reward/penguatan pada
siswa yang menjawab benar.
Berdasarkan hasil evaluasi observasi, peneliti memutuskan untuk
mengadakan perbaikan pembelajaran pada siklus II dengan melakukan
kesepakatan bersama siswa, dimana siswa yang mendengarkan cerita
akan dapat menjawab pertanyaan yang diajukan sehingga nanti akan
mendapatkan reward dan memberikan motivasi pada siswa agar
mengerjakan soal tes
Proses perbaikan sudah dilakukan di siklus II, dari pengamatan
terhadap proses pembelajaran yang terjadi pada tindakan siklus II
ini,siswa menjadi lebih aktif dalam bertanya, menjawab pertanyaan dan
mengeluarkan pendapat. Maka hasil motivasi belajar siswa mencapai
17,24% siswa memiliki motivasi tinggi dan 75,86% siswa memiliki
motivasi sedang. meskipun masih 6,89% siswa memiliki motivasi
belajar rendah namun dibandingkan siklus I sudah terjadi peningkatan.
Hasil belajar siswa juga meningkat, dimana siswa yang tuntas
belajar sebesar 82,8% dan siswa yang belum tuntas sebesar 17,2%.
Meskipun belum dapat mencapai 100%, namun dapat dikatakan bahwa
52
siswa telah mencapai ketuntasan belajar sebab telah memenuhi standar
ketuntasan belajar 80%.
Malalui penarapan metode pembelajaran bercerita dengan boneka
jari memacu guru agar lebih kreatif dalam proses pembelajaran. Kreatif
dalam arti aktif membuat cerita pada pembelajaran tematik dan aktif
mendorong siswa untuk memiliki motivasi belajar. Dengan
menggunakan pembelajaran bercerita dengan boneka jari keterampilan
guru dalam mengajar akan lebih terasah. Diantaranya adalah
kemampuan guru dalam menciptakan suasana kelas yang lebih
menyenangkan, sehingga dalam proses pembelajaran siswa tidak akan
merasa bosan. Siswa lebih kreatif sehingga suasana kelas akan lebih
hidup yang pada akhirnya dapat menghapus anggapan bahwa mata
pelajaran tematik adalah mata pelajaran yang membosankan.
Hasil belajar siswa meningkat setelah menggunakan metode
pembelajaran Bercerita dengan boneka jari. Hal ini dikarenakan
semangat siswa mulai terpacu mendengarkan cerita dalam belajar.