bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4...35 ketuntasan dan baru ada 11 siswa atau 52,38 % siswa...
TRANSCRIPT
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus
Sebelum dilaksanakan pembelajaran model Discovery Leraning,
pembelajaran IPA di kelas V SDN 2 Jambangan Kabupaten Grobogan masih
menggunakan metode konvensional di mana guru hanya berceramah dan hanya
menggunakan media papan tulis. Pada saat guru mengajar, siswa hanya pasif
mendengarkan penjelasan guru. Guru tidak menggunakan alat peraga sehingga
siswa cenderung bosan dan bergurau sendiri. Setelah dilakukan evaluasi akhir
pembelajaran, ternyata masih banyak siswa yang belum memahami materi dengan
baik sehingga hasil belajarnya rendah.
Hasil belajar di kelas V SDN 2 Jambangan Kabupaten Grobogan dengan
jumlah 21 siswa, 12 laki-laki dan 9 perempuan diperoleh daftar nilai hasil belajar
siswa kelas V pada mata pelajaran IPA pra siklus (lampiran 16) menunjukkan
masih ada siswa yang memperoleh nilai kurang dari KKM (70). Dari 21 siswa ,
terdapat 10 anak yang memperoleh nilai ≤ 70, dan 11 anak memperoleh nilai ≥ 70.
Ketuntasan hasil belajar IPA siswa pra siklus atau sebelum dilakukan
tindakan dapat dilihat pada tabel 4.1
Tabel 4.1
Ketuntasan Hasil Belajar IPA Prasiklus
Nilai Jumlah Siswa Persentase % Keterangan
< 70 10 47,62% Tidak Tuntas
≥ 70 11 52,38% Tuntas
Jumlah 21 100 %
Nilai Rata-rata 65,86
Nilai Tertinggi 84
Nilai Terendah 35
Dilihat dari tabel 4.1 menunjukkan bahwa hasil belajar di kelas V SDN 2
Jambangan Kabupaten Grobogan masih rendah. Terbukti dari jumlah siswa
sebanyak 21 anak masih ada 10 siswa atau 47,62% yang belum mencapai
35
ketuntasan dan baru ada 11 siswa atau 52,38% siswa yang sudah tuntas KKM
yaitu ≥70.
Berdasarkan tabel 4.1 disajikan diagram batang persentase hasil belajar IPA
siswa pada pra siklus, yang dapat dilihat pada gambar 4.1
Gambar 4.1
Diagram Batang Persentase Hasil Belajar IPA
Pra siklus
Melihat hasil belajar di kelas V SDN Jambangan 02 Kabupaten Grobogan,
maka penulis tertarik untuk melakukan suatu tindakan dalam pembelajaran IPA
materi Sifat-sifat cahaya. Dengan menerapkan model pembelajaran Discovery
diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar sehingga hasil
belajar siswa akan meningkat.
4.2 Deskripsi Siklus I
4.2.1 Tahap Perencanaan
Hasil belajar pada prasiklus menjadi dasar untuk merencanakan tindakan
yang tepat agar hasil belajar siswa meningkat. Model pembelajaran yang akan
digunakan adalah model Discovery Leraning. Pada tahap ini, penulis
mempersiapkan perangkat pembelajaran berupa:
44.00%
46.00%
48.00%
50.00%
52.00%
54.00%
Tuntas Tidak tuntas
52.38%
47.62%
Pra Siklus
Tuntas
Tidak tuntas
36
1. RPP dengan Memahami sifat-sifat cahaya.
2. Media pembelajaran. Media yang digunakan adalah benda-benda
kongkret yang digunakan untuk melakukan percobaan.
3. Lembar Kerja Siswa sebagai sarana untuk mengerjakan tugas
mengenai hasil penyelidikan yang dilakukan bersama kelompok.
4. Lembar observasi guru dan siswa untuk mengetahui aktivitas guru dan
siswa selama pembelajaran berlangsung.
5. Soal evaluasi yang akan diberikan pada pertemuan kedua tiap siklus
setelah pembelajaran selesai.
Setelah semua perangkat pembelajaran disiapkan, penulis kemudian
berkonsultasi dengan guru kelas V mengenai RPP yang telah disusun dan
berdiskusi tentang jalannya kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan agar
pada pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan lancar.
4.2.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Siklus I
Pelaksanaan tindakan dan observasi ini dilakukan selama penelitian siklus I
berlangsung yakni pada pertemuan I dan pertemuan II. Pertemuan I dilaksanakan
pada hari Senin tanggal 27 April 2015 dan pertemuan II pada hari Selasa tanggal
28 April2015 dengan alokasi waktu tiap pertemuan adalah 2 x 35 menit. Adapun
kegiatan yang dilakukan pada pertemuan I dan II adalah :
1. Pertemuan I
Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan berdoa, mengucapkan
salam, menanyakan kabar dan mengabsen siswa. Setelah itu guru memeriksa
kerapian, mengkondisikan kelas untuk siap mengikuti pelajaran dari mulai
pengaturan tempat duduk, pemeriksaan perlengkapan belajar seperti peralatan
tulis, buku paket dan media pembelajaran. Kemudian guru melakukan apersepsi
dengan memberikan penjelasan mengenai kegiatan yang akan dilakukan yakni
melakukan percobaan tentang sifat-sifat cahaya. Guru juga menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai yaitu mengetahui 3 sifat cahaya (cahaya dapat
merambat lurus, cahaya dapat menembus benda bening, dan cahaya dapat
dibiaskan).
37
Pada kegiatan inti setelah semua siswa mengetahui tujuan pembelajaran dan
kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran siswa dibagi ke dalam 4
kelompok, setiap kelompok menerima alat dan bahan serta LKS untuk melakukan
percobaan IPA tentang sifat-sifat cahaya. Selanjutnya guru memfasilitasi siswa
dengan melakukan pembelajaran yang sesuai dengan langkah-langkah model
pembelajaran Discovery Learning.
a) Pada langkah Stimulation (Stimulasi/Pemberian rangsangan) disini siswa
menyimak penyajian masalah yang disampaikan oleh guru yaitu guru
memberikan ilustrasi kepada siswa dengan bercerita tentang kejadian-kejadian
di kehidupan sehari-hari dengan masalah yang akan disampaikan yaitu “Guru
memberikan sebuah ilustrasi kepada murid dengan bercerita, Setiap malam Leo
selalu membaca buku di kamarnya. Semua pelajaran yang telah dipelajari pada
siang hari, dia baca kembali. Selain itu, Leo selalu mempersiapkan buku
pelajaran yang akan dipelajarinya esok hari di kelas. Suasana di kamar terlihat
terang. Lampu menerangi setiap benda yang ada di kamar Leo. Bagaimana
yang terjadi jika listrik mati dan tidak ada lampu penerangan yang menyala? ”
b) Pada Langkah Problem Statemant (Pernyataan/Identifikasi Masalah) siswa
menyampaikan hipotesis tentang permasalahan yang disajikan oleh guru dan
menuliskan hipotesis mereka ke dalam LKS. Untuk membuktikan hipotesis
mereka benar atau salah guru membimbing tiap kelompok untuk mulai
melakukan percobaan tentang sifat cahaya dapat merambat lurut, dapat
menembus benda bening dan dapat dibiaskan
c) Pada langkah Data Collection (Pengumpulan Data) Setelah setiap kelompok
paham dan mengerti tentang langkah-langkah percobaan yang dilakukan
mereka mulai melakukan percobaan dan pengamatan tentang sifat cahaya dapat
merambat lurut, dapat menembus benda bening dan dapat dibiaskan yang
mereka lakukan.
d) Pada tahap Data Processing (Pengolahan Data) Guru meminta setiap
kelompok untuk menuliskan hasil pengamatan mereka dan mengisi tabel atau
pertanyaan yang berkaitan dengan percobaan yang mereka lakukan.
38
e) Pada langkah Verification (Pembuktian) guru memberi kesempatan pada tiap
kelompok untuk mempresentasikan hasil percobaan mereka ke depan kelas
sementara kelompok lain memberikan tanggapan dan guru memberikan
penghargaan berupa tepuk tangan kepada setiap kelompok yang
mempresentasikan hasil diskusinya.
f) Pada tahap Generalization (Menarik Kesimpulan) Guru bersama siswa secara
klasikal membuat kesimpulan atas hasil kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan
Pada kegiatan akhir guru memberikan tindak lanjut kepada siswa untuk
mempelajari materi berikutnya. Guru juga menyampaikan rencana kegiatan pada
pertemuan berikutnya yaitu masih melanjutkan materi tentang sifat-sifat cahaya
dapat dipantulkan dan dapat diuraikan. Dan terakhir guru menutup kegiatan
pembelajaran.
2. Pertemuan II
Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan berdoa, mengucapkan
salam, menanyakan kabar dan mengabsen siswa. Setelah itu guru memeriksa
kerapian, mengkondisikan kelas untuk siap mengikuti pelajaran dari mulai
pengaturan tempat duduk, pemeriksaan perlengkapan belajar seperti peralatan
tulis, buku paket dan media pembelajaran. Kemudian guru melakukan apersepsi
dengan memberikan penjelasan mengenai kegiatan yang akan dilakukan yakni
malanjutkan materi pada pertemuan sebelumnya yaitu melakukan percobaan
tentang sifat-sifat cahaya. Guru juga menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai yaitu mengetahui 2 sifat cahaya (cahaya dapat dipantulkan dan
cahaya dapat diuraikan).
Pada kegiatan inti setelah semua siswa mengetahui tujuan pembelajaran dan
kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran siswa dibagi ke dalam 4
kelompok, setiap kelompok menerima alat dan bahan serta LKS untuk melakukan
percobaan IPA tentang sifat-sifat cahaya. Selanjutnya guru memfasilitasi siswa
dengan melakukan pembelajaran yang sesuai dengan langkah-langkah model
pembelajaran Discovery Learning.
39
a) Pada langkah Stimulation (Stimulasi/Pemberian rangsangan) disini siswa
menyimak penyajian masalah yang disampaikan oleh guru yaitu guru
memberikan pertanyaan kepada siswa tentang kejadian-kejadian di kehidupan
sehari-hari dengan masalah yang akan disampaikan yaitu “Guru memberikan
sebuah ungkapan kepada siswa, Pada saat setelah turun hujan biasanya muncul
pelangi, pelangi terdiri dari beberapa warna yang sangat indah. Bagaimana bisa
terjadi pelangi?”.
b) Pada Langkah Problem Statemant (Pernyataan/Identifikasi Masalah) siswa
menyampaikan hipotesis tentang permasalahan yang disajikan oleh guru dan
menuliskan jawaban mereka ke dalam LKS. Untuk membuktikan jawaban
mereka benar atau salah guru membimbing tiap kelompok untuk mulai
melakukan percobaan tentang sifat cahaya dapat dipantulkan dan dapat
diuraikan.
c) Pada langkah Data Collection (Pengumpulan Data) Setelah setiap kelompok
paham dan mengerti tentang langkah-langkah percobaan yang dilakukan
mereka mulai melakukan percobaan dan pengamatan tentang sifat cahaya dapat
dipantulkan dan dapat diuraikan
d) Pada tahap Data Processing (Pengolahan Data) Guru meminta setiap
kelompok untuk menuliskan hasil pengamatan mereka dan mengisi tabel atau
pertanyaan yang berkaitan dengan percobaan yang mereka lakukan.
e) Pada langkah Verification (Pembuktian) guru memberi kesempatan pada tiap
kelompok untuk mempresentasikan hasil percobaan mereka ke depan kelas
sementara kelompok lain memberikan tanggapan dan guru memberikan
penghargaan berupa tepuk tangan kepada setiap kelompok yang
mempresentasikan hasil diskusinya.
f) Pada tahap Generalization (Menarik Kesimpulan) Guru bersama siswa secara
klasikal membuat kesimpulan atas hasil kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan dan guru meminta siswa untuk mengerjakan soal evaluasi.
Pada kegiatan akhir guru memberikan tindak lanjut kepada siswa untuk
mempelajari materi selanjutnya. Guru juga menyampaikan rencana kegiatan pada
40
pertemuan berikutnya yaitu masih melanjutkan materi tentang percobaan
membuat periskop dan lup sederhana. Dan terakhir guru menutup kegiatan
pembelajaran.
4.2.3 Hasil Tindakan dan Observasi Siklus I
Hasil tindakan dan observasi pada siklus I pertemuan I dan II dapat dilihat
berdasarkan hasil lembar angket motivasi, hasil belajar dan hasil observasi KBM
guru serta hasil observasi KBM/keterlibatan siswa selama melaksanakan
pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran Discovery
Learning. Adapun motivasi belajar, hasil belajar siswa dan hasil observasi KBM
guru dan siswa siklus I pertemuan I dan II adalah sebagai berikut :
a. Hasil Tindakan
Berdasarkan skor motivasi dan hasil belajar siswa yang diperoleh peneliti
yang berkolaborasi dengan guru pada siklus I dengan cara memberikan lembar
angket motivasi dan soal evaluasi secara tertulis kepada siswa pada akhir
pertemuan. Terlihat bahwa daftar nilai motivasi dan hasil belajar siswa kelas V
pada mata pelajaran IPA siklus I (lampiran 13 dan lampiran 17) menunjukkan
masih ada beberapa siswa yang memperoleh skor motivasi rendah dan nilai < 70.
Dari 21 siswa, terdapat terdapat 4 siswa memiliki motivasi rendah, 11 siswa
motivasi sedang dan 6 siswa motivasi tinggi, sedangkan pada hasil belajar dari 21
siswa terdapat 6 siswa yang memperoleh nilai < 70, dan 15 siswa memperoleh
nilai ≥ 70.
Motivasi belajar IPA siswa siklus I dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2
Motivasi Belajar IPA Siswa
Siklus I
Nilai Jumlah Siswa Persentase Keterangan
26-50 4 19,05% Motivasi Rendah
51-75 11 52,38% Motivasi Sedang
>75 6 28,57% Motivasi Tinggi
Jumlah 21 100%
41
Dari tabel di atas dapat diketahui jumlah siswa yang memiliki motivasi
rendah terdapat 4 siswa, motivasi sedang 11 siswa dan motivasi tinggi 6 siswa.
Berdasarkan tabel 4.2 disajikan diagram batang persentase motivasi belajar
IPA siswa pada siklus I, yang dapat dilihat pada gambar 4.2.
Gambar 4.2
Diagram Batang Persentase Motivasi Belajar IPA
Siklus I
Dari gambar 4.2 siswa yang memiliki motivasi rendah 19,05%, motivasi
sedang 52,38%, motivasi tinggi 28,57%.
Ketuntasan hasil belajar IPA siswa siklus I dapat dilihat pada tabel 4.3
Tabel 4.3
Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I
Nilai Jumlah Siswa Persentase % Keterangan
< 70 6 28,57% Tidak Tuntas
≥ 70 15 71,43% Tuntas
Jumlah 21 100 %
Nilai Rata-rata 72,38
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 45
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
Motivasi
Rendah Motivasi
Sedang Motivasi
Tinggi
19.05%
52.38%
28.57%
Siklus I
Motivasi Rendah
Motivasi Sedang
Motivasi Tinggi
42
Dilihat dari tabel 4.3 diketahui bahwa ketuntasan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran IPA pada siklus I, terdapat 6 siswa dengan persentase 28,57% yang
tidak tuntas dengan nilai < 70, sedangkan ada 15 siswa dengan persentase 71,43%
yang tuntas dengan nilai ≥ 70.
Berdasarkan tabel 4.3 disajikan diagram batang persentase hasil belajar IPA
pada siklus I, yang dapat dilihat pada gambar 3.
Gambar 4.3
Diagram Batang Persentase Hasil Belajar IPA
Siklus I
b. Hasil observasi KBM guru Siklus I
Selama proses pembelajaran kegiatan yang dilakukan oleh guru diamati
dengan menggunakan lembar observasi KBM guru yang telah disesuaikan dengan
RPP dan langkah-langkah model pembelajaran Discovery Learning. Adapun hasil
observasi KBM guru siklus I pertemuan I dan II dapat dilihat pada (lampiran 20
dan lampiran 22).
1. Pertemuan I
Berdasarkan hasil observasi KBM guru pertemuan I adalah sebagai berikut :
1) Pada kegiatan awal guru telah mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti
pelajaran yakni dengan cara memeriksa kerapian dan pengaturan tempat
duduk.
2) Guru juga sudah melakukan apersepsi dengan memberikan penjelasan
tentang kegiatan yang akan dilakukan
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
Tuntas Tidak
Tuntas
71.43%
28.57%
Siklus I
Tuntas
Tidak Tuntas
43
3) Guru belum menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa
4) Pada kegiatan inti guru telah melakukan pembelajaran sesuai dengan
model Discovery Learning terlihat dari langkah-langkah pembelajaran
yang telah dilakukan.
5) Guru telah membagi kelompok, membagikan LKS, alat dan bahan
percobaan, menyajikan permasalahan yang berkaitan dengan materi,
meminta siswa menentukan hipotesis, kemudian berdiskusi untuk
membuktikan kebenaran hipotesis yang telah mereka buat.
6) Guru telah memfasilitasi siswa melakukan kegiatan percobaan, terlihat
pada saat guru memberikan arahan kepada siswa untuk mencatat dan
menjawab pertanyaan terkait dengan hasil percobaan, memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil percobaan,
membahas dan menarik kesimpulan atas hasil percobaan yang telah
dilakukan
7) Guru tidak memberikan penghargaan berupa tepuk tangan kepada siswa
atas kerja kelompok yang telah dilakukan
8) Pada kegiatan akhir guru tidak memberikan tindak lanjut kepada siswa
9) Guru juga belum memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menyampaikan pendapat mereka tentang pembelajaran yang telah
dilakukan.
Pada siklus I pertemuan I terdapat beberapa kekurangan diantaranya adalah
guru belum menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan di capai sehingga
siswa tidak mengetahui tujuan pembelajaran pada saat pembelajaran, guru juga
tidak memberikan penghargaan berupa tepuk tangan kepada siswa atas kerja
kelompok yang telah di lakukan. Pada akhir pembelajaran guru tidak memberikan
tindak lanjut atau PR kepada siswa dan tidak memberi kesempatan kepada siswa
untuk menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran yang telah di lakukan.
44
2. Pertemuan II
Berdasarkan hasil observasi KBM guru pertemuan II adalah sebagai berikut:
1) Pada kegiatan awal guru telah mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti
pelajaran yakni dengan cara memeriksa kerapian dan pengaturan tempat
duduk.
2) Guru juga sudah melakukan apersepsi dengan memberikan penjelasan
tentang kegiatan yang akan dilakukan
3) Guru belum menyampiakan tujuan pembelajaran kepada siswa.
4) Pada kegiatan inti guru telah melakukan pembelajaran sesuai dengan
model Discovery Learning terlihat dari langkah-langkah pembelajaran
yang telah dilakukan.
5) Guru telah membagi kelompok, membagikan LKS, alat dan bahan
percobaan, menyajikan permasalahan yang berkaitan dengan materi,
meminta siswa menentukan hipotesis, kemudian berdiskusi untuk
membuktikan kebenaran hipotesis yang telah mereka buat.
6) Guru telah memfasilitasi siswa melakukan kegiatan percobaan, terlihat
pada saat guru memberikan arahan kepada siswa untuk mencatat dan
menjawab pertanyaan terkait dengan hasil percobaan, memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil percobaan,
membahas dan menarik kesimpulan atas hasil percobaan yang telah
dilakukan
7) Guru telah memberikan soal evaluasi kepada siswa, guru juga telah
melakukan pembahasan soal.
8) Guru belum memberikan penghargaan berupa tepuk tangan kepada semua
siswa atas kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan,
9) Guru telah memberikan tindak lanjut/PR kepada siswa.
10) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan
pendapat mereka tentang pembelajaran yang telah dilakukan.
Pada siklus I pertemuan II masih ada tindakan yang belum dilakukan oleh
guru yaitu guru belum menyampaikkan tujuan pembelajaran dan tidak
45
memberikan penghargaan berupa tepuk tangan kepada setiap kelompok atas
kinerja kelompok yang telah dilakukan.
c. Hasil observasi KBM/keterlibatan siswa Siklus I
Selama proses pembelajaran kegiatan yang dilakukan oleh siswa diamati
dengan menggunakan lembar observasi KBM/keterlibatan siswa yang telah
disesuaikan dengan RPP dan langkah-langkah model pembelajaran Discovery
Learning. Adapun hasil observasi KBM/keterlibatan siswa siklus I pertemuan I
dan II dapat dilihat pada (lampiran 21 dan lampiran 23).
1. Pertemuan I
Berdasarkan hasil observasi KBM/keterlibatan siswa pertemuan I adalah
sebagai berikut :
1) Pada kegiatan awal siswa telah terkondisikan dengan baik, mereka telah
merapikan tempat duduk dan mempersiapkan segala perlengkapan untuk
kegiatan belajar.
2) Siswa sudah siap saat guru melakukan presensi
3) Siswa bersama guru melakukan kegiatan apersepsi
4) Pada kegiatan inti siswa telah melakukan pembelajaran sesuai dengan
model Discovery Learning terlihat dari langkah-langkah pembelajaran
yang telah dilakukan.
5) Siswa telah membentuk kelompok, menerima LKS, alat dan bahan
percobaan, memahami permasalahan yang disampaikan oleh guru terkait
materi, setelah itu mereka menentukan hipotesis, kemudian berdiskusi dan
membuktikan kebenaran dari hipotesis yang telah mereka buat.
6) Sebagian siswa belum membaca perintah yang ada dalam LKS sebelum
melakukan percobaan
7) Siswa dengan difasilitasi oleh guru mereka melakukan kegiatan percobaan,
mendengarkan arahan dari guru untuk mencatat dan menjawab pertanyaan
terkait dengan hasil percobaan, mempresentasikan hasil percobaan ke
depan kelas, dan menarik kesimpulan atas hasil percobaan yang telah
dilakukan
46
8) Siswa tidak memberikan tanggapan dan bertanya tentang materi yang
belum dipahami
9) Siswa belum membuat rangkuman tentang materi yang dipelajari selama
kegiatan pembelajaran berlangsung
10) Siswa mengerjakan soal evaluasi.
11) Siswa kurang bersemangat saat menyampaikan pendapat mereka tentang
pembelajaran yang telah dilakukan.
Pada siklus I pertemuan I terlihat ada beberapa tindakan yang perlu diperbaiki
dan ditingkatkan. Pada lembar observasi KBM/keterlibatan siswa terlihat ada
beberapa aspek yang belum. Siswa belum membaca perintah yang ada dalam LKS
sebelum melakukan percobaan, siswa tidak memberi tanggapan dan bertanya
tentang materi yang belum dipahami, siswa juga belum membuat rangkuman
tentang materi yang telah dipelajari dan siswa kurang bersemangat saat
menyampaikan pendapatnya terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Total
dari semua skor yang diperoleh siswa dalam siklus I pertemuan I adalah 73
dengan persentase 67,59 % dengan kriteria baik. Untuk lebih jelasnya tentang
rincian hasil observasi KBM/keterlibatan siswa siklus I pertemuan I dapat dilihat
pada (lampiran 21).
2. Pertemuan II
Berdasarkan hasil observasi KBM/keterlibatan siswa pertemuan II adalah
sebagai berikut :
1) Pada kegiatan awal siswa telah terkondisikan dengan baik, mereka telah
merapikan tempat duduk dan mempersiapkan segala perlengkapan belajar.
2) Siswa sudah siap saat guru melakukan presensi
3) Siswa bersama guru melakukan kegiatan apersepsi
4) Pada kegiatan inti siswa telah melakukan pembelajaran sesuai dengan
model Discovery Learning terlihat dari langkah-langkah pembelajaran
yang telah dilakukan.
5) Siswa telah membentuk kelompok, menerima LKS, alat dan bahan
percobaan, memahami permasalahan yang disampaikan oleh guru terkait
47
materi, setelah itu mereka menentukan hipotesis, kemudian berdiskusi dan
membuktikan kebenaran dari hipotesis yang telah mereka buat.
6) siswa sudah membaca perintah yang ada dalam LKS sebelum melakukan
percobaan
7) Siswa dengan difasilitasi oleh guru mereka melakukan kegiatan percobaan,
mendengarkan arahan dari guru untuk mencatat dan menjawab pertanyaan
terkait dengan hasil percobaan, mempresentasikan hasil percobaan ke
depan kelas, dan menarik kesimpulan atas hasil percobaan yang telah
dilakukan
8) Siswa belum memberi tanggapan dan bertanya tentang materi yang belum
dipahami
9) Siswa belum membuat rangkuman singkat mengenai seluruh kegiatan
yang dilakukan selama pembelajaran
10) Siswa mengerjakan soal evaluasi
11) Siswa masih kurang bersemangat saat menyampaikan pendapatnya tentang
pembelajaran yang telah dilakukan
Pada siklus I pertemuan II terlihat ada beberapa tindakan yang perlu
diperbaiki dan ditingkatkan. Pada lembar observasi KBM/keterlibatan siswa
terlihat ada beberapa aspek yang belum dilakukan. Siswa belum memberi
tanggapan dan bertanya tentang materi yang belum dipahami, siswa belum
memuat rangkuman singkat mengenai seluruh kegiatan yang telah dilakukan
selama pembelajaran dan siswa juga masih kurang bersemangat saat
menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran yang telah dilakukan. Total
dari semua skor yang diperoleh siswa dalam siklus I pertemuan II adalah 79
dengan persentase 73,15% dengan kriteria sangat baik. . Untuk lebih jelasnya
tentang rincian hasil observasi KBM/keterlibatan siswa siklus I pertemuan I dapat
dilihat pada (lampiran 23).
4.2.4 Refleksi Siklus I
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari pertemuan I
dan II maka selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan dalam proses
48
pembelajaran. Hasil refleksi diambil dari hasil nilai belajar siswa dan juga hasil
observasi KBM guru serta hasil observasi KBM/keterlibatan siswa yang
dilaksanakan pada pertemuan I dan II pada siklus I. Refleksi ini digunakan
sebagai bahan perbaikan dengan membandingkan apakah hasil tindakan dalam
proses pembelajaran sudah sesuai dengan indikator keberhasilan yang ingin
dicapai oleh peneliti atau belum.
Berdasarkan pengamatan peneliti melalui lembar observasi guru pada
pertemuan I dan II dapat disimpulkan bahwa kinerja guru selama siklus I dalam
pembelajaran yang menerapkan model Discovery Learning sudah cukup baik.
Dari pertemuan I dan II hanya beberapa hal yang belum dilaksanakan oleh guru.
Pada pertemuan pertama, guru belum menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan di capai sehingga siswa tidak mengetahui tujuan pembelajaran pada saat
pembelajaran, guru juga tidak memberikan penghargaan berupa tepuk tangan
kepada siswa atas kerja kelompok yang telah di lakukan. Pada akhir pembelajaran
guru tidak memberikan tindak lanjut atau PR kepada siswa dan tidak memberi
kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pendapatnya tentang
pembelajaran yang telah di lakukan. Pada pertemuan ke II guru masih belum
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan di capai dan memberi penghargaan
kepada siswa berupa tepuk tangan atas kinerja kelompok yang telah di lakukan.
Selama dua pertemuan yang telah terlaksana pada siklus I, guru belum
pernah menyampaikan tujuan pembelajaran pembelajaran yang akan di capai dan
memberi penghargaan kepada siswa berupa tepuk tangan atas kinerja kelompok
yang telah di lakukan.
Selain menilai kinerja guru dalam menerapkan model Discovery Learning,
peneliti juga mengamati aktifitas siswa selama proses pembelajaran melalui
lembar observasi siswa. Observasi tersebut mencakup 27 aspek yang akan
diamati. Berdasarkan pengamatan peneliti melalui lembar observasi siswa pada
pertemuan I dan II siswa masih kurang baik dalam beberapa aspek di antaranya
saat siswa membaca perintah dalam LKS sebelum melakukan percobaan. Pada
saat menuliskan hipotesis ke dalam LKS hanya beberapa siswa saja yang terlibat,
siswa juga masih kurang dalam memberikan tanggapan tentang materi yang
49
belum dipahami dan saat membuat rangkuman mengenai keseluruhan hasil
kegiatan pembelajaran. Siswa juga kurang bersemangat saat menyampaikan
pendapatnya tentang pembelajaran yang telah dilakukan, itu dapat di lihat dari
banyaknya siswa yang terlibat. Jadi harus ada dorongan dari guru dengan
memberikan semangat kepada siswa sehingga dapat memenuhi kriteria yang di
tentukan saat kegiatan pembelajaran berlangsung.
Hasil angket motivasi belajar siswa pada siklus I terdapat 4 siswa motivasi
rendah, 11 siswa motivasi sedang dan 6 siswa motivasi tinggi. Hasil belajar siswa
pada kondisi awal sebelum tindakan jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan
minimal adalah 11 siswa atau 52,4% sedangkan siswa yang belum tuntas
sebanyak 10 siswa atau 47,6%. Dan pada siklus 1 siswa yang tuntas sebanyak 15
siswa atau 71,4% sedangkan yang belum tuntas sebanyak 6 siswa atau 28,6%.
Ada peningkatan jumlah siswa yang tuntas KKM dari 11 siswa atau 52,4%
menjadi 15 siswa atau 71,4%.
4.3 Deskripsi Hasil Siklus II
4.3.1 Perencanaan Tindakan Siklus II
Setelah melihat kekurangan dan keberhasilan dalam siklus I yang terdiri dari
pertemuan I dan pertemuan II, perencanaan pembelajaran pada siklus II ini
sebagai penyempurnaan dan tindak lanjut dari kekurangan yang terjadi pada siklus
I. Pada tahap perencanaan pada siklus II ini peneliti masih berkolaborasi dengan
guru kelas V SDN 2 Jambangan Kabupaten Grobogan. Peneliti membuat
perbaikan pada RPP yang akan digunakan pada siklus II dan masih sesuai dengan
langkah-langkah model pembelajaran Discovery Learning. Siklus II ini dilakukan
sebanyak 2 kali pertemuan yakni masing-masing pertemuan adalah 2 x 35 menit.
Sebelum guru mengajar, peneliti menyampaikan terlebih dahulu isi dari RPP dan
saling berkolaborasi agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
Peneliti juga mempersiapkan segala perlengkapan yang dapat menunjang kegiatan
belajar mengajar seperti RPP lengkap dengan LKS, soal evaluasi dan juga segala
perlengkan seperti media, sumber buku, alat dan bahan percobaan tentang
penerapan sifat-sifat cahaya dalam pembuatan berbagai macam alat/karya
50
sederhana. Peneliti juga mempersiapkan lembar observasi KBM guru dan siswa
untuk mengamati bagaimana kegiatan guru dan siswa selama pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning pada mata
pelajaran IPA berlangsung.
4.3.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Siklus II
Pelaksanaan tindakan dan observasi ini dilakukan selama penelitian siklus II
berlangsung yakni pada pertemuan I dan pertemuan II. Pertemuan I dilaksanakan
pada hari Senin tangga 11 Mei 2015 dan pertemuan II pada Selasa tanggal 12 Mei
2015 dengan alokasi waktu tiap pertemuan adalah 2 x 35 menit. Adapun kegiatan
yang dilakukan pada pertemuan I dan II adalah :
1. Pertemuan I
Pertemuan I ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 11 Mei 2015 dengan
alokasi waktu 2 x 35 menit.
Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan berdoa, mengucapkan
salam, menanyakan kabar dan mengabsen siswa. Setelah itu guru memeriksa
kerapian, mengkondisikan kelas untuk siap mengikuti pelajaran dari mulai
pengaturan tempat duduk, pemeriksaan kelengkapan berpakaian dan perlengkapan
belajar seperti peralatan tulis, buku paket dan media pembelajaran. Guru juga
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu mengetahui berbagai
macam alat yang pembuatannya menerapkan sifat-sifat cahaya (periskop,
kaleidoskop, lup, mikroskop, kamera foto, teleskop) dan cara membuat periskop
sederhana. Kemudian guru melakukan apersepsi dengan menyanyikan lagu
‘Orang Pelaut”. Selanjutnya guru bertanya jawab dengan siswa mengenai syair
lagu “Orang Pelaut” dan mengaitkan isi lagu dengan materi pembelajaran IPA
yakni contoh alat yang pembuatannya menerapkan sifat-sifat cahaya.
Pada kegiatan inti setelah semua siswa mengetahui tujuan pembelajaran dan
kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran, selanjutnya siswa dibagi ke
dalam 4 kelompok, setiap kelompok menerima alat dan bahan serta LKS untuk
melakukan percobaan IPA untuk membuat periskop sederhana. Guru
51
memfasilitasi siswa dengan melakukan pembelajaran yang sesuai dengan langkah-
langkah model pembelajaran Discovery Learning.
a) Pada langkah Stimulation (Stimulasi/Pemberian rangsangan) disini siswa
menyimak penyajian masalah yang disampaikan oleh guru yaitu guru
memberikan ilustrasi terlebih dahulu tentang kejadian-kejadian di kehidupan
sehari-hari dengan masalah yang akan disampaikan yaitu “Guru bertanya
kepada siswa kenapa pada kapal selam dapat melihat keadaan yang ada di
bawah permukaan laut?”.
b) Pada Langkah Problem Statemant (Pernyataan/Identifikasi Masalah) siswa
menyampaikan hipotesis tentang permasalahan yang disajikan oleh guru dan
menuliskan hipotesis mereka ke dalam LKS. Untuk membuktikan hipotesis
mereka benar atau salah guru membimbing tiap kelompok untuk mulai
melakukan percobaan membuat periskop sederhana.
c) Pada langkah Data Collection (Pengumpulan Data) Setelah setiap kelompok
paham dan mengerti tentang langkah-langkah percobaan yang dilakukan
mereka mulai melakukan percobaan membuat periskop sederhana.
d) Pada tahap Data Processing (Pengolahan Data) Guru meminta setiap
kelompok untuk menuliskan hasil pengamatan mereka dan mengisi tabel atau
pertanyaan yang berkaitan dengan percobaan yang mereka lakukan.
e) Pada langkah Verification (Pembuktian) guru memberi kesempatan pada tiap
kelompok untuk mempresentasikan hasil percobaan mereka ke depan kelas
sementara kelompok lain memberikan tanggapan dan guru memberikan
penghargaan berupa tepuk tangan kepada setiap kelompok yang
mempresentasikan hasil diskusinya.
f) Pada tahap Generalization (Menarik Kesimpulan) Guru bersama siswa secara
klasikal membuat kesimpulan atas hasil kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan
Pada kegiatan akhir guru memberikan tindak lanjut kepada siswa untuk
mempelajari materi berikutnya. Guru juga menyampaikan rencana kegiatan pada
pertemuan berikutnya yaitu masih melanjutkan materi tentang membuat lup
sederhana. Dan terakhir guru menutup kegiatan pembelajaran.
52
2. Pertemuan II
Pertemuan II ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 12 Mei 2015 dengan
alokasi waktu 2 x 35 menit.
Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan berdoa, mengucapkan
salam, menanyakan kabar dan mengabsen siswa. Setelah itu guru memeriksa
kerapian, mengkondisikan kelas untuk siap mengikuti pelajaran dari mulai
pengaturan tempat duduk, pemeriksaan kelengkapan berpakaian dan perlengkapan
belajar seperti peralatan tulis, buku paket dan media pembelajaran. Guru juga
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu mengetahui cara
membuat lup sederhana. Kemudian guru melakukan apersepsi dengan
memberikan penjelasan mengenai kegiatan yang akan dilakukan yakni melakukan
percobaan tentang cara membuat karya lup sederhana yang menerapkan sifat-sifat
cahaya
Pada kegiatan inti setelah semua siswa mengetahui tujuan pembelajaran dan
kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran siswa dibagi ke dalam 4
kelompok, setiap kelompok menerima alat dan bahan serta LKS untuk melakukan
percobaan IPA untuk membuat lup sederhana. Guru memfasilitasi siswa dengan
melakukan pembelajaran yang sesuai dengan langkah-langkah model
pembelajaran Discovery Learning.
a) Pada langkah Stimulation (Stimulasi/Pemberian rangsangan) disini siswa
menyimak penyajian masalah yang disampaikan oleh guru yaitu guru
memberikan pertanyaan kepada siswa tentang kejadian-kejadian di kehidupan
sehari-hari dengan masalah yang akan disampaikan yaitu “Benda apa yang
dapat membuat melihat benda kecil terlihat besar?”.
b) Pada Langkah Problem Statemant (Pernyataan/Identifikasi Masalah) siswa
menyampaikan hipotesis tentang permasalahan yang disajikan oleh guru dan
menuliskan jawaban mereka ke dalam LKS. Untuk membuktikan jawaban
mereka benar atau salah guru membimbing tiap kelompok untuk mulai
melakukan percobaan membuat lup sederhana
53
c) Pada langkah Data Collection (Pengumpulan Data) Setelah setiap kelompok
paham dan mengerti tentang langkah-langkah percobaan yang dilakukan
mereka mulai melakukan percobaan membuat lup sederhana.
d) Pada tahap Data Processing (Pengolahan Data) Guru meminta setiap
kelompok untuk menuliskan hasil pengamatan mereka dan mengisi tabel atau
pertanyaan yang berkaitan dengan percobaan yang mereka lakukan.
e) Pada langkah Verification (Pembuktian) guru memberi kesempatan pada tiap
kelompok untuk mempresentasikan hasil percobaan mereka ke depan kelas
sementara kelompok lain memberikan tanggapan dan guru memberikan
penghargaan berupa tepuk tangan kepada setiap kelompok yang
mempresentasikan hasil diskusinya.
f) Pada tahap Generalization (Menarik Kesimpulan) Guru bersama siswa secara
klasikal membuat kesimpulan atas hasil kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan dan guru meminta siswa untuk mengerjakan soal evaluasi.
g) Pada kegiatan akhir guru memberikan tindak lanjut kepada siswa untuk
mempelajari materi selanjutnya. Dan terakhir guru menutup kegiatan
pembelajaran.
4.3.3 Hasil Tindakan dan Observasi Siklus II
Hasil tindakan dan observasi pada siklus II pertemuan I dan II dapat dilihat
berdasarkan hasil lembar angket motivasi, hasil belajar dan hasil observasi KBM
guru serta hasil observasi KBM/keterlibatan siswa selama melaksanakan
pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran Discovery
Learning. Adapun motivasi, hasil belajar siswa dan hasil observasi KBM guru dan
siswa siklus II pertemuan I dan II adalah sebagai berikut :
a. Hasil Tindakan
Berdasarkan skor motivasi dan hasil belajar siswa yang diperoleh peneliti
yang berkolaborasi dengan guru pada siklus II dengan cara memberikan lembar
angket motivasi dan soal evaluasi secara tertulis kepada siswa pada akhir
pertemuan. Terlihat bahwa daftar nilai motivasi dan hasil belajar siswa kelas V
pada mata pelajaran IPA siklus II (lampiran 14 dan lampiran 18) menunjukkan
54
hasil yang memuaskan. Dari 21 siswa, terdapat 16 siswa memiliki motivasi tinggi
dan 5 siswa memiliki motivasi sedang, sedangakan pada hasil belajar terdapat 21
siswa yang memperoleh nilai tuntas ≥ 70 dari total seluruh siswa adalah 21 siswa
satu sekelas.
Motivasi belajar IPA siswa siklus II dapat dilihat pada tabel 4.4
Tabel 4.4
Motivasi Belajar IPA Siswa
Siklus II
Nilai Jumlah Siswa Persentase Keterangan
26-50 0 0% -
51-75 5 23,81% Motivasi Sedang
>75 16 76,19% Motivasi Tinggi
Jumlah 21 100%
Dari tabel 4.4 dapat diketahui jumlah siswa yang memiliki motivasi rendah
terdapat 0 siswa, motivasi sedang 5 siswa dan motivasi tinggi 16 siswa.
Berdasarkan tabel 4.4 disajikan diagram batang persentase motivasi belajar
IPA siswa pada siklus II, yang dapat dilihat pada gambar 4.4.
Gambar 4.4
Diagram Batang Persentase Motivasi Belajar IPA
Siklus II
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
Motivasi
Rendah Motivasi
Sedang Motivasi
Tinggi
0.00%
23.81%
76.19%
Siklus II
Motivasi Rendah
Motivasi Sedang
Motivasi Tinggi
55
Dari gambar 4 siswa yang memiliki motivasi rendah 0%, motivasi sedang
23,81%, motivasi tinggi 76,19%
Ketuntasan hasil belajar IPA siswa siklus II dapat dilihat pada tabel 4.5
Tabel 4.5
Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II
Nilai Jumlah Siswa Persentase % Keterangan
< 70 0 0% Tidak Tuntas
≥ 70 21 100% Tuntas
Jumlah 21 100 %
Nilai Rata-rata 81,2
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 70
Dilihat dari tabel 4.5 diketahui bahwa ketuntasan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran IPA pada siklus II semua siswa sudah mencapai KKM.
Berdasarkan tabel 4.5 disajikan diagram batang persentase hasil belajar IPA
pada siklus II, yang dapat dilihat pada gambar 4.5.
Gambar 4.5
Diagram Batang Persentase Hasil Belajar IPA
Siklus II
b. Hasil observasi KBM guru Siklus II
Selama proses pembelajaran kegiatan yang dilakukan oleh guru diamati
dengan menggunakan lembar observasi KBM guru yang telah disesuaikan dengan
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
100.00%
Tuntas Tidak
Tuntas
100.00%
0.00%
Siklus II
Tuntas
Tidak Tuntas
56
RPP dan langkah-langkah model pembelajaran Discovery Learning. Adapun hasil
observasi KBM guru siklus II pertemuan I dan II dapat dilihat pada (lampiran 24
dan lampiran 26).
1. Pertemuan I
Berdasarkan hasil observasi KBM guru pertemuan I adalah sebagai berikut :
1) Pada kegiatan awal guru telah mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti
pelajaran yakni dengan cara memeriksa kerapian dan pengaturan tempat
duduk.
2) Guru juga sudah melakukan apersepsi dengan memberikan penjelasan
tentang kegiatan yang akan dilakukan
3) Guru sudah menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa
4) Pada kegiatan inti guru telah melakukan pembelajaran sesuai dengan
model Discovery Learning terlihat dari langkah-langkah pembelajaran
yang telah dilakukan.
5) Guru telah membagi kelompok, membagikan LKS, alat dan bahan
percobaan, menyajikan permasalahan yang berkaitan dengan materi,
meminta siswa menentukan hipotesis, kemudian berdiskusi untuk
membuktikan kebenaran hipotesis yang telah mereka buat.
6) Guru telah memfasilitasi siswa melakukan kegiatan percobaan, terlihat
pada saat guru memberikan arahan kepada siswa untuk mencatat dan
menjawab pertanyaan terkait dengan hasil percobaan, memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil percobaan,
membahas dan menarik kesimpulan atas hasil percobaan yang telah
dilakukan
7) Guru telah memberikan penghargaan berupa tepuk tangan kepada siswa
atas kerja kelompok yang telah dilakukan
8) Pada kegiatan akhir guru sudah memberikan tindak lanjut kepada siswa
9) Guru juga sudah memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menyampaikan pendapat mereka tentang pembelajaran yang telah
dilakukan.
57
Pada siklus II pertemuan I telah dilakukan perbaikan. Kekurangan yang
terdapat pada siklus I telah diperbaiki oleh guru pada siklus II pertemuan I ini.
Perbaikan yang dilakukan diantaranya adalah guru telah menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan di capai, guru juga sudah memberikan penghargaan
berupa tepuk tangan atas kerja kelompok yang dilakukan, guru juga sudah
memberikan tindak lanjut kepada siswa dan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran yang telah
dilakukan.
2. Pertemuan II
Berdasarkan hasil observasi KBM guru pertemuan II adalah sebagai berikut:
1) Pada kegiatan awal guru telah mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti
pelajaran yakni dengan cara memeriksa kerapian dan pengaturan tempat
duduk.
2) Guru juga sudah melakukan apersepsi dengan memberikan penjelasan
tentang kegiatan yang akan dilakukan
3) Guru sudah menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa.
4) Pada kegiatan inti guru telah melakukan pembelajaran sesuai dengan
model Discovery Learning terlihat dari langkah-langkah pembelajaran
yang telah dilakukan.
5) Guru telah membagi kelompok, membagikan LKS, alat dan bahan
percobaan, menyajikan permasalahan yang berkaitan dengan materi,
meminta siswa menentukan hipotesis, kemudian berdiskusi untuk
membuktikan kebenaran hipotesis yang telah mereka buat.
6) Guru telah memfasilitasi siswa melakukan kegiatan percobaan, terlihat
pada saat guru memberikan arahan kepada siswa untuk mencatat dan
menjawab pertanyaan terkait dengan hasil percobaan, memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil percobaan,
membahas dan menarik kesimpulan atas hasil percobaan yang telah
dilakukan
7) Guru telah memberikan soal evaluasi kepada siswa, guru juga telah
melakukan pembahasan soal.
58
8) Guru sudah memberikan penghargaan berupa tepuk tangan kepada semua
siswa atas kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan,
9) Guru telah memberikan tindak lanjut/PR kepada siswa.
10) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan
pendapat mereka tentang pembelajaran yang telah dilakukan.
Pada siklus II pertemuan II semua kekurangan telah diperbaiki. Pembelajaran
telah berjalan dengan baik sesuai dengan RPP dan langkah-langkah pembelajaran
Discovery Learning.
c. Hasil observasi KBM/keterlibatan siswa Siklus II
Selama proses pembelajaran kegiatan yang dilakukan oleh siswa diamati
dengan menggunakan lembar observasi KBM/keterlibatan siswa yang telah
disesuaikan dengan RPP dan langkah-langkah model pembelajaran Discovery
Learning. Adapun hasil observasi KBM/keterlibatan siswa siklus II pertemuan I
dan II dapat dilihat pada (lampiran 25 dan lampiran 27).
1. Pertemuan I
Berdasarkan hasil observasi KBM/keterlibatan siswa pertemuan I adalah
sebagai berikut :
1) Pada kegiatan awal siswa telah terkondisikan dengan baik, mereka telah
merapikan tempat duduk dan mempersiapkan segala perlengkapan untuk
kegiatan belajar.
2) Siswa sudah siap saat guru melakukan presensi
3) Siswa bersama guru melakukan kegiatan apersepsi
4) Pada kegiatan inti siswa telah melakukan pembelajaran sesuai dengan
model Discovery Learning terlihat dari langkah-langkah pembelajaran
yang telah dilakukan.
5) Siswa telah membentuk kelompok, menerima LKS, alat dan bahan
percobaan, memahami permasalahan yang disampaikan oleh guru terkait
materi, setelah itu mereka menentukan hipotesis, kemudian berdiskusi dan
membuktikan kebenaran dari hipotesis yang telah mereka buat.
59
6) Siswa sudah membaca perintah yang ada dalam LKS sebelum melakukan
percobaan
7) Siswa dengan difasilitasi oleh guru mereka melakukan kegiatan percobaan,
mendengarkan arahan dari guru untuk mencatat dan menjawab pertanyaan
terkait dengan hasil percobaan, mempresentasikan hasil percobaan ke
depan kelas, dan menarik kesimpulan atas hasil percobaan yang telah
dilakukan
8) Siswa sudah memberikan tanggapan dan bertanya tentang materi yang
belum dipahami
9) Siswa belum membuat rangkuman tentang materi yang dipelajari selama
kegiatan pembelajaran berlangsung
10) Siswa mengerjakan soal evaluasi.
11) Siswa kurang bersemangat saat menyampaikan pendapat mereka tentang
pembelajaran yang telah dilakukan.
Pada siklus II pertemuan I terlihat adanya perbaikan dari kekurangan-
kekurangan di siklus I. Pada pertemuan ini siswa telah membaca perintah pada
LKS sebelum melakukan percobaan dan memberikan tanggapan terhadap materi
yang telah dipelajari. Skor yang diperoleh siswa dalam siklus II pertemuan I
adalah 92 dengan persentase 85,18% dengan kriteria sangat baik. Untuk lebih
jelasnya tentang rincian hasil observasi KBM/keterlibatan siswa siklus II
pertemuan I dapat dilihat pada (lampiran 25).
2. Pertemuan II
Berdasarkan hasil observasi KBM/keterlibatan siswa pertemuan II adalah
sebagai berikut :
1) Pada kegiatan awal siswa telah terkondisikan dengan baik, mereka telah
merapikan tempat duduk dan mempersiapkan segala perlengkapan belajar.
2) Siswa sudah siap saat guru melakukan presensi
3) Siswa bersama guru melakukan kegiatan apersepsi
4) Pada kegiatan inti siswa telah melakukan pembelajaran sesuai dengan model
Discovery Learning terlihat dari langkah-langkah pembelajaran yang telah
dilakukan.
60
5) Siswa telah membentuk kelompok, menerima LKS, alat dan bahan
percobaan, memahami permasalahan yang disampaikan oleh guru terkait
materi, setelah itu mereka menentukan hipotesis, kemudian berdiskusi dan
membuktikan kebenaran dari hipotesis yang telah mereka buat.
6) siswa sudah membaca perintah yang ada dalam LKS sebelum melakukan
percobaan
7) Siswa dengan difasilitasi oleh guru mereka melakukan kegiatan percobaan,
mendengarkan arahan dari guru untuk mencatat dan menjawab pertanyaan
terkait dengan hasil percobaan, mempresentasikan hasil percobaan ke depan
kelas, dan menarik kesimpulan atas hasil percobaan yang telah dilakukan
8) Siswa sudah memberi tanggapan dan bertanya tentang materi yang belum
dipahami
9) Siswa telah membuat rangkuman singkat mengenai seluruh kegiatan yang
dilakukan selama pembelajaran
10) Siswa mengerjakan soal evaluasi
11) Siswa sudah bersemangat saat menyampaikan pendapatnya tentang
pembelajaran yang telah dilakukan
Pada siklus II pertemuan II terlihat adanya perbaikan dari kekurangan-
kekurangan di siklus I. Pada lembar observasi KBM/keterlibatan siswa. Skor yang
diperoleh siswa dalam siklus II pertemuan II adalah 108 dengan persentase 100%
dengan kriteria sangat baik. Untuk lebih jelasnya tentang rincian hasil observasi
KBM/keterlibatan siswa siklus II pertemuan II dapat dilihat pada (lampiran 27).
4.3.4 Refleksi Siklus II
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II dari pertemuan I
dan II sebagai pemantapan dari siklus I maka selanjutnya diadakan refleksi atas
segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Hasil refleksi diambil dari hasil nilai
belajar siswa dan juga hasil observasi KBM guru serta hasil observasi
KBM/keterlibatan siswa yang dilaksanakan pada pertemuan I dan II pada siklus
II.
61
Refleksi ini digunakan sebagai bahan pemantapan dengan membandingkan
apakah hasil tindakan dalam proses pembelajaran sudah sesuai dengan indikator
keberhasilan yang ingin dicapai oleh peneliti atau belum.
Berdasarkan pengamatan peneliti melalui lembar observasi guru pada
pertemuan I dan II dapat disimpulkan bahwa kinerja guru selama siklus II dalam
pembelajaran yang menerapkan model Discovery Learning sudah cukup baik.
Dari pertemuan I dan II guru sudah melaksanakan kekurangan yang ada pada
siklus I. Pada siklus II guru sudah menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
di capai sehingga siswa mengetahui tujuan pembelajaran pada saat pembelajaran,
guru juga sudah memberikan penghargaan berupa tepuk tangan kepada siswa atas
kerja kelompok yang telah di lakukan. Pada akhir pembelajaran guru memberikan
tindak lanjut atau PR kepada siswa dan memberi kesempatan kepada siswa untuk
menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran yang telah di lakukan..
Selain menilai kinerja guru dalam menerapkan model Discovery Learning,
peneliti juga mengamati aktifitas siswa selama proses pembelajaran melalui
lembar observasi siswa. Observasi tersebut mencakup 27 aspek yang akan
diamati. Berdasarkan pengamatan peneliti melalui lembar observasi siswa pada
pertemuan I siswa masih memiliki kekurangan seperti pada siklus I yaitu siswa
kurang bersemangat dalam membuat ramgkuman dan menyampaikan
pendapatnya terhadap pembelajaran yang telah di lakukan, tetapi denagn
dorongan yang diberikan oleh guru pada siklus II siswa sudah bersemangat saat
membuat rangkuman dan menyampaikan pendapatnya terhadap pembelajaran
yang telah dilakukan.
Hasil angket motivasi belajar siswa dari siklus I meningkat pada siklus II.
Pada siklus I terdapat 4 siswa motivasi rendah, 11 siswa motivasi sedang dan 6
siswa motivasi tinggi, sedangkan pada siklus II tidak ada siswa yang motivasi
rendah, motivasi sedang terdapat 5 siswa dan motivasi tinggi 16 siswa.
Hasil belajar siswa pada kondisi awal sebelum tindakan jumlah siswa yang
telah mencapai ketuntasan minimal adalah 11 siswa atau 52,4% sedangkan siswa
yang belum tuntas sebanyak 10 siswa atau 47,6%. Dan pada siklus 1 siswa yang
tuntas sebanyak 15 siswa atau 71,4% sedangkan yang belum tuntas sebanyak 6
62
siswa atau 28,6%. Ada peningkatan jumlah siswa yang tuntas KKM dari 11 siswa
atau 52,4% menjadi 15 siswa atau 71,4%. Pada siklus II semua siswa sudah
mencapai atau melebihi KKM yang di tentukan oleh guru, berarti nilai ketuntasan
pada siklus II adalah 100%.
4.4 Perbandingan Motivasi dan Hasil Penelitian dari Pra Siklus, Siklus I dan
Siklus II
a. Perbandingan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa
Motivasi dan hasil belajar siswa pada pra siklus, siklus I dan siklus II
mengalami peningkatan. Motivasi belajar sisa pada siklus I hanya ada 6 siswa
yang memiliki motivasi tinggi sedangkan pada siklus II terdapat 16 siswa yang
memiliki motivasi tinggi. Hasil belajar siswa pada pra siklus sebelum ada
tindakan hanya terdapat 11 anak yang mendapatkan nilai tuntas ≥ 70. Setelah
dilaksanakan tindakan pada siklus I mengalami peningkatan yaitu 15 anak yang
mendapatkan nilai tuntas ≥ 70 dari 21 siswa dalam satu kelas.
Kemudian setelah merefleksi siklus I diadakan perbaikan pada siklus II
akhirnya hasil belajar siswa mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan oleh
peneliti yaitu hasil belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 21
siswa yang nilainya tuntas ≥ 70 artinya 100% siswa mendapatkan nilai tuntas.
Perbandingan motivasi belajar siswa dari siklus I dan setelah tindakan siklus
II dapat dilihat pada tabel 4.6
Tabel 4.6
Perbandingan Motivasil Belajar Siswa
Pada Siklus I dan Siklus II
No Kategori
Siklus I Siklus II
Jumlah
Siswa
Persentase
(%)
Jumlah
Siswa
Persentase
(%)
1 Motivasi Rendah 4 19,05% 0 0%
2 Motivasi Sedang 11 52,38% 5 23,81%
3 Motivasi Tinggi 6 28,57% 16 76,19%
Jumlah 21 100% 21 100%
63
Dari tabel 4.6 perbandingan motivasi belajar siswa siklus I dan siklus II
dapat dilihat adanya peningkatan jumlah siswa pada siklus I yang memiliki
motivasi tinggi ada 6 siswa dengan persentase 28,57% sedangkan pada siklus II
terdapa 16 siswa yang memiliki motivasi tinggi dengan persentase 76,19%.
Berdasarkan tabel 4.6 disajikan diagram batang persentase perbandingan
hasil belajar siswa siklus I dan siklus II yang dapat dilihat pada gambar 4.6.
Gambar 4.6
Diagram Batang Perbandingan Persentase Motivasi Belajar Siswa
Siklus I dan Siklus II
Perbandingan hasil belajar siswa dari pra siklus sebelum tindakan, siklus I
dan setelah tindakan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.7
Tabel 4.7
Perbandingan Hasil Belajar Siswa
Pra siklus, Siklus I dan Siklus II
No Nilai
Pra siklus Siklus I Siklus II
Jml
Siswa
Persentase
(%)
Jml
Siswa
Persent
ase
(%)
Jml
Siswa
Persenta
se(%)
1 Tuntas 11 52,38% 15 71,43% 21 100%
2 Tidak
Tuntas
10 47,62% 6 28,57
%
0 0%
Jumlah 21 100 % 21 100% 21 100%
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
Siklus I Siklus II
19.05%
0%
52.38%
23.81%
28.57%
76.19%
Motivasi Rendah
Motivasi Sedang
Motivasi Tinggi
64
Dari tabel 4.7 perbandingan hasil belajar siswa pra siklus, siklus I dan siklus
II dapat dilihat adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam mata
pelajaran IPA. Pada pra siklus terdapat 11 siswa dengan persentase 52,38% yang
mendapatkan nilai tuntas. Kemudian pada siklus I terdapat 15 siswa dengan
persentase 71,43% yang memperoleh nilai tuntas. Dan pada siklus II mengalami
peningkatan menjadi 21 siswa dengan persentase 100% yang memperoleh nilai
tuntas dalam satu kelas.
Berdasarkan tabel 4.7 disajikan diagram batang persentase perbandingan
hasil belajar siswa Pra siklus, siklus I dan siklus II yang dapat dilihat pada gambar
4.7.
Gambar 4.7
Diagram Batang Perbandingan Persentase Hasil Belajar Siswa
Pra siklus, Siklus I dan Siklus II
Dari gambar 4.7 tentang diagram batang perbandingan persentase hasil
belajar siswa pra siklus, siklus I dan siklus II, menunjukkan bahwa persentase
hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Pada pra siklus persentase hasil
belajar siswa adalah 52,38 %. Kemudian pada siklus I persentase hasil belajar
siswa menjadi 71,43%. Pada siklus II persentase hasil belajar siswa mengalami
peningkatan menjadi persentase 100 %. Hal Ini membuktikan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning
dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN 2 Jambangan Kabupaten
Grobogan sebesar 100% sesuai dengan indikator keberhasilan yang ditetapkan
oleh peneliti.
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
100.00%
Pra Siklus Siklus I
Siklus II
52.38%
71.43%
100%
47.62%
28.57%
0%
Tuntas
Tidak Tuntas
65
b. Perbandingan Hasil Observasi KBM Guru
Observasi KBM guru dan siswa dilakukan pada tiap siklus pertemuan I dan
II. Untuk observasi KBM guru tidak ada skor dan persentasenya tersendiri karena
aspek yang dinilai guru melakukan tindakan sesuai atau tidak dengan langkah-
langkah model pembelajaran Discovery Learning yang ada di dalam RPP. Namun
terlihat dari hasil lembar observasi KBM guru pada siklus I dan II di setiap
pertemuan terjadi peningkatan, dari yang siklus I guru tidak melakukan tindakan
kemudian pada siklus II ada perbaikan.
Adapun perbaikan yang dilakukan oleh guru pada siklus II adalah guru telah
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan di capai, guru juga sudah
memberikan penghargaan berupa tepuk tangan atas kerja kelompok yang
dilakukan, guru juga sudah memberikan tindak lanjut kepada siswa dan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pendapatnya tentang
pembelajaran yang telah dilakukan.
c. Perbandingan Hasil Observasi KBM/Keterlibatan Siswa
Observasi KBM/keterlibatan siswa dilakukan pada tiap siklus pertemuan I
dan II. Untuk observasi KBM/keterlibatan siswa dapat dilihat berdasarkan
penjumlahan perolehan skor pada pada tiap siklus pertemuan I dan II. Skor yang
diperoleh pada siklus I adalah 152. Sedangkan skor diperoleh pada siklus II
mengalami peningkatan yaitu 200. Hal ini menunjukkan bahwa siswa telah
melakukan pembelajaran yang sesuai dengan langkah-langkah model
pembelajaran Discovery Learning yang ada di dalam RPP. siswa juga telah
melakukan perbaikan berdasarkan kekurangan pada siklus I.
Adapun perbaikan yang dilakukan oleh siswa adalah siswa telah membaca
perintah pada LKS sebelum melakukan percobaan dan memberikan tanggapan
terhadap materi yang telah dipelajari.
Perbandingan skor hasil observasi KBM/keterlibatan siswa siklus I dan II
dapat dilihat pada tabel 4.8.
66
Tabel 4.8
Perbandingan Skor Hasil Observasi KBM/Keterlibatan Siswa
Siklus I Dan Siklus II
Tahap
Pelaksanaan
Pertemuan I Pertemuan II Total
Skor
Persentase
% Skor Persentase
%
Skor Persengtase
%
Siklus I 73 67,59% 79 73,15% 152 70,37%
Siklus II 92 85,15% 108 100% 200 92,59%
Dari tabel 4.8 dapat dilihat adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II yaitu
pada siklus I jumlah skor yang diperoleh adalah 152 dengan persentase 70,37%
sedangkan pada siklus II jumlah skor yang diperoleh mengalami peningkatan
yaitu 200 dengan persentase 92,59%
Berdasarkan tabel 4.8 disajikan diagram batang perbandingan persentase hasil
observasi KBM/keterlibatan siswa siklus I dan siklus II yang dapat dilihat pada
gambar 4.8.
Gambar 4.8
Diagram Batang Perbandingan Persentase Hasil Observasi
KBM/keterlibatan Siswa
Siklus I dan Siklus II
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
100.00%
Siklus I Siklus II
70.37%
92.59%
Perbandingan Siklus I dan Siklus II
Siklus I
Siklus II
67
Dari gambar 4.8 tentang diagram batang perbandingan persentase hasil
observasi KBM/keterlibatan siswa pada siklus I dan II dapat dilihat bahwa
persentase hasil observasi KBM/keterlibatan siswa mengalami peningkatan. Pada
siklus I mendapat total skor 152 dan pada siklus II meningkat menjadi 200. Hal
ini membuktikan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
Discovery Learning dapat meningkatkan keterlibatan siswa
4.5 Pembahasan
Berdasarkan paparan hasil penelitian yang telah diuraikan, maka dapat
diketahui peningkatan dari motivasi dan hasil belajar, hasil observasi KBM guru,
dan hasil observasi KBM/keterlibatan siswa pada pra siklus atau sebelum
dilakukan tindakan, siklus I dan siklus II setelah dilakukan tindakan dengan
menerapkan model pembelajaran Discovery Learning. Rincian dari hasil
peningkatan pada pra siklus, siklus I dan siklus II adalah sebagai berikut :
a. Pra siklus
Pada pra siklus atau pada saat belum dilakukan tindakan dengan
menerapkan model pembelajaran Discovery Learning motivasi dan hasil belajar
siswa rendah. Rendahnya motivasi dan hasil belajar siswa kelas V pada mata
pelajaran IPA ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya faktor dari siswa
itu sendiri dan faktor dari guru. Faktor yang berasal dari siswa adalah mereka
kurang memperhatikan saat guru menjelaskan materi saat pembelajaran dan
pembelajaran yang dilakukan membosankan. Sedangkan faktor yang berasal dari
guru adalah guru masih menggunakan banyak ceramah dalam kegiatan
pembelajarannya. Hal ini menyebabkan hasil belajar siswa rendah, terlihat dari 21
siswa dalam satu kelas hanya 11 siswa yang memperoleh nilai tuntas ≥ 70 dengan
persentase 51,38% sedangkan sisanya sebanyak 10 siswa dengan persentase
47,62% memperoleh nilai tidak tuntas < 70.
b. Siklus I
Pada siklus I setelah dilakukan tindakan dengan menerapkan model
pembelajaran Discovery Learning motivasi dan hasil belajar siswa mengalami
68
peningkatan. Dari data pada siklus 1 terdapat 4 siswa motivasi rendah, 11 siswa
motivasi sedang dan 6 siswa motivasi tinggi. Lalu siswa yang mendapatkan nilai
tuntas ≥ 70 adalah sebanyak 15 siswa dengan persentase 71,43% sedangkan yang
memperoleh nilai tidak tuntas < 70 adalah sebanyak 6 anak dengan persentase
28,57%.
Pada pelaksanaan siklus I ini peneliti melakukan pengamatan tentang KBM
yang dilakukan oleh guru dan siswa selama menggunakan model pembelajaran
Discovery Learning. Hasil dari pengamatan siklus I tentang guru dan siswa adalah
mereka telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran
Discovery Learning namun masih ada beberapa kekurangan atau beberapa
tindakan yang tidak dilakukan. Seperti guru belum menyampaikkan tujuan
pembelajaran dan tidak memberikan penghargaan berupa tepuk tangan kepada
setiap kelompok atas kinerja kelompok yang telah dilakukan, sehingga hal itu
berpengaruh pada hasil observasi KBM/keterlibatan siswa pada siklus I. Adapun
skor hasil observasi KBM/keterlibatan siswa pada siklus I adalah 152 dengan
persentase 70,37%
b. Siklus II
Pada siklus II sebagai hasil perbaikan dan pemantapan dari siklus I.
Motivasi dan hasil belajar siswa dalam menggunakan model pembelajaran
Discovery Learning menunjukkan peningkatan. Hal ini terlihat dari hasil motivasi
siswa pada siklus II ini yang memperoleh motivasi rendah 0 siswa, motivasi
sedang 5 siswa dan motivasi tinggi 16 siswa sedangkan Hasil belajar siswa yang
memperoleh nilai tuntas ≥ 70, dari 21 siswa dalam satu kelas yang memperoleh
nilai tuntas adalah 21 siswa dengan persentase 100% artinya seluruh siswa dalam
satu kelas telah mencapai nilai KKM (70).
Pada pelaksanaan siklus II ini peneliti melakukan pengamatan tentang KBM
yang dilakukan oleh guru dan siswa selama menggunakan model pembelajaran
Discovery Learning siswa. Hasil dari pengamatan siklus II tentang guru dan siswa
adalah mereka telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan model
pembelajaran Discovery Learning siswa. Kekurangan pada siklus I telah
69
diperbaiki pada siklus II ini. Skor hasil observasi KBM/keterlibatan siswa pada
siklus II meningkat menjadi 200 dengan persentase 92,59%
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa penggunaan model
pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar
siswa. Peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa ini karena model
pembelajaran Discovery Learning dapat memberikan kenyamanan dan
kepercayaan kepada diri sendiri, pengembangan intelektual, serta pembangkit
motivasi. Dalam aplikasinya, strategi ini mempunyai daya dan gerakan yang
sangat kuat, guna membangkitkan motivasi anak didik. Hal ini diakui, karena
Discovery Learning merupakan metode pembelajaran yang menekankan pada
kecerdasan intelektual dan mental, guna menumbuhkan semangat yang tenggelam
dalam jiwa anak didik ( Mohammad Takdir Ilahi, 2012 : 77-78).
Penelitian ini relevan atau sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Maftuhadi (2009) yang berjudul “Penerapan metode discovery untuk
meningkatkan hasil belajar IPA Siswa kelas V SDN Oro-Oro Ombo kulon I
Kecamatan Rembang Kabupaten Pasuruan tahun ajaran 2008/2009”
menyimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN
Oro-oro Ombo Kulon I. Hal ini dilihat dari rata-rata hasil pre tes siswa sebelum
dilaksanakan tindakan hanya 44, setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I rata-
rata nilai hasil belajar IPA siswa menjadi 71 dan pada siklus II meningkat menjadi
80,5. Ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan dari 60% pada siklus I
meningkat menjadi 85% pada siklus II. Penerapan metode discovery dalam proses
pembelajaran juga berdampak positif terhadap aktifitas belajar siswa. Rata-rata
skor aktifitas siswa pada siklus I adalah 64,9 sedang rata-rata skor aktifitas siswa
pada silus II adalah 77,5. Hasil penelitian menunjukkan penerapan metode
discovery dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN Oro-oro
Ombo Kulon I Kecamatan Rembang Kabupaten Pasuruanpada siklus I motivasi
belajar siswa sebesar 47% dengan kategori kurang dan mengalami peningkatkan
menjadi sebesar 96% dengan kategori baik pada siklus II. Sedangkan pada
prestasi belajar juga mengalami peningkatkan, sebelum diberikan tindakan skor
rata-rata hasil belajar sebesar 51,87% dengan ketuntasan belajar 74,56% pada
70
siklus II meningkat lagi dengan skor rata-rata 81,28% dengan ketuntasan belajar
sebesar 93,53%.
Penelitian ini juga relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Astuti,
Retno Dwi (2010) yang berjudul “Penerapan model discovery pada mata
pelajaran IPA untuk meningkatkan motivasi, aktivitas dan hasil belajar siswa
kelas IV SDN Oro-Oro Dowo Kecamatan Klojen kota Malang Tahun Ajaran
2009/2010” menyimpulkan bahwa penerapan model Discovery pada
pembelajaran IPS telah berhasil meningkatkan motivasi, aktivitas dan hasil belajar
siswa kelas IV SDN Oro-Oro Dowo. Hal ini dilihat dari perolehan observasi
tentang motivasi dan aktivitas siswa serta rata-rata postes yang terus meningkat.
Berdasarkan hasil observasi, motivasi siswa mengalami peningkatan pada siklus
II. Begitu juga dengan aktivitas siswa, yang paling tampak yaitu sebagian besar
siswa sudah berani bertanya/menjawab serta melaporkan hasil diskusi. Hasil
belajar siswa terus meningkat mulai dari rata-rata sebelumnya (63,55) mengalami
peningkatan pada siklus I dengan rata-rata kelas sebesar (74,48) dan prosentase
ketuntasan belajar kelasnya yaitu (55,17%) meningkat pada siklus II dengan rata-
rata kelasnya sebesar (83,21) dan prosentase ketuntasan belajar kelasnya sebesar
(82,76%).