bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4...35 ketuntasan dan baru ada 11 siswa atau 52,38 % siswa...

37
34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus Sebelum dilaksanakan pembelajaran model Discovery Leraning, pembelajaran IPA di kelas V SDN 2 Jambangan Kabupaten Grobogan masih menggunakan metode konvensional di mana guru hanya berceramah dan hanya menggunakan media papan tulis. Pada saat guru mengajar, siswa hanya pasif mendengarkan penjelasan guru. Guru tidak menggunakan alat peraga sehingga siswa cenderung bosan dan bergurau sendiri. Setelah dilakukan evaluasi akhir pembelajaran, ternyata masih banyak siswa yang belum memahami materi dengan baik sehingga hasil belajarnya rendah. Hasil belajar di kelas V SDN 2 Jambangan Kabupaten Grobogan dengan jumlah 21 siswa, 12 laki-laki dan 9 perempuan diperoleh daftar nilai hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran IPA pra siklus (lampiran 16) menunjukkan masih ada siswa yang memperoleh nilai kurang dari KKM (70). Dari 21 siswa , terdapat 10 anak yang memperoleh nilai 70, dan 11 anak memperoleh nilai ≥ 70. Ketuntasan hasil belajar IPA siswa pra siklus atau sebelum dilakukan tindakan dapat dilihat pada tabel 4.1 Tabel 4.1 Ketuntasan Hasil Belajar IPA Prasiklus Nilai Jumlah Siswa Persentase % Keterangan < 70 10 47,62% Tidak Tuntas ≥ 70 11 52,38% Tuntas Jumlah 21 100 % Nilai Rata-rata 65,86 Nilai Tertinggi 84 Nilai Terendah 35 Dilihat dari tabel 4.1 menunjukkan bahwa hasil belajar di kelas V SDN 2 Jambangan Kabupaten Grobogan masih rendah. Terbukti dari jumlah siswa sebanyak 21 anak masih ada 10 siswa atau 47,62% yang belum mencapai

Upload: others

Post on 10-Dec-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

34

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus

Sebelum dilaksanakan pembelajaran model Discovery Leraning,

pembelajaran IPA di kelas V SDN 2 Jambangan Kabupaten Grobogan masih

menggunakan metode konvensional di mana guru hanya berceramah dan hanya

menggunakan media papan tulis. Pada saat guru mengajar, siswa hanya pasif

mendengarkan penjelasan guru. Guru tidak menggunakan alat peraga sehingga

siswa cenderung bosan dan bergurau sendiri. Setelah dilakukan evaluasi akhir

pembelajaran, ternyata masih banyak siswa yang belum memahami materi dengan

baik sehingga hasil belajarnya rendah.

Hasil belajar di kelas V SDN 2 Jambangan Kabupaten Grobogan dengan

jumlah 21 siswa, 12 laki-laki dan 9 perempuan diperoleh daftar nilai hasil belajar

siswa kelas V pada mata pelajaran IPA pra siklus (lampiran 16) menunjukkan

masih ada siswa yang memperoleh nilai kurang dari KKM (70). Dari 21 siswa ,

terdapat 10 anak yang memperoleh nilai ≤ 70, dan 11 anak memperoleh nilai ≥ 70.

Ketuntasan hasil belajar IPA siswa pra siklus atau sebelum dilakukan

tindakan dapat dilihat pada tabel 4.1

Tabel 4.1

Ketuntasan Hasil Belajar IPA Prasiklus

Nilai Jumlah Siswa Persentase % Keterangan

< 70 10 47,62% Tidak Tuntas

≥ 70 11 52,38% Tuntas

Jumlah 21 100 %

Nilai Rata-rata 65,86

Nilai Tertinggi 84

Nilai Terendah 35

Dilihat dari tabel 4.1 menunjukkan bahwa hasil belajar di kelas V SDN 2

Jambangan Kabupaten Grobogan masih rendah. Terbukti dari jumlah siswa

sebanyak 21 anak masih ada 10 siswa atau 47,62% yang belum mencapai

35

ketuntasan dan baru ada 11 siswa atau 52,38% siswa yang sudah tuntas KKM

yaitu ≥70.

Berdasarkan tabel 4.1 disajikan diagram batang persentase hasil belajar IPA

siswa pada pra siklus, yang dapat dilihat pada gambar 4.1

Gambar 4.1

Diagram Batang Persentase Hasil Belajar IPA

Pra siklus

Melihat hasil belajar di kelas V SDN Jambangan 02 Kabupaten Grobogan,

maka penulis tertarik untuk melakukan suatu tindakan dalam pembelajaran IPA

materi Sifat-sifat cahaya. Dengan menerapkan model pembelajaran Discovery

diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar sehingga hasil

belajar siswa akan meningkat.

4.2 Deskripsi Siklus I

4.2.1 Tahap Perencanaan

Hasil belajar pada prasiklus menjadi dasar untuk merencanakan tindakan

yang tepat agar hasil belajar siswa meningkat. Model pembelajaran yang akan

digunakan adalah model Discovery Leraning. Pada tahap ini, penulis

mempersiapkan perangkat pembelajaran berupa:

44.00%

46.00%

48.00%

50.00%

52.00%

54.00%

Tuntas Tidak tuntas

52.38%

47.62%

Pra Siklus

Tuntas

Tidak tuntas

36

1. RPP dengan Memahami sifat-sifat cahaya.

2. Media pembelajaran. Media yang digunakan adalah benda-benda

kongkret yang digunakan untuk melakukan percobaan.

3. Lembar Kerja Siswa sebagai sarana untuk mengerjakan tugas

mengenai hasil penyelidikan yang dilakukan bersama kelompok.

4. Lembar observasi guru dan siswa untuk mengetahui aktivitas guru dan

siswa selama pembelajaran berlangsung.

5. Soal evaluasi yang akan diberikan pada pertemuan kedua tiap siklus

setelah pembelajaran selesai.

Setelah semua perangkat pembelajaran disiapkan, penulis kemudian

berkonsultasi dengan guru kelas V mengenai RPP yang telah disusun dan

berdiskusi tentang jalannya kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan agar

pada pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan lancar.

4.2.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Siklus I

Pelaksanaan tindakan dan observasi ini dilakukan selama penelitian siklus I

berlangsung yakni pada pertemuan I dan pertemuan II. Pertemuan I dilaksanakan

pada hari Senin tanggal 27 April 2015 dan pertemuan II pada hari Selasa tanggal

28 April2015 dengan alokasi waktu tiap pertemuan adalah 2 x 35 menit. Adapun

kegiatan yang dilakukan pada pertemuan I dan II adalah :

1. Pertemuan I

Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan berdoa, mengucapkan

salam, menanyakan kabar dan mengabsen siswa. Setelah itu guru memeriksa

kerapian, mengkondisikan kelas untuk siap mengikuti pelajaran dari mulai

pengaturan tempat duduk, pemeriksaan perlengkapan belajar seperti peralatan

tulis, buku paket dan media pembelajaran. Kemudian guru melakukan apersepsi

dengan memberikan penjelasan mengenai kegiatan yang akan dilakukan yakni

melakukan percobaan tentang sifat-sifat cahaya. Guru juga menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai yaitu mengetahui 3 sifat cahaya (cahaya dapat

merambat lurus, cahaya dapat menembus benda bening, dan cahaya dapat

dibiaskan).

37

Pada kegiatan inti setelah semua siswa mengetahui tujuan pembelajaran dan

kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran siswa dibagi ke dalam 4

kelompok, setiap kelompok menerima alat dan bahan serta LKS untuk melakukan

percobaan IPA tentang sifat-sifat cahaya. Selanjutnya guru memfasilitasi siswa

dengan melakukan pembelajaran yang sesuai dengan langkah-langkah model

pembelajaran Discovery Learning.

a) Pada langkah Stimulation (Stimulasi/Pemberian rangsangan) disini siswa

menyimak penyajian masalah yang disampaikan oleh guru yaitu guru

memberikan ilustrasi kepada siswa dengan bercerita tentang kejadian-kejadian

di kehidupan sehari-hari dengan masalah yang akan disampaikan yaitu “Guru

memberikan sebuah ilustrasi kepada murid dengan bercerita, Setiap malam Leo

selalu membaca buku di kamarnya. Semua pelajaran yang telah dipelajari pada

siang hari, dia baca kembali. Selain itu, Leo selalu mempersiapkan buku

pelajaran yang akan dipelajarinya esok hari di kelas. Suasana di kamar terlihat

terang. Lampu menerangi setiap benda yang ada di kamar Leo. Bagaimana

yang terjadi jika listrik mati dan tidak ada lampu penerangan yang menyala? ”

b) Pada Langkah Problem Statemant (Pernyataan/Identifikasi Masalah) siswa

menyampaikan hipotesis tentang permasalahan yang disajikan oleh guru dan

menuliskan hipotesis mereka ke dalam LKS. Untuk membuktikan hipotesis

mereka benar atau salah guru membimbing tiap kelompok untuk mulai

melakukan percobaan tentang sifat cahaya dapat merambat lurut, dapat

menembus benda bening dan dapat dibiaskan

c) Pada langkah Data Collection (Pengumpulan Data) Setelah setiap kelompok

paham dan mengerti tentang langkah-langkah percobaan yang dilakukan

mereka mulai melakukan percobaan dan pengamatan tentang sifat cahaya dapat

merambat lurut, dapat menembus benda bening dan dapat dibiaskan yang

mereka lakukan.

d) Pada tahap Data Processing (Pengolahan Data) Guru meminta setiap

kelompok untuk menuliskan hasil pengamatan mereka dan mengisi tabel atau

pertanyaan yang berkaitan dengan percobaan yang mereka lakukan.

38

e) Pada langkah Verification (Pembuktian) guru memberi kesempatan pada tiap

kelompok untuk mempresentasikan hasil percobaan mereka ke depan kelas

sementara kelompok lain memberikan tanggapan dan guru memberikan

penghargaan berupa tepuk tangan kepada setiap kelompok yang

mempresentasikan hasil diskusinya.

f) Pada tahap Generalization (Menarik Kesimpulan) Guru bersama siswa secara

klasikal membuat kesimpulan atas hasil kegiatan pembelajaran yang telah

dilakukan

Pada kegiatan akhir guru memberikan tindak lanjut kepada siswa untuk

mempelajari materi berikutnya. Guru juga menyampaikan rencana kegiatan pada

pertemuan berikutnya yaitu masih melanjutkan materi tentang sifat-sifat cahaya

dapat dipantulkan dan dapat diuraikan. Dan terakhir guru menutup kegiatan

pembelajaran.

2. Pertemuan II

Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan berdoa, mengucapkan

salam, menanyakan kabar dan mengabsen siswa. Setelah itu guru memeriksa

kerapian, mengkondisikan kelas untuk siap mengikuti pelajaran dari mulai

pengaturan tempat duduk, pemeriksaan perlengkapan belajar seperti peralatan

tulis, buku paket dan media pembelajaran. Kemudian guru melakukan apersepsi

dengan memberikan penjelasan mengenai kegiatan yang akan dilakukan yakni

malanjutkan materi pada pertemuan sebelumnya yaitu melakukan percobaan

tentang sifat-sifat cahaya. Guru juga menyampaikan tujuan pembelajaran yang

akan dicapai yaitu mengetahui 2 sifat cahaya (cahaya dapat dipantulkan dan

cahaya dapat diuraikan).

Pada kegiatan inti setelah semua siswa mengetahui tujuan pembelajaran dan

kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran siswa dibagi ke dalam 4

kelompok, setiap kelompok menerima alat dan bahan serta LKS untuk melakukan

percobaan IPA tentang sifat-sifat cahaya. Selanjutnya guru memfasilitasi siswa

dengan melakukan pembelajaran yang sesuai dengan langkah-langkah model

pembelajaran Discovery Learning.

39

a) Pada langkah Stimulation (Stimulasi/Pemberian rangsangan) disini siswa

menyimak penyajian masalah yang disampaikan oleh guru yaitu guru

memberikan pertanyaan kepada siswa tentang kejadian-kejadian di kehidupan

sehari-hari dengan masalah yang akan disampaikan yaitu “Guru memberikan

sebuah ungkapan kepada siswa, Pada saat setelah turun hujan biasanya muncul

pelangi, pelangi terdiri dari beberapa warna yang sangat indah. Bagaimana bisa

terjadi pelangi?”.

b) Pada Langkah Problem Statemant (Pernyataan/Identifikasi Masalah) siswa

menyampaikan hipotesis tentang permasalahan yang disajikan oleh guru dan

menuliskan jawaban mereka ke dalam LKS. Untuk membuktikan jawaban

mereka benar atau salah guru membimbing tiap kelompok untuk mulai

melakukan percobaan tentang sifat cahaya dapat dipantulkan dan dapat

diuraikan.

c) Pada langkah Data Collection (Pengumpulan Data) Setelah setiap kelompok

paham dan mengerti tentang langkah-langkah percobaan yang dilakukan

mereka mulai melakukan percobaan dan pengamatan tentang sifat cahaya dapat

dipantulkan dan dapat diuraikan

d) Pada tahap Data Processing (Pengolahan Data) Guru meminta setiap

kelompok untuk menuliskan hasil pengamatan mereka dan mengisi tabel atau

pertanyaan yang berkaitan dengan percobaan yang mereka lakukan.

e) Pada langkah Verification (Pembuktian) guru memberi kesempatan pada tiap

kelompok untuk mempresentasikan hasil percobaan mereka ke depan kelas

sementara kelompok lain memberikan tanggapan dan guru memberikan

penghargaan berupa tepuk tangan kepada setiap kelompok yang

mempresentasikan hasil diskusinya.

f) Pada tahap Generalization (Menarik Kesimpulan) Guru bersama siswa secara

klasikal membuat kesimpulan atas hasil kegiatan pembelajaran yang telah

dilakukan dan guru meminta siswa untuk mengerjakan soal evaluasi.

Pada kegiatan akhir guru memberikan tindak lanjut kepada siswa untuk

mempelajari materi selanjutnya. Guru juga menyampaikan rencana kegiatan pada

40

pertemuan berikutnya yaitu masih melanjutkan materi tentang percobaan

membuat periskop dan lup sederhana. Dan terakhir guru menutup kegiatan

pembelajaran.

4.2.3 Hasil Tindakan dan Observasi Siklus I

Hasil tindakan dan observasi pada siklus I pertemuan I dan II dapat dilihat

berdasarkan hasil lembar angket motivasi, hasil belajar dan hasil observasi KBM

guru serta hasil observasi KBM/keterlibatan siswa selama melaksanakan

pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran Discovery

Learning. Adapun motivasi belajar, hasil belajar siswa dan hasil observasi KBM

guru dan siswa siklus I pertemuan I dan II adalah sebagai berikut :

a. Hasil Tindakan

Berdasarkan skor motivasi dan hasil belajar siswa yang diperoleh peneliti

yang berkolaborasi dengan guru pada siklus I dengan cara memberikan lembar

angket motivasi dan soal evaluasi secara tertulis kepada siswa pada akhir

pertemuan. Terlihat bahwa daftar nilai motivasi dan hasil belajar siswa kelas V

pada mata pelajaran IPA siklus I (lampiran 13 dan lampiran 17) menunjukkan

masih ada beberapa siswa yang memperoleh skor motivasi rendah dan nilai < 70.

Dari 21 siswa, terdapat terdapat 4 siswa memiliki motivasi rendah, 11 siswa

motivasi sedang dan 6 siswa motivasi tinggi, sedangkan pada hasil belajar dari 21

siswa terdapat 6 siswa yang memperoleh nilai < 70, dan 15 siswa memperoleh

nilai ≥ 70.

Motivasi belajar IPA siswa siklus I dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2

Motivasi Belajar IPA Siswa

Siklus I

Nilai Jumlah Siswa Persentase Keterangan

26-50 4 19,05% Motivasi Rendah

51-75 11 52,38% Motivasi Sedang

>75 6 28,57% Motivasi Tinggi

Jumlah 21 100%

41

Dari tabel di atas dapat diketahui jumlah siswa yang memiliki motivasi

rendah terdapat 4 siswa, motivasi sedang 11 siswa dan motivasi tinggi 6 siswa.

Berdasarkan tabel 4.2 disajikan diagram batang persentase motivasi belajar

IPA siswa pada siklus I, yang dapat dilihat pada gambar 4.2.

Gambar 4.2

Diagram Batang Persentase Motivasi Belajar IPA

Siklus I

Dari gambar 4.2 siswa yang memiliki motivasi rendah 19,05%, motivasi

sedang 52,38%, motivasi tinggi 28,57%.

Ketuntasan hasil belajar IPA siswa siklus I dapat dilihat pada tabel 4.3

Tabel 4.3

Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I

Nilai Jumlah Siswa Persentase % Keterangan

< 70 6 28,57% Tidak Tuntas

≥ 70 15 71,43% Tuntas

Jumlah 21 100 %

Nilai Rata-rata 72,38

Nilai Tertinggi 90

Nilai Terendah 45

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

Motivasi

Rendah Motivasi

Sedang Motivasi

Tinggi

19.05%

52.38%

28.57%

Siklus I

Motivasi Rendah

Motivasi Sedang

Motivasi Tinggi

42

Dilihat dari tabel 4.3 diketahui bahwa ketuntasan hasil belajar siswa pada

mata pelajaran IPA pada siklus I, terdapat 6 siswa dengan persentase 28,57% yang

tidak tuntas dengan nilai < 70, sedangkan ada 15 siswa dengan persentase 71,43%

yang tuntas dengan nilai ≥ 70.

Berdasarkan tabel 4.3 disajikan diagram batang persentase hasil belajar IPA

pada siklus I, yang dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 4.3

Diagram Batang Persentase Hasil Belajar IPA

Siklus I

b. Hasil observasi KBM guru Siklus I

Selama proses pembelajaran kegiatan yang dilakukan oleh guru diamati

dengan menggunakan lembar observasi KBM guru yang telah disesuaikan dengan

RPP dan langkah-langkah model pembelajaran Discovery Learning. Adapun hasil

observasi KBM guru siklus I pertemuan I dan II dapat dilihat pada (lampiran 20

dan lampiran 22).

1. Pertemuan I

Berdasarkan hasil observasi KBM guru pertemuan I adalah sebagai berikut :

1) Pada kegiatan awal guru telah mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti

pelajaran yakni dengan cara memeriksa kerapian dan pengaturan tempat

duduk.

2) Guru juga sudah melakukan apersepsi dengan memberikan penjelasan

tentang kegiatan yang akan dilakukan

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

Tuntas Tidak

Tuntas

71.43%

28.57%

Siklus I

Tuntas

Tidak Tuntas

43

3) Guru belum menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa

4) Pada kegiatan inti guru telah melakukan pembelajaran sesuai dengan

model Discovery Learning terlihat dari langkah-langkah pembelajaran

yang telah dilakukan.

5) Guru telah membagi kelompok, membagikan LKS, alat dan bahan

percobaan, menyajikan permasalahan yang berkaitan dengan materi,

meminta siswa menentukan hipotesis, kemudian berdiskusi untuk

membuktikan kebenaran hipotesis yang telah mereka buat.

6) Guru telah memfasilitasi siswa melakukan kegiatan percobaan, terlihat

pada saat guru memberikan arahan kepada siswa untuk mencatat dan

menjawab pertanyaan terkait dengan hasil percobaan, memberikan

kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil percobaan,

membahas dan menarik kesimpulan atas hasil percobaan yang telah

dilakukan

7) Guru tidak memberikan penghargaan berupa tepuk tangan kepada siswa

atas kerja kelompok yang telah dilakukan

8) Pada kegiatan akhir guru tidak memberikan tindak lanjut kepada siswa

9) Guru juga belum memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menyampaikan pendapat mereka tentang pembelajaran yang telah

dilakukan.

Pada siklus I pertemuan I terdapat beberapa kekurangan diantaranya adalah

guru belum menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan di capai sehingga

siswa tidak mengetahui tujuan pembelajaran pada saat pembelajaran, guru juga

tidak memberikan penghargaan berupa tepuk tangan kepada siswa atas kerja

kelompok yang telah di lakukan. Pada akhir pembelajaran guru tidak memberikan

tindak lanjut atau PR kepada siswa dan tidak memberi kesempatan kepada siswa

untuk menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran yang telah di lakukan.

44

2. Pertemuan II

Berdasarkan hasil observasi KBM guru pertemuan II adalah sebagai berikut:

1) Pada kegiatan awal guru telah mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti

pelajaran yakni dengan cara memeriksa kerapian dan pengaturan tempat

duduk.

2) Guru juga sudah melakukan apersepsi dengan memberikan penjelasan

tentang kegiatan yang akan dilakukan

3) Guru belum menyampiakan tujuan pembelajaran kepada siswa.

4) Pada kegiatan inti guru telah melakukan pembelajaran sesuai dengan

model Discovery Learning terlihat dari langkah-langkah pembelajaran

yang telah dilakukan.

5) Guru telah membagi kelompok, membagikan LKS, alat dan bahan

percobaan, menyajikan permasalahan yang berkaitan dengan materi,

meminta siswa menentukan hipotesis, kemudian berdiskusi untuk

membuktikan kebenaran hipotesis yang telah mereka buat.

6) Guru telah memfasilitasi siswa melakukan kegiatan percobaan, terlihat

pada saat guru memberikan arahan kepada siswa untuk mencatat dan

menjawab pertanyaan terkait dengan hasil percobaan, memberikan

kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil percobaan,

membahas dan menarik kesimpulan atas hasil percobaan yang telah

dilakukan

7) Guru telah memberikan soal evaluasi kepada siswa, guru juga telah

melakukan pembahasan soal.

8) Guru belum memberikan penghargaan berupa tepuk tangan kepada semua

siswa atas kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan,

9) Guru telah memberikan tindak lanjut/PR kepada siswa.

10) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan

pendapat mereka tentang pembelajaran yang telah dilakukan.

Pada siklus I pertemuan II masih ada tindakan yang belum dilakukan oleh

guru yaitu guru belum menyampaikkan tujuan pembelajaran dan tidak

45

memberikan penghargaan berupa tepuk tangan kepada setiap kelompok atas

kinerja kelompok yang telah dilakukan.

c. Hasil observasi KBM/keterlibatan siswa Siklus I

Selama proses pembelajaran kegiatan yang dilakukan oleh siswa diamati

dengan menggunakan lembar observasi KBM/keterlibatan siswa yang telah

disesuaikan dengan RPP dan langkah-langkah model pembelajaran Discovery

Learning. Adapun hasil observasi KBM/keterlibatan siswa siklus I pertemuan I

dan II dapat dilihat pada (lampiran 21 dan lampiran 23).

1. Pertemuan I

Berdasarkan hasil observasi KBM/keterlibatan siswa pertemuan I adalah

sebagai berikut :

1) Pada kegiatan awal siswa telah terkondisikan dengan baik, mereka telah

merapikan tempat duduk dan mempersiapkan segala perlengkapan untuk

kegiatan belajar.

2) Siswa sudah siap saat guru melakukan presensi

3) Siswa bersama guru melakukan kegiatan apersepsi

4) Pada kegiatan inti siswa telah melakukan pembelajaran sesuai dengan

model Discovery Learning terlihat dari langkah-langkah pembelajaran

yang telah dilakukan.

5) Siswa telah membentuk kelompok, menerima LKS, alat dan bahan

percobaan, memahami permasalahan yang disampaikan oleh guru terkait

materi, setelah itu mereka menentukan hipotesis, kemudian berdiskusi dan

membuktikan kebenaran dari hipotesis yang telah mereka buat.

6) Sebagian siswa belum membaca perintah yang ada dalam LKS sebelum

melakukan percobaan

7) Siswa dengan difasilitasi oleh guru mereka melakukan kegiatan percobaan,

mendengarkan arahan dari guru untuk mencatat dan menjawab pertanyaan

terkait dengan hasil percobaan, mempresentasikan hasil percobaan ke

depan kelas, dan menarik kesimpulan atas hasil percobaan yang telah

dilakukan

46

8) Siswa tidak memberikan tanggapan dan bertanya tentang materi yang

belum dipahami

9) Siswa belum membuat rangkuman tentang materi yang dipelajari selama

kegiatan pembelajaran berlangsung

10) Siswa mengerjakan soal evaluasi.

11) Siswa kurang bersemangat saat menyampaikan pendapat mereka tentang

pembelajaran yang telah dilakukan.

Pada siklus I pertemuan I terlihat ada beberapa tindakan yang perlu diperbaiki

dan ditingkatkan. Pada lembar observasi KBM/keterlibatan siswa terlihat ada

beberapa aspek yang belum. Siswa belum membaca perintah yang ada dalam LKS

sebelum melakukan percobaan, siswa tidak memberi tanggapan dan bertanya

tentang materi yang belum dipahami, siswa juga belum membuat rangkuman

tentang materi yang telah dipelajari dan siswa kurang bersemangat saat

menyampaikan pendapatnya terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Total

dari semua skor yang diperoleh siswa dalam siklus I pertemuan I adalah 73

dengan persentase 67,59 % dengan kriteria baik. Untuk lebih jelasnya tentang

rincian hasil observasi KBM/keterlibatan siswa siklus I pertemuan I dapat dilihat

pada (lampiran 21).

2. Pertemuan II

Berdasarkan hasil observasi KBM/keterlibatan siswa pertemuan II adalah

sebagai berikut :

1) Pada kegiatan awal siswa telah terkondisikan dengan baik, mereka telah

merapikan tempat duduk dan mempersiapkan segala perlengkapan belajar.

2) Siswa sudah siap saat guru melakukan presensi

3) Siswa bersama guru melakukan kegiatan apersepsi

4) Pada kegiatan inti siswa telah melakukan pembelajaran sesuai dengan

model Discovery Learning terlihat dari langkah-langkah pembelajaran

yang telah dilakukan.

5) Siswa telah membentuk kelompok, menerima LKS, alat dan bahan

percobaan, memahami permasalahan yang disampaikan oleh guru terkait

47

materi, setelah itu mereka menentukan hipotesis, kemudian berdiskusi dan

membuktikan kebenaran dari hipotesis yang telah mereka buat.

6) siswa sudah membaca perintah yang ada dalam LKS sebelum melakukan

percobaan

7) Siswa dengan difasilitasi oleh guru mereka melakukan kegiatan percobaan,

mendengarkan arahan dari guru untuk mencatat dan menjawab pertanyaan

terkait dengan hasil percobaan, mempresentasikan hasil percobaan ke

depan kelas, dan menarik kesimpulan atas hasil percobaan yang telah

dilakukan

8) Siswa belum memberi tanggapan dan bertanya tentang materi yang belum

dipahami

9) Siswa belum membuat rangkuman singkat mengenai seluruh kegiatan

yang dilakukan selama pembelajaran

10) Siswa mengerjakan soal evaluasi

11) Siswa masih kurang bersemangat saat menyampaikan pendapatnya tentang

pembelajaran yang telah dilakukan

Pada siklus I pertemuan II terlihat ada beberapa tindakan yang perlu

diperbaiki dan ditingkatkan. Pada lembar observasi KBM/keterlibatan siswa

terlihat ada beberapa aspek yang belum dilakukan. Siswa belum memberi

tanggapan dan bertanya tentang materi yang belum dipahami, siswa belum

memuat rangkuman singkat mengenai seluruh kegiatan yang telah dilakukan

selama pembelajaran dan siswa juga masih kurang bersemangat saat

menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran yang telah dilakukan. Total

dari semua skor yang diperoleh siswa dalam siklus I pertemuan II adalah 79

dengan persentase 73,15% dengan kriteria sangat baik. . Untuk lebih jelasnya

tentang rincian hasil observasi KBM/keterlibatan siswa siklus I pertemuan I dapat

dilihat pada (lampiran 23).

4.2.4 Refleksi Siklus I

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari pertemuan I

dan II maka selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan dalam proses

48

pembelajaran. Hasil refleksi diambil dari hasil nilai belajar siswa dan juga hasil

observasi KBM guru serta hasil observasi KBM/keterlibatan siswa yang

dilaksanakan pada pertemuan I dan II pada siklus I. Refleksi ini digunakan

sebagai bahan perbaikan dengan membandingkan apakah hasil tindakan dalam

proses pembelajaran sudah sesuai dengan indikator keberhasilan yang ingin

dicapai oleh peneliti atau belum.

Berdasarkan pengamatan peneliti melalui lembar observasi guru pada

pertemuan I dan II dapat disimpulkan bahwa kinerja guru selama siklus I dalam

pembelajaran yang menerapkan model Discovery Learning sudah cukup baik.

Dari pertemuan I dan II hanya beberapa hal yang belum dilaksanakan oleh guru.

Pada pertemuan pertama, guru belum menyampaikan tujuan pembelajaran yang

akan di capai sehingga siswa tidak mengetahui tujuan pembelajaran pada saat

pembelajaran, guru juga tidak memberikan penghargaan berupa tepuk tangan

kepada siswa atas kerja kelompok yang telah di lakukan. Pada akhir pembelajaran

guru tidak memberikan tindak lanjut atau PR kepada siswa dan tidak memberi

kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pendapatnya tentang

pembelajaran yang telah di lakukan. Pada pertemuan ke II guru masih belum

menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan di capai dan memberi penghargaan

kepada siswa berupa tepuk tangan atas kinerja kelompok yang telah di lakukan.

Selama dua pertemuan yang telah terlaksana pada siklus I, guru belum

pernah menyampaikan tujuan pembelajaran pembelajaran yang akan di capai dan

memberi penghargaan kepada siswa berupa tepuk tangan atas kinerja kelompok

yang telah di lakukan.

Selain menilai kinerja guru dalam menerapkan model Discovery Learning,

peneliti juga mengamati aktifitas siswa selama proses pembelajaran melalui

lembar observasi siswa. Observasi tersebut mencakup 27 aspek yang akan

diamati. Berdasarkan pengamatan peneliti melalui lembar observasi siswa pada

pertemuan I dan II siswa masih kurang baik dalam beberapa aspek di antaranya

saat siswa membaca perintah dalam LKS sebelum melakukan percobaan. Pada

saat menuliskan hipotesis ke dalam LKS hanya beberapa siswa saja yang terlibat,

siswa juga masih kurang dalam memberikan tanggapan tentang materi yang

49

belum dipahami dan saat membuat rangkuman mengenai keseluruhan hasil

kegiatan pembelajaran. Siswa juga kurang bersemangat saat menyampaikan

pendapatnya tentang pembelajaran yang telah dilakukan, itu dapat di lihat dari

banyaknya siswa yang terlibat. Jadi harus ada dorongan dari guru dengan

memberikan semangat kepada siswa sehingga dapat memenuhi kriteria yang di

tentukan saat kegiatan pembelajaran berlangsung.

Hasil angket motivasi belajar siswa pada siklus I terdapat 4 siswa motivasi

rendah, 11 siswa motivasi sedang dan 6 siswa motivasi tinggi. Hasil belajar siswa

pada kondisi awal sebelum tindakan jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan

minimal adalah 11 siswa atau 52,4% sedangkan siswa yang belum tuntas

sebanyak 10 siswa atau 47,6%. Dan pada siklus 1 siswa yang tuntas sebanyak 15

siswa atau 71,4% sedangkan yang belum tuntas sebanyak 6 siswa atau 28,6%.

Ada peningkatan jumlah siswa yang tuntas KKM dari 11 siswa atau 52,4%

menjadi 15 siswa atau 71,4%.

4.3 Deskripsi Hasil Siklus II

4.3.1 Perencanaan Tindakan Siklus II

Setelah melihat kekurangan dan keberhasilan dalam siklus I yang terdiri dari

pertemuan I dan pertemuan II, perencanaan pembelajaran pada siklus II ini

sebagai penyempurnaan dan tindak lanjut dari kekurangan yang terjadi pada siklus

I. Pada tahap perencanaan pada siklus II ini peneliti masih berkolaborasi dengan

guru kelas V SDN 2 Jambangan Kabupaten Grobogan. Peneliti membuat

perbaikan pada RPP yang akan digunakan pada siklus II dan masih sesuai dengan

langkah-langkah model pembelajaran Discovery Learning. Siklus II ini dilakukan

sebanyak 2 kali pertemuan yakni masing-masing pertemuan adalah 2 x 35 menit.

Sebelum guru mengajar, peneliti menyampaikan terlebih dahulu isi dari RPP dan

saling berkolaborasi agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

Peneliti juga mempersiapkan segala perlengkapan yang dapat menunjang kegiatan

belajar mengajar seperti RPP lengkap dengan LKS, soal evaluasi dan juga segala

perlengkan seperti media, sumber buku, alat dan bahan percobaan tentang

penerapan sifat-sifat cahaya dalam pembuatan berbagai macam alat/karya

50

sederhana. Peneliti juga mempersiapkan lembar observasi KBM guru dan siswa

untuk mengamati bagaimana kegiatan guru dan siswa selama pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning pada mata

pelajaran IPA berlangsung.

4.3.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Siklus II

Pelaksanaan tindakan dan observasi ini dilakukan selama penelitian siklus II

berlangsung yakni pada pertemuan I dan pertemuan II. Pertemuan I dilaksanakan

pada hari Senin tangga 11 Mei 2015 dan pertemuan II pada Selasa tanggal 12 Mei

2015 dengan alokasi waktu tiap pertemuan adalah 2 x 35 menit. Adapun kegiatan

yang dilakukan pada pertemuan I dan II adalah :

1. Pertemuan I

Pertemuan I ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 11 Mei 2015 dengan

alokasi waktu 2 x 35 menit.

Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan berdoa, mengucapkan

salam, menanyakan kabar dan mengabsen siswa. Setelah itu guru memeriksa

kerapian, mengkondisikan kelas untuk siap mengikuti pelajaran dari mulai

pengaturan tempat duduk, pemeriksaan kelengkapan berpakaian dan perlengkapan

belajar seperti peralatan tulis, buku paket dan media pembelajaran. Guru juga

menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu mengetahui berbagai

macam alat yang pembuatannya menerapkan sifat-sifat cahaya (periskop,

kaleidoskop, lup, mikroskop, kamera foto, teleskop) dan cara membuat periskop

sederhana. Kemudian guru melakukan apersepsi dengan menyanyikan lagu

‘Orang Pelaut”. Selanjutnya guru bertanya jawab dengan siswa mengenai syair

lagu “Orang Pelaut” dan mengaitkan isi lagu dengan materi pembelajaran IPA

yakni contoh alat yang pembuatannya menerapkan sifat-sifat cahaya.

Pada kegiatan inti setelah semua siswa mengetahui tujuan pembelajaran dan

kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran, selanjutnya siswa dibagi ke

dalam 4 kelompok, setiap kelompok menerima alat dan bahan serta LKS untuk

melakukan percobaan IPA untuk membuat periskop sederhana. Guru

51

memfasilitasi siswa dengan melakukan pembelajaran yang sesuai dengan langkah-

langkah model pembelajaran Discovery Learning.

a) Pada langkah Stimulation (Stimulasi/Pemberian rangsangan) disini siswa

menyimak penyajian masalah yang disampaikan oleh guru yaitu guru

memberikan ilustrasi terlebih dahulu tentang kejadian-kejadian di kehidupan

sehari-hari dengan masalah yang akan disampaikan yaitu “Guru bertanya

kepada siswa kenapa pada kapal selam dapat melihat keadaan yang ada di

bawah permukaan laut?”.

b) Pada Langkah Problem Statemant (Pernyataan/Identifikasi Masalah) siswa

menyampaikan hipotesis tentang permasalahan yang disajikan oleh guru dan

menuliskan hipotesis mereka ke dalam LKS. Untuk membuktikan hipotesis

mereka benar atau salah guru membimbing tiap kelompok untuk mulai

melakukan percobaan membuat periskop sederhana.

c) Pada langkah Data Collection (Pengumpulan Data) Setelah setiap kelompok

paham dan mengerti tentang langkah-langkah percobaan yang dilakukan

mereka mulai melakukan percobaan membuat periskop sederhana.

d) Pada tahap Data Processing (Pengolahan Data) Guru meminta setiap

kelompok untuk menuliskan hasil pengamatan mereka dan mengisi tabel atau

pertanyaan yang berkaitan dengan percobaan yang mereka lakukan.

e) Pada langkah Verification (Pembuktian) guru memberi kesempatan pada tiap

kelompok untuk mempresentasikan hasil percobaan mereka ke depan kelas

sementara kelompok lain memberikan tanggapan dan guru memberikan

penghargaan berupa tepuk tangan kepada setiap kelompok yang

mempresentasikan hasil diskusinya.

f) Pada tahap Generalization (Menarik Kesimpulan) Guru bersama siswa secara

klasikal membuat kesimpulan atas hasil kegiatan pembelajaran yang telah

dilakukan

Pada kegiatan akhir guru memberikan tindak lanjut kepada siswa untuk

mempelajari materi berikutnya. Guru juga menyampaikan rencana kegiatan pada

pertemuan berikutnya yaitu masih melanjutkan materi tentang membuat lup

sederhana. Dan terakhir guru menutup kegiatan pembelajaran.

52

2. Pertemuan II

Pertemuan II ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 12 Mei 2015 dengan

alokasi waktu 2 x 35 menit.

Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan berdoa, mengucapkan

salam, menanyakan kabar dan mengabsen siswa. Setelah itu guru memeriksa

kerapian, mengkondisikan kelas untuk siap mengikuti pelajaran dari mulai

pengaturan tempat duduk, pemeriksaan kelengkapan berpakaian dan perlengkapan

belajar seperti peralatan tulis, buku paket dan media pembelajaran. Guru juga

menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu mengetahui cara

membuat lup sederhana. Kemudian guru melakukan apersepsi dengan

memberikan penjelasan mengenai kegiatan yang akan dilakukan yakni melakukan

percobaan tentang cara membuat karya lup sederhana yang menerapkan sifat-sifat

cahaya

Pada kegiatan inti setelah semua siswa mengetahui tujuan pembelajaran dan

kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran siswa dibagi ke dalam 4

kelompok, setiap kelompok menerima alat dan bahan serta LKS untuk melakukan

percobaan IPA untuk membuat lup sederhana. Guru memfasilitasi siswa dengan

melakukan pembelajaran yang sesuai dengan langkah-langkah model

pembelajaran Discovery Learning.

a) Pada langkah Stimulation (Stimulasi/Pemberian rangsangan) disini siswa

menyimak penyajian masalah yang disampaikan oleh guru yaitu guru

memberikan pertanyaan kepada siswa tentang kejadian-kejadian di kehidupan

sehari-hari dengan masalah yang akan disampaikan yaitu “Benda apa yang

dapat membuat melihat benda kecil terlihat besar?”.

b) Pada Langkah Problem Statemant (Pernyataan/Identifikasi Masalah) siswa

menyampaikan hipotesis tentang permasalahan yang disajikan oleh guru dan

menuliskan jawaban mereka ke dalam LKS. Untuk membuktikan jawaban

mereka benar atau salah guru membimbing tiap kelompok untuk mulai

melakukan percobaan membuat lup sederhana

53

c) Pada langkah Data Collection (Pengumpulan Data) Setelah setiap kelompok

paham dan mengerti tentang langkah-langkah percobaan yang dilakukan

mereka mulai melakukan percobaan membuat lup sederhana.

d) Pada tahap Data Processing (Pengolahan Data) Guru meminta setiap

kelompok untuk menuliskan hasil pengamatan mereka dan mengisi tabel atau

pertanyaan yang berkaitan dengan percobaan yang mereka lakukan.

e) Pada langkah Verification (Pembuktian) guru memberi kesempatan pada tiap

kelompok untuk mempresentasikan hasil percobaan mereka ke depan kelas

sementara kelompok lain memberikan tanggapan dan guru memberikan

penghargaan berupa tepuk tangan kepada setiap kelompok yang

mempresentasikan hasil diskusinya.

f) Pada tahap Generalization (Menarik Kesimpulan) Guru bersama siswa secara

klasikal membuat kesimpulan atas hasil kegiatan pembelajaran yang telah

dilakukan dan guru meminta siswa untuk mengerjakan soal evaluasi.

g) Pada kegiatan akhir guru memberikan tindak lanjut kepada siswa untuk

mempelajari materi selanjutnya. Dan terakhir guru menutup kegiatan

pembelajaran.

4.3.3 Hasil Tindakan dan Observasi Siklus II

Hasil tindakan dan observasi pada siklus II pertemuan I dan II dapat dilihat

berdasarkan hasil lembar angket motivasi, hasil belajar dan hasil observasi KBM

guru serta hasil observasi KBM/keterlibatan siswa selama melaksanakan

pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran Discovery

Learning. Adapun motivasi, hasil belajar siswa dan hasil observasi KBM guru dan

siswa siklus II pertemuan I dan II adalah sebagai berikut :

a. Hasil Tindakan

Berdasarkan skor motivasi dan hasil belajar siswa yang diperoleh peneliti

yang berkolaborasi dengan guru pada siklus II dengan cara memberikan lembar

angket motivasi dan soal evaluasi secara tertulis kepada siswa pada akhir

pertemuan. Terlihat bahwa daftar nilai motivasi dan hasil belajar siswa kelas V

pada mata pelajaran IPA siklus II (lampiran 14 dan lampiran 18) menunjukkan

54

hasil yang memuaskan. Dari 21 siswa, terdapat 16 siswa memiliki motivasi tinggi

dan 5 siswa memiliki motivasi sedang, sedangakan pada hasil belajar terdapat 21

siswa yang memperoleh nilai tuntas ≥ 70 dari total seluruh siswa adalah 21 siswa

satu sekelas.

Motivasi belajar IPA siswa siklus II dapat dilihat pada tabel 4.4

Tabel 4.4

Motivasi Belajar IPA Siswa

Siklus II

Nilai Jumlah Siswa Persentase Keterangan

26-50 0 0% -

51-75 5 23,81% Motivasi Sedang

>75 16 76,19% Motivasi Tinggi

Jumlah 21 100%

Dari tabel 4.4 dapat diketahui jumlah siswa yang memiliki motivasi rendah

terdapat 0 siswa, motivasi sedang 5 siswa dan motivasi tinggi 16 siswa.

Berdasarkan tabel 4.4 disajikan diagram batang persentase motivasi belajar

IPA siswa pada siklus II, yang dapat dilihat pada gambar 4.4.

Gambar 4.4

Diagram Batang Persentase Motivasi Belajar IPA

Siklus II

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

Motivasi

Rendah Motivasi

Sedang Motivasi

Tinggi

0.00%

23.81%

76.19%

Siklus II

Motivasi Rendah

Motivasi Sedang

Motivasi Tinggi

55

Dari gambar 4 siswa yang memiliki motivasi rendah 0%, motivasi sedang

23,81%, motivasi tinggi 76,19%

Ketuntasan hasil belajar IPA siswa siklus II dapat dilihat pada tabel 4.5

Tabel 4.5

Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II

Nilai Jumlah Siswa Persentase % Keterangan

< 70 0 0% Tidak Tuntas

≥ 70 21 100% Tuntas

Jumlah 21 100 %

Nilai Rata-rata 81,2

Nilai Tertinggi 100

Nilai Terendah 70

Dilihat dari tabel 4.5 diketahui bahwa ketuntasan hasil belajar siswa pada

mata pelajaran IPA pada siklus II semua siswa sudah mencapai KKM.

Berdasarkan tabel 4.5 disajikan diagram batang persentase hasil belajar IPA

pada siklus II, yang dapat dilihat pada gambar 4.5.

Gambar 4.5

Diagram Batang Persentase Hasil Belajar IPA

Siklus II

b. Hasil observasi KBM guru Siklus II

Selama proses pembelajaran kegiatan yang dilakukan oleh guru diamati

dengan menggunakan lembar observasi KBM guru yang telah disesuaikan dengan

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

100.00%

Tuntas Tidak

Tuntas

100.00%

0.00%

Siklus II

Tuntas

Tidak Tuntas

56

RPP dan langkah-langkah model pembelajaran Discovery Learning. Adapun hasil

observasi KBM guru siklus II pertemuan I dan II dapat dilihat pada (lampiran 24

dan lampiran 26).

1. Pertemuan I

Berdasarkan hasil observasi KBM guru pertemuan I adalah sebagai berikut :

1) Pada kegiatan awal guru telah mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti

pelajaran yakni dengan cara memeriksa kerapian dan pengaturan tempat

duduk.

2) Guru juga sudah melakukan apersepsi dengan memberikan penjelasan

tentang kegiatan yang akan dilakukan

3) Guru sudah menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa

4) Pada kegiatan inti guru telah melakukan pembelajaran sesuai dengan

model Discovery Learning terlihat dari langkah-langkah pembelajaran

yang telah dilakukan.

5) Guru telah membagi kelompok, membagikan LKS, alat dan bahan

percobaan, menyajikan permasalahan yang berkaitan dengan materi,

meminta siswa menentukan hipotesis, kemudian berdiskusi untuk

membuktikan kebenaran hipotesis yang telah mereka buat.

6) Guru telah memfasilitasi siswa melakukan kegiatan percobaan, terlihat

pada saat guru memberikan arahan kepada siswa untuk mencatat dan

menjawab pertanyaan terkait dengan hasil percobaan, memberikan

kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil percobaan,

membahas dan menarik kesimpulan atas hasil percobaan yang telah

dilakukan

7) Guru telah memberikan penghargaan berupa tepuk tangan kepada siswa

atas kerja kelompok yang telah dilakukan

8) Pada kegiatan akhir guru sudah memberikan tindak lanjut kepada siswa

9) Guru juga sudah memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menyampaikan pendapat mereka tentang pembelajaran yang telah

dilakukan.

57

Pada siklus II pertemuan I telah dilakukan perbaikan. Kekurangan yang

terdapat pada siklus I telah diperbaiki oleh guru pada siklus II pertemuan I ini.

Perbaikan yang dilakukan diantaranya adalah guru telah menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan di capai, guru juga sudah memberikan penghargaan

berupa tepuk tangan atas kerja kelompok yang dilakukan, guru juga sudah

memberikan tindak lanjut kepada siswa dan memberikan kesempatan kepada

siswa untuk menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran yang telah

dilakukan.

2. Pertemuan II

Berdasarkan hasil observasi KBM guru pertemuan II adalah sebagai berikut:

1) Pada kegiatan awal guru telah mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti

pelajaran yakni dengan cara memeriksa kerapian dan pengaturan tempat

duduk.

2) Guru juga sudah melakukan apersepsi dengan memberikan penjelasan

tentang kegiatan yang akan dilakukan

3) Guru sudah menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa.

4) Pada kegiatan inti guru telah melakukan pembelajaran sesuai dengan

model Discovery Learning terlihat dari langkah-langkah pembelajaran

yang telah dilakukan.

5) Guru telah membagi kelompok, membagikan LKS, alat dan bahan

percobaan, menyajikan permasalahan yang berkaitan dengan materi,

meminta siswa menentukan hipotesis, kemudian berdiskusi untuk

membuktikan kebenaran hipotesis yang telah mereka buat.

6) Guru telah memfasilitasi siswa melakukan kegiatan percobaan, terlihat

pada saat guru memberikan arahan kepada siswa untuk mencatat dan

menjawab pertanyaan terkait dengan hasil percobaan, memberikan

kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil percobaan,

membahas dan menarik kesimpulan atas hasil percobaan yang telah

dilakukan

7) Guru telah memberikan soal evaluasi kepada siswa, guru juga telah

melakukan pembahasan soal.

58

8) Guru sudah memberikan penghargaan berupa tepuk tangan kepada semua

siswa atas kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan,

9) Guru telah memberikan tindak lanjut/PR kepada siswa.

10) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan

pendapat mereka tentang pembelajaran yang telah dilakukan.

Pada siklus II pertemuan II semua kekurangan telah diperbaiki. Pembelajaran

telah berjalan dengan baik sesuai dengan RPP dan langkah-langkah pembelajaran

Discovery Learning.

c. Hasil observasi KBM/keterlibatan siswa Siklus II

Selama proses pembelajaran kegiatan yang dilakukan oleh siswa diamati

dengan menggunakan lembar observasi KBM/keterlibatan siswa yang telah

disesuaikan dengan RPP dan langkah-langkah model pembelajaran Discovery

Learning. Adapun hasil observasi KBM/keterlibatan siswa siklus II pertemuan I

dan II dapat dilihat pada (lampiran 25 dan lampiran 27).

1. Pertemuan I

Berdasarkan hasil observasi KBM/keterlibatan siswa pertemuan I adalah

sebagai berikut :

1) Pada kegiatan awal siswa telah terkondisikan dengan baik, mereka telah

merapikan tempat duduk dan mempersiapkan segala perlengkapan untuk

kegiatan belajar.

2) Siswa sudah siap saat guru melakukan presensi

3) Siswa bersama guru melakukan kegiatan apersepsi

4) Pada kegiatan inti siswa telah melakukan pembelajaran sesuai dengan

model Discovery Learning terlihat dari langkah-langkah pembelajaran

yang telah dilakukan.

5) Siswa telah membentuk kelompok, menerima LKS, alat dan bahan

percobaan, memahami permasalahan yang disampaikan oleh guru terkait

materi, setelah itu mereka menentukan hipotesis, kemudian berdiskusi dan

membuktikan kebenaran dari hipotesis yang telah mereka buat.

59

6) Siswa sudah membaca perintah yang ada dalam LKS sebelum melakukan

percobaan

7) Siswa dengan difasilitasi oleh guru mereka melakukan kegiatan percobaan,

mendengarkan arahan dari guru untuk mencatat dan menjawab pertanyaan

terkait dengan hasil percobaan, mempresentasikan hasil percobaan ke

depan kelas, dan menarik kesimpulan atas hasil percobaan yang telah

dilakukan

8) Siswa sudah memberikan tanggapan dan bertanya tentang materi yang

belum dipahami

9) Siswa belum membuat rangkuman tentang materi yang dipelajari selama

kegiatan pembelajaran berlangsung

10) Siswa mengerjakan soal evaluasi.

11) Siswa kurang bersemangat saat menyampaikan pendapat mereka tentang

pembelajaran yang telah dilakukan.

Pada siklus II pertemuan I terlihat adanya perbaikan dari kekurangan-

kekurangan di siklus I. Pada pertemuan ini siswa telah membaca perintah pada

LKS sebelum melakukan percobaan dan memberikan tanggapan terhadap materi

yang telah dipelajari. Skor yang diperoleh siswa dalam siklus II pertemuan I

adalah 92 dengan persentase 85,18% dengan kriteria sangat baik. Untuk lebih

jelasnya tentang rincian hasil observasi KBM/keterlibatan siswa siklus II

pertemuan I dapat dilihat pada (lampiran 25).

2. Pertemuan II

Berdasarkan hasil observasi KBM/keterlibatan siswa pertemuan II adalah

sebagai berikut :

1) Pada kegiatan awal siswa telah terkondisikan dengan baik, mereka telah

merapikan tempat duduk dan mempersiapkan segala perlengkapan belajar.

2) Siswa sudah siap saat guru melakukan presensi

3) Siswa bersama guru melakukan kegiatan apersepsi

4) Pada kegiatan inti siswa telah melakukan pembelajaran sesuai dengan model

Discovery Learning terlihat dari langkah-langkah pembelajaran yang telah

dilakukan.

60

5) Siswa telah membentuk kelompok, menerima LKS, alat dan bahan

percobaan, memahami permasalahan yang disampaikan oleh guru terkait

materi, setelah itu mereka menentukan hipotesis, kemudian berdiskusi dan

membuktikan kebenaran dari hipotesis yang telah mereka buat.

6) siswa sudah membaca perintah yang ada dalam LKS sebelum melakukan

percobaan

7) Siswa dengan difasilitasi oleh guru mereka melakukan kegiatan percobaan,

mendengarkan arahan dari guru untuk mencatat dan menjawab pertanyaan

terkait dengan hasil percobaan, mempresentasikan hasil percobaan ke depan

kelas, dan menarik kesimpulan atas hasil percobaan yang telah dilakukan

8) Siswa sudah memberi tanggapan dan bertanya tentang materi yang belum

dipahami

9) Siswa telah membuat rangkuman singkat mengenai seluruh kegiatan yang

dilakukan selama pembelajaran

10) Siswa mengerjakan soal evaluasi

11) Siswa sudah bersemangat saat menyampaikan pendapatnya tentang

pembelajaran yang telah dilakukan

Pada siklus II pertemuan II terlihat adanya perbaikan dari kekurangan-

kekurangan di siklus I. Pada lembar observasi KBM/keterlibatan siswa. Skor yang

diperoleh siswa dalam siklus II pertemuan II adalah 108 dengan persentase 100%

dengan kriteria sangat baik. Untuk lebih jelasnya tentang rincian hasil observasi

KBM/keterlibatan siswa siklus II pertemuan II dapat dilihat pada (lampiran 27).

4.3.4 Refleksi Siklus II

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II dari pertemuan I

dan II sebagai pemantapan dari siklus I maka selanjutnya diadakan refleksi atas

segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Hasil refleksi diambil dari hasil nilai

belajar siswa dan juga hasil observasi KBM guru serta hasil observasi

KBM/keterlibatan siswa yang dilaksanakan pada pertemuan I dan II pada siklus

II.

61

Refleksi ini digunakan sebagai bahan pemantapan dengan membandingkan

apakah hasil tindakan dalam proses pembelajaran sudah sesuai dengan indikator

keberhasilan yang ingin dicapai oleh peneliti atau belum.

Berdasarkan pengamatan peneliti melalui lembar observasi guru pada

pertemuan I dan II dapat disimpulkan bahwa kinerja guru selama siklus II dalam

pembelajaran yang menerapkan model Discovery Learning sudah cukup baik.

Dari pertemuan I dan II guru sudah melaksanakan kekurangan yang ada pada

siklus I. Pada siklus II guru sudah menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan

di capai sehingga siswa mengetahui tujuan pembelajaran pada saat pembelajaran,

guru juga sudah memberikan penghargaan berupa tepuk tangan kepada siswa atas

kerja kelompok yang telah di lakukan. Pada akhir pembelajaran guru memberikan

tindak lanjut atau PR kepada siswa dan memberi kesempatan kepada siswa untuk

menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran yang telah di lakukan..

Selain menilai kinerja guru dalam menerapkan model Discovery Learning,

peneliti juga mengamati aktifitas siswa selama proses pembelajaran melalui

lembar observasi siswa. Observasi tersebut mencakup 27 aspek yang akan

diamati. Berdasarkan pengamatan peneliti melalui lembar observasi siswa pada

pertemuan I siswa masih memiliki kekurangan seperti pada siklus I yaitu siswa

kurang bersemangat dalam membuat ramgkuman dan menyampaikan

pendapatnya terhadap pembelajaran yang telah di lakukan, tetapi denagn

dorongan yang diberikan oleh guru pada siklus II siswa sudah bersemangat saat

membuat rangkuman dan menyampaikan pendapatnya terhadap pembelajaran

yang telah dilakukan.

Hasil angket motivasi belajar siswa dari siklus I meningkat pada siklus II.

Pada siklus I terdapat 4 siswa motivasi rendah, 11 siswa motivasi sedang dan 6

siswa motivasi tinggi, sedangkan pada siklus II tidak ada siswa yang motivasi

rendah, motivasi sedang terdapat 5 siswa dan motivasi tinggi 16 siswa.

Hasil belajar siswa pada kondisi awal sebelum tindakan jumlah siswa yang

telah mencapai ketuntasan minimal adalah 11 siswa atau 52,4% sedangkan siswa

yang belum tuntas sebanyak 10 siswa atau 47,6%. Dan pada siklus 1 siswa yang

tuntas sebanyak 15 siswa atau 71,4% sedangkan yang belum tuntas sebanyak 6

62

siswa atau 28,6%. Ada peningkatan jumlah siswa yang tuntas KKM dari 11 siswa

atau 52,4% menjadi 15 siswa atau 71,4%. Pada siklus II semua siswa sudah

mencapai atau melebihi KKM yang di tentukan oleh guru, berarti nilai ketuntasan

pada siklus II adalah 100%.

4.4 Perbandingan Motivasi dan Hasil Penelitian dari Pra Siklus, Siklus I dan

Siklus II

a. Perbandingan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa

Motivasi dan hasil belajar siswa pada pra siklus, siklus I dan siklus II

mengalami peningkatan. Motivasi belajar sisa pada siklus I hanya ada 6 siswa

yang memiliki motivasi tinggi sedangkan pada siklus II terdapat 16 siswa yang

memiliki motivasi tinggi. Hasil belajar siswa pada pra siklus sebelum ada

tindakan hanya terdapat 11 anak yang mendapatkan nilai tuntas ≥ 70. Setelah

dilaksanakan tindakan pada siklus I mengalami peningkatan yaitu 15 anak yang

mendapatkan nilai tuntas ≥ 70 dari 21 siswa dalam satu kelas.

Kemudian setelah merefleksi siklus I diadakan perbaikan pada siklus II

akhirnya hasil belajar siswa mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan oleh

peneliti yaitu hasil belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 21

siswa yang nilainya tuntas ≥ 70 artinya 100% siswa mendapatkan nilai tuntas.

Perbandingan motivasi belajar siswa dari siklus I dan setelah tindakan siklus

II dapat dilihat pada tabel 4.6

Tabel 4.6

Perbandingan Motivasil Belajar Siswa

Pada Siklus I dan Siklus II

No Kategori

Siklus I Siklus II

Jumlah

Siswa

Persentase

(%)

Jumlah

Siswa

Persentase

(%)

1 Motivasi Rendah 4 19,05% 0 0%

2 Motivasi Sedang 11 52,38% 5 23,81%

3 Motivasi Tinggi 6 28,57% 16 76,19%

Jumlah 21 100% 21 100%

63

Dari tabel 4.6 perbandingan motivasi belajar siswa siklus I dan siklus II

dapat dilihat adanya peningkatan jumlah siswa pada siklus I yang memiliki

motivasi tinggi ada 6 siswa dengan persentase 28,57% sedangkan pada siklus II

terdapa 16 siswa yang memiliki motivasi tinggi dengan persentase 76,19%.

Berdasarkan tabel 4.6 disajikan diagram batang persentase perbandingan

hasil belajar siswa siklus I dan siklus II yang dapat dilihat pada gambar 4.6.

Gambar 4.6

Diagram Batang Perbandingan Persentase Motivasi Belajar Siswa

Siklus I dan Siklus II

Perbandingan hasil belajar siswa dari pra siklus sebelum tindakan, siklus I

dan setelah tindakan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.7

Tabel 4.7

Perbandingan Hasil Belajar Siswa

Pra siklus, Siklus I dan Siklus II

No Nilai

Pra siklus Siklus I Siklus II

Jml

Siswa

Persentase

(%)

Jml

Siswa

Persent

ase

(%)

Jml

Siswa

Persenta

se(%)

1 Tuntas 11 52,38% 15 71,43% 21 100%

2 Tidak

Tuntas

10 47,62% 6 28,57

%

0 0%

Jumlah 21 100 % 21 100% 21 100%

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

Siklus I Siklus II

19.05%

0%

52.38%

23.81%

28.57%

76.19%

Motivasi Rendah

Motivasi Sedang

Motivasi Tinggi

64

Dari tabel 4.7 perbandingan hasil belajar siswa pra siklus, siklus I dan siklus

II dapat dilihat adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam mata

pelajaran IPA. Pada pra siklus terdapat 11 siswa dengan persentase 52,38% yang

mendapatkan nilai tuntas. Kemudian pada siklus I terdapat 15 siswa dengan

persentase 71,43% yang memperoleh nilai tuntas. Dan pada siklus II mengalami

peningkatan menjadi 21 siswa dengan persentase 100% yang memperoleh nilai

tuntas dalam satu kelas.

Berdasarkan tabel 4.7 disajikan diagram batang persentase perbandingan

hasil belajar siswa Pra siklus, siklus I dan siklus II yang dapat dilihat pada gambar

4.7.

Gambar 4.7

Diagram Batang Perbandingan Persentase Hasil Belajar Siswa

Pra siklus, Siklus I dan Siklus II

Dari gambar 4.7 tentang diagram batang perbandingan persentase hasil

belajar siswa pra siklus, siklus I dan siklus II, menunjukkan bahwa persentase

hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Pada pra siklus persentase hasil

belajar siswa adalah 52,38 %. Kemudian pada siklus I persentase hasil belajar

siswa menjadi 71,43%. Pada siklus II persentase hasil belajar siswa mengalami

peningkatan menjadi persentase 100 %. Hal Ini membuktikan bahwa

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning

dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN 2 Jambangan Kabupaten

Grobogan sebesar 100% sesuai dengan indikator keberhasilan yang ditetapkan

oleh peneliti.

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

100.00%

Pra Siklus Siklus I

Siklus II

52.38%

71.43%

100%

47.62%

28.57%

0%

Tuntas

Tidak Tuntas

65

b. Perbandingan Hasil Observasi KBM Guru

Observasi KBM guru dan siswa dilakukan pada tiap siklus pertemuan I dan

II. Untuk observasi KBM guru tidak ada skor dan persentasenya tersendiri karena

aspek yang dinilai guru melakukan tindakan sesuai atau tidak dengan langkah-

langkah model pembelajaran Discovery Learning yang ada di dalam RPP. Namun

terlihat dari hasil lembar observasi KBM guru pada siklus I dan II di setiap

pertemuan terjadi peningkatan, dari yang siklus I guru tidak melakukan tindakan

kemudian pada siklus II ada perbaikan.

Adapun perbaikan yang dilakukan oleh guru pada siklus II adalah guru telah

menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan di capai, guru juga sudah

memberikan penghargaan berupa tepuk tangan atas kerja kelompok yang

dilakukan, guru juga sudah memberikan tindak lanjut kepada siswa dan

memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pendapatnya tentang

pembelajaran yang telah dilakukan.

c. Perbandingan Hasil Observasi KBM/Keterlibatan Siswa

Observasi KBM/keterlibatan siswa dilakukan pada tiap siklus pertemuan I

dan II. Untuk observasi KBM/keterlibatan siswa dapat dilihat berdasarkan

penjumlahan perolehan skor pada pada tiap siklus pertemuan I dan II. Skor yang

diperoleh pada siklus I adalah 152. Sedangkan skor diperoleh pada siklus II

mengalami peningkatan yaitu 200. Hal ini menunjukkan bahwa siswa telah

melakukan pembelajaran yang sesuai dengan langkah-langkah model

pembelajaran Discovery Learning yang ada di dalam RPP. siswa juga telah

melakukan perbaikan berdasarkan kekurangan pada siklus I.

Adapun perbaikan yang dilakukan oleh siswa adalah siswa telah membaca

perintah pada LKS sebelum melakukan percobaan dan memberikan tanggapan

terhadap materi yang telah dipelajari.

Perbandingan skor hasil observasi KBM/keterlibatan siswa siklus I dan II

dapat dilihat pada tabel 4.8.

66

Tabel 4.8

Perbandingan Skor Hasil Observasi KBM/Keterlibatan Siswa

Siklus I Dan Siklus II

Tahap

Pelaksanaan

Pertemuan I Pertemuan II Total

Skor

Persentase

% Skor Persentase

%

Skor Persengtase

%

Siklus I 73 67,59% 79 73,15% 152 70,37%

Siklus II 92 85,15% 108 100% 200 92,59%

Dari tabel 4.8 dapat dilihat adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II yaitu

pada siklus I jumlah skor yang diperoleh adalah 152 dengan persentase 70,37%

sedangkan pada siklus II jumlah skor yang diperoleh mengalami peningkatan

yaitu 200 dengan persentase 92,59%

Berdasarkan tabel 4.8 disajikan diagram batang perbandingan persentase hasil

observasi KBM/keterlibatan siswa siklus I dan siklus II yang dapat dilihat pada

gambar 4.8.

Gambar 4.8

Diagram Batang Perbandingan Persentase Hasil Observasi

KBM/keterlibatan Siswa

Siklus I dan Siklus II

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

100.00%

Siklus I Siklus II

70.37%

92.59%

Perbandingan Siklus I dan Siklus II

Siklus I

Siklus II

67

Dari gambar 4.8 tentang diagram batang perbandingan persentase hasil

observasi KBM/keterlibatan siswa pada siklus I dan II dapat dilihat bahwa

persentase hasil observasi KBM/keterlibatan siswa mengalami peningkatan. Pada

siklus I mendapat total skor 152 dan pada siklus II meningkat menjadi 200. Hal

ini membuktikan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

Discovery Learning dapat meningkatkan keterlibatan siswa

4.5 Pembahasan

Berdasarkan paparan hasil penelitian yang telah diuraikan, maka dapat

diketahui peningkatan dari motivasi dan hasil belajar, hasil observasi KBM guru,

dan hasil observasi KBM/keterlibatan siswa pada pra siklus atau sebelum

dilakukan tindakan, siklus I dan siklus II setelah dilakukan tindakan dengan

menerapkan model pembelajaran Discovery Learning. Rincian dari hasil

peningkatan pada pra siklus, siklus I dan siklus II adalah sebagai berikut :

a. Pra siklus

Pada pra siklus atau pada saat belum dilakukan tindakan dengan

menerapkan model pembelajaran Discovery Learning motivasi dan hasil belajar

siswa rendah. Rendahnya motivasi dan hasil belajar siswa kelas V pada mata

pelajaran IPA ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya faktor dari siswa

itu sendiri dan faktor dari guru. Faktor yang berasal dari siswa adalah mereka

kurang memperhatikan saat guru menjelaskan materi saat pembelajaran dan

pembelajaran yang dilakukan membosankan. Sedangkan faktor yang berasal dari

guru adalah guru masih menggunakan banyak ceramah dalam kegiatan

pembelajarannya. Hal ini menyebabkan hasil belajar siswa rendah, terlihat dari 21

siswa dalam satu kelas hanya 11 siswa yang memperoleh nilai tuntas ≥ 70 dengan

persentase 51,38% sedangkan sisanya sebanyak 10 siswa dengan persentase

47,62% memperoleh nilai tidak tuntas < 70.

b. Siklus I

Pada siklus I setelah dilakukan tindakan dengan menerapkan model

pembelajaran Discovery Learning motivasi dan hasil belajar siswa mengalami

68

peningkatan. Dari data pada siklus 1 terdapat 4 siswa motivasi rendah, 11 siswa

motivasi sedang dan 6 siswa motivasi tinggi. Lalu siswa yang mendapatkan nilai

tuntas ≥ 70 adalah sebanyak 15 siswa dengan persentase 71,43% sedangkan yang

memperoleh nilai tidak tuntas < 70 adalah sebanyak 6 anak dengan persentase

28,57%.

Pada pelaksanaan siklus I ini peneliti melakukan pengamatan tentang KBM

yang dilakukan oleh guru dan siswa selama menggunakan model pembelajaran

Discovery Learning. Hasil dari pengamatan siklus I tentang guru dan siswa adalah

mereka telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran

Discovery Learning namun masih ada beberapa kekurangan atau beberapa

tindakan yang tidak dilakukan. Seperti guru belum menyampaikkan tujuan

pembelajaran dan tidak memberikan penghargaan berupa tepuk tangan kepada

setiap kelompok atas kinerja kelompok yang telah dilakukan, sehingga hal itu

berpengaruh pada hasil observasi KBM/keterlibatan siswa pada siklus I. Adapun

skor hasil observasi KBM/keterlibatan siswa pada siklus I adalah 152 dengan

persentase 70,37%

b. Siklus II

Pada siklus II sebagai hasil perbaikan dan pemantapan dari siklus I.

Motivasi dan hasil belajar siswa dalam menggunakan model pembelajaran

Discovery Learning menunjukkan peningkatan. Hal ini terlihat dari hasil motivasi

siswa pada siklus II ini yang memperoleh motivasi rendah 0 siswa, motivasi

sedang 5 siswa dan motivasi tinggi 16 siswa sedangkan Hasil belajar siswa yang

memperoleh nilai tuntas ≥ 70, dari 21 siswa dalam satu kelas yang memperoleh

nilai tuntas adalah 21 siswa dengan persentase 100% artinya seluruh siswa dalam

satu kelas telah mencapai nilai KKM (70).

Pada pelaksanaan siklus II ini peneliti melakukan pengamatan tentang KBM

yang dilakukan oleh guru dan siswa selama menggunakan model pembelajaran

Discovery Learning siswa. Hasil dari pengamatan siklus II tentang guru dan siswa

adalah mereka telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan model

pembelajaran Discovery Learning siswa. Kekurangan pada siklus I telah

69

diperbaiki pada siklus II ini. Skor hasil observasi KBM/keterlibatan siswa pada

siklus II meningkat menjadi 200 dengan persentase 92,59%

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa penggunaan model

pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar

siswa. Peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa ini karena model

pembelajaran Discovery Learning dapat memberikan kenyamanan dan

kepercayaan kepada diri sendiri, pengembangan intelektual, serta pembangkit

motivasi. Dalam aplikasinya, strategi ini mempunyai daya dan gerakan yang

sangat kuat, guna membangkitkan motivasi anak didik. Hal ini diakui, karena

Discovery Learning merupakan metode pembelajaran yang menekankan pada

kecerdasan intelektual dan mental, guna menumbuhkan semangat yang tenggelam

dalam jiwa anak didik ( Mohammad Takdir Ilahi, 2012 : 77-78).

Penelitian ini relevan atau sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Maftuhadi (2009) yang berjudul “Penerapan metode discovery untuk

meningkatkan hasil belajar IPA Siswa kelas V SDN Oro-Oro Ombo kulon I

Kecamatan Rembang Kabupaten Pasuruan tahun ajaran 2008/2009”

menyimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN

Oro-oro Ombo Kulon I. Hal ini dilihat dari rata-rata hasil pre tes siswa sebelum

dilaksanakan tindakan hanya 44, setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I rata-

rata nilai hasil belajar IPA siswa menjadi 71 dan pada siklus II meningkat menjadi

80,5. Ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan dari 60% pada siklus I

meningkat menjadi 85% pada siklus II. Penerapan metode discovery dalam proses

pembelajaran juga berdampak positif terhadap aktifitas belajar siswa. Rata-rata

skor aktifitas siswa pada siklus I adalah 64,9 sedang rata-rata skor aktifitas siswa

pada silus II adalah 77,5. Hasil penelitian menunjukkan penerapan metode

discovery dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN Oro-oro

Ombo Kulon I Kecamatan Rembang Kabupaten Pasuruanpada siklus I motivasi

belajar siswa sebesar 47% dengan kategori kurang dan mengalami peningkatkan

menjadi sebesar 96% dengan kategori baik pada siklus II. Sedangkan pada

prestasi belajar juga mengalami peningkatkan, sebelum diberikan tindakan skor

rata-rata hasil belajar sebesar 51,87% dengan ketuntasan belajar 74,56% pada

70

siklus II meningkat lagi dengan skor rata-rata 81,28% dengan ketuntasan belajar

sebesar 93,53%.

Penelitian ini juga relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Astuti,

Retno Dwi (2010) yang berjudul “Penerapan model discovery pada mata

pelajaran IPA untuk meningkatkan motivasi, aktivitas dan hasil belajar siswa

kelas IV SDN Oro-Oro Dowo Kecamatan Klojen kota Malang Tahun Ajaran

2009/2010” menyimpulkan bahwa penerapan model Discovery pada

pembelajaran IPS telah berhasil meningkatkan motivasi, aktivitas dan hasil belajar

siswa kelas IV SDN Oro-Oro Dowo. Hal ini dilihat dari perolehan observasi

tentang motivasi dan aktivitas siswa serta rata-rata postes yang terus meningkat.

Berdasarkan hasil observasi, motivasi siswa mengalami peningkatan pada siklus

II. Begitu juga dengan aktivitas siswa, yang paling tampak yaitu sebagian besar

siswa sudah berani bertanya/menjawab serta melaporkan hasil diskusi. Hasil

belajar siswa terus meningkat mulai dari rata-rata sebelumnya (63,55) mengalami

peningkatan pada siklus I dengan rata-rata kelas sebesar (74,48) dan prosentase

ketuntasan belajar kelasnya yaitu (55,17%) meningkat pada siklus II dengan rata-

rata kelasnya sebesar (83,21) dan prosentase ketuntasan belajar kelasnya sebesar

(82,76%).