bab iv hasil penelitian dan pembahasan 1.1 1.1.1...
TRANSCRIPT
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1.1 Hasil Penelitian
1.1.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas V SD Negeri Gendongan 03 Kota
Salatiga. Waktu penelitian dilakukan pada semester 1 tahun pelajaran 2016-2017.
Subyek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 28 siswa, terdiri dari 16
siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan.SD Negeri Gendongan 03 berada dalam
satu kawasan dengan SD Negeri Gendongan 01 dan SD Negeri Gendongan 02.SD
Negeri Gendongan 03 terletak di Jalan Margorejo No.581 Kecamatan Tingkir
Kota Salatiga. Dilihat dari segi geografisnya SD Negeri Gendongan 03 terletak di
lingkungan perumahan dinas tentara dan cukup strategis. SD ini terletak tidak
tepat di tepi jalan raya sehingga siswa cukup bisa dikontrol saat sudah mulai
keluar dari lingkup sekolah. Walaupun letak SD tidak tepat di tepi jalan raya,
cukup mudah ditemukan karena hanya membutuhkah satu jalur lurus dari jalan
raya.
1.1.2 Pelaksanaan Tindakan
1.1.2.1 Deskripsi Pra Siklus
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, didapatkan kondisi awal
pembelajaran di kelas V SD Negeri Gendongan 03 Salatiga pada mata pelajaran
matematika sebelum diadakan tindakan kelas, menunjukkan bahwa hasil belajar
matematika siswamasih kurang dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)
yaitu 68. Pelaksanaan pembelajaran masih dilakukandengan menggunakan
metode ceramah tanpa melibatkan siswa secara langsung, guru cenderung
mentransfer ilmu saja, dan hanya memanfaatkan media seadanya, serta siswa
tidak diberi kesempatan untuk mencari dan menemukan dengan cara mereka
sendiri dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Hal ini membuat siswa jenuh
dan bosan dalam mengikuti proses pembelajaran, karena siswa hanya pasif
mendengarkan guru saja. Sehingga banyak anak yang masih bermain sendiri dan
47
berbicara dengan temannya tentang hal di luar materi pelajaran. Selain itu masih
banyak anak yang sering izin keluar masuk kelas untuk pergi ke kamar mandi,
tempat cuci tangan di depan kelas, dan membuang sampah di luar kelas.
Selanjutnya data dari hasil tes materi sebelumnya pada ulangan harian kedua,
terlihat dari ketuntasan klasikal belajar siswa kelas V SD Negeri Gendongan 03
Salatiga pada mata pelajaran matematika hanya ada 10 siswa yang mencapai
kriteria ketuntasan minimum (KKM) 68. Hasil yang diperoleh dapat dilihat pada
Tabel 4.1, Gambar 4.2 dan Gambar 4.3
Tabel 4.1Hasil Belajar Siswa Pra Siklus
No Nilai Jumlah Siswa Persentase Keterangan
1 < 68 18 64.29% Tidak Tuntas
2 ≥ 68 10 35.71% Tuntas
Jumlah 28 100%
Rata-rata 59.29
Tertinggi 90
Terendah 0
Gambar 4.1 Hasil Belajar Siswa Saat Pra Siklus
Berdasarkan Tabel 4.1 dan Gambar 4.1 menunjukkan bahwa hasil belajar
siswa sebelum diadakannya tindakan kelas terdapat 35.71% yaitu 10 siswa yang
memperoleh nilai diatas KKM. Berdasarkan hasil tersebut tampak bahwa hasil
belajar siswa masih rendah.
Diagram Hasil Belajar
Tuntas
Belum Tuntas
64,29% 35,71%
48
1.1.2.2 Deskripsi Siklus I
1.1.2.2.1 Perencanaan
a) Pembuatan RPP mata pelajaran Matematika dengan standar kompetensi “
Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah”.
(Terlampir)
b) Membuat dan menyiapkan perlengkapan pembelajaran dengan model
Contextual Teaching Learning (CTL).
c) Membuat dan mempersiapkan lembar observasi proses pembelajaran.
(Terlampir)
d) Membuat dan mempersiapkan lembar kerja siswa untuk diskusi kelompok.
e) Membuat instrumen penilaian hasil belajar betrupa tes uraian.
f) Diskusi dengan guru kelas V mengenai model Contextual Teaching
Learning (CTL)yang akan dilaksanakan dalam preoses pembelajaran.
1.1.2.2.2 Pelaksanaan
Pada siklus 1 terdapat 1 pertemuan dengan durasi 2 jam pelajaran.Guru
melaksanakan pembelajaran berdasarkan RPP dengan memberikan materi
penjumlahan bilangan bulat dengan mengunakan model CTL. Kegiatan
pembelajaran siswa pada siklus I adalah :
a) Melakukan pembelajaran sesuai RPP “Penjumlahan Bilangan Bulat”.
b) Melakukan pembelajaran dengan menggunakan model Contextual
Teaching Learning (CTL).
c) Melakukan evaluasi.
d) Observasi dilakukan oleh observer yaitu peneliti.
Pertemuan pada siklus I dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 22
Nopember 2016. Dalam pertemuan ini kegiatan yang dilakukan adalah guru
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP pada materi penjumlahan
bilangan bulat. Pada tahap pendahuluan guru mengawali pembelajaran dengan
salam do’a, dan absensi, mengecek kesiapan siswa serta menyampaikan metode
pembelajaran pada pertemuan ini dan berikutnya dengan diskusi kelompok dan
menjelaskan tujuan pembelajaran.
49
Kegiatan inti terdiri dari: guru bertanya jawab dengan siswa tentang
kegiatan dalam kehidupan sehari-hari yang menggunakan operasi penjumlahan
bilangan bulat. Guru memberi contoh permasalahan di slide show (LCD) (“Ibu
membeli tomat sebanyak 2 kg. Kemudian Bibi memberi 3 kg tomat kepada Ibu.
Berapa kg tomat yang dimiliki Ibu?”). Kemudian siswa diminta berpikir jawaban
dari soal yang telah dipaparkan guru. Siswa diberi kesempatan untuk menjawab.
Guru menghimpun semua jawaban siswa dan memberi pujian atas jawaban
mereka. Guru memberikan satu buah contoh pemodelan dengan bertanya kepada
siswa secara runtut sesuai soal yang telah dipaparkan hingga mendapatkan hasil
yang benar. Kemudian siswa diminta berdiskusi membuat pemodelan lain bersama
kelompok belajar mereka dikelas dengan soal yang berbeda. Setiap kelompok
diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas.
Siswa dibimbing guru menarik kesimpulan pembelajaran hari ini.
Padakegiatan akhir pelajaran guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk menanyakan yang belum dimengerti, menyimpulkan materi yang telah
dipelajari, memberi tugas/PR, menginformasikan materi yang akan dipelajari pada
berikutnya, selanjutnya sebelum guru menutup pelajaran dilakukan evaluasi hasil
belajar.Tes dalam bentuk soal yang terdiri dari 20 soal uraian. Dari hasil observasi
di SD Negeri Gendongan 03 dengan KKM 68, ada sebanyak 71,43% siswa yang
memenuhi KKM dan 28,57% siswa yang belum memenuhi KKM mata pelajaran
matematika yang telah ditentukan dari jumlah siswa 28. Berdasarkan nilai yang
diperoleh siswa pada siklus 1 nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 35. Jumlah
siswa yang mencapai ketuntasan belajar 20 siswa dan yang tidak tuntas 8 siswa,
terlihat pada Tabel 4.2 dibawah ini:
Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa Saat Post Test Siklus I
No Nilai Jumlah
Siswa
Persentase Keterangan
1 <68 8 28.57% Tidak Tuntas
2 ≥ 68 20 71.43% Tuntas
Jumlah 28 100%
Rata-rata 74,11
Tertinggi 100
Terendah 35
50
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa jumlah ketuntasan siswa pada
siklus I sudah mengalami peningkatan. Walaupun hasilnya belum mencapai target
indikator keberhasilan dari total keseluruhan siswa kelas V SD Negeri Gendongan
03 Salatiga, tetapi hal ini cukup menandakan bahwa proses pembelajaran terjadi
peningkatan. Hasil analisis pada prasiklus dan analisis pada siklus I dapat
dinyatakan terjadi peningkatan hasil belajar yang diperoleh pada tes siklus I
dibandingkan dengan prasiklus. Hasil perbandingan pada prasiklus dengan siklus I
dapat dilihat pada Tabel 4.3 dan Gambar 4.2 di bawah ini:
Tabel 4.3
Perbandingan Pra Siklus dan Siklus I
No Keterangan Pra Siklus Siklus 1
1 Tidak Tuntas 64.29% 28.57%
2 Tuntas 35.71% 71.43%
Jumlah 100% 100%
Rata-rata 59.29 74,11
Nilai Tertinggi 90 100
Nilai Terendah 0 35
Gambar 4.2 Perbandingan Nilai Rerata, Nilai Tertinggi dan Nilai Terendah
pada Pra Siklus dan Siklus 1
Gambar di atas tampak bahwa proses belajar mengajar cukup lancar.
Melihat hasil belajar siswa yang sudah memenuhi KKM yang telah ditetapkan
59,29
74,11100 100
0
35
Pra Siklus Siklus I
Rata-rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah
51
sekolah, kemudian dilanjutkan dengan siklus II sebagai tindak lanjut dan
perbaikan dari siklus I.
1.1.2.2.3 Observasi
Observasi dilakukan secara langsung untuk mengetahui aktivitas siswa,
guru dan lingkungan selama proses pembelajaran. Pengamatan dilakukan dengan
menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan sebelumnya guna
mengetahui keterlaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan model
CTL. Semua aktivitas yang terjadi selama proses pembelajaran dicatat untuk
memperoleh informasi lapangan yang sebenarnya.
Berdasarkan hasil observasi pada pertemuan pertama pada siklus I. Pada
saat pembelajaran belum dimulai, guru sudah membuat kesepakatan kepada siswa
untuk tidak ada yang boleh meminta izin keluar di tengah-tengah pembelajaran
dan memberi kesempatan bagi siswa yang ingin ke kamar mandi terlebih dahulu
sebelum mengikuti pembelajaran. Walaupun pada pelaksanaannya masih ada lima
anak laki-laki yang izin keluar untuk pergi ke kamar mandi.
Hasil selanjutnya siswamasih kurang aktif dalam bertanya, hal tersebut
dikarena pada kondisi awal ini siswa belum beradaptasi dengan guru dan model
pembelajaran yang baru,
sedangkanpembelajaransebelumnyahanyamenuntutsiswamendengarkanpenjelasan
dari guru. Hasil penilaian secara klasikal kegiatan belajar siswa pada siklus I
mengalami peningkatan dari 35,71% atau 10 siswa yang tuntas mencapai KKM
menjadi 71,43% atau 20 siswa yang tuntas mencapai KKM, walaupun belum
mencapai target indikator keberhasilan 75%.
1.1.2.2.4 Refleksi
Setelah melaksanakan pengamatan atas tindakan pembelajaran di kelas.
Selanjutnya diadakan refleksi dari tindakan yang telah dilaksanakan berdasarkan
pengamatan. Melalui refleksi dalam evaluasi akan ditemukan kekurangan-
kekurangan yang masih ada pada tindakan yang telah dilaksanakan untuk
kemudian dilakukan penyempurnaan. Hasil refleksi dari kegiatan siklus I adalah
adanya peningkatan baik dalam hasil belajar siswa sebesar 35.73%. Penggunaan
model CTL sudah cukup maksimal karena sudah banyak siswa yang fokus pada
52
pembelajaran. Kelebihan lainnya yaitu siswa sangat berantusias saat pembagian
kelompok diskusi dan dari setiap kelompok sudah aktif bertanya. Adapun
kekurangan yang masih terlihat adalah guru
kurangdapatmengaturwaktusehinggahanyabisamengontroltiga dari tujuh
kelompok pada saat diskusi, masih ada siswa yang tidak memperhatikan dan sibuk
sendiri, dan pada saat satu kelompok presentasi di depan kelas, guru tidak
memberi kesempatan kelompok lain untuk bertanya. Selain itu masih ada 5 anak
yang izin untuk pergi ke kamar mandi sehingga sedikit membuyarkan konsentrasi
siswa lainnya.
1.1.2.3 Deskripsi Siklus II
1.1.2.3.1 Perencanaan
a) Membuat RPP mata pelajaran matematika dengan standar kompetensi
“ Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah”.
(Terlampir)
b) Membuat dan menyiapkan perlengkapan pembelajaran dengan model
Contextual Teaching Learning (CTL).
c) Membuat dan mempersiapkan lembar observasi proses pembelajaran.
(Terlampir)
d) Membuat dan mempersiapkan lembar kerja siswa untuk diskusi kelompok.
e) Membuat instrumen peniaian hasil belajar berupa soal uraian.
f) Melakukan diskusi bersama guru kelas V mengenai RPP dengan model
Contextual Teaching Learning (CTL) yang akan dilaksanakan dalam
proses pembelajaran.
1.1.2.3.2 Pelaksanaan
Pada siklus II terdapat 1 pertemuan dengan durasi 2 jam pelajaran.Pada
pertemuan pertama guru melaksanakan pembelajaran berdasarkan RPP dengan
memberikan materi pengurangan bilangan bulat dengan mengunakan model CTL.
Kegiatan pembelajaran siswa pada siklus I adalah :
a) Melakukan pembelajaran sesuai RPP “Penjumlahan Bilangan Bulat”.
53
b) Melakukan pembelajaran dengan menggunakan model Contextual
Teaching Learning (CTL).
c) Melakukan evaluasi.
d) Observasi dilakukan oleh observer yaitu peneliti.
Pertemuan pada siklus II dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 24
Nopember 2016. Dalam pertemuan ini kegiatan yang dilakukan adalah guru
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP pada materi pengurangan
bilangan bulat. Pada tahap pendahuluan guru mengawali pembelajaran dengan
salam do’a, dan absensi, mengecek kesiapan siswa serta menyampaikan metode
pembelajaran pada pertemuan ini dan berikutnya dengan diskusi kelompok,
membahas tugas/PR yang diberikan pada pertemuan sebelumnya, mengecek
pemahaman siswa tentang materi yang diajarkan pada pertemuan sebelumnya dan
mempersilahkan siswa untuk bertanya jika belum paham, dan menjelaskan tujuan
pembelajaran.
Kegiatan inti terdiri dari: guru bertanya jawab dengan siswa tentang
kegiatan dalam kehidupan sehari-hari yang menggunakan operasi pengurangan
bilangan bulat. Guru memberi contoh permasalahan di slide show (LCD) (“Susi
mempunyai pita sepanjang 40 cm. Kemudian pita itu dipotong 15 cm untuk
diberikan pada Sinta. Berapakah sisa panjang pita yang dimiliki Susi?”).
Kemudian siswa diminta berpikir jawaban dari soal yang telah dipaparkan guru.
Siswa diberi kesempatan untuk menjawab. Guru menghimpun semua jawaban
siswa dan memberi pujian atas jawaban mereka. Guru memberikan satu buah
contoh pemodelan dengan bertanya kepada siswa secara runtut sesuai soal yang
telah dipaparkan hingga mendapatkan hasil yang benar. Kemudian siswa diminta
berdiskusi membuat pemodelan lain bersama kelompok belajar mereka dikelas
dengan soal yang berbeda. Setiap kelompok diberi kesempatan untuk
mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas. Siswa dibimbing guru
menarik kesimpulan pembelajaran hari ini.
Padakegiatan akhir pelajaran guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk menanyakan yang belum dimengerti dan menyimpulkan materi yang telah
dipelajari. Selanjutnyasebelum guru menutup pelajaran, dilaksanakan evaluasi
54
hasil belajar. Tesberbentuk soal yang terdiri dari 20 soal uraian. Dari hasil
observasi di SD Negeri Gendongan 03 dengan KKM 68, ada sebanyak 78,57%
siswa yang memenuhi KKM dan 21,43% siswa yang belum memenuhi KKM
mata pelajaran matematika yang telah ditentukan dari jumlah siswa 28.
Berdasarkan nilai yang diperoleh siswa pada siklus II, nilai tertinggi 100 dan nilai
terendah 15. Jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar 22 siswa dan yang
tidak tuntas 6 siswa, terlihat pada Tabel 4.4 dan Gambar 4.3 dibawah ini:
Tabel 4.4Hasil Belajar Siswa Saat Post Test Siklus II
No Nilai Jumlah
Siswa
Persentase Keterangan
1. <68 6 21.43% Tidak Tuntas
2. ≥ 68 22 78.57% Tuntas
Jumlah 28 100%
Rata-rata 82.32
Tertinggi 100
Terendah 15
Gambar 4.3 Nilai Rerata, Nilai Tertinggi, Nilai Terendah Saat Siklus II
Berdasarkan Tabel 4.4 dan Gambar 4.3 dapat dilihat bahwa jumlah
ketuntasan siswa pada siklus II mengalami peningkatan. Hasilnya sudah mencapai
indikator keberhasilan dari total keseluruhan siswa kelas V SD Gendongan 03
Salatiga. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model CTL berhasil.
Hasil analisis pada siklus I dan siklus II dapat dinyatakan bahwa terjadi
peningkatan hasil belajar yang diperoleh pada tes siklus I dibandingkan dengan
82,32100
15
Siklus II
Rata-rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah
55
siklus II. Hasil perbandingan pada siklus I dengan siklus II dapat dilihat pada
Tabel 4.5 di bawah ini:
Tabel 4.5Perbandingan Siklus I dan Siklus II
No Keterangan Siklus 1 Siklus II
1 Tidak Tuntas 28.57% 21.43%
2 Tuntas 71.43% 78.57%
Jumlah 100% 100%
Rata-rata 74.11 82.32
Nilai Tertinggi 100 100
Nilai Terendah 35 15
1.1.2.3.3 Observasi
Observasi dilakukan secara langsung untuk mengetahui aktivitas siswa,
guru dan lingkungan selama proses pembelajaran. Pengamatan dilakukan dengan
menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan sebelumnya guna
mengetahui keterlaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan model
CTL. Semua aktivitas yang terjadi selama proses pembelajaran dicatat untuk
memperoleh informasi lapangan yang sebenarnya.
Berdasarkan hasil observasi pada pertemuan kedua pada siklus II. Pada
saat pembelajaran belum dimulai, guru sudah membuat penekanan kesepakatan
tambahan kepada siswa untuk tidak ada yang boleh meminta izin keluar di tengah-
tengah pembelajaran dan memberi kesempatan bagi siswa yang ingin ke kamar
mandi terlebih dahulu sebelum mengikuti pembelajaran. Selain itu tidak ada siswa
yang boleh sibuk sendiri dan tidak memperhatikan dalam pembelajaran, jika ada
yang sampai melakukan akan mendapatkan kesempatan untuk menggantikan guru
mengajar di depan kelas. Kesepakatan yang dibuat memberikan dampak positif,
tidak ada siswa lagi yang izin ke kamar mandi dan sibuk sendiri. Sehingga semua
fokus pada proses pembelajaran yang dilaksanakan. Selain itu hasil observasi pada
siklus II menunjukkan bahwa langkah-langkah proses pembelajaran pada
pertemuan ini sudahbaik. Guru dan siswa juga sudah terbiasa menggunakan model
CTLdari yang sebelumnyahanyamenggunakanmetodeceramahdalam proses
56
pembelajaran.Selainitu guru
sudahbisamengaturwaktukontrolsehinggabisamengontrolsemuasiswasaatmengerja
kantugasdalamkelompok.Hasil penilaian
secaraklasikalkegiatanbelajarsiswapadasiklus II mengalamipeningkatandari
71,43% atau 20 siswa yang tuntasmencapai KKM menjadi 78,57% atau 22 siswa
yang tuntasmencapai KKM, sehingga target indikatorkeberhasilan 75% tercapai.
1.1.2.3.4 Refleksi
Setelah melaksanakan pengamatan atas tindakan pembelajaran di kelas.
Selanjutnya diadakan refleksi dari tindakan yang telah dilaksanakan berdasarkan
pengamatan. Penggunaan model CTL sudah cukup maksimal karena sudah semua
siswa yang fokus pada pembelajaran. Kelebihan lainnya yaitu siswa sangat
berantusias saat pembagian kelompok diskusi dan dari setiap kelompok sudah
aktif bertanya. Adapun kekurangan yang masih terlihat pada siklus I sudah
berkurang yaitu sudah tidak ada siswa yang izin untuk pergi ke kamar mandi dan
siswa dari kelompok lain sudah diberi kesempatan untuk berpendapat dan
bertanya kepada kelompok yang presentasi di depan kelas sehingga konsentrasi
semua siswa dapat terus fokus pada pembelajaran.
1.2 Pembahasan
Berdasarkan observasi di SD Negeri Gendongan 03 kelas V, proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada mata pelajaran matematika masih
dilakukan dengan ceramah, pembelajaran berpusat pada guru, siswa pasif dan
hanya mendengarkan penjelasan dari guru, sehingga hasil belajar juga rendah.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus.
Perbandingan antar siklusnya adalah sebagai berikut:
Berdasarkan hasil belajar tiap siklus, dapat disimpulkan adanya
peningkatan hasil belajar. Perbandinganhasil pra siklus dengan Siklus I,
mengalami peningkatan sebesar 36.82%, sedangkan perbanding Siklus I dengan
Siklus II mengalami peningkatan sebesar 7.14%. Hal ini terlihat pada Tabel 4.6 di
bawah ini :
57
Tabel 4.6 Perbandingan Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
No Keterangan Pra Siklus Siklus 1 Siklus II
1 Tidak Tuntas 64.29% 28.57% 21.43%
2 Tuntas 35.71% 71.43% 78.57%
Jumlah 100% 100% 100%
Rata-rata 59.29 74.11 82.32
Nilai Tertinggi 90 100 100
Nilai Terendah 0 35 15
Dari tabel 4.6 dapat dilihat peningkatan hasil belajar dari pra siklus, siklus
I, dan Siklus II. Tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran
Contextual Teaching Learning (CTL) pada mata pelajaran matematika materi
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat di kelas V telah mencapai target
ketuntasan klasikal >75%. Berdasarkan rata-rata hasil belajar tiap siklus, dapat
disimpulkan adanya peningkatan hasil belajar.
Hal ini terlihat pada siklus I,siswa yang tidak tuntas berjumlah 8 siswa
atau 28,57% yang berarti persentase pencapaian ketuntasan klasikal mencapai
71,43%. Berdasarkan hasil tersebut target pencapaian KKM secara klasikal 75%
belum tercapai. Analisis penyebab ketidak tuntasan siswa yaitu: 1) kurang
pahamnya pengamplikasian pemodelan dalam mengerjakan penjumlahan bilangan
bulat, siswa kesulitan memahami dan mengoprasikan suatu rumus dengan apa
yang diketahui dalam soal; 2) siswa kurang teliti dalam menghitung, karena siswa
cenderung terburu-buru dan asal dalam menulis jawaban tanpa melihat kembali
cara pengerjaan yang benar; 3) kurang memahami materi penjumlahan bilangan
bulat, siswa kurang paham tapi diam dan tidak berani bertanya pada guru yang
membuat mereka menjadi tidak dapat mengoprasikan soal dengan benar; 4) siswa
kurang terampil dalam perhitungannya; 5) masih ada siswa yang sibuk sendiri dan
kurang memperhatikan; dan 6) masih ada 5 siswa yang izin ke kamar mandi
sehingga membuyarkan konsentrasi kelas dalam proses pembelajaran.
58
Selanjutnya setelah dilaksanakan siklus II, siswa yang tidak tuntas
berjumlah 6 siswa atau 21,43%. Sehingga terlihat peningkatan hasil belajar secara
klasikal telah mencapai 78,57%, yang berarti hasil tersebut sudah melebihi dari
target pencapaian yang telah menjadi tujuan penelitian.Semua siswa sudah bisa
memfokuskan perhatiannya dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung,
hanya masih ada siswa yang kurang teliti dalam perhitungan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Endang (2012) dengan judul
“Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Penerapan Model Contextual
Teaching Learning (CTL) berbantuan Media LKS Materi Lingkaran”. Dari hasil
analisis diperoleh kesimpulan bahwa hasil belajar pada siklus I diperoleh tes yang
dilaksanakan pada akhir pertemuan siklus I dengan ketuntasan klasikal 74% atau
23 siswa yang tuntas, kemudian mengalami peningkatan pada siklus II yaitu
ketuntasan klasikal belajar siswa mencapai 84% atau 27 siswa tuntas.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh pada siklus I dan siklus II
dapat dinyatakan bahwa pembelajaran dengan penerapan model Contextual
Teaching Learning (CTL) pada mata pelajaran matematika materi penjumlahan
dan pengurangan bilangan bulat dapat meningkatkan hasil belajar siswa sesuai
dengan hipotesis tindakan penelitian ini yaitu penerapan model Contextual
Teaching Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar matematika sampai
75% pada materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat kelas V di
SD Negeri Gendongan 03 Semester II tahun pelajaran 2016/2017.