bab iv hasil penelitian dan...

30
44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas 4 Sekolah Dasar Negeri 6 Depok semester II Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 24 siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, terlihat bahwa hasil belajar siswa masih rendah. Hal ini bisa terlihat dari nilai hasil evaluasi siswa pada mata pelajaran IPA yang telah dilakukan. Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) data hasil perolehan nilai sebelum tindakan dapat disajikan dalam bentuk tabel 7. Tabel 7. Ketuntasan Hasil Belajar IPASebelum Tindakan No. Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Jumlah Persentase (%) 1. Tidak Tuntas 17 70,83 2. Tuntas 7 29,17 Jumlah 24 100 Ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) sebanyak 17 siswa atau 70,83%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 7 siswa dengan persentase 29,17%. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 7 dapat dilihat pada gambar 3. Gambar 3. Diagram Persentase Ketuntasan Hasil Belajar IPA Sebelum Tindakan (Pra Siklus)

Upload: vuonglien

Post on 05-May-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3773/5/T1_292009012_BAB IV.pdfpermasalahan (LKS), alat peraga berupa gambar macam-macam SDA hayati dan

44

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus)

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas 4 Sekolah Dasar

Negeri 6 Depok semester II Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 24 siswa

pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, terlihat bahwa hasil belajar siswa

masih rendah. Hal ini bisa terlihat dari nilai hasil evaluasi siswa pada mata

pelajaran IPA yang telah dilakukan. Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM=70) data hasil perolehan nilai sebelum tindakan dapat disajikan dalam

bentuk tabel 7.

Tabel 7.Ketuntasan Hasil Belajar IPASebelum Tindakan

No. KetuntasanBelajar

Jumlah SiswaJumlah Persentase (%)

1. Tidak Tuntas 17 70,832. Tuntas 7 29,17

Jumlah 24 100

Ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan dapat diketahui bahwa siswa

yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70)

sebanyak 17 siswa atau 70,83%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan

minimal sebanyak 7 siswa dengan persentase 29,17%. Ketuntasan belajar siswa

pada tabel 7 dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 3. Diagram Persentase Ketuntasan Hasil BelajarIPA Sebelum Tindakan (Pra Siklus)

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3773/5/T1_292009012_BAB IV.pdfpermasalahan (LKS), alat peraga berupa gambar macam-macam SDA hayati dan

45

Rendahnya hasil belajar siswa di SD N 6 Depok ini dikarenakan kurangnya

pemahaman dan motivasi belajar siswa terhadap pembelajaran IPA. Hal ini

terlihat pada saat pelaksanaan proses pembelajaran, dimana guru masih

melaksanakan pembelajaran konvensional (teacher centered) dan tidak

menerapkan model pembelajaran yang inovatif, sehingga pembelajaran menjadi

membosankan dan kurang mampu memotivasi siswa untuk ikut aktif

berpartisipasi di dalamnya. Siswa cenderung kurang percaya diri untuk

mengemukakan pendapat ataupun hanya sekedar bertanya mengenai hal-hal yangt

belum dipahami dari materi pembelajaran, siswa juga cenderung sulit untuk

diajak bekerja sama karena siswa tidak terbiasa berinteraksi satu sama lain. Selain

itu, siswa juga tidak terbiasa berpikir kritis, kreatif, dan analitis karena rasa ingin

tahunya masih rendah sehingga siswa tidak mampu menjadi pembelajar yang

mandiri. Hal inilah yang menjadi hambatan dalam transformasi ilmu pengetahuan

dan menjadikan proses pembelajaran berjalan kurang efektif dan tidak sesuai

dengan karakteristik Ilmu Pengetahuan Alam itu sendiri.

Berdasarkan data hasil belajar yang rendah dari siswa kelas 4 di SD Negeri

6 Depok Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013, penulis akan melakukan sebuah

Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dalam penelitian ini penulis akan

menggunakan pembelajaran Problem Based Learning (pembelajaran berbasis

masalah) guna meningkatkan hasil belajar siswa yang akan dilakukan dalam dua

siklus.

4.2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

Pelaksanaan siklus I dengan Kompetensi Dasar “Menjelaskan hubungan

antara sumber daya alam dengan lingkungan” dan “Menjelaskan hubungan antara

sumber daya alam dengan teknologi yang digunakan” dilakukan dalam 3 kali

pertemuan (2 kali pertemuan tatap muka 1 kali pertemuan evaluasi) dengan

rincian sebagai berikut.

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3773/5/T1_292009012_BAB IV.pdfpermasalahan (LKS), alat peraga berupa gambar macam-macam SDA hayati dan

46

4.2.1. Rencana Tindakan

Pertemuan I

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah penyusunan perangkat

pembelajaran, yang meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang

pengertian sumber daya alam (SDA), dan jenis-jenis sumber daya alam, media

yang digunakan dalam pembelajaran ini antara lain materi pembelajaran, Lembar

permasalahan (LKS), alat peraga berupa gambar macam-macam SDA hayati dan

non hayati seperti hutan, batu bara, minyak bumi, hewan, air, matahari, dan

perangkat evaluasi yang berupa rubrik penilaian serta lembar observasi

pelaksanaan RPP. Dalam pelaksanaan Problem Based Learning (Pembelajaran

Berbasis Masalah) guru menciptakan suasana kelas yang aktif , kreatif dan

menyenangkan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling

bertukar pendapat dalam proses pengumpulan data dan proses pemecahan masalah

yang berkaitan dengan macam SDA berdasarkan jenisnya. Dalam proses diskusi

dan pemecahan masalah guru berencana membentuk kelompok dimana 1

kelompok terdiri dari 4 siswa dan alokasi waktu untuk melaksanakan kegiatan

tersebut adalah 25 menit. Sedangkan alokasi waktu untuk kegiatan presentasi hasil

pemecahan masalah adalah 20 menit.

Pertemuan II

Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan II ini sebagai

penyempurna kekurangan dan tindak lanjut dari pertemuan I. Guru merancang

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang macam sumber daya alam

berdasarkan ketersediaannya dan contoh sumber alam yang dapat langsung

dimanfaatkan dan contoh sumber daya alam yang diolah menggunakan teknologi.

Media yang digunakan dalam pembelajaran ini antara lain materi pembelajaran,

lembar permasalahan (LKS), alat peraga berupa gambar macam-macam SDA

yang dapat diperbaharui dan tidak dapat diperbaharui seperti hutan, batu bara,

minyak bumi, hewan, air, matahari, contoh SDA yang langsung dimanfaatkan

udara, air, contoh SDA yang diolah menggunakan teknologi yaitu tehu, tempe,

kecap, tape, kain, dan perangkat evaluasi yang berupa rubrik penilaian serta

lembar observasi pelaksanaan RPP. Dalam pelaksanaan Problem Based Learning

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3773/5/T1_292009012_BAB IV.pdfpermasalahan (LKS), alat peraga berupa gambar macam-macam SDA hayati dan

47

(Pembelajaran Berbasis Masalah) guru menciptakan suasana kelas yang aktif ,

kreatif dan menyenangkan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk

saling bertukar pendapat dalam proses pengumpulan data dan proses pemecahan

masalah yang berkaitan dengan macam SDA berdasarkan ketersediaannya diluar

lingkungan kelas agar siswa dapat melakukan pengumpulan data melalui

pengamatan secara langsung. Dalam proses diskusi dan pemecahan masalah guru

berencana membentuk kelompok dimana 1 kelompok terdiri dari 4 siswa dan

alokasi waktu untuk melaksanakan kegiatan tersebut adalah 30 menit. Dan alokasi

waktu untuk kegiatan presentasi hasil pemecahan masalah adalah 20 menit

Pertemuan III

Pertemuan III guru berencana utuk memberikan soal evaluasi tentang

pengertian SDA, macam-macam SDA berdasarkan jenis dan ketersediaannya,

serta contoh SDA yang langsung dimanfaatkan dan contoh SDA yang diolah

menggunakan teknologi sebagai upaya timbal balik dan untuk mengukur tingkat

pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan.

4.2.2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Implementasi Tindakan Pertemuan I

Pertemuan pertama pada siklus satu ini dilaksanakan pada hari Senin 04

Maret 2013 dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran (70 menit). Pada tahap Problem

Based Learning yang pertama yaitu orientasi permasalahan pada siswa, guru

mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam,mengkondisikan siswa siap

menerima pelajaran, mengabsen kelas dan melakukan apersepsi dengan

menunjukkan gambar macam-macam SDA kemudian guru mengajak siswa untuk

melakukan brand game dengan menyebutkan nama buah dengan huruf depan

yang telah ditentukan. Berdasarkan jawaban dari siswa guru menegaskan tujuan

pembelajaran yang akan diajarkan yaitu pengertian sumber daya alam dan

macam-macam sumber daya alam berdasarkan jenisnya.

Kegiatan selanjutnya yaitu guru menggali pengetahuan dasar siswa dengan

memberikan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan materi SDA agar

pemikiran siswa dapat terarah pada fokus permasalahan sehingga tujuan

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3773/5/T1_292009012_BAB IV.pdfpermasalahan (LKS), alat peraga berupa gambar macam-macam SDA hayati dan

48

pembelajaran dapat tercapai. Pada tahap pengorganisasian siswa untuk mandiri,

guru membentuk kelompok secara heterogen dimana 1 kelompok terdiri dari 4

siswa, kemudian guru membagikan lembar permasalahan kepada masing-masing

kelompok untuk didiskusikan solusi pemecahan masalahnya melalui

pengumpulan data dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar. Pada tahap

Problem Based Learning yang ketiga, guru berkeliling untuk mengamati,

memotivasi, dan memfasilitasi siswa untuk melakukan investigasi mandiri dan

kelompok.

Pada tahap Problem Based Learning yang keempat, guru memberikan

kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya

dan kelompok lain dipersilahkan untuk menanggapi hasil presentasi. Pada tahap

kelima, dengan mengacu jawaban siswa, guru membahas penyelesaian masalah

dan memberikan saran perbaikan atas hasil presentasi yang telah disampaikan.

Kemudian siswa diberi kesempatan untuk berntanya apabila terdapat hal-hal yang

belum jelas. Setelah itu guru membimbing siswa untuk meringkas dan membuat

kesimpulan bahwa sumber daya alam yang berasal dari makhluk hidup disebut

sumber daya alam hayati, sedangkan sumber daya alam yang bukan berasal dari

makhluk hidup disebut sumber daya alam non hayati.

Dalam kegiatan akhir guru memberikan tindak lanjut berupa pekerjaan

rumah yang harus dikerjakan oleh masing-masing siswa dan menyampaikan

materi pertemuan selanjutnya agar siswa dapat mempersiapkan diri dalam

pembelajaran selanjutnya.

Implementasi Tindakan Pertemuan II

Pertemuan kedua pada siklus satu ini dilaksanakan pada hari Kamis 07

Maret 2013 dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran (70 menit). Pada tahap Problem

Based Learning yang pertama yaitu orientasi permasalahan pada siswa, guru

mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam,mengkondisikan siswa siap

menerima pelajaran, meminta siswa mengumpulkan PR dan mengulas materi

yang lalu. Kemudian guru melakukan apersepsi dengan menunjukkan gambar

macam-macam SDA dan mengajak siswa untuk melakukan brand game dengan

menyebutkan nama hewan dengan huruf depan yang telah ditentukan.

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3773/5/T1_292009012_BAB IV.pdfpermasalahan (LKS), alat peraga berupa gambar macam-macam SDA hayati dan

49

Berdasarkan jawaban dari siswa guru menegaskan tujuan pembelajaran yang akan

diajarkan yaitu macam-macam sumber daya alam berdasarkan ketersediaannya

dan contoh SDA yang dapat langsung dimanfaatkan serta contoh SDA yang

diolah menggunakan teknologi.

Kegiatan selanjutnya yaitu guru menggali pengetahuan dasar siswa dengan

memberikan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan materi SDA agar

pemikiran siswa dapat terarah pada fokus permasalahan sehingga tujuan

pembelajaran dapat tercapai. Pada tahap pengorganisasian siswa untuk mandiri,

guru membentuk kelompok secara heterogen dimana 1 kelompok terdiri dari 4

siswa, kemudian guru membagikan lembar permasalahan kepada masing-masing

kelompok untuk didiskusikan solusi pemecahan masalahnya melalui

pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung di halaman

lingkungan sekolah. Pada tahap Problem Based Learning yang ketiga, guru

berkeliling untuk mengamati, memotivasi, dan memfasilitasi siswa untuk

melakukan investigasi mandiri dan kelompok.

Pada tahap Problem Based Learning yang keempat, guru memberikan

kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya

dan kelompok lain dipersilahkan untuk menanggapi hasil presentasi. Pada tahap

kelima, dengan mengacu jawaban siswa, guru membahas penyelesaian masalah

dan memberikan saran perbaikan atas hasil presentasi yang telah disampaikan.

Kemudian siswa diberi kesempatan untuk berntanya apabila terdapat hal-hal yang

belum jelas. Setelah itu guru membimbing siswa untuk meringkas dan membuat

kesimpulan bahwa sumber daya alam yang dapat pulih kembali setelah

ketersediaannya habis disebut sumber daya alam yang dapat diperbarui,

sedangkan sumber daya alam yang tidak dapat pulih kembali atau membutuhkan

waktu yang sangat lama setelah ketersediaannya habis disebut sumber daya alam

yang tidak dapat diperbarui serta sumber daya alam ada yang dapat langsung

dimanfaatkan dan ada yang harus diolah menggunakan teknologi dahulu agar

bisa dimanfaatkan

Dalam kegiatan akhir guru memberikan tindak lanjut berupa pemberian

pesan moral kepada siswa untuk bersikap bijaksana dalam memanfaatkan sumber

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3773/5/T1_292009012_BAB IV.pdfpermasalahan (LKS), alat peraga berupa gambar macam-macam SDA hayati dan

50

daya alam. Kemudian guru memberitahu akan diadakan evaluasi pada pertemuan

selanjutnya dan meminta siswa untuk mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya

agar dapat mengerjakan soal evaluasi dengan lancar.

Implementasi Tindakan Pertemuan III

Pertemuan ketiga ini dilakukan pada hari Sabtu, 09 Maret 2013 dengan

alokasi waktu 1jam pelajaran (35 menit). Pertemuan ketiga ini hanya digunakan

untuk evaluasi. Siswa diminta mengerjakan 15 soal dengan waktu 25menit.

Setelah 25menit siswa guru memberikan refleksi dan motivasi lalu mengakhiri

kegiatan pembelajaran.

Hasil Observasi

Hasil observasi/pengamatan terhadap aktivitas guru dan aktifitas siswa

pada siklus I ini melalui lembar pengamatan yang telah disediakan. Item

pernyataan pada lembar pengamatan aktivitas guru sejumlah 23 item terdiri dari;

pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan Problem Based Learning,

pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran, penilain proses dan penilaian

hasil. Lembar pengamatan siswa sejumlah 22 item yang terlihat pada saat

pelaksanaan kegiatan pra pembelajaran, kegiatan awal pembelajaran, kegiatan inti

pembelajaran dan penutup. Adapun hasil pengamatan aktivitas guru dan aktifitas

siswa dapat dilihat pada penjelasan berikut:

Pertemuan I

Hasil dari lembar pengamatan aktivitas guru (lampiran 13) yaitu pada

pelaksanaan pembelajaran guru sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai

dengan tahap-tahap Problem Based Learning secara runtut dari mulai pra

pembelajaran, kegiatan awal, kegiatan inti sampai kegiatan akhir. Dalam memulai

pembelajaran guru juga sudah mampu memberikan permasalahan dengan baik

karena guru menggunakan bahasa yang disesuaikan dengan tingkat berpikir siswa

sehingga permasalahan dapat dengan mudah dipahami oleh siswa. Dalam kegiatan

inti, guru juga sudah membagi siswa menjadi kelompok secara heterogen dan

membimbing dan mengarahkan siswa dengan baik dalam mencari solusi

pemecahan masalah yang disediakan, mempresentasikan hasil diskusi di depan

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3773/5/T1_292009012_BAB IV.pdfpermasalahan (LKS), alat peraga berupa gambar macam-macam SDA hayati dan

51

kelas. Dalam kegiatan akhir, guru juga sudah melakukan refleksi dan memberikan

tindak lanjut terhadap materi yang disampaikan.

Pada pemanfaatan sumber belajar, guru sudah menggunakan sumber

belajar dengan baik yaitu dari materi yang telah disediakan dan lingkungan sekitar

sekolah. Penggunaan media pembelajaran sudah dilakukan secara efektif dan

efisien karena sudah mampu melibatkan beberapa siswa dalam pemanfaatan

media pembelajaran. Selanjutnya dalam penilaian proses dan hasil, guru juga

sudah melakukan pemantauan kemajuan belajar selama proses pembelajaran

berlangsung dan melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi sebagai

umpan balik terhadap proses pembelajaran yang telah diberikan.

Hasil dari lembar pengamatan siswa, pada pra pembelajaran siswa telah

menempati tempat duduknya, siap menerima pelajaran. Pada kegiatan awal siswa

mampu menjawab pertanyaan apersepsi dengan baik. Pada kegiatan inti siswa

memperhatikan dengan serius materi pelajaran yang diajarkan dan terdapat

interaksi positif antara siswa dengan guru. Pada pelaksanaan strategi belajar siswa

termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran tanpa merasa tertekan. Dalam

pemanfaatan media pembelajaran siswa merasa tertarik terhadap materi yang

disajikan dan siswa semakin jelas terhadap materi yang diajarkan. Dalam

penilaian proses dan hasil belajar siswa juga sudah berani mempresentasikan hasil

belajar di depan kelas. Pada kegiatan penutup siswa membuat kesimpulan dengan

bimbingan guru.

Sedangkan yang menjadi kelemahan berdasarkan hasil pengamatan

diantaranya yaitu penyampaian tujuan pembelajaran yang masih terlalu cepat,

penyampaian pesan moral kepada siswa belum dilaksanakan, siswa belum

sepenuhnya mendengarkan penjelasan kompetensi yang hendak dicapai secara

seksama, siswa juga belum sepenuhnya mampu menjawab perumusan masalah

yang diajukan, siswa masih malu-malu dan belum terlalu aktif bertanya sehingga

siswa belum sepenuhnya terlibat aktif dalam kegiatan kelompok karena tidak

berani memberikan pendapat ketika diskusi kelompok dilaksanakan. Dalam

mempresentasikan hasil, siswa belum benar-benar mampu menjawab pertanyaan

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3773/5/T1_292009012_BAB IV.pdfpermasalahan (LKS), alat peraga berupa gambar macam-macam SDA hayati dan

52

yang diajukan oleh rekan kelompoknya dan dalam penggunaan bahasa siswa

belum dapat mengungkapkan pendapat dengan lancar dan lugas.

Dari kelemahan dalam pembelajaran pada pertemuan pertama, maka pada

pertemuan selanjutnya perlu adanya usaha untuk mengatasi berbagai kelemahan

tersebut agar pelaksanaan proses pembelajaran dapat diperbaiki. Usaha tersebut

diantaranya peneliti berdiskusi dengan guru mengenai kelemahan-kelemahan

selama pembelajaran, hasil diskusi tersebut diantaranya adalah penyampaian

tujuan pembelajaran tidak terlalu cepat, adanya penyampaian pesan moral kepada

siswa, dan guru lebih memotivasi siswa agar siswa berani menjawab pertanyaan

ataupun mengungkapkan pendapatnya dengan baik, mampu menggunakan bahasa

yang lugas dan lancar dalam diskusi kelompok maupun dalam mempresentasikan

hasil diskusi.

Pertemuan II

Hasil dari lembar pengamatan aktivitas guru yaitu pada pelaksanaan

pembelajaran guru sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan

tahap-tahap Problem Based Learning secara runtut dari mulai pra pembelajaran,

kegiatan awal, kegiatan inti sampai kegiatan akhir. Dalam memulai pembelajaran

guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan guru juga sudah mampu

memberikan permasalahan dengan baik karena guru menggunakan bahasa yang

disesuaikan dengan tingkat berpikir siswa sehingga permasalahan dapat dengan

mudah dipahami oleh siswa. Dalam kegiatan inti, guru juga sudah membagi siswa

menjadi kelompok secara heterogen dan membimbing dan mengarahkan siswa

dengan baik dalam mencari solusi pemecahan masalah yang disediakan,

mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Dalam kegiatan akhir, guru juga

sudah melakukan refleksi, dan memberikan pesan moral kepada siswa terhadap

materi yang disampaikan.

Pada pemanfaatan sumber belajar, guru sudah menggunakan sumber

belajar dengan baik yaitu dari materi yang telah disediakan dan lingkungan sekitar

sekolah. Penggunaan media pembelajaran sudah dilakukan secara efektif dan

efisien karena sudah mampu melibatkan beberapa siswa dalam pemanfaatan

media pembelajaran. Selanjutnya dalam penilaian proses dan hasil, guru juga

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3773/5/T1_292009012_BAB IV.pdfpermasalahan (LKS), alat peraga berupa gambar macam-macam SDA hayati dan

53

sudah melakukan pemantauan kemajuan belajar selama proses pembelajaran

berlangsung dan melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi sebagai

umpan balik terhadap proses pembelajaran yang telah diberikan.

Hasil dari lembar pengamatan siswa, pada pra pembelajaran siswa telah

menempati tempat duduknya, siap menerima pelajaran. Pada kegiatan awal siswa

mendengarkan kompetensi yang hendak dicapai dengan seksama dan mampu

menjawab pertanyaan apersepsi dengan baik. Pada kegiatan inti siswa

memperhatikan dengan serius materi pelajaran yang diajarkan dan terdapat

interaksi positif antara siswa dengan guru. Pada pelaksanaan strategi belajar siswa

termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran tanpa merasa tertekan. Dalam

pemanfaatan media pembelajaran siswa merasa tertarik terhadap materi yang

disajikan dan siswa semakin jelas terhadap materi yang diajarkan. Dalam

penilaian proses dan hasil belajar siswa juga sudah berani mempresentasikan hasil

belajar di depan kelas. Pada kegiatan penutup siswa membuat kesimpulan dengan

bimbingan guru.

Sedangkan yang menjadi kelemahan berdasarkan hasil pengamatan

diantaranya yaitu pengelolaan waktu belum sempurna, siswa belum sepenuhnya

mampu menjawab perumusan masalah yang diajukan, siswa masih malu-malu dan

belum terlalu aktif bertanya sehingga siswa belum sepenuhnya terlibat aktif dalam

kegiatan kelompok karena tidak berani memberikan pendapat ketika diskusi

kelompok dilaksanakan. Dalam mempresentasikan hasil, meskipun siswa sudah

berani menyampaikan hasil diskusi, namun siswa masih belum benar-benar

mampu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh rekan kelompoknya dan dalam

penggunaan bahasa siswa belum dapat mengungkapkan pendapat dengan lancar

dan lugas.

Dari kelemahan dalam pembelajaran pada pertemuan kedua, maka pada

pertemuan selanjutnya perlu adanya usaha untuk mengatasi berbagai kelemahan

tersebut agar pelaksanaan proses pembelajaran dapat diperbaiki. Usaha tersebut

diantaranya peneliti berdiskusi dengan guru mengenai kelemahan-kelemahan

selama pembelajaran, hasil diskusi tersebut diantaranya adalah pengelolaan waktu

lebih ditingkatkan lagi, guru lebih memotivasi siswa agar siswa berani menjawab

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3773/5/T1_292009012_BAB IV.pdfpermasalahan (LKS), alat peraga berupa gambar macam-macam SDA hayati dan

54

pertanyaan ataupun mengungkapkan pendapatnya, guru harus lebih membimbing

siswa agar mampu menggunakan bahasa yang lugas dan lancar baik dalam diskusi

kelompok maupun dalam mempresentasikan hasil diskusi.

Pertemuan III

Siswa mengerjakan lembar evaluasi yang telah diberikan dengan tekun dan

tenang. Siswa mengerjakan sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan.

Siswa dengan tertib membahas hasil pekerjaan yang telah dilakukan.

4.2.3. Refleksi

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari pertemuan

pertama dan kedua maka selanjutnya diadakan refleksi dalam bentuk diskusi atas

segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Diskusi ini dilakukan oleh guru kelas,

guru dan peneliti/observer. Dalam diskusi berisi tentang evaluasi bagaimana

pembelajaran IPA melalui model Problem Based Learning bagi guru kelas,

observer, dan siswa. Dari diskusi ini didapatkan bahwa guru kelas dengan

menerapkan model Problem Based Learning (PBL) kegiatan pembelajaran

menggambarkan pembelajaran siswa aktif, pada strategi pembelajaran guru

menyampaikan tujuan pembelajaran, apersepsi memberikan kesempatan siswa

mengungkapkan pendapatnya, pada penilaian guru melakukan penilaian keaktifan

pada siswa, dan memberikan umpan balik. Namun masih ada kekurangan guru

yang perlu diperbaiki misalnya mobilitas guru ketika memberikan bimbingan

pada siswa, penilaian pada setiap siswa, pemberian pujian pada siswa.

Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan pada siklus I kemudian diambil

data secara kuantitatif melalui penilaian proses dan hasil belajar. Hasil dari

penilaian proses yaitu pengamatan kativitas guru dan aktivitas siswa pada siklus I

pertemuan I dan pertemuan II yang dilakukan oleh peneliti sekaligus sebagai

observer dapat dilihat pada uraian berikut.

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3773/5/T1_292009012_BAB IV.pdfpermasalahan (LKS), alat peraga berupa gambar macam-macam SDA hayati dan

55

Tabel 8.Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I

No AspekHasil Penilaian Obervasi

1 2 3 41. Pelaksanaan model Problem

Based LearningPra PembelajaranKegiatan IntiKegiatan Akhir

- 2 6 11

2. Pemanfaatan sumberbelajar/media pembelajaran

- - 2 -

3. Penilaian proses dan hasil - - 1 1Jumlah - 2 9 12

Persentase (%) - 8,69 39,13 52,17

Dari tabel 8 di atas dapat diketahui bahwa pada siklus I pertemuan I model

Problem Based Learning sudah diterapkan/ dilakukan oleh guru dengan kategori

cukup sebesar 8,7%, kategori baik sebesar 39,1% dan kategori sangat baik sebesar

52,2% dari keseluruhan kegiatan Problem Based Learning. Sedangkan untuk hasil

observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan II dapat dilihat dari tabel 9.

Tabel 9.Hasil Observasi Aktivitas guru Siklus I Pertemuan II

No AspekHasil Penilaian Obervasi

1 2 3 41. Pelaksanaan model Problem

Based LearningPra PembelajaranKegiatan IntiKegiatan Akhir

- - 6 13

2. Pemanfaatan sumberbelajar/media pembelajaran

- - 1 1

3. Penilaian proses dan hasil - - - 2Jumlah - - 7 16

Persentase (%) - - 30,43 69,57

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3773/5/T1_292009012_BAB IV.pdfpermasalahan (LKS), alat peraga berupa gambar macam-macam SDA hayati dan

56

Dari tabel 9 di atas dapat diketahui bahwa pada siklus I pertemuan II model

Problem Based Learning sudah diterapkan/ dilakukan oleh guru dengan kategori

baik sebesar 30,43% dan kategori sangat baik sebesar 69,57% dari keseluruhan

kegiatan Problem Based Learning. Untuk hasil observasi siswa dapat dilihat pada

tabel 10 di bawah ini.

Tabel 10.Hasil Observasi Siswa Siklus I Pertemuan I

No. Aspek Ya Tidak1. Pra Pembelajaran 2 -2. Kegiatan Awal 1 23. Kegiatan Inti 8 84. Penutup 1 -

Jumlah 12 10Persentase (%) 54,54 45,45

Dari data tabel hasil observasi siswa siklus I pertemuan I di atas, dapat

diketahui bahwa siswa melakukan aktivitas yang diharapkan dalam penerapan

model Problem Based Learning sebanyak 54,54% kegiatan telah terlaksana

dengan baik, dan 45,45% kegiatan belum terlaksana dari keseluruhan rangkaian

kegiatan yang berjumlah 22 item. Sedangkan untuk hasil observasi siswa pada

siklus I pertemuan II dapat dilihat dari tabel 11 berikut.

Tabel 11.Hasil Observasi Siswa Siklus I Pertemuan II

No. Aspek Ya Tidak1. Pra Pembelajaran 2 -2. Kegiatan Awal 2 13. Kegiatan Inti 8 84. Penutup 1 -

Jumlah 13 9Persentase (%) 59,09 40,91

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3773/5/T1_292009012_BAB IV.pdfpermasalahan (LKS), alat peraga berupa gambar macam-macam SDA hayati dan

57

Dari data tabel hasil observasi siswa siklus I pertemuan II di atas, dapat

diketahui bahwa siswa melakukan aktivitas yang diharapkan dalam penerapan

model Problem Based Learning sebanyak 59,09% kegiatan telah terlaksana

dengan baik, dan 40,91% kegiatan belum terlaksana dari keseluruhan rangkaian

kegiatan yang berjumlah 22 item. Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM=70) data hasil perolehan ketuntasan hasil belajar IPA pada siklus I dapat

disajikan dalam bentuk tabel 12.

Tabel 12.Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I

No. KetuntasanBelajar

Jumlah SiswaJumlah Persentase (%)

1. Tidak Tuntas 8 33,32. Tuntas 16 66,7

Jumlah 24 100

Dari tabel ketuntasan hasil belajar IPA pada siklus I dapat diketahui bahwa

siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70)

sebanyak 8 siswa atau 33,3%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan

minimal sebanyak 16 siswa dengan persentase 66,7%. Ketuntasan belajar siswa

pada tabel 12 dapat dilihat pada gambar 4.

Gambar 4. Diagram Persentase Ketuntasan Hasil BelajarIlmu Pengetahuan Alam Siklus I

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3773/5/T1_292009012_BAB IV.pdfpermasalahan (LKS), alat peraga berupa gambar macam-macam SDA hayati dan

58

Dari gambar diagram lingkaran di atas siswa yang telah tuntas sebanyak

66,7% . Walaupun persentase ini sudah mengalami peningkatan dibandingkan

dengan hasil sebelum dilakukan tindakan yaitu 29,17%, namun belum memenuhi

ketuntasan yang ingin dicapai sebesar 90% dari seluruh siswa sehingga perlu

dilakukan tindakan siklus II.

4.3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

Pelaksanaan siklus II dengan Kompetensi Dasar “Menjelaskan dampak

pengambilan bahan alam terhadap pelestarian lingkungan” dilakukan dalam 3 kali

pertemuan (2 kali pertemuan tatap muka 1 kali pertemuan evaluasi) dengan

rincian sebagai berikut.

4.3.1. Rencana Tindakan

Pertemuan I

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah penyusunan perangkat

pembelajaran, yang meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang

dampak negatif pengelolaan bahan alam yang tidak bijaksana dan beberapa

kegiatan manusia yang dapat berdampak negatif dalam pengelolaan sumber daya

alam yang tidak bijaksana, media yang digunakan dalam pembelajaran ini antara

lain materi pembelajaran, lembar permasalahan (LKS), alat peraga berupa gambar

contoh bencana alam dan ilustrasi terjadinya tanah longsor (ember, papan, air,

tanah berumput, tanah tidak berumput) dan perangkat evaluasi yang berupa rubrik

penilaian serta lembar observasi pelaksanaan RPP.

Dalam pelaksanaan Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis

Masalah) guru menciptakan suasana kelas yang aktif , kreatif dan menyenangkan

dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling bertukar pendapat

dalam proses pengumpulan data dan dalam proses pemecahan masalah tentang

faktor penyebab terjadinya tanah longsor. Dalam proses diskusi dan pemecahan

masalah guru berencana membentuk kelompok dimana 1 kelompok terdiri dari 4

siswa dan alokasi waktu untuk melaksanakan kegiatan tersebut adalah 30 menit.

Sedangkan alokasi waktu untuk kegiatan presentasi hasil pemecahan masalah

adalah 20 menit.

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3773/5/T1_292009012_BAB IV.pdfpermasalahan (LKS), alat peraga berupa gambar macam-macam SDA hayati dan

59

Pertemuan II

Perencanaan pembelajaran pada siklus II pertemuan II ini sebagai

penyempurna kekurangan dan tindak lanjut dari pertemuan I. Guru merancang

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang kegiatan manusia yang dapat

dilakukan untuk mengatasi dampak negatif pengelolaan bahan alam yang tidak

bijaksana. Media yang digunakan dalam pembelajaran ini antara lain materi

pembelajaran, lembar permasalahan (LKS), alat peraga berupa contoh sampah

mudah terurai (organik) seperti daun, roti, buah dan contoh sampah tidak mudah

terurai (anorganik) seperti plastik, kaleng, dan gambar contoh pembuatan

sengkedan dan gambar reboisasi, perangkat evaluasi yang berupa rubrik penilaian

serta lembar observasi pelaksanaan RPP.

Dalam pelaksanaan model Problem Based Learning (Pembelajaran

Berbasis Masalah) guru menciptakan suasana kelas yang aktif, kreatif dan

menyenangkan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling

bertukar pendapat dalam proses pengumpulan data dan dalam proses pemecahan

masalah yang berkaitan dengan pemisahan sampah organik dan sampah anorganik

sebagai bentuk kegiatan yang dapat mengurangi dampak negatif akibat

pengelolaan bahan alam yang tidak bijaksana diluar lingkungan kelas agar siswa

dapat melakukan pengumpulan data melalui pengamatan secara langsung. Dalam

proses diskusi dan pemecahan masalah guru berencana membentuk kelompok

dimana 1 kelompok terdiri dari 4 siswa dan alokasi waktu untuk melaksanakan

kegiatan tersebut adalah 25 menit. Dan alokasi waktu untuk kegiatan presentasi

hasil pemecahan masalah adalah 20 menit

Pertemuan III

Pertemuan III guru berencana utuk memberikan soal evaluasi tentang

dampak negatif pengelolaan bahan alam yang tidak bijaksana dan beberapa

kegiatan manusia yang dapat berdampak negatif dalam pengelolaan sumber daya

alam yang tidak bijaksana dan contoh kegiatan manusia yang dapat dilakukan

untuk mengatasi dampak negatif pengelolaan bahan alam yang tidak bijaksana

sebagai upaya timbal balik dan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa

terhadap materi yang telah diajarkan.

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3773/5/T1_292009012_BAB IV.pdfpermasalahan (LKS), alat peraga berupa gambar macam-macam SDA hayati dan

60

4.3.2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Implementasi Tindakan Pertemuan I

Pertemuan pertama pada siklus II ini dilaksanakan pada hari Senin 11

Maret 2013 dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran (70 menit). Pada tahap Problem

Based Learning yang pertama yaitu orientasi permasalahan pada siswa, guru

mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam,mengkondisikan siswa siap

menerima pelajaran, mengabsen kelas dan melakukan apersepsi dengan

menunjukkan gambar bencana alam banjir kemudian guru mengajak siswa untuk

bertanya jawab mengenai bencana banjir. Berdasarkan jawaban dari siswa guru

menegaskan tujuan pembelajaran yang akan diajarkan yaitu tentang dampak

negatif akibat pengelolaan bahan alam yang tidak bijaksana oleh manusia.

Kegiatan selanjutnya guru menggali pengetahuan dasar siswa dengan

memberikan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan dampak negatif

pengambilan SDA yang tidak bijaksana selain terjadinya bencana banjir agar

pemikiran siswa dapat terarah pada fokus permasalahan sehingga tujuan

pembelajaran dapat tercapai. Pada tahap pengorganisasian siswa untuk mandiri,

guru membentuk kelompok secara heterogen dimana 1 kelompok terdiri dari 4

siswa, kemudian guru membagikan lembar permasalahan kepada masing-masing

kelompok untuk didiskusikan solusi pemecahan masalahnya melalui

pengumpulan data dengan memperagakan ilustrasi proses terjadinya tanah

longsor di halaman sekolah. Pada tahap Problem Based Learning yang ketiga,

guru berkeliling untuk mengamati, memotivasi, dan memfasilitasi siswa untuk

melakukan investigasi mandiri dan kelompok.

Pada tahap Problem Based Learning yang keempat, guru memberikan

kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknnya

dan kelompok lain dipersilahkan untuk menanggapi hasil presentasi. Pada tahap

kelima, dengan mengacu jawaban siswa, guru membahas penyelesaian masalah

dan memberikan saran perbaikan atas hasil presentasi yang telah disampaikan.

Kemudian siswa diberi kesempatan untuk berntanya apabila terdapat hal-hal yang

belum jelas. Setelah itu guru membimbing siswa untuk meringkas dan membuat

kesimpulan bahwa lahan yang gundul (tidak terdapat hutan) akibat penebangan

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3773/5/T1_292009012_BAB IV.pdfpermasalahan (LKS), alat peraga berupa gambar macam-macam SDA hayati dan

61

liar yang dilakukan oleh manusia dapat mengakibatkan terjadinya tanah longsor

karena air hujan tidak dapat meresap dengan baik ke dalam tanah.

Dalam kegiatan akhir guru memberikan tindak lanjut berupa pekerjaan

rumah yang harus dikerjakan oleh masing-masing siswa dan menyampaikan

materi pertemuan selanjutnya agar siswa dapat mempersiapkan diri dalam

pembelajaran selanjutnya.

Implementasi Tindakan Pertemuan II

Pertemuan kedua pada siklus II ini dilaksanakan pada hari Kamis 14 Maret

2013 dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran (70 menit). Pada tahap Problem Based

Learning yang pertama yaitu orientasi permasalahan pada siswa, guru mengawali

pembelajaran dengan mengucapkan salam,mengkondisikan siswa siap menerima

pelajaran, meminta siswa mengumpulkan PR dan mengulas materi yang lalu.

Kemudian guru melakukan apersepsi dengan menunjukkan gambar pembuatan

sengkedan dan mengajak siswa untuk melakukan tanya jawab berkaitan dengan

gambar pembuatan sengkedan tersebut. Berdasarkan jawaban dari siswa guru

menegaskan tujuan pembelajaran yang akan diajarkan yaitu tentang kegiatan

manusia yang dapat dilakukan untuk mengatasi dampak negatif akibat

pengambilan bahan alam yang tidak bijaksana.

Kegiatan selanjutnya yaitu guru menggali pengetahuan dasar siswa dengan

memberikan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan kegiatan manusia yang

dapa mengurangi dampak negative pengelolaan SDA secara tidak bijaksana selain

pembuatan sengkedan agar pemikiran siswa dapat terarah pada fokus

permasalahan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Pada tahap

pengorganisasian siswa untuk mandiri, guru membentuk kelompok secara

heterogen dimana 1 kelompok terdiri dari 4 siswa, kemudian guru membagikan

lembar permasalahan kepada masing-masing kelompok untuk didiskusikan solusi

pemecahan masalahnya melalui pengumpulan data dengan melakukan

pengamatan langsung (pemisahan sampah organik dan sampah anorganik) di

halaman lingkungan sekolah. Pada tahap Problem Based Learning yang ketiga,

guru berkeliling untuk mengamati, memotivasi, dan memfasilitasi siswa untuk

melakukan investigasi mandiri dan kelompok.

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3773/5/T1_292009012_BAB IV.pdfpermasalahan (LKS), alat peraga berupa gambar macam-macam SDA hayati dan

62

Pada tahap Problem Based Learning yang keempat, guru memberikan

kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya

dan kelompok lain dipersilahkan untuk menanggapi hasil presentasi. Pada tahap

kelima, dengan mengacu jawaban siswa, guru membahas penyelesaian masalah

dan memberikan saran perbaikan atas hasil presentasi yang telah disampaikan.

Kemudian siswa diberi kesempatan untuk berntanya apabila terdapat hal-hal yang

belum jelas. Setelah itu guru membimbing siswa untuk meringkas dan membuat

kesimpulan bahwa pemisahan bahan yang dapat terurai dan tidak terurai saat

membuang sampah dapat mengurangi dampak negatif pengambilan bahan alam

yang tidak bijaksana.

Dalam kegiatan akhir guru memberikan tindak lanjut berupa pemberian

pesan moral kepada siswa untuk bersikap bijaksana dalam memanfaatkan dan

mengelola sumber daya alam yang ada. Kemudian guru memberitahu akan

diadakan evaluasi pada pertemuan selanjutnya dan meminta siswa untuk

mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya agar dapat mengerjakan soal evaluasi

dengan lancar.

Implementasi Tindakan Pertemuan III

Pertemuan ketiga ini dilakukan pada hari Sabtu, 16 Maret 2013 dengan

alokasi waktu 1jam pelajaran (35 menit). Pertemuan ketiga ini hanya digunakan

untuk evaluasi. Siswa diminta mengerjakan 15 soal dengan waktu 25menit.

Setelah 25menit siswa guru memberikan refleksi dan motivasi lalu mengakhiri

kegiatan pembelajaran.

Hasil Observasi

Hasil observasi/pengamatan terhadap aktivitas guru dan aktifitas siswa

pada siklus II ini melalui lembar pengamatan yang telah disediakan. Item

pernyataan pada lembar pengamatan aktivitas guru sejumlah 23 item terdiri dari;

pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan Problem Based Learning,

pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran, penilain proses dan penilaian

hasil. Lembar pengamatan siswa sejumlah 22 item yang terlihat pada saat

pelaksanaan kegiatan pra pembelajaran, kegiatan awal pembelajaran, kegiatan inti

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3773/5/T1_292009012_BAB IV.pdfpermasalahan (LKS), alat peraga berupa gambar macam-macam SDA hayati dan

63

pembelajaran dan penutup. Adapun hasil pengamatan aktivitas guru dan aktifitas

siswa dapat dilihat pada penjelasan berikut:

Pertemuan I

Hasil dari lembar pengamatan aktivitas guru yaitu pada pelaksanaan

pembelajaran guru sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan

tahap-tahap Problem Based Learning secara runtut dari mulai pra pembelajaran,

kegiatan awal, kegiatan inti sampai kegiatan akhir. Dalam memulai pembelajaran

guru memeriksa kesiapan siswa dan juga sudah melaksanakan apersepsi dengan

baik, tujuan pembelajaran sudah disampaikan dengan pelan dan jelas, selain itu

guru juga sudah mampu memberikan permasalahan dengan baik karena guru

menggunakan bahasa yang disesuaikan dengan tingkat berpikir siswa sehingga

permasalahan dapat dengan mudah dipahami oleh siswa. Dalam kegiatan inti,

guru juga sudah membagi siswa menjadi kelompok secara heterogen dan

membimbing dan mengarahkan siswa dengan baik dalam mencari solusi

pemecahan masalah yang disediakan, dan memberikan kesempatan kepada siswa

untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Dalam kegiatan akhir, guru

juga sudah melakukan refleksi dan memberikan tindak lanjut terhadap materi

yang disampaikan.

Pada pemanfaatan sumber belajar, guru sudah menggunakan sumber

belajar dengan baik yaitu dari materi yang telah disediakan dan lingkungan sekitar

sekolah. Penggunaan media pembelajaran sudah dilakukan secara efektif dan

efisien karena sudah mampu melibatkan beberapa siswa dalam pemanfaatan

media pembelajaran. Selanjutnya dalam penilaian proses dan hasil, guru juga

sudah melakukan pemantauan kemajuan belajar selama proses pembelajaran

berlangsung dan melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi sebagai

umpan balik terhadap proses pembelajaran yang telah diberikan.

Hasil dari lembar pengamatan siswa, pada pra pembelajaran siswa telah

menempati tempat duduknya, siap menerima pelajaran. Pada kegiatan awal siswa

mendengarkan secara seksama saat dijelaskan kompetensi yang hendak dicapai,

siswa sudah mampu menjawab pertanyaan apersepsi dengan baik, dan siswa juga

sudah mampu menjawab perumusan masalah yang diajukan oleh guru. Pada

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3773/5/T1_292009012_BAB IV.pdfpermasalahan (LKS), alat peraga berupa gambar macam-macam SDA hayati dan

64

kegiatan inti siswa memperhatikan dengan serius materi pelajaran yang diajarkan

dan mulai aktif bertanya saat proses belajar mengajar berlangsung, sudah terdapat

interaksi positif baik antar siswa maupun antara siswa dengan guru. Pada

pelaksanaan strategi belajar siswa termotivasi dalam mengikuti proses

pembelajaran tanpa merasa tertekan. Dalam pemanfaatan media pembelajaran

siswa merasa tertarik terhadap materi yang disajikan dan siswa semakin jelas

terhadap materi yang diajarkan. Dalam penilaian proses dan hasil belajar siswa

juga sudah berani mempresentasikan hasil belajar di depan kelas. Pada kegiatan

penutup siswa membuat kesimpulan dengan bimbingan guru.

Sedangkan yang menjadi kelemahan berdasarkan hasil pengamatan

diantaranya yaitu pemberian motivasi masih kurang karena meskipun siswa sudah

mulai berani bertanya pada saat proses belajar-mengajar berlangsung, namun pada

saat pelaksanaan diskusi kelompok masih terdapat beberapa siswa yang kurang

aktif mengemukakan pendapat, dalam mempresentasikan hasil, siswa masih

belum benar-benar mampu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh rekan

kelompoknya dan dalam penggunaan bahasa siswa belum dapat mengungkapkan

pendapat dengan lancar dan lugas.

Dari kelemahan dalam pembelajaran pada pertemuan pertama, maka pada

pertemuan selanjutnya perlu adanya usaha untuk mengatasi berbagai kelemahan

tersebut agar pelaksanaan proses pembelajaran dapat diperbaiki. Usaha tersebut

diantaranya peneliti berdiskusi dengan guru mengenai kelemahan-kelemahan

selama pembelajaran, hasil diskusi tersebut diantaranya adalah guru lebih

memotivasi siswa agar lebih banyak siswa yang berani menjawab pertanyaan

ataupun mengungkapkan pendapatnya dengan baik, mampu menggunakan bahasa

yang lugas dan lancar di dalam diskusi kelompok maupun dalam

mempresentasikan hasil diskusi.

Pertemuan II

Hasil dari lembar pengamatan aktivitas guru yaitu pada pelaksanaan

pembelajaran guru sudah menyiapkan RPP dengan baik, indikator pembelajaran

mengarah pada pengembangan tingkat berpikir siswa SD, dan kegiatan

pembelajaran menggambarkan pembelajaran siswa yang aktif karena guru sudah

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3773/5/T1_292009012_BAB IV.pdfpermasalahan (LKS), alat peraga berupa gambar macam-macam SDA hayati dan

65

melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan tahap-tahap Problem Based

Learning secara runtut dari mulai pra pembelajaran, kegiatan awal, kegiatan inti

sampai kegiatan akhir.

Dalam memulai pembelajaran guru menyampaikan tujuan pembelajaran

dan guru juga sudah mampu memberikan permasalahan dengan baik karena guru

menggunakan bahasa yang disesuaikan dengan tingkat berpikir siswa sehingga

permasalahan dapat dengan mudah dipahami oleh siswa.guru juga sudah

memberikan penguatan terhadap pendapat siswa untuk memotivasi siswa agar

lebih bernai mengemukakan pendapatnya. Dalam kegiatan inti, guru juga sudah

membagi siswa menjadi kelompok secara heterogen dan membimbing dan

mengarahkan siswa dengan baik dalam mencari solusi pemecahan masalah yang

disediakan, mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Dalam kegiatan akhir,

guru juga sudah melakukan refleksi, dan memberikan pesan moral kepada siswa

terhadap materi yang disampaikan.

Pada pemanfaatan sumber belajar, guru sudah menggunakan sumber

belajar dengan baik yaitu dari materi yang telah disediakan dan lingkungan sekitar

sekolah. Penggunaan media pembelajaran sudah dilakukan secara efektif dan

efisien karena sudah mampu melibatkan beberapa siswa dalam pemanfaatan

media pembelajaran. Selanjutnya dalam penilaian proses dan hasil, guru juga

sudah melakukan pemantauan kemajuan belajar selama proses pembelajaran

berlangsung dan melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi sebagai

umpan balik terhadap proses pembelajaran yang telah diberikan.

Hasil dari lembar pengamatan siswa, pada pra pembelajaran siswa telah

menempati tempat duduknya, siap menerima pelajaran. Pada kegiatan awal siswa

mendengarkan secara seksama saat dijelaskan kompetensi yang hendak dicapai,

siswa sudah mampu menjawab pertanyaan apersepsi dengan baik, dan siswa juga

sudah mampu menjawab perumusan masalah yang diajukan oleh guru. Pada

kegiatan inti siswa memperhatikan dengan serius materi pelajaran yang diajarkan

dan sudah aktif bertanya saat proses belajar mengajar berlangsung dan dalam

diskusi kelompok, sudah terdapat interaksi positif baik antar siswa maupun antara

siswa dengan guru. Pada pelaksanaan strategi belajar siswa termotivasi dalam

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3773/5/T1_292009012_BAB IV.pdfpermasalahan (LKS), alat peraga berupa gambar macam-macam SDA hayati dan

66

mengikuti proses pembelajaran tanpa merasa tertekan. Dalam pemanfaatan media

pembelajaran siswa merasa tertarik terhadap materi yang disajikan dan siswa

semakin jelas terhadap materi yang diajarkan. Dalam penilaian proses dan hasil

belajar siswa juga sudah berani mempresentasikan hasil belajar di depan kelas.

Dalam penggunaan bahasa siswa sudah mulai mampu mengungkapkan

pendapatnya dengan lancar meskipun bahasanya juga belum sepenuhnya lugas.

Pada kegiatan penutup siswa secara bersama-sama membuat kesimpulan dengan

bimbingan guru.

Sedangkan yang menjadi kelemahan berdasarkan hasil pengamatan siklus

II pertemuan II diantaranya yaitu meskipun siswa sudah tidak malu untuk

mengungkapkan pendapat dan siswa juga sudah mulai lancar baik dalam

menyampaikan pendapat maupun menyampaikan hasil diskusi, namun siswa

masih belum benar-benar mampu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh rekan

kelompoknya. Disinilah peran guru dibutuhkan untuk lebih memotivasi siswa baik

melalui tanya jawab, melalui penguatan berupa pujian ataupun penghargaan dan

guru diharapkan untuk benar-benar membimbing siswa dalam melatih siswa

mengemukakan pendapat sehingga siswa dapat megemukakan pendapat atau

menjawab pertanyaan dengan lancar dan lugas pada saat presentasi ataupun

diskusi kelompok.

4.3.3. Refleksi

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II dari pertemuan

pertama dan kedua maka selanjutnya diadakan refleksi dalam bentuk diskusi atas

segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Diskusi ini dilakukan oleh guru kelas,

guru dan peneliti/observer. Dalam diskusi berisi tentang evaluasi bagaimana

pembelajaran IPA melalui model Problem Based Learning bagi guru kelas,

observer, dan siswa. Dari diskusi ini didapatkan bahwa guru kelas dengan

menerapkan model Problem Based Learning kegiatan pembelajaran

menggambarkan pembelajaran siswa aktif, pada strategi pembelajaran guru

menyampaikan tujuan pembelajaran, apersepsi memberikan kesempatan siswa

mengungkapkan pendapatnya, pada penilaian guru melakukan penilaian keaktifan

pada siswa, memberikan umpan balik, dan pemberian penguatan baik berupa

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3773/5/T1_292009012_BAB IV.pdfpermasalahan (LKS), alat peraga berupa gambar macam-macam SDA hayati dan

67

pujian maupun penghargan. Namun meskipun demikian masih tetap diperlukan

perbaikan secara berkesinambungan agar hasil belajar yang sudah mulai

meningkat lebih dapat berkembang dan dapat ditingkatkan menjadi lebih baik

lagi.

Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan pada siklus II kemudian diambil

data secara kuantitatif melalui penilaian proses dan hasil belajar. Hasil dari

penilaian proses pada siklus II pertemuan I dan pertemuan II yang dilakukan oleh

peneliti sekaligus sebagai observer dapat dilihat pada uraian berikut.

Tabel 13.Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan I

No AspekHasil Penilaian Obervasi

1 2 3 41. Pelaksanaan model Problem

Based LearningPra PembelajaranKegiatan IntiKegiatan Akhir

- - 4 16

2. Pemanfaatan sumberbelajar/media pembelajaran

- - - 1

3. Penilaian proses dan hasil - - - 2Jumlah - - 4 19

Persentase (%) - - 17,39 82,61

Dari tabel 13 di atas dapat diketahui bahwa pada siklus II pertemuan I

model Problem Based Learning sudah diterapkan/ dilakukan oleh guru dengan

kategori baik sebesar 17,39% dan kategori sangat baik sebesar 82,61% dari

keseluruhan kegiatan Problem Based Learning. Sedangkan untuk hasil observasi

Aktivitas guru Siklus II pertemuan II dapat dilihat pada tabel 14.

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3773/5/T1_292009012_BAB IV.pdfpermasalahan (LKS), alat peraga berupa gambar macam-macam SDA hayati dan

68

Tabel 14.Hasil Observasi Aktivitas guru Siklus II Pertemuan II

No AspekHasil Penilaian Obervasi

1 2 3 41. Pelaksanaan model Problem

Based LearningPra PembelajaranKegiatan IntiKegiatan Akhir

- - 2 17

2. Pemanfaatan sumberbelajar/media pembelajaran

- - - 2

3. Penilaian proses dan hasil - - - 2Jumlah - - 2 21

Persentase (%) - - 8,69 91,31

Dari tabel 14 di atas dapat diketahui bahwa pada siklus II pertemuan II

model Problem Based Learning sudah diterapkan/ dilakukan oleh guru dengan

kategori baik sebesar 8,69% dan kategori sangat baik sebesar 91,31% dari

keseluruhan kegiatan Problem Based Learning. Sedangkan untuk hasil observasi

siswa pada siklus II pertemuan I dapat dilihat dari tabel 15 berikut.

Tabel 15.Hasil Observasi Siswa Siklus II Pertemuan I

No. Aspek Ya Tidak1. Pra Pembelajaran 2 -2. Kegiatan Awal 3 -3. Kegiatan Inti 10 64. Penutup 1 -

Jumlah 16 6Persentase (%) 72,73 27,27

Dari data tabel hasil observasi siswa siklus II pertemuan I di atas,

dapat diketahui bahwa siswa melakukan aktivitas yang diharapkan dalam

penerapan model Problem Based Learning sebanyak 72,73% kegiatan telah

terlaksana dengan baik, dan 27,27% kegiatan belum terlaksana dari

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3773/5/T1_292009012_BAB IV.pdfpermasalahan (LKS), alat peraga berupa gambar macam-macam SDA hayati dan

69

keseluruhan rangkaian kegiatan yang berjumlah 22 item. Sedangkan untuk

hasil observasi siswa pada siklus II pertemuan II dapat dilihat dari tabel 16

berikut.

Tabel 16.Hasil Observasi Siswa Siklus II Pertemuan II

No. Aspek Ya Tidak1. Pra Pembelajaran 2 -2. Kegiatan Awal 3 -3. Kegiatan Inti 13 34. Penutup 1 -

Jumlah 19 3Persentase (%) 86,36 13,64

Dari data tabel hasil observasi siswa siklus II pertemuan II di atas, dapat

diketahui bahwa siswa melakukan aktivitas yang diharapkan dalam penerapan

model Problem Based Learning sebanyak 86,36% kegiatan telah terlaksana

dengan baik, dan 13,64% kegiatan belum terlaksana dari keseluruhan rangkaian

kegiatan yang berjumlah 22 item. Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM=70) data hasil perolehan ketuntasan hasil belajar IPA pada siklus II dapat

disajikan dalam bentuk tabel 17.

Tabel 17.Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II

No. KetuntasanBelajar

Jumlah SiswaJumlah Persentase (%)

1. Tidak Tuntas 2 8,32. Tuntas 22 91,7

Jumlah 24 100

Dari tabel ketuntasan hasil belajar IPA pada siklus II dapat diketahui

bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM=70) sebanyak 2 siswa atau 8,3%, sedangkan yang sudah mencapai

ketuntasan minimal sebanyak 22 siswa dengan persentase 91,7%.

Ketuntasan belajar siswa pada tabel 17 dapat dilihat pada gambar 5.

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3773/5/T1_292009012_BAB IV.pdfpermasalahan (LKS), alat peraga berupa gambar macam-macam SDA hayati dan

70

Tuntas(91,7%)

TidakTuntas(8,3%)

Dari gambar diagram lingkaran di atas siswa yang telah tuntas sebanyak

91,7% dan siswa tidak tuntas sebesar 8,3%. Berdasarkan indikator keberhasilan

dengan KKM 70 dan dicapai 90% siswa pada siklus II ini indikator keberhasilan

dapat dikatakan telah tercapai.

4.4. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil tindakan kelas yang telah dilakukan dapat diketahui telah

terjadi peningkatan hasil belajar siswa melalui model Problem Based Learning

pada mata pelajaran IPA dengan kompetensi memahami hubungan antara sumber

daya alam dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat bagi siswa kelas 4 SDN

6 Depok pada semester II Tahun 2012/2013. Keberhasilan tersebut dapat dilihat

pada tabel 18 di bawah ini.

Tabel 18.Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA Sebelum

Tindakan, Siklus I, dan Siklus II

KetuntasanBelajar

Sebelum Tindakan Siklus I Siklus IIJumlahSiswa

Persentase(%)

JumlahSiswa

Persentase(%)

JumlahSiswa

Persentase(%)

Tidak Tuntas 17 70,83 8 33,3 2 8,3Tuntas 7 29,17 16 66,7 22 91,7Jumlah 24 100 24 100 24 100

Dari tabel 18 di atas terlihat adanya peningkatan ketuntasan hasil belajar

siswa pada mata pelajaran IPA, sebelum dilaksanakan tindakan hanya terdapat 7

Gambar 5. Diagram Persentase Ketuntasan Hasil BelajarIlmu Pengetahuan Alam Siklus II

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3773/5/T1_292009012_BAB IV.pdfpermasalahan (LKS), alat peraga berupa gambar macam-macam SDA hayati dan

71

atau 29,17% siswa yang tuntas dan 17 atau 70,83% siswa yang tidak tuntas, pada

siklus I meningkat menjadi 16 atau 66,7% siswa yang tuntas dan 8 atau 33,3%

siswa yang tidak tuntas, pada siklus II ketuntasan hasil belajar IPA meningkat

menjadi 22 atau 91,7% siswa tuntas dan 2 atau 8,3% siswa tidak tuntas. Hal ini

dapat digambarkan pada diagram perbandingan ketuntasan hasil belajar di bawah

ini.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan juga dapat diketahui

bahwa telah terjadi peningkatan kinerja guru pada saat diterapkan model Problem

Based Learning pada mata pelajaran IPA tentang SDA bagi siswa kelas 4 SDN 6

Depok pada semester II tahun pelajaran 2012/2013. Hal ini dapat dilihat dari hasil

persentase yang diperoleh guru pada kategori sangat baik ketika menerapkan

model Problem Based Learning. Semakin besar perolehan persentase dalam

kategori sangat baik mengindikasikan bahwa keberhasilan kinerja guru dalam

menerapkan model Problem Based Learning juga semakin meningkat.

Keberhasilan kinerja guru tersebut dapat dilihat pada tabel perbandingan hasil

observasi aktivitas guru dengan kategori sangat baik pada siklus I dan siklus II.

Gambar 6. Diagram Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajarr IPASebelum Tindakan, Siklus I, dan Siklus II

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3773/5/T1_292009012_BAB IV.pdfpermasalahan (LKS), alat peraga berupa gambar macam-macam SDA hayati dan

72

Tabel 19Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Guru

pada Siklus I dan Siklus II

No Aspek

Persentase Penilaian Hasil ObervasiSiklus I Siklus II

PertemuanI

PertemuanII

PertemuanI

PertemuanII

1. Pelaksanaan modelProblem BasedLearning

47,83 56,53 69,57 73,93

2. Pemanfaatan sumberbelajar/mediapembelajaran

0 4,35 4,35 8,69

3. Penilaian proses danhasil

4,34 8,69 8.69 8,69

Jumlah 52,17 69,57 82,61 91,31

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pada siklus I dan siklus II

juga telah terjadi peningkatan aktivitas siswa selama mengikuti proses

pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari tabel perbandingan persentase hasil

observasi aktivitas siswa yang diperoleh pada saat dilakukan pengamatan pada

siklus I dan siklus II sebagai berikut.

Tabel 20Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada

Siklus I dan Siklus II

AspekPersentase Penilaian Hasil ObervasiSiklus I Siklus II

Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan I Pertemuan IIPra Pembelajaran 9,09 9,09 9,09 9,09Kegiatan Awal 4.55 9,09 13,64 13,64Kegiatan Inti 36,35 36,35 45,45 59,09Penutup 4,55 4,55 4,55 4,55Jumlah 54,54 58,09 72,73 86,36

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3773/5/T1_292009012_BAB IV.pdfpermasalahan (LKS), alat peraga berupa gambar macam-macam SDA hayati dan

73

4.5. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas 4 SDN

6 Depok Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan semester II Tahun 2012/2013

dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) terbukti telah terjadi

peningkatan hasil belajar yang signifikan. Hal ini dapat dilihat dari persentase

ketuntasan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dari sebelum dilaksanakan

tindakan penelitian sampai pada tahap pelaksanaan siklus II. Hasil ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh Annisa Septiana Mulyasari, Linda

Rachmawati, dan Eni Wulandari dimana hasil penelitian yang dilakukan oleh

ketiga peneliti tersebut juga mengindikasikan terjadinya peningkatan hasil belajar

IPA dengan menggunakan model PBL pada proses pembelajarannya.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa penggunaan model PBL dapat

mengubah pola pikir siswa yang awal mulanya malas berpikir kritis, kreatif, dan

analitis menjadi selalu ingin mengetahui hal-hal yang baru, kemudian melakukan

penulusuran ilmiah sehingga memperoleh kesimpulan sendiri melalui pembuktian

yang nyata secara berkelompok dimana guru hanya bertindak sebagai fasilitator.

Hal inilah yang menjadikan siswa menjadi terbiasa dan tidak merasa kesulitan

untuk memecahkan masalah mulai dari masalah yang mudah seperti masalah

dalam tes formatif yang diberikan dalam penelitian sampai masalah yang lebih

kompleks seperti masalah yang terjadi pada kehidupan sehari-hari siswa.

Perubahan pola pikir inilah yang mengakibatkan hasil belajar siswa meningkat.

Selain terjadi peningkatan hasil belajar, setelah dilaksanakan observasi

terhadap aktivitas guru dan siswa dalam penelitian ini juga diperoleh peningkatan

kinerja pada tiap siklus yang dilaksanakan. Hal ini sesuai dengan dengan

penelitian yang dilaksanakan oleh Linda Rachmawati dimana hasil penelitiannya

juga menunjukkan adanya peningkatan keberhasilan guru dalam menerapkan

model Problem Based Learning dan peningkatan aktivitas siswa pada saat

dilaksanakan model Problem Based Learning.

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini terbukti bahwa apabila pembelajaran

menerapkan model Problem Based Learning maka hasil belajar IPA bagi siswa

kelas 4 di SD 6 Depok pada Semester II Tahun 2012/2013 akan meningkat.