bab iv hasil penelitian dan...

23
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam penulisan pada bab IV ini akan membahas tentang hasil dari penelitian dan pembahasan selanjutnya dalam bab ini, akan mencoba menganalisis tentang persepsi jemaat terhadap kinerja dan karakter pendeta. Upaya analisis terhadap pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan dalam bab I, dan akan memperhatikan kajian pustaka yang telah dibahas di bab II. Tetapi sebelum masuk dalam pembahasan hasil penelitian. Penulis mengawalinya dengan menguraikan gambaran umum jemaat GPM Hative Besar. 4.1.GAMBARAN UMUM JEMAAT GPM HATIVE BESAR 4.1.1. Letak geografis dan keadaan iklim Jemaat GPM Hative Besar berada di Negeri/Desa Hative besar yang berada di dalam wilayah Kecamatan Leihitu Barat, yang berdekatan dengan Desa Laha dan Wayame. Panjang 2 Km, Lebar 1 Km. Negeri Hative besar di bagian selatan pesisir pulau Ambon yang berjarak 52 Km. Negeri Hative besar memiliki batas-batas sebagai berikut: di sebelah utara berbatasan dengan Desa Tawiri, di sebelah Barat berbatasan dengan Desa Laha. di sebelah timur berbatasan dengan Desa Wayame, dan di Sebelah selatan berbatasan dengan laut. Keadaan alam Negeri Hative besar terdiri dari dataran tinggi dan sebagian kecil di dataran rendah pada pesisir

Upload: lytu

Post on 28-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6112/4/T2_912012015_BAB IV.pdf · telpon selular seperti dari Telkom, Telkomsel, Indosat, sangat memungkinkan

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam penulisan pada bab IV ini akan membahas

tentang hasil dari penelitian dan pembahasan selanjutnya

dalam bab ini, akan mencoba menganalisis tentang persepsi

jemaat terhadap kinerja dan karakter pendeta. Upaya analisis

terhadap pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan

dalam bab I, dan akan memperhatikan kajian pustaka yang

telah dibahas di bab II. Tetapi sebelum masuk dalam

pembahasan hasil penelitian. Penulis mengawalinya dengan

menguraikan gambaran umum jemaat GPM Hative Besar.

4.1.GAMBARAN UMUM JEMAAT GPM HATIVE BESAR

4.1.1. Letak geografis dan keadaan iklim

Jemaat GPM Hative Besar berada di Negeri/Desa Hative

besar yang berada di dalam wilayah Kecamatan Leihitu Barat,

yang berdekatan dengan Desa Laha dan Wayame. Panjang 2

Km, Lebar 1 Km. Negeri Hative besar di bagian selatan pesisir

pulau Ambon yang berjarak 52 Km. Negeri Hative besar

memiliki batas-batas sebagai berikut: di sebelah utara

berbatasan dengan Desa Tawiri, di sebelah Barat berbatasan

dengan Desa Laha. di sebelah timur berbatasan dengan Desa

Wayame, dan di Sebelah selatan berbatasan dengan laut.

Keadaan alam Negeri Hative besar terdiri dari dataran

tinggi dan sebagian kecil di dataran rendah pada pesisir

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6112/4/T2_912012015_BAB IV.pdf · telpon selular seperti dari Telkom, Telkomsel, Indosat, sangat memungkinkan

pantai. Di Negeri Hative besar memiliki dua musim yaitu,

musim kemarau : yang biasanya ditandai dengan bertiupnya

angin barat. Berlangsung dari bulan September sampai

dengan Maret, dan musim hujan : yang biasanya ditandai

dengan bertiupnya angin timur. Berlangsung dari bulan April

sampai dengan Agustus.

Negeri Hative besar termasuk daerah yang memiliki

tanah yang subur. Hal ini ditandai dengan banyak tanaman

yang kemudian sangat tumbuh subur di negeri ini. Tanaman

tersebut seperti : sagu, umbi-umbian dan sayur – sayuran,

serta buah-buahan seperti: manggis, pisang, salak, durian,

kedondong, jambu, alvokat, dan langsat. Selain itu pula ada

juga tanaman umur panjang yaitu: kelapa, pala, cengkih.

Dengan kesuburan tanah yang dimiliki maka warga yang

berprofesi sebagai tani bisa mengelolah tanah dengan baik

untuk keperluan ekonomi.

4.1.2. Demografis

Jemaat GPM Hative besar memiliki jumlah Kepala

Keluarga (KK) sebanyak 461 KK dengan jumlah anggota

jemaat 1978 jiwa dengan perincian yaitu laki-laki 983 jiwa

dan perempuan 995 jiwa. Lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel berikut

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6112/4/T2_912012015_BAB IV.pdf · telpon selular seperti dari Telkom, Telkomsel, Indosat, sangat memungkinkan

Tabel No.1

Jumlah anggota jemaat GPM Hative Besar

No Sektor Jumlah

1

2

3

Elim

Bethesda

Galilea

595

604

779

Total 1.978

Sumber : Statistik Jemaat GPM Hative Besar 2013-2014

4.1.3. Kondisi Sosial dan ekonomi

Dilihat dari letaknya, Negeri Hative Besar berada pada

daerah pesisir pantai pulau Ambon yaitu di jazirah Leihitu

bagian selatan. Sejak lama penduduk Hative Besar hidup dari

hasil tangkapan ikan (nelayan), dan juga bertani. Namun

dalam perkembangan-perkembangan selanjutnya masyarakat

Hative Besar kemudian memiliki profesi lain juga yakni,

sebagai PNS, sopir, tukang ojek, penjahit, tukang batu, kayu

dan besi, bewiraswasta dan papalele.

Dengan melihat kondisi sosial dan ekonomi warga

Negeri Hative Besar, hal ini tidak berbeda jauh dengan kondisi

sosial ekonomi jemaat setempat. Pekerjaan mereka adalah

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6112/4/T2_912012015_BAB IV.pdf · telpon selular seperti dari Telkom, Telkomsel, Indosat, sangat memungkinkan

seorang nelayan, petani, bewiraswasta dan hanya sebagian

kecil adalah PNS. Penghasilan jemaat Hative Besar lebih

banyak di dapat dari hasil laut dan bertani, jemaat Hative

Besar pintar untuk mendagangkan hasil laut dan bertani

mereka. Maka jemaat Hative Besar yang hidup dari hasil laut

laut dan bertani, mereka dilihat lebih kaya dari mereka yang

mempunyai pekerjaan sebagai seorang PNS.

Letak geografis yang dekat dengan Kota Ambon turut

mempengaruhi kehidupan jemaat dan warga Hative Besar,

entah di bidang sosial, politik, budaya. Hal-hal seperti cara

berpakaian, pola pikir, dan tinggkah laku kemudian

sangatlah tidak dapat dibedakan dengan masyarakat Kota

Ambon. Wawasan mereka pun turut berkembang sejalan

dengan perkembangan kota. Perkembangan di bidang

informasi, dengan tersedianya berbagai macam operator

telpon selular seperti dari Telkom, Telkomsel, Indosat, sangat

memungkinkan terjadinya kemudahan berkomunikasi.

Berbagai perkembangan yang terjadi, maka bukan saja

hal-hal positif dapat dirasakan warga setempat, namun pula

hal-hal negatif dari perkembangan ini tidak bisa dipungkiri.

Hal-hal sederhana yang dapat diamati dan dirasakan yakni

seperti halnya soal makan, orang dulu kurang suka makan

tempe dan tahu, perkembangan kemudian orang bisa makan

tempe dan tahu, bahkan ironisnya ada sebahagian warga

yang tidak bisa makan papeda. Budaya kemudian terkikis

sejalan dengan lajunya perkembangan ini. Contoh lain pula

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6112/4/T2_912012015_BAB IV.pdf · telpon selular seperti dari Telkom, Telkomsel, Indosat, sangat memungkinkan

yaitu soal pola hidup, orang kemudian karena perkembangan

memiliki pola hidup yang konsumtif.

4.1.4. Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang masih

perlu mendapat perhatian khusus dari masyarakat Hative

Besar dan pihak-pihak yang terkait. Sebagian besar

masyarakat Hative Besar hanya menghabiskan pendidikannya

di bangku SMP dan SMA. Dan yang melanjutkan pendidikan

ke jenjang Perguruan Tinggi hanya sebahagiaan kecil. Hal ini

sudah jelas akan berdampak pada kualitas sumber daya

manusia. Berikutnya data jemaat menurut tingkat

pendidikan.

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6112/4/T2_912012015_BAB IV.pdf · telpon selular seperti dari Telkom, Telkomsel, Indosat, sangat memungkinkan

Tabel No. 2

Data jemaat menurut tingkat pendidikan

No Jenis pendidikan Jumlah

I

II

II

Pendidikan terakhir

SD

SLTP

SLTA

SI

Sementara dijalani

SD

SLTP

SLTA

SI

Belum bersekolah

278

133

108

120

305

356

346

350

291

Sumber: Statistik Jemaat GPM Hative Besar 2013-2014

4.1.5. Situasi Pelayanan

Untuk upaya memperlancar proses pelayanan dalam

jemaat ini maka strategi pelayanan jemaat GPM Hative besar

diatur sebagai berikut:Jemaat GPM Hative Besar memiliki 3

sektor pelayanan dan dibagi lagi menjadi 19 unit yang diatur

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6112/4/T2_912012015_BAB IV.pdf · telpon selular seperti dari Telkom, Telkomsel, Indosat, sangat memungkinkan

antara lain: Sektor Elim, memiliki 6 unit pelayanan yang

terdiri dari unit 1-6, Sektor Bethesda, memiliki 6 unit

pelayanan yang terdiri dari unit 7-12, dan Sektor Galilea,

memiliki 7 unit pelayanan yang terdiri dari unit 12-19.

Jemaat GPM Hative Besar dilayani oleh 2 orang pendeta

terdiri dari 1 Ketua majelis jemaat dan 1 Penghentar Jemaat.

Juga dibantu oleh 38 orang Mejelis Jemaat dan 163 orang

tenaga koordinator sektor dan unit pelayanan memiliki 45

pengasuh, 4 kostor, dan 3 orang pegawai.

Dari sisi institusi, jemaat GPM Hative Besar tidak jauh

berbeda dengan jemaat-jemaat lain dalam ruang lingkup GPM.

Yang mana jemaat wadah pelayanan laki-laki anggota 47

0rang, yang memiliki 2 sub komisi pelayanan yaitu sub

komisi laki-laki Elim 21 orang, dan sub komisi laki-laki

Bethesda 26 orang. Ada pun wadah pelayanan perempuan

dengan memiliki 69 anggota yang terdiri dari 3 sub komisi

antara lain sub komisi perempuan Elim 25 orang, sub komisi

perempuan Bethesda 22 orang, sub komisi perempuan Galilea

22 orang. Memiliki juga 2 organisasi Angkatan Muda GPM,

yaitu AM GPM Ranting Maranatha dan Bethel.

Tanggung jawab pastoralia yang dilakukan berdasarkan

hasil wawancara dengan Majelis Jemaat adalah dalam bentuk

penggembalaan dan konseling keluarga. Bagian kedua

melakukan tugas dan tanggung jawab pastoralia adalah Ketua

Majelis Jemaat, Penghentar Jemaat dan Pendeta Jemaat.

Biasanya momen-momen yang dipakai untuk kegiatan ini

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6112/4/T2_912012015_BAB IV.pdf · telpon selular seperti dari Telkom, Telkomsel, Indosat, sangat memungkinkan

adalah HUT kelahiran dan perkawinan. Sepintas yang dapat

diamati hal ini dilakukan hanya satu kali dalam setahun,

namun tidak juga demikian karena kadang-kadang proses

konseling keluarga dilakukan disesuaikan dengan kebutuhan

keluarga.

4.1.6.Pendeta Menurut GPM

Gereja Protestan Maluku secara institusi mengenal

adanya jabatan organisasi dan jabatan pelayanan fungsional

gereja. Jabatan secara organisasi gereja yaitu Ketua Majelis,

Wakil, Sekretaris, Bendahara, dan Komisi Pelayanan, atau

yang disebut juga Pimpinan Harian Majelis Jemaat (PHMJ).

Jabatan pelayanan fungsional yaitu Pendeta, Diaken, Penatua,

dan Pengajar. Jabatan organisasi gereja Pendeta sebagai

Ketua Majelis jemaat sekaligus pemimpin bagi organisasi

gereja. Jabatan pendeta tersebut memiliki peran, tugas dan

tanggung jawab pendeta sebagai pelayaan umat dan pemimpin

dalam jemaat GPM yang diatur dalam Tata Gereja GPM 1998 :

Bab I dan Bab II, demikian :

Memimpin serta bertanggungjawab atas

ibadah, Pemberitaan Firman dan Pelayanan Sakramen. Melaksanakan pelayanan

penggembalaan bagi semua pelayan dan anggota jemaat. Bersama Penatua dan Diaken

bertanggungjawab atas penyelenggaraan katekisasi, pembinaan umat, pendidikan

agama Kristen di sekolah.Bersama Penatua

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6112/4/T2_912012015_BAB IV.pdf · telpon selular seperti dari Telkom, Telkomsel, Indosat, sangat memungkinkan

dan Diaken bertanggung jawab atas pelaksanaan Pekabaran Injil, Pelayanan

Kasih danKeadilan. Membina serta mendorong semua warga jemaat untuk menggunakan

potensi dan karunia yang diberikan Tuhan secara bertanggung jawab.Melaksanakan

fungsi organisasi dalam Gereja Protestan Maluku sesuai ketentuan Tata Gereja dan Peraturan-Peraturan Gereja yang berlaku.

Pendeta adalah salah satu instrument pelayanan dalam

tubuh Majelis Jemaat yang memiliki kewibawaan sebagai

teolog yang memberi perspektif teologi bagi keutuhan

pelayanan dalam jemaat. Pendeta juga adalah gembala yang

senantiasa berada di depan, di tengah dan di belakang majelis

jemaat serta selalu berada bersama segenap jemaat. Pendeta

dituntut untuk menjadi teladan iman dan memiliki disiplin

hidup dalam jemaat. Seorang pendeta memiliki tanggungjawab

yang besar dalam pelayanan. Pendeta tidak saja

bertanggungjawab terhadap sinode GPM sebagai lembaga

pengutus tetapi pendeta juga bertanggungjawab kepada

jemaat sebagai basis pelayan dan kepada Yesus Kristus

sebagai pemilik dan kepala gereja.

4.2. PEMBAHASAN DAN ANALISIS

4.2.1. Persepsi Jemaat Terhadap Kinerja Pendeta

Pendeta dalam melaksanakan tugasnya dituntut untuk

mengabdi dengan sepenuh hati, memberikan waktu dan

perhatian pada pelaksanaan amanat kerasulan, serta mampu

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6112/4/T2_912012015_BAB IV.pdf · telpon selular seperti dari Telkom, Telkomsel, Indosat, sangat memungkinkan

melaksanakan tugas-tugasnya secara maksimal, efisien dan

efektif.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan warga

jemaat tentang persepsinya terhadap kinerja pendeta,

ditemukan adanya beberapa persepsi yang berbeda-beda

antara pendeta A dan pendeta B. Sebagian besar jemaat pada

sektor Elim mengatakan bahwa kinerja pendeta B kurang

baik dengan alasan bahwa pelayanan yang dilakukan pendeta

terkadang diabaikan dan sering diserahkan kepada mejelis

jemaat untuk melayani. Sebaliknya, pendeta A dinilai lebih

bertanggungjawab dan setia dalam melaksanakan tugas

pelayanan. Selain itu persepsi dari beberapa jemaat yang

sudah berusia 50 tahun ke atas, mengatakan bahwa kinerja

pendeta B selama ini rendah karena dilihat dari pelayanan

pastoral tidak dijalankan dengan baik. Contohnya saat jemaat

yang mempunyai pergumulan dalam keluarga dan sangat

membutuhkan perhatian dari pendeta, tetapi terkadang

pelayanan itu tidak ada.

Persepsi yang sedikit berbeda ketika wawancara penulis

juga dengan majelis jemaat, mereka mengatakan bahwa

kinerja kedua pendeta dinilai kurang maksimal dikarenakan

program-program yang direncanakan pada saat persidangan

jemaat, banyak yang belum terlaksana. Selanjutnya, pendeta

A dinilai memiliki hubungan kedekatan dan kerjasama yang

baik dengan majelis jemaat dan warga jemaat dari pada

pendeta B. menurut majelis jemaat pendeta B dinilai

pelayanan pastoralnya yang sangat minim. Maka berdasarkan

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6112/4/T2_912012015_BAB IV.pdf · telpon selular seperti dari Telkom, Telkomsel, Indosat, sangat memungkinkan

persepsi jemaat sektor Elim dari kinerja pendeta B yang

kurang baik maka terjadi kerenggangan antara pendeta B

dengan warga jemaat dan juga majelis jemaat.

Tetapi ada persepsi yang berbeda dari beberapa jemaat

di sektor Galilea, mereka mengatakan bahwa kinerja pendeta

A dan pendeta B cukup baik karena apa yang menjadi

kebutuhan pelayanan dalam jemaat bisa dapat dilalukakan

oleh kedua pendeta, mungkin belum semua terlaksana tetapi

ada hal yang mereka lihat bahwa pendeta sudah melakukan

tanggungjawabnya sebagai seorang pemimpin dalam jemaat.

Selanjutnya, persepsi dari jemaat di sektor Bethesda,

mereka mengatakan bahwa kinerja pendeta A lebih baik dari

pada kinerja pendeta B karena faktor kepemimpinan pendeta

B yang terlihat santai dan dinilai kurang perhatian terhadap

pelayanan jemaat. Selain itu Wawancara penulis juga dengan

sekertaris majelis jemaat, beliau mengatakan bahwa yang

menjadi faktor rendahnya kinerja pendeta B adalah

kurangnya kerjasama yang baik dari pendeta B dengan

majelis jemaat. Pendeta tidak akan berhasil dalam pelayanan

atau dikatakan kinerjatidak maksimal, apabila ia tidak

didukung oleh majelis jemaat sebagai rekan sepelayanannya

atau dapat dikatakan bahwa tidak ada kerjasama yang baik

dalam pelayanan.

Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab seorang

pemimpin jemaat (pendeta) dibantu oleh Majelis Jemaat

(penatua dan diaken). Dan proses koordinasi pelayanan

tersebut dikenal dengan asas kolegial (Tata peraturan GPM)

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6112/4/T2_912012015_BAB IV.pdf · telpon selular seperti dari Telkom, Telkomsel, Indosat, sangat memungkinkan

artinya, secara struktur memiliki kedudukan yang berbeda.

Namun secara koordinasi pelaksanaan pelayanan antara

pemimpinjemaat dan patner kerja (penatua dan diaken)

memiliki fungsi kontrol yang sama yakni, secara bersama-

sama mengkordinasikan pelayanannya. Proses koordinasi

pelayanan itu penting dilakukan secara efektif supaya, tujuan

dan proses pelayanan dapat berjalan dengan baik. Terlebih

penting pendeta selaku pemimpin mampu memiliki

kemampuan manajerial mencakup; perencanaan,

pengorganisasian, pengontrolan, dan evaluasi. Dengan

demikian dalam proses kepemimpinannya (pendeta) dapat

memberikan pengaruh positif bagi patner kerjanya namun

juga bagi warga jemaat.

Berkaitan dengan persepsi jemaat terhadap kinerja

pendeta, maka Kinerja juga merupakan salah satu ukuran

dari perilaku yang aktual di tempat kerja yang bersifat

multidimensional, dalam hal ini meliputi kualitas kerja,

kuantitas kerja, waktu kerja dan kerja sama dengan rekan

kerja (Mathis dan Jackson, 2002).

Pengaruh kepemimpinan pendeta terkadang

memberikan persepsi yang berbeda pada setiap anggota

organisasi. Memperkuat argument tersebut Penelitian

Latumahina (2011) membuktikan bahwa cara pandang

anggota jemaat terhadap pemimpinya dapat di lihat dari dua

sisi yang berbeda yakni, dari sisi negatif dan positif.

Pemahaman jemaat yang negatif disebabkan, proses

manajemen pelayanan kepada anggota jemaat yang kurang

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6112/4/T2_912012015_BAB IV.pdf · telpon selular seperti dari Telkom, Telkomsel, Indosat, sangat memungkinkan

baik, timbulnya rasa resah, kegelisahaan, dan rasa tidak

nyaman terhadap cara hidup pendeta dalam kegiatan formal

gereja ataupun juga kehidupan kesehariannya. Sedangkan

dari sisi positif pendeta dipandang sebagai hamba Tuhan yang

melakukan pelayanan dengan baik dan menjadi teladan. Kerja

keras pendeta dengan kesungguhan dan kegigihannya dalam

melayani jemaat, serta spritualitas pendeta telah melahirkan

terciptanya rasa hormat jemaat, sehingga menunjukan cara

pandang yang positif dari anggota jemaat. Pendeta sebagai

pemimpin di dalam jemaat (ketua majelis jemaat) diharapkan

kepemimpinannya memberikan makna positif atau pengaruh

bagi jemaatnya.

4.2.2. Persepsi Jemaat Terhadap Aspek-aspek

Penilaian Kinerja Pendeta

Aspek-aspek penilaian kinerja yang dirumuskan oleh

GPM ada 8 aspek kesetiaan, prestasi kerja, tanggungjawab,

kedekatan dan kerjasama, kejujuran, prakarsa, kehidupan

moral, kepemimpinan. Alasan pengambilan aspek-aspek yang

dipakai oleh Gereja Protestan Maluku (GPM) untuk mengukur

kinerja yang selama ini dilakukakan oleh pendeta dalam

melakukan pelayanan.

Ketika pertanyaan penulis kepada jemaat tentang

penilaian kinerja pendeta, pertanyaannya adalah apakah

dengan diberlakukannya penilaian kinerja terhadap pendeta,

maka kinerja pendeta akan baik? Jawaban dari seorang

majelis jemaat mengatakan bahwaakan baik, karena

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6112/4/T2_912012015_BAB IV.pdf · telpon selular seperti dari Telkom, Telkomsel, Indosat, sangat memungkinkan

pelayanan pendeta terkontrol, pendeta akan termotivasi untuk

melayani dengan lebih baik, dapat meminimalisir barbagai

persoalan yang berhubungan dengan kinerja pendeta, dan

salah satu jemaat juga mengatakan bahwa penilaian kinerja

itu akan baik karena menjadi pedoman bagi kinerja pendeta

untuk pelayanan di jemaat.Tetapi adapula jawaban yang

berbeda dari ketua sektor Bethesda, beliau mengatakan

bahwa walaupun adanya penilaian kinerja pendeta tetapi

masih ada saja kinerja pendeta yang kurang baik di dalam

jemaat. Contohnya pelayanan pendeta B yang saat ini sedang

melayani di jemaat kami (Jemaat Hative Besar) memiliki

kinerja yang belum maksimal, dalam hal ini adalah kedekatan

dan kerjasama pendeta dengan jemaat, maka dari itu saya

menilai bahwa belum berhasilnya penilaian kinerja yang

diterapkan oleh pendeta dalam pelayanan di jemaat kami.

Berdasarkan gambaran hasil wawancara ini bisa disimpulkan

bahwa warga jemaat sendiri memiliki persepsi yang berbeda

tentang penilaian kinerja pendeta dengan apa yang mereka

lihat dari kinerja pendeta secara langsung.

Penilaian kinerja pendeta adalah suatu proses yang

dilakukan oleh manajemen GPM untuk mengevaluasi atau

menilai prestasi kerja karyawan dalam hal ini pendeta dalam

pelaksanaan tugas pelayanan, baik secara individu atau

kelompok orang sesuai visi dan misi GPM.Penilaian kinerja

pendeta dibuat bukan hanya untuk memberi informasi yang

obyektif tentang pelayanan seorang pendeta, tetapi

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6112/4/T2_912012015_BAB IV.pdf · telpon selular seperti dari Telkom, Telkomsel, Indosat, sangat memungkinkan

diharapkan mampu memotivasi pendeta untuk memiliki

komitmen pelayanan yang tinggi.

Penilaian kinerja akan mendorong pendeta untuk

melayani dengan mengejar target yang ditetapkan, dan tidak

memperhatikan kualitas dari pelayanan itu sendiri. Analisis

jabatan hendaknya dilakukan untuk dapat mengungkapkan

kriteria kinerja secara efektif. Pengukuran kinerja

membutuhkan penggunaan kriteria penilaian kinerja yang

relevan yang difokuskan pada aspek-aspek yang paling

penting dari kinerja karyawan (Mathis dan Jackson, 2002).

Hal ini sangat berhubungan dengan deskripsi tugas dari

pendeta yang ditetapkan oleh GPM.

4.2.3. Persepsi Jemaat Terhadap Karakter Pendeta

Karakter seorang pendeta bisa menimbulkan persepsi

yang positif dan negatif dari jemaat. Berbagai macam persepsi

jemaat terhadap karakterkedua pendeta yang melayani di

jemaat GPM Hative Besar. Berdasarkan hasil wawancara

dengan warga jemaat, sebagian besar jemaat merasa nyaman

dengan karakter pendeta A sedangkan sebagian besar jemaat

tidak merasa nyaman dengan karakter pendeta B. Kehidupan

para pendeta tidak terlepas dari apa yang ingin ditunjukkan

dalam gambaran idealis mengenai diri (gembala/pendeta) di

tengah-tengah umat, namun kenyataan kemampuan berperan

seperti itu tidak bisa dilakukan dengan baik oleh semua

pendeta. Oleh karena terjadi persoalan-persoalan sikap etis,

keemimpinan yang mengakibatkan adanya konflik antara

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6112/4/T2_912012015_BAB IV.pdf · telpon selular seperti dari Telkom, Telkomsel, Indosat, sangat memungkinkan

pendeta dengan jemaat mengakibatkan pendeta tidak mampu

menempatkan diri sebagai pribadi yang utuh dalam

pelayanan.

Hasil wawancara penulis dengan jemaat di unit 1-6

pada sektor Elim, sebagian besar jemaat memiliki persepsi

yang sama. Mereka mengatakan bahwa, pendeta B terlalu

cuek dengan pelayanan dalam jemaat, serta memiliki sikap

yang santai dan mengganggap segala persoalan yang dihadapi

jemaat itu hanya persoalan biasa. Dikarenakan alasan warga

jemaat melihat bahwa kurangnya pendekatan pelayanan

pendeta kepada anggota jemaat yang membutuhkan

pelayanan. Sedangkan pendeta A dinilai lebih menjalin

komunikasi yang baik dengan majelis jemaat dan warga

jemaat juga peduli atas pelayanan kepada warga jemaat serta

setia dalam setiap tugas pelayanan kepada jemaat yang

membutuhkan.

selanjutnya wawancara penulis juga dengan ketua

sektor Galilea, beliau mengatakan bahwa menurut beliau

karakter pendeta A yang melayani di jemaat Hative Besar,

memiliki karakter yang tenang, berani, optimis dan selalu

bersikap santai dalam situasi apapun, tetapi tegas dalam

mengambil keputusan contohnya situasi saat persidangan

jemaat beliau selalu santai menanggapi pembahasan-

pembahasan yang menjadi persoalan dalam pelayanan

terdapat pro dan kontra dalam persidangan jemaat.

Persepsi yang sama dari beberapa anggota jemaat yang

mengatakan bahwa, pribadi pendeta A memiliki sikap yang

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6112/4/T2_912012015_BAB IV.pdf · telpon selular seperti dari Telkom, Telkomsel, Indosat, sangat memungkinkan

tenang, sabar, serta bisa mengontrol diri dalam mengahadapi

sikap warga jemaat. Contoh yang mereka katakan adalah

ketika dalam persidangan jemaat ada jemaat yang

mengungkapkan pendapatnya dengan nada suara yang keras

dan terlihat emosi dalam persidangan, dan saat itu terlihat

pendeta menunjukan sikap yang tenang, sabar dan tidak

emosi dalam menanggapi sikap jemaat yang emosi, bukan

hanya itu tetapi yang membuat beberapa anggota jemaat

nyaman dengan karakter pendeta tersebut adalah ketika

pendeta dengan sabar mengahadapi persoalan dalam jemaat.

seperti halnya yang dikatakan mereka bahwa ada jemaat

memiliki persoalan dalam keluarga, pendeta dengan sabar

serta kepeduliannya melayani keluarga tersebut. Hal ini yang

Menurut Klann (2007) dalam 5 atribut yang berpengaruh pada

karakter kepemimpinan yaitu Kontrol diri berarti

mengendalikan emosi, tindakan, keinginan, dan hasrat

pribadi. Ini tentang bagaimana mengendalikan tindakan,

kebiasaan, kekuatan, dan keinginan kita. Kontrol diri

mencakup kedisiplinan diri dalam perilaku dan gaya hidup.

Bagi pemimpin, kontrol diri juga berarti melakukan hal-hal

yang secara normal memiliki pengaruh positif yang besar

terhadap orang lain dan menghindari hal-hal yang memiliki

pengaruh negatif. Kontrol diri juga berarti suatu kemampuan

untuk beradaptasi dan fleksibel ketika situasi berubah.Dan

pengaruh Positif Kontrol Diri, Kontrol diri merupakan fondasi

dari pencapaian pribadi dalam jangka panjang.Kontrol diri

membantu seseorang untuk terus termotivasi dan fokus pada

tujuan.Kurangnya kontrol diri merupakan alasan utama

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6112/4/T2_912012015_BAB IV.pdf · telpon selular seperti dari Telkom, Telkomsel, Indosat, sangat memungkinkan

mengapa banyak pemimpin yang tidak sukses. Ketika kontrol

diri ada, seorang pemimpin atau pendeta memiliki kekuatan

untuk melakukan banyak hal yang oleh orang lain bisa jadi

dianggap sangat sulit terutama dalam menghadapi persoalan

jemaat. Hal ini mendatangkan rasa hormat dan rasa kagum

dari warga jemaat yang pada akhirnya akan meningkatkan

pengaruhnya pada warga jemaat. Juga pendeta A memiliki

krakter kepedulian yang menurut Klann (2007) kepedulian

berarti rasa tertarik yang tulus untuk memperhatikan orang

lain.

Persepsi yang berbeda juga disaat penulis wawancara

dengan beberapa majelis jemaat mereka mengatakan bahwa,

terkadang pendeta B mengeluarkan sifatnya yang sombong

dan kurang peduli alasannya karena pendeta B dalam

melakukan pelayanan terkadang membedakan warga jemaat

yang ingin dilayani dan kurang pedulinya pendeta B terhadap

pelayanan pastoral bagi warga jemaat yang membutuhkan.

Selanjutnya, mereka mengatakan bahwa hal ini yang menjadi

penyebab kerenggangan antara pendeta B dengan jemaat dan

juga majelis jemaat. sifat yang sombong dan kurang

kepeduliannya membuat jemaat merasa tidak nyaman ketika

berkomunikasi dengan pendeta B.

Ketika diskusi dilakukan dengan majelis jemaat mereka

mengatakan bahwa, seharusnya pendeta yang ada di

jemaatnya tidak hanya menjadi pemimpin jemaat semata,

tetapi mampu menjadi pemimpin yang melayani jemaatnya.

Dikarenakan pemimpin yang diperlukan bukan untuk

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6112/4/T2_912012015_BAB IV.pdf · telpon selular seperti dari Telkom, Telkomsel, Indosat, sangat memungkinkan

memikirkan kepentingan dirinya sendiri tetapi, pendeta

terpanggil untuk melayani jemaatnya dan mampu merasakan

penderitaan yang dialami jemaatnya. Majelis jemaat yakin

bahwa keterpanggilan seorang pendeta dalam melayani

jemaatnya akan terbukti melalui, ketulusan hati dalam

melayani jemaatnya. Menzies dan Horton (2003) mengatakan

bahwa, Karakter hamba dan pimpinan yang baik akan

menampakkan diri pada sikap dan perilaku yang terikat

kepada kebenaran, kebajikan, kejujuran, kesetiaan, dan

ketahanan dalam pengabdian. Demikian juga karakter yang

baik membuahkan kebaikan moral, relasi social dengan orang

lain, sehingga menjamin keberhasilan dalam pelayanan.

Ketulusan hati dalam melayani mampu menjadi modal

bagi seorang pendeta. Jadilah teladan bagi anggota yang

dipimpinnya dalam perkataan, tingkah laku, kasih, kesetiaan,

dan dalam kesucian. Tidak hanya itu saja bahwa seorang

pendeta harus diliputi sifat rendah hati dalam hubungan

dengan jemaat. Hal ini yang menurut Klann (2007) tentang 5

atribut pada karakter kepemimpinan yang berhubungan

dengan kepedulian berarti rasa tertarik yang tulus untuk

memperhatikan orang lain. Konsep kepedulian meliputi hal-

hal seperti pertimbangan, empati, pemeliharaan, dan cinta.

Kepedulian bukan berarti memberikan toleransi dan tidak

memperhatikan hal-hal negatif yang dilakukan organisasi,

sikap-sikap yang buruk, dan ketidakjujuran. Menciptakan

kebudayaan dan lingkungan yang berkepedulian juga tidak

berarti membiarkan semua orang melakukan apa saja yang

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6112/4/T2_912012015_BAB IV.pdf · telpon selular seperti dari Telkom, Telkomsel, Indosat, sangat memungkinkan

membuat mereka senang. Kepedulian berarti memandang

manusia sebagai sumber daya yang paling penting dalam

sebuah organisasi. Pengaruh Positif Kepedulian, Apabila

pemimpin memperlakukan pengikut mereka dengan perilaku

kepedulian seperti penghargaan, pengertian, perhatian,

kesetiaan, penguatan, maka sebaliknya si pemimpin akan

memperoleh perilaku mau bekerja sama dan suportif dari

pengikutnya. Warga jemaat yang menerima kepedulian akan

menghormati pendeta yang memimpin dan akan bekerja keras

untuk tidak mengecewakan pendeta. Selain itu akan muncul

hubungan emosional yang positif antara pendeta dan warga

jemaat serta majelis jemaat ketika ada kepedulian yang

diberikan pendeta.

Berdasarkan uraian hasil penelitian di atas maka dapat

disimpulkan bahwa karakter yang dimiliki seorang pendeta

adalah pendeta harus memahami arti dari pelayanan.

Berbagai kata yang digunakan oleh gereja dengan arti

pelayanan, mengabdi atau menghamba kepada Tuhan dan

bukan kepada orang lain. Pola hidup yang bukan lagi hidup

untuk diri sendiri melainkan hidup untuk Tuhan dan untuk

orang lain. Dorongan untuk melayani Tuhan dan orang lain

darinya adalah karena Yesus sendiri sudah melayani kita.

Tujuan hidup-Nya bukanlah untuk mendapatkan pelayanan,

melainkan untuk memberi pelayanan. Isi hidup-Nya bukanlah

dilayani, melainkan melayani.

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6112/4/T2_912012015_BAB IV.pdf · telpon selular seperti dari Telkom, Telkomsel, Indosat, sangat memungkinkan

4.2.4. Pemahaman Jemaat Terhadap Hubungan

Karakter Dan Kinerja

Perbedaan karakter setiap karyawan mampu

memperlihatkan kinerja karyawan yang berbeda pula. Hal ini

pun terjadi di dalam ruang lingkup organisasi gereja yang

dimiliki oleh seorang pemimpin gereja (pendeta). Terkait

dengan hubungan karakter pendeta dan kinerja pendeta,

penulis mendapatkan jawaban yang berbeda dari warga

jemaat antara karakter dan kinerja pendeta A dan B. Namun

secara umum terlihat sebuah pola dimana pendeta yang

berkinerja baik cenderung memiliki karakter yang baik dan

sebaliknya. Dari hasil penelitian terlihat bahwa sebagian besar

jemaat dan majelis jemaat menilai karakter pendeta A

cenderung setia dalam pelayanan kepada jemaat, santai,

tenang, sabar, peduli, kontrol diri, dalam menghadapi segala

persoalan jemaat dan selalu menjaga hubungan baik dengan

warga jemaat. Hal ini sejalan dengan kinerja pendeta A yang

dinilai memiliki gaya kepemimpinan baik yang terlihat dari

kepedulian dan ketegasan dalam menghadapi dan

menyelesaikan persoalan Jemaat. Selain itu, pendeta A juga

dinilai mampu menjalani hubungan baik antara rekan

sepelayanan dalam melakukan tugas pelayanan. Dapat

dikatakan bahwa tidak terdapat kerenggangan antara pendeta

A dan jemaat.

Sementara itu karakter Pendeta B dinilai terlalu cuek,

mengaggap segala persoalan jemaat sebagai hal biasa atau

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6112/4/T2_912012015_BAB IV.pdf · telpon selular seperti dari Telkom, Telkomsel, Indosat, sangat memungkinkan

dengan kata lain tidak terlalu peduli dengan pesoalan jemaat,

terkesan sombong dan terkadang membeda-bedakan jemaat

yang ingin dilayani. Hal ini sejalan dengan kinerja pendeta B

yang dinilai pelayanan pastoralnya sangat minim, sering

menyerahkan tanggungjawab pelayanan kepada majelis

jemaat, pelayanan yang kurang maximal, kurangnya

hubungan kerjasama yang baik dengan rekan sepelayanan

dalam hal ini majelis jemaat. Karakter pendeta B yang sejalan

dengan kinerjanya dapat dikatakan sebagai penyebab

terjadinya kesenjangan atau kerenggangan antara majelis dan

warga jemaat dengan pendeta B dalam kehidupan berjemaat.

Berdasarkan penjelasan pemahaman warga jemaat

mengenai hubungan kinerja dan karakter pendeta A dan

pendeta B maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan

antara kinerja dengan karakter pendeta. Dimana, pemimpin

yang memiliki karakter baik akan berdampak pada kinerja

yang baik pula dan sebaliknya.

karakter seorang pendeta akan berpengaruh terhadap

kinerjanya. Pendeta adalah pemimpin jemaat yang menjadi

contoh kepada jemaat yang dilayani, melalui sikapnya dan

akan berdampak pada kinerja. Pendeta yang adalah pemimpin

sangat memiliki pengaruh yang besar kepada jemaat.

Menggerakan orang lain menurut Walter Wright (2004)

seorang pemimpin yang masuk ke dalam hubungan dengan

orang lain untuk mempengaruhi. Melalui perilaku, nilai-nilai,

atau sikap pemimpin akan menyarankan bahwa semua orang

Kristen mampu melakukannya. Atau lebih tepatnya bahwa

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6112/4/T2_912012015_BAB IV.pdf · telpon selular seperti dari Telkom, Telkomsel, Indosat, sangat memungkinkan

semua orang kristen seharusnya menjalankan kepemimpinan,

dan berusaha membuat sebuah perbedaan dalam kehidupan

sekitar. Perbedaan rumusan kepemimpinan secara umum dan

kepemimpinan kristen, bukan terletak pada metode, jabatan

atau kedudukan melainkan pada panggilan nilai dari

filosofinya.

Ketika seorang pendeta yang adalah pemimpin dalam

jemaat menjadi teladan yang baik bagi jemaatnya dan

membangun kerjasama yang baik dengan rekan sepelayanan

(Majelis Jemaat), maka secara langsung dan tanpa disadari

karakter serta kinerja pendeta akan dinilai baik oleh jemaat

yang dipimpin. Dan oleh sebab itu, jemaat akan merasa

nyaman dengan karakter pendeta tersebut dengan semua

kinerjanya, serta tidak terjadinya kerenggangan antara

pendeta dengan jemaat.