bab iv hasil penelitian dan...

33
30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Pelaksanaan Tindakan 4.1.1. Pelaksanaan Siklus I Pelaksanaan siklus I dengan Standar Kompetensi “Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya / model” serta Kompetensi Dasar Menganalisis sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/modelyang dilakukan 3 kali pertemuan (2 kali pertemuan ttp muka dan 1 kali untuk evaliasi). Dengan rincian sebagai berikut. 1. Tahap Perencanaan Tahap perencanaan yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah, sebagai berikut: a. Tahap ini memberikan gambaran tentang model Problem Based Learning (PBL) yang akan digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam tahap ini menjabarkan langkah-langkah model belajar Problem Based Learning pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, dan materi yang akan diajarkan dalam kegiatan belajar mengajar. b. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) IPA dengan langkah langkah, berikut: a. Menentukan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan alokasi waktu. Standar kompetensi yang digunakan pada siklus I yaitu 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya / model. Sedangkan kompetensi dasar yang digunakan di siklus I adalah kompetensi dasar 6.1. Menganalisis sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model. Alokasi waktu 3 kali pertemuan/ 6 x 35 menit.

Upload: duongdang

Post on 12-Apr-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

30

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1.Pelaksanaan Tindakan

4.1.1. Pelaksanaan Siklus I

Pelaksanaan siklus I dengan Standar Kompetensi “Menerapkan sifat-sifat

cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya / model” serta Kompetensi Dasar

“Menganalisis sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model”

yang dilakukan 3 kali pertemuan (2 kali pertemuan ttp muka dan 1 kali untuk

evaliasi). Dengan rincian sebagai berikut.

1. Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah,

sebagai berikut:

a. Tahap ini memberikan gambaran tentang model Problem Based

Learning (PBL) yang akan digunakan dalam kegiatan belajar

mengajar. Dalam tahap ini menjabarkan langkah-langkah model

belajar Problem Based Learning pada mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam, dan materi yang akan diajarkan dalam kegiatan

belajar mengajar.

b. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah penyusunan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) IPA dengan langkah langkah,

berikut:

a. Menentukan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan

alokasi waktu. Standar kompetensi yang digunakan pada

siklus I yaitu 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui

kegiatan membuat suatu karya / model. Sedangkan

kompetensi dasar yang digunakan di siklus I adalah

kompetensi dasar 6.1. Menganalisis sifat-sifat cahaya

melalui kegiatan membuat suatu karya/model. Alokasi

waktu 3 kali pertemuan/ 6 x 35 menit.

31

b. Menentukan indikator dan tujuan pembelajaran. Indikator

dan tujuan pembelajaran ditentukan oleh peneliti.

c. Penyusunan RPP sesuai dengan sintak model pembelajaran

Problem Based Learning.

d. Pembuatan alat peraga dan media pembelajaran yang

dibutuhkan guna menunjang kegiatan belajar mengajar.

e. Penysunan soal evaluasi yang akan dikerjakan siswa pada

akhir siklus I. Soal tes digunakan untuk mengetahui hasil

belajar siswa pada siklus I. Soal evaluasi berupa pilihan

ganda sebanyak 20 soal.

f. Berkoordinasi dengan guru pengampu kelas V untuk

menyesuakin RPP yang telah dibuat oleh penulis dan telah

dikonsultasikan sebelumnya dengan dosen pembimbing.

2. Tahap Tindakan

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan sesuai

dengan sintak/ tahapan model pembelajaran Problem Based Learning

yang sudah dijabarkan pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Tahap

tindakan dibagi menjadi 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 2 kali

pertemuan. Berikut ini adalah penjabara siklus I:

a. Pertemuan 1

Kegiatan yang dilakukan pada pertemuan pertama ini sesuai

dengan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun

sebelumnya. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin

tanggal 5 Mei 2014 dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran (70

menit). Adapun tahap implementasi PBL sebagai berikut:

(1) Kegiatan Awal (15 menit)

Kegiatan awal sesuai dengan tahapan model

pembelajaran Problem Based Learning yaitu tahap

mengorganisasikan siswa kepada masalah. Guru melakukan

koordinasi kelas terlebih dahulu dengan memulai kegiatan

belajar dengan terlebih dahulu berdoa, guru mengawali

32

pelajaran dengan mengucapkan salam. Setelah itu melakukan

apresepsi tentang cahaya yang enembus kaca jendela yang

bening. Berdasarkan jawaban dari siswa guru menyampaikan

tujuan yang akan dicapai yaitu mendeskripsikan pengertian

benda bening, benda gelap dan benda berwarna dan

menyebutkan sifat-sifat cahaya yang mengenai benda bening,

benda berwarna, dan benda gelap. Guru juga menanyakan

beberapa pertanyaan tentang cahaya guna menggali

pengetahuan siswa.

(2) Kegiatan Inti (45 menit)

a) Eksplorasi

Pada tahap ini guru mengorganisasikan siswa ntuk

belajar dengan membagikan materi dan siswa diminta

untuk membacanya. Guru membagi kelompok berjumlah

9 dengan masing-masing kelompok beranggotakan 4-5

orang siswa. Setiap kelompok diberikan lembar kerja

kelompok untuk didiskusikan secara berkelompok untuk

berdidkusi guna menentukan jawaban. Tidak hanya

berdiskusi siswajuga mencari jawaban dengan

pengumpulan data dengan cara mengumpulkan dari

beberapa sumber.sedangkan guru berkeliling untuk

memantau siswa mengerjakan, hal tersebut dilakukan

sesuai tahapanProblem Based Learning.

b) Elaborasi

Dalam tahap Problem Based Learning guru

membantu penyelidikan mandiri dan kelompok ketika

siswa melakukan percobaan mengenai cahaya merambat

lurus dan cahaya dapat menembus benda bening dan siswa

mengumpulkan informasi untuk menguji fakta-fakta

tentang sifat-sifat cahaya serta melakukan percobaan

tentang cahaya merambat lurus dan cahaya menembus

33

benda bening. Guru mendorong siswa untuk mencari

informasi yang sesuai dengan soal pada lembar kerja

siswa.

Tahap selanjutnya adalah mengembangkan dan

mempresentasikan hasil karya serta pameran. Guru

menyiapkan laporan yant telah siswa buat, guru sedikit

mengkorekksi hasil laporan siswa. Setelah laporan selesai,

perwakilan dari kelompok maju untuk mempresentasikan

hasil kerja kelompok mereka masing-masng. Perwakilan

kelompok yang tidak maju berhak untuk memberikan

tanggapan, komentar, dan masukan untuk kelompok yang

mempresentasikan hasil kerjanya.

c) Konfirmasi

Tahap kelima dari model Problem Based Learning

adalah menganalisis dan mengevalasi proses pemecahan

masalah yang telah siswa lakukan. Berdasarkan jawaban

dari kelompok guru dan siswa membahas penyelesaian

asalah tentang sifat cahaya merambat lurus dan cahaya

dapat menembus benda bening. Guru juga memberikan

saran dan perbaikan atas hasil kerja kelompok. Guru dan

siswa bertanya jawab tentang hal-hal yang belum

dimengerti.

(3) Kegiatan Akhir (10 menit)

Pada kegiatan akhir siswa dan guru bersam-sama

menyimpulkan tentang sifat-sifat cahaya. Guru memberikan tugas

rumah sebgai tindak lanjut dan menyampaikan mengenai materi

yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya.

b. Pertemuan 2

Pertemuan ke dua siklus I dilaksanakan pada Rabu,7 Mei

2014 dengan alokasi wktu 2 jam pelajran (70 menit). Adapun

kegiatan pembelajaran sebagai berikut:

34

(1) Kegiatan Awal (± 15 menit)

Guru membahas tentang tugas rumah yang diberikan pada

pertemuan sebelumnya. Guru mengorganisasikan siswa kepada

masalah dengan menyampaikan apresepsi dengan menanyakan

apa yang dilihat jika mati listrik pada malam hari. Setelah itu guru

menyampaikan tujan pembelajaran.

(2) Kegiatan Inti (± 45 menit)

a) Eksplorasi

Tahap kedua dari model Problem Based Learning

adalah mengorganisasikan siswa untuk belajar. Sebelum

dimulai kegiatan belajar, siswa membaca terlebih dahulu

materi yang akan dipelajari pada pertemuan kali ini. Guru

membagi kelompok sesuai kelompok yang sudah dibentuk

pada pertemuan pertama. Siswa diberikan lembar kerja

tentang sifat-sifat cahaya jika mengenai macam-

macamcermin. Guru memberikan arahan cara

mengerjakan lembar kerja kelompok. Siswa bersama

kelompok berdiskusi tentang jawaban dari pertanyaan

yang ada.

b) Elaborasi

Guru membantu penyelidikan mandiri dan

kelompok. Siswa melakukan percobaan guna

membuktikan sifat-sifat cahaya yang mengenai macam-

macam cermin. Guru berkeliling ke setiap kelompok untuk

melihat setiap kelompok.

Tahap selanjutnya adalah melakukan presentasi

karya yang telah setiap kelompok buat. Guru membantu

menyiapkan setiap kelompok untuk presentasi. Sebelu

kelompok maju, guru meneliti apa karya yang dibuat

sudah sesuai atau belum. Perwakilan siswa maju untuk

mempersentasikan hasil kerja kelompoknya, sedangkan

35

kelompok lain mendengarkan penjelasan kelompok yang

maju. Kelompok yang tidak maju menyampaikan

tanggapan tentang apa yang telah disampaikan kelompok

yang sudah maju.

c) Konfirmasi

Tahap terakhir dari model Problem Based Learning

adalah menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan

masalah. Berdasarkan jawaban yang sudah disampaikan

setiap kelompok, guru dan semua siswa menjawab

pertanyaan lembar kerja bersama-sama. Guru

menyampaikan kritikan dan saran berdasarkan penampilan

siswa. Guru bersama siswa bertanya jawab tentang hal

yang belum diketahui siswa.

(3) Kegatan Akhir (± 10 menit)

Guru dan siswa membuat kesimpilan untuk materi pelajaran.

Guru mengulang kembali materi yang dipelajari hari ini dan

pertemuan sebelumnya. Guru memberikan tindak lanjut berupa

tugas rumah.

Guru mengakhiri pertemuan hari ini dengan berdoa dan

mengucapkan salam.

c. Pertemuan 3

Pertemua ketiga dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 10 Mei

2014. Pertemuan ketiga digunakan untuk mengerjakan tes

evaluasi dan angket motivasi belajar. Sebelum memulai guru dan

siswa berdoa bersama, guru mengucapkan salam untuk membuka

kegiatan pada hari ini.

Guru menjelaskan terlebih dahulu prosedur mengerjaka tes

evaluasi. Siswa diberikan lembar soal dan lembar jawaban. Soal

berjumlah 20 soal dan diberikan waktu 30 menit untuk

mengerjakan soal tes evaluasi. Sebelum mengerjakan siswa

36

dipandu guru untuk menuliskan identitas pada lembar soal dan

lembar jawaban. Siswa ang tidak hadir 2 orang siswa.

Setelah semua siswa telah selesai mengerjakan tes, guru

memberikan angket motivasi yang berisi 15 pernyataan. Guru

memberikan penjelasan tentang prosedur mengisi angket motivasi

belajar. Siswa diberikan waktu 10 menit untuk mengisi angket

motivasi belajar tersebut.

3. Tahap Observasi

Taha pengamatan yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui

keberhasilan penerapan tahap model belajar Problem Based Learning.

Tahap pengamatan akan dinilai dengan lembar observasi yang telah

disediakan peneliti. Berikut adalah instrumen yang digunakan untuk

menilai tahapan penerapan model pembelajaran Problem Based

Learning:

a. Lembar observasi implementasi Problem Based Learning. Lembar

observasi ini digunakan untuk melihat implementasi pembelajaran

berbasis masalah (PBL) terhadap guru ketika menerapkan RPP yang

telah disusun.

b. Lembar observasi kelompok siswa terhadap kegiatan pembelajaran

yang menggunakan model Problem Based Learning. Lembar

observasi ini berguna untuk melihat sikap setiap kelompok siswa

ketika bekerja sama untuk memecahkan masalah.

4. Hasil Penelitian

a. Motivasi Belajar

Setiap pertemuan akhir pada tiap siklus, peneliti membagikan

angket motivasi belajar kepada siswa. Angket motivasi belajar ini

digunakan untuk mengukur motivasi belajar yang dimiliki oleh peserta

didik. Berikut adalah hasil Motivasi Belajar kelas V SD Negeri Harjosari

02 Bawen:

37

Motivasi Belajar Kelas V SD Negeri Harjosari 02 Bawen

Semester II Siklus I

Tabel 4.2

Kriteria Keterangan Jumlah Presentase (%)

Motivasi tinggi 41- 60 23 62

Motivasi sedang 21- 40 14 38

Motivasi rendah 0 - 20 0 0

Jumlah 37 100

Dari tabel motivasi belajar pada siklus I dapat diketahui siswa yang

memiliki motivasi belajar yang tinggi sebanyak 23 siswa atau 62%,

sedangkan siswa yang memiliki motivasi belajar sedang 14 siswa atau

38%. Sertas tidak ada siswa yang memiliki motivasi belajar rendah.

Motivasi belajar siswa dapat dilihat pada gambar diagram dibawah ini:

Diagram 4.2

Diagra Motivasi Belajar Siklus I

Berdasarkan gambar diagram diatas, yang memiliki motivasi

belajar yang tinggi sebanyak 62% dan sebanyak 38% memiliki motivasi

belajar sedang. Berdasarkan indikator keberhasilan motivasi yang telah

peneliti tetapkan, motivasi belajar berhasil jika 70% dari jumlah siswa

yaitu mendapatkan nilai angket 40 ≥ x ≥ 60 (dimana x adalah skor angket

85%

15% 0%

Motivasi Belajar Kelas V SD Negeri Harjosari 02 Bawen Semester II Siklus I

Motivasi tinggi Motivasi sedang Motivasi rendah

38

motivasi masing-masing siswa). Berdasarkan hasil siklus I indikator

motivasi belajar belum tercapai.

b. Hasil Belajar

Setiap pertemuan ketiga setiap siklusnya, dalam model PBL

peneliti mengadakan evaluasi bagi peserta didik. Evaluasi menggunakan

soal tes berupa 20 soal pilihan ganda. Hasil belajar siswa pada siklus I

meningkat dibandingkan sebelum tindakan (siklus I). Ketika pra siklus

ada 25 siswa yang belum mencapai KKM (KKM=70) dan hanya 14

siswa yang mencapai KKM. Setelah pelaksanaan siklus I nilai siswa

naik. Berikut hasil belajar siswa pada siklus I:

Hasil Belajar Siklus I

Siswa Kelas V SD Negeri Harjosari 02

Semester II

Tahun Pelajaran 2013/2014

Tabel 4.3

No Ketuntasan Frekuensi Persentase

(%)

1 Tuntas 26 70

2 Tidak tuntas 11 30

Jumlah 37 100

Nilai Minimum 50

Nilai Maksimum 100

Tabel diatas adalah tabel hasil belajar siklus I SD Negeri Harjosari

2 Bawen dengan frekuensi 26 siswa. Masih ada 11 siswa yang belum

tuntas. Jika digambarkan dengan diagram dengan kriteria tuntas dan tidak

tuntas adalah sebagai berikut:

39

Diagram 4.3

Diagram Hasil Belajar Siklus I

Dari diagram diatas dapat dilihat siswa yang sudah tuntas adalah 26

siswa atau 70%, sedangkan yang belum tuntas 11 siswa atau 70% dari

jumlah siswa yang mengikuti tes evaluasi hasil belajar model Problem

Based Learning (PBL). Menurut indikator keberhasilan hasil belajar

siswa yang telah ditentukan oleh peneliti yaitu 80% dari jumlah siswa

mencapai KKM (KKM=70), maka hasil belajar siklus I belum tercapai.

c. Hasil Observasi Implementasi Model Problem Based Leraning

1) Pertemuan 1

Pada pertemuan 1 siklus I diadakan observasi proses/tahap

implementasi model Problem Based Learning. Pengisian lembar

observasi tersebut dengan melihat keberhasilan guru untuk menerapkan

model pembelajaran. Lembar observasi ini diisi oleh peneliti. Lembar

observasi dengan skala skor, skor 4 untuk sangat baik, skor 3 untuk baik,

skor 2 untuk cukup, dan skor 1 untuk kurang. Lembar observasi

implementasi disusun sesuai sintak model Problem Based Learning.

Hasil dari penilaian proses yaitu pengamatan implementasi yang

dilakukan guru pada siklus I pertemuan 1 dan pertemuan 2 yang

70%

30%

Hasil Belajar Siklus I

Siswa Kelas V SD Negeri Harjosari 02

Semester II

Tahun Pelajaran 2013/2014

Tuntas Tidak tuntas

40

dilakukan peneliti yang sekaligus menjadi observer dapat dilihat pada

uraian berikut:

Observasi Implementasi Model Problem Based Learning

Siklus I Pertemuan 1

Kelas V SD Negeri Harjosari 02 Bawen

Tabel 4.4

No. Tahap Pembelajaran Indikator Prilaku Guru Skor

4 3 2 1

A. Tahap 1:

Mengorganisasikan siswa kepada masalah 1. Guru menginformasikan tujuan-

tujuan pembelajaran.

2. Guru mendeskripsikan kebutuhan-

kebutuhan logistik penting.

3. Guru memotivasi siswa agar terlibat

dalam kegiatan pemecahan masalah

yang mereka pilih sendiri.

B. Tahap 2:

Mengorganisasikan siswa untuk belajar 4. Guru membantu siswa menentukan

hal yang berhubungan dengan

masalah yang ada.

5. Guru mengatur tugas-tugas belajar

yang berhubungan dengan masalah

yang ada.

C. Tahap 3:

Membantu penyelidikan mandiri dan

kelompok

6. Guru mendorong siswa

mengumpulkan informasi yang

sesuai.

7. Guru membimbing siswa

melaksanakan eksperimen.

8. Guru membimbing siswa untuk

mencari penjelasan.

9. Guru memberikan solusi kepada

siswa.

D. Tahap 4:

Mengembangkan dan mempresentasikan

hasil karya serta pameran

10. Guru membantu siswa dalam

merencanakan hasil karya berupa

laporan.

11. Guru membantu siswa menyiapkan

hasil karya berupa laporan.

12. Guru membantu siswa menyiapkan

presentasi karya mereka.

E. Tahap 5:

Menganalisis dan mengevaluasi proses

pemecahan masalah

13. Guru membantu siswa melakukan

refleksi penyelidikan yang mereka

lakukan.

14. Guru membantu siswa melakukan

refleksi proses-proses yang mereka

gunakan.

15. Guru memberikan tindak lanjut

berupa tes.

Jumlah Skor Total 44

Rata-Rata 2,94

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pada siklus I pertemuan 1

model Problem Based Learning yang telah dilakukan oleh guru termasuk

dalam kategori baik dengan jumlah skor total 44 dan rata-rata 2,94,

sesuai kriteria yang telah ditentukan peneliti. Ada 3 tahapan yang

41

mendapat skor 4, 8 tahapan yang mendapat skor 3, 4 kriteria tahapan

yang mendapatkan skor 2.

2) Pertemuan 2

Pada pertemuan 2 siklus I, lembar observasi yang sama diisi oleh

observer guna melihat implementasi model PBL. Berikut hasil

pengamatan implemebntasi model PBL pada siklus I pertemuan 2:

Observasi Implementasi Model Problem Based Learning

Siklus I Pertemuan 2

Kelas V SD Negeri Harjosari 02 Bawen

Tabel 4.5

No. Tahap Pembelajaran Indikator Prilaku Guru Skor

4 3 2 1

F. Tahap 1:

Mengorganisasikan siswa kepada masalah 16. Guru menginformasikan tujuan-

tujuan pembelajaran.

17. Guru mendeskripsikan kebutuhan-

kebutuhan logistik penting.

18. Guru memotivasi siswa agar terlibat

dalam kegiatan pemecahan masalah

yang mereka pilih sendiri.

G. Tahap 2:

Mengorganisasikan siswa untuk belajar 19. Guru membantu siswa menentukan

hal yang berhubungan dengan

masalah yang ada.

20. Guru mengatur tugas-tugas belajar

yang berhubungan dengan masalah

yang ada.

H. Tahap 3:

Membantu penyelidikan mandiri dan

kelompok

21. Guru mendorong siswa

mengumpulkan informasi yang

sesuai.

22. Guru membimbing siswa

melaksanakan eksperimen.

23. Guru membimbing siswa untuk

mencari penjelasan.

24. Guru memberikan solusi kepada

siswa.

I. Tahap 4:

Mengembangkan dan mempresentasikan

hasil karya serta pameran

25. Guru membantu siswa dalam

merencanakan hasil karya berupa

laporan.

26. Guru membantu siswa menyiapkan

hasil karya berupa laporan.

27. Guru membantu siswa menyiapkan

presentasi karya mereka.

J. Tahap 5:

Menganalisis dan mengevaluasi proses

pemecahan masalah

28. Guru membantu siswa melakukan

refleksi penyelidikan yang mereka

lakukan.

29. Guru membantu siswa melakukan

refleksi proses-proses yang mereka

gunakan.

30. Guru memberikan tindak lanjut

berupa tes.

Jumlah Skor Total 47

Rata-Rata 3,14

42

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa ada kenaikan dan penurunan

skor setiap indikator prilaku guru. Hanya 1 indikator yang mendapatkan

skor 2. Ada 3 indikator yang mendapat skor 4 dan 11 indikator yang

mendapatkan skor 3. Namun dilihat dari jumlah skor total dan rata-rata

ada peningkatan. Jumlah skor total 47, sesuai kriteria implementasi

model PBL yang sudah ditentukan oleh peneliti maka implementasi

model PBL dalam kategori sangat baik.

3) Pertemuan 3

Pada pertemuan ketiga peneliti tidak melakukan observasi

implementasi model Problem Based Learning. Pertemuan ketiga siklus I

peneliti hanya melakukan tes evaluasi dan pengisian angket motivasi

belajar.

5. Tahap Refleksi

Tahap refleksi dilakukan untuk mengetahui keefektifan Problem

Based Learning pada pertemuan I, II, II siklus I. Tahap ini juga digunakan

untuk melihat kekurangan dan kelebihan model PBL serta kesesuaian

indikator tahapan PBL.

Dari tahapan Problem Based Learning telah dilaksanakan guru dan

siswa dengan baik. Siswa terlihat begit semangat sekali ketika mengikuti

mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan pembelajaran berbasis

masalah. Siswa senang ketika harus mencari data guna menyelesaikan

tugas kelompok yang diberikan. Guru kelas mendapatkan pengetahuan

dan pengalaman baru dengan menggunakan model Problem Based

Learning. Ada pun kendala yang terjadi ketika proses belajar mengajar

dikasanakan, diamtaranya:

a. Masih banyak siswa yang tidak mau menjawab ketika guru bertanya,

siswa juga masih malu-malu untuk bergabung dengan kelompok yang

dibentuk.

b. Siswa masih saling tunjuk ketika harus mewakili kelompoknya untuk

mempresentasikan hasil diskusi kelompok.

43

c. Siswa masih malu-malu untuk enangggapi hasil kerja kelompok lain

yang maju.

d. Ketika berdiskusi kelompok masih ada beberapa siswa yang hanya

diam saja.

Berdasarkan kendala yang ada pada siklus I, adapun

penyelesaiannya, sebagai berikut:

a. Memberikan reward (penghargaan) kepada siswa yang memiliki nilai

diatas 90.

b. Memberikan apresiasi kepada siswa yang telah berani maju untuk

mewakili kelompoknya dalam penyampaian hasil diskusi.

c. Memberikan bimbingan agar siswa mengerjakan soal evaluasi dengan

teliti.

d. Guru melakukan komunikasi agar tidak ada siswa yang tidak bekerja

ketikan berdiskusi kelompok.

e. Guru harus memantau siswa ketika berdiskusi kelompok.

6. Tahap Perbaikan Perencanaan

Tahap perbaikan perencanaan dilakukan setelah tahap refleksi,

perbaikan yang dilakukan adalah mengkoreksi/ mengevaluasi kesalahan,

kendala, dan kekurangan yang menjadi hambatan pada siklusI.

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perbaikan perencanaan

adalah menyusun RPP untuk siklus II, adapun langkah-langkahnya

sebagai berikut:

a. Menentukan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan alokasi

waktu. Standar kompetensi yang digunakan pada siklus I yaitu 6.

Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya /

model. Sedangkan kompetensi dasar yang digunakan di siklus I adalah

kompetensi dasar 6.2 Menganalisis suatu karya/model, misalnya

periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-

sifat cahaya.. Alokasi waktu 2 kali pertemuan/ 4 x 35 menit.

b. Menentukan indikator dan tujuan pembelajaran. Indikator dan tujuan

pembelajaran ditentukan oleh peneliti.

44

c. Penyusunan RPP sesuai dengan sintak model pembelajaran Problem

Based Learning.

d. Pembuatan alat peraga dan media pembelajaran yang dibutuhkan guna

menunjang kegiatan belajar mengajar.

e. Penysunan soal evaluasi yang akan dikerjakan siswa pada akhir siklus

II. Soal tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada

siklus II. Soal evaluasi berupa pilihan ganda sebanyak 20 soal.

f. Berkoordinasi dengan guru pengampu kelas IV untuk menyesuakin

RPP yang telah dibuat oleh penulis dan telah dikonsultasikan

sebelumnya dengan dosen pembimbing.

4.1.2. Pelaksanaan Siklus II

Setelah pelaksanaan siklus I telah selesai dan sesuai dengan penelitian

tindakan kelas menurut Kemmis dan Mc Taggrat maka penelitian tindakan kelas

dilanjutkan dengan siklus II.

1. Tahap Tindakan

Pelaksanaan tahap tindakan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat pada tahap perbaikan perancanaan di

siklus I. Pelaksanaan tindakan pada siklu II terdiri dari 3 kali pertemuan (6x 35

menit).

Ada pun pelaksanaannya:

a. Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan hari Senin tanggal 12 Mei 2014

pukul 07.00-08.10. Pertemuan 1 ini menyelesaikan tujuan indikator 1

dan 2 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit (70 menit). Berikut tahap-

tahap pembelajarannya:

a) Kegiaan Awal

Kegiatan belajar diawali dengan tahap pengorganisasian siswa

kepada masalah. Sebelum memulai pelajaran siswa dan guru

terlebih dahulu berdoa dan mengucapkan salam untuk mengawali

kegiatan belajar mengajar. Guru mmengabsen siswa, lalu guru

mengkondisikan siswa untuk belajar. Guru menyiapkan semua alat

45

dan bahan yang akan digunakan dalam kegiatan belajar mengajar.

Sebelum pelajaran dimulai, sebagai apresepsi siswa diajak untuk

melihat video tentang cara kerja kapal selam. Untuk memotivasi

siswa untuk berfikir, guru bertanya kepada siswa: “bagaimana

orang yang berada di dalam kapal selam yang berada di dalam air

(laut), bagaimana orang tersebut dapat melihat keluar kapal atau di

darat?”. Setelah siswa menjawab, guru menghubungkan pertanyaan

yang disampaikan dengan tujuan pembelajaran yaitu

mendiskripsikan pengertian periskop, mikroskop, lup, kamera foto,

cakram warna, dan teleskop dan menyebutkan kegunaan periskop,

mikroskop, lup, kamera foto, cakram warna, dan teleskop.

b) Kegiatan Inti

a) Eksplorasi

Tahap selanjutnya adalah mengorganisasikan siswa

untuk belajar.pada tahap ini, siswa membaca dahulu materi

yang telah disediakan oleh guru. Selanjutnya guru membagi

kelompok menurut kelompok yang sudah dibentuk ketika

siklus I. Setiap kelompok diberikan lembar kerja kelompok

tentang bagaimana kapal selam dapat melihat daratan

meskipun kapal tersebut berada didasar air laut. Secara

berkelompok siswa berdiskusi tentang jawaban dari

pertanyaan yang telah disediakan.

b) Elaborasi

Tahap ketiga dari model Problem Based Learning

untuk mata peajaran Ilmu Pengetahuan Alam adalah guru

membantu penyelidikan mandiri dan kelompok. Pada tahap

ini siswa mengumpulkan informasi untuk menguji fakta-fakta

tentang bagaimana kapal selam yang berada di dalam air

dapat melihat kondisi di darat, sedangkan tugas guru

mendorong siswa untuk mengumpulka bukti yang sesuai

dengan pertanyaan yang disediakan.

46

Mengembangkan dan mempresentasikan hasil karya

serta pameran merupakan tahap ke empat dari tahap model

pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Tahap empat

ini guru membantu menyiapkan laporan kelompok siswa

yang akan digunakan untuk presentasi. Satu orang siswa

perwakilan kelompok maju untuk memaparkan hasil

kerjanya. Kelompok yang tidakmaju diberikan kesempatan

untuk bertanya dan menanggapi kelompok yang maju.

c) Konfirmasi

Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan

masalah adalah tahap keliama dalam model Problem Based

Learning. Pada tahap ini guru dan siswa membahas

penyelesaian masalah berdasarkan jawaban yang sudah

disampaikan masing-masing kelompok. Guru menyampaikan

saran dan perbaikan atas penampilan siswa serta meminta

kelompok siswa yang lain untuk menyampaikan pendapat.

Guru bersama siswa bertanya jawab tentang materi

yang belum siswa pahami.

c) Kegiatan Akhir

Guru dan siswa menyimpulkan tentang materi pelajaran yang

telah diajarkan. Guru memberikan tindak lanjut berupa tugas untuk

membawa alat dan bahan untuk membuat cakram warna pada

pertemuan selanjutnya, sekaligus guru menyampaikan materi yang

akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.

b. Pertemuan 2

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 14 Mei

2014 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit (2 jam pelajaran). Kegiatang

yang dilakukan pada pertemuan kedua siklus II digunakan untuk

menyelesaikan indikator 3 dan 4. Berikut langkah langkah

pembelajaran:

a) Kegiatan Awal

47

Tahap awal adalah guru mengorganisasikan siswa kepada

masalah dengan apresepsi dan motivasi. Apresepsi, Guru bertanya

kepada siswa: “apakah kalian pernah melihat pelangi?”, sedangkan

motivasi, guru bertanya kepada siswa: “coba jelaskan terbentuknya

pelangi?”. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran

pertemuan ini.

b) Kegiatan Inti

a) Eksplorasi

Guru mengorganisasikan siswa untuk belajar. , siswa

membaca dahulu materi yang telah disediakan oleh guru.

Selanjutnya guru membagi kelompok menurut kelompok

yang sudah dibentuk. Setiap kelompok diberikan lembar

kerja kelompok yang telah disediakan. Secara

berkelompok siswa berdiskusi tentang jawaban dari

pertanyaan yang telah disediakan. Siswa mencari sumber

jawaban dengan banyak refrensi.

b) Elaborasi

Guru membantu penyelidikan siswa. Pada tahap ini

siswamembuat mode/karya yang menggunakan salah satu

sifat cahaya. Model/ karya tersebut telah ditentukan oleh

guru yaitu setiap kelompok membuat cakram warna.

Ketika kelompok siswa mengerjakan, guru berkeliling

untuk mengecek dan membantu siswa. Guru mendorong

siswa untuk melakukan eksperimen guna menjawab LKS.

Guru dan siswa bekerja sama untuk

mengembangkan dan mempresentasikan hasil karya serta

pameran. Guru mengecek semua hasil kerja kelompok

sebelum perwakilan kelompok maju. Setiap kelompok

wajib untuk mengajukan perwakilan 2 orang siswa untuk

memperesentasikan hasil karya berupa cakram warna dan

hasil percobaan tentang cahaya putih terdiri dari beberapa

48

warna. Kelompok siswa yang tidak maju berhak

menanggapi hasil dari kelompok yang maju.

c) Konfirmasi

Tahap terakhir adalah menganalisis dan

mengevaluasi proses pemecahan masalah. Pada tahap ini

siswa diperkenankan bertanya kepada guru tentang apa

yang belum jelas serta membahas tentang hasil dari

kelompok-kelompok yang maju.

c) Kegiatan Akhir

Guru dan siswa menyimpulkan materi pelajaran yang telah

disampaikan pertemuan sebelumnya. Guru mengingatkan siswa

pada pertemuan depan akan diselenggarakan tes evaluasi dan guru

menghimbau siswa untuk belajar.

c. Pertemuan 3

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 17 Mei

2014. Sebelum memulai mengerjakan tes evaluasi para siswadan guru

berdoa terlebih dahulu, selanjutnya guru mengabsen siswa. Guru

membagikan lembar soal tes evaluasiyang berjumlah 20 soal pilihan

ganda. Peneliti menerangkanprosedur pengisian identitas dan aturan

mengerjakan soal tes evaluasi IPA.

Setelah selesai mengerjakan tes evaluasi, guru membagikan

angket pernyataan motivasi belajar siswa. Guru menjelaskan prosedur

pengisian angket tersebut. Siswa diberikan waktu 15 menit untuk

menngisi angket.

2. Tahap Pengamatan

Tidak jauh beda dengan siklus I, tahap pengamatan pada siklus II.

Pelaksnaan siklus II diamati oleh peneliti untuk mengumpulkan data dan

informasi tentang proses pembelajaran. Berikut adalah instrumen yang

digunakan untuk menilai tahapan penerapan model pembelajaran Problem

Based Learning:

49

1. Lembar observasi implementasi Problem Based Learning. Lembar

observasi ini digunakan untuk melihat implementasi pembelajaran berbasis

masalah (PBL) terhadap guru ketika menerapkan RPP yang telah disusun.

2. Lembar observasi kelompok siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang

menggunakan model Problem Based Learning. Lembar observasi ini

berguna untuk melihat sikap setiap kelompok siswa ketika bekerja sama

untuk memecahkan masalah.

3. Hasil Penelitian

a. Motivasi Belajar

Setiap pertemuan akhir pada tiap siklus, peneliti membagikan angket

motivasi belajar kepada siswa. Angket motivasi belajar ini digunakan untuk

mengukur motivasi belajar yang dimiliki oleh peserta didik. Berikut adalah

hasil Motivasi Belajar kelas V SD Negeri Harjosari 02 Bawen:

Motivasi Belajar Kelas V SD Negeri Harjosari 02 Bawen

Semester II Siklus II

Tabel 4.6

Kriteria Keterangan Jumlah Presentase (%)

Motivasi tinggi 41- 60 33 85

Motivasi sedang 21- 40 6 15

Motivasi rendah 0 - 20 0 0

Jumlah 39 100

Dari tabel motivasi belajar pada siklus II dapat diketahui siswa yang

memiliki motivasi belajar yang tinggi sebanyak 33 siswa atau 85%,

sedangkan siswa yang memiliki motivasi belajar sedang 6 siswa atau 15%.

Serta tidak ada siswa yang memiliki motivasi belajar rendah. Motivasi

belajar siswa pada siklus II meningkat dibandingkan siklus I. Motivasi

belajar siswa dapat dilihat pada gambar diagram dibawah ini:

50

Diagram 4.4

Diagram Lingkaran Motivasi Belajar Siklus II

Berdasarkan gambar diagram diatas, yang memiliki motivasi belajar

yang tinggi sebanyak 85%, sebanyak 15% memiliki motivasi belajar sedang,

dan 0% siswa yang memiliki motivasi belajar rendah. Berdasarkan indikator

keberhasilan motivasi yang telah peneliti tetapkan, motivasi belajar berhasil

jika 70% dari jumlah siswa yaitu mendapatkan nilai angket 40 ≥ x ≥ 60

(dimana x adalah skor angket motivasi masing-masing siswa). Berdasarkan

hasil siklus I indikator motivasi belajar sudah tercapai.

b. Hasil Belajar

Setiap pertemuan ketiga setiap siklusnya, dalam model PBL peneliti

mengadakan evaluasi bagi peserta didik. Evaluasi menggunakan soal tes

berupa 16 soal pilihan ganda. Hasil belajar siswa pada siklus II meningkat

dibandingkan siklus Iyang telah dilakukan. Ketika siklus I masih ada 11 siswa

yang belum mencapai KKM (KKM=70) dan 26 siswa yang mencapai KKM.

Setelah pelaksanaan siklus II nilai siswa naik. Berikut hasil belajar siswa pada

siklus I:

85%

15%

0%

Motivasi Belajar Kelas V SD Negeri Harjosari 02

Bawen

Semester II Siklus II

Motivasi tinggi Motivasi sedang Motivasi rendah

51

Hasil Belajar Siklus II

Siswa Kelas V SD Negeri Harjosari 02

Semester II

Tahun Pelajaran 2013/2014

Tabel 4.7

No Ketuntasan Frekuensi Persentase

(%)

1 Tuntas 36 92

2 Tidak tuntas 3 8

Jumlah 39 100

Nilai Minimum 61 -

Nilai Maksimum 100 -

Tabel diatas adalah tabel hasil belajar siklus II SD Negeri Harjosari 02

Bawen dengan frekuensi 36 siswa. Masih ada 3 siswa yang belum tuntas.

Jika digambarkan dengan diagram dengan kriteria tuntas dan tidak tuntas

adalah sebagai berikut

Diagram 4.5

Diagram Lingkaran Hasil Belajar Siklus II

92%

8%

Hasil Belajar Siklus II

Siswa Kelas V SD Negeri Harjosari 02

Semester II

Tahun Pelajaran 2013/2014

Tuntas Tidak tuntas

52

Dari diagram diatas dapat dilihat siswa yang sudah tuntas adalah 36

siswa atau 92%, sedangkan yang belum tuntas 3 siswa atau 8% dari

jumlah siswa yang mengikuti tes evaluasi hasil belajar model Problem

Based Learning (PBL). Menurut indikator keberhasilan hasil belajar siswa

yang telah ditentukan oleh peneliti yaitu 80% dari jumlah siswa mencapai

KKM (KKM=70), maka hasil belajar siklus II tercapai dengan

peningkatan nilai pada siswa, sehingga model PBL berhasil meningkatkan

hasil belajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kelas V

SD NegeriHarjosari 02 Bawen.

c. Observasi Implementasi Model Problem Based Learning

1) Pertemuan 1

Pada pertemuan 1 siklus II diadakan observasi proses/tahap

implementasi model Problem Based Learning. Seperti pada siklus I

pertemuan 1 dan pertemuan 2 pengisian lembar observasi tersebut

dengan melihat keberhasilan guru untuk menerapkan model

pembelajaran. Lembar observasi ini diisi oleh peneliti. Lembar

observasi dengan skala skor, skor 4 untuk sangat baik, skor 3 untuk

baik, skor 2 untuk cukup, dan skor 1 untuk kurang. Lembar observasi

implementasi disusun sesuai sintak model Problem Based Learning.

Hasil dari penilaian proses yaitu pengamatan implementasi yang

dilakukan guru pada siklus II pertemuan 1 dan pertemuan 2 yang

dilakukan peneliti yang sekaligus menjadi observer dapat dilihat pada

uraian berikut:

53

Observasi Implementasi Model Problem Based Learning

Siklus II Pertemuan 1

Kelas V SD Negeri Harjosari 02 Bawen

Tabel 4.8

No. Tahap Pembelajaran Indikator Prilaku Guru Skor

4 3 2 1

A. Tahap 1:

Mengorganisasikan siswa kepada masalah 1. Guru menginformasikan tujuan-

tujuan pembelajaran.

2. Guru mendeskripsikan kebutuhan-

kebutuhan logistik penting.

3. Guru memotivasi siswa agar terlibat

dalam kegiatan pemecahan masalah

yang mereka pilih sendiri.

B. Tahap 2:

Mengorganisasikan siswa untuk belajar 4. Guru membantu siswa menentukan

hal yang berhubungan dengan

masalah yang ada.

5. Guru mengatur tugas-tugas belajar

yang berhubungan dengan masalah

yang ada.

C. Tahap 3:

Membantu penyelidikan mandiri dan

kelompok

6. Guru mendorong siswa

mengumpulkan informasi yang

sesuai.

7. Guru membimbing siswa

melaksanakan eksperimen.

8. Guru membimbing siswa untuk

mencari penjelasan.

9. Guru memberikan solusi kepada

siswa.

D. Tahap 4:

Mengembangkan dan mempresentasikan

hasil karya serta pameran

10. Guru membantu siswa dalam

merencanakan hasil karya berupa

laporan.

11. Guru membantu siswa menyiapkan

hasil karya berupa laporan.

12. Guru membantu siswa menyiapkan

presentasi karya mereka.

E. Tahap 5:

Menganalisis dan mengevaluasi proses

pemecahan masalah

13. Guru membantu siswa melakukan

refleksi penyelidikan yang mereka

lakukan.

14. Guru membantu siswa melakukan

refleksi proses-proses yang mereka

gunakan.

15. Guru memberikan tindak lanjut

berupa tes.

Jumlah Skor Total 50

Rata-Rata 3,34

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pada siklus II pertemuan

1 model Problem Based Learning yang telah dilakukan oleh guru

termasuk dalam kategori baik dengan jumlah skor total 46 dan rata-

rata 3,34, sesuai kriteria yang telah ditentukan peneliti. Ada 5 tahapan

yang mendapat skor 4, 10 tahapan yang mendapat skor 3, skor 2 sudah

tidak ada pada semua item indikator. Dibandingkan dengan pertemuan

1 dan 2 pada siklus I, pertemuan 1 siklus II ini pembelajaran yang

54

dilakukan guru lebih baik, tahapn model PBL sudah sesuai dengan

sintak.

2) Pertemuan 2

Pada pertemuan 2 siklus II, hasil analisis lembar observasi yang

sama diisi oleh observer guna melihat implementasi model PBL.

Berikut hasil pengamatan implemebntasi model PBL pada siklus II

pertemuan 2:

Observasi Implementasi Model Problem Based Learning

Siklus II Pertemuan 2

Kelas V SD Negeri Harjosari 02 Bawen

Tabel 4.9

No. Tahap Pembelajaran Indikator Prilaku Guru Skor

4 3 2 1

A. Tahap 1:

Mengorganisasikan siswa kepada masalah 1. Guru menginformasikan tujuan-

tujuan pembelajaran.

2. Guru mendeskripsikan kebutuhan-

kebutuhan logistik penting.

3. Guru memotivasi siswa agar terlibat

dalam kegiatan pemecahan masalah

yang mereka pilih sendiri.

B. Tahap 2:

Mengorganisasikan siswa untuk belajar 4. Guru membantu siswa menentukan

hal yang berhubungan dengan

masalah yang ada.

5. Guru mengatur tugas-tugas belajar

yang berhubungan dengan masalah

yang ada.

C. Tahap 3:

Membantu penyelidikan mandiri dan

kelompok

6. Guru mendorong siswa

mengumpulkan informasi yang

sesuai.

7. Guru membimbing siswa

melaksanakan eksperimen.

8. Guru membimbing siswa untuk

mencari penjelasan.

9. Guru memberikan solusi kepada

siswa.

D. Tahap 4:

Mengembangkan dan mempresentasikan

hasil karya serta pameran

10. Guru membantu siswa dalam

merencanakan hasil karya berupa

laporan.

11. Guru membantu siswa menyiapkan

hasil karya berupa laporan.

12. Guru membantu siswa menyiapkan

presentasi karya mereka.

E. Tahap 5:

Menganalisis dan mengevaluasi proses

pemecahan masalah

13. Guru membantu siswa melakukan

refleksi penyelidikan yang mereka

lakukan.

14. Guru membantu siswa melakukan

refleksi proses-proses yang mereka

gunakan.

15. Guru memberikan tindak lanjut

berupa tes.

Jumlah Skor Total 53

Rata-Rata 3,54

55

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa ada kenaikan dan penurunan

skor setiap indikator prilaku guru. Hanya 1 indikator yang

mendapatkan skor 2. Ada 3 indikator yang mendapat skor 4 dan 11

indikator yang mendapatkan skor 3. Namun dilihat dari jumlah skor

total dan rata-rata ada peningkatan. Jumlah skor total 47, sesuai

kriteria implementasi model PBL yang sudah ditentukan oleh peneliti

maka implementasi model PBL dalam kategori sangat baik. Tahapan

PBL dilakukan oleh guru dengan sangat baik dibandingkan dengan

pertemuan sebelumnya.

3) Pertemuan 3

Pada pertemuan ketiga peneliti tidak melakukan observasi

implementasi model Problem Based Learning. Pertemuan ketiga siklus II

peneliti hanya melakukan tes evaluasi dan pengisian angket motivasi

belajar.

4. Tahap Refleksi

Setelah melaksanakan pembelajaran siklus II pertemuan pertama, kedua

dan ketiga, kemudian diadakan refleksi. Tahap refleksi digunakan untuk

berdiskusi tentang efaluasi pembelajaran IPA dengan menerapkan model

Problem Based Learning. Semua tahapan PBL sudah baik, baik guru maupun

siswa.

Berdasarkan observasi yang telah dilaksanakan di siklus I, pada siklus II

kali ini siswa lebih berani bertanya, menyanggah apa yang kelompok lain buat.

Walau pun pada akhir postes masih ada seorang siswa mendapatkan nilai

dibawah KKM.

4.2. Hasil Analisis Data

4.2.1. Motivasi Belajar

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas mengenai model Problem

Based Learning untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Motivasi belajar

siswa diukur dengan menggunakan jumlah skor keseluruhan dari setiap

56

pernyataan. Pengisian angket motivasi setiap pertemuan ketiga pada tiap akhir

siklus. Berikut perbandingan motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri Harjosari

02 Bawen:

Perbandingan Motivasi Belajar Siswa Kelas V

SD Negeri Harjosari 02 Kecamatan Bawen

Tabel 4.10

Kriteria

Siklus I Siklus II

Jumlah

siswa

Persentase

%

Jumlah

siswa

Persentase

%

Motivasi Tinggi 23 62 33 85

Motivasi Sedang 14 28 6 15

Motivasi Rendah - - - -

Berdasarkan data pada tabel diatas, motivasi belajar siswa kelas V SD

Negeri Harjosari 02 Bawen pada siklus 1 ada 23 siswa yang memiliki motivasi

belajar tinggi dengan presentasi 62%, 14 siswa memiliki motivasi belajar sedang

dengan presentase 28%, dan tidak ada siswa yang memiliki motivasi belajar

rndah. Motivasi belajar siklus 2 sebanyak 33 siswa memiliki motivasi belajar

tinggi dengan presentase 85%, 6 siswa yang memiliki motivasi belajar sedang

dengan presentase 85%, dan tidak ada siswa yang memiliki motivasi belajar

rendah. Hal ini dapat digambarkan dengan diagram perbandingan motivasi belajar

dibawah ini.

57

Diagram 4.6

Diagram Batang Perbandingan Motivasi Belajar

Dari diagram tersebut dapat dilihat bahwa motivasi belajar yang dimiliki

siswa Kelas V SD Negeri Harjosari 02 Kecamatan Bawen terdapat peningkatan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan model Problem Based

Learning pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dapat meningkatkan

motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri Harjosari 02 Kecamatan Bawen

Kabupaten Semarang tahun ajaran 2013-2014.

4.2.2. Hasil Belajar

Berdasarkan hasil tindakan kelas yang telah dilaksanakan dapat diketahui

bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

Alam (IPA) melalui model Problem Based Learning bagi siswa kelas V SD

Negeri Harjosari 02 Bawen pada semester II tahun ajaran 2013-2014.

Keberhasilan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

0 5

10 15 20 25 30 35

Motivasi Tinggi Motivasi Sedang

Motivasi Rendah

Siklus I 23 14 0

Siklus II 33 6 0

Fre

kue

nsi

Perbandingan Motivasi Belajar Siswa Kelas V

SD Negeri Harjosari 02 Kecamatan Bawen

58

Perbandingan Hasil Belajar IPA

Kelas V SD Negeri Harjosari 02 Bawen

Semester II Tahun Ajaran 2013-2014

Tabel 4.11

Ketuntasan

Belajar

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Jumlah

Siswa

Presentase

(%)

Jumlah

Siswa

Presentase

(%)

Jumlah

Siwa

Presentase

(%)

Tuntas 14 36 26 70 36 92

Tidak

Tuntas

25 64 11 30 3 8

Jumlah 39 100 37 100 39 100

Dari tabel diatas dapat dilihat peningkatan hasil ketuntasan belajar siswa

pada mata pelajaran IPA. Sebelum dilakukan tindakan hanya terdapat 14 siswa

atau 36% siswa yang tuntas, sedangkan 25 siswa atau 64% siswa tidak tuntas.

Pada pelaksanaan siklus I ada kenaikan, siswa yang tidak tuntas menjadi 11 siswa

atau 30% siswa, siswa yang telah melampaui batas ketuntasan belajar (KKM=70)

ada 26 siswa atau 70%. Sedangkan pada siklus II hampir semua siswa

mendapatkan nilai yang melampaui KKM, 36 siswa atau 92% siswa tuntas dan 3

siswa atau 8% siswa tidak tuntas. Ketuntasan belajar siswa kelas V SD Negeri

Harjosari 02 Bawen pada mata pelajaran IPA meningkat setiap siklusnya. Data

tabel diatas dapat dilihat pada diagram

59

Diagram 4.7

Diagram Perbandingan Hasil Belajar

Dari diageram diatas dapat disimpulkan bahawa ketuntasan belajar siswa

kelas V SD Negeri Harjosari 02 Bawen mengalami peningkatan setiap siklusnya.

Dengan demikian penerapan model Problem Based Learning dapat meningkatkan

hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Harjosari 02 Kecamatan Bawen Kabupaten

Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014 pada mata pelajaran Ilmu

Pengatahuan Alam.

4.2.3. Observasi Problem Based Learning

Setelah melakukan observasi terhadap penerapan model Problem Based

Learning pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Pelaksanaan observasi

dilakukan pada siklus I dan siklus II, perbandingan hasil observasi penerapan

model PBL dapat dilihat pada tabel perbandingan Observasi Implementasi Model

Problem Based Learning berikut:

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Pra

Siklus

Siklus I Siklus II

Tidak Tuntas 25 11 3

Tuntas 14 26 36

Fre

ku

ensi

Perbandingan Hasil Belajar IPA

Kelas V SD Negeri Harjosari 02 Bawen

Semester II Tahun Ajaran 2013-2014

60

Hasil Perbandingan Observasi Penerapan

Model Problem Based Learning

Tabel 4.12

Siklus/Pertemuan Jumlah Poin Rata-rata

Implementasi Kategori

Siklus I Pertemuan 1 44 2,94 Baik

Siklus I Pertemuan 2 47 3,14 Sangat Baik

Siklus I Pertemuan 1 Tes Evaluasi Siklus I

Siklus II Pertemuan 1 50 3,34 Sangat Baik

Siklus II Pertemuan 2 53 3,54 Sangat Baik

Siklus II Pertemuan 3 Tes Evaluasi Siklus II

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa penerapan model PBL

yang dilakukan guru kelas mengalami kenaikan setiap pertemuannya. Berikut

adalah diagram perbandingan observasi siklus I dan siklus II model PBL:

Diagram 4.8

Diagram Observasi Penerapan Problem Based Learning

Dengan demikian dapat disimpulkan guru telah melakukan tahapan-

tahapan model Problem based Learning dengan sangat baik.

0

10

20

30

40

50

60

Siklus I Pertemu

an 1

Siklus I Pertemu

an 2

Siklus II Pertemu

an 1

Siklus II Pertemu

an 2

Rata-rata Implementasi 2.94 3.14 3.34 3.54

Jumlah Poin 44 47 50 53

Fre

kue

nsi

Diagram Observasi Penerapan Model Problem Based

Learning

SD Negeri Harjosari 02

61

4.3. Pembahasan

Keadaan awal sebelum dilakukan tindakan. Dalam proses kegiatan belajar

mengajar guru masih aktif menjelaskan sedangkan siswa masih pasif dan hanya

sebagai pendengar saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Tidak aktifnya

siswa menimbulkan motivasi belajar siswa yang rendah dan motivasi tersebut

mempengaruhi hasil belajar yang siswa capai. Kegiatan yang dilakukan siswa

juga monoton dengan mengerjakan buku paket dan LKS saja. Ketika

menerangkan guru lebih banyak ceramah. Setiap akhir bab pelajaran guru

mengadakan evaluasi untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa. Hasil evaluasi

yang diperoleh siswa terdapat 14 siswa yang tuntas (KKM=70) dan 25 siswa yang

tidak tuntas. Hal ini membuktikan bahwa hasil belajar IPA siswa SD Negeri

Harjosari 02 Bawen masih rendah dikarenakan motivasi untuk belajar juga masih

rendah. Oleh karena itu peneliti menyusun langkah-langkah untuk meningkatkan

motivasi belajar agar hasil belajar siswa lebih baik dengan menggunakan model

Problem Based Learning.

Peneliti melakukan observasi penerapan model Problem Based Learning

untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Penerapan model belajar

Problem Based Learning menunjukan adanya peningkatan motivasi belajar dan

hasil belajar. Pada siklus I siswa dibagikan angket motivasi belajar, dari angket

tersebut diketahui bahwa siswa yang memiliki motivasi tinggi sebanyak 23 siswa

dan 14 siswa memiliki motivasi sedang. Hasil belajar siklus I juga mengalami

kenaikan, siswa yang tuntas 26 siswa dan siswa yang tidak tuntas 11 siswa.

Siklus II dengan menggunakan model Problem Based Learning, semakin

menunjukan peningktan. Pertemuan terakhir siklus II siswa dibagikan

angketmotivasi belajar, dari angket tersebut diketahui sebanyak 33 siswa sudah

memiliki motivasi belajar tinggi dan 6 siswa masih memiliki motivasi belajar

sedang. Hasil belajar siklus II menunjukan peningkatan, hanya ada 3 siswa yang

tidak tuntas dan 36 siswa yang tuntas.

Kelemahan dari model pembelajaran Problem Based Learning adalah

ketika siswa tersebut tidak aktif makan siswa tersebut akan mengalami

kecendrungan tidak dapat mengikuti pelajaran dengan model Problem Based

62

Learning. Siswa yang tidak aktif cendrung menarik diri dari kelompok sehingga

motivasi belajar juga ikut menurun. Kelebihan dari model pembelajaran Problem

Based Learning ini adalah guru bukan sebagai satu-satunya sumber pengetahuan

siswa, tapi siswa lebih mencari pengetahuan dengan berbagai sarana belajar,

sebagai contoh buku, eksperimen, internet, dan sebagainya. Dengan begitu siswa

dituntut aktif dalam model pembelajaran Problem Based Learning. Dengan

belajar dari pengalaman siswa diharapkan dapat mengingat apa yang telah

dipeljari.

Dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning

motivasi siswa dapat naik sehingga juga hasil belajar juga naik. Kenaikan

presentase siswa yang mendapatkan nilai KKM atau lebih dari KKM terjadi

peningkatannya pada setiap siklus, ddapat dilihat pada uraian diatas. Hasil

penelitian yang peneliti laksanakan hampir sama dengan penelitian yang

dilakukan oleh Frizta Wahyu Pety (2013) “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar

IPA Tentang Sumber Daya Alammelalui model Problem Based Learning Siswa

Kelas 4 SDN 6 Depok Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan Semester II

tahun2012/2013”. Penelitian yang dilakukan oleh Fritza Wahyu Pety dengan

menggunakan model Problem Based Learning, hasil belajar siklus I dan siklus II

dapat meningkat.

Angga Adi Wicaksana telah melakukan penelitian tentang model

pembelajaran dapat mempengaruhi motivasi dan hasil belajar siswa. Penelitian

yang telah dilakukan Angga Adi Wicaksana membuktikan bahwa penerapan

model pembelajaran telah menaikan nilai rata-rata motivasi belajar dan nilai rata-

rata kelas.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa model Problem Based

Learning dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa kelas V SD

Negeri Harjosari 02 Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang semester II tahun

pelajaran 2013/2014 pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.