bab iv hasil penelitian dan...
TRANSCRIPT
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Tindakan
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas 5 SD Negeri Kutowinangun 04
Kecamatan Tingkir Salatiga, pada Mata Pelajaran IPA dengan materi pokok
Struktur Tanah dengan menggunakan metode Inquiry, siswa kelas 5 ini
berjumlahkan 38 siswa.
4.1.1 Kondisi Awal
Hasil belajar siswa kelas 5 SD Negeri Kutowinangun 04 Kecamatan Tingkir
Salatiga sebelum diadakan tindakan masih banyak siswa yang hasil belajarnya
belum tuntas. Dari 38 siswa yang tuntas pada mata pelajaran IPA hanya 65,78%
dan yang belum tuntas 34,22% dengan nilai tertinggi 90 dah nilai terrendah 55dan
mempunyai rata-rata kelas 70,26.
4.1.2 Pelakasanaan Siklus 1
1) Perencanaan
Setelah diperoleh data pada Pra Siklus, maka penulis melakukan diskusi
dengan guru kelas 5 mengenai tingkat pemahaman siswa yang kemudian
dilanjutkan melaksanakan Siklus I. Sebelum mengajar pada pertemuan pertama,
maka penulis menyiapkan perlengkapan yang nantinya digunakan pada saat
mengajar. Perlengkapan tersebut, a) menyusun rencana pembelajaran dengan
menerapkan metode inquiryy dengan topik bahasan susunan dan jenis-jenis tanah.
b) menyiapkan media yang digunakan yaitu berupa gelas aqua bekas, air, tanah
vulkanik, tanah gambut, tanah humus, tanah berpasir, tanah liat. c) menyiapkan
tes evaluasi pada akhir pembelajaran. d) Lembar observasi kegiatan belajar
mengajar guru dan siswa dalam pembelajaran.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan siklus 1 ini dilakukan dengan 3 kali pertemuan, peneltian ini
dilakukan di SD Kutowiangun 04 Kecamatan Tingkir Salatiga, dengan
42
menyesuaikan jadwal yang sudah ada di SD, penelitian ini dilakukan oleh peneliti
dan dibantu oleh guru kelas sebagai pengamat atau observer. Penelitian tindakan
kelas ini dilakukan 3 kali pertemuan, untuk pertama dan pertemuan ke dua
dilakukan untuk pemberian materi dan melakukan pembelajaran sesuai dengan
metode inquiry.
Pada pertemuan pertama ini dilakukan pada hari Selasa tanggal 18 Maret 2013
di kelas 5 jam ke 5-6 dengan durasi 35 menit x dua jam pelajaran. Penulis
mengajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan Kompetensi Dasar
mengidentifikasi jenis-jenis tanah, dengan indikator Menjelaskan pengertian
tanah, Mengidentifikasi susunan tanah, Menyebutkan jenis-jenis tanah,
Menyebutkan ciri-ciri dari jenis-jenis tanah.
Langkah – langkah pelaksanaan pembelajaran pada Kegiatan awal diantaranya
adalah a). Salam pembuka, absensi, menanyakan kesiapan belajar pada anak,
apersepsi dan motivasi dengan bertanya kepada anak “Siapa diantara kalian yang
belum pernah bermain tanah?”, “Apakah itu tanah?”, guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang ingin disampaikan.
Kegiatan selanjutnya yaitu kegiatan Inti 1.Eksplorasi:Guru menyampaikan
peta konsep materi tentang susunan dan jenis-jenis tanah. Guru bertanya jawab
kepada siswa tentang jenis-jenis tanah yang diketahui siswa. Guru menunjukkan
dan menjelaskan alat peraga yang berupa susunan lapisan tanah. Melului alat
peraga yang ditampilkan oleh guru, guru dan siswa bertanya jawab tentang
susunan lapisan tanah. Kegiatan Inti 2. Elaborasi:Siswadibagi menjadi beberapa
kelompok yang terdiri atas 4-5 siswa pada setiap kelompok Siswa dibimbing
mengidentifikasikan masalah yang dituliskan di papan tulis. Siswa dibagi menjadi
beberapa kelompok, yang terdiri dari 4-5 siswa pada setiap kelompoknya.Siswa
dibimbing dalam menentukan hipotesis yang relevan dengan permasalahan dan
memprioritaskan hipotesis mana yang menjadi prioritas penyelidik.Siswa
dibimbing dalam mengurutkan langkah-langkah percobaan.Siswa mendapatkan
informasi melalui percoabaan. Siswa diberi kesempatan pada tiap kelompok untuk
menyajikan hasil pengolahan data yang terkumpul. Siswa diminta untuk membuat
kesipulan dan membacakan di depan kelas. Kegiatan inti 3.Konfirmasi:Guru
43
bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa. Guru bersama siswa
bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan
penyimpulan.
Kegiatan pada penutup adalah Melakukan refleksi apakah kegiatan
pembelajarannya menyenangkan atau tidak, dan menyampaiakan pembelajaran
untuk pertemuan berikutnya. Pada saat pembelajaran Siklus I pertemuan pertama
berlangsung, peneliti meminta bantuan kepada Observer (guru kelas 5) untuk
mengamati atau merekam jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pelajaran
dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Item pernyataan
pada lembar observasi sejumlah 18 item dengan berdasar pada aspek penerapan
metode inquiry.
Hasil dari lembar observasi tersebut (data terlampir) yang menjadi
kelemahan atau kekurangan dalam pertemuan pertama diantaranya adalah
kurangnya guru menghadirkan benda nyata dalam proses pembelajaran, belum
optimalnya siswa dalam mengutarakan pendapat secara lisan, kurangnya siswa
memberikan contoh materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari secara lisan,
belum optimalnya siswa mengetahui akan manfaat pembelajaran, belum
munculnya 3 siswa menyimpulkan hasil belajar yang telah dipelajari secara lisan,
sedangkan yang menjadi keberhasilan dalam pertemuan pertama diantaranya
adalah dalam proses pembelajaran guru sudah melakukan tanya jawab secara
lisan, guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari,
pemberian masukan oleh guru terhadap hasil jawaban siswa.
Setelah memperhatikan kekurangan tersebut, maka penulis dalam pertemuan
berikutnya merancang tindakan guna perbaikan sebelumnya. Kegiatan tersebut
diantaranya adalah guru menambah media pembelajaran dengan menghadirkan
benda nyata dalam proses pembelajaran, menunjuk siswa untuk memberikan
contoh materi yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dan menyampaikan
pendapat mengenai materi tersebut, guru memberikan pertanyaan kepada siswa
mengenai manfaat mempelajari materi tersebut dengan memberikan contoh,
meminta siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Upaya tersebut
yang menjadi perbaikan untuk dilaksanakan pada pertemuan ke dua.
44
Berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan pertama Siklus
I, maka peneliti merefleksi kekurangan dalam pembelajaran, dimana kekurangan
tersebut akan diperbaiki dalam pertemuan berikutnya. Hasil dari refleksi tersebut,
diantaranya adalah guru harus menambah media benda nyata ke dalam
pembelajaran agar pemahaman siswa menjadi lebih meningkat, guru harus lebih
memberikan berbagai contoh seputar kehidupan sehari-hari agar siswa berani
menyampaikan pendapat dan juga dapat memberikan contoh materi pembelajaran,
sehingga siswa menjadi mengerti akan manfaat mempelajari materi tersebut.
Pada pertemuan kedua merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama,
sebelum pelaksanaan pertemuan kedua, maka peneliti terlebih dahulu
merencanakan segala sesuatu yang nantinya digunakan dalam pertemuan kedua.
Perencanakan tersebut diantaranya adalah mendiskusikan bersama observer untuk
menentukan waktu pelaksanaan pertemuan ke dua, membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran, merancang kegiatan belajar yang lebih baik, dan membuat lembar
observasi atau lembar pengamatan.
Pada pertemuan kedua dilakukan pada 21Maret 2013 peneliti melanjutkan
materi pada pertemuan pertama yaitu mengajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam, dengan Kompetensi Dasar yang sama. Langkah – langkah pelaksanaan
pembelajaran pada Kegiatan awal diantaranya adalah dengan mengulang
pembelajaran yang lalu, misalnya meminta siswa untuk menjelaskan “apakah
tanah itu”?
Pada Kegiatan awal: a) Salam pembuka, Absensi, Menanyakan kesiapan
belajar pada anak., Apersepsi dan motivasi dengan bertanya, “Apa warna tanah
yang pernah kalian lihat?”, Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin
disampaikan.
Pada kegiatan inti ini 1. Eksplorasi: Guru menyampaikan garis besar materi
yang akan diajarkan. Guru meminta siswa duduk berkelompok sesuai dengan
kelompok sebelumnya. 2. Elaborasi: Guru memberikan lembar kerja siswa dan
masalah yang harus dipecahkan yaitu mengidentifikasi jenis-jenis tanah dan
menyebutkan ciri-ciri dari masing-masing tanah. Guru menjelaskan konsep atau
prinsip yang dikemukakan dengan jelas yaitu tentang jenis-jenis tanah yaitu dari
45
member nama pada jenis tanah, dan menyebutkan ciri-cirinya. Guru memfasilitasi
alat-alat yang diperlukan untuk penemuan berupa jenis-jenis tanah. Guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi melakukan penemuan.
Guru mengamati kegiatan penemuan dan membantu analisis dengan pertanyaan
dengan mengarah pada proses penemuan. Guru memuji siswa yang aktif dalam
proses penemuan. Kegiatan inti yang ke 3, Konfirmasi: Guru meminta tiap
kelompok mempresentasikan hasil diskusi ke depan kelas.Guru bertanya jawab
tentang hal-hal yang belum diketahui siswa. Guru bersama siswa bertanya jawab
meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.
Selama penulis mengajar, observer merekam jalannya pembelajaran melalui
lembar observasi yang telah disediakan. Dari hasil observasi tersebut dapat
diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran
berlangsung. Dari lembar observasi tersebut didapat hasil (data terlampir)
diantaranya adalah kurangnya pemberian masukan oleh guru terhadap hasil
jawaban siswa, minimal 5 siswa mengikuti perintah guru dalam pembelajaran,
minimal 3 siswa kurang aktif pada saat praktikum, sedangkan yang menjadi
keberhasilan pada pertemuan kedua diantaranya adalah siswa berani
menyebutkan masalah atau kendala dari materi pelajaran, siswa mengetahui
tindak lanjut dari masalah belajarnya sendiri, dan siswa berani mengutarakan
pendapat secara lisan.
Dari kekurangan tersebut maka peneliti merencanakan suatu kegiatan belajar
sebagai upaya mengatasi kendala selama proses belajar mengajar. Kegiatan
tersebut diantaranya adalah dari setiap pembelajaran guru memberikan masukan
dari hasil jawaban siswa. Upaya tersebut yang selanjutnya akan dilaksanakan pada
pertemuan ke III.
Dari hasil observasi tersebut, maka peneliti merefleksi kegiatan pembelajaran
pada pertemuan ke dua. Hasil refleksi tersebut diantaranya adalah guru harus
memberikan masukkan terhadap hasil jawaban siswa agar siswa mengetahui
dimana letak kesalahannya, siswa memperagakan materi pembelajaran didepan
kelas agar siswa lebih mengerti akan materi yang sedang dipelajari.
46
Pertemuan ketiga dilaksankan pada hari Sabtu tanggal 22 Maret 2013.
Pada pertemuan ini hal yang dilakukan adalah mengulang kembali materi yang
telah dipelajari pada pertemuan pertama dan kedua. Setelah itu yaitu pemberian
soal evaluasi dan setelah selesai mengerjakan siswa diajak mengoreksi bersama.
Setelah hasil siklus pertama diketahui, terlihat siswa yang sudah tuntas dan yang
belum tuntas, dimana siswa yang belum tuntas dilakukan remidial yaitu dengan
tanya jawab materi yang telah dipelajari.
3. Hasil Tindakan
Dari evaluasi yang dilakukakan dipertemuan ke tiga siklus pertama kelas 5
dengan pokok pembahasan susunan dan jenis-jenis tanah , hasil tindakan bahwa
didapati hasil sebagai berikut.
Tabel 12
Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri Kutowinangun 04
Kecamatan Tingkir Salatiga Siklus 1
No Ketuntasan Nilai Frekuensi Persentase
1 Tuntas ≥ 65 31 81,57%
2 Tidak Tuntas ≤ 65 7 19,43%
Jumlah 38 100%
Nilai Maksimum 95
Nilai Minimum 60
Nilai Rata-rata 76,44
Setelah melihat hasil belajar IPA pada siklus 1, rata-rata nilai siswa kelas 5
dengan berjumlah 38 anak, mengalami peningkatan yaitu 81,57% dengan jumlah
siswa 31 anak yang sebelumnya ada 25 anak dibandingkan nilai rata-rata pra
siklus yaitu 65,78%. Jadi pada siklus 1 siswa sudah mengalami peningkatan nilai
dan manamabah jumlah siswa yang tuntas. Untuk anak yang tidak tuntas
berjumlahkan 7 anak dengan persentase 19,42% hal ini ditunjukan dengan nilai
tertinggi pada siklus 1 sudah mencapai nilai maksimum 95 dan terendah 60.
Perolehan hasil belajar IPA kelas 5 dengan metode inquiry di SD Negeri
47
Kutowinangun 04 mengalami peningkatan jumlah siswa yang sudah mencapai
nilai KKM ≥ 65. Hasil belajar pada siklus 1 dapat disajikan dalam bentuk diagram
di bawah ini.
Gambar 2
Diagram Ketuntasan Kelas 5 sikulus 1
Dengan melihat gambar diagram di atas didapati bahwa siswa yang tuntas
pada siklus 1 mencapai 81,57% dengan jumlah siswa 31 anak, sedangkan siswa
yang belum tuntas sebanyak 19,43% dengan jumlah siswa 7 anak. Hal ini terlihat
bahwa ketuntasan hasil belajar siswa meningkat dibandingkan hasil belajar pada
pra siklus.Dilihat dari nilai yang diperoleh dari hasil evaluasi siklus 1, hasil
belajar siswa kelas 5 SD Negeri Kutowinangun 04 Kecamatan Tingkir Salatiga
telah mengalami ketuntasan, dengan didapati jumlah ketuntasan melebihi
indikator keberhasilan. Indikator keberhasilan siswa yang sudah ditentukan pada
penelitian adalah peneliti menganggap berhasil apabila dari 38 siswa yang tuntas
mencapai 80% atau siswa yang tuntas lebih dari 30 anak dari siswa di dalam
kelas. Dari data di atas dapat diperoleh bahwa siswa yang tuntas pada siklus 1
sudah lebih dari 30 siswa, oleh karena itu penelitian dilanjutkan dengan
mempersiapkan siklus 2 guna untuk mengukur tingkat ketuntasan siswa dengan
materi yang berbeda dan metode yang sama.
19,43%
81,57%
Tuntas
Tidak Tuntas
48
4) Hasil Observasi
Pada pertemuan siklus 1 kegiatan guru dalam pembelajaran menggunakan
metode inquiry di amati observer. Di sini pihak yang melakukan observasi dibantu
oleh guru kelas 5 sendiri sendangkan yang mengajar adalah peneliti.Pengamatan
yang dilakukan menggunakan lembar observasi kegiatan guru dalam menerapakan
penggunaan metode inquiry dalam pembelajaran IPA.Berikut tersaji pada tabel di
bawah ini.
Tabel 13
Rekap Hasil Observasi Guru Siklus I
No Indikator Pertemuan
1 2
1 Guru menyiapkan alat dan bahan pembelajaran yang akan
digunakan.
3 3
2 Guru menyampaikan salam. 3 3
3 Guru mengabsensi siswa. 3 3
4 Guru melakukan motivasi dan apersepsi kepada siswa. 3 4
5 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
disampaikan.
2 3
6 Guru menyajikan materi sebagai pengantar. 4 4
7 Guru memberi pertanyaan kepada siswa seputar materi. 3 4
8 Guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil (satu
kelompok 5-6 siswa).
3 4
9 Guru memberikan lembar kerja dan alat peraga yang diperlukan
siswa.
3 3
10 Guru menjelaskan masalah yang harus dipecahkan. 3 4
11 Guru memfasilitasi alat yang akan digunakan untuk melakukan
percobaan.
2 3
12 Guru memberikan penjelasan tentang langkah-langkah
percobaan.
3 3
13 Guru mengamati kegiatan penemuan dan membantu
menganalisis dengan pertanyaan dengan mengarah proses
penemuan.
3 4
14 Guru meminta perwakilan tiap kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas
3 4
15 Guru bertanya tentang materi yang belum dipahami. 3 4
16 Guru memberi kesimpulan tentang materi dengan melibatkan
siswa.
3 3
17 Guru memberi penguatan atas materi yang telah dibahas. 3 3
18 Guru menanyakan refleksi pembelajaran yang telah dilakukan. 3 4
Jumlah 53 63
49
Tabel 14
Hasil Penilaian Kegiatan Guru dalam Pembelajaran Menggunakan
Metode Inquiry Siklus 1
Pertemuan Materi Total Skor Nilai Persentase Kategori
Siklus 1
Pertemuan 1
Susunan
Tanah
53 73,61% Baik
Siklus 1
Pertemuan 2
Jenis-jenis
Tanah
63 87,5% Baik
Pada pertemuan pertama dengan materi susunan Tanah jumlah skor yang
diperoleh adalah 51 dengan persentase sebanyak 75%.Secara umum pembelajaran
pada siklul 1 kurang maksimal.Pada pertemuan pertama difokuskan pada kegiatan
eksplorasi karena pada siklus 1 pembelajarannya dibagi menjadi ke dalam tiga
tahap, pertemuan pertama difokuskan pada kegiatan eksplorasi, pertemuan kedua
elaborasi, dan pertemuan ke tiga evaluasi.Pada petemuan ini kegiatan guru
memperoleh catatan dari observer yaitu di dalam pembentukan kelompok siswa
seharusnya dibagi secara hitrogen dimana siswa yang kurang pintar bisa terbantu
oleh temannya yang pintar sehingga di dalam kerja kelompok ada teman
sejawatnya yang bisa saling membantu. Sehingga adanya kesimbangan antar
kelompok dalam mengerjakan tugas dari guru, dan siswa akan lebih aktif dalam
pembelajaran. Selama pembelajaran siswa masih ada yang ribut sendiri karena
mereka masih ingin pembelajaran berlangsung, hal ini disebabkan rasa ingin tahu
siswa yang tinggi.
Pada pertemuan kedua siklus 1 kegiatan guru dalam pembelajaran
menggunakan metode inquiry dari hasil pengamatan observer mendapat skor 63
dengan persentase 87,5%. Pada saat pertemuan ini sudah mengalami kemajuan,
dalam catatan observer dalam melakukan tanya jawab mereka cenderung lebih
aktif, karena pada saat sesi Tanya jawab peneliti memberikan skor atau bintang
bagi yang menjawab dengan benar, sehingga mereka merasa termotivasi.
50
Obeserver bukan hanya menilai guru saja di dalam mengajar, tetapi
observer juga mengamati kegiatan siswa selama mengikuti pembelajaran
menggunakan metode inquiry dengan memberikan penilain, di bawah ini telah
tersaji daftar penilain kegiatan siswa berupa dalam tabel di bawah ini:
Tabel 15
Rekap Hasil Observasi Siswa Siklus I
No Indikator Pertemuan
1 2
1 Siswa menyiapkan buku pelajaran. 3 3
2 Siswa menjawab salam. 3 3
3 Siswa menjawab salam. 3 3
4 Siswa menjawab pertanyaan motivasi dan apersepsi dari guru. 3 4
5 Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan
guru.
3 3
6 Siswa menerima materi yang dijelaskan oleh guru. 3 4
7 Siswa menjawab pertanyaan dari guru. 3 4
8 Siswa melaksanakan perintah guru untuk membentuk kelompok. 3 4
9 Siswa menerima lembar kerja kelompok dan alat peraga yang
diberikan oleh guru.
3 3
10 Siswa berdiskusi dengan kelompoknya menyelesaikan masalah
yang diberikan oleh guru.
3 4
11 Siswa melakukan percobaan dengan menggunakan media yang
sudah disiapka oleh guru
4 3
12 Siswa menjalankan praktek sesuai dengan langkah-langkah yang
diberikan oleh guru
3 3
13 Siswa melakukan penelitian 4 4
14 Salah satu siswa maju ke depan kelas untuk membacakan hasil
percobaannya.
3 4
15 Siswa menjawab pertanyaan guru tentang materi yang belum
dipahami.
3 4
16 Siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. 3 3
17 Siswa mendengarkan penguatan guru tentang materi yang
diberikan
3 3
18 Siswa menjawab pertanyaan dari guru tentang refleksi
pembelajaran yang telah dilakukan.
4 4
Jumlah 57 63
51
Tabel 16
Hasil Penilaian Kegiatan Siswa dalam Pembelajaran Menggunakan
Metode inquiry1
Pertemuan Materi Total Skor Nilai Presentase Kategori
Siklus 1
Pertemuan 1
Susunan
Tanah
57 79,16% Baik
Siklus 1
Pertemuan 2
Jenis-jenis
Tanah
58 80,55% Baik
Pada tabel kegiatan siswa dalam pembelajaran menggunakan metode
inquiry pada pertemuan pertama memperoleh skor 57 dengan nilai presentase
79,16%. Sedangkan pada pertemuan kedua memperoleh skor 58 dengan nilai
persentase 80,55%.
5) Hasil Refleksi
Sebelum melakukan tindakan siklus 2 di adakan refleksi proses
pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus 1. Refleksi ini bertujuan untuk
mendapatkan kritik dan saran dari pengamat dalam pembelajaran yang telah
dilakukan oleh peneliti.Selain itu, refleksi dialakukan untuk mengetahui
kekurangan - kekurangan pada siklus 1, agar pada siklus 2 hasil belajar siswa
mecapai target indikator keberhasilan siswa yang sudah ditentukan. Hasil refleksi
tersebut adalah sebagai beikut:
a. Pertemuan pertama, pembelajaran menggunakan metode inquiry kurang baik.
Karena siswa masih ribut di dalam pembentukan kelompok dan menentukan
siapa yang bertugas sebagai ketua dan sebagai penyaji. Selain itu di dalam
penataan ruang di dalam pembentukan kelompok masih kurang rapi sehingga
apabila di dalam kegiatan memantau kegiatan diskusi siswa sulit untuk
berkeliling dan siswa yang mendapat tempat diskusi paling pojok belakang
masih merasa kebingungan di dalam proses penemuan.
b. Pada pertemuan kedua, kegiatan pembelajaran sudah baik, tetapi belum
maksimal. Sehingga pada pertemuan siklus 2 guru harus seoptimal mungkin
melakukan kegiatan-kegiatan untuk memperbaiki kekurangan pada siklus 1.
52
Ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus1 yaitu 81,57% siswa yang
tuntas menigkat dibandingkan pada ketuntasan hasil belajar siswa sebelum di
adakan tindakan yaitu 65,78%. Nilai rata-rata siswa pra siklus 70,26 meningkat
pada siklus 1 yaitu 76,44. Hasil belajar siswa siklus 1 sudah mencapai indikator
keberhasilan dalam penelitian ini yaitu siswa yang tuntas harus 80% dari jumlah
siswa kelas 5, yaitu 30 siswa yang harus tuntas sedangkan yang tuntas terdapat 31
siswa.
Setelah memperhatikan hasil belajar siswa telah mengalami ketuntasan
sesuai indikator keberhasilan, maka penulis dalam pertemuan berikutnya
merancang tindakan dengan adanya siklus ke 2 guna untuk melihat, hasil belajar
siswa dengan materi yang berbeda dan metode yang sama. Kegiatan tersebut
diantaranya adalah guru menambah media pembelajaran dengan menghadirkan
benda nyata dalam proses pembelajaran, menunjuk siswa untuk memberikan
contoh materi yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dan menyampaikan
pendapat mengenai materi tersebut, guru memberikan pertanyaan kepada siswa
mengenai manfaat mempelajari materi tersebut dengan memberikan contoh,
meminta siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Upaya tersebut
yang menjadi perbaikan untuk dilaksanakan pada pertemuan ke dua.
Berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan pertama Siklus
I, maka peneliti merefleksi kekurangan dalam pembelajaran, dimana kekurangan
tersebut akan diperbaiki dalam pertemuan berikutnya. Hasil dari refleksi tersebut,
diantaranya adalah guru harus menambah media benda nyata ke dalam
pembelajaran agar pemahaman siswa menjadi lebih meningkat, guru harus lebih
memberikan berbagai contoh seputar kehidupan sehari-hari agar siswa berani
menyampaikan pendapat dan juga dapat memberikan contoh materi pembelajaran,
sehingga siswa menjadi mengerti akan manfaat mempelajari materi tersebut.
4.1.3 Pelakasanaan siklus 2
1) Perencanaan
Setelah memperhatikan kekurangan tersebut, maka penulis dalam pertemuan
berikutnya merancang tindakan guna menguji tingkat keberhasilan siswa jika
53
diberi materi yang berbeda tetapi dengan metode yang sama. Kegiatan tersebut
diantaranya adalah guru menambah media pembelajaran dengan menghadirkan
benda nyata dalam proses pembelajaran, menunjuk siswa untuk memberikan
contoh materi yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dan menyampaikan
pendapat mengenai materi tersebut, guru memberikan pertanyaan kepada siswa
mengenai manfaat mempelajari materi tersebut dengan memberikan contoh,
meminta siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Upaya tersebut
yang menjadi perbaikan untuk dilaksanakan pada pertemuan ke dua.
Hasil refleksi siklus 1 merupakan pertimbangan pembelajaran siklus 2.
Tindakan awal perancangan silus 2 yaitu: a) Menyusun rencana pembelajaran
dengan menerapkan metode inquiry.b)Menyiapkan media yang digunakan yaitu
berupa telur rebus, tiruan matahari yang dibuat dari bola kecil. c) Menyiapkan tes
evaluasi pada akhir pembelajaran. d) Lembar observasi kegiatan belajar mengajar
guru dan siswa dalam pembelajaran.
2) Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan siklus 2 dilakukan selama 3 kali pertemuan.Pertemuan
pertama dilaksanakan pada tanggal 25 Maret 2013.Pada pertemuan pertama ini
lebih memfokuskan pada kegiatan eksplorasi dengan menggunakan metode
inquiry. Pembelajaran ini dilakukan dengan langkah-langkah: a) kegiatan awal:
Salam pembuka, absensi, menanyakan kesiapan belajar pada anak, apersepsi dan
motivasi dengan bertanya kepada anak “Dimanakah mahkluk hidup itu tinggal?”,
“Apa saja yang ada di bumi?”, “Menurut kalian, apa bentuk daribumi?”,
menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin disampaikan. b) Kegiatan Inti: 1.
Eksplorasi:Guru menjelaskan peta konsep struktur bumi dan matahari. Guru
menjelaskan tentang proses terjadinya bumi. Guru bertanya jawab tentang struktur
bumi dan matahari. Guru membawa alat peraga tentang lapisan atmosfer dan
tanya jawab tentang lapisan atmosfer. 2. Elaborasi: Siswa dibagi menjadi
beberapa kelompok 4-5 kelompok. Siswa dibimbing mengidentifikasikan masalah
yang dituliskan di papan tulis.Siswa dibimbing dalam menentukan hipotesis yang
relevan dengan permasalahan dan memprioritaskan hipotesis mana yang menjadi
prioritas penyelidik.Siswa dibimbing dalam mengurutkan langkah-langkah
54
percobaan.Setiap kelompok diberikan sebuah telur sebagai alat peraga.Siswa
diminta untuk mengupas telur satu per satu yaitu dari cangkang telur sampai ke
kuning telur.Siswa mendapatkan informasi melalui percoabaan (Siswa tautentang
lapisan bumi yang paling luar itu dinamakan apa dan ciri-cirinya dengan
mengibaratkan cangkang telur sebagai lapisan bumi yang terluar. Begitu juga
lapisan berikutnya yaitu lapisan tengah dan inti.Siswa diberi kesempatan pada tiap
kelompok untuk menyajikan hasil pengolahan data yang terkumpul.Siswa diminta
untuk membuat kesimpulan.3. Konfirmasi:Guru meminta tiap kelompok
mempresentasikan hasil diskusi ke depan kelas.Guru bertanya jawab tentang hal-
hal yang belum diketahui siswa. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan
kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. Sedangkan
pada kegiatan penutup: melakukan refleksi apakah kegiatan pembelajarannya
menyenangkan atau tidak, dan menyampaiakan kegiatan untuk pertemuan
berikutnya.
Pertemuan kedua siklus 2 dilaksanakan pada tanggal 28 Maret 2013.
Kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua ini hampir sama pada pertemuan
pertama. Pada pertemuan pertamasiswa lebih cenderung ke pengenalan walaupun
juga melakukan percobaan yaitu mengetahui struktur bumi dan lapisan atmosfer.
Sedangkan pada pertemuan kedua, siswa melakukan penemuan yaitu membedah
bola yang dibuat menyerupai matahari, sehingga siswa diminta menganilis stuktur
matahari dan menyebutkan ciri-cirinya.
Pertemuan ketiga siklus dilaksankan pada tanggal 29 Maret 2013.Pada
pertemuan ini hal yang dilakukan adalah mengulang kembali materi yang telah
dipelajari pada pertemuan pertama dan kedua.Setelah itu pemberian soal evaluasi
dan ketika selesai mengerjakan siswa diajak mengoreksi bersama. Setelah hasil
silkus pertama diketahui, terlihat siswa yang sudah tuntas dan yang belum tuntas,
dimana siswa yang belum tuntas dilakukan remidial yaitu dengan tanya jawab
materi yang telah dipelajaran.
3) Hasil Tindakan
Hasil tindakan ini dilihat dari hasil evaluasi siswa pada pertemuan siklus 2
dan hasil observasi kegiatan guru dan siswa. Hasil belajar IPA yang dilakukan
55
pada akhir pembelajaran pada siklus 2 pada siswa kelas 5 dengan pokok bahasan
struktur bumi dan mataharitersaji pada tabel di bawah ini.
Tabel 17
Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri Kutowinangun 04
Kecamatam Tingkir Salatiga Siklus 2
No Ketuntasan Nilai Frekuensi Prosentase
1 Tuntas ≥ 65 38 100%
2 Tidak Tuntas ≤ 65 - -
Jumlah 38 100%
Nilai Maksimum 95
Nilai Minimum 70
Nilai Rata-rata 85
Dengan melihat hasil belajar IPA pada siklus 2, rata-rata niai siswa
mengalami peningkatan yaitu 76,44 dibandingkan nilai rata-rata siklus 1 yaitu
70,26. Pada siklus 2 siswa sudah mengalami peningkatan nilai semua siswa tuntas
38 anak.Nilai tertinggi pada siklus 2 sudah mencapai nilai maksimum 95 dan
terendah 70. Perolehan hasil belajar IPA kelas 5 dengan metode inquiry di SD
Negeri Kutowinangun 04 Kecamatan Tingkir Salatiga mengalami peningkatan
jumlah siswa yang sudah mencapai nilai KKM ≥ 65. Hasil belajar pada siklus 2
dapat disajikan dalam bentuk diagram di bawah ini.
Dengan melihat tabel di atas dapat terlihat bahwa siswa mengalami tuntas
pada siklus 2 mencapai 100%. Hal ini terlihat bahwa ketuntasan hasil belajar
siswa meningkat dibandingkan hasil belajar pada pra siklus dan siklus 1.Dengan
ketuntasan hasil belajar yang sudah meningkat pada siklus 2 sudah mencapai
standar indikator keberhasilan siswa yang sudah ditentukan pada
penelitian.Indikator keberhasilan penelitian dianggap berhasil apabila jumlah
ketuntasan siswa lebih dari 80% atau 30 siswa.Dari data di atas dapat diperoleh
bahwa siswa yang tuntas pada siklus 2 sudah mencapai lenih dari 30 siswa dan
dengan jumlah 38 siswa.
4) Hasil Observasi
Pada pertemuan siklus 1 kegiatan guru dalam pembelajaran menggunakan
metode inquiry diamati observer.Di sini pihak yang melakukan observasi di bantu
oleh guru sejawat sendiri sendangkan yang mengajar adalah peneliti. Pengamatan
56
yang dilakukan menggunakan lembar observasi kegiatan guru dalam menerapakan
penggunaan metode inquiry dalam pembelajaran IPA.Berikut tersaji pada tabel di
bawah ini.
Tabel 18
Rekap Hasil Observasi Guru Siklus II
No Indikator Pertemuan
1 2
1 Guru menyiapkan alat dan bahan pembelajaran yang akan
digunakan.
3 4
2 Guru menyampaikan salam. 3 4
3 Guru mengabsensi siswa. 4 4
4 Guru melakukan motivasi dan apersepsi kepada siswa. 4 4
5 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
disampaikan.
4 4
6 Guru menyajikan materi sebagai pengantar. 4 4
7 Guru memberi pertanyaan kepada siswa seputar materi. 3 3
8 Guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil
(satu kelompok 5-6 siswa).
3 4
9 Guru memberikan lembar kerja dan alat peraga yang
diperlukan siswa
3 4
10 Guru menjelaskan masalah yang harus dipecahkan. 3 3
11 Guru memfasilitasi alat yang akan digunakan untuk
melakukan percobaan.
4 4
12 Guru memberikan penjelasan tentang langkah-langkah
percobaan.
3 3
13 Guru mengamati kegiatan penemuan dan membantu
menganalisis dengan pertanyaan dengan mengarah proses
penemuan.
3 4
14 Guru meminta perwakilan tiap kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas
4 4
15 Guru bertanya tentang materi yang belum dipahami. 4 4
16 Guru memberi kesimpulan tentang materi dengan
melibatkan siswa.
4 4
17 Guru memberi penguatan atas materi yang telah dibahas. 4 4
18 Guru menanyakan refleksi pembelajaran yang telah
dilakukan.
4 4
Jumlah 64 69
57
Tabel 19
Hasil Penilaian Kegiatan Guru dalam Pembelajaran Menggunakan
metode inqury Siklus II
Pertemuan Materi Total Skor Nilai Persentase Kriteria
Siklus 2
Pertemuan 1
Struktur
Bumi 64
88,88% Baik
Siklus 2
Pertemuan 2
Struktur
Matahari
69 95,83% Baik
Pada pertemuan pertama dengan materi struktur bumi jumlah skor yang
diperoleh adalah 64 dengan persentase sebanyak 88,88%. Secara umum
pembelajaran pada siklus 2 membaik dibanding dengan siklus 1. Pada siklus 2
juga dilakukan tiga kali pertemuan sama dengan siklus 1. Pada pertemuan 1,
kegiatan guru sudah baik dan di dalam pertemuan pertama ini dalam proses
pengamatan guru membantu menjelaskan kesulitan siswa yang terkadang kebalik
tentang susunan lapisan atmosfer.
Pada pertemuan kedua siklus 2 kegiatan guru dalam pembelajaran
menggunakan metodeinquiry dari hasil pengamatan observer mendapat skor 69
dengan presentase 95,83%. Pada pertemuan ini siswa sudah terbiasa dengan
menggunakan metode inquiry jadi siswa sudah aktif di dalam kegiatan
pembelajaran dan sudah mulai aktif bertanya.
Selian kegiatan guru dalam mengajar, kegiatan siswa juga dinilai oleh
observer. Hasil penilaian kegiatan siswa selama mengikuti pembelajaran
menggunakan metode inquiry pada siklus 2 tersaji dalam tabel di bawah ini.
58
Tabel 20
Rekap Hasil Observasi Siswa Siklus II
No Indikator Pertemuan
1 2
1 Siswa menyiapkan buku pelajaran. 3 4
2 Siswa menjawab salam. 3 4
3 Siswa menjawab salam. 3 4
4 Siswa menjawab pertanyaan motivasi dan apersepsi dari
guru.
3 4
5 Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang
disampaikan guru.
3 3
6 Siswa menerima materi yang dijelaskan oleh guru. 4 4
7 Siswa menjawab pertanyaan dari guru. 4 4
8 Siswa melaksanakan perintah guru untuk membentuk
kelompok.
3 4
9 Siswa menerima lembar kerja kelompok dan alat peraga
yang diberikan oleh guru.
3 3
10 Siswa berdiskusi dengan kelompoknya menyelesaikan
masalah yang diberikan oleh guru.
4 4
11 Siswa melakukan percobaan dengan menggunakan media
yang sudah disiapka oleh guru
4 3
12 Siswa menjalankan praktek sesuai dengan langkah-langkah
yang diberikan oleh guru
3 3
13 Siswa melakukan penelitian 4 4
14 Salah satu siswa maju ke depan kelas untuk membacakan
hasil percobaannya.
4 4
15 Siswa menjawab pertanyaan guru tentang materi yang
belum dipahami.
4 4
16 Siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. 4 4
17 Siswa mendengarkan penguatan guru tentang materi yang
diberikan
4 4
18 Siswa menjawab pertanyaan dari guru tentang refleksi
pembelajaran yang telah dilakukan.
4 4
Jumlah 59 66
59
Tabel 21
Hasil Penilaian Kegiatan Siswa dalam Pembelajaran Menggunakan
Metode Inquiry
Pertemuan Materi Total Skor Nilai Presentase Kategori
Siklus 2 Pertemuan 1 Struktur Bumi 59 81,94% Baik
Siklus 2 Pertemuan 2 Struktur Matahari 66 91,66% Baik
Pada tabel kegiatan siswa dalam pembelajaran menggunakan inquiry pada
pertemuan pertama memperoleh skor 59 dengan nilai prosentase 81,94%.
Sedangkan pada pertemuan kedua memperoleh skor 66 dengan nilai persentase
91,66%.
4.2 Hasil Analisis Data
Data yang diperoleh dari pengamatan dalam penelitian kelas 5 dengan mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan metode Inquiry, meliputi hasil
pembelajaran dan kegiatan pembelajaran siklus 1 dan siklus 2 yang dinilai dengan
pengisian lembar observasi pada saat pembelajaran berlangsung.
4.2.1 Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 di SD Kutowinangun 04
Kecamatan Tingkir Salatiga
Hasil belajar siswa kelas 5 SD Negeri Kutowinangun 04 Kecamatan
Tingkir Salatiga pada pelajaran IPA diperoleh data seperti pada tabel di bawah ini.
Tabel 22
Perbandingan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD NegeriKutowinangun 04
Kecamatan Tingkir Salatiga Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2 No Ketuntasan Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
Frekuensi Prosentase Frekuensi Prosentase Frekuensi Prosentase
1 Tuntas 25 65,78% 31 81,57% 38 100%
2 Tidak
Tuntas
13 34,12% 7 19,43% - -
Jumlah 38 100% 38 100% 38 100%
Nilai
Maksiimum
90 95 95
Nilai Minimum 55 60 70
Nilai Rata-rata 70,26 76,44 100%
60
Dari tabel dapat dilihat bahwa ada kenaikan hasil belajar IPA pada siswa kelas 5
dari pra siklus sampai siklus 2. Nilai siswa yang sudah mencapai KKM ≥65 pada
pra siklus sebanyak 25 siswa , nilai rata-rata dari pra siklus 70,26 dengan nilai
tertinggi 90 dan terendah 55. Hasil belajar siswa meningkat pada siklus 1
sebanyak 31 siswa yaitu nilai rata-rata 76,44 dengan nilai tertinggi 95 dan
terendah 60. Hasil belajar siswa meningkat lagi pada siklus 2 sebanyak 38 siswa
dengan nilai rata-rata 85, nilai tertinggi 95 dan terendah 70. Berikut tersaji dalam
diagram batang sebagai berikut.
Gambar 3
Tabel Perbandingan Hasil Belajar Siswa Kelas 5 SD Negeri Kutowinangun
04 Kecamatan Tingkir Salatiga Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2.
Dengan melihat diagram diatas dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa
mengalami peningkatan dari pra siklus ke siklus1 dan sampai siklus 2. Hal ini
terlihat dari diagram pra siklus siswa yang tuntas sebanyak 25 siswa dan yang
tidak tuntas sebanyak 13 siswa. Pada siklus 1 meningkat menjadi 31 siswa yang
tuntas dan 8 siswa yang tidak tuntas.Sedakan pada siklus 2 siswa mengalami
peningkatan lagi yaitu sebanyak 38 siswa yang tuntas.
13 7
38
25 31
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
Tabel Ketuntasan Pra Siklus, Siklus 1, Siklus 2
Series1 Series2
61
4.2.2 Hasil Penilaian Kegiatan Guru dalam Menggunakan Metode inquiry
Setelah dilakukan pengamatan oleh observer dalam kegiatan guru dalam
mengajar menggunakan metode inquiry diperoleh data dalam tabel dan gambar di
bawah ini.
Tabel 23
Perbandingan Kegiatan Guru Mengajar Menggunakan Metode inquiry
Siklus 1 dan Siklus 2
Kegiatan Mengajar Nilai Persentase
Siklus 1 pertemuan 1 73,61%
Siklus 2 pertemuan 2 87,5%
Siklus 2 pertemuan 1 88,88%
Siklus 2 pertemuan 2 95,83%
Dengan melihat data diatas dalam kegiatan mengajar guru dengan
menggunakan metode inquiry mengalami peningkatan dalam proses mengajarnya.
Pada siklus 1 pertemuan 1 hasil penilaiannya dilihat dalam persentase yaitu
73,61% meningkat pada pertemuan 2 yaitu 87,5%. Pada siklus 2 kegiatan
mengajar guru meningkat lagi dari pertemuan pertama 88,88% dan pada
pertemuan 2 meningkat lagi menjadi 95,83%.
4.3 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitan diatas, maka dapat diketahui bahwa kegiatan
pembelajarn siswa kelas 5 di SD Negeri Kutowinangun 04 Kecamatan Tingkir
Salatiga, terlihat ada peningkatan hasil belajar IPA setelah menggunakan metode
Inquiry. Peningkatan hasil belajar IPA ini disebabkan pembelajaran yang sesuai
dengan rencana pembelajaran yang diharapkan. Pada observasi awal yang telah
dilakukan peneliti, terlihat bahwa siswa masih kurang aktif dalam mengikuti
pembelajaran, siswa hanya terlihat pasif dan tidak tertarik mengikuti
pembelajaran.
Upaya perbaikan pembelajaran dikelas dilakukan agar hasil belajar IPA
meningkat. Upaya tersebut dengan cara menerapkan metode inquiry selama
62
penelitian dilakukan. Dapat terlihat bahwa hasil belajar juga IPA meningkat yaitu
dari pra siklus ke siklus I kemudian siklus I ke siklus II, dimana prestasi belajar
pada siklus II telah mencapai ketuntasan hingga 80% sehingga dapat dikatakan
tuntas. Hasil belajar IPA membuktikan bahwa dengan penerapan penggunaan
metode Inquiry dapat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran IPA
khususnya pada materi struktur tanah. Peningkatan hasil belajar IPA pada pra
siklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat secara lebih jelas pada tabel 4.8
Tabel 24
Rekapitulasi Kenaikan Nilai Siswa Kelas IV SD Negeri Kutowinangun
04 Kecamatan Tingkir Salatiga Pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus
II Mata Pelajaran IPA
No Kondisi Jumlah Siswa Belum
Tuntas
Jumlah Siswa Yang
Tuntas
1 Pra Siklus 13 25
2 Siklus I 7 31
3 Siklus II - 38
Dari tabel 18 terlihat ada peningkatan yang cukup signifikan dam setiap
pemberian tindakan menggunakan metode inquiry, dalam setiap kondisi siswa
yang tuntas selalu meningkat.
Berdasarkan pengamatan pada seluruh rangkaian proses penelitian ini,
membuktikan bahwa dengan menerapkan metode Inquiry pada pokok bahasan
struktur tanah dapat meningkatkan hasil belajar IPA. Hal ini sejalan dengan yang
penelitian-penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Anjar (2009) dan Rokmat
(2009) yang menyatakan bahwa dengan menggunakan metode Inquiry dapat
meningkatkan hasil belajar IPA
Menggunakan Metode Inquiry di dalam kegiatan belajar mengajar dapat
membuat siswa lebih aktif di dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak
belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah. Hal ini
sependapat dengan apa yang disampaikan oleh menurut Sagala (dalam Hardini
dan Puspitasari, 2012:33) bahwa salah satu kelebihan metode inquiry adalah
Secara aktif siswa menemukan informasi dan pengetahuan, ingatan menjadi
63
meningkatkan. Hal ini disampaikan oleh (Jones, dalam Widiarto, 2009:33).
Sehingga penerapan metode inquiry dapat meningkatkan hasil belajar IPA. Siswa
dapat mengikuti pembelajaran dengan menyenangkan dan hal ini menjadikasn
siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran dan hasil belajar IPA meningkat.
Dengan menerapkan langkah-langkah metode Inquiry dapat
mengembangakan ketrampilan siswa dan siswa lebih aktif, hal ini sependapat
dengan apa yang disampaikan oleh (Jones, dalam Widiarto, 2009:33).
4.3.1 Implikasi Penerapan Metode Pembelajaran terhadap Hasil Belajar
Berdasarkan pada pembahasan sebelumnya diperoleh hasil bahwa hasil
belajar IPA menggunakan metode inquiry pokok materi tanah dan strukturnya
pada siswa kelas 5 SD Negeri Kutowinangun 04 Kecamatan Tingkir Salatiga,
mengalami peningkatan. Selain hasil belajar siswa yang meningkat, kemampuan
guru dalam menggunakan metode ini juga menunjukkan peningkatan.
Penerpan Metode inquiry berperan besar dalam meningkatkan hasil belajar
IPA, karena didalam langkah-langkah pembelajaran metode inquiry sudah tertata
rapi akan bagaimana cara melakukan pembelajaran agar lebih bermakna dan siswa
akan lebih kreatif didalam kegiatan belajar mengajar dimana proses
pembelajaranya mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari,