bab iv hasil penelitian 4.1 deskripsi kondisi...

20
33 33 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus SDN 05 Bleboh beralamat di Dusun Sambong Desa Bleboh Kecamatan Jiken Kabupaten Blora. Berdasarkan lokasinya SDN 05 Bleboh berada di tengah-tengah wilayah perkampungan Desa Bleboh yang dikelilingi oleh hutan jati. Jumlah total siswa kelas 5 di SDN 05 Bleboh adalah 18 siswa yang terdiri dari 12 siswa perempuan dan 6 siswa laki-laki. Jumlah kepala sekolah, guru dan karyawan di SDN 05 Bleboh 10 orang. 1 Kepala Sekolah Sarjana, Guru Sarjana 5 orang, D2 ada 2 orang, D1 ada 1 orang dan SMP 1 orang (Penjaga Sekolah). Sarana dan prasarana yang ada di SDN 05 Bleboh kurang baik. Alat- alat peraga sudah tersedia tetapi sebagian besar sudah rusak sehingga tidak bisa digunakan secara maksimal. SDN 05 Bleboh memiliki 5 ruang kelas, 1 ruang kantor guru, 1 ruang UKS, WC, dan gudang sekolah. Tata ruang SDN 05 Bleboh berbentuk leter I dengan lapangan serbaguna yang ada di depan bangunan yang bisa dimanfaatkan untuk upacara bendera, tempat olahraga, dan kegiatan-kegiatan lainnya yang dilaksanakan di tempat terbuka. Kondisi prasiklus atau kondisi awal merupakan keadaan siswa sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pada siswa kelas 5 SDN 05 Bleboh Kecamatan Jiken Kabupaten Blora tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 18 siswa pada pembelajaran IPA, bahwa guru melakukan proses belajar mengajar dengan model konvensional yaitu ceramah. Dengan model konvensional tersebut siswa hanya duduk mendengarkan penjelasan dari guru dan selanjutnya mengerjakan evaluasi yang diberikan oleh guru, sehingga hasil belajarnya berdasarkan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yang diterapkan oleh sekolah sebesar 65 hanya 66,66 % siswa yang dapat mencapainya. Kemudian peneliti dan guru kelas berkolaborasi mencari masalah yang menyebabkan 44,44 % siswa nilainya masih dibawah KKM. Masalah yang ditemukan adalah rendahnya tingkat penguasaan materi pembelajaran oleh siswa dan dari 18 siswa yang mengikuti

Upload: hoangnhu

Post on 12-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklusrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3774/5/T1_292009014_BAB IV.pdf · Sarjana 5 orang, D2 ada 2 orang, D1 ada 1 orang dan

33

33

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus

SDN 05 Bleboh beralamat di Dusun Sambong Desa Bleboh Kecamatan

Jiken Kabupaten Blora. Berdasarkan lokasinya SDN 05 Bleboh berada di

tengah-tengah wilayah perkampungan Desa Bleboh yang dikelilingi oleh hutan

jati. Jumlah total siswa kelas 5 di SDN 05 Bleboh adalah 18 siswa yang terdiri

dari 12 siswa perempuan dan 6 siswa laki-laki. Jumlah kepala sekolah, guru

dan karyawan di SDN 05 Bleboh 10 orang. 1 Kepala Sekolah Sarjana, Guru

Sarjana 5 orang, D2 ada 2 orang, D1 ada 1 orang dan SMP 1 orang (Penjaga

Sekolah). Sarana dan prasarana yang ada di SDN 05 Bleboh kurang baik. Alat-

alat peraga sudah tersedia tetapi sebagian besar sudah rusak sehingga tidak bisa

digunakan secara maksimal. SDN 05 Bleboh memiliki 5 ruang kelas, 1 ruang

kantor guru, 1 ruang UKS, WC, dan gudang sekolah. Tata ruang SDN 05

Bleboh berbentuk leter I dengan lapangan serbaguna yang ada di depan

bangunan yang bisa dimanfaatkan untuk upacara bendera, tempat olahraga, dan

kegiatan-kegiatan lainnya yang dilaksanakan di tempat terbuka.

Kondisi prasiklus atau kondisi awal merupakan keadaan siswa sebelum

penelitian tindakan kelas dilakukan. Berdasarkan hasil observasi yang telah

dilakukan pada siswa kelas 5 SDN 05 Bleboh Kecamatan Jiken Kabupaten

Blora tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 18 siswa pada pembelajaran

IPA, bahwa guru melakukan proses belajar mengajar dengan model

konvensional yaitu ceramah. Dengan model konvensional tersebut siswa hanya

duduk mendengarkan penjelasan dari guru dan selanjutnya mengerjakan

evaluasi yang diberikan oleh guru, sehingga hasil belajarnya berdasarkan KKM

(Kriteria Ketuntasan Minimum) yang diterapkan oleh sekolah sebesar 65 hanya

66,66 % siswa yang dapat mencapainya. Kemudian peneliti dan guru kelas

berkolaborasi mencari masalah yang menyebabkan 44,44 % siswa nilainya

masih dibawah KKM. Masalah yang ditemukan adalah rendahnya tingkat

penguasaan materi pembelajaran oleh siswa dan dari 18 siswa yang mengikuti

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklusrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3774/5/T1_292009014_BAB IV.pdf · Sarjana 5 orang, D2 ada 2 orang, D1 ada 1 orang dan

34

pelajaran hanya 2 sampai 5 siswa yang terlihat aktif dalam proses

pembelajaran. Karenanya peneliti dan guru mengambil kesimpulan untuk

mengaktifkan siswa dalam pembelajaran agar pemahaman siswa terhadap

materi pelajaran yang disampaikan dapat lebih optimal yaitu dengan penerapan

model pembelajaran guided discovery. Nilai KKM juga ditingkatkan agar guru

termotivasi untuk mencapai nilai KKM tersebut. KKM tersebut adalah 70, jika

siswa belum mencapai KKM 70 maka dinyatakan belum tuntas dalam

belajarnya.

Kondisi awal sebelum diadakan tindakan penelitian, perolehan nilai dari

hasil UAS ketuntasan belajar siswa dari 18 siswa terdapat 8 siswa yang

mencapai ketuntasan dan 10 siswa yang belum mencapai ketuntasan dengan

kriteria ketuntasan minimum 70. Hal ini dapat terlihat dari tabel 3.

Tabel 3. Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Kelas 5 Pada Prasiklus

Skor Ketuntasan Frekuansi Persentase (%)

≥ 70 Tuntas 8 44,44

< 70 Tidak Tuntas 10 55,56

Jumlah 18 100

Dilihat dari tabel 3 hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA belum

maksimal, hal ini ditunjukkan dari banyaknya siswa yang belum tuntas dalam

belajarnya sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70. Dari tabel

diatas diketahui terdapat hanya 8 siswa yang tuntas dalam pembelajaran sesuai

dengan KKM yang diterapkan dan terdapat 10 siswa yang belum tuntas dalam

pembelajaran IPA dengan Standar Deviasi 8,38. Sehingga peneliti merasa perlu

mengadakan tindakan pembelajaran demi membantu meningkatkan hasil

belajar siswa, khususnya siswa kelas 5 SD Negeri 05 Bleboh Kecamatan Jiken

Kabupaten Blora pada mata pelajaran IPA. Berdasarkan tabel 3 dapat

digambarkan dalam diagram kerucut pada gambar 3.

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklusrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3774/5/T1_292009014_BAB IV.pdf · Sarjana 5 orang, D2 ada 2 orang, D1 ada 1 orang dan

35

Gambar 3. Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPA Kelas 5 Pada Prasiklus

Berdasarkan penelitian sebelumnya, rendahnya hasil belajar siswa

dipengaruhi oleh penggunaan model pembelajaran yang digunakan dalam

pembelajaran sehari-hari adalah model pembelajaran konvensional yang

ditandai dengan guru mengajar hanya dengan ceramah dan tanya-jawab dan

tidak melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Berdasarkan

data hasil belajar yang rendah dari siswa kelas 5 di SD Negeri 05 Bleboh

Kecamatan Jiken Kabupaten Blora Semester Genap Tahun Pelajaran

2012/2013 di atas, peneliti akan melakukan sebuah Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) sesuai dengan rancangan penelitian yang telah diuraikan pada bab

sebelumnya. Dalam penelitian ini peneliti akan memberikan pembelajaran

dengan model pembelajaran guided discovery dalam setiap pembelajaran untuk

meningkatkan hasil belajar siswa yang akan dilakukan dalam dua siklus.

4.2 Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

Dalam Siklus I terdapat 2 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut:

Perencanaan Tindakan

Pada tahap perencanaan ini hal-hal yang dilakukan adalah menyusun

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang materi sifat-sifat cahaya,

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklusrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3774/5/T1_292009014_BAB IV.pdf · Sarjana 5 orang, D2 ada 2 orang, D1 ada 1 orang dan

36

menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) yang akan digunakan, menyusun

instrumen penilaian, menyusun pedoman observasi, menyiapkan media yang

diperlukan dalam pembelajaran nantinya yaitu materi tentang sifat-sifat cahaya.

Merencanakan personal yang akan dilibatkan dalam penelitian yaitu dengan

guru kelas yang mengajar di kelas 5 pada tempat penelitian dilakukan.

Merancang tes formatif dan menyiapkan lembar observasi.

Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan

a. Pertemuan Pertama

1) Kegiatan Awal

Pertemuan pertama pada siklus 1 berlangsung pada hari Senin, 18

Maret 2013 pukul 08.00 WIB setelah kegiatan upacara bendera selesai,

untuk mengawali pembelajaran ini guru mengucapkan salam,

mengkondisikan siswa, mengabsen siswa dan melakukan apersepsi dengan

bertanya pada siswa mengenai materi sifat-sifat cahaya. Langkah

selanjutnya yaitu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan

dilaksanakan dan menjelaskan langkah-langkah atau prosedur tindakan

pada model pembelajaran yang akan digunakan yaitu model pembelajaran

guided discovery.

2) Kegiatan inti

Rangkaian kegiatan yang dilakukan pada kegiatan inti antara lain :

siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 6 orang dan duduk secara

berkelompok. Masing-masing kelompok menerima alat peraga dan LKS

dari guru, selanjutnya tugas siswa adalah melakukan percobaan dengan

media yang telah disediakan dan mengisi LKS. Selanjutnya siswa yang

telah duduk secara berkelompok melakukan percobaan pengamatan

dengan alat yang telah disediakan oleh guru mengenai sifat-sifat cahaya

yaitu merambat lurus dan menembus benda bening. Guru membimbing

selama proses percobaan berlangsung. Setelah melakukan percobaan

pengamatan siswa mengisi LKS, membuat kesimpulan serta

mempresentasikan hasil percobaan di depan kelas. Siswa bersama-sama

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklusrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3774/5/T1_292009014_BAB IV.pdf · Sarjana 5 orang, D2 ada 2 orang, D1 ada 1 orang dan

37

dengan guru meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan

dan membuat kesimpulan.

3) Kegiatan Akhir

Siswa bersama-sama dengan guru menarik kesimpulan dari kegiatan

pembelajaran yang telah dilakukan. Guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas, dari materi yang

telah dipelajari. Guru mengadakan refleksi terhadap pembelajaran yang

telah dilakukan. Guru mengumumkan materi yang akan dipelajari di

pertemuan kedua dan guru menutup pelajaran. Pelajaran diakhiri pukul

09.10 WIB.

b. Pertemuan Kedua

Tindakan ini dilaksanakan pada hari selasa, 19 Maret 2013. Uraian

kegiatannya adalah sebagai berikut:

1) Kegiatan Awal

Pertemuan ini berlangsung pada pukul 08.00 WIB yang diawali

dengan ucapan salam dan presensi oleh guru. Uraian kegiatan pada

pertemuan kedua meliputi guru bertanya pada siswa tentang materi yang

diterima pada pertemuan sebelumnya dan pertanyaan dari guru : “Kemarin

kita sudah belajar tentang sifat-sifat cahaya, sifatnya apa saja anak-anak?”.

Guru menyampaikan tujuan dari pembelajaran tentang sifat-sifat cahaya,

selanjutnya guru menyampaikan langkah-langkah dan prosedur

pembelajaran yang akan dilakukan.

2) Kegiatan Inti

Uraian kegiatan pada kegiatan inti pertemuan kedua ini meliputi :

siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 6 orang dan duduk secara

berkelompok. Masing-masing kelompok menerima alat peraga dan LKS

dari guru, selanjutnya tugas siswa adalah melakukan percobaan dengan

media yang telah disediakan dan mengisi LKS. Selanjutnya siswa yang

telah duduk secara berkelompok melakukan percobaan pengamatan

dengan alat yang telah disediakan oleh guru mengenai sifat-sifat cahaya

yaitu cahaya dapat dipantulkan. Guru membimbing selama proses

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklusrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3774/5/T1_292009014_BAB IV.pdf · Sarjana 5 orang, D2 ada 2 orang, D1 ada 1 orang dan

38

percobaan berlangsung. Setelah melakukan percobaan pengamatan siswa

mengisi LKS, membuat kesimpulan serta mempresentasikan hasil

percobaan di depan kelas. Siswa bersama-sama dengan guru meluruskan

kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan membuat kesimpulan.

3) Kegiatan Akhir

Siswa bersama-sama dengan guru menarik kesimpulan dari kegiatan

pembelajaran yang telah dilakukan. Guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas, dari materi yang

telah dipelajari. Guru mengadakan refleksi terhadap pembelajaran yang

telah dilakukan. Siswa mengerjakan LKS dan dicocokkan bersama-sama

dan hasilnya dikumpulkan kepada guru. Pelajaran diakhiri pukul 09.10

WIB.

c. Pertemuan ketiga

Tindakan ini dilaksanakan pada hari rabu, 20 Maret 2013. Uraian

kegiatannya adalah sebagai berikut:

1) Kegiatan Awal

Pertemuan ini berlangsung pada pukul 08.00 WIB yang diawali

dengan ucapan salam, berdoa dan presensi oleh guru. Uraian kegiatan pada

pertemuan ketiga adalah guru mengatur tempat duduk siswa dan

mempersiapkan soal yang akan diujikan.

2) Kegiatan Inti

Uraian kegiatan pada kegiatan inti pertemuan kedua ini meliputi :

siswa duduk ditempat masing-masing dan menyiapkan alat tulis. Guru

membagikan lembar soal dan jawaban kepada siswa. Siswa mulai

mengerjakan setelah mendapatkan lembar soal dan jawaban. Guru

mengawasi jalannya proses evaluasi agar tidak ada kecurangan.

3) Kegiatan Akhir

Setelah waktu yang ditentukan habis, siswa mengumpulkan lembar

jawaban kepada guru. Evaluasi diakhiri pukul 08.30 WIB.

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklusrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3774/5/T1_292009014_BAB IV.pdf · Sarjana 5 orang, D2 ada 2 orang, D1 ada 1 orang dan

39

Refleksi

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari

pertemuan I dan II maka selanjutnya diadakan refleksi dalam bentuk diskusi

atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran.

Hasil observasi kinerja guru oleh observer Siklus I, pada perencanaan

pembelajaran guru menggunakan RPP, pada pelaksanaan pembelajaran guru

melakukan apersepsi dan memberikan motivasi, kegiatan pembelajaran

menggambarkan pembelajaran siswa aktif, pada strategi pembelajaran guru

menyampaikan tujuan pembelajaran, apersepsi, memberikan kesempatan siswa

untuk menemukan sendiri sebuah konsep, pada manajemen kelas guru

melaksanakan tata tertib kelas, pada penilaian guru melakukan penilaian pada

siswa, memberikan umpan balik, dan memberikan pujian. Namun masih ada

kekurangan guru yang perlu diperbaiki misalnya mobilitas guru ketika

memberikan bimbingan pada siswa dalam pelaksanaan kerja kelompok,

pengelolaan waktu yang belum maksimal sehingga proses pembelajaran masih

terkesan kacau, dan penilaian pada setiap siswa juga belum maksimal sehingga

perlu diperbaiki lagi. Lebih rinci untuk hasil observasi siswa dan guru dapat

dilihat di lampiran halaman 109.

Berdasarkan kegiatan yang telah dilaksanakan pada Siklus I, dan tes

formatif yang dilaksanakan pada hari Rabu, 20 Maret 2013 diambil data secara

kuantitatif melalui penilaian unjuk kerja hasil belajar materi sifat-sifat cahaya

maka dapat diperoleh hasil belajar yaitu nilai tertinggi yang dicapai sebelum

tindakan sebesar 90 dan nilai terendah 59. Siswa yang telah mencapai KKM 70

ada 8 siswa (44,44 %), sedangkan yang belum mencapai KKM 70 sebanyak 10

siswa (55,56 %). Pada Siklus I nilai tertinggi yang bisa dicapai siswa telah

meningkat yaitu 94, sedangkan nilai terendah 64,5. Siswa yang mencapai

KKM 70 sebanyak 5 anak (27,78 %) sedangkan siswa yang belum mencapai

KKM 70 sebanyak 13 anak (72,22%). Standar deviasi yang diperoleh 1,08.

Berikut ini tabel perolehan nilai siklus I.

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklusrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3774/5/T1_292009014_BAB IV.pdf · Sarjana 5 orang, D2 ada 2 orang, D1 ada 1 orang dan

40

Tabel 4. Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I

Skor Ketuntasan Frekuensi Presentase (%)

≥ 70 Tuntas 13 72,22

< 70 Tidak Tuntas 5 27,78

Adapun hasil belajar IPA dengan menggunakan model guided discovery

siswa telah mencapai 72,22 % karena dari 18 siswa yang memperoleh nilai di

bawah Kriteria Ketuntasan Minimal 70 ada 5 siswa, sedangkan 13 siswa telah

memperoleh nilai KKM atau dinyatakan tuntas belajar. Kondisi tersebut

dapat digambarkan menggunakan diagram sebagai berikut.

Gambar 4. Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I

Refleksi dan analisis hasil tes unjuk kerja pada Siklus I terdapat 13

siswa yang tuntas dan 5 siswa belum tuntas belajar, sehingga perlu diadakan

perbaikan pembelajaran. Dari hasil pelaksanaan pembelajaran Siklus I

diketahui masih terdapat beberapa siswa yang tidak aktif mengikuti kegiatan

percobaan pengamatan atau kurang serius pada saat model guided discovery

diterapkan. Serta ada sebagian siswa kurang memahami materi sifat-sifat

cahaya. Akan tetapi pada Siklus I telah terjadi peningkatan pembelajaran

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklusrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3774/5/T1_292009014_BAB IV.pdf · Sarjana 5 orang, D2 ada 2 orang, D1 ada 1 orang dan

41

materi sifat-sifat cahaya yaitu pada kondisi awal yang dapat dilihat pada

ketuntasan pembelajaran dari 44,44 % naik menjadi 72,22 % pada hasil belajar

Siklus I. Berdasarkan kekurangan-kekurangan yang terjadi pada Siklus I, ada 5

siswa yang nilainya belum mencapai KKM yang ditentukan yaitu 70. Maka

peneliti akan memperbaiki dalam pelaksanaan pembelajaran pada Siklus II,

agar pembelajaran materi dalam KD (Kompetensi Dasar) selanjutnya tercapai

secara optimal. Hal perlu dilakukan untuk memperbaiki pembelajaran pada

Siklus II antara lain dengan cara:

a. Pengelolaan waktu oleh guru yang ditingkatkan agar proses belajar lebih

terarah dan teratur sesuai langkah-langkah pembelajaran.

b. Dalam proses penemuan guru mempatenkan konsep yang telah ditemukan

oleh siswa selama percobaan.

c. Dalam penyampaian langkah-langkah pembelajaran memberi contoh dengan

demostrasi dalam penggunaan alat peraga, sehingga siswa dapat

menggunakan alat peraga dengan tepat.

d. Pemerataan mobilitas guru saat menjadi fasilitator dalam proses

pembelajaran.

e. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal yang

belum dipahami.

f. Penegasan bahwa semua siswa harus melakukan pengamatan selama

percobaan sehingga setiap siswa terkonsep dengan teori yang ditemukan.

Refleksi dalam bentuk diskusi atas segala kegiatan dalam proses

pembelajaran dilakukan oleh guru kelas, peneliti, dan siswa kelas 5. Dalam

diskusi berisi tentang evaluasi bagaimana pembelajaran IPA melalui model

pembelajaran guided discovery. Dari diskusi ini didapatkan bahwa guru kelas

dengan menerapkan model pembelajaran guided discovery mendapat

pengalaman dan wawasan baru dalam pembelajaran serta guru merasa lebih

mudah dalam mengajar, tidak menguras tenaga guru karena siswa yang lebih

aktif dalam proses pembelajaran sedangkan hanya menjalankan perannya

sebagai fasilitator pembimbing. Bagi siswa pembelajaran dirasa dapat

menimbulkan gairah belajar, menanamkan konsep yang kuat dan materi mudah

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklusrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3774/5/T1_292009014_BAB IV.pdf · Sarjana 5 orang, D2 ada 2 orang, D1 ada 1 orang dan

42

dipahami. Pembelajaran melibatkan pengalaman langsung siswa dengan jerih

payah penyelidikan sendiri secara bersama kelompoknya sehingga mereka

merasa lebih senang dan mudah menangkap konsep dan prinsip yang telah

ditemukan selama percobaan. Selain itu siswa merasa lebih leluasa dan mudah

menerima penjelasan dari teman karena kesetaraan tingkat bahasa dalam

komunikasi serta siswa yang berkemampuan rendah merasa terbantu oleh

temannya tentang hal-hal yang belum dimengerti karena mereka lebih leluasa

bertanya pada teman tanpa merasa takut atau malu.

Hasil refleksi dilakukan untuk mengetahui keefektifan dari model

pembelajaran guided discovery. Refleksi ini digunakan sebagai bahan

perbaikan dengan membandingkan apakah hasil tindakan dalam proses

pembelajaran sudah sesuai dengan indikator yang diharapkan. Setelah selesai

pembelajaran pada siklus I pada hari Senin, 18 Maret 2013 dilakukan

pertemuan untuk melaksanakan tes formatif untuk mengukur keberhasilan

siswa dalam penguasaan materi. Berdasarkan indikator kinerja yang telah

ditentukan yaitu ketercapaian KKM pada hasil belajar siswa peneliti

memberikan patokan 80% dari keseluruhan siswa hasil belajarnya meningkat

dengan mencapai nilai ≥ 70 berdasarkan hasil evaluasi siswa.

Hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus I adalah

sebagai berikut:

A. Kelebihan

1. Dalam pelaksanaan pembelajaran terarah dengan baik karena memang

sudah diprogramkan dengan baik.

2. Rasa antusias dari siswa yang sangat besar karena mereka merasa

mendominasi kegiatan pembelajaran di kelas sehingga bisa menekan rasa

jenuh mereka terhadap pelajaran.

3. Dalam kegiatan pembelajaran terasa lebih hidup karena siswa belajar

secara multi arah.

4. Siswa merasa lebih senang dengan model pembelajaran yang

dilaksanakan karena mereka terlibat langsung dalam kegiatan

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklusrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3774/5/T1_292009014_BAB IV.pdf · Sarjana 5 orang, D2 ada 2 orang, D1 ada 1 orang dan

43

pembelajaran. Sehingga mereka dapat mengingat lama konsep yang telah

ditemukan selama penemuan terbimbing.

5. Bermanfaat karena dapat menumbuhkan dan memupuk keberanian siswa

saat berada dalam proses belajar dikelas, yang dulunya tidak mau

menjawab menjadi mau menjawab, mereka juga merasa percaya diri

menyampaikan pendapatnya didepan kelas melalui presentasi, dan

mengurangi rasa rendah diri.

6. Melatih tanggung jawab siswa dalam keikutsertaanya dalam kelompok.

B. Kekurangan

a. Hambatan

1. Penerapan model pembelajaran guided discovery membutuhkan alat

peraga yang memadai untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran.

2. Persiapan guru dalam menyelenggarakan pembelajaran dengan

menerapkan model guided discovery membutuhkan waktu yang

lama.

3. Adanya siswa yang belum siap dalam kegiatan belajar mengajar.

b. Penyelesaian

1. Pihak sekolah seharusnya memanfaatkan dana bos untuk melengkapi

sarana prasarana dan alat peraga yang dibutuhkan dalam proses

pembelajaran.

2. Perlu adanya rencana lebih awal untuk menerapkan model

pembelajaran guided discovery.

3. Guru menyampaikan apa yang akan dipelajari esok hari sehingga

siswa belajar dirumah.

4.3 Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

Praktik pembelajaran pada Siklus II dilaksanakan dengan melihat

kekurangan dan kelebihan pada Siklus I. Pelaksanaan Siklus II merupakan

upaya perbaikan pada Siklus I dengan lebih memberi semangat kepada siswa.

Dalam Siklus II, terdapat dua kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut:

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklusrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3774/5/T1_292009014_BAB IV.pdf · Sarjana 5 orang, D2 ada 2 orang, D1 ada 1 orang dan

44

Perencanaan Tindakan

Pada tahap perencanaan ini hal-hal yang dilakukan adalah menyusun

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang materi penerapan sifat-sifat

cahaya, menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) yang akan digunakan,

menyusun instrumen penilaian, menyusun pedoman observasi, menyiapkan

media yang diperlukan dalam pembelajaran nantinya yaitu materi tentang

penerapan sifat-sifat cahaya. Merencanakan personal yang akan dilibatkan

dalam penelitian yaitu dengan guru kelas yang mengajar di kelas 5 pada tempat

penelitian dilakukan. Merancang tes formatif dan menyiapkan lembar

observasi.

Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan

a. Pertemuan Pertama

Tindakan ini dilaksanakan pada hari Senin, 25 Maret 2013 melalui

beberapa kegiatan sebagai berikut:

1) Kegiatan Awal

Pertemuan pertama pada siklus 2 berlangsung pada hari Senin, 25

Maret 2013 pukul 08.00 WIB setelah kegiatan upacara bendera selesai,

untuk mengawali pembelajaran ini guru mengucapkan salam,

menginstruksikan pada siswa untuk merapikan tempat duduknya,

mengabsen siswa dan melakukan apersepsi dengan bertanya pada siswa

mengenai materi sifat-sifat cahaya. Langkah selanjutnya yaitu guru

menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan dan

menjelaskan langkah-langkah atau prosedur tindakan pada model

pembelajaran yang akan digunakan yaitu model pembelajaran guided

discovery.

2) Kegiatan inti

Rangkaian kegiatan yang dilakukan pada kegiatan inti antara lain :

siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 6 orang dan duduk secara

berkelompok. Masing-masing kelompok menerima alat peraga dan LKS

dari guru, selanjutnya tugas siswa adalah melakukan percobaan dengan

media yang telah disediakan dan mengisi LKS. Selanjutnya siswa yang

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklusrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3774/5/T1_292009014_BAB IV.pdf · Sarjana 5 orang, D2 ada 2 orang, D1 ada 1 orang dan

45

telah duduk secara berkelompok melakukan percobaan pengamatan

dengan alat yang telah disediakan oleh guru mengenai sifat-sifat cahaya

yaitu cahaya dapat dibiaskan dan diuraikan. Guru membimbing selama

proses percobaan berlangsung. Setelah melakukan percobaan

pengamatan siswa mengisi LKS, membuat kesimpulan serta

mempresentasikan hasil percobaan di depan kelas. Siswa bersama-sama

dengan guru meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan

dan membuat kesimpulan.

3) Kegiatan Akhir

Siswa bersama-sama dengan guru menarik kesimpulan dari

kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Guru memberikan

kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum

jelas, dari materi yang telah dipelajari. Guru mengadakan refleksi

terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Guru mengumumkan materi

yang akan dipelajari di pertemuan kedua dan guru menutup pelajaran.

Pelajaran diakhiri pukul 09.10 WIB.

b. Pertemuan Kedua

Tindakan ini dilaksanakan pada hari selasa, 26 Maret 2013. Uraian

kegiatannya adalah sebagai berikut:

1) Kegiatan Awal

Pertemuan ini berlangsung pada pukul 08.00 WIB yang diawali

dengan ucapan salam dan presensi oleh guru. Uraian kegiatan pada

pertemuan kedua meliputi guru bertanya pada siswa tentang materi yang

diterima pada pertemuan sebelumnya dan pertanyaan dari guru :

“Kemarin kita sudah belajar tentang pelangi, sekarang siapa yang tahu

sifat-sifat cermin datar kemarin?”. Guru menyampaikan tujuan dari

pembelajaran tentang penerapan sifat-sifat cahaya, selanjutnya guru

menyampaikan langkah-langkah dan prosedur pembelajaran yang akan

dilakukan.

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklusrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3774/5/T1_292009014_BAB IV.pdf · Sarjana 5 orang, D2 ada 2 orang, D1 ada 1 orang dan

46

2) Kegiatan Inti

Uraian kegiatan pada kegiatan inti pertemuan kedua ini meliputi :

siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 6 orang dan duduk secara

berkelompok. Masing-masing kelompok menerima alat, bahan yang

diperlukan dan LKS dari guru, selanjutnya tugas siswa adalah

membuatan periskop sederhana dengan bahan yang telah disediakan dan

mengisi LKS. Selanjutnya siswa yang telah duduk secara berkelompok

merancang untuk membuat periskop sederhana dengan alat dan bahan

yang telah disediakan oleh guru. Guru membimbing selama proses

percobaan berlangsung. Setelah melakukan percobaan siswa mengisi

LKS, membuat kesimpulan serta mempresentasikan hasil percobaan di

depan kelas. Siswa bersama-sama dengan guru meluruskan kesalahan

pemahaman, memberikan penguatan dan membuat kesimpulan.

3) Kegiatan Akhir

Siswa bersama-sama dengan guru menarik kesimpulan dari

kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Guru memberikan

kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum

jelas, dari materi yang telah dipelajari. Guru mengadakan refleksi

terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Siswa mengerjakan LKS

dan dicocokkan bersama-sama dan hasilnya dikumpulkan kepada guru.

Pelajaran diakhiri pukul 09.10 WIB.

c. Pertemuan ketiga

Tindakan ini dilaksanakan pada hari rabu, 27 Maret 2013. Uraian

kegiatannya adalah sebagai berikut:

1) Kegiatan Awal

Pertemuan ini berlangsung pada pukul 08.00 WIB yang diawali

dengan ucapan salam, berdoa dan presensi oleh guru. Uraian kegiatan

pada pertemuan ketiga adalah guru mengatur tempat duduk siswa dan

mempersiapkan soal yang akan diujikan.

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklusrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3774/5/T1_292009014_BAB IV.pdf · Sarjana 5 orang, D2 ada 2 orang, D1 ada 1 orang dan

47

2) Kegiatan Inti

Uraian kegiatan pada kegiatan inti pertemuan kedua ini meliputi :

siswa duduk ditempat masing-masing dan menyiapkan alat tulis. Guru

membagikan lembar soal dan jawaban kepada siswa. Siswa mulai

mengerjakan setelah mendapatkan lembar soal dan jawaban. Guru

mengawasi jalannya proses evaluasi agar tidak ada kecurangan.

3) Kegiatan Akhir

Setelah waktu yang ditentukan habis, siswa mengumpulkan

lembar jawaban kepada guru. Evaluasi diakhiri pukul 08.30 WIB.

Refleksi

Berdasarkan refleksi dan analisis hasil belajar pada Siklus II terdapat 16

siswa yang tuntas dan ada 2 siswa yang tidak tuntas belajar. Dari hasil

pelaksanaan pembelajaran Siklus II diketahui bahwa terdapat peningkatan

pembelajaran IPA. Hal ini dapat dilihat pada ketuntasan hasil belajar siswa

yang sudah mencapai KKM.

Hasil observasi kinerja guru sangat baik pada Siklus II ini, pada

perencanaan pembelajaran guru menggunakan RPP, kegiatan pembelajaran

menggambarkan pembelajaran siswa aktif, pada strategi pembelajaran guru

menyampaikan tujuan pembelajaran, apersepsi, memberikan kesempatan siswa

mengungkapkan pendapatnya, pada manajemen kelas guru melaksanakan tata

tertib kelas, mengelola waktu pembelajaran dengan lebih baik dan efisien, pada

penilaian guru melakukan penilaian pada siswa, memberikan umpan balik, dan

memberikan pujian. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan terhadap

siswa terlihat bahwa siswa antusias mengikuti pembelajaran, siswa merasa

senang dan hampir keseluruhan siswa memiliki keaktifan, konsentrasi dan

mampu bekerja sama dengan baik. Hal ini bisa dilihat pada tabel rekapitulasi

hasil pengamatan siswa dan guru pada Siklus II yang dapat dilihat di lampiran

halaman 125.

Berdasarkan tindakan yang dilaksanakan pada Siklus II dan tes formatif

yang dilaksanakan pada hari Rabu, 27 Maret 2013, yaitu nilai tertinggi yang

dicapai pada Siklus I sebesar 94, dan nilai terendah 64,5. Siswa yang telah

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklusrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3774/5/T1_292009014_BAB IV.pdf · Sarjana 5 orang, D2 ada 2 orang, D1 ada 1 orang dan

48

mencapai KKM 70 ada 13 siswa (72,22 %), sedangkan yang belum mencapai

KKM 70 sebanyak 5 siswa (27,78 %). Pada Siklus II nilai tertinggi yang bisa

dicapai siswa telah meningkat yaitu 100 sedangkan nilai terendah 66,5. Siswa

yang mencapai KKM 70 sebanyak 16 siswa (88,89 %) dan sedangkan siswa

yang tidak mencapai KKM ada 2 siswa (11,11 %). Standar deviasi yang

diperoleh 1,15. Berikut tabel perolehan nilai Siklus II.

Tabel 5. Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II

Skor Ketuntasan Frekuensi Presentase (%)

≥ 70 Tuntas 16 88,89

< 70 Tidak Tuntas 2 11,11

Berdasarkan tabel 4.3 bahwa peningkatan hasil belajar mencapai 88,89

% dari 18 siswa yang mengikuti tes, 16 siswa nilainya tuntas sedangkan siswa

yang tidak tuntas atau memperoleh nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) 70 ada 2 (11,11 %). Kondisi tersebut digambarkan menggunakan

diagram kerucut sebagai berikut.

Gambar 5. Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II

Gambar 5 di atas mendeskripsikan persentase dari 18 siswa pada Siklus

II yaitu siswa yang tuntas adalah siswa yang mendapatkan nilai sama dengan

atau lebih besar dari KKM 70 sebanyak 16 siswa (88,89 %), sedangkan siswa

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklusrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3774/5/T1_292009014_BAB IV.pdf · Sarjana 5 orang, D2 ada 2 orang, D1 ada 1 orang dan

49

yang tidak tuntas adalah siswa yang mendapat nilai di bawah KKM 70 masih

ada 2 siswa (11,11 %)

4.4 Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil tindakan yang telah dilakukan setelah melakukan

pembelajaran guided discovery pada mata pelajaran IPA siswa SD kelas 5 di

SD Negeri 05 Bleboh Kecamatan Jiken Kabupaten Blora Tahun Pelajaran

2012/2013 dengan materi sifat-sifat cahaya terdapat peningkatan pada hasil

belajar. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada tabel 6 dibawah ini.

Tabel 6. Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Prasiklus, Siklus I,

Siklus II

Ketuntasan

Belajar Skor

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi %

Tidak

Tuntas

< 70

10

55,56

5

27,78

2

11,11

Tuntas

70

8

44,44

13

72,78

16

88,89

Jumlah 18 100 18 100 18 100

Dari tabel di atas terlihat adanya peningkatan ketuntasan hasil belajar

siswa pada mata pelajaran IPA, pada prasiklus terdapat 55,56% siswa tidak

tuntas dan 44,44% siswa tuntas, siklus I terdapat 27,78% siswa tidak tuntas dan

72,78% siswa tidak tuntas sedangkan pada siklus II 11,11% siswa tidak tuntas

dan 88,89% siswa tuntas. Hal ini dapat digambarkan pada gambar diagram

perbandingan ketuntasan hasil belajar di bawah ini.

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklusrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3774/5/T1_292009014_BAB IV.pdf · Sarjana 5 orang, D2 ada 2 orang, D1 ada 1 orang dan

50

Gambar 6. Diagram Perbandingan Hasil Belajar IPA Pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil observasi sebelum tindakan yang dilakukan di kelas 5 SD Negeri

05 Bleboh Kecamatan Jiken Kabupaten Blora ditemukan bahwa hasil belajar

siswa masih rendah, hal ini disebabkan guru sering mendominasi proses

pembelajaran dengan metode ceramah sehingga siswa kurang memahami

konsep dan tidak bergairah ketika mengikuti kegiatan belajar mengajar di

kelas. Sarana dan prasarana misal alat peraga yang digunakan untuk

menyampaikan mata pelajaran IPA kurang memadai bahkan banyak yang

rusak. Nilai rata-rata yang didapatkan siswa sebelum tindakan adalah 68,5.

Siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM=70) hanya 8 siswa

atau 44,44% sedangkan siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan

minimal sebanyak 10 siswa atau 55,56%.

Menurut (eggen & Kauchak, 2007 dan Mayer, 2004) Guided

discovery merupakan suatu model pengajaran yang dirancang untuk

mengajarkan konsep-konsep dan hubungan antar konsep. Ketika menggunakan

strategi ini, guru menyajikan contoh-contoh pada siswa, memandu mereka saat

mereka berusaha menemukan pola-pola dalam contoh-contoh tersebut, dan

memberikan semacam penutup ketika siswa telah mampu mendeskripsikan

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklusrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3774/5/T1_292009014_BAB IV.pdf · Sarjana 5 orang, D2 ada 2 orang, D1 ada 1 orang dan

51

gagasan yang diajarkan oleh guru (Clark & Mayer, 2003 ; Moreno, 2004).

Ketika menggunakan strategi ini, guru menyajikan contoh-contoh pada siswa,

memandu mereka saat mereka berusaha menemukan pola-pola dalam contoh-

contoh tersebut, dan memberikan semacam penutup ketika siswa telah mampu

mendeskripsikan gagasan yang diajarkan oleh guru (Clark & Mayer, 2003 ;

Moreno, 2004). Guided discovery cenderung menghasilkan ingatan dan

transfer jangka panjang yang lebih baik daripada pengajaran ekspositori

(Mayer, 2008, hlm. 310)

Teori dari (eggen & Kauchak, 2007 dan Mayer, 2004) tersebut selaras

dengan model pembelajaran yang diterapkan penulis. Karena saat penulis

menggunakan model pembelajaran guided discovery, hasil belajar siswa akan

meningkat. Peningkatan hasil belajar siswa didapatkan dari hasil perolehan

nilai siklus I dan II.

1. Siklus I

Siklus I dengan penerapan model pembelajaran guided discovery

siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) sebanyak 13

siswa atau 72,78% dan siswa yang mendapatkan nilai di bawah Kriteria

Ketuntasan Minimal ada 5 siswa atau 27,78%..

2. Siklus II

Siklus II dengan penerapan model pembelajaran guided discovery

siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) meningkat

menjadi 16 siswa atau 88,89% dan siswa yang mendapatkan nilai di bawah

Kriteria Ketuntasan Minimal ada 2 siswa atau 11,11%.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh Yulis Purwati (2010) dengan judul “Penerapan guided

discovery learning dalam pembelajaran IPA untuk meningkatkan penguasaan

konsep bagian-bagian tumbuhan pada siswa kelas II SDN Pringo Kecamatan

Bululawang Kabupaten Malang”. Peneltian ini bertujuan untuk mengetahui

apakah dengan penerapan model pembelajaran guided discovery dapat

meningkatkan penguasaan konsep yang berdampak pada hasil belajar siswa.

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklusrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3774/5/T1_292009014_BAB IV.pdf · Sarjana 5 orang, D2 ada 2 orang, D1 ada 1 orang dan

52

Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan hasil belajar siswa

dengan penerapan Guided Discovery Learning. Sebelum tindakan nilai rata-

rata 65 dengan ketuntasan 60%. Setelah penerapan Guided Discovery Learning

nilai rata-rata siswa pada siklus I naik menjadi 79 dengan ketuntasan belajar

80%. Pada siklus II nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 87,5 dengan

ketuntasan belajar 100%. Penerapan Guided Discovery Learning juga

meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Rata-rata skor

keaktifan siswa pada siklus I 3,5 atau 75% dan dikatakan baik, sedangkan pada

siklus II meningkat menjadi 3,75 atau 93,75% dikatakan sangat baik.

Berdasarkan perolehan nilai pada siklus I dan siklus II didapatkan

bahwa pembelajaran menggunakan model guided discovery dapat

meningkatkan hasil belajar siswa siswa kelas 5 SD Negeri 05 Bleboh

Kecamatan Jiken Kabupaten Blora Semester Genap Tahun Pelajaran

2012/2013.