bab iv hasil pembahasan 4.1 kondisi umum 4.1.1 letak, … · telaga dan danau, didukung taman asri...

67
20 BAB IV HASIL PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum 4.1.1 Letak, Luas, dan Aksesibilitas Permukiman Telaga Golf Sawangan terletak di tepi selatan Jakarta, tepatnya di kota Depok dan dapat ditempuh 40 km dari pusat kota Jakarta. Permukiman Telaga Golf Sawangan merupakan permukiman yang sangat memperhatikan lingkungan dengan menyajikan panorama alam yang luas dan mampu menyejukkan mata. Siteplan Telaga Golf Sawangan dapat dilihat pada Lampiran 2. Telaga Golf Sawangan dikembangkan sejak tahun 1997 dengan total luasan 88 ha. Telaga Golf Sawangan telah memiliki sepuluh cluster, antara lain, Cluster Bali, Miami, Monako, Belanda, France, Espanola, Malaka, dan Great Britain, dengan jumlah rumah terbangun sekitar 2.300 unit rumah. Lokasi dapat dicapai dari berbagai arah seperti Cinere, Depok, Ciputat, Pondok Cabe, dan Parung. Lokasi dapat ditempuh melalu jalan utama Sawangan, Depok. Pada tahun 2012 akan segera dilaksanakan pembangunan jalan tol Antasari-Cinere, Limo, sehingga akan mempermudah akses penghuni untuk menuju lokasi. Lokasi permukiman Telaga Golf Sawangan dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4 Lokasi Permukiman Telaga Golf Sawangan

Upload: nguyenhanh

Post on 15-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

20

BAB IV

HASIL PEMBAHASAN

4.1 Kondisi Umum

4.1.1 Letak, Luas, dan Aksesibilitas

Permukiman Telaga Golf Sawangan terletak di tepi selatan Jakarta,

tepatnya di kota Depok dan dapat ditempuh 40 km dari pusat kota Jakarta.

Permukiman Telaga Golf Sawangan merupakan permukiman yang sangat

memperhatikan lingkungan dengan menyajikan panorama alam yang luas dan

mampu menyejukkan mata. Siteplan Telaga Golf Sawangan dapat dilihat pada

Lampiran 2.

Telaga Golf Sawangan dikembangkan sejak tahun 1997 dengan total

luasan 88 ha. Telaga Golf Sawangan telah memiliki sepuluh cluster, antara lain,

Cluster Bali, Miami, Monako, Belanda, France, Espanola, Malaka, dan Great

Britain, dengan jumlah rumah terbangun sekitar 2.300 unit rumah.

Lokasi dapat dicapai dari berbagai arah seperti Cinere, Depok, Ciputat,

Pondok Cabe, dan Parung. Lokasi dapat ditempuh melalu jalan utama Sawangan,

Depok. Pada tahun 2012 akan segera dilaksanakan pembangunan jalan tol

Antasari-Cinere, Limo, sehingga akan mempermudah akses penghuni untuk

menuju lokasi. Lokasi permukiman Telaga Golf Sawangan dapat dilihat pada

Gambar 4.

Gambar 4 Lokasi Permukiman Telaga Golf Sawangan

21

4.1.2 Kondisi Biofisik

4.1.2.1 Tanah dan Topografi

Tanah latosol merupakan jenis tanah yang mendominasi lahan

permukiman Telaga Golf Sawangan. Tanah latosol merupakan tanah yang

memiliki beberapa jenis warna, seperti warna merah, merah kecoklatan, dan

coklat kekuningan. Berikut ini merupakan ciri khas dari jenis tanah latosol: (a)

proses pembentukan tanah latosol disebut dengan istilah latosolisasi, terbentuk

dengan syarat daerah tersebut memiliki suhu dan curah hujan yang tinggi; (b)

terdapat di daerah iklim humid-tropik tanpa bulan kering hingga subhumid dengan

musim kemarau agak lama; (c) meluas di daerah iklim tropis hingga iklim basah

tropik dengan curah hujan 2.500-7.000 mm/th; (d) bervegetasi hutan basah sampai

sabana; (e)bertopografi dataran, bergelombang hingga pegunungan; (f) umumnya

bahan induk vulkanik baik tuff maupun batuan beku; (g) meliputi tanah-tanah

yang telah mengalami pelapukan intensif; (h) mengalami pencucian unsur-unsur

basa, bahan organik dan silika; (i) tekstur lempung hingga geluh, struktur remah

hingga gumpal lemah, dan konsistensi gembur. Tanah ini adalah tanah yang cukup

subur sehingga cocok untuk penanaman vegetasi di kawasan permukiman.

Ketinggian tempat rata-rata sekitar 90m dpl.

4.1.2.2 Iklim

Kondisi permukiman beriklim sedang dengan suhu udara maksimum

26,4˚C pada bulan September hingga Oktober dan suhu minimum pada bulan

Februari sebesar 25,1˚C, sedangkan suhu rata-rata tahunan sebesar 25,8˚C.

Kelembaban udara dengan rata-rata tahunan mencapai 84% dengan kelembaban

udara maksimum terjadi pada bulan Februari sebesar 89% dan kelembaban

minimum yang terjadi pada bulan Agustus sebesar 79%. Kecepatan angin rata-rata

tahunan sebesar 1 m/det dengan arah angin yang bertiup dari barat. Curah hujan

bulanan tertinggi terjadi pada bulan April dengan jumlah sebesar 513.48 mm dan

curah hujan terendah terjadi pada bulan Juli sebesar 152,3 mm. Grafik iklim

Sawangan, Depok, pada tahun 2004-2008 dapat dilihat pada Gambar 5.

22

Gambar 5. Grafik Iklim Sawangan, Depok, tahun 2004-2008

celcius

m/det

mm

%

23

4.1.2.3 Vegetasi

Vegetasi di Telaga Golf Sawangan ditanam sejak tahun 1997 saat awal

proyek pembangunan kawasan permukiman dimulai, tetapi seiring dengan terus

berjalannya proyek hingga saat ini, terdapat beberapa perubahan jenis tanaman

karena adanya renovasi tanaman. Vegetasi yang terdapat pada tapak terdiri dari

beberapa tanaman dengan berbagai macam kegunaan, seperti sebagai peneduh,

estetika, pengarah jalan, dan sebagai kawasan konservasi. Pada tanah vertikal

terdapat vegetasi seperti pohon, perdu, semak, ground cover, dan rumput. Ground

cover didominasi oleh rumput peking (Zoysia matrella (L.) Merr.); median jalan

dihiasi dengan palem raja (Roystonea regia) yang diselingi oleh euphorbia berduri

(Euphorbia milii); bahu jalan ditanami pohon cemara (Casuarina equisetifolia L.),

pucuk merah (Syzygium oleina), kelapa sawit (Elaeis guineensis), dan lainnya.

Berbagai jenis tumbuhan koleksi Kebun Raya Bogor terdiri dari tanaman

kehutanan, pohon buah, pohon obat, dan pohon pelindung tumbuh subur di Telaga

Golf Sawangan sejak proyek permukiman ini dibangun tahun 1997. Pohon-pohon

langka yang tumbuh rimbun seperti merbau (Instia bijuga), kamper

(Dryobalanops aromatica), eboni (Diospyros celebica), meranti (Shorea sp.),

kecapi (Sandoricum koetjape), rukem (Flacourtia rukam), salam (Syzygium

polyanthum), bisbul (Diospyros blancoi), kenari (Canarium commune), pule

(Alstonia scholari), dan lain-lainnya dapat dijumpai disini.

Terdapat pula kehidupan alami biota air tawar seperti udang, gabus, sepat,

gapi, dan belut yang hidup tumbuh serta berkembang dengan baik di sini. Selain

itu, juga dapat dijumpai beberapa fauna seperti tupai, burung tekukur burung

hantu, hingga biawak yang dapat hidup aman di lingkungan permukiman.

4.1.2.4 Ruang Terbuka Hijau

Permukiman Telaga Golf Sawangan memiliki motto sebagai hunian

bernuansa resort yang berbasis lingkungan. Hal ini dapat dilihat pada jumlah

ruang terbuka hijau yang seimbang dengan pembangunan properti dan selaras

dengan lingkungan sehingga mampu menciptakan kawasan hunian sehat yang

bersinergi dengan lingkungan hidup. Penghuni yang cinta lingkungan benar-benar

telah mendapat tempat yang sesuai dengan adanya sarana dan prasarana yang

24

mendukung hidup dalam sebuah lingkungan yang nyata dengan konsep Green

Real Estate ini.

Sebanyak 45% kawasan ini terdiri dari ruang terbuka hijau, yaitu vegetasi

yang mampu memberikan manfaat bagi permukiman seperti keamanan,

kenyamanan, kesejahteraan, dan keindahan. Ruang-ruang terbuka hijau yang

terdapat di Telaga Golf Sawangan sudah dapat dinikmati saat memasuki kawasan

permukiman ini. Setelah memasuki gerbang utama penghuni disuguhi jajaran

pohon-pohon yang menjulang dan rimbun, yang diselingi dengan taman-taman

jalur hijau di median jalan, dan di sepanjang tepi jalan utama boulevard yang

didominasi oleh pohon palem raja (roystonea regia) dengan groundcover rumput

peking (Zoysia matrella (L.) Merr.). Berbagai elemen ekosistem ditempatkan oleh

pengembang, seperti hutan konservasi buatan berukuran kecil dan danau di

sekitarnya. Keberadaan kolam air mancur di boulevard menambah estetika.

Telaga dan danau, didukung taman asri yang luas dengan pohon-pohon yang

rimbun, jogging, dan biking track serta jalur bagi pejalan kaki yang ditata dengan

bebatuan alami, melengkapi lanskap alamnya. Hadirnya perairan menyegarkan

suasana. Lanskap alam ini diperindah lagi dengan patung-patung yang menghiasi

jalan utama. Keseluruhan aksen air dan pepohonan yang ada sangat mendukung

konsep resort yang dimiliki Telaga Golf Sawangan.

Keberadaan ruang terbuka hijau di permukiman Telaga Golf Sawangan

sudah mendapatkan pengakuan di Indonesia. Permukiman ini mendapat sebutan

sebagai Green Real Estate yang diakui oleh masyarakat, hal ini dapat dilihat

dengan beberapa penghargaan yang telah diraih seperti penghargaan Best

Indonesia Green Award 2010 yang diselenggarakan majalah Bisnis & CSR dan

dua kali menjuarai penghargaan Green Property Award pada tahun 2009 dan 2010

untuk kategori permukiman yang sedang dikembangkan (jadi bukan hanya

konsep) versi Majalah Housing Estate. Ketersediaan ruang terbuka hijau yang

memadai ini pula yang selalu menjadi pertimbangan para pengunjung yang

berniat membeli rumah baru, karena kualitas dan kuantitas RTH yang baik

mampu menambah daya jual rumah dan menjadi daya tarik tersendiri bagi

peminatnya.

25

Berbagai ruang terbuka hijau yang disediakan di permukiman ini memiliki

manfaat yang luar biasa bagi penghuninya. Pembangunan kolam-kolam besar

yang dirangkai menjadi sumber mata air berbentuk laguna pada beberapa lokasi

menjadi pusat utama kegiatan konservasi tersebut. Pada masa pembangunan,

kolam tersebut menjadi penjaga atau buffer perpindahan sedimen tanah dari dalam

proyek keluar permukiman sehingga pembangunan hunian tidak akan

menyebabkan pendangkalan sungai atau danau di sekitarnya.

Beberapa jenis tumbuhan langka koleksi Kebun Raya Bogor yang tumbuh

di sepanjang laguna menjadi sebuah arboretum tumbuhan yang menyimpan

keanekaragaman hayati, yang kini telah menjadi sarana pendidikan yang

menyenangkan untuk anak-anak. Di dalam fasilitas lingkungan yang ditata mirip

hutan kecil ini anak-anak dapat bermain sambil mengenal berbagai jenis

pepohonan sekaligus mengenal biota air tawar sebagai bagian ekosistem alam

seperti yang dipelajari di sekolah. Vegetasi penyusun tata hijau di kawasan Telaga

Golf Sawangan juga memiliki beberapa fungsi, antara lain, sebagai pembentuk

ruang, pengontrol kebisingan, pengontrol visual, pengarah, estetika, habitat satwa,

serta fungsi-fungsi pendukung lainnya.

Gambar 6 Ruang Terbuka Hijau pada Lingkungan Permukiman

4.1.3 Sarana dan Prasarana

4.1.3.1 Sirkulasi

Sirkulasi di permukiman Telaga Golf Sawangan terdiri dari jalan

boulevard yang merupakan jalan utama sekaligus kolektor yang dimulai dari

gerbang utama, menghubungkan jalan masuk gerbang-gerbang cluster. Jalan ini

ditandai dengan adanya median jalan dan bundaran.

26

Gambar 7 Jalan Sirkulasi Utama Permukiman

Jalan kolektor cluster yang menjadi jalur transportasi kendaraan dan

pejalan kaki dibuat menggunakan konstruksi perkerasan konblok untuk

mengurangi aliran permukaan (run-off). Jalan ini memiliki batas maksimal

kecepatan bagi kendaraan bermotor yang melintas, yaitu maksimal 30 km/jam,

untuk menghindari kecelakaan, ataupun kegiatan transportasi yang merugikan

seperti balapan. Jalan ini dilengkapi dengan lampu jalan, berm jalan, tempat

sampah, serta beberapa street furniture yang terletak di bundaran seperti patung-

patung, kolam, dan taman. Cul-de-sac adalah tipe sirkulasi yang diterapkan di

permukiman ini, yaitu dengan hanya terdapat satu sirkulasi utama yang diawali

satu jalur masuk gerbang utama, serta jalur masuk dan keluar per cluster sehingga

dapat menciptakan pengawasan keamanan yang ketat bagi penghuni permukiman.

4.1.3.2 Fasilitas

Fasilitas yang terdapat di Telaga Golf Sawangan dibuat sebagai penunjang

aktivitas penghuni. Semua fasilitas yang ada dibuat dengan akses yang mudah

dicapai oleh penghuni, jalan di lingkungan permukiman dibuat selebar 12 meter

demi kenyamanan lalulintas bagi penghuni. Fasilitas di dalamnya terdiri dari

fasilitas umum dan fasilitas sosial.

Pihak pengembang menyediakan fasilitas umum seperti fasilitas spiritual,

yaitu masjid Al-Amin sebagai media beribadah umat muslim, dan fasilitas

pendidikan sekolah anak doctorabbit preschool dengan akses yang mudah dengan

letak yang strategis serta jauh dari bahaya bagi anak-anak kecil sehingga orang tua

merasa aman terhadap keselamatan anak mereka. Fasilitas pendukung seperti

fasilitas komersil berupa minimarket disediakan di depan kantor pemasaran,

27

fasilitas rekreasi air seperti kolam renang Aquatic Fantasy, fasilitas olahraga

fitness center terletak disebelahnya. Sebuah taman konservasi berukuran kecil

tersedia di Cluster Bali bernamakan City Forest, di dalamnya terdapat beberapa

koleksi vegetasi langka yang didapatkan langsung dari Kebun Raya Bogor, serta

adventure park.

Gambar 8 Aquatic Fantasy Gambar 9 Masjid Al-Amin

Taman lingkungan dapat ditemukan di setiap cluster rumah dengan konsep

yang berbeda sesuai konsep cluster tersebut. Sebagai contoh taman lingkungan di

Cluster France yang terletak di depan gerbang cluster ini memiliki konsep

sederhana dengan penambahan patung pemikir sebagai pemberi ciri khas Negara

Perancis; taman yang terdapat di Cluster Bali dihiasi dengan ornamen patung yang

biasa dijumpai di pura Bali; demikian pula dengan taman lingkungan yang

tersedia di clusters lainnya juga memiliki ciri khas tersendiri. Di dalam cluster

juga disediakan jogging track. Fasilitas keamanan di setiap cluster dilihat dari

keberadaan pos satpam yang dijaga ketat oleh satpam yang beroperasi 24 jam

dengan jadwal patroli setiap setengah jam. Dengan demikian tidak pernah

ditemukan kejadian yang dapat membahayakan keamanan dan kenyamanan

penghuni terhadap keluarga dan rumahnya.

4.1.3.3 Utilitas

Utilitas yang disediakan di dalam Telaga Golf Sawangan dibuat dengan

sangat memperhatikan aspek keamanan dan kenyaman penghuni. Utilitas yang

tersedia di permukiman yang meliputi listrik, gas, telekomunikasi menggunakan

28

sistem serat optik dengan keseluruhan kabel dan infrastrukturnya terdapat di

dalam tanah sehingga tidak merusak pemandangan alam yang tersedia. Sumber

mata air, saluran drainase, pengelolaan sampah, dan proses pemurnian air sangat

diperhatikan dengan baik oleh pihak pengelola. Telaga Golf membangun UPS

(Unit Pengelolaan Sampah) Terpadu, tempat sampah organik diolah menjadi

kompos sedangkan sampah inorganik dipilah oleh pemulung untuk dimanfaatkan.

Pengendalian pencemaran air limbah rumah tangga dan erosi tanah akibat

pembangunan proyek menjadi perhatian utama dalam konsep konservasi tanah

dan air di permukiman ini, yang bertujuan menjaga keutuhan ekosistem. Di setiap

rumah dan laguna buatan terdapat filter dan resapan di dalamnya merupakan

sistem drainase utama sebelum air bermuara ke pembuangan akhir di luar proyek.

Saluran pembuangan limbah rumah tangga yang dibuatkan di setiap rumah tidak

diperbolehkan untuk diubah oleh penghuni. Limbah rumah tangga yang mengalir

bersama air dari dapur dan kamar mandi ditangkap terlebih dahulu dalam sebuah

saringan yang terbuat dari kawat lasa anti karat. Air limbah meresap ke dalam

tanah melalui struktur ijuk, batu, pasir, dan kerikil kemudian sisanya lagi mengalir

ke dalam selokan. Selanjutnya, air yang sudah tersaring dari setiap rumah yang

mengalir melalui selokan bergerak menuju laguna buatan yang berisi tanaman air

yang dikondisikan serupa dengan ekosistem rawa.

Laguna buatan memiliki fungsi yang unik, yaitu sebagai penampung

endapan tanah hasil erosi dan pengolah limbah yang mengandalkan tumbuhan

sebagai penyerap sisa-sisa zat pencemar yang masuk ke dalam laguna. Laguna

buatan juga memiliki filter dan resapan tersendiri di dalamnya. Proses

pengendalian pencemaran air limbah ini yang dilalui oleh beberapa tahap

penyaringan dan pemurnian air mengupayakan agar air limbah yang berasal dari

rumah penghuni tergolong relatif bersih dan tidak tercemar lagi. Di dalam proses

ini telah terjadi pemurnian air secara alami sebelum akhirnya air mengalir ke luar

proyek permukiman.

29

4.1.4 Sosial Ekonomi

Penghuni Telaga Golf Sawangan terdiri atas karyawan dari berbagai

instansi baik pemerintah maupun swasta serta masyarakat umum. Warga yang

tinggal di Telaga Golf Sawangan dan sekitarnya kebanyakan menganut agama

Islam, sebagian kecil beragama Katolik, Protestan dan Budha. Permukiman ini

diperuntukan bagi golongan masyarakat menengah ke atas, hal ini dapat dilihat

dari harga rumah yang dijual dengan harga termurah dari 350 juta rupiah.

Masyarakat penghuni Telaga Golf Sawangan turut serta aktif dalam

menjaga kondisi lingkungannya. Pihak pengembang memberi kepercayaan kepada

perwakilan penghuni untuk menjalani kepengurusan dengan membagi dua

kepengurusan RW: RW 08 dipercaya untuk mengurus 5 cluster, yaitu cluster

bernuansa Bali, Miami-Monaco-Malaka, Espanola, France, dan Britain yang

masing-masing memiliki satu kepengurusan RT di dalamnya; RW 10 terdapat di

Cluster Belanda yang di dalamnya terdapat tiga kepengurusan RT, yaitu RT 1

sampai 3. Semua kepengurusan warga ini sejak bulan Februari tahun 2099 bekerja

sama dengan pihak pengelola PT Cisadane Perdana dalam hal memelihara kondisi

fisik dan visual lingkungannya agar tetap terjaga keberlangsungannya.

Keberadaan kawasan permukiman ini merupakan lapangan pekerjaan yang

potensial bagi masyarakat sekitar kawasan. Masyarakat sekitar biasanya menjadi

pekerja di Telaga Golf Sawangan, sebagian dari mereka ada yang menjadi satpam,

ada pula yang menjadi pekerja bangunan dan pemelihara lansekap dari pihak

kontraktor atau dari pihak kepengurusan warga. Mayoritas semua pembantu

rumah tangga juga merupakan masyarakat sekitar. Para pedagang pun dapat

mencari peruntungan di kawasan ini. Mereka dikelola dengan baik oleh

pengembang dengan mengontrol jumlah pedagang dan memberikan identitas

khusus bagi pedagang Telaga Golf Sawangan, sehingga masyarakat merasa aman

terhadap orang asing yang memasuki kawasan ini.

30

4.1.5 Organisasi Manejemen Pemeliharaan Lanskap

4.1.5.1 Struktur Organisasi PT Cisadane Perdana

Permukiman Telaga Golf Sawangan merupakan permukiman yang berada

di bawah sebuah developer besar, yaitu Sinarmas Land, PT Cisadane Perdana

dipercaya untuk mengembangkan kawasan ini sejak tahun 1997.

Struktur organisasi PT Cisadane Perdana merupakan organisasi yang

berbentuk garis dan staf, yang dengannya seorang pemimpin memiliki komando

perintah dan wewenang langsung kepada bawahan. Permukiman ini dipimpin oleh

seorang Direktur Utama yang merupakan pimpinan dari Sinarmas Land yang

membawahi langsung PT Cisadane perdana. PT Cisadane perdana sendiri

dipimpin oleh seorang General Manager yang memimpin tiap unit bagian yang

dipimpin kembali oleh beberapa Manajer bagian, yaitu Financial Accounting

Manager, Estate Manager, Project Manager, Planning Manager. Keseluruhan

unit bagian tersebut membawahi bagiannya tersendiri sesuai dengan tanggung

jawabnya. Struktur organisasi PT Cisadane Perdana dapat dilihat secara umum

pada Gambar 10.

Gambar 10 Struktur Organisasi PT Cisadane Perdana

Direktur Utama

General Manager

Tio Budy Waltono

Financial Accounting

Manager

Juana Vivi

Tio Budy Waltono

Estate

Manager

Najih

Nahalih

Tio Budy

Waltono

Planning Manager

Bambang

Witjaksono

Tio Budy Waltono

Project Manager

Haris Sidjabar

Tio Budy Waltono Pemasaran

Tio Budy

Waltono Kasir

Tio Budy

Waltono

Lanskap

Tio Budy

Waltono Aquatic

Fantasy

Security

Customer

Service

Drafter

Tio Budy

Waltono

Pengawas

Utilitas

Perijinan

Pelaksanaan

31

Pemeliharaan lanskap Telaga Golf Sawangan dikelola dan diawasi oleh

Estate Manager yang dipimpin oleh Bapak Najih Nahalih. Sejak tahun 1998,

Bapak Najih telah bertugas dan bertanggung jawab langsung kepada General

Manager. Estate Manager dalam melakukan tugas di bagian lanskap dibantu oleh

seorang koordinator lanskap, seorang pengawas lapang, dan pekerja lapang

lainnya. Struktur organisasi lanskap dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11 Struktur Organisasi Pemeliharaan Lanskap

4.1.5.2 Manajemen Lanskap Telaga Golf Sawangan

Telaga Golf Sawangan merupakan permukiman dengan kawasan lanskap

yang cukup luas sehingga dibutuhkan bagian lanskap untuk mengelola dan

menjaga lanskap yang ada. Bagian pengelolaan lanskap dipimpin oleh seorang

Estate Manager. Proses pemeliharaan di Telaga Golf Sawangan dilaksanakan oleh

tiga pihak, yaitu kontraktor dari perusahaan CV Botani Asri, in-house (developer),

dan dari pihak kepengurusan warga.

Pemeliharaan kawasan lingkungan di setiap cluster ditangani pemelihara

dari pihak kepengurusan warga yang bekerja sama dengan pihak developer. Setiap

RT setempat bertanggung jawab mensosialisasikan kepada penghuni lainnya

mengenai adanya kegiatan pemelihara lingkungan. Untuk menjaga

keberlangsungan kegiatan pemeliharaan lingkungan, pihak badan pemelihara

lingkungan menetapkan iuran pemeliharaan lingkungan (IPL) bulanan kepada

Estate Manager

Landscape Supervisor

Senior Inspector

Kontraktor

CV BOTANI ASRI

Staff Maintance

In-house

Badan Pemelihara

Lingkungan

Pekerja Lapang Pekerja Lapang Pekerja Lapang

32

setiap kepala keluarga dimulai dari Rp100.000,00 pada rumah dengan luasan

≤100 m² (Tabel 10). Iuran tersebut akan dialihkan untuk kebutuhan lingkungan

per cluster seperti biaya pembelian kebutuhan alat dan bahan pemeliharaan,

pembayaran gaji pekerja keamanan (satpam), gaji pekerja pemelihara lingkungan,

dan sebagainya.

Tabel 10 Tarif Dasar IPL

Sumber: wawancara

Tugas pokok dan tanggung jawab pekerja di bagian pengelolaan

lingkungan adalah sebagai berikut.

a. Estate Manager

Manager Pengelolaan bertanggung jawab menangani pelaksanaan keseluruhan

dari bagian pengelolaan. Lingkup pekerjaan yang dilakukan Estate Manager

terdiri dari beberapa subdepartemen dengan tujuannya masing-masing sebagai

berikut.

1. Sub Departmen Estate

a. Penghematan biaya pengelolaan 60% dengan melakukan serah terima

pengelolaan cluster kepada warga.

2. Sub Departemen Lanskap

a. Menciptakan dan mempertahankan konsep lanskap yang ramah

lingkungan yang dapat mendukung penjualan rumah dengan

memperhatikan kemudahan dengan pemeliharaan selanjutnya.

b. Merencanakan seluruh program penghijauan termasuk estimasi

biayanya.

Luas Tanah Tarif IPL

≤100 m² Rp. 100.000

±120m² Rp. 120.000

±140- 160 m² Rp. 130.000

±200-240 m² Rp. 140.000

≥ 300m² Rp. 175.000

33

c. Melaksanakan program penghijauan yang telah disetujui, mulai dari

pembentukan lahan sampai dengan penanaman.

d. Melakukan perawatan lingkungan, meliputi: Kebersihan jalan dan

saluran, menjaga keasrian dan keindahan lingkungan, perawatan

tanaman dan taman.

e. Membawahi staf lanskap dan karyawan harian serta membuat jobdes

masing-masing bagian.

f. Mencari cara-cara inovatif agar tercapai efisiensi kerja yang optimal.

g. Berkoordinasi dan bekerjasama dengan baik dengan bagian lain di dlm

proyek.

3. Sub Departemen Aquatic Fantasy

a. Meningkatkan 20% surplus pendapatan aquatic fantasy dari tahun

2008 melalui tiket, café, dan fitness center dengan melakukan promosi

dan kerja sama dengan sekolah-sekolah dan perusahaan-perusahaan.

Dalam pelaksanaan pemeliharaan lanskap, Manager Pengelolaan dibantu oleh

Landscape Supervisor.

b. Kasir

Pekerjaan kasir merupakan pekerjaan yang bersifat bersentuhan langsung

dengan user. Kasir bertugas menerima pembayaran iuran kebersihan lingkungan

dan pembayaran–pembayaran lain yang berhubungan dengan pengelolaan di

lingkungan permukiman.

c. Divisi Administrasi dan Keuangan Pengelolaan

Divisi administrasi dan keuangan pengelolaan menangani dan

melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan pembuatan dokumen-

dokumen seperti Surat Perjanjian Kerja (SPK), surat kontrak kerja, serta surat

tagihan kepada kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan yang berhubungan

dengan perawatan di lingkungan permukiman Telaga Golf Sawangan.

d. Divisi Lanskap

Divisi lanskap melakukan pengawasan di lingkungan permukiman,

membuat jadwal bagian pemeliharaan di kawasan permukiman yang akan

dilimpahkan kepada kontraktor, dan sejenisnya. Supervisor Tata Lingkungan

dibantu oleh beberapa pekerja yang bertugas memantau setiap perkembangan

34

yang terjadi di lapangan, baik pengawas dari pihak developer maupun dari

kontraktor. Supervisor menerima segala keluhan dan saran dari penghuni

mengenai lingkungan permukiman demi memberikan kepuasan bagi penghuni

sebagai user.

e. Koordinator Keamanan dan Humas

Koordinator keamanan Telaga Golf Sawangan masih merupakan anggota

militer setempat. Koordinator menjadi pemimpin dalam pelaksanaan

kepemimpinan dan mengkoordinasikan seluruh staff keamanan di lingkungan

permukiman dibantu oleh security senior. Setiap hari pukul 07.00 WIB diadakan

apel pagi oleh pimpinan dengan tujuan untuk memberikan pengarahan, cara kerja,

serta mengingatkan peraturan penjagaan keamanan untuk meningkatkan

kewaspadaan. Koordinator keamanan juga membuatkan pembagian jadwal kerja

antara jadwal jaga pagi dan malam hari.

f. Officer Fasilitas

Officer Fasilitas bertugas menangani fasilitas-fasilitas komersial di

lingkungan permukiman Telaga Golf Sawangan, seperti tempat rekreasi air

aquatic. Aquatic memiliki kepengurusan sendiri di dalamnya yang masih berada

dalam pengawasan Estate Manager. Lanskap di dalam aquatic juga memiliki

kontraktor tersendiri yang terdiri dua kontraktor, satu kontraktor untuk

pemeliharaan air kolam, dan sisanya merupakan kontraktor pemelihara

lingkungan lanskapnya.

4.2. Manajemen Pemeliharaan Lanskap

4.2.1. Sistem Pemeliharaan

Pihak pengelola menetapkan sistem pemeliharaan lanskap dengan cara

kontrak dan kerja sama dengan pihak warga. Pekerjaan pemeliharaan lanskap

pada beberapa kawasan diserahkan dan menjadi tanggung jawab pihak kontraktor

CV BOTANI ASRI, sedangkan untuk kawasan cluster pihak estate menyerahkan

tanggung jawab kepada warga dengan membentuk badan pemelihara lingkungan

(BPL). Pemeliharaan yang efektif diharapkan oleh pihak pengelola ketika

memutuskan menggunakan sistem kontrak.

35

Pihak pengelola mempercayakan kepada kontraktor untuk pelaksanaan

pemeliharaan lingkungan permukiman, meliputi boulevard (jalan utama, jalur

hijau, dan median jalan), kavling kosong, dan pengangkutan sampah rutin setiap

hari. Lama waktu pekerjaan kontraktor dilakukan sesuai kesepakatan awal antara

pihak pengelola dan kontraktor, biasanya selama tiga periode yang setiap

periodenya memiliki waktu selama satu bulan. Kesepakatan tersebut ditulis dalam

Surat Perjanjian Kerja (SPK) dengan batas waktu yang telah ditentukan dan

kemudian diperpanjang kembali dengan syarat-syarat yang ditentukan. Keputusan

perpanjangan kontrak dibuat oleh pengelola dengan mengajukan surat

permohonan perpanjangan kerja dengan kontrak baru, memberikan siteplan yang

sudah ditandai sebagai area pemeliharaan, menetapkan budget dan kontrol, dan

kemudian menyusun surat perjanjian kerja yang baru. Setiap lokasi pemeliharaan

memiliki kontrak kerjanya tersendiri, yang terdiri dari pembuatan SPK, berita

acara kemajuan pemeliharaan dalam setiap satu setengah bulan, serah terima

pekerjaan ke developer dari kontraktor setelah pekerjaan selesai, SPK borongan

(lokasi kavling kosong) sebagai lampiran, pembuatan permohonan perpanjangan

kerja dari kontraktor, dan penyerahan surat persetujuan dari pihak pengelola

developer untuk melanjutkan kontrak tersebut (Lampiran 3).

Pihak kontraktor memliki seorang pengawas yang bertanggung jawab atas

seluruh pekerjaan pemeliharaan di lokasi. Tenaga kerja kontraktor melaksanakan

pekerjaan pemeliharaan fisik sesuai dengan tanggung jawabnya berdasarkan SPK

yang telah disepakati. Pihak pengelola estate yang diwakili landscape supervisor

memiliki tanggung jawab untuk mengawasi pekerjaan pemeliharaan yang

dilakukan oleh kontraktor. Kegiatan opname (sidak pemeliharaan) dilakukan

setiap tanggal 25 pada setiap bulan. Pihak landscape supervisor mengawasi dan

menganalisis hasil kerja kontraktor serta memiliki hak untuk menegur secara

langsung baik kontraktor maupun tenaga kerjanya apabila terjadi kekurangan

ataupun ketidaksesuaian dengan standar pemeliharaan yang sudah ditetapkan pada

SPK.

Menurut Arifin dan Arifin (2005), kontraktor pemeliharaan taman

memiliki kuantitas alat yang memadai serta kualitas tenaga kerja yang baik.

Kontraktor yang baik akan selalu bekerja profesional untuk menghasilkan kualitas

36

pemeliharaan yang sesuai dengan kesepakatan kerja yang telah dibuat dalam

kontrak dan berusaha menjaga nama baik perusahaan demi keberlanjutan

pekerjaannya. Pihak pengelola diharapkan teliti dan hati-hati dalam memutuskan

pemilihan perusahan kontraktor jasa pemeliharaan yang akan digunakan, serta

tidak pernah luput untuk selalu mengawasi kinerja pemeliharaan selama periode

kotrak kerja pemeliharaan.

Sejak tahun 1998, pemeliharaan terhadap lingkungan cluster permukiman

dilakukan oleh pihak pengelola. Namun, seiring dengan berjalannya waktu pada

tahun 2002 pihak pengelola memutuskan untuk memberikan tanggung jawab

pemeliharaan dengan menjalankan kerja sama dengan kepengurusan warga. Hal

ini disebabkan oleh sebagian besar dari rumah dan kavling dalam cluster sudah

melalui proses serah terima kepada penghuni. Kerja sama pengelola dengan

Badan Pemelihara Lingkungan (BPL) dari pihak warga ini diharapkan mampu

meminimalkan biaya operasional pemeliharaan yang harus dikeluarkan oleh

pengelola sehingga pengelola tidak secara terus-menerus mengeluarkan biaya

subsidi pemeliharaan cluster. Selain itu, pemeliharaan lingkungan yang dikelola

warga ini diharapkan dapat memberikan rasa tanggung jawab kepada warga untuk

memelihara lingkungannya. Kegiatan pemeliharaan lingkungan yang dilakukan

BPL meliputi pengelolaan keamanan lingkungan, kebersihan dan pemeliharaan

lanskap, lampu, listrik, dan pengelolaan sampah rumah tangga dan taman.

Penggunaan sistem pemeliharaan kontrak dan kerja sama ini memudahkan

pelaksanaan pemeliharaan yang ada sehingga pihak pengelola hanya perlu

mengatur dan menetapkan standar awal pemeliharaan yang ideal, kemudian pihak

kontraktor dan BPL yang menjalankannya sesuai dengan perjanjian kontrak.

Sistem ini juga menguntungkan kedua belah pihak baik dari pengelola maupun

kontraktor dan BPL. Ketika pelaksanaan pemeliharaan dilimpahkan kepada pihak

kontraktor atau BPL, pihak pengelola dapat mengurangi beban yang ada dan

meminimalkan pengeluaran biaya. Hal ini disebabkan oleh pihak pengelola tidak

perlu mempekerjakan tenaga kerja pemelihara in-house yang banyak sehingga

dapat menghemat biaya dari sisi gaji tenaga kerja, dan biaya pemeliharaan alat

dan bahan. Bagi pihak kontraktor, sistem kontrak juga menguntungkan dari segi

ekonomi karena mereka mendapatkan bayaran pemeliharaan secara kontrak sesuai

37

perjanjian pada SPK dari pihak pengelola dan sesuai pula dengan kualitas kinerja

pemeliharaan yang mereka miliki. Badan Pemelihara Lingkungan mendapatkan

keuntungan dari segi kemudahan pengawasan langsung oleh pihak warga sebagai

penghuni kawasan cluster sehingga warga yang membayar iuran pemeliharaan

merasa puas melihat kinerja BPL secara langsung, dan dapat menumbuhkan rasa

kepercayaan bagi warga terhadap pekerja BPL karena hubungan baik antara

warga dan pekerja setiap harinya.

Kekurangan dari sistem ini adalah berkurangnya rasa tanggung jawab dari

pihak estate selaku pemelihara permukiman karena pekerjaannya yang sudah

dikerjakan pihak lain, semestinya estate menetapkan jadwal opname tidak dalam

kurun waktu sebulan sekali, melainkan minimal seminggu sekali. Dengan

demikian pekerjaan lebih terkontrol sehingga mengurangi resiko kesalahan atau

kekurangan dalam sistem pemeliharaan. Pelaksanaan opname (pengawasan) yang

lebih intensif juga mampu meningkatkan keharmonisan kontrak kerja kedua belah

pihak karena pihak kontraktor dan BPL menjadi merasa lebih bertanggung jawab

akan pekerjaannya, akibat pekerjaan pemeliharaan yang mereka lakukan

diapresiasi dengan baik oleh estate.

4.2.2 Pembagian Area Pemeliharaan

Pemeliharaan lanskap di Telaga Golf Sawangan dibagi menjadi beberapa

wilayah area, tingkat pemeliharaan, serta pihak pemelihara yang berbeda

(Gambar 12). Kegiatan pemeliharaan dilakukan tiga pihak, yaitu oleh pihak

kontraktor, pihak warga oleh organisasi Badan Pemelihara Lingkungan (BPL),

dan pihak pengembang yang tenaga kerjanya biasa disebut in-house, hal ini

bertujuan untuk memudahkan pengawasaan proses pemeliharaannya. Terdapat

tiga tingkat pemeliharaan yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan berdasarkan

checklist pemeliharaan lanskap, yaitu intensif, semi-intensif, dan extensif

(insidental) (Lampiran 4).

Luas wilayah berbeda-beda sehingga sangat berpengaruh terhadap

perencanaan jadwal pemeliharaan, perhitungan jumlah tenaga kerja, jumlah

peralatan pemeliharaan, serta anggaran biaya tiap area pemeliharaan.

38

Gambar 12 Wilayah Area Pemeliharaan

Kawasan pemeliharaan dibagi menjadi sepuluh bagian dengan tiga

wilayah utama.Wilayah 1 yang terdiri dari public goods area seperti welcome

area dan boulevard (jalur utama jalan, jalur hijau, median jalan dan bahu jalan)

dipelihara dengan intensif karena selalu dilewati user sehingga harus selalu

terlihat rapih dan bersih serta memberi kesan yang indah. Proses pemeliharaannya

dikelola oleh kontraktor CV BOTANI ASRI dengan Pak Bukhori sebagai

kepalanya, dan Pak Lolo sebagai pengawas lapang. Wilayah 2 merupakan

keseluruhan daerah cluster di dalam permukiman (Cluster Bali, Cluster Espanola,

Cluster Malaka-Monaco-Miami, Cluster Belanda, Cluster France, dan Cluster

Great Britain) dengan tingkat pemeliharaan yang intensif pada berm, saluran,

jalan dan semi intensif pada pemeliharaan taman lingkungan. Proses pemeliharaan

ini dilakukan oleh Badan Pemelihara Lingkungan (BPL) dengan pengawas lapang

Pak Yudi yang selalu berkonsultasi dengan pihak estate developer Pak Najih.

Wilayah 3 merupakan pemeliharaan pada kavling kosong yang terdapat di bahu

jalan boulevard dan di dalam cluster dengan tingkat pemeliharaan semi intensif

dan insidental yang dilakukan oleh kontraktor CV Botani Asri (Tabel 11).

39

Tabel 11 Pembagian Wilayah Pemeliharaan Telaga Golf Sawangan

Wilayah Cakupan Wilayah Tingkat Pemeliharaan

Wilayah I

(CV BOTANI ASRI)

1. Welcome area,

2. Boulevard (jalan utama, jalur

median, jalur hijau jalan, bahu

jalan)

1. Intensif

Wilayah II

(Badan Pemelihara

Lingkungan)

1. Cluster Bali

2. Cluster Espanola,

3. Cluster Malaka-Monaco-

Miami,

4. Cluster Belanda,

5. Cluster France,

6. Cluster Great Britain

1. Intensif (kawasan

perumahan; berm,

saluran, jalan)

2. Semi-intensif (taman

lingkungan per

cluster)

Wilayah III

(CV BOTANI ASRI)

1. Kavling kosong per cluster

2. Kavling kosong pada bahu

jalan boulevard

1. Semi-intensif

2. Extensif (Insidental:

pohon tumbang, dll)

Sumber: survei dan wawancara

4.2.3 Pengelolaan Tenaga Kerja

4.2.3.1 Tenaga Kerja

PT Cisadane Perdana membagi jenis tenaga kerja menjadi dua: pegawai

staf dan pegawai nonstaf. Pegawai staf merupakan pegawai dengan tanggung

jawab pekerjaan yang lebih besar, serta berperan aktif dalam mengambil

keputusan. Pegawai staf memiliki kemampuan dan keahlian di bidang nya

masing-masing, hal ini dapat dilihat dari tingkat pendidikan, dan pengalaman

bekerja di bidangnya. Pegawai staf pada Telaga Golf Sawangan adalah direktur

utama, General Manager, beberapa manager unit, dan para pegawai seksi lainnya.

Upah kerja pegawai staf merupakan hal pasti yang sudah ditetapkan oleh

perusahaan, pembayaran gaji dilakukan setiap sebulan sekali tepatnya di akhir

bulan, gaji yang diperoleh berbeda-beda satu sama lainnya sesuai dengan

jabatannya. Setiap pegawai di Telaga Golf Sawangan harus mematuhi peraturan

tata tertib yang telah ditetapkan perusahan.

Pegawai nonstaf merupakan pegawai yang tingkatannya di bawah pegawai

staf. Pegawai nonstaf di Telaga Golf Sawangan terbagi atas karyawan bulanan dan

40

karyawan harian. Karyawan bulanan adalah karyawan yang dipekerjakan di dalam

perusahaan yang diterima menurut syarat tertentu dari perusahaan sesuai dengan

keahlian pekerjaannya. Karyawan bulanan merupakan karyawan yang telah lama

bekerja di perusahaan dan memiliki keahlian yang telah dipercaya oleh

perusahaan. Karyawan bulanan meliputi satpam, supir, dan lain-lain. Karyawan

harian adalah karyawan yang dipekerjakan sesuai dengan syarat umum dalam

perusahaan yang berguna untuk mendukung kegiatan perusahaan. Karyawan

harian yang dimaksud seperti office boy, dan tenaga kerja pemeliharaan lanskap.

Upah yang diperoleh karyawan harian dihitung dari perhari kedatangan

mereka, upahnya pun bervariasi antara Rp 20.000,00 sampai Rp 30.000,00 per

hari, untuk pembayaran karyawan harian diberikan setiap sebulan sekali di akhir

bulan, ada juga yang setiap dua minggu sekali. Keseluruhan tenaga kerja di

Telaga Golf Sawangan terkecuali tenaga kerja pemelihara lanskap memiliki jam

kerja yang sama, yaitu dari mulai pukul 08.30 sampai dengan pukul 17.30. Tenaga

kerja yang mendapatkan tugas lembur akan mendapatkan upah tambahan lembur

dan diharuskan membuat laporan kerja lembur karyawan harian.

Tenaga kerja pemeliharaan lanskap dari pihak kontraktor sebanyak 27

orang tenaga kerja, Badan Pemelihara Lingkungan memiliki tenaga kerja

sebanyak 12 orang, dan tenaga kerja in-house sebanyak 4 orang. Pembagian

jumlah tenaga kerja lanskap secara keseluruhan berdasarkan jenis kegiatan

pemeliharaan lanskap yang berlangsung dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12 Tenaga Kerja Pelaksana Pemeliharaan Lanskap

No. Jenis Pemeliharaan Lanskap Jumlah (orang)

1. Pemupukan rumput gajah dengan NPK 2

2. Pemangkasan rumput dengan mesin gendong 8

3. Penyapuan jalan 13

4. Penyiraman rumput dan ground cover dengan mobil tangki air 2

5. Penyiraman pohon dengan mobil tangki air 2

6. Penyiangan gulma 2

7. Pemangkasan semak 4

8. Pengangkutan sampah 2

9. Pembersihan kavling kosong 8

TOTAL 43

Sumber: survei dan wawancara

41

4.2.3.2 Kapasitas dan Efektivitas Tenaga Kerja

Pemeliharaan lanskap permukiman Telaga Golf Sawangan (TGS)

dilakukan oleh pihak kontraktor dan Badan Pemelihara Lingkungan dengan

jadwal rutin masing-masing pekerjaan, sedangkan untuk pemeliharaan yang

insidental dilakukan oleh tenaga kerja in-house dari pengelola sesuai dengan

perintah.

Kontraktor memiliki peralatan dan bahan yang menunjang kegiatan

pemeliharaan dengan jumlah dan kualitas yang baik, agar pekerjaan yang

dipercayai oleh pengelola dapat dilaksanakan dengan baik, tepat waktu dan sesuai

dengan standar pemeliharaan yang telah disepakati.

Kapasistas kerja kontraktor lanskap di permukiman Telaga Golf Sawangan

diperoleh berdasarkan survei dan wawancara yang dilakukan di lapang, kemudian

nilai kapasitas tersebut dibandingkan dengan kapasitas kerja pada Arifin dan

Arifin (2005) (Tabel 13).

Tabel 13 Kapasitas Kerja Tenaga Kerja Telaga Golf Sawangan

No. Jenis Pemeliharaan Taman Kapasitas Kerja (per jam)

Telaga Golf Sawangan* Pustaka**

1. Pemupukan pada rumput gajah

dengan NPK 200 m² 200 m²

2. Pemangkasan rumput dengan mesin

gendong 200 m² 250 m²

3. Penyapuan jalan 1000 m² 800 m²

4. Penyiraman rumput dan ground

cover dengan mobil tanki air 700 m² 700 m²

5. Penyiraman pohon dengan mobil

tanki air 180 pohon 150 pohon

6. Penyiangan Gulma (weeding) dengan

kape 30 m² 40 m²

7. Pemangkasan semak 40 m² 10 m²

Sumber: * survei dan wawancara

**(Arifin dan Arifin, 2005)

Berdasarkan Tabel kapasitas kerja dapat dilihat bahwa kapasitas kerja di

Telaga Golf Sawangan sudah cukup baik bahkan terdapat beberapa jenis

pemeliharaan yang memiliki nilai kapasitas kerja diatas standar pustaka. Hal ini

diperoleh karena telah tercapainya target pemeliharaan pada beberapa jenis

42

pemeliharaan di lapang yang sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh

pengelola dan jumlah tenaga kerja yang memadai pada jenis pemeliharaan

tersebut. Namun, diantara beberapa jenis pemeliharaan yang memiliki nilai

kapasitas kerja diatas standar masih dapat ditemukan jenis pemeliharaan yang

memiliki nilai yang sama bahkan dibawah standar pustaka seperti pada jenis

pemeliharaan pemupukan, pemangkasan rumput dengan mesin gendong, dan

penyiangan gulma. Hal ini terjadi disebabkan beberapa permasalahan yang

ditemukan di lapang, seperti: a) minimnya pengetahuan dasar pemeliharaan para

pekerja yang dapat mengakibatkan keterampilan tenaga kerja belum sesuai dengan

volume dan tingkat kesulitan pekerjaan yang diberikan; (b) kurangnya tingkat

kedisiplinan tenaga kerja di lapangan, seperti jadwal masuk dan pulang kerja yang

terkadang tidak sesuai dengan jam kerja yang sebenarnya, maupun tenaga kerja

yang istirahat bukan pada waktu istirahat; (c) kurangnya tenaga kerja pada jenis

pemeliharaan tersebut.

Beberapa permasalahan ini dapat diatasi dengan lebih meningkatkan

pengawasan mandor kepada para tenaga kerja, mengadakan pelatihan dan

pengarahan pemeliharaan secara rutin dan cuma-cuma untuk para pekerja,

pemberian motivasi, dan evaluasi pengelolaan tenaga kerja dengan melakukan

perhitungan kebutuhan tenaga kerja. Seorang mandor perlu diberikan pelatihan

yang baik dan harus bersedia menjadi tenaga kerja yang loyal pada tempatnya

bekerja serta dapat memimpin tenaga kerja lainnya dengan baik (Carpenter et al.,

1975).

Evaluasi pengelolaan tenaga kerja berdasarkan kapasitas kerja dan luasan

lanskap yang dipelihara sangat diperlukan, terutama bagi tenaga kerja yang

bertanggung jawab terhadap agar tidak lalai dan dapat mencapai efektivitas kerja

lebih baik. Jumlah kebutuhan tenaga kerja berdasarkan luas wilayah yang

dipelihara dapat dilihat pada Tabel 14.

43

Tabel 14 Kebutuhan HOK Pemeliharaan Lanskap TGS dalam Satu Tahun

No. Jenis

Pemeliharaan

Taman

Satuan KK

per

jam

Luas area Waktu

yang

dibutuhkan

(jam)

HOK

per

sekali

kegiatan

Frek

per

tahun

HOK

per

tahun

Kebutuh-

an pekerja

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7]

([2]:[1]) ([3]:6a) ([4]x[5]) ([6]:240b)

1 Pemupukan

rumput gajah

dengan NPK

m² 200 195340,15 976,70 162,78 4 651,13 3

2 Pemangkasan

rumput

dengan

mesin

gendong

m² 200 195340,15 976,70 162,78 17 2767,32 12

3 Penyapuan

jalan

m² 1000 110191,83 110,19 18,37 160 2938,45 12

4 Penyiraman

rumput dan

ground cover

dengan mobil

tanki air

m² 700 16585,17 23,69 1,97 240 473,86 2

5 Penyiraman

pohon

dengan mobil

tanki air

pohon 180 5175 28,75 2,40 240 575 2

6 Penyiangan

Gulma

(weeding)

dengan kape

m² 30 13646,60 454,89 75,81 12 909,77 4

7 Pemangkasan

semak

m² 40 11410,17 285,25 47,54 17 808,22 3

Jumlah kebutuhan tenaga kerja untuk

kegiatan pemeliharaan yang tertera pada

tabel kapasitas kerja

38

Keterangan: a = jam kerja pekerja harian adalah 6 jam/hari

b = hari kerja per tahun adalah 240 hari

KK = Kapasitas Kerja

Pencapaian kapasitas tenaga kerja yang lebih baik dapat dilakukan dengan

penambahan jumlah tenaga kerja pada jenis pemeliharaan yang memiliki tenaga

kerja yang kurang. Penambahan jumlah tenaga kerja dapat dilihat berdasarkan

tabel jumlah tenaga kerja pelaksana pemeliharaan lanskap kemudian

dibandingkan dengan tabel kebutuhan HOK sehingga dapat disimpulkan

44

dibutuhkan penambahan tenaga kerja sebanyak 7 orang pekerja, yaitu 1 orang

pekerja pemupukan dari in-house, 4 orang pekerja pemangkasan rumput dengan

mesin gendong (3 orang dari kontraktor dan 1 orang dari BPL), dan 2 orang

pekerja penyiangan gulma (1 orang dari kontraktor dan 1 dari BPL).

Arifin dan Arifin (2005), menyatakan efektivitas kerja tenaga kerja

pemeliharaan dapat ditentukan oleh hal berikut:

1) Motivasi kerja dan tingkat keterampilan dari tenaga kerja

2) Sistematika jadwal pemeliharaan

3) Ketersediaan alat dan bahan sesuai kebutuhan

4) Tingkat pengawasan di lapangan

5) Kelancaran komunikasi antara pimpinan dengan para mandor (pengawas)

dan antara mandor dengan tenaga kerja di lapangan

4.2.3.3 Jadwal Pemeliharaan

Kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan di permukiman Telaga Golf

Sawangan dibagi menjadi tiga tingkat kategori, yaitu pemeliharaan intensif, semi

intensif, dan insidental. Pada pelaksanaannya kegiatan pemeliharaan di

permukiman ini didominasi pada pemeliharaan rutin (intensif). Pemeliharaan rutin

yang dilakukan meliputi meliputi penyiraman, pemupukan, pendangiran, renovasi

(penggantian tanaman), pemangkasan, proteksi tanaman, pembersihan (saluran,

paving, aspal,dan water inlet), dan pengangkutan sampah.

Jadwal kegiatan pemeliharaan merupakan perencanaan yang akan

dilakukan. Jadwal dapat dilihat pada Tabel 15 yang merupakan acuan bagi

kontraktor dalam melaksanakan pemeliharaan taman dan lingkungan.

Proses pemeliharaan dilaksanakan pada hari Senin sampai hari Jumat.

Tenaga kerja dari kontraktor dan Badan Pemelihara Lingkungan memiliki jam

kerja selama 6 jam dalam satu hari (pukul 08.00--11.00 WIB) dengan waktu

istirahat selama dua jam (pukul 11.00--13.00 WIB) sebelum kemudian dilanjutkan

pada sesi siang yaitu pukul 13.00--16.00 WIB.

45

Tabel 15 Jadwal Pemeliharaan

No. Kegiatan

Pemeliharaan

Interval waktu pemeliharaan

Harian Mingguan Bulanan Insidental

1. Penyiraman

2. Pemupukan

3. Pendangiran

4. Proteksi tanaman 5. Pemangkasan

a. Pohon

b. Semak

c. Rumput

6. Pembersihan

a. Penyapuan

b. Saluran

c. Sampah

7. Renovasi tanaman

8. Penyiangan gulma

Sumber: survei dan wawancara

Secara umum, kegiatan pemeliharaan yang berlangsung sudah berjalan

sesuai dengan jadwal kerja yang telah ditetapkan. Namun, ada kalanya kegiatan

pemeliharaan yang dilakukan tidak sesuai dengan jadwal, hal ini dapat disebabkan

oleh cuaca dan iklim yang berubah-ubah serta kurangnya tingkat kedisplinan

tenaga kerja.

4.2.4 Pengelolaan Alat dan Bahan

Kegiatan pemeliharaan lanskap pada kawasan permukiman ini

membutuhkan beberapa alat dan bahan yang memadai dengan kualitas dan

kuantitas yang baik demi kelancaraan pelaksanaannya. Seluruh peralatan dan

bahan yang digunakan harus dipelihara dan dikelola sehingga dapat bertahan lama

dalam penggunaannya (Tabel 16).

Pemeliharaan peralatan mampu menjaga lamanya tingkat efektivitas

penggunaan alat, pemeliharaan yang dilakukan seperti pembersihan alat setelah

selesai digunakan dan penyimpanan alat dengan rapih dalam gudang penyimpanan

alat. Ketika terjadi sesuatu pada sebuah alat, pekerja diharapkan segera mencari

tahu penyebabnya dan segera memperbaikinya agar alat tetap dalam kondisi baik.

46

Tabel 16 Peralatan Pemeliharaan

No. Nama Alat Jumlah Kondisi

1. Sprayer 3 Baik

2. Sapu lidi 29 Baik

3. Gerobak sampah 3 Baik

4. Gunting pangkas rumput 9 Baik

5. Pengki 29 Baik

6. Mobil sampah 2 Baik

7. Mobil tangki air 2 Baik

8. Sarung tangan 29 Baik

9. Baju seragam 29 Baik

11. Mesin pemotong rumput gendong 19 Baik

12. Cangkul 10 Baik

13. Sabit 10 Baik

Sumber: wawancara

Pemeliharaan yang baik terhadap peralatan tersebut juga berpengaruh pada

segi ekonomi, jika pemeliharaan alat mampu menjaga kualitas kondisi peralatan,

alat tersebut mampu bertahan penggunaannya dalam jangka waktu lama sehingga

dapat mengurangi biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli peralatan yang

baru.

4.2.5 Biaya Pemeliharaan

Arifin dan Nurhayati (2005), menyatakan bahwa efektivitas kerja dari

tenaga kerja menentukan efisiensi biaya pemeliharaan taman. Anggaran biaya

pemeliharaan yang dibuat dapat dimanfaatkan secara optimal jika pekerjaan

pemeliharaan taman dilakukan dengan efektif sesuai dengan kemampuan dan

keterampilan tenaga kerja. Anggaran biaya merupakan salah satu faktor batasan

utama dalam pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan, baik pemeliharaan intensif

maupun extensif (Carpenter et al., 1975). Prediksi biaya dan kebutuhan sumber

daya seperti alat, bahan, tenaga kerja merupakan hal yang paling mendasar dalam

perencanaan dan pemeliharaan lanskap, sehingga perhitungannya akurat dan

nantinya dapat menentukan keberhasilan perencanaan tersebut dalam pelaksanaan

pekerjaan pemeliharaan.

Pembuatan anggaran biaya didasarkan pada kemampuan lapang, upah

tenaga kerja, harga alat, dan bahan yang digunakan. Analisis biaya pemeliharaan

dilakukan dengan mengkonversikan biaya tenaga kerja yang harus dikeluarkan

47

dalam satuan rupiah/m2/hari atau rupiah/pohon/hari, kemudian satuan biaya

tenaga kerja tersebut dikalikan dengan jumlah luasan pemeliharaan dalam satu

area, hasil akhirnya merupakan biaya pemeliharaan dalam satu area. Pemakaian

satuan biaya tersebut dapat memudahkan pemeliharaan yang digunakan. Satuan

ini cukup efektif dalam menghitung anggaran biaya tenaga kerja yang diperlukan

jika terjadi kenaikan gaji pekerja dan kenaikan harga alat-alat dan pemeliharaan

lanskap. Perhitungan biaya pemeliharaan dimulai dengan perhitungan data

kapasitas kerja untuk masing-masing program kegiatan pemeliharaan, standar

upah, dan beberapa hal yang berkaitan dengan operasional setiap kegiatan.

Perhitungan biaya pemeliharaan yang dilakukan di permukiman Telaga Golf

Sawangan dibuat dengan perhitungan bulanan yang menggunakan acuan pada

biaya harian (rupiah/m2/hari). Perhitungan bulanan dibuat dengan cara mengalikan

jumlah hari rutinitas kerja pemeliharaan dalam satu bulan tenaga kerja tersebut

bekerja. Contoh perhitungan biaya satuan untuk jenis pemeliharaan adalah sebagai

berikut.

a. Biaya tenaga kerja

Interval = 14 hari

Tenaga kerja = 1 orang

Kapasitas = 1200 m²/hari

Target per bulan per m2

= interval x kapasitas = 16.800

Upah per hari = Rp. 20.000,00

Biaya per bulan per m2

= 28 hari x upah per hari / target per bulan = Rp. 33,33

b. Biaya operasional

Bensin = 52 liter x Rp 4500,00 = Rp 234.000,00

Oli = 3 liter x Rp 20.000,00 = Rp 60.000,00

Pisau = 1 buah x Rp 25.000,00 = Rp 25.000,00

Servis = Rp 25.000,00

Penyusutan = Rp 25.000,00

Total biaya operasional = Rp 234.000,00 + Rp 60.000,00 + Rp 25.000,00

+ Rp 25.000,00 = Rp 369.000,00

Biaya operasional per bulan per m2

= Rp 369.000,00 / Rp 16.800 = Rp 22,00

48

Jadi, harga untuk biaya pemangkasan pada rumput peking dengan mesin gendong

per bulan per m2 adalah = Rp 33,33 + Rp 22,00 = Rp 55,33

Cara perhitungan ini juga dipergunakan untuk menghitung semua jenis

pekerjaan pemeliharaan, seperti penyapuan, penyiangan gulma, pemupukan, dan

lainnya (Tabel 17).

Tabel 17 Perhitungan Dasar Biaya Satuan Pemeliharaan

No. Jenis Pemeliharaan Taman Biaya Satuan Pemeliharaan

1 Pemupukan pada rumput gajah dengan NPK Rp 46,4 /bulan/m²

2 Pemangkasan rumput dengan mesin gendong Rp 55,3 /bulan/m²

3 Penyapuan jalan Rp 45 /bulan/m²

4 Penyiraman rumput dan ground cover dengan mobil

tanki air

Rp 900 /bulan/m²

5 Penyiraman pohon dengan mobil tanki air Rp 900 /bulan/pohon

6 Penyiangan Gulma (Weeding) dengan kape Rp 122,2 /bulan/m²

7 Pemangkasan semak Rp 83,3 /bulan/m²

Sumber: survei dan wawancara

Perhitungan biaya satuan pemeliharaan tersebut memiliki pendekatan

perhitungan yang akurat berdasarkan jenis pekerjaan pemeliharaan yang

dilakukan dan jenis material lanskap yang dipergunakan untuk kegiatan

pemeliharaan sehingga memudahkan pihak pengelola untuk memprediksi

kebutuhan biaya dan tenaga kerja pada setiap tingkat pemeliharaan yang memiliki

hubungan dengan standar kualitas hasil pemeliharaan yang akan dihasilkan di

lapang.

4.2.6 Pelaksanaan Pemeliharaan Lanskap Permukiman Telaga Golf

Sawangan

4.2.6.1 Pemeliharaan Permukiman

Lingkungan permukiman Telaga Golf Sawangan terdiri dari 10 cluster

utama, baik rumah-rumah yang sudah terbangun, yang sedang dibangun, serta

yang akan dibangun. Setiap cluster memiliki model rumahnya tersendiri sesuai

dengan tema negara yang diusung oleh masing-masing cluster dengan tipe rumah

yang berbeda sesuai dengan harga jualnya, yaitu tipe rumah besar dengan luasan

49

dimulai dari 200 m2, tipe sedang dengan luas yang dimulai dari 160 m

2 ke atas,

hingga tipe kecil dengan luas dimulai dari 100 m2.

Lingkungan permukiman difasilitasi dengan taman lingkungan di setiap

cluster-nya. Taman pekarangan di depan rumah yang juga ditanami vegetasi

utama yang mampu menjadi ciri khas cluster, seperti Cluster France dengan

pohon kelapa (Cocos nucifera).

Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan pada lingkungan permukiman

termasuk dalam tingkat pemeliharaan intensif yang mencakup banyaknnya

tindakan pemeliharaan rutin yang dilakukan, seperti penyiraman, pemupukan,

pendangiran, pergantian tanaman, pemangkasan (pohon, semak, rumput berm),

dan pembersihan (saluran, paving, aspal jalan, dan water inlet). Setiap penghuni

yang baru serah terima kepemilikan rumah akan memperoleh estate regulation

berisi peraturan hunian yang memberitahukan kepada penghuni mengenai hal-hal

yang tidak diperbolehkan di kawasan permukiman. Sebagian besar penghuni

sudah mengikuti tata tertib yang berlaku di permukiman dengan baik, sehingga

membantu terciptanya lingkungan yang nyaman sesuai dengan rencana pengelola

.

Gambar 13 Kegiatan Penyapuan di Lingkungan Cluster

4.2.6.2 Pemeliharaan Jalan Utama

Jalan utama permukiman Telaga Golf Sawangan dimulai dari welcome

area dan berakhir di Cluster Great Britain ini pada mediannya didominasi oleh

tanaman sawit (Elaeis oleifera) dan palem raja (Roystonea regia). Pemeliharaan

yang dilakukan termasuk dalam tingkat intensif karena fungsinya sebagai public

goods yang selalu dilalui dan diperhatikan keindahannya oleh pengguna. Kegiatan

pemeliharaan rutin yang dilakukan meliputi penyiraman, pemupukan,

pendangiran, proteksi tanaman, pergantian tanaman atau renovasi, pemangkasan

50

(pohon, semak, rumput), dan pembersihan (saluran, paving, aspal jalan, dan water

inlet). Jalan utama yang menjadi perhatian bagi user di permukiman Telaga Golf

Sawangan ini selalu berada dalam kondisi yang asri dan bersih.

Gambar 14 Kegiatan Pemangkasan Gulma pada Median Jalan Utama

4.2.6.3 Pemeliharaan Taman Lingkungan

Taman lingkungan tersedia di setiap cluster dengan ciri khas taman yang

dapat dilihat dari hard material yang berbeda-beda sesuai dengan tema masing-

masing cluster. Taman lingkungan ini berfungsi untuk meningkatkan hubungan

sosial antarpenghuni, memberi kesan estetika pada lingkungan, dan sebagai media

bermain anak-anak. Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan pada taman

lingkungan termasuk dalam tingkat semi-intensif, meliputi pemangkasan (pohon

dan rumput), pembersihan secara rutin dan pemeliharaan hard material

(pengecatan, renovasi, dan pembersihan) secara insidental. Taman lingkungan

cluster terkadang kurang diperhatikan karena minimnya jumlah tenaga kerja dari

Badan Pemelihara Lingkungan yang mengerjakan pemeliharaan dalam lingkungan

cluster. Hal ini dapat dilihat dari ketinggian rumput yang tidak terawat, dan

terdapat vandalisme pada hard material di dalam taman.

Gambar 15 Kegiatan Penyapuan pada Taman Lingkungan Cluster

51

4.2.6.4 Konsep Pemeliharaan

Perencanaan pemeliharaan merupakan kunci keberhasilan dalam

mempertahankan pembangunan lanskap. Kegiatan pemeliharaan yang

dimaksudkan bertujuan menjaga dan merawat lingkungan Telaga Golf Sawangan

dengan segala fasilitasnya agar kondisinya tetap baik dan sesuai dengan tujuan

rancangan semula. Kepuasan penghuni akan lingkungan yang bersih, asri, dan

nyaman menjadi kriteria keberhasilan dari proses pemeliharaan yang dilakukan

oleh pihak estate. Pelayanan personal pemeliharaan yang dilandasi etika,

komitmen, dan kesadaran akan tanggung jawab pekerjaan juga menjadi sasaran

dalam manajemen sumber daya manusia demi keberlanjutan hidup perusahaan.

Efensiensi juga menjadi salah satu sasaran dari konsep pemeliharaan lingkungan

Telaga Golf Sawangan. Efesiensi dalam proses mencapai tujuan pemeliharaan

yang baik dimulai dengan menetapkan standardisasi dalam rencana pemeliharaan,

penganggaran biaya, dan dalam pelaksanaan pemeliharaannya dilakukan dengan

langkah pemeliharaan yang mampu menekan pengeluaran biaya pemeliharaan.

Kesuluruhan sasaran dan kegiatan pemeliharaan fisik yang dijalani ditujukan

untuk mencapai pemeliharaan yang ideal sehingga menciptakan lingkungan yang

fungsional, estestis, serta memuaskan pengguna.

Kegiatan pemeliharaan fisik yang dilaksanakan terdiri dari pemeliharaan

soft material dan hard material. Kegiatan pemeliharaan Telaga Golf Sawangan

yang dilakukan mengacu kepada spesifikasi pekerjaan pemeliharaan yang telah

ditetapkan oleh pihak pengelola (Lampiran 5). Pemeliharaan soft material

meliputi kegiatan penyiraman, pemupukan, pendangiran, proteksi tanaman,

pergantian tanaman atau renovasi, pemangkasan (pohon, semak, dan rumput).

Pemeliharaan hard material meliputi kegiatan pembersihan lingkungan

perumahan, saluran, paving, aspal jalan, lampu jalan, lampu taman, dan water

inlet.

Keseluruhan kegiatan pemeliharaan fisik soft material merupakan

tanggung jawab bagian lanskap yang dibawahi estate manager. Untuk

pelaksanaan langsung di lapang pihak estate bekerjasama dengan kontraktor dan

Badan Pemelihara Lingkungan dari warga. Sedangkan untuk pemeliharaan fisik

hard material dilaksanakan oleh seksi utilitas, Badan Pemelihara Lingkungan, dan

52

tenaga kerja in-house; untuk elemen seperti lampu, pihak estate juga menjalin

kerja sama dengan seksi utilitas mechanical electric yang dibawahi oleh project

manager.

Pemeliharaan taman dibagi menjadi dua, yaitu pemeliharaan ideal dan

pemeliharaan fisik. Pemeliharaan ideal merupakan pemeliharaan yang mengacu

kepada tujuan dan desain awal sehingga pada periode waktu tertentu dibutuhkan

tindakan evaluasi pemeliharaan. Pemeliharaan fisik merupakan pemeliharaan

taman yang meliputi pekerjaan untuk menjaga keindahan, keasrian, kenyamanan

dan keamanan taman. Kegiatan pemeliharaan fisik mencakup kegiatan

pembersihan, penggantian elemen yang rusak, penyiraman tanaman, penyiangan

gulma, pemangkasan, pemupukan, penyulaman, serta pengendalian hama dan

penyakit (Arifin dan Arifin, 2005).

4.2.6.5 Pemeliharaan Ideal

Pemeliharaan ideal Telaga Golf Sawangan dengan memelihara kawasan

permukiman terutama rumah dan seluruh fasilitasnya agar sesuai pada rencana

dan desain awal, yaitu tujuan dan fungsi permukiman yang telah ditetapkan

semula saat proyek dimulai. Kegiatan pemeliharaan ideal yang dilaksanakan

Telaga Golf Sawangan adalah dengan memberlakukan aturan mengenai

pemeliharaan lingkungan terhadap warga, pengawasan penggunaan fasilitas

lingkungan seperti taman lingkungan oleh bagian keamanan per cluster (yang juga

dibawahi oleh pihak estate), pengawasan terhadap penggunaan jalur hijau dan

lingkungan, serta pengawasan dan evaluasi oleh seksi lanskap terhadap proses

pemeliharaan lingkungan baik yang dilaksanakan oleh kontraktor maupun Badan

Pemelihara Lingkungan.

Menurut Arifin dan Arifin (2005), upaya yang dapat dilakukan untuk

mencapai pemeliharaan yang ideal, antara lain, sebagai berikut: (a) pembuatan

desain lanskap yang sederhana; (b) pemilihan jenis dan kompisisi elemen taman

(hard material dan soft material) yang mudah ditemukan dan mudah dirawat; (c)

penggunaan struktur bahan yang kuat dan tahan lama; (d) pola sirkulasi yang jelas

dan rasional; (e) jaringan utilitas yang terencana baik dan terdokumentasi.

53

4.2.6.6 Pemeliharaan Fisik terhadap Hard Material

a. Pembersihan Area Permukiman

Kegiatan penyapuan dilakukan terhadap sampah organik dan inorganik.

Sampah organik berupa sampah dedaunan, yang biasanya merupakan guguran

daun kering, bunga, dan buah yang rontok. Penyapuan bertujuan menjaga

kebersihan dan kerapihan lingkungan permukiman, dilakukan setiap hari pada jam

kerja pemeliharaan karena jumlah sampah organik yang banyak dan terus-

menerus berguguran selalu ditemukan di lingkungan permukiman baik di

lingkungan cluster, kavling kosong, dan di sepanjang boulevard.

Kegiatan penyapuan ini dilakukan dengan alat seperti sapu lidi dan pengki.

Untuk kegiatan penyapuan di dalam lingkungan keseluruhan satu cluster biasanya

selesai dalam waktu sehari sampai satu setengah hari dengan jumlah tenaga kerja

dan luas cluster yang berbeda-beda. Penyapuan di sepanjang boulevard dapat

selesai dalam satu hari karena lokasi pemeliharaan dibagi menjadi beberapa zona

lokasi, dengan masing-masing lokasi memiliki 2 tenaga kerja sapu.

Gambar 16 Kegiatan Penyapuan

Kavling Kosong

Gambar 17 Kegiatan Penyapuan

Jalan Sirkulasi Utama

Sampah organik (sampah hasil pembersihan area) dibawa oleh mobil

sampah milik kontraktor ke tempat pengelolaan sampah untuk melalui proses

pengomposan, sedangkan sampah inorganik (sampah rumah tangga) dibawa oleh

mobil sampah Dinas Pemerintahan Kota Depok ke tempat pembuangan akhir dan

beberapa sampah yang dapat dimanfaatkan kembali diberikan kepada pemulung.

Mobil sampah beroperasi setiap hari dengan berkeliling sebanyak dua kali atau

lebih dalam sehari.

54

Sampah pada kavling kosong di kawasan cluster biasanya ditumpuk pada

setiap dasar pohon. Menurut para pekerja sampah tersebut akan terdegradasi

dengan sendirinya sehingga kemudian menjadi kompos.

Kegiatan pembersihan pada lahan kosong yang akan dimanfaatkan

menjadi kavling baru dilakukan secara insidental. Sampah pemangkasan

dikumpulkan oleh tenaga kerja in-house dari estate, kemudian sampah dibuang di

TPS (Tempat Pembuangan Sementara) yang terletak di tanah kosong milik

pengembang.

Gambar 18 Mobil Pengangkut Sampah

Kegiatan penyapuan ini sudah terbukti menjaga keindahan lingkungan

permukiman terutama pada lokasi sepanjang boulevard yang merupakan public

goods area. Namun, dikarenakan biaya pemeliharaan dari BPL cukup minim dan

kedisiplinan tenaga kerja kurang, maka kegiatan penyapuan pada lingkungan

cluster tidak begitu maksimal sehingga tidak mencapai target pemeliharaan awal.

Demi meningkatkan kebersihan dan keasrian lingkungan, BPL diharapkan

menaikan biaya iuran pemeliharaan lingkungan yang besarnya sesuai dengan

kesepakatan warga supaya jumlah tenaga kerja dapat ditambah sehingga kegiatan

penyapuan lebih maksimal. Pengangkutan sampah kavling kosong pada

lingkungan cluster, sebaiknya difasilitasi juga dengan mobil sampah untuk

mengangkut sampah yang dan tidak dibiarkan sampah itu menumpuk dan

mungkin dapat membusuk di lokasi. Jika memang tidak dapat di fasilitasi dengan

mobil sampah, sampah tersebut dapat dikelola dengan cara menanam sampah

(dengan alat) pada kedalaman tanah tertentu atau yang biasa dikenal dengan

sistem biopori.

55

b. Saluran

Pemeliharaan saluran dilakukan setiap harinya oleh tenaga kerja yang

bertanggung jawab pada pemeliharaan saluran. Pembersihan saluran dilakukan

pada keseluruhan lingkungan permukiman dari welcome area, jalan boulevard,

hingga lingkungan dalam cluster. Kegiatan pemeliharaan saluran yang dilakukan

adalah seperti mencabuti rumput liar yang tumbuh di antara bebatuan pada

selokan menggunakan cangkul atau sabit, penyapuan sampah pada selokan

dengan sapu lidi dan sampahnya dikumpulkan menggunakan pengki, serta

pembersihan lumut yang ada.

Gambar 19 Kegiatan Pembersihan Saluran di Lingkungan Cluster

Pembersihan saluran dilakukan untuk menjaga jalannya aliran air dengan

baik seperti air limbah rumah tangga penghuni dan air hujan agar tetap menuju

aliran saluran utama yang nantinya bermuara pada sungai terdekat lingkungan

sehingga tidak terjadi penghambatan yang mampu membahayakan lingkungan

seperti banjir dan becek pada musim hujan.

Limbah air rumah tangga penghuni berasal dari saringan limbah oleh

sistem filter dan rembesan yang sudah dipasang di setiap rumah. Tidak ada limbah

padat (nasi, sisa makanan, dan sebagainya) yang bercampur dengan limbah air

karena limbah padat tersebut sudah tersaring dan sebagian air masuk merembes ke

dalam tanah melalui lapisan ijuk, pasir dan kerikil yang ada pada sistem rembesan

tersebut. Pada musim kemarau tidak akan ada limbah air rumah tangga yang

mengalir di saluran karena limbah air terserap oleh rembesan dan filter yang ada

sehingga saluran drainase akan tetap kering. Konstruksi filter dan rembesan yang

terdapat pada setiap rumah dapat dilihat pada Gambar 20.

56

Gambar 20 Konstruksi Filter dan Rembesan pada Setiap Rumah

Tersumbatnya saluran drainase biasanya disebabkan oleh penumpukan

sampah, tanah, lumut, gulma, dan puing bangunan. Semua penyebab ini dapat

diatasi dengan kegiatan pembersihan saluran yang dilakukan rutin. Untuk

meminimalkan kuantitas penumpukan sampah pada saluran, sebaiknya semua

saluran di lingkungan permukiman ini dipasangi grill atau penutup saluran yang

tidak mengganggu masuknya aliran air.

c. Perkerasan

Pemeliharaan terhadap material keras yang dimulai dari welcome area

meliputi konblok, beberapa elemen patung, material jalan boulevard, jalan arteri

cluster, hingga ujung area permukiman perlu diperhatikan untuk menjaga

keamanan dan kenyamanan penghuni dalam menggunakan material perkerasan

tersebut. Material permainan pada setiap fasilitas taman lingkungan dan elemen

patung yang terdapat di welcome area, di setiap bundaran belokan boulevard, dan

di setiap taman lingkungan setiap cluster dipelihara dengan melakukan

pengecatan yang bersifat insedental ketika warna asli dari cat tersebut sudah mulai

memudar, kotor, ataupun terdapat vandalism. Konblok yang terdapat pada bahu

jalan dan taman lingkungan juga mengalami renovasi penggantian konblok baru

jika sudah mengalami kerusakan. Aspal jalan boulevard dan jalan arteri cluster

terus diperbaiki apabila mengalami kerusakan akibat hujan, atau lalu lintas

kendaraan yang melintasi jalan tersebut. Keseluruhan pemeliharaan fisik pada

perkerasan bersifat insidental. Pemeliharaan terhadap perkeresan yang bersifat

insidental ini cukup menekan pengeluaran biaya pemeliharaan, penggunaan yang

baik terhadap perkerasan yang ada mampu menjaga kualitasnya sehingga

perkerasan tidak mudah mengalami kerusakan dalam waktu yang cepat.

57

d. Kolam

Telaga Golf Sawangan memiliki dua kolam pada jalan boulevard dan lima

sumber mata air berupa laguna atau kolam danau buatan yang memiliki manfaat

untuk melestarikan tujuh mata air, memurnikan air kotor oleh tumbuhan air,

sebagai habitat biota air tawar, serta meresapkan dan menyimpan air bersih,

semua itu mampu memfasilitasi kebutuhan air yang nantinya dapat digunakan

kembali untuk keperluan pemeliharaan.

Laguna di permukiman ini memiliki konsep rawa, yaitu berfungsi sebagai

pengolah limbah dan pemurnian air outdoor lapis kedua setelah filter rumah

tangga. Pada konsep tersebut, beberapa kolam air diisi dengan tumbuhan air

seperti teratai (Nymphaea alba), eceng gondok (Ichhornia crassipes) dan lainnya

yang dibiarkan tumbuh alami di kolam. Hamparan tumbuhan di kolam rawa

berfungsi untuk memasok oksigen yang menyebabkan mikroorganisme tumbuh

dan berkembang dengan baik serta mampu menjalankan tugasnya sebagai

pengurai zat pencemar. Sementara melalui akarnya, tumbuhan mampu menyerap

sari-sari makanan dan bahan-bahan pencemar sekaligus mengeluarkan zat-zat

tertentu pencegah pertumbuhan bakteri yang berbahaya sehingga mampu

menghasilkan lingkungan air yang sehat. Hal ini bermanfaat untuk pemurnian air

yang tercemar.

Kegiatan pemeliharaan laguna dilakukan dengan pembuangan sampah dan

lumut, penyiangan rumput di dalam dan tepi laguna, pembersihan saluran secara

rutin, dan perbaikan bendungan yang bocor atau rusak (insidental).

Gambar 21 Laguna di Lingkungan Permukiman

58

Kolam yang terletak dekat jalan boulevard dibersihkan satu kali dalam

seminggu oleh dua orang jumlah pekerja. Penyebab utama yang membuat

kotornya air kolam adalah pembuangan oli secara sengaja oleh pihak yang tidak

bertanggung jawab. Pembersihan kolam dilakukan dengan penyikatan terlebih

dahulu, kemudian menggunakan vacuum untuk menyedot kotoran-kotoran dalam

air serta pemberian obat PAC untuk menjernihkan air kolam.

Gambar 22 Kegiatan Pembersihan Kolam

e. Lampu, Rambu, dan Tempat Sampah

Kebutuhan akan utilitas seperti lampu jalan dan lampu taman sangat

tinggi. Lampu sangat diperlukan untuk memberikan pencahayaan pada malam

hari sehingga memberikan rasa aman dan nyaman bagi penghuni ketika melintasi

jalanan atau menggunakan fasilitas taman ketika langit sudah gelap. Elemen

lampu yang terdapat di lingkungan permukiman berbeda-beda, terutama lampu di

lingkungan cluster, bentuk dan modelnya berbeda-beda disesuaikan dengan tema

per cluster, seperti pada Cluster Britain yang di dominasi dengan tipe rumah

minimalis, lampunya juga memliki model minimalis.

Kegiatan pemeliharaan lampu yang dilakukan adalah seperti penggantian

bola lampu yang sudah rusak atau mati dan pengecatan tiang lampu yang bersifat

insidental ketika warna cat lampu sudah memudar ataupun terkelupas akibat cuaca

dan hujan, pengecatan dilakukan agar lampu tetap terlihat indah dan memiliki

nilai estetik bagi lingkungan. Untuk pengaturan jam lampu lingkungan dihidupkan

pada pukul 17.30 WIB dan dimatikan pada pukul 06.00 WIB. Kegiatan

pengaktifan lampu tersebut dilakukan oleh satpam dengan menekan tombol yang

ada di setiap gardu berbentuk kotak hijau yang terdapat pada setiap cluster dan

59

lingkungan permukiman. Kemungkinan masalah pada lampu yang akan terjadi

akan ditangani oleh Bagian ME (Mechanical Electric) yang diawasi langsung oleh

Project Manager. Pemeliharaan lampu yang dilakukan sudah baik dan harus

dilakukan secara rutin. Akan tetapi untuk menjaga kuantitas terangnya bola

lampu, kap lampu seharusnya juga dibersihkan untuk membersihkan debu dan

serangga yang biasa menempel pada kap tersebut.

Menurut Arifin dan Arifin(2005), tindakan pengelolaan yang dilakukan

dalam pemeliharaan lampu adalah sebagai berikut: (a) menjaga keamanan lampu

dari tangan yang jahil dan tidak bertanggung jawab; (b) menjaga dan melakukan

cek rutin terhadap kabel-kabel di dalamnya; (c) segera mengganti lampu yang

telah padam; (d) membersihkan kap lampu dari debu dan serangga.

Rambu diperlukan untuk memberikan penegasan mengenai larangan dan

aturan yang diberlakukan di permukiman. Rambu yang berada di permukiman

berupa simbol ataupun tulisan. Perawatan yang dilakukan terhadap rambu bersifat

insidental, tidak ada pemeliharaan khusus. Pengelola diharapkan untuk merawat

dan menjaga dengan baik rambu-rambu yang ada di permukiman karena rambu

tersebut rawan akan tindakan vandalisme, selain itu kondisi rambu juga mudah

rusak dipengaruhi oleh iklim. Pemeliharaan terhadap rambu-rambu yang ada

dapat dilakukan secara rutin dengan pengecatan ulangs etiap tahunnya. Hal ini

dilakukan untuk menjaga fungsi rambu agar tetap informatif.

Tempat sampah sangat dibutuhkan di setiap lingkungan, terutama

permukiman. Untuk menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan, sampah harus

dikumpulkan dalam sebuah wadah tempat sampah untuk sementara waktu, dan

nantinya akan diangkut oleh mobil sampah ke TPA. Kondisi, jumlah dan

peletakan tempat sampah di permukiman Telaga Golf Sawangan sudah baik.

Pemeliharaan tempat sampah yang pengelola bersifat insidental. Untuk waktu

yang akan datang pengelola diharapkan mampu menambah jumlah tempat sampah

sehingga dalam satu lokasi terdapat dua tempat sampah bersebelahan yang

memilah antara tempat sampah organik dan satunya lagi tempat sampah untuk

sampah inorganik.

60

4.2.6.7 Pemeliharaan Fisik terhadap Soft Material

a. Penyiraman

Penyiraman tanaman sangat diperlukan untuk memudahkan perakaran

tanaman menyerap larutan hara yang tersedia dalam tanah. Kegiatan penyiraman

merupakan salah satu dari kegiatan pemeliharaan terhadap tanaman agar tanaman

dapat hidup dalam jangka waktu yang lama. Penyiraman dilakukan dengan

menyesuaikan lokasi pemeliharaan, kondisi lapang, dan jenis tanamannya.

Penyiraman dilakukan dua kali sehari pada pagi dan sore hari, tetapi pada musim

hujan penyiraman tidak dilakukan terlalu sering, hanya disesuaikan dengan

kondisi cuaca saja. Penyiraman tidak dilakukan pada siang hari karena dapat

menyebabkan suhu permukaan daun meningkat lebih tinggi pada suhu udara di

sekitarnya yang dapat mengakibatkan luka bakar pada daun.

Kegiatan penyiraman pada wilayah welcome area, sepanjang jalan

boulevard hingga fasilitas seperti taman city forest dilakukan oleh pihak

kontraktor dengan 1 mobil tanki berkapasitas 5000 liter milik kontraktor,

sedangkan penyiraman tanaman pada lingkungan cluster dilakukan oleh pihak

pemelihara BPL dengan mengggunakan mobil tanki air milik pengelola dengan

kapasitas air sebanyak 5000 liter. Penyiraman pada area hamparan rumput seperti

taman dilakukan dengan menggunakan sprayer.

Penyiraman yang dilakukan di permukiman Telaga Golf Sawangan

termasuk dalam kategori pemeliharaan intensif. Hal ini dikarenakan bahwa sangat

pentingnya bagi pengelola untuk menjaga kesegaran dan kesuburan tanaman demi

menjaga keindahan dari tanaman tersebut, terutama pada area public goods di

welcome area dan sepanjang jalan boulevard. Di setiap satu mobil tanki terdapat

dua orang tenaga kerja, satu sebagai pengendara mobil, sedangkan satu orang lagi

yang memegang selang dan bertugas mengarahkan selang untuk menyiramkan air

ke tanaman (Gambar 23).

Air yang keluar dari tanki biasanya jatuh terlalu keras pada permukaan

tanah, hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada akar tanaman. Oleh karena itu,

diperhatikan bahwa pada saat proses penyiraman sebaiknya kecepatan air tidak

terlalu tinggi, dan bersifat menyebar tidak langsung pada tanaman seperti semak

tertentu.

61

Sumber utama air penyiraman yang digunakan berasal dari mata air yang

terletak pada kolam atau laguna di kawasan permukiman. Laguna di kawasan

permukiman memiliki air yang jernih dengan proses pemurnian air berlasung

secara alami oleh vegetasi air yang ada di dalamnya.

Gambar 23 Kegiatan Penyiraman Median Jalan

b. Pemangkasan

Kegiatan pemangkasan dilakukan terhadap beberapa jenis tanaman, yaitu

pada pohon, semak, dan rumput. Pemangkasan pada pohon yang tinggi dan besar

bersifat insidental, dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pohon. Jika

pohon tersebut daunnya sudah terlihat sangat lebat, perlu dilakukan pemangkasan

pada cabang-cabangnya yang dianggap mengganggu. Kegiatan pemangkasan ini

dilakukan untuk mengontrol pertumbuhan pohon, keamanan para penghuni serta

untuk kesehatan pohon itu sendiri. Pemangkasan rumput dan semak dilakukan

untuk tetap menjaga keindahan visual dari tanaman tersebut sesuai dengan tujuan

awal desain tanamannya dan pertumbuhan rumput tidak terlalu tinggi sehingga

dapat menggangu pertumbuhan semak dan pohon. Jenis pemangkasan dibedakan

berdasarkan tujuannya, yaitu pemangkasan untuk kepentingan kesehatan tanaman,

estetika, dan keamanan pengguna.

Kegiatan pemangkasan rumput dan semak dilakukan setiap hari dimulai

dari welcome area hingga seluruh proyek permukiman. Seluruh rumput pada area

permukiman biasanya dapat dipangkas dalam kurun waktu 2 minggu. Tenaga

kerja pemangkasannya dibagi menjadi dua kelompok, masing-masing kelompok

terdiri dari 4 orang. Kelompok pertama bertugas untuk memangkas kawasan

public goods seperti welcome area dan boulevard, sedangkan kelompok yang

62

satunya lagi bertugas untuk memangkas kawasan pada lingkungan cluster, untuk

pemangkasan tanaman semak terdapat empat orang tenaga kerja.

Kelebihan perencanaan utilitas pada permukiman seperti kabel-kabel

telepon, listrik, dan televisi yang tertanam di dalam tanah (serat optik)

memberikan kemudahan bagi pihak pengelola karena dengan sistem setra optik ini

jadi tidak ada kabel yang mengganggu pertumbuhan tanaman.

Pemangkasan dilakukan selain dengan membuang cabang-cabang liar

yang dianggap mengganggu untuk mengontrol pertumbuhan tanaman, juga

dilakukan dengan membuang bagian tanaman yang sakit.

Gambar 24 Kegiatan Pemangkasan

Rumput di Welcome Area

Gambar 25 Kegiatan Pengangkutan

Sampah Pemangkasan Pohon

Pemangkasan pada pohon dilakukan untuk menjaga keamanan, dalam arti

keamanan penghuni sebagai pengguna lingkungan. Pemangkasan pohon sesuai

dengan kondisi fisik pohon sangat bagus untuk mencegah terjadinya kejadian

pohon tumbang yang dapat membahayakan penghuni yang mungkin sedang

melintasi jalan. Pohon sawit (Elaeis guineensis) dan palem raja (Roystonea regia)

yang terdapat pada median jalan biasanya dipangkas ketika pelepah sudah mulai

tua dan warnanya menguning. Pelepah-pelepah tersebut menjuntai ke bawah dan

jika jatuh, dapat merusak fungsi estetis tanaman tersebut pada area boulevard

yang merupakan public goods area. Pelepah-pelepah tersebut dipangkas bersama

dengan batang daun, agar batang daun tersebut tidak jatuh apalagi sampai

mengenai pengguna jalan. Pemangkasan pada area public goods sangat

diutamakan oleh pihak pengelola karena area ini memiliki daya tarik keindahan

lanskap yang dapat meningkatkan daya jual rumah terhadap pengunjung.

63

Pemangkasan yang dilakukan bertujuan menjaga kesehatan tanaman. Jika

cabang, daun, dahan, atau bagian tanaman yang lainnya ada yang terserang hama

atau penyakit, pihak pengelola akan memangkas bagian tersebut untuk mencegah

penyebaran hama dan penyakit tersebut.

Alat yang digunakan dalam kegiatan pemangkasan bermacam-macam,

untuk pemangkasan rumput digunakan alat pangkas seperti mesin potong rumput

gendong yang diisi dengan bahan bakar bensin untuk menjalankan mesinnya. Alat

ini harus digunakan dengan hati-hati karena jika pekerja tidak ahli dalam

menggunakannya dapat membahayakan pengguna karena penggunaan alat ini

dapat melontarkan batu atau kerikil yang berada di sekitar hamparan rumput.

Kendala yang biasa dijumpai dalam pemangkasan adalah kerusakan pada alat

pemangkasan dan kehabisan bahan bensin untuk alat pemangkasan.

Kegiatan pemangkasan yang dilakukan sudah berjalan cukup baik, hanya

saja terkadang terjadi keterlambatan dalam target penyelesaian yang disebabkan

oleh kurangnya tenaga kerja terutama pada pemangkasan rumput, hal ini dapat

diperbaiki dengan penambahan jumlah tenaga kerja yang sesuai dengan luasan

pemangkasan.

Pemangkasan semak menggunakan alat gunting pangkas, dilakukan pada

tanaman yang masih muda dan sedang berdaun untuk tetap menjaga bentuk asli

semak sesuai desain. Pemangkasan rumput dilakukan dengan menggunakan mesin

pemotong rumput gendong. Pemangkasan pelepah-pelepah pohon palem atau

ranting cabang pohon menggunakan golok.

Menurut Arifin dan Arifin(2005), pelaksanaan pemangkasan tanaman,

terutama pohon, yang baik harus memperhatikan waktu yang tepat. Pemangkasan

pohon dilakukan pada musim tertentu, bergantung pada jenis pertumbuhannya.

Pemangkasan tidak dilakukan pada saat pohon sedang musim berbunga dan

berbuah. Pelaksanaan pemangkasan yang baik adalah setelah musim berbunga

atau berbuah. Hal ini bertujuan merangsang pertumbuhan vegetatif dan generatif

pada musim berikutnya, terutama jika setelah pemangkasan dilakukan

pemupukan.

64

c. Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dan penyakit merupakan salah satu tindakan

pemeliharaan fisik. Tanaman yang terserang hama dan penyakit cukup

menggangu keindahan karena kondisi-kondisi seperti warna daun yang tidak

segar, tumbuh percabangan yang tidak diharapkan, batang kering, dan hadirnya

serangga yang tidak mengganggu. Setiap tanaman memiliki kemungkinan

terserang hama seperti belalang, kutu, ulat, dan sejenisnya, begitu juga dengan

kemungkinan terserang penyakit yang dapat menyebabkan kematian pada

tanaman.

Pengendalian hama dan penyakit ini dilakukan untuk memberantas

sekaligus melakukan pencegahan terhadap hama dan penyakit. Pemberantasan

yang dilakukan adalah mengendalikan jumlah populasi hama dan penyakit yang

ada. Pencegahan dilakukan untuk meminimalkan timbulnya serangan hama dan

penyakit tanaman, seperti dengan memperbaiki dan menjaga kebersihan

lingkungan taman rumah agar tetap sehat agar tindakan pengendalian hama dan

penyakit menjadi tepat sasarannya, maka yang harus dilakukan terlebih dahulu

adalah mengetahui jenis hama dan penyakit yang sedang menyerang tanamannya.

adapun langkah yang tepat dalam pengendalian hama dan penyakit, sebagai

berikut: (a) mengidentifikasi permasalahan yang ada; (b) pemilihan pestisida yang

tepat; (c) penggunaan pestisida pada waktu yang tepat (Carpenter et al., 1975).

Pengendalian hama dan penyakit dapat dilakukan dengan beberapa cara,

seperti mekanis, fisik, biologi, kimiawi dengan penggunaan pestisida, karantina,

dan teknik budi daya. Pengendalian hama dan penyakit yang dilakukan di

permukiman Telaga Golf Sawangan adalah cara kimiawi dengan penyemprotan

pestisida dan pengendalian secara fisik dengan pemangkasan manual pada bagian

tanaman yang terserang hama dan penyakit. Pengendalian hama dan penyakit

yang dilakukan bersifat insidental tidak rutin. Hama yang sering menyerang

tanaman adalah ulat, hama cacing tanah, siput, serangga, bahkan hewan ternak

seperti kambing dan sapi.

Gangguan hama seperti ulat yang memakan daun pada ground cover

diatasi dengan penyemprotan larutan Decis atau Kurakron pada bagian tanaman

yang terserang. Hama seperti kambing dan sapi tergolong berbahaya karena selain

65

memakan rumput, mereka juga memakan berbagai jenis tanaman yang ada di

permukiman, hal ini sangat merusak pertumbuhan tanaman seperti semak dan

pepohonan lainnya. Tanaman semak atau ground cover yang telah dimakan oleh

hewan ternak biasanya akan kering pada bagian tanaman yang tidak dimakan,

kemudian selang beberapa hari tanaman tersebut akan mati.

Tindakan pengendalian dan pencegahan yang dilakukan pengelola

terhadap gangguan hama dari hewan ternak yang berasal dari kampung warga

sekitar permukiman adalah penyemprotan Kurakron pada tanaman yang biasanya

dimakan hewan tersebut agar hewan ternak dapat mencium baunya yang tidak

sedap dan tidak memakan tanaman tersebut. Namun, cara ini kurang berpengaruh

karena hewan ternak tersebut tetap saja memakan tanaman-tanaman.

Jika tanaman sudah mulai rusak dan mati akibat hama hewan ternak

tindakan yang dilakukan pihak pengelola adalah menggantinya dengan tanaman

yang baru. Hal ini sangat disayangkan karena kemungkinan hama dari hewan

ternak akan selalu ada, walaupun tanamannya sudah diganti dengan tanaman baru

hewan ternak tersebut akan tetap memakannya kembali.

Pihak pengelola diharapkan melakukan tindakan yang tegas terhadap

warga luar, mulai membatasi akses masuk dan keluar warga kampung sekitar

semisal dengan pembuatan pagar yang hanya dapat dilalui manusia saja, tidak bisa

dilalui oleh hewan-hewan ternak, ataupun pemberian sangsi dan denda bagi warga

luar yang diketahui membawa masuk hewan ternak tersebut ke kawasan

permukiman.

Jumlah tanaman yang terserang hama dan penyakit tanaman tidak terlalu

banyak pada kawasan permukiman ini. Namun, pengelola diharapkan dapat

melakukan tindakan pengendalian hama dan penyakit ini secara rutin, dilakukan

setiap hari dengan penggunaan alat dan bahan yang sesuai, seperti jenis obat yang

akan digunakan, sprayer, sarung tangan, dan masker.

Kegiatan pengendalian hama dan penyakit dikerjakan oleh tenaga kerja in-

house dari estate menggunakan alat hand sprayer secara insidental, hanya ketika

diketahui bahwa terdapat tanaman yang terserang hama dan penyakit. Kegiatan

penyemprotan pestisida tidak dilakukan secara menyeluruh pada tanaman,

66

melainkan pada bagian yan terserang hama dan penyakit saja. Hal ini dapat

menyebabkan hama dan penyakit tersebut menjalar ke bagian tanaman yang lain.

Gambar 26 Hama Kambing

Menurut Arifin dan Arifin (2005), tahapan pengendalian hama dan

penyakit yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut: (a) mengidentifikasi hama

atau penyakit yang menyerang tanaman; (b) memilih pestisida yang efektif

terhadap hama dan penyakit tersebut; (c) melarutkan pestisida mengikuti petunjuk

dan dosis yang benar; (d) menyemprotkan pestisida dengan cara yang benar,

searah dengan hembusan angin; (e) menempatkan pestisida di dalam tanah dekat

dengan perakaran tanaman bila menggunakan pestisida yang bersifat sistematik;

(f) segera membersihkan diri setelah melakukan tindakan pengendalian hama dan

penyakit untuk menghindari efek keracunan.

d. Pemupukan

Tanaman yang sehat membutuhkan pemeliharaan yang baik salah satunya

dengan melakukan pemupukan, yang bertujuan menjaga pertumbuhan tanaman,

menyuplai unsur hara tambahan bagi tanaman, dan memperbaiki daya serap air.

Jenis pupuk yang digunakan di Telaga Golf Sawangan adalah pupuk organik

seperti kompos dengan interval pemupukan sebulan sekali dan pupuk kimiawi

(inorganik) seperti NPK dan Urea dengan interval pemupukan tiga bulan sekali.

Pemupukan dilakukan oleh pihak kontraktor dimulai dari welcome area

sampai keseluruhan kawasan permukiman yang merupakan tanggung jawabnya.

67

Pemupukan menggunakan pupuk NPK pada saat pengolahan media tanam

dimaksudkan untuk menggemburkan serta memperbaiki porositas tanah.

Telaga Golf Sawangan memiliki alat pengolahan pupuk kompos sendiri.

Proses pembuatan kompos akhir-akhir ini dilakukan setiap sebulan sekali,

seharusnya pengomposan dilakukan setiap seminggu sekali dengan menyesuaikan

banyaknya sampah organik yang dapat dimanfaatkan kembali untuk dijadikan

pupuk kompos. Hal ini juga dapat menghematkan biaya pengeluaran pengelola

untuk pembelian bahan pupuk kompos. Kurangnya tenaga kerja pada in-house

menyebabkan pengurangan intensitas pembuatan pupuk kompos. Kegiatan

pemupukan yang dilakukan menggunakan metode broadcast, terdiri dari dua

orang tenaga kerja, yaitu satu orang melakukan pemupukan dan satu orang

lainnya bertugas melakukan penyiraman setelah pemupukan.

e. Pendangiran dan Penyiangan Gulma (Weeding)

Pendangiran adalah usaha mengemburkan tanah di sekitar tanaman yang

bertujuan memperbaiki struktur tanah yang berguna bagi pertumbuhan tanaman.

Pendangiran juga ditujukan untuk memudahkan peresapan air dan oksigen ke

dalam tanah agar aerasi menjadi baik, sekaligus membersihkan tanaman liar dan

gulma yang tumbuh di sekitar tanaman. Pendangiran dilakukan dalam interval

waktu selama 30 hari dengan menggunakan kored.

Gulma adalah tanaman liar yang tumbuh bersamaan dengan tanaman

pokok yang dapat merusak estetika tanaman dan secara fungsional akan

mengurangi hara, pemanfaatan matahari, air tanah, dan tempat tumbuh bagi

tanaman utama. Kegiatan penyiangan gulma dilakukan untuk membebaskan

tanaman pokok dari tanaman pengganggu dengan cara membersihkan gulma yang

tumbuh liar di sekeliling tanaman agar kemampuan kerja akar untuk menyerap

unsur hara dapat berjalan secara optimal. Penyiangan juga bertujuan mencegah

datangnya hama dan penyakit yang biasanya menjadikan rumput atau gulma lain

sebagai tempat tumbuh dan sembunyi, sekaligus untuk memutus siklus hidupnya.

Pada kawasan permukiman gulma dapat ditemukan di pot tanaman, sela-

sela perkerasan paving conblock, groundcover, dan hamparan rumput. Gulma

68

yang biasa tumbuh di antaranya adalah rumput jarum (Axonopus compressus),

rumput teki (Cyperus kyllingia), dan putri malu (Mimosa pudica).

Kegiatan penyiangan dilakukan dengan memangkas gulma dari bagian

akar sehingga gulma tidak dapat tumbuh kembali. Penyiangan untuk gulma yang

tergolong rapat menggunakan alat kape, sedangkan untuk penyiangan gulma

berupa semak menggunakan sabit. Penyiangan gulma yang dilakukan di

permukiman dilakukan secara rutin dalam interval waktu selama sebulan sekali

dan bergantung pada intensitas gulma. Penyiangan gulma sebaiknya dilakukan

pada tahun-tahun permulaan sejak penanaman agar pertumbuhan tanaman tidak

terhambat, selanjutnya pada saat awal atau akhir musim penghujan, karena pada

saat itu banyak gulma yang tumbuh. Sampah dari penyiangan gulma sebaiknya

tidak dibuang sembarangan karena sisa gulma tersebut dapat tumbuh kembali

apabila menempel pada media yang sesuai. Pengendalian gulma harus dilakukan

secara menyeluruh dan kemudian segera dibakar agar tidak bersisa.

Kegiatan pendangiran dan penyiangan gulma (weeding) bertujuan utama

menjaga pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Kegiatan ini biasa dilakukan

setelah kegiatan pemangkasan agar tanaman terlihat lebih indah dan tertata rapih.

Kurangnya tenaga kerja mengakibatkan masih adanya gulma pada tanaman,

penambahan tenaga kerja diharapkan dapat memperbaiki hal tersebut.

Gambar 27 Kegiatan Penyiangan Gulma

f. Renovasi Tanaman

Kegiatan renovasi tanaman atau yang biasa disebut penyulaman yang

dilakukan di permukiman Telaga Golf Sawangan bersifat insidental. Penyulaman

adalah penggantian tanaman yang sakit ataupun mati dengan tanaman baru yang

69

baik. Kegiatan penyulaman biasa dilakukan pada saat tanaman sudah mati,

biasanya tanaman karena terserang hama dan penyakit, yang paling sering terjadi

adalah ketika tanaman mati oleh hama hewan ternak seperti kambing. Jika

tanaman mati, pihak pengelola menugaskan kontraktor untuk melakukan

penyulaman dengan tanaman baru yang baik. Ketika pemeliharaan pada tanaman

semak di sepanjang boulevard dianggap sulit akibat kurangnya biaya dan hama

kambing yang terus menyerang, pihak pengelola memutuskan untuk melakukan

renovasi tanaman dengan tanaman baru seperti Euphorbia yang diletakkan pada

pot tanaman.

Kendala yang dapat ditemukan di permukiman Telaga Golf Sawangan

adalah tidak terawatnya nursery sehingga membuatnya terbengkalai, pihak

pengelola harus memanfaatkan tanaman dari kontraktor. Peningkatan

pemeliharaan nursery sebaiknya mulai diperhatikan dan dijalankan kembali oleh

pihak pengelola. Jika kondisi nursery baik, sangat bermanfaat untuk menyuplai

kebutuhan tanaman di permukiman. Hal ini juga dapat mengurangi pengeluaran

biaya dalam hal penyulaman atau renovasi tanaman, karena pihak pengelola tidak

perlu mengeluarkan biaya untuk membeli tanaman yang baru kepada nursery

milik kontraktor.

Penyulaman sebaiknya dilakukan sekitar dua sampai empat minggu sekali

setelah tanam, penyulaman kedua dilakukan pada waktu pemeliharaan tahun

pertama, sebelum tanaman berumur satu tahun. Untuk kegiatan penyulaman yang

baik maka bibit yang dipakai harus baik serta dilakukan pemeliharaan yang

intensif sehingga pertumbuhan bibit sulaman nantinya tidak tertinggal dengan

tanaman lainnya.

Gambar 28 Kegiatan Penyulaman Tanaman

70

Hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan penyulaman adalah

sebagai berikut: (a) kondisi tanaman pengganti yang digunakan harus lebih baik

dari tanaman sebelumnya; (b) tanaman yang rusak atau mati dicabut terlebih

dahulu agar tidak mengganggu tanaman yang masih sehat; (c) mempersiapkan

lubang bekas tanaman untuk ditanam kembali; (d) membiarkan lubang tanam

beberapa saat dan diberi pupuk kandang jika diperlukan; (e) melepaskan tanaman

baru dari kontainernya; (f) melakukan penyiraman secara rutin (Arifin dan Arifin,

2005).

g. Persepsi Responden

Pada saat kegiatan magang berlangsung, penyebaran kuisioner diberikan

kepada penghuni dan karyawan pengelola di permukiman Telaga Golf Sawangan.

Terdapat beberapa pertanyaan yang diajukan kepada penghuni mengenai

pemeliharaan lanskap yang berlangsung di kawasan permukiman.

Berdasarkan kuisioner yang disebar ke penghuni sebanyak 27% responden

penghuni menyatakan kebersihan area permukiman dalam keadaan sangat baik,

67% penghuni menyatakan cukup baik, dan 6% sisanya menyatakan dalam kurang

baik. Hal ini membuktikan bahwa pengelola selalu menjaga kualitas kebersihan

lingkungan permukiman sehingga menciptakan lingkungan permukiman yang

nyaman dan asri (Gambar 29).

Gambar 29 Diagram Pendapat terhadap Kebersihan Area Permukiman

Penilaian penghuni terhadap aspek keamanan menunjukkan sebanyak 17%

penghuni menyatakan keaman permukiman dalam keadaan sangat baik, sebanyak

70% menyatakan cukup baik, dan 13% menyatakan kurang baik. Hal ini

membuktikan bahwa penghuni merasa aman untuk tinggal di permukiman Telaga

Golf Sawangan, sistem keamanannya sudah cukup baik dengan sistem

71

pengamanan di pintu utama dan per cluster sehingga memberikan rasa aman

ganda.

Gambar 30 Diagram Pendapat terhadap Keamanan Area Permukiman

Kondisi fasilitas permukiman menurut penilaian penghuni menunjukan

sebanyak 67% responden penghuni menyatakan kondisi fasilitas dalam keadaan

cukup baik dan sebanyak 33% penghuni menyatakan kurang baik. Fasilitas di

permukiman Telaga Golf sudah memadai kebutuhan penghuni. Peningkatan biaya

penggunaan fasilitas diharapkan dapat menaikan biaya pemasukan untuk

pemeliharaan fasilitas yang ada.

Gambar 31 Diagram Pendapat terhadap Fasilitas Area Permukiman

Sebanyak 23% responden penghuni menyatakan pelayanan pihak

pengelolaan lanskap sangat baik, 67% penghuni menyatakan cukup baik, dan 10%

menyatakan kurang baik. Pelayanan pengelola yang selalu menyelesaikan tugas

pemeliharaan dengan baik disertai dengan sikap ramah pihak pengelola terhadap

keluhan penghuni menjadikan pelayanan pemeliharaan yang dilakukan pengelola

sudah baik di mata penghuni.

72

Gambar 32 Diagram Pendapat terhadap Pelayanan Pemeliharaan

Sebanyak 60% responden penghuni menyatakan bahwa permukiman

Telaga Golf Sawangan memiliki lanskap yang sangat baik dan 40% responden

lainnya menyatakan lanskap permukiman dalam kondisi baik. Kegiatan

pemeliharaan yang dijalani dengan cukup baik oleh pengelola menciptakan

kondisi lanskap permukiman yang baik sehingga mampu nilai lebih tersendiri bagi

penghuni.

Gambar 33 Diagram Penilaian Penghuni terhadap Lanskap Permukiman

Survei tingkat kepuasan penghuni terhadap permukiman Telaga Golf

Sawangan yang didapatkan dari kuisioner menyatakan bahwa sebanyak 73%

penghuni puas dan 27% menyatakan sangat puas. Lingkungan permukiman aman,

nyaman dan asri. Pemeliharaan lingkungan yang baik menciptakan kepuasan

tersendiri bagi penghuni sehingga mereka tetap ingin bertahan untuk tinggal di

permukiman ini.

Gambar 34 Diagram Tingkat Kepuasan Penghuni

73

Pada kuisioner yang diberikan kepada karyawan pengelola didapatkan

sebanyak 60% responden karyawan menyatakan pemeliharaan soft dan hard

material sudah dilakukan dengan baik dan 40% karyawan lainnya menyatakan

cukup baik.

Gambar 35 Diagram Pemeliharaan Soft dan Hard Material

Sedangkan sebanyak 70% karyawan menyatakan kinerja tenaga kerja

pemelihara pihak pengelola sudah baik dan 30% sisa responden menyatakan

cukup baik.

Gambar 36 Diagram Kinerja Tenaga Kerja Pemeliharaan

Kegiatan pemeliharaan soft dan hard material dan kinerja tenaga kerja

pemeliharaan yang sudah berjalan dengan baik diharapkan dapat dijaga dan

dilanjutkan dengan lebih baik di masa depan oleh pengelola.

Secara keseluruhan berdasarkan hasil kuisioner yang diberikan kepada

penghuni dan karyawan dapat disimpulkan bahwa pengelolaan pemeliharaan

lanskap yang dilaksanakan oleh pihak pengelola di permukiman Telaga Golf

Sawangan sudah cukup baik dan memuaskan bagi kedua belah pihak.

Kegiatan wawancara juga dilakukan terhadap penghuni, sebanyak 80%

penghuni memiliki harapan kepada developer untuk menyediakan fasilitas

lingkungan yang baru seperti fasilitas olahraga lapangan tenis, serta harapan agar

pengelola segera memperbaiki fasilitas jalan cluster yang sudah mengalami

74

kerusakan. Menurut karyawan pengelola, masih terdapat proses pemeliharaan

yang harus diperbaiki seperti pengelolaan sampah rumah tangga dengan

menyediakan tempat sampah organik dan inorganik, perhitungan kembali

mengenai kapasitas pekerja pemelihara yang rutin untuk RAB yang lebih akurat,

serta harapan untuk menjadikan lingkungan yang sehat asri dan aman secara

berkelanjutan.

4.2.7 Pengawasan Pemeliharaan

Keberhasilan pengelolaan suatu lanskap dapat didukung oleh pelaksanaan

kegiatan pengawasan dan evaluasi terhadap pekerjaan pemeliharaan lanskap.

Kegiatan pengawasan dilakukan untuk menjamin bahwa jadwal kerja yang telah

direncanakan terlaksana dengan baik dan sesuai dengan standar spesifikasi yang

telah ditetapkan serta mengendalikan kesalahan yang terjadi. Pengawasan

dilakukan dengan pengontrolan fisik lapangan terhadap hasil kerja pemeliharaan.

Kegiatan pengawasan pemeliharaan bergantung pada pihak pemeliharanya.

Pemelihara dari pihak warga Badan Pemelihara Lingkungan (BPL)

dilakukan oleh Pak Yudi. Pelaksanaan pengawasan dilakukan sampai tiga kali

dalam sehari pada pukul 08.30--09.00 WIB, kontrol siang pada pukul 13.00 WIB,

dan sore hari pada pukul 15.00 WIB. Pengawasan dilakukan pada semua cluster

yang menjadi tanggung jawab BPL. Pengawasan oleh pihak kontraktor dilakukan

dalam waktu dua hari sekali, oleh pengawas dari CV BOTANI ASRI (Pak Lolo),

hal ini disebabkan oleh jarak yang harus ditempuh dari kawasan puncak yang

merupakan kantor CV BOTANI ASRI dapat memakan waktu hingga 4 jam lebih

untuk mencapai lokasi permukiman. Pengawasan juga tetap dilakukan dari pihak

estate selaku pengembang. Kegiatan pengawasan dilakukan setiap hari di pagi

hari pada pukul 09.00--11.00 WIB oleh pengawas lapang (Pak Syarief).

Pengawasan dari pihak estate dilakukan untuk memantau seluruh proses

pemeliharaan lanskap yang ada, yang dilakukan oleh tenaga kerja kontraktor,

tenaga kerja BPL, dan tenaga kerja in-house dari pihak estate sendiri. Kegiatan

pengawasan yang dilakukan merupakan pengecekan di lapangan menggunakan

checklist yang diberi kolom penilaian atas kondisi di lapangan. Hal ini diharapkan

dapat meminimalkan terjadinya kesalahan pekerjaan pemeliharaan agar

75

pengerjaannya dapat diselesaikan sesuai dengan target pemeliharaan. Para

pengawas berhak menegur langsung para tenaga kerja apabila mereka membuat

kesalahan ataupun kekurangan dalam pekerjaannya agar mereka lebih menyadari

tanggung jawab atas pekerjaannya masing-masing dan tidak mengulangi

kesalahannya kembali.

Evaluasi bertujuan mewujudkan kegiatan pemeliharaan yang sesuai

dengan tujuan awal pemeliharaan yang telah ditetapkan, memastikan semua input

(alat, bahan, dan tenaga kerja) bermanfaat secara efektif, serta meminimalkan hal-

hal yang bersifat pemborosan dan tidak bermanfaat. Kegiatan evaluasi dibagi

menjadi dua, yaitu secara tertulis seperti checklist laporan harian pemeliharaan

oleh pengawas dari kontraktor atau BPL dan pengecekan lapang secara langsung

oleh landscape supervisor. Nahalih (2004) menyebutkan beberapa hal yang

menjadi bahan evaluasi pemeliharaan di permukiman Telaga Golf Sawangan.

1. Ukuran atau spesifikasi hasil pemeliharaan pada setiap objek/target

pemeliharaan (berupa checklist)

a. umum: bersih, sehat, aman, dan asri;

b. target: tanaman (pohon, semak, dan rumput), jalan, saluran, laguna,

fasilitas, sarana.

2. Ukuran kinerja

a. kecepatan;

b. ketepatan;

c. kemampuan menangani masalah;

d. kepatuhan pada atasan;

e. kreatifitas;

f. kerja sama;

g. inisiatif;

h. motivasi.

3. Bahan pendukung

a. data lapangan, sifat/karakteristik bahan;

b. kapasitas kerja secara spesifik per personal pekerja;

c. alternatif metode;

d. alternatif skala prioritas;

76

e. alternatif penjadwalan;

f. alternatif sistem kontrol dan pengendalian.

Keseluruhan kegitan evaluasi dilaksanakan agar pelaksanaan pemeliharaan

menjadi lebih baik dan pihak estate lebih mudah untuk memberi arahan

pemeliharaan yang sesuai kepada masing-masing pengawas. Setiap seminggu

sekali masing-masing pengawas baik dari pihak kontraktor maupun BPL

mengadakan evaluasi bersama para tenaga kerjanya, para pengawas

menyampaikan kekurangan pekerjaan yang masih harus diperbaiki lagi oleh para

tenaga kerja, beberapa keluhan warga terhadap pemeliharaan yang masih dirasa

kurang atau terjadi kesalahan pada lingkungan mereka, dan keluhan pihak estate

terhadap proses pemeliharaan yang kurang sesuai dengan rencana awal

pemeliharaan.

Tercapainya tujuan pemeliharaan awal juga diharapkan didukung dengan

adanya tindakan inspeksi dari estate manager selaku manajer pengelelola

lingkungan perumahan. Manager pengelola melakukan inspeksi dengan

mengawasi lapang secara langsung minimal sebulan sekali untuk melihat

pengerjaan pemeliharaan yang dilakukan sudah baik atau belum, mencari

permasalahan-permasalahan yang terdapat di permukiman, kemudian mengadakan

rapat koordinasi pihak pemelihara untuk mencari solusi terhadap masalah

tersebut.

4.2.8 Alternatif Strategi

Strategi manajemen lanskap permukiman Telaga Golf Sawangan dapat

ditentukan dengan menggunakan analisis SWOT. Menurut Rangkuti (1997),

SWOT memiliki dua faktor, yaitu faktor internal terdiri dari kekuatan (strengths)

dan kelemahan (weaknesses), sedangkan faktor eksternal terdiri dari peluang

(opportunities) dan ancaman (threats). Berdasarkan hasil survei lapang,

penyebaran kuisioner dan wawancara dengan pihak pengelola dan penghuni

didapatkan faktor internal dan eksternal sebagai berikut.

77

1. Kekuatan

a. Konsep Green Real Estate

Permukiman memiliki konsep yang terpadu dengan upaya pelestarian

lingkungan hidup seperti pengolahan sampah terpadu, selain itu permukiman

menciptakan suasana alam yang indah sebagaimana hunian resort. Lokasi

permukiman memiliki view lapangan golf 18 hole dan danau alam, keberadaan

fasilitas konservasi city forest, taman dan adventure park. Semua fasilitas tersebut

merupakan ruang terbuka hijau sebanyak 45% yang menyediakan kesegaran udara

dan lingkungan hidup yang yang sejuk. Kredibilitas konsep Green Real Estate di

permukiman Telaga Golf Sawangan sudah mendapatkan pengakuan di Indonesia.

Permukiman ini mendapat sebutan sebagai Green Real Estate yang diakui oleh

masyarakat. Hal ini dapat dilihat dengan beberapa penghargaan yang telah diraih

seperti penghargaan Best Indonesia Green Award 2010 yang diselenggarakan

majalah Bisnis & CSR dan dua kali menjuarai penghargaan Green Property

Award pada tahun 2009 dan 2010 untuk kategori permukiman yang sedang

dikembangkan (jadi bukan hanya konsep) versi Majalah Housing Estate.

b. Kapasitas dan efektivitas kerja cukup baik

Berdasarkan perbandingan perhitungan kapasitas kerja pada lapang dan

pustaka dapat disimpulkan bahwa kapasitas dan efektivitas pemeliharaan yang

berlangsung di kawasan permukiman sudah cukup baik. Hal ini terlihat jelas pada

nilai beberapa jenis pemeliharaan yang memiliki nilai diatas standar pustaka.

c. Pembagian wilayah pemeliharaan

Standar pemeliharaan lanskap ditetapkan oleh pihak pengelola yang

membagi area permukiman ke dalam beberapa wilayah area dan tingkatan

pemeliharaan yang berbeda sesuai dengan fungsi dari area tersebut. Pembagian

wilayah area pemeliharaan diharapkan mampu memudahkan pengawasan serta

menghemat jumlah biaya yang harus dikeluarkan pihak pengelola dengan tetap

menjaga stabilitas kualitas dan kuantitas lanskap di Telaga Golf Sawangan.

d. Pelayanan yang baik

Hasil kuisioner menunjukkan bahwa sebanyak 23% responden

menyatakan pelayanan pemeliharaan sangat baik, 67% penghuni menyatakan

cukup baik, dan 10% menyatakan kurang baik. Pelayanan pemeliharaan yang

78

selalu menyelesaikan tugas pemeliharaan dengan baik disertai dengan sikap ramah

pihak pengelola terhadap keluhan penghuni menjadikan pelayanan pemeliharaan

yang dilakukan pengelola sudah baik di mata penghuni.

e. Dukungan aktif warga

Dukungan aktif warga dalam proses pengelolaan permukiman dengan

dibentuknya Badan Pemelihara Lingkungan. Kegiatan pemeliharaan cluster oleh

pihak warga tetap diawasi dari oleh estate. Pemberian iuran pemeliharaan yang

dibebankan kepada setiap kepala keluarga per rumah memberikan rasa tanggung

jawab bagi penghuni untuk langsung aktif mengawasi dan membiayai kegiatan

pemeliharaan lingkungan yang meliputi (a) pembayaran listrik lampu lingkungan

dalam cluster; (b) pengangkutan sampah rumah tangga dan taman rumah; (c)

pembayaran gaji personal keamanan; (d) pemeliharaan taman dan kebersihan

lingkungan (area nonkavling dan nontaman yang berfungsi sebagai area

konservasi).

2. Kelemahan

a. Kurangnya kualitas dan kuantitas tenaga kerja pada pemeliharaan tertentu

Berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan HOK yang menyatakan bahwa

jumlah tenaga kerja pada jenis pemeliharaan seperti pemupukan, pemangkasan

rumput, dan penyiangan gulma masih belum memadai. Sebagian besar tenaga

kerja harian tidak memiliki dasar pengetahuan pemeliharaan yang baik, hanya

sekedar memiliki kemampuan baca tulis. Tingkat kedisiplinan terhadap tanggung

jawab tugas pemeliharaan kurang karena minimnya motivasi yang dimiliki tenaga

kerja harian. Hal ini sangat mempengaruhi hasil kualitas pengelolaan lanskap

yang ada.

b. Kurangnya pemeliharaan pada fasilitas

Hasil kuisioner menurut penilaian penghuni terhadap kondisi fasilitas

permukiman, menunjukkan bahwa sebanyak 67% responden penghuni

menyatakan kondisi fasilitas dalam keadaan cukup baik dan sebanyak 33%

penghuni menyatakan kurang baik. Beberapa fasilitas seperti city forest dan taman

lingkungan per cluster lainnya seharusnya menjadi kawasan yang menarik dan

ramai dikunjungi keluarga terutama anak kecil, tetapi fasilitas ini justru

merupakan kawasan yang kurang mendapat perhatian pada pemeliharaannya.

79

Kurangnya pemeliharaan pada fasilitas ini dapat mengurangi jumlah kunjungan

bermain anak-anak per harinya.

c. Lokasi yang relatif jauh dari kota

Lokasi permukiman Telaga Golf Sawangan terletak di tepi selatan Jakarta,

tepatnya di kota Depok dan dapat ditempuh 40 Km dari pusat kota Jakarta. Lokasi

yang cukup jauh dari kota Jakarta dan cukup sulit dijangkau karena akses yang

jauh dari tol ini cukup menyulitkan warga untuk menuju tempat bekerja yang

berlokasi di luar kota.

3. Peluang

a. Akses jalan tol Jagorawi-Cinere

Rencana pengembangan jalan tol Jagorawi-Cinere akan memudahkan

aksesibilitas penghuni dan calon pembeli, meningkatkan nilai jual dari

permukiman.

b. Pasar peminat rumah masih terbuka

Pihak pengembang mengadakan event rutin setiap beberapa bulan sekali

seperti fun biking, culinary food, dan masih banyak lagi. Event seperti ini

dilakukan untuk membuka pasar peminat rumah sebagai usaha promosi yang

dapat meningkatkan daya tarik masyarakat luar untuk mengunjungi permukiman

sehingga dapat melihat langsung kondisi rumah dan lanskap dengan tujuan dapat

meningkatkan daya jual pengembang. Dalam satu event yang diselenggarakan

mampu meraih minimal 2 penjualan rumah, dana yang didapatkan dari hasil

pembelian rumah dapat digunakan sebagai biaya pemeliharaan.

4. Ancaman

a. Persaingan dengan developer permukiman di sekitarnya

Depok sebagai kota berkembang didalamnya terdapat banyak

pembangunan permukiman-permukiman yang dikembangkan oleh developer lain.

Permukiman yang lain yang ada mampu penjadi pesaing karena cenderung

menawarkan harga yang relatif lebih terjangkau jika dibandingkan harga jual

telaga golf sawangan dan memiliki akses yang lebih dekat ke kota Jakarta.

80

b. Faktor iklim dan cuaca yang tidak menentu

Faktor iklim dan cuaca yang tidak menentu sangat berpengaruh pada target

penyelesaian proses pemeliharaan yang berlangsung, terutama pada musim hujan

yang sewaktu-waktu dapat menghentikan berjalannya kegiatan pemeliharaan.

c. Gangguan keamanan dari lingkungan sekitar

Penilaian penghuni terhadap aspek keamanan menunjukkan sebanyak 17%

penghuni menyatakan keaman permukiman dalam keadaan sangat baik, sebanyak

70% menyatakan cukup baik, dan 13% menyatakan kurang baik. Berdasarkan

hasil kuisioner tersebut masih didapatkan penilaian keamanan yang kurang baik.

Kawasan permukiman bersebelahan langsung dengan banyak perkampungan di

sekitarnya. Adanya pintu masuk dari kawasan perkampungan yang awalnya

bertujuan memudahkan akses tenaga kerja rumah tangga, justru menimbulkan

ancaman tersendiri bagi kawasan permukiman, seperti tindakan vandalism,

kemalingan serta masuknya hama ternak ke kawasan permukiman.

Sebelum melakukan pembobotan faktor internal maupun eksternal,

ditentukan tingkat kepentingan dari masing-masing faktor tersebut terlebih dahulu

(Tabel 18 dan 19). Setiap faktor internal dan eksternal diberi nilai berdasarkan

tingkat kepentingannya. Setelah memperoleh tingkat kepentingan dari setiap

faktor internal dan eksternal, selanjutnya dilakukan pembobotan (Tabel 20 dan

21).

Tabel 18 Tingkat Kepentingan Faktor Internal Telaga Golf Sawangan

Simbol Faktor Internal Tingkat Kepentingan

Kekuatan

S1 Konsep Green Real Estate Kekuatan yang sangat besar

S2 Kapasitas dan efektivitas kerja cukup baik Kekuatan yang sangat besar

S3 Pembagian wilayah pemeliharaan Kekuatan yang sangat besar

S4 Pelayanan yang baik Kekuatan yang besar

S5 Dukungan aktif warga Kekuatan yang besar

Kelemahan

W1 Kurangnya kualitas dan kuantitas tenaga kerja

pada pemeliharaan tertentu

Kelemahan yang sangat berarti

W2 Lokasi yang relatif jauh dari kota Kelemahan yang berarti

W3 Kurangnya pemeliharaan pada fasilitas Kelemahan yang sedang

81

Tabel 19 Tingkat kepentingan faktor eksternal Telaga Golf Sawangan

Simbol Faktor Eksternal Tingkat Kepentingan

Peluang

O1 Akses jalan tol Jagorawi-Cinere Peluang yang sangat tinggi

O2 Pasar peminat rumah masih terbuka Peluang yang sangat tinggi

Ancaman

T1 Persaingan dengan developer permukiman di

sekitarnya

Ancaman yang sangat besar

T2 Faktor iklim dan cuaca yang tidak menentu Ancaman yang besar

T3 Gangguan keamanan dari lingkungan sekitar Ancaman yang sedang

Tabel 20 Pembobotan Faktor Internal

Simbol S1 S2 S3 S4 S5 W1 W2 W3 Total Bobot

S1 2 2 1 1 2 3 1 12 0,10

S2 2 2 1 1 2 3 1 12 0,10

S3 2 2 1 1 2 3 1 12 0,10

S4 3 3 3 1 3 2 1 16 0,13

S5 3 3 3 2 3 2 1 17 0,14

W1 2 2 2 1 1 3 1 12 0,10

W2 3 1 3 2 2 3 1 15 0,13

W3 4 4 4 2 2 4 3 23 0,19

Total 119 1,00

Tabel 21 Formulir Pembobotan Faktor Eksternal Simbol O1 O2 T1 T2 T3 Total Bobot

O1 2 2 1 1 6 0,14

O2 2 2 1 1 6 0,14

T1 2 2 1 1 6 0,14

T2 3 3 3 1 10 0,23

T3 4 4 4 3 15 0,35

Total 43 1,00

Setelah mendapatkan bobot dari masing-masing faktor strategis internal

dan eksternal, dilakukan penentuan peringkat (rating) dengan nilai antara 1-4.

Menurut David (2008), penentuan bobot setiap variabel menggunakan rating skala

1, 2, 3, dan 4: skala 1 jika indikator faktor horizontal kurang penting daripada

indikator faktor vertikal; skala 2 jika indikator faktor horizontal sama penting

dengan indikator faktor vertikal; skala 3 jika indikator faktor horizontal lebih

82

penting daripada indikator faktor vertikal; skala 4 jika indikator faktor horizontal

sangat penting daripada indikator faktor vertikal.

Kemudian rating setiap faktor tersebut dikalikan dengan bobot untuk

memperoleh skor pembobotan yang tercantum tabel skor pembobotan IFE dan

EFE (Tabel 22 dan 23).

Tabel 22 Skor Pembobotan Internal Factor Evaluation (IFE)

Faktor Strategis Internal Bobot Rating Skor

Kekuatan

Konsep Green Real Estate 0,10 4 0,40

Kapasitas dan efektivitas kerja cukup baik 0,10 4 0,40

Pembagian wilayah pemeliharaan 0,10 4 0,40

Pelayanan yang baik 0,13 3 0,40

Dukungan aktif warga 0,14 3 0,42

Kelemahan

Kurangnya kualitas dan kuantitas tenaga kerja pada

pemeliharaan tertentu

0,10 1 0,10

Lokasi yang relatif jauh dari kota 0,13 2 0,26

Kurangnya pemeliharaan pada fasilitas 0,19 3 0,57

Total 1,00 24 2,95

Tabel 23 Skor Pembobotan External Factor Evaluation (EFE)

Faktor Strategis Eksternal Bobot Rating Skor

Peluang

Akses jalan tol Jagorawi-Cinere 0,14 4 0,56

Pasar peminat rumah masih terbuka 0,14 4 0,56

Ancaman

Persaingan dengan developer permukiman di sekitarnya 0,14 1 0,14

Faktor iklim dan cuaca yang tidak menentu 0,23 2 0,46

Gangguan keamanan dari lingkungan sekitar 0,35 3 1,05

Total 1,00 14 2,76

Menurut David (2008), jika nilai total skor IFE dan EFE lebih dari 2,5,

maka nilai tersebut menunjukkan kondisi yang kuat. Berdasarkan perhitungan IFE

dan EFE dapat dilihat bahwa kondisi internal permukiman Telaga Golf Sawangan

cukup kuat karena memiliki nilai total skor di atas 2,5, yaitu sebesar 2,95 dan

kondisi eksternalnya dengan nilai sebesar 2,76.

83

Nilai Total skor IFE dan IFE yang diperoleh kemudian disesuaikan pada

kuadran dalam matriks IFE dan EFE (Gambar 37).

Gambar 37 Matriks Total Skor (IFE dan EFE)

Berdasarkan matriks total skor IFE dan EFE, permukiman Telaga Golf

Sawangan berada pada kuadran V. Kuadran V menunjukkan bahwa permukiman

Telaga Golf Sawangan berada pada posisi hold and maintain. Strategi manajemen

yang dapat dilakukan adalah mempertahankan strategi manajemen yang telah ada

tanpa mengubahnya dan melakukan kerja sama untuk menghindari kehilangan

kekuatan yang sudah ada di Telaga Golf Sawangan. Telaga Golf Sawangan dapat

mempertahankan kualitas manajemen, memperluas pemasaran permukiman, dan

memperhatikan fasilitas permukiman melalui pengembangan faktor internal dan

eksternal dengan kerja sama bersama pihak warga dan event organizer.

Berdasarkan Tabel 24 matriks SWOT, Telaga Golf Sawangan telah

memperoleh strategi manajemen untuk mendapatkan langkah-langkah rencana

pengelolaan yang sesuai.

I

84

Tabel 24 Matriks SWOT

Eksternal Opportunity (Peluang) Threats (Ancaman)

1 Akses jalan tol Jagorawi-

Cinere

1 Persaingan dengan

developer permukiman di

sekitarnya

2 Pasar peminat rumah masih

terbuka

2

Faktor iklim dan cuaca

yang tidak menentu

3 Gangguan keamanan dari

lingkungan sekitar

Internal

Strength (Kekuatan) S – O S - T

1 Konsep Green Real Estate 1. Memajukan konsep Green

Real Estate dengan

mempertahankan kualitas

program pengelolaan yang

berjalan dan tetap melakukan

pengawasan rutin.

3. Melakukan promosi

dengan mengungkapkan

segala keunggulan yang

dimiliki dan

mengikuti kegiatan

pameran perumahan yang

diadakan

oleh event organizer di

suatu acara.

2 Kapasitas dan efektivitas

kerja cukup baik

3 Pembagian wilayah

pemeliharaan

4 Pelayanan yang baik

5 Dukungan aktif warga 2 Mempertahankan pelaksanaan

event yang dapat

meningkatkan keharmonisan

antara pihak penghuni dengan

pengelola dan sebagai ajang

promosi bagi calon pembeli

rumah.

4 Mempertahankan kualitas

pelayanan pengelolaan

yang baik dan kerja sama

dengan penghuni demi

kenyamanan dan

keamanan penghuni.

Weakness (Kelemahan) W – O W – T

1 Kurangnya kualitas dan

kuantitas tenaga kerja

pada pemeliharaan tertentu

5 Mempertahankan kualitas

SDM dengan memberikan

penghargaan positif atau

negatif, memberikan

pendidikan dan pelatihan,

serta motivasi.

7 Meningkatkakan

pengelolaan tenaga kerja

yang berkualitas dengan

kuantitas yang tepat sesuai

dengan perhitungan HOK

berdasarkan kapasitas dan

luas area pemeliharaan

sehingga mampu bersaing

dengan permukiman lain.

2 Lokasi yang relatif jauh

dari kota

3 Kurangnya pemeliharaan

pada fasilitas

6 Memberi fasilitas transportasi

bus menuju akses tol ke arah

kota sehingga memudahkan

akses penghuni dan calon

pembeli untuk mencapai

lokasi hunian.

8 Memperhatikan kualitas

pengawasan pemeliharaan

fasilitas dan keamanan

sistemcluster dari

ancaman luar karena

berbatasan langsung

dengan perkampungan.

Penentuan alternatif strategi dengan pemberian ranking terhadap rencana

manajemen lanskap di permukiman Telaga Golf Sawangan dilakukan dengan

mempertimbangkan faktor-faktor internal dan eksternal yang saling terkait.

85

Tabel 25 Rangking Alternatif Strategi

No Alternatif strategi Keterkaitan

dengan unsur

SWOT

Skor Rangking

1 Memajukan konsep Green Real Estate dengan

mempertahankan kualitas program pengelolaan yang

berjalan dan tetap melakukan pengawasan rutin.

S1, S2, S3, S4,

S5, O2

2,59 2

2 Mempertahankan pelaksanaan event yang dapat

meningkatkan keharmonisan antara pihak penghuni

dengan pengelola dan sebagai ajang promosi bagi

calon pembeli rumah.

S4,S5,02 1,38 7

3 Melakukan promosi dengan mengungkapkan segala

keunggulan yang dimiliki dan mengikuti kegiatan

pameran perumahan yang diadakan oleh event

organizer di suatu acara.

S1, S2, S3, S4,

S5, T1

2,16 4

4 Mempertahankan kualitas pelayanan pengelolaan yang

baik dan kerja sama dengan penghuni demi

kenyamanan dan keamanan penghuni.

S1, S2, S3,

S4,S5, T1, T2,

T3

3, 67 1

5 Mempertahankan kualitas SDM dengan memberikan

penghargaan positif atau negatif, pendidikan dan

pelatihan, serta motivasi.

W1, W3, O2 1,23 8

6 Memberi fasilitas transportasi bus menuju akses tol ke

arah kota sehingga memudahkan akses penghuni dan

calon pembeli untuk mencapai lokasi hunian.

W2, W3,

O1,O2

1,95 5

7 Meningkatkakan pengelolaan tenaga kerja yang

berkualitas dengan kuantitas yang tepat sesuai dengan

perhitungan HOK berdasarkan kapasitas dan luas area

pemeliharaan sehingga mampu bersaing dengan

permukiman lain.

W1, W3, T1,

T2

2, 32 3

8 Memperhatikan kualitas pengawasan pemeliharaan

fasilitas dan keamanan sistem cluster dari ancaman

luar karena berbatasan langsung dengan

perkampungan.

W1,W3, T3 1,72 6

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan terhadap faktor internal dan

eksternal, dihasilkan alternatif strategi manajemen lanskap permukiman yang

dapat dilakukan, yaitu

1. mempertahankan kualitas pelayanan pengelolaan yang baik dan kerja sama

dengan penghuni demi kenyamanan dan keamanan penghuni;

2. memajukan konsep Green Real Estate dengan mempertahankan kualitas

program pengelolaan yang berjalan dan tetap melakukan pengawasan rutin;

3. meningkatkakan pengelolaan tenaga kerja yang berkualitas dengan kuantitas

yang tepat sesuai dengan perhitungan HOK berdasarkan kapasitas dan luas

area pemeliharaan sehingga mampu bersaing dengan permukiman lain;

86

4. melakukan promosi dengan mengungkapkan segala keunggulan yang dimiliki

dan mengikuti kegiatan pameran perumahan yang diadakan oleh event

organizer di suatu acara;

5. memberi fasilitas transportasi bus menuju akses tol ke arah kota sehingga

memudahkan akses penghuni dan calon pembeli untuk mencapai lokasi

hunian.

6. memperhatikan kualitas pengawasan pemeliharaan fasilitas dan keamanan

sistem cluster dari ancaman luar karena berbatasan langsung dengan

perkampungan seperti membuat pagar pembatas kawasan, serta penambahan

pos penjagaan baru untuk memberi rasa aman bagi penghuni sekaligus sebagai

usaha perlindungan terhadap hard dan soft material yang ada di kawasan

permukiman;

7. mempertahankan pelaksanaan event yang dapat meningkatkan keharmonisan

antara pihak penghuni dengan pengelola dan sebagai ajang promosi bagi calon

pembeli rumah;

8. mempertahankan kualitas SDM dengan memberikan penghargaan positif atau

negatif, pendidikan dan pelatihan, serta motivasi.