bab iv hasil dan pembahasan penelitian...alamat sekolah di jl. raya pongangan rt.03 rw.02 kelurahan...

36
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Deskripsi SDN Pongangan SDN Pongangan Kecamatan Gunungpati Kota Semarang berdiri tahun 1954. Sebelum bernama SDN Pongangan awalnya bernama SDN Pongangan 01, karena penataan administrasi wilayah kelurahan pada tahun 2010 berubah menjadi SDN Pongangan. Alamat sekolah di Jl. Raya Pongangan Rt.03 Rw.02 Kelurahan Pongangan, Kecamatan Gunungpati Kota Semarang, Telepon 024.76916112, Kode Pos : 50224 email : [email protected], web: http//sdpongangan.com. Dalam melaksanakan kegiatan pendidikan dan pembelajaran berpegang pada visi yang telah ditetapkan. Visi SDN Pongangan tahun 2014 pada waktu penulis mengadakan penelitian di sekolah tersebut yaitu : Terwujudnya warga sekolah yang bertaqwa, cerdas, berkepribadian dan berbudaya. Adapun misi yang ada di SDN Pongangan meliputi : 1) Melaksanakan pengembangan kegiatan bidang keagamaan. 2) Melaksanakan kurikulum yang berstandar untuk semua jenjang kelas. 3) Melaksanakan pembelajaran tematik scientific dengan bercirikan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. 4)Melaksanakan pengembangan kompetensi lulusan. 5)Melaksanakan pengembangan kualifikasi tenaga pendidik dan kependidikan. 43

Upload: others

Post on 28-Jan-2021

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

    4.1. Hasil Penelitian

    4.1.1. Deskripsi SDN Pongangan

    SDN Pongangan Kecamatan Gunungpati Kota

    Semarang berdiri tahun 1954. Sebelum bernama SDN

    Pongangan awalnya bernama SDN Pongangan 01,

    karena penataan administrasi wilayah kelurahan pada

    tahun 2010 berubah menjadi SDN Pongangan. Alamat

    sekolah di Jl. Raya Pongangan Rt.03 Rw.02 Kelurahan

    Pongangan, Kecamatan Gunungpati Kota Semarang,

    Telepon 024.76916112, Kode Pos : 50224 email :

    [email protected], web: http//sdpongangan.com.

    Dalam melaksanakan kegiatan pendidikan dan

    pembelajaran berpegang pada visi yang telah

    ditetapkan. Visi SDN Pongangan tahun 2014 pada

    waktu penulis mengadakan penelitian di sekolah

    tersebut yaitu : Terwujudnya warga sekolah yang

    bertaqwa, cerdas, berkepribadian dan berbudaya.

    Adapun misi yang ada di SDN Pongangan meliputi : 1)

    Melaksanakan pengembangan kegiatan bidang

    keagamaan. 2) Melaksanakan kurikulum yang

    berstandar untuk semua jenjang kelas. 3)

    Melaksanakan pembelajaran tematik scientific dengan

    bercirikan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif,

    dan menyenangkan. 4)Melaksanakan pengembangan

    kompetensi lulusan. 5)Melaksanakan pengembangan

    kualifikasi tenaga pendidik dan kependidikan.

    43

    mailto:[email protected]

  • 44

    6)Melaksanakan pengembangan fasilitas sarana dan

    prasarana pendidikan. 7) Melaksanakan pengembangan

    pengelolaan manajemen sekolah dan kelas. 8)

    Melaksanakan program pengembangan diri.

    9)Melaksanakan pengembangan dan pendidikan

    karakter dan budaya lingkungan.

    Dengan visi dan misi di atas, tujuan yang akan

    dicapai dalam penyelenggaraan pendidikan adalah :

    1)Membentuk warga sekolah yang bertagwa kepada

    Tuhan Yang Maha Esa. 2) Menyelenggaraan KBM yang

    aktif, kreatif inofatif dan efisien sesuai dengan

    pembelajaran tematik scientifik. 3)Menciptakan lulusan

    yang memiliki sikap agamis dan sosial dan dapat

    menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. 4)

    Menghasilkan lulusan yang memiliki pengetahuan

    dasar untuk menempuh jenjang pendidikan

    selanjutnya. 5)Menghasilkan lulusan yang memiliki

    ketrampilan dasar untuk bekal belajar di jenjang

    pendidikan berikutnya maupun di masyarakat. 6)

    Mewujudkan sekolah yang memiliki prestasi akademik

    maupun non akademik yang optimal. 7)Menyiapkan

    lulusan yang mampu berdaya saing untuk melanjutkan

    ke SMP/sederajat. 8)Menciptakan siswa/lulusan yang

    berkeribadian bangsa Indonesia dan menjunjung tinggi

    budaya jawa. 9) Menjadikan sekolah sebagai pelopor

    dan penggerak dalam pendidikan karakter dan

    pengembangan budaya lingkungan.

    Sudah banyak upaya yang dilakukan oleh

    sekolah, berbagai fasilitas mengalami pembenahan

    SDN Pongangan mempunyai tiga gedung, ruang kepala

    sekolah dan ruang guru sudah terpisah, ada gedung

  • 45

    perpustakaan, lengkap dengan meubelair beserta

    buku.

    Siswa SDN Pongangan berasal dari berbagai

    latar belakang sosial ekonomi yang berbeda-beda

    kebanyak dari kalangan buru. Keadaan siswa pada

    setiap tahunnya stabil berasal dari kelurahan

    Pongagan sendiri, kelurahan Nongkosawit, kelurahan

    Kandri, bahkan ada yang berasal kelurahan

    Kembangarum.

    Prestasi siswa akademis yang diraih selama 4

    tahun terakhir juara Olimpiade siswa pada mata

    pelajaran MIPA tingkat kecamatan dan mewakili ke

    tingkat kota. Pada akhir tahun 2014 meraih juara I

    siswa berprestasi putri tingkat kecamatan dan

    mewakili tingkat kota Semarang. Untuk bidang non

    akademis selalu mewakili Popda tingkat kota

    Semarang dalam cabang Kids Atletik. Jumlah siswa

    pada tahun pelajaran 2014/2015 berdasarkan studi

    dokumentasi terdari dari 166 siswa yaitu: kelas I

    berjumlah 24 siswa, kelas II berjumlah 27 siswa,

    kelas III berjumlah 33 siswa, kelas IV berjumlah 31

    siswa, kelas V berjumlah 22 siswa, dan kelas VI

    berjumlah 28 siswa. Dari data jumlah peserta didik di

    atas, masing-masing kelas sebagai kelas normal.

    Untuk menyelenggarakan pendidikan dan

    pembelajaran SDN Pongangan Kecamatan

    Gunungpati Kota Semarang diampu oleh seorang

    Kepala Sekolah dengan dibantu enam guru kelas,

    satu guru PJOK, satu guru PAI, satu guru Bahasa

    Inggris, satu Staf Sekolah dibidang Ketata Usahaan,

  • 46

    dan satu Staf Sekolah ditempatkan sebagai Penjaga

    Sekolah.

    Untuk memperjelas berikut hasil observasi

    penulis tersaji pada tabel 4.2 di bawah ini.

    Tabel 4.1 Guru SDN Pongangan tahun 2014/2015

    No Nama/NIP Jabatan/Guru Pendidikan

    1. Bagiyono,M.Pd

    196107101980121003

    Kepala Sekolah S2

    2010

    2. Hasan Rochmad,S.PdI 195608151981041001

    Guru PAI I -VI

    S1 2010

    3. Hartini,S.Pd

    196105021982012015

    Guru

    Kls I

    S1

    2012

    4. Siti Rohmah,S.Pd

    19620119198201210

    Guru

    Kls VI

    S1

    2003

    5. Marsahid,S.Pd

    196012151983041006

    Guru PJOK

    Kls I-VI

    S1

    2002

    6. Sulasih,S.Pd

    196309301987032003

    Guru

    Kls III

    S1

    2003

    7. Susi Kurniawati,S.Pd

    197902202008012009

    Guru

    Kls V

    S1

    2005

    8. M M Suciati,S.Pd -

    Guru Kls.II

    S1 2004

    9. GatotWidagdo C,S.Pd Guru

    Kls. IV

    S1

    2010

    10. Dian Febriyanti,S.Pd Staf Ketata Usahaan S1

    11. Muhgni Yasmari

    196009281987021001

    Staf Sekolah Penjaga

    Sekolah

    SMA

    Sumber data: Statistik SDN Pongangan Tahun 2014

    4.1.2 Perencanaan Supervisi Akademik yang

    dilakukan Kepala Sekolah di SDN Pongangan

    Gunungpati Kota Semarang

    Perencanaan merupakan syarat bagi setiap

    organisasi atau lembaga dalam melakukan kegiatan,

    baik perorangan maupun kelompok. Perencanaan

    merupakan keharusan untuk melakukan kegiatan

    pelaksanaan. Perencanaan pada penelitian ini adalah

    tentang perencanaan program supervisi akademik yang

    dilakukan oleh kepala sekolah yang ditinjau dari

  • 47

    tujuan, sasaran, langkah-langkah, dan waktu yang

    ditetapkan.

    Program perencanaan yang digunakan dalam

    pengelolaan supervisi akademik di SDN Pongangan

    dilaksanakan dengan cara mengkoordinasikan lewat

    rapat dengan semua guru untuk menentukan dasar

    atau landasan dalam menyusun perencanaan supervisi,

    menyusun jadwal rencana supervisi akademik,

    memahami tujuan dari supervisi yang dilakukan

    nantinya. Dengan panduan kalender pendidikan yang

    di buat kepala sekolah dan menyiapkan buku-buku

    sebagai sarana pendukung yang diperlukan. Kegiatan

    riilnya berupa penyusunan program supervisi

    akademik, pelaksanaan pembelajaran serta rencana

    evaluasi dan tindak lanjut. Sedang mekanisme melalui

    rapat guru untuk mensosialisasikan program supervisi

    akademik yang akan dilakukan kepala sekolah.

    Penyusunan program perencanaan supervisi

    akademik dilaksanakan setiap awal tahun pelajaran,

    perencanaan supervisi akademik ini dilakukan oleh

    Kepala Sekolah dengan matang dan benar-benar pasti.

    Seperti yang diungkapkan oleh Bagiyono selaku Kepala

    Sekolah SDN Pongangan Kecamatan Gunungpati Kota

    Semarang berikut:

    ”Disini saya mempunyai program supervisi akademik

    dan dilaksanakan sesuai dengan jadwal. Kemudian

    dalam perencanaan supervisi akademik di SDN Pongangan Kecamatan Gunungpati Kota Semarang ini

    yang saya lakukan selaku kepala sekolah sehingga

    nantinya bisa berjalan baik dan lancar yaitu antara

    lain: 1) Melakukan analisis hasil supervisi tahun lalu,

    2) Menyusun program, jadwal dan instrument, 3) melakukan sosialisasi kepada guru, 4) melaksanakan

    supervisi manajerial dan akademik, 5) pembinaan dan

  • 48

    penyusunan laporan). Dalam penyusunan program supervisi tentunya kami memiliki tujuan, sasaran dan

    waktu penyusunan. Kemudian dalam menyusun

    instrument pada perencanaan supervisi akademik ini

    tentunya berdasarkan pada Silabus, RPP serta

    didukung pula dengan alat peraga dalam proses KBM nantinya.”

    Senada dengan ungkapan Bagiyono selaku Kepala

    Sekolah SDN Pongangan Kecamatan Gunungpati,

    Sulasih guru kelas III SDN Pongangan Gunungpati

    mengungkapkan berikut ini:

    “Yang dilakukan kepala sekolah SDN Pongangan

    Gunungpati dalam perencanaan supervisi akademik ini antara lain adalah: 1) mengadakan evaluasi hasil

    supervisi tahun lalu, 2) mengkomunikasikan kepada

    semua guru SDN Pongangan Gunungpati ini, 3)

    menyusun program supervisi akademik, 4)

    mensosialisasikan kepada guru.”

    Berdasarkan pernyataan di atas maka dapat

    disimpulkan bahwa kepala sekolah dalam perencanaan

    supervisi akademik di SDN Pongangan Gunungpati ini

    antara lain adalah 1) Melakukan analisis hasil supervisi

    tahun lalu, 2) Menyusun program, jadwal dan

    instrument, 3)melakukan sosialisasi kepada guru, 4)

    melaksanakan supervisi manajerial dan akademik, 5)

    melaksanakan tindak lanjut (refleksi, pembinaan dan

    penyusunan laporan).

    Kemudian dalam pelaksanaan pembuatan

    perencanaan supervisi akademik ini tentunya

    dilakukan dengan waktu yang benar-benar harus

    tepat.Selain itu untuk memulai pembuatan

    perencanaan supervisi akademik oleh kepala sekolah

    inipun harus dimulai dengan sebaik-baiknya. Berikut

  • 49

    ini yang diungkapkan Bagiyono selaku Kepala Sekolah

    SDN Pongangan Gunungpati Kota Semarang:

    “Saya membuat perencanaan supervisi akademik ini

    adalah pada awal tahun pelajaran baru. Karena awal semester pada bulan ke dua akan atau sudah harus

    digunakan. Kemudian saya memulai membuat

    perencanaan supervisi akademik ini antara lain

    dengan: 1) menganalisis hasil dari pelaksanaan tahun

    lalu,2) mengadakan pertemuan dengan guru untuk

    berdiskusi.

    Sulasih selaku guru kelas III SDN Pongangan Gunungpati mengungkapkan berikut ini:

    “Kepala sekolah kami di dalam membuat perencanaan

    supervisi akademik ini dilakukan pada awal tahun

    pelajaran baru, karena program perencanaan akan dipakai sebagai acuan pelaksanaan supervisi dan

    pelaksanaan PKG dalam bentuk formatif dan

    pelaksanaan sasaran kinerja pegawai. Kemudian yang

    dilakukan bapak Kepala Sekolah kami ini dalam

    memulai membuat perencanaan supervisi akademik adalah dengan mencari kekurangan supervisi tahun

    yang lalu untuk diperbaiki dalam penyusunan

    perencanaan program.Perencanaan program ini

    didasarkan hasil supervisi klinis dan hasil

    komunikasi dengan guru.”

    Berdasarkan pernyataan di atas dan berdasarkan

    hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti maka dapat

    diambil kesimpulan bahwa dalam pembuatan

    perencanaan supervisi akademik ini kepala sekolah

    SDN Pongangan Gunungpati membuatnya pada awal

    tahun pelajaran baru hal tersebut dimaksudkan karena

    awal semester pada bulan ke dua supervisi akademik

    tersebut akan atau sudah harus digunakan. Selain itu

    kepala sekolah dalam memulai membuat perencanaan

    supervisi ini adalah antara lain dengan: 1) menganalisis

  • 50

    hasil dari pelaksanaan tahun lalu, 2) mengadakan

    pertemuan dengan guru untuk berdiskusi.

    Perencanaan supervisi akademik di SDN

    Pongangan Gunungpati ini tentunya dilakukan dengan

    langkah-langkah yang terstruktur serta supervisi

    akademik ini memiliki aspek atau materi yang harus

    diketahui kepala sekolah dan guru sehingga dapat

    disupervisi. Seperti yang diungkapkan Bagiyono selaku

    Kepala Sekolah SDN Pongangan Gunungpati berikut

    ini:

    “Langkah-langkah yang saya lakukan dalam perencanaan supervisi akademik di SDN Pongangan

    Gunungpati ini adalah sebagai berikut: 1)

    menganalisis hasil supervisi tahun lalu dan 2)

    menyusun program atau rencana. Kemudian untuk

    aspek atau materi yang saya tanyakan pada guru dalam perencanaan supervisi akademik ini adalah

    antara lain: 1)aspek manajerial yaitu administrasi

    kelas dan pembelajaran, dan 2) aspek akademis yaitu

    perencanaan, pelaksanaan dan penilaian

    pembelajaran.”

    Senada yang diungkapkan oleh Bagiyono selaku

    Kepala Sekolah SDN Pongangan Gunungpati Semarang,

    berikut ini yang diungkapkan oleh Sulasih guru kelas

    III SDN Pongangan Gunungpati:

    “Langkah-langkah yang dilakukan oleh Kepala Sekolah dalam perencanaan supervisi akademik di

    SDN Pongangan Gunungpati ini antara lain adalah: 1)

    mengidentifikasi permasalahan supervisi akademik, 2)

    mengadakan pertemuan dengan guru untuk

    menentukan tehnik dan metode supervisi, 3) menyusun program dan jadwal pelaksanaan.

    Kemudian aspek yang ditanyakan kepala sekolah

    pada guru dalam perencanaan supervisi akademik di

    SDN Pongangan Gunungpati ini antara lain adalah: 1)

    Permasalahan manajerial terkait administrasi kelas

    dan pembelajaran, 2) tentang perencanaan, pelaksanaan dan tindak lanjut pembelajaran. Selain

  • 51

    itu perencanaan lain yang digunakan dalam pengelolaan supervisi akademik oleh Kepala Sekolah

    di SDN Pongangan Kecamatan Gunungpati Kota

    Semarang ini adalahperencanaan supervisi

    managerial dan akademis yang meliputi program,

    jadwal, instrument dan program tindak lanjut.”

    Berdasarkan uraian-uraian di atas dan

    berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti

    dapat disimpulkan bahwa dalam perencanaan supervisi

    akademik yang dilakukan kepala sekolah SDN

    Pongangan Kecamatan Gunungpati Kota Semarang

    adalah sebagai berikut: 1) Kepala Sekolah melakukan

    analisis hasil supervisi tahun lalu, 2) Menyusun

    program, jadwal dan instrument, 3)melakukan

    sosialisasi kepada guru, 4) melaksanakan supervisi

    manajerial dan akademik, 5) melaksanakan tindak

    lanjut (refleksi, pembinaan dan penyusunan laporan),

    6) pembuatan dilakukan pada awal tahun pelajaran

    baru hal tersebut dimaksudkan karena awal semester

    pada bulan ke dua supervisi akademik tersebut akan

    atau sudah harus digunakan, 7) menganalisis hasil dari

    pelaksanaan tahun lalu, 8) mengadakan pertemuan

    dengan guru untuk berdiskusi, 9) menyusun program

    atau rencana, dan 10) kepala sekolah menanyakan

    kepada guru aspek atau materi yang perlu disupervisi

    akademik ini meliputi aspek manajerial yaitu

    administrasi kelas dan pembelajaran dan aspek

    akademis yaitu perencanaan, pelaksanaan dan

    penilaian pembelajaran.

  • 52

    4.1.3 Pelaksanaan Supervisi Akademik yang

    dilakukan Kepala Sekolah di SDN Pongangan

    Gunungpati Kota Semarang

    Pelaksanaan merupakan kegiatan untuk

    merealisasikan rencana menjadi tindakan nyata dalam

    rangka mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

    Rencana yang telah disusun akan mempunyai nilai jika

    dilaksanakan dengan efektif dan efisien. Dalam

    pelaksanaan, setiap organisasi harus memiliki

    kekuatan yang mantap dan meyakinkan sebab jika

    tidak kuat, maka proses pendidikan yang diinginkan

    sulit terealisasi.

    Pelaksanaan supervisi akademik di SDN

    Pongangan Kecamatan Gunungpati Kota Semarang ini

    dilakukan oleh Kepala Sekolah dengan perencanaan

    yang sudah dibuat sebelumnya untuk menghasilkan

    suatu hasil dari supervisi akademik yang maksimal.

    Seperti yang diungkapkan oleh Bagiyono selaku Kepala

    sekolah SDN Pongangan Kecamatan Gunungpati

    berikut ini:

    “Upaya yang saya lakukan agar pelaksanaan supervisi akademik di SDN Pongangan Kecamatan Gunungpati Kota

    Semarang ini dapat berjalan baik dan lancar adalah

    dengan: 1) menyusun program diawali dengan analisis supervisi akademik tahun lalu, 2) mensosialisasikan

    program kepada guru dan pegawai, 3) melaksanakan

    program sesuai jadwal, 4) mengadakan evaluasi dan

    tindak lanjut.”

    Pernyataan tersebut diperkuat oleh Siti Rohmah

    selaku guru kelas VI SDN Pongangan Kecamatan

    Gunungpati Kota Semarang sebagai berikut:

    “Yang dilakukan oleh kepala sekolah kami di dalam

    pelaksanaan supervisi akademik supaya dapat berjalan

  • 53

    baik dan lancar antara lain adalah: 1) menyusun jadwal pelaksanaan, 2) melakukan koordinasi kesepakatan

    dengan guru, 3) melaksanakan supervisi sesuai jadwal, 4)

    menganalisis hasil supervisi, 5) menyusun laporan.”

    Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan

    bahwa yang dilakukan kepala sekolah SDN Pongangan

    Kecamatan Gunungpati Kota Semarang dalam

    pelaksanaan supervisi akademik supaya dapat berjalan

    baik dan lancar antara lain adalah 1) menyusun jadwal

    pelaksanaan, 2) melakukan koordinasi kesepakatan

    dengan guru, 3) melaksanakan supervisi sesuai

    prinsip-prinsip supervisi, pendekatan, tehnik dan

    jadwal, 4) menganalisis hasil supervisi, dan 5)

    menyusun laporan.

    Pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan

    oleh Kepala Sekolah di SDN Pongangan Kecamatan

    Gunungpati Kota Semarang ini menggunakan langkah-

    langkah yang telah terstruktur dan waktu pelaksanaan

    yang sudah direncanakan sebelumnya sehingga

    nantinya akan mampu menghasilkan hasil supervisi

    yang maksimal dan optimal. Berikut ini Bagiyono

    selaku Kepala Sekolah SDN Pongangan Gunungpat

    mengungkapkan:

    “Langkah-langkah yang saya lakukan dalam pelaksanaan supervisi akademik di SDN Pongangan Kecamatan

    Gunungpati Kota Semarang ini antara lain adalah 1)

    mengadakan pertemuan awal dengan guru, 2)

    menyampaikan instrument untuk disepakati, 3)

    melakukan pemantauan dokumen pembelajaran atau

    administrasi kelas, 4) melaksanakan pengamatan atau observasi pembelajaran, 5) mengadakan balikan guna

    melakukan refleksi. Kemudian waktu dalam pelaksanaan

    supervisi akademik di SDN Pongangan Gunungpati ini

    yaitu: 1) pada awal semester pertama dan kedua, hal ini

    dimaksudkan sebagai alat formatif untuk mengadakan

  • 54

    pembinaan dan PKB, dan 2) Akhir tahun pelajaran, yaitu sebagai penilaian formatif PKG.”

    Sulasih selaku guru kelas III SDN Pongangan

    Gunungpati mengungkapkan berikut ini:

    “Langkah-langkah dalam pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah antara lain adalah 1) kepala sekolah

    mengadakan pertemuan awal lewat rapat, 2)

    menginformasikan sasaran dan instrument yang dipakai,

    3) melakukan pemantauan dokumen administrasi kelas

    atau pembelajaran, 4) melakukan observasi atau

    pengamatan pembelajaran, 5) mengadakan balikan atau refleksi. Untuk kapan pelaksanaan supervisi akademik

    kepala sekolah ini yang saya ketahui adalah sesuai

    dengan jadwal yang sudah diprogramkan.Misalnya untuk

    semester satu dilaksanakan pada bulan September-

    November, untuk semester dua pada bulan Februari-April dan juga terkait dengan supervisi manajerial dan

    akademik.”

    Berdasarkan pernyataan di atas maka dapat

    disimpulkan bahwa langkah-langkah yang dilakukan

    kepala sekolah dalam pelaksanaan supervisi akademik

    di SDN Pongangan Kecamatan Gunungpati Kota

    Semarang ini antara lain adalah 1) mengadakan

    pertemuan awal dengan guru, 2) menyampaikan

    instrument untuk disepakati, 3) melakukan

    pemantauan dokumen pembelajaran atau administrasi

    kelas, 4) melaksanakan pengamatan atau observasi

    pembelajaran, 5) mengadakan balikan guna melakukan

    refleksi. Kemudian waktu dalam pelaksanaan supervisi

    akademik di SDN Pongangan Gunungpati ini yaitu: 1)

    pada awal semester pertama dan kedua, hal ini

    dimaksudkan sebagai alat formatif untuk mengadakan

  • 55

    pembinaan dan PKB, dan 2) Akhir tahun pelajaran,

    yaitu sebagai penilaian formatif PKG.

    Pelaksanaan supervisi akademik oleh kepala

    sekolah di SDN Pongangan Gunungpati ini tentunya

    tidak dapat berjalan dengan baik tanpa diketahuinya

    aspek yang terkandung di dalam pelaksanaan supervisi

    akademik ini. Untuk itu kepala sekolah perlu

    menanyakan aspek atau materi kepada guru dalam

    pelaksanaan supervisi akademik SDN Pongangan

    Gunungpati. Berikut ini Bagiyono selaku kepala

    sekolah SDN Pongangan Gunungpati, mengungkapkan:

    “Aspek atau materi yang saya tanyakan pada guru

    menyangkut supervisi akademik di SDN Pongangan

    Kecamatan Gunungpati Kota Semarang ini meliputi: 1)

    tentang kendala yang dialami administrasi kelas atau pembelajaran, 2) aspek penyusunan perencanaan

    pembelajaran, 3) aspek pelaksanaan pembelajaran dengan

    komponennya, 4) kesulitan pelayanan kepada siswa.”

    Siti Rohmah selaku guru kelas VI SDN Pongangan

    Kecamatan Gunungpati Kota Semarang

    mengungkapkan berikut ini:

    “Aspek atau materi yang ditanyakan kepala sekolah

    kepada saya menyangkut pelaksanaan supervisi akademik

    ini adalah aspek administrasi kelas, aspek administrasi

    pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan kesulitan

    yang ditemui guru dalam pembelajaran.”

    Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa aspek dalam pelaksanaan supervisi

    akademik di SDN Pongangan Kecamatan Gunungpati Kota Semarang ini adalah aspek administrasi kelas, aspek administrasi pembelajaran, pelaksanaan

    pembelajaran dan kesulitan yang ditemui guru dalam pembelajaran.

  • 56

    Dalam pelaksanaan supervisi akademik ini tentu perlu adanya campur tangan dari kepala sekolah maupun pengawas supaya guru dapat menguasai

    bahan materi pembelajaran dan guru mampu meningkatkan kinerjanya. Berikut ini diungkapkan oleh Bagiyono selaku kepala sekolah SDN Pongangan

    Gunungpati berikut ini: “Yang saya lakukan agar guru menguasai bahan materi

    pembelajaran antara lain adalah: 1) saya membuka diri,

    mempersilakan kepada guru untuk konsultasi atau

    bertanya secara langsung, 2) memfasilitasi melalui forum

    tidak resmi waktu istirahat, 3) memberikan kesempatan melalui forum rapat atau KKG. Kemudian yang saya

    lakukan agar guru mampu meningkatkan kinerjanya

    adalah 1) memotivasi guru untuk belajar, membuka

    internet dan sharing dengan teman, 2) memberikan rasa

    aman dan nyaman dalam melakukan kerja, 3) mengikutsertakan dalam pelatihan sesuai keahlian atau

    kemampuan, 4) mendorong untuk mengikuti KKG.” Pernyataan tersebut diperkuat oleh Hartini selaku

    guru kelas I SDN Pongangan Gunungpati

    mengungkapkan berikut ini:

    “Yang dilakukan kepala sekolah supaya kami selaku guru

    bisa menguasai bahan materi pembelajaran adalah kepala

    sekolah membuka diri untuk menerima pertanyaan atau keluhan guru dalam materi dan membahas bersama-sama

    dalam forum KKG sekolah. Kemudian dalam

    meningkatkan kinerja kami dalam proses pembelajaran

    adalah kepala sekolah memberikan kesempatan untuk

    belajar kepada kami, kepala sekolah mendorong untuk kegiatan KKG, dan mendorong atau mengirim guru dalam

    forum work shop.”

    Berdasarkan pernyataan di atas dapat

    disimpulkan bahwa yang dilakukan kepala sekolah agar guru menguasai bahan materi pembelajaran

    antara lain adalah: 1) kepala sekolah membuka diri, mempersilakan kepada guru untuk konsultasi atau bertanya secara langsung, 2) memfasilitasi melalui

    forum tidak resmi waktu istirahat, 3) memberikan kesempatan melalui forum rapat atau KKG. Kemudian

    yang dilakukan kepala sekolah agar guru mampu

  • 57

    meningkatkan kinerjanya adalah 1) memotivasi guru untuk belajar, membuka internet dan sharing dengan teman, 2) memberikan rasa aman dan nyaman dalam

    melakukan kerja, 3) mengikutsertakan dalam pelatihan sesuai keahlian atau kemampuan, 4) mendorong untuk mengikuti KKG.

    Pelaksanaan supervisi akademik di SDN Pongangan Gunungpati tentunya harus memiliki faktor

    kondisi yang mampu mendukungnya supaya dapat berjalan baik dan lancar. Berikut ini diungkapkan oleh Bagiyono selaku Kepala Sekolah SDN Pongangan

    Gunungpati: “Kondisi dalam pelaksanaan supervisi akademik ini

    berjalan dengan akrab dan bersifat kolegial. Kemudian

    dalam pelaksanaan pengelolaan supervisi akademik ini

    dilakukan dengan menganalisis pelaksanaan tahun lalu kemudian menyusun program.Program ini kemudian

    disosialisasikan kepada guru.Tentunya pelaksanaan

    supervisi akademik ini sesuai dengan program yang telah

    disusun.Setelah itu menindaklanjuti hasil berupa

    pembinaan dan pelaporan.Setelah itu semua kegiatan

    didokumenkan.”

    Senada dengan yang diutarakan kepala sekolah

    SDN Pongangan Gunungpati, berikut ini Siti Rohmah

    selaku guru kelas VI SDN Pongangan Gunungpati

    mengungkapkan:

    “Kondisi dalam pelaksanaan supervisi akademik Kepala

    Sekolah berjalan dengan akrab dan kolegial.”

    Berdasarkan keterangan-keterangan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan supervisi

    akademik kepala sekolah terhadap pembelajaran di SDN Pongangan Kecamatan Gunungpati Kota Semarang ini antara lain adalah 1) menyusun jadwal

    pelaksanaan, 2) melakukan koordinasi kesepakatan dengan guru, 3) melaksanakan supervisi sesuai prosedur, prinsip, dan jadwal, 4)menganalisis hasil

    supervisi, 5) menyusun laporan, 6) mengadakan

  • 58

    pertemuan awal dengan guru, 7) menyampaikan instrument untuk disepakati, 8) melakukan pemantauan dokumen pembelajaran atau administrasi

    kelas, 9) melaksanakan pengamatan atau observasi pembelajaran, dan 10) mengadakan balikan guna melakukan refleksi.

    4.1.4 Tindak Lanjut Supervisi Akademik yang

    dilakukan Kepala Sekolah di SDN Pongangan Gunungpati Kota Semarang

    Tindak lanjut supervisi akademik adalah suatu

    kegiatan yang dilakukan kepala sekolah yang berguna untuk menganalisis kelemahan dan kekuatan guru

    dengan alat instrumen penilaian kinerja guru (IPKG), sehingga hasil analisis catatan supervisor dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan kompetensi guru

    dalam melaksanakan pembelajaran, meningkatkan profesional guru.

    Pada pelaksanan supervisi akademik sebelumnya

    di SDN Pongangan Gunungpati tentunya kepala sekolah maupun guru menemukan faktor pendukung

    serta hambatan yang nantinya akan mampu mencapai suatu titik hasil akhir. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Bagiyono selaku kepala sekolah SDN

    Pongangan Gunungpati Semarang berikut ini:

    “Yang jadi pendukung dalam pelaksanaan supervisi di SDN Pongangan Gunungpati ini adalah 1) adanya

    tanggapan positif dari guru, 2) adanya dukungan tenaga

    administrasi untuk ketersediaan instrument yang telah

    dibuat kepala sekolah, 3) adanya ketersediaan guru untuk

    disupervisi. Sedangkan yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan supervisi akademik ini adalah kadang jadwal

    supervisi tidak dapat berjalan karena adanya kegiatan

    denah yang situasional.”

    Senada dengan yang diutarakan oleh kepala

    sekolah di atas, berikut ini yang disampaikan pernyataan pendapat Sulasih dan Siti Rohmah selaku guru SDN Pongangan Gunungpati Semarang:

  • 59

    “Pada pelaksanaan supervisi akademik ini memiliki factor pendukung yaitu adanya program dan adanya

    keterbukaan dari guru untuk program supervisi.

    Sedangkan factor penghambat dari pelaksanaan supervisi

    akademik adalah bahwa jadwal tidak dapat berjalan

    sesuai program, karena terbentur adanya kegiatan dinas kepala sekolah yang mendadak dan tidak terprogram dari

    UPTD maupun Dinas terkait.”

    Berdasarkan wawancara di atas dapat diambil kesimpulan bahwa faktor pendukung dalam pelaksanaan supervisi akademik di SDN Pongangan

    Gunungpati Kota Semarang antara lain adalah 1) adanya tanggapan positif dari guru, 2) adanya dukungan tenaga administrasi untuk ketersediaan

    instrument yang telah dibuat kepala sekolah, 3) adanya ketersediaan guru untuk disupervisi, 4) adanya

    program, dan 5) adanya keterbukaan dari guru untuk program supervisi. Sedangkan faktor penghambat pelaksanaan supervisi akademik di SDN Pongangan

    Gunungpati Semarang adalah kadang jadwal supervisi tidak dapat berjalan karena adanya kegiatan yang situasional dan karena terbentur adanya kegiatan dinas

    kepala sekolah yang mendadak dan tidak terprogram dari UPTD maupun Dinas terkait.

    Kepala Sekolah dalam menindak lanjuti pelaksanaan supervisi akademik tentunya dilakukan dengan serinci mungkin.Hal tersebut dilakukan supaya

    hasil yang diperoleh nantinya dapat sesempurna yang diinginkan.Begitu pula dalam mengatasi hambatan

    dalam pelaksanaan supervisi akademik di SDN Pongangan Gunungpati Semarang kepala sekolah harus mampu mengatasinya dengan semaksimal

    mungkin. Seperti yang diutarakan Bapak Bagiyono selaku kepala sekolah SDN Pongangan Gunungpati Semarang berikut ini:

    “Cara saya mengatasi hambatan dari pelaksanaan

    supervisi akademik di SDN Pongangan Gunungpati

    Semarang ini adalah dengan cara program yang tetap

    dilaksanakan, namun jadwal diganti pada hari lain

    dengan adanya kesepakatan dengan guru. Kemudian

  • 60

    untuk tindak lanjut yang akan saya lakukan dengan hasil yang sudah saya dapat ini adalah bahwa setelah saya

    melakukan refleksi, maka dilakukan pembinaan langsung

    maupun tidak langsung sesuai Permasalahan dan

    melakukan secara kelompok sesuai temuan kemudian

    saya baru menyusun laporan untuk finalnya.”

    Siti Rohmah selaku guru kelas VI juga Hartini guru kelas I SDN Pongangan Gunungpati Semarang

    mengungkapkan pernyataan berikut ini ( sesuai wawancara tanggal,20 Desember 2014);

    “Menurut saya kepala sekolah dalam mengatasi hambatan

    dari pelaksanaan supervisi akademik di SDN Pongangan Gunungpati Semarang ini yaitu bahwa jika pelaksanaan

    terhambat oleh kegiatan maka harus diganti dengan

    waktu lain dengan didasarkan konfirmasi pada guru yang

    bersangkutan. Kemudian untuk tindak lanjut yang

    dilakukan oleh kepala sekolah dalam pelaksanaan

    supervisi akademik ini adalah dengan melakukan balikan kepada guru baik dalam catatan instrument maupun

    pembinaan cara langsung maupun tidak langsung kepada

    guru dan pembinaan melalui rapat sekolah.”

    Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapat

    diambil kesimpulan bahwa tindak lanjut supervisi

    akademik kepala sekolah di SDN Pongangan

    Gunungpati Semarang adalah dengan melakukan

    balikan kepada guru baik dalam catatan instrument

    maupun pembinaan cara langsung maupun tidak

    langsung kepada guru dan pembinaan melalui rapat

    sekolah dan juga melakukan refleksi.

  • 61

    4.2 Pembahasan

    4.2.1 Perencanaan Supervisi Akademik Kepala

    Sekolah di SDN Pongangan Kecamatan

    Gunungpati Kota Semarang

    Perencanaan adalah proses kegiatan rasional dan

    sistemik dalam menetapkan keputusan, kegiatan atau

    langkah-langkah yang akan dilaksanakan di kemudian

    hari dalam rangka usaha mencapai tujuan secara

    efektif dan efisien.

    Perencanaan ini mengandung arti: pertama,

    manajer memikirkan dengan matang terlebih dahulu

    sasaran dan tindakan berdasarkan pada beberapa

    metode, rencana atau logika dan bukan berdasarkan

    perasaan. Kedua, rencana mengarahkan tujuan

    organisasi. Ketiga, disamping itu rencana merupakan

    pedoman untuk: a) Organisasi memperoleh dan

    menggunakan sumber daya yang diperlukan untuk

    mencapai tujuan, b) Anggota organisasi melaksanakan

    aktivitas yang konsisten dengan tujuan dan prosedur

    yang sudah ditetapkan, dan c) Memonitor dan

    mengukur kemajuan untuk mencapai tujuan, sehingga

    tindakan korektif dapat diambil bila kemajuan tidak

    memuaskan.

    Perencanaan supervisi akademik yang dilakukan

    kepala sekolah SDN Pongangan Kecamatan Gunungpati

    Kota Semarang adalah sebagai berikut: 1) Kepala

    Sekolah melakukan analisis hasil supervisi tahun lalu,

    2) Menyusun program, jadwal dan instrument,

    3)melakukan sosialisasi kepada guru, 4) melaksanakan

    supervisi manajerial dan akademik, 5) melaksanakan

  • 62

    tindak lanjut (refleksi, pembinaan dan penyusunan

    laporan), 6) pembuatan dilakukan pada awal tahun

    pelajaran baru hal tersebut dimaksudkan karena awal

    semester pada bulan ke dua supervisi akademik

    tersebut akan atau sudah harus digunakan, 7)

    menganalisis hasil dari pelaksanaan tahun lalu, 8)

    mengadakan pertemuan dengan guru untuk

    berdiskusi, 9) menyusun program atau rencana, dan

    10) kepala sekolah menanyakan kepada guru aspek

    atau materi yang perlu disupervisi akademik ini

    meliputi aspek manajerial yaitu administrasi kelas dan

    pembelajaran dan aspek akademis yaitu perencanaan,

    pelaksanaan dan penilaian pembelajaran.

    Perencanaan supervisi akademik di SDN

    Pongangan Kecamatan Gunungpati ini perlu menyusun

    program supervisi yang berdasarkan atas tujuan,

    jadwal, sasaran dan waktu.Pada penyusunan program

    supervisi ini memiliki tujuan untuk mewujudkan

    program akademik dan supervisi manajerial kepala

    sekolah. Untuk sasaran dari program supervisi

    akademik di SDN Pongangan Kecamatan Gunungpati

    sendiri adalah sebagai program supervisi perencanaan

    PBM, pelaksanaan PBM, perbaikan dan pengayaan,

    bimbingan dan pembinaan. Sedangkan waktu

    penyusunan program supervisi biasanya dilakukan

    pada awal ajaran baru sebelum proses PBM

    berlangsung.

    Perencanaan supervisi akademik di SDN

    Pongangan Kecamatan Gunungpati ini selain perlu

    menyusun program supervisi tentunya juga perlu

    menyusun instrument supervisi yang gunanya untuk

  • 63

    melihat bagaimana kesiapan guru dalam pelaksanaan

    supervisi yang akan dilaksanakan nantinya. Instrument

    tersebut biasanya berupa instrument cek list yang akan

    dibuat oleh supervisor sendiri yaitu kepala sekolah

    untuk melihat apakah semua persiapan guru dalam

    pembelajaran sudah sesuai atau belum seperti

    penyusunan Silabus, RPP, alata peraga pembelajaran,

    media pembelajaran dan lain sebagainya.

    Penelitian yang dilakukan peneliti dibandingkan

    dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Rucinski

    and Hazi (2007: 3), yang berjudul Supervision as

    Profesional Development: Compatible or Strange

    bedfellows in the Policy Quest for Increased Student

    Achievement. Hasilnya menyatakan bahwa supervisi

    merupakan usaha evaluasi guru yang berguna untuk

    meningkatkan kualifikasi guru sebagai tenaga

    pengajar.Prosesnya berlangsung secara berjangka atau

    bertahap yang dilakukan dalam rangka peningkatan

    pembelajaran siswa di kelas melalui guru yang

    disupervisi. Perencanaan supervisi akademik kepala

    sekolah akan menunjukkan hasil yang baik apabila

    dapat memotivasi guru dalam melaksanakan tugas dan

    tanggungjawabnya. Supervisi akademik akan bermakna

    apabila dilaksanakan sesuai program, prinsip, tujuan

    dan teknik supervisi di bidang pendidikan.

    Terdapat persamaan dan perbedaan dalam

    penelitian sekarang dengan jurnal Rucinski and Hazi

    (2007: 3). Persamaannya bahwa tujuan dari supervisi

    akademik sendiri adalah untuk meningkatkan

    kualifikasi guru sebagai tenaga pengajar. Sedangkan

    perbedaannya bahwa bahwa penelitian ini dilakukan

  • 64

    secara bertahap dengan terstruktur sedangkan jurnal

    Rucinski and Hazi (2007: 3) hanya mengungkap

    tentang manfaat supervisi akademik saja.

    Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa

    aktivitas perencanaan supervisi akademik yang

    dilakukan oleh kepala sekolah menekankan pada

    tujuan yang berorientasi pada peningkatan

    profesionalisme dan peningkatan kualitas guru dalam

    pembelajaran. Selain itu sasaran supervisi akademik

    sudah berdasarkan permasalahan dan karateristik

    permasalahan yang dihadapai guru.

    Peran kepala sekolah dalam membina guru atau

    yang lebih dikenal dengan istilah supervisi

    pendidikan/pengajaran, kedudukannya sangat

    strategis dalam rangka meningkatkan kemampuan

    profesionalisme guru khususnya dalam kegiatan

    pembelajaran. Dalam hal ini, kepala sekolah

    diharapkan mampu membimbing, membina, dan

    mendorong guru dalam memecahkan problematika

    kegiatan belajar mengajar yang dihadapi guru. Hal ini

    sebagaimana yang dijelaskan oleh SyaifulSagala (2010:

    95) yaitu kegiatan supervisi menaruh perhatian utama

    pada bantuanyang dapat meningkatkan kemampuan

    profesional guru. Kemampuan professionalini tercermin

    pada kemampuan guru memberikan bantuan belajar

    kepadamuridnya, sehingga terjadi perubahan perilaku

    akademik pada siswanya.

    Oleh karena itu perencanaan supervisi akademik

    yang disusun kepala sekolah SDN Pongangan kiranya

    sangat tepat karena akses peningkatan kemampuan

  • 65

    guru dalam pembelajaran terbuka dan mendapat

    perhatian.

    Perencanaan supervisi akademik yang baik jika di

    dalamnya berisi dan memuat langkah-langkah dan

    waktu pelaksanaan supervisi. Kepala sekolah SDN

    Pongangan dalam penyusunan rencana supervisi

    akademik berdasarkan hasil penilitan dinyatakan telah

    memasukkan prosedur, tehnik, dan jadwal

    pelaksanaan.

    Prosedur supervisi akademik merupakan

    rangkaian kegiatan supervisi untuk memberikan

    bantuan dan bimbingan kepada guru agar termotivasi

    melakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan

    dalam bidang akademik dengan cara memilih

    pendekatan, metode, dan teknik supervisi yang tepat

    sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Prosedur

    pelaksanaan supervisi akademik terdiri atas: 1) Tahap

    persiapan meliputi: (a) menyiapkan instrument dan (b)

    menyiapkan jadwal bersama, 2) Tahap Pelaksanaan,

    yaitu pelaksanaan observasi supervisi baik secara

    langsung maupun tidak langsung, 3) Tahap Pelaporan,

    meliputi; (a) mengidentifikasi hasil pengamatan pada

    saat observasi, (b) menganalisis hasil supervisi, (c)

    mengevaluasi bersama antara supervisor dengan kepala

    sekolah dan guru, (d) membuat catatan hasil supervisi

    yang didokumentasikan sebagai laporan, 4) Tahap

    Tindak Lanjut, meliputi: (a) mendiskusikan dan

    membuat solusi bersama, (b) memberitahukan hasil

    pelaksanaan supervisi akademik, dan (c)

    mengkomunikasikan hasil pelaksanaan supervisi

    akademik antara kepala sekolah dan guru.

  • 66

    Berdasarkan uraian di atas tersebut maka dapat

    dijelaskan bahwa kepala sekolah SDN Pongangan

    dalam perencanaan supervisi akademik dengan

    menetapkan komponen serta langkah-langkah

    supervisi akademik yang akan ditempuh dengan

    disertai jadwal pelaksanaan sudah tepat sehingga

    pelayanan pembinaan guru nantinya dapat berjalan

    dengan baik.

    4.2.2. Pelaksanaan Supervisi Akademik Kepala

    Sekolah Di SDN Pongangan Kecamatan

    Gunungpati Kota Semarang

    Pelaksanaan merupakan kegiatan untuk

    merealisasikan rencana menjadi tindakan nyata dalam

    rangka mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

    Rencana yang telah disusun akan mempunyai nilai jika

    dilaksanakan dengan efektif dan efisien. Dalam

    pelaksanaan, setiap organisasi harus memiliki

    kekuatan yang mantap dan meyakinkan sebab jika

    tidak kuat, maka proses pendidikan yang diinginkan

    sulit terealisasi.

    Pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah

    terhadap pembelajaran di SDN Pongangan Kecamatan

    Gunungpati Kota Semarang ini adalah 1) menyusun

    jadwal pelaksanaan, 2) melakukan koordinasi

    kesepakatan dengan guru, 3) melaksanakan supervisi

    sesuai jadwal, 4) menganalisis hasil supervisi, 5)

    menyusun laporan, 6) mengadakan pertemuan awal

    dengan guru, 7) menyampaikan instrument untuk

    disepakati, 8) melakukan pemantauan dokumen

    pembelajaran atau administrasi kelas, 9) melaksanakan

  • 67

    pengamatan atau observasi pembelajaran, dan 10)

    mengadakan balikan guna melakukan refleksi.

    Pelaksanaan supervisi akademik di SDN

    Pongangan Kecamatan Gunungpati Kota Semarang ini

    dilakukan dengan tiga tahap yaitu perencanaan, inti

    dan penutup. Pelaksanaan supervisi akademik di SDN

    Pongangan Kecamatan Gunungpati Kota Semarang

    dilakukan pada kelas I, II, III, IV, V dan VI. Pada

    pelaksanaan supervisi akademik kelas bawah yaitu

    kelas I dan III diketahui bahwa Silabus maupun RPP

    masih kurang lengkap sehingga perlu untuk

    melakukan tindak lanjut sehingga mampu

    menyempurnakan kekurangan kelengkapan Silabus

    maupun RPP yang digunakan sebagai acuan proses

    pembelajaran. Sedangkan pada pelaksanaan supervisi

    akademik kelas atas yaitu kelas V dan VI diketahui

    bahwa alat peraga serta media dalam pembelajaran

    masih kurang sehingga peserta didik merasa jenuh dan

    tidak minat dengan proses pembelajaran yang monoton

    tanpa ada media pembelajaran yang menarik dan tidak

    membuat bosan sehingga perlu adanya tambahan

    sarana dan prasarana serta adanya proses tindak

    lanjut supervisi untuk guru yang bersangkutan.

    Penelitian ini pernah dilakukan oleh Hamadi

    (FISIPUI, 2011:113) dengan tesisnya berjudul

    “Pelaksanaan Supervisi Akademik Kepala Sekolah

    dalam Upaya Meningkatkan Profesionalisme Guru

    Sekolah Dasar Kecamatan Kelapa Kampit Kabupaten

    Belitung Timur. Penelitian ini merupakan penelitian

    kualitatif dengan metode deskriptif. Dalam penelitian

    ini dapat ditarik kesimpulkan untuk menjawab

  • 68

    permasalahan sebagai berikut: a) Pelaksanaan

    supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah

    tidak banyak memberikan manfaat untuk perbaikan

    pembelajaran dan meningkatkan profesional guru.

    Karena kepala sekolah sendiri tidak memahami tentang

    pengertian, fungsi, tujuan prinsip dan teknik serta

    pendekatan supervisi dalam melaksanakan supervisi di

    sekolah. Untuk program supervisi saja belum semua

    kepala sekolah mampu menyusunnya, apalagi

    melaksanakannya secara terprogam dan kontinyu,

    sehingga membuat guru kurang termotivasi untuk

    mempersiapkan diri dalam melaksanakan tugas,

    karena hasil supervisi belum dimanfaatkan untuk

    dapat membina dan mengembangkan potensi guru.

    Pada hal supervisi akademik bertujuan memberikan

    layanan dan bantuan untuk memperbaiki proses

    pembelajaran dan meningkatkan kompetensi guru. b)

    Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pelaksanaan

    supervisi akademik yaitu, fator yang mendukung

    antara lain program supervisi yang telah disusun,

    komitmen terhadap tugas dan tanggungjawab, motivasi

    serta penilaian terhadap kinerja kepala sekolah.

    Sedangkan faktor yang menghambat pelaksanaan

    supervisi akademik yaitu, kompleksitas dan beban

    tugas yang tinggi, rendahnya kompetensi, kurangnya

    komunikasi dan wawasan ilmu pengetahuan serta

    penguasan teknologi. Hal ini sangat menjadi kendala

    dalam pelaksanaan supervisi terhadap guru di sekolah,

    apalagi kompetensi yang dimiliki sangat rendah dan

    berdampak terhadap pengelolaan sekolah secara

    keseluruhan. c) Pelaksanaan supervisi akademik yang

  • 69

    dilaksanakan oleh kepala sekolah terhadap guru-guru

    belum tercapai secara efektif. Sehingga supervisi

    akademik belum memiliki dampak yang besar untuk

    membantu guru dalam memperbaiki dan meningkatkan

    kualitas pengajaran. Secara administratif, masih ada

    kepala sekolah yang tidak mampu menyusun program

    supervisi, tidak melaksanakan supervisi, melaksanakan

    supervisi hanya sebagai tugas saja ,sehingga belum ada

    umpan balik bagi guru untuk perbaikan dalam

    pembelajaran.

    Dibandingkan penelitian yang penulis lakukan

    dengan penelitian terdahulu terdapat persamaan dan

    perbedaan. Persamaan dari kedua penelitian ini adalah

    supervisi akademik dilakukan oleh kepala sekolah

    untuk meningkatkan keprofesionalan guru dalam

    mengajar. Sedangkan perbedaannya adalah bahwa jika

    penelitian sekarang dilakukan untuk meningkatkan

    kinerja guru dalam proses pembelajaran dengan

    melalui KKG, namun jika penelitian yang dilakukan

    oleh Hamadi (FISIPUI, 2011:113) adalah untuk

    memberikan layanan dan bantuan untuk memperbaiki

    proses pembelajaran dan meningkatkan kompetensi

    guru.

    Supervisi juga dilaksanakan oleh supervisor secara

    konstruktif dan kreatif dengan cara mendorong inisiatif

    guru untuk ikut aktif menciptakan suasana kondusif

    yang dapat membangkitkan suasana kreativitas peserta

    didik dalam belajar. Pendapat senada disampaikan oleh

    Ali Imron (2011: 23) mengartikan bahwa supervisi

    pembelajaran adalah bantuan dalam wujud layanan

    profesional yang diberikan oleh orang yang lebih ahli

  • 70

    dalam rangka peningkatan kemampuan profesional,

    terutama dalam proses belajar mengajar.

    Melalui kegiatan supervisi tersebut diharapkan

    proses belajar mengajar, yang di dalamnya melibatkan

    guru dan siswa, melalui serangkaian tindakan,

    bimbingan dan arahan akan menjadi baik. Proses

    belajar mengajar akan baik pencapaiannya antara lain

    melalui peningkatan kemampuan profesional guru

    tersebut diharapkan memberikan kontribusi

    bagipeningkatan mutu pendidikan.

    Peranan supervisor pendidikan yang disandang

    oleh pengawas dalam melaksanakan supervisi

    akademik harus dihindarkan tindakan-tindakan yang

    bersifat menyuruh atau menggurui, tetapi hendaknya

    harus dilakukan dengan pola pendekatan kemitraan

    dengan jalan mendukung, membantu, dan membagi

    tugas dan pekerjaan kepada seluruh komponen

    pendidikan.

    Imam Wahyudi (2012: 48–49) mengemukakan

    delapan prinsip yang dapat digunakan dalam

    melakukan tindakan supervisi. Prinsip-prinsip itu

    mencakup sistematis, objektif, realistic, antisipatif,

    konstruktif, kreatif, kooperatif, dan kekeluargaan.

    Sistematis, dalam arti supervisi dikembangkan dengan

    perencanaan yang matang sesuai dengan sasaran yang

    diinginkan. Objektif, artinya supervisi memberikan

    masukan sesuai dengan aspek yang terdapat dalam

    instrument. Realistis, artinya supervisi didasarkan atas

    kenyataan sebenarnya, yaitu pada keadaan atau hal-

    hal yang sudah dipahami dan dilaksanakan oleh para

    staf sekolah. Antisipatif, artinya supervisi diarahkan

  • 71

    untuk menghadapi kesulitan-kesulitan yang mungkin

    akan terjadi. Konstruktif, artinya supervisi memberikan

    saran-saran perbaikan kepada yang disupervisi untuk

    terus dikembangkan sesuai dengan ketentuan atau

    aturan yang berlaku. Kreatif, artinya supervisi

    mengembangkan kreatifitas dan inisiatif guru dalam

    mengembangkan proses pembelajaran. Kooperatif,

    artinya supervisi mengembangkan perasaan

    kebersamaan untuk menciptakan dan mengembangkan

    situasi pembelajaran yang baik. Kekeluargaan, artinya

    supervisi mempertimbangkan saling asah, asuh dan

    asih antar warga sekolah yang sering dikenal dengan

    Tutwuri Handayani.

    Supervisi yang dilakukan secara tradisional

    cenderung tidak menyenangkan, maka interaksi antara

    guru dengan supervisor cenderung untuk dihindari dan

    dikurangi. Kemampuan pengawas dalam menjalankan

    tugasnya sebagai supervisor pendidikan juga tercermin

    dalam penentuan materi-materi supervisi, yakni

    terdiridari perencanaan program meliputi:

    program/materi supervisi yang berhubungan/berkaitan

    dengan administrasi guru yakni: program tahunan,

    program semester, silabus, Rencana Pelaksanaan

    Pembelajaran (RPP), kalender pendidikan, jadwal tatap

    muka, agenda harian, daftar nilai, kriteria ketuntasan

    maksimal (KKM), dan absensi siswa. Materi

    menyangkut materi pelaksanaan KBM diarahkan pada

    materi pengelolaan kelas mulai dari kegiatan membuka,

    kegiatan inti, dan evaluasi pembelajaran. Sedangkan

    materi tindak lanjut kegiatan supervisi diarahkan pada

    upaya perbaikan mutu hasil pembelajaran.

  • 72

    Selain itu, penerapan pola supervisi akademik

    yang dilakukan pengawas juga cukup bervariasi. Hal ini

    menunjukkan bahwa pengawas telah memiliki

    pengetahuan dan keterampilan bagaimana menerapkan

    pola supervisi agar kegiatan supervisi yang

    dilakukannya dapat menarik perhatian serta tidak

    membosankan bagi guru. Sebagaimana telah

    disampaikan, mulai dari tahapankegiatan supervisi,

    waktu yang dipilih untuk kegiatan supervisi, media

    atau alatyang digunakan dalam melakukan supervisi,

    maupun evaluasi kegiatan supervisi, secara

    keseluruhan dilakukan secara bervariasi.

    Aspek-Aspek yang disupervisi oleh Kepala Sekolah

    adalah aspek perencanaan, pelaksanaan kegiatan

    belajar mengajar, dan kegiatan tindak lanjut. Aspek

    perencanaan pembelajaran, yakni program/materi

    supervisi yang berhubungan/berkaitan dengan

    administrasi guru meliputi: program tahunan,program

    semester, silabus, RPP, KKM, kalender pendidikan,

    jadwal tatap muka, agenda harian, daftar nilai, dan

    absensi siswa. Pada komponen pelaksanaan

    pembelajaran, kegiatan supervisi diarahkan pada

    kemampuan guru dalam mengelola kelas, dimulai dari

    kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup.

    Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan

    pada aspek pelaksanaan supervisi akademik kepala

    SDN Pongangan telah melaksanakan supervisi dengan

    baik karena telah melaksanakan sesuai prinsip

    supervisi akademik berorientasi pada permasalahan

    dan kebutuhan guru, dalam rangka peningkatan

    kemampuan dan kualitas pembelajaran. Pendekatan

  • 73

    sesuai tujuan dan permasalahan. Kesemuanya

    dilakukan dengan berbagai tehnik dengan kunjungan

    kelas, pertemuan pribadi, kelompok melalui rapat serta

    dengan memanfaatkan informasi dari guru lain, siswa

    dan orangtua. Kesemuanya dibingkai dalam

    pelaksanaan supervisi kolegial familier sebagaimana

    dinyatakan kepala sekolah.

    4.2.3. Tindak Lanjut Supervisi Akademik

    Kepala Sekolah SDN Pongangan Kecamatan

    Gunungpati Kota Semarang

    Tindak lanjut supervisi akademik adalah suatu

    kegiatan yang dilakukan kepala sekolah yang berguna

    untuk menganalisis kelemahan dan kekuatan guru

    dengan alat instrumen penilaian kinerja guru (IPKG),

    sehingga hasil analisis catatan supervisor dapat

    dimanfaatkan untuk mengembangkan kompetensi guru

    dalam melaksanakan pembelajaran, meningkatkan

    profesional guru.

    Tindak lanjut supervisi akademik kepala sekolah

    di SDN Pongangan Gunungpati Semarang adalah

    dengan melakukan balikan kepada guru baik dalam

    catatan instrument maupun pembinaan cara langsung

    maupun tidak langsung kepada guru dan pembinaan

    melalui rapat sekolah dan juga melakukan refleksi.

    Tindak lanjut pada pelaksanan supervisi akademik

    kepala sekolah di SDN Pongangan Kecamatan

    Gunungpati Kota Semarang ini dilakukan untuk

    melengkapi kekurangan dari supervisi yang telah

    dilaksanakan sebelumnya. Proses tindak lanjut yang

    dilakukan dalam supervisi akademik di SDN Pongangan

  • 74

    Kecamatan Gunungpati Kota Semarang ini adalah

    dengan mengadakan pelatihan/workshop pada guru

    yang disupervisi, kepala sekolah memberikan

    pengarahan pada guru yang disupervisi pada tiap akhir

    semester atau pada akhir bulan yang gunanya untuk

    meningkatkan kemampuan guru dalam pelaksanaan

    proses kegiatan belajar mengajar.

    Penelitian yang dilakukan oleh peneliti

    dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh

    Hamadi (FISIPUI, 2011:113) dengan tesisnya berjudul

    “Pelaksanaan Supervisi Akademik Kepala Sekolah

    dalam Upaya Meningkatkan Profesionalisme Guru Sekolah

    Dasar Kecamatan Kelapa Kampit Kabupaten Belitung Timur.

    Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode

    deskriptif. Dalam penelitian ini dapat ditarik kesimpulkan

    untuk menjawab permasalahan sebagai berikut: 1)

    Pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan oleh

    kepala sekolah tidak banyak memberikan manfaat

    untuk perbaikan pembelajaran dan meningkatkan

    profesional guru. Karena kepala sekolah sendiri tidak

    memahami tentang pengertian, fungsi, tujuan prinsip

    dan teknik serta pendekatan supervisi dalam

    melaksanakan supervisi di sekolah. Untuk program

    supervisi saja belum semua kepala sekolah mampu

    menyusunnya, apalagi melaksanakannya secara

    terprogam dan kontinyu, sehingga membuat guru

    kurang termotivasi untuk mempersiapkan diri dalam

    melaksanakan tugas, karena hasil supervisi belum

    dimanfaatkan untuk dapat membina dan

    mengembangkan potensi guru. Pada hal supervisi

    akademik bertujuan memberikan layanan dan bantuan

  • 75

    untuk memperbaiki proses pembelajaran dan

    meningkatkan kompetensi guru. 2) Faktor-faktor yang

    dapat mempengaruhi pelaksanaan supervisi akademik

    yaitu, faktor yang mendukung antara lain program

    supervisi yang telah disusun, komitmen terhadap tugas

    dan tanggungjawab, motivasi serta penilaian terhadap

    kinerja kepala sekolah. Sedangkan faktor yang

    menghambat pelaksanaan supervisi akademik yaitu,

    kompleksitas dan beban tugas yang tinggi, rendahnya

    kompetensi, kurangnya komunikasi dan wawasan ilmu

    pengetahuan serta penguasan teknologi. Hal ini sangat

    menjadi kendala dalam pelaksanaan supervisi terhadap

    guru di sekolah, apalagi kompetensi yang dimiliki

    sangat rendah dan berdampak terhadap pengelolaan

    sekolah secara keseluruhan. 3) Pelaksanaan supervisi

    akademik yang dilaksanakan oleh kepala sekolah

    terhadap guru-guru belum tercapai secara efektif.

    Sehingga supervisi akademik belum memiliki dampak

    yang besar untuk membantu guru dalam memperbaiki

    dan meningkatkan kualitas pengajaran. Secara

    administratif, masih ada kepala sekolah yang tidak

    mampu menyusun program supervisi, tidak

    melaksanakan supervisi, melaksanakan supervisi

    hanya sebagai tugas saja,sehingga belum ada umpan

    balik bagi guru untuk perbaikan dalam pembelajaran.

    Jika dibandingkan dengan penelitian yang

    dilakukan oleh Hamadi (FISIPUI, 2011:113) terdapat

    persamaan dan perbedaan. Persamaannya adalah

    bahwa proses tindak lanjut supervisi akademik ini

    dilakukan untuk perbaikan pembelajaran dan

    meningkatkan profesional guru. Perbedaannya adalah

  • 76

    bahwa dalam penelitian sekarang supervisi akademik

    dilakukan memang untuk meningkatkan kinerja guru

    dalam proses pembelajaran dan untuk meningkatkan

    mutu pembelajaran, sedangkan penelitian yang

    dilakukan oleh Hamadi (FISIPUI, 2011:113)

    pelaksanakan supervisi hanya sebagai tugas saja,

    sehingga belum ada umpan balik bagi guru untuk

    perbaikan dalam pembelajaran.

    Kegiatan tindak lanjut adalah kegiatan supervisi

    diarahkan pada pembimbingan dan penilaian

    profesional guru, dan dilakukan upaya perbaikan mutu

    pendidikan melalui supervisi administrasi penilaian

    pembelajaran dengan jalan pembimbingan guru sebagai

    refleksi dan feedback hasil penilaian kinerja.

    Dilihat dari pendekatannya, pengawas dalam

    melakukan kegiatan supervisi menerapkan tiga model

    pendekatan, yakni: menggunakan pendekatan

    kedinasan, pendekatan sebagai mitra kerja, dan

    pendekatan cara kekeluargaan. Sedangkan dilihat dari

    teknik, pengawas menerapkan atau melaksanakan

    kegiatan supervisi dengan teknik-teknik yang cukup

    bervariasi. Teknik-teknik kegiatan supervisi kepala

    sekolah yang dapat diidenifikasi antara lain: teknik

    diskusi kelompok atau rapat supervisi, teknik

    pertemuan individual, dan teknik kunjungan

    kelas/lapangan.

    Keadaan ini menunjukkan bahwa kepala sekolah

    telah memiliki keterampilan yang cukup baik dalam

    melakukan tugasnya sebagai supervisor pengajaran.

    Dengan demikian maka keterampilan yang dimiliki

    kepala sekolah tersebut merupakan salah satu

  • 77

    kekuatan yang dimiliki sekolah dalam rangka

    meningkatkan kemampuan guru dalam hal mengelola

    pembelajaran, sehingga pada gilirannya dapat pula

    meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran.

    Kepala sekolah SDN Pongangan dalam

    menjalankan fungsinya sebagai supervisor pendidikan

    tidak dapat dilepaskan dari beberapa kendala baik

    secara internal maupun eksternal. Secara internal

    kendala-kendala kegiatan supervisi dapat diidentifikasi

    menjadi dua jenis, yakni kendala yang berhubungan

    dengan teknis dan kendala yang bersifat non-teknis.

    Secara teknis kendala pengawas dalam mengadakan

    kegiatan supervisi yaitu kendala yang berhubungan

    dengan kemampuan atau keterampilan sebagai

    supervisor, sedangkan kendala yang bersifat non-teknis

    diantaranya adalah jika kepala sekolah sakit sementara

    guru-guru yang lain kurang respon, maka jadwal

    kegiatan supervisi menjadi terganggu.

    Upaya yang dilakukan kepala sekolah dalam

    melaksanakan supervisi akademik dapat berjalan

    dengan baik dan lancar adalah berkat kemampuan

    yang dimiliki oleh kepala sekolah yang selalu membina

    atau membangun komunikasi yang baik dengan para

    guru.

    Kepala sekolah juga berkolaborasi dengan

    pengawas sekolah dalam pelaksanaannya. Hal tersebut

    selalu mendapat respon yang baik dari para guru,

    karena hal tersebut dikomunikasikan dengan guru.

    Guru-guru selalu menyambut baik dan selalu siap

    ketika dilakukan supervisi akademik oleh kepala

    sekolah maupun pengawas. Guru selalu menunjukkan

  • 78

    sikap yang bersahabat dan menganggap kehadiran

    kepala sekolah di kelas dirasakan membantu tugas dan

    akivitasnya. Hal itu semua disebabkan berkat terjalin

    komunikasi dengan baik. Mereka selalu memberikan

    respon yang positif karena sudah memiliki persepsi

    yang sama mengenai program dan jadwal pelaksanaan

    supervisi akademik tersebut.

    Kunjungan kepala sekolah lebih sering dan lebih

    banyak membantu guru baik melalui kegiatan

    pembinaan, pemantauan, penilaian mapun

    pembimbingan dan pelatihan. Di sekolah ini sudah

    terbentuk budaya saling menghormati dan akrab

    dengan baik mulai dari staf TU, guru-guru sampai oleh

    kepala sekolahnya sendiri.

    Kehadiran kepala sekolah di ruang kelas selalu

    disambut dengan baik bahkan dengan penuh

    keakraban, para guru bersemangat melakukan

    konsultasi seputar permasalahan pembelajaran yang

    sedang dihadapinya. Kepala sekolah sangat leluasa

    dalam melaksanakan supervisi akademik.

    Hasil supervisi akademik dievaluasi dan dianalisis

    untuk kemudian didiskusikan dan diinterpretasikan

    melalui rapat. Sikap guru terhadap hasil supervisi

    merespon dengan baik bahkan untuk ke depan bisa

    diberikan bimbingan lebih baik. Selain itu hasil

    dilaporkan kepada pengawas sebagai bukti

    pelaksanaan supervisi.

    Dengan demikian berdasarkan hasil penelitian dan

    kajian teori bahwa aspek tindak lanjut supervisi

    akademik yag dilakukan oleh kepala sekolah SDN

    Pongangan sangat baik.