bab iv hasil dan pembahasan -...
TRANSCRIPT
22
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Komposisi Hasil Tangkapan Jaring Kejer
Hasil tangkapan jaring kejer selama penelitian menunjukkan bahwa
proporsi jumlah rajungan tertangkap adalah 42,07% dari total hasil tangkapan. Hal
ini berarti bahwa proporsi by-catch relatif tinggi yaitu 57,93% (Tabel 1). By-catch
yang tinggi tersebut mencerminkan komposisi biota di lokasi penelitian. Hasil
tangkapan rajungan selama penelitian relatif rendah dibandingkan dengan musim
penangkapan lain dalam penelitian lainnya seperti Gardenia (2002) dan Suadela
(2004) serta komunikasi dengan nelayan. Besarnya by-catch perlu
dipertimbangkan dalam pengelolaan jaring kejer, karena dapat berdampak pada
keseimbangan ekologis perairan Gebang Mekar.periode waktu lain, yaitu pada
saat musim rajungan, proporsi by-catch dapat lebih sedikit dari yang diperoleh
selama penelitian ini.
Selektivitas jaring kejer dapat mempengaruhi hasil tangkapan. Jumlah by-
catch yang lebih dari 50% menunjukkan bahwa jaring kejer termasuk alat tangkap
yang tidak selektif terhadap jenis tangkapan. Selektivitas suatu alat tangkap
dipengaruhi oleh proses tertangkapnya biota. Hasil tangkapan jaring kejer pada
umumnya tertangkap secara entangled. Menurut von Brandt (1984) dalam
Suadela (2004), jaring rajungan termasuk alat tangkap tangled-net, atau lebih
spesifik single-walled tangled net, karena rajungan yang merupakan sasaran
utama penangkapannya tertangkap dengan cara terpuntal (entangled) bagian
tubuhnya pada badan jaring. Von Brandt (1984 dalam Suadela (2004) juga
menyatakan bahwa kelompok alat tangkap jaring puntal memiliki selektivitas
yang rendah, karena berbagai macam spesies dan ukuran yang tertangkap.
Selain itu beberapa faktor biologis rajungan juga mempengaruhi
selektivitas jaring kejer, antara lain morfologi dan tingkah laku rajungan dan biota
lain (Monintja 1997 dalam Suadela 2004). Morfologi biota yang tertangkap
seperti Murex sp yang merupakan hasil tangkapan sampingan dominan dengan
morfologi yang rumit, mengakibatkan hasil tangkapan umumnya tertangkap
23
secara terpuntal atau entangled. Tingkah laku rajungan dan biota lain yang
berusaha melepaskan diri saat tersangkut pada jaring dapat merusak membuat
biota-biota tersebut lebih terpuntal.
Tabel 1. Komposisi Hasil Tangkapan Jaring Kejer
SpesiesJumlah Individu
(Ekor)Persentase (%)
Rajungan (Portunus pelagicus) 639 42,07Rajungan Angin(Podopthalamus vigil) 122 8,03
Mimi (Tachypleus tridentatus) 7 0,46Udang Pletok (Oratosguillaoratoria) 124 8,16
Jumlah 253 16,66
Rangah (Murex sp) 480 31,60
Sotong (Loligo sp) 18 1,18
Jumlah 498 32,78
Ikan pari (Dasyatis sp) 13 0,86Ikan Remang (Congresoxtalabon) 24 1,58
Ikan Lidah (Cynoglossus spp) 30 1,97Ikan Sembilang (Paraplotosussp) 7 0,46
Ikan Kakap (Lates Calcarifer) 28 1,84
Ikan Tigawaja (Johnius sp) 14 0,92Ikan Gerok (Pomadasysmaculatum) 9 0,59Ikan Kerong-kerong (Teraponjarbua) 4 0,26
Jumlah 129 8,49
Jumlah Total 1519 100,00
24
4.2 Komposisi Jumlah Rajungan Hasil Tangkapan
Total tangkapan rajungan (Portunus pelagicus) dalam 10 kali ulangan
adalah 639 ekor. Jumlah tangkapan rajungan paling banyak diperoleh dari
perlakuan A dengan mesh size 3 yaitu berjumlah 236 ekor dengan rata-rata 23,6
(Tabel 2) atau 36,93% (Gambar 3 dan Lampiran 11).
Tabel 2. Jumlah Rajungan Hasil Tangkapan
Perlakuan Hasil rata-rata (ekor)
A (Mesh size 3 inci) 23,6 a
B (Mesh size 3,5 inci) 19,6 a
C (Mesh size 4 inci) 20,7 a
Keterangan : Nilai-nilai yang diikuti dengan notasi yang sama menyatakan tidakberbeda nyata pada Uji F taraf 5%
Gambar 3. Komposisi Jumlah Rajungan Hasil Tangkapan
Frekuensi tertangkapnya rajungan pada tiap ulangan berfluktuasi. Jumlah
tertangkapnya rajungan paling banyak terjadi pada ulangan ke-9 dengan jumlah
tangkapan sebanyak 93 ekor, kemudian disusul dengan ulangan ke-8 dengan
A 36,93 %
B 30,67 %
C 32,39 %
A (MS 3 inci)
B (MS 3.5 inci)
C (MS 4 inci)
25
jumlah 76 ekor. Jumlah tangkapan rajungan yang terkecil terjadi pada ulangan ke-
7 dan ke-2 dengan jumlah tangkapan sebanyak 45 dan 46 ekor.
Berdasarkan hasil Uji F dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap
(RAL) terhadap jumlah rajungan hasil tangkapan tiga perlakuan mesh size yang
berbeda diperoleh nilai FHitung sebesar 0,78 sedangkan FTabel pada taraf 5% sebesar
3,35 dengan kata lain bahwa FHitung lebih kecil dibandingkan Ftabel sehingga
keputusannya yaitu tolak H1 (Lampiran 12). Hal ini berarti bahwa perbedaan
mesh size tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah rajungan yang tertangkap di
perairan Gebang Mekar Cirebon.
Perbedaan mesh size yang tidak berpengaruh terhadap jumlah individu
rajungan disebabkan oleh proses tertangkapnya rajungan yaitu dengan cara
terpuntal pada badan jaring, maka perbedaan mesh size yaitu 3 sampai dengan 4
inci tidak memberikan hasil yang berbeda nyata, selain itu juga perbedaan mesh
size yang sangat kecil yaitu 0,5 inci.
4.3 Komposisi Jenis Kelamin Rajungan Hasil Tangkapan
Selama penelitian berlangsung hasil tangkapan rajungan (Portunus
pelagicus) dibedakan berdasarkan jenis kelaminnya. Jumlah rajungan jantan lebih
banyak tertangkap daripada rajungan betina. Rajungan jantan yang tertangkap
berjumlah 393 ekor atau 61,50% sedangkan rajungan betina yang tertangkap
berjumlah 246 ekor atau 38,50% (Gambar 4 dan Lampiran 14).
Persentase rajungan jantan yang tertangkap hampir 2 kali lipat hasil
rajungan betina. Hal ini sesuai dengan penelitian lain yang telah dilakukan Kangas
(1997), Darya (2002). Gardenia (2002) dan Suadela (2004) rajungan jantan lebih
banyak tertangkap dengan perbandingan yang cukup besar terhadap rajungan
betina. Banyaknya rajungan jantan dan betina yang tertangkap bergantung pada
keberadaan dan aktivitasnya di fishing ground tersebut (Saedi, 1997). Hal ini
diperkirakan disebabkan oleh kondisi lingkungan yang berubah. Perubahan
salinitas dan suhu di suatu perairan mempengaruhi aktivitas dan keberadaan suatu
biota (Gunarso, 1985).
26
Gambar 4. Komposisi Jenis Kelamin Rajungan Hasil Tangkapan
Berdasarkan Uji F dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)
terhadap jumlah rajungan yang tertangkap pada tiga mesh size berbeda diperoleh
F Hitung sebesar 0,629 untuk rajungan jantan (Lampiran 14) dan 0,057 untuk
rajungan betina (Lampiran 15), sedangkan F Tabel pada taraf 5% adalah sebesar
3,35 sehingga keputusannya yaitu tolak H1 (terima Ho). Hal ini berarti bahwa
perbedaan mesh size tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah rajungan jantan
maupun betina yang tertangkap pada tiap-tiap perlakuan.
Rajungan jantan menyenangi perairan dengan salinitas rendah sehingga
penyebarannya di sekitar perairan pantai yang dangkal. Rajungan betina
menyenangi perairan dengan salinitas lebih tinggi terutama untuk melakukan
pemijahan, sehingga menyebar ke perairan yang lebih dalam dibanding jantan
(Wharton 1975 dan Rudiana 1989 dalam Saedi 1997).
4.4 Komposisi Ukuran Rajungan Hasil Tangkapan
Ukuran rajungan jantan yang tertangkap di Perairan Gebang Mekar
Kabupaten Cirebon bervariasi mulai dari panjang, lebar karapas serta bobot
individu (Tabel 3).
61,50 %
38,50 %
Jantan
Betina
27
Tabel 3. Sebaran Ukuran Rajungan Jantan Hasil Tangkapan
Dimensi
Ukuran
Kisaran Ukuran Dominan
A
(MS 3 inci)
B
(MS 3,5 inci)
C
(MS 4 inci)
CL, cm 4,0 – 8,4 5,5 – 5,9 5,0 – 5,4 6,0 – 6,4
CW, cm 8,5 – 16,5 12,1 – 12,9 13,0 – 13,8 13,9 – 14,7
BW, gram 32 - 310 94 – 124 94 – 124 94 - 124
Keterangan : CL: Carapace Lenght (Panjang Karapas)CW: Carapace Widht (Lebar Karapas)BW: Body Weight (Bobot individu)
Rajungan jantan yang tertangkap didominasi oleh 3 kelas CL (panjang
karapas) pada 3 perlakuan berbeda. Untuk mesh size 3 inci rajungan jantan yang
tertangkap didominasi oleh kelas 5,5-5,9 cm, mesh size 3,5 inci didominasi oleh
kelas 5,0-5,4cm sedangkan untuk mesh size 4 inci didominasi oleh kelas 6,0-6,4
cm (Gambar 5 dan Lampiran 16).
Kelas CW (lebar karapas) untuk mesh size 3 inci dinominasi oleh kelas
12,1-12,9cm dan 13,0-13,8cm untuk mesh size 3,5 serta 13,9-14,7cm untuk mesh
size 4 inci (Gambar 6 dan Lampiran 16). Kelas (BW) bobot individu rajungan
jantan yang tertangkap juga bevariasi, untuk mesh size 3 inci berat yang dominan
pada kelas 94-124 gram, serta 94-124 gram untuk mesh size 3,5 dn 4 inci (Gambar
7 dan Lampiran 16).
28
Gambar 5. Komposisi Panjang Karapas (CL) Rajungan Jantan
Gambar 6. Komposisi Lebar Karapas (CW) Rajungan Jantan
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
4,0-4,4 4,5-4,9 5,0-5,4 5,5-5,9 6,0-6,4 6,5-6,9 7,0-7,4 7,5-7,9 8,0-8,4
Jum
lah
(Eko
r)
Ukuran (cm)
MS 3 inci
MS 3,5 inci
MS 4 inci
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Jum
lah
(Eko
r)
Ukuran (cm)
MS 3 inci
MS 3,5 inci
MS 4 inci
29
Gambar 7. Komposisi Bobot individu (BW) Rajungan Jantan
Ukuran rajungan betina juga bervariasi dari segi panjang, lebar karapas
serta bobot individu (Tabel 4). Rajungan betina yang tertangkap didominasi oleh 3
kelas CL (panjang karapas) pada 3 perlakuan berbeda. Untuk mesh size 3 inci
rajungan betina yang tertangkap didominasi oleh kelas 3,8-8,3cm, mesh size 3,5
inci didominasi oleh kelas 5,9-6,3cm sedangkan untuk mesh size 4 inci didominasi
oleh kelas 5,9-6,3cm (Gambar 8 dan Lampiran 17).
Kelas CW (lebar karapas) rajungan betina untuk mesh size 3 inci
dinominasi oleh kelas 11,9-12,7cm dan 12,8-13,6cm untuk mesh size 3,5 serta
11,9-12,7cm untuk mesh size 4 inci (Gambar 9 dan Lampiran 17). Kelas bobot
individu (BW) rajungan betina yang tertangkap pada bebagai perlakuan berada
pada 1 kelas yang sama yaitu pada kisaran 103 gram – 127 gram (Gambar 10 dan
Lampiran 17).
0
10
20
30
40
50
60
70
32-62 63-93 94-124 125-155 156-186 187-217 218-248 249-279 280-310
Jum
lah
(Eko
r)
Berat (gram)
MS 3 inci
MS 3,5 inci
MS 4 inci
30
Tabel 4. Sebaran Ukuran Rajungan Betina Hasil Tangkapan
Dimensi
Ukuran
Kisaran Dominan
A
(MS 3 inci)
B
(MS 3,5 inci)
C
(MS 4 inci)
CL, cm 3,9-8,3 4,9-5,3 5,9-6,3 5,9-6,3
CW, cm 8,3-16,3 11,9-12,7 12,8-13,6 11,9-12,7
BW, gram 28-252 103-127 103-127 103-127
Keterangan : CL: Carapace Lenght (Panjang Karapas)CW: Carapace Widht (Lebar Karapas)BW: Body Weight (Bobot individu)
Gambar 8. Komposisi Panjang Karapas (CL) Rajungan Betina
0
5
10
15
20
25
30
35
40
3,9-4,3 4,4-4,8 4,9-5,3 5,4-5,8 5,9-6,3 6,4-6,8 6,9-7,3 7,4-7,8 7,9-8,3
Jum
lah
(Eko
r)
Ukuran (cm)
MS 3 inci
MS 3,5 inci
MS 4 inci
31
Gambar 9. Komposisi Lebar Karapas (CW) Rajungan Betina
Gambar 10. Komposisi Bobot individu (BW) Rajungan Betina
0
5
10
15
20
25
30
35Ju
mla
h (E
kor)
Ukuran (Cm)
MS 3 inci
MS 3,5 inci
MS 4 inci
0
5
10
15
20
25
30
35
28-52 53-77 78-102 103-127129-152153-177178-202203-227228-252
Jum
lah
(Eko
r)
Berat (gram)
MS 3 inci
MS 3,5 inci
MS 4 inci
32
Kumar et al. (2000) dalam Suadela (2004) menyatakan bahwa rajungan
mencapai umur dewasa setelah berukuran panjang karapas 3,7 cm dan lebar
karapas 9 cm. Semua rajungan yang tertangkap oleh mesh size 3 – 4 inci di
perairan Gebang Mekar Kabupaten Cirebon seluruhnya memiliki ukuran panjang
karapas (CL) diatas 3,7 cm, ini berarti telah dewasa. Rajungan berukuran lebar
kaparas (CW) dibawah 9 cm yang tertangkap sebanyak 1 ekor jantan pada mesh
size 4 inci dan 1 ekor betina pada mesh size 3 inci. Rajungan jantan sebanyak 392
ekor dan rajungan betina sebanyak 245 ekor dari berbagai mesh size mempunyai
ukuran lebar karapas diatas 9cm.
Kangas (2000) mengemukakan bahwa ukuran legal yang berlaku di
Australia, yaitu rajungan yang mempunyai ukuran lebar karapas diatas 11 cm.
Dalam penelitian ini tertangkap sebanyak 345 ekor jantan dan 217 ekor betina dari
3 ukuran mesh size. Selebihnya yaitu sebanyak 48 ekor rajungan jantan dan 29
ekor rajungan betina mempunyai ukuran lebar karapas dibawah 11 cm atau tidak
layak tangkap (Tabel 5).
Tabel 5. Komposisi Ukuran Dewasa Seksual Dan Kelayakan Tangkap
Rajungan Berdasarkan Panjang dan Lebar Karapas
Kategori Ukuran Jantan
(ekor)
Persentase
(%)
Betina
(ekor)
Persentase
(%)
Belum dewasa < 3,7 cm CL 0 0 0 0
Dewasa ≥ 3,7 cm CL 393 100 246 100
Jumlah 393 100 246 100
Belum Dewasa < 9 cm CW 1 0,25 1 0,40
Dewasa ≥9 cm CW 392 99,75 245 99,60
Jumlah 393 100 246 100
Tidak layak
tangkap
< 11 cm CW 48 12,21 29 11,79
Layak tangkap ≥ 11 cm CW 345 87,79 217 88,21
Jumlah 393 100 246 100
33
Dengan demikian rajungan yang tertangkap dengan jaring kejer 3 sampai
dengan 4 inci 87,79% jantan dan 88,21% betina termasuk layak tangkap dan
hanya 12,21% rajungan jantan dan 11,79% rajungan betina yang tidak layak
tangkap.
Komposisi ukuran rajungan baik jantan maupun betina memperlihatkan
beragamnya ukuran rajungan yang tertangkapnya oleh jaring kejer pada masing-
masing mesh size, tetapi jika dibandingkan tiap-tiap mesh size mempunyai ukuran
yang relatif homogen. Mengingat rajungan tertangkap secara terpuntal atau
entangled, sulit menentukan bahwa jaring tersebut selektif terhadap ukuran
tertentu rajungan.
Gardenia (2002) yang menggunakan jaring kejer dengan mesh size 3,5 inci
mendapatkan sebaran rajungan yang mempunyai panjang karapas berkisar antara
4,0 sampai 8,0 cm dengan didominasi oleh kelas 4,6 sampai 5,1 cm dan lebar
karapas 8,6 sampai 16,9 cm dengan dominasi kelas 10,3 sampai 11,3 cm.
Rajungan yang tertangkap selama penelitian hampir seluruhnya berukuran
panjang karapas diatas 3,7 cm yaitu 100% dan lebar karapas diatas 9 cm yaitu
99,75% untuk rajungan jantan dan 99,60% untuk rajungan betina, tiga
perempatnya atau 87,79 % untuk rajungan jantan dan 88,21% untuk rajungan
betina yang memiliki lebar karapas lebih dari 11 cm.
Sunarto (2011) menyatakan bahwa pemijahan rajungan berlangsung pada
bulan april. Hal ini berarti bahwa rajungan yang tertangkap pada bulan maret
merupakan rajungan dewasa yang siap memijah.
Ukuran panjang karapas diatas 3,7 cm dan lebar karapas diatas 9 cm
merupakan ukuran rajungan yang sudah dewasa, sedangkan untuk lebar karapas
dia atas 11 cm merupakan ukuran yang digunakan sebagai acuan kriteria layak
tangkap bagi rajungan. Layak tangkap dalam hal ini berdasarkan tingkat
kedewasaan secara seksual dari rajungan yang berhubungan dengan siklus
reproduksi rajungan itu sendiri. Dengan demikian jaring kejer mampu menangkap
rajungan yang telah layak tangkap secara seksual sepertiganya dari keseluruhan
yang tertangkap pada saat musim dilakukannya penelitian. Penangkapan rajungan
yang mempunyai lebar karapas diatas 11 cm dapat memberi peluang bagi
34
rajungan untuk dapat bereproduksi dan memijah terlebih dahulu sebelum
tertangkap.
Berat total hasil tangkapan rajungan sebesar 75.714 g dengan rata-rata
berat hasil tangkapan tiap langan atau trip sebesar 2523,8 g. Berat rata-rata
terbesar yaitu pada perlakuan C (mesh size 4 inci) seberat 29.291 g, kemudian
berturut-turut diikuti oleh perlakuan A (mesh size 3 inci) seberat 24.442 g dan
perlakuan B (mesh size 3.5 inci seberat 21.981 g (Lampiran 18).
Berdasarkan hasil Uji F dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap
(RAL) terhadap berat rajungan hasil tangkapan pada tiga mesh size berbeda
diperoleh nilai F hitung sebesar 0,02 (Lampiran 19) sedangkan nilai Ftabel pada
taraf 5% adalah sebebsar 3,53 dengan kata lain bahwa F hitung lebih kecil dari
Ftabel sehingga keputusannya yaitu terima Ho. Hal ini berarti bahwa perbedaan
mesh size tidak berpengaruh nyata terhadap berat rajungan hasil tangkapan.
Komposisi hasil tangkapan rajungan juga dapat dilihat berdasarkan jenis
kelamin. Rajungan yang berjenis kelamin jantan mempunyai bobot yang lebih
berat jika dibangdingkan dengan rajungan yang berjenis kelamin betina (Tabel 6).
Tabel 6. Komposisi Berat Rajungan Jantan dan Betina
Perlakuan Jantan (g)
Notasi
Betina (g)
NotasiBerat
total
Rata-
rata
Berat total Rata-
rata
A (MS 3 inci) 15.673 1567,3 a 8.769 876,9 a
B (MS 3,5 inci) 14.232 1423,2 a 7.749 774,9 a
C (MS 4 inci) 18.701 1870,1 a 10.590 1059 a
Keterangan : Nilai-nilai yang diberi notasi yang sama menyatakan tidak berbedanyata pada Uji F taraf 5%
Berdasarkan hasil Uji F dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap
(RAL) terhadap berat rajungan hasil tangkapan pada tiga mesh size berbeda
diperoleh nilai F hitung sebesar 1,03 (Lampiran 20) untuk rajungan jantan dan
1,17 untuk rajungan betina, sedangkan Ftabel pada taraf 5% sebesar 3,35 sehingga
35
keputusannya yaitu tidak berbeda nyata atau terima Ho (Lampiran 21). Hal ini
berarti bahwa perbedaan mesh size antara 3 sampai dengan 4 inci tidak
berpengaruh nyata terhadap berat rajungan hasil tangkapan baik jantan maupun
betina.
4.5 Selektivitas Mesh Size Jaring Kejer
Jaring kejer merupakan alat tangkap yang tujuan utamanya untuk
menangkap rajungan, namun kenyataannya jumlah rajungan yang tertangkap
sangat sedikit bila dibandingkan dengan hasil tangkapan sampingannya. Proporsi
hasil tangkapan utama menunjukkan selektivitas dari suatu alat tangkap. Dimana
bila proporsi hasil tangkapan utama yang dihasilkan semakin besar, maka alat
tersebut dapat dikatakan selektif dari segi jenis. Menurut Suadela (2004), bila
proporsi hasil tangkapan sasaran utama adalah ≥60% maka suatu alat tangkap
dapat dikatakan selektif yang merupakan bagian dari kriteria ramah lingkungan.
Berdasarkan kriteria tersebut, maka jaring kejer kejer tidak memenuhi satu
keriteria ramah lingkungan, yaitu dengan proporsi hasil tangkapan utama sebesar
42,07%.
Rendahnya proporsi hasil tangkapan utama dikarenakan biota di fishing
ground sangat beranekaragam. Menurut Sarmintohadi (2002) tingginya hasil
tangkapan sampingan disebabkan ada kesamaan habitat diantara ikan target dan
ikan non target. Selain itu, besarnya proporsi hasil tangkapan sampingan
menunjukkan bahwa jaring kejer tidak selektif terhadap jenis spesies.
Selektivitas alat tangkap terhadap hasil tangkapan umumnya berdasarkan
kemampuan dalam menangkap hasil tangkapan pada ukuran tertentu. Panjang
karapas (CL) rajungan jantan yang tertangkap oleh berbagai perlakuan bervariasi
mulai dari 4,0 sampai 8,4 cm. Lebar karapas (CW) rajungan jantan berkisar dari
8,5-16,5cm. Bobot individu (BW) Rajungan jantan berkisar dari 32 gram sampai
dengan 310 gram.
Panjang karapas (CL) rajungan betina yang tertangkap oleh berbagai
perlakuan bervariasi mulai dari 3,9 sampai 8,3cm. Lebar karapas (CW) rajungan
betina berkisar dari 8,3 sampai 16,3cm. Bobot individu (BW) Rajungan jantan
36
berkisar dari 28 gram sampai 252 gram. Rajungan yang tertangkap menyebar
dalam semua kelas ukuran, sehingga dapat dipastikan jaring kejer ini tidak selektif
terhadap ukuran tertentu dari rajungan.
Monintja et al. (1997) dalam Suadela (2004) menyatakan bahwa proporsi
jumlah hasil tangkapan yang tertangkap secara entangled mempengaruhi total
selektivitas jaring. Dengan mempertimbangkan cara tertangkapnya tersebut,
komposisi ukuran rajungan yang tertangkap jaring kejer cenderung dapat
dikatakan tidak selektif. Sehingga diperkirakan komposisi ukuran yang diperoleh
mencerminkan komposisi ukuran rajungan yang ada di lokasi penelitian.
Perbedaan mesh size pada alat tangkap jaring kejer ternyata tidak
memberikan pengaruh terhadap rajungan (Portunus pelagicus) hasil tangkapan
dilihat dari jenis spesies hasil tangkapan, jumlah individu dan distribusi ukuran,.
Tidak adanya perbedaan hasil tangkapan pada tiap-tiap mesh size menunjukkan
bahwa jaring kejer memiliki selektivitas mata jaring yang rendah. Matsuoka
(1995) dalam Tabrizi (2003) juga mengemukakan bahwa faktor yang terbesar
dalam penentuan selektivitas adalah mesh size.
Jaring kejer merupakan alat tangkap yang memiliki tingkat selektivitas
rendah karena alat tangkap ini menangkap rajungan secara entangled atau
terpuntal, dimana rajungan yang memiliki ukuran kecil masih bisa terjerat oleh
jaring.