bab iv hasil dan pembahasan a. hasil penelitian …eprints.uny.ac.id/54061/5/bab 4.pdf · form...
TRANSCRIPT
42
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
1. Hasil Pengujian terhadap Parameter Mikrobiologi Air Sungai Gajah Wong dan Air Sumur di DAS Gajah Wong
Parameter mikrobiologi yang diukur dalam penelitian ini dikhususkan
berupa pengujian total mikroba dan total bakteri coliform. Berikut merupakan data
hasil penghitungan total mikroba dan total bakteri coliform.
Tabel 4. Hasil Pengujian Total Bakteri dan Jumlah Bakteri Coliform Sampel Air Sumur dan Air Sungai
No Identitas
sampel
Jumlah koloni
coliform
Total Mikroba
(cfu/ml)
Keterangan sumber Jarak sungai
(m)
1 P1 68 1, 2x 108 Kran dekat sumur 5,6
2 P2 390 Tidak bisa dihitung Kran dekat sumur 10
3 P3 99 Tidak bisa dihitung Kran dekat sumur 3,85
4 P4 190 Tidak bisa dihitung Kran dekat sumur 9
5 Sungai 1898 5,3 x 109 Ais Sungai
6 U1 233 Tidak bisa dihitung Kran dekat sumur 3,8
7 U2 190 9.95x108 Kran dekat sumur 10
8 U3 78 Tidak bisa dihitung Kran dekat sumur 7
9 U4 390 Tidak bisa dihitung Kran dekat sumur 3,7
10 Sungai 1898 9,31x 109 Air sungai
Keterangan : Identitas label menjelaskan lokasi dan urutan sampling 1. Kode P menjelaskan nama stasiun 1 (Papringan) dan angka 1-4 menunjukkan
urutan pengambilan sampel, sedangkan kode U menunjukkan stasiun ke 2 (Umbulharjo) dan angka 1-4 juga menunjukkan urutan pengambilan sampel.
2. Jumlah koloni menunjukkan jumlah total bakteri golongan coliform dalam 100 ml sampel air, satuan dinyatakan dalam koloni
3. Jumlah total mikroba menjelaskan jumlah total mikroba, dinyatakan dalam cfu/ml (colony forming unit per ml sampel)
4. Keterangan sumber menjelaskan tempat pengambilan sampel air
43
Berdasarkan data yang diperoleh dan dibandingkan dengan baku mutu air, maka
seluruh sampel tidak memenuhi syarat mutu air bersih dikarenakan jumlah bakteri
coliform berada di atas ambang normal dengan kriteria jumlah maksimal 50 bakteri
tiap 100 ml air. Sedangkan untuk pengujian total mikroba pada beberapa sampel pada
pengenceran 10-7 dan 10-8 tidak dapat dihitung jumlah koloninya karena kenampakan
koloninya sangat padat, sedangkan untuk sampel yang dapat dihitung jumlah koloni
mikrobanya menunjukkan jumlah koloni sangat banyak.
Sampel yang diteliti dipilih berdasarkan jarak sumur menuju permukaan air
dengan kriteria maksimal 10 meter. Hal ini merupakan salah satu syarat dalam
pengelolaan sarana sanitasi air, yaitu jarak minimal dengan sumber pencemar sejauh
10 meter. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Robby, dkk (2015)
bahwa kualitas air sungai sudah tercemar ditinjau dari parameter kimia dan fisik,
sehingga dalam penelitian ini sungai terindikasi sebagai salah satu sumber pencemar
bagi sumur-sumur yang berada di bantaran Sungai Gajah Wong.
Hasil penelitian menunjukkan banyaknya jumlah bakteri coliform tidak selalu
berbanding lurus dengan jarak sumur dan sungai, hal ini menjadi pertimbangan bagi
penulis untuk menyelidiki faktor-faktor lain melalui pengambilan data sekunder berupa
inspeksi sanitasi dan penyebaran angket. Inspeksi dilakukan dengan menggunakan
form untuk mengungkap data-data sebagai berikut:
44
Tabel 5. Data Inspeksi Sanitasi di Stasiun I dan II Nama Standar U1 U2 U3 U4 P1 P2 P3 P4
Lantai sumur 1 meter - - Ada Ada Ada Ada Ada Ada Tinggi dinding sumur dari permukaan tanah
3 meter 110 cm >3 m 70 cm 187 cm 350 m >3 m >3 m 3 m
Bibir sumur 70 cm 76cm <70 cm 10 cm 43 cm 77cm 94 cm 36 cm <70cm Timba Ada - - Ada Ada - - Ada Tutup sumur Ada - Ada Ada - - Ada Ada Ada Saluran limbah sumur
Ada Ada Ada Ada Ada Ada - -
Jarak septic tank 10 <10 meter
6 meter - - - - - -
Jumlah pemakai sumur
9 2 7 4 7 3 3
Jumlah coliform Maks. 50 233 190 78 390 68 390 99 190 Bakteri koliform yang merupakan indikator pencemaran air oleh kotoran
manusia memberikan asumsi bahwa keberadaannya tentunya akan mempengaruhi
kualitas air. Jika air tersebut digunakan untuk kepentingan manusia misalnya
sebagai air minum tentu akan mempengaruhi pula taraf kesehatan, seperti yang
dipaparkan Slamet (2002), secara khusus, pengaruh air terhadap kesehatan dapat
bersifat langsung maupun tidak langsung. Pengaruh tidak langsung adalah
pengaruh yang timbul sebagai akibat pendayagunaan air yang dapat meningkatkan
atau pun menurunkan kesejahteraan masyarakat. Pengaruh langsung yaitu
penggunaan air secara langsung oleh manusia seperti air minum atau air konsumsi.
2. Analisis Potensi Hasil Penelitian sebagai Sumber Belajar
Setelah penelitian untuk mencari Hubungan Kualitas air sumur dan air
sungai dengan insidensi penyakit pencernaan selesai dilaksanakan, kemudian
dilakukan penelitian pendidikan biologi untuk menyusun modul pembelajaran
materi pencemaran air.
45
Tahap pertama ini dilakukan analisis terhadap proses dan hasil penelitian
biologi menjadi sumber belajar pada materi Perubahan Lingkungan bagi siswa SMA
kelas X Semester II. Pengangkatan proses dan hasil penelitian menjadi sumber
belajar meliputi langkah-langkah berikut ini :
a. Identifikasi Proses dan Produk Penelitian
Proses penelitian berkaitan dengan pengembangan keterampilan proses sains,
sedangkan produk penelitian berupa fakta dan konsep. Pengangkatan hasil
penelitian biologi menjadi sumber belajar harus dikaji berdasarkan kurikulum
yang berlaku saat itu. Langkah-langkah dalam identifikasi proses dan hasil
penelitian sebagai berikut :
1) Kajian Kurikulum
Kajian kurikulum dilakukan berdasarkan kurikulum yang berlaku, yaitu
Kurikulum 2013. Adapun kajiannya sebagai berikut :
a) Kejelasan potensi ketersediaan obyek dan permasalahan yang diangkat
Kejelasan potensi ditunjukkan oleh ketersediaan objek dan ragam
permasalahan yang diungkap dalam penelitian. Objek penelitian ini
adalah Air sungai dan Air sumur di bantaran Sungai Gajah Wong serta
masyarakat di bantaran Sungai Gajah Wong, sedangkan permasalahan
yang akan diungkap dalam penelitian ini adalah kualitas air berdasarkan
parameter mikrobiologis. Kualitas air ini akan digunakan untuk
menentukan status mutu air, sehingga dilakukan analisis dampaknya
terhadap kesehatan manusia. Kualitas air sungai dan air sumur di bantaran
46
Sungai Gajah Wong mengandung jumlah bakteri coliform lebih banyak
dari ambang batas yang dipersyartkan, selanjutnya diketahui bahwa air
sumur tersebut masih dimanfaatkan sebagai air minum, sehingga peneliti
mencari hubungan anatara insidensi penyakit pencernaan dengan kondisi
kualitas air, dengan dibantu data kesehatan masyarakat, data inspeksi
sanitasi, dan angket perilaku harian masyarakat.
b) Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran yang dimaksud adalah Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar yang tercantum dalam Kurikulum 2013 SMA Kelas X
mata pelajaran biologi. Kompetensi Dasar dijabarkan ke dalam tujuan
pembelajaran pada pokok materi Perubahan Lingkungan dan sub materi
pencemaran air sungai Gajah Wong dan air sumur Daerah Aliran Sungai
Gajah Wong. Penjabaran kompetensi dasar ke dalam tujuan pembelajaran
dilakukan melalui perumusan tujuan dalam bentuk perilaku yang dapat
diamati dan pemilihan kegiatan-kegiatan belajarnya. Tujuan
pembelajaran dijabarkan sebagai berikut:
Menurut taksonomi Bloom yang direvisi anderson L. R, Krathwohl
D.R, et al. 2001 (ASubali, 2009: 48) segi kognitif meliputi :
(a) Tingkat pengetahuan
(i) Menyebutkan dan memberikan contoh sumber pencemar
(ii) Membedakan karakteristik air bersih dan air tercemar
(iii) Menyebutkan parameter persyaratan kualitas air
47
(b) Tingkat pemahaman
(i) Menjelaskan hasil penelitian yang menjelaskan kualitas air sungai
dan air sumur Daerah Aliran Sungai Gajah Wong
(ii) Menjelaskan pengertian pencemaran air
(iii) Membandingkan kejadian pencemaran air di stasiun Papringan dan
Warungboto
(c) Tingkat Aplikasi
Membuat skema untuk pengujian bakteri coliform
(d) Tingkat Analisis
(i) Menganalisis dampak pencemaran dalam berbagai aspek
kehidupan
(ii) Menghubungkan kejadian pencemaran dengan kondisi pemukiman
dan perilaku masyarakat
(iii) Menganalisis faktor-faktor yang menjadi penyebab pencemaran air
(e) Tingkat Evaluasi
Menentukan benar atau salah suatu tindakan dari persoalan
penanganan air
(f) Tingkat Kreasi
Membuat denah jarak sumur dengan sungai untuk dikorelasikan
dengan keberadaan bakteri coliform
48
b. Segi Afektif
(a) Tingkat Penanggapan
Melakukan kegiatan sesuai dengan arahan kerja yang sudah disusun
oleh peneliti
(b) Tingkat Penilaian
(i) Memunculkan rasa ingin tahu melalui studi kasus hubungan
antara pencemaran air dengan kualitas kesehatan masyarakat
(ii) Mengembangkan sikap teliti dalam mencermati data
(c) Tingkat Organisasi
Memunculkan kemauan berdiskusi untuk memecahkan persoalan
pencemaran air
c. Segi Psikomotor
Segi psikomotor yang ditemukan dalam penelitian meliputi :
(a) Membandingkan
Membandingkan hasil pengujian perhitungan bakteri dengan baku
mutu air berdasarkan parameter mikrobiologis
(b) Menghubungkan
Menghubungkan kejadian pencemaran air sumur dengan insidensi
penyakit diare
(c) Menganalisis
Menganalisis faktor-faktor penyebab kontaminasi bakteri coliform
49
c) Kejelasan Sasaran
Sasaran yang dimaksud meliputi sasaran pengamatan (objek) dan
sasaran peruntukan (subjek). Kejelasan sasaran tersebut digunakan
sebagai pedoman untuk menemukan bentuk kegiatan bagi siswa.
Berdasarkan Kurikulum 2013 SMA Kelas X mata pelajaran Biologi,
kejelasan sasaran dapat dirumuskan sebagai berikut :
Sasaran Pengamatan : Kualitas air Sungai Gajah Wong dan air sumur
di bantaran Sungai Gajah Wong.
Sasaran Peruntukkan : Siswa SMA Kelas X Semester II
Modul pembelajaran Pencemaran Air disusun untuk
memfasilitasi siswa untuk belajar pada materi Perubahan Lingkungan
khususnya sub-bab pencemaran lingkungan. Modul ini disusun
berdasarkan kesesuaian tujuan pembelajaran yang relevan dengan tingkat
pembelajaran siswa.
d) Kejelasan informasi yang diungkap
Dalam penelitian ini informasi yang dapat digunakan dari segi hasil
adalah fakta dan konsep tentang kualitas air dari Sungai Gajah Wong dan
Air sumur di bantaran sungai Gajah Wong, perilaku harian masyarakat,
serta data inspeksi sanitasi.
50
Tabel 6. Fakta dan Konsep Penelitian No Fakta Konsep 1 Sampel pertama dari stasiun 1 jumlah
koliform 68 bakteri per 100 ml, sedangkan total coliformnya 1, 2x 108 cfu/ml
- Jumlah coliform bervariatif tidak ditentukan oleh perbedaan karakteristik stasiun
- Keberadaan koliform pada air yang melebihi ambang batas sebagai indikator pencemaran air
2 Sampel kedua dari stasiun 1 jumlah koliform 390 bakteri per 100 ml, sedangkan total tidak bisa dihitung
3 Sampel ketiga dari stasiun 1 jumlah koliform 99 bakteri per 100 ml, sedangkan total coliformnya tidak bisa dihitung
4 Sampel keempat dari stasiun 1 jumlah koliform 190 bakteri per 100 ml, sedangkan total coliformnya tidak bisa dihitung
5 Sampel pertama dari stasiun 2 jumlah koliform 233 bakteri per 100 ml, sedangkan total coliformnya tidak bisa dihitung
6 Sampel kedua dari stasiun 2 jumlah koliform 190 bakteri per 100 ml, sedangkan total coliformnya 9.95x108 cfu/ml
7 Sampel ketiga dari stasiun 2 jumlah koliform 78 bakteri per 100 ml, sedangkan total coliformnya tidak bisa dihitung
8 Sampel keempat dari stasiun 2 jumlah koliform 390 bakteri per 100 ml, sedangkan total coliformnya tidak bisa dihitung
9 Sampel air sungai di stasiun 1 jumlah koliformnya 1898 bakteri per 100 ml, sedangkan total coliformnya 5,3 x 109 cfu/ml
10 Sampel air sungai di stasiun 2 jumlah koliformnya 1898 bakteri per 100 ml, sedangkan total coliformnya 9,31x 109 cfu/ml
11 Pada stasiun 1 (Papringan) total penderita penyakit diare pada tahun 2015 mencapai angka 35 dan pada tahun 2016 yang terhitung dan tercatat sampai bulan April sudah mencapai 20 pasien
- Konstruksi sumur yang tidak sesuai standar dapat mengakibatkan adanya kontaminasi E.coli
12 pada stasiun 2 (Warungboto) total penderita diare pada tahun 2015 sebanyak 108 orang, sedangkan pada bulan april hingga bulan
51
april tercatat sudah 32 yang terkena penyakit diare
- Insidensi penyakit diare dapat sangat bervariasi dan dipengaruhi banyak faktor
13 Berdasarkan hasil inspeksi sanitasi, diketahui bahwa sebanyak 75% responden belum melengkapi sumur dengan lantai semen, dinding sumur bagian dalam belum memenuhi persyaratan minimal, serta bagian bibir sumur yang belum memenuhi standar minimal (70 cm)
14 Sebanyak 50% responden tidak melengkapi sumurnya dengan penutup, tidak ditemukan adanya saluran pembuangan limbah.
15 Sebanyak 75% responden tidak memiliki septic tank sebagai penampung tinja namun langsung dialirkan menuju sungai
16 Jarak septic tank yang dimiliki masyarakat jaraknya kurang dari 10 dari sumur gali
Berdasarkan tabel tersebut, maka hasil penelitian ini memiliki kejelasan
informasi yang diungkap.
e) Kejelasan pedoman eksplorasi
Kejelasan pedoman eksplorasi berkaitan dengan prosedur penelitian
mulai dari identifikasi dan perumusan kesimpulan. Hal-hal yang
menyangkut kemudahan pelaksanaan perlu dipertimbangkan untuk
dipergunakan sebagai sumber belajar biologi di SMA. Berikut penjabaran
dari pertimbangan penulis :
(1) Ketersediaan objek
Objek sungai dapat ditemui pada area yang luas, dimulai dari
Kabupaten Sleman, Kota Jogjakarta hingga Kabupaten Bantul,
52
dalam penelitian ini objek yang diteliti adalah 2 sampel air sungai,
8 sampel air sumur serta 8 keluarga.
(2) Segi Waktu
Penelitian terhadap objek memerlukan waktu yang cukup lama,
yaitu 2 minggu. Agar dapat diterapkan pada kegiatan
pembelajaran, maka dilakukan seleksi dan modifikasi dalam
langkah-langkah penelitiannya.
(3) Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang digunakan adalah seperangkat alat
sampling air, alat pengujian total mikroba, form inspeksi sanitasi
dan angket perilaku harian masyarakat
(4) Biaya
Biaya cukup mahal untuk pengujian bakteri coliform dan tenaga
lapangan dari dinas kesehatan. Hal ini menjadi pertimbangan bagi
penulis untuk tidak melibatkan siswa melalui kegiatan lapangan
langsung.
(5) Jarak
Jarak sekolah dengan tempat penelitian cukup dekat, namun perlu
mobilisasi siswa beserta alat-alat yang digunakan.
Berdasarkan pertimbangan tersebut maka prosedur penelitian
pengujian bakteri coliform diseleksi, dan dikemas dimulai dari hasil yang
53
diperoleh peneliti, sehingga dapat digunakan dalam pembelajaran di SMA
Kelas X Semester II.
f) Kejelasan perolehan yang dicapai
Kejelasan perolehan yang akan dicapai adalah kejelasan hasil berupa
proses dan hasil yang dapat mengembangkan aspek-aspek dalam
pembelajaran biologi bagi siswa, meliputi :
1) Perolehan kognitif
(i) Penambahan pengetahuan tentang pencemaran lingkungan
terutama pencemaran air
(ii) Penambahan pengetahuan tentang karakterisrik air bersih
dan air tercemar
(iv) Mampu menjelaskan hasil penelitian tentang kualitas air
sungai dan air sumur Daerah Aliran Sungai Gajah Wong
(iv) Dapat Menganalisis penyebab dan dampak pencemaran
dalam berbagai aspek kehidupan
2) Segi Afektif
(i) Memiliki sikap teliti dalam mencermati data
(ii) Kemampuan berdiskusi dapat dimunculkan untuk
memecahkan persoalan pencemaran air
3) Segi Psikomotor
Segi psikomotor yang ditemukan dalam penelitian meliputi :
54
(i) Dapat membandingkan hasil pengujian perhitungan
bakteri dengan baku mutu air berdasarkan parameter
mikrobiologis
(ii) Dapat menghubungkan kejadian pencemaran air sumur
dengan insidensi penyakit diare
(iii) Dapat menganalisis faktor-faktor penyebab kontaminasi
bakteri coliform
Ketika persyaratan sudah dipenuhi, maka filakukan pengkajian proses dan
hasil penelitian yang relevan dengan permasalahan perubahan lingkungan
pada mata pelajaran biologi di SMA. Berikut penjabarannya:
a. Segi proses
Ditinjau dari segi prosesnya, langkah-langkah kegiatan penelitian
mengikuti prosedur metode ilmiah
(1) Identifikasi masalah
Daerah Sungai Gajah Wong terpapar oleh limbah rumah tangga
maupun industri yang diduga turut memengaruhi kualitas air sungai
dan air sumur di bantaran Sungai Gajah Wong. Kualitas air tersebut
juga diduga mempengaruhi kualitas kesehatan masyarakat, karena air
tersebut masih dikonsumsi sebagai air minum, maka penelitian
dilakukan guna memperoleh informasi kualitas air sungai dan sumur
di bantaran sungai berdasarkan parameter mikrobiologi dalam
hubungannya dengan insiden penyakit diare dan gastroenteritis.
55
(2) Perumusan masalah
Rumusan masalah yang dapat disusun yaitu : Bagaimana kualitas air
Sungai Gajah Wong dan air sumur di bantaran Sungai Gajah Wong
ditinjau dari parameter mikrobiologinya? Bagaimana hubungan
kualitas air sungai Gajah Wong dan air sumur di bantaran sungai Gajah
Wong berdasarkan parameter mikrobiologisnya? Bagaimana kualitas
kesehatan masyarakat di Bantaran Sungai Gajah Wong? Bagaimana
hubungan parameter mikrobiologi air sumur dengan kondisi kesehatan
masyarakat di bantaran sungai Gajah Wong?
(3) Perumusan Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka tujuan yang akan
dicapai yaitu: mengetahui kualitas air sungai Gajah Wong dan air
sumur di bantaran sungai Gajah Wong ditinjau dari parameter
mikrobiologinya, mengetahui hubungan kualitas air sungai Gajah
Wong dan air sumur di bantaran sungai Gajah Wong berdasarkan
parameter mikrobiologinya, mengetahui kualitas kesehatan
masyarakat di Bantaran Sungai Gajah Wong, mengetahui hubungan
parameter mikrobiologi air sumur dengan kondisi kesehatan
masyarakat di bantaran sungai Gajah Wong
56
(4) Pencarian Kajian Pustaka
Kajian pustaka yang digunakan untuk memperoleh informasi yang
mendukung penelitian dan pembahasan diantaranya adalah isi
Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia dan jurnal ilmiah
tentang pencemaran air dan epidemiologi
(5) Pelaksanaan prosedur penelitian
Pelaksanaan prosedur penelitian yang relevan untuk siswa disesuaikan
dengan pemenuhan syarat kejelasan eksplorasi
(6) Analisis dan pembahasan hasil data
Dalam penelitian ini dibahas tentang kualitas air, parameter kualitas
air, cara pengujian total mikroba dan pengujian coliform, inspeksi
sanitasi, standar mutu air, dampak pencemaran air. Pembahasan yang
relevan untuk siswa SMA adalah kualitas air, data hasil pengujian total
mikroba dan bakteri coliform serta dampak pencemaran.
(7) Penarikan kesimpulan
Pada penelitian mengenai hubungan kualitas air sumur dengan
insidensi penyakit pencernaan berdasarkan kandungan bakteri
coliform di DAS Gajah Wong Yogyakarta dapat dimanfaatkan sebagai
bahan ajar untuk kegiatan pembelajaran materi perubahan lingkungan
(8) Mengomunikasikan hasil penelitian
Peneliti mengkomunikasikan hasil dalam bentuk laporan secara sistematis
dan jelas.
57
b. Segi hasil
Hasil penelitian yang diperoleh dari proses penelitian ini adalah berupa fakta
dan konsep yang relevan dengan materi Perubahan Lingkungan untuk siswa
SMA yang termuat dalam tabel 6.
2) Seleksi dan Modifikasi Produk Penelitian
Produk penelitian juga harus dimodifikasi agar dapat mendukung proses
pembelajaran bagi peserta didik. Mengingat berbagai keterbatasan, tidak mungkin
dapat membawa siswa ke lapangan maupun melakukan kegiatan penelitian, sehingga
fakta dan konsep hasil penelitian kemudian diorganisasikan dalam bentuk gambar/
foto, tabel maupun diagram atau grafik. Modifikasi dalam hal ini juga perlu dilakukan
untuk menambah kajian tentang konsep-konsep yang belum terdapat pada penelitian
agar lebih memenuhi kompetensi yang ditetapkan kurikulum.
Keseluruhan konsep yang merupakan produk penelitian tersebut belum tentu
dapat ditangkap peserta didik, karena kepekaan individu satu dengan yang lain
berbeda-beda. Sehingga keseluruhan fakta dan konsep yang mendukung pembelajaran
kemudian di susun menjadi bahan ajar dalam bentuk modul. Modul inilah yang
diharapkan menjembatani interaksi antara peserta didik dengan objek biologi
khususnya mengenai pencemaran air.
3) Penerapan dan Pengembangan Hasil Penelitian sebagai Sumber Belajar
Tahap terakhir dalam pengangkatan atau pemanfaatan hasil penelitian sebagai
sumber belajar adalah penerapan dan pengembangan hasil penelitian sebagai sumber
belajar Biologi SMA diwujudkan ke dalam bahan ajar berbentuk modul pembelajaran.
58
2. Pengemasan Sumber Belajar Menjadi Bahan Ajar dalam Bentuk Modul Pembelajaran 1. Tahap Analisis (analysis)
a. Analisis Kompetensi Analisis Kompetensi dilakukan dengan menganalisis kurikulum dengan
mengidentifikasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang tercantum
dalam Kurikulum 2013 SMA Kelas X mata pelajaran biologi. Hasil penelitian
ini yang mengungkap tentang pencemaran air di Sungai dan di Sumur bantaran
Sungai Gajah Wong yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ada, yaitu:
Tabel 7. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang menjadi Acuan Kompetensi Inti Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
Kompetensi Dasar
Menganalisis data perubahan lingkungan dan dampak dari perubahan perubahan tersebut bagi kehidupan
Analisis pada KI dan KD menunjukkan bahwa materi pencemaran air
berpotensi untuk dikembangkan menjadi modul pembelajaran. Perlu adanya
penjabaran yang lebih mendalam mengenai pencemaran air, ditambah dengan
permasalahan pencemaran di lingkungan sekitar beserta penanggulangannya.
b. Analisis Siswa
Modul pembelajaran ini diperuntukkan bagi siswa kelas X SMA.
Kelas yang menjadi sampel penelitian ini adalah kelas X IPA 1-3 SMA N
59
5 Yogyakarta. Siswa kelas X IPA 1-3 yang menjadi sampel pada uji terbatas
berjumlah 14 siswa. Hasil observasi yang dilakukan di SMA N 5
Yogyakarta menunjukkan bahwa siswa sudah mampu belajar sendiri secara
mandiri. Siswa mampu terbuka bagi perbaikan modul, siswa antusias dalam
menanggapi informasi yang dimual dalam modul. Kondisi siswa yang
menjadi sampel adalah siswa yang sudah melewati materi Perubahan
Lingkungan.
c. Analisis Instruksional
Analisis instruksional atau analisis pembelajaran dilakukan dengan
cara menjabarkan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar menjadi tujuan
dan indikator pembelajaran kemudian menentukan urutan pembelajaran.
KD yang dipilih sebagai dasar penyusunan modul pembelajaran ini yaitu
Kompetensi Dasar 3.11 Menganalisis data perubahan lingkungan dan
dampak dari perubahan perubahan tersebut bagi kehidupan, namun pada
penelitian ini difokuskan pada Pencemaran Air di Sungai Gajah Wong dan
Air Sumur di bantaran Sungai Gajah Wong. Hasil penjabaran Kompetensi
Inti dan Kompetensi Dasar sebagai berikut.
60
Tabel 8. Penjabaran Kompetensi Dasar menjadi Indikator dan Tujuan Kompetensi
Dasar Tujuan Indikator
Menganalisis data perubahan lingkungan dan dampak dari perubahan perubahan tersebut bagi kehidupan
Siswa mengetahui konsep perubahan lingkungan yang meliputi keseimbangan lingkungan, pencemaran lingkungan serta daur ulang limbah
1. Menjelaskan konsep keseimbangan alam
2. Menjelaskan pengertian pencemaran lingkungan
3. Menganalisis faktor penyebab dan dampak pencemaran lingkungan
4. Mengusulkan solusi permasalahan yang berhubungan dengan daur ulang limbah
Berdasarkan analisis instruksional dengan menjabarkan KI dan KD
menjadi tujuan dan indikator, perlu adanya modul pembelajaran sesuai
dengan indikator mengenali pencemaran lingkungan dan menganalisis
faktor penyebab dan dampak pencemaran lingkungan
2. Tahap Perencanaan (design)
Perencanaan modul berupa rancangan yang terdiri dari penyusunan
kerangka struktur modul pengayan (Outline), penyusunan sistematika
modul pembelajaran, dan perancangan alat evaluasi.
a. Penyusunan Kerangka Struktur Modul Pembelajaran(Outline) Tahap ini dilakukan penyusunan kerangka struktur modul
pembelajaran (Outline) beserta komponen-komponennya, yaitu:
61
Tabel 9. Kerangka Struktur Modul Pembelajaran (Outline) No Komponen Keterangan
1 Cover a. Cover luar b. Halaman sampul dalam
2 Bagian Pendahuluan
a. Kata Pengantar b. Daftar Isi c. Daftar Gambar d. Daftar Tabel e. Pendahuluan f. Petunjuk Penggunaan Modul g. Kompetensi (Uraian Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar yang digunakan) h. Cakupan Materi
3 Bagian Kegiatan Belajar
a. Kegiatan Belajar 1. Pencemaran Air 1. Pengertian Air Bersih 2. Pencemaran Air 3. Dampak Pencemaran Air 4. Penanggulangn dan Pencegahan Pencemaran Air
5. Rangkuman Kegiatan Belajar 1 6. Tes Formatif Kegiatan Belajar 1 7. Lembar Jawaban 8. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
a. Kegiatan Belajar 2. Penelitian Kualitas Air Sungai dan Tanah di Daerah Aliran Sungai Gajah Wong 1. Profil Gajah Wong 2. Hasil Pengujian Mikrobiologi 3. Kriteria Sumur yang baik 4. Dampak Lingkungan Perairan yang
Tercemar 5. Upaya Penanganan 6. Rangkuman Kegiatan Belajar 2 7. Tes Formatif Kegiatan Belajar 2 8. Lembar Jawaban
4 Bagian Evaluasi dan Kunci Jawaban
a. Ulangan Akhir b. Lembar Jawaban c. Kunci Jawaban
5 Glosarium dan Daftar Pustaka
a. Glosarium b. Daftar Pustaka c. Lampiran Baku Mutu Air d. Biodata Penulis
62
b. Penyusunan Sistematika Modul Pembelajaran
Tahap penyusunan modul pembelajaran dilakukan dengan menyusun
sistematika modul mengacu pada kerangka struktur modul yang telah
dibuat, kemudian menentukan urutan penyajian materi, kesesuaian tata
letak dan tata tulis, pemilihan konten dan background modul yang
mendukung materi yang disajikan dalam modul pembelajaran. Bahan-
bahan yang dikumpulkan untuk menyusun kegiatan 1 modul pembelajaran
ini adalah materi pencemaran air secara umum, pengertian air bersih,
dampak pencemaran air, penanggulangan dan pencemaran air. Materi yang
terdapat pada bagian ini terdiri dari teks, gambar ilustrasi mengenai siklus
hidrologi, ilustrasi sumur dan tempat pembuangan, kenampakan eceng
gondok, bakteri E. coli.
Bagian kedua adalah materi tentang hasil penelitian kualitas air sungai
dan tanah di daerah aliran Sungai Gajah Wong. Materi yang terdapat pada
bagian ini terdiri dari teks, tabel hasil perhitungan total mikroba dan jumlah
bakteri coliform, tabel inspeksi sanitasi, gambar Sungai Gajah Wong.
c. Perancangan Alat Evaluasi
Alat evaluasi merupakan alat atau instrumen penilaian yang digunakan
untuk menilai kualitas modul pembelajaran yang akan dibuat. Peneliti
merancang alat evaluasi yaitu instrumen penilaian modul pembelajaran
yang berupa angket daftar isian (check list) yang divalidasi secara logis oleh
63
dosen pembimbing dalam proses bimbingan skripsi. Daftar penilaian untuk
reviewer ahli materi, ahli media, dan guru memiliki perbedaan aspek.
Penilaian reviewer ahli materi yaitu penilaian aspek kebenaran konsep
yang terdiri dari daftar isian (check list) Benar (B) dan Salah (S). Penilaian
reviewer ahli media terdiri dari aspek penyajian, keterbacaan, kualitas
interaksi. Aspek pada penilaian yang dilakukan oleh guru meliputi aspek
kesesuaian dengan kompetensi, aspek kelengkapan materi, aspek penyajian,
aspek keterbacaan, aspek kualitas interaksi dan aspek kegrafisan. Angket
tanggapan siswa memuat aspek komponen kelayakan isi, aspek
keterbacaam, aspek penyajian, dan aspek kegrafisan. Daftar isian (check
list) untuk reviewer ahli media dan guru yaitu Sangat Benar (SB), Benar
(B), Kurang (K), dan Sangat Kurang (SK). Angket untuk tanggapan siswa
juga mengsisi daftar isian yang berisi Sangat Setuju (SS), Setuju (S) Tidak
setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).
9. Tahap Pengembangan (development)
Pada tahap pengembangan terdapat lima langkah yng dilakukan, yaitu
pra penulisan, penulisan draft, penyuntimham 1, revisi 1, penyuntingan 2,
dan revisi 2.
1) Pra Penulisan
Kegiatan pada tahap pra penulisan yaitu memilih jenis modul yang
akan dibuat, yaitu modul self instructional yang dirancang untuk
pembelajaran mandiri siswa. Kemudian pada tahap ini juga
64
mengumpulkan referensi dan sumber pustaka baik berupa gambar
maupun teks yang berhubungan dengan materi Pencemaran Air.
Referensi yang digunakan juga disesuaikan dengan Kompetensi Inti
dan Kompetensi Standar pada Kurikulum 2013 (K13). Referensi yang
telah terkumpul dikonsultasikan kepada dosen pembimbing untuk
mengetahui kebenaran konsep pencemaran air untuk kelas X Semester
2. Gambar yang terdapat di dalam modul diperoleh dari sumber
koleksi pribadi, referensi maupun dari internet kemudian disunting
dan ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan.
2) Penulisan Draft
Tahapan ini terfokus pada penyajian materi setiap kegiatan pada
modul pembelajaran sesuai dengan kerangka modul yang telah dibuat.
Penyusunan materi dan keruntutan materi disusun berdasarkan
masukan dari dosen pembimbing. Modul pembelajan yang telah
dibuat kemudian dikonsultasikan kembali dengan dosen pembimbing
untuk mendapatkan saran dan masukan. Beberapa saran dan masukan
yang diberikan adalah:
a. Pembimbing 1
Berikut masukan dari dosen pembimbing 1 beserta tindak lanjut oleh
peneliti mengenai modul yang telah disusun.
65
Tabel 10. Masukan Dosen Pembimbing 1 dan Tindak lanjutnya No Masukan Tindak Lanjut
1 Karakteristik modul terdiri dari unit-unit kecil, minimal terdiri dari 2 kegiatan pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dibuat menjadi 2 kegiatan belajar, rancangan kegiatan belajar 3 yang menjelaskan cara pengujian bakteri dihilangkan
2 Karakteristik modul yang dibuat merupakan modul pembelajaran, sehingga susbtansi harus sesuai dengan kurikulum
Dilakukan analisis isi kurikulum pada Bab Perubahan Lingkungan kemudian menganalisis isi buku- buku yang digunakan sebagai acuan dalam pembelajaran Biologi dengan menggunakan Kurikulum 2013
3 Rambu-rambu isi tiap Kegiatan Belajar diperbaiki, disesuaikan dengan substansi hasil penjabaran dari Kurikulum 2013.
Kegiatan Belajar 1. Pencemaran Air Berisi pengertian, parameter kualitas air, air bersih dan air tercemar, sumber pencemar, dampak pencemaran air, penanggulangan pencemaran air Kegiatan Belajar 2. Kasus Pencemaran Air di Sungai dan Daerah Aliran Sungai Gajah Wong Berisi penyebab, kondisi awal, cara pengujian, cara penanggulangan
4 Bagaimana memunculkan kemampuan analisis data siswa
Kemampuan analisis data dipacu dengan adanya Question and Answer pada kegiatan belajar 2
b. Pembimbing 2
Berikut ini merupakan masukan dari pembimbing II beserta tindak
lanjut oleh peneliti mengenai modul yang telah disusun.
66
Tabel 11. Masukan Dosen Pembimbing 2 dan Tindaklanjutnya No Masukan Tindak Lanjut
1 Penulisan kata depan yang benar
Awal kalimat tidak menggunakan kata depan
2 Sistematika penulisan yang baik, menggunakan kata-kata yang baku
Kesalahan tulis diperbaiki, memperbaiki sistematika sesuai dengan panduan penyusunan tugas akhir
3. Koreksi penulisan satuan jumlah bakteri coliform
Korksi dari cfu/gr menjadi cfu/ml
3) Penyuntingan 1
Tahap penyuntingan 1 dilakukan untuk memperoleh penilaian dan
pengkajian terhadap kualitas modul ditinjau dari segi ahli materi dan ahli
media. Penilaian diberikan beserta saran dan perbaikan dari ahli materi dan
media untuk menghindari kesalahan konsep maupun bahasa serta untuk
menghindari buruknya kualitas interaksi. Hasil revisi oleh ahli materi dan
ahli media selanjutnya di review oleh guru dan dan diujicobakan kepada
siswa SMA N 5 Yogyakarta.
a) Ahli Materi
Hasil penilaian oleh ahli materi ditinjau dari kebenaran konsep
yang terdiri dari beberapa butir konsep yang disajikan. Reviewer dari
dosen ahli materi ini dilakukan oleh dosen pengampu mata kuliah Ilmu
Lingkungan. Permohonan dan penyerahan angket pada kedua ahli
materi yaitu Dr. Tien Aminatun, M.Si. sebagai ahli materi 1 pada
tanggal 23 Mei 2017 dan Dr. Suhartini, MS. sebagai ahli materi II pada
tanggal 23 Mei 2017. Angket penilaian ahli materi dapat dilihat pada
67
lampiran 2. Berikut ini adalah hasil penilaian aspek kebenaran konsep
oleh dosen ahli materi.
Tabel 12. Hasil Penilaian Aspek Kebenaran Konsep oleh Dosen Ahli Materi
Ahli Materi Frekuensi Kriteria Penilaian Aspek Kebenaran Konsep
Benar (B) Salah (S) 1 27 1 2 19 9 �f 46 10
Persentase (%) 82,14% 17,86%
Hasil penilaian aspek kebenaran konsep pada modul oleh ahli
materi menunjukkan bahwa presentase kebenaran konsep sebesar
82,14% dikatakan benar dan 17,86% dikatakan salah. Selanjutnya
dilakukan perbaikan-perbaikan terhadap konsep-konsep yang dianggap
masih kurang benar dengan mencari sumber referensi yang lebih tepat.
Gambar 6. Diagram Hasil Penilaian Aspek Kebenaran Konsep
Modul Pembelajaran oleh Dosen Ahli Materi
82%
18%
Diagram Frekuensi Kriteria Penilaian Aspek Kebenaran Konsep
Benar (B)
Salah (S)
68
Persentase kualitas aspek kebenaran konsep modul
pembelajaran Pencemaran Air dengan melihat penilaian dan persentase
secara keseluruhan dikategorikan sangat baik dengan konsep-konsep
yang sebagian besar dinilai benar oleh ahli materi. Konsep-konsep yang
salah dilakukan revisi sesuai masukan dosen ahli materi. Masukan yang
diberikan oleh ahli materi beserta tindak lanjutnya disajikan dalam tabel
13.
Tabel 13. Masukan dari Ahli Materi dan Tindak Lanjutnya
No. Masukan Tindak Lanjut 1. Memperdalam pengertian
pencemaran air pada Undang-Undang (UU) No 32 tahun 2009
Mempelajari pengertian pencemaran air yang termuat dalam UU tersebut, kemudian memperbaiki definisi pencemaran air yang ada di dalam draft modul
2. Pengertian air bersih dikoreksi
Membaca PP (Peraturan Pemerintah) tentang air dan definisnya Pengertian air bersih diubah dari air yang bebas dari organisme penyebab penyakit dan bahan kimia beracun menjadi air yang bebas dari organisme, zat atau larutan penyebab penyakit dan bahan kimia beracun
3 Perlu adanya penambahan keterangan pada kalimat adanya limbah dari aktivitas manusia yang masuk ke dalam perairan merupakan salah satu sumber pencemar
Keterangan tambahan berupa informasi jumlah limbahnya, apakah melebihi batas yang dipersyaratkan atau tidak
4 Perlu memperdalam mengenai kategori air berdasarkan golongannya dan konsistensi dalam
Kategori air berdasarkan golongannya dipelajari dalam PP 82 Tahun 2001
69
menggunakan standar sebagai acuan
5 Informasi yang kurang tepat pada kalimat Konstruksi sumur yang tidak sesuai dengan kriteria sumur yang baik menyebabkan kontaminasi E.coli
Perbaikan informasi bahwa jenis kontaminan yang timbul bukan hanya E. Coli
6 Konsep yang kurang tepat pada Penanggulangan pencemaran dilakukan dengan rehabilitasi lingkungan
Perbaikan informasi dilakukan dengan menambah keterangan bahwa sosialisasi pada masyarakat untuk menguatkan kesadaran juga merupakan upaya penanggulangan
7 Perbaikan tata tulis yang sesuai dengan EYD (Ejaan yang Disempurnakan)
Revisi pada penulisan yang sudah ditandai untuk diperbaiki
8 Design warna yang terlalu pucat
Pembuatan design ulang yang lebih menarik
9 Penambahan gambar-gambar maupun ilustrasi agar modul lebih menarik
Penambahan gambar yang sesuai dengan tema
10 Konsep yang kurang tepat pada kalimat E. coli merupakan salah satu penyebab terjadinya penyakit diare pada manusia
Perlu penambahan informasi bahwa E.coli merupakan flora nornal pada usus manusia, ketika keberadaannya diluar tubuh dan populasinya berlebih maka bakteri tersebut merupakan indikator adanya pencemaran tinja. E.coli juga merupakan penanda adanya bakteri lain yang bersifat pathogen. Jika E.coli masuk dalam tubuh manusia, tidak berada pada tempat seharusnya dan populasinya berlebih maka ia akan menimbulkan penyakit
11 Penambahan pengertian Daerah Aliran Sungai pada awal kegiatan belajar 2
Batasan Daerah Aliran Sungai dalam pengertian yang sesungguhnya dengan yang ada dalam penelitian diperjelas
70
b) Ahli Media
Hasil penilaian dari dosen ahli media ditinjau dari empat aspek
utama yaitu aspek penyajian, aspek keterbacaan, aspek kualitas
interaksi dan aspek kegrafisan. Reviewer dari dosen ahli media ini
dilakukan oleh dua orang dosen yang ahli terhadap media pembelajaran.
Permohonana dan penerahan angket review kepada dosen ahli media 1
yaitu Yuni Wibowo, M.Pd. pada tanggal 23 Mei 2017 dan dosen ahli
media II yaitu Atik Kurniawati, M.Pd. pada tanggal 23 Mei 2017.
Lembar agket penilaian ahli media I pada tanggal 30 Mei 2017 dan ahli
media II pada tanggal 31 Mei 2017. Lembar angket penilaian ahli media
dapat dilihat pada lampiran 2. Berikut hasil penilaian media
pembelajaran oleh dosen ahli media.
71
Tabel 14. Hasil Penilaian Kualitas Modul Pembelajaran oleh Ahli Media
Aspek Penilaian
Ahli Media
Frekuensi Penilaian Sangat
Baik (SB) Baik (B) Kurang
(K) Sangat Kurang
(SK) Aspek Penyajian
1 1 22 1 0 2 4 20 0 0 �� 5 42 1 0 % 10,42 % 87,5 % 2,08 % 0 %
Aspek Keterbacaan
1 0 9 0 0 2 2 7 0 0 �� 2 16 0 0 % 11,11 % 88,89 % 0 % 0 %
Aspek Kualitas Interaksi
1 2 3 0 0 2 0 5 0 0 �� 2 8 0 0 % 20 % 80 % 0 % 0 %
Aspek Kegrafisan
1 0 6 1 0 2 0 6 1 0 �� 0 12 2 0 % 0 % 85,71 % 14,29 % 0 %
Total Frekuensi Seluruh Aspek 9 78 3 0
Rata-Rata Presentase (%) 10,38 % 85,53 % 4,09 % 0 %
(1) Aspek Penyajian
Hasil penilaian aspek penyajian pada modul pembelajaran
pencemaran air Sungai Gajah Wong dan air sumur DAS Gajah
Wong menunjukkan bahwa persentase aspek penyajian sebesar
10.42% dikatakan sangat baik, 87,5% dikatakan baik, dan 2,08%
dikatakan kurang. Hasil penilain tersebut menunjukkan kriteria baik
memiliki frekuensi kemunculan paling banyak, sehingga menjadi
modus dalam penelitian ini.
72
(2) Aspek Keterbacaan
Hasil penilaian kualitas aspek keterbacaan pada modul
pembelajaran ini menunjukkan bahwa presentase aspek keterbacaan
sebesar 11,11% dikatakan sangat baik, 88,89% dikatakan baik.
Hasil penialaian tersebut menunjukkan kriteria baik memiliki
frekuensi kemunculan paling banyak, sehingga menjadi modus
dalam penilaian ini.
(3) Aspek Kualitas Interaksi
Hasil penilaian aspek kualitas interaksi pada modul pembelajaran
pencemaran air Sungai Gajah Wong dan air sumur DAS Gajah
Wong menunjukkan bahwa persentase aspek penyajian sebesar 20%
dikatakan sangat baik, 80% dikatakan baik. Hasil penilain tersebut
menunjukkan kriteria baik memiliki frekuensi kemunculan paling
banyak, sehingga menjadi modus dalam penelitian ini.
(4) Aspek Kegrafisan
Hasil penilaian aspek kegrafisan pada modul pembelajaran
pencemaran air Sungai Gajah Wong dan air sumur DAS Gajah
Wong menunjukkan bahwa persentase aspek penyajian sebesar
85,71% dikatakan baik, 14,29% dikatakan kurang. Hasil penilain
tersebut menunjukkan kriteria baik memiliki frekuensi kemunculan
paling banyak, sehingga menjadi modus dalam penelitian ini.
73
Presentase kualitas modul pembelajaran pencemaran air Sungai
Gajah Wong dan air sumur DAS Gajah Wong secara keseluruhan
ditinjau dari empat aspek sebesar 10,38% dinilai sangat baik, 85,53%
dinilai baik, dan sisanya 4,09% dinilai kurang oleh ahli media.
Gambar 7. Diagram Hasil Penilaian Kualitas Modul Pembelajaran
oleh Dosen Ahli Media Persentase hasil penilaian kualitas modul pembelajaran
pencemaran air Sungai Gajah Wong dan air sumur DAS Gajah Wong
secara keseluruhan ditinjau dari ketiga aspek dengan melihat penilaian
dan persentase keseluruhan dikategorikan baik. Berikut terdapat
beberapa masukan dan saran dari ahli media dan tindak lanjut yang
dilakukan oleh peneliti.
10%
86%
4%
0%
Hasil Penilaian Kualitas ModulPembelajaran oleh Dosen Ahli Media
Sangat Baik (SB)
Baik (B)
Kurang (K)
Sangat Kurang (SK)
74
Tabel 15. Masukan dari Ahli Media dan Tindak Lanjutnya
No. Masukan Tindak Lanjut
1. Perbaikan tujuan pembelajaran untuk diseragamkan dan divariasi berdasarkan tingkatan pengetahuan kognitif
Memperbaiki redaksi tujuan pembelajaran dengan ���������� �� ��� �������
menyesuaikan tingkat pengetahuan dengan substansi yang mengarah pada pencapaian tujuan pembelajaran tersebut
2. Mempelajari dan menambah informasi mengenai gerakan 3R pada bagian cara penanggulangan sampah/limbah
Mempelajari jabaran gerakan 7R kemudian meminta saran dari dosen ahli materi I sebagai bahan pertimbangan untuk merevisi draft modul
3. Melengkapi daftar isi dengan rincian bagian-bagian dari kegiatan belajar 1 dan 2
Daftar isi direvisi dengan menambah rincian bagian setiap kegiatan belajar
4. Ukuran huruf dan gambar ilustrasi disesuaikan dengan isi modul
Font diubah menjadi ukuran 12, gambar diganti dengan gambar yang lebih jelas, gambar pada kegiatan belajar 1 dipilih yang mewakili air tercemar
5. Bagian petunjuk penggunaan modul diberi keterangan ��������������������
Keterangan penjelas adanya ������ ������ ��� ��������
yang berhubungan dengan isi modul
6. Jumlah titik pada soal formatif diseragamkan sesuai dengan kriteria
Jumlah titik sebanyak 4 (....)
7. Bagian glosarium tidak termasuk lampiran namun merupakan bagian tersendiri dalam modul
Mengubah halaman dan menempatkan glosarium diatas lampiran
8. Perlu adanya tugas yang meningkatkan keaktifan siswa
Adanya Question and Answer pada kegiatan belajar 2
75
9. Penyusunan soal formatif yang aplikatif dan mendorong siswa melakukan analisis
Penyusunan kisi-kisi soal mempertimbangkan tingkat pengetahuan kognitif
10. Perintah dalam Question and Answer, Quiz, maupun tes formatif harus jelas
Perbaikan redaksi dari petunjuk dan perintah dari Question and Answer, Quiz, maupun tes formatif harus jelas
11. Desain cover disesuaikan dengan judul dan isi modul
Perbaikan Desain cover dengan ilustrasi pencemaran air
4) Revisi 1
Revisi dilakukan berdasarkan hasil penyuntingan 1 oleh dosen ahli
materi dan dosen ahli media. Revisi 1 dilakukan sesuai dengan saran,
tanggapan, masukan, perbaikan konsep, hasil penilaian dosen ahli materi
dan ahli media serta tindak lanjut dari peneliti pada tahap penyuntingan 1.
Hasil revisi sebagai berikut :
a) Mengganti desain cover modul pembelajaran dengan ilustrasi
pencemaran air
b) Mengubah pengertian pencemaran air dan pembagian golongan
berdasarkan Undang-Undang No 32 tahun 2009
c) Mengganti layout modul dengan warna yang lebih cerah
d) Merevisi tulisan menjadi font 12
e) Perbaikan redaksi tujuan pembelajaran
f) Soal diubah menjadi soal yang lebih aplikatif
g) Menyesuaikan kata-kata sesuai dengan EYD
76
h) �������� ������� ������ ��� ����� �� �� ��� ���� �������
penggunaan modul
i) Penambahan rincian kegiatan belajar 1 dan kegiatan belajar 2 pada
daftar isi
j) Perbaikan konsep tentang alur pencemaran air oleh bakteri
k) Penambahan pengertian Daerah Aliran Sungai (DAS)
l) Penambahan gambar yang mendukung visualisasi isi dari modul
5) Penyuntingan 2
Tahap penyuntingan 2 dilakukan dalam bentuk review modul pada 2
guru biologi dilanjutkan dengan ujicoba terbatas pada 14 siswa kelas X
yang telah melewati materi perubahan lingkungan di SMA Negeri 5
Yogyakarta.
1) Guru
Penilaian oleh guru biologi dilakukan oleh 2 guru biologi di SMA
Negeri 5 Yogyakarta yang mengampu kelas X Ibu Dra. Dwi Essy
Sumaryanti dan Ibu Suhartati, S.Pd. Permohonan dan penyerahan
angket penilaian kepada kedua guru biologi dilakukan pada tanggal 09
Juni 2017. Peneliti mendapatkan kembali hasil penilaian pada tanggal
20 Juni 2017. Angket penilaian modul pembelajaran oleh guru biologi
terdapat pada lampiran 2. Berikut adalah hasil penilaian modul
pembelajaran oleh guru.
77
Tabel 16. Hasil Penilaian Modul Pembelajaran oleh Guru Biologi
Aspek Penilaian
Ahli Media
Frekuensi Penilaian Sangat Baik (SB)
Baik (B) Kurang (K)
Sangat Kurang (SK)
Aspek Kesesuaian dengan Kompetensi
1 2 1 0 0 2 2 1 0 0 �� 4 2 0 0 % 66,7 % 33,33 % 0% 0 %
Aspek Kelengkapan Materi
1 2 2 0 0 2 1 3 0 0 �� 3 5 0 0 % 37,5% 62,5 % 0 % 0 %
Aspek Penyajian
1 8 10 0 0
2 8 10 0 0 �� 16 20 0 0 % 44,44 % 55,56 % 0 % 0 %
Aspek Keterbacaan
1 2 7 0 0 2 2 7 0 0 �� 4 14 0 0 % 22.22 % 77.78 % 0 % 0 %
Aspek Kualitas Interaksi
1 1 2 0 0 2 1 2 0 0 �� 2 4 0 0 % 33,33 % 66,67 % 0 % 0 %
Rata-Rata Presentase (%) 40.83% 59.17% 0,00% 0,00%
(1) Aspek Kesesuaian dengan Kompetensi
Hasil penilaian aspek kesesuaian dengan kompetensi pada modul
mereview modul pembelajaran pencemaran air Sungai Gajah Wong
dan air sumur DAS Gajah Wong oleh guru bilogi menunjukkan
bahwa 66,67% dikatakan sangat baik dan 33,33% dikatakan baik.
Hal tersebut menujukkan bahwa kriteria sangat baik menjadi
78
frekuensi kemunculan paling banyak, sehingga menjadi modus
dalam penilaian aspek ini.
(2) Aspek Kelengkapan Materi
Hasil penilaian aspek kelengkapan materi pada modul mereview
modul pembelajaran pencemaran air Sungai Gajah Wong dan air
sumur DAS Gajah Wong oleh guru bilogi menunjukkan bahwa 37,5
% dikatakan sangat baik dan 62,5 % dikatakan baik. Hal tersebut
menujukkan bahwa kriteria baik menjadi frekuensi kemunculan
paling banyak, sehingga menjadi modus dalam penilaian aspek ini.
(3) Aspek Penyajian
Hasil penilaian aspek penyajian pada modul mereview modul
pembelajaran pencemaran air Sungai Gajah Wong dan air sumur
DAS Gajah Wong oleh guru bilogi menunjukkan bahwa 44,44%
dikatakan sangat baik dan 55,56% dikatakan baik. Hal tersebut
menujukkan bahwa kriteria baik menjadi frekuensi kemunculan
paling banyak, sehingga menjadi modus dalam penilaian aspek ini.
(4) Aspek Keterbacaan
Hasil penilaian aspek keterbacaan pada modul mereview modul
pembelajaran pencemaran air Sungai Gajah Wong dan air sumur
DAS Gajah Wong oleh guru bilogi menunjukkan bahwa 22,22%
dikatakan sangat baik dan 77,78% dikatakan baik. Hal tersebut
79
menujukkan bahwa kriteria baik menjadi frekuensi kemunculan
paling banyak, sehingga menjadi modus dalam penilaian aspek ini.
(5) Aspek Kualitas Interaksi
Hasil penilaian aspek kesesuaian dengan kompetensi pada modul
mereview modul pembelajaran pencemaran air Sungai Gajah Wong
dan air sumur DAS Gajah Wong oleh guru bilogi menunjukkan
bahwa 66,67% dikatakan sangat baik dan 33,33% dikatakan baik.
Hal tersebut menujukkan bahwa kriteria sangat baik menjadi
frekuensi kemunculan paling banyak, sehingga menjadi modus
dalam penilaian aspek ini.
Persentase kualitas kelayakan modul pembelajaran pencemaran air
Sungai Gajah Wong dan air sumur DAS Gajah Wong secara keseluruhan
dapat ditinjau dari 5 aspek tersebut sebesar 40,83% dinyatakan sangat baik
dan 59,17% dinyatakan baik oleh guru biologi. Berikut adalah proporsi
penilaian kualitas modul pembelajaran pencemaran air Sungai Gajah Wong
dan air sumur DAS Gajah Wong apabila disajikan dalam bentuk diagram.
80
Gambar 8. Diagram Hasil Penilaian Modul Pembelajaran oleh Guru Biologi Masukan atau saran yang diberikan oleh guru biologi beserta tindak
lanjutnya sebagai berikut :
Tabel 17. Masukan dan Saran Guru dan Tindak Lanjut dari Peneliti No. Masukan Tindak Lanjut 1. Usulan untuk
menyertakan KI. 4 dalam modul, dikarenakan di modul tertulis penelitian
KI. 4 tidak dimasukkan ke dalam modul sesuai dengan analisis awal kurikulum 2013
2. Menghindari soal dengan kata kecuali
Mereview ulang dan mengubah tipe soal dan mengganti redaksi kata, namun tidak semua soal diganti
a) Siswa
Modul pembelajaran ini diujicobakan kepada 14 siswa kelas X
SMA Negeri 5 Yogyakarta yang sudah melewati materi Perubahan
Lingkungan. Pengambilan data tanggapan modul pencemaran air
Sungai Gajah Wong dan air sumur DAS Gajah Wong dilakukan pada
41%
59%
0%0%
Hasil Penilaian Modul Pembelajaranoleh Guru Biologi
Sangat Baik (SB)
Baik (B)
Kurang (K)
Sangat Kurang (SK)
81
tanggal 12 Juni 2017. Angket tanggapan modul pembelajaran oleh
siswa terdapat pada lampiran. Berikut adalah hasil penilaian modul
pembelajaran oleh siswa
Tabel 18. Tanggapan Modul Pembelajaran oleh Siswa
Aspek Tanggapan
Persentase Kriteria Penilaian Sangat Setuju (SS)
Setuju (S)
Tidak Setuju (TS)
Sangat Tidak Setuju (STS)
Aspek Kelayakan Isi
21,43% 77,14% 1,43% 0,00%
Aspek Keterbacaan
10,71% 80,36% 8,93% 0,00%
Aspek Penyajian 33,57% 65% 1,43% 0,00% Aspek Kegrafisan
20,41% 74,49% 5,10% 0,00%
Rata-Rata 21,53% 74,25% 4,22% 0,00%
(1) Aspek Kelayakan Isi
Hasil tanggapan aspek komponen kelayakan isi pada modul
pembelajaran pencemaran air Sungai Gajah Wong dan air sumur
DAS Gajah Wong oleh siswa kelas X menunjukkan sebesar 21,43%
dikatakan sangat setuju, 77,14% dikatakan setuju, 1,43% dikatakan
tidak setuju. Hal itu menunjukkan bahwa setuju merupakan modus
dalam tanggapan siswa karena memiliki frekuensi kemunculan
paling banyak.
(2) Aspek Keterbacaan
Hasil tanggapan aspek keterbacaan pada modul pembelajaran
pencemaran air Sungai Gajah Wong dan air sumur DAS Gajah
82
Wong oleh siswa kelas X menunjukkan sebesar 10,71% dikatakan
sangat setuju, 80,36% dikatakan setuju, 8,93% dikatakan tidak
setuju. Hal itu menunjukkan bahwa setuju merupakan modus dalam
tanggapan siswa karena memiliki frekuensi kemunculan paling
banyak.
(3) Aspek Penyajian
Hasil tanggapan aspek penyajian pada modul pembelajaran
pencemaran air Sungai Gajah Wong dan air sumur DAS Gajah
Wong oleh siswa kelas X menunjukkan sebesar 33,57% dikatakan
sangat setuju, 65% dikatakan setuju, 1,43% dikatakan tidak setuju.
Hal itu menunjukkan bahwa setuju merupakan modus dalam
tanggapan siswa karena memiliki frekuensi kemunculan paling
banyak.
(4) Aspek Kegrafisan
Hasil tanggapan aspek kegrafisan pada modul pembelajaran
pencemaran air Sungai Gajah Wong dan air sumur DAS Gajah
Wong oleh siswa kelas X menunjukkan sebesar 20,41% dikatakan
sangat setuju, 74,49% dikatakan setuju, 5,10% dikatakan tidak
setuju. Hal itu menunjukkan bahwa setuju merupakan modus dalam
tanggapan siswa karena memiliki frekuensi kemunculan paling
banyak.
83
Persentase kualitas modul pembelajaran pencemaran air Sungai Gajah
Wong dan air sumur DAS Gajah Wong berdasarkan tanggapan siswa kelas X
secara keseluruhan ditinjau dari empat aspek menunjukkan sebesar 21,53%
sangat setuju, 74,25% setuju dan 4,22% tidak setuju. Berikut adalah penyajian
proporsi kualiatas modul pembelajaran berdasarkan tanggapan siswa yang
disajikan dalam bentuk diagram pie:
Gambar 9. Diagram Hasil Penilaian Modul Pembelajaran oleh Siswa
22%
74%
4%
0%
Hasil Penilaian Modul Pembelajaran olehSiswa
Sangat Setuju (SS)
Setuju (S)
Tidak Setuju (TS)
Sangat Tidak Setuju(STS)
84
Masukan yang diberikan oleh siswa beserta tindak lanjutnya sebagai berikut.
Tabel 19. Masukan dan Saran dari Siswa dan Tindak Lanjut dari Peneliti No. Masukan Tindak Lanjut 1. Design halaman lebih dibuat
menarik, dan diusahakan tidak menutup tulisan
Penambahan warna agar desain tidak monoton
2. Petunjuk Question and Answer lebih diperjelas
Memperbaiki petunjuk pengerjaan soal dengan kalimat yang komunikatif
3. Rangkuman kegiatan belajar lebih diperinci
Penambahan syarat mutu air pada rangkuman dengan menambahkan syarat secara fisik, kimia dan biologis
4. Kurangnya ilustrasi pada sub-bab kriteria sumur yang baik
Menambah ilustrasi sumur yang baik
5. Penjelasan siklus air dibawah gambar perlu ditambah, termasuk pengertian kata perlindian
Pengertian siklus air dijabarkan siswa melalui QUIZ, penulis memperbaiki petunjuk pengerjaan Quiz yang sifatnya lebih memandu siswa dalam mengerjakannya
6. Penggunaan kata yang berlebihan pada kalimat
Memperbaiki kalimat sesuai dengan EYD
6) Revisi 2
Revisi 2 dilakukan berdasarkan hasil penyuntingan 2 oleh guru dan
siswa serta penyempurnaan untuk hasil akhir modul pembelajaran modul
pembelajaran pencemaran air Sungai Gajah Wong dan air sumur DAS
Gajah Wong. Revisi dilakukan sesuai dengan saran dan masukan dari guru
dan siswa serta tindak lanjut yang telah ditetapkan oleh peneliti pada
penyuntingan 2. Hasi revisi sebagai berikut :
a) Meringkas bagian pendahuluan dengan mengurangi beberapa
pertanyaan agar kalimat lebih terarah
85
b) Memperbaiki kalimat yang menggunakan kata-kata yang kurang tepat
agar lebih komunikatif
c) Mereview ulang modul agar tidak ada kesalahan dalam penulisan
d) Memperbaiki soal formatif dengan mengubah redaksi soal untuk
����� ���� ��������������� ��� �
2. PEMBAHASAN
1. Penelitian Kualitas Air Sungai Gajah Wong dan Air Sumur di Daerah Aliran Sungai (DAS) Gajah Wong Sungai Gajah Wong merupakan sungai yang sudah dikenal masyarakat
Yogyakarta karena posisinya yang membelah wilayah Kota Yogyakarta.
Sungai Gajah Wong membelah wilayah Yogyakarta dengan bagian hulu dari
lereng Gunung Merapi, sedangkan hilirnya di Kabupaten Bantul. Berdasarkan
data Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul tahun 2014, mutu air Sungai
Gajah Wong pada daerah hulu dan tengah berada pada kelas II. Kualitas air
pada kelas ini merupakan air yang peruntukannya dapat digunakan untuk
prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air
untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan
mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
Berdasarkan surat keputusan Gubernur air sungai Gajah Wong dapat
digunakan untuk air minum dengan syarat diolah terlebih dahulu. Diantara
parameter yang dipersyaratkan, parameter kandungan bakteri coliform berada
86
diatas ambang batas. Hasil penelitian yang telah dilakukan selama 2 bulan
diketahui bahwa kualitas sampel air sungai dan air sumur yang diambil di
wilayah Kelurahan Warungboto dan Padukuhan Papringan memiliki
kandungan bakteri coliform melebihi kriteria yang ditetapkan, dan masuk
dalam kategori tercemar.
a. Kondisi Wilayah Kelurahan Warungboto dan Padukuhan Papringan
Data sampel air sumur dan sungai diambil pada 2 stasiun, stasiun 1
berada di wilayang Jl. Ori Padukuhan Papringan RT 07 serta stasiun 2 di
wilayah kelurahan Warungboto, Kecamatan Umbulharjo. Stasiun 1
termasuk dalam wilayah Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman. Wilayah
ini merupakan wilayah kerja dari puskesmas Depok III. Karakteristik
daerahnya merupakan lokasi padat pemukiman dan dekat dengan jalan raya
utama yang didominasi oleh kost / hunian mahasiswa. Stasiun 2 termasuk
dalam wilayah kerja dari puskesmas Umbulharjo 1. Karakteristik daerahnya
merupakan pemukiman yang dekat dengan industri penyamakan kulit.
b. Hasil Pengujian Total Mikroba dan Total Bakteri coliform
Pengujian coliform di stasiun papringan diketahui bahwa seluruh
sampel air mengandung bakteri coliform lebih dari jumlah yang
diperbolehkan, artinya secara mikrobiologis air termasuk dalam kategori
tercemar. Hasilnya perhitungan bakteri coliform dengan metode Most
Probable Number (MPN) memberikan hasil sebesar 68 cfu/ml, 390 cfu/ml,
99 cfu/ml, 190 cfu/ml. Pada stasiun ke dua, di wilayah Warungboto, kualitas
87
air sumur juga diketahui mengandung bakteri coliform yang melebihi
ambang. Tercatat jumlah bakteri coliform pada ke-empat sampel secara
berturut-turut 233 cfu/ml, 190 cfu/ml, 78 cfu/ml, 390 cfu/ml. Meski
demikian, peneliti berusaha menggali mengenai penyebab tingginya jumlah
bakteri coliform dengan mencari informasi melalui angket dan inspeksi
sanitasi.
Berdasarkan hasil inspeksi sanitasi, diketahui bahwa sebanyak 75%
responden belum melengkapi sumur dengan lantai semen, dinding sumur
bagian dalam belum memenuhi persyaratan minimal, serta bagian bibir
sumur yang belum memenuhi standar minimal (70 cm). Sebagian besar
masyarakat sudah tidak menggunakan timba, namun diganti dengan pompa
air serta kran sebagai penyalur airnya. Sebanyak 50% responden tidak
melengkapi sumurnya dengan penutup, tidak ditemukan adanya saluran
pembuangan limbah. Sebanyak 75% responden tidak memiliki septic tank
sebagai penampung tinja namun langsung dialirkan menuju sungai.
Responden yang sudah memiliki septic tank masih belum memenuhi
kriteria yang baik (jarak minimal 10 meter). Jumlah pemakai dari setiap
sumur bervariasi mulai dari 2 hingga 7 orang.
Kualitas air ini diduga juga mempengaruhi kualitas kesehatan
manusia, mengingat air sumur tersebut masih dimanfaatkan oleh warga
sebagai air minum, untuk mencuci peralatan masak maupun mencuci bahan
makanan. Berdasarkan hal tersebut peneliti mengambil data insidensi
88
penyakit diare melalui puskemas terdekat yang daerah binaannya meliputi
dua wilayah tersebut. Diketahui pada wilayah Papringan insidensi diare
yang tercataat hingga bulan april 2016 sebanyak 20, sedangkan wilayah
Warungboto sebanyak 32 kasus. Pada saat penelitian, dari sampel yang
diambil hanya terdapat 1 insidensi penyakit diare yaitu pada bulan juni
2016.
Data yang digunakan untuk menelusuri faktor-faktor yang
menyebabkan rendahnya insidensi diare meskipun kuaitas air berada pada
kategori tercemar diperoleh melalui tanggapan masyarakat terhadap point-
point pada angket yang diberikan.
Diketahui bahwa kualitas kesehatan masyarakat di daerah aliran
sungai Gajah Wong termasuk dalam kategori beresiko rendah terhadap
diare didasarkan pada data hasil wawancara mengenai 3 aspek, yaitu
pengetahuan responden, sikap responden dan tindakan responden dengan
hal-hal yang berhubungan dengan sanitasi dan penggunaan air dari sumur
gali. Dari aspek pengetahuan, sebanyak 2 responden berada dalam kategori
memiliki pengetahuan sedang, 6 lainnya masuk dalam kategori
berpengetahuan tinggi. Pengetahuan yang dimaksud adalah syarat
konstruksi sumur serta kriteria air bersih. Aspek selanjutnya berusaha
menggali sikap responden menanggapi hal-hal yang berkaitan dengan
kriteria konstruksi sumur serta kejadian diare, dari hasil wawancara
diketahui bahwa semua responden memiliki kesadaran yang tinggi akan
89
konstruksi sumur gali yang baik serta sadar akan upaya pencegahan diare
dari segi penggunaan air sumur untuk minum. Aspek ketiga menjelaskan
tentang tindakan penggunaan sumber air sumur, diketahui bahwa air sumur
digunakan untuk keperluan mandi, mencuci pakaian, alat dapur, mencuci
bahan makanan dan untuk keperluan minum
2. Analisis Potensi Hasil Penelitian sebagai Sumber Belajar
Analisis potensi hasil penelitian perlu dilakukan jika hasil penelitian akan
diangkat menjadi sumber belajar. Tahapan pertama adalah identifikasi proses dan
produk penelitian yang dilakukan dengan mengkaji kurikulum 2013 yang
digunakan, maka diperoleh fakta dan konsep. Selanjutnya dilakukan seleksi dan
modifikasi untuk menentukan bagian atau data yang akan disajikan, dalam hal ini
peneliti menganalisis beberapa pertimbangan terkait waktu, biaya, tempat, dan
lainnya. Berdasarkan hasil analisis dari tahapan-tahapan tersebut hasil dan produk
penelitian kualitas air sungai dan air sumur di Daerah Aliran Sungai (DAS) Gajah
Wong berpotensi untuk diangkat sebagai sumber belajar biologi kelas X semester
2. Tahapan terakhir adalah penerapan dan pengembangan hasil penelitian sebagai
sumber belajar dalam bentuk modul pembelajaran.
3. Pengemasan Hasil penelitian sebagai Bahan Ajar dalam Bentuk Modul Pembelajaran a. Analisis Pengembangan Produk
Produk pengembangan bahan ajar berupa modul pembelajaran pencemaran
air. Penelitian ini melibatkan 2 dosen pembimbing, 2 dosen ahli materi, 2 dosen
90
ahli media, 2 orang guru dan 14 siswa sebagai penilai dan pemberi saran bagi
modul yang telah dibuat.Penelitian ini menggunakan penelitian R&D dengan
metode ADDIE (analysis, design, development, implementation, evaluation),
namun penelitian ini dilakukan hanya sampai tahap development.
Tahap analisis dimulai dengan menetapkan syarat-syarat pengembangan.
Pada tahapan ini dilakukan analisis potensi penelitian sebagai bahana ajar, analisis
potensi, analisis siswa, dan analisis instruksional. Pemilihan jenis modul dilakukan
pada saat analisis potensi hasil penelitian, pada tahap analisis kompetensi
berdasarkan masukan dari guru biologi materi pencemaran air di Sungai Gajah
Wong dan air sungai di DAS Gajah Wong dikembangkan sebagai modul
pembelajaran. Materi perubahan lingkungan berada di akhir masa pembelajaran,
sehingga diperlukan bahan ajar yang sifatnya lebih membantu siswa dalam
memahami materi.
Berdasarkan analisis siswa, siswa yang dilibatkan dalam proses ujicoba
sebaiknya pada kondisi sebelum atau sedang mempelajari perubahan lingkungan,
namun keterbatasan dari peneliti maka draft modul hasil revisi 1 siap diujicobakan
setelah siswa melewati materi tersebut. Pada pembelajaran normal materi ini
kurang efektif disampaikan mengingat distribusi materi berada pada akhir
semester, dengan kondisi pembelajaran kurang stabil.
Tahapan selanjutnya merupakan analisis instruksional yang dilakukan
dengan menjabarkan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar menjadi kegiatan
belajar dan tujuan yang harus siswa capai. Pengembangan rancangan materi juga
91
mengacu pada tujuan pembelajaran. Hasil analisis menunjukkan perlu disusunnya
modul pembelajaran untuk mebantu siswa dalam memahami materi perubahan
lingkungan.
Tahap kedua merupakan tahap desain. Tahapan ini meliputi penyusunan
kerangka struktur modul pembelajaran (outline), penyusunan sistematika modul,
dan perancangan alat evaluasi. Penyusunan kerangka strukturmodul pembelajaran
meliputi pembuatan rancangan komponen sampul (bagian sampul luar dan sampul
dalam), rancangan komponen pendahuluan, rancangan kegiatan belajar, rancangan
bagian evaluasi, rancangan glosarium dan rancangan daftar pustaka. Tahap
penyusunan sistematika modul pembelajaran dilakukan peneliti untuk menentukan
urutan penyajian materi, kesesuaian tata letak dan tata tulis, pemilihan konten dan
background modul yang sesuai. Instrumen penilaian kualitas modul dirancang
untuk reviewer ahli media, materi, guru dan siswa dalam bentuk angket. Validasi
dalam penelitian ini berupa penilaian kualitas modul menggunakan angket. Angket
disusun dengan mengadaptasi angket penilaian modul pengayaan dari Briliani
(2016).
Kendala yang dihadapi berupa revisi dari angket untuk ahli materi yang telah
disusun berupa kesalahan konsep dan kalimat-kalimat yang terkesan ambigu.
Instrumen kemudian direvisi berdasarkan masukan dari dosen pembimbing II.
Masukan juga diperoleh dari dosen pembimbing I untuk menyertakan aspek
kegrafisan dalam kriteria penilaian modul bagi ahli media, dengan pertimbangan
agar diperoleh masukan dari dosen ahli media terkait desain dan ilustrasi sampul,
92
huruf yang digunakan, gambar serta tabel yang dicamtumkan. Gambar yang
digunakan dalam modul tidak semua merupakan dokumentasi pribadi peneliti
sehingga peneliti mencari gambar dari beberapa referensi di internet dengan
menyertakan sumbernya.
Tahapan selanjutnya merupakan tahap development. Tahapan ketiga ini
terdiri dari tahap pra penulisan, penulisan draft, penyuntingan 1, revisi 1,
penyuntingan 2, dan revisi 2. Setelah dilakukan penulisan draft, modul
dikonsultasikan kepada dosen pembimbing, kemudian diperoleh masukan. Peneliti
melakukan tindak lanjut memperbaiki produk, dan menunggu persetujuan dosen
pembimbing untuk dilakukan validasi oleh dosen ahli. Masukan dari tahap
penyuntingan 1 oleh dosen ahli media dan materi dijadikan dasar bagi proses revisi
modul pembelajaran, selanjutnya darft modul diujicobakan secara terbatas dengan
melibatkan siswa dan guru biologi SMA Negeri 5 Yogyakarta sebagai penilai.
b. Analisis Kualitas Produk oleh Ahli Materi dan Ahli Media
1) Aspek Kebenaran Konsep
Aspek ini dinilai untuk mengoreksi konsep-konsep yang dimuat dalam
modul. Tanggapan dari dosen ahli media dijadikan bahan perbaikan modul.
Hasil review aspek kebenaran konsep pada modul pembelajaran
pencemaran air ini menunjukkan persentase 82,14% konsep dikatakan
benar dan 17,86% dikatakan salah. Konsep pada modul ini sebagian dinilai
benar oleh ahli materi, perbaikan dilakukan dengan memperbaiki
pengertian air bersih dan pembagian golongan air berdasarkan UU No 32
93
tahun 2009. Perbaikan penulisan dilakukan pada jenis kontaminan pada
sumur yang tidak berbatas pada bakteri E.coli saja namun memungkinkan
terjadinya kontaminasi oleh bakteri lain. Konsep yang kurang tepat pada
mekanisme kontaminasi E.coli dan peranan E.coli di lingkungan, pemilihan
kalimat yang kurang tepat menjadikan konsep rancu, sehingga kalimat
diperbaiki sesuai saran ahli mdia. Adanya penambahan substansi pada
pengertian Daerah Aliran Sungai dan penjelasan mengenai batasan DAS
yang diteliti di kedua stasiun. Hal ini dilakukan sesuai masukan dari ahli
materi.
2) Aspek Penyajian
Penilaian aspek penyajian digunakan untuk meninjau tampilan modul
pembelajaran. Aspek penyajian memuat kebenaran organisasi penyajian,
kebernaran organisasi penyajian per bab, kejelasna tampilan umum modul,
penyajian yang mempertimbangkan kebermaknaan dan kebermanfaatan,
kebenaran tampilan modul, adanya variasi dalam penyampaian modul, dan
kebenaran dalam memperhatikan kode etik hak cipta. Hasil penilaian aspek
penyajian pada modul pembelajaran ini menunjukkan bahwa kriteria baik
menjadi modus dalam penilaian ini, persentasenya 87,5% sebesar 10,42%
aspek penyajian modul dikatakan sangat balik, dan 2,08% dikatakan
kurang. Kekurangan yang menjadi masukan dari ahli media sudah
diperbaiki oleh peneliti. Perbaikan dilakukan dengan memperbaiki kalimat
pada tujuan pembelajaran, melengkapi rincian kegiatan belajar dalam daftar
94
isi. Aspek penyajian ini sangat penting berkaitan dengan tampilan modul
yang akan menentukan modul menarik atau tidak.
3) Aspek Keterbacaan
Aspek keterbacaan digunakan untuk meninjau tata bahasa, kebenaran
peristilahan, penggunaan bahasa baku maupun istilah asing, serta
kesesuaian bahasa dengan Ejaan yang Disempurnakan (EYD). Hasil
penilaian menjunjukkan 88,89% modul pembelajaran ini dinilai baik dan
menjadi modus dalam penilaian ini, sebesar 11,11% modul ini dinilai sangat
baik. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa bahasa yang
digunakan dalam modul pembelajaran pencemaran air ini sudah sesuai
dengan kriteria yang ditetapkan.
4) Aspek Kualitas Interaksi
Aspek ini memuat tampilan modul yang mampu menarik perhatian siswa,
keefektifan penggunaan modul, kemampuan modul untuk menambah
pemahaman, wawasan dan kreativitas. Hasil penilaian pada aspek kualitas
interaksi menunjukkan bahwa kriteria baik menjadi modus dalam penilaian
ini dengan persentase 80%, sedangkan 20% modul dinyatakan sangat baik.
Berdasarkan hasil penelitan tersebut diketahui bahwa kualitas interaksi
sudah memenuhi kriteria yang dipersyaratkan.
5) Aspek Kegrafisan
Aspek kegrafisan memuat kemampuan desain sampul yang menarik
perhatian siswa, kesesuaian gambar maupun ilustrasi dengan isi modul,
95
penggunaan huruf, kejelasan dan kemudahan tabel untuk memudahkan
siswa. Hasil penilaian menunjukkan kriteria baik menjadi modus dalam
penilaian ini dengan persentase 85,71%, sebanyak 14,29% modul ini
dikatakan kurang baik. Berdasarkan masukan yang diberikan oleh ahli
media penulis memperbaiki ilustrasi sampul disesuaikan dengan tema
pencemaran air. Perbaikan juga dilakukan dengan memilih gambar yang
jelas dengan resolusi yang lebih tinggi.
c. Analisis Kualitas Produk oleh Guru dan Siswa
1) Guru
a) Aspek Kesesuaian dengan Kompetensi
Penilaian pada aspek ini dilakukan untuk meninjau kesesuaian materi
dengan kurikulum, kesesuaian materi dengan KI dan KD, kesesuaian
materi dengan kebenaran konsep. Hasil penilaian aspek kesesuaian dengan
kompetensi pada modul pembelajaran oleh guru biologi menunjukkan
bahwa kriteria 66,67% modul ini menunjukkan kriteria sangat baik dan
menjadi modus dalam penilaian ini, sebesar 33,33% modul ini dikatakan
baik. Secara keseluruhan aspek kesesuaian dengan kompetensi dilkatakan
sangat baik oleh guru biologi.
b) Aspek Kelengkapan Materi
Penilaian aspek kelengkapan materi digunakan untuk meninjau perumusan
tujuan pembelajaran, kedalaman mareri, dan kesesuaian evaluasi dengan
tujuan pembelajaran. Hasil penilaian aspek kelengkapan mareri pada
96
modul ini menunjukkan bahwa 37,5% modul ini dikatakan sangat baik,
kriteri baik menjadi modus dalam penilaia ini dengan persentase sebesar
62,5%. Berdasarkan hasil penilaian tersebut diketahui bahwa materi yang
dimuat pada modul sudah lengkap.
c) Aspek Penyajian
Aspek penyajian secara umum bertujuan untuk meninjau kebenaran
organisasi penyajian secara umum maupun perbab, kebenaran tampilan
modul dan kebenaran dalam memperhatikan kode etik dan hak cipta. Hasil
penilaian aspek penyajian oleh guru menunjukkan bahwa 44,44% modul
dikatakan sangat baik, dan 55,56% modul dinyatakan baik. Kriteria baik
menjadi modus dalam penilaian ini. Perbaikan masih dilakukan pada tes
formatif dengan menghindari kata kecuali. Berdasarkan hasil penilaian
maka diketahui bahwa penyajian modul sudah baik.
d) Aspek Keterbacaan
Penialain pada aspek ini bertujuan untuk meninjau penggunaan kaidah
bahasa yang baik, benar dan komunikatif, kebenaran dalam peristilahan,
kebenaran dalam penggunaan bahasa baku dan bahasa asing, serta
kesesuaian dengan EYD. Hasil penilaian aspek keterbacaan pada modul
pembelajaran ini menunjukkan bahwa kriteria baik yang menjadi modus,
dengan persentase sebesar 77,78%, sedangkan 22,22% modul ini
dikatakan sangat baik dalam aspek keterbacaannya, sehingga secara
keseluruhan aspek keterbacaan modul pembelajaran pencemaran air
97
sungai dan air sumur di Daerah Aliran Sungai Gajah Wong dinyatakan
baik.
e) Aspek Kualitas Interaksi
Penilaian pada aspek interaksi digunakan untuk meninjau kemampuan
modul untuk kemampuan modul menarik perhatian siswa, keefektifan
penggunaan modul, kemampuan modul untuk menambah pemahaman,
wawasan dan kreativitas. Hasil penilaian pada aspek kualitas interaksi
menunjukkan bahwa kriteria baik menjadi modus dalam penilaian ini
dengan persentase 66,67%, sedangkan 33,33% modul dinyatakan sangat
baik. Berdasarkan hasil penelitan tersebut diketahui bahwa kualitas
interaksi sudah memenuhi kriteria yang dipersyaratkan.
2) Siswa
a) Komponen Kelayakan Isi
Tanggapan pada komponen kelayakan isi digunakan untuk mengetahui
tanggapan siswa mengenai kesesuaian materi dengan KI dan KD, kedalaman
materi, kesesuaian materi dengan tingkat pemahaman siswa, dan kemudahan
dalam memahami materi yang disediakan. Tanggapan komponen kelayakan isi
yang dinilai oleh siswa menunjukkan kriteria setuju sebagai modusnya, dengan
persentase sebesar 77,14%, persentase siswa memberikan tanggapan sangat
setuju sebesar 21,43%, sedangkan 1,43% dari modul siswa masih memberikan
penilaian tidak setuju. Siswa memberikan usulan perbaikan dengan
memberikan keterangkan tambahan yang menunjukkan jenis modul.
98
Berdasarkan hasil penilaian tanggapan siswa, maka siswa setuju bahwa
komponen kelayakan isi sudah sesuai dengan kriteria yang dipersyaratkan.
b) Aspek Keterbacaan
Menurut Daryanto (2013) tanggapan pada aspek keterbacaan memuat aspek
yang berhubungan dengan bahasa, relevansi waktu belajar, penggunaan istilah,
kesesuaian dengan EYD dan keutuhan tema dari modul. Tanggapan siswa
menunjukkan sebesar 80,36% siswa merasa setuju bahwa modul sudah sesuai
dalam hal aspek keterbacaan. 10,71% siswa merasa sangat setuju, dan 8,93%
siswa masih merasa kurang setuju. Siswa memberikan tanggapan bagi peneliti
untuk mereview ulang istilah-istilah yang belum dipahami siswa, dan
menambahkannya pada bagian glosarium. Berdasarkan hasil tanggapan siswa
menunjukkan bahwa siswa setuju bahwa aspek keterbacaan dari modul sudah
sesuai.
c) Aspek Penyajian
Tanggapan pada aspek penyajian memuat aspek yang berhubungan dengan
organisasi penyajian modul, kemudahan uraian materi, penyajian modul secara
umum terkait keefektifan petunjuk penggunaan modul, keefektifan gambar dan
kegiatan yang disajikan, kelengkapan rangkuman, bentuk tes formatif serta,
kemudahan penggunaan umpan balik. Tanggapan siswa menunjukkan bahwa
sebesar 65% siswa merasa setuju dengan penyajian modul, sebesar 33.57%
siswa merasa sangat setuju bahwa penyajian modul baik, dan sebesar 1.43%
99
siswa mengatakan penyajian modul masih kurang. Peneliti memperbaiki
kelengkapan istilah dalam glosarium berdasarkan masukan dari siswa.
d) Aspek Kegrafisan
Tanggapan pada aspek kegrafisan memuat aspek yang berhubungan dengan
daya tarik desain dan ilustrasi sampul, desaian halaman modul, kesesuaian
hurud, serta kemudahan dalam memahami gambar dan tabel yang disajikan.
Tanggapan siswa menunjukkan bahwa sebesar 74.49% siswa merasa setuju
bahwa aspek kegrafisan modul baik, sebesar 20.41% siswa merasa sangat
setuju dan sebesar 4.22% siswa mengatakan penyajian modul masih kurang.
Peneliti memperbaiki desain halaman modul dan dibuat lebih menarik
berdasarkan masukan dari siswa.
Secara umum penilaian guru terhadap modul pembelajaran pencemaran air
Sungai Gajah Wong dan air sumur DAS Gajah Wong dikatakan baik oleh guru. Modul
ini dianggap mampu membantu siswa dalam mempelajari perubahan lingkungan
khususnya pada sub-bab pencemaran air. Tanggapan yang diberikan siswa
menunjukkan siswa setuju bahwa kualitas modul pembelajaran ini baik, dapat
dipahami oleh siswa, mampu memudahkan siswa dalam memahami materi serta
menyajikan persoalan dari lingkungan sekitar. Berdasarkan penilaian guru dan
tanggapan siswa menunjukkan bahwa modul ini layak digunakan sebagai bahan ajar di
sekolah.