bab iv hasil dan pembahasan a. hasil penelitian …eprints.uny.ac.id/54061/5/bab 4.pdf · form...

58
42 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Hasil Pengujian terhadap Parameter Mikrobiologi Air Sungai Gajah Wong dan Air Sumur di DAS Gajah Wong Parameter mikrobiologi yang diukur dalam penelitian ini dikhususkan berupa pengujian total mikroba dan total bakteri coliform. Berikut merupakan data hasil penghitungan total mikroba dan total bakteri coliform. Tabel 4. Hasil Pengujian Total Bakteri dan Jumlah Bakteri Coliform Sampel Air Sumur dan Air Sungai No Identitas sampel Jumlah koloni coliform Total Mikroba (cfu/ml) Keterangan sumber Jarak sungai (m) 1 P1 68 1, 2x 10 8 Kran dekat sumur 5,6 2 P2 390 Tidak bisa dihitung Kran dekat sumur 10 3 P3 99 Tidak bisa dihitung Kran dekat sumur 3,85 4 P4 190 Tidak bisa dihitung Kran dekat sumur 9 5 Sungai 1898 5,3 x 10 9 Ais Sungai 6 U1 233 Tidak bisa dihitung Kran dekat sumur 3,8 7 U2 190 9.95x10 8 Kran dekat sumur 10 8 U3 78 Tidak bisa dihitung Kran dekat sumur 7 9 U4 390 Tidak bisa dihitung Kran dekat sumur 3,7 10 Sungai 1898 9,31x 10 9 Air sungai Keterangan : Identitas label menjelaskan lokasi dan urutan sampling 1. Kode P menjelaskan nama stasiun 1 (Papringan) dan angka 1-4 menunjukkan urutan pengambilan sampel, sedangkan kode U menunjukkan stasiun ke 2 (Umbulharjo) dan angka 1-4 juga menunjukkan urutan pengambilan sampel. 2. Jumlah koloni menunjukkan jumlah total bakteri golongan coliform dalam 100 ml sampel air, satuan dinyatakan dalam koloni 3. Jumlah total mikroba menjelaskan jumlah total mikroba, dinyatakan dalam cfu/ml (colony forming unit per ml sampel) 4. Keterangan sumber menjelaskan tempat pengambilan sampel air

Upload: lyngoc

Post on 23-Apr-2018

220 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

42

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

1. Hasil Pengujian terhadap Parameter Mikrobiologi Air Sungai Gajah Wong dan Air Sumur di DAS Gajah Wong

Parameter mikrobiologi yang diukur dalam penelitian ini dikhususkan

berupa pengujian total mikroba dan total bakteri coliform. Berikut merupakan data

hasil penghitungan total mikroba dan total bakteri coliform.

Tabel 4. Hasil Pengujian Total Bakteri dan Jumlah Bakteri Coliform Sampel Air Sumur dan Air Sungai

No Identitas

sampel

Jumlah koloni

coliform

Total Mikroba

(cfu/ml)

Keterangan sumber Jarak sungai

(m)

1 P1 68 1, 2x 108 Kran dekat sumur 5,6

2 P2 390 Tidak bisa dihitung Kran dekat sumur 10

3 P3 99 Tidak bisa dihitung Kran dekat sumur 3,85

4 P4 190 Tidak bisa dihitung Kran dekat sumur 9

5 Sungai 1898 5,3 x 109 Ais Sungai

6 U1 233 Tidak bisa dihitung Kran dekat sumur 3,8

7 U2 190 9.95x108 Kran dekat sumur 10

8 U3 78 Tidak bisa dihitung Kran dekat sumur 7

9 U4 390 Tidak bisa dihitung Kran dekat sumur 3,7

10 Sungai 1898 9,31x 109 Air sungai

Keterangan : Identitas label menjelaskan lokasi dan urutan sampling 1. Kode P menjelaskan nama stasiun 1 (Papringan) dan angka 1-4 menunjukkan

urutan pengambilan sampel, sedangkan kode U menunjukkan stasiun ke 2 (Umbulharjo) dan angka 1-4 juga menunjukkan urutan pengambilan sampel.

2. Jumlah koloni menunjukkan jumlah total bakteri golongan coliform dalam 100 ml sampel air, satuan dinyatakan dalam koloni

3. Jumlah total mikroba menjelaskan jumlah total mikroba, dinyatakan dalam cfu/ml (colony forming unit per ml sampel)

4. Keterangan sumber menjelaskan tempat pengambilan sampel air

43

Berdasarkan data yang diperoleh dan dibandingkan dengan baku mutu air, maka

seluruh sampel tidak memenuhi syarat mutu air bersih dikarenakan jumlah bakteri

coliform berada di atas ambang normal dengan kriteria jumlah maksimal 50 bakteri

tiap 100 ml air. Sedangkan untuk pengujian total mikroba pada beberapa sampel pada

pengenceran 10-7 dan 10-8 tidak dapat dihitung jumlah koloninya karena kenampakan

koloninya sangat padat, sedangkan untuk sampel yang dapat dihitung jumlah koloni

mikrobanya menunjukkan jumlah koloni sangat banyak.

Sampel yang diteliti dipilih berdasarkan jarak sumur menuju permukaan air

dengan kriteria maksimal 10 meter. Hal ini merupakan salah satu syarat dalam

pengelolaan sarana sanitasi air, yaitu jarak minimal dengan sumber pencemar sejauh

10 meter. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Robby, dkk (2015)

bahwa kualitas air sungai sudah tercemar ditinjau dari parameter kimia dan fisik,

sehingga dalam penelitian ini sungai terindikasi sebagai salah satu sumber pencemar

bagi sumur-sumur yang berada di bantaran Sungai Gajah Wong.

Hasil penelitian menunjukkan banyaknya jumlah bakteri coliform tidak selalu

berbanding lurus dengan jarak sumur dan sungai, hal ini menjadi pertimbangan bagi

penulis untuk menyelidiki faktor-faktor lain melalui pengambilan data sekunder berupa

inspeksi sanitasi dan penyebaran angket. Inspeksi dilakukan dengan menggunakan

form untuk mengungkap data-data sebagai berikut:

44

Tabel 5. Data Inspeksi Sanitasi di Stasiun I dan II Nama Standar U1 U2 U3 U4 P1 P2 P3 P4

Lantai sumur 1 meter - - Ada Ada Ada Ada Ada Ada Tinggi dinding sumur dari permukaan tanah

3 meter 110 cm >3 m 70 cm 187 cm 350 m >3 m >3 m 3 m

Bibir sumur 70 cm 76cm <70 cm 10 cm 43 cm 77cm 94 cm 36 cm <70cm Timba Ada - - Ada Ada - - Ada Tutup sumur Ada - Ada Ada - - Ada Ada Ada Saluran limbah sumur

Ada Ada Ada Ada Ada Ada - -

Jarak septic tank 10 <10 meter

6 meter - - - - - -

Jumlah pemakai sumur

9 2 7 4 7 3 3

Jumlah coliform Maks. 50 233 190 78 390 68 390 99 190 Bakteri koliform yang merupakan indikator pencemaran air oleh kotoran

manusia memberikan asumsi bahwa keberadaannya tentunya akan mempengaruhi

kualitas air. Jika air tersebut digunakan untuk kepentingan manusia misalnya

sebagai air minum tentu akan mempengaruhi pula taraf kesehatan, seperti yang

dipaparkan Slamet (2002), secara khusus, pengaruh air terhadap kesehatan dapat

bersifat langsung maupun tidak langsung. Pengaruh tidak langsung adalah

pengaruh yang timbul sebagai akibat pendayagunaan air yang dapat meningkatkan

atau pun menurunkan kesejahteraan masyarakat. Pengaruh langsung yaitu

penggunaan air secara langsung oleh manusia seperti air minum atau air konsumsi.

2. Analisis Potensi Hasil Penelitian sebagai Sumber Belajar

Setelah penelitian untuk mencari Hubungan Kualitas air sumur dan air

sungai dengan insidensi penyakit pencernaan selesai dilaksanakan, kemudian

dilakukan penelitian pendidikan biologi untuk menyusun modul pembelajaran

materi pencemaran air.

45

Tahap pertama ini dilakukan analisis terhadap proses dan hasil penelitian

biologi menjadi sumber belajar pada materi Perubahan Lingkungan bagi siswa SMA

kelas X Semester II. Pengangkatan proses dan hasil penelitian menjadi sumber

belajar meliputi langkah-langkah berikut ini :

a. Identifikasi Proses dan Produk Penelitian

Proses penelitian berkaitan dengan pengembangan keterampilan proses sains,

sedangkan produk penelitian berupa fakta dan konsep. Pengangkatan hasil

penelitian biologi menjadi sumber belajar harus dikaji berdasarkan kurikulum

yang berlaku saat itu. Langkah-langkah dalam identifikasi proses dan hasil

penelitian sebagai berikut :

1) Kajian Kurikulum

Kajian kurikulum dilakukan berdasarkan kurikulum yang berlaku, yaitu

Kurikulum 2013. Adapun kajiannya sebagai berikut :

a) Kejelasan potensi ketersediaan obyek dan permasalahan yang diangkat

Kejelasan potensi ditunjukkan oleh ketersediaan objek dan ragam

permasalahan yang diungkap dalam penelitian. Objek penelitian ini

adalah Air sungai dan Air sumur di bantaran Sungai Gajah Wong serta

masyarakat di bantaran Sungai Gajah Wong, sedangkan permasalahan

yang akan diungkap dalam penelitian ini adalah kualitas air berdasarkan

parameter mikrobiologis. Kualitas air ini akan digunakan untuk

menentukan status mutu air, sehingga dilakukan analisis dampaknya

terhadap kesehatan manusia. Kualitas air sungai dan air sumur di bantaran

46

Sungai Gajah Wong mengandung jumlah bakteri coliform lebih banyak

dari ambang batas yang dipersyartkan, selanjutnya diketahui bahwa air

sumur tersebut masih dimanfaatkan sebagai air minum, sehingga peneliti

mencari hubungan anatara insidensi penyakit pencernaan dengan kondisi

kualitas air, dengan dibantu data kesehatan masyarakat, data inspeksi

sanitasi, dan angket perilaku harian masyarakat.

b) Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran yang dimaksud adalah Kompetensi Inti dan

Kompetensi Dasar yang tercantum dalam Kurikulum 2013 SMA Kelas X

mata pelajaran biologi. Kompetensi Dasar dijabarkan ke dalam tujuan

pembelajaran pada pokok materi Perubahan Lingkungan dan sub materi

pencemaran air sungai Gajah Wong dan air sumur Daerah Aliran Sungai

Gajah Wong. Penjabaran kompetensi dasar ke dalam tujuan pembelajaran

dilakukan melalui perumusan tujuan dalam bentuk perilaku yang dapat

diamati dan pemilihan kegiatan-kegiatan belajarnya. Tujuan

pembelajaran dijabarkan sebagai berikut:

Menurut taksonomi Bloom yang direvisi anderson L. R, Krathwohl

D.R, et al. 2001 (ASubali, 2009: 48) segi kognitif meliputi :

(a) Tingkat pengetahuan

(i) Menyebutkan dan memberikan contoh sumber pencemar

(ii) Membedakan karakteristik air bersih dan air tercemar

(iii) Menyebutkan parameter persyaratan kualitas air

47

(b) Tingkat pemahaman

(i) Menjelaskan hasil penelitian yang menjelaskan kualitas air sungai

dan air sumur Daerah Aliran Sungai Gajah Wong

(ii) Menjelaskan pengertian pencemaran air

(iii) Membandingkan kejadian pencemaran air di stasiun Papringan dan

Warungboto

(c) Tingkat Aplikasi

Membuat skema untuk pengujian bakteri coliform

(d) Tingkat Analisis

(i) Menganalisis dampak pencemaran dalam berbagai aspek

kehidupan

(ii) Menghubungkan kejadian pencemaran dengan kondisi pemukiman

dan perilaku masyarakat

(iii) Menganalisis faktor-faktor yang menjadi penyebab pencemaran air

(e) Tingkat Evaluasi

Menentukan benar atau salah suatu tindakan dari persoalan

penanganan air

(f) Tingkat Kreasi

Membuat denah jarak sumur dengan sungai untuk dikorelasikan

dengan keberadaan bakteri coliform

48

b. Segi Afektif

(a) Tingkat Penanggapan

Melakukan kegiatan sesuai dengan arahan kerja yang sudah disusun

oleh peneliti

(b) Tingkat Penilaian

(i) Memunculkan rasa ingin tahu melalui studi kasus hubungan

antara pencemaran air dengan kualitas kesehatan masyarakat

(ii) Mengembangkan sikap teliti dalam mencermati data

(c) Tingkat Organisasi

Memunculkan kemauan berdiskusi untuk memecahkan persoalan

pencemaran air

c. Segi Psikomotor

Segi psikomotor yang ditemukan dalam penelitian meliputi :

(a) Membandingkan

Membandingkan hasil pengujian perhitungan bakteri dengan baku

mutu air berdasarkan parameter mikrobiologis

(b) Menghubungkan

Menghubungkan kejadian pencemaran air sumur dengan insidensi

penyakit diare

(c) Menganalisis

Menganalisis faktor-faktor penyebab kontaminasi bakteri coliform

49

c) Kejelasan Sasaran

Sasaran yang dimaksud meliputi sasaran pengamatan (objek) dan

sasaran peruntukan (subjek). Kejelasan sasaran tersebut digunakan

sebagai pedoman untuk menemukan bentuk kegiatan bagi siswa.

Berdasarkan Kurikulum 2013 SMA Kelas X mata pelajaran Biologi,

kejelasan sasaran dapat dirumuskan sebagai berikut :

Sasaran Pengamatan : Kualitas air Sungai Gajah Wong dan air sumur

di bantaran Sungai Gajah Wong.

Sasaran Peruntukkan : Siswa SMA Kelas X Semester II

Modul pembelajaran Pencemaran Air disusun untuk

memfasilitasi siswa untuk belajar pada materi Perubahan Lingkungan

khususnya sub-bab pencemaran lingkungan. Modul ini disusun

berdasarkan kesesuaian tujuan pembelajaran yang relevan dengan tingkat

pembelajaran siswa.

d) Kejelasan informasi yang diungkap

Dalam penelitian ini informasi yang dapat digunakan dari segi hasil

adalah fakta dan konsep tentang kualitas air dari Sungai Gajah Wong dan

Air sumur di bantaran sungai Gajah Wong, perilaku harian masyarakat,

serta data inspeksi sanitasi.

50

Tabel 6. Fakta dan Konsep Penelitian No Fakta Konsep 1 Sampel pertama dari stasiun 1 jumlah

koliform 68 bakteri per 100 ml, sedangkan total coliformnya 1, 2x 108 cfu/ml

- Jumlah coliform bervariatif tidak ditentukan oleh perbedaan karakteristik stasiun

- Keberadaan koliform pada air yang melebihi ambang batas sebagai indikator pencemaran air

2 Sampel kedua dari stasiun 1 jumlah koliform 390 bakteri per 100 ml, sedangkan total tidak bisa dihitung

3 Sampel ketiga dari stasiun 1 jumlah koliform 99 bakteri per 100 ml, sedangkan total coliformnya tidak bisa dihitung

4 Sampel keempat dari stasiun 1 jumlah koliform 190 bakteri per 100 ml, sedangkan total coliformnya tidak bisa dihitung

5 Sampel pertama dari stasiun 2 jumlah koliform 233 bakteri per 100 ml, sedangkan total coliformnya tidak bisa dihitung

6 Sampel kedua dari stasiun 2 jumlah koliform 190 bakteri per 100 ml, sedangkan total coliformnya 9.95x108 cfu/ml

7 Sampel ketiga dari stasiun 2 jumlah koliform 78 bakteri per 100 ml, sedangkan total coliformnya tidak bisa dihitung

8 Sampel keempat dari stasiun 2 jumlah koliform 390 bakteri per 100 ml, sedangkan total coliformnya tidak bisa dihitung

9 Sampel air sungai di stasiun 1 jumlah koliformnya 1898 bakteri per 100 ml, sedangkan total coliformnya 5,3 x 109 cfu/ml

10 Sampel air sungai di stasiun 2 jumlah koliformnya 1898 bakteri per 100 ml, sedangkan total coliformnya 9,31x 109 cfu/ml

11 Pada stasiun 1 (Papringan) total penderita penyakit diare pada tahun 2015 mencapai angka 35 dan pada tahun 2016 yang terhitung dan tercatat sampai bulan April sudah mencapai 20 pasien

- Konstruksi sumur yang tidak sesuai standar dapat mengakibatkan adanya kontaminasi E.coli

12 pada stasiun 2 (Warungboto) total penderita diare pada tahun 2015 sebanyak 108 orang, sedangkan pada bulan april hingga bulan

51

april tercatat sudah 32 yang terkena penyakit diare

- Insidensi penyakit diare dapat sangat bervariasi dan dipengaruhi banyak faktor

13 Berdasarkan hasil inspeksi sanitasi, diketahui bahwa sebanyak 75% responden belum melengkapi sumur dengan lantai semen, dinding sumur bagian dalam belum memenuhi persyaratan minimal, serta bagian bibir sumur yang belum memenuhi standar minimal (70 cm)

14 Sebanyak 50% responden tidak melengkapi sumurnya dengan penutup, tidak ditemukan adanya saluran pembuangan limbah.

15 Sebanyak 75% responden tidak memiliki septic tank sebagai penampung tinja namun langsung dialirkan menuju sungai

16 Jarak septic tank yang dimiliki masyarakat jaraknya kurang dari 10 dari sumur gali

Berdasarkan tabel tersebut, maka hasil penelitian ini memiliki kejelasan

informasi yang diungkap.

e) Kejelasan pedoman eksplorasi

Kejelasan pedoman eksplorasi berkaitan dengan prosedur penelitian

mulai dari identifikasi dan perumusan kesimpulan. Hal-hal yang

menyangkut kemudahan pelaksanaan perlu dipertimbangkan untuk

dipergunakan sebagai sumber belajar biologi di SMA. Berikut penjabaran

dari pertimbangan penulis :

(1) Ketersediaan objek

Objek sungai dapat ditemui pada area yang luas, dimulai dari

Kabupaten Sleman, Kota Jogjakarta hingga Kabupaten Bantul,

52

dalam penelitian ini objek yang diteliti adalah 2 sampel air sungai,

8 sampel air sumur serta 8 keluarga.

(2) Segi Waktu

Penelitian terhadap objek memerlukan waktu yang cukup lama,

yaitu 2 minggu. Agar dapat diterapkan pada kegiatan

pembelajaran, maka dilakukan seleksi dan modifikasi dalam

langkah-langkah penelitiannya.

(3) Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang digunakan adalah seperangkat alat

sampling air, alat pengujian total mikroba, form inspeksi sanitasi

dan angket perilaku harian masyarakat

(4) Biaya

Biaya cukup mahal untuk pengujian bakteri coliform dan tenaga

lapangan dari dinas kesehatan. Hal ini menjadi pertimbangan bagi

penulis untuk tidak melibatkan siswa melalui kegiatan lapangan

langsung.

(5) Jarak

Jarak sekolah dengan tempat penelitian cukup dekat, namun perlu

mobilisasi siswa beserta alat-alat yang digunakan.

Berdasarkan pertimbangan tersebut maka prosedur penelitian

pengujian bakteri coliform diseleksi, dan dikemas dimulai dari hasil yang

53

diperoleh peneliti, sehingga dapat digunakan dalam pembelajaran di SMA

Kelas X Semester II.

f) Kejelasan perolehan yang dicapai

Kejelasan perolehan yang akan dicapai adalah kejelasan hasil berupa

proses dan hasil yang dapat mengembangkan aspek-aspek dalam

pembelajaran biologi bagi siswa, meliputi :

1) Perolehan kognitif

(i) Penambahan pengetahuan tentang pencemaran lingkungan

terutama pencemaran air

(ii) Penambahan pengetahuan tentang karakterisrik air bersih

dan air tercemar

(iv) Mampu menjelaskan hasil penelitian tentang kualitas air

sungai dan air sumur Daerah Aliran Sungai Gajah Wong

(iv) Dapat Menganalisis penyebab dan dampak pencemaran

dalam berbagai aspek kehidupan

2) Segi Afektif

(i) Memiliki sikap teliti dalam mencermati data

(ii) Kemampuan berdiskusi dapat dimunculkan untuk

memecahkan persoalan pencemaran air

3) Segi Psikomotor

Segi psikomotor yang ditemukan dalam penelitian meliputi :

54

(i) Dapat membandingkan hasil pengujian perhitungan

bakteri dengan baku mutu air berdasarkan parameter

mikrobiologis

(ii) Dapat menghubungkan kejadian pencemaran air sumur

dengan insidensi penyakit diare

(iii) Dapat menganalisis faktor-faktor penyebab kontaminasi

bakteri coliform

Ketika persyaratan sudah dipenuhi, maka filakukan pengkajian proses dan

hasil penelitian yang relevan dengan permasalahan perubahan lingkungan

pada mata pelajaran biologi di SMA. Berikut penjabarannya:

a. Segi proses

Ditinjau dari segi prosesnya, langkah-langkah kegiatan penelitian

mengikuti prosedur metode ilmiah

(1) Identifikasi masalah

Daerah Sungai Gajah Wong terpapar oleh limbah rumah tangga

maupun industri yang diduga turut memengaruhi kualitas air sungai

dan air sumur di bantaran Sungai Gajah Wong. Kualitas air tersebut

juga diduga mempengaruhi kualitas kesehatan masyarakat, karena air

tersebut masih dikonsumsi sebagai air minum, maka penelitian

dilakukan guna memperoleh informasi kualitas air sungai dan sumur

di bantaran sungai berdasarkan parameter mikrobiologi dalam

hubungannya dengan insiden penyakit diare dan gastroenteritis.

55

(2) Perumusan masalah

Rumusan masalah yang dapat disusun yaitu : Bagaimana kualitas air

Sungai Gajah Wong dan air sumur di bantaran Sungai Gajah Wong

ditinjau dari parameter mikrobiologinya? Bagaimana hubungan

kualitas air sungai Gajah Wong dan air sumur di bantaran sungai Gajah

Wong berdasarkan parameter mikrobiologisnya? Bagaimana kualitas

kesehatan masyarakat di Bantaran Sungai Gajah Wong? Bagaimana

hubungan parameter mikrobiologi air sumur dengan kondisi kesehatan

masyarakat di bantaran sungai Gajah Wong?

(3) Perumusan Tujuan

Berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka tujuan yang akan

dicapai yaitu: mengetahui kualitas air sungai Gajah Wong dan air

sumur di bantaran sungai Gajah Wong ditinjau dari parameter

mikrobiologinya, mengetahui hubungan kualitas air sungai Gajah

Wong dan air sumur di bantaran sungai Gajah Wong berdasarkan

parameter mikrobiologinya, mengetahui kualitas kesehatan

masyarakat di Bantaran Sungai Gajah Wong, mengetahui hubungan

parameter mikrobiologi air sumur dengan kondisi kesehatan

masyarakat di bantaran sungai Gajah Wong

56

(4) Pencarian Kajian Pustaka

Kajian pustaka yang digunakan untuk memperoleh informasi yang

mendukung penelitian dan pembahasan diantaranya adalah isi

Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia dan jurnal ilmiah

tentang pencemaran air dan epidemiologi

(5) Pelaksanaan prosedur penelitian

Pelaksanaan prosedur penelitian yang relevan untuk siswa disesuaikan

dengan pemenuhan syarat kejelasan eksplorasi

(6) Analisis dan pembahasan hasil data

Dalam penelitian ini dibahas tentang kualitas air, parameter kualitas

air, cara pengujian total mikroba dan pengujian coliform, inspeksi

sanitasi, standar mutu air, dampak pencemaran air. Pembahasan yang

relevan untuk siswa SMA adalah kualitas air, data hasil pengujian total

mikroba dan bakteri coliform serta dampak pencemaran.

(7) Penarikan kesimpulan

Pada penelitian mengenai hubungan kualitas air sumur dengan

insidensi penyakit pencernaan berdasarkan kandungan bakteri

coliform di DAS Gajah Wong Yogyakarta dapat dimanfaatkan sebagai

bahan ajar untuk kegiatan pembelajaran materi perubahan lingkungan

(8) Mengomunikasikan hasil penelitian

Peneliti mengkomunikasikan hasil dalam bentuk laporan secara sistematis

dan jelas.

57

b. Segi hasil

Hasil penelitian yang diperoleh dari proses penelitian ini adalah berupa fakta

dan konsep yang relevan dengan materi Perubahan Lingkungan untuk siswa

SMA yang termuat dalam tabel 6.

2) Seleksi dan Modifikasi Produk Penelitian

Produk penelitian juga harus dimodifikasi agar dapat mendukung proses

pembelajaran bagi peserta didik. Mengingat berbagai keterbatasan, tidak mungkin

dapat membawa siswa ke lapangan maupun melakukan kegiatan penelitian, sehingga

fakta dan konsep hasil penelitian kemudian diorganisasikan dalam bentuk gambar/

foto, tabel maupun diagram atau grafik. Modifikasi dalam hal ini juga perlu dilakukan

untuk menambah kajian tentang konsep-konsep yang belum terdapat pada penelitian

agar lebih memenuhi kompetensi yang ditetapkan kurikulum.

Keseluruhan konsep yang merupakan produk penelitian tersebut belum tentu

dapat ditangkap peserta didik, karena kepekaan individu satu dengan yang lain

berbeda-beda. Sehingga keseluruhan fakta dan konsep yang mendukung pembelajaran

kemudian di susun menjadi bahan ajar dalam bentuk modul. Modul inilah yang

diharapkan menjembatani interaksi antara peserta didik dengan objek biologi

khususnya mengenai pencemaran air.

3) Penerapan dan Pengembangan Hasil Penelitian sebagai Sumber Belajar

Tahap terakhir dalam pengangkatan atau pemanfaatan hasil penelitian sebagai

sumber belajar adalah penerapan dan pengembangan hasil penelitian sebagai sumber

belajar Biologi SMA diwujudkan ke dalam bahan ajar berbentuk modul pembelajaran.

58

2. Pengemasan Sumber Belajar Menjadi Bahan Ajar dalam Bentuk Modul Pembelajaran 1. Tahap Analisis (analysis)

a. Analisis Kompetensi Analisis Kompetensi dilakukan dengan menganalisis kurikulum dengan

mengidentifikasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang tercantum

dalam Kurikulum 2013 SMA Kelas X mata pelajaran biologi. Hasil penelitian

ini yang mengungkap tentang pencemaran air di Sungai dan di Sumur bantaran

Sungai Gajah Wong yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ada, yaitu:

Tabel 7. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang menjadi Acuan Kompetensi Inti Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

Kompetensi Dasar

Menganalisis data perubahan lingkungan dan dampak dari perubahan perubahan tersebut bagi kehidupan

Analisis pada KI dan KD menunjukkan bahwa materi pencemaran air

berpotensi untuk dikembangkan menjadi modul pembelajaran. Perlu adanya

penjabaran yang lebih mendalam mengenai pencemaran air, ditambah dengan

permasalahan pencemaran di lingkungan sekitar beserta penanggulangannya.

b. Analisis Siswa

Modul pembelajaran ini diperuntukkan bagi siswa kelas X SMA.

Kelas yang menjadi sampel penelitian ini adalah kelas X IPA 1-3 SMA N

59

5 Yogyakarta. Siswa kelas X IPA 1-3 yang menjadi sampel pada uji terbatas

berjumlah 14 siswa. Hasil observasi yang dilakukan di SMA N 5

Yogyakarta menunjukkan bahwa siswa sudah mampu belajar sendiri secara

mandiri. Siswa mampu terbuka bagi perbaikan modul, siswa antusias dalam

menanggapi informasi yang dimual dalam modul. Kondisi siswa yang

menjadi sampel adalah siswa yang sudah melewati materi Perubahan

Lingkungan.

c. Analisis Instruksional

Analisis instruksional atau analisis pembelajaran dilakukan dengan

cara menjabarkan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar menjadi tujuan

dan indikator pembelajaran kemudian menentukan urutan pembelajaran.

KD yang dipilih sebagai dasar penyusunan modul pembelajaran ini yaitu

Kompetensi Dasar 3.11 Menganalisis data perubahan lingkungan dan

dampak dari perubahan perubahan tersebut bagi kehidupan, namun pada

penelitian ini difokuskan pada Pencemaran Air di Sungai Gajah Wong dan

Air Sumur di bantaran Sungai Gajah Wong. Hasil penjabaran Kompetensi

Inti dan Kompetensi Dasar sebagai berikut.

60

Tabel 8. Penjabaran Kompetensi Dasar menjadi Indikator dan Tujuan Kompetensi

Dasar Tujuan Indikator

Menganalisis data perubahan lingkungan dan dampak dari perubahan perubahan tersebut bagi kehidupan

Siswa mengetahui konsep perubahan lingkungan yang meliputi keseimbangan lingkungan, pencemaran lingkungan serta daur ulang limbah

1. Menjelaskan konsep keseimbangan alam

2. Menjelaskan pengertian pencemaran lingkungan

3. Menganalisis faktor penyebab dan dampak pencemaran lingkungan

4. Mengusulkan solusi permasalahan yang berhubungan dengan daur ulang limbah

Berdasarkan analisis instruksional dengan menjabarkan KI dan KD

menjadi tujuan dan indikator, perlu adanya modul pembelajaran sesuai

dengan indikator mengenali pencemaran lingkungan dan menganalisis

faktor penyebab dan dampak pencemaran lingkungan

2. Tahap Perencanaan (design)

Perencanaan modul berupa rancangan yang terdiri dari penyusunan

kerangka struktur modul pengayan (Outline), penyusunan sistematika

modul pembelajaran, dan perancangan alat evaluasi.

a. Penyusunan Kerangka Struktur Modul Pembelajaran(Outline) Tahap ini dilakukan penyusunan kerangka struktur modul

pembelajaran (Outline) beserta komponen-komponennya, yaitu:

61

Tabel 9. Kerangka Struktur Modul Pembelajaran (Outline) No Komponen Keterangan

1 Cover a. Cover luar b. Halaman sampul dalam

2 Bagian Pendahuluan

a. Kata Pengantar b. Daftar Isi c. Daftar Gambar d. Daftar Tabel e. Pendahuluan f. Petunjuk Penggunaan Modul g. Kompetensi (Uraian Kompetensi Inti dan

Kompetensi Dasar yang digunakan) h. Cakupan Materi

3 Bagian Kegiatan Belajar

a. Kegiatan Belajar 1. Pencemaran Air 1. Pengertian Air Bersih 2. Pencemaran Air 3. Dampak Pencemaran Air 4. Penanggulangn dan Pencegahan Pencemaran Air

5. Rangkuman Kegiatan Belajar 1 6. Tes Formatif Kegiatan Belajar 1 7. Lembar Jawaban 8. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

a. Kegiatan Belajar 2. Penelitian Kualitas Air Sungai dan Tanah di Daerah Aliran Sungai Gajah Wong 1. Profil Gajah Wong 2. Hasil Pengujian Mikrobiologi 3. Kriteria Sumur yang baik 4. Dampak Lingkungan Perairan yang

Tercemar 5. Upaya Penanganan 6. Rangkuman Kegiatan Belajar 2 7. Tes Formatif Kegiatan Belajar 2 8. Lembar Jawaban

4 Bagian Evaluasi dan Kunci Jawaban

a. Ulangan Akhir b. Lembar Jawaban c. Kunci Jawaban

5 Glosarium dan Daftar Pustaka

a. Glosarium b. Daftar Pustaka c. Lampiran Baku Mutu Air d. Biodata Penulis

62

b. Penyusunan Sistematika Modul Pembelajaran

Tahap penyusunan modul pembelajaran dilakukan dengan menyusun

sistematika modul mengacu pada kerangka struktur modul yang telah

dibuat, kemudian menentukan urutan penyajian materi, kesesuaian tata

letak dan tata tulis, pemilihan konten dan background modul yang

mendukung materi yang disajikan dalam modul pembelajaran. Bahan-

bahan yang dikumpulkan untuk menyusun kegiatan 1 modul pembelajaran

ini adalah materi pencemaran air secara umum, pengertian air bersih,

dampak pencemaran air, penanggulangan dan pencemaran air. Materi yang

terdapat pada bagian ini terdiri dari teks, gambar ilustrasi mengenai siklus

hidrologi, ilustrasi sumur dan tempat pembuangan, kenampakan eceng

gondok, bakteri E. coli.

Bagian kedua adalah materi tentang hasil penelitian kualitas air sungai

dan tanah di daerah aliran Sungai Gajah Wong. Materi yang terdapat pada

bagian ini terdiri dari teks, tabel hasil perhitungan total mikroba dan jumlah

bakteri coliform, tabel inspeksi sanitasi, gambar Sungai Gajah Wong.

c. Perancangan Alat Evaluasi

Alat evaluasi merupakan alat atau instrumen penilaian yang digunakan

untuk menilai kualitas modul pembelajaran yang akan dibuat. Peneliti

merancang alat evaluasi yaitu instrumen penilaian modul pembelajaran

yang berupa angket daftar isian (check list) yang divalidasi secara logis oleh

63

dosen pembimbing dalam proses bimbingan skripsi. Daftar penilaian untuk

reviewer ahli materi, ahli media, dan guru memiliki perbedaan aspek.

Penilaian reviewer ahli materi yaitu penilaian aspek kebenaran konsep

yang terdiri dari daftar isian (check list) Benar (B) dan Salah (S). Penilaian

reviewer ahli media terdiri dari aspek penyajian, keterbacaan, kualitas

interaksi. Aspek pada penilaian yang dilakukan oleh guru meliputi aspek

kesesuaian dengan kompetensi, aspek kelengkapan materi, aspek penyajian,

aspek keterbacaan, aspek kualitas interaksi dan aspek kegrafisan. Angket

tanggapan siswa memuat aspek komponen kelayakan isi, aspek

keterbacaam, aspek penyajian, dan aspek kegrafisan. Daftar isian (check

list) untuk reviewer ahli media dan guru yaitu Sangat Benar (SB), Benar

(B), Kurang (K), dan Sangat Kurang (SK). Angket untuk tanggapan siswa

juga mengsisi daftar isian yang berisi Sangat Setuju (SS), Setuju (S) Tidak

setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).

9. Tahap Pengembangan (development)

Pada tahap pengembangan terdapat lima langkah yng dilakukan, yaitu

pra penulisan, penulisan draft, penyuntimham 1, revisi 1, penyuntingan 2,

dan revisi 2.

1) Pra Penulisan

Kegiatan pada tahap pra penulisan yaitu memilih jenis modul yang

akan dibuat, yaitu modul self instructional yang dirancang untuk

pembelajaran mandiri siswa. Kemudian pada tahap ini juga

64

mengumpulkan referensi dan sumber pustaka baik berupa gambar

maupun teks yang berhubungan dengan materi Pencemaran Air.

Referensi yang digunakan juga disesuaikan dengan Kompetensi Inti

dan Kompetensi Standar pada Kurikulum 2013 (K13). Referensi yang

telah terkumpul dikonsultasikan kepada dosen pembimbing untuk

mengetahui kebenaran konsep pencemaran air untuk kelas X Semester

2. Gambar yang terdapat di dalam modul diperoleh dari sumber

koleksi pribadi, referensi maupun dari internet kemudian disunting

dan ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan.

2) Penulisan Draft

Tahapan ini terfokus pada penyajian materi setiap kegiatan pada

modul pembelajaran sesuai dengan kerangka modul yang telah dibuat.

Penyusunan materi dan keruntutan materi disusun berdasarkan

masukan dari dosen pembimbing. Modul pembelajan yang telah

dibuat kemudian dikonsultasikan kembali dengan dosen pembimbing

untuk mendapatkan saran dan masukan. Beberapa saran dan masukan

yang diberikan adalah:

a. Pembimbing 1

Berikut masukan dari dosen pembimbing 1 beserta tindak lanjut oleh

peneliti mengenai modul yang telah disusun.

65

Tabel 10. Masukan Dosen Pembimbing 1 dan Tindak lanjutnya No Masukan Tindak Lanjut

1 Karakteristik modul terdiri dari unit-unit kecil, minimal terdiri dari 2 kegiatan pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dibuat menjadi 2 kegiatan belajar, rancangan kegiatan belajar 3 yang menjelaskan cara pengujian bakteri dihilangkan

2 Karakteristik modul yang dibuat merupakan modul pembelajaran, sehingga susbtansi harus sesuai dengan kurikulum

Dilakukan analisis isi kurikulum pada Bab Perubahan Lingkungan kemudian menganalisis isi buku- buku yang digunakan sebagai acuan dalam pembelajaran Biologi dengan menggunakan Kurikulum 2013

3 Rambu-rambu isi tiap Kegiatan Belajar diperbaiki, disesuaikan dengan substansi hasil penjabaran dari Kurikulum 2013.

Kegiatan Belajar 1. Pencemaran Air Berisi pengertian, parameter kualitas air, air bersih dan air tercemar, sumber pencemar, dampak pencemaran air, penanggulangan pencemaran air Kegiatan Belajar 2. Kasus Pencemaran Air di Sungai dan Daerah Aliran Sungai Gajah Wong Berisi penyebab, kondisi awal, cara pengujian, cara penanggulangan

4 Bagaimana memunculkan kemampuan analisis data siswa

Kemampuan analisis data dipacu dengan adanya Question and Answer pada kegiatan belajar 2

b. Pembimbing 2

Berikut ini merupakan masukan dari pembimbing II beserta tindak

lanjut oleh peneliti mengenai modul yang telah disusun.

66

Tabel 11. Masukan Dosen Pembimbing 2 dan Tindaklanjutnya No Masukan Tindak Lanjut

1 Penulisan kata depan yang benar

Awal kalimat tidak menggunakan kata depan

2 Sistematika penulisan yang baik, menggunakan kata-kata yang baku

Kesalahan tulis diperbaiki, memperbaiki sistematika sesuai dengan panduan penyusunan tugas akhir

3. Koreksi penulisan satuan jumlah bakteri coliform

Korksi dari cfu/gr menjadi cfu/ml

3) Penyuntingan 1

Tahap penyuntingan 1 dilakukan untuk memperoleh penilaian dan

pengkajian terhadap kualitas modul ditinjau dari segi ahli materi dan ahli

media. Penilaian diberikan beserta saran dan perbaikan dari ahli materi dan

media untuk menghindari kesalahan konsep maupun bahasa serta untuk

menghindari buruknya kualitas interaksi. Hasil revisi oleh ahli materi dan

ahli media selanjutnya di review oleh guru dan dan diujicobakan kepada

siswa SMA N 5 Yogyakarta.

a) Ahli Materi

Hasil penilaian oleh ahli materi ditinjau dari kebenaran konsep

yang terdiri dari beberapa butir konsep yang disajikan. Reviewer dari

dosen ahli materi ini dilakukan oleh dosen pengampu mata kuliah Ilmu

Lingkungan. Permohonan dan penyerahan angket pada kedua ahli

materi yaitu Dr. Tien Aminatun, M.Si. sebagai ahli materi 1 pada

tanggal 23 Mei 2017 dan Dr. Suhartini, MS. sebagai ahli materi II pada

tanggal 23 Mei 2017. Angket penilaian ahli materi dapat dilihat pada

67

lampiran 2. Berikut ini adalah hasil penilaian aspek kebenaran konsep

oleh dosen ahli materi.

Tabel 12. Hasil Penilaian Aspek Kebenaran Konsep oleh Dosen Ahli Materi

Ahli Materi Frekuensi Kriteria Penilaian Aspek Kebenaran Konsep

Benar (B) Salah (S) 1 27 1 2 19 9 �f 46 10

Persentase (%) 82,14% 17,86%

Hasil penilaian aspek kebenaran konsep pada modul oleh ahli

materi menunjukkan bahwa presentase kebenaran konsep sebesar

82,14% dikatakan benar dan 17,86% dikatakan salah. Selanjutnya

dilakukan perbaikan-perbaikan terhadap konsep-konsep yang dianggap

masih kurang benar dengan mencari sumber referensi yang lebih tepat.

Gambar 6. Diagram Hasil Penilaian Aspek Kebenaran Konsep

Modul Pembelajaran oleh Dosen Ahli Materi

82%

18%

Diagram Frekuensi Kriteria Penilaian Aspek Kebenaran Konsep

Benar (B)

Salah (S)

68

Persentase kualitas aspek kebenaran konsep modul

pembelajaran Pencemaran Air dengan melihat penilaian dan persentase

secara keseluruhan dikategorikan sangat baik dengan konsep-konsep

yang sebagian besar dinilai benar oleh ahli materi. Konsep-konsep yang

salah dilakukan revisi sesuai masukan dosen ahli materi. Masukan yang

diberikan oleh ahli materi beserta tindak lanjutnya disajikan dalam tabel

13.

Tabel 13. Masukan dari Ahli Materi dan Tindak Lanjutnya

No. Masukan Tindak Lanjut 1. Memperdalam pengertian

pencemaran air pada Undang-Undang (UU) No 32 tahun 2009

Mempelajari pengertian pencemaran air yang termuat dalam UU tersebut, kemudian memperbaiki definisi pencemaran air yang ada di dalam draft modul

2. Pengertian air bersih dikoreksi

Membaca PP (Peraturan Pemerintah) tentang air dan definisnya Pengertian air bersih diubah dari air yang bebas dari organisme penyebab penyakit dan bahan kimia beracun menjadi air yang bebas dari organisme, zat atau larutan penyebab penyakit dan bahan kimia beracun

3 Perlu adanya penambahan keterangan pada kalimat adanya limbah dari aktivitas manusia yang masuk ke dalam perairan merupakan salah satu sumber pencemar

Keterangan tambahan berupa informasi jumlah limbahnya, apakah melebihi batas yang dipersyaratkan atau tidak

4 Perlu memperdalam mengenai kategori air berdasarkan golongannya dan konsistensi dalam

Kategori air berdasarkan golongannya dipelajari dalam PP 82 Tahun 2001

69

menggunakan standar sebagai acuan

5 Informasi yang kurang tepat pada kalimat Konstruksi sumur yang tidak sesuai dengan kriteria sumur yang baik menyebabkan kontaminasi E.coli

Perbaikan informasi bahwa jenis kontaminan yang timbul bukan hanya E. Coli

6 Konsep yang kurang tepat pada Penanggulangan pencemaran dilakukan dengan rehabilitasi lingkungan

Perbaikan informasi dilakukan dengan menambah keterangan bahwa sosialisasi pada masyarakat untuk menguatkan kesadaran juga merupakan upaya penanggulangan

7 Perbaikan tata tulis yang sesuai dengan EYD (Ejaan yang Disempurnakan)

Revisi pada penulisan yang sudah ditandai untuk diperbaiki

8 Design warna yang terlalu pucat

Pembuatan design ulang yang lebih menarik

9 Penambahan gambar-gambar maupun ilustrasi agar modul lebih menarik

Penambahan gambar yang sesuai dengan tema

10 Konsep yang kurang tepat pada kalimat E. coli merupakan salah satu penyebab terjadinya penyakit diare pada manusia

Perlu penambahan informasi bahwa E.coli merupakan flora nornal pada usus manusia, ketika keberadaannya diluar tubuh dan populasinya berlebih maka bakteri tersebut merupakan indikator adanya pencemaran tinja. E.coli juga merupakan penanda adanya bakteri lain yang bersifat pathogen. Jika E.coli masuk dalam tubuh manusia, tidak berada pada tempat seharusnya dan populasinya berlebih maka ia akan menimbulkan penyakit

11 Penambahan pengertian Daerah Aliran Sungai pada awal kegiatan belajar 2

Batasan Daerah Aliran Sungai dalam pengertian yang sesungguhnya dengan yang ada dalam penelitian diperjelas

70

b) Ahli Media

Hasil penilaian dari dosen ahli media ditinjau dari empat aspek

utama yaitu aspek penyajian, aspek keterbacaan, aspek kualitas

interaksi dan aspek kegrafisan. Reviewer dari dosen ahli media ini

dilakukan oleh dua orang dosen yang ahli terhadap media pembelajaran.

Permohonana dan penerahan angket review kepada dosen ahli media 1

yaitu Yuni Wibowo, M.Pd. pada tanggal 23 Mei 2017 dan dosen ahli

media II yaitu Atik Kurniawati, M.Pd. pada tanggal 23 Mei 2017.

Lembar agket penilaian ahli media I pada tanggal 30 Mei 2017 dan ahli

media II pada tanggal 31 Mei 2017. Lembar angket penilaian ahli media

dapat dilihat pada lampiran 2. Berikut hasil penilaian media

pembelajaran oleh dosen ahli media.

71

Tabel 14. Hasil Penilaian Kualitas Modul Pembelajaran oleh Ahli Media

Aspek Penilaian

Ahli Media

Frekuensi Penilaian Sangat

Baik (SB) Baik (B) Kurang

(K) Sangat Kurang

(SK) Aspek Penyajian

1 1 22 1 0 2 4 20 0 0 �� 5 42 1 0 % 10,42 % 87,5 % 2,08 % 0 %

Aspek Keterbacaan

1 0 9 0 0 2 2 7 0 0 �� 2 16 0 0 % 11,11 % 88,89 % 0 % 0 %

Aspek Kualitas Interaksi

1 2 3 0 0 2 0 5 0 0 �� 2 8 0 0 % 20 % 80 % 0 % 0 %

Aspek Kegrafisan

1 0 6 1 0 2 0 6 1 0 �� 0 12 2 0 % 0 % 85,71 % 14,29 % 0 %

Total Frekuensi Seluruh Aspek 9 78 3 0

Rata-Rata Presentase (%) 10,38 % 85,53 % 4,09 % 0 %

(1) Aspek Penyajian

Hasil penilaian aspek penyajian pada modul pembelajaran

pencemaran air Sungai Gajah Wong dan air sumur DAS Gajah

Wong menunjukkan bahwa persentase aspek penyajian sebesar

10.42% dikatakan sangat baik, 87,5% dikatakan baik, dan 2,08%

dikatakan kurang. Hasil penilain tersebut menunjukkan kriteria baik

memiliki frekuensi kemunculan paling banyak, sehingga menjadi

modus dalam penelitian ini.

72

(2) Aspek Keterbacaan

Hasil penilaian kualitas aspek keterbacaan pada modul

pembelajaran ini menunjukkan bahwa presentase aspek keterbacaan

sebesar 11,11% dikatakan sangat baik, 88,89% dikatakan baik.

Hasil penialaian tersebut menunjukkan kriteria baik memiliki

frekuensi kemunculan paling banyak, sehingga menjadi modus

dalam penilaian ini.

(3) Aspek Kualitas Interaksi

Hasil penilaian aspek kualitas interaksi pada modul pembelajaran

pencemaran air Sungai Gajah Wong dan air sumur DAS Gajah

Wong menunjukkan bahwa persentase aspek penyajian sebesar 20%

dikatakan sangat baik, 80% dikatakan baik. Hasil penilain tersebut

menunjukkan kriteria baik memiliki frekuensi kemunculan paling

banyak, sehingga menjadi modus dalam penelitian ini.

(4) Aspek Kegrafisan

Hasil penilaian aspek kegrafisan pada modul pembelajaran

pencemaran air Sungai Gajah Wong dan air sumur DAS Gajah

Wong menunjukkan bahwa persentase aspek penyajian sebesar

85,71% dikatakan baik, 14,29% dikatakan kurang. Hasil penilain

tersebut menunjukkan kriteria baik memiliki frekuensi kemunculan

paling banyak, sehingga menjadi modus dalam penelitian ini.

73

Presentase kualitas modul pembelajaran pencemaran air Sungai

Gajah Wong dan air sumur DAS Gajah Wong secara keseluruhan

ditinjau dari empat aspek sebesar 10,38% dinilai sangat baik, 85,53%

dinilai baik, dan sisanya 4,09% dinilai kurang oleh ahli media.

Gambar 7. Diagram Hasil Penilaian Kualitas Modul Pembelajaran

oleh Dosen Ahli Media Persentase hasil penilaian kualitas modul pembelajaran

pencemaran air Sungai Gajah Wong dan air sumur DAS Gajah Wong

secara keseluruhan ditinjau dari ketiga aspek dengan melihat penilaian

dan persentase keseluruhan dikategorikan baik. Berikut terdapat

beberapa masukan dan saran dari ahli media dan tindak lanjut yang

dilakukan oleh peneliti.

10%

86%

4%

0%

Hasil Penilaian Kualitas ModulPembelajaran oleh Dosen Ahli Media

Sangat Baik (SB)

Baik (B)

Kurang (K)

Sangat Kurang (SK)

74

Tabel 15. Masukan dari Ahli Media dan Tindak Lanjutnya

No. Masukan Tindak Lanjut

1. Perbaikan tujuan pembelajaran untuk diseragamkan dan divariasi berdasarkan tingkatan pengetahuan kognitif

Memperbaiki redaksi tujuan pembelajaran dengan ���������� �� ��� �������

menyesuaikan tingkat pengetahuan dengan substansi yang mengarah pada pencapaian tujuan pembelajaran tersebut

2. Mempelajari dan menambah informasi mengenai gerakan 3R pada bagian cara penanggulangan sampah/limbah

Mempelajari jabaran gerakan 7R kemudian meminta saran dari dosen ahli materi I sebagai bahan pertimbangan untuk merevisi draft modul

3. Melengkapi daftar isi dengan rincian bagian-bagian dari kegiatan belajar 1 dan 2

Daftar isi direvisi dengan menambah rincian bagian setiap kegiatan belajar

4. Ukuran huruf dan gambar ilustrasi disesuaikan dengan isi modul

Font diubah menjadi ukuran 12, gambar diganti dengan gambar yang lebih jelas, gambar pada kegiatan belajar 1 dipilih yang mewakili air tercemar

5. Bagian petunjuk penggunaan modul diberi keterangan ��������������������

Keterangan penjelas adanya ������ ������ ��� ��������

yang berhubungan dengan isi modul

6. Jumlah titik pada soal formatif diseragamkan sesuai dengan kriteria

Jumlah titik sebanyak 4 (....)

7. Bagian glosarium tidak termasuk lampiran namun merupakan bagian tersendiri dalam modul

Mengubah halaman dan menempatkan glosarium diatas lampiran

8. Perlu adanya tugas yang meningkatkan keaktifan siswa

Adanya Question and Answer pada kegiatan belajar 2

75

9. Penyusunan soal formatif yang aplikatif dan mendorong siswa melakukan analisis

Penyusunan kisi-kisi soal mempertimbangkan tingkat pengetahuan kognitif

10. Perintah dalam Question and Answer, Quiz, maupun tes formatif harus jelas

Perbaikan redaksi dari petunjuk dan perintah dari Question and Answer, Quiz, maupun tes formatif harus jelas

11. Desain cover disesuaikan dengan judul dan isi modul

Perbaikan Desain cover dengan ilustrasi pencemaran air

4) Revisi 1

Revisi dilakukan berdasarkan hasil penyuntingan 1 oleh dosen ahli

materi dan dosen ahli media. Revisi 1 dilakukan sesuai dengan saran,

tanggapan, masukan, perbaikan konsep, hasil penilaian dosen ahli materi

dan ahli media serta tindak lanjut dari peneliti pada tahap penyuntingan 1.

Hasil revisi sebagai berikut :

a) Mengganti desain cover modul pembelajaran dengan ilustrasi

pencemaran air

b) Mengubah pengertian pencemaran air dan pembagian golongan

berdasarkan Undang-Undang No 32 tahun 2009

c) Mengganti layout modul dengan warna yang lebih cerah

d) Merevisi tulisan menjadi font 12

e) Perbaikan redaksi tujuan pembelajaran

f) Soal diubah menjadi soal yang lebih aplikatif

g) Menyesuaikan kata-kata sesuai dengan EYD

76

h) �������� ������� ������ ��� ����� �� �� ��� ���� �������

penggunaan modul

i) Penambahan rincian kegiatan belajar 1 dan kegiatan belajar 2 pada

daftar isi

j) Perbaikan konsep tentang alur pencemaran air oleh bakteri

k) Penambahan pengertian Daerah Aliran Sungai (DAS)

l) Penambahan gambar yang mendukung visualisasi isi dari modul

5) Penyuntingan 2

Tahap penyuntingan 2 dilakukan dalam bentuk review modul pada 2

guru biologi dilanjutkan dengan ujicoba terbatas pada 14 siswa kelas X

yang telah melewati materi perubahan lingkungan di SMA Negeri 5

Yogyakarta.

1) Guru

Penilaian oleh guru biologi dilakukan oleh 2 guru biologi di SMA

Negeri 5 Yogyakarta yang mengampu kelas X Ibu Dra. Dwi Essy

Sumaryanti dan Ibu Suhartati, S.Pd. Permohonan dan penyerahan

angket penilaian kepada kedua guru biologi dilakukan pada tanggal 09

Juni 2017. Peneliti mendapatkan kembali hasil penilaian pada tanggal

20 Juni 2017. Angket penilaian modul pembelajaran oleh guru biologi

terdapat pada lampiran 2. Berikut adalah hasil penilaian modul

pembelajaran oleh guru.

77

Tabel 16. Hasil Penilaian Modul Pembelajaran oleh Guru Biologi

Aspek Penilaian

Ahli Media

Frekuensi Penilaian Sangat Baik (SB)

Baik (B) Kurang (K)

Sangat Kurang (SK)

Aspek Kesesuaian dengan Kompetensi

1 2 1 0 0 2 2 1 0 0 �� 4 2 0 0 % 66,7 % 33,33 % 0% 0 %

Aspek Kelengkapan Materi

1 2 2 0 0 2 1 3 0 0 �� 3 5 0 0 % 37,5% 62,5 % 0 % 0 %

Aspek Penyajian

1 8 10 0 0

2 8 10 0 0 �� 16 20 0 0 % 44,44 % 55,56 % 0 % 0 %

Aspek Keterbacaan

1 2 7 0 0 2 2 7 0 0 �� 4 14 0 0 % 22.22 % 77.78 % 0 % 0 %

Aspek Kualitas Interaksi

1 1 2 0 0 2 1 2 0 0 �� 2 4 0 0 % 33,33 % 66,67 % 0 % 0 %

Rata-Rata Presentase (%) 40.83% 59.17% 0,00% 0,00%

(1) Aspek Kesesuaian dengan Kompetensi

Hasil penilaian aspek kesesuaian dengan kompetensi pada modul

mereview modul pembelajaran pencemaran air Sungai Gajah Wong

dan air sumur DAS Gajah Wong oleh guru bilogi menunjukkan

bahwa 66,67% dikatakan sangat baik dan 33,33% dikatakan baik.

Hal tersebut menujukkan bahwa kriteria sangat baik menjadi

78

frekuensi kemunculan paling banyak, sehingga menjadi modus

dalam penilaian aspek ini.

(2) Aspek Kelengkapan Materi

Hasil penilaian aspek kelengkapan materi pada modul mereview

modul pembelajaran pencemaran air Sungai Gajah Wong dan air

sumur DAS Gajah Wong oleh guru bilogi menunjukkan bahwa 37,5

% dikatakan sangat baik dan 62,5 % dikatakan baik. Hal tersebut

menujukkan bahwa kriteria baik menjadi frekuensi kemunculan

paling banyak, sehingga menjadi modus dalam penilaian aspek ini.

(3) Aspek Penyajian

Hasil penilaian aspek penyajian pada modul mereview modul

pembelajaran pencemaran air Sungai Gajah Wong dan air sumur

DAS Gajah Wong oleh guru bilogi menunjukkan bahwa 44,44%

dikatakan sangat baik dan 55,56% dikatakan baik. Hal tersebut

menujukkan bahwa kriteria baik menjadi frekuensi kemunculan

paling banyak, sehingga menjadi modus dalam penilaian aspek ini.

(4) Aspek Keterbacaan

Hasil penilaian aspek keterbacaan pada modul mereview modul

pembelajaran pencemaran air Sungai Gajah Wong dan air sumur

DAS Gajah Wong oleh guru bilogi menunjukkan bahwa 22,22%

dikatakan sangat baik dan 77,78% dikatakan baik. Hal tersebut

79

menujukkan bahwa kriteria baik menjadi frekuensi kemunculan

paling banyak, sehingga menjadi modus dalam penilaian aspek ini.

(5) Aspek Kualitas Interaksi

Hasil penilaian aspek kesesuaian dengan kompetensi pada modul

mereview modul pembelajaran pencemaran air Sungai Gajah Wong

dan air sumur DAS Gajah Wong oleh guru bilogi menunjukkan

bahwa 66,67% dikatakan sangat baik dan 33,33% dikatakan baik.

Hal tersebut menujukkan bahwa kriteria sangat baik menjadi

frekuensi kemunculan paling banyak, sehingga menjadi modus

dalam penilaian aspek ini.

Persentase kualitas kelayakan modul pembelajaran pencemaran air

Sungai Gajah Wong dan air sumur DAS Gajah Wong secara keseluruhan

dapat ditinjau dari 5 aspek tersebut sebesar 40,83% dinyatakan sangat baik

dan 59,17% dinyatakan baik oleh guru biologi. Berikut adalah proporsi

penilaian kualitas modul pembelajaran pencemaran air Sungai Gajah Wong

dan air sumur DAS Gajah Wong apabila disajikan dalam bentuk diagram.

80

Gambar 8. Diagram Hasil Penilaian Modul Pembelajaran oleh Guru Biologi Masukan atau saran yang diberikan oleh guru biologi beserta tindak

lanjutnya sebagai berikut :

Tabel 17. Masukan dan Saran Guru dan Tindak Lanjut dari Peneliti No. Masukan Tindak Lanjut 1. Usulan untuk

menyertakan KI. 4 dalam modul, dikarenakan di modul tertulis penelitian

KI. 4 tidak dimasukkan ke dalam modul sesuai dengan analisis awal kurikulum 2013

2. Menghindari soal dengan kata kecuali

Mereview ulang dan mengubah tipe soal dan mengganti redaksi kata, namun tidak semua soal diganti

a) Siswa

Modul pembelajaran ini diujicobakan kepada 14 siswa kelas X

SMA Negeri 5 Yogyakarta yang sudah melewati materi Perubahan

Lingkungan. Pengambilan data tanggapan modul pencemaran air

Sungai Gajah Wong dan air sumur DAS Gajah Wong dilakukan pada

41%

59%

0%0%

Hasil Penilaian Modul Pembelajaranoleh Guru Biologi

Sangat Baik (SB)

Baik (B)

Kurang (K)

Sangat Kurang (SK)

81

tanggal 12 Juni 2017. Angket tanggapan modul pembelajaran oleh

siswa terdapat pada lampiran. Berikut adalah hasil penilaian modul

pembelajaran oleh siswa

Tabel 18. Tanggapan Modul Pembelajaran oleh Siswa

Aspek Tanggapan

Persentase Kriteria Penilaian Sangat Setuju (SS)

Setuju (S)

Tidak Setuju (TS)

Sangat Tidak Setuju (STS)

Aspek Kelayakan Isi

21,43% 77,14% 1,43% 0,00%

Aspek Keterbacaan

10,71% 80,36% 8,93% 0,00%

Aspek Penyajian 33,57% 65% 1,43% 0,00% Aspek Kegrafisan

20,41% 74,49% 5,10% 0,00%

Rata-Rata 21,53% 74,25% 4,22% 0,00%

(1) Aspek Kelayakan Isi

Hasil tanggapan aspek komponen kelayakan isi pada modul

pembelajaran pencemaran air Sungai Gajah Wong dan air sumur

DAS Gajah Wong oleh siswa kelas X menunjukkan sebesar 21,43%

dikatakan sangat setuju, 77,14% dikatakan setuju, 1,43% dikatakan

tidak setuju. Hal itu menunjukkan bahwa setuju merupakan modus

dalam tanggapan siswa karena memiliki frekuensi kemunculan

paling banyak.

(2) Aspek Keterbacaan

Hasil tanggapan aspek keterbacaan pada modul pembelajaran

pencemaran air Sungai Gajah Wong dan air sumur DAS Gajah

82

Wong oleh siswa kelas X menunjukkan sebesar 10,71% dikatakan

sangat setuju, 80,36% dikatakan setuju, 8,93% dikatakan tidak

setuju. Hal itu menunjukkan bahwa setuju merupakan modus dalam

tanggapan siswa karena memiliki frekuensi kemunculan paling

banyak.

(3) Aspek Penyajian

Hasil tanggapan aspek penyajian pada modul pembelajaran

pencemaran air Sungai Gajah Wong dan air sumur DAS Gajah

Wong oleh siswa kelas X menunjukkan sebesar 33,57% dikatakan

sangat setuju, 65% dikatakan setuju, 1,43% dikatakan tidak setuju.

Hal itu menunjukkan bahwa setuju merupakan modus dalam

tanggapan siswa karena memiliki frekuensi kemunculan paling

banyak.

(4) Aspek Kegrafisan

Hasil tanggapan aspek kegrafisan pada modul pembelajaran

pencemaran air Sungai Gajah Wong dan air sumur DAS Gajah

Wong oleh siswa kelas X menunjukkan sebesar 20,41% dikatakan

sangat setuju, 74,49% dikatakan setuju, 5,10% dikatakan tidak

setuju. Hal itu menunjukkan bahwa setuju merupakan modus dalam

tanggapan siswa karena memiliki frekuensi kemunculan paling

banyak.

83

Persentase kualitas modul pembelajaran pencemaran air Sungai Gajah

Wong dan air sumur DAS Gajah Wong berdasarkan tanggapan siswa kelas X

secara keseluruhan ditinjau dari empat aspek menunjukkan sebesar 21,53%

sangat setuju, 74,25% setuju dan 4,22% tidak setuju. Berikut adalah penyajian

proporsi kualiatas modul pembelajaran berdasarkan tanggapan siswa yang

disajikan dalam bentuk diagram pie:

Gambar 9. Diagram Hasil Penilaian Modul Pembelajaran oleh Siswa

22%

74%

4%

0%

Hasil Penilaian Modul Pembelajaran olehSiswa

Sangat Setuju (SS)

Setuju (S)

Tidak Setuju (TS)

Sangat Tidak Setuju(STS)

84

Masukan yang diberikan oleh siswa beserta tindak lanjutnya sebagai berikut.

Tabel 19. Masukan dan Saran dari Siswa dan Tindak Lanjut dari Peneliti No. Masukan Tindak Lanjut 1. Design halaman lebih dibuat

menarik, dan diusahakan tidak menutup tulisan

Penambahan warna agar desain tidak monoton

2. Petunjuk Question and Answer lebih diperjelas

Memperbaiki petunjuk pengerjaan soal dengan kalimat yang komunikatif

3. Rangkuman kegiatan belajar lebih diperinci

Penambahan syarat mutu air pada rangkuman dengan menambahkan syarat secara fisik, kimia dan biologis

4. Kurangnya ilustrasi pada sub-bab kriteria sumur yang baik

Menambah ilustrasi sumur yang baik

5. Penjelasan siklus air dibawah gambar perlu ditambah, termasuk pengertian kata perlindian

Pengertian siklus air dijabarkan siswa melalui QUIZ, penulis memperbaiki petunjuk pengerjaan Quiz yang sifatnya lebih memandu siswa dalam mengerjakannya

6. Penggunaan kata yang berlebihan pada kalimat

Memperbaiki kalimat sesuai dengan EYD

6) Revisi 2

Revisi 2 dilakukan berdasarkan hasil penyuntingan 2 oleh guru dan

siswa serta penyempurnaan untuk hasil akhir modul pembelajaran modul

pembelajaran pencemaran air Sungai Gajah Wong dan air sumur DAS

Gajah Wong. Revisi dilakukan sesuai dengan saran dan masukan dari guru

dan siswa serta tindak lanjut yang telah ditetapkan oleh peneliti pada

penyuntingan 2. Hasi revisi sebagai berikut :

a) Meringkas bagian pendahuluan dengan mengurangi beberapa

pertanyaan agar kalimat lebih terarah

85

b) Memperbaiki kalimat yang menggunakan kata-kata yang kurang tepat

agar lebih komunikatif

c) Mereview ulang modul agar tidak ada kesalahan dalam penulisan

d) Memperbaiki soal formatif dengan mengubah redaksi soal untuk

����� ���� ��������������� ��� �

2. PEMBAHASAN

1. Penelitian Kualitas Air Sungai Gajah Wong dan Air Sumur di Daerah Aliran Sungai (DAS) Gajah Wong Sungai Gajah Wong merupakan sungai yang sudah dikenal masyarakat

Yogyakarta karena posisinya yang membelah wilayah Kota Yogyakarta.

Sungai Gajah Wong membelah wilayah Yogyakarta dengan bagian hulu dari

lereng Gunung Merapi, sedangkan hilirnya di Kabupaten Bantul. Berdasarkan

data Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul tahun 2014, mutu air Sungai

Gajah Wong pada daerah hulu dan tengah berada pada kelas II. Kualitas air

pada kelas ini merupakan air yang peruntukannya dapat digunakan untuk

prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air

untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan

mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

Berdasarkan surat keputusan Gubernur air sungai Gajah Wong dapat

digunakan untuk air minum dengan syarat diolah terlebih dahulu. Diantara

parameter yang dipersyaratkan, parameter kandungan bakteri coliform berada

86

diatas ambang batas. Hasil penelitian yang telah dilakukan selama 2 bulan

diketahui bahwa kualitas sampel air sungai dan air sumur yang diambil di

wilayah Kelurahan Warungboto dan Padukuhan Papringan memiliki

kandungan bakteri coliform melebihi kriteria yang ditetapkan, dan masuk

dalam kategori tercemar.

a. Kondisi Wilayah Kelurahan Warungboto dan Padukuhan Papringan

Data sampel air sumur dan sungai diambil pada 2 stasiun, stasiun 1

berada di wilayang Jl. Ori Padukuhan Papringan RT 07 serta stasiun 2 di

wilayah kelurahan Warungboto, Kecamatan Umbulharjo. Stasiun 1

termasuk dalam wilayah Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman. Wilayah

ini merupakan wilayah kerja dari puskesmas Depok III. Karakteristik

daerahnya merupakan lokasi padat pemukiman dan dekat dengan jalan raya

utama yang didominasi oleh kost / hunian mahasiswa. Stasiun 2 termasuk

dalam wilayah kerja dari puskesmas Umbulharjo 1. Karakteristik daerahnya

merupakan pemukiman yang dekat dengan industri penyamakan kulit.

b. Hasil Pengujian Total Mikroba dan Total Bakteri coliform

Pengujian coliform di stasiun papringan diketahui bahwa seluruh

sampel air mengandung bakteri coliform lebih dari jumlah yang

diperbolehkan, artinya secara mikrobiologis air termasuk dalam kategori

tercemar. Hasilnya perhitungan bakteri coliform dengan metode Most

Probable Number (MPN) memberikan hasil sebesar 68 cfu/ml, 390 cfu/ml,

99 cfu/ml, 190 cfu/ml. Pada stasiun ke dua, di wilayah Warungboto, kualitas

87

air sumur juga diketahui mengandung bakteri coliform yang melebihi

ambang. Tercatat jumlah bakteri coliform pada ke-empat sampel secara

berturut-turut 233 cfu/ml, 190 cfu/ml, 78 cfu/ml, 390 cfu/ml. Meski

demikian, peneliti berusaha menggali mengenai penyebab tingginya jumlah

bakteri coliform dengan mencari informasi melalui angket dan inspeksi

sanitasi.

Berdasarkan hasil inspeksi sanitasi, diketahui bahwa sebanyak 75%

responden belum melengkapi sumur dengan lantai semen, dinding sumur

bagian dalam belum memenuhi persyaratan minimal, serta bagian bibir

sumur yang belum memenuhi standar minimal (70 cm). Sebagian besar

masyarakat sudah tidak menggunakan timba, namun diganti dengan pompa

air serta kran sebagai penyalur airnya. Sebanyak 50% responden tidak

melengkapi sumurnya dengan penutup, tidak ditemukan adanya saluran

pembuangan limbah. Sebanyak 75% responden tidak memiliki septic tank

sebagai penampung tinja namun langsung dialirkan menuju sungai.

Responden yang sudah memiliki septic tank masih belum memenuhi

kriteria yang baik (jarak minimal 10 meter). Jumlah pemakai dari setiap

sumur bervariasi mulai dari 2 hingga 7 orang.

Kualitas air ini diduga juga mempengaruhi kualitas kesehatan

manusia, mengingat air sumur tersebut masih dimanfaatkan oleh warga

sebagai air minum, untuk mencuci peralatan masak maupun mencuci bahan

makanan. Berdasarkan hal tersebut peneliti mengambil data insidensi

88

penyakit diare melalui puskemas terdekat yang daerah binaannya meliputi

dua wilayah tersebut. Diketahui pada wilayah Papringan insidensi diare

yang tercataat hingga bulan april 2016 sebanyak 20, sedangkan wilayah

Warungboto sebanyak 32 kasus. Pada saat penelitian, dari sampel yang

diambil hanya terdapat 1 insidensi penyakit diare yaitu pada bulan juni

2016.

Data yang digunakan untuk menelusuri faktor-faktor yang

menyebabkan rendahnya insidensi diare meskipun kuaitas air berada pada

kategori tercemar diperoleh melalui tanggapan masyarakat terhadap point-

point pada angket yang diberikan.

Diketahui bahwa kualitas kesehatan masyarakat di daerah aliran

sungai Gajah Wong termasuk dalam kategori beresiko rendah terhadap

diare didasarkan pada data hasil wawancara mengenai 3 aspek, yaitu

pengetahuan responden, sikap responden dan tindakan responden dengan

hal-hal yang berhubungan dengan sanitasi dan penggunaan air dari sumur

gali. Dari aspek pengetahuan, sebanyak 2 responden berada dalam kategori

memiliki pengetahuan sedang, 6 lainnya masuk dalam kategori

berpengetahuan tinggi. Pengetahuan yang dimaksud adalah syarat

konstruksi sumur serta kriteria air bersih. Aspek selanjutnya berusaha

menggali sikap responden menanggapi hal-hal yang berkaitan dengan

kriteria konstruksi sumur serta kejadian diare, dari hasil wawancara

diketahui bahwa semua responden memiliki kesadaran yang tinggi akan

89

konstruksi sumur gali yang baik serta sadar akan upaya pencegahan diare

dari segi penggunaan air sumur untuk minum. Aspek ketiga menjelaskan

tentang tindakan penggunaan sumber air sumur, diketahui bahwa air sumur

digunakan untuk keperluan mandi, mencuci pakaian, alat dapur, mencuci

bahan makanan dan untuk keperluan minum

2. Analisis Potensi Hasil Penelitian sebagai Sumber Belajar

Analisis potensi hasil penelitian perlu dilakukan jika hasil penelitian akan

diangkat menjadi sumber belajar. Tahapan pertama adalah identifikasi proses dan

produk penelitian yang dilakukan dengan mengkaji kurikulum 2013 yang

digunakan, maka diperoleh fakta dan konsep. Selanjutnya dilakukan seleksi dan

modifikasi untuk menentukan bagian atau data yang akan disajikan, dalam hal ini

peneliti menganalisis beberapa pertimbangan terkait waktu, biaya, tempat, dan

lainnya. Berdasarkan hasil analisis dari tahapan-tahapan tersebut hasil dan produk

penelitian kualitas air sungai dan air sumur di Daerah Aliran Sungai (DAS) Gajah

Wong berpotensi untuk diangkat sebagai sumber belajar biologi kelas X semester

2. Tahapan terakhir adalah penerapan dan pengembangan hasil penelitian sebagai

sumber belajar dalam bentuk modul pembelajaran.

3. Pengemasan Hasil penelitian sebagai Bahan Ajar dalam Bentuk Modul Pembelajaran a. Analisis Pengembangan Produk

Produk pengembangan bahan ajar berupa modul pembelajaran pencemaran

air. Penelitian ini melibatkan 2 dosen pembimbing, 2 dosen ahli materi, 2 dosen

90

ahli media, 2 orang guru dan 14 siswa sebagai penilai dan pemberi saran bagi

modul yang telah dibuat.Penelitian ini menggunakan penelitian R&D dengan

metode ADDIE (analysis, design, development, implementation, evaluation),

namun penelitian ini dilakukan hanya sampai tahap development.

Tahap analisis dimulai dengan menetapkan syarat-syarat pengembangan.

Pada tahapan ini dilakukan analisis potensi penelitian sebagai bahana ajar, analisis

potensi, analisis siswa, dan analisis instruksional. Pemilihan jenis modul dilakukan

pada saat analisis potensi hasil penelitian, pada tahap analisis kompetensi

berdasarkan masukan dari guru biologi materi pencemaran air di Sungai Gajah

Wong dan air sungai di DAS Gajah Wong dikembangkan sebagai modul

pembelajaran. Materi perubahan lingkungan berada di akhir masa pembelajaran,

sehingga diperlukan bahan ajar yang sifatnya lebih membantu siswa dalam

memahami materi.

Berdasarkan analisis siswa, siswa yang dilibatkan dalam proses ujicoba

sebaiknya pada kondisi sebelum atau sedang mempelajari perubahan lingkungan,

namun keterbatasan dari peneliti maka draft modul hasil revisi 1 siap diujicobakan

setelah siswa melewati materi tersebut. Pada pembelajaran normal materi ini

kurang efektif disampaikan mengingat distribusi materi berada pada akhir

semester, dengan kondisi pembelajaran kurang stabil.

Tahapan selanjutnya merupakan analisis instruksional yang dilakukan

dengan menjabarkan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar menjadi kegiatan

belajar dan tujuan yang harus siswa capai. Pengembangan rancangan materi juga

91

mengacu pada tujuan pembelajaran. Hasil analisis menunjukkan perlu disusunnya

modul pembelajaran untuk mebantu siswa dalam memahami materi perubahan

lingkungan.

Tahap kedua merupakan tahap desain. Tahapan ini meliputi penyusunan

kerangka struktur modul pembelajaran (outline), penyusunan sistematika modul,

dan perancangan alat evaluasi. Penyusunan kerangka strukturmodul pembelajaran

meliputi pembuatan rancangan komponen sampul (bagian sampul luar dan sampul

dalam), rancangan komponen pendahuluan, rancangan kegiatan belajar, rancangan

bagian evaluasi, rancangan glosarium dan rancangan daftar pustaka. Tahap

penyusunan sistematika modul pembelajaran dilakukan peneliti untuk menentukan

urutan penyajian materi, kesesuaian tata letak dan tata tulis, pemilihan konten dan

background modul yang sesuai. Instrumen penilaian kualitas modul dirancang

untuk reviewer ahli media, materi, guru dan siswa dalam bentuk angket. Validasi

dalam penelitian ini berupa penilaian kualitas modul menggunakan angket. Angket

disusun dengan mengadaptasi angket penilaian modul pengayaan dari Briliani

(2016).

Kendala yang dihadapi berupa revisi dari angket untuk ahli materi yang telah

disusun berupa kesalahan konsep dan kalimat-kalimat yang terkesan ambigu.

Instrumen kemudian direvisi berdasarkan masukan dari dosen pembimbing II.

Masukan juga diperoleh dari dosen pembimbing I untuk menyertakan aspek

kegrafisan dalam kriteria penilaian modul bagi ahli media, dengan pertimbangan

agar diperoleh masukan dari dosen ahli media terkait desain dan ilustrasi sampul,

92

huruf yang digunakan, gambar serta tabel yang dicamtumkan. Gambar yang

digunakan dalam modul tidak semua merupakan dokumentasi pribadi peneliti

sehingga peneliti mencari gambar dari beberapa referensi di internet dengan

menyertakan sumbernya.

Tahapan selanjutnya merupakan tahap development. Tahapan ketiga ini

terdiri dari tahap pra penulisan, penulisan draft, penyuntingan 1, revisi 1,

penyuntingan 2, dan revisi 2. Setelah dilakukan penulisan draft, modul

dikonsultasikan kepada dosen pembimbing, kemudian diperoleh masukan. Peneliti

melakukan tindak lanjut memperbaiki produk, dan menunggu persetujuan dosen

pembimbing untuk dilakukan validasi oleh dosen ahli. Masukan dari tahap

penyuntingan 1 oleh dosen ahli media dan materi dijadikan dasar bagi proses revisi

modul pembelajaran, selanjutnya darft modul diujicobakan secara terbatas dengan

melibatkan siswa dan guru biologi SMA Negeri 5 Yogyakarta sebagai penilai.

b. Analisis Kualitas Produk oleh Ahli Materi dan Ahli Media

1) Aspek Kebenaran Konsep

Aspek ini dinilai untuk mengoreksi konsep-konsep yang dimuat dalam

modul. Tanggapan dari dosen ahli media dijadikan bahan perbaikan modul.

Hasil review aspek kebenaran konsep pada modul pembelajaran

pencemaran air ini menunjukkan persentase 82,14% konsep dikatakan

benar dan 17,86% dikatakan salah. Konsep pada modul ini sebagian dinilai

benar oleh ahli materi, perbaikan dilakukan dengan memperbaiki

pengertian air bersih dan pembagian golongan air berdasarkan UU No 32

93

tahun 2009. Perbaikan penulisan dilakukan pada jenis kontaminan pada

sumur yang tidak berbatas pada bakteri E.coli saja namun memungkinkan

terjadinya kontaminasi oleh bakteri lain. Konsep yang kurang tepat pada

mekanisme kontaminasi E.coli dan peranan E.coli di lingkungan, pemilihan

kalimat yang kurang tepat menjadikan konsep rancu, sehingga kalimat

diperbaiki sesuai saran ahli mdia. Adanya penambahan substansi pada

pengertian Daerah Aliran Sungai dan penjelasan mengenai batasan DAS

yang diteliti di kedua stasiun. Hal ini dilakukan sesuai masukan dari ahli

materi.

2) Aspek Penyajian

Penilaian aspek penyajian digunakan untuk meninjau tampilan modul

pembelajaran. Aspek penyajian memuat kebenaran organisasi penyajian,

kebernaran organisasi penyajian per bab, kejelasna tampilan umum modul,

penyajian yang mempertimbangkan kebermaknaan dan kebermanfaatan,

kebenaran tampilan modul, adanya variasi dalam penyampaian modul, dan

kebenaran dalam memperhatikan kode etik hak cipta. Hasil penilaian aspek

penyajian pada modul pembelajaran ini menunjukkan bahwa kriteria baik

menjadi modus dalam penilaian ini, persentasenya 87,5% sebesar 10,42%

aspek penyajian modul dikatakan sangat balik, dan 2,08% dikatakan

kurang. Kekurangan yang menjadi masukan dari ahli media sudah

diperbaiki oleh peneliti. Perbaikan dilakukan dengan memperbaiki kalimat

pada tujuan pembelajaran, melengkapi rincian kegiatan belajar dalam daftar

94

isi. Aspek penyajian ini sangat penting berkaitan dengan tampilan modul

yang akan menentukan modul menarik atau tidak.

3) Aspek Keterbacaan

Aspek keterbacaan digunakan untuk meninjau tata bahasa, kebenaran

peristilahan, penggunaan bahasa baku maupun istilah asing, serta

kesesuaian bahasa dengan Ejaan yang Disempurnakan (EYD). Hasil

penilaian menjunjukkan 88,89% modul pembelajaran ini dinilai baik dan

menjadi modus dalam penilaian ini, sebesar 11,11% modul ini dinilai sangat

baik. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa bahasa yang

digunakan dalam modul pembelajaran pencemaran air ini sudah sesuai

dengan kriteria yang ditetapkan.

4) Aspek Kualitas Interaksi

Aspek ini memuat tampilan modul yang mampu menarik perhatian siswa,

keefektifan penggunaan modul, kemampuan modul untuk menambah

pemahaman, wawasan dan kreativitas. Hasil penilaian pada aspek kualitas

interaksi menunjukkan bahwa kriteria baik menjadi modus dalam penilaian

ini dengan persentase 80%, sedangkan 20% modul dinyatakan sangat baik.

Berdasarkan hasil penelitan tersebut diketahui bahwa kualitas interaksi

sudah memenuhi kriteria yang dipersyaratkan.

5) Aspek Kegrafisan

Aspek kegrafisan memuat kemampuan desain sampul yang menarik

perhatian siswa, kesesuaian gambar maupun ilustrasi dengan isi modul,

95

penggunaan huruf, kejelasan dan kemudahan tabel untuk memudahkan

siswa. Hasil penilaian menunjukkan kriteria baik menjadi modus dalam

penilaian ini dengan persentase 85,71%, sebanyak 14,29% modul ini

dikatakan kurang baik. Berdasarkan masukan yang diberikan oleh ahli

media penulis memperbaiki ilustrasi sampul disesuaikan dengan tema

pencemaran air. Perbaikan juga dilakukan dengan memilih gambar yang

jelas dengan resolusi yang lebih tinggi.

c. Analisis Kualitas Produk oleh Guru dan Siswa

1) Guru

a) Aspek Kesesuaian dengan Kompetensi

Penilaian pada aspek ini dilakukan untuk meninjau kesesuaian materi

dengan kurikulum, kesesuaian materi dengan KI dan KD, kesesuaian

materi dengan kebenaran konsep. Hasil penilaian aspek kesesuaian dengan

kompetensi pada modul pembelajaran oleh guru biologi menunjukkan

bahwa kriteria 66,67% modul ini menunjukkan kriteria sangat baik dan

menjadi modus dalam penilaian ini, sebesar 33,33% modul ini dikatakan

baik. Secara keseluruhan aspek kesesuaian dengan kompetensi dilkatakan

sangat baik oleh guru biologi.

b) Aspek Kelengkapan Materi

Penilaian aspek kelengkapan materi digunakan untuk meninjau perumusan

tujuan pembelajaran, kedalaman mareri, dan kesesuaian evaluasi dengan

tujuan pembelajaran. Hasil penilaian aspek kelengkapan mareri pada

96

modul ini menunjukkan bahwa 37,5% modul ini dikatakan sangat baik,

kriteri baik menjadi modus dalam penilaia ini dengan persentase sebesar

62,5%. Berdasarkan hasil penilaian tersebut diketahui bahwa materi yang

dimuat pada modul sudah lengkap.

c) Aspek Penyajian

Aspek penyajian secara umum bertujuan untuk meninjau kebenaran

organisasi penyajian secara umum maupun perbab, kebenaran tampilan

modul dan kebenaran dalam memperhatikan kode etik dan hak cipta. Hasil

penilaian aspek penyajian oleh guru menunjukkan bahwa 44,44% modul

dikatakan sangat baik, dan 55,56% modul dinyatakan baik. Kriteria baik

menjadi modus dalam penilaian ini. Perbaikan masih dilakukan pada tes

formatif dengan menghindari kata kecuali. Berdasarkan hasil penilaian

maka diketahui bahwa penyajian modul sudah baik.

d) Aspek Keterbacaan

Penialain pada aspek ini bertujuan untuk meninjau penggunaan kaidah

bahasa yang baik, benar dan komunikatif, kebenaran dalam peristilahan,

kebenaran dalam penggunaan bahasa baku dan bahasa asing, serta

kesesuaian dengan EYD. Hasil penilaian aspek keterbacaan pada modul

pembelajaran ini menunjukkan bahwa kriteria baik yang menjadi modus,

dengan persentase sebesar 77,78%, sedangkan 22,22% modul ini

dikatakan sangat baik dalam aspek keterbacaannya, sehingga secara

keseluruhan aspek keterbacaan modul pembelajaran pencemaran air

97

sungai dan air sumur di Daerah Aliran Sungai Gajah Wong dinyatakan

baik.

e) Aspek Kualitas Interaksi

Penilaian pada aspek interaksi digunakan untuk meninjau kemampuan

modul untuk kemampuan modul menarik perhatian siswa, keefektifan

penggunaan modul, kemampuan modul untuk menambah pemahaman,

wawasan dan kreativitas. Hasil penilaian pada aspek kualitas interaksi

menunjukkan bahwa kriteria baik menjadi modus dalam penilaian ini

dengan persentase 66,67%, sedangkan 33,33% modul dinyatakan sangat

baik. Berdasarkan hasil penelitan tersebut diketahui bahwa kualitas

interaksi sudah memenuhi kriteria yang dipersyaratkan.

2) Siswa

a) Komponen Kelayakan Isi

Tanggapan pada komponen kelayakan isi digunakan untuk mengetahui

tanggapan siswa mengenai kesesuaian materi dengan KI dan KD, kedalaman

materi, kesesuaian materi dengan tingkat pemahaman siswa, dan kemudahan

dalam memahami materi yang disediakan. Tanggapan komponen kelayakan isi

yang dinilai oleh siswa menunjukkan kriteria setuju sebagai modusnya, dengan

persentase sebesar 77,14%, persentase siswa memberikan tanggapan sangat

setuju sebesar 21,43%, sedangkan 1,43% dari modul siswa masih memberikan

penilaian tidak setuju. Siswa memberikan usulan perbaikan dengan

memberikan keterangkan tambahan yang menunjukkan jenis modul.

98

Berdasarkan hasil penilaian tanggapan siswa, maka siswa setuju bahwa

komponen kelayakan isi sudah sesuai dengan kriteria yang dipersyaratkan.

b) Aspek Keterbacaan

Menurut Daryanto (2013) tanggapan pada aspek keterbacaan memuat aspek

yang berhubungan dengan bahasa, relevansi waktu belajar, penggunaan istilah,

kesesuaian dengan EYD dan keutuhan tema dari modul. Tanggapan siswa

menunjukkan sebesar 80,36% siswa merasa setuju bahwa modul sudah sesuai

dalam hal aspek keterbacaan. 10,71% siswa merasa sangat setuju, dan 8,93%

siswa masih merasa kurang setuju. Siswa memberikan tanggapan bagi peneliti

untuk mereview ulang istilah-istilah yang belum dipahami siswa, dan

menambahkannya pada bagian glosarium. Berdasarkan hasil tanggapan siswa

menunjukkan bahwa siswa setuju bahwa aspek keterbacaan dari modul sudah

sesuai.

c) Aspek Penyajian

Tanggapan pada aspek penyajian memuat aspek yang berhubungan dengan

organisasi penyajian modul, kemudahan uraian materi, penyajian modul secara

umum terkait keefektifan petunjuk penggunaan modul, keefektifan gambar dan

kegiatan yang disajikan, kelengkapan rangkuman, bentuk tes formatif serta,

kemudahan penggunaan umpan balik. Tanggapan siswa menunjukkan bahwa

sebesar 65% siswa merasa setuju dengan penyajian modul, sebesar 33.57%

siswa merasa sangat setuju bahwa penyajian modul baik, dan sebesar 1.43%

99

siswa mengatakan penyajian modul masih kurang. Peneliti memperbaiki

kelengkapan istilah dalam glosarium berdasarkan masukan dari siswa.

d) Aspek Kegrafisan

Tanggapan pada aspek kegrafisan memuat aspek yang berhubungan dengan

daya tarik desain dan ilustrasi sampul, desaian halaman modul, kesesuaian

hurud, serta kemudahan dalam memahami gambar dan tabel yang disajikan.

Tanggapan siswa menunjukkan bahwa sebesar 74.49% siswa merasa setuju

bahwa aspek kegrafisan modul baik, sebesar 20.41% siswa merasa sangat

setuju dan sebesar 4.22% siswa mengatakan penyajian modul masih kurang.

Peneliti memperbaiki desain halaman modul dan dibuat lebih menarik

berdasarkan masukan dari siswa.

Secara umum penilaian guru terhadap modul pembelajaran pencemaran air

Sungai Gajah Wong dan air sumur DAS Gajah Wong dikatakan baik oleh guru. Modul

ini dianggap mampu membantu siswa dalam mempelajari perubahan lingkungan

khususnya pada sub-bab pencemaran air. Tanggapan yang diberikan siswa

menunjukkan siswa setuju bahwa kualitas modul pembelajaran ini baik, dapat

dipahami oleh siswa, mampu memudahkan siswa dalam memahami materi serta

menyajikan persoalan dari lingkungan sekitar. Berdasarkan penilaian guru dan

tanggapan siswa menunjukkan bahwa modul ini layak digunakan sebagai bahan ajar di

sekolah.