bab iv hasil dan pembahasan a. 2. sejarah singkat …

46
53 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 2. Gambaran Umum Ekspedisi SiCepat Ekspres Cabang Ponorogo a. Sejarah Singkat Perusahaan Ekspedisi SiCepat Ekspres dipelopori oleh Rudi Darwan Swigo Ceo dengan permulaan bisnis kargo pada tahun 2004. Pada mulanya bisnis ini bernama Sentral Cargo berpusat di ITC ROXY MAS, kemudian pada tanggal 1 Februari 2014 mengganti nama menjadi SiCepat Ekspres. SiCepat Ekspres Indonesia merupakan perusahaan ekspedisi Cakupan area kegiatan bisnis SiCepat Ekspres saat ini, sudah meliputi transportasi untuk udara dan darat. SiCepat Ekspres berupaya untuk terus meningkatkan layanan kepada pelanggan dengan melakukan pegiriman dan proses barang lebih cepat sesuai dengan nama SiCepat. Meskipun baru didirikan tahun 2014, SiCepat Ekspres telah berhasil menjadi salah satu perusahaan yang cukup besar dan sudah diperhitungkan keberadaannya oleh perusahaan-perusahaan jasa pengiriman yang serupa di Indonesia. Pada saat ini SiCepat Ekspres sudah berkembang pesat serta memiliki lebih dari ratusan cabang yang tersebar diseluruh Indonesia guna mendukung seluruh kegiatan operasional pengiriman. Salah satu cabangya kini berada di Ponorogo yang berlokasi di Jl. Sultan Agung No. 63, Bangunsari, Kec. Ponorogo, Kab. Ponorogo, Jawa Timur.

Upload: others

Post on 20-Oct-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. 2. Sejarah Singkat …

53

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

2. Gambaran Umum Ekspedisi SiCepat Ekspres Cabang Ponorogo

a. Sejarah Singkat Perusahaan

Ekspedisi SiCepat Ekspres dipelopori oleh Rudi Darwan Swigo Ceo

dengan permulaan bisnis kargo pada tahun 2004. Pada mulanya bisnis ini

bernama Sentral Cargo berpusat di ITC ROXY MAS, kemudian pada

tanggal 1 Februari 2014 mengganti nama menjadi SiCepat Ekspres.

SiCepat Ekspres Indonesia merupakan perusahaan ekspedisi

Cakupan area kegiatan bisnis SiCepat Ekspres saat ini, sudah meliputi

transportasi untuk udara dan darat. SiCepat Ekspres berupaya untuk terus

meningkatkan layanan kepada pelanggan dengan melakukan pegiriman dan

proses barang lebih cepat sesuai dengan nama SiCepat.

Meskipun baru didirikan tahun 2014, SiCepat Ekspres telah berhasil

menjadi salah satu perusahaan yang cukup besar dan sudah diperhitungkan

keberadaannya oleh perusahaan-perusahaan jasa pengiriman yang serupa

di Indonesia. Pada saat ini SiCepat Ekspres sudah berkembang pesat serta

memiliki lebih dari ratusan cabang yang tersebar diseluruh Indonesia guna

mendukung seluruh kegiatan operasional pengiriman. Salah satu cabangya

kini berada di Ponorogo yang berlokasi di Jl. Sultan Agung No. 63,

Bangunsari, Kec. Ponorogo, Kab. Ponorogo, Jawa Timur.

Page 2: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. 2. Sejarah Singkat …

54

SiCepat Ekspres Cabang Ponorogo didirikan oleh Bapak Eko

Prasetyo yang sekarang menjabat selaku kepala Cabang di SiCepat Espres

Cabang Poorogo pada tahun 2015. Selama tahun 2015 – 2017 beliau

melakukan kegiatan antar jemput paket sendirian dari Caruban ke

Ponorogo. Setahun kemudian, yaitu di tahun 2018 paket sudah diturunkan

ke Ponorogo langsung, karena terdapat penambahan pekerja sebanyak 3

orang. Pada tahun 2018 sampai akhir 2019, kantor SiCepat berlokasi di

rumah Bapak Eko yaitu Jl. Muria, Ponorogo. Setelah itu, tepat tanggal 15

Februari 2020 SiCepat Cabang Ponorogo membuka gerai di Jl. Sultah

Agung No. 63 Bangunsari, Kec. Ponorogo, Kab. Ponorogo. Saat ini,

Ekspedisi SiCepat Ekspres Cabang Ponorogo memiliki 41 karyawan yang

terbagi dalam tiga kategori yaitu office sebanyak 10 orang first mile (pick

up) sebanyak 8 karyawan dan last mile (pengiriman) sebanyak 24

karyawan.

Cabang SiCepat terus berkembang sampai saat ini dan memiliki

aset berupa mobil, computer, camera cannon, timbangan, kerangjang

barang/rak. Sedangkan untuk motor kurir pengiriman barang, rata – rata

menggunakan motor milik pribadi. Semua cabang Sicepat Ekspres

merupakan milik perusahaan dan tidak membuka frainchisee untuk cabang

Sicepat Ekspres.

Page 3: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. 2. Sejarah Singkat …

55

b. Visi dan Misi Perusahaan

1) Visi Perusahaan

“Menjadi Perusahaan Ekspedisi Nasional terbesar di Asia”

2) Misi Perusahaan

a) Memberikan layanan jasa pengiriman berbasis teknologi yang

tercepat dan terbaik.

b) Menjadi perusahaan ekspedisi yang mudah dijangkau oleh

pelanggan

c) Menjadi perusahaan yang tumbuh untuk memenuhi

kepentingan pemegang saham, manajemen, karyawan, dan

masyarakat.

c. Sumber Daya Manusia

1) Struktur Organisasi Ekspedisi SiCepat Ekspres Cabang

Ponorogo

Struktur organisasi merupakan kerangka yang menunjukkan

gabungan wewenang dan tanggung jawab yang dipakai oleh tiaptiap

anggota organisasi. Struktur organisasi menunjukkan tugas pekerjaan

untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam menjalankan perusahaan

untuk mencapai tujuan yang diharapkan maka diperlukan struktur

organisasi yang baik dan jelas, sehingga dapat diketahui tugas masing-

masing dan kesimpangsiuran dalam menjalankan tugas dapat dihindari.

Page 4: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. 2. Sejarah Singkat …

56

Adapun struktur organisasi Ekspedisi SiCepat Ekspres Cabang

Ponorogo adalah sebagai berikut:

Sumber : Data Sekunder, 2021

Gambar 4 Struktur Organisasi Ekspedisi SiCepat Ekspres Cabang Ponorogo

Regional

Coordinator

SiCepat FM

Coordinator

Data Entry

Asst. SiCepat

LM

Koordinasi

Ops

Driver First

Mile

SiCepat Last

Mile

SiCepat LM

Coordinator

SiCepat Fisrt

Mile Ops. Adm.

FM & LM

Sorter Driver Last

Mile

CT Ops

Support

District

Coordinator

Admin

Finance

Finance Pusat

Admin COD

Page 5: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. 2. Sejarah Singkat …

57

2) Tugas dan Tanggung Jawab

1. Koordinator

Koordinator masing – masing divisi yaitu first mile dan last

mile memiliki antara lain tanggung jawab untuk memastikan alur

kerja operasional berjalan secara maksimal dan efesien,

memberikan support kepada seluruh team kerja. Koordinator juga

seseorang yang berkewajiban mengatasi segala hal kendala yang

terjadi baik secara teknis maupun non teknis, dan mampu

mengendalikan masalah di lapangan dengan komunikasi yang

baik.

2. Assisten Koordinator

Assisten coordinator memiliki tugas membantu

koordinator dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.

Dalam hal ini, assisten juga dapat sewaktu – waktu menggantikan

koordinator saat diperlukan dan mendesak.

3. SiCepat First Mile

Sicepat First Mile adalah kepala dibagian devisi first mile

(pick up) yang memiliki tanggung jawab memastikan alur kerja

operasional pick up berjalan dengan lancer serta memonitor

layanan pick up yang dilakukan oleh Driver Pick Up.

4. SiCepat Last Mile

SiCepat Last Mile adalah kepala kurir yang memiliki

tanggung jawab untuk memaksimalkan jalannya operasional

pengiriman barang agar dapat berjalan sesuai prosedur dan

Page 6: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. 2. Sejarah Singkat …

58

efesien. Selain itu, kepala kurir juga bertanggung jawab untuk

melakukan web tracking, upload pengiriman sesuai dengan jumlah

barang yang dibawa oleh kurir. Kepala kurir juga berkewajiban

mengawasi jikalau ada pengiriman paket yang tidak sampai ke

tangan pelanggan.

5. Driver First Mile ( SiCepat Pick Up)

Driver first mile adalah driver yang bertugas melakukan

penjemputan atau pengambilan paket dari pelanggan. Driver first

mile memilliki tanggung jawab melakukan pengambilan paket

tanpa adanya kesalahan baik dari segi jumlah maupun kerusakan

paket.

6. Driver Last Mile (SiCepat Antar)

Driver last mile adalah kurir yang bertugas melakukan

pengiriman paket kepada pelanggan. Dalam hal ini, kurir memiliki

tanggung jawab yaitu melakukan pengiriman paket secara aman,

tidak terjadi kesalahan jumlah, nomor kontak customer serta

alamatnya.

7. Operasional admin

Operasional admin adalah karyawan yang bertugas

melakukan pendataan paket yang akan di pick up oleh driver first

mile maupun di antar oleh driver last mile. Operasional admin

bertanggung jawab atas data paket yang akan di pick up maupun

di antar.

Page 7: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. 2. Sejarah Singkat …

59

8. Admin Finance

Admin finance adalah karyawan yang melakukan

perhitungan gaji dan absensi karyawan serta pembayaran uang

makan dan transport. Admin finance juga memiliki tanggung

jawab untuk mengakumulasi kehadiran karyawan dengan

pembayaran jumlah upah yang akan diterima.

9. Sorter

Sorter adalah karyawan yang bertugas melakukan

penyortiran paket sesuai dengan alamat area pengiriman. Dalam

hal ini, sorter juga bertanggung jawab untuk memastikan

pengiriman paket harus sesuai dengan data paket, baik pengiriman

antar kota maupun nasional.

10. Data Entry (Customer Servis)

Data entry merupakan karyawan yang bertugas melakukan

input data paket kiriman pelanggan yang tiba di gerai. Dalam hal

ini karyawan bertanggung jawab dengan kesesuaian antara input

data yang dimasukkan dengan alamat paket yang diberitahukan

pelanggan.

11. Admin COD

Pelayanan COD dikhususkan pada pengiriman barang atau

last mile. Admin COD memiliki tanggung jawab untuk menangani

masalah pembayaran barang COD yang diterima dari pelanggan.

Page 8: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. 2. Sejarah Singkat …

60

3) Sistem Kerja

Sistem kerja SiCepat Ekspres Cabang Ponorogo terbagi

menjadi dua, yaitu sistem kerja pengiriman barang dan sistem

kerja kurir. Lebih lanjut penjelasan system kerja tersebut adalah

sebagai berikut :

a. Sistem kerja pengiriman barang

Sistem kerja pengiriman barang pada SiCepat

Ekspres Cabang Ponorogo dimulai dari penerimaan barang

yang dikirim oleh pengirim ke kantor cabang SiCepat

Ekpres terdekat. Proses selanjutnya adalah menginput data

yang dilakukan oleh Costumer Service. Jika data sudah

dipastikan kebenarannya, kemudian barang akan

dikumpulkan menjadi satu dan akan diantar ke gudang

SiCepat Ekspres Madiun.

Pengiriman barang ini dijadikan satu serta

menunggu jemputan dari driver fm atau driver lintas daerah

Pacitan. Sesampainya di Madiun, barang akan dipisah

sesuai dengan daerah tujuan. Barang kemudian akan

diberangkatkan kedaerah lintas kabupaten dengan

diantarkan oleh driver FM. Tiba di kabupaten tujuan,

barang tersebut disortir kemudian dipisah berdasarkan

tujuan misalnya akan diantar ke kota lain maupun provinsi.

Pemisahan barang juga berdasarkan sarana yang

Page 9: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. 2. Sejarah Singkat …

61

digunakan, yaitu melalui darat (dengan kereta api), melalui

air (menggunakan kapal) dan melalui udara (pesawat).

b. Sistem kerja kurir

1. Jam kerja kurir SiCepat Ekspres Cabang Ponorogo adalah

6 hari kerja dan 1 hari libur.

2. Jam kerja kurir SiCepat Ekspres berbeda dengan jam

kantor. Jika pengiriman membutuhkan waktu 24 jam,

maka tugas kurir tetap sama sepeti jam kerja biasa.

3. Hari senin sampai sabtu, kurir bekerja dari jam 8 sampai

jam 5 sore.

4. Hari libur nasional juga termasuk hari libur.

5. Jika paket banyak, maka kurir akan bekerja lembur dari

jam kerja biasa karena pada dasarnya kurir bekerja sesuai

dengan target pengiriman.

6. Hari minggu kurir tetap masuk bekerja seperti biasa.

4) Ketenagakerjaan dan Kualitasnya

Ekspedisi SiCepat Ekspres Cabang Ponorogo memiliki

total 42 karyawan dengan bermacam jenis ketenagaan dan

kualitasnya antaranya sebagai berikut :

Page 10: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. 2. Sejarah Singkat …

62

Tabel 2 Ketenagakerjaan dan Kualitasnya

No. Nama Jenis Ketenagaan

Pendidikan

Terakhir

1. Zahra Data Entry D3

2. Dewi Data Entry S1

3. Ahmad Data Entry S1

4. Irfan Admin COD D3

5. Punky Admin COD S1

6. Riana Admin Finance S1

7. Serly Admin Finance S1

8. Aning Admin Finance S1

9. Rudi Sorter SMA/SMK

10. Dhody Sorter SMA/SMK

11. Anshori Sorter SMA/SMK

12. Roni Admin FM S1

13. Yoga Admin FM S1

14. Saiful Admin LM S1

15. Farah Admin LM SMA/SMK

16. Rahman Driver FM SMA/SMK

17. Eko Driver FM SMA/SMK

18. Semon Driver LM SMA/SMK

19. Agus Driver LM SMA/SMK

20. Anggara FM

Page 11: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. 2. Sejarah Singkat …

63

21. Dodik FM SMA/SMK

22. Andri FM SMA/SMK

23. Heru FM SMA/SMK

24. Mushari FM SMA/SMK

25. Achsanul FM SMA/SMK

26. Fahmi LM SMA/SMK

27. Yonas LM D1

28. Heri LM SMA/SMK

29. Dwi LM SMA/SMK

30. Ruiz LM SMA/SMK

31. Bayu LM SMA/SMK

32. Marjuki LM SMA/SMK

33. Rangga LM SMA/SMK

34. Edy LM SMA/SMK

35. Udin LM SMA/SMK

36. Rizki LM SMA/SMK

37. Dicky LM SMA/SMK

38. Ari LM SMA/SMK

39. Agung LM SMA/SMK

40. Herman LM SMA/SMK

41. Dimas LM SMA/SMK

Page 12: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. 2. Sejarah Singkat …

64

5) Data Turnover Intention Karyawan pada Ekspedisi

SiCepat Ekspres Cabang Ponorogo

Setiap perusahaan harus lebih mempertimbangkan serta

memperhatikan laju turnover intention karyawan yang terjadi dalam

perusahaannya. Hal ini dikarenakan sebagian besar dampak turnover

intention yang cenderung negatif dapat menganggu perkembangan

perusahaan dan berakibat fatal dalam operasional perusahaan. Berikut

ini data karyawan yang keluar dari Ekspedisi SiCepat Cabang

Ponorogo dalam kurun waktu satu tahun :

Tabel 3 Data Turnover Karyawan Pada Ekspedisi SiCepat Cabang Ponorogo

Tahun 2020

Bulan

Jumlah

Karyaw

an

Awal

Jumlah

Karyawan

Keluar

Jumlah

Karyawan

Masuk

Jumlah

Karyawan

Akhir

Turnover

Rate

Januari - Juni 3 - 28 31 0 %

Juli -

Desember

31 1 11 41 2,8 %

Sumber : Data Sekunder, 2021

Page 13: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. 2. Sejarah Singkat …

65

Berdasarkan tabel 3 diatas, dapat diketahui bahwa terdapat karyawan

yang keluar salama tahun 2020 sebanyak 1 orang yang terjadi pada bulan Juli

2020 – Desember 2020 dengan prosentase 2,8 %. Turnover yang terjadi pada

Ekspedisi SiCepat Cabang Ponorogo relatif rendah, karena kurang dari 10%

pertahun. Proposi ini berdasarkan teori yang ditulis oleh Ridlo (2012) yang

menyatakan bahwa “ Umumnya tingkat turnover dihitung dalam satu tahun

dan tidak boleh melebihi 10%”. Meskipun tingkat turnover Ekspedisi SiCepat

masih cenderung kecil, akan tetapi juga perlu menjadi perhatian agar

jumlahnya tidak meningkat di tahun-tahun yang akan datang.

a) Gambaran Umum Responden

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Deskripsi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin yang

diperoleh dalam penelitian ini, disajikan dalam bentuk tabel sebagai

berikut

Tabel 4 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Presentase

Laki-Laki 34 83%

Perempuan 7 17%

Total 41 100%

Sumber : Data primer diolah oleh peneliti, 2021

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin diklasifikasikan

ke dalam dua kelompok, yaitu 1) responden dengan jenis kelamin laki –

laki (L) sebanyak 34 orang dengan prosentase 83%. 2) responden dengan

jenis kelamin perempuan (P) sebanyak 7 orang dengan prosentase 17% ,

Page 14: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. 2. Sejarah Singkat …

66

artinya karyawan yang bekerja di Ekspedisi SiCepat Ekspres Cabang

Ponorogo didominasi oleh karyawan dengan jenis kelamin laki-laki karena

membutuhkan tenaga kurir yang cenderung dengan laki-laki yang mengisi

posisi tersebut

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Deskripsi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin yang

diperoleh dalam penelitian ini, disajikan dalam bentuk tabel sebagai

berikut :

Tabel 5 Responden Berdasarkan Usia

Usia Frekuensi Presentase

<20 Tahun 4 9,1%

20-30 Tahun 24 61%

30-40 Tahun 11 25%

>40 Tahun 2 4,9%

Total 41 100%

Sumber : Data primer diolah oleh Peneliti, 2021

Karakteristik responden berdasarkan usia diklasifikasikan ke

dalam empat kelompok, yaitu : 1) Responden dengan rentang usia antara

20 – 30 tahun sebanyak 24 orang, dengan prosentase 61%. 2) Responden

dengan rentang usia antara 30 – 40 tahun sebanyak 11 orang dengan

prosentase 25%. 3) Responden dengan rentang usia < 20 tahun sebanyak

4 orang dengan prosentase 9,1%. 4) Responden dengan rentang usia > 40

tahun sebanyak 2 orang dengan prosentase 4,9%. Berdasarkan hasil

penelitian yang diperoleh mayoritas responden berusia 20 – 30 tahun,

artinya karyawan yang bekerja di Ekspedisi SiCepat Ekspres Cabang

Page 15: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. 2. Sejarah Singkat …

67

Ponorogo didominasi oleh karyawan usia dewasa dan cenderung masih

muda karena membutuhkan tenaga kerja yang energik dan cekatan.

c. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Deskripsi karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir

yang diperoleh dalam penelitian ini, disajikan dalam bentuk tabel sebagai

berikut :

Tabel 6 Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Pendidikan

Terakhir

Frekuensi Presentase

SMA/SMK 29 70,7%

D1 1 2,4%

D3 2 4,9%

S1 9 22%

Total 41 100%

Sumber : Data diolah peneliti, 2021

Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir

diklasifikasikan ke dalam enam kelompok, yaitu : 1) responden dengan

pendidikan terakhir SMA/SMK sebanyak 29 orang dengan prosentase

70,7%. 2) responden dengan pendidikan terakhir D1 sebanyak 1 orang

dengan prosentase 2,4%. 3) responden dengan pendidikan terakhir D3

sebanyak 2 orang dengan prosentase 4,9%. 4) responden dengan

pendidikan terakhir S1 sebanyak 9 orang dengan prosentase 22%, artinya

karyawan yang bekerja di Ekspedisi SiCepat Ekspres Cabang Ponorogo

didominasi oleh karyawan dengan pendidikan terakhir SMA/SMK

sederajat karena sudah memiliki ketrampilan, mudah dilatih dan biaya

tenaga kerja terjangkau.

Page 16: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. 2. Sejarah Singkat …

68

d. Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Kerja

Deskripsi karakteristik responden berdasarkan lama kerja yang

diperoleh dalam penelitian ini, disajikan dalam bentuk tabel sebagai

berikut:

Tabel 7 Responden Berdasarkan Lama Kerja

Lama Bekerja Frekuensi Presentase

< 1 Tahun 8 19,5%

1-2 Tahun 25 61%

2-3 Tahun 8 19,5%

Total 41 100%

Sumber : Data primer diolah oleh peneliti, 2021

Karakteristik responden berdasarkan lama bekerja diklasifikasikan

ke dalam enam kelompok, yaitu: 1) responden dengan lama bekerja < 1

tahun sebanyak 8 orang dengan prosentase 19,5%. 2) responden dengan

lama bekerja 1 – 2 tahun sebanyak 25 orang dengan prosentase 61%. 3)

resonden dengan lama bekerja 2 – 3 tahun sebanyak 8 orang dengan

prosentase 19,5%, artinya karyawan yang bekerja di Eksedisi SiCepat

didominasi oleh kelompok karyawan dengan lama bekerja 1 – 2 tahun.

b) Deskripsi Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan tiga variabel bebas (independent) yakni

kepemimpinan, lingkungan kerja nonfisik dan kepuasan kerja serta variabel

terikat (dependent) yakni turnover intention. Pada bagian sub bab ini

menjelaskan mengenai hasil analisa yang diperoleh berdasarkan jawaban

responden karyawan Ekspedisi SiCepat Ekspres Cabang Ponorogo melalui

kuesioner yang diberikan.

Page 17: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. 2. Sejarah Singkat …

69

Menurut Riduan & Kuncoro (2012) untuk menyebutkan nilai rata – rata

yang digunakan dalam menjelaskan hasil yang diperoleh dapat menetapkan

kriteria sebagai berikut :

1.0 sampai 1.80 = sangat rendah

1.81 smpai 2.61 = rendah

2.62 sampai 3.42 = Sedang

3.43 sampai 4.23 = Tinggi

4.24 sampai 5.00 = Sangat Tinggi

Berikut merupakan hasil dari deskripsi variabel penelitian berdasarkan

tabulasi data:

a. Variabel Kepemimpinan (X1)

Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang menentukan

kenyamanan karyawan dalam bekerja. Pimpinan yang baik dan bisa

mengayomi karyawan akan membuat karyawan menjadi sejahtera dan

nyaman dalam melakukan pekerjaan. Variasi jawaban responden untuk

variabel kepemimpinan (X1) dapat dilihat pada lampiran tabulasi data

(pada lampiran 2).

Kepemimpinan (X1) yang merupakan variabel independen dalam

penelitian ini terdapat 6 item pertanyaan yang disebarkan oleh peneliti

kepada 41 responden, berikut adalah hasil tanggapan yang diperoleh dari

para responden terkait variabel kepemimpinan (X1):

Page 18: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. 2. Sejarah Singkat …

70

Tabel 8 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kepemimpinan

Item Pertayaan 1

(STS)

2

(TS)

3

(KS)

4

(ST)

5

(SS)

Total Rata-

Rata Responden Skor

[X1.1]

Pimpinan saya

memeliki kemampuan

untuk mengarahkan

visi yang jelas kepada

karyawannya.

0 15 2 24 0 41 132 3,22

[X1.2]

Pimpinan saya selalu

membimbing dalam

pengembangan

keterampilan

karyawannya.

0 15 0 26 0 41 134 3,26

[X1.3]

Pimpinan saya selalu

memberi arahan yang

jelas mengenai

pekerjaannya.

0 14 2 25 0 41 134 3,26

[X1.4]

Pimpinan saya selalu

memelihara

keharmonisan

kerjasama kelompok

dalam bekerja.

0 17 0 20 4 41 134 3,26

[X1.5]

Pimpinan saya selalu

menghargai setiap

perbedaan pendapat.

0 4 4 25 8 41 160 3,90

[X1.6]

Pimpinan saya

memiliki komunikasi

yang baik dengan

karyawannya.

0 16 2 19 4 41 134 3,26

Sumber : Data primer diolah oleh peneliti, 2021

Page 19: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. 2. Sejarah Singkat …

71

Berdasarkan tabel 7 diatas, dapat dijelaskan jawaban responden

terkait item – item pertanyaan variabel kepemimpinan (X1) sebagai

berikut:

Tanggapan responden mengenai item pertanyaan nomor 1

memperoleh hasil rata – rata sebesar 3,22 dengan kriteria sedang. Hal ini

menunjukkan bahwa item pertanyaan “pimpinan saya memiliki kemampuan

untuk mengarahkan visi yang jelas kepada karyawannya” untuk indikator

visioner memiliki rata – rata yang sedang. Item pertanyaan nomor 2

memperoleh hasil rata – rata sebesar 3,26 dengan kriteria sedang. Hal ini

menunjukkan bahwa item pertanyaan “pimpinan saya selalu membimbing

dalam pengembangan keterampilan karyawannya” untuk indikator

pembimbing memiliki rata – rata sedang. Item pertanyaan nomor 3

memperoleh hasil rata – rata sebesar 3,26 dengan kriteria sedang. Hal ini

menunjukkan bahwa item pertanyaan “pimpinan saya selalu memberikan

arahan yang jelas mengenai pekerjaan saya” untuk indikator pembimbing

memiliki rata – rata sedang. Item pertanyaan nomor 4 memperoleh hasil rata

– rata sebesar 3,26 dengan kriteria sedang. Hal ini menunjukkan bahwa item

pertanyaan “pimpinan saya selalu memelihara keharmonisan kerjasama

kelompok dalam bekerja” untuk indikator memelihara keharmonisan

memiliki rata – rata sedang. Item pertanyaan nomor 5 memperoleh hasil rata

– rata sebesar 3,90 dengan kriteria tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa item

pertanyaan “pimpinan saya selalu menghargai setiap perbedaan pendapat”

untuk indikator menghargai perbedaan pendapat memiliki rata – rata tinggi.

Item pertanyaan nomor 6 memperoleh hasil rata – rata sebesar 3,26 dengan

Page 20: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. 2. Sejarah Singkat …

72

kriteria sedang. Hal ini menunjukkan bahwa item pertanyaan “pimpinan

saya memiliki komunikasi yang baik dengan karyawannya” untuk indikator

komunikatif memiliki rata – rata sedang.

Kesimpulan dari indikator variabel kepemimpinan yaitu

kepemimpinan di Ekspedisi SiCepat Ekspres Cabang Ponorogo lebih

cenderung pada pemimpin yang selalu menghargai pendapat karyawannya.

Hal ini menunjukkan bahwa bagaimana perlakuan pemimpin terhadap

karyawannya sangat mempengaruhi keputusan karyawannya di masa

mendatang.

b. Variabel Lingkungan Kerja Nonfisik (X2)

Lingkungan kerja nonfisik merupakan semua keadaan atau kondisi

yang dapat dirasakan dalam perusahaan tempat bekerja seperti hubungan

kerja, baik itu dengan atasan maupun sesama rekan kerja,hubungan dengan

bawahan serta susasana kerja. Variasi jawaban responden untuk variabel

lingkungan nonfisik (X2) dapat dilihat pada lampiran tabulasi data (pada

lampiran 2).

Lingkungan kerja nonfisik (X2) yang merupakan variabel

independen dalam penelitian ini terdapat 6 item pertanyaan yang

disebarkan oleh peneliti kepada 41 responden, berikut adalah hasil

tanggapan yang diperoleh dari para responden terkait variabel lingkungan

kerja nonfisik (X2):

Page 21: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. 2. Sejarah Singkat …

73

Tabel 9 Tanggapan Responden Terhadap Lingkungan Kerja Nonfisik

Item Pertayaan 1

(STS)

2

(TS)

3

(KS)

4

(ST)

5

(SS)

Total Rata-

Rata Responden Skor

[X2.1]

Saya mempunyai

hubungan yang

baik dengan atasan

saya.

0 4 6 27 4 41 154 3,76

[X2.2]

Saya merasa atasan

saya selalu

memperhatikan

karyawannya.

0 0 4 20 17 41 177 4,32

[X2.3]

Saya mempunyai

hubungan yang

baik dengan

karyawan lain.

0 4 4 31 2 41 154 3,76

[X2.4]

Saya merasa

nyaman saat

bekerjasama secara

tim dengan

karyawan lain.

0 0 4 30 7 41 167 4,07

[X2.5]

Saya merasa

nyaman dengan

suasana kerja pada

perusahaan saya.

0 2 14 23 2 41 148 3,61

[X2.6]

Saya merasa

terganggu dengan

kebisingan dalam

melakukan

perkejaan.

0 4 12 23 2 41 146 3,56

Sumber : Data primer diolah oleh peneliti, 2021

Berdasarkan tabel 8 diatas, dapat dijelaskan jawaban responden

terkait item – item pertanyaan variabel lingkungan kerja nonfisik (X2)

sebagai berikut:

Page 22: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. 2. Sejarah Singkat …

74

Tanggapan responden terhadap item pertanyaan nomor 1

memperoleh hasil rata – rata sebesar 3,76 dengan kriteria tinggi. Hal ini

menunjukkan bahwa item pertanyaan “saya mempunyai hubungan yang

baik dengan atasan saya” untuk indikator hubungan dengan atasan memiliki

rata - rata tinggi. Item pertanyaan nomor 2 memperoleh hasil rata – rata

sebesar 4,32 dengan kriteria sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa item

pertanyaan “saya merasa atasan saya selalu memperhatikan karyawannya”

untuk indikator hubungan dengan atasan memiliki rata – rata sangat tinggi.

Item pertanyaan nomor 3 memperoleh hasil rata – rata sebesar 3,76 dengan

kriteria tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa item pertanyaan “saya

mempunyai hubungan yang baik dengan karyawan lain” untuk indikator

hubungan dengan rekan kerja memiliki rata – rata tinggi. Item pertanyaan

nomor 4 memperolah hasil rata – rata sebesar 4,07 dengan kriteria tinggi.

Hal ini menunjukkan bahwa item pertanyaan “saya merasa nyaman saat

bekerjasama secara tim dengan karyawan lain” untuk indikator hubungan

dengan rekan kerja memiliki rata – rata tinggi. Item pertanyaan nomor 5

memperoleh hasil rata – rata 3,61 dengan kriteria tinggi. Hal ini

menunjukkan bahwa item pertanyaan “saya merasa nyaman dengan

suasana kerja pada perusahaan saya” untuk indikator suasana kerja

memiliki rata – rata tinggi. Item pertanyaan nomor 6 memperolah hasil rata

– rata sebesar 3,56 dengan kriteria tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa item

pertanyaan “saya merasa terganggu dengan kebisingan dalam melakukan

pekerjaan” untuk indikator suasana kerja memiliki rata – rata tinggi.

Page 23: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. 2. Sejarah Singkat …

75

Kesimpulan dari indikator variabel lingkungan kerja nonfisik yaitu

lingkungan kerja nonfisik di Ekspedisi SiCepat Cabang Ponorogo yang

mempunyai pengaruh tertinggi terhadap karyawan adalah bagaimana sikap

atasan terhadap karyawannya.

c. Variabel Kepuasan Kerja (X3)

Kepuasan kerja merupakan suatu perasaan menyenangkan ataupun

tidak menyenangkan yang dirasakan karyawan tentang pekerjaan yang

dijalani. Seorang karyawan merasa puas ketika apa yang diharapkan sesuai

dengan kenyataan yang diterima. Variasi jawaban responden untuk variabel

kepuasan kerja (X3) dapat dilihat pada lampiran tabulasi data (pada

lampiran 2).

Kepuasan kerja (X3) yang merupakan variabel independen dalam

penelitian ini terdapat 6 item pertanyaan yang disebarkan oleh peneliti

kepada 41 responden, berikut adalah hasil tanggapan yang diperoleh dari

para responden terkait variabel kepuasan kerja (X3):

Tabel 10 Tanggapan Responden Terhadap Kepuasan Kerja

Item Pertayaan 1

(STS)

2

(TS)

3

(KS)

4

(ST)

5

(SS)

Total Rata-

Rata Responden Skor

[X3.1]

Pekerjaan yang

saya lakukan

sesuai dengan

keterampilan saya.

0 0 5 31 5 41 164 4,00

[X3.2]

Gaji yang saya

terima sesuai

dengan pekerjaan

0 0 2 29 10 41 172 4,20

Page 24: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. 2. Sejarah Singkat …

76

yang saya

lakukan.

[X3.3]

Saya merasa

perusahaan sudah

memberikan gaji

karyawan sesuai

dengan standart

yang berlaku.

0 0 0 28 13 41 177 4,32

[X3.4]

Saya mempunyai

peluang yang

sama dengan

karyawan lain

untuk meraih

posisi yang lebih

baik.

0 0 1 28 12 41 175 4,27

[X3.5]

Rekan kerja saya

sangat membantu

ketika dibutuhkan

dalam bekerja.

0 0 4 35 2 41 162 3,95

[X3.6]

Kondisi sarana

prasarana ditempat

kerja saya sudah

memadai.

0 0 2 35 4 41 166 4,05

Sumber : Data primer diolah oleh peneliti, 2021

Berdasarkan tabel 8 diatas, dapat dijelaskan jawaban responden

terkait item – item pertanyaan variabel kepuasan kerja (X3) sebagai berikut:

Tanggapan responden terhadap item pertanyaan nomor 1

memperoleh hasil rata – rata sebesar 4,00 dengan kriteria tinggi. Hal ini

menunjukkan bahwa item pertanyaan “pekerjaan yang saya lakukan sesuai

dengan keterampilan saya” untuk indikator pekerjaan itu sendiri memiliki

rata – rata tinggi. Item pertanyaan nomor 2 memperoleh hasil rata – rata

Page 25: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. 2. Sejarah Singkat …

77

sebesar 4,20 dengan kriteria tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa item

pertanyaan “gaji yang saya terima sesuai dengan pekerjaan yang saya

lakukan” untuk indikator upah atau imbalan memiliki rata – rata tinggi.

Item pertanyaan nomor 3 memperoleh hasil rata – rata sebesar 4,32 dengan

kriteria sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa item pertanyaan “saya

merasa perusahaan sudah memberikan gaji karyawan sesuai dengan standar

yang berlaku” untuk indikator upah atau imbalan memiliki rata – rata sangat

tinggi. Item pertanyaan nomor 4 memperoleh hasil rata – rata sebesar 4,27

dengan kriteria sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa item pertanyaan

“saya mempunyai peluang yang sama dengan karyawan lain untuk meraih

posisi yang lebih baik” untuk indikator peluang promosi memiliki rata –

rata sangat tinggi. Item pertanyaan nomor 5 memperoleh hasil rata – rata

sebesar 3,95 dengan kriteria tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa item

pertanyaan “rekan kerja saya sangat membantu ketika dibutuhkan dalam

bekerja” untuk indikator rekan kerja memiliki rata – rata tinggi. Item

pertanyaan nomor 6 memperoleh hasil rata – rata sebesar 4,05 dengan

kriteria tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa item pertanyaan “kondisi sarana

prasarana ditempat kerja saya sudah memadai” untuk indikator kondisi

kerja memiliki rata – rata tinggi.

Kesimpulan dari indikator kepuasan kerja adalah terdapat faktor

terpenting yang mempengaruhi kepuasan karyawan dalam bekerja yaitu

ketika mereka memperoleh gaji sesuai dengan standart yang telah

ditentukan.

Page 26: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. 2. Sejarah Singkat …

78

d. Variabel Turnover Intention (Y)

Turnover intention merupakan niat atau keinginan karyawan secara

sukarela untuk meninggalkan organisasi atau perusahaan dengan tujuan

mendapat pekerjaan yang lebih baik dari sebelumnya. Variasi jawaban

responden untuk variabel turnover intention (Y) dapat dilihat pada lampiran

tabulasi data (pada lampiran 2).

Turnover intention (Y) yang merupakan variabel dependen dalam

penelitian ini terdapat 6 item pertanyaan yang disebarkan oleh peneliti

kepada 41 responden, berikut adalah hasil tanggapan yang diperoleh dari

para responden terkait variabel turnover intention (Y):

Tabel 11 Tanggapan Responden Terhadap Turnover Intention

Item Pertayaan 1

(STS)

2

(TS)

3

(KS)

4

(ST)

5

(SS)

Total Rata-

Rata Responden Skor

[Y 1]

Saya mempunyai

keinginan untuk

meninggalkan

perusahaan tempat

saya bekerja.

3 26 12 0 0 41 91 2,22

[Y 2]

Saya mempunyai

keingian untuk

mendapatkan

pekerjaan yang

lebih baik.

4 10 15 12 0 41 117 2,85

[Y 3]

Saya sedang

mencari alternatif

pekerjaan lain.

0 19 10 12 0 41 116 2,83

[Y 4]

Saya aktif

menanyakan

kepada orang lain

3 22 16 0 0 41 95 2,32

Page 27: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. 2. Sejarah Singkat …

79

tentang peluang

kerja di luar

perusahaan.

[Y 5]

Saya merasa

bekerja di

perusahaan lain

lebih menarik.

0 22 11 8 0 41 109 2,66

[Y 6]

Saya berpikir

untuk keluar dari

perusahaan karena

pekerjaan yang

tidak sesusai.

0 23 18 0 0 41 100 2,44

Sumber : Data primer diolah oleh peneliti, 2021

Berdasarkan tabel 10 diatas, dapat dijelaskan jawaban responden

terkait item – item pertanyaan variabel turnover intention (Y) sebagai

berikut:

Tanggapan responden terhadap item pertanyaan nomor 1

memperoleh hasil rata – rata sebesar 2,22 dengan kriteria rendah. Hal ini

menunjukkan bahwa item pertanyaan “saya mempunyai keinginan untuk

meninggalkan perusahaan tempat saya bekerja” untuk indikator niat untuk

keluar memiliki rata – rata rendah. Item pertanyaan nomor 2 memperoleh

hasil rata – rata sebesar 2,85 dengan kriteria sedang. Hal ini menunjukkan

bahwa item pertanyaan “saya mempunyai keinginan untuk mendapatkan

pekerjaan yang lebih baik” untuk indikator niat untuk keluar memiliki rata

– rata sedang. Item pertanyaan nomor 3 memperoleh hasil rata – rata

sebesar 2,83 dengan kriteria sedang. Hal ini menunjukkan bahwa item

pertanyaan “saya sedang mencari alternatif pekerjaan lain” untuk indikator

pencarian pekerjaan memiliki rata – rata sedang. Item pertanyaan nomor 4

memperoleh hasil rata – rata sebesar 2,32 dengan kriteria rendah. Hal ini

Page 28: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. 2. Sejarah Singkat …

80

menunjukkan bahwa item pertanyaan “saya aktif menanyakan kepada

orang lain tentang peluang kerja di luar perusahaan” untuk indikator

pencarian pekerjaan memiliki rata – rata rendah. Item pertanyaan nomor 5

memperoleh hasil rata – rata 2,66 dengan kriteria sedang. Hal ini

menunjukkan bahwa item pertanyaan “saya merasa bekerja diperusahaan

lain lebih menarik” untuk indikator membandingkan pekerjaan memiliki

rata – rata sedang. Item pertanyaan nomor 5 memperoleh hasil rata – rata

sebesar 2,44 dengan kriteria rendah. Hal ini menunjukkan bahwa item

pertanyaan “saya berpikir untuk keluar dari perusahaan karena pekerjaan

yang tidak sesuai” untuk indikator berpikir keluar memiliki rata – rata

rendah.

Kesimpulan dari indikator variabel turnover intention yaitu

indikator nilai tertinggi terdapat pada indikator niat untuk keluar

dibandingkan dengan indikatoe lainnya. Dalam indikator tersebut

menjelaskan bahwa faktor yang menjadi alasan karyawan keluar dari

perusahaan yaitu ingin mencari pekerjaa yang lebih baik.

c) Pengujian Instrumen Data

Uji instrumen dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

apakah kuesioner yang telah disebarkan dan dijawab oleh responden

terbukti valid dan reliabel ketika digunakan untuk melakukan penelitian.

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau validn tidaknya

suatu kuesioner. Dimana suatu kuesioner dapat dikatakan valid ketika

pertanyaan pada kesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan

diukur oleh kuesioner tersebut. Dan sebaliknya menurut Ghozali (2018)

Page 29: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. 2. Sejarah Singkat …

81

jika suatu alat ukur yang kurang valid akan memiliki validitas rendah.

Adapun kriteria dalam pengujian tersebut antara lain sebagai berikut:”

a. Apabila r hitung > r tabel, maka kuesioner tersebut dapat dikatakan

valid.

b. Apabila r hitung < r tabel, maka kuesioner tersebut dapat dikatakan

tidak valid.

Pada penelitian ini dinyatakan valid dengan taraf kepercayaan 5%

dimana df= (N-2) yaitu 41 – 2 = 39 diperoleh nilai r tabel sebesar 0,308.

Berikut adalah hasil uji validitas dengan bantuan software SPSS:

Tabel 12 Hasil Uji Validitas

Variabel Indikator r Hitung r Tabel Keterangan

Kepemimpinan (X1)

X1.1 0.786 0.308 Valid

X1.2 0.699 0.308 Valid

X1.3 0.605 0.308 Valid

X1.4 0.749 0.308 Valid

X1.5 0.539 0.308 Valid

X1.6 0.797 0.308 Valid

Lingkungan Kerja Non

Fisik (X2)

X2.1 0.680 0.308 Valid

X2.2 0.821 0.308 Valid

X2.3 0.619 0.308 Valid

X2.4 0.561 0.308 Valid

X2.5 0.762 0.308 Valid

X2.6 0.709 0.308 Valid

Kepuasan Kerja (X3)

X3.1 0.450 0.308 Valid

X3.2 0.668 0.308 Valid

X3.3 0.728 0.308 Valid

X3.4 0.611 0.308 Valid

X3.5 0.491 0.308 Valid

X3.6 0.681 0.308 Valid

Page 30: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. 2. Sejarah Singkat …

82

Turnover Intention (Y)

Y.1 0.817 0.308 Valid

Y.2 0.739 0.308 Valid

Y.3 0.821 0.308 Valid

Y.4 0.853 0.308 Valid

Y.5 0.737 0.308 Valid

Y.6 0.873 0.308 Valid

Sumber : Data primer diolah oleh peneliti, 2021

Berdasarkan tabel 11 diatas, dapat diketahui bahwa semua indikator

yang digunakan dinyatakan valid dimana masing – masing item pertanyaan

variabel kepemimpinan (X1), lingkungan kerja nonfisik (X2), kepuasan

kerja (X3), dan turnover intention (Y) memiliki r hitung > r tabel atau r

hitung > 0,308 artinya kuesioner yang digunakan sudah valid dan layak

digunakan sebagai alat ukur penelitian serta dapat digunakan dalam analisis

selanjutnya.

b. Uji Reabilitas

Uji reabilitas adalah uji yang digunakan untuk menguji kereliabel

(kehandalan) suatu instrumen yang digunakan dalam penelitian. Menurut

Sugiyono (2017) instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila

digunakan beberapa kali untuk menguji obyek yang sama, akan

menghasilkan jawaban yang tetap sama (konsisten).

Adapun cara yang digunakan untuk mengukur reabilitas kuesioner

dalam penelitian ini adalah dengan uji statistik Cronbach’s Alpha. Arikunto

(2018) Suatu variabel dinyatakan reliabel apabila nilai Cronbach’s Alpha

lebih besar atau sama dengan 0,60. Berikut adalah hasil pengujian

reliabilitas.

Page 31: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. 2. Sejarah Singkat …

83

Tabel 13 Hasil Uji Reabilitas

Variabel Cronbach’s

Alpha

Kriteria Keterangan

Kepemimpinan (X1) 0.776 0.60 Reliabel

Lingkungan Kerja Non Fisik (X2) 0.773 0.60 Reliabel

Kepuasan Kerja (X3) 0.741 0.60 Reliabel

Turnover Intention (Y) 0.795 0.60 Reliabel

Sumber : Data diolah oleh peneliti, 2021

Berdasarkan tabel 12 diatas, dapat dilihat bahwa nilai

Cronbach’s Alpha > 0,60 sehingga dapat disimpulkan bahwa semua

item pertanyaan mulai dari variabel Y (turnover intention) dan variabel

X ( kepemimpinan (X1), lingkungan kerja nonfisik (X2), dan kepuasan

kerja (X3) dinyatakan reliable, artinya kuesioner yang digunakan untuk

mengukur keempat variabel sudah memberikan hasil yang konsisten

sehingga layak diigunakan sebagai instrument penelitian.

d) Metode Analisis Data

a. Analisis Regresi Linier Berganda

Santoso (2014) menjelaskan bahwa analisis regresi berganda

merupakan alat analisis yang digunakan untuk mengetahui seberapa

jauh perubahan variabel terikat atau dengan kata lain untuk mengetahui

seberapa jauh perubahan variabel bebas dalam mempengaruhi variabel

terikat.

Pada penelitian ini, perhitungan statistik dalam analisis regresi

berganda menggunakan program SPSS. Adapun persamaan regresi

bergannda dirumuskan sebagai berikut:

Page 32: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. 2. Sejarah Singkat …

84

Tabel 14 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 43.046 3.834 11.226 .000

Total.X1 .179 .058 .218 3.110 .004

Total.X2 -.999 .084 -.818 -11.846 .000

Total.X3 -.335 .142 -.162 -2.362 .024

a. Dependent Variable: Total.Y

Sumber : Data primer diolah oleh peneliti, 2021

Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda tersebut,

dapat diketahui persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2+b3X3+e

Y= 43.046 + 0.179 X1 – 0.999X2-0.335 X3 + e

1) Nilai Konstanta (a) = 43.046

Berdasarkan hasil analisis tersebut, nilai konstanta adalah

sebesar 43.046 yang mana nilai tersebut dapat dijelaskan pada saat

variabel kepemimpinan (X1), lingkungan kerja nonfisik (X2), dan

kepuasan kerja (X3) berada pada posisi konstan atau nilainya 0,

maka turnover intention (Y) sebesar 43.046.

2) Nilai Koefesien Regresi Kepemimpinan (X1) = 0,179

Variabel kepemimpinan (X1) mempunyai koefesien regresi

yang bertanda positif 0,179 menunjukkan adanya pengaruh positif

antara variabel kepemimpinan (X1) dengan turnover intention (Y).

Artinya apabila variabel kepemimpinan (X1) meningkat 1 satuan,

Page 33: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. 2. Sejarah Singkat …

85

maka turnover intention (Y) akan meningkat 0,179 dimana faktor

lainnya dalam keadaan konstan atau tetap.

3) Nilai Koefesien Regresi Lingkungan Kerja Nonfisik (X2)

= -0,999

Variabel lingkungan kerja nonfisik (X2) mempunyai

koefesien regresi yang bertanda negatif (-0,999) menunjukkan

adanya pengaruh negatif antara variabel lingkungan kerja nonfisik

(X2) dengan turnover intention (Y). Artinya apabila variabel

lingkungan kerja nonfisik (X2) meningkat 1 satuan, maka turnover

intention (Y) akan menurun -0,999 dimana faktor lainnya dalam

keadaan konstan atau tetap.

4) Nilai Koefesien Regresi Kepuasan Kerja (X3) = -0,335

Variabel kepuasan kerja (X3) mempunyai koefesien regresi

yang bertanda negatif (-0,335) menujukkan adanya pengaruh

negatif antara variabel kepuasan kerja (X3) dengan turnover

intention (Y). Artinya, apabila variabel kepuasan kerja (X3)

meningkat 1 satuan, maka turnover intention (Y) akan menurun -

0,335 dimana faktor lainnya dalam keadaan konstan atau tetap.

b. Analisis Koefesien Determinasi

Menurut Santoso (2014) analisis koefesien determinasi (R2)

digunakan untuk menentukan seberapa besar variasi variabel dependen

(Y) yang dapat dijelaskan oleh variabel independen (X1, X2, dan X3). Nilai

koefisien determinasi adalah diantara 0 dan 1 atau 0<R2<1. Jika nilai

koefisien determinasi semakin mendekati nol, maka semakin lemah (tidak

Page 34: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. 2. Sejarah Singkat …

86

erat) kemampuan model dalam menjelaskan variasi variabel independen

terhadap variabel dependen. Sedangkan jika nilai koefisien determinasi

mendekati angka 1, maka semakin erat kemampuan model dalam

menjelaskan variabel independen terhadap variabel dependen. Berikut

adalah hasil analisis koefesien determinasi dengan bantuan software SPSS:

Tabel 15 Hasil Analisis Koefesien Determinasi

Sumber : Data primer diolah oleh peneliti, 2021

Nilai koefesien determinasi atau R square (R2) dari hasil

pengolahan data adalah sebesar 0,825 atau 82,5%. Nilai tersebut

memberikan gambaran bahwa sumbangan variabel independen

(kepemimpinan, lingkungan kerja nonfisik dan kepuasan kerja) terhadap

naik turunnya variabel dependen (turnover intention) adalah 82,5% dan

sisanya 17,5% merupakan sumbangan dari variabel lain yang tidak

dimasukkan dalam persamaan regresi linier berganda yang diajukan dalam

penelitian ini. Nilai koefesien determinasi pada penelitian ini adalah 0,825

yang artinya koefesien determinasi mendekati angka 1, maka dapat

dikatakan mempunyai pengaruh yang kuat atau erat.

e) Uji Hipoesis

a. Uji T (Parsial)

Menurut Santoso (2014) uji hipotesis t digunakan untuk menguji

tingkat signifikansi dari pengaruh variabel independen secara parsial

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 ,908a ,825 ,811 1,4949

a. Predictors: (Constant), Total.X3, Total.X1, Total.X2

Page 35: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. 2. Sejarah Singkat …

87

terhadap variabel dependen. Uji dilaksanakan dengan langkah

membandingkan t hitung dengan t tabel.

Menurut Sugiyono (2018) kriteria penilaian uji t dengan uji dua

arah digunakan ½ taraf signifikan (α = 0,025) adalah sebagai berikut :

1) Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang

berarti terdapat pengaruh antara variabel independen terhadap

variabel dependen.

2) Jika t hitung ≤ t tabel, maka Ho diterima dan Ho ditolak, yang

berarti tidak terdapat pengaruh antara variabel independen

terhadap variabel dependen.

3) Jika -t hitung ≤ -t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang

berarti terdapat pengaruh antara variabel independen terhadap

variabel dependen.

4) Jika -t hitung ≥ -t tabel, maka Ho diterima dan Ho ditolak, yang

berarti tidak terdapat pengaruh antara variabel independen

terhadap variabel dependen.

Tabel 16 Hasil Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 43.046 3.834 11.226 .000

Total.X1 .179 .058 .218 3.110 .004

Total.X2 -.999 .084 -.818 -11.846 .000

Total.X3 -.335 .142 -.162 -2.362 .024

a. Dependent Variable: Total.Y

Sumber : Data primer diolah oleh peneliti, 2021

Page 36: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. 2. Sejarah Singkat …

88

Berdasarkan tabel 16 diatas, dapat diperoleh hasil uji nilai t

hitung yang akan dibandingkan dengan t tabel pada tabel statistik

dengan signifikansi 0,025 serta derjat kebebasan (df = n-k = 41 – 4

= 37), hasil t tabel diperoleh sebesar 2,026. Berikut ini adalah hasil

pengujian hipotesis melalui uji t:

1) Kepemimpinan (X1) Terhadap Turnover Intention (Y)

Dapat dilihat bahwa kolom t hitung dan kolom t tabel

coefficiencts, diperoleh nilai t hitung sebesar 3,110 > t tabel sebesar

2,026 dan nilai signifikan 0,004 < 0,025 sehingga dapat

disimpulkan bahwa Ha1 diterima yang artinya kepemimpinan (X1)

secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap turnover

intention karyawan (Y) pada Ekspedisi SiCepat Ekspres Cabang

Ponorogo. Hal ini berarti ketika kepemimpinan semakin meningkat

maka turnover intention juga meningkat. Hasil analisis diatas dapat

digambarkan dengan kurva sebagai berikut:

H0 Diterima

H0 Ditolak H0 Ditolak

-3,110 -2,026 2,026 3,110

Gambar 5 kurva daerah penolakan Ho dan penerimaan Ha

2) Lingkungan Kerja Nonfisik (X2) Terhadap Turnover Intention

(Y)

Dapat dilihat bahwa kolom t hitung dan kolom t tabel

coefficiencts, diperoleh nilai t hitung sebesar -11,846 < t tabel

sebesar -2,026 dan nilai signifikan 0,000 < 0,025 sehingga dapat

Page 37: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. 2. Sejarah Singkat …

89

disimpulkan bahwa ha2 diterima yang artinya lingkungan kerja

nonfisik (X2) secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap turnover intention karyawan (Y) pada Ekspedisi SiCepat

Ekspres Cabang Ponorogo. Hal ini berarti ketika lingkungan kerja

nonfisik semakin meningkat maka variabel turnover intention

semakin menurun. Hasil analisis diatas dapat digambarkan dengan

kurva sebagai berikut:

H0 Diterima

H0 Ditolak H0 Ditolak

-11,846 -2,026 2.026 11,846

Gambar 6 kurva daerah penolakan Ho dan penerimaan Ha

3) Kepuasan Kerja (X3) Terhadap Turnover Intention (Y)

Dapat dilihat bahwa kolom t hitung dan kolom t tabel

coefficiencts, diperoleh nilai t hitung sebesar -2,362 < t tabel sebesar

-2,026 dan nilai signifikan 0,024 < 0,025 sehingga dapat

disimpulkan bahwa ha2 diterima yang artinya kepuasan kerja (X3)

secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap turnover

intention karyawan (Y) pada Ekspedisi SiCepat Ekspres Cabang

Ponorogo. Hal ini berarti ketika kepuasan kerja semakin meningkat

maka variabel turnover intention semakin menurun.

H0 Diterima

H0 Ditolak H0 Ditolak

-2,362 -2.026 2.026 2,362

Gambar 7 kurva daerah penolakan Ho dan penerimaan Ha

Page 38: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. 2. Sejarah Singkat …

90

b. Uji F (Simultan)

Menurut Santoso (2014) uji hipotesis F digunakan untuk menguji

signifikansi dari pengaruh variabel independen secara serempak terhadap

variabel dependen. Uji dilaksanakan dengan langkah membandingkan nilai

F hitung dengan F tabel.

Kriteria penilaian uji f dengan taraf signifikan (α = 0,05) adalah

sebagai berikut :

1) Jika F hitung ≥ F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang

berarti terdapat pengaruh secara bersama variabel independen

terhadap variabel dependen.

2) Jika F Hitung < F tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang

berarti tidak terdapat pengaruh secara bersama variabel

independen terhadap variabel dependen.

Tabel 17 Hasil Uji F

ANOVAa

Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 395,474 3 131,825 63,014 ,000b

Residual 77,404 37 2,092

Total 472,878 40

a. Dependent Variable: Total.Y

b. Predictors: (Constant), Total.X3, Total.X1, Total.X2

Sumber : Data primer diolah oleh peneliti, 2021

Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 16 diatas,

menunjukkan bahwa f hitung sebesar 63,014 dengan nilai signifikansi

0,000. Nilai F tabel dengan tingkat signifikansi 5% dan df 1 (k – 1) = 4 – 1

Page 39: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. 2. Sejarah Singkat …

91

= 3, df 2 (n – k) = 41 – 4 = 37. Hasil F tabel diperoleh sebesar 2,86. Pada

tabel diatas dapat diperoleh nilai F hitung sebesar 63,014 dan sig. sebesar

0,000. Perolehan nilai f hitung > f tabel yaitu 63,014 > 2,86 sehingga dapat

diartikan bahwa ha4 diterima. Hal tersbut berarti bahwa kepemimpinan

(X1), lingkungan kerja nonfisik (X2) dan kepuasan kerja (X3) secara

bersama-sama berpengaruh terhadap turnover intention karyawan (Y) pada

Ekspedisi SiCepat Ekspres Cabang Ponorogo. Hasil analisis diatas dapat

digambarkan dalam kurva sebagai berikut:

H0 ditolak

H0 diterima

2,86 63,014

Gambar 8 Kurva F daerah penolakan H0 dan penerimaan Ha

B. Pembahasan

1. Pengaruh Kepemimpinan (X1) Terhadap Turnover Intention

Karyawan (Y)

Berdasarkan tabel 13 analisis regresi linier berganda pada variabel

kepemimpinan (X1) mempunyai koefesien regresi positif 0,179 menunjukkan

adanya pengaruh positif antara variabel kepemimpinan (X1) dengan turnover

intention karyawan (Y). Hal tersebut mengandung arti apabila variabel

kepemimpinan (X1) meningkat 1 satuan, maka turnover intention karyawan

(Y) akan meningkat 0,179 dimana faktor lainnya dalam keadaan tetap atau

konstan.

Page 40: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. 2. Sejarah Singkat …

92

Hasil uji t hitung pada tabel 15 dan kolom signifikansi pada tabel

coefficients, diperoleh nilai t hitung sebesar 3,110 > t tabel sebesar 2,026 dan

nilai signifikan 0,004 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha1 diterima,

artinya kepemimpinan (X1) secara parsial berpengaruh terhadap turnover

intention karyawan (Y) pada Ekspedisi SiCepat Ekspres Cabang Ponorogo.

Artinya, ketika variabel kepemimpinan meningkat, maka turnover intention

akan meningkat juga.

Hal tersebut menunjukkan bahwa kepemimpinan (X1) yang dimiliki

suatu organisasi atau perusahaan berperan penting, karena dengan sikap

pimpinan yang baik atau tidak dapat mempengaruhi keinginan karyawan untuk

pindah atau keluar dari perusahaan tempatnya bekerja. Pemimpin yang kaku,

tidak kenal kompromi, menetapkan target yang membuat karyawan tidak betah

sehingga memutuskan untuk pindah kerja.

Penelitian ini menunjukkan bahwa pada Ekspedisi SiCepat Ekspres

Cabang Ponorogo kepemimpinan yang diterapkan terlalu tinggi dan selalu

menuntut pada pengarahan visi kepada karyawannya, kurang membimbing

mengenai pengembangan dan kejelasan pekerjaan, kurangnya memelihara

keharmonisan kerjasama kelompok dalam bekerja, serta karyawan ingin

dihargai setiap perbedaan pendapat, dan perbaikan komunikasi yang baik

dengan karyawannya. Hal ini sesuai dengan tanggapan yang karyawan berikan

dalam menjawab pernyataan – pernyataan kuesioner yang telah disebarkan.

Berdasarkan hasil jawab kuesioner yang telah disebar, sehingga dapat

disimpulkan bahwa variabel kepemimpinan di Ekspedisi SiCepat Ekspres

Page 41: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. 2. Sejarah Singkat …

93

Cabang Ponorogo tinggi sehingga berdampak pada peningkatan turnover

intention.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ayu,

Minarsih, dan Wulan (2020) dengan judul “The Effect of Compensation,

leadership and work environment to turnover intention employee gombel

semarang employees caddy parts” yang menyatakan bahwa kepemimpinan

berpengaruh positif signifikan terhadap turnover intention.

2. Pengaruh Lingkungan Kerja Nonfisik (X2) Terhadap Turnover

Intention Karyawan (Y)

Berdasarkan tabel 13 analisis regresi linier berganda pada variabel

lingkungan nonfisik (X2) mempunyai koefesien regresi negatif (-11,846)

menunjukkan adanya pengaruh negatif antara variabel lingkungan kerja

nonfisik (X2) dengan turnover intention karyawan (Y). Hal tersebut

mengandung arti apabila variabel lingkungan kerja nonfisik (X2) meningkat 1

satuan, maka turnover intention karyawan (Y) akan meningkat -11,846 dimana

faktor lainnya dalam keadaan tetap atau konstan.

Hasil uji t hitung pada tabel 15 dan kolom signifikansi pada tabel

coefficients, diperoleh nilai t hitung sebesar -11,846 > t tabel sebesar 2,026 dan

nilai signifikan 0,000 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha1 diterima,

artinya lingkungan kerja nonfisik (X2) secara parsial berpengaruh terhadap

turnover intention karyawan (Y) pada Ekspedisi SiCepat Ekspres Cabang

Ponorogo. Hal ini mengandung arti ketika variabel lingkungan kerja nonfisik

meningkat maka turnover intention akan menurun. Artinya, ketika variabel

lingkungan kerja nonfisik meningkat, maka turnover intention akan menurun.

Page 42: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. 2. Sejarah Singkat …

94

Hal tersebut menunjukkan bahwa kondisi lingkungan kerja nonfisik

suatu perusahaan sangat berpengaruh terhadap tinggi rendahnya tingkat

turnover intention karyawan pada perusahaan tersebut.Ketika karyawan

merasa nyaman dengan lingkungan kerjan nonfisikya, maka mereka lebih

cenderung bertahan disuatu perusahaan, hal itu berlaku sebaliknya. Jika

karyawan merasa kurang nyaman dengan lingkungan kerja nonfisik, mereka

cenderung berpikir untuk keluar dari perusahaan. Kenyamanan lingkungan

kerja nonfisik yang dimaksud dapat berasal dari hubungan baik dengan atasan,

rekan kerja, serta suasana kerja yang dirasakan.

Penelitian ini menunjukkan bahwa pada Ekspedisi SiCepat Ekspres

Cabang Ponorogo lingkungan kerja nonfisik yang telah terjalin meliputi

hubungan baik dengan atasan, perhatian yang diberikan atasan, hubungan baik

dengan karyawan lain, kenyamanan kerjasama tim dan kenyamanan suasana

kerja. Hal ini sesuai dengan tanggapan yang karyawan berikan dalam

menjawab pernyataan – pernyataan kuesioner yang telah disebarkan.

Berdasarkan hasil jawab kuesioner yang telah disebar, sehingga dapat

disimpulkan bahwa variabel lingkungan kerja nonfisik di Ekspedisi SiCepat

Ekspres Cabang Ponorogo baik sehingga berdampak pada penurunan turnover

intention.

Hasil penelitian ini didukung dengan penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh Rijasawitri dan Suasana (2020) dengan judul “Pengaruh

kepuasan kerja, stress kerja dan lingkungan kerja nonfisik terhadap turnover

intention yang memberikan hasil bahwa lingkungan kerja nonfisik

berpengaruh negatif terhadap turnover intention.

Page 43: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. 2. Sejarah Singkat …

95

3. Pengaruh Kepuasan Kerja (X3) Terhadap Turnover Intention

Karyawan (Y)

Berdasarkan tabel 13 analisis regresi linier berganda pada variabel

kepuasan kerja (X3) mempunyai koefesien regresi negatif (-2,362)

menunjukkan adanya pengaruh negatif antara variabel kepuasan kerja (X3)

dengan turnover intention karyawan (Y). Hal tersebut mengandung arti apabila

variabel kepuasan kerja (X3) meningkat 1 satuan, maka turnover intention

karyawan (Y) akan meningkat -2,362 dimana faktor lainnya dalam keadaan

tetap atau konstan.

Hasil uji t hitung pada tabel 15 dan kolom signifikansi pada tabel

coefficients, diperoleh nilai t hitung sebesar -2,362 > t tabel sebesar 2,026 dan

nilai signifikan 0,024 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha1 diterima,

artinya kepuasan kerja (X3) secara parsial berpengaruh terhadap turnover

intention karyawan (Y) pada Ekspedisi SiCepat Ekspres Cabang Ponorogo.

Artinya, ketika variabel kepuasan kerja meningkat, maka turnover intention

akan menurun.

Hal tersebut menunjukkan bahwa kepuasan kerja suatu organisasi/

perusahaan juga memiliki peran penting, karena dengan merasa puas pada

pekerjaan yang dijalani berdasarkan bidang dan keahlian karyawan akan

bekerja dengan baik. Kepuasan kerjapun akan dapat dirasakan karyawan jika

mereka menerima gaji sesuai dengan beban dan tanggung jawab yang

diberikan perusahaan. Kemudian, kepuasan kerja karyawan juga dapat timbul

jika setiap karyawan diberi kesempatan yang sama dalam program promosi

Page 44: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. 2. Sejarah Singkat …

96

yang dilakukan perusahaan sehingga dapat memotivasi karyawan untuk lebih

maju dan berkembang. Selain itu, kepuasan kerja karyawan akan timbul jika

kondisi kerja yang dijalani sudah memadai sesuai yang diharapkan.

Penelitian ini menunjukkan bahwa pada Ekspedisi SiCepat Ekspres

Cabang Ponorogo kepuasan kerja yang tercipta seperti kepuasan terhadap

kesesuaian keterampilan dengan pekerjaan, gaji yang sesuai dengan pekerjaan

dan standar, peluang promosi posisi yang lebih baik, bantuan dari rekan kerja

saat dibutuhkan, serta kondisi sarana prasarana tempat kerja yang sudah

memadai. Hal ini sesuai dengan tanggapan yang karyawan berikan dalam

menjawab pernyataan – pernyataan kuesioner yang telah disebarkan.

Berdasarkan hasil jawab kuesioner yang telah disebar, sehingga dapat

disimpulkan bahwa variabel kepuasan kerja di Ekspedisi SiCepat Ekspres

Cabang Ponorogo baik, sehingga berdampak pada penurunan turnover

intention.

Hasil penelitian ini didukung dengan penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh Fujiana dan Rahardja (2016) dengan judul “Analisis pengaruh

kepuasan kerja, lingkungan kerja nonfisik dan komitmen organisasional

terhadap terhadap turnover intention pada PT. Indotirta Jaya Abadi Ungaran

yang memberikan hasil bahwa kepuasan kerja berpengaruh negatif terhadap

turnover intention.

Page 45: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. 2. Sejarah Singkat …

97

4. Pengaruh Kepemimpinan (X1), Lingkungan Kerja Nonfisik (X2),

dan Kepuasan Kerja Secara Simultan Terhadap Turnover Intention

Karyawan (Y)

Berdasarkan tabel 13 analisis regresi linier berganda pada variabel

kepemimpinan (X1), lingkungan kerja nonfisik (X2) dan variabel kepuasan

kerja (X3) tidak atau dalam keadaan konstan, maka nilai turnover intention (Y)

sebesar 43,046 dan nilai tersebut merupakan pengaruh dari variabel lain yang

tidak dimasukkan dalam model regresi.

Hasil tabel 14 mengenai analisis koefesien determinasi diperoleh nilai

koefesien determinasi/ R Square (R2) dari hasil pengolahan data adalah sebesar

0,825 atau 82,5%. Nilai tersebut memberikan gambaran bahwa sumbangan

variabel independen (kepemimpinan, lingkungan kerja nonfisik dan kepuasan

kerja) terhadap naik turunnya variabel dependen (turnover intention) adalah

sebesar 82,5% serta sisanya 17,5% merupakan sumbangan dari variabel lain

yang tidak dimasukkan dalam persamaan regresi linier berganda yang diajukan

dalam penelitian ini.

Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 16 diatas, menunjukkan

bahwa nilai F hitung sebesar 63,014 > F tabel yaitu 2,86 dan sig. 0,000 < 0,05

sehingga dapat diartikan bahwa ha4 diterima, yang berarti kepemimpinan (X1),

lingkungan kerja nonfisik (X2), dan kepuasan kerja (X3) secara simultan

berpengaruh terhadap turnover intention karyawan (Y) pada Ekspedisi

SiCepat Ekspres Cabang Ponorogo.

Hasil penelitian ini didukung dengan penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh Rijasawitri dan Suasana (2020) dengan judul “Pengaruh

Page 46: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. 2. Sejarah Singkat …

98

kepuasan kerja, stress kerja, dan lingkungan kerja nonfisik terhadap turnover

intention” yang memberikan hasil bahwa kepuasan kerja dan lingkungan kerja

nonfisik berpengaruh negatif terhadap turnover intention karyawan.