bab iv gambaran umum 4.1 sejarah singkat kota solo...4.1 sejarah singkat kota solo . surakarta, juga...
TRANSCRIPT
BAB IV
GAMBARAN UMUM
4.1 Sejarah Singkat Kota Solo
Surakarta, juga dikenal sebagai Sala atau SOLO, adalah nama sebuah kota di Propinsi
Jawa Tengah. Solo menempati 44,03 kilometer persegi luas permukaan dengan populasi
sekitar 500 ribu orang. Sejarahnya tanggal kembali ke 1745 ketika Kartasura Istana Kerajaan
Mataram dipindahkan oleh Raja, Susuhunan Paku Buwono II setelah hancur setelah
kerusuhan. Setelah itu, desa ini menjadi Surakarta Hadiningrat. Kerajaan ini kemudian dibagi
menjadi dua, Surakarta Sunanate (utara pengadilan) dan Yogyakarta (selatan pengadilan)
setelah Perjanjian Giyanti pada tahun 1755. Dua tahun kemudian, penurunan Kerajaan
Mataram berlanjut ketika wilayah utara Surakarta diserahkan kepada Pangeran Sambernyawa
(Mangkunagoro I) dan Royal House of Mangkunagaran didirikan. Ini menandai keberhasilan
kebijakan Belanda dikenal sebagai "devide et impera" (membagi dan menaklukkan) di
Hindia. Sejak saat itu, budaya pengadilan sangat rumit dan elegan dikembangkan ketika
kedua pengadilan menempatkan energi besar ke dalam seni. Wayang dan gamelan adalah
beberapa seni pertunjukan yang masih ditindaklanjuti hingga hari ini. Keris, batik, karnaval
dan festival tradisional Jawa juga berada di antara warisan budaya tak berwujud di kota Solo.
Sejarah perkembangan kota Solo sangat dipengaruhi oleh budaya dari kedua pengadilan dan
administrasi kolonial serta budaya perdagangan. Solo juga terkenal sebagai "kota dagang"
ditandai oleh perkembangan Pasar Gede, pasar terkenal tradisional kota. Oleh karena itu,
bangunan bersejarah dan situs-situs, khususnya Keraton Kasunanan, Pura Mangkunagaran,
Vastenburg Fort, dan Pasar Gedhe, tinggal bukti sejarah kota yang membentuk warisan
budaya nyata dari Solo.
Solo adalah salah satu kota Indonesia beberapa yang didirikan berdasarkan
perencanaan kota modern. Dalam kota kereta api dan jalan raya (sekarang Jalan Slamet
Riyadi), taman dan ruang publik, di antara elemen urban modern Solo. Tanda lainnya adalah
keberadaan kanal dan air-gerbang sistem yang dikembangkan untuk mencegah banjir dari
Bengawan Solo. Solo juga mengakui pengelompokan permukiman. Distrik sekitarnya Pasar
Gedhe dan Kampung Balong adalah permukiman imigran Cina, sedangkan Pasar Kliwon
adalah kuartal perumahan Arab. Penyelesaian pedagang batik lokal dari abad 19 dan 20
terletak di Kampung Laweyan. Rumah mereka menunjukkan arsitektur yang indah dan unik
di luar tembok tinggi dan gerbang. Di dalam kompleks Kraton Kasunanan, ada komunitas
sarjana Muslim yang telah tinggal di sana selama berabad-abad. Lingkungan ini disebut
Kampung Kauman terletak di sebelah barat Masjid Agung (Masjid Agung). Tempat tinggal
nya adalah campuran gaya arsitektur Eropa, Jawa dan Cina.
Sejarah Solo bersama dengan warisan budaya berbagai sifat tangible dan intangible
membuat kota yang terkenal sebagai Kota Budaya. Hal ini menimbulkan sikap menjaga
terhadap segala bentuk budaya Jawa dan tradisi. Pentingnya sejarah dan budayanya menjadi
legal diakui di seluruh dunia khususnya ketika tahun 2007 Surakarta menjadi yang pertama
dan satu-satunya anggota Organisasi Kota-kota Warisan Dunia dari Indonesia.
4.2 Sejarah Pemerintahan Kota Solo
Tanggal 16 Juni merupakan hari jadi Pemerintahan Kota Surakarta. Secara de facto
tanggal 16 Juni 1946 terbentuk Pemerintah Daerah Kota Surakarta yang berhak mengatur dan
mengurus rumah tangganya sendiri, sekaligus menghapus kekuasaan Kerajaan Kasunanan
dan Mangkunegaran. Secara yuridis Kota Surakarta terbentuk berdasarkan penetapan
Pemerintah tahun 1946 Nomor 16 /SD, yang diumumkan pada tanggal 15 Juli. Dengan
berbagai pertimbangan faktor-faktor histories sebelumya, tanggal 16 Juni 1946 ditetapkan
sebagai hari jadi Pemerintah Kota Surakarta.
Perkembangan Pemerintahan Kota Solo :
1. Periode Pemerintah Daerah Surakarta 16 Juni 1946 sampai berlakunya undang-
undang Nomor 16 Tahun 1947
2. Periode Pemerintah Harminte Surakarta. Berlakunya undang-undang Nomor 16
Tahun 1947 sampai berlakunya undang-undang Nomor 22 Tahun 1948
3. Periode Pemerintah Daerah Surakarta. Berlakunya undang-undang Nomor 22 Tahun
1948 sampai berlakunya undang-undang Nomor 1 Tahun 1957
4. Periode Pemerintah Daerah Kotapraja Surakarta. Berlakunya undang-undang Nomor
1 Tahun 1957 sampai berlakunya undang-undang Nomor 18 Tahun 1965
5. Periode Pemerintah Kotamadya Surakarta. Berlakunya undang-undang Nomor 5
Tahun 1974 sampai dengan berlakunya undang-undang Nomor 22 Tahun 1999
6. Periode Pemerintah Kota Surakarta. Berlakunya undang-undang Nomor 22 Tahun
1999 tentang Pemerintah Daerah, UU Nomor 32 Tahun 2004, sampai sekarang
Walikota Kepala Daerah yang pernah menjabat Di Surakarta:
1. Mr. ISKAQ TJOKROHADISOERJO (15 Juli 1946 s/d 14 November 1946)
2. SJAMSOERIDJAL (14 November 1946 s/d 13 Januari 1949)
3. SOEDJATMO SOEMOWERDOJO (24 Januari 1949 s/d 1 Mei 1950)
4. SOEHARJO SOERJO PRANOTO (Juni 1949 s/d 1 Mei 1950)
5. K. Ng. SOEBEKTI POESPONOTO (1 Mei 1950 s/d 1 Agustus 1951)
6. MUHAMMAD SALEH WERDISASTRO (1 Agustus 1951 s/d 1 Oktober 1955 dan
s/d 17 Pebruari 1958)
7. OETOMO RAMELAN (17 Pebruari 1958 s/d 23 Oktober 1965)
8. TH. J. SOEMANTHA (23 Oktober 1965 s/d 11 Januari 1968)
9. R.KOESNANDAR (1968 s/d 1975)
10. SOEMARI WONGSOPAWIRO (1975 s/d 1980)
11. SOEKATMO PRAWIROHADISEBROTO, SH (1980 s/d 1985)
12. H.R. HARTOMO ( 1985 s/d 1995)
13. IMAM SOETOPO (1995 s/d 2000)
14. SLAMET SURYANTO (2000 s/d 2005)
15. Ir. H. JOKO WIDODO (2005 s/d sekarang)
4.3 Selayang Pandang
Secara geografis Kota Surakarta berada antara 110045'15'' - 110045'35'' Bujur Timur
dan antara 7036'00''- 7056'00' 'Lintang Selatan, dengan luas wilayah kurang lebih 4.404,06
Ha. Kota Surakarta juga berada pada cekungan di antara dua gunung, yaitu Gunung Lawu
dan Gunung Merapi dan di bagian timur dan selatan dibatasi oleh Sungai Bengawan Solo.
Dilihat dari aspek lalu lintas perhubungan di Pulau Jawa, posisi Kota Surakarta tersebut
berada pada jalur strategis yaitu pertemuan atau simpul yang menghubungkan Semarang
dengan Yogyakarta (JOGLOSEMAR), dan jalur Surabaya dengan Yogyakarta. Dengan posisi
yang strategis ini maka tidak heran kota Surakarta menjadi pusat bisnis yang penting bagi
daerah kabupaten di sekitarnya.
Jika dilihat dari batas kewilayahan, Kota Surakarta dikelilingi oleh 3 kabupaten.
Sebelah utara berbatasan dengan kabupaten Karanganyar dan Boyolali, sebelah timur dibatasi
dengan kabupaten Sukoharjo dan Karanganyar, sebelah selatan berbatasan dengan kabupaten
Sukoharjo, dan sebelah barat berbatasan dengan kabupaten Sukoharjo dan Karanganyar.
Sementara itu secara administratif, Kota Surakarta terdiri dari 5 (lima) wilayah
kecamatan, yaitu kecamatan Laweyan, Serengan, Pasar Kliwon, Jebres dan Banjarsari. Dari
kelima kecamatan ini, terbagi menjadi 51 kelurahan, 595 Rukun Warga (RW) dan 2669
Rukun Tetangga (RT).
4.4 Slogan Surakarta
Kota Surakarta memiliki semboyan
"Berseri" yang singkatannya: "Bersih, Sehat, Rapi, dan Indah" sebagai slogan pemeliharaan
keindahan kota
"Solo, The Spirit of Java (Jiwanya Jawa)" sebagai upaya pencitraan kota Solo sebagai pusat
kebudayaan Jawa.
4.5 Visi Misi dan Lambang
Visi dan Misi Kota Surakarta berdasarkan Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 10 Tahun
2001 tanggal 13 Desember 2001 adalah :
Gambar 4.1
Visi :
Terwujudnya Kota Sala sebagai Kota Budaya yang bertumpu pada potensi Perdagangan, Jasa
, Pendidikan, Pariwisata dan Olah Raga.
Misi:
1. Revitalisasi kemitraan dan partisipasi seluruh komponen masyarakat dalam semua
bidang pembangunan , serta perekatan kehidupan bermasyarakat dengan komitmen
cinta kota yang berlandaskan pada nilai-nilai “Sala Kota Budaya”.
2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dalam
pengusahaan dan pendayagunaan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, guna
mewujudkan inovasi dan integrasi masyarakat madani yang berlandaskan ke-Tuhanan
Yang Maha Esa.
3. Mengembangkan seluruh kekuatan ekonomi Daerah, sebagai pemacu tumbuhan dan
berkembangnya ekonomi rakyat yang berdaya saing tinggi, serta mendayagunakan
potensi pariwisata dan teknologi terapan yang akrab lingkungan.
4. Membudayakan peran dan fungsi hukum, pelaksanaan Hak Asasi Manusia dan
demokratisasi bagi seluruh elemen masyarakat, utamanya para penyelenggara
pemerintahan
4.6 Lambang Daerah:
Arti Lambang :
Warna hijau berarti hidup, warna-warna putih, kuning, merah, dan hitam melukiskan nafsu
diantara beberapa nafsu manusia. Semuanya berarti hidup harus dapat menguasai nafsunya.
Makna dari lukisan :
1. Perisai mewujudkan lambang perjuangan dan perlindungan.
2. Tugu lilin menyala melukiskan kebangunan dan kesatuan kebangsaan.
3. Keris melambangkan kejayaan dan kebudayaan.
4. Panah berarti selalu waspada.
5. Jalur mendatar berombak berarti Bengawan Sala.
6. Bintang kanan kiri melukiskan bintang dilangit dan berarti kesejahteraan.
7. Bambu runcing menggambarkan perjuangan rakyat.
8. Kapas dan padi melukiskan pakaian dan makanan yang berarti : Do'a kearah
kemakmuran
9. Jumlah 6 dari daun, bunga dan buah kapas berarti bulan 6, jumlah 16 dari buah padi
berarti tanggal 16
10. Kain adalah hasil kerajinan terpenting dari Kota Besar Surakarta dan Sidomukti
mengandung arti do'a keluhuran
Lukisan yang terdapat dalam lingkaran jorong merupakan surya sangkala memet:
1. Anak panah diatas busur dengan bergerak, berarti " rinaras" dan berwatak enam.
2. Air berarti "waudadi" atau "dadi" dan berwatak empat
3. Mulai pangkal panah sampai ujung tugu merupakan bentuk lurus berarti " terus " dan
berwatak sembilan
4. Tugu lilin berarti "manunggal" dan berwatak satu
Secara lengkap berbunyi : "RINARAS DADI TERUS MANUNGGAL" yang berarti tahun
1946
4.7 Kalender Event Budaya Solo 2010
NO PELAKSANAAN EVENT LOKASI
1 Minggu, 30 Januari
GREBEG SUDIRO Pasar Gede
2 Rabu, 9 – Selasa, 15
Februari
SEKATEN Alun-alun Utara Keraton
Kasunanan Surakarta
3 Rabu, 16 Februari GREBEG MULUD Keraton Kasunanan
Surakarta, Masjid Agung
4 Jumat, 18 – Selasa,
22 Februari
FESTIVAL KETOPRAK Venue : Gedung Kesenian
Balekambang
5 Minggu, 20 Februari SOLO KARNAVAL Jalan Slamet Riyadi
6 Sabtu, 19 Maret FESTIVAL TIRTONADI Pelataran Sungai Tirtonadi
7 Senin, 4 April MAHESA LAWUNG Keraton Kasunanan Surakarta
8 Jumat, 29 April –
Minggu, 1 Mei
BENGAWAN TRAVEL MART Solo dan kota-kota sekitarnya
9 Jumat, 29 April SOLO MENARI Jalan Slamet riyadi
10 Jumat, 6 – Minggu, 8
Mei
FESTIVAL DOLANAN BOCAH Kawasan Gladag
11 Jumat, 20 – Sabtu, 21
Mei
MANGKUNEGARAN
PERFORMING ART
Pura Mangkunegaran
12 Kamis, 16 Juni –
Sabtu 18 Juni
SOLO KAMPUNG ART
Kawasan Monumen 45
Banjarsari
13 Minggu, 19
Juni – Selasa, 21 Juni
KREATIF ANAK SEKOLAH
SOLO (KREASSO)
Kawasan Mangkunegaran
14 Sabtu, 25 Juni SOLO BATIK CARNIVAL Jalan Slamet Riyadi
15 Sabtu, 25 – Minggu,
26 Juni
KERATON ART FESTIVAL Keraton Kasunanan Surakarta
16 Senin, 27 Juni
TINGGALAN JUMENENGAN
DALEM KE-7 ISKS XIII
Keraton Kasunanan Surakarta
17 Jumat, 1 – Minggu, 3
Juli
SOLO INTERNATIONAL
PERFORMING ART (SIPA)
Pamedan Mangkunegaran
18 Senin, 4 – Rabu, 6
Juli
SOLO BATIK FASHION
Komplek Balaikota
19 Senin, 4 – Rabu, 6
Juli
SOLO CULINARY FESTIVAL Komplek Balaikota
20 . Kamis, 7 – Sabtu, 9
Juli
PENTAS WAYANG ORANG
GABUNGAN
Gedung Wayang Orang
Sriwedari
21 Jumat, 8 – Minggu,
10 Juli
KEMAH BUDAYA
Lapangan Kota Barat
22 Sabtu, 23 Juli GRAND FINAL PEMILIHAN
PUTRA-PUTRI SOLO
Ngarsopuro
23 Sabtu, 20 Agustus
MALEM SELIKURAN Keraton Kasunanan – Taman
Sriwedari
24 Rabu, 31 Agustus GREBEG POSO Keraton Kasunanan
Surakarta, Masjid Agung
25 Kamis, 1 –
Minggu, 11
September
PEKAN SYAWALAN JURUG
Taman Satwa Taru Jurug
26 Kamis, 1 – Minggu,
11 September
BAKDAN ING BALEKAMBANG Taman Balekambang
27 Kamis, 29 –
Jumat, 30 September
SOLO KERONCONG FESTIVAL Kawasan Mangkunegaran
28 Sabtu, 1
Oktober
GRAND FINAL CIPTA LAGU
KERONCONG
Solo
29 Jumat, 7 –
Minggu, 9 Oktober
WAYANG BOCAH
Gedung Wayang Orang
Sriwedari
30 Minggu, 16 Oktober BENGAWAN SOLO GETHEK
FESTIVAL
Langenharjo – Jurug
31 Jumat, 21 –
Minggu, 23 Oktober
PASAR SENI BALEKAMBANG
Tanman Balekambang
32 Jumat, 28 –
Minggu, 30 Oktober
JAVANESSE TRIATICAL
Solo
33 Minggu, 6 November
KIRAB APEM SEWU Kampung Sewu
34 Senin, 7 November
GREBEG BESAR Keraton Kasunanan
Surakarta, Masjid Agung
35 Sabtu, 26 malam –
Minggu, 27
November
KIRAB MALAM 1 SURA
Keraton Kasunanan
Surakarta, Pura
Mangkunegaran
36 Senin, 5
Desember
WIYOSAN JUMENENGAN SP
KGPAA MANGKOE NAGORO
IX
Pura Mangkunegaran
37 Sabtu, 31 Desember PESTA BUDAYA DAN Solo
KEMBANG API MALAM
TAHUN BARU
Tabel 4.1
4.8 Kalender Event Budaya Solo 2011
NO PELAKSANAAN EVENT LOKASI
1 MINGGU, 15
JANUARI
GREBEG SUDIRO KAWASAN PASAR GEDE
2 SENIN - MINGGU,
30 JANUARI - 5
FEBRUARI
SEKATEN ALUN-ALUN UTARA
3 MINGGU, 5
FEBRUARI
GREBEG MULUD KERATON KASUNANAN
& MASJID AGUNG
4 JUMAT-SELASA,
17 - 21 FEBRUARI
FESTIVAL KETHOPRAK GEDUNG KESENIAN
TAMAN BALEKAMBANG
5 SABTU, 18
FEBRUARI
SOLO KARNAVAL JL SLAMET RIYADI
6 MINGGU, 19
FEBRUARI
GUNUNGAN CHARITY BOAT
RACE
BENGAWAN SOLO
7 KAMIS, 22 MARET MAHESA LAWUNG KERATON KASUNANAN
SURAKARTA
8 RABU-MINGGU, 18
- 22 APRIL
PESONA BALEKAMBANG TAMAN BALEKAMBANG
9 SABTU-MINGGU,
28 - 29 APRIL
BENGAWAN TRAVEL MART SELURUH KOTA SOLO
10 MINGGU, 29 APRIL SOLO MENARI JL SLAMET RIYADI
11 JUMAT-SABTU, 11
- 12 MEI
MANGKUNEGARAN
PERFORMING ARTA
PURA
MANGKUNEGARAN
12 JUMAT-MINGGU,
18 - 20 MEI
FESTIVAL DOLANAN BOCAH KAWASAN GLADAK
13 SELASA-KAMIS, 22
- 24 MEI
ASIA PACIFIC HISTORIAN
CONFERENCE
SOLO
14 JUMAT-MINGGU, 8
- 10 JUNI
KEMAH BUDAYA LAPANGAN
KOTTABARAT
15 RABU-KAMIS, 13 -
14 JUNI
KERATON ART FESTIVAL KERATON KASUNANAN
SURAKARTA
16 JUMAT, 15 JUNI TINGALAN JUMENENGAN
DALEM KE-7 ISKS XIII
KERATON KASUNANAN
SURAKARTA
17 SABTU-RABU, 16 -
20 JUNI
SOLO KAMPONG ART SOLO
18 SELASA, 19 JUNI PARADE HADRAH JL SLAMET RIYADI
19 MINGGU-SELASA,
24 - 26 JUNI
KREATIFITAS ANAK
SEKOLAH SOLO (KREASSO)
KAWASAN NGARSOPURO
20 SABTU, 30 JUNI SOLO BATIK CARNIVAL (SBC) JL SLAMET RIYADI
21 RABU-MINGGU, 4 - SOLO INTERNATIONAL TAMAN BALEKAMBANG
8 JULI ETHNIC MUSIC (SIEM)
22 JUMAT-SENIN, 13 -
16 JULI
SOLO BATIK FASIHON (SBF) KOMPLEKS BALAIKOTA
23 KAMIS-MINGGU,
19 - 22 JULI
PENTAS WAYANG ORANG
GABUNGAN
GEDUNG WAYANG
ORANG SRIWEDARI
24 MINGGU-SENIN,
22 - 23 JULI
FESTIVAL DALANG BOCAH JOGLO SRIWEDARI
25 MINGGU-SENIN,
22 - 23 JULI
WAYANG BOCAH GEDUNG WAYANG
ORANG SRIWEDARI
26 RABU, 8 AGUSTUS MALEM SELIKURAN KERATON KASUNANAN
SURAKARTA
27 JUMAT-SABTU, 10
- 25 AGUSTUS
MALEMAN SRIWEDARI TAMAN SRIWEDARI
28 MINGGU, 19
AGUSTUS
GREBEG POSO KERATON KASUNANAN
SURAKARTA
29 MINGGU-MINGGU,
19 - 26 AGUSTUS
BAKDAN ING BALEKAMBANG TAMAN BALEKAMBANG
30 RABU-RABU, 22 -
29 AGUSTUS
PEKAN SYAWALAN JURUG TAMAN SATWATARU
JURUG
31 KAMIS-MINGGU, 6
- 9 SEPTEMBER
FEDERATION FOR ASIAN
CULTURAL PROMOTION
CONFERENCE
SOLO
32 SABTU, 8
SEPTEMBER
PEMILIHAN PUTERA-PUTERI
SOLO
KAWASAN NGARSOPURO
33 JUMAT-SABTU, 14
- 15 SEPTEMBER
SOLO KERONCONG FESTIVAL
(SKF)
KAWASAN
MANGKUNEGARAN
34 JUMAT-SABTU, 21
- 22 SEPTEMBER
SOLO CITY JAZZ KAWASAN
NGARSOPURO/SRIWEDA
RI
35 JUMAT-MINGGU,
28 - 30
SEPTEMBER
SOLO INTERNATIONAL
PERFORMING ART (SIPA)
SOLO
36 KAMIS-MINGGU,
11 - 14 OKTOBER
SOLO INVESTATION TOURISM
& TRADE EXPO (SITTEX)
SOLO
37 SABTU-MINGGU,
13 - 14 OKTOBER
SOLO INTERNATIONAL TEA
FESTIVAL
SOLO
38 MINGGU, 14
OKTOBER
GREBEG PANGAN PURWOSARI-SRIWEDARI
39 MINGGU-SELASA,
14 - 16 OKTOBER
SOLO CULINARY FESTIVAL SOLO
40 KAMIS-MINGGU,
25 - 28 OKTOBER
PASAR SENI BALEKAMBANG TAMAN BALEKAMBANG
41 JUMAT, 26
OKTOBER
GREBEG BESAR KERATON KASUNANAN
SURAKARTA
42 JUMAT-MINGGU, 9
- 11 NOVEMBER
JAVANESE THEATRICAL SOLO
43 MINGGU, 11
NOVEMBER
KIRAB APEM SEWU KAMPUNG SEWU
44 MINGGU, 11 BENGAWAN SOLO GETHEK BENGAWAN SOLO
NOVEMBER FESTIVAL
45 JUMAT-SABTU, 16
- 17 NOVEMBER
KIRAB MALAM 1 SURA KERATON KASUNANAN
SURKARTA & PURA
MANGKUNEGARAN
46 MINGGU, 25
NOVEMBER
WIYOSAN JUMENENGAN SP
KGPAA MANGKOE NAGORO
IX
PURA
MANGKUNEGARAN
47 SABTU, 31
DESEMBER
PESTA BUDAYA DAN
KEMBANG API MALAM
TAHUN BARU
SOLO
Tabel 4.2
4.9 Event-event Budaya Berdasarkan Klasifikasi :
a. Religi
- Sekaten
- Grebeg Mulud
- Pekan Syawalan Jurug
- Grebeg Poso
- Bakdan ing Balekambang
- Kirab Apem Sewu
- Kirab Malam Satu Suro
b. Kemasyarakatan
- Grebeg Sudiro
- Mahesa Lawung
- Wiyasan Jumenengan Dalem ke-7 ISKS XIII
- Tinggalan Jumenengan Dalem ke-7 ISKS XIII Pesta Budaya dan kembang Api
malam Tahun Baru.
c. Sistem Pengetahuan (pendidikan)
- Kreatif Anak Sekolah Solo (KREASSO)
- Kemah Budaya
- Festival Dolanan Bocah
- Solo Cyber City Community
d. Kesenian (tari, musik, theater, batik)
- Festival Ketoprak
- Solo 24 jam Menari
- Solo Batik Fashion
- Pentas Wayang Orang Gabungan
- Solo Keroncong Festival
- Grand Final Cipta Lagu Keroncong
- Wayang Bocah
- Javanese Theatrical
- Keraton Art Festival
- Solo Kampong Art
- Solo Batic Carnival (SBC)
- Solo City Jazz
e. Event International
- Mangkunegaran Performing Art
- Solo International Performing Art (SIPA)
- Asia Pacific Historian Confrence
- Solo International Etnic Music (SIEM)
- Federation for Asian Cultural Promotion Confrence
- Solo International Tea Festival
f. Kuliner
- Solo Culinary Festival
- Grebeg Pangan
- Festival Jenang Solo 2012
g. Pariwisata
- Solo Karnaval
- Festival Tirtonadi
- Bengawan Travel Mart
- Grand Final Pemilihan Putra Putri Solo
- Bengawan Solo Gethek Festival
- Pasar Seni Balekambang
- Gunungan Charity Boat Race
- Pesona Balekambang
4.9.1 SIPA (Solo International Performing Art)
Gambar 4.2 Logo SIPA Community
Profil SIPA :
SIPA atau Solo International Performing Arts adalah sebuah ajang pergelaran seni
budaya berskala international dengan materi berupa seni pertunjukan. Sedangkan pertunjukan
yang dimaksud wilayah genre seninya mulai dari seni tari, seni musik, hingga seni teater dan
atau tidak menutup kemungkinan melebar ke wilayah seni yang lain.
SIPA akan terus mencari dan mencari bentuk idealnya. Setelah itu proses pencarian
masih akan terus berlanjut hingga akan menemukan bentuk terbaiknya. Namun satu hal yang
tidak akan pernah ditinggalkan adalah Spirit Solo sebagai ajang interaksi kultural yaitu
konsep Solo Kota Budaya. Inilah yang akan selalu menjadi semangat dari proses pencarian
bentuk yang ideal dari SIPA.
Akhirnya dari seluruh pemikiran itu akan bermuara pada satu tema besar. Solo akan
menjadi kota yang “duwur adoh kuncarane”. Kota yang besar karena kehidupan tradisi
masyarakatnya dan kebersamaannya sehingga kebesaran itu memiliki daya guna bahkan bagi
masyarakat dari luar wilayah..
SIPA 2010 :
Gambar 4.3 Iklan Cetak SIPA 2010
Kalau ada pertanyaan dari mana peradaban sebuah kota bisa terus hidup dan tumbuh?
Jawabannya sangat mungkin bisa dimulai dari kebudayaan masyarakatnya. Kalau ada
pertanyaan, dari mana kebudayaan itu bisa ditandai? Salah satu yang sederhana ada pada
kehidupan kesenian masyarakatnya.
Solo adalah Kota Budaya, maka Solo pasti juga memiliki kekuatan kehidupan
kesenian yang hidup dan tumbuh dengan baik di masyarakatnya. Tapi bagaimana kemudian
kekuatan itu bisa menjadi energi bagi tumbuh dan berkembangnya kota Solo? Inilah di
antaranya semangat dari Solo International Performing Art (SIPA) 2010.
SIPA hadir dari sebuah pemikiran untuk menggali potensi seni pertunjukan sebagai
bagian dari kehidupan budaya. SIPA ada karena keinginan untuk terus mendewasakan
kehidupan kota. Dan SIPA lahir karena berangkat dari semangat masyarakat. Dari dan milik
masyarakat Solo.
Solo International Performing Arts (SIPA) yang diselenggarakan di Pamedan Istana
Mangkunegaran Solo pada tanggal 16-18 Juli 2010 mengambil tema kesenian rakyat, dimana
jenis kesenian ini memiliki keunikan yang layak untuk diangkat sekaligus sebagai tema
pergelaran berskala international. Tak sekedar bicara persoalan estetika semata. Tetap juga
berbicara tentang kehidupan alam dan masyarakat pendukungnya, lalu kearifan lokal pun
sarat terkandung di dalamnya. Dalam pertunjukan SIPA 2010 delegasi yang tampil
diantaranya :
1. Wargo Budhoyo – Magelang, Jawa Tengah
2. Markt Allhau – Austria
3. Warisan Budaya Seni Melayu – Bangka Belitung
4. Seni Sumedang – Sumedang, Jawa Barat
5. Universitas Malaysia Sabah – Malaysia
6. ISI Dendasar – Bali
7. Sanggar Fitria dan Padepokan Kalang Kamuning – Bandung, Jawa Barat
8. Teater Lungit – Solo, Jawa Tengah
9. Oxana Chi – Jerman
10. Jiyu Luay – Kutai, Kalimantan
11. Timor Leste – Timor Leste
12. Danil Millan Cabrera – Mexico
13. Malang Dance – Malang, Jawa Timur
14. Ngurah Sudibya – Bali
15. Darma Giri Budaya – Wonogiri, Jawa Tengah
16. Lambangsari – Jepang
17. Teater Payung Hitam – Bandung, Jawa Barat
18. Universitas Negeri Medan – Medan, Sumatra Utara
19. Tari Tradisional – India
20. Pring Sedhapur – Banyumas, Jawa Tengah
21. Gangsadewa – Yogyakarta
SIPA 2011
Gambar 4.4 Iklan Cetak SIPA 2011
Solo International Performing Art (SIPA) tak akan pernah berhenti untuk selalu
memberikan energi bagi kehidupan budaya di Kota Solo. Di setiap pergelarannya, tentu
dengan seni pertunjukan sebagai sumber energinya, selalu ada semangat untuk menggali dan
terus menggali agar pergelaran bisa semakin baik dan akan terus semakin baik.
Ketika SIPA 2011 mengusung topeng sebagai tema pergelarannya, itu sesungguhnya
juga menjadi bagian dari semangat tersebut. Betapa pemilihan tema itu sesungguhnya juga
menjadi bagian dari proses penggalian dari energi seni pertunjukan. Bukan tanpa sebab dan
datang begitu saja. Justru sebaliknya ada proses pemikiran berulang-ulang yang akhirnya
menemukan sebuah jawaban tentang kepantasan dan kelayakan.
Dalam wilayah kebudayaan, ketika menyebut topeng tentu tak hanya akan berhenti
pada wajah yang artifisial. Namun di luar itu, sesungguhnya topeng juga banyak mengandung
berbagai hal menarik dari kehidupan masyarakat pendukungnya. Tentang wilayah, adat dan
tradisi, serta kehidupan masyarakat lain yang masih banyak tersimpan di sebalik karakteristik
topeng. Inilah yang akan coba digali sebagai semangat dari SIPA 2011.
Akhirnya, jika panggung SIPA 2011 akan dihiasi banyak topeng dari berbagai
masyarakat etnis baik dari dalam maupun luar negeri, pandanglah itu sebagai daya energi seni
pertunjukan yang sedang dikumpulkan kekuatannya. Lalu di Pamedan Pura
Mangkunegaran, selama tiga malam penyelenggaraannya (1-3 Juli 2011) , kekuatan itu
akan digunakan untuk semakin menghidupkan Solo sebagai Kota Budaya.
Adapun delegasi yang tampil di SIPA 2011 diantaranya :
1. Hahoe Pyolshin-Gut T’al-nori – Korea
2. Didik Nini Thowok – Yogyakarta
3. Sanggar Seni Al- Ashri – Makasar
4. Janis Brenner – USA
5. Kelompok Satu Sanggar Sape’- Pontianak
6. Daya Presta – Jakarta
7. Ronnarong Khampha – Thailand
8. Teater Aron – Medan
9. Jawaharlal Nehru Indian Culture Center - India
10. I Nyoman Sura- Bali
11. Saung Udjo – Bandung
12. Universiti Malaysia Sabah – Malaysia
13. Dinas kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Cirebon
14. Leineroebana – Belanda
15. Los Peyoteros - Meksico
16. Sruti Respati – Solo
17. Penyayi lead Nadina
SIPA 2012
Gambar 4.5 iklan cetak SIPA 2012
Ketika seni pertunjukan menjadi spirit gerakan penyelamatan bumi dan segala
kehidupannya. Performing arts atau seni pertunjukan bisa diartikan sebagai salah satu bagian
dari kehidupan budaya. Dengan pengertian tersebut maka seni pertunjukan di Kota Solo bisa
mendukung sebutan sebagai Kota Budaya.
SIPA 2012 tak sekedar memfungsikan seni pertunjukan untuk keperluan persoalan
kesenian. Namun dari seni pertunjukan, baik itu dari wilayah tradisi atau pun dari wilayah
modern, SIPA 2012 juga harus bisa menjadi sarana untuk memunculkan semangat
kebersamaan.
Menjadikan performing arts atau seni pertunjukan sebagai alat pemersatu semangat
kebersamaan. Seni pertunjukan yang dimaksud bisa dari wilayah etnik (tradisi), modern atau
pun kontemporer. Sementara bentuk pertunjukan bisa berupa sajian seni tari, teater atau pun
musik.
Jika seni pertunjukan itu telah hadir dengan berbagai latar belakang kultur budaya,
energinya akan disatukan dalam sebuah semangat yang sama. Menjadi sebuah pergelaran
akbar berskala internasional yang dikenal dengan judul : Solo International Performing Arts
(SIPA) 2012.
4.9.2 SBC (Solo Batik Carnival)
Gambar 4.6 Logo SBC 5
Profil SBC :
S
Sebuah karya kreatifitas anak bangsa yang memadukan kekayaan tradisi dan karnaval
modern. Dibalut kekayaan budaya batik sebagai kostum yang dieksplorasi. Event yang dibuat
oleh rakyat, dari rakyat, dan untuk rakyat. Telah terselenggara sebanyak 4 kali semenjak
tahun 2008. Berturut-turut dengan tema Wayang, Topeng, Sekar Jagad, Keajaiban Legenda,
dan kini menginjak tahun ke 5 dengan mengusung tema Metamorphosis.
B
Berdasar kearifan lokal menuju nasional dengan menggali imajinasi dan kreativitas.
Berprinsip “Karnaval Berbasis Masyarakat”, peserta karnaval dituntut sebagai aktor sekaligus
kreator kostum. Pembekalan karnaval melalui workshop dengan materi seputar Desainer,
Make Up & Hair Do, Koreografi, Musik dan Kepercayaan Diri. Keserasian elemen-elemen
tersebut berpadu dengan antusiasme semua pihak menjadikan SBC tampil spektakuler.
C
Cerita SBC tak akan bermula dan berjalan tanpa bantuan segala pihak. Antusias dari
seluruh lapisan masyarakat sebagai peserta dan penonton membuat event SBC sebagai event
wajib Kota Solo. Dukungan baik pihak swasta, seniman, komunitas, serta Pemerintah
menjadi penyokong terselenggaranya event ini. “SBC adalah representasi Kota Solo, wujud
kecintaan masyarakat kota Solo terhadap kotanya.”
Sejarah SBC (Solo Batik Carnival)
Berawal dari keinginan mengembangkan potensi batik, muncullah ide awal mengenai
karnaval batik yang dicetuskan oleh salah seorang pengusaha dari kota Solo. Dengan
menggaet Dynand Fariz (creator Jember Fashion Carnival) dalam pembuatan konsep awal
karnaval, terlahirlah Solo Batik Carnival. Konsep awal tersebut kemudian didiskusikan
dengan Walikota Solo selaku pemangku kepentingan tertinggi. Bak gayung bersambut, Ir.
Jokowi-pun mempertemukan mereka dengan Kepala Dinas Pariwisata Tahun 2008.
Kemudian dibentuklah kepanitiaan dan memulai perekrutan peserta dan volunteer. Dalam era
awal terbentuknya SBC, kritikan dan kesangsian banyak muncul dari para pegiat seni,
dikarenakan desain yang digunakan sebagai kostum karnaval dianggap menyimpang dari
nilai nilai batik. Akan tetapi dengan maksud dan tujuan yang baik, bahwa gagasan awal
karnaval ini adalah sebagai bentuk eksplorasi batik dengan berdasar pada nilai nilai luhur
batik, maka Solo Batik Carnival pun dapat diterima oleh semua elemen masyarakat termasuk
para penggiat kesenian di Surakarta.
SBC 1 :
Gambar 4.7 Iklan Cetak SBC 1 tahun 2008
event pertama SBC digelar tanggal 13 April 2008. Mengangkat tema kesenian
wayang SBC pertama mampu menyedot antusiasme masyarakat Solo. Tak ayal, media cetak
jakarta post dan BBC online turut meliput event ini. Gelaran pertama ini juga mampu
mendongkrak ekonomi pengusaha yang bergeliat di bidang batik.
SBC 2 :
Gambar 4.8 Iklan Cetak SBC 2 tahun 2009
memasuki tahun kedua, Solo Batik Carnival lebih mengeksplorasi batik. hal itu
terlihat dari tema “Topeng” yang diaplikasikan dalam kostum batik. Karnaval yang digelar
pada 28 Juni 2009 ini semakin membuat masyarakat antusias dengan Solo Batik Carnival.
SBC 3 :
Gambar 4.9 Iklan Cetak SBC 3 tahun 2010
Pada event ketiga yang digelar tanggal 23 Juni 2010, SBC mengangkat tema yang
lebih luas, yaitu “Sekar Jagad” yang meliputi flora dan fauna. Ratusan peserta terlibat dalam
karnaval dengan rute Sepanjang jalan raya Slamet Riyadi.
SBC 4 :
Gambar 4.10 Iklan Cetak SBC 4 tahun 2011
Roro jongrang, Ande-ande Lumut, Ratu Pantai Selatan, dan Kencana Wungu atau
yang disebut dengan “Sang Legenda” menjadi tema gelaran SBC kali ini. Berbeda dengan
SBC tahun sebelumnya, SBC kali ke 4 ini di gelar pada malam hari.
Visi dan Misi SBC (Solo Batik Carnival) :
VISI :
Pengembangan Industri Kreatif dengan Batik dan Bahan Daur Ulang diproses menjadi
sebuah Seni Pertunjukan Fashion Carnival bertaraf Internasional.
MISI :
Membangun kesadaran atas Industri Kreatif dengan Pemberdayaan Masyarakat melalui
pelatihan/Workshop untuk pembuatan kostum dengan proses materi Batik dan Bahan-bahan
Daur ulang yang ada di sekitarnya menjadi sebuah karya seni yang mengagumkan melalui
penyelengaraan Solo Batik Carnival, yang menyajikan hiburan bermutu tinggi.
TUJUAN :
a. Menggali Potensi Masyarakat untuk menjadi Kreator/Desainer Busana Karnival dengan
memanfaatkan Batik dan Pemakaian barang daur ulang sebagai bahan dasar serta
potensi peserta sebagai Aktor di mana setiap peserta dituntut mampu memperagakan
karya dari masing-masing peserta.
b. Agenda Tahunan dari Pemerintah Daerah Solo serta Solo Center Point yang sudah
menjadi Event Internasional dimana dengan adanya event ini secara langsung maupun
tidak langsung akan meningkatkan pendapatan masyarakat secara umum.
c. Membangun kemitraan antar Pemerintah Kota Solo khususnya, Departemen Pariwisata,
Departemen Pendidikan Pemuda dan Olah Raga, Serta Depertemen Perindustrian
dengan Pihak Swasta untuk membangun dan berkomitmen untuk melaksanakan Solo
Batik Carnival ke-5.
d. Mendorong partisipasi seniman lokal dalam menggali inspirasi dan penuangan dalam
Desain Busana Karnival.
e. Meningkatkan jumlah pengunjung untuk menyaksikan Solo Batik Carnival ke-5 untuk
mendorong pendapatan pada hotel, restoran, dan industri Batik serta merangsang usaha
Pedagang.
f. Mendorong relawan lokal dalam perencanaan dan penyelenggaraan festival
g. Memperkuat Kota Solo Sebagai Citra Kota Batik diharapkan dengan adanya event ini
dapat memperkuat Kota Solo sebagai kota Batik dengan Image yang dibentuk melalui
Desain Busana Karnival berbahan dasar Batik.
h. Memperkuat Positioning Solo sebagai Kota Pertunjukan, diharapkan dapat menarik
wisatawan baik Domestik maupun Internasional untuk hadir dan menyaksikan event ini
sehingga dapat memperkuat Image Kota Solo.
i. Wahana hiburan masyarakat Solo, diharapkan dengan adanya event ini menjadikan
salah satu alternative hiburan yang mendidik bagi warga kota Solo.
Yayasan SBC (Solo Batik Carnival) Community :
Solo Batik Carnival merupakan event tahunan pemkot Solo yang mendapat
antusiasme tinggi dari masyarakat Solo. Mulai dari gelaran pertama di tahun 2008 sampai
tahun 2012 ini. Evaluasi dari tahun ke tahun membuat pertunjukkan SBC semakin
spektakuler. Memasuki tahun ke5 , tentu saja SBC mengedepankan profesionalitas. Hal ini
terbukti dengan didirikannya Yayasan Solo Batik Carnival. Sebenarnya, sejak gelaran SBC
pertama ide ini telah dimunculkan namun baru dapat terealisasi pada tahun 2012 ini.
Yayasan Solo Batik Carnival merupakan sebuah lembaga berbadan hukum resmi yang
didirikan awal tahun 2012. Diharapkan yayasan ini menjadi tempat bernaung para peserta
Solo Batik Carnival. Keberadaan yayasan ini menjadi semacam manajemen untuk para
anggota Solo Batik Carnival , mengingat banyaknya tawaran show dari luar kota Solo.
Dengan begitu, peserta Solo Batik Carnival mempunyai standar minimal akomodasi dan
manajemen yang profesional untuk show di luar kota Solo. Rencana jangka panjangnya, dari
yayasan ini kemudian muncul lembaga lembaga pendidikan dalam bidang fashion, terutama
batik.
4.9.3 Sekaten
Solo Sekaten adalah festival tahunan yang hanya diatur di bulan Maulud, yakni bulan
yang ketiga, sesuai dengan sistem kalender Jawa. Upacara itu sendiri dimulai pada hari
kelima bulan. Festival Solo Sekaten didedikasikan untuk merayakan kelahiran Nabi
Muhammad SAW.
Festival ini dimulai ketika dua gamelan Kyai Guntur yang Madu dan Kyai Guntur
Sari mulai memainkan gending Jawa: Rambu dan Rangkur. Berdasarkan sejarah, gending ini
diciptakan oleh Wali Sanga di abad ke-15 untuk menarik orang-orang dalam penyebaran
Islam. Untuk menarik orang, gamelan yang direkonstruksi dengan ukuran lebih besar, untuk
membuat suara lebih keras, dan orang bisa mendengarnya dari tempat yang jauh.
Sekaten berasal dari kata Syahadatain (Dua kata untuk seseorang yang mengakui
keislamannya) kata pertama adalah pengakuan kepada Allah yang dilambangkan di Gamelan
Kyai Guntur Madu, sedangkan yang kedua adalah pengakuan bahwa Muhammad SAW
adalah nabi yang dilambangkan di Gamelan Kyai Guntur Sari. Saat itu, Wali Sanga memberi
saran tentang Islam sedangkan gending yang dimainkan dalam 7 hari berturut-turut (biasanya
disebut sebagai Malem Sekaten)
Sekarang, selain memegang tujuan utama untuk mempertahankan budaya Jawa dan
Islam di Solo, Sekaten bertujuan untuk memenuhi sektor ekonomi dan pariwisata di wilayah
itu. Beberapa ritual atau yang biasa dikenal sebagai Grebeg Mauludan masih ditahan baik
sebagai tradisi dan daya tarik untuk menarik perhatian para wisatawan. Sementara sekarang,
untuk membuka kesempatan bagi pedagang dan warga sekitar, Malem Sekaten sekarang
diadakan selama sekitar 30 hari. ( http://www.insidesolo.com/sekaten-solo/ , 23 juni 2012 ; 1.12 )
Gambar 4.11 Sekaten
Selain itu, terdapat pasar malam dalam perayaan Sekaten. Pasar malam berlangsung
selama perayaan Sekaten, bahkan berminggu-minggu sebelumnya. Pasar malam tersebut
berada di alun-alun utara Solo. Di dalam pasar malam, ada banyak jenis permainan seperti,
komedi putar, odong-odong, dan masih banyak lagi. Serta banyak penjual makanan yang
menjajakan kuliner-kuliner khas Solo.
Puncak acara sekaten adalah saat Grebeg Maulud. Grebeg Maulud bertepatan pada
tanggal 5 Februari besok atau tanggal 12 Rabiul Awal dalam kalender Islam. Dalam Grebeg
Maulud terdapat gunungan, yaitu acara puncak dari rangkaian upacara perayaan Maulid Nabi.
Gunungan berisi hasil-hasil bumi berupa kacang-kacangan, buah, berbagai macam sayuran
dan masih banyak lagi yang disusun melingkar. Hasil-hasil bumi di gunungan adalah hasil-
hasil bumi yang terbaik di Solo.
Grebeg Maulud ditandai dengan dikeluarkannya gunungan makanan dari dalam
kompleks kraton dan dibawa menuju Masjid Agung Kraton. Gunungan tersebut akan
direbutkan oleh masyarakat Solo. Setiap orang akan bersaing sebanyak-banyaknya untuk
mendapatkan hasil-hasil bumi yang berada di dalam gunungan. Bukan hanyak karena kualitas
hasil buminya, namun gunungan dipercaya juga menyimpan banyak rezeki dan berkah.
Sebelum diperebutkan, gunungan didoakan dulu di dalam keraton agar menjadi berkah bagi
masyarakat Solo.
4.9.4 Grebeg Sudiro
Grebeg Sudiro adalah event di Kampung Sudiroprajan, di mana Pasar Gede sebagai
salah satu simbol heritage kota Solo berada. Akan tetapi event ini bisa dikatakan merupakan
event kota Solo yang memang diadakan pada tiap tahunnya.
Seorang tokoh masyarakat Kampung Sudiroprajan, Sri Harjo, mengatakan, Bok Teko
telah menjadi ikon kampung itu. Masyarakat kampung itu, katanya, sejak relatif lama
mewujudkan pembauran antara warga pribumi, Jawa, dengan keturunan Tionghoa. “Ada
mitos bahwa di Kampung Mijen, Kelurahan Sudiroprajan, tutup teko pemberian Raja
Keraton Kasunanan Surakarta, Pakoe Buwono X, jatuh di jembatan sungai kecil yang
melintas kawasan tersebut. Tetapi saat dicari tidak ditemukan. Selanjutnya jembatan itu
dinamakan Bok Teko. Hingga saat ini masih ada beberapa warga yang sering berdoa di
tempat itu,” katanya. (MI)
Tidak mengherankan jika dalam acara ini menyajikan kebudayaan dengan latar
belakang yang beragam karena mengingat kampung Balong yang merupakan salah satu
kampung pecinan di Surakarta, dan juga Pasar Gede yang merupakan salah satu simbol
keberadaan kerajaan Surakarta Hadiningrat. Senada dengan tema yang diusung dalam acara
tersebut, “Kebhinekaan dalam Kebersamaan” Pada acara Grebeg Sudiro ini beragam acara
yang digelar selama kurang lebih satu minggu yang puncak acaranya pada hari Minggu, 7
Februari 2010 dengan mengarak gunungan 4000 kue keranjang, barongsai, liong, reog,
kesenian lima gunung, pawang geni, kirab lampion. Dan tentunya iringan Sepeda Lawas
Solo sebagai “cucuk lampah”. Acara kirab sendiri diawali dengan berkumpul pada pukul
14.00 di sepanjang Jalan Kapten Mulyadi, bendera start dikibarkan Wakil Walikota
Surakarta di depan Pasar Gede. Selanjutnya iringan kirab menyusuri jl. Sudirman – jl. Mayor
Sunaryo – jl. kapten Mulyadi – jl. R.E. Martadinata – jl. Cut Nyak Dien – jl. Ir. Juanda – jl.
Urip Sumoharjo – kembali di depan Pasar Gede. 1
1 Diunduh dari http://princeanbu.blog.uns.ac.id/2010/05/04/event-kota-solo-2010/ (23 juni
2012;1.23)
Gambar 4.12 Grebeg Sudiro di Pasar Gede
Kirab "Grebeg Sudiro" menjadi tradisi warga kawasan Sudiroprajan, Solo, menjelang
perayaan Tahun Baru China atau Imlek. Ribuan warga setempat memadati tepi kanan dan kiri
jalan di kawasan itu, di Solo, Minggu, untuk menyaksikan tradisi yang melibatkan sekitar
1.200 orang itu.
Mereka menampilkan berbagai atraksi kesenian seperti barongsai, liong, reog, dan
kesenian tradisional setempat lainnya. Peserta kirab juga tampak mengusung lampion
berukuran relatif besar berbentuk teko yang dikenal dengan sebutan "Bok Teko". 2
Sesuai temanya, acara diisi dengan kirab atau karnaval budaya di lingkungan
Sudiroprajan. Tidak main-main kirab diikuti 44 kelompok peserta dari kelompok seni dan
budaya di Sudiroprajan dan sekitar. Sebagai media interaksi seni budaya Jawa-China, Grebeg
Sudiro menyuguhkan dua atraksi baru yang berasal dari China yakni wushu dan taichi.
Suguhan di depan panggung utama di depan Pasar Gede itu mendapat apresiasi besar dari
penonton. 3
1.9.5 Kreatif Anak Sekolah (KREASSO)
2 Diunduh dari
http://kesehatan.kompas.com/read/2010/02/08/07491780/Jelang.Imlek.Ada.Grebeg.Sudiro.di.
Solo : 23 juni 2012;1.31
3 (http://www.solopos.com/2012/solo/grebeg-sudiro-potret-mesranya-dua-budaya-di-sudiroprajan-156131: 22
juni 2012;1.33)
Gambar 4.13 Logo KREASSO
KREASSO adalah Kreatif Anak Sekolah Solo. erupakan event tahunan yang
digagas Pemkot Surakarta melalui Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga (Disdikpora)
Kota Surakarta. KREASSO juga telah menjadi Promotional Event tahunan Kota Solo dan
masuk menjadi salah satu Kalender Kegiatan Kebudayaan (Calendar of Cultural Event) Kota
Solo. Event ini merupakan ajang aktifitas dan kreatifitas pelajar.4 Khususnya pelajar di Kota
Solo. Sebagai penyelenggara, seluruhnya dilaksanakan pelajar dengan supervisi dari pihak
Dinas dan Konsultan Event. MISI KREASSO sendiri adalah Mempublikasikan Capaian
Pendidikan. Sedangkan VISI KREASSO adalah menjadi Etalasi Prestasi Sekolah.
Materi KREASSO ada 3, yakni
1. Expo
2. Workshop/Competition
3. Performing Art
Pertama kali dilaksanakan pada tahun 2010. Kemudian yang kedua pada tahun 2011
dan nanti pada tanggal 24-25-26 Juni 2012 bertepatan dengan Hari Minggu, Senin dan
Selasa,merupakan penyelenggaraan yang ke3.
Pada gelaran yang pertama, yakni 18-19-20 Juni 2010, KREASSO diperuntukkan
bagi komunitas pelajar dan sekolah di Kota Solo. Saat itu tema yang diangkat adalah :
“Dari Pelajar Solo Untuk Semua Pelajar”.
Sebagai embrio untuk keberlanjutan tahun-tahun berikutnya, format kegiatan masih
cukup sederhana. Namun demikian, antusiasme masyarakat khususnya pelajar, sangat
menggembirakan. Berangkat dari kondisi penyelenggaraan pertama di atas, maka Walikota
4 Diunduh dari http://rumahkreasso.wordpress.com/profil/event-kreasso/ (23 juni 2012;2.22)
Solo, Bapak Ir H Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi, menetapkan bahwa KREASSO
digelar tiap tahun dengan eskalasi tiap tahun harus meningkat. Baik secara kualitas maupuN
sebaran peserta.
Lantas pada KREASSO II, dengan format penyelenggaraan sama, yakni 3 hari
berturut-turut, Panitia dapat menuntaskan tugas pada tanggal 19-20-21 Juni 2011. Seperti
pada penyelenggaraan di tahun sebelumnya, area acara di Kawasan Pasar Triwindu,
NgarsopuroSolo,tiap hari selalu disesaki penonton.5
Tema yang diangkat saat itu adalah :
“Green Product & Eco Culture”.
INTERNATIONAL EVENT
Nah, pada event tahun ke 2 itulah, sekali lagi Walikota Solo, Bapak Jokowi
meneguhkan kekuatan KREASSO sebagai salah satu format kegiatan pelajar di luar sekolah
yang memiliki prestise tersendiri. Dan sebagai konsekuensinya, Beliau meminta Panitia
menggagas gelaran KREASSO III Tahun 2012 sebagai international event. Baik materi,
peserta maupun sisi manajerial.
Menjawab permintaan Bapak Jokowi, maka untuk gelaran kali ketiga tahun 2012,
yang akan dilaksanakan pada Hari Minggu-Senin-Selasa, 24-25-26 Juni 2012, Panitia
menetapkan mengundang 6 Delegasi Sekolah Nusantara dan 3 Delegasi Sekolah
Internasional.
Untuk Delegasi Sekolah Nusantara masing-masing yang kami undang
adalah SMAN 78 Jakarta, SMAN 3 Semarang, SMAN 3 Yogyakarta, SMAN 3 Malang,
SMAN 1 Denpasar dan SMAN 1 Makassar.
Khusus untuk format partisipasi Delegasi Sekolah Nusantara maupun Delegasi Sekolah
Internasional, masih sama dengan penyelenggaraan terdahulu (KREASSO I & II), yakni
tampil di PERFORMING ART. Sementara untuk Delegasi Kota Solo, selain akan
menampilkan gelaran Expo, Competition, juga akan bergabung dengan Delegasi Sekolah
Nusantara dan Sekolah Internasional, mereka yang terpilih akan unjuk kebolehan di
Panggung Seni.
5 Diunduh dari (http://rumahkreasso.wordpress.com/profil/event - kreasso/ : 23 juni 2012;2.22)
Seperti juga di penyelenggaraan KREASSO I & II, acara sudah dimulai sejak pagi
pada pukul 09.00 WIB dan baru berakhir malam hari, pada pukul 23.00 WIB. Namun kali ini
akan diramaikan dengan berbagai lomba sebagai rintisan realisasi misi dan visi KREASSO.
tema yang kami gulirkan di KREASSO 2012 adalah :
“ STUDENT COMPETITION IN
GREEN PRODUCT, SIMPLE TECNOLOGY & CREATIVE COMMUNITY”
Gambar 4.14 Iklan Cetak KREASSO
1.9.6 Solo Culinary Festival
Kota Solo adalah kota yang kaya dengan khasanah kuliner tradisonalnya. Sudah
menjadi suatu tradisi bahwa jika berkunjung ke kota Solo, serasa tidaklah lengkap tanpa
meluangkan waktu untuk menikmati berbagai sajian lezat makanan khas kota tersebut. Ada
beberapa jenis makanan tertentu seperti timlo, nasi liwet, srabi,tengkleng
dan gudeg ceker yang berhasil tampil sebagai primoda, baik untukmasyarakat Solo sendiri
maupun bagi wisatawan yang datang ke kota Solo. Selain makanan-makanan tersebut, kota
Solo masih banyak memiliki aneka hidangan lezat lainnya yang belum begitu dikenal,
terutama oleh masyarakat dari luar kota Solo, karena memang makanan-makanan tersebut
untuk saat ini sudah terbilang langka. Untuk menjaga kelestarian berbagai makanan
tradisional tersebut dan agar bisa makin dikenal oleh khalayak umum, beberapa waktu
lalu Pemkot Solo menggelar Solo Culinary Festival yang digelar rutin setiap tahun.
Festival yang berlangsung pada tanggal 10 - 11Desember 2011 lalu, digelar di area
Gladag Langen Bogan atau yang lebih dikenal dengan Galabo. Galabo merupakan pusatnya
makanan-makanan khas kota Solo yang buka setiap malam hari dengan memanfaatkan ruas
jalan Mayor Sunaryo. Letaknya yang berada di pusat kota yaitu di daerah Gladag, Alun-
alun utara Kraton Kasunanan Surakarta dan hanya berjarak sekitar 200 meter dari Balaikota
Surakarta, membuat tempat ini selalu ramai dikunjungi oleh para pecinta wisata kuliner.
Saat berlangsungnya Solo Culinary Festival, Galabo menjadi lebih semarak dengan
stand-stand makanan tradisional Solo yang ditampilkan secara lebih lengkap. Pengunjung
bisa menikmati aneka makanan tradisional yang terbilang unik dan langka seperti, cabuk
rambak, sate kere, gendar pecel, grontol, jadah blondo, brambang asem atau aneka olahan
singkong yang bisa menghasilkan berbagai jenis makanan seperti tiwul, jongkong, gathot,
chenil, cethot, klepon dan gethuk. Sambil menikmati aneka makanan khas kota Solo, para
pengunjung juga disuguhi sajian kesenian daerah seperti reog, musik bambu dan keroncong.
Kekayaan aneka kuliner khas kota Solo merupakan bagian dari daya tarik wisata.
Ketika aneka makanan khas Solo selalu terjaga keberadaannya dan makin disuka,
sebagian besar pelaku usahanya yang berasal dari kalangan industri kecil dan industri
rumahan bisa ikut merasakan bahagia. Gladag Langen Bogan (Galabo) yang juga bisa
diartikan Gladag sebagai pusat kuliner untuk memanjakan rasa, setiap malam akan selalu
berbagi ceria dengan aneka jajanannya yang khas, dan menggoda mata serta lidah untuk
mencicipinya.
Gambar 4.15 pak Jokowi dodol dawet Gambar 4.16 Sate Kere
Gambar 4.17 Dawet Pasar Gede Gambar 4.18 Cabuk Rambak
Gambar 4.19 Jajan Pasar Gambar 4.20 Sate Kere
Gambar 4.21 Galabo Langen Boga
1.9.7 Pasar Seni Balekambang
Gambar 4.22 Taman Balekambang Solo
Taman Balekambang sebagai salah satu tempat wisata budaya dan lingkungan di Kota
Solo yang juga sekaligus sebagai paru - paru kota memang terus melakukan pembenahan
baik di segi infrastuktur seperti penambahan wahana permainan maupun dalam bentuk acara
dan sebagai wujud kepedulian terhadap perkembangan seni dan budaya di kota Solo, Taman
Balekambang bakal menggelar sebuah acara bertajuk Pasar Seni dan Budaya. Acara yang
digelar mulai tanggal 22–26 Oktober 2010. Acara yang juga digelar dalam rangka
memperingati hari ulang tahun Taman Balekambang ke-89, akan menghadirkan serangkaian
kegiatan-kegiatan kesenian serta menampilkan sajian-sajian budaya tradisi yang selama ini
menjadi ciri khas dari Taman Balekambang sendiri.
Selain itu pasar rakyat, wahana outbound, pancingan ikan, permainan anak dan demo
membatik juga akan disajikan dalam gelaran tersebut. acara tersebut adalah ajang para
seniman untuk memamerkan karya-karya mereka. Konsep murah pun tetap melekat dalam
penyelenggaraan event tersebut, pasalnya acara Pasar Seni yang digelar ini tidak akan
menjual tiket masuk alias gratis.
Gambar 4.23 Situasi stan seni di Pasar Seni Taman Balekambang