bab iv entitas dan tanggung jawab sosial 4.1. ruang ...repository.ub.ac.id/8632/5/bab iv.pdf ·...

16
48 BAB IV ENTITAS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL 4.1. Ruang Belajar Aqil (RBA) Ruang Belajar Aqil (RBA) adalah sebuah entitas socio-enterprise di bidang pemberdayaan. Sifat RBA adalah not-for-profit. Sifat tersebut tergambarkan melalui aktivitas RBA yang seluruhnya bertujuan untuk memberikan manfaat kepada masyarakat tanpa mengambil keuntungan dalam bentuk apa pun. Seluruh kegiatan RBA pun dilaksanakan secara tidak berbayar. Cikal bakal RBA adalah program Kelompok Riset Sahaja+ (KRS+) yang dimulai pada tahun 2010. Saat ini, RBA menempati situs di Jalan Cempaka no. 1 Malang. Pada tahun 2015, tiga program mulai dijalankan yaitu KRS+, Ruang Baca dan Literasi (RBL), dan Ruang Kreasi dan Diseminasi (RKD). Pada saat observasi, program RKD sedang dinonaktifkan untuk sementara. Pemilihan nama Ruang Belajar Aqil (RBA) dinilai cukup tepat untuk menggambarkan kegiatan entitas. Kata Ruangdiartikan sebagai sesuatu yang tidak terbatas oleh dinding atau pembatas lainnya. Ruang tersebut adalah wadah untuk melakukan kegiatan utama RBA yaitu pembelajaran. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran RBA tidak hanya dilakukan di satu ruang saja. Kegiatan pembelajaran RBA bahkan mencapai beberapa wilayah di Kabupaten Malang melalui kolaborasi dengan Taman Baca Masyarakat (TBM) setempat. Kata “Aqil” digunakan untuk menggambarkan bahwa RBA adalah ruang belajar bagi manusia yang berakal. Pemilihan kata ini juga mengandung harapan bahwa mereka yang

Upload: others

Post on 13-Dec-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV ENTITAS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL 4.1. Ruang ...repository.ub.ac.id/8632/5/BAB IV.pdf · ENTITAS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL 4.1. Ruang Belajar Aqil (RBA) Ruang Belajar Aqil

48

BAB IV

ENTITAS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL

4.1. Ruang Belajar Aqil (RBA)

Ruang Belajar Aqil (RBA) adalah sebuah entitas socio-enterprise di bidang

pemberdayaan. Sifat RBA adalah not-for-profit. Sifat tersebut tergambarkan

melalui aktivitas RBA yang seluruhnya bertujuan untuk memberikan manfaat

kepada masyarakat tanpa mengambil keuntungan dalam bentuk apa pun. Seluruh

kegiatan RBA pun dilaksanakan secara tidak berbayar.

Cikal bakal RBA adalah program Kelompok Riset Sahaja+ (KRS+) yang

dimulai pada tahun 2010. Saat ini, RBA menempati situs di Jalan Cempaka no. 1

Malang. Pada tahun 2015, tiga program mulai dijalankan yaitu KRS+, Ruang

Baca dan Literasi (RBL), dan Ruang Kreasi dan Diseminasi (RKD). Pada saat

observasi, program RKD sedang dinonaktifkan untuk sementara.

Pemilihan nama Ruang Belajar Aqil (RBA) dinilai cukup tepat untuk

menggambarkan kegiatan entitas. Kata “Ruang” diartikan sebagai sesuatu yang

tidak terbatas oleh dinding atau pembatas lainnya. Ruang tersebut adalah wadah

untuk melakukan kegiatan utama RBA yaitu pembelajaran. Oleh karena itu,

kegiatan pembelajaran RBA tidak hanya dilakukan di satu ruang saja. Kegiatan

pembelajaran RBA bahkan mencapai beberapa wilayah di Kabupaten Malang

melalui kolaborasi dengan Taman Baca Masyarakat (TBM) setempat. Kata “Aqil”

digunakan untuk menggambarkan bahwa RBA adalah ruang belajar bagi manusia

yang berakal. Pemilihan kata ini juga mengandung harapan bahwa mereka yang

Page 2: BAB IV ENTITAS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL 4.1. Ruang ...repository.ub.ac.id/8632/5/BAB IV.pdf · ENTITAS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL 4.1. Ruang Belajar Aqil (RBA) Ruang Belajar Aqil

49

belajar di RBA senantiasa menggunakan akal ketika menghadapi realitas

kehidupan.

RBA memiliki sebuah visi yaitu menjadikan bangsa yang lebih baik dengan

kepedulian dan penerapan nilai pembelajaran melalui pemberdayaan pemuda

Indonesia. Visi tersebut tertuang dalam beberapa misi yaitu (Laporan Tahunan

RBA, 2016):

1. Menginspirasi, memotivasi, dan memberdayakan pemuda, selaras dengan

potensi serta cita-cita diri dan bangsa

2. Membudayakan membaca, membaca lagi, memampukan menulis, dan

membiasakan diskusi sebagai nilai pembelajaran

3. Membangun sistem diseminasi informasi yang bermanfaat dan relevan

untuk memperluas cakrawala pengetahuan dan mewujudkan manfaat ilmu.

4. Mewujudkan kepedulian dan keterlibatan masyarakat dalam aktivitas

berdaya guna serta bermanfaat bagi masyarakat.

Pengelolaan RBA dilakukan oleh enam orang pengelola yang masing-

masing memiliki peran tersendiri. Selain jajaran pengelola, RBA memiliki

relawan dengan beragam latar belakang. Mahasiswa anggota KRS+ secara

otomatis menjadi relawan yang membantu RBA dalam melaksanakan kegiatan.

Selain itu, para alumni program KRS+, mahasiswa, dosen, dan perwakilan

masyarakat turut menjadi relawan aktif.

Peneliti melakukan observasi selama bulan Mei – Agustus 2017 di situs

penelitian. Situs tempat RBA berkegiatan terbagi ke dalam beberapa ruangan yang

menjadi pusat aktivitas. Ruang belajar utama menempati area yang paling luas.

Lima meja panjang ditata mengelilingi ruangan dengan kursi-kursi yang

Page 3: BAB IV ENTITAS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL 4.1. Ruang ...repository.ub.ac.id/8632/5/BAB IV.pdf · ENTITAS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL 4.1. Ruang Belajar Aqil (RBA) Ruang Belajar Aqil

50

menghadap ke dinding. Meja-meja tersebut digunakan oleh para mahasiswa

anggota KRS+ untuk mengerjakan penelitian masing-masing. Sementara, di ujung

belakang ruangan terdapat satu buah meja dan tiga buah kursi. Di situlah founder

sekaligus penasihat dan mentor beraktivitas.

Terdapat tiga ruangan lain di dalam ruang belajar utama yaitu ruang kantor,

ruang logistik dan mushola. Ruang kantor berfungsi sebagai tempat untuk

melakukan tugas administratif dan menyimpan dokumen-dokumen seperti laporan

keuangan tahunan, laporan kegiatan, dan laporan pembelajaran. Ruang logistik

digunakan untuk menyimpan berbagai perlengkapan untuk project sosial.

Mushola digunakan sebagai tempat ibadah.

Ruang Baca dan Literasi (RBL) berada di sisi kiri bangunan. Ruangan

tersebut berisi beraneka ragam buku yang ditempatkan dalam rak-rak kayu yang

mengelilingi ruangan. Selain buku, terdapat meja kecil untuk belajar dan beberapa

mainan tradisional yang ditata di atas sebuah rak. Sehingga, selain membaca,

pengunjung dapat menggunakan mainan-mainan yang tersedia.

Ruang Baca dan Literasi dibuka setiap hari Senin hingga Sabtu mulai pukul

12.00 hingga 17.00. Ruangan ini bebas diakses oleh siapa saja dengan gratis.

Anak-anak Sekolah Dasar (SD) yang tinggal di sekitar RBA kerap berkunjung ke

ruangan ini untuk mengerjakan tugas atau sekadar bermain dengan didampingi

anggota KRS+ yang sedang piket. Seperti yang terlihat saat peneliti melakukan

observasi. Dua orang anak kelas 4 SD sedang mengerjakan soal persiapan ujian

kenaikan kelas dengan didampingi seorang anggota KRS+.

Sebagai sebuah entitas socio-enterprise, RBA memperoleh sumber daya

dari para donatur. Jenis donatur yang memberikan bantuan untuk RBA antara lain

Page 4: BAB IV ENTITAS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL 4.1. Ruang ...repository.ub.ac.id/8632/5/BAB IV.pdf · ENTITAS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL 4.1. Ruang Belajar Aqil (RBA) Ruang Belajar Aqil

51

donatur tetap dan donatur tidak tetap. Kriteria donatur tetap pun perlu

didefinisikan lebih lanjut. Terdapat donatur tetap yang memberikan bantuan

selama tiga bulan berturut-turut kemudian berhenti. Selain itu, terdapat juga jenis

donatur yang tidak memiliki jadwal pasti dalam memberikan bantuan, tetapi

berkomitmen untuk membantu secara insidental dalam satu periode (Diskusi

penasihat 27 Mei 2017).

Pertanggungjawaban atas donasi yang diterima disampaikan oleh pengelola

RBA melalui laporan yang rutin diterbitkan setiap tahunnya. Laporan tersebut

merupakan gabungan dari laporan keuangan bulanan dan laporan kegiatan.

Kaleidoskop kegiatan ditampilkan sebagai informasi atas aktivitas RBA yang

dijalankan selama satu tahun laporan (Laporan tahunan RBA, 2016).

4.1.1. Kelompok Riset Sahaja+ (KRS+)

Kelompok Riset Sahaja+ (KRS+) adalah sebuah program pembelajaran

bagi pemuda yang bertujuan untuk menambah pengetahuan melalui penelitian dan

kegiatan pembelajaran lainnya. Kegiatan KRS+ berlangsung setiap hari Senin

hingga Jumat sejak pukul 07.50 hingga 16.00. Sedangkan, pada hari Sabtu,

kegiatan KRS+ berlangsung pukul 07.50 hingga 12.00.

Saat ini, terdapat 11 orang mahasiswa yang menjadi anggota KRS+. Para

mahasiswa ini berasal dari berbagai jurusan dan universitas di Kota Malang.

Umumnya, mahasiswa yang bergabung di KRS+ adalah mereka yang tengah

mengerjakan skripsi, thesis, dan penelitian lainnya.

Setiap anggota KRS+ diwajibkan untuk mempresentasikan penelitiannya

untuk ditinjau oleh anggota lain dan dewan mentor. Setelah presentasi, anggota

Page 5: BAB IV ENTITAS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL 4.1. Ruang ...repository.ub.ac.id/8632/5/BAB IV.pdf · ENTITAS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL 4.1. Ruang Belajar Aqil (RBA) Ruang Belajar Aqil

52

KRS+ sebagai peneliti akan menerima umpan balik berupa pertanyaan dan saran

tentang penelitiannya. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa penelitian yang

dilakukan telah memenuhi kaidah penelitian dan dapat dipahami oleh

penggunanya.

Ketika tidak terdapat jadwal presentasi pada satu hari, sesi tersebut akan

dimanfaatkan oleh mentor dan anggota KRS+ untuk berdiskusi mengenai

berbagai topik. Senin (29/5/2017), para anggota KRS+ duduk mengelilingi

ruangan untuk berdiskusi bersama mentor. Anggota KRS+ terlihat menikmati

diskusi tersebut. Mereka sesekali tertawa ketika mentor menyelipkan candaan

ketika menyampaikan materi.

Salah satu topik yang dibahas dalam diskusi tersebut adalah akad. Mentor

menjelaskan bahwa akad adalah perjanjian untuk memenuhi hak dan kewajiban

antara dua pihak. Akad membutuhkan komitmen dari kedua pihak untuk

melaksanakan apa yang telah disepakati. Mentor mengatakan bahwa RBA

berusaha menerapkan komitmen dalam mengelola seluruh aktivitasnya. Sebagai

contoh, ketika seorang mahasiswa hendak bergabung menjadi anggota KRS+,

mahasiswa tersebut akan ditanya mengenai kebutuhan belajarnya. Setelah berikrar

untuk menjadi anggota KRS+, mahasiswa tersebut harus mematuhi peraturan di

kelompok. Sebaliknya, mentor juga akan memenuhi kewajiban untuk membagi

ilmu dan mendampingi proses penelitian.

4.1.2. Ruang Baca dan Literasi (RBL)

Ruang Baca dan Literasi adalah salah satu program RBA yang bertujuan

untuk meningkatkan pengetahuan dan memberdayakan masyarakat melalui

Page 6: BAB IV ENTITAS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL 4.1. Ruang ...repository.ub.ac.id/8632/5/BAB IV.pdf · ENTITAS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL 4.1. Ruang Belajar Aqil (RBA) Ruang Belajar Aqil

53

literasi. Program RBL mengelola ribuan buku yang berasal dari donasi agar dapat

dimanfaatkan oleh masyarakat.

Selain KRS+, RBA juga menjalankan beragam proyek sosial di bawah

naungan program RBL. Proyek sosial yang telah berjalan selama bulan April –

Agustus 2017 antara lain lokakarya pembuatan big book, decoupage, kolase,

festival permainan tradisional, RBA Berbagi, aneka penyuluhan, dan beragam

kegiatan lainnya. Seluruh kegiatan terbuka untuk umum dan tidak berbayar.

RBA melibatkan para anggota KRS+ sebagai panitia dalam proyek sosial

yang dilaksanakan. Selain itu, RBA kerap berkolaborasi dengan Taman Baca

Masyarakat (TBM), lembaga kemahasiswaan, dan komunitas di Malang Raya

dalam melaksanakan proyek sosialnya.

Selama periode observasi, peneliti terlibat aktif dalam beberapa proyek

sosial yang dinaungi RBL. Salah satunya adalah lokakarya pembuatan big book

yang telah dilakukan sebanyak tiga kali. RBA berkolaborasi dengan TBM yang

tersebar di wilayah Malang Raya untuk menyelenggarakan lokakarya tersebut.

Lokakarya pembuatan big book bertujuan untuk memberikan ilmu pembuatan big

book sebagai media preservasi pengetahuan. RBA dan kolaborator selaku

penyelenggara mengharapkan bahwa peserta akan mampu membuat big book

sendiri dan menggunakannya sebagai media pembelajaran.

Pihak RBA berperan sebagai pengajar yang diwakili oleh anggota KRS+.

Sementara, peserta lokakarya umumnya adalah guru Pendidikan Anak Usia Dini

(PAUD) dan ibu-ibu di lingkungan TBM penyelenggara. Para peserta dibagi ke

dalam beberapa kelompok dan didampingi oleh seorang anggota KRS+. Setelah

penyampaian materi, peserta diberi kesempatan untuk berkreasi dengan bahan-

Page 7: BAB IV ENTITAS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL 4.1. Ruang ...repository.ub.ac.id/8632/5/BAB IV.pdf · ENTITAS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL 4.1. Ruang Belajar Aqil (RBA) Ruang Belajar Aqil

54

bahan big book yang disediakan oleh RBA. Segera setelah big book selesai dibuat,

peserta diperkenankan untuk mempresentasikan hasil karyanya. Anggota KRS+

membagikan kertas kepada peserta untuk menyampaikan pesan dan kesan atas

kegiatan yang diikuti. Pesan dan kesan tersebut menjadi bahan evaluasi dan

dilaporkan dalam laporan kegiatan.

Gambar 4.1

Berita Acara Lokakarya Big Book Berisi Pesan dan Kesan

Sumber: Dokumentasi Peneliti (2017)

4.1.3. Ruang Kreasi dan Diseminasi (RKD)

Ruang Kreasi dan Diseminasi (RKD) adalah sebuah program pembelajaran

yang bertujuan untuk meningkatkan kreativitas dan daya cipta serta persebaran

informasi yang bermanfaat. Program ini terdiri atas beberapa proyek sosial seperti

Virtual Sharing, kunjungan UKM, Cakramuda Wirausaha, dan beberapa proyek

lain.

Selama periode observasi, peneliti hanya mengikuti kegiatan Virtual

Sharing yang rutin diselenggarakan setiap minggu selama satu bulan. Sementara,

Page 8: BAB IV ENTITAS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL 4.1. Ruang ...repository.ub.ac.id/8632/5/BAB IV.pdf · ENTITAS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL 4.1. Ruang Belajar Aqil (RBA) Ruang Belajar Aqil

55

kegiatan lain belum berlangsung selama periode observasi. Virtual Sharing adalah

sebuah kegiatan diseminasi informasi tematik yang dilakukan secara virtual.

Setiap minggu, seorang pemateri membagikan pengetahuan sesuai bidang yang

ditekuninya melalui panggilan video. Metode ini memungkinkan peserta diskusi

untuk berinteraksi dengan pemateri yang berada di tempat lain.

Ketika diskusi berlangsung, peserta duduk berbaris menghadap ke dinding

yang difungsikan sebagai layar. Sebuah laptop, proyektor, dan kamera digunakan

sebagai media interaksi. Hari itu, Sabtu, 8 April 2017, pemateri Virtual Sharing

adalah pekerja pemerintahan sebuah negara bagian Amerika Serikat. Pemateri

membagikan pengetahuan mengenai riset dan pekerjaan sehari-hari. Setelah

pemaparan materi usai, peserta bergantian melakukan tanya jawab dengan

pemateri dengan dipandu oleh seorang moderator.

Pemaparan di atas adalah sekilas gambaran mengenai kegiatan RKD yang

rutin dilaksanakan. RKD memiliki beberapa target untuk dicapai selama tahun

2017 seperti sharing praktisi dan riset program Pemuda Ujung Negeri (Laporan

Tahunan RBA, 2016).

4.2. Tanggung Jawab Sosial di Ruang Belajar Aqil (RBA)

4.2.1 Pemahaman atas Tanggung Jawab Sosial

Sebagai sebuah socio-enterprise, Ruang Belajar Aqil (RBA) memandang

tanggung jawab sosial sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari keseharian

mereka. Tanggung jawab sosial dilakukan sebagai wujud kepedulian untuk

memberikan manfaat kepada masyarakat. Pengertian tersebut tergambarkan

melalui koordinator relawan berikut:

Page 9: BAB IV ENTITAS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL 4.1. Ruang ...repository.ub.ac.id/8632/5/BAB IV.pdf · ENTITAS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL 4.1. Ruang Belajar Aqil (RBA) Ruang Belajar Aqil

56

“Ya tanggung jawab sosial itu kalau menurutku gimana sih kita berperan

kepada masyarakat. Memberi manfaat kepada masyarakat karena kita hidup

bermasyarakat. Kita tidak hanya menerima sesuatu dari masyarakat, tapi

juga kita memberikan sesuatu kepada masyarakat. Itu sih

pertanggungjawaban sosial sebagai makhluk sosial tentunya.” (Wawancara

12 Juni 2017).

Sebagai bagian dari pengelola RBA, koordinator relawan secara eksplisit

mengungkapkan bahwa tanggung jawab sosial adalah kewajiban yang melekat

dalam diri manusia sebagai makhluk sosial. Saat sekelompok manusia beraktivitas

sebagai sebuah entitas di tengah masyarakat, mereka memiliki peran untuk

memberikan manfaat bagi masyarakat.

Peran tersebut diwujudkan RBA dalam pengelolaan dukungan masyarakat

yang diperoleh. Dukungan disalurkan kepada masyarakat melalui beragam proyek

sosial yang dilaksanakan secara terjadwal. Tujuan proyek-proyek tersebut adalah

memberikan manfaat kepada masyarakat melalui proses pembelajaran.

Selain itu, tanggung jawab sosial di RBA dipahami sebagai bentuk

kesadaran kolektif anggotanya untuk mewujudkan nilai sosial dan manfaat di

masyarakat. Pemahaman akan pentingnya melakukan tanggung jawab sosial

ditanamkan kepada anggota dalam aktivitas sehari-hari sehingga tanggung jawab

sosial tidak lagi dianggap sebagai kewajiban melainkan kesadaran. Salah satu

aktivitas yang menjadi media dalam penyampaian pemahaman tersebut adalah

diskusi pagi di program KRS+.

Pada Rabu, 31 Mei 2017, mentor menyampaikan tentang latar belakang

pendirian program KRS+ yang menjadi cikal bakal RBA. Mentor melihat adanya

kebutuhan akan pendidikan yang tidak selalu dipenuhi oleh lembaga pendidikan

formal. KRS+ hadir untuk membantu memenuhi kebutuhan pendidikan,

Page 10: BAB IV ENTITAS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL 4.1. Ruang ...repository.ub.ac.id/8632/5/BAB IV.pdf · ENTITAS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL 4.1. Ruang Belajar Aqil (RBA) Ruang Belajar Aqil

57

khususnya di bidang penelitian, dengan cara informal dan bersifat sosial. Konsep

kesadaran akan tujuan penciptaan manusia yaitu rahmatan lil alamin (bermanfaaat

bagi semesta alam) melandasi pelaksanaan aktivitas di KRS+ maupun RBA secara

keseluruhan. Konsep tersebut turut menjadi dasar RBA untuk bertahan

menjalankan berbagai kegiatannya yang bersifat tidak berbayar.

Satu prinsip yang tidak terlewatkan ketika menjalankan tanggung jawab

sosial di RBA adalah amanah. Kata amanah berarti memegang teguh kepercayaan

yang diberikan. Prinsip amanah diterapkan dalam pengelolaan donasi atau

bantuan publik. Kegiatan tanggung jawab sosial yang dijalankan sesuai dengan

amanah masyarakat menjadi bermanfaat. Hal tersebut tersampaikan dalam

ungkapan bendahara RBA berikut:

“… Aku berprinsip gitu, kalau aku sebagai manusia, hidup di dunia ini

hanyalah amanah yang aku punya. Jadi, kalau amanahnya itu ya…

amanahnya diberikan gitu ya aku sebisa mungkin

mempertanggungjawabkan itu. Karena itu juga akan menghasilkan

kebaikan. Kebaikannya sangat banyak gitu. Misalkan, kebahagiaan untuk

masyarakat, timbulnya nilai kejujuran yang saat ini hilang dari masyarakat

gitu ya.” (Wawancara 11 Juni 2017).

Bendahara berusaha menjaga amanah masyarakat dalam tugasnya sebagai

bendahara RBA karena setiap amanah yang diberikan harus

dipertanggungjawabkan. Pertanggungjawaban amanah dilakukan melalui

pengelolaan donasi atau bantuan publik yang diterima. Amanah disampaikan oleh

donatur kepada RBA melalui akad atau perjanjian pemberian donasi.

Pengelolaan setiap donasi harus dilakukan sesuai akad. Hal ini bertujuan

untuk memastikan bahwa donasi disampaikan sesuai dengan peruntukannya dan

bermanfaat bagi penerimanya. Donasi yang masuk ke RBA dikelola sebagai

Page 11: BAB IV ENTITAS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL 4.1. Ruang ...repository.ub.ac.id/8632/5/BAB IV.pdf · ENTITAS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL 4.1. Ruang Belajar Aqil (RBA) Ruang Belajar Aqil

58

sumber daya dalam melakukan kegiatan sehingga donasi tersebut dapat diterima

manfaatnya oleh masyarakat.

Pengelolaan tanggung jawab sosial sesuai amanah diyakini bisa

memberikan kebaikan kepada pemangku kepentingan yang terlibat. Ungkapan

bendahara di atas memuat salah satu kebaikan yang mungkin timbul yaitu

kemunculan kembali nilai kejujuran di masyarakat.

4.2.2 Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial

RBA memiliki tiga nilai utama yang melandasi setiap kegiatannya yaitu

kepedulian (awareness), pembelajaran (learning), dan pemberdayaan

(empowerment) (Laporan Tahunan RBA, 2016). Kepedulian adalah titik awal

untuk melakukan sebuah tanggung jawab sosial. Selanjutnya, kegiatan

pembelajaran bisa diwujudkan saat kepedulian telah muncul. Proses pembelajaran

memberikan kemampuan kepada pihak-pihak yang terlibat untuk melakukan

sesuatu sehingga membuat mereka menjadi berdaya.

Sebagaimana dijelaskan di awal, kegiatan yang dirancang oleh RBA

seluruhnya merupakan wujud tanggung jawab sosial RBA untuk memberikan

manfaat kepada masyarakat. Oleh karena itu, RBA merancang setiap kegiatan

atau proyek sosialnya dengan seksama agar manfaat yang diharapkan dapat

tersampaikan dengan baik.

Langkah awal yang dilakukan sebelum merancang sebuah kegiatan atau

proyek adalah riset awal (preliminary research). RBA mencari tahu kebutuhan

masyarakat di bidang literasi dan diseminasi. Riset dilakukan melalui observasi

fenomena di lingkungan yang hendak dituju. Selain riset oleh RBA, informasi

Page 12: BAB IV ENTITAS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL 4.1. Ruang ...repository.ub.ac.id/8632/5/BAB IV.pdf · ENTITAS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL 4.1. Ruang Belajar Aqil (RBA) Ruang Belajar Aqil

59

akan kebutuhan masyarakat juga dapat diperoleh saat kolaborator menawarkan

kepada RBA untuk berkolaborasi dalam melaksanakan sebuah kegiatan. Data

yang diperoleh dari hasil observasi atau permintaan kolaborasi dijadikan dasar

untuk proses berikutnya yaitu diskusi.

Diskusi perencanaan kegiatan umumnya dilakukan pada rapat pengelola

yang dilaksanakan pada minggu kedua dan keempat setiap bulan. Pengelola

memaparkan data kebutuhan masyarakat yang diperoleh. Kemudian, pengelola

mulai membahas bentuk dan tujuan kegiatan yang hendak dilaksanakan. Setiap

kegiatan yang hendak dilaksanakan harus sejalan dengan visi dan misi yang

diusung oleh RBA dan memiliki dampak positif bagi masyarakat.

Setelah bentuk kegiatan ditentukan, pengelola mulai menentukan jadwal

pelaksanaan kegiatan. Jadwal tersebut dicatat oleh sekretaris dan ditempelkan di

kalender yang ditempatkan di ruang belajar utama. Kemudian, pengelola memilih

penanggung jawab kegiatan yaitu salah seorang anggota KRS+.

Penanggung jawab kegiatan adalah orang yang diberi kepercayaan untuk

memimpin eksekusi kegiatan. Tugas penanggung jawab kegiatan adalah

membentuk tim, melakukan koordinasi mengenai konsep hingga teknis

pelaksanaan, mencari, mengelola, dan mencatat sumber daya, melakukan evaluasi,

dan menyusun laporan kegiatan sebagai bentuk pertanggungjawaban. Seorang

pengelola ditugaskan untuk mendampingi penanggungjawab dalam merencanakan

kegiatan. Pendamping membuka kesempatan bagi penanggung jawab untuk

berkonsultasi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan yang

diamanahkan. Pendamping juga memastikan bahwa proses persiapan hingga

evaluasi kegiatan sejalan dengan nilai-nilai RBA.

Page 13: BAB IV ENTITAS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL 4.1. Ruang ...repository.ub.ac.id/8632/5/BAB IV.pdf · ENTITAS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL 4.1. Ruang Belajar Aqil (RBA) Ruang Belajar Aqil

60

Layaknya entitas yang menjalankan program tanggung jawab sosial pada

umumnya, RBA memiliki indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan

pelaksanaan sebuah kegiatan. RBA tidak menggunakan ukuran kuantitatif untuk

menilai keberhasilan kegiatan. Hal tersebut diekspresikan koordinator program

Ruang Baca dan Literasi (RBL) melalui ungkapan berikut:

“Nah, ini yang beda [tersenyum]. Kalau di (tempat) lain, indikatornya kan

dari kuantitas. Kalau kita, lebih ke kualitas. Jadi, misal nih kita targetnya

tiga puluh orang. Kalau yang datang tiga puluh, tapi kualitasnya yang

disampaikan nggak bagus, ya itu yang kita masalahkan. Tapi, kalau yang

datang lima, tapi benar-benar adik-adik ini punya impact, berdampak, itu

yang kita hitung bagus. Tahu dampaknya dari kesan pesan. Kesan pesan

adiknya gimana. Kesan pesan orang tuanya gimana.” (wawancara 13 Juni

2017)

Berdasarkan pernyataan di atas, RBA mengutamakan kualitas untuk

mengukur dampak yang diberikan kepada peserta kegiatan. RBA memastikan

bahwa baik peserta maupun panitia mendapatkan proses pembelajaran yang

mereka butuhkan. Jumlah peserta tidak dipermasalahkan selama proses

pembelajaran yang terdapat dalam sebuah kegiatan dapat diterima dengan baik.

Proses pengukuran dampak dari sebuah kegiatan di RBA dilakukan secara

sederhana. Panitia kegiatan berbicara dengan peserta dan meminta pendapat

mereka tentang kegiatan yang sedang diikuti. Selain melalui lisan, panitia juga

meminta peserta untuk menyampaikan pesan dan kesannya melalui lembaran

kertas yang dibagikan setelah kegiatan selesai. Konten pada pesan dan kesan yang

tertulis pada lembaran tersebut menjadi bahan evaluasi kegiatan oleh panitia dan

pengelola. Hasil evaluasi dijadikan bahan pertimbangan untuk mengadakan

kegiatan di masa mendatang.

Page 14: BAB IV ENTITAS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL 4.1. Ruang ...repository.ub.ac.id/8632/5/BAB IV.pdf · ENTITAS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL 4.1. Ruang Belajar Aqil (RBA) Ruang Belajar Aqil

61

Gambar 4.2

Skema Pengelolaan Sumber Daya Ruang Belajar Aqil (RBA)

Sumber: Data diolah (2017)

Tanggung jawab sosial di RBA juga menjadi landasan dalam pengelolaan

sumber daya. Sejalan dengan nilai kepedulian, RBA berupaya untuk

menumbuhkan kepedulian masyarakat melalui penerimaan donasi yang disalurkan

kepada masyarakat lainnya. Donasi yang diterima oleh RBA dikelola sebagai

sumber daya untuk menjalankan kegiatan sosial yang telah direncanakan.

RBA menerima donasi finansial dan non finansial. Donasi finansial

umumnya berupa uang zakat, infaq, shadaqah, dan lain-lain seperti selisih dana

kegiatan. Sementara, donasi non finansial yang diterima berupa keahlian, barang,

buku, dan jejaring. Kedua jenis donasi wajib dipertanggungjawabkan

penggunaannya dan dilaporkan kepada masyarakat.

Proses pengelolaan donasi di RBA (lihat gambar 4.1) dilakukan melalui

empat skema yaitu

1. Sumber daya dari masyarakat (donasi/bantuan publik) disalurkan melalui

pengelola untuk diubah menjadi manfaat bagi masyarakat.

Kolaborator

Pengelola

Pelaksana

Masyarakat Masyarakat

Masyarakat – pengelola - masyarakat

Masyarakat – pengelola – kolaborator

- masyarakat

Masyarakat – pengelola –

pelaksana - masyarakat

- masyarakat

Masyarakat – pelaksana - masyarakat

Page 15: BAB IV ENTITAS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL 4.1. Ruang ...repository.ub.ac.id/8632/5/BAB IV.pdf · ENTITAS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL 4.1. Ruang Belajar Aqil (RBA) Ruang Belajar Aqil

62

2. Sumber daya dari masyarakat (donasi/bantuan publik) disalurkan melalui

pelaksana atau penanggung jawab kegiatan untuk diubah menjadi

manfaat bagi masyarakat.

3. Sumber daya dari masyarakat (donasi/bantuan publik) disalurkan melalui

pengelola. Selanjutnya, pengelola menurunkan bantuan tersebut kepada

pelaksana atau penanggung jawab proyek sosial untuk diubah menjadi

manfaat bagi masyarakat.

4. Sumber daya dari masyarakat (donasi/bantuan publik) disalurkan melalui

pengelola. Selanjutnya, pengelola bersama kolaborator mengubah

sumber daya yang diperoleh menjadi manfaat bagi masyarakat.

Sebelum menentukan jumlah donasi yang diupayakan, pengelola terlebih dahulu

menentukan anggaran yang dibutuhkan. RBA sendiri memiliki tiga anggaran yang

dirancang pada rapat pengelola. Anggaran tersebut adalah anggaran rutin,

anggaran program, dan anggaran proyek sosial.

Anggaran rutin adalah anggaran berhubungan dengan operasional RBA

sehari-hari dan rutin dikeluarkan setiap periode tertentu. Komponen yang

termasuk ke dalam anggaran rutin antara lain biaya listrik, internet, dan air setiap

bulan. Anggaran program adalah anggaran yang digunakan untuk menjalankan

program seperti Seribu Buku Anak dan rangkaian lokakarya literasi. Komponen

anggaran program antara lain biaya yang digunakan untuk membeli alat gambar,

alat tulis, dan beragam buku anak. Anggaran terakhir adalah anggaran proyek

sosial. Anggaran ini berbentuk subsidi sebesar Rp 100.000,00. Keunikan dari

anggaran proyek sosial adalah pemberiannya yang hanya boleh dilakukan ketika

sebuah proyek sosial benar-benar mengalami keterbatasan dalam memenuhi

Page 16: BAB IV ENTITAS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL 4.1. Ruang ...repository.ub.ac.id/8632/5/BAB IV.pdf · ENTITAS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL 4.1. Ruang Belajar Aqil (RBA) Ruang Belajar Aqil

63

kebutuhannya. Tujuannya adalah agar tim panitia proyek sosial dapat

memaksimalkan upaya mereka dalam melibatkan masyarakat melalui donasi.

Tabel 4.1

Matriks Analisis Indeksikalitas dan Refleksivitas

Objek Penelitian Analisis Indeksikalitas Analisis Reflektivitas

Akuntansi

pertanggungjawaban

sosial

Akad atau perjanjian

dengan donatur dalam

mengelola donasi

Tanggung jawab sosial adalah

tentang menjaga kepercayaan

yang diberikan donatur melalui

akad

Sumber daya dikelola

dan dicatat sesuai

kebutuhan

Tidak ada sumber daya yang

terbuang karena dikelola secara

efektif dan efisien untuk

memenuhi kebutuhan dan dapat

dipertanggungjawabkan

Struktur laporan

mengikuti kebutuhan

informasi masyarakat

Esensi laporan adalah

kebermanfaatan informasi bagi

masyarakat

Pelaporan

Kebermanfaatan

Orientasi RBA adalah

memberikan manfaat sebesar-

besarnya kepada masyarakat,

bukan memperoleh keuntungan

Saldo akhir yang ideal

adalah nol rupiah

Pengamalan nilai

kepedulian,

pembelajaran,

pemberdayaan dalam

proses pelaporan

Nilai-nilai tidak hanya tertulis

dalam laporan, melainkan

diimplementasikan dalam

pembuatan laporan itu sendiri

Sumber: Data diolah (2017)