bab iv diskusi

Upload: rahmatika-lestari

Post on 10-Mar-2016

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

as

TRANSCRIPT

BAB IVDISKUSI

Pasien didiagnosis sebagai cardiac sirosis dan hiperurisemia. Diagnosis ini ditegakkan berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.

Cardiac sirosis disebabkan oleh dekompensasi ventrikel kanan jantung atau gagal jantung biventrikular. Dimana terjadi peningkatan tekanan atrium kanan ke hati melalui vena kava inferior dan vena hepatik. Ini merupakan komplikasi umum dari gagal jantung kongestif, dimana akibat anatomi yang berdekatan terjadi peningkatan tekanan vena sentral secara langsung dari atrium kanan ke vena hepatik.

Gangguan fungsi hati pada cardiac sirosis biasanya ringan dan tanpa gejala. Tanda dan gejala dapat muncul berupa ikterus ringan. Pada gagal jantung berat, ikterus dapat muncul lebih berat dan menunjukkan kolestasis. Timbul ketidaknyamanan pada kuadran kanan atas abdomen akibat peregangan kapsul hati. Gejala seperti dispnea exertional, ortopnea dan angina serta temuan fisik seperti peningkatan vena jugularis, murmur jantung dapat membantu membedakan cardiac sirosis dengan penyakit hati primer. Pada pemeriksaan fisik ditemukan hepatomegali lunak, kadang masif, batas tepi hati tegas, dan halus. Splenomegali jarang terjadi. Asites dan edema dapat tampak, tetapi tidak disebabkan oleh kerusakan hati, melainkan lebih kepada akibat gagal jantung kanan.

Pada pasien ini didapatkan adanya dispnea exertional (sesak yang disebabkan karena melakukan aktivitas), ortopnea, peningkatan vena jugularis (5 +4 cmH2O). Pembesaran hepar dan adanya edema tungkai serta asites juga ditemukan pada pasien ini. Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan adanya sedikit peningkatan titer SGOT dan SGPT (39,5 dan 37,6), dan adanya peningkatan titer uric acid (9,0 mg/dl). Berdasarkan data tersebut dapat dipikirkan bahwa pasien ini menderita cardiac sirosis dengan hiperuricemia.

Penyebab gagal jantung kongestif pada pasien ini belum diketahu pasti. Namun pada pasien ini ditemukan adanya riwayat rheumatoid heart disease dan pneumonia pada 7 bulan yang lalu, dimana dari insufisiensi berat pada katup jantung atau miokarditis dapat menyebabkan terjadinya gagal jantung kongestif. Jadi, kemungkinan penyebab gagal jantung kongestif pada pasien ini adalah rheumatoid heart disease yang pernah dialaminya.

Tatalaksana yang diberikan pada kasus ini sebaiknya dimulai sesuai dengan tatalaksana penyakit yang mendasari, yaitu gagal jantung kongestif. Peningkatan uji faal hati biasanya berespon baik dengan pemberian vitamin hati atau hepatoprotektor, berupa curcuma 1x1 tablet. Prinsip dari penatalaksanaan pasien dengan gagal jantung kongestif adalah dengan menurunkan afterload, menurunkan preload, dan meningkatkan kontraktilitas jantung. Penurunan preload dapat diberikan diuresis (furosemid /24 jam pagi hari). Tidak hanya dapat menurunkan preload, diuresis ini juga bisa membantu dalam mengatasi asites dan edema pada pasien ini. Spironolactone dapat diberikan apabila pasien sudah termasuk NYHA kelas III atau IV. Penurunan preload dapat dilakukan dengan cara membatasi asupan cairan baik dari IV line atau peroral. Maksimal cairan yang dapat diberikan adalah sebanyak ????. Prinsip selanjutnya adalah meningkatkan kontraktilitas dari jantung, yaitu dengan obat-obat digitalis, yaitu digoxin 1x5mg. Pemberian allopurinol 300 mg perhari pada pasien ini mengacu pada tingginya kadar uric acid dalam darah.

Prognosis penyakit yang diderita pasien ini tergantung dari keteraturan pasien dalam mengkonsumsi obat-obatan terutama obat-obat untuk gagal jantung kongestifnya. Kelainan hati jarang memberi konstribusi pada morbiditas dan mortalitas pasien cardiac sirosis.