bab iv data dan hasil penelitian 4.1 morfometri · pdf fileartinya meskipun lokasi tersebut...

37
40 BAB IV DATA DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Morfometri Sesar Lembang Dalam melakukan pengolahan data penulis membagi daerah penelitian menjadi 2 (dua), yaitu blok utara (hangingwall) dan blok selatan (footwall) yang dibatasi oleh gawir sesar (fault scrap) dari Sesar Lembang. Hal ini dilakukan untuk mempermudah dalam menganalisis tingkat aktivitas tektonik yang akan tercermin dari morfologi maupun bentuk DAS dari kedua blok tersebut (Gambar 4.1). Hanya ada beberapa pengolahan data dilakukan dengan menggabungkan blok utara dan blok selatan. Gambar 4.1. Kenampakan Sesar Lembang dari Peta SRTM, memperlihatkan morfologi yang sangat jelas yaitu perbedaan tinggi gawir sesar antara bagian timur dan bagian barat. G. Tangkubanparahu G. Burangrang Lembang Gawir Sesar Lembang (Timur) Blok Utara T B Gawir Sesar Lembang (Barat) Blok Selatan

Upload: trinhliem

Post on 23-Mar-2018

244 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV DATA DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Morfometri · PDF fileArtinya meskipun lokasi tersebut masuk ... arkan kurva hipsometrik yang terletak di sebelah utara, barat dan timur dari puncak

40

BAB IV

DATA DAN HASIL PENELITIAN

4.1 Morfometri Sesar Lembang

Dalam melakukan pengolahan data penulis membagi daerah penelitian menjadi 2

(dua), yaitu blok utara (hangingwall) dan blok selatan (footwall) yang dibatasi

oleh gawir sesar (fault scrap) dari Sesar Lembang. Hal ini dilakukan untuk

mempermudah dalam menganalisis tingkat aktivitas tektonik yang akan tercermin

dari morfologi maupun bentuk DAS dari kedua blok tersebut (Gambar 4.1).

Hanya ada beberapa pengolahan data dilakukan dengan menggabungkan blok

utara dan blok selatan.

Gambar 4.1. Kenampakan Sesar Lembang dari Peta SRTM, memperlihatkan morfologi yang sangat jelas yaitu perbedaan tinggi gawir sesar antara bagian timur dan bagian barat.

G. Tangkubanparahu G. Burangrang

Lembang

Gawir Sesar Lembang (Timur)

Blok Utara

T BGawir Sesar Lembang (Barat)

Blok Selatan

Page 2: BAB IV DATA DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Morfometri · PDF fileArtinya meskipun lokasi tersebut masuk ... arkan kurva hipsometrik yang terletak di sebelah utara, barat dan timur dari puncak

41

4.1.1 Kurva Hipsometrik (hypsometric curve)

Perhitungan kurva hipsometrik dilakukan pada subdas yang berada di sepanjang

Sesar Lembang baik blok utara maupun blok selatan. Keseluruhan subdas yang

dihitung berjumlah 21 lokasi (Gambar 4.2).

Hasil perhitungan dan penggambaran kurva hipsometrik dari seluruh lokasi

subdas (blok selatan dan blok utara Sesar Lembang) menunjukkan bentuk kurva

hipsometrik dengan stadia morfologi menengah/remaja dan tua. Grafik stadia

menengah/remaja ditunjukkan dengan bentuk kurva menyerupai huruf S atau

garis lurus mendekati garis diagonal. Persamaan untuk garis diagonal adalah

x+y=1, dimana nilai x dan y maksimum adalah 1.

Stadia tua ditunjukkan dengan bentuk kurva cekung ke arah bawah dengan

perubahan nilai x, y yang kecil. Semakin tua maka kurva yang terbentuk semakin

cekung dengan titik pusat lengkungan kurva mendekati nol dan menjauhi garis

diagonal. Kurva tersebut terbentuk karena semakin ke bawah (ke arah muara)

pertambahan nilai x semakin besar. Pada lokasi dengan stadia tua

memperlihatkan rata-rata nilai x yang kecil pada bagian hulu. Awal mula

lengkungan kurva hipsometrik stadia tua rata-rata berada pada titik y=0,5 atau di

bawahnya dan nilai x<0,2, sehingga kurva yang terbentuk selalu jauh di bawah

garis diagonal. Hal ini terjadi jika erosi yang terjadi jauh lebih besar daripada

pengangkatan sehingga bentuk morfologi DAS relatif datar (lokasi 4, 5, 6, 7, 8,

12 dan 14).

Stadia menengah ditunjukkan oleh kurva yang melalui atau mendekati titik x,y

pada tengah garis diagonal (x=y=0,5). Pada lokasi stadia menengah/remaja

memperlihatkan perubahan nilai x dan y hampir sama besarnya sehingga kurva

yang terbentuk mendekati garis diagonal. Titik lengkungan kurva menunjukkan

nilai y=>0,5 dan x>0,2. Morfologi DAS seperti ini terbentuk oleh pengaruh

tingkat erosi dan pengangkatan yang besarnya sebanding (lokasi 1, 2, 3, 9, 10, 11,

13, 15, 16, 17, 18, 19, 20 dan 21).

Page 3: BAB IV DATA DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Morfometri · PDF fileArtinya meskipun lokasi tersebut masuk ... arkan kurva hipsometrik yang terletak di sebelah utara, barat dan timur dari puncak

42

Hasil perhitungan kurva hipsometrik pada Sesar Lembang menunjukkan adanya

perbedaan stadia morfologi pada blok utara sesar. Lokasi 1, 2, 3 dan 9 termasuk

tingkat stadia morfologi menengah/remaja walaupun memperlihatkan sedikit

perbedaan dari kurva hipsometriknya. Artinya meskipun lokasi tersebut masuk

kategori stadia yang sama tetapi ada sedikit perbedaan morfologi yang terbentuk.

Lokasi 1 dan 9 memperlihatkan kurva hipsometrik dengan nilai y yang tinggi dan

nilai x kecil (<0,1) sehingga kurva terlihat turun sampai pada kisaran y=0,5.

Selanjutnya kurva berubah agak landai mengikuti pertambahan nilai x yang

tinggi. Kemudian kurva melengkung ke bawah seiring dengan pertambahan nilai

x yang kecil kembali. Hal ini terjadi pada daerah (DAS) dengan kemiringan pada

bagian hulu yang curam kemudian berubah landai di bagian tengah dan sedikit

curam pada bagian muara. Sedangkan pada lokasi 2 dan 3 memperlihatkan kurva

hipsometrik dengan lengkungan mendekati garis diagonal. Dari lengkungan

kurva hipsometrik, lokasi ini masuk stadia menengah mendekati tua karena

lengkungan kurvanya relatif agak dalam menjauhi garis diagonal. Lokasi ini

berada pada DAS dengan kemiringan (slope) yang hampir sama dan tidak terlalu

curam mulai dari hulu sampai ke muara sehingga pertambahan nilai y dan x

hampir seimbang.

Lokasi 4, 5, 6, 7 dan 8 termasuk tingkat stadia morfologi tua. Kurva

hipsometriknya memperlihatkan lengkungan di bawah garis diagonal dengan

pertambahan nilai x dan y relatif kecil. Pertambahan nilai x yang kecil membuat

lengkungan kurva merapat tidak lebih dari x=0,1 sampai nilai y=>0,5. Setelah itu

baru kurva melengkung seiring dengan pertambahan nilai x memperlihatkan

bentuk kurva hampir datar. Kurva ini merupakan refleksi dari bentuk ataupun

morfologi DAS yang landai hampir mendekati datar dengan relief relatif halus.

Sedangkan pada blok selatan lokasi 10, 11, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 20 dan 21

memperlihatkan kurva hipsometrik termasuk dalam kategori morfologi stadia

menegah hanya pada lokasi 12 dan 14 masuk dalam stadia tua. Meskipun lokasi

10, 11, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 20 dan 21 masuk ke dalam kategori stadia yang

Page 4: BAB IV DATA DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Morfometri · PDF fileArtinya meskipun lokasi tersebut masuk ... arkan kurva hipsometrik yang terletak di sebelah utara, barat dan timur dari puncak

43

sama (stadia menengah/remaja), tetapi dari lengkungan kurva memperlihatkan

adanya perbedaan. Grafik hipsometrik pada lokasi 10, 11, 16, 20 dan 21

memperlihatkan bentuk kurva melengkung menyerupai huruf S. Sedangkan

lokasi 13, 15, 17, 18, dan 19 memperlihatkan kurva yang hampir lurus dengan

garis diagonal. Bentuk kurva seperti ini hanya diperoleh jika pertambahan nilai x

dan y sama. Nilai tadi dapat dicerminkan oleh topografi DAS dengan

pertambahan elevasi yang hampir sama mulai dari hulu sampai ke muara.

Pada gambar 4.2 memperlihatkan adanya suatu pola yang dibentuk oleh

perbedaan tingkat stadium morfologi. Pada blok utara bagian barat

memperlihatkan adanya batas pola diantara lokasi 3 dan 4. Selanjutnya pada

bagian timur batas pola berada pada lokasi 8 dan 9. Batas tersebut merupakan

batas antara stadia menengah/remaja dan stadia tua. Pada bagian barat, lokasi 1, 2

dan 3 merupakan lokasi dengan tingkat morfologi masuk ke dalam stadia

menengah/remaja, sedangkan pada bagian timur stadia menegah/remaja berada

pada lokasi 9. Selanjutnya, lokasi 4, 5, 6, 7 dan 8 masuk kedalam stadia tua pada

blok utara.

Pada blok selatan, pola ini terlihat lebih kompleks yang dibatasi oleh empat batas.

Keempat batas tersebut semuanya berada di bagian barat blok selatan. Batas

pertama berada antara lokasi 11 dan 12, batas kedua antara lokasi 12 dan 13,

batas ketiga antara lokasi 13 dan 14 dan batas keempat berada diantara lokasi 14

dan 15. Batas-batas tersebut memperlihatkan pola tertentu dan merupakan batas

antara stadium menengah/remaja dan tua pada blok selatan.

Page 5: BAB IV DATA DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Morfometri · PDF fileArtinya meskipun lokasi tersebut masuk ... arkan kurva hipsometrik yang terletak di sebelah utara, barat dan timur dari puncak

44

0

0.51

00.

51

y : h/H

x : a

/A

1. st

adia

m

enen

gah/

rem

aja

0

0.51

00.

51

y : h/H

x : a

/A

2. st

adia

m

enen

gah/

rem

aja

0

0.51

00.

51

y : h/H

x : a

/A3. st

adia

m

enen

gah/

rem

aja

0

0.51

00.

51

y : h/H

x : a

/A

4. st

adia

tua

0

0.51

00.

51

y : h/H

x : a

/A

5. st

adia

tua

0

0.51

00.

51

y : h/H

x : a

/A

6. st

adia

tua

0

0.51

00.

51

y : h/H

x : a

/A

7. st

adia

tua

0

0.51

00.

51

y : h/H

x : a

/A

8. st

adia

tua

0

0.51

00.

51

y : h/H

x : a

/A9. st

adia

m

enen

gah/

rem

aja

0

0.51

00.

51

y : h/H

x : a

/A

13. s

tadi

a m

enen

gah/

rem

aja

0

0.51

00.

51

y : h/H

x : a

/A

14. s

tadi

a tu

a

0

0.51

00.

51

y : h/H

x : a

/A

15. s

tadi

a m

enen

gah/

rem

aja

0

0.51

00.

51

y : h/H

x : a

/A

16. s

tadi

a m

enen

gah/

rem

aja

0

0.51

00.

51

y : h/H

x : a

/A

17. s

tadi

a m

enen

gah/

rem

aja

0

0.51

00.

51

y : h/H

x : a

/A

18. s

tadi

a m

enen

gah/

rem

aja

0

0.51

00.

51

y : h/H

x : a

/A

19. s

tadi

a m

enen

gah/

rem

aja

0

0.51

00.

51

y : h/H

x : a

/A

20. s

tadi

a m

enen

gah/

rem

aja

0

0.51

00.

51

y : h/H

x : a

/A

21. s

tadi

a m

enen

gah/

rem

aja

Gam

bar 4

.2.

Peta

lok

asi

dan

graf

ik

hasi

l per

hitu

ngan

kur

va

hips

omet

rik

yang

m

empe

rliha

tkan

tin

gkat

st

adiu

m

mor

folo

gi.

Gar

is

mer

ah

putu

s-pu

tus

mer

upak

an b

atas

tin

gkat

st

adiu

m

mor

folo

gi.

(hija

u=st

adia

tu

a,

mer

ah=

stad

ia

men

enga

h/re

maj

a).

Gar

is

mer

ah

putu

s-pu

tus

mer

upak

an

bata

s sta

dium

.

0

0.51

00.

51

y : h/H

x : a

/A

10. s

tadi

a m

enen

gah/

rem

aja

0

0.51

00.

51

y : h/H

x : a

/A

11. s

tadi

a m

enen

gah/

rem

aja

0

0.51

00.

51

y : h/H

x : a

/A

12.

stad

ia tu

a

Page 6: BAB IV DATA DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Morfometri · PDF fileArtinya meskipun lokasi tersebut masuk ... arkan kurva hipsometrik yang terletak di sebelah utara, barat dan timur dari puncak

45

Gambar 4.3 memperlihatkan lokasi perhitungan kurva hipsometrik di sebelah

utara, timur dan barat dari puncak G. Tangkubanparahu. Ini dilakukan untuk

mengetahui kurva hipsometrik yang dipengaruhi oleh aktivitas vulkanik.

Hasilnya akan menjadi pembanding dengan kurva hipsometrik yang tidak

terpengaruh oleh aktivitas vulkanisme.

Kurva hipsometrik pada lokasi G. Tangkubanparahu memperlihatkan tingkat

stadia tua (lokasi 26, 27, 28, 29, 30, 31, 35, 36, 37, 38) dan beberapa stadia

menengah/remaja (lokasi 23, 24, 25, 32, 33, 34). Hampir seluruh lokasi

perhitungan yang menunjukkan stadia tua disusun oleh batuan vulkanik muda

yang tidak resistan (Silitonga, 2003). Produk vulkanik yang tidak resistan

menyebabkan relief topografi di sekitar puncak G. Tangkubanparahu menjadi

halus. Sedangkan lokasi perhitungan yang menunjukkan stadia menengah/remaja

disusun oleh batuan vulkanik lebih tua sisa dari G. Sunda yang lebih resistan

sehingga memperlihatkan relief agak kasar.

Tingkat stadia morfologi di zona Sesar Lembang sangat dipengaruhi oleh

material vulkanik yang muda dari G. Tangkubanparahu yang menutupi daerah

tersebut. Hal ini pula yang menyebabkan sebagian besar daerah Sesar Lembang

baik blok utara maupun blok selatan bagian barat terlihat reliefnya lebih halus

dibandingkan dengan bagian timur dari blok selatan (lokasi 4, 5, 6, 7, 8, 12 dan

14)(Gambar 4.2).

Page 7: BAB IV DATA DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Morfometri · PDF fileArtinya meskipun lokasi tersebut masuk ... arkan kurva hipsometrik yang terletak di sebelah utara, barat dan timur dari puncak

46

0

0.51

00.

51

y : h/H

x : a

/A

23. s

tadi

a m

enen

gah/

rem

aja

0

0.51

00.

51

y : h/H

x : a

/A

24. s

tadi

a m

enen

gah/

rem

aja

0

0.51

00.

51

y : h/Hx

: a/A

25. s

tadi

a m

enen

gah/

rem

aja

0

0.51

00.

51

y : h/H

x : a

/A

26. s

tadi

a tu

a

0

0.51

00.

51

y : h/H

x : a

/A

27. s

tadi

a tu

a

0

0.51

00.

51

y : h/H

x : a

/A

28. s

tadi

a tu

a

0

0.51

00.

51

y : h/H

x : a

/A

29. s

tadi

a tu

a

0

0.51

00.

51

y : h/H

x : a

/A

30. s

tadi

a tu

a

0

0.51

00.

51

y : h/H

x : a

/A

31. s

tadi

a tu

a

0

0.51

00.

51

y : h/H

x : a

/A

32. s

tadi

a m

enen

gah/

rem

aja

0

0.51

00.

51

y : h/H

x : a

/A33. s

tadi

a m

enen

gah/

rem

aja

0

0.51

00.

51

y : h/H

x : a

/A

34. s

tadi

a m

enen

gah/

rem

aja

0

0.51

00.

51

y : h/H

x : a

/A

35. s

tadi

a tu

a

0

0.51

00.

51

y : h/Hx

: a/A

36. s

tadi

a tu

a

0

0.51

00.

51

y : h/H

x : a

/A

37. s

tadi

a tu

a

0

0.51

00.

51

y : h/H

x : a

/A

38. s

tadi

a tu

a

Gam

bar 4

.3.

Gra

fik y

ang

men

ggam

bark

an k

urva

hip

som

etrik

ya

ng te

rleta

k di

seb

elah

uta

ra, b

arat

dan

tim

ur d

ari

punc

ak

G.

Tang

kuba

npar

ahu.

(m

erah

=sta

dia

men

enga

h/re

maj

a, h

ijau=

tua)

.

Page 8: BAB IV DATA DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Morfometri · PDF fileArtinya meskipun lokasi tersebut masuk ... arkan kurva hipsometrik yang terletak di sebelah utara, barat dan timur dari puncak

47

4.1.2 Asimetri Cekungan Pengaliran (drainage basin asymmetry)

Metode ini telah diterapkan untuk analisis tektonik aktif di pantai Pasifik Costa

Rica, daerah Nicoya Peninsula dan analisis kemiringan di teluk Mississippi

(Keller dan Pinter, 1996). Dari nilai AF dapat diperoleh informasi yang lebih

detil mengenai daerah yang dipengaruhi oleh gaya pengangkatan yang terbesar

ataupun yang mengalami penurunan. Analisis itu dapat diperoleh dengan

membuat penampang arah kemiringan DAS sesuai besarnnya nilai AF. Hal ini

dilakukan penulis untuk mengetahui bagian mana di sepanjang Sesar Lembang

yang mengalami pengangkatan terbesar ataupun penurunan. Selain itu, data ini

dapat digunakan sebagai salah satu dasar dalam menentukan segmentasi dari

Sesar Lembang.

Hasil perhitungan AF pada 21 subdas (Tabel 4.1) yang terletak di blok utara

maupun blok selatan Sesar Lembang memperlihatkan adanya proses tektonik

yang terjadi di daerah tersebut. Gambaran dari nilai asimetri cekungan pengaliran

ini (nilai AF) sangat penting untuk menentukan mekanisme dan segmentasi sesar

(Gambar 4.4).

Tabel 4.1. Perhitungan asimetri cekungan pengaliran (AF)

No. Ar(km²) At (km²)

Asymmetry Factor (AF)

No. Ar(km²)

At (km²)

Asymmetry Factor (AF)

1 3.576 6.496 55.05 12 2.534 6.338 39.982 7.012 12.09 58.00 13 2.204 7.281 30.213 5.47 8.411 65.03 14 1.815 4.284 42.374 3.342 5.079 65.80 15 3.988 7.688 51.875 4.55 7.414 61.37 16 6.633 9.038 73.396 5.707 8.152 70.01 17 9 11.3 79.657 16 35.4 45.73 18 4.175 5.885 70.948 8.022 15.13 53.02 19 1.13 2.651 42.63 9 11.8 23.03 51.24 20 10.74 17.73 60.58

10 1.399 2.608 53.64 21 3.979 5.059 78.6511 1.853 3.251 57.00

Page 9: BAB IV DATA DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Morfometri · PDF fileArtinya meskipun lokasi tersebut masuk ... arkan kurva hipsometrik yang terletak di sebelah utara, barat dan timur dari puncak

48

55,05 58,00 65,03 65,80 61,37 70,01 53,02 51,24

45,73

1 2 3 4 5 6 7 8 9

53,64 57,00 51,87 73,39 79,65 70,40 60,58 78,65

39,98 30,21 42,37 42,63

10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

Gambar 4.4. 1) Peta perhitungan asimetri cekungan dengan nilai Asymmetry Factor (AF), 2) Ilustrasi penampang proses tektonikyang terjadi pada blok utara dan selatan Sesar Lembang.

2

50 50

100

75

25

0

55,0558,00 65,03 70,01 45,73

53,0251,24

57,00

39,98 30,21

42,3751,87

73,3979,65

70,9442,63

78,65

60,58

65,80

A

B

C

D

Lembang

53,64

61,371

Nilai AF dan arah kemiringan DAS

Page 10: BAB IV DATA DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Morfometri · PDF fileArtinya meskipun lokasi tersebut masuk ... arkan kurva hipsometrik yang terletak di sebelah utara, barat dan timur dari puncak

49

Pada blok utara nilai AF pada lokasi 1, 2, 8 dan 9 (Gambar 4.4) menunjukkan

nilai di atas 50 dan tidak lebih dari 60. Lokasi 8 dan 9 nilainya justru mendekati

50. Nilai AF lebih besar 50 pada lokasi di atas menunjukkan bahwa daerah

sebelah kanan sungai utama pada subdas tersebut lebih luas daripada bagian kiri

walaupun tidak terlalu besar dan DAS ini memiliki kemiringan ke arah kiri.

Sedangkan pada lokasi 3, 4, 5 dan 6 mempunyai nilai AF di atas 50 dan lebih

besar dari 60 artinya pada DAS ini mempunyai luas daerah bagian kanan sungai

utama lebih besar dibandingkan dengan bagian kiri dan mempunyai kemiringan

ke arah kiri dengan slope yang lebih besar dibandingkan dengan lokasi 1, 2, 8 dan

9. Pada blok utara hanya satu lokasi yang mempunyai nilai lebih kecil dari 50,

artinya subdas tersebut mempunyai kemiringan berbeda dengan lokasi lainnya

yaitu ke arah kanan dengan luas daerah bagian kanan sungai utama lebih kecil

daripada bagian kiri (lokasi 7).

Pada blok selatan Sesar Lembang nilai yang berada jauh di atas 50 (>60) berada

pada lokasi 16, 17, 18, 20 dan 21, artinya subdas tersebut mempunyai kemiringan

tektonik yang cukup besar ke arah kiri dengan luas daerah bagian kanan sungai

utama lebih besar dibandingkan bagian kiri. Sedangkan lokasi 12 dan 13

mempunyai nilai jauh di bawah 50 (<40) sehingga memperlihatkan adanya

kemiringan subdas yang cukup besar ke arah kanan dengan luas daerah bagian

kanan sungai utama jauh lebih kecil dibandingkan dengan bagian kiri. Pada

lokasi 10 dan 15 mempunyai nilai AF kurang dari 50 dan justru mendekati 50,

artinya kemiringan subdas yang terbentuk relatif kecil dan mendekati datar

dengan sungai utama hampir berada di tegah subdas (cekungan simetri).

Berdasarkan nilai AF dan arah kemiringan DAS di sepanjang Sesar Lembang

memperlihatkan adanya pola tertentu (Gambar 4.4). Batas pola merupakan batas

nilai AF > 50 dengan nilai AF < 50 dan juga arah kemiringan DAS. Pada blok

utara ada dua batas, dimana batas yang pertama berada diantara lokasi 6 dan 7,

sedangkan batas kedua diantara lokasi 7 dan 8.

Page 11: BAB IV DATA DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Morfometri · PDF fileArtinya meskipun lokasi tersebut masuk ... arkan kurva hipsometrik yang terletak di sebelah utara, barat dan timur dari puncak

50

Pada blok selatan, pola ini dibatasi oleh empat batas. Batas pertama antara lokasi

11-12, kedua antara lokasi 14-15, ketiga antara lokasi 18-19, dan batas keempat

antara lokasi 19-20. Pola-pola tadi akan lebih nampak jelas terlihat pada ilustrasi

penampang berdasarkan nilai AF. Penampang dengan arah kemiringan DAS pada

blok selatan memperlihatkan adanya pusat pengangkatan sebagai daerah yang

dapat diinterpretasikan paling aktif secara tektonik. Sedangkan pada blok utara

pengangkatan ini bisa juga dipengaruhi oleh aktivitas vulkanisme.

Pada blok utara bagian barat terlihat adanya suatu pengangkatan dengan pusatnya

berada di sekitar lokasi 1. Sedangkan bagian yang mengalami penururnan

pusatnya terlihat ada pada bagian tengah (lokasi 6 dan 7). Pada bagian timur dari

blok utara terlihat nilai AF relatif mendekati 50 sehingga terlihat kemiringan

DAS yang hampir datar. Pada blok selatan pengangkatan terbesar terlihat di

bagian barat dengan pusatnya berada disekitar lokasi 14 dan 15. Sedangkan

bagian yang mengalami penurunan pusatnya terlihat pada bagian tengah (lokasi

18 dan 19). Pola inilah yang akan menjadi salah satu dasar pembagian tingkat

keaktifan dan segmen sesar pada Sesar Lembang.

4.1.3 Perbandingan lebar dasar lembah dan tinggi lembah (ratio of valley

floor width to valley height)

Lokasi perhitungan perbandingan lebar dasar lembah dan tinggi lembah (nilai Vf)

pada Sesar Lembang dilakukan pada lembah sungai mulai dari hulu sampai ke

muara dan menyebar dari barat ke timur (Gambar 4.5).

Peta SRTM memperlihatkan lembah-lembah curam dan sempit yang terbentuk di

sepanjang zona Sesar Lembang dan bentuk ini akan tercermin dari nilai Vf.

Seluruh perhitungan menunjukkan nilai Vf sangat kecil berkisar dari 0,1 sampai

1.5 artinya sungai-sungai yang terbentuk di sepanjang Sesar Lembang rata-rata

memiliki topografi lembah yang curam dangan lebar lembah yang sempit. Di

beberapa lokasi menunjukkan nilai di atas 3, artinya sungai yang terbentuk

memiliki lebar lembah lebih besar dibandingkan dengan ketinggian lembah.

Page 12: BAB IV DATA DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Morfometri · PDF fileArtinya meskipun lokasi tersebut masuk ... arkan kurva hipsometrik yang terletak di sebelah utara, barat dan timur dari puncak

51

Gam

bar 4

.5.

Peta

yan

g m

enun

jukk

an lo

kasi

per

hitu

ngan

per

band

inga

nle

bar d

an ti

nggi

lem

bah

pada

Ses

ar L

emba

ngya

ng

diov

erla

pde

ngan

Pet

a G

eolo

gi D

aera

h B

andu

ng d

an se

kita

rnya

(Sili

tong

a, 2

003)

.

Ses

ar L

emba

ng

Page 13: BAB IV DATA DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Morfometri · PDF fileArtinya meskipun lokasi tersebut masuk ... arkan kurva hipsometrik yang terletak di sebelah utara, barat dan timur dari puncak

52

Gam

bar 4

.6.

Gra

fik h

asil

perh

itung

an p

erba

ndin

gan

leba

r da

sar

lem

bah

deng

an t

ingg

i le

mba

h pa

da s

unga

i ya

ng

berh

ulu

di u

tara

Ses

ar L

emba

ng

-

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

3.50

4.00

4.50

5.00

-120

00-1

0000

-800

0-6

000

-400

0-2

000

020

0040

0060

0080

00

Nilai Vf

Jara

k (m

)

Sung

ai 1

Sung

ai 2

Sung

ai 3

Sung

ai 4

Sung

ai 5

Sung

ai 6

Sung

ai 7

Sung

ai 8

Sung

ai 9

Uta

ra

Sesa

r L

emba

ng

Sela

tan

Page 14: BAB IV DATA DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Morfometri · PDF fileArtinya meskipun lokasi tersebut masuk ... arkan kurva hipsometrik yang terletak di sebelah utara, barat dan timur dari puncak

53

Gam

bar 4

.7.

Gra

fik h

asil

perh

itung

an p

erba

ndin

gan

leba

r da

sar

lem

bah

deng

an t

ingg

i le

mba

h pa

da s

unga

i ya

ng

berh

ulu

di se

lata

n Se

sar L

emba

ng.

-

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

3.50

4.00

4.50

5.00

010

0020

0030

0040

0050

0060

0070

0080

0090

00

Nilai Vf

Jara

k (m

)

Sung

ai 1

0

Sung

ai 1

1

Sung

ai 1

2

Sung

ai 1

3

Sung

ai 1

4

Sung

ai 1

5

Sung

ai 1

6

Sung

ai 1

7

Sung

ai 1

8

Sesa

r L

emba

ng

Uta

raSe

lata

n

Page 15: BAB IV DATA DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Morfometri · PDF fileArtinya meskipun lokasi tersebut masuk ... arkan kurva hipsometrik yang terletak di sebelah utara, barat dan timur dari puncak

54

Grafik perhitungan perbandingan lebar dasar lembah dan tinggi lembah

memperlihatkan adanya suatu pola berupa perubahan nilai yang semakin kecil

ketika sungai memotong gawir Sesar Lembang (Lokasi 3, 4, 5, 6, 7, 8 dan 9).

Nilai tersebut merefleksikan adanya lembah yang curam dan dalam akibat sungai

mengerosi bagian dasar pada blok selatan. Selanjutnya nilai Vf bertambah besar

setelah melewati gawir sesar menuju muara. Hal ini tentunya berhubungan

dengan aktivitas tektonik yang terjadi pada Sesar Lembang.

Pada lokasi 4, 5, 6, 7 menunjukkan nilai yang besar pada bagian hulu mendekat

puncak G. Tangkubanparahu. Ini terjadi akibat material vulkanik yang cukup

tebal sehingga menjadikan daerah tersebut relatif landai dengan relief yang halus.

Pada sungai dengan hulu berada di gawir sesar blok selatan menunjukkan nilai Vf

yang kecil. Pada bagian barat blok selatan nilai tersebut merupakan respon dari

lembah yang curam dan dalam dengan lebar lembah yang sempit akibat erosi

vertikal yang jauh lebih besar daripada erosi horizontal. Proses ini akan terjadi

pada daerah yang mengalami pengangkatan yang besar, dan hal ini terjadi di

bagian barat blok selatan. Sedangkan di bagian timur terutama lokasi 17 dan 18,

nilai Vf yang kecil lebih dipengaruhi oleh faktor litologi pada daerah tersebut

yang lebih keras dan lebih resistan (breksi dan lava). Faktor litologi menjadikan

bagian lembah sungai pada daerah ini terlihat curam dengan lebar lembah yang

sempit.

4.1.4 Indeks gradien panjang sungai (stream length gradient index)

Perhitungan indeks gradien panjang sungai (SL) dilakukan sebanyak 18 lokasi

subdas tersebar di sepanjang Sesar Lembang (Gambar 4.8). Perhitungan

dilakukan pada sungai utama. Nilai SL setiap sungai memperlihatkan adanya

perbedaan nilai tergantung dari kemiringan (slope) sungai dan batuan penyusun

dasar sungai tersebut.

Page 16: BAB IV DATA DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Morfometri · PDF fileArtinya meskipun lokasi tersebut masuk ... arkan kurva hipsometrik yang terletak di sebelah utara, barat dan timur dari puncak

55

Gam

bar 4

.8.

Peta

yan

g m

enun

jukk

an lo

kasi

per

hitu

ngan

inde

ks g

radi

en p

anja

ng s

unga

i (SL

)yan

g di

over

lap

deng

an

Peta

Geo

logi

Dae

rah

Ban

dung

dan

seki

tarn

ya (S

ilito

nga,

200

3).

Ses

ar L

emba

ng

Page 17: BAB IV DATA DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Morfometri · PDF fileArtinya meskipun lokasi tersebut masuk ... arkan kurva hipsometrik yang terletak di sebelah utara, barat dan timur dari puncak

56

Pada blok utara bagian barat Sesar Lembang memperlihatkan nilai SL yang

bervariasi dari rendah dan langsung tinggi kemudian turun lagi, hal ini sangat

dipengaruhi oleh kemiringan (slope) dari sungai tersebut (Tabel 4.2 dan Gambar

4.9). Penampang gradien sungai pada lokasi 1, 3, 4, 7 dan 8 memperlihatkan

kemiringan yang curam namum tidak terlihat adanya suatu anomali. Ini terjadi

karena litologi penyusun di lokasi tersebut sama dan tidak ada struktur yang

mempengaruhinya. Penampang sungai lokasi 5 dan 6 memperlihatkan adanya

kemiringan sungai yang curam kemudian landai (elevasi 1600 m - 1700 m).

Perbedaan kemiringan ini akan tercermin pula dari nilai SL yang tinggi kemudian

turun secara drastis (Gambar 4.9). Perbedaan kemiringan dan nilai SL yang tegas

merupakan suatu anomali kemungkinan akibat adanya suatu struktur yang

mempengaruhi alur sungai tersebut. Selain itu, anomali pada penampang sungai

terdapat pula pada lokasi 2 dan 9 (elevasi 900 m – 1100 m) dengan perubahan

nilai SL yang mencolok, ini diakibatkan adanya struktur berupa Sesar Lembang

yang mempengaruhi pola aliran sungai tersebut (Gambar 4.12).

Tabel 4.2. Perhitungan indeks gradien panjang sungai (SL) di lokasi 5

NO. ������� ������� ��������� L (m) SL 5 100 1993.4 0.050 12322.2 618

100 2257 0.044 12322.2 546100 2430 0.041 12322.2 507100 1659 0.060 12322.2 743100 812.1 0.123 12322.2 1,517100 498 0.201 12322.2 2,474100 266.4 0.375 12322.2 4,625100 1302 0.077 12322.2 946100 545.4 0.183 12322.2 2,259100 326.8 0.306 12322.2 3,771100 232.1 0.431 12322.2 5,309

Page 18: BAB IV DATA DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Morfometri · PDF fileArtinya meskipun lokasi tersebut masuk ... arkan kurva hipsometrik yang terletak di sebelah utara, barat dan timur dari puncak

57

Gambar 4.9. Grafik perhitungan indeks gradien panjang sungai dengan nilai SL di lokasi 5 (Bagian barat Sesar Lembang).

Pada lokasi 7, 8 dan 9 yang terletak di blok utara bagian timur sesar

memperlihatkan nilai SL dengan kenaikan yang stabil mulai dari muara ke hulu.

Pada lokasi ini kemiringan (slope) relatif kecil dan interval kontur pada sungai

utama relatif renggang sehingga kenaikan nilai SL-nya kurang bervariasi. Hanya

pada elevasi 1000-1100 m terlihat ada penurunan nilai yang drastis kemudian

naik kembali secara teratur. Gejala ini diakibatkan adanya struktur Sesar

Lembang yang mempengaruhi sungai-sungai di lokasi tadi.

Tabel 4.3. Perhitungan indeks gradien panjang sungai (SL) di lokasi 7

NO. ������� ������� ��������� L (m) SL 7 100 2181 0.046 14120.3 647

100 4890 0.020 14120.3 289100 2090 0.048 14120.3 676100 1392 0.072 14120.3 1,014100 1112 0.090 14120.3 1,270100 953.8 0.105 14120.3 1,480100 836.8 0.120 14120.3 1,687100 664.7 0.150 14120.3 2,124

618546

507743

1517

2474

4625946

2259

3771

5309

900100011001200130014001500160017001800190020002100

0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000 11000 12000 13000

Elev

asi (

m)

Jarak (m)

618 546 507 743 1,517 2,474 4,625 946 2,259 3,771 5,309

Page 19: BAB IV DATA DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Morfometri · PDF fileArtinya meskipun lokasi tersebut masuk ... arkan kurva hipsometrik yang terletak di sebelah utara, barat dan timur dari puncak

58

Gambar 4.10. Grafik perhitungan indeks gradien panjang sungai dengan nilai SL di di lokasi 7 (blok utara bagian timur Sesar Lembang).

Sedangkan pada blok selatan Sesar Lembang memperlihatkan nilai SL dengan

kenaikan yang stabil, artinya kemiringan sungai dari muara ke hulu (utara-

selatan) tidak terlalu curam dan tidak adanya struktur ataupun perbedaan litologi

yang mempengaruhinya (Tabel 4.4 dan Gambar 4.11). Litologi penyusun blok

selatan Sesar Lembang terbagi menjadi dua. Bagian barat berupa tuf pasiran dan

timur terdiri dari breksi, lava dan lahar yang lebih resistan (Silitonga, 2003),

sehingga kemiringan sungainya juga mempelihatkan bahwa bagian timur (Lokasi

13 sampai 18) lebih curam dibanding bagian barat (Lokasi 10, 11, dan 12). Dari

data ini menjadi tidak aneh kalau bagian timur pada blok selatan Sesar Lembang

nilai SL-nya jauh lebih besar dibandingkan dengan bagian barat (Tabel 4.5 dan

Gambar 4.12).

Tabel 4.4. Perhitungan indeks gradien panjang sungai (SL) di lokasi 12

NO. ������� ������� ��������� L (m) SL12 100 2712 0.037 6466.6 238

100 1596.1 0.063 6466.6 405100 1326.3 0.075 6466.6 488100 832.2 0.120 6466.6 777

647

289676

1014

1270

1480

1687

2124

900

1000

1100

1200

1300

1400

1500

1600

1700

1800

1900

-2000 0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000

Elev

asi (

m)

Jarak (m)

647289 676 1,014 1,270 1,480 1,687 2,124

Page 20: BAB IV DATA DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Morfometri · PDF fileArtinya meskipun lokasi tersebut masuk ... arkan kurva hipsometrik yang terletak di sebelah utara, barat dan timur dari puncak

59

Gambar 4.11. Grafik perhitungan indeks gradien panjang sungai dengan nilai SL di di lokasi 12 (blok selatan bagian barat Sesar Lembang).

Penampang gradien sungai pada gambar 4.11 tidak memperlihatkan adanya suatu

anomali dengan kemiringan sungai yang relatif landai. Hal ini nampak pula dari

kenaikan nilai SL-nya yang relatif stabil.

Sedangkan pada gambar 4.12, penampang gradien sungai memperlihatkan

adanya anomali pada elevasi 1300 m – 1400 m yang tercermin pula dari nilai SL

yang menurun secara tajam (Tabel 4.5).

Tabel 4.5. Perhitungan indeks gradien panjang sungai (SL) di lokasi 17

NO. ����(m) ������� ��������� L (m) SL17 100 2523 0.040 8514.6 337

100 1572 0.064 8514.6 542100 801.6 0.125 8514.6 1062100 659.9 0.152 8514.6 1290100 589.2 0.170 8514.6 1445100 551.4 0.181 8514.6 1544100 1116 0.090 8514.6 763100 417.8 0.239 8514.6 2038100 283.7 0.352 8514.6 3001

238

405

488

777

700

800

900

1000

1100

1200

1300

0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000

Elev

asi (

m)

Jarak (m)

238405 488 777

Page 21: BAB IV DATA DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Morfometri · PDF fileArtinya meskipun lokasi tersebut masuk ... arkan kurva hipsometrik yang terletak di sebelah utara, barat dan timur dari puncak

60

Gambar 4.12. Grafik perhitungan indeks gradien panjang sungai dengan nilai SL di di lokasi 17 (blok selatan bagian timur Sesar Lembang).

Selain lokasi 17, ada beberapa penampang sungai yang memperlihatkan adanya

suatu anomali yang nampak dari perbedaan elevasi dan nilai SL-nya. Penampang

14 memperlihatkan adanya anomali pada elevasi 1100 m – 1200 m walaupun

disusun oleh litologi yang sama.

Gambar 4.13 memperlihatkan grafik gradien sungai dimana ada beberapa grafik

yang memperlihatkan anomali berupa pelengkungan secara tegas yang akan

berkorelasi dengan perubahan nilai SL. Perubahan tersebut diakibatkan oleh

pengaruh adanya struktur geologi ataupun perbedaan litologi yang resistan

dengan yang tidak resistan. Hal ini sangat nampak jelas pada gradien sungai yang

terpotong oleh Sesar Lembang. Pada lokasi tersebut ditunjukkan dengan elevasi

sungai yang terjal kemudian secara tiba-tiba berubah landai (lokasi 2, 3, 4, 5, 6, 7,

8 dan 9).

Hasil perhitungan nilai indeks gradien panjang sungai (SL) di sepanjang zona

Sesar Lembang memperlihatkan adanya perbedaan karakteristik sungai yang

terjadi di blok utara dan blok selatan Sesar Lembang. Pada blok utara bagian

barat memperlihatkan sungai yang lebih curam dibandingkan dengan sungai yang

berada di bagian timur. Sedangkan pada blok selatan, sungai yang berada di

bagian timur terlihat lebih curam dibandingkan dengan bagian barat.

Karakteristik ini terbentuk akibat adanya pengaruh tektonik dan juga perbedaan

litologi pada daerah tersebut (Gambar 4.13).

337542

10621290

14451544

7632038

3001

700800900

10001100120013001400150016001700

0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000

Elev

asi (

m)

Jarak (m)

337542106212901445154476320383001

Page 22: BAB IV DATA DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Morfometri · PDF fileArtinya meskipun lokasi tersebut masuk ... arkan kurva hipsometrik yang terletak di sebelah utara, barat dan timur dari puncak

61

Gam

bar 4

.13.

Gra

fik in

deks

gra

dien

pan

jang

sung

ai d

i sep

anja

ng S

esar

Lem

bang

.

600

700

800

900

1000

1100

1200

1300

1400

1500

1600

1700

1800

1900

2000

2100

-900

0-8

000

-700

0-6

000

-500

0-4

000

-300

0-2

000

-100

00

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

9000

1000

011

000

1200

0

Elevasi (m)

Jara

k (m

)

Loka

si 1

Loka

si 2

Loka

si 3

Loka

si 4

loka

si 5

Loka

si 6

Loka

si 7

Loka

si 8

Loka

si 9

Loka

si 1

0

Loka

si 1

1

Loka

si 1

2

Loka

si 1

3

Loka

si 1

4

Loka

si 1

5

Loka

si 1

6

Loka

si 1

7

Loka

si 1

8

Sung

ai-s

unga

i yan

g m

enga

lir

di b

lok

sela

tan

Sesa

r Lem

bang

Sung

ai-s

unga

i yan

g m

enga

lir

di b

lok

utar

a Se

sar L

emba

ngSe

sar

Lem

bang

SU

Page 23: BAB IV DATA DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Morfometri · PDF fileArtinya meskipun lokasi tersebut masuk ... arkan kurva hipsometrik yang terletak di sebelah utara, barat dan timur dari puncak

62

4.2 Stratigrafi Sagpond Sesar Lembang

Penulis melakukan pengambilan data stratigrafi sagpond dengan menggunakan

bor tangan di beberapa lokasi di sepanjang Sesar Lembang, yaitu di Desa

Panyandakan, Desa Panyairan, Graha Puspa dan Desa Cibodas (Gambar 4.14).

Penentuan lokasi pengamatan sagpond didasarkan pada aspek morfologi dan

lokasi tersebut dapat mewakili daerah sepanjang Sesar Lembang.

Gambar 4.14. Blok diagram yang memperlihatkan lokasi pengamatan stratigrafi sagpond di sepanjang Sesar Lembang dioverlap dengan Peta Geologi Daerah Bandung dan sekitarnya (Silitonga, 2003).

Panyandakan

PanyairanGraha Puspa

Cibodas

Lokasi pengamatan sagpond

Page 24: BAB IV DATA DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Morfometri · PDF fileArtinya meskipun lokasi tersebut masuk ... arkan kurva hipsometrik yang terletak di sebelah utara, barat dan timur dari puncak

63

� Stratigrafi di daerah Desa Panyandakan, Cisarua

Pengambilan data stratigrafi dilakukan di Desa Panyandakan, Cisarua. Lokasi ini

berada pada lembah di belakang gawir Sesar Lembang dengan lebar lembah

utara- selata sekitar 150 meter. Lokasi ini merupakan kebun palawija sehingga

tanah bagian atas sudah relatif keras (Gambar 4.15).

Dari hasil pengeboran diperoleh data stratigrafi yang dapat digolongkan ke dalam

tiga satuan (Gambar 4.16), yaitu:

� Satuan tanah bagian atas (top soil) mempunyai ciri fisik berwarna coklat,

lanauan, lembek sampai agak padat, tebal rata-rata 20 cm, banyak rumput.

� Satuan endapan rawa, berwarna abu-abu tua sampai hitam, kaya organik,

lempungan sampai lanauan, lembek, mengandung sisa tumbuhan, fragmen

vulkanik.

� Satuan tufa, halus sampai kasar (lanauan sampai pasiran), abu-abu sampai

coklat muda, agak padat sampai padat, fragmen pumice, fragmen batuan

beku, fragmen kayu.

Dari penampang stratigrafi terlihat bahwa endapan rawa yang terbentuk cukup

tipis (30 cm). Perulangan endapan rawa hanya terjadi pada log PND-01,

sedangkan pada log lainnya tidak terdapat perulangan. Bagian dasar endapan

rawa sudah merupakan batuan dasar berupa tufa. Data lengkap penampang

stratigrafi sagpond terlampir.

Page 25: BAB IV DATA DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Morfometri · PDF fileArtinya meskipun lokasi tersebut masuk ... arkan kurva hipsometrik yang terletak di sebelah utara, barat dan timur dari puncak

64

Gam

bar

4.15

. M

orfo

logi

loka

si p

enga

mat

an s

tratig

rafi

sagp

ond

di D

esa

Pany

anda

kan,

Cis

arua

. Pad

a ba

gian

sel

atan

terli

hat b

ukit

yan

g m

erup

akan

gaw

ir Se

sar L

emba

ng d

enga

n ar

ah B

arat

-tim

ur (F

oto

ke a

rah

sela

tan)

.

TB

Page 26: BAB IV DATA DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Morfometri · PDF fileArtinya meskipun lokasi tersebut masuk ... arkan kurva hipsometrik yang terletak di sebelah utara, barat dan timur dari puncak

65

Gam

bar 4

.16.

Pen

ampa

ng st

ratig

rafi

sagp

ond

di d

aera

h Pa

nyan

daka

n, C

isar

ua.

Page 27: BAB IV DATA DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Morfometri · PDF fileArtinya meskipun lokasi tersebut masuk ... arkan kurva hipsometrik yang terletak di sebelah utara, barat dan timur dari puncak

66

� Stratigrafi di daerah Desa Panyairan, Parongpong

Pengambilan data stratigrafi sagpond dilakukan di Desa Panyairan, Parongpong.

Lokasi ini berada pada lembah dibelakang gawir Sesar Lembang dengan lebar

lembah utara-selata sekitar 500 meter. Sebagian besar lokasi ini sudah

dimanfaatkan menjadi kebun palawija dan sebagian masih memperlihatkan rawa

yang ditutupi oleh semak (Gambar 4.18). Jarak interval setiap titik pengamatan

mulai dari 20 meter sampai sekitar 60 meter. Semakin rapat interval tiap titik

pengamatan akan lebih baik karena dapat menghasilkan variasi stratigrafi yang

lebih banyak (Gambar 4.19).

Dari hasil pengeboran diperoleh data stratigrafi yang dapat digolongkan ke dalam

empat satuan (Gambar 4.19), yaitu:

� Satuan tanah bagian atas (top soil) mempunyai ciri fisik berwarna coklat,

lanauan, lembek sampai agak padat, tebal rata-rata 20 cm, banyak rumput.

� Satuan endapan rawa, lempungan-lanauan, abu-abu sampai hitam, kaya sisa

tumbuhan (rumput, akar halus), fragmen batuapung, fragmen batuan beku.

� Satuan paleosol, coklat, lanauan, sisa rumput, akar halus, banyak

mengandung fragmen kayu.

� Satuan tufa, abu-abu sampai abu-abu kecoklatan, lempungan-lanauan, padat

sedikit sisa daun, fragmen pumice berwarna krem, membundar tanggung,

fragmen batuan beku.

Dari penampang stratigrafi (Gambar 4.19) terlihat bahwa sekuen sagpond yang

disusun oleh endapan rawa cukup tebal dengan dibatasi bagian atasnya oleh

paleosol dan bagian bawahnya oleh tufa. Di daerah ini terdapat juga lapisan tufa

epiklastik yang memperlihatkan butiran berupa fragmen batuan beku dan pumice

dengan bentuk membundar tanggung (subrounded). Hal ini juga yang

membuktikan bahwa bahwa lapisan tufa di daerah ini bukan hanya hasil letusan

(piroklastik) tetapi ada sebagian tufa produk hasil erosi.

Page 28: BAB IV DATA DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Morfometri · PDF fileArtinya meskipun lokasi tersebut masuk ... arkan kurva hipsometrik yang terletak di sebelah utara, barat dan timur dari puncak

67

Perulangan sekuen di daerah ini sangat jelas terutama pada bagian lingkungan

sagpond yang relatif dalam dan letaknya tidak terlalu jauh dengan gawir sesar.

Semakin ke utara, menjauhi gawir sesar terlihat endapan rawa yang semakin tipis

dan dangkal dengan perulangan sekuen yang semakin sedikit. Data lengkap

penampang stratigrafi sagpond terlampir.

Gambar 4.17. Pengamatan endapan sagpond dengan menggunakan bor tangan di lokasi Panyairan, Parongpong.

Page 29: BAB IV DATA DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Morfometri · PDF fileArtinya meskipun lokasi tersebut masuk ... arkan kurva hipsometrik yang terletak di sebelah utara, barat dan timur dari puncak

68

Gam

bar 4

.18.

A. M

orfo

logi

loka

si p

enga

mat

an st

ratig

rafi

sagp

ond

beru

pa le

mba

h ya

ng y

ang

cuku

p lu

as d

i Des

a Pa

nyai

ran,

Par

ongp

ong.

Pa

da b

agia

n se

lata

n te

rliha

t buk

it (fo

otw

all)

deng

an k

etin

ggia

n se

kita

r 100

met

er y

ang

mer

upak

an g

awir

Sesa

r Lem

bang

de

ngan

ara

h B

arat

-tim

ur. B

. Sin

gkap

an la

va p

ada

gaw

ir Se

sar L

emba

ng (F

oto

ke a

rah

sela

tan)

.

TB

TB

A B

Page 30: BAB IV DATA DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Morfometri · PDF fileArtinya meskipun lokasi tersebut masuk ... arkan kurva hipsometrik yang terletak di sebelah utara, barat dan timur dari puncak

69

Gam

bar

4.19

. P

enam

pang

stra

tigra

fi sa

gpon

ddi

dae

rah

Pany

aira

n, P

aron

gpon

g. D

ata

diam

bil

deng

an b

or t

anga

n sa

mpa

i ke

dala

man

5 m

eter

.

Page 31: BAB IV DATA DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Morfometri · PDF fileArtinya meskipun lokasi tersebut masuk ... arkan kurva hipsometrik yang terletak di sebelah utara, barat dan timur dari puncak

70

� Stratigrafi di daerah Graha Puspa, Cihideung

Lokasi pengamatan stratigrafi sagpond berupa lahan perumahan dan sebagian

kecil lahan kosong berupa tegalan. Lokasi penyebaran endapan sagpond cukup

luas mulai dari gawir sesar bagian selatan sampai titik terjauh pengamatan kurang

lebih 1.000 meter (Gambar 4.20). Interval jarak titik pengamatan beragam mulai

sekitar 15 meter sampai 100 meter, hal ini dikarenakan keberadaan lokasi yang

sudah dipadati dengan bangunan perumahan.

Dari hasil pengeboran diperoleh data stratigrafi yang dapat digolongkan ke dalam

empat satuan (Gambar 4.21), yaitu:

� Satuan tanah bagian atas (top soil) mempunyai ciri fisik berwarna coklat,

lanauan, lembek sampai agak padat, tebal rata-rata 20 cm, banyak rumput.

� Satuan endapan rawa, lanauan, abu-abu sampai hitam, sisa tumbuhan (akar,

ranting, daun)

� Satuan paleosol, coklat, lanauan, sisa rumput, akar halus, mengandung

fragmen kayu.

� Satuan tufa, pasiran, abu-abu sampai coklat kekuningan, fragmen pumice,

membundar tanggung, coklat muda, fragmen batuan beku, menyudut

tanggung (0,2 cm – 0,5 cm).

Dari penampang stratigrafi (Gambar 4.21) terlihat bahwa sekuen sagpond yang

disusun oleh endapan rawa yang cukup tebal dan dalam dengan dibatasi bagian

atasnya oleh paleosol dan bagian bawahnya oleh tufa. Setiap sekuen tidak

seluruhnya disusun oleh paleosol, endapan rawa dan tufa, tetapi sebagian

memperlihatkan sekuen tersebut hanya tersusun oleh rawa dan tufa atau paleosol

dan endapan rawa saja. Pada lokasi ini terdapat pula tufa hasil erosi (epiklastik).

Tufa ini mempunyai butiran yang kasar berupa fragmen pumice dan batuan beku

dengan bentuk membundar sampai membundar tanggung, berukuran sekitar

0,2 cm – 0,5 cm.

Page 32: BAB IV DATA DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Morfometri · PDF fileArtinya meskipun lokasi tersebut masuk ... arkan kurva hipsometrik yang terletak di sebelah utara, barat dan timur dari puncak

71

Perulangan sekuen ini sangat jelas terutama di bagian selatan yang letaknya tidak

terlalu jauh dengan gawir sesar dan merupakan bagian terdalam dari lingkungan

pengendapan sagpond di daerah Graha Puspa. Ketebalan dan kedalaman endapan

rawa sangat bervariasi, hal ini kemungkinan terjadi karena adanya perbedaan

topografi basement pada saat mulai terbentuknya endapan sagpond. Data lengkap

penampang stratigrafi sagpond terlampir.

Gambar 4.20. Morfologi lingkungan pengendapan sagpond di daerah Graha Puspa, Cihideung. Foto diambil dari gawir Sesar Lembang mengarah ke utara.

Page 33: BAB IV DATA DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Morfometri · PDF fileArtinya meskipun lokasi tersebut masuk ... arkan kurva hipsometrik yang terletak di sebelah utara, barat dan timur dari puncak

72

Gam

bar 4

.21.

Pen

ampa

ng st

ratig

rafi

sagp

ond

di d

aera

h G

raha

Pus

pa, C

ihid

eung

.

Page 34: BAB IV DATA DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Morfometri · PDF fileArtinya meskipun lokasi tersebut masuk ... arkan kurva hipsometrik yang terletak di sebelah utara, barat dan timur dari puncak

73

� Stratigrafi di daerah Cibodas, Sebelah Timur Maribaya

Lokasi pengamatan stratigrafi dilakukan pada daerah lembah dengan lebar sekitar

200 meter (utara-selatan). Lokasi ini dilalui oleh Sungai Cikapundung yang

mengalir ke arah dan tepat berada di bawah gawir Sesar Lembang bagian timur.

(Gambar 4.22). Stratigrafi yang diperoleh sangat berbeda dengan endapan

sagpond yang berada di daerah Panyandakan, Panyairan dan Graha Puspa

(Lembah Sesar Lembang bagian barat).

Dari hasil pengeboran diperoleh data stratigrafi yang dapat digolongkan menjadi

dua satuan (Gambar 4.23 dan 4.24), yaitu:

� Satuan tanah bagian atas (top soil) mempunyai ciri fisik berwarna coklat,

lanauan, padat, tebal sekitar 10 cm, banyak rumput.

� Satuan tufa, bagian atas coklat muda sampai abu-abu, agak lembek

sedangkan bagian bawah abu-abu, kasar (konglomeratan).

� Satuan endapan rawa, pasiran, abu-abu, fragmen vulkanik, lembek, sisa

tumbuhan

Pada penampang stratigrafi terlihat endapan rawa hanya ada pada satu log dan

tidak menerus. Pada penampang tersebut tidak terlihat adanya lapisan paleosol

dan kedalaman endapan rawanya sangat dangkal yang dibatasi oleh tufa.

Page 35: BAB IV DATA DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Morfometri · PDF fileArtinya meskipun lokasi tersebut masuk ... arkan kurva hipsometrik yang terletak di sebelah utara, barat dan timur dari puncak

74

Gam

bar

4.22

. M

orfo

logi

lok

asi

peng

amat

an s

tratig

rafi

di D

esa

Cib

odas

(Le

mba

h Se

sar

Lem

bang

bag

ian

timur

). B

agia

n se

lata

n m

erup

akan

per

buki

tan

yang

mer

upak

an k

elur

usan

gaw

ir Se

sar

Lem

bang

(ba

rat-t

imur

) de

ngan

ket

ingg

ian

seki

tar

300

met

er, m

empe

rliha

tkan

end

apan

talu

s ya

ng s

anga

t teb

al h

asil

eros

i bag

ian

atas

buk

it te

rseb

ut. P

ada

kaki

buk

it m

enga

lir

S. C

ikap

undu

ng k

e ar

ah b

arat

yan

g be

rmua

ra d

i Mar

ibay

a.

US

Peng

amat

an st

ratig

rafi

sagp

ond

Page 36: BAB IV DATA DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Morfometri · PDF fileArtinya meskipun lokasi tersebut masuk ... arkan kurva hipsometrik yang terletak di sebelah utara, barat dan timur dari puncak

75

Gambar 4.23. Penampang stratigrafi di daerah Cibodas Barat.

CB-01 CB-02

Page 37: BAB IV DATA DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Morfometri · PDF fileArtinya meskipun lokasi tersebut masuk ... arkan kurva hipsometrik yang terletak di sebelah utara, barat dan timur dari puncak

76

Gambar 4.24. Penampang stratigrafi di daerah Cibodas Timur.

CBS-01 CBS-02CBS-03