bab iv baik
TRANSCRIPT
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2012 sampai bulan Desember
2012 di Laboratorium Fisika Material Jurusan Fisika FMIPA UB. Proses Karbonisasi
dilakukan pada bulan September di Laboratorium Fisika Material Jurusan Fisika
FMIPA UB Laboratorium. Proses uji kadar abu dilakukan di Laboratorium Kimia
Analitik Jurusan Kimia FMIPA-UB. Pembuatan bahan target dilakukan di Lab Teknik
Sipil Fakultas Tehnik – UB. Karakterisasi komposisi dilakukan pada bulan Desember
di Laboratorium Sentral Ilmu Hayati Universitas Brawijaya.
4.2 Alat dan Bahan
Pada penelitian ini, alat-alat yang digunakan dalam proses karbonisasi adalah
tungku pembakaran (furnace), timbangan, dan stopwatch. Sedangkan peralatan yang
digunakan dalam proses pemurnian yaitu: reactor pemurnian dengan menggunakan gas
Hidrogen
Adapun alat-alat yang digunakan dalam proses analisis adalah seperangkat alat
karakterisasi morfologi permukaan dan komposisi kimia (sputtering, dan Scanning
Electron Microscope (SEM) dan EDAX), saringan (sieve) 60mesh,80mesh dan 100
mesh, blender, timbangan, tanur (furnace), reactor pemurnian ,cetakan pres dan mesin
press. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tempurung kelapa, gas
Hidrogen
4.3 Tahapan Penelitian
Penelitian ini dilakukan beberapa tahap yaitu :
1. Persiapan sampel.
2. Proses karbonisasi pada sampel tempurung kelapa dengan metode pirolisis.
3. Penghalusan Sampel
4. SEM EDX
5. Penyaringan
6. Uji kadar karbon terika
30
7. Pencucian serbuk arang dengan HCL 1 M
8. Pemurnian dengan Prinsip Redok
9. Pencetakan
10. Sentering
11. Uji TGA
Skema dari tahapan penelitian disajikan seperti gambar di bawah:
Gambar 4.1 skema penelitian
31
mulaimulai
Pengeringan Karbonisasi tempurung kelapa dengan metode pirolisis
Uji Kadar Karbon Terika
Pemurnian dengan metode Redok
Sintering Sintering
Arang dihaluskan
Uji SEM/EDX
Uji Tekan Uji Tekan
Uji DTAUji DTA
Uji SEM/EDX
awal
Pencucian dengan Larutan HCL 1 M
Pencetakan Pelet
Pencetakan Pelet
Persiapan bahan
4.3.1 Persiapan sampel
Tempurung kelapa yang diapakai diambil dari kelapa yang sejenis ( Kelapa
Hijau). Persiapan sampel meliputi pemisahan dari serabut dan tanah, pemotongan,
pengepakan dengan kantong plastik dan penimbanagan.
(a) (b) (c)
4.2 Gambar Sampel yang digunakan
a. Tempurung kelapa yang belum dibersihkan , b. tempurung kelapa yang sudah
dibersihkan c. sampel yang dikemas dengan komposisi 250 gram setiap kemasan
4.3.2 Pengerinagan
Proses awal adalah pengeringan, yaitu sampel dikeringkan selama 60 menit pada
suhu 1200C. proses pengeringan dilakukan dengan cara memasukkan sampel ke dalam
oven tepat pada suhu 1200C dan dibiarkan selama 60 menit. Kemudian sampel
dikeluarkan dan ditimbang untuk mengetahui besarnya penyusutan kada air
4.3.3. Karbonisasi dengan metode pirolisis
Pada proses karbonisasi dilakukan pada suhu 5000C, 6000C dan 7000C dengan
variasi waktu karbonisasi masing – masing suhu adalah 1 jam,2jam dan 3 jam. Pada
tahap ini sampel dimasukkan kedalam furnice tepat pada suhu yang dinginkan dan
dibiarkan sesuai dengan waktu karbonisasi. Setelah selesai karbonisasi lalu sampel
ditimbang dan dimasukkan kedalam kemasan dan diberi label. Jumlah sampel yang
dihasilkan pada proses karbonisasi sebanyak 9 sampel.
32
(a) (b) (c)Gambar 4.4
(a) oven untuk pengeringan (b) tungku pemanas listrik (furnace). (c) wadah untuk pembakaran
4.3.4 Penghalusan Arang
Pada tahap ini arang yang telah jadi kemudian dihaluskan dengan belander
selama 15 menit, kemudian disaring dengan menggunakan saringan berukuran
60,80,dan 100 mesh untuk mendapatkan ukuran partikel karbon. Sehingga pada proses ini
sampel akan bertambah sesuai dengan jenis pertikal yang dihasilkan
Suhu (0C)
Waktu
Jumlah1 jam 2 jam 3 jam
Ukuran Partikel
(Mesh)
Ukuran Partikel
(Mesh)
Ukuran Partikel
(Mesh)
60 80 100 60 80 100 60 80 100
500 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
600 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
700 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
Jumlah 27
33
2.6.1 Uji Kadar Karbon Terikat
Jumlah karbon yang ada di dalam hasil karbonisasi pemanasan sederhana dapat
dihitung dengan terlebih dahulu melakukan uji kadar abu dan pengujian kadar zat
menguap. Pada dasarnya prinsip penentuan kadar karbon terikat adalah dengan
menghitung fraksi karbon dalam arang, tidak termasuk zat menguap dan abu. Kadar
karbon terikat arang (Kc) dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Kc = 100 – (Ka + Kv )%
dimana :
Kc = kadar karbon terikat (%)
Ka = kadar abu (%)
Kv = kadar zat menguap (%)
Pada tahapan ini akan diambil kadar karbon terikat yang paling besar untuk selanjutnya akan dilakukan pengujian lanjutan.
4.3.5 Uji kadar abu ( Ferry 2002)
Pengujian kadar abu dilakukan di lab fak fisika material universitas brawijaya.
Pengujian kadar abu bertujuan untuk mengetahui kandungan abu yang dihasilkan dari
proses karbonisasi dan mengatahui Untuk menentukan baik tidaknya suatu proses
penggolahan. Proses ini arang hasil karbonisasi dihaluskan dengan mengunakan
brlender kemudian diambail sebanyak 2 gram dan dimasukkan kedalam cawan
kemudian dipansakan hingga suhu 8000C selama 6 jam. Setelah itu dimasukkan
kedalam desivaktor dan dibiarkanselama 1 jam kemudian ditimbang massa setelah
pengabuan. Dari hail tersebtu akan diambbil smapel yang mengdung kadar abu yang
sedikit utuk dilakukan proses ketahapan selanjutnya.
Kadar abu dapat dihitung
( Ferry, 2002)
34
a. = bobot sisa sampel setelah (gr)
b. = bobot sampel sebelum pemanasan (gr )
Uji Kadar Zat Menguap
Sampel kering sebanyak 2 g dimasukkan ke dalam cawan porselen yang telah diketahui
bobot keringnya. Selanjutnya sampel dipanaskan dalam tanur dengan temperatur 950
oC selama 10 Menit (cawan ditutup serapat mungkin), kemudian didinginkan dalam
desikator selama 1 jam dan ditimbang.
4.3.6 Uji SEM/EDX
Pada tahap ini pengujian SEM/EDX bertujuan untuk mengetahui morfologi permukaan
bahan target serta kandungan karbon yang terkandung pada arang hasil karbonisasi.
Sampel yang digunakan adalah sampel yang memiliki kandungan kadar karbon terikat
yang paling besar presentasinya. Hasil yang diperoleh akan dibandingkan dengan hasil
ujia kadar karbon terikat sehingga dapat menudahkan peneliti untuk menentukan
besarnya parameter suhu yang menghasilkan kandungan karbon terbaik dan data ini
akan digunakan ke tahapan selajutnya yaitu pemurnia dengan menggunakan larutan
HCL dan Reaksi Redok .
4.4.7 Pemurnian karbon dengan HCl 1M
Sampel yang digunakan pada proses pemurnian dengan HCl diambil dari sampel
yang memiliki kadar abu paling sedikit. Larutan HC1 1M diperoleh dari pengenceran
larutan HCl 37% dengan aquades dengan menggunakan rumus pengenceran, yaitu:
Dimana:
M1 : Molaritas larutan asal
M2 : Molaritas larutan yang akan dibuat
35
V1 : volume larutan asal
V2 : volume larutan yang akan dibuat
V1 merupakan banyaknya larutan HCl 37% yang diambil. Pada penelitian ini larutan
HCl 37% diambil sebanyak 100 ml. Konsentrasi atau molaritas (M1) dari larutan HCl 37% dapat
diketahui dengan menggunakan persamaan berikut :
Dimana:
M : Molaritas
Bj : berat jenis ( Bj HCl : 1,19 10-3 gr/mol )
Bm : berat molekul ( Mr HCl : 36,5 )
X : konsenterasi (37% = 0,37)
n[H+] : elektron yang dilepas H+ dari yaitu 1
Proses pengenceran larutan HCl 37% dilakukan pada ruang asam. Proses
pemurnian diawali dengan memasukkan larutan sebanyak 100 ml kedalam serbuk
karbon kemudian direndam selama 6 jam lalu disaring sehingga unsur abu dan pengotor
lainnya akan terpisah dari arang. Kemudian dicuci dengan aquades sampai Ph larutan
normal selanjutnya dikeringkan di oven pada sahu 1000C selama 2 jam kemudian
ditempatkan dalam desikator selama 1 jam, kemudian ditimbang untuk mengetahui
berapa besar penyusutan yang terjadi.
4.4.8 Pemurnian dengan redok
Pada tahapan ini dilakukan untuk menghilangkan unsur oksigen yang masi terikat
pada karbon , gas yang digunakan adalah gas Hidrogen dengan menggunakan prinsip
reaksi redoks. Langkah pertama dari pemurnian adalah menimbang serbuk arang 25
gram kemudian memasukkan kadalam reactor dan dialiri gas Hidrogen kedalam
reactor. Debit gas hydrogen yang mengalir dibuat tetap yaitu 500mL/min dengan waktu
pengamatan mulai 1 jam, 2 jam dan 3 jam dengan variasi suhu 1000C,2000C dan 300 0C
36
Pada proses reaksi diharapakan gas hydrogen dapat mengikat oksigen sehingga
yang tersisa di arang adalah unsure karbon. Pada reaksi redoks reaksi yang terjadi dalam
tabung reactor adalah …….
Prosesdur pemurnian karbon secara redoks
Keterangan gambar :
A = Tabung Gas Hidrogen (H2)
B = Tabung Gas Nitrogen ( N2)
C = Flow meter untuk gas Hidrogen (H2)
D = Kran vakum
E = Reaktor
F = Alat pengukur tekanan
G = Pompa
Prosedur kerja
1. Panaskan sistem sampai suhu 3000C atau suhu yang dituju ( diatas 1000C)
37
E
A
G
B
F
D
D
C
Arah pembuagan gas hydrogen
Arah pembuagan gas Nitrogen
2. Setelah mencapai temperatur target sistem di “flush” dengan gas Nitrogen (N2) dengan
tujuan untuk membuang kadar air yang masi terdapat dalam tabung reactor
Langkah – langkah :
a. Flowmeter pada tekanan gas hydrogen ( H2) tertutup
b. Refrigator pada gas Nitrogen (N2) diatur pada tekanan 0,05 MPa atau 0,5 Bar
c. Waktu flushing 15 menit
3. Setelah selasai flushing jalur nitrogen ditutup dan jalur gas hydrogen dibuka.
4. Pengaturan untuk gas hydrogen
a. Tekanan pada refrigator 0,1 MPa
b. Kecepatan laju aliran gas pada flow meter bervariasi sesuai dengan kebutuhan
c. Begitu gas hydrogen dialirkan, pompa vakum dimatikan
Tabel Pengamtan
SampelWaktu ( jam ) Suhu ( 0C) Massa (gr)
1 2 3 100 200 300Sebelum
pemurnian Sesudah
pemurnian
4.4.9 Analisis Differential Thermal Analysis (DTA)
Differential Thermal Analysis (DTA) adalah suatu teknik di mana suhu dari
suatu sampel dibandingkan dengan material inert. Suhu dari sampel dan pembanding pada
awalnya sama sampai ada kejadian yang mengakibatkan perubahan suhu seperti pelelehan,
penguraian, atau perubahan struktur kristal sehingga suhu pada sampel berbeda dengan
pembanding. Bila suhu sampel lebih tinggi daripada suhu pembanding maka perubahan
yang terjadi adalah eksotermal, dan endotermal bila sebaliknya (
Dalam peneltian ini sampel diambil sebanyak 2 gr dan dimasukkan ke dalam
krusibel alumina. Kemudian alat dijalankan dengan laju kenaikan suhu pemanas DTA diset
pada 25o C per menit. Data yang direkam adalah perbedaan suhu per gram sampel sebagai
fungsi suhu.
4.3.10 Pencetakan Bahan Target
Serbuk yang telah dimurnikan selajunta dipadatkan dengan mesin press
dengan variasi gaya yang diberikan yaitu 100 MPa, 200 MPa dan 300 MPa dengan
38
menggunakan 3 jenis ukuran partikel yaitu 60 mesh,80 mesh dan 100 mesh. Proses
pembuatan target karbon ini dilakukan di Lab Lab. Beton Jurusan Teknik Sipil FT UB.
Pada proses ini serbuk sebagai bahan dasar untuk proses pencetakan bahan target
diberikan dua jenis perlkauan yaitu menggunakan bahan perekat ( PVa) dan tanpa
menggunakan bahan perekat.
Data yang didapatkan diplot dalam tabel sebagai berikut,
A. Dengan menggunakan bahan perekat
1. Ukuran butir 60 mesh
Ratio ukuran butir : PVa Variasi gaya press Kuat tekan (σ)
98% : 2%
100 MPa
200 MPa
300 MPa
97% : 3%
100 MPa
200 MPa
300 MPa
96% : 4%
100 MPa
200 MPa
300 MPa
2. Ukuran butir 80 mesh
Ratio ukuran butir : PVa Variasi gaya press Kuat tekan (σ)
98% : 2%
100 MPa
200 MPa
300 MPa
39
97% : 3%
100 MPa
200 MPa
300 MPa
96% : 4%
100 MPa
200 MPa
300 MPa
3. Ukuran butir 100 mesh
Ratio ukuran butir : PVa Variasi gaya press Kuat tekan (σ)
98% : 2%
100 MPa
200 MPa
300 MPa
97% : 3%
100 MPa
200 MPa
300 MPa
96% : 4%
100 MPa
200 MPa
300 MPa
B. Tanpa bahan perekat
Ukuran partikel
( Mesh)
Variasi gaya press
( MPa)
Kuat tekan
40
60 100 MPa
200 MPa
300 MPa
80 100 MPa
200 MPa
300 MPa
100 100 MPa
200 MPa
300 MPa
Nilai kuat tekan (σ) dari suatu sampel merupakan properti mekanis yang menunjukkan
sifat dan respon bahan terhadap pembebanan tekanan. Persamaan yang berlaku disini
adalah,
dimana F adalah besarnya gaya yang diberikan pada sampel, A adalah luasan dari
sampel dan σ nilai kuat tekan sampel.
4.3.11 Sintering
Proses sintering akan berpengaruh cukup
besar pada pembentukan fase kristal bahan. Fraksi fase yang
terbentuk umumnya bergantung pada lama dan atau suhu sintering.
Semakin besar suhu sintering dimungkinkan semakin cepat proses
pembentukan kristal tersebut. Besar kecilnya suhu juga
berpengaruh pada bentuk serta ukuran celah dan juga
berpengaruh pada struktur pertumbuhan Kristal. Pada tahap ini bahan
target yang dibuat akan dipanaskan dalam oven pada suhu konstan 5000C selamat 3
jam .
41
4.4.2. Uji tekan
Bahan target karbon yang sudah terbentuk dilakukan uji tekan untuk mengetahui
properti mekanisnya. Pengujian dilakukan di lab fisika material universitas brawijaya.
Tujuan dari uji tekan ini adalah untuk melihat bagiamana hubungan antara ukuran
partikel dan pengeruh homogenitas bahan target yang dihasilkan.
42
JADWAL PENELITIAN
No Jenis Kegiatan Bulan
September Oktober November
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Ujian Proposal
2 Persiapan sampel
3 Karbonisasi
4 Proses Penghalusan sampel
5 Proses Penyaringan
6 Uji SEM sebelum di murnikan
7 Pemurnian dengan HCL
8 Pemurnian secara redoks
9 Proses Pencetakan Bahan Target
29
30