bab iv analisis data · dalam novel bumi manusia, (c) alasan mengapa para tokoh menggunakan...

57
58 BAB IV ANALISIS DATA Analisis data merupakan tahap yang paling penting dalam sebuah penelitian. Tahap analisis data dilakukan untuk menemukan jawaban-jawaban dari rumusan masalah dalam penelitian tersebut. Adanya tahap analisis data, semua masalah yang terdapat dalam sebuah penelitian akan terjawabkan. Analisis data pada penelitian ini meliputi (a) bentuk tindak tutur penolakan yang terdapat dalam novel Bumi Manusia, (b) strategi penolakan yang dilakukan oleh tokoh-tokoh dalam novel Bumi Manusia, (c) alasan mengapa para tokoh menggunakan strategi penolakan dalam novel Bumi Manusia. Peneliti menganalisis 58 data yang berisi jenis strategi penolakan berdasarkan teori Takahashi dan Weltz. Data dikumpulkan setelah mengelompokkannya berdasarkan klasifikasi penolakan dan teori jarak sosial yaitu penolakan langsung, penolakan tidak langsung, dan tambahan untuk penolakan sebagai jenis penggunaan strategi penolakan yang ditemukan dalam novel. Ada cara langsung dan tidak langsung yang digunakan oleh tokoh untuk menyampaikan pilihan strategi penolakan. Bab ini menjelaskan situasi konteks, peserta, dan interaksi dalam analisis data yang terkait satu sama lain dalam menganalisis penolakan dan adanya jarak sosial yang mempengaruhi pilihan strategi penolakan yang dinyatakan oleh tokoh. Penggunaan setiap strategi penolakan digunakan untuk memahami makna dari ucapan dan mencapai tujuan ucapan dalam konteks tertentu.

Upload: truongnga

Post on 11-Jul-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

58

BAB IVANALISIS DATA

Analisis data merupakan tahap yang paling penting dalam sebuah

penelitian. Tahap analisis data dilakukan untuk menemukan jawaban-jawaban dari

rumusan masalah dalam penelitian tersebut. Adanya tahap analisis data, semua

masalah yang terdapat dalam sebuah penelitian akan terjawabkan. Analisis data

pada penelitian ini meliputi (a) bentuk tindak tutur penolakan yang terdapat dalam

novel Bumi Manusia, (b) strategi penolakan yang dilakukan oleh tokoh-tokoh

dalam novel Bumi Manusia, (c) alasan mengapa para tokoh menggunakan strategi

penolakan dalam novel Bumi Manusia.

Peneliti menganalisis 58 data yang berisi jenis strategi penolakan

berdasarkan teori Takahashi dan Weltz. Data dikumpulkan setelah

mengelompokkannya berdasarkan klasifikasi penolakan dan teori jarak sosial

yaitu penolakan langsung, penolakan tidak langsung, dan tambahan untuk

penolakan sebagai jenis penggunaan strategi penolakan yang ditemukan dalam

novel. Ada cara langsung dan tidak langsung yang digunakan oleh tokoh untuk

menyampaikan pilihan strategi penolakan. Bab ini menjelaskan situasi konteks,

peserta, dan interaksi dalam analisis data yang terkait satu sama lain dalam

menganalisis penolakan dan adanya jarak sosial yang mempengaruhi pilihan

strategi penolakan yang dinyatakan oleh tokoh. Penggunaan setiap strategi

penolakan digunakan untuk memahami makna dari ucapan dan mencapai tujuan

ucapan dalam konteks tertentu.

59

Tipe

Penolakan

Strategi Penolakan Jumlah Nomor Data

Penolakan

Langsung

(PL)

- Pernyataan Non-Performatif

- Pernyataan Kemampuan Kemauan

Negatif

- 13

- 4

01, 03, 04, 05,

06, 07, 08, 10,

13, 14, 15, 16,

17

02, 09, 11, 12

Penolakan

Tidak

Langsung

(PTL)

- Pernyataan Mengkritik Pemohon

/Opini Negatif

- Pernyataan Pengalihan Topik

- Pernyataan Prinsip

- Pernyataan Janji Penerimaan Masa

Depan

- Pernyataan Alternatif

- Pernyataan/Alasan/Penjelasan

- Pernyataan Filosofi

- 5

- 2

- 2

- 7

- 1

- 4

- 2

01, 24, 26, 33,

36

02, 06

03, 09

04, 05, 07, 10,

16, 29, 31

08

11, 15, 19, 20

12, 38

60

- Pernyataan Pengulangan Bagian dari

Permintaan

- Pernyataan Keinginan

- Pernyataan Penyesalan/Permintaan

Maaf

- Keberangkatan Fisik

- Pernyataan Perintah

- 2

- 6

- 3

- 1

- 4

13, 34

14, 17, 18, 22,

23, 27

20, 25, 28

25

30, 31, 35, 37

Tambahan

Penolakan

(TP)

- Pernyataan Syukur - 1 01

Total 58

Tabel 1: Frekuensi Jumlah Data Strategi Penolakan

Tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat tiga tipe penolakan yaitu

penolakan langsung, penolakan tidak langsung dan tambahan untuk penolakan.

Penolakan langsung terdapat 13 data yang termasuk ke dalam Pernyataan

Non-Performatif dan 4 data yang termasuk ke dalam Pernyataan Kemampuan

61

Kemauan Negatif. Sedangkan untuk penolakan tidak langsung terdapat 5 data

Pernyataan Mengkritik Pemohon /Opini Negatif, 2 Pernyataan Pengalihan Topik,

2 Pernyataan Prinsip, 8 Pernyataan Janji Penerimaan Masa Depan, 1 Pernyataan

Alternatif, 4 Pernyataan/Alasan/Penjelasan, 2 Pernyataan Filosofi, 2 Pernyataan

Pengulangan Bagian dari Permintaan, 6 Pernyataan Keinginan, 3 Pernyataan

Penyesalan/Permintaan Maaf, 1 Keberangkatan Fisik, dan 2 Pernyataan Perintah.

Pada tambahan untuk penolakan terdiri dari 1 data yaitu Pernyataan Syukur. Dapat

disimpulkan bahwa penolakan tidak langsung adalah penolakan yang paling

sering digunakan oleh para tokoh.

A. Penolakan Langsung

Sebuah tindakan yang diterapkan dalam menyampaikan strategi penolakan

tanpa alasan. Hal tersebut dilakukan karena penutur telah menggunakan

penolakan langsung yang jelas. Dengan demikian, para lawan tutur tidak perlu

menafsirkan maksud dari ucapan penutur. Dengan penolakan langsung, penutur

tidak memperhatikan wajah lawan tutur ketika melakukan strategi penolakan. Hal

ini dipicu karena hubungan dekat yang dimiliki oleh penutur dan lawan tutur.

PL/Nperf (Non-Performatif)

(1) Konteks TuturanPercakapan terjadi di dalam sebuah dokar model terbaru ketika Minke dan Robert Suurhof dalam perjalanan ke rumah bidadari yang diceritakan Robert. Minke tidak tahu tujuan mereka menaiki dokar tersebut dan bertanya kepada Robert. Jawaban Robert hanya mengolok-olok Minke dan bependapat bahwa Minke akan menjadi bupati. Minke pun menolak pernyataan Robert tentang dirinya yang akan menjadi bupati.

Bentuk Tuturan"Kau memperolok aku, Rob.""Tidak. Pada suatu kali kau akan jadi bupati, Minke. Mungkin kau

62

akan mendapat kebupatian tandus. Aku doakan kau akan mendapat yang subur. Kalau dewi itu kelak mendampingimu jadi Raden Ayu, aduhai, semua bupati di Jawa akan demam kapialu karena iri.""Siapa yang bilang aku akan jadi bupati?""Aku. Dan aku akan meneruskan sekolah ke Nederland. Aku akan jadi

insinyur. Pada waktu itu kita akan bisa bertemu lagi. Aku akan berkunjung padamu bersama istriku. Tahu kau pertanyaan pertama yang bakal kuajukan?""Kau mimpi. Aku takkan jadi bupati.""Dengarkan dulu. Aku akan bertanya: Hai philogynik, mata kranjang, buaya darat, mana haremmu?""Rupa-rupanya kau masih anggap aku sebagai Jawa yang belum beradab.""Mana ada Jawa, dan bupati pula, bukan buaya darat?""Aku takkan jadi bupati."

(BM/01/h23/PL/NPerf)

Percakapan pada data (1) menunjukkan bahwa Robert dan

Minke menggunakan strategi penolakan langsung dengan mengatakan

"Tidak....", "Kau mimpi. Aku takkan jadi bupati.", dan "Aku

takkan jadi bupati.". Strategi penolakan langsung tersebut masuk ke

dalam klasifikasi penolakan langsung non-performatif dan kemampuan

kemauan negatif. Penggunaan strategi penolakan langsung tersebut

menunjukkan bahwa Minke dan Robert mempunyai hubungan dekat

sebagai teman. Strategi penolakan langsung tersebut dimaksudkan

untuk menunjukkan bahwa Minke tidak suka pendapat Robert yang

menyatakan bahwa dia akan jadi bupati. Melihat dari data (1), bisa

terlihat bahwa Minke dan Robert tidak setuju dengan apa yang

dikatakan oleh lawan bicara satu sama lain. Robert mengatakan

"Tidak. Pada suatu kali kau akan jadi bupati...." kepada Minke saat

Minke mengatakan "Kau memperolok aku, Rob." Jawaban Robert

termasuk ke dalam pernyataan non-performatif.

Minke pun menunjukkan ketidaksetujuannya terhadap Robert

63

dengan mengatakan "Kau mimpi. Aku takkan jadi bupati." dan

"Aku takkan jadi bupati." pada penyataan Minke tersebut terlihat

bahwa Minke sangat tidak suka dan menolak pendapat Robert tersebut.

Pernyatan Minke dalam strategi penolakan langsung tersebut masuk ke

dalam penyataan non-performatif.

(2) Konteks TuturanPercakapan tersebut terjadi antara Minke dan Annelies. Percakapan mereka terjadi pada saat Annelies mengajak Minke berkeliling kampung-kampung yang berada di atas tanah milik keluarga Annelies. Minke melihat rumpunan glagah dan mengajak Annelies untuk melihat, tetapi Annelies menolak ajakan Minke.

Bentuk Tuturan"Mari ke sana," aku mengajak."Tidak," jawabnya tegas dan bahunya diangkat. Kepalanya agak bergidik.

(BM/03/h53-54/PL/NPerf)

Data (2) menunjukkan percakapan terjadi antara Minke dan

Annelies. Percakapan mereka terjadi pada saat Annelies mengajak

Minke berkeliling kampung-kampung yang berada di atas tanah milik

keluarga Annelies. Minke melihat rumpunan glagah dan mengajak

Annelies untuk melihat, tetapi Annelies menolak ajakan Minke.

Data (2) menunjukkan Annelies menggunakan penolakan

langsung "Tidak," dan menunjukkan hubungan dekat antara Annelies

dan Minke yang pada dasarnya memiliki jarak usia yang tidak jauh.

Hal ini dapat dilihat dari status Minke sebagai siswa H.B.S dan

Annelies sebagai adik dari Robert Mellema yang usianya sama seperti

Minke. Annelies dapat menolak ajakan Minke tanpa harus

menggunakan ucapan yang sopan. Annelies menunjukkan bahwa ia

64

benar-benar tidak suka melihat rumpunan glagah tersebut dengan

menggunakan penolakan langsung dan bahasa tubuh yang

menunjukkan ketidaknyamanannya.

Percakapan pada data (2) termasuk penolakan langsung

non-performatif yang digunakan Annelies untuk menolak ajakan

Minke dengan mengatakan "Tidak," dan menunjukkan percakapan

yang santai dan informal.

(3) Konteks TuturanPercakapan terjadi di bengkel mebel milik Jean Marais. Minke dan jean Marais adalah participant yang terlibat dalm percakapan ini. Minke berkunjung ke bengkel Jean untuk membicarakan tentang keadaan dirinya yang serba tersihir dan pendapat umum tentang keluarga Nyai Ontosoroh. Jean Marais pun menyimpulkan bahwa Minke sedang jatuh cinta, Minke mengakui kecantikan Annelies tapi ia menolak pernyataan Jean yang mengatakan bahwa ia sedang jatuh cinta.

Bentuk Tuturan"Kau dalam kesulitan, Minke. Kau jatuh cinta.""Tidak, Jean. Tak pernah aku jatuh cinta. Memang dara itu sangat menarik, menawan, tapi jatuh cinta aku tidak."

(BM/04/h77/PL/NPerf)

Data (3) menunjukkan Minke menggunakan penolakan

langsung dengan mengatakan "Tidak, Jean. Tak pernah aku jatuh

cinta. Memang dara itu sangat menarik, menawan, tapi jatuh

cinta aku tidak." percakapan tersebut menunjukkan kedekatan

hubungan antara Minke dan Jean Marais karena Jean merupakan

sahabat Minke. Minke menolak pernyataan Jean dengan menggunakan

penolakan langsung.

Minke menggunakan penolakan langsung non-performatif.

65

Minke ingin menunjukkan percakapan santai antara dia dan sahabatnya

tersebut, itu sebabnya ia menggunakan penolakan langsung secara

bebas.

(4) Konteks TuturanPercakapan terjadi di dalam kamar Nyai Ontosoroh ketika Annelies memasuki kamar ibunya dengan alasan tidak bisa tidur. Nyai mulai bercerita kepada Annelies tentang asal mula mengapa ia bisa tinggal bersama Tuan Mellema. Annelies bertanya kepada ibunya tentang keluarganya di Tulangan dan mengusulkan untuk menengok keluarga yang berada di Tulangan.

Bentuk Tuturan"Mungkin lebih baik kalau kita pernah menengoknya, Ma?""Tidak. Sudah baik begitu. Biar putus semua yang sudah-sudah. Luka terhadap kebanggaan dan hargadiri tak juga mau hilang. Bila teringat kembali bagaimana hina aku dijual..... Aku tak mampu mengampuni kerakusan Sastrotomo dan kelemahan istrinya. Sekali dalam hidup orang mesti menentukan sikap. Kalau tidak, dia takkan menjadi apa-apa."

(BM/05/h138/PL/NPerf)

Data (4) menunjukkan bahwa Nyai menggunakan penolakan

langsung untuk menolak usul dari Annelies. Penolakan langsung

tersebut menunjukkan hubungan dekat antara Annelies dan ibunya,

Nyai Ontosoroh. Melalui penolakan langsung "Tidak. Sudah baik

begitu..." Nyai menyatakan bahwa menurutnya lebih baik untuk sama

sekali tidak mempunyai hubungan dengan keluarga di Tulangan karena

mereka sudah menjual Nyai kepada Tuan Herman Mellema.

Situasi tersebut menunjukkan bahwa Nyai menolak usul dari

Annelies untuk menyambung kembali tali silahturahmi dengan

keluarga di Tulangan dengan mengatakan "Tidak. Sudah baik

begitu..." penolakan langsung tersebut termasuk ke dalam penolakan

66

langsung non-performatif. Percakapan antara ibu dan anak tersebut

merupakan percakapan santai dan informal, oleh karena itu Nyai

menggunakan penolakan langsung untuk menolak usul dari Annelies.

(5) Kontrks TuturanAnnelies, Nyai, dan Robert Mellema adalah participant yamg terlibat dalam percakapan tersebut. Percakapan dilihat dari sudut pandang Annelies ketika ia bercerita kepada Minke tentang kisah keluarganya. Annelies bercerita tentang bagaimana Papanya pulang ke rumah dengan penampilan yang tidak seperti biasanya setelah beberapa hari pergi dari rumah dan tidak menegur ataupun menengok. Tuan Mellema langsung masuk ke dalam rumah, Robert Mellema pun menggerutu dan mengejar papanya tersebut. Nyai memberi izin kepada Annelies bahwa ia boleh mengikuti abangnya. Annelies menolak izin dari ibunya tersebut.

Bentuk Tuturan"Kalau suka, kau boleh ikuti contoh abangmu.""Tidak, Ma," Seruku dan kupeluk lehernya. "Aku hanya ikut Mama. Aku juga Pribumi seperti Mama."

(BM/06/h151/PL/NPerf)

Data (5) menunjukkan bahwa Annelies menyatakan penolakan

langsung dengan mengucapkan "Tidak, Ma," dan menggunakan

alasan "Aku hanya ikut Mama. Aku juga Pribumi seperti Mama."

penolakan tersebut digunakan untuk menunjukkan hubungan akrab

antara Annelies dan ibunya, oleh karena itu Annelies menggunakan

penolakan langsung untuk menolak usul dari ibunya.

Annelies menggunakan penolakan langsung non-performatif.

Annelies menolak dengan mengatakan "Tidak, Ma," dan

menggunakan alasan "Aku hanya ikut Mama. Aku juga Pribumi seperti

Mama." Percakapan antara ibu dan anak tersebut merupakan

percakapan santai dan informal, Annelies menyampaikan ungkapan

67

langsung ketika dia menolak secara bebas.

(6) Konteks TuturanPercakapan terjadi antara Robert Mellema dan Minke ketika Robert mengundang Minke ke kamarnya. Robert dan Minke membicarakan tentang sekolah dan alasan mengapa Minke tinggal di rumahnya. Robert mengalihkan pembicaraan dengan cara mengajak Minke bermain catur, tapi minke menolak ajakan Robert tersebut.

Bentuk Tuturan"Rumah ini terlalu sepi bagiku," ia mengalihkan pembicaraan. "Kau suka main catur barangkali?""Sayang tidak, Rob."

(BM/07/h156/PL/NPerf)

Pemilihan penolakan langsung "Sayang tidak, Rob."

digunakan Minke untuk menolak Robert yang mengajaknya bermain

catur. Percakapan data (6) menunjukkan bahwa antara Robert dan

Minke mempunyai hubungan karena umur mereka yang sebaya. Minke

menolak ajakan Robert dengan menggunakan penolakan langsung

non-performatif. Alasan Minke menggunakan penolakan langsung

karena ia ingin menunjukkan obrolan yang santai dan bisa berekspresi

secara bebas.

(7) Konteks TuturanMinke dan Robert Mellema yang menjadi participant dalam percakapan tersebut. Percakapan mereka terjadi di dalam kamar Robert Mellema. Robert bercerita tentang keinginannya menjadi awak kapal dan berlayar mengelilingi dunia. Minke beranggapan bahwa mungkin Mama tidak akan mengijinkan Robert untuk pergi, dan menyarankan untuk membicarakan hal tersebut kepada Mama atau Papa terlebih dahulu. Robert menolak, dan Minke menawarkan dirinya untuk menanyampaikan hal tersebut kepada Mama, Robert juga menolak tawaran Minke.

68

Bentuk Tuturan"Lebih baik bicarakan dulu dengan Mama." ia menggeleng. "Atau Papa," aku menyarankan."Sayang," ia mengeluh dalam."Tak pernah aku lihat kau bicara dengan Mama. Kiranya baik kalau aku yang menyampaikan?""Tidak. Terimakasih. Dari Suurhof aku dengar kau seorang buaya darat."

(BM/08/h158/PL/NPerf)

Data (7) menunjukkan penolakan langsung non-performatif

yang ditujukan Robert untuk menolak saran dan tawaran dari Minke.

Robert menggunakan "Sayang," dan "Tidak. Terimakasih." ketika

Minke menyarankan Robert untuk membicarakan keinginan Robert

untuk menjadi awak kapal kepada Mama atau Papa terlebih dahulu dan

ketika Minke menawarkan untuk menyampaikan hal tersebut kepada

Mama. Robert dan Minke menunjukkan percakapan yang santaai dan

informal dengan menggunakan penolakan langsung. Dengan

menggunakan penolakan langsung "Sayang," dan "Tidak.

Terimakasih." menunjukkan bahwa hubungan dekat antara Minke dan

Robert karena merupakan teman sebaya. Oleh karena itu, Robert bisa

menggunakan penolakan langsung.

(8) Konteks TuturanLokasi percakapan di atas terjadi di dalam sebuah kamar di gedung bupati dengan participant Minke dan ibunya atau yang biasa dia panggil Bunda. Bunda bertanya tentang kehidupan sekolah Minke dan memberi nasihat kehidupan untuk Minke. Bunda beranggapan bahwa Minke akan menjadi bupati suatu saat nanti.

Bentuk Tuturan"Syukur, Gus. Orangtua hanya bisa mendoakan. Mengapa kau baru datang? Ayahandamu sudah begitu kuatir, Gus. Marah-marah setiap hari karena kau. Mendadak saja Ayahandamu diangkat jadi bupati. Tak ada yang menduga secepat itu. Kau pun kelak akan sampai setinggi itu.

69

Kau pasti dapat. Ayahanda hanya tahu Jawa, kau tahu Belanda, kau siswa H.B.S. Ayahandamu hanya dari Sekolah Rakyat. Kau punya pergaulan luas dengan Belanda. Ayahandamu tidak. Kau pasti jadi bupati kelak.""Tidak, Bunda, sahaya tidak ingin."

(BM/10/h190/PL/NPerf)

Data (8) menunjukkan pemilihan penolakan "Tidak, Bunda,

sahaya tidak ingin." digunakan Minke untuk menolak anggapan

Bunda. Minke menunjukkan bahwa dia memiliki hubungan yang dekat

dengan bundanya tersebut. Minke juga menambahkan alasannya

menolak anggapan bunda karena Minke ingin menjadi manusia bebas

yang tidak diperintah dan tidak memerintah.

Percakapan tersebut menunjukkan bahwa Minke menggunakan

penolakan langsung non-performatif. Alasan Minke menggunakan

penolakan langsung karena ingin menunjukkan percakapan yang santai

tapi tidak melupakan sopan santun dengan menggunakan kata panggil

"sahaya" untuk menyebut dirinya.

(9) Konteks TuturanLokasi percakapan terjadi di Wonokromo, ketika Mama mencurigai putra sulungnya, Robert Mellema, yang telah mengirimkan surat kaleng pada polisi untuk menangkap Minke. Mama memanggil Robert untuk bertanya tentang surat kaleng tersebut dan menyuruh Robert untuk pergi ke Surabaya dan mencari keterangan tentang Minke. Mama menyuruh Annelies untuk tidur karena suhu badan Annelies mulai naik dan akan jatuh sakit, tetapi Annelies menolak perintah Mama.

Bentuk Tuturan"Kau tidur saja, Ann," hibur Nyai."Tidak."

(BM/13/h236/PL/NPerf)

70

Percakapan data (9) terjadi di antara Mama dan Annelies ketika

Mama menyuruh Annelies untuk tidur karena Mama sudah mulai

khawatir tentang kesehatan Annelies. Annelies menolak perintah

Mama dengan menggunakan penolakan langsung "Tidak". Annelies

dapat menggunakan penolakan langsung tanpa harus khawatir

menyinggung perasaan Mamanya. Annelies menolak perintah

Mamanya karena ia ingin mengetahui apakah Robert berhasil mencari

berita tentang keberadaan Minke.

Penolakan langsung yang digunakan oleh Annelies adalah

penolakan langsung non-performatif. Annelies menunjukkan

kedekatan antara dia dan Mama dengan menggunakan penolakan

langsung. Menimbulkan kesan percakapan yang santai dan informal.

(10) Konteks TuturanLokasi percakapan terjadi di Wonokromo antara Annelies dan Mama. Annelies bertanya kepada Mama, ia menanyakan apakah Robert sudah pulang dari Surabaya. Mama sendiri tidak tahu keberadaan Robert saat itu, ia pun marah pada putra sulungnya tersebut. Annelies menyarankan agar dirinya menunggu Robert di depan, tetapi Mama menolak saran Annelies. Annelies dan Mama duduk di ruangdepan menunggu Robert yang belum juga datang. Mama mengejek Annelies yang jatuh sakit hanya karena ditinggal pergi oleh Minke, Annelies tersinggung dengan perkataan mamanya tersebut. Mama menawarkan mengambilkan makan untuk Annelies tetapi Annelies menolaknya.

Bentuk Tuturan"Biar dia kutunggu di depan, Ma," ujar Annelies."Tidak. Kau tunggu di sini atau di luar sana sama saja. Di ruangdepan sana lebih baik, sambil menemani Mama."Nyai memapah Annelies, dan mereka duduk berjajar di kursi.Dan Robert belum juga datang. Bunyi pendule itu mengganggu suasana menunggu.antara sebentar Nyai meninjau pelataran. Dan sulung itu belum juga muncul."Bagaimana bisa jadi, Ann, kau baru beberapa hari bertemu sudah jatuh tergila-gila begini? Semestinya dia yang tergila-gila padamu."

71

Annelies tak menjawab. Nampaknya tersinggung."Aku ambilkan makan, ya?""Tak usah Ma." tapi Nyai pergi juga ke belakang mengambil dua piring nasi ramas, sendok-garpu dan minum.

(BM/14/h264/PL/NPerf)

Data (10) menunjukkan bahwa Mama menggunakan penolakan

langsung "Tidak. Kau tunggu di sini atau di luar sana sama saja.

Di ruangdepan sana lebih baik, sambil menemani Mama." dan

Annelies menggunakan penolakan langsung "Tak usah Ma." hal

tersebut menunjukkan hubungan keakraban ibu dan anak, karena

mereka bebas menggunakan penolakan langsung tanpa harus khawatir

menyinggung lawan bicara, hal ini dapat dilihat ketika Annelies sedikit

tersinggung dengan ejekan mamanya tetapi langsung menjawab

tawaran dari Mama dengan penolakan langsung.

Annelies menunjukkan kedekatan antara dia dan Mama dengan

menggunakan penolakan langsung, begitu juga sebaliknya.

Menimbulkan kesan percakapan yang santai dan informal. Penolakan

langsung yang mereka utarakan adalah penolakan langsung

non-performatif. Situasi percakapan yang terjadi

(11) Konteks TuturanLokasi percakapan terjadi di Wonokromo antara Minke dan gurunya, Juffrouw Magda Peters. Minke mengajak Juffrouw berkunjung ke Wonokromo untuk bertemu dengan Mama secara langsung agar Juffrouw bisa menilai sendiri berita yang beredar di masyarakat tersebut benar atau tidak. Pada akhirnya, sifat dan tata krama Mama membuat Juffrouw Magda Peters kagum dengannya dan sangat memuji dia. Minke pun menawarkan Juffrouw untuk berkunjung lagi ke Wonokromo di lain waktu, tetapi Juffrouw menolak tawaran Minke.

72

Bentuk Tuturan"Silakan Juffrouw sekali-sekali datang lagi.""Sayang. Tidak mungkin.""Kalau begitu sebagai tamuku.""Tidak mungkin, Minke."

(BM/15/h348/PL/NPerf)

Data (11) menunjukkan bahwa Jufrouw Magda Peters adalah

guru kesayangan Minke. Sebagai guru dan murid, Juffrouw dan Minke

mempunyai hubungan dekat dan akrab. Juffrouw menolak tawaran

Minke dengan menggunakan penolakan langsung "Sayang. Tidak

mungkin." dan "Tidak mungkin, Minke." penolakan langsung

tersebut menunjukkan bahwa mereka mempunyai hubungan akrab dan

tidak sungkan untuk menggunakan penolakan langsung.

Penolakan langsung yang digunakan Juffrouw Magda Peters

merupakan penolakan langsung non-performatif. Percakapan di atas

terlihat bahwa Juffrouw menolak tawaran Minke, tetapi Minke

menawarkan lagi yang menyebabkan Juffrouw kembali menolak

tawaran tersebut. Situasi percakapan di atas bersifat informal dan

santai yang menyebabkan Juffrouw Magda Peters secara bebas dapat

menggunakan penolakan langsung tanpa harus khawatir menyinggung

perasaan lawan bicara.

(12) Konteks TuturanMinke mengajak Jean Marais dan anaknya, May, untuk pergi mengunjungi Mama di Wonokromo. Minke memperkenalkan Jean Marais dengan Mama sedangkan May langsung akrab dan bermain bersama Annelies di dalam rumah. Minke menjelaskan kepada Mama bahwa Jean Marais datang ke rumah karena ingin meminta izin untuk melukis wajah Mama, tetapi Mama tidak mau dan menolak untuk dilukis.

73

Bentuk Tuturan"Tuan Martinet dokter pandai," kataku dalam Melayu. "Dia yang menyembuhkan Annelies. Kami sangat berterimakasih. Sedang sahabatku ini, Mama, dia datang minta ijin untuk melukis Mama, sekiranya Mama setuju dan ada waktu.""Apa guna dilukis?""Mevrouw," panggil Jean."Nyai, Tuan, bukan Mevrouw.""Minke sangat mengagumi Mevrouw...""Nyai, Tuan.""... Sebagai wanita pribumi luarbiasa. Dia banyak menyanjung Mevrouw, maka...""Nyai, Tuan.""... Maka kami bersepakat untuk mengabadikan dalam lukisan. Kelak, entah satu atau empatpuluh tahun yang akan datang, orang tentu akan masih tetap mengenal dan mengagumi.""Maaf. Tak ada keinginanku untuk dikagumi.""Dapat dimengerti. Hanya orang pandir mengagumi diri sendiri. Tapi yang mngagumi Mevrouw bukan Mevrouw pribadi, bukan--justru saksi hidup pada jamannya.""Sayang, Tuan, tidak ada kesediaanku. Berpotret pun tidak.""Kalau begitu--ya, memang sayang sekali. Kalau begitu--kalau begitu, ..... boleh kiranya memandangi Mevrouw uuntuk dihafal dalam hati?" tanyanya sopan dan kikuk. Nyai jadi kemerahan. "Untuk kulukis kemudian di rumah?""Pandang Nyai disapukan padaku, kemudian pada rumah, kemudian pada punggung papannama di kejauhan sana. Akhirnya pada meja kebun. Ia nampak risi, rikuh, dan salah tingkah."Jangan. Jangan, Tuan," ia tersipu. "Dan kau, Minke, apa saja kau ceritakan di luar sana tentang diriku?""Tak ada yang buruk, Mevrouw. Semua pujian semata." Melihat kebingungan Nyai buru-buru aku bilang:"Sekarang ini Mama belum lagi suka. Mungkin lain kali.""Lain kali juga tidak."

(BM/16/h389/PL/NPerf)

Data (12) menunjukkan bahwa Mama menolak permintaan

Jean Marais dengan penolakan langsung. Penolakan langsung yang

Mama lakukan pada data di atas bukan menunjukkan bahwa Mama

dan Jean mempunyai hubungan dekat melainkan menunjukkan bahwa

Mama sedang dalam keadaan terancam. Hal ini dapat dilihat dari

penolakan tidak langsung yang Mama utarakan sebelum Mama

74

menggunakan penolakan langsung. Mama menggunakan penolakan

tidak langsung untuk menolak permintaan dari Jean Marais untuk

dilukis, tetapi Jean tetap bersikukuh dan memandangi wajah Mama

yang membuat Mama tidak nyaman dan merasa terancam, itu

sebabnya Mama menggunakan penolakan langsung untuk menolak

permintaan Jean.

Penolakan langsung yang Mama gunakan dalam percakapan di

atas adalah penolakan langsung non performatif. Mama menggunakan

"Sayang, Tuan, tidak ada kesediaanku. Berpotret pun tidak.",

"Jangan. Jangan, Tuan,", dan "Lain kali juga tidak." Penolakan

langsung tersebut menunjukkan bahwa Mama memang benar-benar

tidak mau untuk dilukis. Situasi yang terjadi pada percakapan di atas

terlihat agak sedikit canggung, karena perubahan penolakan yang

Mama lakukan untuk menolak permintaan Jean Marais.

(13) Konteks TuturanMinke dan Darsam mengejar si Gendut, Gendut adalah orang yang dicurigai Darsam dan Minke sebagai anak buah dari Robert Mellema yang ditugaskan untuk memata-matai Minke. Darsam mengejar si Gendut saat dia melihat Gendut berjalan ke jurusan Surabaya. Minke telah melarang Darsam, tetapi Darsam tetap mengejar si Gendut. Minke pun mengejar Darsam, ia tak ingin ada sesuatu yang terjadi dan sampai berurusan dengan polisi. Si Gendut hilang di pelataran rumah Ah Tjong, Minke mengajak Darsam untuk pulang dan tidak meneruskan mengejar si Gendut, tetapi Darsam menolak ajakan Minke.

Bentuk Tuturan"Sudah, mari pulang. Jangan diteruskan.""Tidak bisa. Dia harus dikasih pelajaran."Tak dapat dicegah. Ia berjalan melalui deretan jendela samping rumah.

(BM/17/h400/PL/NPerf)

75

Data (13) menunjukkan bahwa Darsam menggunakan

penolakan langsung untuk menolak ajakan dari Minke. Penolakan

langsung ini menunjukkan kedekatan antara Darsam dan Minke

walaupun Minke berstatus sebagai tamu dari atasannya yaitu Nyai

Ontosoroh, yang biasa disebut dengan panggilan Mama, dan tamu dari

Annelies. Darsam adalah pendekar Madura yang bekerja untuk Nyai

Ontosoroh dengan waktu yang cukup lama, itulah sebabnya Darsam

mempunyai kedekatan dengan Nyai, Annelies maupun Minke.

Penolakan langsung yang Darsam gunakan dalam percakapan

di atas adalah penolakan langsung non-performatif. Darsam

menggunakan "Tidak bisa. Dia harus dikasih pelajaran." dan

ditambah dengan gerak tubuh langsung berjalan melalui deretan

jendela samping rumah. Darsam dipenuhi emosi pada si Gendut, itulah

yang menyebabkan Darsam tidak mendengarkan dan menolak ajakan

Minke untuk pulang dan berhenti mengejar si Gendut.

PL/KKN (Kemampuan Kemauan Negatif)

(14) Konteks TuturanAnnelies dan ibunya, Nyai Ontosoroh adalah participant yang terlibat dalam dialog tersebut. Nyai duduk di kursi samping Minke dan menjelaskan alasan mengapa Annelies bertingkah laku berbeda tidak seperti anak-anak Indo lain. Annelies menolak pernyataan ibunya yang mengatakan bahwa dia adalah seorang Indo.

Bentuk Tuturan"Karena itu aku senang kau datang, Nyo. Kan nama Sinyo Minke? Dia tak pernah bergaul wajar seperti anak-anak Indo lain. Dia tidak menjadi Indo, Nyo.""Aku bukan Indo," bantah si gadis. "Tak mau jadi Indo. Aku mau hanya seperti Mama."

(BM/02/h37/PL/KKN)

76

Percakapan data (14) menunjukkan pilihan penolakan langsung

"Aku bukan Indo," dan "Tak mau jadi Indo. Aku mau hanya

seperti Mama." digunakan oleh Annelies untuk menolak pernyataan

ibunya. Pada percakapan tersebut, Annelies menunjukkan bahwa ia

mempunyai hubungan yang dekat dengan ibunya.

Pada percakapan tersebut dapat dilihat bahwa Annelies

menolak pernyataan ibunya dengan strategi penolakan langsung

kemampuan penolakan negatif dengan mengatakan "Tak mau jadi

Indo. Aku mau hanya seperti Mama." alasan mengapa Annelies

menggunakan penolakan langsung adalah Annelies ingin menunjukkan

percakapan yang akrab karena percakapan tersebut termasuk

percakapan informal.

(15) Konteks TuturanPercakapan terjadi di antara Minke dan Robert di dalam kamar Robert Mellema. Setelah berbincang cukup lama dengan Minke, Robert mulai menunjukkan aura permusuhannya kepada Minke. Robert mulai mempertanyakan alasan Minke tinggal di rumahnya dan siapa yang mengizinkan Minke tinggal di rumahnya. Minke menjawabbahwa Mama yang menyuruhnya untuk tinggal di rumah keluarga Mellema. Mama mengirim surat untuk Minke yang sampai saat ini masih disimpan oleh Minke. Robert pun meminta untuk membaca surat tersebut tapi Minke menolak permintaan Robert.

Bentuk Tuturan"Tahu betul, Rob. Aku masih simpan surat Mama itu.""Coba aku baca.""Untukku, Rob, bukan untukmu, sayang."

(BM/09/h159/PL/KKN)

Data (15) menunjukkan bahwa Minke menyampaikan

penolakan langsung dengan mengatakan "Untukku, Rob, bukan

untukmu, sayang." penolakan langsung tersebut menunjukkan bahwa

77

Minke dan Robert mengenal satu sama lain. Kedekatan di antara

Minke dan Robert Mellema yang menyebabkan Minke menggunakan

penolakan langsung terhadap permintaan Robert.

Menurut data di atas, dapat dilihat bahwa Minke menggunakan

penolakan langsung kemampuan keamuan negatif. Minke menolak

permintaan Robert untuk membaca surat dari Mama karena memang

surat tersebut bukan ditujukan untuk Robert, melainkan untuk Minke.

(16) Konteks TuturanMinke diundang oleh Tuan Assisten Residen untuk makan. MInke dijemput oleh kereta dan langsung dibawa ke belakang gedung keresidenan. Pada kesempatan itu, Minke bertemu dua orang dara yang merupakan anak dari Tuan Assusten Residen yaitu Sarah dan Miriam de la Croix. Minke berbincang-bincang dengan Sarah dan Miriam, mereka membicarakan tentang sekolah karena Sarah dan Miriam merupakan alumni dari H.B.S. sekolah yang sama dengan Minke. Sarah dan Miriam de la Croix sempat membuat Minke kesal karena mereka sering mengerjai Minke dengan pertanyaan-pertanyaan yang tidak masuk di akal seperti saat Sarah bertanya kepada Minke tentang Douwes Dekker. Minke menjawab pertanyaan tersebut secara serius, tetapi Sarah dan Miriam hanya bercanda dengan Minke.

Bentuk Tuturan"Ayoh, Mir, bercerita kau tentang pacarmu," desak Sarah berkobar-kobar."Tidak. Tak ada urusan dngan tamu kita. Baik kita bicara soal lain," tolak Miriam.

(BM/11/h211/PL/KKN)

Data (16) menunjukkan bahwa Miriam menolak permintaan

Sarah dengan penolakan langsung "Tidak. Tak ada urusan dngan

tamu kita. Baik kita bicara soal lain," penolakan lansung tersebut

menunjukkan kedekatan antara Sarah dan Miriam sebagai kakak adik.

Penolakan langsung tersebut masuk ke dalam penolakan langsung

kemampuan kemauan negatif. Miriam tidak keberatan untuk bercerita

78

tentang pacarnya, tetapi berhubung Minke tidak tahu apapun tentang

hal tersebut maka Miriam menolak permintaan Sarah tersebut karena

tidak ada urusan dengan tamu mereka yaitu Minke.

(17) Konteks TuturanLokasi percakapan terjadi di Wonokromo ketika Minke dibawa agen polisi kelas satu untuk kembali ke B. Ketika dokar yang Minke naiki mulai menjauh, Annelies mulai menangis dan mengajak Mamanya untuk mengikuti Minke.

Bentuk Tuturan "Mari ikuti dia, Ma""Tidak perlu. Masih terlalu pagi. Lagipula jelas dia akan dibawa

ke B." (BM/12/h233/PL/KKN)

Data (17) menunjukkan bahwa Mama menolak ajakan Annelies

untuk mengikuti Minke dengan menggunakan penolakan langsung

yang didukung dengan alasan bahwa hari masih terlalu pagi dan Mama

sudah tahu ke mana Minke akan dibawa untuk meyakinkan Annelies

bahwa mereka tidak perlu mengikuti Minke. Mama menggunakan

penolakan langsung kemampuan kemauan negatif. Mama tidak

keberatan jika memang diharuskan mengikuti Minke untuk

memastikan keselamatan Minke, tetapi Mama mempertimbangkan

hal-hal lain yang masih harus diselesaikan dan dijaga, oleh karena itu

Mama menolak ajakan Annelies untuk mengikuti Minke.

Penolakan langsung tersebut menunjukkan kedekatan antara

Mama dan anaknya, yaitu Annelies. Situasi percakapan di atas bersifat

informal dan santai yang menyebabkan Mama secara bebas dapat

menggunakan penolakan langsung tanpa harus khawatir menyinggung

79

perasaan lawan bicara.

B. Penolakan Tidak Langsung

Strategi penolakan tidak langsung biasanya digunakan untuk menghindari

wajah mengancam dari penutur agar perasaan lawan tutur tidak tersinggung. Oleh

karena itu, penutur mengucapkan sebuah penolakan tidak langsung untuk menolak

permintaan, undangan, perintah, dll. Dengan menggunakan bentuk tidak langsung,

penutur merasakan kemudahan untuk menolak tindakan yang dilakukan oleh

lawan tutur. Selain itu, penolakan tidak langsung digunakan untuk mengurangi

wajah negatif serta menjaga perasaan lawan tutur. Penolakan tidak langsung juga

digunakan untuk merubah penolakan menjadi lebih lembut.

PTL/MPON (Mengkritik Pemohon/Opini Negatif)

(18) Konteks TuturanPercakapan terjadi di antara Minke dan Annelies yang berlokasi di rumah keluarga Mellema. Data di atas terjadi ketika Mama masuk ke dalam rumah agar meninggalkan Annelies dan Minke bisa berbicara berdua. Minke bertanya tentang keberadaan ayah Annelies yaitu Tuan Mellema. Pertanyaan tersebut membuat Annelies mengerutkan kening dan merasa tidak nyaman.

Bentuk Tuturan"Mana ayahmu?" tanyaku menyingkir percakapan sambungan sebelumnya.Annelies mengerutkan kening. Kecerahannya hilang:"Tak perlu kau ketahui. Untuk apa? Sedang aku sendiri tak ada keinginan untuk tahu. Mama pun tidak ingin tahu."

(BM/01/h41/PTL/MPON)

Data (18) menunjukkan bahwa Annelies menggunakan penolakan

tidak langsung "Tak perlu kau ketahui. Untuk apa? Sedang aku

sendiri tak ada keinginan untuk tahu. Mama pun tidak ingin

tahu." dan menggunakan pertanyaan "Suka kau mendengarkan

80

musik?" untuk mengalihkan topik pembicaraan. Penolakan tidak

langsung tersebut menunjukkan bahwa Annelies dan Minke baru

berkenalan dan belum terlalu akrab. Penolakan Annelies tersebut juga

menunjukkan bahwa Minke telah menyentuh topik yang sangat

dihindari oleh Annelies yaitu topik mengenai Ayahnya atau Tuan

Mellema.

Percakapan tersebut menunjukkan penolakan tidak langsung

mengkritik pemohon/opini negatif. Annelies menolak dengan

mengatakan "Tak perlu kau ketahui. Untuk apa? Sedang aku

sendiri tak ada keinginan untuk tahu. Mama pun tidak ingin

tahu." tetapi Minke tetap bertanya dan Annelies akhirnya

mengalihkan topik pembicaraan untuk menghindari pertanyaan

Minke.

(19) Konteks TuturanPercakapan terjadi di antara Minke dan Annelies dan berlokasi di kamar Minke di dalam kediaman keluarga Mellema. Minke sedang menyelesaikan soal-soal aljabar di dalam kamarnya ketika jam menunjukkan pukul sembilan malam, pintu kamar Minke diketuk dan masuklah Annelies ke dalam kamar Minke. Annelies langsung menarik Minke untuk dibawa ke kamarnya sendiri karena beberapahari belakangan ini Minke sudah tidak pernah menyelimuti Annelies karena Minke berpendapat bahwa Annelies nampak semakin sehat dan ia hatus melakukan semua itu sendiri. Annelies langsung naik ke ranjang dan meminta Minke untuk menyelimutinya.

Bentuk Tuturan"Selimuti aku, Mas.""Masa kau akan terus jadi manja begini?" protesku.

(BM/24/h351/PTL/MPON)

81

Data (19) menunjukkan bahwa Minke menolak permintaan

Annelies yang menyuruhnya untuk menyelimuti dirinya dengan

menggunakan penolakan tidak langsung. Hal ini terjadi bukan karena

Minke dan Annelies tidak mempunyai hubungan yang dekat,

melainkan Minke tidak mau Annelies kembali sakit karena kesehatan

Annelies belum kembali pulih seperti sediakala. Minke menolak

dengan menggunakan penolakan tidak langsung pernyataan

mengkritik pemohon/opini negatif dengan mengutarakan "Masa kau

akan terus jadi manja begini?" Minke memprotes Annelies karena

semenjak ia jatuh sakit, Annelies menjadi semakin manja kepada

Minke. Minke berpikir bahwa Annelies sudah nampak semakin sehat

dan harus kembali pada rutinitas yang sebelumnya dan tidak selalu

bergantung pada Minke.

(20) Konteks TuturanMinke mengajak Jean Marais dan anaknya, May, untuk pergi mengunjungi Mama di Wonokromo. Minke memperkenalkan Jean Marais dengan Mama sedangkan May langsung akrab dan bermain bersama Annelies di dalam rumah. Minke menjelaskan kepada Mama bahwa Jean Marais datang ke rumah karena ingin meminta izin untuk melukis wajah Mama, tetapi Mama tidak mau dan menolak untuk dilukis.

Bentuk Tuturan"Tuan Martinet dokter pandai," kataku dalam Melayu. "Dia yang menyembuhkan Annelies. Kami sangat berterimakasih. Sedang sahabatku ini, Mama, dia dtang minta ijin untuk melukis Mama, sekiranya Mama setuju dan ada waktu.""Apa guna dilukis?"

(BM/26/h388-389/PTL/MPON)

82

Data (20) menunjukkan bahwa Mama menggunakan penolakan

tidak langsung untuk menolak permintaan dari Jean Marais yang

meminta izin untuk melukis wajah Mama. Hal ini menunjukkan

bahwa Mama tidak mempunyai hubungan yang dekat dengan Jean

Marais. Mama menggunakan penolakan tidak langsung pernyatan

mengkritik pemohon opini negatif dengan mengutarakan "Apa guna

dilukis?" Mama menggunakan penolakan tidak langsung karena

ingin menjaga perasaan Jean Marais.

(21) Konteks TuturanPercakapan terjadi di antara Minke dan Maarten Nijman di kantor S. N. v/d D. Maarten Nijeman memperingatkan Minke agar jangan terlalu dekat dengan Juffrouw Magda Peters.

Bentuk Tuturan"Hmm. Aku kira ada baiknya Tuan agak menjauh sedikit.""Dia begitu baik.""Baik? Itu memang senjata baginya untuk menjerumuskan orang, kiraku.""Menjerumuskan?""Tentu Tuan tidak pernah dengar: menjerumuskan orang bisa juga dengan jalan kebaikan."

(BM/33/h437/PTL/MPON)

Data (21) menunjukkan bahwa Maarten Nijman menawarkan

Minke untuk bekerja sepenuhnya di kantor tersebut jika memang

benar sekolah telah mengeluarkan Minke. Minke datang menemui

Maarten Nijman untuk memberikan jawaban dengan cara

menceritakan keputusan sidang Dewan Guru tadi. Maarten Nijeman

memperingatkan Minke agar jangan terlalu dekat dengan Juffrouw

Magda Peters. Minke menolak usul dari Maarten Nijman yang

mengusulkan untuk tidak terlalu dekan dengan Juffrouw Magda

83

Peters dengan menggunakan penolakan tidak langsung pernyataan

mengkritik pemohon/opini negatif "Dia begitu baik." untuk

menampik usul dari Maarten Nijman.

(22) Konteks TuturanPercakapan terjadi di antara hakim dan Mama yang berlokasi di Pengadilan. Annelies dan Mama mendapat panggilan untuk datang ke Pengadilan, Annelies tidak bisa berangkat karena sakit dan digantikan oleh Minke yang menemani mama. Mereka datang tanpa ditemani oleh advokat. Hakim bertanya tentang keberadaan Annelies dan alasannya tidak datang ke Pengadilan. Mama menjawab dengan mengatakan bahwa Annelies sakit dan sedang dirawat oleh Dokter Martinet. Hakim tidak percaya dan menanyakan surat keterangan dari dokter.

Bentuk Tuturan"Ada dibawa surat keterangan Tuan Dokter?"Aku terkejut mendegar jawaban Nyai yang kasar:"Apa Pengadilan juga sudah memutuskan mulutku tak dapat dipercaya?"

(BM/36/h510/PTL/MPON)

Data (22) menunjukkan bahwa Mama menolak permintaan dan

keputusan dari Hakim dengan menggunakan penolakan tidak

langsung. Hal ini menunjukkan bahwa mereka tidak mempunyai

hubungan yang dekat. Mama menolak dengan menggunakan

penolakan tidak langsung pernyataan mengkritik pemohon/opini

negatif dengan mengatakan "Apa Pengadilan juga sudah

memutuskan mulutku tak dapat dipercaya?" ketika hakim

meminta surat keterangan dokter dan "Apa masih perlu orang yang

akan kehilangan segalanya bersikap sopan menghadapi

kehilangannya? ...." ketika hakim berkata bahwa Mama semestinya

bisa lebih sopan. Mama juga memberikan penjelasan bahwa Annelies

84

sedang sakit untuk menolak keputusan Hakim yang mengatakan

bahwa Annelies akan pergi lima hari yang akan datang. Penolakan

tidak langsung pernyataan mengkritik pemohon/opini negatif yang

Mama gunakan untuk menolak permintaan dan keputusan dari Hakim

karena Mama mencoba untuk menghalangi lawan dengan mengkritik

pemohon atau memberikan pendapat serta perasaan negatif untuk

menolak permintaan dan keputusan tersebut.

PTL/PT (Pengalihan Topik)

(23) Konteks TuturanPercakapan terjadi di antara Minke dan Annelies yang berlokasi di rumah keluarga Mellema. Data di atas terjadi ketika Mama masuk ke dalam rumah agar meninggalkan Annelies dan Minke bisa berbicara berdua. Minke bertanya tentang keberadaan ayah Annelies yaitu Tuan Mellema. Pertanyaan tersebut membuat Annelies mengerutkan kening dan merasa tidak nyaman.

Bentuk Tuturan"Mana ayahmu?" tanyaku menyingkir percakapan sambungan sebelumnya.Annelies mengerutkan kening. Kecerahannya hilang:"Tak perlu kau ketahui. Untuk apa? Sedang aku sendiri tak ada keinginan untuk tahu. Mama pun tidak ingin tahu.""Mengapa?" tanyaku."Suka kau mendengarkan musik?""Tidak sekarang."

(BM/02/h41/PTL/PT)

Data (23) menunjukkan bahwa Annelies menggunakan penolakan

tidak langsung dengan mengutarakan pertanyaan "Suka kau

mendengarkan musik?" untuk mengalihkan topik pembicaraan.

Penolakan tidak langsung yang diutarakan Annelies menunjukkan

bahwa ia merasa tidak nyaman dengan pertanyaan yag diajukan oleh

Minke. Sedangkan pengalihan topik yang diutarakan Annelies setelah

85

Minke kembali bertanya "Mengapa?" menunjukkan bahwa Annelies

sama sekali tidak mau menjawab pertanyaan dari Minke.

(24) Konteks TuturanPercakapan terjadi di bengkel mebel milik Jean Marais. Minke dan jean Marais adalah participant yang terlibat dalm percakapan ini. Minke berkunjung ke bengkel Jean untuk membicarakan tentang keadaan dirinya yang serba tersihir dan pendapat umum tentangkeluarga Nyai Ontosoroh. Minke melihat Jean Marais sedang melukis sesuatu yang dianggap Minke sebagai suatu kekejaman. Jean Marais pun menceritakan maksud dari lukisan tersebut. Jean bercerita bahwa lukisan tersebut adalah wanita yang dicintainya yang sekaligus ibu dari anaknya, May. Minke pun meminta jean untuk bercerita lebih tentang ibu May.

Bentuk Tuturan"Ceritai aku tentang ibu May," kataku mengelak. "Tentu luarbiasa, dari seorang yang hendak kau bunuh jadi seorang yang kau cintai. Ayoh, Jean.""Lain kali sajalah. Hatiku belum lagi bersuasana cerita. Coba lihat sketsa ini saja. Bagaimana pendapatmu?"

(BM/06/h82/PTL/PT)

Data (24) menunjukkan bahwa Jean Marais menolak dengan

menggunakan penolakan tidak langsung "....Coba lihat sketsa ini

saja. Bagaimana pendapatmu?" untuk mengalihkan topik

pembicaraan. Jean Marais merupakan sahabat Minke, mereka

mempunyai hubungan yang sangat akrab, penggunaan penolakan

tidak langsung pada percakapan di atas didasari oleh

ketidaknyamanan Jean Marais menceritakan kisah tentang ibu May

karena ia tidak mau May mendengarkan kisah tersebut. Pengalihan

topik yang digunakan untuk mengarahkan pembicaran jauh dari

permintaan, hal itu menunjukkan bahwa Jean Marais sangat tidak

ingin membahas topik tersebut pada waktu itu.

86

PTL/PP (Pernyataan Prinsip)

(25) Konteks TuturanPercakapan terjadi di antara Minem dan Annelies ketika Annelies mengajak Minke berjalan-jalan melihat keadaan di sekitar rumahnya termasuk peternakan milik keluarga Annelies. Annelies bertanya tentang jumlah hasil perahan Minem dalam sehari, Minem menjawab bahwa tidak ada kenaikan dalam hasil perahannya. Annelies mengingatkan Minem bahwa ia tidak bisa jadi mandor perah jika tidak ada kenaikan dari hasil perahannya. Minem beranggapan ia tetap bisa jadi mandor perah jika Annelies menghendakinya menjadi mandor perah. Annelies menolak anggapan dari Minem.

Bentuk Tuturan"Mana bisa jadi mandor perah kalau begitu?""Kalau Non sudi kan bisa saja?""Kalau hasil perahanmu tidak lebih banyak dari yang lain-lain kau takkan bisa memberi contoh kerja yang baik. Tak mungkin bisa jadi mandor, Yu."

(BM/03/h47/PTL/PP)

Data (25) menunjukkan bahwa Annelies mengucapkan penolakan

tidak langsung "Kalau hasil perahanmu tidak lebih banyak dari

yang lain-lain kau takkan bisa memberi contoh kerja yang baik.

Tak mungkin bisa jadi mandor, Yu.". Terdapat jarak sosial di antara

Annelies dan Minem. Jarak sosial tersebut yang menyebabkan

Annelies menggunakan penolakan tidak langsung kepada Minem.

Penolakan tidak langsung yang digunakan oleh Annelies adalah

penolakan tidak langsung prinsip. Annelies mempunyai prinsip bahwa

jika hasil perahan Minem tidak lebih banyak dari pekerja yang lain,

maka Minem tidak bisa dijadikan mandor karena tidak memberi

contoh kerja yang baik untuk pekerja lainnya.

87

(26) Konteks TuturanPercakapan terjadi di antara Tuan Mellema dan Nyai Ontosoroh atau yang biasa dipanggil dengan Mama. Minke menyusun kembali cerita lisan dari Annelies tentang Mama. Percakapan di atas bertempatkan di dalam kamar Mama ketia Annelies tiba-tiba datang ke kamar dan meminta untuk tidur bersama Mama. Annelies bertanya tentang cerita awal bagaimana Mamanya bisa bersama dengan ayahnya, tuan Herman Mellema.

Bentuk TuturanJuga ke tempat baru ini beberapa kali ayah datang menengok, dan aku tetap menolak menemuinya."Temui ayahmu," sekali Tuan Mellema menyuruh, "dia toh ayahmu sendiri.""Aku memang ada ayah, dulu, sekarang tidak. Kalau dia bukan tamu Tuan, sudah aku usir."

(BM/09/h130/PTL/PP)

Data (26) menunjukkan bahwa Mama bercerita tentang kisahnya

yang dijual oleh ayah kandungnya sendiri hanya demi uang dan

jabatan. Mama mempunyai dendam yang sangat mendalam kepada

orangtuanya karena mereka lebih memilih uang dan jabatan daripada

darah dagingnya sendiri. Beberapa kali ayah Mama, Sastrotomo,

datang untuk menengok ke rumah Tuan Mellema, tetapi Mama

menolak untuk menemuinya. Hingga akhirnya Tuan Mellema

menyuruh Mama untuk menemuinya.

Mama menggunakan penolakan tidak langsung untuk menolak

perintah dari Tuan Mellema. Hal tersebt menunjukkan bahwa

walaupun Mama dan Tuan Mellema sudah sering berbincang dan

lama kelamaan Mama merasa sederajat dengan Tuan Mellema.tetapi

Mama tetap mempersiapkan diri untuk tidak akan lagi tergantung

dengan orang lain dan tidak membiarkan dirinya terlalu akrab dengan

Tuan Mellema. Itulah sebabnya mengapa Mama menggunakan

88

penolakan tidak langsung untuk menolak perintah dari tuan Mellema.

Penolakan tidak langsung yang diutarakan Mama adalah

penolakan tidak langsung pernyataan prinsip dengan mengatakan

"Aku memang ada ayah, dulu, sekarang tidak. Kalau dia bukan

tamu Tuan, sudah aku usir.". Mama menunjukkan sikap sopan

dengan mengatakan "...kalau dia bukan tamu Tuan, sudah aku

usir." hal itu menunjukkan bahwa Mama masih menunjukkan rasa

hormat kepada Tuan Mellema.

PTL/JMD (Janji Penerimaan Masa Depan)

(27) Konteks TuturanPercakapan terjadi di rumah keluarga Mellema antara Minke dan Mama. Saat Minke ingin pulang, Mama membujuk Minke untuk sering main ke rumahnya dan bahkan tinggal di rumahnya. Mama mengatakan bahwa Annelies tidak punya teman dan sangat senang atas kehadiran Minke di rumahnya.

Bentuk TuturanDarsam mengangkat tangan, tanpa bicara, kemudian pergi "Sinyo, Minke," Nyai merajuk, "Annelies tak punya teman. Dia senang Sinyo datang kemari. Kau memang tak punya banyak waktu. Itu aku tahu. Biar begitu usahakan sering datang kemari. Tak perlu kuatir pada Tuan Mellema. Itu urusanku. Kalau Sinyo suka, kami akan senang kalau Sinyo mau tinggal di sini. Sinyo bisa diantar dengan bendi setiap hari pulang balik. Itu kalau Sinyo suka."Rumah dan keluarga aneh dan seram ini! Pantas orang menganggapnya angker. Dan aku menjawab:"Biar kupikir-pikir dulu, Mama. Terima kasih atas undangan pemurah itu.""Jangan tidak, Minke," Annelies merajuk."Ya, Nyo, pikirlah. Kalau tidak ada keberatan, biar semua nanti diurus oleh Annelies. Kan begitu, Ann?"Annelies Mellema mengangguk mengiakan.

(BM/04/h69/PTL/JMD)

Data (27) menunjukkan Minke menggunakan penolakan tidak

langsung "Biar kupikir-pikir dulu, Mama. Terima kasih atas

89

undangan pemurah itu." untuk menolak permintaan Mama

menunjukkan bahwa Mama dan Minke bellum memiliki hubungan

yang akrab, karena mereka baru berkenalan pada hari itu, hal tersebut

yang membuat Minke agak sedikit ketakutan karena mereka belum

lama mengenal satu sama lain tetapi Mama sudah meminta Minke

untuk sering main bahkan tinggal di kediaman Mellema untuk

menemani putrinya, Annelies.

Penolakan tidak langsung yang digunakan Minke adalah

penolakan tidak langsung janji penerimaan masa depan. Penolakan

tersebut mungkin berisi janji bahwa permintaan akan dicapai pada

lain waktu, ketika ada kondisi yang menguntungkan untuk

penyelesaiannya.

(28) Konteks TuturanPercakapan terjadi di bengkel mebel milik Jean Marais. Minke dan jean Marais adalah participant yang terlibat dalm percakapan ini. Minke berkunjung ke bengkel Jean untuk membicarakan tentang keadaan dirinya yang serba tersihir dan pendapat umum tentang keluarga Nyai Ontosoroh. Minke melihat Jean Marais sedang melukis sesuatu yang dianggap Minke sebagai suatu kekejaman. Jean Marais pun menceritakan maksud dari lukisan tersebut. Jean bercerita bahwa lukisan tersebut adalah wanita yang dicintainya yang sekaligus ibu dari anaknya, May. Minke pun meminta jean untuk bercerita lebih tentang ibu May.

Bentuk Tuturan"Ceritai aku tentang ibu May," kataku mengelak. "Tentu luarbiasa, dari seorang yang hendak kau bunuh jadi seorang yang kau cintai. Ayoh, Jean.""Lain kali sajalah. Hatiku belum lagi bersuasana cerita. Coba lihat sketsa ini saja. Bagaimana pendapatmu?"

(BM/05/h82/PTL/JMD)

Data (28) menunjukkan bahwa Jean Marais menolak dengan

menggunakan penolakan tidak langsung "Lain kali sajalah. Hatiku

90

belum lagi bersuasana cerita...." dan pernyataan "....Coba lihat

sketsa ini saja. Bagaimana pendapatmu?" untuk mengalihkan topik

pembicaraan. Jean Marais merupakan sahabat Minke, mereka

mempunyai hubungan yang sangat akrab, penggunaan penolakan

tidak langsung pada percakapan di atas didasari oleh

ketidaknyamanan Jean Marais menceritakan kisah tentang ibu May

karena ia tidak mau May mendengarkan kisah tersebut.

(29) Konteks TuturanPercakapan terjadi di antara Minke dan Annelies di kediaman keluarga Mellema. Minke akhirnya datang kembali ke kediaman keluarga Mellema, Annelies membawanya masuk ke kamar bersama dengan Darsam yang membantu membawa kopor Minke. Annelies membantu Minke membereskan isi kopornya dan menemukan tiga pucuk surat yang semuanya dari B.

Bentuk Tuturan"Mas!" itulah untuk pertama kali ia memanggil aku-panggilan yang mendebarkan, menimbulkan suasana seakan aku berada di tengah keluarga Jawa. "Ini ada tiga pucuk surat. Kau belum lagi membacanya. Mengapa tak dibaca?"Rasanya semua orang menuntut aku membaca surat-surat yang kuterima."Tiga pucuk, Mas, semua dari B.""Ya, nanti kubaca."

(BM/07/h93/PTL/JMD)

Data (29) menunjukkan bahwa Minke menggunakan penolakan

tidak langsung janji penerimaan masa depan untuk menolak

pemberitahuan yang sekaligus perintah dari Annelies untuk Minke agar

dia membaca ketiga surat tersebut. Minke dan Annelies sudah cukup

akrab, hal ini dapat dilihat dari keberadaan Minke yang menginap di

rumah Annelies. Minke menolak Annelies dengan penolakan tidak

langsung "Ya, nanti kubaca." karena semua surat itu berasal dari B,

91

atau kampung halaman Minke. Minke menolak Annelies karena ia

tidak mau membaca surat dari B tersebut, Minke merasa semua orang

menuntutnya untuk membaca surat tersebut.

(30) Konteks TuturanPercakapan terjadi antara Robert Mellema dan Minke ketika Robert mengundang Minke ke kamarnya. Robert dan Minke membicarakan tentang sekolah dan alasan mengapa Minke tinggal di rumahnya. Robert kembali mengajak Minke berburu dan mengajaknya jalan-jalan setelah ditolak Minke atas ajakannya untuk bermain catur.

Bentuk Tuturan"Ya, sayang sekali. Berburu bagaimana? Mari berburu.""Sayang, Rob, aku membutuhkan waktu untuk belajar. Sebenarnya aku suka juga. Bagaimana kalau lain waktu?""Baik, lain kali," ia tembuskan pandangnya pada mataku. Aku tahu ada ancaman dalam pandang itu. Ia jatuhkan telapak tangan kanan pada paha. "Bagaimana kalu kita jalan-jalan sekarang?""Sayang, Rob, aku harus belajar."

(BM/10/h156/PTL/JMD)

Data (30) menunjukan bahwa Minke mengungkapan penolakan

tidak langsung atas ajakan Robert berburu dengan "Sayang, Rob, aku

membutuhkan waktu untuk belajar. Sebenarnya aku suka juga.

Bagaimana kalau lain waktu?" dan ajakan Robert berjalan-jalan

dengan "Sayang, Rob, aku harus belajar.". Hal ini menunjukkan

bahwa Minke dan Robert Mellema adalah teman sebaya tapi tidak

mempunyai hubungan yang akrab. Minke menolak dengan penolakan

tidak langsung karena Minke telah menolak secara langsung ajakan

Robert untuk bermain catur dan ia tidak mau menyinggung perasaan

Robert sehingga ia menggunakan penolakan tidak langsung.

Penolakan tidak langsung yang digunakan Minke adalah

penolakan tidak langsung janji penerimaan masa depan "Sayang, Rob,

92

aku membutuhkan waktu untuk belajar. Sebenarnya aku suka

juga. Bagaimana kalau lain waktu?" Minke menggunaan janji

penerimaan masa depan untuk meyakinkan Robert bahwa dia bisa

memenuhi permintaannya pada lain waktu. Minke juga menggunakan

penolakan tidak langsung pernyataan/alasan/penjelasan "Sayang, Rob,

aku harus belajar." untuk menolak permintaan dengan

menunjukkan alasan yang mungkin umum atau khusus.

(31) Konteks TuturanPercakapan terjadi di antara Robert Mellema dengan Babah Ah Tjong di dalam kediaman rumah Babah Ah Tjong. Robert sudah beberapa hari tinggal di rumah Babah Ah Tjong, ia dilayani oleh wanita-wanita simpanan di rumah plesiran Babah Ah Tjong. Robert meminta bon dari Babah Ah Tjong untuk ditandatangani, tetapi Babah menolak permintaan Robert tersebut.

Bentuk Tuturan"Biar aku tandatangani bonnya," katanya ragu."Ai, Nyo, kita beltetangga baik. Sinyo tak pellu kelualkan apa-apa. Jangan kuatil. Siapa tahu kelak kita bisa jadi engko? Pendeknya setiap saat boleh datang kemali. Boleh pakai kamal mana saja selama tidak telkunci, tanpa batas waktu, siang atau malam. Boleh pilih olang mana saja. Kalau pintu dan jendela depan telkunci Sinyo masuk saja dali pintu belakang. Tukangkebun dan penjaga nanti kubilangi."

(BM/16/h262/PTL/JMD)

Data (31) menunjukkan bahwa Babah menggunakan penolakan

tidak langsung Janji Penerimaan Masa Depan dengan mengatakan "Ai,

Nyo, kita beltetangga baik. Sinyo tak pellu kelualkan apa-apa. Jangan

kuatil. Siapa tahu kelak kita bisa jadi engko? Pendeknya setiap saat

boleh datang kemali. Boleh pakai kamal mana saja selama tidak

telkunci, tanpa batas waktu, siang atau malam. Boleh pilih olang

mana saja. Kalau pintu dan jendela depan telkunci Sinyo masuk

93

saja dali pintu belakang. Tukangkebun dan penjaga nanti

kubilangi." Babah menolak permintaan Robert dengan menjelaskan

dan menjanjikan bahwa suatu saat Robert dan Babah bisa menjadi

engko atau rekan dan Robert boleh datang kapan saja dan boleh

dilayani dengan siapa saja.

(32) Konteks TuturanMinke mengajak Jean Marais dan anaknya, May, untuk pergi mengunjungi Mama di Wonokromo. Minke memperkenalkan Jean Marais dengan Mama sedangkan May langsung akrab dan bermain bersama Annelies di dalam rumah. Minke menjelaskan kepada Mama bahwa Jean Marais datang ke rumah karena ingin meminta izin untuk melukis wajah Mama, tetapi Mama tidak mau dan menolak untuk dilukis.

Bentuk Tuturan"Jangan. Jangan, Tuan," ia tersipu. "Dan kau, Minke, apa saja kau ceritakan di luar sana tentang diriku?""Tak ada yang buruk, Mevrouw. Semua pujian semata." Melihat kebingungan Nyai buru-buru aku bilang:"Sekarang ini Mama belum lagi suka. Mungkin lain kali.""Lain kali juga tidak."

(BM/29/h388-389/PTL/JMD)

Data (32) menunjukkan bahwa Mama menggunakan penolakan

tidak langsung untuk menolak permintaan dari Jean Marais yang

meminta izin untuk melukis wajah Mama. Hal ini menunjukkan bahwa

Mama tidak mempunyai hubungan yang dekat dengan Jean Marais,

serta penolakan tidak langsung pernyataan janji penerimaan masa

depan "Sekarang ini Mama belum lagi suka. Mungkin lain kali."

yang dilontarkan oleh Minke untuk menyelamatkan situasi percakapan.

Situasi percakapan di atas terlihat canggung, hal itu dapat terlihat dari

perubahan penolakan yang Mama gunakan dan penyelamatan yang

Minke lakukan untuk menyelamatkan situasi percakapan.

94

(33) Konteks TuturanPercakapan terjadi di antara Jean Marais dan Minke yang berlokasi di rumah Jean Marais. Minke dan Jean Marais berbicara tentang Sidang Pengadilan. Jean Marais bertanya kepada Minke tentang Wiroguno dan Pronocitro.

Bentuk Tuturan"Baca tulisan Kommer. Dia marah seperti singa terluka. Dia ada pada pihakmu.""Ceritakan sajalah. Aku segan baca.""..... Kommer menilai jaksa dan hakim itu tidak berbudi Eropa, lebih buruk dari pengadilan Pribumi yang dilakukan Wiroguno, atas diri Pronocitro--barang duaratus limapuluh tahunan yang lalu. Minke, siapa mereka? Aku tak tahu.""Lain kali sajalah aku ceritakan."

(BM/31/h430/PTL/JMD)

Data (33) menunjukkan bahwa Minke menolak pertanyaan dari

Jean Marais Marais tentang Wiroguno dan Pronocitro dengan

menggunakan penolakan tidak langsung pernyataan janji penerimaan

masa depan "Lain kali sajalah aku ceritakan." Minke menggunakan

penolakan tidak langsung bukan bererti dia tidak memiliki hubungan

yang dekat dengan Jean Marais, tetapi karena suasana hati Minke yang

sedang tidak stabil karena baru saja dikeluarkan dari sekolahnya akibat

dari terbongkarnya kehidupan rumahtangga Minke.

PTL/PA (Pernyataan Alternatif)

(34) Konteks TuturanPercakapan terjadi di kediaman keluarga Mellema di antara Minke dan Annelies. Minke mengikuti Annelies keluar kamar dan duduk di sebuah bangku batu di tepi kolam. Annelies bertanya sekaligus beranggapan bahwa Minke lebih suka jika ia berbicara dengan menggunakan bahasa Jawa.

Bentuk Tuturan"Apa Mas lebih suka kalau aku bicara Jawa?"Tidak, aku tak hendak menganiayanya dengan bahasa yang memaksaia menaruh diri pada kedudukan sosial dalam tatahidup Jawa yang

95

pelik itu."Belanda sajalah," kataku.

(BM/08/h94/PTL/PA)

Data (34) menunjukkan bahwa Minke mengungkapkan penolakan

tidak langsung dengan mengatakan "Belanda sajalah," hubungan di

antara Minke dan Annelies sudah cukup akrab, tetapi Minke masih

menggunakan penolakan tidak langsung karena ia tidak mau

menganiaya Annelies dengan bahasa yang memaksa ia menaruh diri

pada kedudukan sosial dalam tatahidup Jawa yang pelik. Minke tidak

begitu suka dengan budaya negaranya sendiri, ia lebih memilih untuk

berkiblat pada budaya Eropa.

Minke menggunakan penolakan tidak langsung dengan

memberikan alternatif atau pilihan lain "Belanda sajalah," saat

Annelies bertanya sekaligus menawarkan apakah Minke lebih suka

saat ia menggunakan bahasa Jawa. Penggunaan penolakan tidak

langsung alternatif dapat melunakkan kekuatan penolakan.

PTL/PAP (Pernyataan/Alasan/Penjelasan)

(35) Konteks TuturanPercakapan terjadi antara Robert Mellema dan Minke ketika Robert mengundang Minke ke kamarnya. Robert dan Minke membicarakan tentang sekolah dan alasan mengapa Minke tinggal di rumahnya. Robert kembali mengajak Minke berburu dan mengajaknya jalan-jalan setelah ditolak Minke atas ajakannya untuk bermain catur.

Bentuk Tuturan"Ya, sayang sekali. Berburu bagaimana? Mari berburu.""Sayang, Rob, aku membutuhkan waktu untuk belajar. Sebenarnya aku suka juga. Bagaimana kalau lain waktu?""Baik, lain kali," ia tembuskan pandangnya pada mataku. Aku tahu ada ancaman dalam pandang itu. Ia jatuhkan telapak tangan kanan pada paha. "Bagaimana kalu kita jalan-jalan sekarang?"

96

"Sayang, Rob, aku harus belajar."(BM/11/h156/PTL/PAP)

Data (35) menunjukkan bahwa penolakan tidak langsung yang

digunakan Minke adalah penolakan tidak langsung. Penolakan tidak

langsung yang digunakan Minke adalah penolakan tidak langsung

pernyataan / alasan / penjelasan "Sayang, Rob, aku harus belajar."

untuk menolak permintaan dengan menunjukkan alasan yang mungkin

umum atau khusus.

(36) Konteks TuturanPercakapan terjadi di antara Robert Mellema dengan Babah Ah Tjong di dalam kediaman rumah Babah Ah Tjong. Robert sudah beberapa hari tinggal di rumah Babah Ah Tjong, ia dilayani oleh wanita-wanita simpanan di rumah plesiran Babah Ah Tjong. Robert meminta bon dari Babah Ah Tjong untuk ditandatangani, tetapi Babah menolak permintaan Robert tersebut.

Bentuk Tuturan"Biar aku tandatangani bonnya," katanya ragu."Ai, Nyo, kita beltetangga baik. Sinyo tak pellu kelualkan apa-apa. Jangan kuatil. Siapa tahu kelak kita bisa jadi engko? Pendeknya setiap saat boleh datang kemali. Boleh pakai kamal mana saja selama tidak telkunci, tanpa batas waktu, siang atau malam. Boleh pilih olang mana saja. Kalau pintu dan jendela depan telkunci Sinyo masuk saja dali pintu belakang.Tukang kebun dan penjaga nanti kubilangi."

(BM/15/h262/PTL/PAP)

Data (37) menunjukkan bahwa Babah menolak permintaan

Robert dengan menggunakan penolakan tidak langsung, walaupun

mereka bertetangga dan Babah mempunyai prinsip bahwa ia harus

bersikap baik kepada tetangganya tetapi Robert dan Babah jarang

sekali bertemu, mereka tidak mempunyai hubungan yang dekat. Hal

tersebut yang menyebabkan Babah menggunakan penolakan tidak

langsung.

97

Babah menggunakan penolakan tidak langsung

Pernyataan/Alasan/Penjelasan dengan mengatakan "Ai, Nyo, kita

beltetangga baik. Sinyo tak pellu kelualkan apa-apa. Jangan kuatil.

Siapa tahu kelak kita bisa jadi engko? ...". Babah secara tidak

langsung menolak Robert dengan menunjukkan beberapa alasan

seperti hubungannya dengan Robert yang rumahnya bertetangga baik.

(38) Konteks TuturanPercakapan terjadi di antara Annelies dan Minke di kediaman keluarga Mellema. Minke menggendong Annelies dan membawanya ke jendela, tempat di mana Minke diceramahi oleh dokter Martinet. Mereka melihat pemandangan perladangan yang luas terbentang di depan mata. Minke bertanya apakah dia kedinginan dan menyuruh Annelies untuk tidur kembali karena keadaan fisiknya yang belum pulih.

Bentuk Tuturan"Lebih baik kau tidur lagi.""Aku ingin di dekatmu begini. Lama sekali, dan kau tak juga datang.""Aku sudah datang, Ann."

(BM/19/h308/PTL/PAP)

Data (38) menunjukkan bahwa Annelies menggunakan penolakan

tidak langsung untuk menolak usul dari Minke

pernyataan/alasan/penjelasan "...Lama sekali, dan kau tak juga

datang." Annelies secara tidak langsung menolak usul dari Minke

dengan menggunakan penjelasan bahwa Annelies terlalu lama

menunggu Minke yang tidak juga datang.

(39) Konteks TuturanPercakapan terjadi di antara Juffrouw Magda Peters dan Mama atau Nyai Ontosoroh di kediaman keluarga Mellema. Juffrouw Magda Peters mengunjungi kediaman keluarga Mellema karena Juffrouw ingin tahu lebih dalam tentang Nyai Ontosoroh. Juffrouw datang bersama dengan Minke, dengan Minke pula Juffrouw dikenalkan

98

kepada Annelies dan Nyai Ontosoroh. Juffrouw kemudian berbincang-bincang dengan Nyai membicarakan kemajuan Minke di sekolah. Mereka berbincang dengan menggunakan bahasa Belanda, Juffrouw Magda Peters memanggil Nyai dengan sebutan Mevrouw atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Nyonya.

Bentuk Tuturan"Mevrouw, kedatanganku sebenarnya untuk urusan sekolah. Kami ingin mendapatkan keterangan yang pasti: apa Minke di sini bisa belajar dengan baik?""Dia berangkat pada pagihari dan pulang pada sorehari. Di malamhari dia membaca, belajar atau menulis. Maafkan, Juffrouw, aku tidak biasa dipanggil Mevrouw, dan memang bukan seorang mevrouw. Sebutan itu tidak tepat, bukan hakku. Panggil saja Nyai seperti dilakukan semua orang, karena itulah aku Juffrouw."

(BM/20/h339/PTL/PAP)

Data (39) menunjukkan bahwa Nyai menjelaskan alasan bahwa dia

bukan seorang Mevrouw atau Nyonya dan tidak biasa dipanggil

dengan sebutan tersebut serta bukan haknya untuk dipanggil dengan

sebutan tersebut. Nyai Ontosoroh menolak sebutan yang diberikan

oleh Juffrouw Magda Peters untuk memanggil Nyai dengan sebutan

Mevrouw. Penolakan tidak langsung tersebut menunjukkan bahwa

Nyai dan Juffrouw Magda Peters tidak mempunyai hubungan yang

akrab karena mereka tidak pernah bertemu sebelumnya.

PTL/PF (Pernyataan Filosofi)

(40) Konteks TuturanMinke dan Robert Mellema yang menjadi participant dalam percakapan tersebut. Percakapan mereka terjadi di dalam kamar Robert Mellema. Robert bercerita tentang keinginannya menjadi awak kapal dan berlayar mengelilingi dunia. Minke beranggapan bahwa mungkin Mama tidak akan mengijinkan Robert untuk pergi, dan menyarankan untuk membicarakan hal tersebut kepada Mama atau Papa terlebih dahulu. Robert menolak, dan Minke menawarkan dirinya untuk menanyampaikan hal tersebut kepada Mama, Robert juga menolak tawaran Minke dan mengalihkan pembicaraan dengan menyatakan bahwa Minke adalah seorang buaya darat.

99

Bentuk Tuturan"Tidak. Terimakasih. Dari Suurhof aku dengar kau seorang buaya darat."Aku rasai mukaku menggerabak karena jompakan darah. Sekaligus aku tahu, aku telah memasuki sudut hatinya yang terpeka. Itu pun baik, karena keluarlah maksudnya yang terniat."Setiap orang pernah dinilai buruk atau baik oleh orang ketiga. Juga sebaliknya pernah ikut menilai. Aku pernah. Kau pernah. Suurhof pernah," kataku.

(BM/12/h158/PTL/PF)

Percakapan data (40) menunjukkan bahwa Minke tidak

mempunyai hubungan yang dekat dengan Robert, walaupun umur

mereka sebaya. Minke menggunakan penolakan tidak langsung untuk

menolak tuduhan Robert yang mengatakan bahwa dirinya seorang

buaya darat. Penolakan tidak langsung digunakan agar tidak

menyinggung perasaan lawan bicara.

Mendengar pendapat Robert yang menuduh Minke sebagai

buaya darat, Minke mulai merasa marah tetapi ia menyikapinya

dengan mengutarakan penolakan tidak langsung pernyataan filosofi

"Setiap orang pernah dinilai buruk atau baik oleh orang ketiga.

Juga sebaliknya pernah ikut menilai. Aku pernah. Kau pernah.

Suurhof pernah," Minke ingin mengungkapkan apa yang ia pikirkan

tentang tuduhan Robert dengan memberikan sudut pandang atau

keyakinan dalam sesuatu.

(41) Konteks TuturanPercakapan terjadi di antara Minke dan Mama ketika mereka melihat kereta yang dinaiki Annelies berjalan makin menjauh. Minke dan Mama ingin menemani Annelies dan mengantarkannya hingga masuk ke dalam kereta, tetapi tidak diperbolehkan oleh penjaga, mereka bahkan dihalau dan tidak boleh mendekat. Mama dan Minke hanya bisa melihat Annelies dituntun seperti seekor sapi. Minke merasa kalah

100

dan bersalah karena ia tidak bisa membela Annelies, istrinya sendiri.

Bentuk Tuturan"Kita kalah, Ma," bisikku."Kita telah melawan, Nak, Nyo, sebaik-baiknya, sehormat-hormatnya."

(BM/38/h535/PTL/PF)

Data (41) menunjukkan bahwa Mama menolak pernyataan dari

Minke dengan menggunakan penolakan langsung pernyataan filosofi.

Penolakan tidak langsung dipilih Mama karena suasana hatinya yang

sedang bersedih karena baru ditinggal oleh Annelies. Mama

mengatakan "Kita telah melawan, Nak, Nyo, sebaik-baiknya,

sehormat-hormatnya." untuk memberi tahu Minke tentang isi pikiran

Mama tentang keadaan yang sedang menimpa mereka, Mama

memberikan sudut pandang atau keyakinan dalam keadaan tersebut.

PTL/PBP (Pengulangan Bagian dari Permintaan)

(42) Konteks TuturanPercakapan terjadi di antara Minke dan abangnya di dalam sebuah kamar yang sudah di sediakan untuk Minke di gedung Bupati. Minke di bawa pulang ke B oleh polisi untuk memenuhi panggilan dari ayahandanya. Minke marah terhadap Abang karena membaca buku harian Minke tanpa seijinnya. Mereka bertengkar karena Minke tidak terima haknya dilanggar begitu saja oleh abangnya.

Bentuk TuturanKesebalan dan kemarahanku tertumpah-tumpah sudah."Dan begitu itu peradaban baru? Menghina? Menghina ambtenar? Kau sendiri bakal jadi ambtenar!" ia membela diri."Ambtenar? Orang yang kau hadapi ini tak perlu jadi."

(BM/13/h191/PTL/PBP)

Data (42) menunjukkan bahwa Minke menggunakan penolakan

tidak langsung untuk menolak perkataan abangnya yang mengatakan

bahwa Minke juga akan menjadi ambtenar. Hubungan antara Minke

101

dengan Abangnya tidak begitu baik, mereka sering bertengkar dan

tidak akrab satu sama lain walaupun mereka kakak adik. Minke

menggunakan penolakan tidak langsung pengulangan bagian dari

permintaan "Ambtenar? Orang yang kau hadapi ini tak perlu jadi."

Minke mengulang bagian dari perkataan Abang yang mengatakan

bahwa Minke juga akan menjadi ambtenar.

(43) Konteks TuturanPercakapan terjadi di antara Minke dan Maarten Nijman di kantor S. N. v/d D. Maarten Nijman menawarkan Minke untuk bekerja sepenuhnya di kantor tersebut jika memang benar sekolah telah mengeluarkan Minke. Minke datang menemui Maarten Nijman untuk memberikan jawaban dengan cara menceritakan keputusan sidang Dewan Guru tadi. Maarten Nijeman memperingatkan Minke agar jangan terlalu dekat dengan Juffrouw Magda Peters.

Bentuk Tuturan"Jadi Juffrouw Magda Peters membela Tuan dengan berkobar-kobar? Ah-ya, Magda Peters. Tuan dekat padanya?""Guru paling bijaksana, Tuan.""Hmm. Aku kira ada baiknya Tuan agak menjauh sedikit.""Dia begitu baik.""Baik? Itu memang senjata baginya untuk menjerumuskan orang, kiraku.""Menjerumuskan?""Tentu Tuan tidak pernah dengar: menjerumuskan orang bisa juga dengan jalan kebaikan."

(BM/34/h437/PTL/PBP)

Data (43) menunjukkan bahwa Maarten Nijman mengutarakan

penolakan tidak langsung pernyataan pengulangan bagian dari

permintaan untuk kembali menampik pernyataan dari Minke yang

mengatakan bahwa Juffrouw Magda Peters begitu baik kepadanya.

Maarten Nijman mengatakan "Baik? Itu memang senjata baginya

untuk menjerumuskan orang, kiraku." untuk menolak pendapat Minke,

ia mengatakan "Baik?" sebagai pengulangan bagian dari pendapat

102

"Dia begitu baik." yang diucapkan oleh Minke. Minke juga

menggunakan penolakan tidak langsung pernyataan pengukangan

bagian permintaan dengan mengatakan "Menjerumuskan?" sebagai

penolakan atas pendapat dari Maarten Nijman yang mengatakan "......

Itu memang senjata baginya untuk menjerumuskan orang, kiraku."

PTL/PK (Pernyataan Keinginan)

(44) Konteks TuturanPercakapan terjadi di antara Minke dengan sep atau kepala kantor di dalam kantorpos. Kepala kantor tersebut menjabat tangan Minke dan memuji Minke karena bisa berbahasa Belanda dengan sangat baik. Kepala kantorpun menyatakan keinginannya dan meminta Minke untuk kerja di kantorpos tersebut.

Bentuk Tuturan"Kami akan sangat senang dan bangga kalau Tuan sudi bekerja di sini. Tuan siswa H.B.S., bukan?""Aku hanya hendak mengirimkan tilgram." jawabku."Kan tak ada kabar buruk?""Tidak."

(BM/14/h203/PTL/PK)

Data (44) menunjukkan bahwa Minke menggunakan penolakan

tidak langsung untuk menolak permintaan dari sep atau kepala kantor

di kantorpos. Hal tersebut menunjukkan bahwa Minke tidak memiliki

hubungan dekat dengan kepala kantorpos tersebut. Minke bahkan

belum pernah bertemu sebelumnya dengan kepala kantorpos yang

memintanya bekerja di sana.

Minke menggunakan penolakan tidak langsung pernyataan

keinginan dengan mengatakan "Aku hanya hendak mengirimkan

tilgram.". Minke secara tidak langsung menolak dengan menyatakan

keinginan bahwa dirinya berada di sana hanya untuk mengirim tilgram

103

bukan untuk menjadi karyawan di katorpos tersebut.

(45) Konteks TuturanLokasi percakapan terjadi di Wonokromo antara Annelies dan Mama. Annelies bertanya kepada Mama, ia menanyakan apakah Robert sudah pulang dari Surabaya. Mama sendiri tidak tahu keberadaan Robert saat itu, ia pun marah pada putra sulungnya tersebut. Dua jam berlalu dan Robert akhirnya pulang, Mamai memerhatikan penampilan anak sulungnya tersebut yang sangat berbeda dan mengingatkannya pada Tuan Mellema yang berprnampilan sama sepilangnya dsri pengembaraan. Mama tidak menegur Robert, Robert menjelaskan bahwa polisi tidak mengetahui kemana Minke dibawa. Mama marah karena ia tahu jika anak sulungnya tersebut sedang berbohong kepadanya. Mama menasehati Annelies agar dia selalu kuat dan menyuruhnya untuk berhenti menangis, Mama juga menawarkan apakah Annelies mau mengikuti jejak abang dan ayahnya.

Bentuk Tuturan"Karena itu, Ann, kau harus kuat. Kalau tidak, orang akan sangat mudah jadi permainan, dan terus dipermainkan oleh orang-orang semacam dia itu. Berhenti kau menangis. Apa kau juga mau ikuti abangmu dan ayahmu?""Mama, aku ikut kau, Mama."

(BM/17/h266/PTL/PK)

Data (45) menunjukkan bahwa Annelies menolak penawaran

dari Mama menggunakan penolakan tidak langsung. Penolakan tidak

langsung tersebut bukan berarti menunjukkan bahwa Annelies dan

Mama tidak berhubungan dekat, melainkan Annelies tidak mau

memperburuk keadaan yang sudah ada yaitu pertengkaran antara

Mamanya dengan Abangnya. Annelies menunjukkan rasa hormat

terhadap Mamanya dengan menggunakan penolakan tidak langsung

"Mama, aku ikut kau, Mama.".

Penolakan tidak langsung yang digunakan oleh Annelies

adalah penolakan tidak langsung pernyataan keinginan. Annelies

menolak penawaran Mama dengan menunjukkan keinginannya bahwa

104

ia hanya ingin ikut dengan Mama dan tidak mau mengikuti abang

ataupun ayahnya.

(46) Konteks TuturanPercakapan terjadi di antara Annelies dan Minke di kediaman keluarga Mellema. Minke menggendong Annelies dan membawanya ke jendela, tempat di mana Minke diceramahi oleh dokter Martinet. Mereka melihat pemandangan perladangan yang luas terbentang di depan mata. Minke bertanya apakah dia kedinginan dan menyuruh Annelies untuk tidur kembali karena keadaan fisiknya yang belum pulih.

Bentuk Tuturan"Lebih baik kau tidur lagi.""Aku ingin di dekatmu begini. Lama sekali, dan kau tak juga datang.""Aku sudah datang, Ann."

(BM/18/h308/PTL/PK)

Data (46) menunjukkan bahwa Annelies menggunakan

penolakan tidak langsung untuk menolak usul dari Minke yang

mengusulkannya untuk lebih baik kembali tidur karena keadaan

fisiknya yang lemah dan belum pulih. Annelies menolak usul Minke

dengan mengatakan "Aku ingin di dekatmu begini. Lama sekali, dan

kau tak juga datang." penolakan tidak langsung tersebut karena

Annelies tidak mau kehilangan Minke dari pandangannya. Penolakan

tidak langsung yang digunakan Annelies adalah penolakan tidak

langsung pernyataan keinginan "Aku ingin di dekatmu begini..."

(47) Konteks TuturanPercakapan terjadi di antara Juffrouw Magda Peters dan Mama atau Nyai Ontosoroh di kediaman keluarga Mellema. Juffrouw Magda Peters mengunjungi kediaman keluarga Mellema karena Juffrouw ingin tahu lebih dalam tentang Nyai Ontosoroh. Juffrouw datang bersama dengan Minke, dengan Minke pula Juffrouw dikenalkan kepada Annelies dan Nyai Ontosoroh. Juffrouw kemudian berbincang-bincang dengan Nyai membicarakan kemajuan Minke di

105

sekolah. Mereka berbincang dengan menggunakan bahasa Belanda, Juffrouw Magda Peters memanggil Nyai dengan sebutan Mevrouw atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Nyonya.

Bentuk Tuturan"Mevrouw, kedatanganku sebenarnya untuk urusan sekolah. Kami ingin mendapatkan keterangan yang pasti: apa Minke di sini bisa belajar dengan baik?""Dia berangkat pada pagihari dan pulang pada sorehari. Di malam hari dia membaca, belajar atau menulis. Maafkan, Juffrouw, aku tidak biasa dipanggil Mevrouw, dan memang bukan seorang mevrouw. Sebutan itu tidak tepat, bukan hakku. Panggil saja Nyai seperti dilakukan semua orang, karena itulah aku Juffrouw."

(BM/22/h339/PTL/PK)

Data (47) menunjukkan bahwa Nyai Ontosoroh menolak sebutan

yang diberikan oleh Juffrouw Magda Peters untuk memanggil Nyai

dengan sebutan Mevrouw. Nyai menggunakan pernyataan keinginan

dengan mengatakan ".... Panggil saja Nyai seperti dilakukan semua

orang, karena itulah aku Juffrouw." Nyai Ontosoroh lebih suka

untuk dipanggil dengan sebutan Nyai, karena menurutnya sebutan

tersebut lebih mencerminkan dirinya yang sebenarnya.

(48) Konteks TuturanPercakapan terjadi di antara Juffrouw Magda Peters dan Mama atau Nyai Ontosoroh di kediaman keluarga Mellema. Juffrouw Magda Peters bertanya kepada Nyai Ontosoroh mengapa Nyai tidak mau dipanggil dengan sebutan Mevrouw, Nyai menjawab bahwa tidak ada yang salah dengan sebutan Mevrouw, hanya agak sedikit menyalahi aturan karena sampai sekarang Nyai belum pernah bersuami, hanya ada seorang tuan yang memilikinya. Tetapi Juffrouw Magda Peters tetap memanggil Nyai dengan sebutan Mevrouw.

Bentuk Tuturan"Mevrouw bukan budak, juga tidak seperti budak.""Nyai, Juffrouw." Mama membetulkan. "bisa saja seorang budak hidup di istana kaisar, hanya dia tinggal budak."

(BM/23/h340/PTL/PK)

106

Data (48) menunjukkan bahwa Nyai Ontosoroh kembali menolak

sebutan Mevrouw yang dilontarkan oleh Juffrouw Magda Peters. Nyai

menolak menggunakan penolakan tidak langsung pernyataan

keinginan dengan mengutarakan "Nyai, Juffrouw." pernyataan

tersebut menunjukkan bahwa Nyai secara tidak langsung menolak

sebutan dari Juffrouw dengan cara menyatakan keinginannya.

(49) Konteks TuturanMinke mengajak Jean Marais dan anaknya, May, untuk pergi mengunjungi Mama di Wonokromo. Minke memperkenalkan Jean Marais dengan Mama sedangkan May langsung akrab dan bermain bersama Annelies di dalam rumah. Minke menjelaskan kepada Mama bahwa Jean Marais datang ke rumah karena ingin meminta izin untuk melukis wajah Mama, tetapi Mama tidak mau dan menolak untuk dilukis.

Bentuk Tuturan"Mevrouw," panggil Jean."Nyai, Tuan, bukan Mevrouw.""Minke sangat mengagumi Mevrouw...""Nyai, Tuan.""... Sebagai wanita pribumi luarbiasa. Dia banyak menyanjung Mevrouw, maka...""Nyai, Tuan."

(BM/27/h388-389/PTL/PK)

Data (49) menunjukkan bahwa Mama menggunakan penolakan

tidak langsung untuk menolak permintaan dari Jean Marais yang

meminta izin untuk melukis wajah Mama. Hal ini menunjukkan bahwa

Mama tidak mempunyai hubungan yang dekat dengan Jean Marais.

Mama menggunakan penolakan tidak langsung pernyataan keinginan

dengan berulangkali mengatakan "Nyai, Tuan." ketika Jean Marais

memanggil Mama dengan sebutan Mevrouw atau Nyonya.

107

PTL/PPM (Penyesalan/Permintaan Maaf)

(50) Konteks TuturanPercakapan terjadi di antara Juffrouw Magda Peters dan Mama atau Nyai Ontosoroh di kediaman keluarga Mellema. Juffrouw Magda Peters mengunjungi kediaman keluarga Mellema karena Juffrouw ingin tahu lebih dalam tentang Nyai Ontosoroh. Juffrouw datang bersama dengan Minke, dengan Minke pula Juffrouw dikenalkan kepada Annelies dan Nyai Ontosoroh. Juffrouw kemudian berbincang-bincang dengan Nyai membicarakan kemajuan Minke di sekolah. Mereka berbincang dengan menggunakan bahasa Belanda, Juffrouw Magda Peters memanggil Nyai dengan sebutan Mevrouw atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Nyonya.

Bentuk Tuturan"Mevrouw, kedatanganku sebenarnya untuk urusan sekolah. Kami ingin mendapatkan keterangan yang pasti: apa Minke di sini bisa belajar dengan baik?""Dia berangkat pada pagihari dan pulang pada sorehari. Di malamhari dia membaca, belajar atau menulis. Maafkan, Juffrouw, aku tidak biasa dipanggil Mevrouw, dan memang bukan seorang mevrouw. Sebutan itu tidak tepat, bukan hakku. Panggil saja Nyai seperti dilakukan semua orang, karena itulah aku Juffrouw.

(BM/20/h339/PTL/PPM)

Data (50) menunjukkan bahwa Nyai Ontosoroh menolak sebutan

yang diberikan oleh Juffrouw Magda Peters untuk memanggil Nyai

dengan sebutan Mevrouw. Penolakan tidak langsung tersebut

menunjukkan bahwa Nyai dan Juffrouw Magda Peters tidak

mempunyai hubungan yang akrab karena mereka tidak pernah bertemu

sebelumnya. Nyai menolak sebutan dari Juffrouw Magda Peters

dengan menggunakan penolakan tidak langsung permintaan maaf dan

pernyataan/alasan/penjelasan dengan mengutarakan ".... Maafkan,

Juffrouw, aku tidak biasa dipanggil Mevrouw...." Nyai menolak

sebutan dari Juffrouw dengan permintaan maaf yang berarti lawan

bicara telah melakukan kesalahan dan merasa buruk tentang hal itu

sehingga ia meminta maaf atau pengampunan.

108

(51) Konteks TuturanMinke mengajak Jean Marais dan anaknya, May, untuk pergi mengunjungi Mama di Wonokromo. Minke memperkenalkan Jean Marais dengan Mama sedangkan May langsung akrab dan bermain bersama Annelies di dalam rumah. Minke menjelaskan kepada Mama bahwa Jean Marais datang ke rumah karena ingin meminta izin untuk melukis wajah Mama, tetapi Mama tidak mau dan menolak untuk dilukis.

Bentuk Tuturan"... Maka kami bersepakat untuk mengabadikan dalam lukisan. Kelak, entah satu atau empatpuluh tahun yang akan datang, orang tentu akan masih tetap mengenal dan mengagumi.""Maaf. Tak ada keinginanku untuk dikagumi."

(BM/28/h388-389/PTL/PPM)

Data (51) ,enunjukkan bahwa Minke mengajak Jean Marais dan

anaknya, May, untuk pergi mengunjungi Mama di Wonokromo. Minke

memperkenalkan Jean Marais dengan Mama sedangkan May langsung

akrab dan bermain bersama Annelies di dalam rumah. Minke

menjelaskan kepada Mama bahwa Jean Marais datang ke rumah karena

ingin meminta izin untuk melukis wajah Mama, tetapi Mama tidak mau

dan menolak untuk dilukis.

Data (51) menunjukkan bahwa Mama menggunakan

penolakan tidak langsung untuk menolak permintaan dari Jean Marais

yang meminta izin untuk melukis wajah Mama. Hal ini menunjukkan

bahwa Mama tidak mempunyai hubungan yang dekat dengan Jean

Marais. Mama menggunakan tidak langsung pernyataan

penyesalan/permintaan maaf "Maaf. Tak ada keinginanku untuk

dikagumi" Mama menggunakan penolakan tidak langsung karena ingin

menjaga perasaan Jean Marais, walaupun pada akhirnya Mama tetap

menggunakan penolakan langsung karena Jean tetap bersikukuh inin

109

melukis wajah Mama. Mendengar penolakan dari Mama, Jean Marais

yag berperasaan peka terlihat gelisah dan ingin segera pergi.

PTL/PPM/KF (Keberangkatan Fisik)

(52) Konteks TuturanPercakapan di atas terjadi di antara Dokter Martinet dan Minke, mereka berbincang-bincang mengenai pasien dari Dokter Martinet yaitu Annelies. Dokter Martinet bertanya status hubungan Minke dengan Annelies, perbincangan tersebut mulai menyentuh pertanyaan apakah Minke sudah pernah berhubungan badan dengan Annelies. Tubuh Minke gemetar karena pertanyaan yang diajukan oleh Dokter Martinet tersebut, Dokter Martinet yang melihat Minke gemetar pun menawarkan minum kepada Minke.

Bentuk Tuturan"Mengapa gemetar? Dengarkan lebih baik: di sini persoalan lebih penting. Siapa tahu harus menghadapi peristiwa sama di kemudianhari? Perlu minum lagi?""Maaf, Dokter, ijinkan aku ke belakang.""Silakan," dan ia antarkan akub ke belakang.

(BM/25/h380/PTL/PPM/KF)

Data (52) menunjukkan bahwa Minke menolak pertanyaan dan

penawaran dari Dokter Martinet dengan menggunakan penolakan tidak

langsung. Minke menggunakan penolakan tidak langsung pernyataan

permintaan maaf dan didukung oleh keberangkatan fisik. Minke

mengutarakan "Maaf, Dokter, ijinkan aku ke belakang." untuk

menghindari memberikan jawaban atas pertanyaan dengan

meninggalkan Dokter Martinet. Strategi non-verbal tersebut mengikuti

strategi penolakan lainnya yaitu dengan memberikan alasan

permintaan maaf yang begitu cepat.

110

PTL/Pr (Pernyataan Perintah)

(53) Konteks TuturanPercakapan terjadi di antara Jean Marais dan Minke yang berlokasi di rumah Jean Marais. Minke dan Jean Marais berbicara tentang Sidang Pengadilan. Jean menyuruh Minke untuk membaca tuisan Kommer yang membela pihak Minke pada saat Sidang Pengadilan. Minke menolak perintah Jean Marais dan menyuruhnya untuk membacakan tulisan itu untuknya.

Bentuk Tuturan"Baca tulisan Kommer. Dia marah seperti singa terluka. Dia ada pada pihakmu.""Ceritakan sajalah. Aku segan baca.""..... Kommer menilai jaksa dan hakim itu tidak berbudi Eropa, lebih buruk dari pengadilan Pribumi yang dilakukan Wiroguno, atas diri Pronocitro--barang duaratus limapuluh tahunan yang lalu. Minke, siapa mereka? Aku tak tahu."."Lain kali sajalah aku ceritakan."

(BM/30/h430/PTL/Pr)

Data (53) menunjukkan bahwa Minke menolak perintah dari

Jean Marais dengan mengutarakan penolakan tidak langsung

pernyataan perintah "Ceritakan sajalah. Aku segan baca." Minke

menggunakan penolakan tidak langsung bukan bererti dia tidak

memiliki hubungan yang dekat dengan Jean Marais, tetapi karena

suasana hati Minke yang sedang tidak stabil karena baru saja

dikeluarkan dari sekolahnya akibat dari terbongkarnya kehidupan

rumahtangga Minke, berita tersebut menyebar luas sampai ke telinga

Direktur H.B.S karena pada saat Sidang Pengadilan, mereka

menanyakan hal-hal pribadi tersebut di depan umum.

(54) Konteks TuturanPercakapan terjadi di antara Minke dan kusir yang bernama Marjuki. Minke datang ke H.B.S untuk disidang kembali karena sudah ada tujuh pucuk surat yang memprotes tindakan H.B.S karena telah memecat atau mengeluarkan Minke dari sekolah. Sidang Dewan Guru tersebut memutuskan untuk mengangkat Minke kembali menjadi murid di

111

H.B.S. Sepulangnya dari H.B.S ia menaiki bendi dan berbincang dengan kusir bendi tersebut.

Bentuk Tuturan"Ya, Ndoro, dan begitu muda, ganteng, sebentar lagi jadi bupati...""Lupakan, Juki, lupakan."

(BM/32/h437/PTL/Pr)

Data (54) menunjukkan bahwa Minke menolak pendapat Juki

yang mengatakan bahwa sebentar lagi Minke akan jadi bupati, Minke

menolak dengan menggunakan penolakan tidak langsung pernyataan

perintah "Lupakan, Juki, lupakan." penolakan tidak langsung

tersebut menunjukkan bahwa Minke dan Juki tidak mempunyai

hubungan yang dekat. Minke tidak setuju dan tidak suka dengan

pendapat Juki yang menyebutkan bahwa dia alan menjadi bupati.

(55) Konteks TuturanPercakapan terjadi di antara Minke, Bunda, dan Jan Dapperste yang berlokasi di dalam kamar Minke. Ketika Minke dan Jan sedang berbincang-bincang, Bunda masuk ke dalam kamar untuk merias Minke karena hari itu adalah hari pernikahan Minke dengan Annelies Mellema. Minke pun memperkenalkan Jan dengan Bunda. Bunda meminta waktu dan menyuruh Jan untuk meninggalkan kamar agar dia bisa merias Minke.

Bentuk TuturanDan Jan Dapperste mulai bicara Jawa kromo dengan fasih. Aku tercengang juga melihat itu. Dan kuterangkat pada Bunda, ia teman selulusan, anak seorang pendeta."Bekas anak pungut seorang pendeta," ia membetulkan."Nak, ibu hendak merias anakku ini. Maafkan.""Mari sahaya bantu, ibu.""Beribu terimakasih, Nak, jangan. Ini pekerjaan ibu yang terakhir untuk anaknya. Harus sahaya lakukan sendiri. Sudi kiranya Anak pindah ke tempat lain?"Jan menatap aku dengan mata berteriak-teriak minta tolong. Aku tahu ia mengantuk. Lebih dari itu: lapar. Aku sudah hafal kelakuannya. Kuambil secarik kertas dan kutulis surat perintah untuk Darsam supaya mengurusnya."Carilah Darsam," ia terima surat itu dan pergi.

(BM/35/h457/PTL/Pr)

112

Data (55) menunjukkan bahwa Bunda menggunakan penolakan

tidak langsung pernyataan perintah untuk menolak bantuan dari Jan

yang menawarkan untuk membantu merias Minke dengan mengatakan

"..... Sudi kiranya Anak pindah ke tempat lain?" hal ini

menunjukkan bahwa Bunda dan Jan tidak mempunyai hubungan yang

akrab tetapi Bunda ataupun Jan tetap menggunakan perkataan yang

sopan yaitu ketika Jan menyebut dirinya sendiri dengan sahaya dan

Bunda ketika memanggil Jan dengan sebutan Nak atau Anak. Selain

penolakan tidak langsung.

(56) Konteks TuturanPercakapan terjadi di antara hakim dan Mama yang berlokasi di Pengadilan. Annelies dan Mama mendapat panggilan untuk datang ke Pengadilan, Mama menjawab pertanyaan Hakim dengan tutur kata yang kasar dan tidak sopan, Hakim pun berkata bahwa semestinya mama bisa lebih sopan. Mama menjawab dengan memberi perintah kepada Hakim agar langsung memberitahu apa maksud tujuannya memanggil Mama ke Pengadilan.

Bentuk Tuturan"Baik," jawab hakim dengan wajah merah. "Nyai semestinya bisa lebih sopan.""Apa masih perlu orang yang akan kehilangan segalanya bersikap sopan menghadapi kehilangannya? Katakan saja apa yang hendak Tuan maui."Hakim itu sengaja menghindari pertengkaran dengan perempuan Pribumi. Ia mengalah.

(BM/37/h510/PTL/Pr)

Data (56) menunjukkan bahwa Mama menolak permintaan dan

keputusan dari Hakim dengan menggunakan penolakan tidak langsung.

Hal ini menunjukkan bahwa mereka tidak mempunyai hubungan yang

dekat. Mama menolak dengan menggunakan penolakan tidak langsung.

Mama menggunakan penolakan pernyataan perintah dengan

mengatakan ".... Katakan saja apa yang hendak Tuan maui." Mama

113

menolak pertanyaan Hakim dan memberi perintah kepada Hakim

untuk langsung memberi tahu maksud dan tujuan Hakim memanggil

Mama ke Pengadilan. Penolakan tidak langsung pernyataan perintah

digunakan Mama untuk menolak pertanyaan Hakim tanpa memikirkan

perasaan lawan tutur, karena pernyataan perintah ini dapat

menyinggung perasaan lawan tutur.

C. Tambahan untuk Penolakan

Sebagai bagian dari jenis strategi penolakan, tambahan untuk penolakan

biasanya digunakan untuk memberikan tambahan. Penutur membutuhkan

tambahan dalam melakukan penolakan untuk menghargai tindakan lawan tutur

ketika penutur menolak tindakan. Strategi ini biasanya digunakan pada awal atau

akhir penolakan utama. Beberapa contoh tambahan untuk penolakan adalah Aku

ingin, tapi... atau tidak apa-apa tapi... dll. Peneliti hanya menemukan 1 data dari

tambahan untuk penolakan dalam bentuk strategi pernyataan syukur. Hal ini dapat

dilihat sebagai berikut :

(57) Konteks TuturanPercakapan terjadi di antara Minke, Bunda, dan Jan Dapperste yang berlokasi di dalam kamar Minke. Saat Minke dan Jan sedang berbincang-bincang, Bunda masuk ke dalam kamar untuk merias Minke karena hari itu adalah hari pernikahan Minke dengan Annelies Mellema. Minke pun memperkenalkan Jan dengan Bunda. Bunda meminta waktu dan menyuruh Jan untuk meninggalkan kamar agar dia bisa merias Minke.

Bentuk TuturanDan Jan Dapperste mulai bicara Jawa kromo dengan fasih. Aku tercengang juga melihat itu. Dan kuterangkat pada Bunda, ia teman selulusan, anak seorang pendeta."Bekas anak pungut seorang pendeta," ia membetulkan."Nak, ibu hendak merias anakku ini. Maafkan.""Mari sahaya bantu, ibu."

114

"Beribu terimakasih, Nak, jangan. Ini pekerjaan ibu yang terakhir untuk anaknya. Harus sahaya lakukan sendiri. Sudi kiranya Anak pindah ke tempat lain?"Jan menatap aku dengan mata berteriak-teriak minta tolong. Aku tahu ia mengantuk. Lebih dari itu: lapar. Aku sudah hafal kelakuannya. Kuambil secarik kertas dan kutulis surat perintah untuk Darsam supaya mengurusnya."Carilah Darsam," ia terima surat itu dan pergi.

(BM/01/h457/TP/PS)

Data (57) menunjukkan bahwa jarak sosial ditunjukkan melalui

tambahan untuk penolakan. Secara tidak langsung dengan menggunakan

tambahan unuk penolakan berupa pernyataan syukur, Bunda menolak

bantuan dari Jan secara sopan dan sebisa mungkin tidak menyinggung

perasaan Jan. Bunda mengguakan tambahan untuk penolakan

pernyataan syukur dengan mengatakan "Beribu terimakasih, Nak,

jangan. Ini pekerjaan ibu yang terakhir untuk anaknya. Harus

sahaya lakukan sendiri....." tambahan penolakan ini bertujuan untuk

melindungi wajah positif dari pembicara. Tambahan untuk penolakan ini

biasanya digunakan sebelum atau sesudah penolakan.