bab iv analisis dan pembahasan -...

22
25 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini diuraikan analisis atau hasil penelitian beserta bahasanya. Hasil analisis dan pem- bahasannya merupakan jawaban atas persoalan pene- litian yang terdapat dalam bab satu. Pembahasan bab ini berkaitan dengan kinerja guru wiyata bhakti SD Negeri di UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung. 4.1 Gambaran Responden Penelitian ini melibatkan 6 Sekolah Dasar Negeri di wilayah dabin 1 Kecamatan Kaloran. Responden dalam penelitian ini 36 orang yang terdiri dari 6 kepala sekolah, 12 guru negeri (PNS), 12 guru wiyata bhakti dan 6 siswa sekolah dasar di lingkungan UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kaloran. Jadi masing-masing kepala sekolah diikutserta- kan sebagai responden, sementara guru yang diambil dari PNS, tiap-tiap SD hanya beberapa orang begitu juga dengan guru yang masih wiyata bhakti, yakni: guru PNS atau wiyata bhakti yang diambil hanya 2 sampai 3 orang tiap-tiap sekolah dasar. Untuk siswa masing-masing sekolah dasar 1 siswa.

Upload: nguyenthu

Post on 31-Mar-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5148/5/T2_942011090_BAB IV.pdfANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini diuraikan analisis atau

25

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini diuraikan analisis atau hasil

penelitian beserta bahasanya. Hasil analisis dan pem-

bahasannya merupakan jawaban atas persoalan pene-

litian yang terdapat dalam bab satu. Pembahasan bab

ini berkaitan dengan kinerja guru wiyata bhakti SD

Negeri di UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kaloran

Kabupaten Temanggung.

4.1 Gambaran Responden

Penelitian ini melibatkan 6 Sekolah Dasar Negeri

di wilayah dabin 1 Kecamatan Kaloran. Responden

dalam penelitian ini 36 orang yang terdiri dari 6 kepala

sekolah, 12 guru negeri (PNS), 12 guru wiyata bhakti

dan 6 siswa sekolah dasar di lingkungan UPT Dinas

Pendidikan Kecamatan Kaloran.

Jadi masing-masing kepala sekolah diikutserta-

kan sebagai responden, sementara guru yang diambil

dari PNS, tiap-tiap SD hanya beberapa orang begitu

juga dengan guru yang masih wiyata bhakti, yakni:

guru PNS atau wiyata bhakti yang diambil hanya 2

sampai 3 orang tiap-tiap sekolah dasar. Untuk siswa

masing-masing sekolah dasar 1 siswa.

Page 2: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5148/5/T2_942011090_BAB IV.pdfANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini diuraikan analisis atau

26

Latar belakang responden bila dilihat dari usia,

pendidikan dan masa kerja seperti yang tersaji dalam

tabel dibawah ini:

Tabel 4.1

Daftar Usia, Pendidikan dan Masa Kerja Responden

Responden Kepala Sekolah

USIA Pendidikan Masa Kerja

20-30

31-40

41-50

51-60

Jumlah

SLTA

D 2

S 1

S

2

Jumlah

1-10 11-20

21-30

31-40

Jumlah

- - 4 2 6 - - 6 - 6 - - 5 1 6

Responden Guru PNS

2 1 7 2 12 - 2 10 - 12 3 2 6 1 12

Responden Guru Wiyata Bhakti

9 2 1 12 1 3 8 - 12 11 - 1 - 12

Sumber: hasil wawancara, 2013

Bila dilihat dari sisi usia kepala sekolah yang

berusia 20 sampai 40 tahun tidak ada, yang berusia di

antara 41 tahun sampai 50 tahun ada 4 orang, usia 51

sampai 60 tahun ada 2 orang. Bisa disimpulkan

bahwa di usia muda pada Sekolah Dasar Negeri

hampir tidak ada yang menjadi kepala sekolah.

Dikarenakan beberapa faktor, karena persyarat-

an yang sulit dan tunjangan kepala sekolah yang tidak

sesuai dengan harapan. Melihat usia guru PNS

(Pegawai Negeri Sipil) yang usia muda juga sangat

Page 3: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5148/5/T2_942011090_BAB IV.pdfANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini diuraikan analisis atau

27

sedikit sekali yang berada pada usia 20 sampai 30

tahun, yaitu sebanyak dua orang; usia 31 sampai 40

tahun hanya 1 orang, tetapi yang usia 41 tahun

sampai 51 tahun menunjukkan angka yang cukup

tajam yaitu 7 orang. Dari tahun ke tahun selalu ada

yang pensiun tetapi tidak seimbang dengan pengang-

katan CPNS, bahkan dua tahun belakangan ini tidak

ada pendaftaran CPNS. Hanya akhir tahun 2013 ada

tes CPNS diambilkan dari guru wiyata bhakti yang

sudah wiyata sampai tahun 2005. Hal tersebut meng-

akibatkan sangat sedikit sekali guru PNS yang masih

berusia muda atau kurang dari 35 tahun.

Guru wiyata bhakti bila kita lihat dari tabel di

atas terlihat jelas bahwa usia mereka masih sangat

muda yaitu antara 20 sampai 30 tahun (9 orang), dua

orang berada pada usia 31 sampai 40 tahun, dan 1

orang di usia 52 tahun. Kenyataan di atas baru kita

ketahui dari satu gugus terlihat jelas dan semangat

dalam bekerja, tetapi pemerintah seakan-akan tidak

memperhatikan nasib mereka.

Dilihat dari pendidikan, dari 6 sekolah dasar

negeri yang menjadi tempat penelitian, hampir semua

kepala sekolah sudah sarjana, walau dulu pada waktu

pengangkatan menjadi kepala sekolah masih memiliki

ijazah Diploma II. Adapun guru PNS yang memiliki

ijazah Diploma II ada 2 orang, yaitu guru-guru ang-

katan lama yang belum sempat meneruskan S1 kare-

na beban biaya sekolah anaknya yang menjadi ken-

dala, sehingga mereka belum berani meneruskan per-

Page 4: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5148/5/T2_942011090_BAB IV.pdfANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini diuraikan analisis atau

28

kuliahan. Dengan demikian, dari 12 responden yang

diteliti, sebagian besar sudah lulus sarjana pendidik-

an, hanya dua orang yang berijasah Diploma II.

Hampir sama antara kedudukan PNS dan guru

wiyata bhakti bila dipandang dari segi pendidikan.

Yang masih berijasah SLTA satu orang, itu karena

letak tempat tinggal yang jauh dari kota. Beliau adalah

guru agama Islam yang sampai saat ini belum

diangkat walau usia sudah lebih dari 50 tahun.

Adapun responden yang memiliki ijazah Diploma II

masih 3 orang, akan tetapi mereka tetap menguasai

IPTEK, sedangkan guru wiyata bhakti yang sudah

berijazah sarjana pendidikan sebanyak 8 orang.

Masa kerja kepala sekolah yang memiliki masa

kerja 10 tahun tidak ada, bahkan mereka yang

memiliki masa kerja antara 11 sampai 12 tahun.

Mereka yang mendaftar kepala sekolah sebagian besar

yang sudah mengabdi kepada bangsa dan negara

cukup lama. Sebagian besar memiliki masa kerja

antara 21 sampai 30 tahun, yaitu sebanyak 5 orang

dari 6 orang.

Masa kerja guru PNS bervariasi, yang masa

kerja 1 sampai 10 tahun sebanyak 3 orang, tetapi

sebagian besar sebagai guru PNS. Mereka memiliki

masa kerja antara 21 sampai 30 tahun (6 orang guru),

sedangkan untuk guru wiyata bhakti mereka masih

memiliki masa kerja yang sangat sedikit yaitu antara 1

sampai 10 tahun berjumlah 11 orang dari 12 orang

Page 5: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5148/5/T2_942011090_BAB IV.pdfANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini diuraikan analisis atau

29

yang menjadi responden,

Dari data di atas jelas kita ketahui bahwa usia

mereka masih relatif muda dan masih mempunyai

masa kerja sedikit, tentu saja semangat kerja mereka

juga baik. Sementara untuk responden dari siswa,

oleh peneliti tidak dibuat dalam tabel karena usia

siswa Sekolah Dasar rata-rata hampir sama, yaitu

antara 6 sampai 12 tahun. Ada juga siswa yang sudah

berusia lebih dari 12 tahun karena sering tidak naik

kelas. Umumnya mereka adalah siswa yang memiliki

kemampuan kurang, namun ada juga yang karena

diajak oleh orang tuanya bekerja di luar pulau, dan di

rantau tidak bersekolah.

4.2 Analisis

4.2.1 Kinerja Guru Wiyata Bhakti

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti kepada

kepala sekolah, guru PNS (Pegawai Negeri Sipil), guru

wiyata bhakti dan siswa di lingkungan UPT Dinas

Pendidikan Kecamatan Kaloran Kabupaten

Temanggung, sebagian besar dilakukan dengan cara

wawancara. Adapun wawancara dilakukan pada saat

istirahat, sedangkan untuk wawancara dengan kepala

sekolah tidak harus pada jam istirahat, karena kepala

sekolah memiliki waktu mengajar hanya 6 jam per

minggu. Jadi untuk melakukan wawancara peneliti

tidak mengalami kesulitan, yang penting ada waktu

dan kesempatan peneliti langsung melakukan wawan-

Page 6: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5148/5/T2_942011090_BAB IV.pdfANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini diuraikan analisis atau

30

cara dengan kepala sekolah. Dapat diidentifikasikan

beberapa faktor yang termasuk dalam kinerja guru

wiyata bhakti tentang kedisiplinan, komitmen dan

tanggung jawab para guru wiyata bhakti Sekolah

Dasar Negeri di Kecamatan Kaloran Kabupaten

Temanggung.

Berikut pendapat responden yang dikemukakan

oleh kepala sekolah, guru yang sudah menjadi PNS,

guru wiyata bhakti sendiri dan 6 siswa tentang

kedisiplinan, komitmen dan tanggung jawab guru

wiyata bhakti di Sekolah Dasar Negeri di dabin 1

Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung.

Tabel 4.2

Pendapat responden tentang disiplin, komitmen dan tanggung jawab guru wiyata bhakti di

lingkungan UPT Dinas Pendidikan Kecamatan

Kaloran Kabupaten Temanggung

Kompo-nen

Guru Wiyata Bhakti

Kepala Sekolah

Guru PNS

Siswa

Kedi-siplinan

Kami berusaha datang sebelum jam pelajar-an mulai dan pulang sesuai jadwal yang sudah ada dan ditentu-kan

Kami me-makai seragam sesuai tata tertib yang dibuat

Kedisi-plinan mereka sangat baik. Datang sebelum pelajaran dimulai pulang sesuai jam kerja.

Berpa-kaian seragam sesuai jadwal yang

Jarang ijin tidak masuk kerja

Berpakain rapi sesuai dengan aturan dan jadwal yang ditentukan Pemda.

Datang tepat waktupulang sesuai jam kerja yang sudah di tentukan

Disiplin terhadap

Jarang tidak masuk kerja

Berpakaian seragam

Datang sebelum jam pelajaran dimulai, pulang setelah murid-murid pulang

Tugas dikerjakan dengan baik, membantu menjaga dan mendidik

Page 7: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5148/5/T2_942011090_BAB IV.pdfANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini diuraikan analisis atau

31

Pemda.

Semua tugas beru-saha saya selesaikan dengan tepat waktu.

ditentu-kan Pemda.

Selalu buat ad-ministrasi kelas

Jarang ijin tidak me-laksana-kan tugas

Mematuhi tata tertib yang ada

tugas yang diberikan yaitu mengajar

Komitmen Saya sangat menikmati pekerjaan ini walau gaji yang sangat minim

Mengajar adalah salah satu ibadah yang harus kami lakukan dengan ikhlas

Mereka bekerja penuh tanggung jawab tanpa ada unsur paksaan, selalu berkomitmen ingin menjadi guru

Mereka bekerja tanpa ada unsur paksaan dari pihak manapun

Melaku-kan tugas walau gaji rendah

Tetap sema-ngat dalam bekerja sebagai pengajar

Semangat dalam men-jalankan tugasnya

Menjalankan tugas sesuai Toproksi

Mengerjakan tugasnya sebagai seorang pengajar

Rajin dalam menjalankan tugas-tugas-nya

Tidak pernah mengeluh dalam men-jalankan tugasnya

Sepenuhnya iklas menjadi guru

Melaksanakan tugas sebagai wali kelas

Membimbing, mengajar dengan tulus

Tetap bekerja keras sesuai tugas pokok dan fungsi walau peng-hasilan tida sesuai harapan

Mengajar pernuh dengan kesabaran

Page 8: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5148/5/T2_942011090_BAB IV.pdfANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini diuraikan analisis atau

32

Page 9: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5148/5/T2_942011090_BAB IV.pdfANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini diuraikan analisis atau

33

Kinerja guru wiyata bhakti di lingkungan UPT

Dinas Pendidikan Kecamatan Kaloran, mereka mem-

punyai tugas yang sungguh berat yaitu:

Tugas-tugas yang mereka kerjakan adalah sebagai panitia PSB(Panitia Penerimaan Siswa Baru),

membuat soal-soal UTS (Ujian Tengah Semester),

entri nilai UAS juga sebagai guru kelas secara otomatis mengerjakan admnistrasi kelas juga.

Kedisiplinan adalah latihan atau pendidikan,

disiplin akan menitik beratkan pada bantuan para

pegawai untuk mengembangkan sikap yang baik ter-

hadap pekerjaan, disiplin yang baik akan memper-

cepat tercapainya tujuan yang diinginkan pada suatu

lembaga pendidikan. Kedisiplinan mereka tidak dira-

gukan lagi. Berikut pendapat guru PNS tentang

kediplinan guru wiyata bhakti di SD tempat mereka

bekerja:

Mereka datang sebelum jam pelajaran mulai

pulang sesuai jam kerja. Jarang ijin tidak masuk kerja, disiplin berpakaian rapi sesuai aturan dan

jadwal yang dintentukan Pemda. Mengerjakan

tugas rutin sebagai guru kelas, semua tugas dikerjakan dengan baik.

Komitmen mereka adalah melaksanakan tugas

pokok sebagai pengajar, apapun yang terjadi. Mereka

tetap bekerja penuh tanggung jawab tanpa ada unsur

paksaan dari pihak manapun. Berikut pendapat salah

satu guru PNS:

Tetap semangat dalam bekerja sebagai pengajar, melaksanakan semua tugas yang dikerjakan walau

gaji mereka jauh dari harapan sangat kecil sekali,

Page 10: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5148/5/T2_942011090_BAB IV.pdfANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini diuraikan analisis atau

34

tanpa mengeluh. Sepenuhnya ikhlas menjadi

guru.

Mereka mempunyai tanggung jawab penuh pada

tugas yang dibebanan, tugas diselesaikan tepat

waktu sesuai yang ditentukan. Tanggung jawab penuh pada kelas yang dipegangnya, menjalankan

administrasi kelas dengan penuh kesungguhan,

mengajar penuh kesabaran, mengoreksi PR yang

diberikan kepada siswa, bila ada siswa yang sakit rela menolong dan merawat ketika disekolah.

Tugas pokok tetap dilaksanakan yaitu mendidik,

mengajar dan mengasuh, bahkan mengajar ekstra-kulikuler (pramuka, seni tari, dan lain-lain).

Tanggung jawab yang begitu besar, mereka

laksanakan, kesabaran dan kegigihan mereka pantas

mendapat perhatian dari pemerintah, tetapi mereka

belum merasakan kesejahteraan yang setimpal dengan

apa yang mereka laksanakan, dengan upah yang

berkisar Rp. 200.000,00 tiap bulan, hanya cukup

untuk beli bensin bagi mereka yang dekat, kalau

mereka yang jauh bisa mengeluarkan dari sakunya

sendiri.

Kinerja guru Wiyata Bhakti di lingkungan UPT

Dinas Pendidikan Kecamatan Kaloran Kabupaten

Temanggung, mereka tetap mempunyai kemauan dan

semangat dalam menjalankan pekerjaannya. Berikut

hasil wawancara dengan responden salah satu guru

Pegawai Negeri Sipil tentang komitmen mereka dalam

menjalankan tugas:

Menurut pengamatan kami para guru wiyata bhakti di sekolah ini tetap berkomitmen dalam

menjalankan tugas, penuh semanggat bahkan

kebanyakan mereka sebagai wali kelas dan

Page 11: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5148/5/T2_942011090_BAB IV.pdfANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini diuraikan analisis atau

35

Tidak pernah merasa terpaksa bila diberi tugas

tambahan, jiwa mereka sudah sepenuhnya ikhlas menjadi guru, walau masih menjadi guru wiyata

bhakti.

Mereka juga tidak pernah terpaksa dalam menjalan-

kan tugas, bagi mereka menjadi guru sudah tekad

untuk mengabdikan kepada bangsa dan negara.

Kepercayaan diri yang dimiliki para guru wiyata

bhakti di lingkungan UPT Dinas Pendidikan Kecamat-

an Kaloran rata-rata sudah ada dan mantap. Setiap

mengerjakan tugas-tugas mereka selalu selesai dapat

menyelesaikan tepat waktu dan tingkat kebenarannya

sudah hampir seratus persen. Contoh: mereka dapat

menyelesaikan Dapodik dengan sukses, terbukti kalau

tidak selesai data sertifikasi tidak akan cair karena

harus melewati beberapa tingkatan penyelesaian, yaitu

sudah update, siap Surat Keputusan, baru keluar

Surat keputusan Mendikbud. Kepercayaan diri pada

para guru wiyata bhakti di Kecamatan Kaloran dikate-

gorikan baik sekali.

Kompetensi guru wiyata bhakti di Kecamatan

Kaloran secara aktual dapat dilihat baik dari segi

personal maupun sosial. Dari segi personal mereka

mempunyai cukup kemampuan (ability); pengetahuan

(knowledge); dan kesanggupan (capable). Mereka

mampu menggunakan pengetahuan dan keterampilan

dalam pembelajarannya sebagai guru wiyata, antara

lain mempersiapkan anak-anak untuk maju lomba

atau kegiatan jambore. Kegiatan ini banyak dikelola

Page 12: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5148/5/T2_942011090_BAB IV.pdfANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini diuraikan analisis atau

36

oleh guru wiyata Bhakti, dan hasilnya adalah anak

didik mereka mendapat juara, khususnya di tingkat

Kecamatan Kaloran.

Dari dimensi sosial mereka telah membuat

kontribusi dari satuan pendidikan tempat mereka

kerja. Hasil dapat dirasakan semua warga sekolah

karena tugas yang diperintahkan dinas kepada satuan

pendidikan kebanyakan merekalah yang mengerjakan.

Sekolah juga menjadi terbantu pekerjaannya dengan

kompetensi yang dimiliki oleh para guru wiyata bhakti.

Hampir semua pekerjaan dapat diselesaikan oleh

mereka apalagi data yang dibutuhkan dinas akhir-

akhir ini sering dengan sisten online. Berikut hasil

wawancara dengan responden tentang hal-hal yang

dikerjakan guru wiyata bhakti:

Menurut pengamatan kami, mereka mengemban

tugas-tugas di antaranya:

sebagai guru kelas, secara otomatis juga menger-

jakan adsministrasi kelas, bila akan jambore pramuka mereka juga menjadi pelatih atau mem-

bina lomba-lomba lain yang secara rutin tiap

tahun pasti ada di tingkat kecamatan sebagai contoh Popda, mengerjakan inventaris barang,

operator NUPTK, operator Dapodik dan Adminis-

trasi Bos, bahkan masih ada pekerjaan kelas.

Kontingensi merupakan lingkungan fisikal dan

interpersonal di dalam pekerjaan. Suatu kondisi yang

memungkinkan mereka untuk melakukan pekerjaan,

tanpa ada tekanan-tekanan dari pihak mana pun,

mereka tetap melaksanakan tugas sesuai apa yang

diperintahkannya. Mereka mendapatkan sarana dan

Page 13: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5148/5/T2_942011090_BAB IV.pdfANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini diuraikan analisis atau

37

prasarana yang diperlukan, dengan ketulusan mereka

bekerja disertai peralatan yang lengkap dan situasi

teman-teman guru yang kompak, menjadikan guru

wiyata bhakti mampu bekerja dengan maksimal.

Berikut hasil wawancara dengan responden:

......saya menikmati pekerjaan ini, karena bersama anak-anak adalah pekerjaan yang menyenangkan ,

karena bekerja dengan tulus dan ikhlas akan

mendatangkan rejeki tersendiri walau tidak harus

dari sekolah,saya juga tidak terpaksa menjalani pekerjaa ini,karena sudah menjadi cita-cita saya

menjadi guru.

Para responden memiliki gambaran ideal dalam

profesi, mereka mengungkapkan bahwa statusnya

sebagai Guru Wiyata Bhakti juga perlu diperhatikan

oleh pemerintah. Pelaksanaan UU tentang Guru dan

Dosen pun diharapkan dapat berjalan dengan baik.

Beberapa responden mengatakan memiliki pe-

kerjaan sambilan yang ditekuninya. Ini adalah untuk

menambah penghasilan dan untuk mencukupi kebu-

tuhan hidupnya. Seperti yang diungkapkan salah satu

responden berikut ini:

“….karena untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari, jika hanya mengandalkan gaji dari

Guru Wiyata Bhakti jelas tidak cukup…”

Hal ini bisa dimaklumi karena penghasilan yang

diterima oleh responden sebagai Guru Wiyata Bhakti

bisa dikatakan masih belum bisa mencukupi kebu-

tuhan keluarga sepenuhnya. Responden yang memiliki

Page 14: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5148/5/T2_942011090_BAB IV.pdfANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini diuraikan analisis atau

38

pekerjaan sambilan melukis menyatakan selain untuk

dapat menambah penghasilan, melukis juga merupa-

kan hobinya.

Pada saat peneliti menanyakan pada responden

tentang keberadaannya sebagai guru wiyata bhakti,

misalnya ada profesi lain yang lebih menggiurkan

secara finansial, apakah mereka akan meninggalkan

pekerjaan sebagai guru wiyata bhakti? Sebagian besar

responden menyatakan tetap ingin menggeluti profesi

guru bagaimana pun keadaannya. Beberapa respon-

den bahkan dengan tegas menyatakan tidak akan

berpindah ke profesi lain ataupun tidak terpikirkan

sama sekali. Ada responden yang mempertimbangkan

menerima profesi lain namun tetap tidak meninggal-

kan profesinya sebagai guru. Ini berarti para respon-

den memiliki komitmen yang tinggi terhadap profesi

guru. Hal ini menegaskan bahwa masalah penghasilan

tidak menyurutkan komitmen para responden sebagai

guru wiyata bhakti.

Sebagian besar responden menyatakan “Guru

adalah Pahlawan Tanpa Tanda Jasa”, hanya cocok

untuk para Guru Wiyata Bhakti dengan alasan gaji

Guru Wiyata Bhakti yang minim tetapi beban pekerja-

an sama dengan PNS yang gajinya jauh lebih besar.

Ketika peneliti menanyakan tentang hal terberat

yang pernah dialami responden selama menjadi guru,

beberapa responden menyatakan, hal yang terberat

yang pernah dialami adalah ketika melihat anak didik

Page 15: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5148/5/T2_942011090_BAB IV.pdfANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini diuraikan analisis atau

39

mengalami kegagalan dan ketika anak didik tidak

mampu menyerap ilmu yang telah disampaikan.

Seperti yang diungkapkan oleh salah satu responden:

“…..sangat prihatin ketika siswa atau anak didik kita tidak mampu menyerap ilmu yang telah kita

sampaikan….”disamping itu malah menjadi anak

yang sulit diatur,bertindak semaunya sendiri di kelas,,apalagi ketahuan dia mencuri uang milik

temannya.

Beberapa responden menyatakan, hal yang

paling berkesan adalah ketika siswa dapat berprestasi,

misalnya dapat meraih juara dalam suatu lomba, atau

dapat peringkat satu dalam Ujian Nasional, atau siswa

mampu menyerap ilmu yang telah diberikan serta

dapat mengaplikasikan ilmu tersebut. Beberapa res-

ponden lainnya menyatakan hal yang paling berkesan

adalah ketika menghadapi siswa dalam proses KBM,

karena mereka harus menghadapi karakter siswa yang

berbeda-beda.

4.2.2 Faktor Pendukung Guru Wiyata Bhakti

Peneliti ingin mengetahui faktor pendukung para

guru wiyata bhakti Sekolah Dasar Negeri dalam

menjalankan tugasnya sehingga mempunyai kinerja

yang baik di lingkungan UPT Dinas Pendidikan

kecamatan Kaloran kabupaten Temanggung. Berikut

ini daftar faktor pendukung, guru wiyata bhakti dalam

menjalankan tugas-tugasnya:

Page 16: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5148/5/T2_942011090_BAB IV.pdfANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini diuraikan analisis atau

40

Tabel 4.3 Faktor Pendukung Guru Wiyata Bhakti dalam

Menjalankan Tugasnya

Faktor Pendukung Jumlah

Ingin menjadi PNS 12

Dukungan Keluarga 12

Memanfaatkan ijasah 7

Panggilan Jiwa 8

Dukungan Kepala sekolah dan rekan kerja yang PNS 10

Kebutuhan ekonomi 3

Sumber: Hasil Wawancara 2013

Sebagian besar responden menyatakan faktor

pendukung utama adalah dukungan dari keluarga.

Dukungan dari keluarga sangat dominan bagi guru

wiyata bhakti dalam menjalankan tugasnya. Ketika

ditanya tentang tanggapan keluarga terhadap profesi

responden sebagai guru, semua responden menyata-

kan bahwa sebagian besar keluarga para responden

mendukung profesinya sebagai guru, siapa tahu suatu

saat terjaring menjadi PNS (pegawai Negeri Sipil).

Keluarga para responden menyatakan bangga

menjadi bagian dari keluarga seorang guru. Selain itu,

keluarga yang tidak banyak menuntut juga merupa-

kan bentuk dukungannya pada profesi responden.

Responden lainnya menyatakan faktor pendu-

kung utama dalam menjalankan tugas sebagai Guru

Wiyata Bhakti adalah latar belakang pendidikan yang

sesuai dengan bidangnya sehingga responden meman-

faatkan ijazah yang dimilikinya. Beberapa responden

Page 17: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5148/5/T2_942011090_BAB IV.pdfANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini diuraikan analisis atau

41

lainnya menyatakan ingin menyalurkan ilmu yang

dimilikinya kepada orang lain (siswa). Sedangkan

responden lainnya menyatakan faktor pendukung

Guru Wiyata Bhakti dalam menjalankan tugasnya

adalah kebutuhan hidup yang menyebabkan respon-

den memilih profesi guru wiyata bhakti.

4.3 Pembahasan

Pada penelitian ini, ada berbagai latar belakang

yang dijadikan faktor pendukung oleh para responden

yang memiliki kinerja yang baik, yaitu berkeinginan

kuat untuk menjadi guru dengan status PNS, selain

kepastian status kepegawaian dan masalah kesejah-

teraan yang mendorong para responden menjadi guru

PNS. Hal tersebut juga didukung oleh teori yang

disebutkan oleh Muchtar Lubis (dalam Marzali, 2007)

yang merupakan salah satu ciri masyarakat Indonesia

adalah jadi pegawai negeri merupakan sebuah idaman.

Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa sebagian

besar manusia Indonesia berkeinginan menjadi pega-

wai negeri.

Menurut Sarwono (2001), di Indonesia status

pegawai negeri sipil diyakini lebih memberikan perasa-

an aman dibandingkan dengan status pegawai swasta.

Selain itu kinerja mereka baik karena dukungan

keluarga yang baik, orang tua ada yang bangga memi-

liki anak sebagai guru walau masih status wiyata

bhakti. Tanpa dorongan keluarga seseorang tidak

Page 18: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5148/5/T2_942011090_BAB IV.pdfANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini diuraikan analisis atau

42

dapat bekerja dengan maksimal. Keluarga tidak

banyak menuntut hidup mewah, seperti yang diung-

kapkan salah satu guru wiyata bhakti ketika peneliti

tanya tentang kebutuhan hidup.

...saya setelah pulang sekolah kerja tambahan

juga dirumah,rejeki ada saja.Tuhan senantiasa

memenuhi kebutuhan umatnya bila dia selalu bekerja dan berharap kepadaNya,

Pemanfaatan ijasah juga sebagai alasan mereka

mengabdi, kata mereka ilmu yang tidak digunakan

akan hilang/lupa. Di samping itu mereka merasa tidak

nyaman di lingkungan masyarakat, karena sudah

kuliah tetapi belum bekerja, atau dia dulu sekolah di

jurusan guru sekarang bekerja menjadi petani. Itu

yang dialami bagi mereka yang hidup di pedesaan.

Mereka bertahan pada pekerjaan guru wiyata karena

ingin memberi motivasi kepada teman-teman atau

anak mereka yang masih kuliah tetap semangat, dan

bisa menyelesaikan kuliah dengan baik. Di samping

itu mereka memanfaatkan kemampuan yang mereka

miliki.

Menurut Robbins (2008), kemampuan (ability)

adalah suatu kapasitas individu untuk mengerjakan

berbagai tugas dalam suatu pekerjaan. Seluruh ke-

mampuan tersusun dari dua faktor yakni kemampuan

intelektual dan kemampuan fisik. Kemampuan inte-

lektual kalau tidak pernah digunakan juga akan

mengalami hambatan dalam perkembangan dalam

berfikir, karena kemampuan intelektual juga akan

Page 19: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5148/5/T2_942011090_BAB IV.pdfANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini diuraikan analisis atau

43

melemah kalau fisik kita juga lemah. Hal inilah yang

menjadikan alasan mereka untuk tetap bekerja untuk

memanfaatkan ijasah yang nereka miliki.

Di samping berbagai alasan tersebut di atas, ada

juga yang memilih menjadi guru wiyata sebagai

panggilan jiwa, karena jiwa mereka sudah ikhlas

menjadi abdi negara. Dengan tulus bekerja lebih baik,

mereka tetap berkomitmen apa pun yang terjadi tetap

pada pekerjaan guru, karena guru adalah pekerjaan

yang mulia, sambil beramal selama hidup di dunia.

Mereka berpendapat, penghasilan sedikit cukup tetapi

dengan penghasilan banyak bisa kurang, semua itu

tinggal bagaimana kita memilah-milah kebutuhan

hidup dan mensyukuri apa yang kita miliki, yang

penting bisa selalu hidup nyaman dengan kedamaian

hati. Didasari bahwa menjadi guru adalah panggilan

jiwa, maka mereka tetap bekerja dengan kedisiplinan

tinggi dan bertanggung jawab penuh pada tugas-tugas

yang dibebankan padanya, meskipun masih berstatus

sebagai guru wiyata bhakti.

Motivasi dari kepala sekolah yang selalu mem-

berikan arahan tetap berkinerja baik, semua itu

sebagai wahana untuk latihan bekerja, latihan bergaul

dengan dunia kerja, juga latihan bekerjasama dengan

orang-orang yang berbeda latar belakang. Mungkin

beda agama dan beda tempat tinggal, tetapi dengan

selalu bekerjasama denan baik akan meningkatkan

rasa satu keluarga dengan sesama guru, apalagi yang

sudah lama menjadi satu sekolahan. Jika terjalin rasa

Page 20: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5148/5/T2_942011090_BAB IV.pdfANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini diuraikan analisis atau

44

kekeluargaan yang baik, kita akan merasa nyaman

bekerja karena hampir tidak ada pertengtangan antara

kepala sekolah, guru PNS, dan guru wiyata bhakti.

Kepala sekolah selalu mendorong, menyemangati dan

berpesan kepada mereka yang masih berstatus wiyata

bhakti: bila nanti sudah diangkat menjadi PNS,

hendaknya prestasi selalu meningkat.

Seseorang akan tetap termotivasi berkinerja baik

bila telah mendapatkan apa yang diinginkan Mas’ud

(2002). Hal ini sebagai penilai perasaan atau sikap

umum guru terhadap pekerjaan yang meliputi antara

lain: gaji, hubungan sosial di tempat kerja, lingkungan

kerja, dan pekerjaan itu sendiri. Jadi gaji bukan satu-

satunya pemacu mereka berja baik, tetapi juga ling-

kungan tempat kerja.

Alasan yang terakhir karena faktor ekonomi.

Menurut mereka, karena mencari pekerjaan lain sulit,

maka mereka mengikuti suami atau istri. Biasanya

tempat tinggal mereka juga tidak jauh dari tempat

kerja, jadi cukup jalan kaki sudah sampai pada

tempat kerja. Alasan mereka walau sedikit tapi dapat

membantu kebutuhan keluarga, di samping itu jika

hanya tinggal di rumah kadang membuat kejenuhan,

apalagi mereka mempunyai ilmu, kemampuan dan

tingkat pendidikan yang tinggi.

Pendapat-pendapat di atas merupakan faktor

pendukung mereka memilih pekerjaan sebagai guru

wiyata bhakti dengan kinerja yang baik di lingkungan

Page 21: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5148/5/T2_942011090_BAB IV.pdfANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini diuraikan analisis atau

45

UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kaloran Kabupaten

Temanggung, yang mereka tunjukkan melalui kedi-

siplinan, komitmen dan tanggung jawab kerja yang

tinggi.

Kedisiplinan menurut Moekijat (2005) adalah

kesanggupan menguasai diri yang diatur. Disiplin

berasal dari bahasa Latin yaitu diciplina yang berati

latihan, kependidikan, kesopanan, kerohanian serta

pengembangan tabiat. Sedangkan komitmen dalam hal

ini adalah apa pun yang akan terjadi mereka tetap

bekerja sesuai dengan tupoksi dan membawa nama

baik guru. Mereka bertanggung jawab penuh pada

tugas-tugas yang diberikan dan menyelesaikannya

dengan baik dan tepat waktu. Di samping itu merka

juga bertanggung jawab penuh pada kelas yang

dipegangnya.

Alasan lain adalah mereka terpacu oleh kebijak-

an pemerintah tentang sertifikasi guru. Dengan ada-

nya program sertifikasi guru, semakin menambah

minat para responden menjadi guru wiyata bhakti.

Siapa tahu kebijakan pemerintah suatu saat berpihak

pada guru wiyata bhakti, karena guru-guru yang

mengabdi di sekolah swasta sudah ada yang bisa

mendapat sertifikasi, kenapa yang wiyata di sekolah

negeri tidak? Kenapa pemerintah memandang sebelah

mata terhadap guru wiyata bhakti?

Dengan kinerja yang baik mereka terus ber-

harap, suatu saat akan ada kebijakan baru dari

Page 22: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5148/5/T2_942011090_BAB IV.pdfANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini diuraikan analisis atau

46

pemerintah. Paling tidak para guru wiyata bhakti bisa

memperoleh gaji yang layak, kesejahteraan yang baik,

bisa diangkat menjadi PNS, sehingga nantinya dapat

memperoleh sertifikat pendidik dan dapat menikmati

program pemerintah tentang sertfikasi guru.