bab iv analisa
TRANSCRIPT
7/23/2019 BAB IV Analisa
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-analisa 1/7
BAB IV
ANALISIS KASUS
Pasien Ny. S datang dengan rujukan dari RS Kasih Ibu dengan keluhan
sesak nafas yang dirasakan sejak 4 jam SMRS. Sesak napas dirasakan saat pasien
beristirahat disertai dengan keringat dingin. Pasien mengaku lebih nyaman dengan
posisi duduk. Pasien sering terbangun pada malam hari karena sesak dan pasien
tidur dengan menggunakan 2 bantal. Pasien tidak mengeluhkan demam mual
muntah nyeri dada maupun berdebar!debar. "idak ada keluhan #$# dan #$K.
Pasien % & bulan yang lalu pernah mengalami keluhan sesak napas yangmun'ul saat berakti(itas berat )'ontoh* naik!turun tangga+ beberapa ,aktu
kemudian sesak mun'ul pada saat pasien melakukan akti(itas ringan )'ontoh*
berjalan ke kamar mandi+.
Pasien rutin kontrol ke RS. S,asta dan mendapatkan obat jalan berupa
Sim(astatin $spilet -urosemide aptopril dan Spironolakton.
/ari hasil pemeriksaaan fisik saat di I0/ didapatkan pasien terlihat 'ompos
mentis "/ 113 5R 1263menit nadi 1263menit RR &63menit. /ari
pemeriksaan jantung ditemukan batas jantung kesan melebar ke arah 'audolateral
dan bising jantung )7+ PSM &3 di apeks. Pada pemeriksaan pulmo didapatkan
adanya R#5 minimal dan tidak ditemukan R#K. "idak didapatkan oedema di
kedua kaki. Pemeriksaan 8K0 pertama kali dilakukan di RS Kasih Ibu dengan
hasil Sinus "akikardi 11 bpm 9$/ S" ele(asi 2 kk :1!:& ; patologis :1!:&
S" depresi :!I!a:9 I:/ II III a:- :8S "rigemini. Kemudian dilakukan
8K0 ulang di RS/M dengan hasil Sinus "akikardi 12 bpm 9$/ S" ele(asi
2kk :1!:& ; patologis :1!:& S" depresi :!I!a:9 I:/ II!III!a:-.
Pasien datang dengan keluhan sesak nafas yang dirasakan sejak 4 hari
SMRS. Sesak dirasakan terus menerus meski pasien beristirahat menunjukkan
bah,a pasien mengalami dispnea akibat meningkatnya usaha nafas yang terjadi
akibat adanya kongesti pembuluh darah paru dan perubahan kemampuan
pengembangan paru. Pasien ini juga merasakan orthopnea yang terutama
disebabkan oleh redistribusi aliran darah dari bagian tubuh bagian ba,ah kearah
7/23/2019 BAB IV Analisa
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-analisa 2/7
sirkulasi sentral akibat pengaruh gra(itasi. Reabsorbsi 'airan interstisial dari
ekstremitas akan menyebabkan kongesti (askular lebih lanjut.
Menurut derajat gangguan yang berkaitan dengan gejala pada pasien yang
diklasifikasikan menurut N<5$ pasien ini masuk dalam kategori N<5$ kelas
I: karena terjadi simptom saat pasien beristirahat.
/ari hasil pemeriksaan jantung ditemukan kesan pelebaran batas jantung ke
arah 'audolateral yang menunjukkan adanya kardiomegali. $danya bising jantung
menunjukkan adanya gangguan fungsi katup. #ising jantung timbul akibat aliran
turbulen dalam bilik dan pembuluh darah jantung. $liran turbulen terjadi apabila
darah mele,ati struktur yang abnormal )penyempitan lubang katup dan
insufisiensi katup+ atau akibat aliran darah yang 'epat sekali melalui katup yang
normal. $danya bising jantung sistolik yang terletak di apeks menunjukkan
adanya mitral regurgitasi atau insufisiensi katup mitral. Insufisiensi katup mitral
pada pasien ini terjadi karena adanya pembesaran ruang jantung yang
mengakibatkan penggeseran otot papilaris dan melebarkan lubang katup mitral
sehingga mengurangi kontak daun katup selama penutupan katup.
/ari hasil pemeriksaan 8K0 saat di I0/ RS/M didapatkan gambaran
Sinus "akikardi 12 bpm 9$/ S" ele(asi 2kk :1!:& ; patologis :1!:& S"
depresi :!I!a:9 I:/ II!III!a:-. 0ambaran 8K0 ini menunjukkan adanya
=MI anteroseptal.
-aktor risiko pada pasien ini adalah adanya ri,ayat stroke iskemik tahun
212. Stroke iskemik merupakan salah satu faktor risiko terjadinya kelainan
jantung dan sirkulasi demikian juga sebaliknya stroke bisa terjadi karena adanya
kelainan jantung dan sirkulasi.
Pada pasien ini diagnosis gagal jantung ditegakkan dengan adanya dispneu
S& gallop dan kardiomegali pada foto rontgen. 0ejala tersebut memenuhi &
kriteria mayor gagal jantung menurut -ramingham sehingga dapat disimpulkan
peneegakan diagnosis yakni gagal jantung.
Setelah diagnosis a,al ditegakkan perlu diberikan tatalaksana a,al untuk
gagal jantung yaitu pemberian oksigenasi untuk men'egah terjadinya hipoksia.
Pemberian diureti' )furosemid+ juga diperlukan untuk mengurangi beban jantung.
7/23/2019 BAB IV Analisa
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-analisa 3/7
Pemberian furosemid akan mengurangi retensi air dan garam sehingga
mengurangi (olume ekstraseluler aliran balik (ena dan preload sehingga edema
perifer dan kongesti paru berkurang sedangkan 'urah jantung tidak berkurang.
/osis a,al furosemid yang diberikan pada pasien gagal jantung biasanya sekitar
2!4mg. Pemberiannya dia,ali dengan dosis rendah kemudian ditingkatkan
sampai terjadi perbaikan gejala.
Saat di I0/ RS/M pasien juga diberikan obat IS/N )isosorbid dinitrat+.
=bat ini diberikan atas indikasi keluhan sesak yang dirasakan oleh pasien akan
membaik saat diberikan nitrat yang berefek (asodilator nantinya akan
mengakibatkan turunnya preload dan akhirnya beban jantung akan berkurang dan
keluhan sesak bisa berkurang. /ipilihnya IS/N dari golongan nitrat lainnya
dikarenakan efek kerja IS/N lebih 'epat sehingga berguna dalam tatalaksana
a,al di I0/.
Setelah stabilisasi di I0/ terapi gagal jantung selanjutnya yang diberikan
untuk meningkatkan sur(i(al pasien antara lain dengan pemberian 'aptopril dan
spironolakton. aptopril merupakan golongan $8 inhibitor akan menghambat
$ngiotensin on(erting 8n>ym se'ara kompetitif sehingga pembentukan
angiotensin II terhambat timbul (asodilatasi penurunan sekresi aldosteron yang
menyebabkan penurunan tekanan darah dan mengurangi beban jantung.
Spironolakton merupakan antagonis aldosteron sehingga penggunaan obat ini
akan men'egah retensi air dan natrium serta ekskresi kalium dan magnesium.
Pada pemberian spironolakton kalium perlu dimonitor untuk mempertimbangkan
risiko hiperkalemi pada pasien dengan terapi spironolakton.
"erapi lain yang diberikan pada pasien ini antara lain simar' sim(astatin
IS/N dan aspilet yang merupakan terapi pre(entif yang diberikan pada pasien
$S. Simar' merupakan obat antikoagulan yang akan menghambat kerja (itamin
K sehingga men'egah terbentuknya trombus. IS/N merupakan obat golongan
(asodilator yang akan menyebabkan dilatasi pembuluh darah arteri dan (ena
sehingga terjadi penurunan preload. Selain itu dengan adanya (asodilatasi suplai
oksigen pada daerah miokardium yang iskemik akan meningkat. IS/N diberikan
jika tekanan darah pasien ? @ mm5g. Kemudian pemberian sim(astatin pada
7/23/2019 BAB IV Analisa
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-analisa 4/7
pasien ini sesuai dengan sifatnya yakni pleotropi' agent diantaranya untuk
mengontrol kadar kolesterol )anti dislipidemi+ dengan menghambat sintesis
kolesterol. "anpa melihat nilai a,al kolesterol 9/9 dan tanpa mempertimbangkan
modifikasi diet inhibitor 5M0 o!$ Reduktase )statin+ harus diberikan pada
semua penderita A$P3NS"8MI termasuk mereka yang telah menjalani terapi
re(askularisasi jika tidak terdapat kontra indikasi. Selain itu sifat sim(astatin
yang berguna untuk stabilisasi juga bisa memberikan manfaat pre(entif dalam
men'egah perburukan pada kasus gagal jantung. "erapi statin diberikan dengan
sasaran kadar 9/9 BC mg3d9.
$spilet termasuk NS$I/ yang memiliki beberapa ma'am efek salah
satunya menghambat agregasi trombosit adhesi platelet dan pembentukan
trombus melalui penekanan sintesis tromboksan $2 dalam trombosit sehingga
mengurangi risiko infark miokard.
Pada pasien ini untuk pemeriksaan penunjang diagnostik yang dilakukan
adalah e'ho'ardiografi untuk melihat ejection fraction abnormalitas wall motion
dan katup serta dapat untuk mengamati adanya trombus atau tidak. Pemeriksaan
laboratorium darah rutin dilakukan untuk melihat adakah infeksi atau anemia yang
mungkin menjadi penyebab terjadinya gagal jantung. Kemudian pemeriksaan
kimia klinik seperti 0/S S0="3S0P" albumin 'reatinin dan ureum untuk
melihat adanya faktor risiko /M disfungsi hepar akibat gagal jantung serta
gangguan fungsi ginjal. Pemeriksaan elektrolit dilakukan untuk melihat adanya
retensi 'airan dan monitoring efek obat yang diberikan terhadap elektrolit.
$nalisis gas darah dilakukan untuk menghitung kebutuhan oksigen pasien.
Rontgen thoraks dilakukan untuk menilai ukuran jantung. Kemudian pemeriksaan
8K0 menilai apakah ada kelainan dalampenghantaran listrik di jantung. /engan
melihat 8K0 dapat dinilai adakah pembesaran ruang jantung iskemi atau infark
yang mungkin dapat menyebabkan gagal jantung.
Pada tanggal 14 )/P5 I+ saat pasien sudah dipindahkan ke bangsal $ster
D pasien masih merasakan sesak napas. 5al ini disebabkan karena masih adanya
peningkatan tekanan dalam sirkulasi paru yang menyebabkan 'airan terdorong ke
jaringan paru. 5al ini akan menyebabkan kongesti dan edema interstisial di paru
7/23/2019 BAB IV Analisa
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-analisa 5/7
yang akan mengganggu kemampuan dalam pengembangan paru pasien. /ari hasil
pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil yang normal. Pada pukul 1@. pasien
merasakan sesak nafas yang semakin memberat daripada siang hari disertai
keringat dingin dan rasa berdebar dengan 5R* 12 bpm "/* Dmm5g per
palpasi RR* 46 permenit nadi*12 bpm ireguler kedalaman kurang dan akral
dingin. Kemudian pasien segera dipindahkan ke I:A dengan diagnosis
tambahan syok kardiogenik. "erapi yang didapatkan saat di I:A adalah Injeksi
/obutamine D m'g3kg##3menit setara &. ''3jam Simar' 2 mg )!!1+
Sim(astatin 1 6 2 mg $spilet 1 6 E mg Inj lido'ain mg bolus I: dilanjutkan
C2 mg dalam D '' syringe pump ke'epatan 4 ''3jam dan ditambahkan
allopurnol 1 6 1 mg karena hasil pemeriksaan asam urat meningkat.
Pada tanggal 1D )/P5 II+ keluhan sesak napas pada pasien sudah tidak
dikeluhkan. /ari hasil pemeriksaan tanda (ital didapatkan tekanan darah 1&3C&
heart rate 11 63menit frekuensi denyut nadi 11 63menit dan frekuensi napas 24
63menit. 5asil 8K0 menunjukkan Sinus "akikardi 11 bpm 9$/ ; patologis
:1!:4. 5al ini menunjukkan pada pasien telah terjadi =ld Myo'ard Infark )=MI+
anteroseptal dimana ; patologis terdapat di (1!(4.
Pada tanggal 1 )/P5 III+ pasien sudah tidak mengeluhkan sesak napas
namun mengeluhkan belum bisa #$#. "anda (ital pasien didapatkan tekanan
darah 11D3C@ heart rate 11 63menit frekuensi denyut nadi FF 63menit dan
frekuensi napas 24 63menit dengan R#5 )737+. 5asil pemeriksaan laboratorium
darah dalam batas normal. 8K0 pasien Sinus "akikardia 12 bpm 9$/ ;
patologis :1!:4. Pada pasien ini diduga adanya mitral regurgitasi karena adanya
9$/ ; patologis :1!:4 dan sinus takikardia dan juga bising yang khas pada
pasien ini. "ambahan terapi pada pasien ini adalah 'aptopril 9a6adine syr
dul'ola6.
Pada tanggal 1C )/P5 I:+ kondisi pasien masih belum stabil sehingga
masih harus bed rest total. 5asil pemeriksaan tanda (ital pasien didapatkan
tekanan darah @E3CC heart rate 112 63menit frekuensi denyut nadi 112 63menit
dan frekuensi napas 24 63menit. 5asil 8K0 Sinus "akikardi 1& bpm 9$/ ;
patologis :1!:4
7/23/2019 BAB IV Analisa
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-analisa 6/7
"anggal 1E )/P5 :+ kondisi pasien sudah mulai stabil dan diperbolehkan
untuk mobilisasi duduk namun pasien tiba!tiba berteriak dan gaduh gelisah. Maka
dari itu pasien diren'anakan untuk konsul "S psikiatri. 5asil (ital sign pasien
tekanan darah @&3C mm5g heart rate 14 63menit frekuensi denyut nadi 14
63menit dan frekuensi napas 14 63menit. 5asil pemeriksaan laboratorium darah
dalam batas normal. 8K0 pasien Sinus "akikardia 12 bpm 9$/ ; patologis
:1!:4. "ambahan terapi adalah tiaryt yang digunakan untuk menekan dan
men'egah terjadinya aritmia (entrikuler dan supra(entrikuler. Antuk dosis
furosemid diturunkan dari 4mg menjadi 2mg.
Pada tanggal 1@ )/P5 :I+ pasien dipindahkan ke aster I:. 5asil (ital sign
pasien tekanan darah @D3@ mm5g heart rate E@ 63menit frekuensi denyut nadi
E@ 63menit dan frekuensi napas 1C 63menit. 8K0 pada pasien ini Sinus Ritmis @C
bpm 9$/ ; patologis :1!:&. 5asil konsultasi dari "S psikiatri didapatkan
diagnosis depresi berat dengan gejala psikotik dan mendapatkan terapi tambahan
rispiridon dari "S Psikiater.
Pada tanggal 2 )/P5 :II+ 5asil (ital sign pasien tekanan darah E3@
mm5g heart rate E4 63menit frekuensi denyut nadi E4 63menit dan frekuensi
napas 24 63menit. Syok kardiogenik pasien sudah teratasi. Namun didapatkan
adanya a>otemia. 5asil 8K0 Sinus Ritmis @D bpm 9$/ I:/ ; patologis :1!
:4 S" depresi I!a:9.
Pada tanggal 21 )/P5 :III+ kondisi pasien mengalami perbaikan. 5al ini
terlihat dari tidak adanya keluhan yang dirasakan pasien dan hasil (ital sign pasien
tekanan darah E&31 mm5g heart rate @ 63menit frekuensi denyut nadi E1
63menit dan frekuensi napas 1E 63menit. Setelah psien 'ukup stabil pasien
diusulkan untuk pulang dan ra,at jalan. terapi ra,at jalan yang diberikan aspilet
16E mg sim(astatin 162mg 9a6adine syr &61 -urosemid 164mg
allopurinol 161 mg tiaryt &62mg simar' 1 6 2 mg spirnoola'ton 162D mg
dan risperidone 261mg.
"ujuan terapi gagal jantung yaitu untuk mengurangi gejala dan
meningkatkan sur(i(al pasien. "erapi yang dilakukan pada gagal jantung dapat
berupa terapi farmakologis dan non farmakologis. "erapi farmakologis yang
7/23/2019 BAB IV Analisa
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-analisa 7/7
diberikan pada pasien gagal jantung bertujuan untuk mengurangi gejala dan
meningkatkan tingkat sur(i(al pasien gagal jantung. =bat yang dapat diberikan
untuk mengurangi gejala antara lain diuretik dan digo6in. Sedangkan obat lain
yang dapat meningkatkan sur(i(al antara lain $8!Inhibitor $R# #eta!blo'ker
serta antagonis aldosteron. Selain terapi farmakologis terapi non farmakologis
berupa modifikasi gaya hidup pada pasien gagal jantung juga perlu dilakukan.
"erapi non farmakologis yang dapat dilakukan antara lain diet rendah garamdan
rendah lemak menurunkan berat badan pada pasien dengan obesitas latihan fisik
menghindari konsumsi alkohol dan berhenti merokok.