bab iv acc 22072013 (revisi 5)
TRANSCRIPT
34
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian
Penelitian dilaksanakan secara eksperimental laboratorium menggunakan
desain penelitian control group post test only.
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan rincian tempat dan waktu penelitian
sebagai berikut :
Tabel 4.1: Tempat, tahapan dan waktu penelitian
Waktu Tahapan Tempat
15-21Mei 2013 - Aklimatisasi tikus Lab. Malang Murin Farm Singosari
20-24 Mei 2013 - Pengenceran metanil yellow- Pengenceran minyak atsiri
Lab. Biokimia FK UNISMA
22-26 Mei 2013 - Induksi metanil yellow dan pemberian minyak atsiri daun nilam
Lab. Malang Murin Farm Singosari
6-7 juni 2013 - Pembedahan hewan coba - Pengambilan hepar tikus
Lab. Malang Murin Farm Sigosari
13-14 juni 2013- Pemeriksaan kadar IL-1 beta Lab faal FK
Univ.Brawijaya
4.3 Sampel Penelitian
Untuk sampel penelitian digunakan rumus Faderer yaitu non probability
sampling sebagai berikut (Federe,1963 sastrosupadi, 1997)
n = jumlah kelompok
p = jumlah populasi tikus dalam satu kelompok
(n-1) (p-1) ≤ 15
35
Tabel 4.2: Sampel Penelitian
Penelitian Σ kelompok Σ populasi tiap kelompok
Σ populasi tiap kelompok yang digunakan
Total populasi
Tahap
eksplorasi
dosis
5 5(n – 1) ≤ 15
5n ≤ 19
n ≤ 4,75
(4,75 dibulatkan 5),
jadi n ≤ 5
5 25
4.4 Bahan dan Alat Penelitian
4.4.1 Hewan Coba
Hewan yang di gunakan pada penelitian ini adalah tikus wistar yang dibeli
di laboratorium Murin Farm Malang, yang sudah dipilih sesuai kriteria inklusi dan
kriteria ekslusi sebagai berikut
Tabel 4.3 : Kriteria inklusi dan eksklusi
Kriteria inklusi Kriteria eksklusi
a. Jenis kelamin jantan
b. Umur tikus antara 2-3 bulan
c. Keadaan tikus sehat atau normal,
ditandai dengan berbulu halus, mata
berwarna merah jernih, gerakan-
gerakan tikus seperti makan, minum,
tidak terdapat luka atau cacat tubuh.
d. Berat badan tikus 150-200 gram
a. Tikus sakit
b. Tikus mati
36
4.4.2 Alat dan Bahan Untuk Pemeliharaan Hewan Coba
Tabel 4.4: Alat dan Bahan Pemeliharaan Tikus
Alat dan bahan pemeliharaan tikus
Keterangan
Kandang tikus Penelitian ini terdiri dari 5 kelompok perlakuan dengan 5 kali
pengulangan sehingga diperlukan 5 kandang tikus.
Makanan tikus Meliputi komposisi BR (makanan standar untuk tikus yang
mengandung protein) dan polar (makanan standar untuk tikus
yang mengandung karbohidrat) pada perbandingan 1:2.
Diberikan dengan cara pakan tersebut dicampur dengan air
hangat secukupnya kemudian dibentuk bulat-bulat dan
diletakkan di dalam kandang.. Berat pakan yang diberikan per
tikus 50 gram/hari, Makanan diberikan pada saat sore dan
diganti ketika pagi.
Botol air Air minum yang digunakan adalah air ledeng yang diisi setiap 2
kali sehari
Sekam Penggantian Sekam sebagai alas tempat tikus setiap 2 hari
sekali
4.4.3 Alat dan Bahan Untuk Pengenceran Metanil Yellow
Tabel 4.5: Alat dan Bahan Pengenceran Metanil Yellow
Alat Keterangan
1. Timbangan Digital Pro OHAUS Digunakan untuk penimbangan metanil yellow
2. Tabung Erlenmeyer 1 buah Digunakan untuk menyimpan larutan Aquades dan
Metanil Yellow
3. Tabung Reaksi 1 buah Digunakan untuk mencampur Metanil Yellow dan
lauran aquades
4. Kertas Aluminium foil Digunakan sebagai pembungkus tabung
erlenmenyer selama penyimpanan
Bahan Keterangan
1. Metanil Yellow Bahan yang diinduksikan kepada tikus kelompok
kontrol positif dan semua kelompok perlakuan.
Berbentuk bubuk yang berwarna kuning
2. Aquades Larutan yang digunakan untuk mengencerkan
bubuk Metanil Yellow
37
4.4.4 Alat dan Bahan untuk Pengenceran Minyak Atsiri Daun Nilam
Tabel 4.6: Alat dan Bahan Pengenceram Minyak Atsiri Daun Nilam
Alat Keterangan
1. Tabung Erlenmeyer 3 buah Digunakan untuk menyimpan larutan Aquades dan
Minyak Nilam, masing-masing untuk dosis 3%,
6% dan 12%
2. Tabung Reaksi 3 buah Digunakan untuk mencampur Minyak Nilam dan
larutan CMC 5%
3. Pipet tetes 2 buah 1 buah untuk mengambil larutan minyak nilam, 1
buah untuk mengambil larutan CMC
4. Aluminium Foil Digunakan sebagai pembungkus tabung
erlenmenyer selama penyimpanan
5. Handscone Digunakan untuk menghindari kontak langsung
tangan dengan alat dan bahan yang digunakan
6. Gelas Ukur 2 buah 1 buah digunakan untuk mengukur volume minyak
nilam yang dibutuhkan, 1 buah untuk mengukur
volume larutan CMC yang dibutuhkan
Bahan Keterangan
I. Minyak atsiri daun nilam
(Pogostemon cablin Benth)
Bahan yang disondekan kepada tikus pada semua
kelompok perlakuan
II. Larutan CMC 0,5% Larutan standar yang digunakan untuk
mengencerkan minyak atsiri daun nilam.
4.4.5 Alat dan Bahan Untuk Induksi Metanil Yellow
Tabel 4.7: Alat dan Bahan Pemberian Metanil Yellow
Alat Keterangan
1. Spuit 3cc 25 buah Digunakan untuk injeksi intra peritoneal Metanil
Yellow, setiap pengulangan masing-masing 1 buah
untuk 25 ekor tikus
2. Kapas Alkohol Untuk desinfeksi pada daerah injeksi
3. Membran filter Untuk menyaring larutan Metanil Yellow sebelum
diinjeksikan
Bahan Keterangan
I. Larutan Metanil Yellow Larutan Metanil Yellow yang dihasilkan dari
proses pengenceran dengan aquades
38
4.4.6 Alat dan Bahan untuk Pemberian Minyak Atsiri Daun Nilam
(Pogostemon cablin Benth)
Tabel 4.7: Alat dan Bahan Pemberian Minyak Atsiri
Alat dan Bahan
Keterangan
Sonde oral dan spuit Alat ini digunakan untuk memberikan Minyak Atsiri Daun
Nilam (Pogostemon cablin Benth) peroral kepada tikus.
Minyak Atsiri Daun Nilam
(Pogostemon cablin Benth)
Pengenceran Minyak Atsiri dilakukan di Laboratorium
Biokimia FK UNISMA dengan konsentrasi 3%, 6%, dan 12%
Handscoon -
4.4.7 Alat dan Bahan Untuk Eliminasi Hewan Coba
Tabel 4.8: Alat dan Bahan Eliminasi Hewan Coba
Alat Keterangan
1. Spuit 1 cc Untuk menginjeksikan ketamin
2. Heating set Untuk membedah tikus
3. Papan tempat pembedahan tikus
4. Paku payung untuk fiksasi tikus
5. Tabung tempat penyimpanan darah
6. Tempat sampah 2 buah Masing-masing untuk sampah medis dan
sampah non medis
7. Handscoon Digunakan untuk menghindari kontak
langsung tangan dengan alat dan bahan
yang digunakan
Bahan Keterangan
I. Ketamin Bahan yang digunakan untuk pembiusan
hewan coba dengan dosis 5mg/KgBB intra
muskular
39
4.4.8 Alat dan Bahan Untuk Pemeriksaan IL-1 Beta
Tabel 4.9: Alat dan Bahan Pemeriksaan IL-1 beta
ALAT BAHAN
1. Microtiter Maxi Binding2. Multi channel pipet3. Mikropipet4. Blue tip5. Yellow tip6. Vortek7. Tube8. Sentrifuge9. ELISA reader (spektrofotometer) untuk
pengukuran kuantitatif10. Awareness11. Coating Buffer12. PbS13. PbS Tween14. Antibodi primer (human anti IL- 1β)15. Antibodi sekunder (IgG Biotin)16. TMB17. HCL 1N
1. Jaringan Hepar 5 mg
4.5 Prosedur Penelitian
4.5.1 Pengelompokan Hewan Coba
Sampel dibagi menjadi 5 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 ekor
tikus.
Tabel 4.10: Kelompok Kontrol dan Perlakuan
Kontrol 1. Kelompok 1Kontrol negatif K0Ʃsampel = 4 ekor
- Induksi aquades /intra peritoneal @1ml
- Aquades @2ml personde lambung
2. Kelompok 2Kontrol positif K1Ʃsampel = 4 ekor
- Induksi Metanil yellow 80 mg/KgBB /intra peritoneal @1 ml
- Aquades @2ml personde Perlakuan 3. Kelompok 3
Ʃsampel = 4 ekor- Induksi Metanil yellow 80
mg/KgBB /intra peritoneal @1ml- Minyak Nilam 3% = @2ml personde
4. Kelompok 4 Ʃsampel = 4 ekor
- Induksi Metanil yellow 80 mg/KgBB /intra peritoneal @1ml
- Minyak Nilam 6% = @2ml personde5. Kelompok 5
Ʃsampel = 4 ekor- Induksi Metanil yellow80
mg/KgBB /intra peritoneal @1ml- Minyak Nilam 12% = @2ml personde
40
4.5.2 Pemeliharaan dan Adaptasi Hewan Coba
Adaptasi hewan coba dilakukan selama tujuah hari sebelum perlakuan.
Selama tujuh hari ini tikus diberi makan dan minum sesuai standar laboratorium
dan dilakukan penimbangan berat badan setiap hari. Selama perlakuan tikus juga
dipelihara dan diberi makan dan minum standar laboratorium. Kandang tikus
dibersihkan dua kali dalam seminggu. Tikus dipelihara dalam ruangan yang
berventilsi cukup, dikandangkan secara individual. Suhu ruangan berkisar 28 – 32
derajat Celcius, dengan kelembaban 56 ± 5%. Tikus diberi makan dan minum
sesuai standar laboratorium, dengan komposisi BR (makanan tikus yang
mengandung protein) dan Polar (makanan tikus yang mengandung karbohidrat)
dengan perbandingan 1:2.Setiap tiga hari dilakukan pembersihan kandang.. Untuk
mengantisipasi bila ada yang mati maka tiap-tiap kelompok perlakuan jumlah
sampel ditambah kurang lebih 10%.
4.5.3 Pengenceran Metanil Yellow
Dosis Metanil yellow 80mg/KgBB diambil dari penelitian Ramchandani,
dkk tahun 1997. Dosis 80mg/KgBB disesuaikan dengan berat badan tikus yaitu
150gram sehingga didapatkan dosis 12mg/150gBB. Cara penghitungan
pengenceran berdasarkan pada tabel berikut :
Tabel 4.11: Cara Pengenceran Metanil Yellow
Dosis ketentuan Dosis per 150 g Cara pengenceran80 mg/1000 g
N=150 x801000
N=12
300 mg Metanil Yellow ditambahkan 25 ml
larutan aquades = 300 mg25 ml
= 12 mg/ml
41
4.5.4 Pembuatan dan Pemberian Minyak Atsiri Daun Nilam
Proses pembuatan minyak atsiri dilakukan di Pabrik Minyak Nilam,
Kesamben Blitar menggunakan proses destilasi menghasilkan minyak atsiri
dengan konsentrasi 20% dalam 80 ml. Minyak atsiri kemudian diencerkan dengan
menggunakan larutan CMC(Carboxyl Methyl Cellulose) 5% menjadi sediaan
dengan konsentrasi 3 %,6%, dan 12%. Cara penghitungan dosis minyak atsiri
pada masing konsentrasi sebagai berikut.
Keterangan:V1= Volume sebelum pengenceranK1= konsentrasi sebelum pengenceran dalam persenV2= volume setelah pengenceranK2= konsentrasi setelah pengenceran dalam persen
Tabel 4.12: Perhitungan Dosis Pengenceran Minyak Atsiri
Dosis Cara PengenceranDosis 3%
V1.K1=V2.K2
5 mL x 20% = V2 x 3 V2 = 5 mL x 20 %
3% = 100 3 = 33 mL
Volume CMC 5% yang ditambahkan = 33 mL - 5 mL = 28 mLMinyak atsiri 5 ml dengan kadar 20% diencerkan dengan CMC 5% sebanyak 28 ml untuk menghasilkan kadar minyak atsiri 3%.
Dosis 6%
V1.K1=V2.K2
10 mL x 20% = V2 x 6 M V2 = 1 0 mL x 20 %
1% = 200 6 = 33 mL
Volume CMC 5% yang ditambahkan = 33 mL - 10 mL = 23 mLMinyak atsiri 10 ml dengan kadar 20% diencerkan dengan CMC 5% sebanyak 23 ml untuk menghasilkan kadar minyak atsiri 6%.
Dosis 12%
V1.K1=V2.K2
20 mL x 20 = V2 x 12 M V2 =20 mL x 20 %
12% = 400 12 = 33 mL
Volume CMC 5% yang ditambahkan = 33 mL - 20 mL = 13 mL
V1K1=V2K2
42
Minyak atsiri 20 ml dengan kadar 20% diencerkan dengan CMC 5% sebanyak 13 ml untuk menghasilkan kadar minyak atsiri 12%.
4.5.5 Perlakuan Hewan Coba
Perlakuan dilakukan pada 5 kelompok hewan coba. Proses perlakuan
dilakukan pada hari ke 8 sampai hari ke 12 antara jam 18.00-20.00 WIB. Selama
perlakuan sediaan Metanil Yellow dan minyak atsiri disimpan ditempat yang
gelap dengan suhu ruangan.
Kelompok kontrol negatif (K0) diberikan larutan aquades secara intra
peritoneal sebanyak 1 ml, 2 jam kemudian diikuti pemberian larutan aquades
sebanyak 2 ml personde.
Kelompok kontrol positif (K1) diberikan larutan Metanil Yellow secara
intra peritoneal sebanyak 1 ml, 2 jam kemudian diikuti pemberian larutan aquades
sebanyak 2 ml personde.
Kelompok Perlakuan 1 (K2) diberikan larutan Metanil Yellow secara intra
peritoneal sebanyak 1 ml, 2 jam kemudian diikuti pemberian larutan minyak
nilam 3% sebanyak 2 ml personde.
Kelompok Perlakuan 2 (K3) diberikan larutan Metanil Yellow secara intra
peritoneal sebanyak 1 ml, 2 jam kemudian diikuti pemberian larutan minyak
nilam 6% sebanyak 2 ml personde.
Kelompok Perlakuan 3 (K4) diberikan larutan Metanil Yellow secara intra
peritoneal sebanyak 1 ml, 2 jam kemudian diikuti pemberian larutan minyak
nilam 12% sebanyak 2 ml personde.
4.5.6 Eliminasi Hewan Coba dan Pengambilan Hepar
43
Tikus diambil berdasarkan urutan kelompok perlakuan. Tikus dibius
intra muskuler pada femur menggunakan ketamine dengan dosis 5
mg/kgBB.Tikus dibedah secara vertikal mengikuti linea mediana dinding
abdomen lalu hepar diambil dan diletakkan di tempat organ.
Tabel 4.12: Alat Dan Bahan Eliminasi Hewan Coba
Pembedahan Hewan Coba
Alat:1. Spuit2. Gunting3. Tempat organ4. Pinset5. Pengait jaringan6. Handschoon
Bahan:1. Hewan coba (Tikus jantan strain
Wistar)
4.5.7 Pemeriksaan Kadar IL-1β Hepar Tikus
Pemeriksaan kadar IL-1β Hepar tikus dilakukan di Laboratorium faal
Universitas Brawijaya.Metode yang digunakan dalam pengukuran kadar IL-1β
adalah metode ELISA Indirect. Langkah-langkah pengukuran tersebut sebagai
berikut
1. Isolasi Protein
Hepar ditimbang kira-kira 1 gram dicuci dengan Pbs, dihancurkan sampai halus ditambah cairan PMSF 1ml:100 mg
a) Di Vortex, di inkubasi 30 menit 40C
b) Di sntrifuge 2000Rpm 20 menit
2. Coating antigen
Supernatan 5 μl dilarutkan dalam coating buffer dengan perbandingan 1:20
hingga 200 μl/well
a) Diinkubasi pada suhu 40C semalam
b) Dicuci dalam PBS-Tween 0,2% sebanyak dua kali, @ 5 menit
44
3. Diblok dengan Blocking buffer (BSA 1% dalam PBS) 50 μl/well
a) Diinkubasi selama 45 menit suhu ruang
b) Dicuci dalam PBS-Tween sebanyak dua kali, @ 5 menit
4. Coating Ab primer 50μl/well IL - 1β 1:1500 dalam PBS
a) Diinkubasi selama 1 jam suhu ruang
b) Dicuci dalam PBS-Tween 0,2% sebanyak dua kali, @ 5 menit
5. Coating Ab sekunder 1:1000 dalam PBS dimana Ab sekunder yang digunakan
adalah IgG Biotin Anti Mouse
a) Diinkubasi selama 1 jam suhu ruang
b) Dicuci dalam PBS-Tween 0,2% sebanyak dua kali, @ 5 menit
6. Ditambahkan substrat SA-HRP 1:1000
a) Diinkubasi selama 1 jam suhu ruang
b) Dicuci dalam PBS-Tween 0,2% sebanyak dua kali, @ 5 menit
7. Ditambahkan substrat Sureblue TMB
Diinkubasi selama 30 menit pada suhu ruang
8. Ditambahkan HCl 1N sebagai stop reaction
Diinkubasi selama 15 menit pada suhu ruang
9. Dibaca dengan ELISA reader pada λ = 450 nm
4.6 Teknik Analisa Data
Pada akhir minggu perlakuan, dilakukan pengamatan kadar IL-1β hepar
tikus meliputi cek kelengkapan data dan entry data ke software SPSS versi 12.00.
Kemudian dilakukan cek distribusi, normalitas, dan homogenitas data dengan
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov 1 sample dan uji Saphiro wilk karena data
yang didapatkan berupa data numerikal. Setelah itu dilakukan uji statistik one-way
ANOVA yang dilanjutkan dengan uji LSD (Least Significant Difference) untuk
45
mengetahui perbandingan antar perlakuan dan siginifikansinya. Hasil dikatakan
bermakna bila p≤0,05.
4.7 Diagram Alur Penelitian II
Kontrol Negatif (K0)
- aquades /intra peritoneal @1ml
- Aquades @2ml personde lambung
(Selama 5 hari)
Eliminasi Hewan Coba
Kontrol Positif (K1)
- Induksi Metanil yellow 80 mg/KgBB /intra peritoneal @1 ml
- Aquades @2ml personde
(Selama 5 hari)
K2
- Induksi Metanil yellow 80 mg/KgBB /intra peritoneal @1ml
- Minyak Nilam 3% @2ml personde
(Selama 5 hari)
K4
- Induksi Metanil yellow80 mg/KgBB /intra peritoneal @1ml
- Minyak Nilam 12% = @2ml personde
(Selama 5 hari)
K3
- Induksi Metanil yellow 80 mg/KgBB /intra peritoneal @1ml
- Minyak Nilam 6% @2ml personde
(Selama 5 hari)
Pengambilan organ hepar
Analisis Data
Kelompok Kontrol Kelompok Perlakuan
Adaptasi 7 hari
Tikus, strain Wistar, jantan, usia 2-3 bulan sebanyak 20 ekor, berat 120-150
gram
Pemeriksaan kadar IL-1β secara ELISA
Kesimpulan