bab iv

9
BAB IV ANALISA KASUS Seorang Perempuan, berusia 42 tahun, dibawa oleh keluarganya ke RSUD Raden Mattaher Jambi atas rujukan RS Abdul Manap dengan keluhan ± 1 minggu SMRS sesaat setelah bangun tidur os tiba-tiba mengeluh anggota gerak kirinya sulit digerakkan. Kaki dan tangan kiri os terasa sangat berat, sehingga os harus meminta bantuan anaknya agar dapat bangkit dari tempat tidur. Hal ini menyebabkan os tidak dapat beraktivitas. Oleh keluarganya os hanya dibawa ke dokter praktek dekat rumahnya, karena awalnya keluarga hanya menganggap keluhan akan hilang. Setelah 1 minggu dirumah, kelemahan yang dialami os tidak kunjung membaik, maka keluarga memutuskan untuk membawa os ke RS Abdul manap, dirawat selama 2 hari dan kemudian os dirujuk ke RSUD Raden Mattaher. Nyeri kepala (-), bicara pelo (-), mual (-), muntah (-), mulut mencong (-), gangguan menelan (-), gangguan pendengaran (-), pandangan kabur (-), riwayat demam (-), riwayat trauma kepala (-), riwayat kejang (-), BAK dan BAB tidak ada keluhan. Os mengaku sejak muda hobi mengkonsumsi kopi setiap pagi hari, suka mengkonsumsi makanan berlemak dan os memiliki riwayat kolesterol tinggi sejak 1 tahun 40

Upload: chindie-charish

Post on 10-Jul-2016

5 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV

BAB IV

ANALISA KASUS

Seorang Perempuan, berusia 42 tahun, dibawa oleh keluarganya ke RSUD

Raden Mattaher Jambi atas rujukan RS Abdul Manap dengan keluhan ± 1 minggu

SMRS sesaat setelah bangun tidur os tiba-tiba mengeluh anggota gerak kirinya

sulit digerakkan. Kaki dan tangan kiri os terasa sangat berat, sehingga os harus

meminta bantuan anaknya agar dapat bangkit dari tempat tidur. Hal ini

menyebabkan os tidak dapat beraktivitas. Oleh keluarganya os hanya dibawa ke

dokter praktek dekat rumahnya, karena awalnya keluarga hanya menganggap

keluhan akan hilang. Setelah 1 minggu dirumah, kelemahan yang dialami os tidak

kunjung membaik, maka keluarga memutuskan untuk membawa os ke RS Abdul

manap, dirawat selama 2 hari dan kemudian os dirujuk ke RSUD Raden Mattaher.

Nyeri kepala (-), bicara pelo (-), mual (-), muntah (-), mulut mencong (-),

gangguan menelan (-), gangguan pendengaran (-), pandangan kabur (-), riwayat

demam (-), riwayat trauma kepala (-), riwayat kejang (-), BAK dan BAB tidak ada

keluhan.

Os mengaku sejak muda hobi mengkonsumsi kopi setiap pagi hari, suka

mengkonsumsi makanan berlemak dan os memiliki riwayat kolesterol tinggi

sejak 1 tahun terakhir, namun tidak rutin mengkonsumsi obat penurun kolesterol.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan GCS 15 (E4M6V5), TD 120/80

mmHg, Nadi 84 x/i, Suhu 36,5 oC, Respirasi 20 x/i. Pemeriksaan nervus kranialis

dalam batas normal. Pada pemeriksaan motorik, pada lengan dan tungkai kiri

pergerakan menurun, kekuatan lengan +4 dan tungkai +2, refleks fisiologis

meningkat pada ekstremitas bawah kiri, kemudian didapatkan refleks patologis

(+) pada ekstremitas atas dan bawah kiri. Pada pemeriksaan sensibilitas dalam

batas normal. Dari anamnesis tersebut sesuai teori, maka dibuat diagnosis klinis

hemiparesis sinistra tipe spastik.

40

Page 2: BAB IV

Pada pemeriksaan penunjang, di sarankan untuk pemeriksaan darah rutin,

kimia darah, dan CT-Scan Kepala. Pada penetapan jenis stroke berdasarkan Siriraj

Stroke Score (SSS) adalah (2,5 x derajat kesadaran) + (2 x vomitus) + (2 x nyeri

kepala) + (0,1 x tekanan diastolic) – (3 x petanda ateroma) -12

Catatan : Skor > 1 : stroke hemoragik

Skor < -1 : stroke non hemoragik

41

Page 3: BAB IV

Dan penetapan jenis stroke berdasarkan algoritma Stroke Gadjah Mada yaitu :

Pada pasien ini, Siriraj Stroke Skor :

1. Kesadaran : 0 x 2,5 = 0

2. Muntah : 0 x 2 = 0

3. Nyeri Kepala : 0 x 2 = 0

4. Tekanan darah : diastolic 80 x 0,1 = 8

5. Ateroma (DM, Angina pectoris) : 0 x -3 = 0

6. Konstante : -12

Jumlah : 0 + 0 + 0 + 8 + 0 – 12 = -3 (-1 s.d 1 infark cerebri)

42

Page 4: BAB IV

Algoritme Gadjah Mada

Penurunan

kesadaran

Nyeri kepala babinski Jenis stroke

+ + + Perdarahan

+ - - Perdarahan

- + - Perdarahan

- - +

Ny.

- - - Iskemik

Pasien didiagnosis etiologi yaitu, Stroke non Hemoragik, karena dari

anamnesis terjadi secara mendadak dan saat istirahat. Hal ini juga sesuai dengan

Algoritma Stroke Gajah Mada, yaitu:

Penderita Stroke Akut è

Pada pasien ini : Penurunan kesadaran (-), sakit kepala (-), refleks babinsky (+)

Stroke iskemik akut atau stroke infark.

Kemudian, pasien diterapi dengan pemberian cairan rumatan NaCl 0,9 %

30 tetes permenit, Injeksi ceftriaxone 2x1gr, injeksi Citicoline 2 x 500 mg,

piracetam 3x1gr, inj.Ranitidin 2x1 serta terapi oral berupa aspilet dan simvastatin.

Pada kasus ini diberikan ceftriaxone karena berdasarkan hasil pemeriksaan

darah rutin diketahui bahwa leukosit pasien meningkat. Hal ini mungkin

menandakan adanya suatu infeksi dan merupakan indikasi untuk diberikan

antibiotik. Ceftriaxone sendiri merupakan antibiotik golongan sefalosporin

generasi ketiga. Obat ini bekerja dengan menghambat sintesis mucopeptide di

dinding sel bakteri. Beta-laktam bagian dari Ceftriaxone mengikat

carboxypeptidases, endopeptidases, dan transpeptidases dalam membran

sitoplasma bakteri. Enzim ini terlibat dalam sintesis sel-dinding dan pembelahan

43

1. Penurunan kesadaran 2. Sakit kepala3. Refleks Babinsky

iskemik

Page 5: BAB IV

sel. Dengan mengikat enzim ini, Ceftriaxone menghasilkan pembentukan dinding

sel yang rusak dan kematian sel. Spektrum aktivitas mencakup banyak bakteri

gram positif aerob, banyak bakteri gram negatif aerob, dan beberapa bakteri

anaerob; aktif terhadap Chlamydia, jamur, dan virus.

Adanya penurunan perfusi pada otak, penurunan kesadaran serta kejang

dapat menimbulkan kerusakan diotak maka dari itu perlu diberikan

neuroprotektor. Citicoline adalah bentuk eksogen dari citydine-5-dihoshokoline

yang digunakan pada biosintesis membran, membatasi kematian atau disfungsi

neuron setelah lesi SSP dan mencoba untuk mempertahankan interaksi seluler di

dalam otak sehingga fungsi neuronal tidak terganggu dan meminimalkan lesi

dengan menstabilkan membran dan mengurangi pembentukan radikal bebas.

Piracetam sendiri merupakan merupakan golongan nootropic agents yang

berbentuk bubuk kristal putih dan tidak berbau. Piracetam bekerja dengan cara

meningkatkan efektifitas dari fungsi telensefalon otak melalui peningkatan fungsi

neurotransmiter kolinergik. Telensefalon inilah yang mengatur fungsi kognitif

pada manusia (memori, kesadaran, belajar dan lain). Fungsi lain dari piracetam

adalah menstimulasi glikolisis oksidatif, meningkatkan konsumsi oksigen pada

otak, serta mempengaruhi pengaturan cerebrovaskular dan juga mempunyai efek

antitrombotik. 

Kemudian pada pasien diberikan juga ranitidin. Ranitidine merupakan

antagonis reseptor H2 berfungsi untuk mengurangi isi cairan lambung. Obat ini

memblok kemampuan histamine untuk menginduksi sekresi asam gaster dengan

konsentrasi ion hydrogen yang tinggi. Oleh karena itu antagonis reseptor histamin

meningkatkan pH gaster. Antagonisme dari reseptor histamine terjadi dalam cara

yang selektif dan kompetitif. Penting untuk mengingat bahwa obat-obatan ini

tidak dapat diperkirakan tergantung dari volume gaster. Ranitidin lebih poten,

spesifik, dan kerja lebih lama dibanding simetidin dan famotidin. Ranitidin yang

diberikan parenteral, akan menurunkan pH cairan gaster dalam 1 jam. Sama

efektifnya dengan simetidin dalam mengurangi jumlah pasien yang memiliki

resiko aspirasi gaster dan memiliki sedikit efek samping terhadap kardiovaskular

44

Page 6: BAB IV

dan SSP. Ranitidine ini juga diberikan dengan maksud untuk mencegah terjadinya

stress ulcer.

Terapi oral yang diberikan pada pasien adalah aspilet dan simvastatin.

Aspilet merupakan antitrombotik. Diberikan guna mencegah terjadinya

thrombosis pada pembuluh darah. Obat ini menghambat siklooksigenase, dengan

cara menurunkan sintesis atau mengurangi lepasnya senyawa yang mendorong

adhesi seperti thromboxane A2. Aspilet merupakan obat pilihan untuk pencegahan

stroke.

Sedangkan simvastatin adalah obat yg berfungsi menurunkan kolesterol

total dan kadar LDL pada pasien dengan hiperkolesterolemia. Dari hasil kimia

darah diketahui bahwa pada pasien terjadi peningkatan kadar kolesterol total dan

LDL. Dimana diketahui bahwa LDL merupakan komponen lemak yang mudah

menggumpal dan menempel pada dinding pembuluh darah. Sehingga dapat

membentuk plak dan menyebabkan aterosklerosis serta penyumbatan pembuluh

darah.

Pasien ini memiliki prognosis quo ad vitam dubia ad bonam, qou ad

functionam dubia ad malam.

45