bab iv

24
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai hasil dan pembahasan penelitian tentang “Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku buang air besar di sungai masyarakat usia(21-40 tahun)” dilaksanakan pada tanggal 29 Agustus – 3 September 2012, di Dusun Candi Desa Sidomulyo Kecamatan Megaluh Kabupaten Jombang. 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Data Umum a. Karakteristik Lokasi Penelitian 1) Geografi Dusun Candi merupakan salah satu dari Dusun yang ada di Desa Sidomulyo KecamatanMegaluh Kabupaten Jombang Propinsi Jawa Timur. Terletak ± 15 km dari Kabupaten Jombang, dengan batas batas sebagai berikut Sebelah utara : Dusun Segunung Sebelah selatan : Desa Budug Sidorejo 62

Upload: hanung-merahbara

Post on 28-Nov-2015

11 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bab iv

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai hasil dan pembahasan penelitian

tentang “Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku buang air besar di sungai

masyarakat usia(21-40 tahun)” dilaksanakan pada tanggal 29 Agustus – 3

September 2012, di Dusun Candi Desa Sidomulyo Kecamatan Megaluh

Kabupaten Jombang.

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Data Umum

a. Karakteristik Lokasi Penelitian

1) Geografi

Dusun Candi merupakan salah satu dari Dusun yang ada di Desa

Sidomulyo KecamatanMegaluh Kabupaten Jombang Propinsi Jawa

Timur. Terletak ± 15 km dari Kabupaten Jombang, dengan batas batas

sebagai berikut

Sebelah utara : Dusun Segunung

Sebelah selatan : Desa Budug Sidorejo

Sebelah Timur : Dusun Ploso Rejo dan Dusun Beluk

Sebelah Barat : Desa Pojokrejo

2) Demografi

Jumlah penduduk Desa Candi sampai dengan bulan April 2012,

mulai usia nol sampai lansia sebanyak 5.399 jiwa dengan rincian setiap

dusun adalah sebagai berikut :

62

Page 2: BAB IV

63

a) Jombok : Jumlah penduduk sebanyak1.615 jiwa

b) Ploso Rejo : Jumlah penduduk sebanyak 1.712 jiwa

c) Beluk : Jumlah penduduk sebanyak 884 jiwa

d) Segunung : Jumlah penduduk sebanyak 1.188 jiwa

b. Karakteristik Responden

Jumlah responden dalam penelitian ini berjumlah 40 orang.

Pengambilan sampel dilakukan pada tanggal 29 Agustus – 03 September

2012. Data dari 40 responden dikelompokkan menjadi data umum meliputi

;

a) Jenis Kelamin

b) Umur

c) Pendidikan

d) Pekerjaan

e) Informasi tentang perilaku buang air besar di sungai.

Sedangkan data khusus dari penelitian ini adalah perilaku buang air

besar di sungai (usia 21-40 tahun) di Dusun Candi Desa Sidomulyo

Kecamatan Megaluh Kabupaten Jombang.

1) Karakteristik Responden berdasarkan Jenis kelamin

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi Jenis kelamin masyarkat di Dusun Candi Desa Sidomulyo Kecamatan Megaluh tanggal 29 Agustus-03 September 2012

No. Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase (%)1. Laki-laki 19 47,52. Perempuan 21 52,5

Jumlah 40 100 Sumber : Data primer 2012

Page 3: BAB IV

64

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dari 40

responden sebagian besar berjenis kelamin perempuan sebanyak 21

orang (52,5%).

2) Karakteristik Responden berdasarkan Umur

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi Umur masyarkat (usia 21-40 tahun) di Dusun Candi Desa Sidomulyo Megaluh tanggal 29 Agustus-03 September 2012

No. Umur Frekuensi Prosentase (%)1. 21-25 tahun 9 22,52. 26-30 tahun 10 253. 31-35 tahun 16 404. 36-40 tahun 5 12,5

Jumlah 40 100 Sumber : Data primer 2012

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dari 40

responden hampir setengahnya berumur 31-35 tahun sebanyak 16

orang (40%).

3) Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi Pendidikan masyarakat di Dusun Candi Desa Sidomulyo Megaluh tanggal 29 Agustus-03 September 2012

No. Pendidikan Frekuensi Prosentase (%)1. SD 8 202. SMP 20 503. SMA 11 27,54. Perguruan Tinggi 1 2,5

Jumlah 40 100 Sumber : Data primer 2012

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dari 40

responden sebagian besar berpendidikan SMP sebanyak 20 orang

(50%).

Page 4: BAB IV

65

4) Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan

Tabel 4.4 Distribusi frekuensi Pekerjaan masyarakat di Dusun Candi Desa Sidomulyo Megaluh tanggal 29 Agustus-03 September 2012

No. Pekerjaan Frekuensi Prosentase (%)1. Tidak bekerja 3 7,52. Swasta 11 27,53. Wiraswasta 25 62,54. PNS 1 2,55. TNI/POLRI 0 0

Jumlah 40 100 Sumber : Data primer 2012

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dari 40

responden hampir setangahnya wiraswasta, sebanyak 25 orang

(62,5%).

5) Karakteristik Responden berdasarkan Informasi yang didapatkan

sebelumnya tentang perilaku buang air besar di sungai.

Tabel 4.5 Distribusi frekuensi Informasi masyarakat yang didapatkan sebelumnya tentang perilaku buang air besar di sungai di Dusun Candi Desa Sidomulyo Megaluh tanggal 29 Agustus-03 September 2012

No. Informasi Frekuensi Prosentase (%)1. Belum pernah 11 27,52. Pernah dari petugas

kesehatan4 10

3. Pernah dari TV 3 7,54. Pernah dari Koran 0 05. Pernah dari

Masyarakat sekitar22 55

Jumlah 40 100 Sumber : Data primer 2012

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dari 40

responden sebagian besar belum pernah mendapatkan informasi

sebelumnya tentang perilaku buang air besar di sungai, sebanyak 11

orang (27,5%).

Page 5: BAB IV

66

4.1.2 Data Khusus

Setelah data terkumpul dari 40 responden, kemudian data ditabulasi.

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku buang air besar di sungai

masyarakat usia(21-40 tahun) di Dusun Candi Desa Sidomulyo Megaluh

tanggal 29 Agustus-03 September 2012

Tabel 4.6 Distribusi frekuensi responden berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku buang air besar di sungai masyarakat usia(21-40 tahun)di Dusun Candi Desa Sidomulyo Megaluh tanggal 29 Agustus-03 September 2012

No. Faktor Frekuensi Prosentase (%)1. Sikap 3 7,52. Panutan 8 203. Ketiadaan Fasilitas 19 47,54. Kebiasaan Turun Temurun 10 25

Jumlah 40 100 Sumber : Data primer 2012

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dari 40 responden

menunjukan bahwa ketiadaan fasilitas merupakan faktor yang menyebabkan

perilaku buang air besar disungai sebanyak 19 orang ( 47,5 %)

b. Tabulasi silang faktor dengan jenis kelamin

Tabel 4.7 Tabulasi silang antara jenis kelamin dengan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku buang air besar di sungai masyarakat usia(21-40 tahun) di Dusun Candi Desa Sidomulyo Megaluh tanggal 29 Agustus-03 September 2012

No Faktor

Jenis kelamin

Sikap Panutan Ketiadaan Fasilitas

Kebiasaan Turun

Temurun

Jumlah

f % F % f % f % F %1. Perempuan 2 5 5 12,5 12 30 2 5 21 52,52. Laki-laki 1 2,5 3 7,5 7 17,5 8 20 19 47,5

Jumlah 3 7,5 8 20 19 47,5 10 25 40 100

Sumebr : Data Primer 2012

Page 6: BAB IV

67

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dari 40 responden hampir

setengahnya (30%) yaitu 12 responden yang berperilaku buang air besar

disungai faktor ketiadaan fasilitas berjenis kelamin perempuan.

Page 7: BAB IV

68

c. Tabulasi silang faktor dengan Umur

Tabel 4.8 Tabulasi silang antara Umur dengan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku buang air besar di sungai masyarakat usia(21-40 tahun) di Dusun Candi Desa Sidomulyo Megaluh tanggal 29 Agustus-03 September 2012

No Faktor

Umur

Sikap Panutan Ketiadaan Fasilitas

Kebiasaan Turun Temurun

Jumlah

f % f % F % f % F %

1. 21-25 tahun

1 2,5 3 7,5 4 5 1 2,5 9 22,5

2. 26-30 tahun

0 0 3 7,5 7 17,5 0 0 10 25

3. 31-35 tahun

1 2,5 1 2,5 8 20 6 15 16 40

4. 36-40 tahun

1 2,5 1 2,5 0 0 3 7,5 5 12,5

Jumlah 3 7,5 8 20 19 47,5 10 25 40 100

Sumebr : Data Primer 2012

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dari 40 responden

hampir setengahnya (20%) yaitu 8 responden yang berperilaku buang air

besar disungai faktor ketiadaan fasilitas berumur 31-35 tahun.

d. Tabulasi silang faktor dengan pendidikan

Tabel 4.9 Tabulasi silang antara pendidikan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku buang air besar di sungai masyarakat usia(21-40 tahun) di Dusun Candi Desa Sidomulyo Megaluh tanggal 29 Agustus-03 September 2012

No Faktor

Pendidikan

Sikap Panutan Ketiadaan Fasilitas

Kebiasaan Turun

Temurun

Jumlah

f % F % f % f % F %1. SD 2 5 1 2,5 3 7,5 2 5 8 202. SMP 1 2,5 5 12,5 11 27,5 3 7,5 20 503. SMA 0 0 2 5 4 10 5 12,5 11 27,54. Perguruan

Tinggi0 0 0 0 1 2,5 0 0 1 2,5

Jumlah 3 7,5 8 20 19 47,5 10 25 40 100

Sumebr : Data Primer 2012

Page 8: BAB IV

69

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dari 40 responden

hampir setengahnya (27,5%) yaitu 11 responden yang berperilaku buang

air besar disungai faktor ketiadaan fasilitas berpendidikan SMP.

Page 9: BAB IV

70

e. Tabulasi silang faktor dengan pekerjaan

Tabel 4.10 Tabulasi silang antara pekerjaan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku buang air besar di sungai masyarakat usia(21-40 tahun) di Dusun Candi Desa Sidomulyo Megaluh tanggal 29 Agustus-03 September 2012

No Faktor

Pekerjaan

Sikap Panutan Ketiadaan Fasilitas

Kebiasaan Turun

Temurun

Jumlah

f % F % f % f % F %1. Tidak

bekerja1 2,5 0 0 2 5 0 0 3 7,5

2. Swasta 1 2,5 1 2,5 6 15 3 7,5 11 27,53. Wiraswasta 1 2,5 7 17,5 11 27,5 6 15 25 62,54. PNS 0 0 0 0 0 0 1 2,5 1 2,55. TNI/POLRI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Jumlah 3 7,5 8 20 19 47,5 10 25 40 100

Sumebr : Data Primer 2012

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dari 40 responden

hampir setengahnya (27,5%) yaitu 11 responden yang berperilaku buang air

besar disungai faktor ketiadaan fasilitas wiraswasta.

Page 10: BAB IV

71

f. Tabulasi silang faktor dengan informasi yang didapat sebelumnya tentang

perilaku buang air besar di sungai.

Tabel 4.11 Tabulasi silang antara informasi yang didapatkan sebelumnya tentang perilaku buang air besar di sungai dengan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku buang air besar di sungai masyarakat usia(21-40 tahun) di Dusun Candi Desa Sidomulyo Megaluh tanggal 29 Agustus-03 September 2012

No Faktor

informasi

Sikap Panutan Ketiadaan Fasilitas

Kebiasaan Turun

Temurun

Jumlah

f % F % f % f % F %1. Belum

pernah16 21,3 24 32 11 27,5

2. Pernah dari petugas kesehatan

3 4 1 1,3 4 10

3. Pernah dari TV

5 6,7 0 0 3 7,5

4. Pernah dari Koran

0 0 0 0 0 0

5. Pernah dari Masyarakat sekitar

9 12 17 22,7 22 55

Jumlah 3 7,5 8 20 19 47,5 10 25 40 100

Sumebr : Data Primer 2012

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dari 40 responden

hampir setengahnya (32%) yaitu 24 responden yang berperilaku buang air

besar di sungai karena faktor ketiadaan fasilitas belum pernah mendapatkan

informasi sebelumnya tentang perilaku buang air besar di sungai.

4.2 Pembahasan

Page 11: BAB IV

72

Pada pembahsaan ini akan menjelaskan hasil penelitian yang meliputi

faktor-faktor yang mempengaruhi buang air besar di sungai masyarakat usia

(21-40 tahun).

Hasil penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi buang air

besar di sungai masyarakat (usia 21-40 tahun) diperoleh gambaran pada

tabel 4.6 yang menunjukkan bahwa dari 40 responden sebagian besar

(47,5%) menyatakan bahwa ketiadaan fasilitas menjadi faktor utama yang

menyebabkan mereka melakukan buang air besar di sungai, dibandingkan

dengan faktor-faktor lain seperti sikap,panutan, maupun kebiasaan turun

temurun.

Pemanfaatan jamban keluarga sangat dipengaruhi oleh tingkat

pengetahuan dan kebiasaan masyarakat. Pemanfaatan jamban keluarga oleh

masyarakat belum sesuai dengan harapan, karena masih ada yang buang

hajat di tempat-tempat yang tidak sesuai dengan kaidah kesehatan, Misalnya

sungai, kebun, atau sawah. Hal ini karena kebiasaan (pola hidup) atau

fasilitas yang kurang terpenuhi serta pengetahuan, sikap dan prilaku dari

masyarakat itu sendiri maupun kurang informasi yang mendukung terhadap

pemanfaatan jamban keluarga (Mutmainna, 2008).

Kebiasaan masyarakat yang tidak mau menggunakan jamban

merupakan faktor utama meluasnya penyakit. Kebiasaan masyarakat yang

lebih suka membuang hajat di sembarangan tempat membuat mereka

enggan membuat jamban di rumah masing-masing. Rendahnya pendidikan

dan kesadaran masyarakat membuat kebiasaan buang air besar di sembarang

tempat sulit dihilangkan, karena warga lebih suka membuat WC helicopter

Page 12: BAB IV

73

dari pada membuat jamban di rumah  akibat ketiadaan biaya untuk membuat

septic tank yang mahal (Mutmainna, 2008).

Ini sangat berkaitan dengan prilaku masyarakat sendiri yang sudah

menjadi kebiasaan bertahun-tahun. Upaya meningkatkan kesadaran

masyarakat itu sebenarnya sudah dilakukan sejak lama dengan bantuan

pembangunan jamban di beberapa tempat yang membutuhkannya (Aryani,

2008).

Ketika perilaku masyarakat berubah dalam hal buang air besar maka

akan ada dampak ke arah yang lebih baik. Merajuk kepada ketentuan

organisasi kesehatan dunia (WHO). Sanitasi yang aman mampu

menurunkan resiko diare hingga 36%. Biaya pengobatan pun akan

berkurang, hanya perlu komitmen yang kuat dari masyarakat dan

pemerintah untuk harus mendorong upaya peningkatan

sanitasi (Mutmainna, 2008).

Di negara berkembang masih banyak terjadi pembuangan tinja secara

sembarangan akibat tingkat sosial ekonomi yang rendah, pengetahuan

dibidang kesehatan lingkungan yang kurang dan kebiasaan buruk dalam

pembuangan tinja yang diturunkan dari generasi ke generasi. kondisi

tersebut terutama ditemukan pada masyarakat di pedesaan dan daerah

kumuh perkotaan (Chandra B., 2007).

.

Faktor lain yang mempengaruhi sikap adalah umur. Berdasarkan hasil

penelitian yang ditunjukkan pada tabel 4.8 didapatkan dari 40 responden

Page 13: BAB IV

74

hampir setengahnya (20%) yaitu 8 responden yang berperilaku buang air

besar disungai faktor ketiadaan fasilitas berumur 31-35 tahun.

Menurut Notoatmodjo (2007) umur mempengaruhi daya tangkap dan

pola pikir seseorang. Semakin bertambah umur akan semakin berkembang

pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperoleh

semakin membaik. Sedangkan menurut Huclok, pada usia dewasa muda

yaitu usia 20-40 tahun terjadi perubahan fisik dan psikologis pada diri

individu, merupakan masa dimana individu tidak lagi harus bergantung

secara ekonomis, sosiologis, maupun psikologis pada orangtuanya, serta

masa untuk bekerja, terlibat dalam hubungan masyarakat, dan menjalin

hubungan dengan lawan jenis.

Sesuai teori di atas bahwa pada umur 31-35 tahun merupakan tahap

dewasa muda dimana mempunnyai tugas perkembangan untuk

mengembangkan kedekatan dan berbagi hubungan dengan lainnya dan lebih

matang dalam befikir dan bersikap, hal ini lah yang memicu pemikiran

untuk lebih mementingkan urusan lain yang lebih mendesak daripada

mengutamakan kepentingan kebersihan, seperti membangun jamban atau

sarana MCK yang layak. Logika berfikir mereka mengatakan bahwa

kepentinga lain, seperti: nutrisi, tempat tinggal, dan materi adalah beberapa

kepentingan yang harus lebih dahulu diutamakan.

Selain umur faktor yang berpengaruh adalah tingkat pendidikan.

Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bahwa dari 40 responden hampir

setengahnya (27,5%) yaitu 11 responden yang berperilaku buang air besar

disungai faktor ketiadaan fasilitas berpendidikan SMP.

Page 14: BAB IV

75

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap

perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan

manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan

dan kebahagiaan. Pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin

mudah menerima informasi. Sebaliknya jika seseorang tingkat

pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang

terhadap penerimaan, informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan

(Mubarok, 2007). Pendidikan seseorang dapat diperoleh secara formal,

informal dan non formal. Pendidikan disebut juga dengan pendidikan

prasekolah dan berupa rangkaian jenjang yang telah baku. Misalnya SD,

SMP, SMA dan PT (Perguruan Tinggi). Pendidikan non formal lebih

difokuskan pada pemberian keahlian dan skil yang berguna untuk terjun ke

masyarakat. Sedangkan pendidikan informal merupakan pendidikan yang

berada disamping pendidikan formal dan nonformal. Menurut UU RI No.2

Tahun 1989 ada tiga jenjang dari pendidikan yaitu pendidikan dasar jika

pendidikan (SD dan SMP), menengah (SMA) dan tinggi jika pendidikan ibu

PT (Perguruan Tinggi) (Umar & S.L La Sulo, 2005).

Latar belakang pendidikan responden pada penelitian ini hampir

setengahnya adalah SMP, dimana SMP merupakan pendidikan dasar

sehingga responden lebih sulit untuk memahami informasi yang diterima

terutama tentang dampak dari perilaku buang air besar di sungai.

Faktor lain yang mempengaruhi sikap adalah pekerjaan. Berdasarkan

tabel 4.10 menunjukkan bahwa dari 40 responden hampir setengahnya

Page 15: BAB IV

76

(27,5%) yaitu 11 responden yang berperilaku buang air besar disungai

faktor ketiadaan fasilitas wiraswasta.

Menurut Mubarok (2009), mengatakan bahwa lingkungan pekerjaan

dapat menjadikan sesorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik

secara langsung maupun tidak langsung. Hal ini salah satu faktor pemicu

bagi masyarakat, terutama yang bekerja wiraswasta, dalam mempraktekan

kehidupan kesehatannya. Individu yang bekerja sebagai wiraswasta akan

selalu berusaha seekonomis mungkin dalam kesehariannya. Terkadang

faktor dana yang tidak mencukupi membuat mereka lebih mengarahkan

aliran dana untuk mendapatkan barang yang bisa digunakan untuk

mendapatkan uang(misal: belanja kebutuhan warung), daripada untuk

sekedar membangun jamban atau fasilitas MCK yang layak.

Selain umur, pendidikan dan pekerjaan sumber informasi juga

mempengaruhi sikap individu. Berdasarkan hasil penelitian masyarakat

cenderung bersikap negatif hal ini karena hampir setengahnya mereka

adalah masyarakat yang tidak bekerja. Karena keseharian dari mereka lebih

banyak menggunakan waktu luang, untuk bercengkrama dengan tetangga,

sehingga informasi yang diterima juga belum tentu benar.

Berdasarkan sumber informasi yang diperoleh sebelumnya tentang

penyakit kusta yang ditunjukkan pada tabel 4.11 bahwa dari 40 responden

hampir setengahnya (32%) yaitu 24 responden yang berperilaku buang air

besar di sungai karena faktor ketiadaan fasilitas belum pernah mendapatkan

informasi sebelumnya tentang perilaku buang air besar di sungai.

Page 16: BAB IV

77

Salah satu faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap menurut

Azwar (2011) adalah media massa dan pengaruh orang lain yang dianggap

penting. Berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar,

majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan

opini dan kepercayaan individu. Media massa memberikan pesan-pesan

yang sugestif yang mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru

mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya

sikap terhadap hal tersebut. Jika cukup kuat, pesan-pesan sugestif akan

memberi dasar afektif dalam menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah

sikap tertentu. Kurangnya atau belum pernah mendapatkan informasi

sebelumnya juga menyebabkan penilaian yang berbeda terhadap sikap

individu.

Pengaruh orang lain yang dianggap penting salah satu contohnya

adalah petugas kesehatan yang bertugas memberikan pelayanan kesehatan

serta pendidikan dan penyuluhan kesehatan pada masyarakat. Masyarakat

cenderung memiliki sikap yang conformis atau searah dengan sikap orang

yang dianggap penting, yaitu petugas kesehatan yang memang mengerti

tentang kesehatan sehingga pengaruh kepercayaannya lebih kuat.

Pada penelitian ini hampir setengahnya responden menyatakan belum

pernah mendapatkan informasi sebelumnya tentang perilaku buang air besar

di sungai. Banyak responden yang berperilaku buang air besar di sungai

yang merasa tidak mendapatkan informasi mengenai dampak yang

ditimbulkan dari perilaku tersebut, sehingga mereka beranggapan bahwa

perilaku buang air besar di sungai tidak memiliki dampak apapun dan boleh

Page 17: BAB IV

78

dilakukan. Ada beberapa responden yang menyatakan pernah mendapatkan

informasi tentang perilaku buang air besar di sungai dan cenderung tidak

melakukan perilaku tersebut, jadi sumber informasi yang didapatkan

sebelumnya dapat mempengaruhi sikap seseorang.

Berdasarkan penjelasan pada pembahasan diatas dapat disimpulkan

bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku buang air besar di sungai

dipengaruhi oleh umur, pendidikan, pekerjaan dan sumber informasi yang

diperoleh, sehingga dapat dikatakan bahwa sikap setiap individu satu sama

lain berbeda.