bab iiliteratur review 2.docx · web viewsetelah itu turunkan perlahan; istirahat 2 detik dan...

12
BAB II LITERATUR REVIEW II.1.1 Osteoarthritis Osteoartritis (OA) merupakan penyakit degeneratif yang ditandai dengan adanya proses penuaan dari pada kartilago sendi, yang dimana kartilago pada sendi ini berfungsi sebagai peredam kejut pada persendian. Selain akibat dari proses penuaan, penyakit ini juga dapat diakibatkan karena adanya injury yang mengakibatkan kerusakan pada jaringan sinovial. Sendi lutut merupakan sendi yang paling besar menopang berat badan tubuh saat berdiri dan berjalan, sehingga paling rentan mengalami osteoarthritis. (Indah Pramita, 2020) Gambar 2.2 Osteoarthritis (sumber : (theislander.net, n.d.))

Upload: others

Post on 23-Jul-2021

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IILITERATUR REVIEW 2.docx · Web viewSetelah itu turunkan perlahan; istirahat 2 detik dan kemudian ulangi proses 10 kali sebagai satu set. (Contoh pada gambar c dan f) (Contoh

BAB II

LITERATUR REVIEW

II.1.1 Osteoarthritis

Osteoartritis (OA) merupakan penyakit degeneratif yang ditandai dengan adanya proses

penuaan dari pada kartilago sendi, yang dimana kartilago pada sendi ini berfungsi sebagai

peredam kejut pada persendian. Selain akibat dari proses penuaan, penyakit ini juga dapat

diakibatkan karena adanya injury yang mengakibatkan kerusakan pada jaringan sinovial. Sendi

lutut merupakan sendi yang paling besar menopang berat badan tubuh saat berdiri dan berjalan,

sehingga paling rentan mengalami osteoarthritis. (Indah Pramita, 2020)

Gambar 2.2 Osteoarthritis (sumber : (theislander.net, n.d.))

II.1.2 Etiologi

Osteoarthritis dibagi menjadi dua, yaitu OA primer dan sekunder. OA primer atau biasa

disebut OA idiopatik yang penyebabnya tidak diketahui dan tidak ada hubungan dengan

penyakit-penyakit sistemik atau juga perubahan local di sendi. Kemudian untuk OA sekunder

biasa disebabkan oleh faktor yang biasanya seperti overuse (berlebihan penggunaan), olahraga

yang berat, atau disebabkan karena riwayat cedera, karena sakit sistemik, dan kelainan dari

bawaan lahir. Biasanya OA primer lebih banyak ditemukan daripada OA sekunder. (Pratama,

2019)

Page 2: BAB IILITERATUR REVIEW 2.docx · Web viewSetelah itu turunkan perlahan; istirahat 2 detik dan kemudian ulangi proses 10 kali sebagai satu set. (Contoh pada gambar c dan f) (Contoh

II.1.3 Patofisiologi

Osteoarthritis menyebabkan terjadinya perubahan bentuk yang diakibatkan ketidakrataan

yang terjadi kartilago sendi ditambah ulserasi dan hilang rawan sendiri itu sendiri yang

mengakibatkan terjadinya pertemuan langsung antara tulang dan tulang dalam sendi. Setelah itu

ditambah kista subkondral yang terbentuk, mengakibatkan penyempitan yang terjadi di tepi

tulang dan peradangan pada membrane synovial. Pembengkkan pada sendi, menebalnya

membrane synovial dan juga kapsul sendi, juga meregangnya ligament menjadikannya tidak

stabil dan mengakibatkan kelainan pada sendi. Dampaknya adalah otot-otot pada daerah sekitar

sendi menjadi lemah dikarenakan pembengkakkan dan disuse anthropy yang terjadi disatu sisi

dan terjadi spasme disisi yang lainnya. Perubahan secara biomekanik tersebut mengakibatkan

disusulnya perubahan secara biokimia, yang mana akan mengakibatkan gangguaan metabolism

kondrosit juga gangguan biokimia matrik yang diakibatkan adanya enzim metaloproteinase yang

memecah proteglikan dan kolagen. Mengakibatkan meningkatnya aktivitas subtami p sehingga

membuat noceresseptor meningkat dan akan membuat nyeri. (Suriani, 2013)

II.1.4 Tanda dan Gejala

Keluhan osteoarthritis yang selalu dirasakan adalah nyeri pada sendi kebanyakan terasa

saat bergerak dan menumpu supaya menahan beban, rasa sakit juga berkurang pada saat sedang

istirahat. Kekakuan pada sendi biasa dikeluhkan oleh pasien osteoarthritis jika sendi tidak

melakukan gerak pada beberapa waktu, namun akan hilang seiring setelah bergeraknya sendi

kembali, ada juga kekakuan pada pagi hari namun tidak berlangsung lebih sedari 30 menit.

Berikut adalah tanda dan gejala osteoarthritis:

1. Subklinis, tidak terdapat gejala tanda klinis. Namun dalam patologis terlihat

meningkatnya jumlah air, pembentukkan bulla/blister dan fibrilasi pada serabut jaringan

ikat kolagen pada kartilago.

2. Manifestasi Klinis, terdapat nyeri sewaktu bergerak juga terasa kaku dipermukaan gerak,

telah terdapat kerusakan sendi yang lebih besar, saat foto ronsen juga terlihat

penyempitan pada ruang sendi dan skelerosis tulang subkondral.

Page 3: BAB IILITERATUR REVIEW 2.docx · Web viewSetelah itu turunkan perlahan; istirahat 2 detik dan kemudian ulangi proses 10 kali sebagai satu set. (Contoh pada gambar c dan f) (Contoh

3. Dekompensasi, stadium ini biasa disebut surgical state. Tandanya terdapat nyeri sewaktu

istirahat dan terbatasnya lingkup gerak pada sendi lutut (ROM = Range of Motion).

(Suriani, 2013)

II.1.5 Faktor Risiko

Faktor untuk penyebab dari osteoarthritis ini memang belum diindetifikasi dengan pasti,

tetapi ini adalah faktor-faktor yang dinilai mampu menyebabkan osteoarthritis pada sendi lutut:

a. Usia

Merupakan salah satu faktor yang cukup berpengaruh untuk penyakit osteoarthritis ini.

Dikarenakan semakin menua seseorang akan semakin melemah juga keadaan dari otot

maupun tiap-tiap persendiannya.

b. Degenerasi sendi

Usia lanjut pada sendi dapat menjadi penyebab timbulnya osteoarthritis yang paling

kuat. Hal ini disebabkan karena adanya penuaan pada jaringan dimana akan menjadikan

berkurangnya kolagen dan proteoglikan pada kartilago sendi.

c. Obesitas

Berat badan yang baerlebihan ternyata akan sangat mempengaruhi dan menjadikan

faktor resiko dari osteoarthritis. Dikarenakan semakin berat beban yang ditopang oleh

tubuh manusia, akan semakin besar juga yang ditopang oleh tiap-tiap persendian

terutama sendi lutut.

d. Kerusakan genu valgus atau varus

Kerusakan tersebut dalam waktu yang lama dapat membuat kecacatan pada kartilago

persendian, akibat berat badan ditopang oleh hanya sebagian pada permukaan sendi.

e. Riwayat cedera

Riwayat cedera atau akibat dari aktivitas fisik yang berlebihan yang menjadikan sendi

lutut pernah mengalami injury dan akan mempermudah terjadi dan terkena

osteoarthritis lutut. (Larasati et al., 2017)

Page 4: BAB IILITERATUR REVIEW 2.docx · Web viewSetelah itu turunkan perlahan; istirahat 2 detik dan kemudian ulangi proses 10 kali sebagai satu set. (Contoh pada gambar c dan f) (Contoh

II.1.6 Klasifikasi Osteoarthritis

Secara radiologi dapat digambarkan oleh Kellgren dan Lawrence menghasilkan klasifikasi

Osteoarthritis menjadi 4 derajat:

a. Derajat 0 : Normal, tidak ada gambar radiografis yang abnormal.

b. Derajat 1 : Osteoarthritis meragukan, tampak osteofit kecil.

c. Derajat 2 : Osteoarthritis minimal, tampak osteofit, celah sendi normal.

d. Derajat 3 : Osteoarthritis sedang, osteofit jelas, penyempitan jelas sendi.

e. Derajat 4 : Osteoarthritis berat, penyempitan celah sendi berat dan adanya sclerosis.

(Anisa Ika Pratiwi, 2017)

II.2 Kemampuan Fungsional

Berjalan adalah aktivitas yang paling sering terganggu pada osteoarthritis lutut. Perubahan

pembebanan lutut saat kapaberjalan dapat menyebabkan nyeriakibattekanan pada daerah

interosseus, efusi dan iskemia. Rasa nyeri akan membatasi kemampuan pasien untuk melakukan

aktivitas sehari-hari yang melibatkan mobilitas yang akan mempengaruhi kemampuan fungsional

dan kualitas hidup pasien. Keterbatasan kemampuan fungsional pada pasien osteoarthritis lutut

mempengaruhi kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas dan berpartisipasi dalam

kehidupan sehari-hari.

Oleh karena penderita osteoarthritis menunjukkan menurunnya kemampuan fungsional

yang berhubungan dengan nyeri sendi, kekakuan dan menurunnya kekuatan otot ekstremitas

bawah. Biasanya dikarenakan adanya kelemahan otot quadriceps. Namun kelemahan otot pada

osteoarthritis lutut tidak terbatas hanya pada otot quadriceps saja, otot tersebut dapat

mempengaruhi kondisi pada tungkai bawah lainnya seperti abduktor dan adduktor panggul juga

dapat mengalami kelemahan tersebut. (Yuliati Santoso, Joudy Gessal, 2018)

II.3 Pemeriksaan

II.3.1 Pemeriksaan Western Ontarioand McMaster Index (WOMAC)

Pemeriksaan ini digunakan untuk mengevaluasi efek pengobatan terhadap nyeri dan

kesulitan dengan aktivitas sehari-hari yang secara tidak langsung menggangu aktivitas

fungsional. dilakukan dengan memberikanbeberapa pertanyaan kepada penderita kemudian

setelah itu penderita disuruh memberikan nilai pada pertanyaan tersebut. Nilai pertanyaan

Page 5: BAB IILITERATUR REVIEW 2.docx · Web viewSetelah itu turunkan perlahan; istirahat 2 detik dan kemudian ulangi proses 10 kali sebagai satu set. (Contoh pada gambar c dan f) (Contoh

tersebut (0) tidak ada, (1) ringan, (2) sedang, (3) berat, (4) sangat berat. Pertanyaan akan

diberikan sebelum terapi pertama dan setelah terapi terakhir. Berikut adalah daftar pertanyaan

pemeriksaan WOMAC :

The Western Ontario dan McMaster Index (WOMAC)

Nama :

Tanggal :

Petunjuk: Silakan menilai kegiatan di masing-masing kategori menurut skala berikut kesulitan: 0

= Tidak ada, 1 = Ringan, 2 = Sedang, 3 = Berat, 4 = Sangat Berat

(Lingkaran satu nomor untuk setiap kegiatan.)

Table 2.1 Skala WOMAC

NO. The Western Ontario dan McMaster Index

SCORE

TA

(0)

R

( 1)

S

(2)

B

(3)

SB

(4)

1 Nyeri 1. Berjalan

2. Naik Tangga

3. Nyeri malam hari

4. Istirahat

5. Pemindahan berat badan

2 Kekakuan 1. Kaku pada pagi hari

2. Kekakuan di kemudian hari

3

Fungsi

Fisik

1. Nyeri saat naik tangga

2. Nyeri saat turun tangga

3. Nyeri malam hari

4. Berdiri statis

5. Berjalan di permukaan datar

6. Masuk / keluar dari mobil

7. Pergi belanja

8. Menaruh kaos kaki

9. Berbaring di tempat tidur

10. Mengambil kaus kaki

Page 6: BAB IILITERATUR REVIEW 2.docx · Web viewSetelah itu turunkan perlahan; istirahat 2 detik dan kemudian ulangi proses 10 kali sebagai satu set. (Contoh pada gambar c dan f) (Contoh

11. Bangkit dari tempat tidur

12. Masuk / keluar kamar mandi

13. Duduk

14. Masuk / keluar toilet

15. Tugas rumah tangga berat

16. Tugas rumah tangga ringan

Total Score

II.3.2Pemeriksaan Visual Analogue Scale (VAS)

Prosedur pemeriksaan nyeri menggunakan Visual Analogue Scale (VAS) adalah dengan

memberikan skala VAS kepada pasien lalu saat kita melakukan pemeriksaan nyeri diam, tekan

dan gerak minta pasien untuk menggerakkan skala VAS ke kanan sesuai dengan tingkat nyeri

yang dirasakan pasien. Pemeriksaan nyeri diam dilakukan saat pasien dalam keadaan diam.

Pemeriksaan nyeri tekan dilakukan setelah pasien ditekan pada bagian nyeri. Dan untuk

pemeriksaan nyeri gerak dilakukan setelah pasien mencoba bergerak pada bagian yang nyeri

tersebut. (Purnomo et al., 2017)

Gambar 2.3 Skala VAS (simdos.unud.ac.id, n.d.)

Keterangan Nilai

1-30 Ringan

31-52 Sedang

53-71 Berat

72-100 Sangat Berat

Page 7: BAB IILITERATUR REVIEW 2.docx · Web viewSetelah itu turunkan perlahan; istirahat 2 detik dan kemudian ulangi proses 10 kali sebagai satu set. (Contoh pada gambar c dan f) (Contoh

II.4 Prosedur Latihan

Latihan Isometrik Quadriceps

Latihan statik isometrik adalah satu bentuk latihan strengthening yang dilakukan pada

saat otot berkontraksi tanpa terjadi perubahan panjang otot dan tanpa adanya gerakan pada sendi.

Otot dapat menghasilkan tegangan yang lebih besar ketika melakukan kontraksi isometrik

maksimal. Karena tidak ada gerakan sendi, maka kekuatan otot meningkat sesuai dengan beban

yang diberikan juga dibentuk oleh panjang otot saat latihan. Berikut ini adalah latihan isometrik

Quadriceps yang dipakai:

1. Dalam posisi berbaring, dengan posisi lutut dan pinggul satu tungkai bawah menekuk

dalam posisi netral, pegang tungkai bawah atau sisi yang terkena dengan pergelangan

kaki tertekuk pada 90 ° dan sendi lutut diperpanjang pada 0°; lalu angkat kaki dengan

ketinggian 10 cm dipertahankan selama 10 detik, lalu perlahan-lahan turunkan kaki

tersebut; istirahat selama 2 detik, dan kemudian ulangi proses 10 kali sebagai satu set.

(Contoh pada gambar a dan b)

2. Dalam posisi berbaring miringkan badan (sisi yang terkena berada diatas), lalu tekuk

lutut 90˚ dan naikkan kaki sekitar 10cm. Setelah itu turunkan perlahan; istirahat 2 detik

dan kemudian ulangi proses 10 kali sebagai satu set. (Contoh pada gambar c dan f)

3. Dalam posisi duduk, dengan kedua kaki ditekuk 30˚ dan diantara kaki menjepit bola

selama 10 detik kemudian perlahan diturunkan dan istirahat selama 2 detik, kemudian

ulangin proses 10 kali sebagai satu set. (Contoh pada gambar g dan h)

)f()e(

)d()c(

)b()a(

Page 8: BAB IILITERATUR REVIEW 2.docx · Web viewSetelah itu turunkan perlahan; istirahat 2 detik dan kemudian ulangi proses 10 kali sebagai satu set. (Contoh pada gambar c dan f) (Contoh

Gambar 2.3 Latihan Isometric Quadriceps

Dosis yang diberikan :

Frekuensi : Setiap hari selama selama satu bulan

Intensitas : -

Time : -

Type : Aktif Exercise

Repertisi : 10 rep

Set : 2 set. (Huang et al., 2018)