bab iii1 dan bab iv perbaiki

Upload: faizal-maourthada

Post on 17-Jul-2015

166 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB III Asuhan keperawatan (pengkajian, diagnosa, rencana keperawatan, dan evaluasi keperawatan). A. Pengkajian a. Keadaan Umum Meliputi kondisi seperti tingkat ketegangan/kelelahan, tingkat kesadaran kualitatif atau GCS dan respon verbal klien. b. Tanda-tanda Vital Meliputi pemeriksaan: Tekanan darah: sebaiknya diperiksa dalam posisi yang berbeda, kaji tekanan nadi, dan kondisi patologis. Pulse rate Respiratory rate Suhu c. Riwayat penyakit sebelumnya Ditanyakan apakah sebelumnya klien pernah ada riwayat trauma kepala, pembedahan kepala, pemakaian obat phenotoin, lithium karbamat, infeksi kranial, riwayat keluarga menderita kerusakan tubulus ginjal atau penyakit yang sama. d. Pengkajian Pola Gordon 1. persepsi kesehatan-penatalaksanaan kesehatan mengkaji pengetahuan klien mengenai penyakitnya. Kaji upaya klien untuk mengatasi penyakitnya. 2. pola nutrisi metabolic nafsu makan klien menurun. Penurunan berat badan 20% dari berat badan ideal. 3. pola eliminasi kaji frekuensi eliminasi urine klien kaji karakteristik urine klien klien mengalami poliuria (sering kencing) klien mengeluh sering kencing pada malam hari (nokturia).

4. pola aktivitas dan latihan kaji rasa nyeri/nafas pendek saat aktivitas/latihan16

kaji keterbatasan aktivitas sehari-hari (keluhan lemah, letih sulit bergerak) kaji penurunan kekuatan otot

5. pola tidur dan istirahat kaji pola tidur klien. Klien dengan diabetes insipidus mengalami kencing terus menerus saat malam hari sehingga mengganggu pola tidur/istirahat klien. 6. pola kognitif/perceptual kaji fungsi penglihatan, pendengaran, penciuman, daya ingatan

masa lalu dan ketanggapan dalam menjawab pertanyaan. 7. pola persepsi diri/konsep diri kaji/tanyakan perasaan klien tentang dirinya saat sedang mengalami sakit. Kaji dampak sakit terhadap klien Kaji keinginan klien untuk berubah (mis : melakukan diet sehat dan latihan). 8. pola peran/hubungan kaji peengaruh sakit yang diderita klien terhadap pekerjaannya kaji keefektifan hubungan klien dengan orang terdekatnya.

9. pola seksualitas/reproduksi kaji dampak sakit terhadap seksualitas. Kaji perubahan perhatian terhadap aktivitas seksualitas.

10. pola koping/toleransi stress kaji metode kopping yang digunakan klien untuk menghidari stress system pendukung dalam mengatasi stress

11. pola nilai/kepercayaan klien tetap melaksanakan keagamaan dengan tetap sembahyang tiap ada kesempatan. e. review of system 1. Pernafasan B1 (Breath) Inspeksi : frekuensi nafas normal (20/menit), Bentuk dada simetris, penggunaan otot bantu napas tidak tampak. Perkusi : sonor/redup.17

Palpasi : gerakan thorak simetris Auskultasi : suara napas resonan, tidak ada bunyi yang menunjukkan gangguan. 2. Kardiovaskuler B2 ( Blood) Inspeksi : (-) peningkatan JVP,(-) tanda cyanosis Perkusi : Perkusi untuk menentukan letak jantung (jantung pada batas kanan di intercosta 6, atas intercosta 2, kiri intercosta 8, bawah intercosta 4/5) untuk mengetahui terjadinya kardiomegali. Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada letak anatomi jantung. Auskultasi : Irama jantung regular, tidak ada bunyi jantung tambahan, TD : 90/60 mmHg,Nadi : Bradikardi 3. Persyarafan B3 ( Brain) Pasien tidak mengalami Pusing, orientasi baik, tidak ada perubahan pupil, kesadaran kompos metis dengan skala GCS = 15, reflek motorik penilaian 6,reflek pada mata pada penilaian 4,reflek Verbal pada penilaian 5. 4. Perkemihan B4 (Bladder) Adanya penurunan pembentukan hormon ADH jadi intensitas untuk berkemih semakin banyak untuk tiap harinya.Output yang berlebih (frekuensi BAK 6x/hari) apalagi pada malam hari (nokturia). 5. Pencernaan B5 (Bowel) Pada penurunan pembentukan hormon ADH ini juga menyababkan Klien menjadi dehidrasi jadi sistem pencernaan juga terganggu. Pada Px diare terjadinya peningkatan bising usus dan peristaltik usus yang

menyebabkan terganggunya absorbsi makanan akibatnya gangguan metabolisme usus, sehingga menimbulkan gejala seperti rasa kram perut, mual, muntah. f. Pemeriksaan Fisik 1) Inspeksi Klien tampak banyak minum, banyak buang air kecil, kulit kering dan pucat, bayi sering menangis, tampak kurus karena penurunan berat badan yang cepat, muntah, kegagalan pertumbuhan, membran mukosa dan kulit kering.18

2) Palpasi Turgor kulit tidak elastis, membrane mukosa dan kulit kering, takikardia, takipnea. 3) Auskultasi Tekanan darah turun (hipotensi).

19

B.

Diagnosa Ketidakseimbangan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan keluaran cairan aktif haluaran urine yang berlebihan sekunder akibat diabetes insipidus (ketidakadekuatan hormone diuretic) ditandai dengan haluaran urin berlebih (4-30 liter/hari), klien sering berkemih, haus, kulit/membrane mukosa kering, penurunan berat badan. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan penurunan permeabilitas tubulus ginjal, ditandai dengan poliuri dan nokturia. kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya paparan informasi ditandai dengan pengungkapan masalah. Gangguan pola tidur berhubungan dengan sering terbangun akibat poliuri, nokturia, dan polidipsi, ditandai dengan klien sering terbangun waktu malam akibat ingin berkemih dan ingin minum. Intoleransi aktivitas bd. Kelemahan umum atau kelemahan otot.Hipertermi berhubungan dengan dehidrasi. Nyeri akut bd. Ketidak seimbangan elektrolit. Resiko tinggi Infeksi bd. Pengeluaran urin berlebihan.

20

C. No 1

Rencana Keperawatan Diagnosa keperawatan Ketidakseimbangan Tujuan / Out come Intervensi Rasional 1. Adanya perubahan TTV

Setelah diberikan askep Fluid management

volume cairan kurang selama x 24 jam, 1. Kaji dan Pantau TTV dan dari kebutuhan tubuh diharapkan berhubungan dengan volume kekurangan teratasi, catat adanya jika ada perubahan 2. Berikan batas kebutuhan. cairan sesuai

menggambarkan status dehidrasi klien. Hipovolemia dapat dimanifestasikan oleh hipotensi dan takikardia.

cairan

keluaran cairan aktif dengan kriteria hasil: haluaran urine yang - TTV berlebihan akibat insipidus (ketidakadekuatan hormone ditandai diuretic) dengan sekunder diabetes normal/ compromised. bayi toddler prasekolah x/mnt, dalam

Perkiraan berat ringannya hipovolemia dapat dibuat ketika tekanan darah sistolik pasien turun lebih dari 10 mmHg dari posisi berbaring ke posisi

not 3. Catat intake dan output (Nadi: cairan. dan Timbang

120-160x/mnt, 4. Monitor 90-140x/mnt,

duduk/berdiri. 2. Memenuhi kebutuhan cairan dalam tubuh.

berat badan setiap hari. status hidrasi

80-110 5. Monitor 75-

sekolah

(suhu tubuh, kelembaban 3. Memberikan hasil pengkajian yang membran mukosa, warna kulit). terbaik dari status cairan yang sedang berlangsung dan selanjutnya dalam memberikan cairan pengganti 4. Mengetahui berapa cairan yang hilang dalam tubuh 5. Mengetahui tingkat dehidrasi.

haluaran urin berlebih (4-30 liter/hari), klien sering berkemih, haus, kulit/membrane mukosa penurunan badan. kering, berat

100x/mnt, remaja 6090x/mnt; RR: bayi 3540 x/mnt, toddler 2532x/mnt, anak-anak 2030 x/mnt, remaja 16-19 x/mnt; TD: bayi 85/54 mmHg, toddler 95/65

21

mmHg, sekolah 105165 mmHg, remaja

110/65 mmHg; suhu : Suhu tubuh 36-37,5C) - Intake dan output dalam 24 jam seimbang / not compromised. - Kulit/membran mukosa klien lembab / not

compromised. - BB klien tetap/tidak

terjadi penurunan berat badan. 2 Gangguan urine dengan eliminasi Setelah diberikan askep Urinary elimination berhubungan selama x 24 jam, management penurunan diharapkan urin gangguan 1. monitor teratasi, karakteristik meliputi urine dan kaji 1. Mengetahui urine frekuensi, sejauh mana

permeabilitas tubulus eliminasi

perkembangan fungsi ginjal dan untuk mengetahui normal atau tidaknya urine klien. 2. Mengurangi pengeluaran cairan berupa urine terutama saat malam hari.

ginjal, ditandai dengan dengan kriteria hasil: poliuri dan nokturia. - Karakteristik

konsistensi, bau, volume dan warna.

meliputi warna, berat jenis, jumlah,

bau 2. Batasi pemberian cairan

22

normal/

not

sesuai kebutuhan. 3. Catat waktu terakhir klien eliminasi urin.

3. Mengidentifikasikan fungsi kandung kemih, fungsi ginjal, dan

compromised (skala 5). - Tidak terjadi nocturia/

keseimbangan cairan.

not compromised (skala 4. Instruksikan 5). - Pola eliminasi normal/ not compromised (skala 5). 3 kurang pengetahuan Setelah diberikan askep Teaching-disease process dengan selama x 24 jam, 1. kaji paparan diharapkan pengetahuan klien penyakitnya. 2. Jelaskan keluarga definisi penyakitnya bagaimana berpengaruh itu patofisologi dan bisa terhadap pengetahuan awal 1. Mengetahui pengetahuan penyakitnya. 2. Klien mengetahui penyebab sejauh klien mana tentang klien/keluarga mencatat klien. output untuk urine

berhubungan kurangnya informasi

mengenai

ditandai klien bertambah dengan

dengan pengungkapan kriteria hasil: masalah. - Klien dan

perubahan fisiologis pada tubuhnya. 3. Klien dan keluarga dapat mengetahui tanda dan gejala penyakitnya

mengetahui

diabetes insipidus. - Klien dan keluarga

sehingga dapat mengetahui jikalau salah satu keluarga klien mengalami salah satu gejala dari penyakit

bentuk dan fungsi tubuh.

mengetahui penyebab insipidus. - Klien dan

factor 3. Deskripsikan tanda dan diabetes gejala penyakit yang

tersebut. 4. Klien dan kelurga mengetahui terapi

diderita klien. keluarga 4. Diskusikan terapi

yang dijalani untuk penyembuhan

23

mengetahui tanda dan gejala awal diabetes

pengobatan yang diberikan kepada klien. 5. Diskusikan perubahan

penyakit tersebut. 5. Mencegah terjadinya komplikasi dari penyakit tersebut.

insipidus. - Klien dan keluarga terapi yang pada klien

gaya hidup yang dilakukan untuk mencegah terjadinya komplikasi mengontrol penyakit tersebut. dan atau proses

mengetahui pengobatan diberikan dengan

penyakit

diabetes insipidus. 4 Gangguan pola tidur Setelah diberikan askep 1. Kaji dan Pantau TTV dan 1. Terganggunya pola tidur klien dapat berhubungan sering akibat nokturia, dengan selama x 24 jam, terbangun diharapkan pola tidur klien catat adanya jika ada mangakibatkan meningkatnya risiko hipotensi atau TTV dalam batas yang malam tidak normal. kenyamanan tidur

perubahan berkemih

poliuri, terkontrol, dengan kriteria 2. Jika ditandai hasil:

mengganggu, asupan malam bayi 120cairan dan

batasi 2. Meningkatkan waktu berkemih

dengan klien sering - TTV klien dalam batas terbangun malam akibat waktu ingin normal (Nadi:

pasien dan mencegah terbangun di malam hari akibat ingin berkemih. 3. Dapat membantu klien untuk cepat tertidur dan membuat tidur lebih nyenyak sehingga meminimalkan

sebelum tidur.

berkemih dan ingin minum.

160x/mnt, toddler 90- 3. Anjurkan keluarga klien 140x/mnt, prasekolah untuk memberi klien

80-110 x/mnt, sekolah 75-100x/mnt, remaja

rutinitas relaksasi untuk persiapan tidur.

risiko terbangun di malam hari.

24

60-90x/mnt; RR: bayi 35-40 x/mnt, toddler 2532x/mnt, anak-anak 2030 x/mnt, remaja 16-19 x/mnt; TD: bayi 85/54 mmHg, toddler 95/65 mmHg, sekolah 105165 mmHg, remaja

110/65 mmHg; suhu : Suhu tubuh 36-37,5C) - klien tidak sering

terbangun di malam hari akibat ingin berkemih dan ingin minum. - klien tidak mengalami kesulitan tertidur/tetap tidur. 5. Intoleransi aktivitas Setelah diberikan askep 1. Kaji respon emosi, sosial, 1. Mengetahui pola dan cara pandang dan spiritual terhadap klien terhadap diri sendiri bd. Kelemahan umum selama x 24 jam, atau kelemahan otot diharapkan aktivitas Mentoleransi yang untuk

aktivitas motivasi dan 2. Untuk meningkatkan aktivitas

biasa 2. Evaluasi

25

dilakukan dengan kriteria hasil : Peningkatan yang seseorang beraktivitas Peningkatan pengelolaan energi energi

keinginan pasien 3. Tentukan keletihan penyebab 3. Untuk mengetahui tindakan yang tepat dilakukan kepada pasien. (misalnya,

kemampuan untuk

karena perawatan, nyeri, dan pengobatan) 4. Pantau respon 4. Untuk mengetahui tingkat respon tubuh klien terhadap aktivitas

kardiorespiratori terhadap aktivitas (misalnya,

aktif untuk memulai dan aktivitas Kemampuan untuk memelihara

takikardia, distrimnia lain, dispnea, diaforesis, pucat, tekanan hemodinamik,

dan frekuensi respirasi) respon oksigen

melakukan tugas-tugas 5. Pantau fisik yang paling dasar dan aktivitas perawatan pribadi Kemampuan melakukan untuk aktivitas irama frekuensi terhadap

pasien (misalnya, nadi, jantung, dan

respiarsi) aktivitas 5. Untuk mengetahui tingkat respon tubuh klien terhadap aktivitas

perawatan diri.

yang dibutuhkan dan 6. Ajarkan kepada klien dan berfungsi dirumah atau orang yang penting bagi klien tentang teknik

26

komunitas

perawatan diri 7. Ajarkan tentang

pengaturan aktivitas dan 6. Melatih klien untuk mandiri dan agar teknik manajemen waktu 8. Kolaborasikan dengan keluarga ikut serta dalam perawatan klien

ahli terapi okupasi, fisik dan/ atau rekreasi 9. Rujuk pada pelayanan 7. Untuk mencegah kelelahan

kesehatan rumah

8. Untuk merencanakan dan memantau program kebutuhan 9. Untuk mendapatkan pelayanan tentangbantuan perawatan rumah, sesuai dengan kebutuhan.

aktivitas,

sesuai

dengan

6.

Hipertermi berhubungan Setelah dengan dehidrasi.

diberikan askep 1. Monitor mungkin

suhu

sesering 1. Mengetahui tingkat perubahan suhu 2. Panas berpengaruh terhadap kulit

selama x 24 jam, diharapkantidak

ada 2. Monitor warna, dan suhu 3. Panas yang berlebih dapat berpengaruh

masalah dalam suhu tubuh

kulit

terhadap kardiorespirasi

27

dengan skala 4 sehingga suhu 3. Monitor tekanan darah, 4. Memantau keseimbangan cairan dalam tubuh kembali normal atau turun dengan kriteria hasil :

nadi, dan pernafasan. 4. Monitor intake dan output

tubuh 5. Menstimulus pusat pengatur suhu di hipotalamus.

-

suhu

tubuh

dalam 5. Kelaborasi dengan tenaga medis dalam pemberian antipiuretik.

rentang normal Pernafasan dalam batas normal.

7

Nyeri akut bd. Ketidak Setelah seimbangan elektrolit

diberikan askep 1. Kaji

terhadap

nyeri 1. Rasional : pasien melaporkan nyeri biasanya diatas tingkat cedera.

selama x 24 jam, diharapkan nyeri hilang atau berkurang

dengan skala 1-10.

2. Rasional : nyeri dipengaruhi oleh;pasien dalam faktor kecemasan, ketegangan, suhu, distensi kandung kemih dan berbaring lama. identifikasi pencetus.

dengan 2. Bantu

kriteria hasil : Meningkatkan perasaan nyaman dan aman individu Meningkatkan kemampuan

3. Rasional : memberikan rasa nayamandengan cara membantu mengontrol nyeri.

4. Rasional

:

memfokuskan

kembali

individu 3. Berikan tindakan perhatian, meningkatkan rasa kontrol. untuk dapat melakukan kenyamanan, seperti 5. Rasional : untuk menghilangkan nyeri aktifitas fisik yang memberikan posisi yang otot atau untuk menghilangkan diperlukan untuk nyaman bagi klien. kecemasan dan meningkatkan istirahat.

28

penyembuhan

(misal;

batuk dan nafas dalam, ambulasi) Mencegah timbulnya

4. Dorongmenggunakan relaksasi.

pasien tehnik

gangguan tidur

5. Kelaborasi dengan tenaga medis lain dalam

pemberian analgesik. 8Resti Infeksi bd. Setelah diberikan askep urin selama x 24 jam,

1. Kaji suhu klien setiap 4 jam dan lapor suhu diatas 38, 5 c 2. Catat karakteristik urine

1. TTV menandakan adanya perubahan didalam tubuh

Pengeluaran berlebihan.

diharapkan -

infeksi

dengan kriteria hasil : Tanda-Tanda Vital 2. Untuk mengetahui / mengindentifikasi indikasi kemajuan dan penimpangan hasil yang diharapkan 3. Untuk mencegah statis urine

dalam batas normalTidak ada tanda-tanda infeksi.

3. Anjurkan klien untuk

29

minum 2 3 liter 4. Monitor pemeriksaan ulang urine kultur dan sensitivitas untuk menentukan respon terapi5. Berikan perawatan

4. Mengetahui seberapa jauh efek obat terhadap keadaan penderita

5. Untuk

menjaga

kebersihan

dan

pertahankan agar tetap bersih dan kering

menghindari bakteri pembuat infeksi

30

D. No. Dx

Evaluasi Diagnosa Keperawatan Evaluasi

1

Ketidakseimbangan

volume

cairan

kurang

dari S : klien mengatakan tidak begitu sering berkemih dan tidak begitu sering

kebutuhan tubuh berhubungan keluaran cairan aktif haus. haluaran urine yang berlebihan sekunder akibat O : diabetes insipidus (ketidakadekuatan hormone - Kulit/membran mukosa klien lembab haus, - TTV dalam batas normal (Nadi: bayi 120-160x/mnt, toddler 90-140x/mnt, prasekolah 80-110 x/mnt, sekolah 75-100x/mnt, remaja 60-90x/mnt; RR: bayi 35-40 x/mnt, toddler 25-32x/mnt, anak-anak 20-30 x/mnt, remaja 1619 x/mnt; TD: bayi 85/54 mmHg, toddler 95/65 mmHg, sekolah 105-165 mmHg, remaja 110/65 mmHg; suhu : Suhu tubuh 36-37,5C) A : Tujuan tercapai sebagian P : Pertahankan kondisi klien dan lanjutkan intervensi 2 Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan S : klien mengatakan malamhari tidak sering berkemih.

diuretic) ditandai dengan haluaran urin berlebih (4-30 - BB klien tetap/tidak terjadi penurunan berat badan liter/hari), klien sering berkemih, kulit/membrane mukosa kering, penurunan berat badan.

penurunan permeabilitas tubulus ginjal, ditandai O : dengan poliuri dan nokturia. - Tidak terjadi poliuri. - Tidak terjadi nocturia.

31

- Tidak sering berkemih. A : tujuan tercapai sebagian P : Pertahankan kondisi klien dan lanjutkan intervensi 3 kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya S : klien dan keluarga mengatakan mengerti tentang penyakit diabetes paparan informasi ditandai dengan pengungkapan insipidus. masalah. O: - Klien dan keluarga mampu menjabarkan tanda dan gejala diabetes insipidus. - Klien dan keluarga mampu mendeskripsikan pengertian diabetes insipidus. - Klien mampu menjelaskan gaya hidup sehat yang harus dijalani untuk mencegh terjadinya komplikasi. A : Tujuan tercapai dan masalah teratasi P : Lanjutkan health promotion pada keluarga 4 Gangguan pola tidur berhubungan dengan sering S : terbangun akibat poliuri, nokturia, dan polidipsi, - klien mengatakan klien tidak sering terbangun di malam hari akibat ingin ditandai dengan klien sering terbangun waktu malam akibat ingin berkemih dan ingin minum. berkemih dan ingin minum. - klien mengatakan bahwa klien tidak mengalami kesulitan untuk tertidur/tetap tidur. O: - TTV klien dalam batas normal

32

(Nadi: bayi 120-160x/mnt, toddler 90-140x/mnt, prasekolah 80-110 x/mnt, sekolah 75-100x/mnt, remaja 60-90x/mnt; RR: bayi 35-40 x/mnt, toddler 25-32x/mnt, anak-anak 20-30 x/mnt, remaja 16-19 x/mnt; TD: bayi 85/54 mmHg, toddler 95/65 mmHg, sekolah 105-165 mmHg, remaja 110/65 mmHg; suhu : Suhu tubuh 36-37,5C). A : tujuan tercapai sebagian. P : Pertahankan kondisi klien dan lanjutkan intervensi 5 Intoleransi aktivitas bd. Kelemahan umum atau S : klien mengatakan bahwa dapat melakukan kegiatan sehari - hari kelemahan otot O : klien tampak mampu untuk beraktivitas yang sederhana ( mandi, berjalan, dll ) A : tercapai sebagian P : lanjutkan tindakan 6Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit

S : kluen mengatakan tubuhnya sudah tidak terasa panas lagi - O : TTV dalam rentang normal (TTV dalam batas normal (Nadi: bayi 120160x/mnt, toddler 90-140x/mnt, prasekolah 80-110 x/mnt, sekolah 75100x/mnt, remaja 60-90x/mnt; RR: bayi 35-40 x/mnt, toddler 25-32x/mnt, anak-anak 20-30 x/mnt, remaja 16-19 x/mnt; TD: bayi 85/54 mmHg, toddler 95/65 mmHg, sekolah 105-165 mmHg, remaja 110/65 mmHg; suhu : Suhu tubuh 36-37,5C ) A : tercapai sebagian P : lanjutkan tindakan dan pertahanka kondisi klien

33

7

Nyeri akut bd. Ketidak seimbangan elektrolit

S : nyeri berkurang / hilang O: klien tampak tidak meringis kesakitan Tidur klien tidak terganggu karena nyari

A : tercapai sebagian P :lanjutkan tindakan 8Infeksi bd. poliuri

S : pada saat kencing klien tidak merasa sakit O: tidak ada tanda tanda infeksi Kultur urine negatif

A : tercapai sebagian P : lanjutkan tindakan

34

BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN. Diabetes Insipidus adalah sindroma yang ditandai dengan poliuria dan polidipsi akibat terganggunya sekresi vasopressin oleh system saraf pusat yang dapat disebut dengan diabetes insipidus sentral dan akibat kegagalan ginjal dalam rangsangan AVP dan ketidakmampuan responsive tubulus ginjal terhadap vasopressin yang dapat disebut dengan diabetes insipidus nefrogenik. Di manifestasikan dengan poliuria dan polidipsia.

B. SARAN Penulis memberi saran kepada : 1. Para pembaca pada umumnya agar lebih menjaga ginjal kita agar selalu berfungsi dengan baik, dengan mengetahui penyakit-penyakit yang berkaitan dengan tubuh kita misalnya diabetes insipidus, SIADH, dan atau hipopituitary anterior maupun posterior seperti yang telah dibahas dalam makalah ini diharapkan mampu menggunakan koping yang efektif dan dapat mencegahnya serta menghubungi dokter untuk tindak lanjut berikutnya. 2. Para mahasiswa/i khususnya supaya lebih memahami konsep penyakit-

penyakit dan atau hipopituitari itu sendiri agar mampu memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan hipopitutari anterior dan posterior.

35