bab iii uraian kusus baru oke.docx
TRANSCRIPT
13
BAB III
URAIAN KHUSUS
A. Pekerjaan Yang Dilakukan
Selama melaksanakan kegiatan prakerin di PT. ASIA PACIFIC FIBERS
tepatnya Di departemen ELECTRIC INSTRUMENT ,Pekerjaan yang di kerjakan
tentunya berhubungan dengan elektrik,diantaranya adalah :
1. Perawatan dan Perbaikan OLT
a. Perawatan
Perawatan Sensor OLT terbagi menjadi 3 yaitu perawatan fisik,kalibrasi
dan Kelistrikan.Perawatan fisik yaitu dengan melakukan pembersihan pada
celah-celah keramik yang dilalui benang. Sedangkan perawatan
kelistrikannya, biasa-nya terjadi pada kabel penghubung yang sering
terkelupas bahkan putus karena terkena gesekan main belt atau roda
positorq.
b. Perbaikan
NAMA SENSOR HIGH LOW ZEROTEMCO 5,8 5,4 6,5Hi-Tech (Pin 3) MENGIKUTI MENGIKUTI MENGIKUTIHi-Tech (Pin 4) 0,30 - 0,60 0,5 0,35
Sensor OLT tidak normal (abnormal), cara perbaikannya adalah dengan
mengkalibrasi sensor OLT tersebut dengan menggunakan mesin khusus
untuk mengkalibrasi sensor OLT. Caranya dengan mengatur terminal
sekrup pada sensor OLT sesuai dengan standar Ukuran sensor OLT
tersebut. Setelah itu dilakukan pengecatan pada terminal sekrup yang telah
diatur. Hal ini dilakukan agar saat sensor OLT dipasang pada mesin dan
proses produksi Berlangsung, standar ukuran sensor OLT tidak berubah.
Masing-masing jenis sensor OLT memiliki ukuran kalibrasi yang berbeda-
beda,Berikut ukuran kalibrasi sensor OLT :
14
Gambar 3. Mesin Kalibrasi Sensor OLT
Mesin kalibrasi sensor OLT ini digunakan untuk mengkalibrasi olt yang ada
di mesin penggulung benang,dengan melihat di komputer apabila sensor OLTnya
(-3) berarti OLT nya Harus di kalibrasi di mesin tersebut dengan prosedur
pengkalibrasiannya yang ada diatas Gambar.
2. Perawatan dan Perbaikan Spare Cutter
a. Perawatan
Sebelum cutter di pasang pada mesin texturizing yang siap beroprasi, maka
alangkah baiknya diperiksa terlebih dahulu,Alat yang digunakan
untukmemeriksa dan mengecek cutter yaitu power supply (catu daya) selain
itu,bagian yang harus di peli- hara adalah keramik pada cutter Perawatannya
dengan cara membersihkan pada celah-celah keramik yang kotor dengan kain
sebagai penggosok.
b. Perbaikan
Apabila dalam pemeriksaan telah diketahui kesalahannya maka langkah
selanjutnya adalah perbaikan.Bila pisau pemotong pada cutter bekerja tetapi
benang tidak terpotong atau putus,maka perbaikannya adalah dengan
15
mengganti cutter yang baru.Kemudian Apabila bagian dalam cutter rusak,
maka dilakukan perbaikan pada bagian yang rusak jika Masih
dimungkinkan.Tetapi bila tidak dapat diperbaiki,maka lebih baik diganti
dengan cutter Yang baru.
Gambar 4. Spare cutter
3. Perawatan dan Perbaikan Detector
a. Perawatan
1) Melakukan pembersihan pada body detector yang kotor karena minyak Dan
debu dengan menggunakan kain yang lunak
2) Jika detector mengalami masalah maka gosok-gosoklah celah keramik Pada
detector dengan menggunakan kertas atau kardus sebagai Penggosok.
b. Perbaikan
socket penghubung pada detector putus, Cara perbaikannya adalah dengan
mengganti penghubung detector dari socket menjadi terminal.Tetapi bila kabel
sudah tidak layak pakai maka lebih baik diganti satu paket (detector dan socket).
16
Gambar 5. detektor
4. Perawatan dan Perbaikan Primary Heater
a. Perawatan
1) Jika keramik pada heater kotor , Perawatannya adalah dengan cara
Membersihkan celah keramik pada heater dengan menggunakan kain
sebagai peng- gosok.
2) Melakukan pemeriksaan dan pengecekan heater melalui socket
Penghubung heater dengan menggunakan multimeter atau multitester.
b. Perbaikan
Jika dalam pemeriksaan telah diketahui kesalahannya,maka langkah
berikutnya adalah perbaikan.Jika socket penghubung pada heater
putus,maka perbaikannya adalah dengan menyambung kembali pada
masing-masing terminal pada elemen heater.Tetapi jika kabel sudah terlalu
tua dan sudah tidak layak digunakan maka lebih baik diganti Dengan yang
baru.
17
Gambar 6.Primary Heater
1. Menginstalasi Motor 3 Phase
Motor 3 phase banyak digunakan di perusahaan perusahaan besar.Didalam
menghubungkan motor ini,perlu di perhatikan rangkaian control yang digunakan
untuk menjalankan motor tersebut.Rangkaian yang biasa digunakan adalah
rangkaian star/delta saat menghubungkan kabel yang dipakai juga tidak boleh
menyentuh body motor karena hal itu dapat menyebabkan short arus listrik.
a. Cara Kerja Motor 3 Phase :
1) Motor 3 Phase akan bekerja atau berputar apabila sudah di hubungkan
dalam hubungan tertentu.
2) Mendapatkan tegangan (jala-jala atau power atau sumber) sesuai dengan
kapasitasnya.
b. Cara Menghubungkan Motor dalam hubungan bintang/star yaitu :
1) Cukup Mengkouple/menghubungkan semua ujung kumparan phasa
menjadi Satu.
2) Sedangkan yang tidak dihubungkan menjadi satu, kita hubungkan ke
sumber tegangan .
18
c. Cara Menghubungkan Motor dalam hubungan segitiga/delta yaitu :
1) Ujung pertama dari kumparan phasa I dihubungkan dengan ujung kedua
dari Kumparan phasa III.
2) Ujung pertama dari kumparan phasa II dihubungkan dengan ujung kedua
dari Kumparan phasa I
3) Ujung pertama dari kumparan phasa III dihubungkan dengan ujung
kedua dari Kumparan phasa II.
Gambar 7. Motor Listrik
19
2. Merangkai dan Memperbaiki Lampu TL
Biasanya lampu-lampu TL mati dikarenakan starter yang rusak Atau
lampunya atau lampunya yang putus.Terkadang kap-kap lampu yang terbuat dari
bahan plastik bahan plastik juga mudah rusak (pecah,retak-retak) itu disebabkan
pengaaruh keadaan sekitar yang mempunyai suhu udara cukup tinggi dan sering
terkena oli. terkena oli.Keadaan Itu menjadikan para pekerja was-was dalam
bekerja sehingga lampu-lampu Yang sudah mati dan kap-kap yang rusak perlu
diganti dengan yang baru (kap-Kap terbuat dari alumunium).Selain itu
trafo/ballast juga terkadang ada juga yang Rusak sehingga perlu diganti dengan
yang baru.
Gambar 8. Rangkaian Lampu TL
20
1. Inverter
Inverter secara etimologi berasal dari bahasa inggris yang berarti pembalik
jadi Menurut pengertian ini,yang dimaksud dengan inverter adalah semua alat
pembalik. Dalam istilah kelistrikan dikenal adanya converter,rectifier dan
inverter. Konverter (to convert = mengubah) adalah alat pengubah,baik dari DC
ke AC (DC to AC Converter) maupun dari AC ke DC (AC to DC Converter).
Rectifier berarti penyearah, alat ini berfungsi untuk menyearahkan tegangan AC
(bolak-balik) menjadi tegangan DC (searah) atau AC to DC Converter.
Sedangkan inverter secara istilah adalah kebalikan dari rectifier, kerjanya adalah
membalikkan dari tegangan DC ke tegangan AC atau DC to AC Converter. Jadi
inverter adalah alat untuk mengubah system tegangan DC ke tegangan AC.
Lebih spesifik lagi,fungsi inverter adalah mengubah tegangan masukan DC
menjadi tegangan keluaran AC yang simetris dengan amplitudo dan frekuensi
tertentu. Tertentu. Tegangan keluarannya dapat merupakan tegangan tetap
maupun tegangan variable dengan frekuensi tetap ataupun variable pula. Pada
praktiknya,lebih banyak diperlukan inverter dengan amplitudo dan frekuensi
tetap. Inverter terdiri dari beberapa sirkuit penting yaitu sirkuit converter (yang
berfungsi untuk mengubah daya komersial menjadi DC serta menghilangkan
ripple atau kerut yang terjadi pada arus ini)serta sirkuit inverter (yang berfungsi
untuk mengubah arus searah menjadi bolak-balik dengan frekuensi yang dapat
diatur-atur).Inverter juga memiliki sebuah sirkuit pengontrol. Inverter biasanya
menggunakan rangkaian modulasi lebar pulsa (pulse width modulation-PWM).
Inverter juga dapat dibedakan dengan cara pengaturan tegangannya,yaitu :
a. Jika yang diatur tegangan input konstan disebut Voltage Fed Inverter (VFI)
b. Jika yang diatur arus input konstan disebut Current Fed Inverter (CFI)
c. Jika tegangan input yang diatur disebut Variable DC linked inverter
Pada dasarnya kecepatan dari induksi motor itu fix,tidak bisa dirubah dan
hanya Sesuai dengan nilai yang tertera pada name plate motor,namun pada
21
kenyataan-nya perubahan kecepatan ini sangat dibutuhkan pada kondisi mesin
tertentu,seperti mesin feeding conveyor yang memerlukan 2-3 kecepatan,antara
lain kecepatan rendah.kecepatan sedang dan Kecepatan tinggi, hal ini tidak
mungkin hanya mengandalkan motor saja namun memerlukan alat tambahan
yang dinamakan inverter.
Inverter adalah suatu alat yang dapat mengatur kecepatan induksi motor
secara otomatis sesuai dengan kebutuhan mesin tersebut. Di dalamnya terdapat
parameter-parameter yang harus diisi atau diprogram melalui display yang
ada,parameter ini akan menentukan Kerja inverter tersebut, salah satu contoh
parameter yang harus diisi adalah berapa nilai kecepatan low,middle dan
highnya,ini penting sebab parameter ini yang mengatur tinggi rendahnya
putaran motor atau mesin.
Salah satu keuntungan jika menggunakan inverter adalah,putaran motor
atau mesin dapat kita control sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
kita,sehingga dapat mencapai kapasitas produksi yang maksimal. Di lapangan
banyak sekali type/model inverter,masing-masing mempunyai keunggulan
yang berbeda dan karakter yang berbeda pula.Inverter dapat diklasifikasikan
menjadi 2 macam yaitu: inverter 1 phase dan inverter 3 phase.Inverter juga
dapat dibedakan melalui cara pengaturan tegangannya. Jika yang diatur
tegangan input konstan disebut Voltage Fed Inverter(VFI),jika yang diatur arus
input konstan disebut Current Fed Inverter (CFI),dan jika tegangan input
tegangan input yang diatur disebut Variable DC Linked Inverter. Selain
itu,dilihat dari gelombangnya inverter dapat dibedakan menjadi 2,Yaitu
inverter setengah gelombang dan inverter gelombang penuh.
22
Gambar 9.INVERTER
a. Prinsip Kerja Inverter
1) Prinsip Kerja Inverter 1 Phase
Inverter 1 phase diberi tegangan input 220 Volt AC yang disupply
dari converter (rangkaian elektronika yang mengubah tegangan AC
menjadi DC). Didalam inverter 1 phase Tersebut terdapat beberapa
kapasitor atau elco yang berfungsi sebagai filter tegangan DC.Lalu
tegangan DC tersebut dikonfersikan melalui transistor blok yang
dikontrol CARD DRIVE,card CPU,dan card display menjadi output
dengan tegangan AC 3 phase yang diatur (variable AC).
23
2) Prinsip Kerja Inverter 3 Phase
Prinsip Kerja Inverter 3 Phase hampir sama dengan inverter 1
phase.Inverter 3 Phase diberi sumber tegangan (R.S.T) dengan
tegangan 380 volt AC.AC.Tegangan input AC tersebut diubah oleh
diode menjadi tegangan DC.Pada inverter 3 phase juga terdapat
komponen Elco,tegangan DC tadi kemudian di ubah oleh transistor
blok menjaditegangan output AC(Variable AC).Transistor blok
tersebut dikontrol oleh CARD DRIVE,card CPU dan CARD
DISPLAY.
24
8. Maintenance Mesin Texturizing
Dalam maintenance mesin texturizing yang dilakukan yaitu :
a. Cleaning fan dan filter
Membersihkan fan atau kipas pendingin yang digunakan untuk
menghindari suhu yang terlalu tinggi Yang dapat menyebabkan
kebakaran. Untuk itu perlu dilakukan pembersihan pada fan agar dapat
bekerja dengan baik.Jika ditemukan fan yang abnormal atau tidak
berfungsi dengan Baik maka perlu dilakukan perbaikan atau diganti
dengan fan yang baru.Mengganti filter penyaring kotoran yang kotor
dengan filter yang sudah bersih.Kemudian filter yang kotor tersebut
dicuci hingga bersih dan dikeringkan sehingga dapat dipakai lagi untuk
mesin yang lain.Jika filter sudah tidak layak untuk dipakai lagi Maka
perlu diganti dengan filter yang baru.
b. Cleaning Magnetik Kontaktor Main Motor
Membersihkan Kontak kontaktor dengan cara diamplas hingga
kerak/kotoran yang menempel pada kontak kontaktor hilang,kemudian
disemprot dengan kontak cleaner.
c. Cleaning Cutter dan Detektor
Membersihkan celah-celah dan keramik cutter yang dilewati
benang dengan kain.Membersihkan keramik dan body detector dengan
kain serta mengecek kondisi detector dan cutter.Jika ditemukan detector
atau cutter yang abnormal maka perlu diganti yang baru.
d. Memperbaiki Sensor OLT yang Abnormal
Jika ditemukan sensor OLT yang abnormal maka perlu dilakukan
tindakan perbaikan yaitu dengan cara mengkalibrasi sensor OLT yang
abnormal tersebut atau Jika kerusakan terjadi pada kabel penghubung
sensor OLT maka perlu mengganti kabel yang rusak tersebut.
25
e. Memperbaiki Tombol Doffing
Kerusakan biasanya terjadi pada push button atau tombolnya yang
sudah rusak dan sering terjadi kabelnya putus.Jika push Buttonnya rusak
maka perlu diganti Yang baru dan jika kabelnya yang putus maka cukup
disambung kembali.
f. Cek Ampere
Pengecekan arus listrik ini dilakukan pada MCB Main Motor,MCB
Fume A dan Fume B,dan MCB Motor Suction.
9. Modifikasi Kabel OLT
Yang dimaksud modifikasi kabel disini yaitu memperbaharui kabel OLT
yang rusak Sedemikian rupa hingga dapat digunakan lagi dengan kondisi yang
normal tanpa mengurangi kinerja kabel tersebut.Kerusakan kabel OLT
biasanya terjadi pada soketnya yang rusak terkena putaran main belt atau kulit
kabelnya yang terkelupas bahkan putus terkena putaran maIn belt atau putaran
positorq.Untuk itu jika persediaan kabel OLT sedang habis,maka perlu di
Lakukan modifikasi kabel.
Kabel OLT yang putus tetapi soketnya masih bagus,bisa diambil soketnya
untuk di sambung dengan kabel OLT yang lain yang masih bagus dan normal.
Cara menyambungnya dengan menyolder kabel-kabel kecil didalamnya dan
memberikan isolasi antar kabel berupa selongsong dari kulit kabel OLT,kemu-
dian kabel-kabel kecil tersebut diisolasi lagi dengan menggunakan isolasi
hitam agar rapi dan tidak mudah terkelupas jika terkena putaran positorq.
26
Gambar 12.Kabel Penghubung Sensor OLT
10. Merawat Genset
Biasanya yang dilakukan dalam merawat genset yaitu dengan memanasi
genset Dan membersihkannya.Memanasi genset ini dilakukan dilakukan
seminggu sekali yaitu setiap hari sabtu.Pemanasan genset ini dilakukan selama
30 menit dan selama pemanasan dilakukan pengecekan tegangan listrik,arus,dan
frekuensinya yang dihasilkan dari genset tersebut.Genset di PT Asia Pasific
Fibers digunakan untuk cadangan pemasok listrik jika pasokan listrik dari PLN
terputus.
Gambar 13. Genset
27
11. Membersihkan Ruangan
Setiap satu minggu sekali ruangan dibersihkan dan ditata jika
perlu.Biasanya ruangan Dibersihkan dengan cara disapu dan dipel jika
diperlukan.Jika ruangan dirasa berantakan maka ruangan akan ditata
sedemikian rupa sehingganyaman untuk ditempati dan untuk bekerja dan
membuang sampah ke tempat penampungan sampah diluar ruangan.
12. Mengganti Timer Pada Mesin Knitting dan Mesin Relling
Mesin Knitting dan Mesin Relling bekerja denagan menggunakan motor
prinsip kerja mesin Knitting dan Relling sama.Mesin bekerja dengan batas
waktu tertentu kemudian berhenti secara otomatis.Dengan demikian mesin
tersebut pasti memakai/menggunakan timer.Pada suatu saat timer pada mesin
tersebut mengalami kerusakan dan perlu diganti yang baru.Saat mengganti
timer juga dilakukan pengecekan terhadap komponen-Komponen lain pada
panel mesin tersebut,misalnya magnetik Kontaktor,MCB,dan kabel-kabelnya
Jika ada komponen yang mengalami kerusakan maka perlu dilakukan perbai-
kan atau pun penggantian komponen yang baru.
13. Cek Ampere
Cek Ampere dilakukan untuk mengecekkondisi arus listrik yang mengalir
pada mesin motor.Serta dilakukan pengecekan temperatur main motor.Jika
ditemukan arus atau pun temperature main motor tidak sesuai standar/abnor-
mal,maka perlu dilakukan tindakan perbaikan.
28
B. Mesin Texturizing
1. Proses Pembentukan Polyester
Mesin SDS (Super Draw Set) 700 merupakan mesin draw
texturizing/pembuat texture/pola yang mempunyai 216 poros
(spindle).Bahan yang digunakan untuk pembuatan benang texture benang
yaitu jenis polyester /polymide dalam pembuatan benang jenis polyester
dengan mesin SDS 700 harus melalui beberapa proses yaitu :
a. Unit Polymerisasi
Pada unit ini bertugas sebagai proses pencampuran PTA(Pure
Terepalic Acid) dan EG(Ethylim Glycol)dari proses polyester
PET.Polyester PET ini mempunyai sifat yang berkebalikan yaitu
PET akan menjadi lunak bila dipanaskan dan akan menjadi keras
apabila didinginkan.Karena Chips polyester bersifat keras,maka
polyester PET ini kemudian didinginkan lalu dipotong-potong
menjadi chip.
b. Unit Spinning
Pada unit ini berlangsung kegiatan filament benang setengah jadi
yaitu Dari chip polyester menjadi benang POY(Partially Oriented
Yarn).Unit ini terbagi jadi 3Tahapan proses produksi yaitu :
1) Proses Pengeringan Chip (Drying)
2) Proses Pelelehan Chip (Melting)
3) Proses Penanggulangan Chip (Winding)
c. Unit Draw Twisting
Pada unit ini dilaksanakan proses pengubahan benang POY dari
spinning Menjadi benang POY (Full Oriented Yarn).
d. Unit Texturizing
29
Pada unit ini bertugas untuk mengubah benang POY menjadi
benang Siap pakai yang disebut dengan benang DTY (Draw
Textured Yarn) yang mempunyai suhu lebih tinggi karena sifatnya
yang lebih baik.
e. Unit Staple Fiber
Pada unit ini dilakukan proses pembuatan serat-serat pendek yang
Menyerupai kapas (Polyester Staple).Selanjutnya dalam proses
texturizing memiliki 3 Prinsip dasar dimana 2 prinsip dasar yang
awal sama dengan prinsip dasar draw Twisting sedangkan yang
terakhir tidak dimiliki oleh draw twisting, prinsip itu adalah :
1) Drawing
Drawing merupakan proses perenggangan benang.Hal ini
dilakukan agar diperoleh benang yang tidak mudah berubah
bentuknya.
2) Twisting
Twisting merupakan proses pemelintiran benang.Hal ini
dimaksudkan agar filamen-filamen penyusun benang terikat
dan tergabung menjadi satu sehingga diperoleh benang yang
lebih kuat.
3) Heating
Heating merupakan proses pemanasan benang.Hal ini
bertujuan untuk mempermudah pembentukan fisik
benang.Proses ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
a) Pre-Heating,yaitu pemanasan awal sebelum benang
masuk ke twisting zone sehingga texture benang
mudah terbentuk.
b) Final-Heating,yaitu pemanasan akhir setelah benang
dilakukan twist sehingga Textur benang tidak berubah.
30
2. Komponen Mesin Texturizing
Proses Texturizing dengan menggunakan mesin SDS 700 melibatkan
Beberapa komponen yaitu :
a. Creel
Berfungsi untuk menyalurkan benang POY (Partially Oriented
Yarn) ke cutter.
b. Sledge
Berfungsi untuk memasukkan benang dari Primary Heater ke track.
c. Positorq
Berfungsi sebagai pemelintir benang dengan menggunakan 3 set
roda berkecepatan tinggi.
d. Working Carriage
Bertugas sebagai alat,tempat perawatan dan perbaikan mesin
texturizing pada bagian bawah.
e. Maintenance Wakway
Bertugas sebagai tempat perawatan dan perbaikan mesin texturi-
zing pada bagian atas.
f. Cooling Plate
Bertugas untuk mendinginkan benang setelah dipanaskan melalui
Primary Heater,yang selanjutnya akan masuk ke unit Texturizing.
g. Suction Tubles
Ialah tabung penghisap dimana pipa-pipanya dihubungkan pada
pipa blower motor.Fungsinya selain untuk membuang benang yang
tidak terpakai juga mempermudah operator dalam pemasangan
benang pada jalur benang,Tabung ini terletak pada bagian atas
mesin.
h. Fume Extract Ducting
31
Berfungsi untuk menghisap uap panas dari pemanasan yang
dilakukan oleh Primary Heater yang kemudian dibuang keluar area
Texturizing melalui cerobong pipa yang ditempatkan diatas mesin.
i. Yarn Oiling
Bertugas untuk melumasi benang dengan minyak agar menjadi
licin.Setelah benang keluar dari heater kedua (Secondary Heater).
Pelumasan minyak ini bertujuan melemaskan benang,menyatukan
filament-filament dalam benang benang agar menjadi satu-kesatuan
dengan lainnya serta mudah untuk dipisahkan/tidak menempel.
j. Feed Roller
Feed Roller terbagi menjadi 3 lokasi,yaitu :
1) Input Feed Roller
Berfungsi untuk menjaga kesamaan twist (pemelintiran
benang) sebelum melakukan proses primary heater.
2) Intermediet Feed Roller
Feed Roller berfungsi untuk menarik benang dari final
heater sebelum benang Melalui Yarn Oiling.
k. Yarn Monitoring
Yarn Monitoring ini terbagi atas 4 bagian utama,yaitu :
1) Yarn Sensor OLT
Sensor OLT(Online Tensor) menyediakan informasi
tentang kualitas benang bertekstur,tapi juga tentang
benang pasokan (POY),pemantauan produksi dan
berkontribusi untuk mengurangi biaya dalam proses
texturing Sebuah kesalahan khas dalam proses texturing
ditunjukkan oleh frekuensi Besar dalam ketegangan
32
benang.Hal ini dapat berupa terlalu tinggi atau terlalu
rendah denganpuncak ketegangan benang.Hal ini dapat
berupa terlalu tinggi atau terlalu rendah dengan puncak
ketegangan atau jejak ketegangan tidak stabil.Karena
kesalahan memiliki penyebab yang berbeda,sistem
menyediakan beberapa kriteria untuk mengklasifikasi
kesalahan dalam berbagai kategori.Tingkat kualitas dari
suatu kumparan dapat didefinisikan sesuai dengan jumlah
kesalahan dalam setiap kategori.Evaluasi data OLT dapat
diperpanjang sampai 75 doff.Dengan cara ini posisi yang
salah dalam setiapMesin menjadi jelas. Pabrik texturing
sekarang kemungkinan memproduksi benang yang
sempurna dan mampu menemukan dan melayani bidang
operasi baru untuk mengurangi kualitas pengujian control
mahal seperti pengujian rajut dan pewarna atau
pengukuran. Berikut macam-macam sensor OLT :
a. Sensor OLT merk Temco
Sensor OLT merk Temco dipasang dimesin
SDS 700 dan 900.Tetapi tidak menutup
kemungkinan dipasang dimesin SDS 1200 jika
diperlukan.Kalibrasi sensor ini adalah :
High = 5,8
Low = 1,6
Zero = antara 0,30-0,60.
33
Gambar 14.Sensor OLT merk Temco
b. Sensor OLT merk Hi-Tech
Sensor OLT merk Hi-Tech dipasang di mesin
SDS 700 dan SDS 900.Tetapi tidak menutup ke-
mungkinan dipasang dimesin SDS 1200 jika di-
perlukan.Kalibrasi sensor ini adalah :
High : 5,4
Zero : 0,5
Gambar 15. Sensor OLT merk Hi-Tech
c. Sensor OLT Retech
34
Sensor OLT merk Retech sering dipasang dime-
sin SDS 700.Tetapi jika diperlukan dapat dipa-
sang dimesin SDS 900 dan SDS 1200.Sensor ini
tidak dapat dikalibrasikan.Sehingga jika sensor
ini abnormal maka harus diganti dengan sensor
yang lain.
Gambar 16. Sensor OLT merk Retech
2) Yarn Cutter
Yarn cutter berfungsi untuk memotong benang secara
otomatis. Apabila ditemukan benang dalam kondisi rusak
atau putus pada waktu melalui detektor. Selain itu ber-
fungsi untuk memotong benang secara otomatis apabila
Bobbin sudah terpenuhi gulungan benang.Hal ini dilaku-
kan untuk menghindari lapping(lilitan) benang pada tem-
pat-tempat yang tidak diinginkan.Sekaligus untuk meng-
hindari benang terbuang percuma.Pada Yarn Cutter terda-
35
pat kabel penghubung socket ditandai dengan kode warna.
Berikut ini akan dijelaskan tentang kabel socket yarn
cutter dan gambarnya.
Gambar 17.Cutter
Berikut adalah susunan kabel berdasarkan warna pada socket cutter :
2 6 10 - + 11 7 3
4 8 12 + - 9 5 1
Keterangan :
Urutan warna kabel pada socket cutter :
0 = 10 = hitam 6 = biru
1 = 11 = coklat 7 = ungu
2 = 12 = merah 8 = abu-abu
3 = orange 9 = putih
4 = kuning (+) = coklat dan hitam
5 = hijau (-) = coklat dan biru
36
3) Yarn Detektor
Yarn Detektor bertugas untuk mendeteksi pergerakan
benang.Apabila pergerakan benang tidak terdeteksi maka
detektor akan mengaktifkan cutter pemotong benang.Dan
pada bagian detektor terdapat lampu indikator yang me-
nandakan detektor tersebut bekerja atau tidak.Biasanya
pada saat lampu menyala kemudian ada pergerakan
benang yang menggesek bagian tengah detektor lampu
akan mati dan langsung mengaktifkan cutter yang secara
otomatis akan memotong benang.
Gambar 18. Detektor
4) Yarn Heater
Heater merupakan elemen pemanas elektrik yang
diletakkan di dalam sistem tertutup (heater box) didesain
untuk memanaskan/mematangkan benang sekaligus
37
menguapkan minyak benang dari proses pematangan be-
nang.Heater dirancang sedemikian rupa sehingga bila-
mana diperlukan penggantian komponen ketika perawa-
an dan perbaikan (maitenance) dapat dilakukan dengan
mudah. Hal ini dimaksudkan Karena efisiensi sangatlah
penting dalam proses produksi sebuah industri.
Pada heater permukaan jalur benang dilapisi oleh kera-
mik yang terletak pada ujung bagian atas dan ujung ba-
gian bawah.Jika dalam proses perakitan tidak terlalu
ditangani secara profesional mungkin dapat retak,sehing-
ga mengakibatkan kerusakan pada benang yang diproses.
Heater pada mesin ini dilengkapi dengan sebuah PT 100
(Platinum Resistance Sensor) yang digunakan untuk
mengontrol dan memonitoring heater tetap pada suhu
acuan. Didalam pencapaian suhu acuan ke suhu terken-
dali, elemen pada heater memerlukan beberapa bagian
penunjang yang mana satu sama lain saling berhubungan
dan menunjang satu system kontrol umpan balik. Pada
prinsipnya kinerja dari kontrol suhu mesin SDS 700,
komparator berFungsi sebagai pembandingan antara
suhu acuan (set point) dengan sinyal dari PT 100.
Sebagai pembanding komparator hanya membandingkan
besaran yang sama,Jika pembanding pertama (Set Point)
berupa sinyal tegangan maka data dari pembanding ke-
dua (PT 100) haruslah diubah terlebih dahulu dari besa-
38
ran resistan ke besaran tegangan.Bilamana terjadi keti-
daksesuaian antara suhu acuan dengan suhu terkendali
Maka output dari komparator akan mengaktifkan sinyal
kepada SSR(Solid State Relay) Melalui sebuah penguat.
Pengumpanan disesuaikan dengan suhu keluaran,jika su-
hu terlampau tinggi maka SSR akan terlepas (cut off)dan
sebaliknya bila suhu lebih rendah dari set point maka
SSR akan terhubung.Secara umum fungsi SSR adalah
seperti saklar elektronik yang terkendali oleh sebuah
control.Heater ini terdiri dari 2 bagian yaitu :
a) Primary Heater
Primary Heater bertugas untuk memanaskan
benang pada tahap pertama.Pemanas ini dilaku-
kan guna untuk menyempurnakan proses pere-
gangan.Primary heater ini berjumlah 108 buah
dengan masing-masing heater memiliki jalur gan-
da sehingga praktis untuk melewatkan 216 be-
nang dalam sekali produksi.Benang yang mele-
wati Primary heater akan dipadu oleh bagian atas
dan bagian heater yang terbuat dari keramik sela-
ma proses heating dilakukan,pemasangan pintu
dari heater pertama haruslah ditutup agar pema-
nasan lebih efektif.Saat berlangsung proses pema-
nasan,benang yang mengandung minyak harus di-
renggangkan agar minyak yang ada didalam be-
39
nang dapat menguap.Uap panas yang timbul akan
dihisap oleh fume extraction yang berhubungan
dengan blower pada fume motor.Uap tersebut
langsung dialirkan melalui pipa dan dibuang
keluar area produksi melalui primary heater ke-
mudian dilewatkan ke cooling plate untuk diding-
inkan.Suhu dalam proses pemanasan dapat diatur
dan dijaga kestabilannya melalui sistem control
elektronik yang ditempatkan pada sisi depan me-
sin (control end).suhu yang dapat diatur yaitu
berkisar antara 160 derajat celcius sampai 245oC.
Gambar 19. Primary heater
3. Proses Mesin Texturizing
Benang POY yang terletak di Creel ditarik oleh input Feed Roller dengan
Terlebih dahulu melalui Yarn Cutter.Cutter disini akan memotong dan me-
nahan benang apabila terjadi benang putus yang dialami mesin.Setelah me-
lalui input Feed Roller kemudian benang dinaikkan ke daerah primary hea-
40
ter.Pada primary heater,benang mengalami proses Pre-Heating yang akan
disedot oleh fume extract Ducting.Sedangkan proses drawing dilakukan oleh
input Feed Roller dan Intermediet Feed Roller.Hal itu dapat terjadi karena
kedua kecepatan feed roller telah disetting berbeda.
Gambar 20. Benang POY
Selanjutnya benang akan melalui Cooling Plate untuk sedikit didinginkan
sebelum memasuki texturizing unit.Setelah melalui proses pemelintiran
benang (Twisting)Pada texturizing unit,benang akan melalui sensor OLT
untuk diperiksa kualitas berdasarkan tension masing-masing benang.Apabila
diperoleh kualitas benang yang berada dibawah batas minimum dari kualitas
yang telah disetting maka sensor OLT dapat Mengaktifkan Yarn Cutter un-
tuk memotong benang.Benang dengan kualitas rendah dapat disebabkan
oleh 2 hal,yang pertama terjadi kesalahan dalam salah satu atau lebih baik
proses Pre-Heating,Drawing ataupun twisting dan yang kedua adalah
41
kualitas bahan POY yang buruk. Setelah itu benang akan masuk ke Interme-
diet Feed Roller.Disini Intermediet feed roller memiliki fungsi penting kare-
rena kecepatan putaran rol Intermediet Feed Roller merupakan referensi dari
feed roller yang lain dan berhubungan langsung dengan Kecepatan proses
produksi.Kemudian benang masuk ke secondary heater untuk dilakukan
proses final- Heating.Selanjutnyabenang akan masuk ke Output Feed roller.
Disini Output Feed Roller bersama-sama dengan Intermediet Feed Roller
menentukan tension benang pada secondary heater.Keluar dari Output Feed
Roller benang akan melalui Yarn detektor yang akan langsung mendeteksi
pergerakan benang.Apabila terjadi Break atau putus benang,maka pergera-
kan benang tidak akan terdeteksi oleh detektor,dan detektor akan mengaktif-
kan Yarn Cutter untuk memotong benang.Setelah melalui yarn detektor,be-
nang akan melalui unit Take Up,dimana benang akan digulung menjadi pa-
ket-paket gulungan benang (Bobbin).Selang waktu tertentu yang ditentukan,
gulungan benang akan mencapai berat yang dikehendaki,kemudian dilaku-
kan Doffing,yaitu proses pengambilan gulungan benang.Setelah proses dof-
fing selesai,maka dapat dilakukan pengulangan proses produksi dari awal
untuk mendapatkan gulungan benang yang baru.
42
POY
(Partially Oriented Yarn)
Cutter
Roll 1
Sledge
Primary Heater
Cooling Plate
Positorq Sensor OLT
Roll 2
Secondary Heater
Roll 3
Detektor
Roll Oil
Take Up Bowl
43
Gambar 21. Gambar dan Komponen Mesin Texturizing
44
Keterangan :
Komponen Sub Komponen No.Creel 1Sledge 2Positorq 2A 3Working carriage 4Maintenance wak way 5Cooling Plate 6Suction Tube 7Fume extract ducting 8Yarn Oiling 9Feed roller Input Feed Roller 10
Intermediet feed roller 11Output feed roller 12
Yarn Monitoring Yarn cutter 13Yarn sensor OLT(On Line Tensor)
14
Yarn Detektor 15Unit take up Take off shaft 16
Bobbin lever 17Traverse motion device 18Stroke modification 19
Yarn heater Primary heater 20Secondary heater 21
45
Gambar 22. Penampang Primary Heater
46
Gambar 23. Penampang Secondary Heater
47
4. Macam-Macam Mesin Texturizing
Di PT.Asia Pacific Fibers khususnya didepartemen texturizing memiliki
beberapa macam atau tipe mesin atau tipe mesin texturizing,diantaranya :
a. Mesin Texturizing Rieter Scragg
Mesin tekstil jenis ini sudah sangat dikenal.Secara konvensional
dibanyak mesin texturing,pemanasan dan pendinginan benang dilaku-
kan dengan melewatkan benang pada permukaan piring pemanas.Ini
adalah tujuan yang jelas dari produsen benang tekstur untuk memaksi-
malkan hasil produksi benang tekstur dari setiap mesin texturing.
Dengan meningkatkan kecepatan mesin maka gulungan benang –
benang pun semakin cepat.Hal ini juga diinginkan untuk meminimal-
kan panjang pemanasan dan pendinginan benang dengan memaksi-
malkan laju perpindahan panas antara piring pemanas dan benang.Sa-
lah satu keterbatasan untuk meningkatkan kecepatan mesin adalah
‘gelombang kecepatan’.Kecepatan ini dipengaruhi oleh ketegangan
benang,tingkat penyisipan twist,dan konfigurasi mesin.Pada kecepatan
ini,kecepatan rotasi tinggi dari benang memutar cenderung mencipta-
kan getaran yang tidak terkendali dalam benang berjalan dan ini me-
nyebabkan variasi cepat dalam ketegangan dan ditingkat antihan be-
nang dimasukkan kedalam oleh unit pemutar,sehingga menghasilkan
benang yang tidak dapat diterima atau kualitas rendah.Lebih baik un-
tuk beberapa benang melalui zona pemanasan dan pendinginan yang
lurus sehingga memungkinkan bagian bebas dari twist kembali dari
unit memutar ke awal dari zona pemanasan,meskipun benang lainnya
dapat diterima dan diproses.Dan meskipun parah perubahan arah anta-
48
ra zona pemanasan dan zona pendinginan.Konfigurasi mesin adalah
kompromi antara penyediaan untuk pengolahan memuaskan untuk
kualitas dan stabilitas benang.
Gambar 24. Rieter Scragg (depan)
Mesin Texturizing Rieter Scragg ini adalah obyek penemuan mesin
Texturing untuk menyediakan konfigurasi ergonomis yang diterima
Pengaturan mesin tekstil dimana kecepatan gelombang lebih tinggi
Dan pengolahan yang lebih seragam daripada kasus denngan pema-
49
Nasan yang dikenal dengan pengaturan plat pendingin.Ini juga meru-
Pakan tujuan tujuan dari penemuan mesin texturing ini untuk menye-
Diakan suatu konfigurasi mesin yang memungkinkan pengolahan be-
nang pada kecepatan gelombang tinggi tanpa merugikan sifat benang
dan untuk meminimalkan pengaturan temperatur.Penemuan mesin
texturing ini memberikan pengaturan mesin tekstil untuk benang tex-
turing tekstil,pemanasan dan pendinginan benang,dimana perangkat
pemanas memiliki permukaan yang dipanaskan secara substansial
vertikal.Perangkat pendinginan dapat memperpanjang ke bawah dari
perangkat pemanas ke perangkat pemutar gulungan benang (bowel).
Jalur benang antara perangkat pemanas dan perangkat pemutar be-
nang (bowel) dapat melengkung, dalam hal perangkat pendingin
mungkin piring yang longitudinal melengkung dengan sudut antara
200 dan 450.Atau perangkat pendingin mungkin tabung substansial lu-
rus yang cenderung diantara 300 dan 800 ke vertikal.Tabung mungkin
memiliki paduan benang dibuang berdekatan inlet dan outlet berakhir
dari padanya dan diposisikan untuk memandu benang berjalan dijalan
substansial heliks sepanjang permukaan luar tabung.Dalam pengope-
rasian seperti perangkat pendingin,benang berjalan dapat membuat
pluralitas berubah disekitar permukaan tabung pendingin antara inlet
dan paduan otlet,dan tabung mungkin memiliki paduan benang tamba-
50
han yang berada disepanjang jalur heliks antara inlet dan paduan stop
kontak.
Gambar 25. Primary Heater Rieter Scragg
Perangkat pemanas mungkin memiliki suhu antara 150 0C dan 800 0C.
Permukaan yang dipanaskan mungkin memiliki alur didalamnya un-
tuk menerima benang berjalan.Perangkat pemanas mungkin memiliki
permukaan yang dipanaskan longitudinal melengkung dengan benang
51
yang berjalan dalam jalurnya,atau permukaan yang dipanaskan secara
substansial datar.Untuk mengurangi panjang perangkat pemanasan
yang dibutuhkan untuk pemanas yang memadai dari benang,perangkat
pemanasan pertama beroperasi pada suhu diatas titik leleh benang yai-
tu diatas titik leleh benang yaitu diatas 150 0C dan sampai 800 0C.Pe-
rangkat pendingin adalah dalam bentuk piring yang melengkung de-
ngan sudut sekitar 350,sehingga membatasi defleksi sudut dari benang
saat meninggalkan pemanas sementara menyelaraskan benang masuk
untuk melewati permukaan kerja pertama dari perangkat pemutar be-
nang disudut yang diinginkan Lempeng pendingin juga memiliki leku-
kan dalam memanjang didalamnya untuk menerima benang berjalan,
bagian bawah memiliki radius sebanding dengan benang,misalnya 0,5
mm.
Awalnya benang berulir melalui mesin untuk memperpanjang da-
Lam garis lurus antara 14 feed benang.Benang kemudian melewati
Panduan benang pada sledge yang mendorong baik pneumatik atau
Dengan cara batang sehoingga meluncur ke atas sepanjang jalur
luncur membentang antara perangkat pakan benang pertama dan ujung
inlet benang dari perangkat pemanas pertama.Ini menempatkan
benang pada alur permukaan yang dipanaskan dari perangkat pemanas
pertama dan dengan plat pendingin .setelah melewati berbagai
perangkat benang kemudian digulung pada bowel dan siap di
doffing.Dalam kasus ini paket 216 benang bertekstur dikeluarkan dari
mesin oleh operator.
52
Perangkat pendingin adalah dalam bentuk tabung yang dibuang
berdekatan inlet dan outlet berakhir di jalur heliks ,membuat dua atau
tiga putarn karana perjalanan panjang dari perangkat
pendingin.mungkin ada perpaduan tambahan yang terletak sepanjang
jalur benang heliks untuk membantu stabilitas benang di wilah
ini.Dengan pengaturan ini,cairan pendingin dapat melewati tabung
yang dapat dilakukan dengan menarik udara dari tabung melalui ujung
yang berdekatan arperture inlet sebagai bagiandari sistem
exstraksi .Udara dinginmemasuki tabung pada akhir outlet.Atau cairan
pendingin dapat dipasok dari perangakat pasokan fluida .Pendingin
beredar melalui tabung pendingin untuk meningkatkan efek
pendinginan dan dengan demikian mengurangi panjang dari perangkat
pendingin yang diperlukan untuk pendinginan yang memadai dari
benang.Perangkat pendingin cendrung ke bawahmenuju perangkat
twist pada sudut antara 300 dan 800 ke vertikal,sehingga
menyelaraskan benang yang masuk untuk melewati permukaan
pendingin.Benang threaded sekitar tabung pendingin sehingga dapat
memperpanjang dalamgaris lurus antara perangkat feed benang
pertama dan pada akhir inlet tabung pendingin.Benang kemudian
menuju kepermukaan pemanas dengan menaikan slidge.
Dengan pemanas vertikal ,benang membawa panas ke bawah
melawan arus atas alami panasa di permukan yang dipanaskan,yang
mengarah ketemperatur lebih tinggi bahkan sepanjang permukaan
yang dipanaskan.Dengan pengaturan ini arah jalur benang akan lebih
teratur karena perangkat pendingin yang cenderung vertikal,kecepatan
gelombang meningkat secara signifikan,terutama dalam kasus
pemanas substansial datar ,sementara mempertahankan migrasi
benang dari twist kembali ke awal dari zona pemanasan.anehnya,telah
ditemukan bahwa peningkatan kecetatan gelombang hingga 200 meter
permenit dapat diperoleh dengan menggunakn pengaturan saat ini
dibandingkan dengan pemanas atau konfigurasi perangkat pendingin
dengan pemanas dari dimensi yang sama dan kemampuan pemanasan.
53
Selanjutnya telah ditemukan bahwa peningkatan kecepatan benang ke
bawah melalui pemanas substansial datar vertikal,sementara
menpertahankan suhu pemanas konstan ,dapat menghasilkan
peningkatan suhu benang pada saat keluar dari pemanas.Efek ini
berlawanan dengan yang dialami dengan pemanas konvensional.Efek
pada kecepatan gelombang dan perpindahan panas dalam kasus ini
diyakini hasil dari pengaturan temperatur ysang lebih baik sepanjang
permukaan yang dipanaskan dan pembatasan getaran di zona
pendinginan karena perubahan arah jalur benang antara pemanas dan
pendinginan perangkat bersama-sama dengan kelengkungan jalur
benang sepanjang lempeng atau sekitar tabung
Gambar 26.Take Up Rieter Scrag