bab iii upaya rekonsiliasi dan...

53
35 BAB III UPAYA REKONSILIASI DAN KENDALANYA Dalam Bab yang ketiga ini, Penulis akan berusaha menjawab tujuan penelitian yang sudah paparkan pada bagian pendahuluan, yakni upaya rekonsiliasi dan kendalaya. Tapi sebelumnya Penulis akan memaparkan awal dari koflik UKIT. A. Awal Konflik Universitas Kristen Indonesia Tomohon Karena tuntutan untuk mengadakan pemilihan Rektor baru sudah mendesak, maka pada tanggal 22 Maret 2005 Rektor mengeluarkan SK Panitia Pelaksanaan Pemilihan Calon Rektor dan Caklon para Pembantu Rektor. Pelaksanaan pemilihan Rektor baru bisa dilaksanakan pada tanggal 28 April 2005 dengan dikeluarkannya SK Panitia Penjaringan Calon Rektor dan Calon Pembantu Rektor UKIT 1 . Sebelum Panitia melaksanakan tugasnya berkembang topik mengenai pelaksanaan teknis pemilihan Rektor yang pada perkembangan selanjutnya menjadi salah satu isu yang mempertajam konflik. Hal ini dimulai dengan adannya Hasil Keputusan Rapat Senat UKIT pada Selasa, 26 April 2005 khususnya pada poin No. 3 yang berbunyi: “Senat mengusulkan 3 nama calon Rektor kepada BP YPTK , dan merekomendasikan suara terbanyak yang dipilih sebagai Rektor. Berkenaan dengan permaslaahan ini, Panitia melakukan konsultasi dengan Ketua dan Sekertaris BP YPTK GMIM dan Rektor serta Pembantu Rektor I. Konsultasi ini menghasilkan keputusan bahwa poin tersbeut tidak dapat diterapkan dengan pertimbangan sejalan 1 Ibid.

Upload: truongngoc

Post on 13-May-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III UPAYA REKONSILIASI DAN KENDALANYArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4084/4/T2_752011023_BAB III.pdf · fungsionalnya dari Kopertis/Dikti. Siapa yang lebih dahulu mencapai

35

BAB III

UPAYA REKONSILIASI DAN KENDALANYA

Dalam Bab yang ketiga ini, Penulis akan berusaha menjawab tujuan penelitian

yang sudah paparkan pada bagian pendahuluan, yakni upaya rekonsiliasi dan

kendalaya. Tapi sebelumnya Penulis akan memaparkan awal dari koflik UKIT.

A. Awal Konflik Universitas Kristen Indonesia Tomohon

Karena tuntutan untuk mengadakan pemilihan Rektor baru sudah mendesak,

maka pada tanggal 22 Maret 2005 Rektor mengeluarkan SK Panitia Pelaksanaan

Pemilihan Calon Rektor dan Caklon para Pembantu Rektor. Pelaksanaan pemilihan

Rektor baru bisa dilaksanakan pada tanggal 28 April 2005 dengan dikeluarkannya SK

Panitia Penjaringan Calon Rektor dan Calon Pembantu Rektor UKIT1.

Sebelum Panitia melaksanakan tugasnya berkembang topik mengenai

pelaksanaan teknis pemilihan Rektor yang pada perkembangan selanjutnya menjadi

salah satu isu yang mempertajam konflik. Hal ini dimulai dengan adannya Hasil

Keputusan Rapat Senat UKIT pada Selasa, 26 April 2005 khususnya pada poin No. 3

yang berbunyi: “Senat mengusulkan 3 nama calon Rektor kepada BP YPTK , dan

merekomendasikan suara terbanyak yang dipilih sebagai Rektor. Berkenaan dengan

permaslaahan ini, Panitia melakukan konsultasi dengan Ketua dan Sekertaris BP

YPTK GMIM dan Rektor serta Pembantu Rektor I. Konsultasi ini menghasilkan

keputusan bahwa poin tersbeut tidak dapat diterapkan dengan pertimbangan sejalan

1 Ibid.

Page 2: BAB III UPAYA REKONSILIASI DAN KENDALANYArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4084/4/T2_752011023_BAB III.pdf · fungsionalnya dari Kopertis/Dikti. Siapa yang lebih dahulu mencapai

36

dengan statuta UKIT, SK BP YPTK2 GMIM, dab PP Nomor 60 tahun 1999. Dengan

demikian hasil rapat senat tidak dapat menganulir peraturan-peraturan tersebut.

Pada bulan Mei proses pemilihan dimulai dengan penjaringan bakal calon

oleh Fakultas-Fakultas. Penjaringan bakal-bakal Calon ini dilanjutkan dengan

pemilihan Calon Rektor oleh Senat UKIT pada tanggal 19 Juli 20053. Proses

pemilihan Calon Rektor menghasilkan tiga orang Calon, yakni Pdt. Dr. R. A. D.

Siwu, MA., Ph. D., Dr. A. F. Parengkuan, dan Ir. P. H. Wongkar, MSi. Hasil pada

pemilihan waktu itu adalah sebagai berikut4:

1. Ir. P. H. Wongkar, M. Si 16 suara

2. Pdt. Dr. R. A. D. Siwu, 10 suara

3. Pdt. Dr. A. F. Parengkuan, M. Th 1 suara

Menurut Badan Pekerja Sinode Gereja Masehi Injili Minahasa (BPS GMIM)5,

dalam rapat ini Senat UKIT masih merekomendasikan bahwa calon yang memiliki

suara terbanyak untuk menjadi Rektor6, tapi pemilihan tetap tidak dilakukan dengan

voting karena pada tanggal 16 Agustus 2005 dilaksanakan Fit and Proper Test bagi

calon-calon Rektor tersebut.

Sedangkan menurut Pdt. K. A. Kapahang-Kaunang sebagai mantan Ketua

Panitia Penjaringan dan Pemilihan Rektor dan Pembantu Rektor UKIT 2005,

2 BP YPTK adalah singkatan dari Badan Pengurus Yayasan Perguruan Tinggi Kristen.

3 Senat UKIT, “Informasi Tentang Gangguan Terhadap Penyelenggaraan Universitas Kristen

Indonesia Tomohon (UKIT), Inspirator. No. 12 Tahun III, Desember 2007-Februari 2008, 6 4 Hasil penjaringan calon rektor dan calon pembantu rektor Universitas Kristen Indonesia

Tomohon 5 Pada Periode ini mantan Rektor UKIT Pdt. Dr. A. O. Supit telah terpilih menjadi Ketua BPS

GMIM 6 Badan Pekerja Sinode Gereja Masehi Injili Minahasa, Informasi Sekitar Universitas Kristen

indonesia Tomohon, Tomohon: 12 April 2006

Page 3: BAB III UPAYA REKONSILIASI DAN KENDALANYArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4084/4/T2_752011023_BAB III.pdf · fungsionalnya dari Kopertis/Dikti. Siapa yang lebih dahulu mencapai

37

pemilihan dengan suara di atas sebenarnya merupakan penjaringan Calon melalui

pemberian suara, dan yang akan menentukan siapa yang akan menjadi Rektor adalah

BP YPTK.7 Hal ini sangat penting bahwa ketika pasca pemilihan Rektor UKIT

berkembang isu di kalangan civitas UKIT dan warga GMIM bahwa Rektor yang sah

adalah Rektor yang terpilih dengan suara terbanyak.

Pada bulan Agustus tepatnya pada tanggal 16 tahun 2005 bertempat di Hotel

Formosa dilaksanakan uji kelayakan dan kepatutan atau fit and proper test terhadap

para calon Rektor oleh BP YPTK. Setelah melaksankan uji kelayakan dan kepatutan,

ditetapkanlah Siwu sebagai Rektor UKIT yang baru8. Perlu diketahui bahwa ketika

dalam pencalonan sebagai Rektor UKIT Siwu masih menjabat sebagai dosen di

Universitas Negeri Manado (UNIMA). Menurut BPS GMIM, dalam tulisan tentang

informasi UKIT, pertemuan tersebut juga ditetapkan keputusan bahwa: pertama,

kepada Siwu dimintakan untuk mengurus izin dari Instansi UNIMA sebagai Pegawai

Negri Sipil selama 7 hari kerja. Kedua, Apabila izin Instansi sebagai PNS belum

selesai selama 7 hari kerja tersebut, maka BP YPTK akan melantik P. H. Wongkar ,

sebagai Rektor terpilih dengan perolehan suara terbanyak. Lebih lanjut dikatakan

bahwa kesepakatan ini dilakukan oleh BP YPTK dengan kedua calon Rektor Siwu

dan Wongkar.9

Untuk mengurus masalah ini, BP YPTK mengirim surat kepada Rektor

UNIMA dengan nomor 005/YPTK/C/VII/2005, tanggal 18 Agustus untuk dapat

7 Pdt. Agustin Kapahang Kaunang, Demokrasi UKIT?, Tomohon, Minggu Sengsara Tiga, 20

Maret 2006 8 Senat UKIT, Informasi Tentang Gangguan Terhadap “Penyelenggaraan Universitas Kristen

Indonesia Tomohon”, Ibid., 6 9 Badan Pekerja Sinode Gereja Masehi Injili Minahasa, Ibid.

Page 4: BAB III UPAYA REKONSILIASI DAN KENDALANYArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4084/4/T2_752011023_BAB III.pdf · fungsionalnya dari Kopertis/Dikti. Siapa yang lebih dahulu mencapai

38

mengizinkan Siwu menjadi Rektor PTS UKIT (Perguruan Tinggi Swasta Universitas

Kristen Indonesia Tomohon). Menaggapi surat yang dikeluarkan oleh BP YPTK,

maka pihak UNIMA mengeluarkan surat mengeluarkan surat No.

40441/J32/KP/2005, pada tanggal 22 Agustus 2005. Melalui Rapat Badan

Musyawarah Pimpinan UNIMA, menegaskan bahwa permohonan izin tersebut tidak

dapat diterima, dengan mengacu pada surat Rektor No. 3510/J32/HK/2005, tanggal

18 Juli 2005, tentang larangan menjadi Dosen Luar Biasa dan Pimpinan PTS.10

Berdasarkan surat yang dikeluarkan UNIMA tersebut, maka pihak Wongkar,

mengirim surat kepada BP YPTK untuk menuntut komitmen dan konsistensi dari BP

YPTK untuk melantiknya, dengan mengacu kepada hasil pertemuan BP YPTK pada

tanggal 16 Agustus 2005 di Hotel Formosa. Namun menurut BPS GMIM, BP YPTK

tidak memenuhi hal tersebut, BP YPTK malah mengurus pensiun dini dari Siwu11

agar Siwutidak terikat lagi sebagai dosen UNIMA

. Selain alasan tersebut, alasan lain yang menyebabkan pihak BPS keberatan

terhadap Calon Rektor Siwu adalah karena Siwu tidak memenuhi kriteria sebagai

Rektor. Ketika menjalani pemilihan Rektor Siwu memiliki panggkat IIIc dan tidak

memiliki jabatan akademik, karena Beliau masih berada dalam status Dosen

UNIMA12

, sedangkan menurut Satuta UKIT tahun 2001 dalam pasal 43, syarat untuk

menjadi Rektor adalah Berpangkat akademik minimal Lektor (IIId) dan menjadi

dosen tetap pada Universitas Kristen Indonesia Tomohon. Menurut BPS seharusnya

Siwu tidak lolos dalam penjaringan Calon Rektor. Jadi dalam hal ini bisa dikatakan

10

Ibid. 11

Ibid. 12

Ibid.

Page 5: BAB III UPAYA REKONSILIASI DAN KENDALANYArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4084/4/T2_752011023_BAB III.pdf · fungsionalnya dari Kopertis/Dikti. Siapa yang lebih dahulu mencapai

39

bahwa ketika menjadi Calon Rektor UKIT Siwu tidak memenuhi persyaratan untuk

menjadi Rektor. Tapi keberatan ini kontradiktif dengan tindakan yang dilakukan oleh

Ketua BPS yang A. O. Supit yang pada waktu itu menjabat sebagai Ketua Senat

UKIT dengan mengajukan Siwu sebagai Calon Rektor dalam surat no. 367/91005.

SU/VII/2005.

Terdapat versi yang berbeda mengenai cerita ini. Menurut versi yang kedua,

hasil percakapan antara BPS GMIM dengan BP YPTK ia baik Siwu maupun

Wongkar diberikan kesempatan masing-masing sampai akhir bulan November. Untuk

Siwu diberikan kesempatan untuk mendapatkan izin pensiun dari Pegawai Negeri.

Sedangkan Wongkar diberikan kesempatan untuk mendapatkan jabatan

fungsionalnya dari Kopertis/Dikti. Siapa yang lebih dahulu mencapai targetnya, maka

ia akan diangkat menjadi Rektor. Bila sampai akhir November keduanya gagal, maka

BPS GMIM dan BP YPTK akan mengadakan lagi percakapan. Ternyata pada tanggal

10 November 2005 Siwu mendapatkan pensiun dari pemerintah.

Menghadapi kenyataan bahwa Siwu tetap akan dilantik sebagai rektor, maka

BPS GMIM mengambil tindakan. Pengambilan tindakan ini didasari alasan BPS

GMIM sebagai pemilik dan pendiri UKIT. Pada tanggal 28 Oktober 2005 BPS

mengadakan pertemuan dengan BP YPTK yang diatasnamakan oleh Pnt. Drs. M. E.

Ering dan Prof. Dr. Ventje Rantung (pada saat itu yang menjadi Ketua BP YPTK

adalah Ir. R. O. Roring, M. Si., dan yang menjadi sekertaris adalah Pdt. H. W. B.

Sumakul, Th. M., Ph. D.) Dalam pertemuan ini BPS menganjurkan untuk segera

melantik rektor berdasarkan hasil pemilihan Senat UKIT dengan perolehan suara

terbanyak, kecuali bersangkutan bermasalah. Dalam pertemuan konsultasi dengan

Page 6: BAB III UPAYA REKONSILIASI DAN KENDALANYArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4084/4/T2_752011023_BAB III.pdf · fungsionalnya dari Kopertis/Dikti. Siapa yang lebih dahulu mencapai

40

Ketua BP YPTK menyangkut penetapan Rektor, penetapan Rektor ini diminta untuk

dianggap tidak pernah ada13

.

Jadi terdapat pihak yang mendukung Wongkar untuk menjadi rektor dan

pihak yang mendukung Siwu untuk menjadi Rektor. Kelompok-kelompok dalam

tubuh UKIT ini sebenarnya sudah terbentuk jauh sebelum konflik pemilihan Rektor

ini. Para dosen sbelumnya sudah terbagi-bagi dalam kubu-kubu tertentu, dimana tiap

kubu saling berpihak dengan kubu tertentu dan bertentangan dengan kubu lainnya.14

Lebih lanjut, untuk menindaklanjuti keputusan yang diambil, BPS

mengeluarkan surat arahan kepada BP YPTK dengan nomor K. 1578/Yay.1.1/11-

2005, bertanggal pada 1 Novermber 2005 yang berisi agar BP YPTK mengangkat

Rektor berdasarkan hasil suara terbanyak Senat UKIT dan dilaksanakan paling

lambat pada minggu ke-3 dibulan November. Akan tetapi menurut BPS, surat

tersebut tidak dindahkan oleh BP YPTK dengan dilantiknya Siwu menjadi rektor

UKIT. Pada tanggal 12 November BP YPTK melantik Pdt. Siwu sebagai rektor

periode 2005-2009 dalam acara Sidang Senat UKIT Terbuka bertempat di aula

kampus UKIT. Akan tetapi dalam tulisan yang dikeluarkan oleh BPS GMIM

disebutkan bahwa proses pelantikan ini tidak disertai dengan serah terima jabatan,

karena Rektor dan para Pembantu Rektor sebelumnya tidak diundang.15

Menanggapi pelantikan Rektor UKIT tersebut, maka BPS GMIM

mengeluarkan surat kepada Yayasan YPTK dengan nomor K. 1774/Yay.5.2/12-

2005, yang berisi agar BP YPTK tidak memberlakukan SK pengangkatan Rektor

13

Badan Pekerja Sinode Gereja Masehi Injili Minahasa, Ibid 14

Wawancara dengan Drs. Welky Karauwan, MSi. tanggal 26 Februari 2013 15

Badan Pekerja Sinode Gereja Masehi Injili Minahasa, Ibid

Page 7: BAB III UPAYA REKONSILIASI DAN KENDALANYArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4084/4/T2_752011023_BAB III.pdf · fungsionalnya dari Kopertis/Dikti. Siapa yang lebih dahulu mencapai

41

karena menurut BPS dianggap tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Surat

yang dikeluarkan oleh BPS GMIM dilanjutkan dengan keputusan pemberhentian

pengurus BP YPTK dan lima Yayasan GMIM lainnya pada tanggal 19 Desember

2005 dengan nomor surat 70, 71, 72, 73, 74 tahun 2005.

Beberapa bulan berikutnya, yakni Februari 2006 pada tanggal 2, BPS GMIM

keputusan untuk membubarkan semua Yayasan GMIM dan meleburkannya dalam

satu Yayasan, Yayasan Domini Albertus Zakharias Runturambi Wenas (disingkat

Yayasan Wenas). Alasan pendirian Yayasan ini tercantum dalam Keputusan Rapat

Badan Pekerja Sinode Lengkap (RBPSL) ke-19 Tahun 2006, sebagai bentuk

penyesuaian terhadap UU no. 16 Tahun 2001 dan UU No. 28 tahun 2004, selain itu

merupakan tindakan penyelamatan terhadap aset-aset milik GMIM yang dikelola oleh

Yayasan-Yayasan GMIM karena adanya keragamanan pengaturan dan kepemilikasn

asset GMIM berdasarkan Akta Notaris setiap Yayasan milik GMIM16

. Keputusan

BPS GMIM untuk membubarkan BP YPTK ditetapkan dengan dikeluarkannya Surat

Penetapan oleh Pengadilan Negeri Tondano dengan Nomor: 06/Pdt. P/ 2006/ PN.

TDO.

Tindakan pembubaran Yayasan ini mendapat kecaman keras dari pihak

YPTK. Yayasan GMIM merupakan milik semua warga GMIM dan merupakan

lembaga yang berbadan hukum. Dengan demikin menurut pihak YPTK, Yayasan-

Yayasan ini tidak begitu saja dapat dibubarkan oleh 21 orang anggota BPS tetapi

16

Keputusan Rapat Badan Pekerja Sinode Lengkap (RBPSL) ke-19 Tahun 2006 di Jemaat

Imanuel Kumelembuay tanggal 6 sampai dengan 10 Maret 2006

Page 8: BAB III UPAYA REKONSILIASI DAN KENDALANYArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4084/4/T2_752011023_BAB III.pdf · fungsionalnya dari Kopertis/Dikti. Siapa yang lebih dahulu mencapai

42

harus melalui Sidang Sinode sebagai lembaga pengambil keputusan tertinggi

GMIM.17

BPS merasa bahwa landasan cukup kuat, pada tanggal 22 Februari BPS

menyerahkan alih kelola UKIT kepada Yayasan Wenas. Tindakan ini kembali

mendapat reaksi keras dari pihak YPTK karena pada waktu itu Yayasan Wenas

belum memiliki Akta Pendirian yang disahkan oleh Mentri Hukum dan HAM RI

karena pada waktu itu masih dalam pengurusan, serta bukti pengumuman dalam

Tambahan Berita Negara RI, sehingga Yayasan Wenas tidak memiliki hak untuk

menjadi penyenggara UKIT 18

. Akhirnya pada tanggal 20 Maret 2006 Pengurus

Yayasan Wenas melantik Ir. P. H. Wongkar, M. Si., (Ir Wongkar) sebagai Rektor

dengan dukungan BPS GMIM di gedung Gereja Sion Tomohon. Pemilihan Ir. P. H.

Wongkar, MSi., didasarkan pada hasil pemilihan yang dilakukan berdasarkan hasil

penjaringan BP YPTK dan kesepakatan yang dilakukan dengan BP YPTK19

.

Pelantikan ini didahului dengan surat keputusan yang dikeluarkan oleh Yayasan

Wenas dengan Nomor 20/YW/III-2006 yang berisi tiga hal, yaitu: pertama, tentang

pemberhentian Rektor Pdt. Dr. A. O. Supit. Kedua, membatalkan surat keputusan

yang dikeluarkan oleh BP YPTK No. 443/SK-E/YPTK/XI/2005 tentang

pengangkatan Pdt. Dr. R. A. D. Siwu, MA. PhD., sebagai Rektor UKIT. Ketiga,

Mengangkat Ir. P. H. Wongkar, M. Si., sebagai Rektor UKIT.

17

Senat UKIT, “Informasi Tentang Gangguan Terhadap Penyelenggaraan Universitas

Kristen Indonesia Tomohon”, Ibid., 12 18

Ibid. 19

Badan Pekerja Sinode Gereja Masehi Injili Minahasa, Ibid, 8

Page 9: BAB III UPAYA REKONSILIASI DAN KENDALANYArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4084/4/T2_752011023_BAB III.pdf · fungsionalnya dari Kopertis/Dikti. Siapa yang lebih dahulu mencapai

43

Dengan dikeluarkannya kebijakan ini membuat UKIT berada dalam dualism.

Pihak YPTK UKIT masih belum mengakui Yayasan Wenas sebagai pengelola UKIT

sehingga menolak Wongkar sebagai Rektor UKIT. Jadi, UKIT berjalan dengan dua

yayasan berbeda dan dua Rektor berbeda

B. Usaha Rekonsilisi Universitas Kristen Indonesia Tomohon

1. Usaha Rekonsiliasi oleh Pihak Kopertis Wilayah IX Sulawesi

Dalam rangka menengahi permasalahan UKIT yang tambah kalut, atas

prakarsa Kordinator Kopertis IX Sulawesi. Pada tanggal 16 Februari 2007 bertempat

di kantor Kopertis Wilayah IX di Makasar diadakan pertemuan antara BPS GMIM,

serta penguruh Yayasan Wenas dengan pihak Rektorat UKIT YPTK. Rapat ini

menghasilkan beberapa poin keputusan, yaitu20

:

1. Kedua belah pihak sepakat menyelesaikan masalah bersama-sama dengan

pihak Kopertis Wilayah IX Sulawesi.

2. Pihak Kopertis akan membentuk Tim Independen yang terdiri atas kedua

belah pihak dan Kopertis yang berjumlah 7 orang yang terdiri atas 3 orang

Kopertis dan 2 orang dari masing-masing pihak.

3. Tim Independen akan melakukan proses pemilihan Rektor UKIT.

4. Semua pihak akan mentaati segala keputusan yasng dihasilkan.

Dalam kesepakatan juga diatur bahwa Tim Independen ini akan dibentuk

paling lambat pada tanggal 19 Maret 2007.

20

Kesepakatan Proses Pembaharuan di Lingkungan Universitas Kristen Indonesia Tomohon,

Makasar 16 Februari 2007

Page 10: BAB III UPAYA REKONSILIASI DAN KENDALANYArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4084/4/T2_752011023_BAB III.pdf · fungsionalnya dari Kopertis/Dikti. Siapa yang lebih dahulu mencapai

44

Dibulan yang sama Ir. Noldy Pangkerego21

mengeluarkan pengumuman

melalui media massa yang ditujukan kepada Mahasiswa dan Calon Wisudawan untuk

mendaftar dipihak mereka. Tetapi, pada waktu itu Mahasiswa masih belum

menanggapi pengumuman tersebut. Pada tanggal 21 Februari pihak YPTK UKIT

merayakan pelaksanaan Dies natalis UKIT ke 42 dan melaksanakan wisuda dengan

jumlah 347 lulusan22

.

Menanggapi Dies Natalis tersebut, pihak Yayasan Wenas mengeluarkan

pengumuman yang ditujukan kepada warga GMIM, masyarakat, Pemerintah dan

Instansi-Instansi di seluruh Minahasa. Pengumuman ini menyatakan bahwa Dies

Natalis dan Wisuda yang dilaksanakan oleh UKIT YPTK merupakan tindakan illegal

dan melawan hukum. Lebih lanjut sebutkan dalam pengumuman tersebut bahwa:

1. Pdt. Dr. R. A. D. Siwu telah melawan keputusan RBPSL GMIM di

Kumelembuai, pada tanggal 10 Desember 2006 yang menugaskan

Yayasan GMIM Ds. AZR Wenas untuk melakukan pembaharuan UKIT

dengan mengangkat Ir. Noldy Pengkerego.

2. Bahwa YPTK GMIM yang dipakai oleh Pdt. Dr. R. A. D. Siwu sudah

tidak sah karena dibubarkan berdasarkan penetapan PN Tondano tanggal

12 April 2006 No. 6/Pdt.P/PN.Tdo.

3. BPS GMIM telah membentuk Yayasan Ds. AZR Wenas yang sudah

mendapat kekuatan hukum berdasarkan Akta Notaris dan Surat Keputusan

21

Ir Noldy Pangkerego adalah rektor UKIT Yayasan Ds. A. Z. R. Wenas. Pangkerego dipilih

pada awal tahun 2007 yang dipilih oleh BPS GMIM. Pemilihan ini merupakan tindak lanjut dari

keputusan RBPSL ke 19 Tahun 2006 di Kumelembuay yang memutuskan untuk melakukan

pembaharian di tubuh UKIT. 22

Ibid.

Page 11: BAB III UPAYA REKONSILIASI DAN KENDALANYArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4084/4/T2_752011023_BAB III.pdf · fungsionalnya dari Kopertis/Dikti. Siapa yang lebih dahulu mencapai

45

Menteri Hukum dan HAM no.C-1252.HT.01.02/06. Dengan demikian

berhak menyelenggarakan Dies Natalis/ Wisuda UKIT adalah Rektor

defenitif hasil pemilihan yang akan dipantau langsung oleh KOPERTIS.

4. Bahwa Pdt. Dr. R. A. D. Siwu telah melawan instruksi Kopertis Sulawesi

Makasar pada tanggal 16 Februari yang melarang penyelenggaraan Dies

Natalis yang dirangkaikan dengan acara wisuda sebelum Rektor UKIT

yang defenitif ditetapkan. Instruksi Kopertis disampaikan di hadapan

langsung unsur BPS GMIM, Yayasan Wenas, dan Pdt. R. A. D. Siwu, cs.

5. Bahwa dengan demikian Pdt. R. A. D. Siwu telah melakukan

pembohongan publik karena telah melakukan perlawanan terhadap

keputusan-keputusan resmi institusi Gereja.

Setalah mengeluarkan pengumuman tersebut, pihak Yayasan Wenas

mengirimkan surat kepada pihak Kopertis Wilayah IX soal dilaksanakannya wisuda

oleh pihak Siwu, dan melaporkannya sebagai pelanggaran kesepakatan yang telah

tercapai pada tanggal 16 Februari di Makasar. Hal ini juga dimuat dalam Harian

Komentar oleh kuasa hukum Yayasan Wenas.23

Pada tanggal 5 Maret Kerukunan Pendeta Emiritus GMIM melayangkan surat

kepada BPS GMIM, YPTK UKIT, Yayasan Wenas berkaitan dengan permasalahan

UKIT. Dalam surat ini dikemukakan dalam beberapa poin, yaitu:

23

Denny R. Palilingan, “UU Yayasan Berdampak „Masalah UKIT „?(4)”, Harian Komentar.

23 Februari 2007. http://www.hariankomentar.com/arsip/arsip_2008/feb_23/opini01.html. Diunduh

pada tanggal 15 April 2013, pukul 10.20 WIB.

Page 12: BAB III UPAYA REKONSILIASI DAN KENDALANYArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4084/4/T2_752011023_BAB III.pdf · fungsionalnya dari Kopertis/Dikti. Siapa yang lebih dahulu mencapai

46

1. Tidak mengorbankan mahasiswa dalam kegiatan belajar-mengajar hingga

selesai wisuda, dan dalam melamar kerja tanpa ada hambatan baik dalam

lingkungan GMIM mapun di luarnya termasuk melamar pegawai negeri.

2. Menjaga hubungan dengan pemerintah sambil memperhatikan peraturan

pemerintah dan ketentuan perguruan tinggi melalui Kopertis.

3. Menahan diri menginformasikan berbagai hal-hal yang sifatnya negatif

kepada media masa, sebab hal-hal seperti itu mengakibatkan nama GMIM

menjadi tercoreng.

4. Persoalan penting harus dibahas dalam Sidang Sinode dan bukan dalam

Rapat Badan Pekerja Sinode Lengkap (RBPSL).

Tetapi pada tanggal 9 Maret 2007, pengurus Yayasan Wenas berusaha

mengambil alih bangunan kampus UKIT dengan membawa ratusan orang luar

kampus, tapi gagal lagi karena dihadang oleh Mahasiswa, Dosen, Pegawai, dan

dikawal oleh Aparat Kepolisisan.24

Usaha untuk mengambil alih kampus UKIT kembali dilaksanakan pada

tanggal 14 Maret 2007 dengan meminta bantuan Brigade Manguni, yakni salah satu

organisasi adat yang ada di Minahasa. Pihak Yayasan Wenas sebelumnya pada

tanggal 12 Februari telah mengirimkan surat permohonan untuk pengamanan dalam

mengambil alih asset GMIM, dalam hal ini Kampus UKIT. Namun setelah pimpinan

Brigade Manguni berdialog dengan pihak Rektorat YPTK UKIT dan menyaksikan

langsung suasana kampus, maka mereka mengaku telah dijebak25

.

24

Ibid., 8 25

Ibid., 9

Page 13: BAB III UPAYA REKONSILIASI DAN KENDALANYArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4084/4/T2_752011023_BAB III.pdf · fungsionalnya dari Kopertis/Dikti. Siapa yang lebih dahulu mencapai

47

Selama rentan waktu terjadinya usaha untuk mengambil alih kampus UKIT,

kondisi menjadi cukup tegang, khususnya antara pihak YPTK dan pihak Yayasan

Wenas. Para mahasiswa berjaga-jaga disekitar kampus UKIT untuk mengantisipasi

keadatangan dari pihak Yayasan Wenas. Usaha-usaha yang dilakukan oleh pihak

Wenas bukannya tidak membuahkan hasil. Pihak Yayasan wenas berhasil mengambil

alih beberapa gedung Fakultas lainnya, yaitu Fakultas MIPA, Fakultas Hukum,

Fakultas Psikologi, Fakultas FKIP.

Pada hari yang sama dengan datangnya Brigade Manguni, pukul 20.50

WITA, kedua belah pihak, yakni UKIT YPTK dan UKIT Yayasan Wenas

mengadakan pertemuan di Mapolsek Tomohon, dan dipimpin oleh Kapolres

Tomohon AKBP Drs. Didi Hardi Sopandi. Dalam pertemuan ini juga dihadiri

perwakilan Mahasiswa melalui DEM UKIT. Pertemuan ini menghasilkan beberapa

poin keputusan sebagai berikut:

1. Kedua belah pihak sepakat untuk mengunci kantor-kantor Fakultas dan

Rektorat se-UKIT dan menyerahkan kunci kepada pihak kepolisisan untuk

pengamanan aset dan tidak boleh dimasuki oleh kedua belah pihak sampai

terbentuknya Tim Independen.

2. Kedua belah pihak bersedia melaksanakan rapat dengan MUSPIDA Kota

Tomohon dan pihak Kopertis bertempat di kantor Pemkot Tomohon yang

akan dilaksanakan pada Kamis 15 Maret 2007 untuk menindak lanjuti

kesepakatan bersama pada saat pertemuan dengan pihak Kopertis wilayah

IX pada tanggal 16 Februari 2007.

Page 14: BAB III UPAYA REKONSILIASI DAN KENDALANYArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4084/4/T2_752011023_BAB III.pdf · fungsionalnya dari Kopertis/Dikti. Siapa yang lebih dahulu mencapai

48

3. Penanggalan atribut jabatan dari kedua belah pihak selama kesepakatan

belum tercapai dan kedua belah pihak sepakat untuk melaksanakan proses

perkuliahan seperti biasa.

4. Kedua belah pihak akan menarik kekuatan kelompok masing-masing yang

ada di UKIT dan menyerahkan pelaksanaan pengamanan kepada POLRI

setelah kesepakatan dibuat.

Dalam situasi yang semakin kalut ini, diadakan pertemuan antara pihak YPTK

dengan BPS GMIM. Sebagai tanggapan terhadap surat yang dikeluarkan oleh

Fakultas Teologi YPTK UKIT pada tanggal 5 Februari. Walau pun tidak semua pihak

yang diusulkan datang tapi setidaknya ada keinginan dari pihak yang berselisih untuk

saling bertemu. Pertemuan ini didahului dengan pertemuan tertutup antara BPS dan

para dosen UKIT pada tanggal 15 Maret.26

Pada hari yang sama juga dilaksanakan pertemuan antara pihak UKIT versi

Yayasan Wenas, UKIT versi YPTK yang dipimpin oleh Walikota Tomohon, yang

pada waktu itu dijabat oleh Jeferson Rumayar, serta dihadiri oleh unsure Musyawarah

Pimpinan Daerah (MUSPIDA). Dalam pertemuan ini menghasilkan keputusan-

keputusan berikut:

1. Kedua belah pihak sepakat untuk menindaklanjuti kesepakatan bersama

yang telah dicapai pada saat pertemuan di Kopertis Wilayah IX Sulawesi

di Makasaar pada tanggal 16 Februari.

2. Pemerintah Kota Tomohon besama MUSPIDA sepakat untuk mendukung

kesepakatan kedua belah pihak dengan Kopertis Wilayah IX Sulawesi di

26

Augustien Kapahang-Kaunang, “UKIT dan GMIM”, Ibid., 18

Page 15: BAB III UPAYA REKONSILIASI DAN KENDALANYArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4084/4/T2_752011023_BAB III.pdf · fungsionalnya dari Kopertis/Dikti. Siapa yang lebih dahulu mencapai

49

Makasar untuk membentuk Tim Independen yang akan difasilitasi oleh

Kopertis Wilayah IX Sulawesi di Makasar.

3. Kedua belah pihak dapat menyiapkan nama-nama untuk duduk dalam Tim

Independen yang akan dibentuk oleh Kopertis Wilayah IX Sulawesi di

Makasar sesuai dengan kesepakatan bersama di Makasar yang nantinya

akan diberangkatkan pada hari Jumat tanggal 16 Maret 2007, yang akan

difasilitasi oleh Pemerintah Kota Tomohon.

4. Kedua belah pihak sepakat untuk menaati dan melaksanakan kesepakatan

bersama baru Rabu tanggal 14 Maret 2007, pukul 20.50 yang bertempat di

Mapolsek Tomohon Tengah yang dipimpin oleh Kapolres Tomohon.

5. Kedua belah pihak sepakat untuk memberikan penjelasan masing-masing

pihak untuk tetap menjaga ketertiban dan keamanan di Kampus UKIT.

Keputusan dari pertemuan tersebut langsung ditindaklanjuti pada hari itu juga.

Keduabelah pihak langsung menyerahkan kunci kampus UKIT kepada pihak

Kepolisian dan menetapkan nama yang akan menjadi anggota Tim Independen.

Walaupun sempat terjadi sedikit kericuhan antara Mahasiswa Fakultas Teologi UKIT

YPTK dengan pihak Kepolisian, tapi pada akhirnya keadaan bisa ditenangkan dan

penyerahan kunci bisa bejalan dengan lancar kembali.

Pertemuan kemudian dilanjutkan keesokan harinya. pada tanggal 16. Dalam

rapat ini diusulkan agar diadakan rapat para ahli kuasa hukum YPTK dan Yayasan

Wenas untuk mempelajari bersama semua dokumen yang berkaitan dengan

Page 16: BAB III UPAYA REKONSILIASI DAN KENDALANYArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4084/4/T2_752011023_BAB III.pdf · fungsionalnya dari Kopertis/Dikti. Siapa yang lebih dahulu mencapai

50

permasalahan UKIT, tapi hal ini tidak terealisasikan.27

Pada malam harinya rapat

kembali dilaksanakan antara Pihak MUSPIDA dan Tim Independen unsur Kopertis,

di Makassar. Pertemuan ini menghasilkan beberapa poin keputusan, yaitu:

1. Kunci Rektorat dan Fakultas-Fakultas se-UKIT yang ada pada Kapolres

akan diserahkan kepada Tim Independen unsur Kopertis pada pukkul

21.00.

2. Tim Independen Unsur Kopertis menyerahkan kunci-kunci tersebut

kepada pihak MUSPIDA.

3. Tim Independen mengamanatkan kepada MUSPIDA untuk

mengembalikan kunci-kunci tersebut kepada pihak yang memberikan

kunci tersebut kepada Kapolresta pada tanggal 15 Maret 2007, dengan

syarat:

3.1. Proses penyelenggaraan akademik dan administrasi umum dan

kemahasiswaan tetap berjalan sebagaimana mestinya.

3.2. Masing-masing pihak penerima kunci membuat pernyataan untuk

menjamin kelancaran proses akademik.

3.3. Masing-masing pihak tidak saling mengganggu serta tidak akan

melibatkan pihak-pihak yang tidak berkepentingan dalam proses

penyelenggaraan akademik dan administrasi umum dan

kemahasiswaan.

4. Semua pihak yang terlibat dalam poin 3.1, 3.2, 3.3 sebagaimana tersebut

di atas harus menahan diri dari berbagai tindakan-tindakan yang

27

Augustien Kapahang-Kaunang, “UKIT dan GMIM”, Ibid., 18

Page 17: BAB III UPAYA REKONSILIASI DAN KENDALANYArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4084/4/T2_752011023_BAB III.pdf · fungsionalnya dari Kopertis/Dikti. Siapa yang lebih dahulu mencapai

51

merugikan institusi dan yang akan menghambat kerja Tim, sambil

menunggu upaya penyelesaian dari Tim Independen.

Dua hari kemudian, tanggal 18 Maret 2007, kunci dikembalikan kepada pihak

yang sebelumnya menyerahkan kunci. Perjanjian kesepakatan yang dibuat pun

berdasarkan 3 poin yang sudah ditentukan dalam rapat antara MUSPIDA dan Tim

Independen Unsur Kopertis di atas.

Dalam suasana dimana Tim Independen sedang melaksanakan pekerjaannya,

BPS GMIM mengambil langkah yang bisa dikatakan sangat tegas. BPS

mengeluarkan surat keputusan yang berisi tentang penarikan 20 orang Dosen Fakultas

Teologi yang adalah pegawai gereja dan menugaskan mereka di kantor Sinode. Para

Dosen yang mendapat SK tersebut menolak untuk menjalankan SK tersebut dengan

alasan antara lain tidak mungkin meninggalkan mahasiswa yang sedang kuliah pada

semester genap yang sedang berjalan.28

Pada tanggal 23 Maret 2007 Tim Independen berhasil mencapai kesepakatan

mengenai permasalahan UKIT. Kesepakatan tersebut disimpulkan ke dalam beberapa

poin sebagai berikut:

1. Terdapat 2 alternatif terhadap penyelesaisan UKIT, yaitu:

a. Kompilasi (penggabungan) dualisme kepemimpinan Universitas

Kristen Indoesia Tomohon.

b. Pemilihan Rektor baru.

2. Masing-masing alternatif di atas (a dan b) dilaksanakan sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta berdasarkan ketentuan

28

Ibid., 9

Page 18: BAB III UPAYA REKONSILIASI DAN KENDALANYArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4084/4/T2_752011023_BAB III.pdf · fungsionalnya dari Kopertis/Dikti. Siapa yang lebih dahulu mencapai

52

sebagaimana surat penugasan Koordinator Kopertis Wilayah IX Sulawesi

No. 1088/009/KP/2007 tanggal 16 Maret 2007 tentang Tim Independen

Penyelesasian Konflik Internal UKIT.

3. Menugaskan 2 (dua) orang anggota tim dari masing-masing pihak

menghadiri pertemuan tim di Makassar pada tanggal 30 Maret 2007.

4. Kedua anggota tim independen dari masing-masing pihak membawa

usulan nama-nama (lengkap dengan biodata) sesuai alternatif pertama dan

alternatif kedua sebagai bahan pertimbangan Tim Independen dalam

menetapkan posisi mereka sebagai unsur pimpinan UKIT atau Panitia

pemilihan Rektor.

5. Menugaskan kepada empat orang tim penerima mandat dari kedua pihak

untuk:

a. Melakukan konsultasi dengan pihak pemberi mandat masing-masing

untuk menentukan salah satu alternatif di atas (1.a dan 1.b).

b. Melakukan langkah-langkah pengaktifan ruang kelas dan perkantoran

dengan melakukan koordinasi dengan MUSPIDA.

c. Kedua belah pihak menjaga ketertiban kampus dan menggunakan

potensi kampus UKIT secara optimal tanpa melibatkan pihak-pihak

yang tidak berkepentingan.

d. Penyenggaraan proses administrasi akademik kemahasiswaan dan

administrasi harus tetap berjalan sebagaimana biasa.

6. Berita acara ini disampaikan kepada Bapak Koordinator Kopertis Wilayah

IX Sulawesi sebagai laporan, dan kepada MUSPIDA Kota Tomohon,

Page 19: BAB III UPAYA REKONSILIASI DAN KENDALANYArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4084/4/T2_752011023_BAB III.pdf · fungsionalnya dari Kopertis/Dikti. Siapa yang lebih dahulu mencapai

53

Badan Pekerja Sinode Yayasan AZR Wenas dan Pimpinan UKI Tomohon

Produk YPTK untuk seperlunya.

Menindaklanjuti pertemuan tersebut, maka Tim Independen melaksanakan

pertemuan 30 Maret di Makassar. Dalam rapat tersebut menghasilkan poin-poin

sebagai berikut:

1. Terdapat dua opsi:

a. Kompilasi dualisme kepemimpinan UKIT

b. Pemilihan Rektor Baru UKIT.

2. Sepakat menyerahkan kedua opsi tersebut kepada Koordinator Kopertis

Wilayah IX untuk menetapkan salah satu dari dua opsi tersebut pada poin

1 sesuai dengan kewenangan yang dimiliki sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Disepakati kedua belah pihak (Yayasan Wenas dan YPTK UKIT)

menyerahkan daftar nama sesuai dengan opsi yang dipilih oleh masing-

masing pihak sesuai dengan kesepakatan Tomohon.

4. Dalam opsi yang ditetapkan oleh Koordinator tidak sesuai dengan salah

satu pihak, maka Koordinator segera meminta nama-nama untuk

disesuaikan dengan opsi yang ditetapkan oleh Koordinator.

5. Dalam hal dibutuhkan oleh pihak Koordinator, maka Tim Independen

bersedia menindaklanjuti sesuai dengan petunjuk Koordinator.

6. Tim sepakat bahwa kesepakatan-kesepakatan sebelumnya (kecuali yang

diatur dalam kesepakatan ini) yang berkaitan dengan kemelut UKIT tetap

dipatuhi oleh semua pihak.

Page 20: BAB III UPAYA REKONSILIASI DAN KENDALANYArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4084/4/T2_752011023_BAB III.pdf · fungsionalnya dari Kopertis/Dikti. Siapa yang lebih dahulu mencapai

54

Untuk memenuhi persyaratan di atas, maka kedua belah pihak pun membawa

masing-masing nama Calon yang akan diusulkan untuk menjadi Rektor UKIT. Pihak

Yayasan Wenas mengusulkan nama Pangkerego sedangkan pihak YPTK

mengusulkan Siwu.

Dalam pertemuan tersebut, pihak Kopertis sebagai koordinator mengusulkan

untuk dilakukan kompilasi saja, karena calon yang diusulkan oleh pihak Yayasan

Wenas belum memenuhi persyaratan dalam hal kepangkatan, tetapi pihak Yayasan

Wenas bersikukuh untuk memilih jalan pemilihan rektor sebagai upaya penyelesaian

UKIT.29

Menurut pihak Yayasan Wenas tidak adil jika kompilasi dilakukan dan Siwu

terpilih menjadi rektor, maka jalan yang paling adil adalah dengan melaksanakan

pemilihan30

. Untuk mengatasi kebuntuan ini, maka diusulkan untuk tetap

mengadakan pemilihan, tapi hasil pemilihan ini diterapkan setelah berakhirnya masa

periode kepemimpinan Siwu, tapi opsi ini kembali ditolak.31

Kemudian hasil dari

pertemuan yang hadapi oleh Tim Independen ini dalam usaha penyelesaian konflik

UKIT dilaporkan kepada Dirjen DIKTI.

Kebuntuan upaya rekonsiliasi oleh Kopertis ini ditandai dengan pemilihan

Rektor sendiri oleh UKIT yang dikelola oleh Yayasan Wenas pada tangal 12 April

2007. Pemilihan ini menghasilkan Pdt. Dr. Hein Arina sebagai Rektor. 32

29

Wawancara dengan Pdt. Drs. G. E. W. Kumaat, MSi., tanggal 21 Februari 2013 30

Wawancara dengan Pdt. Roy Tamaweol, Th. M, tanggal 5 Maret 2013 31

Wawancara dengan Pdt. Drs. G. E. W. Kumaat, MSi., tanggal 21 Februari 2013 32 Harian Komentar, Hein Arina Resmi Rektor UKIT Definitif., Harian komentar 13 April

2007,diunduh pada tanggal 14/4/2013 pukul 08.04 WIB, http://www.hariankomentar.com/arsip/arsip_2007/apr_13/lkTomhn001.htm

Page 21: BAB III UPAYA REKONSILIASI DAN KENDALANYArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4084/4/T2_752011023_BAB III.pdf · fungsionalnya dari Kopertis/Dikti. Siapa yang lebih dahulu mencapai

55

Menindaklanjuti terpilihnya Arina sebagai rektor baru UKIT Yayasan Wenas,

BPS GMIM mengeluarkan surat penegasan tentang permasalahan UKIT. Melalui

surat K.840/PPD.VII/6-2007. Inti dari surat ini menyangkut bahwa UKIT sudah

berada di bawah tanggung jawan Yayasan AZR Wenas. Selain itu UKIT versi

Yayasan Wenas telah membuka penerimaan mahasiswa baru Fakultas Teologi, dan

pendaftaran dilakukan di kantor sinode GMIM

2. Usaha Rekonsiliasi dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara

(Pemprov Sulut)

Karena usaha yang dirintis oleh Kopertis mengalami kebuntuan, maka

pemerintah Sulawesi Utara, yang diprakarsai oleh Bapak Brigjen (pol) Drs. Jacky Uly

selaku Kapolda Sulawesi Utara (Sulut) dan Bapak Freddy H. Sualang sebagai Wakil

Gubernur Sulut. Usaha dari kedua Pejabat ini membuahkan hasil serangkaian

pertemuan antara pihak BPS GMIM dan Yayasan Wenas, dengan pihak UKIT yang

diselenggarakan oleh YPTK. Dalam ranah internal GMIM pun, petemuan-peremuan

tersebut membawa hasil yang nampak dalam Rapat badan Pekerja Sinode Lengkap

(RBPSL) yang dilaksanakan dalam bulan September.33

RBPSL dilaksanakan pada bulan September, tanggal 19 sampai dengan 23

tahun 2007, Dalam RBPSL kali ini diputuskan bahwa permasalahan UKIT akan

33

Tim Rekonsiliasi UKIT YPTK GMIM: W. A. Roeroe, dkk., Permasalahan UKIT dan

Upaya Penyelesaian oleh Tim Rekonsiliasi, 3

Page 22: BAB III UPAYA REKONSILIASI DAN KENDALANYArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4084/4/T2_752011023_BAB III.pdf · fungsionalnya dari Kopertis/Dikti. Siapa yang lebih dahulu mencapai

56

diselesaikan dengan bijaksana melalui pengurus Yayasan AZR Wenas dengan tidak

mengorbankan kepentingan semua pihak.34

Pada tanggal 27 September BPS GMIM mengirimkan surat kepada Siwu

untuk mengadakan percakapan tentang keabsahan Yayasan Wenas, serta perubahan

penyelenggaraan UKIT dari YPTK kepada Yayasan Ds. AZR Wenas. Tapi pada

minggu berikutnya, yakni pada tanggal 3 Oktober BPS mengirimkan surat kepada

Dirjen Dikti tentang penyampaian dan permohonan tentang percakapan dengan pihak

Siwu tapi bersangkutan menolak.35

Tapi menurut pihak Siwu, apa yang dilaporkan

oleh pihak BPS Sinode sebagai bentuk penolakan adalah salah. Apa yang disebut

penolakan ini sebenarnya adalah permohonan untuk menunda pertemuan, karena

waktu yang diusulkan oleh pihak BPS tidak sesuai dengan waktu yang dimiliki oleh

pihak YPTK.36

3. Keluarnya Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No.

220/D/O.2007

Situasi ini diperburuk keluarnya surat pada tanggal 29 November oleh

Kementerian Pendidikan dengan nomor 220/D/O/2007. Surat ini berisi tentang

persetujuan alih kelolah UKIT dari YPTK kepada Yayasan GMIM Ds. AZR. Wenas.

Lebih jelasnya Surat Keputusan ini mencatat beberapa poin penting diantaranya,

yaitu:

34

Keputusan_keputusan Rapat Badan Pekerja Sinode Lengkap (RBPSL) ke-20 Tahun 2007,

di Jemaat Imanuel Koya, Wilayah Tondano III, tanggal 19 sampai dengan 23 November 2007. 35

Lotje Kawet, dkk., Laporan Tim Pengkajian Rekonsiliasi UKIT GMIM, 2010, 7 36

Wawancara dengan Pdt. Pinontoan-Sethight, M. Th, tanggal 6 Maret 2013

Page 23: BAB III UPAYA REKONSILIASI DAN KENDALANYArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4084/4/T2_752011023_BAB III.pdf · fungsionalnya dari Kopertis/Dikti. Siapa yang lebih dahulu mencapai

57

1. Memberikan persetujuan Alih Kelola UKIT dari YPTK kepada Yayasan

GMIM Ds. AZR Wenas.

2. YPTK dilarang menggunakakan nama Universitas Kristen Indonesia

Tomohon untuk penerimaan Mahasiswa dan kegiatan penyelenggaraan

proses pembelajaran pendidikan tinggi.

3. Perubahan nama di atas mencakup penyesuaian/penyempurnaan untuk

seluruh kegiatan akademik pada Universitas Kristen Indonesia Tomohon.

Surat keputusan ini memberikan hak kepada Yayasan Wenas untuk

mengambil alih UKIT. Salah satu pertimbangan dalam surat Keputusan Menteri ini

adalah surat yang dikirimkan oleh BPS GMIM yang didalamnya dicantumkan

permohonan alih kelola UKIT.

Dengan keluarnya Surat Keputusan Menteri ini menumbulkan reaksi yang

berbeda-beda dari kedua belah pihak. Reaksi Kedua belah pihak ini nampak dalam

pemberitaan di media massa pada tanggal 10 Desember 2007. Pihak Yayasan Wenas

melalui Pdt. L. J. Posumah STM., dalam koran Komentar tanggal 10 Desember

menegaskan bahwa penyelenggara yang sah utnuk UKIT adalah Yayasan Wenas. Di

sisi lain pihak YPTK beranggapan bahwa Surat Keputusan dari Kementerian

Pendidikan memiliki banyak kejanggalan. Bagi pihak Yayasan Wenas, keluarnya SK

Menteri ini dianggap sebagai akhir dari permasalahan UKIT. Menurut Pdt. Poluan

yang menjadi ketua Yayasan AZR Wenas dengan keluarnya SK Menteri ini telah

menepis berbagai permasalahan UKIT37

. Di lain pihak, YPTK menolak SK Menteri

37

Gepe, “Kampus Bersinar UKIT Keruh Lagi”, Manado Post, Senin 10 Desember 2007

Page 24: BAB III UPAYA REKONSILIASI DAN KENDALANYArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4084/4/T2_752011023_BAB III.pdf · fungsionalnya dari Kopertis/Dikti. Siapa yang lebih dahulu mencapai

58

tersebut. Menurut pihak YPTK Kop Surat Keputusan tersebut bukan merupakan Kop

resmi dari Kemendiknas. Selain itu nomor surat tidak lengkap.38

Bereaksi terhadap Surat Keputusan ini, pihak YPTK mengirim utusan untuk

mengkonfirmasi mengenai surat ini pada Kemendiknas. Pihak YPTK

mengkonfirmasi surat ini kepada Bapak Drs. A. Hidayat MM., sebagai pihak yang

menandatangani Surat Keputusan alih kelola UKIT. Berdasarkan hasil konfirmasi

pihak YPTK, pihak Kementerian tidak tahu-menahu mengenai keluarnya Surat

Keputusan alih kelola ini39

. Maka, pada tanggal 21 Desember 2007 pihak UKIT

YPTK mengirimkan surat kepada Dirjen Dikti mengenai permasalahan UKIT.

Menanggapi hal Dirjen Dikti mengirimkan beberapa surat. Surat pertama,

bertanggal 16 Januari 2008 dengan nomor 199/D5.1/T/2008, ditujukan kepada Siwu

memberitahukan agar permasalahan yang dihadapi agar diselesaikan dengan pihak

BPS GMIM. Sedangkan surat kedua bertanggal 17 Januari 2008, dengan nomor

210/D5.1/T/2008, yang ditujukan kepada Kordinator Kopertis Wilayah IX

memberitahukan agar memberikan pelayanan administrasi kepada Universitas Kristen

Indonesia Tomohon yang diselenggarakan oleh Yayasan Wenas.

Dari uraian di atas ditemukan dua fakta yang bertentangan. Pertama pihak

Dirjen Dikti mengatakan tidak tahu-menahu tentang keluarnya Surat Keputusan

Menteri No. 220/D/O/2007. Tapi pada bulan Januari 2008. Dirjen Dikti

mengeluarkan surat dan menyatakan bahwa yayasan GMIM AZR Wenas adalah

penyelenggara UKIT.

38

Eky, “SK Mendiknas RI Nomor 220/D/O/2007, Alih Kelola UKIT Rersmi Dikendalikan

Yayasan AZR Wenas”. Komentar. Senin 10 Desember 2007 39

Wawancara dengan Pdt. Drs. G. E. W. Kumaat, M. Si., tanggal 21 Februari 2013

Page 25: BAB III UPAYA REKONSILIASI DAN KENDALANYArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4084/4/T2_752011023_BAB III.pdf · fungsionalnya dari Kopertis/Dikti. Siapa yang lebih dahulu mencapai

59

Setelah menerima surat dari Dirjen Dikti dan Kopertis, BPS GMIM segera

memberikan instruksi kepada pengurus Yayasan Wenas untuk segera mengamankan

aset yang dipinjamkan kepada Yayasan YPTK40

, dalam hal ini termasuk Universikas

Kristen Indonesia Tomohon.

Beberapa hari kemudian, yakni tanggal 5 Februari, pihak BPS GMIM kembali

melayangkan surat teguran kepada Siwu. Menurut pihak BPS GMIM, Siwu tidak

memiliki itikad baik untuk menjalankan kebijakan Pemerintah serta kebijakan Gereja.

Pada hari yang sama pihak BPS GMIM mengirimkan surat-surat kepada sinode-

sinode yang ada di Sulawesi Utara memberitahukan bahwa YPTK bukan lagi milik

GMIM, melainkan milik pribadi-pribadi41

.

Menghadapi situasi ini, pihak Kopertis kembali mengeluarkan surat

bertanggal 15 Februari 2008 dengan nomor 628/009/KL/2008. Surat ini ditujukan

kepada Siwu dan kepada Rektor UKIT Yayasan Wenas. Untuk Siwu diberitahukan

mengenai memberikan pelayanan administrasi kepada UKIT yang diselenggarakan

oleh Yayasan Wenas. Sedangkan untuk Rektor UKIT yang dikelola oleh Yayasan

Wenas diberitahukan agar segera melaksanakan SK menteri No. 220/D/O/2007.

Kopertis kemudian mengambil tindakan dengan mengeluarkan surat izin

perpanjangan penyelenggaraan 10 program studi kepada UKIT yang dikelola oleh

Yayasan Wenas. Surat ini dikeluarkan pada tanggal 19 Februari 2008 dengan nomor

674/009/KL/2008.

40

Lotje Kawet, dkk., Ibid. 41

Ibid.

Page 26: BAB III UPAYA REKONSILIASI DAN KENDALANYArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4084/4/T2_752011023_BAB III.pdf · fungsionalnya dari Kopertis/Dikti. Siapa yang lebih dahulu mencapai

60

Sementara di pihak YPTK UKIT, yang dikelola oleh Siwu masih belum mau

mengakui Yayasan Wenas sebagai penyelenggara UKIT. Sikap yang diambil pihak

YPTK, diperkuat oleh temuan Tim Mahasiswa UKIT dalam visitasi yang dilakukan

di Kantor Dikti Diknas RI. Tim visitasi ini terdiri dari Lembaga Amanat Mahasiswa

UKIT (LAM UKIT), yakni Dewan Eksekutif Mahasiswa UKIT (DEM UKIT),

beserta Presidem DEM dari tujuh fakultas UKIT. Visitasi ini sendiri dilakukan dalam

rangka klarifikasi Surat Keputusan Menteri No. 220/D/O/2007.

4. Temuan Para Mahasiswa YPTK UKIT

Tim Mahasiswa ini melakukan visitasi sejak tanggal 3 Maret. Pada tanggal 3

Maret ini mereka berusaha bertemu dengan Dirjen Dikti, Bapak Faisal Djalal Tapi

Tim ini belum bisa betemu dengan Dirjen Dikti, para Mahasiswa ini hanya sempat

bertemu dengan Bpk. Bambang Sarengat, Sebagai Kasudit Kelembagaan dan Bpk

Arif Antono, Staf Kelembagaan. Pertemuan para Mahasiswa mendapat Informasi

bahwa dokumen asli dari SK Menteri No. 220/D/O/2007 tersimpan sebagai arsip

Negara di Departemen Pendidikan Nasional. Mengenai permasalahan UKIT, maka

pihak Dikti Diknas akan meminta Irjen Dikti Diknas untuk melakukan inspeksi

langsung ke UKIT dalam waktu dekat.42

Keesokan harinya, Tim Mahasiswa ini mengkonfirmasi SK Menteri No.

220/D/O/2007 di kantor Departemen Pendidikan Nasional. Hasil konfirmasi para

Mahasiswa ternyata berbeda dengan informasi yang diterima pada kemarin harinya.

42

Tim mahasiswa UKIT., Hasil Visitasi Tim Mahasiswa UKIT; Jakarta, 03-07Maret 2008.

(Tomohon: 7 Maret 2008), 1-2

Page 27: BAB III UPAYA REKONSILIASI DAN KENDALANYArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4084/4/T2_752011023_BAB III.pdf · fungsionalnya dari Kopertis/Dikti. Siapa yang lebih dahulu mencapai

61

Menurut Kepada Biro Persuratan Kantor Departemen Pendidikan Nasional, Surat

Keputusan Menteri No. 220/D/O/2007 tidak ada aslinya di Depdiknas RI. Sistem

penomoran yang tercantum dalam SK Menteri ini tidak sama dengan biasanya yang

dikeluarkan oleh Depdiknas RI, bahkan tembusannya tidak dimiliki oleh Biro

Persuratan43

. Jadi, ada perbedaan informasi antara pihak Dierjen Dikti dan Depdiknas

RI.

Sepulangnya dari Kantor Depdiknas, Tim Mahasiswa melanjutkan perjalanan

mereka menuju kantor Departemen Hukum dan HAM RI untuk mengkonfirmasi akta

pendirian Yayasan AZR Wenas. Menurut bagian Konsultasi Hukum di kantor Hukum

dan HAM, akta pendirian Yayasan AZR Wenas meragukan karena bahasa yang

digunakan dalam akta tersebut berbeda dengan bahasa yang biasanya dipakai. Untuk

lebih memastikan, maka para Mahasiswa dianjurkan untuk mengklarifiasinya

langsung ke Kantor Percetakan Negara.44

Pada sore harinya Tim visitasi Mahasiswa berkonsultasi dengan Ibu Ria

Hetharia-Sitompul, SH untuk meminta pendapat dari perspektif hukum mengenai

permasalahan UKIT. Menurut Ibu Ria Hetharia-Sitompul, mengenai SK Menteri No.

220/ D/O/2007 kemungkinan adalah penyelewangan kerja yang dilakukan oleh para

bawahan yang kemungkinan tidak diketahui oleh atasannya. Keadaan SK Menteri ini

adalah fiktif. Pihak penerima SK dengan status hukum fiktif ini akan berusaha

menerapkannya sesuai bunyi keputusannya ke tempat tujuan dimana SK tersebut

ditujukan. Setelah SK ini berhasil diterapkan, maka status hukumnya akan beralih

43

Ibid., 2-3 44

Ibid., 3

Page 28: BAB III UPAYA REKONSILIASI DAN KENDALANYArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4084/4/T2_752011023_BAB III.pdf · fungsionalnya dari Kopertis/Dikti. Siapa yang lebih dahulu mencapai

62

dari hukum fiktif menjadi hukum realita. Jika tahapan ini berhasil, maka barulah SK

ini menjadi sah dan dapat dilaporkan kepada Negara melalui instansi terkait.

Pada tanggal 5 Maret, keesokan harinya, para mahasiswa melakukan klarifiasi

di Kantor Percetakan Negara. Hasil klarifikasi Mahasiswa di Kantor Percetakan

Negara nampak dalam surat yang dikeluarkan oleh Perum Percetakan Negara RI

dengan nomor: 01/III/PUSDOK/2008. Dalam srat ini dinyatakan bahwa Yayasan Ds.

AZR Wenas belum didaftarkan dalam Berita Negara RI.45

5. Usaha Rekonsiliasi oleh Pihak Irjen Diknas

Untuk mengatasi masalah UKIT, Irjen Diknas RI: Bpk. Moh. Sofian, SH.,

MSi., mengutus Tim yang diketuai oleh Bpk. Fuad Wiyono, SH., untuk mengadakan

peremuan dengan pihak yang terkait dengan permasalahan UKIT, yakni pihak BPS

GMIM, Rektor UKIT AZR Wenas dan UKIT YPTK46

. Pengutusan tim ini sejalan

dengan hasil pembicaraan antara mahasiswa dengan pihak Dirjen Dikti ketika

Mahasiswa melakukan visitasi.

Pertemuan yang prakarsai oleh Fuad Wiyono, SH ini terlaksana pada tanggal

21 Mei 2008 bertempat di Kantor Sinode GMIM. Dalam pertemuan ini menghasilkan

lima kesepakatan dalam rangka rekonsiliasi konflik UKIT.

1. Kedua belah pihak (UKIT YPTK, UKIT AZR Wenas) bersepakat

menyelesaikan permasalahan internal secara damai.

45

Ibid. 46

W. A. Roeroe, dkk., Ibid.

Page 29: BAB III UPAYA REKONSILIASI DAN KENDALANYArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4084/4/T2_752011023_BAB III.pdf · fungsionalnya dari Kopertis/Dikti. Siapa yang lebih dahulu mencapai

63

2. Kedua belah pihak bersepakat bahwa seluruh aset dan fasilitas pendidikan

yang digunakan berada di bawah satu pengelola.

3. Kedua belah pihak bersepakat menjamin berlangsungnya proses

pembelajaran Mahasiswa yang terdaftar di UKIT.

4. Kedua belah pihak bersepakat menerima seluruh hasil rekonsiliasi yang

difasilitasi oleh Badan Pekerja Sinode GMIM.

5. Kedua belah pihak bersepakat apabila permasalahan internal UKIT tidak

dapat didiselesaikan sampai akhir Mei 2008, maka penyelenggara UKIT

bersedia menerima konsekuensi akan dicabut izin penyelenggaranya oleh

Mendiknas.

Kesepakatan ini ditandatangani oleh Siwu sebagai Pimpinan UKIT YPTK dan

Arina sebagai Pimpinan UKIT yang dikelola oleh Yayasan Wenas, Pdt. A. O. Supit

sebagai ketua BPS GMIM, serta Bpk. Fuad Wiyono sebagai Ketua Tim Investigasi.

Tapi sampai pada akhir bulan Mei pun permasalahan UKIT tidak kunjung

selesai, dan tidak ada tanda-tanda pencabutan izin operasional seperti yang telah

disepakati dalam perjanjian rekonsiliasi. Pada tanggal 29 Mei, pihak yang terkait,

yakni pihak YPTK UKIT, YAZR Wenas, dan BPS GMIM kembali mengadakan

pertemuan. Dalam pertemuan ini kedua pihak, yakni pihak YPTK dan pihak AZR

Wenas memilih untuk bertahan pada posisi masing-masing47

. Hal ini disebabkan

karena kedua belah pihak merasa memiliki landasan hukum yang kuat; Yayasan

Wenas dengan SK Menteri-nya, serta surat-surat yang dikeluarkan oleh Depdiknas.

47

Lotje Kawet, dkk., Ibid., 9

Page 30: BAB III UPAYA REKONSILIASI DAN KENDALANYArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4084/4/T2_752011023_BAB III.pdf · fungsionalnya dari Kopertis/Dikti. Siapa yang lebih dahulu mencapai

64

Sedangkan YPTK memiliki hasil putusan Pengadilan Tinggi Manado. Jadi sekali lagi

usaha yang dilakukan untuk menyelesaikan pemasalahan UKIT gagal.

Beberapa hari kemudian, yakni pada tanggal 2 Juni BPS GMIM mengirimkan

surat pemberitahuan kepada seluruh Badan Pekerja Wilayah dan seluruh perangkat

Pelayan GMIM, bahwa: seluruh Mahasiswa UKIT YPTK harus mendaftar ke UKIT

Yayasan Wenas dan paling lambat pada tanggal 31 Agustus. Jika para Mahasiswa

belum mendaftar sampai batas waktu yang ditentukan, maka para Mahasiswa akan

dianggap tidak terdaftar sebagai Mahasiswa UKIT.48

Upaya rekonsilasi ini sulit terlaksana karena kedua belah pihak merasa

memiliki kekuatan hukum. Sebelum upaya rekonsiliasi dilaksanakan oleh pihak Irjen,

Pihak YPTK UKIT berhasil memenangkan permasalahan UKIT di Pengadilan Tinggi

Manado pada tanggal 26 Maret 2008. Selain itu pihak YPTK UKIT juga disokong

oleh hasil temuan dai Tim Visitasi Mahasiswa YPTK UKIT. Sedangkan pihak UKIT

yang dikelola oleh Yayasan Wenas masih memiliki pijakan Kepmen 220.

6. Datangnya Auditor Irjen Depdiknas

Dalam situasi seperti ini, tiba-tiba UKIT kedatangan tamu dari Auditor Irjen

Depdiknas dan Sekertaris wilayah Kopertis IX Sulawesi pada tanggal 18 Juli 2008.

Tujuan kedatangan rombongan ini adalah untuk menindaklanjuti hasil kesepakatan

rekonsiliasi pada tanggal 21 Mei dan kembali menegaskan bahwa Yayasan Wenas

adalah Yayasan yang berhak menyelenggarakan pendidikan di UKIT.49

48

Ibid., 8 49

Ibid., 9

Page 31: BAB III UPAYA REKONSILIASI DAN KENDALANYArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4084/4/T2_752011023_BAB III.pdf · fungsionalnya dari Kopertis/Dikti. Siapa yang lebih dahulu mencapai

65

Kedatangan Tim ini membawa angin yang sangat sejuk bagi pihak Yayasan

AZR Wenas, ditengah panasnya hawa konflik. Untuk menindaklanjuti, maka BPS

GMIM kembali mengeluarkan surat kepada seluruh Pelayan GMIM dan kepada

seluruh Civitas Akademika UKIT pada tanggal 25 Juli. Isi surat ini adalah penegasan

kembali tentang pengalihan mahasiswa ke UKIT yang dikelola oleh Yayasan

Wenas.50

Keadaan pun semakin berpihak kepada Yayasan Wenas. Beberapa hari

kemudian pada tanggal 28 Juli 2008, Badan Penyelenggara UKIT yang tercantum

dalam website Dikti telah berganti menjadi Yayasan Wenas.51

Menanggapi situasi ini, pihak YPTK pun tidak tinggal diam. Melalui Tim

Mahasiswa pada tanggal 1 Agustus 2008 berangkat ke Jakarta untuk menemui Irjen

Depdiknas RI. Ada beberapa poin tujuan keberangkatan para Mahasiswa ini, yaitu:52

1. Soal kedatangan Tim yang mengatasnamakan Inspektorat Jenderal

Depdiknas RI yang diketuai Bpk Salwin dan didampingi oleh Sekertaris

Kopertis Wilayah IX Sulawesi pada tanggal 28 Juli 200853

yang

mengundang kedua belah pihak yang bersengketa dan untuk

mendengarkan pernyataan resmi atas nama Irjen Depdiknas. Isi

pernyataan itu antara lain adalah tentang legalitas UKIT di bawah payung

Yayasan Wenas.

50

Ibid., 8 51

Crisis Center UKIT, Uraian Eksistensi dan Permasalahan Serta Upaya-Upaya

Penyelesaisan Permaslahan (www.crisiscentreukit.blogspot.com, Senin 20 Februari 2010,

http://crisiscentreukit.blogspot.com/2012/02/uraian-tentang-eksistensi-dan.html), diunduh pada tanggal

1 April 2013. 52

W. A. Roeroe, dkk., Ibid., 4 53

Ada perbedaan tanggal dalam dokumen. Menurut Tim Rekonsiliasi yang di bentuk BPMS

GMIM pada tahun 2010 adalah tanggal 18 Juli, sedangkan menurut Tim Rekonsiliasi YPTK UKIT

tganggal kedatangan adalah 28. Juli

Page 32: BAB III UPAYA REKONSILIASI DAN KENDALANYArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4084/4/T2_752011023_BAB III.pdf · fungsionalnya dari Kopertis/Dikti. Siapa yang lebih dahulu mencapai

66

2. SK Menteri yang dianggap bertentangan dengan peraturan yang berlaku.

3. Perubahan EPSBED tanpa alasan dari UKIT YPTK ke Yayasan Wenas.

4. Tim Mahasiswa meminta Irjen untuk kembali mengutus Tim dari Jakarta

ke UKIT Tomohon dalam rangka mengklarifiasi keadaan.

7. Datangnya Tim Pencari Fakta dari Irjen Depdiknas

Menaggapi tuntutan Mahasiswa tersebut, maka pada tangal 27 Agustus Irjen

Depdiknas mengirimkan Tim Pencari Fakta (Fact Finding) dengan mengeluarkan

surat tugas nomor 103/R/Insp.I.Itjen/VIII/2008. Tim yang beranggotakan 4 orang ini

bertugas untuk mencari fakta tentang tindak lanjut hasil kesepakatan melakukan

rekonsiliasi mengenai permasalahan pengelolaan UKIT pada tanggal 21 Mei.

Tim ini pun langsung melaksanakan tugasnya pada tanggal 28 Agustus 2008.

Tim Pencari Fakta ini mengadakan pertemuan dengan pihak YPTK UKIT, termasuk

unsur mahasiswa. Pertemuan ini menghasilkan beberapa poin penting dalam rangka

penyelesaian permasalahan UKIT, yakni:

1. Tim Irjen akan mendengarkan penjelasan dari pimpinan Rektorat

menyangkut proses rekonsilasi yang belum mencapai kata sepakat.

2. Pimpinan Rektorat menjelaskan duduk permasalahan yang ada di UKIT

sejak kesepakatan rekonsiliasi dibuat, antaranya:

o Ultimatum surat pernyataan BPS GMIM kepada seluruh wilayah

pelayanan GMIM bahwa seluruh Mahasiswa harus mendaftarkan diri

selambat-lambatnya tanggal 31 Agustus 2008 jika tidak maka

Mahasiswa yang bersangkutan tidak akan terdaftar di UKIT yang

Page 33: BAB III UPAYA REKONSILIASI DAN KENDALANYArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4084/4/T2_752011023_BAB III.pdf · fungsionalnya dari Kopertis/Dikti. Siapa yang lebih dahulu mencapai

67

dinaungi oleh Yayasan AZR Wenas. Maksud tersebut dinilai tidak

dalam rangka menunjang proses rekonsiliasi UKIT.

o Tentang perubahan yang terjadi khususnya laporan EPSBED tertanggal

28 Juli 2008 dan 30 Juli 2008 yang pada kenyataannya melanggar

proses rekonsiliasi tidak merugikan pihak Mahasiswa.

3. Tim Irjen Diknas yang diketuai oleh Drs. Alim Siadari, MA menganulir

kedatangan Bapak Salwin (staf Irjen RI) ke Tomohon tanggal 18 Juli 2008

dalam rangka penegasan legalitas pengelolaan UKIT dibawah payung

Yayasan AZR Wenas. Sebagai bukti, bersangkutan tidak membawa surat

tugas.

4. Tim Inspektorat Depdiknas RI akan bertemu dengan tim rekonsiliasi yang

diketuai oleh Prof. Dr. Joppy Paruntu, kemudian sepakat mempertemukan

pimpinan UKIT YPTK, UKIT Yayasan AZR Wenas dan BPS GMIM

selambat-lambatnya sebelum tanggal 30 Agustus 2008.

Pada keesokan harinya tanggal 29 Agustus Tim pencari fakta bertemu dengan

pihak Yayasan Wenas dan BPS GMIM. Pada tahap yang kedua ini Tim pencari fakta

mendengar alasan yang dikeluarkan oleh pihak BPS GMIM dan Yayasan Wenas.

Setelah bertemu dengan pihak BPS GMIM dan Yayasan Wenas, maka pada hari

ketiga, yakni tanggal 30 Agustus diadakan petemuan untuk mempertemukan pihak

BPS GMIM, Yayasan Wenas, dan YPTK. Tapi pada hari ketika pertemuan

dilaksanakan, ternyata tidak dihadiri oleh pihak BPS GMIM dan pihak Yayasan

Wenas. Menurut Ketua Tim Pencari Fakta, alasan ketidakhadiran BPS GMIM dan

Yayasan Wenas adalah mereka menginginkan semua mahasiswa yang masih berada

Page 34: BAB III UPAYA REKONSILIASI DAN KENDALANYArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4084/4/T2_752011023_BAB III.pdf · fungsionalnya dari Kopertis/Dikti. Siapa yang lebih dahulu mencapai

68

di YPTK harus mendaftarkan diri ke Yayasan Wenas sehingga rekonsiliasi dapat

dilaksanakan54

. Kembali lagi usaha untuk mencapai rekonsiliasi UKIT gagal.

8. Isu Korupsi Pdt. Dr. A. O. Supit, STM

Pada masa ini wacana lain juga turut mewarnai konflik UKIT. Wacana

dugaan korupsi oleh mantan Rektor UKIT yang telah menjadi Ketua BPS GMIM, A.

O. Supit. Pada tanggal 7 November 2008, Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEM)

UKIT YPTK mengirimkan surat kepada Kejaksaan Negeri Tomohon untuk meminta

keterangan resmi mengenai kasus korupsi ini.

Surat DEM UKIT ini dibalas oleh Kejaksaan Negeri Tomohon dengan surat

no. B-1162/R.I.15/FS/11/2008, tanggal 10 November, sebagai bentuk klarifikasi

resmi mengenai permasalahan ini. Surat dari Kejaksaan Negeri ini terdiri dari 3 poin,

yakni:

1. KejaksaanNegeri Tomohon telah menerima Surat Pemberitahuan

Dimulainnya Penyidikan SPPD) dari Kepolisisan Resort Tomohon no.

Pol. B-67/IX/2006/ RESKRIM tanggal 25 September 2006 atasa nama

Pdt. Dr. A. O. Supit, STM, dkk.

2. Pada tanggal 8 Mei 2008 Kejaksaan Negeri Tomohon telah menerima

surat Berita Acara Pemeriksaan dari Kepolisian Tomohon, tetapi berkas

tersebut dianggap belum lengkap.

3. Penanganan perkara Block Grand atas nama Pdt. Dr. A. O. Supit, STM.,

msih dalam penanganan Polres Tomohon.

54

W. A. Roeroe, dkk., Ibid., 4

Page 35: BAB III UPAYA REKONSILIASI DAN KENDALANYArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4084/4/T2_752011023_BAB III.pdf · fungsionalnya dari Kopertis/Dikti. Siapa yang lebih dahulu mencapai

69

Dengan mencuatnya wacana korupsi ini, semakin mewarnai dugaan-dugaaan

bahwa konflik UKIT ini memiliki kaitannya dengan kasus korupsi ini. Usaha untuk

meloloskan calon oleh dukungan Supit dianggap sebagai usaha untuk menutup-nutupi

kasus korupsi ini. Hal ini Nampak dalam surat edaran yang dikeluarkan oleh Dewan

Eksekutif Mahasiswa YPTK UKIT kepada Peserta Rapat Badan Pekerja Sinode

Lengkap (RBPSL) pada tanggal 11 November.

9. Usaha Rekonsiliasi Gubernur Sulawesi Utara

Usaha untuk menyelesaikan permasalahan UKIT pada tahun ini ternyata

masih berlanjut. Pada bulan November 2008, tepatnya pada tanggal 28, dosen dan

mahasiswa Fakultas Teologi UKIT berinisiatif bertemu dengan Gubernur Sulut di

rumah dinas Bumi Beringin – Manado. Tujuan pertemuan ini adalah menyampaikan

pemberhentian 15 orang dosen Fakultas Teologi UKIT yang dilakukan oleh BPS

GMIM. Menurut Gubernur, beliau telah mengundang Ketua BPS GMIM A. O. Supit

dan Rektor YPTK UKIT R. A. D. Siwu pada tanggal 25 November sebelumnya. pada

pertemuan 25 November tersebut Gubernur meminta untuk membentuk Tim

Rekonsilaisi Kecil 55

.

Di sela-sela pertemuan pada tanggal 28 ini, gubernur sempat berkomunikasi

melalui seluler dengan Irjen. Dalam percakapan tersebut, Irjen memberi penugasan

kepada gubernur atas nama Menteri Pendidikan Nasional untuk memediasi pertemuan

antara pihak Ketua BPS GMIM dan Rektor YPTK UKIT. Dalam pertemuan ini

55

Ibid,. 5

Page 36: BAB III UPAYA REKONSILIASI DAN KENDALANYArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4084/4/T2_752011023_BAB III.pdf · fungsionalnya dari Kopertis/Dikti. Siapa yang lebih dahulu mencapai

70

Gubernur berharap bahwa sebelum tanggal 31 Desember rekonsilaisi sudah

tercapai56

.

10. Tim Rekonsiliasi YPTK UKIT

Tanggal 2 Desember 2008 Senat UKIT mengadakan rapat dalam rangka

menindaklanjuti hasil pertemuan dengan Gubernur pada beberapa hari sebelumnya.

Dalam rapat ini diputuskan untuk melanjutkan Tim Kerja Rekonsiliasi yang telah

terbentuk pada bulan Mei sebelumnya, yakni Tim Rekonsiliasi yang diketuai oleh

Pdt. Dr. W. A. Roeroe. Tapi Tim ini dikembangkan personilnya dengan melibatkan

dekan-dekan se-UKIT dan prewakilan Mahasiswa. Tugas dari Tim ini adalah untuk

merealisasikan usulan Gubernur tersebut.57

Tim Rekonsiliasi yang dibentuk ini kemudian mulai melaksanakan

pekerjaannya. Pada tanggal 10 Desember mengadakan rapat. Dalam rapat ini

diputuskan untuk melanjutkan rekonsilaisi dan harus disesuaikan dengan undang-

undang.

Memasuki tahun 2009 masih menjadi kelanjutan dari konflik UKIT. Dalam

laporan yang disusun oleh Tim Rekonsiliasi yang diketuai oleh Roeroe, 1 April 2009

tim ini mengadakan rapat dalam rangka penyelesaian permasalahan UKIT. Rapat ini

menghasilkan keputusan agar mengadakan rapat yang mempertemukan Ketua BPS

GMIM, Supit, dan mantan Ketua YPTK Ir. Toy Roring. Keputusan ini dimaksudkan

56

Ibid. 57

Ibid.

Page 37: BAB III UPAYA REKONSILIASI DAN KENDALANYArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4084/4/T2_752011023_BAB III.pdf · fungsionalnya dari Kopertis/Dikti. Siapa yang lebih dahulu mencapai

71

untuk menyampaikan niat dari pimpinan UKIT YPTK, Siwu, untuk menyelesaikan

permasalahan UKIT58

.

Beberapa minggu kemudian terjadi pertemuan yang bisa dikatakan tidak

sengaja antara Wakil Ketua BPS GMIM Bidang AIT, yakni Pdt. A. Runtu-Lumi, M.

Th dengan Marshel Meruntu, S. Teol yang adalah salah satu anggota Tim

Rekonsiliasi yang diketuai oleh Roeroe. Dalam percakapan keduannya, Runtu-Lumi

mengungkapkan bahwa permasalahan UKIT sebenarnya telah selesai. Runtu-Lumi

selesainya permasalahan ini dikarenakan Gereja dalam hal ini GMIM telah mengakui

dan legalitas penyelenggaraan UKIT sudah ada diberikan kepada Yayasan Wenas.

BPS tidak perlu lagi bertemu dengan pihak YPTK UKIT karena sejumlah pertemuan

yang dilakukan untuk menyelesaikan permaslaahan tidak membuahkan hasil.59

Keesokan harinya Roeroe, sebagai ketua Tim Rekonsiliasi bertemu dengan Ir.

Roy Roring, M.Si yang adalah anggota BPS dan mantan Ketua BP YPTK GMIM.

Dalam percakapan ini Ir. Roy Roring menyatakan bahwa tetap mengakui Siwu

sebagai Rektor UKIT yang sah.60

11. EPSBED YPTK UKIT Berganti Menjadi Yayasan AZR Wenas.

Permasalahan UKIT semakin lama semakin meluas. Evaluasi Program

Program Studi Berbasis Evaluasi Diri atau biasa disingkat EPSBED UKIT tercatat

atas nama Yayasan Wenas, sejak tanggal 28 Juli 2008, padahal sebelumnya masih

tercatat masih memakai badan hukum YPTK GMIM. Perubahan ini menimbulkan

58

Ibid., 6 59

Ibid. 60

Ibid.

Page 38: BAB III UPAYA REKONSILIASI DAN KENDALANYArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4084/4/T2_752011023_BAB III.pdf · fungsionalnya dari Kopertis/Dikti. Siapa yang lebih dahulu mencapai

72

reaksi keras dari pihak YPTK. Pada tanggal 14 April 2009, Fakultas Teologi UKIT

YPTK mengeluarkan pernyataan resmi tentang kejanggalan-kejanggalan perubahan

EPSBED ini. Salah satu kejanggalan, misalnya tanggal berdirinya badan hukum

Yayasan Wenas adalah tanggal 20 Februari 1965. Tanggal 20 Februari 1965adalah

tanggal berdirinya YPTK bukan Yayasan Wenas. Yayasan Wenas sendiri berdiri

pada tahun 2006.

Kejanggalan lain adalah Jumlah Mahasiswa pada periode 2006 adalah 759

orang, sedangkan pada 200.2 atau semester kedua tahun 2006 hanya berjumlah 51

orang, sehingga menjadi pertanyaan ke mana 708 orang lainnya. Selain itu, Nomor

izin penyelenggaran adalah Nomor 2597/D/T/2008 tanggal 11 Agustus 2008 adalah

izin perpanjangan Penyelenggaraan Nomor 747/D/T/2004 milik UKIT YPTK.61

Tapi beberapa hari kemudian tanggal 17 April, pihak Kopertis mengeluarkan

pernyataan lain. Dalam situs Kopertis, Ketua Kopertis Wilayah IX Sulawesi

mengeluarkan pernyataan bahwa Yayasan Wenas adalah sah karena melaporkan hasil

EPSBED secara berkala. Menurt Beliau, Universitas yang memasukkan data

EPSBED secara berkala adalah Universitas yang diakui.62

Untuk mengkonfirmasi masalah ini kembali Tim Mahasiswa UKIT kembali

berangkat ke Jakarta untuk menghadap pihak Dirjen Dikti. Tim Mahasiswa ini

berhasil bertemu dengan Direktur Kelembagaan, Bpk Hendraman. Dalam pertemuan

ini Tim Mahasiswa mengirimkan laporan perkembangan terakhir mengenai UKIT

61

Karolina Agustien kaunang, “Kejanggalan dalalm EPSBED UKIT Badan Hukum Yayasan

Ds. AZR Wenas”. Data yang didownload pada tanggal 14 April 2009 (Tomohon 14 Aprol 2009). 62

dit., Status UKIT Sudah Diakui. diunduh pada tanggal 27 April 2013.

http://www.kopertis9.or.id/berita/view/506/4

Page 39: BAB III UPAYA REKONSILIASI DAN KENDALANYArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4084/4/T2_752011023_BAB III.pdf · fungsionalnya dari Kopertis/Dikti. Siapa yang lebih dahulu mencapai

73

termasuk Putusan Pengadilan Tinggi Manado. Selain itu, Direktur Kelembagaan juga

menginformasikan bahwa akan mengadakan pertemuan dengan Irjen Depdiknas RI

dan kemungkinan akan dilaksanakan pada tanggal 11 Mei. Ia juga berharap agar ada

pertemuan antara Rektor YPTK UKIT dan Rektor Yayasan Wenas UKIT. Selama

beberapa bulan permasalahan UKIT tidak ada perkembangan yang signifikan.

12. Keputusan RBPSL Aermadidi

Bulan Oktober, tepatnya tanggal 19 sampai 22 Oktober 2009 BPS GMIM

kembali mengadakan agenda tahunannya, RBPSL (Rapat Badan Pekerja Sinode

Lengkap) di Jemaat Timporot Aermadidi. Dalam Rapat ini BPS berusaha

mengembangkan UKIT yang dikelola oleh Yayasan Wenas seperti dengan

membentuk Fakultas Kedokteran dan berusaha mempromosikan UKIT. Dalam rapat

ini kembali BPS menegaskan untuk menguasai aset GMIM yang brada dalam

naungan GMIM63

.

Keputusan dalam RBPSL ini menandakan bahwa pihak BPS GMIM dan

pihak Yayasan Wenas sudah yakin bahwa UKIT resmi berada di bawah Yayasan

Wenas. Melihat berbagai dukungan pemerintah, khususnya Depdiknas RI dan

Kopertis, Kepercayaan diri pihak BPS dan Yayasan Wenas ini bisa dikatakan sebagai

sesuatu yang wajar. Sementara di pihak YPTK UKIT masih belum menerima karena

memiliki pijakan hukum Putusan Pengadilan Tinggi Manado. Selain itu hasil putusan

63

Keputusan-Keputusan Rapat Badan Pekerja Sinode Lengkap (RBPSL) ke 22 Tahun 2009 di

Jemaat Timporok Aermadidi, Wilayah Aermadidi, tanggal 18 sampai dengan 22 Oktober 2009, 82-83

Page 40: BAB III UPAYA REKONSILIASI DAN KENDALANYArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4084/4/T2_752011023_BAB III.pdf · fungsionalnya dari Kopertis/Dikti. Siapa yang lebih dahulu mencapai

74

Mahkamah Agung belum lagi keluar. Kondisi ini membuat kedua pihak masih

berpegang teguh pada pendirian masing-masing.

Pada tanggal 3 November, permasalahan kian runyam. BPS GMIM

mengeluarkan surat terhitung mulai tanggal 3 November 2009 empat belas (14)

pegawai organik (PO) di lingkungan UKIT YPTK diberhentikan sementara, bahkan

Sembilan di antaranya dinyatakan dipecat.64

Keempat belas orang tersebut adalah65

:

1. Pdt. K. A. Kapahang –Kaunang (Dekan F-Teol)

2. Pdt. L. Pangaila-Kaunang (PD I F-Teol)

3. Dra. M. H. Kumaat-Tangkudung (PD II F-Teol)

4. Pdt. Laurens Politton (PD III F-Teol)

5. Pdt. Vera Lintong-Burhan (PD IV F-Teol)

6. Pdt. Vera Solung-Loupatty

7. Pdt. J. Ch. Lintong

8. Pdt. M Supit

9. Pdt. H. J. Rumajar-Tandiapa

10. Pdt. Marhaeni Tumiwa-Mawuntu

11. Pdt. G. E. W. Kumaat

12. Pdt. J. P. Pinontoan-Sethlight

13. Pdt. T. Dj. Mewengkang-Momongan

14. Pdt. J. Paninggiran-Sundah

64

“Semarak HUT ke-75 GMIM Bersinode Berlian di Tengah Keperihatinan”. Inspirator. No.

19 Tahun V Oktober-November 2009. 8 65

Ibid.

Page 41: BAB III UPAYA REKONSILIASI DAN KENDALANYArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4084/4/T2_752011023_BAB III.pdf · fungsionalnya dari Kopertis/Dikti. Siapa yang lebih dahulu mencapai

75

Di tengah situasi seperti ini, isu klorupsi daru mantan Rektor UKIT A. O.

Supit semakin mewarnai permasalahan UKIT. Tanggal 9 November 2009, Kejaksaan

Tomohon mengeluarkan surat dengan nomor B-793/R.1.15/FS/11/2009 yang

ditujukan kepada Ketua DEM (Dewan Eksekutif Mahasiswa) UKIT YPTK tentang

penjelasan kasus korupsi yang dilakukan oleh Supit. Surat ini dikeluarkan oleh

Kejaksaan Tomohon sebagai balasan dari surat DEM YPTK UKIT. Kejaksaan

Tomohon menjelaskan bahwa kasus ini masih dalam penyidikan Polres Tomohon.

Menurut pihak Kejaksaan proses peradilan bisa dilanjutkan jika unsur-unsur pasal

yang disangkakan sudah lengkap, jadi kasus ini belum bisa dilanjutkan karena sedang

dalam usaha penyidikan untuk melengkapi berkas kasus.

Pada bulan yang sama, pihak Polres Tomohon mengirimkan surat dengan

nomor B N085/XI/2009 Reskrim. Surat ini berisi pemberitahuan kepada Polda

SULUT bahwa pihak Polres Tomohon dalam waktu dekat akan mengirimkan barang

bukti yang baru kepada Kejaksaan Negeri Tomohon.

13. Usaha Rekonsiliasi oleh Badan Pekerja Majelis Sinode GMIM

Pada tanggal 22 sampai 28 Maret 2010, Gereja Masehi Injili di Minahasa

(GMIM) mengadakan Sidang Sinode Lengkap. Dalam Sidang Sinode GMIM ini

dipilih Ketua Sinode yang baru, dan yang terpilih menjadi ketua BPMS (Badan

Pekerja Majelis Sinode) GMIM66

adalah Pdt. Piet Marthen Tampi, STh., MSi.

Setelah terpilih menjadi Ketua BPMS yang baru, Tampimemprioritaskan

66

Dalam Sidang Sinode GMIM ke -75 ini nama BPS (Badan Pekerja Sinode) diganti dengan

BPMS (Badan Pekerja Majelis Sinode).

Page 42: BAB III UPAYA REKONSILIASI DAN KENDALANYArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4084/4/T2_752011023_BAB III.pdf · fungsionalnya dari Kopertis/Dikti. Siapa yang lebih dahulu mencapai

76

permasalahan UKIT sebagai prioritas. Hal ini disebabkan karena ada begitu

banyaknya tekanan dari warga GMIM untuk segera menyelesaikan permasalahan

UKIT.

Untuk menyikapi permasalahan UKIT, maka BPMS berinisiatif untuk

melaksanakan pertemuan antara pihak Yayasan Wenas UKIT dan pihak YPTK

UKIT. Pertemuan yang digagas oleh BPMS GMIM ini berhasil mempertemukan

kedua pihak di Taratara. Pertemuan ini membawa hasil positif. Dalam pertemuan ini

dihasilkan keputusan bahwa penerimaan mahasiswa baru hanya akan dilakukan lewat

satu pintu67

.

Langkah selanjutya yang ditempuh oleh BPMS adalah dengan mengadakan

ibadah bersama antara dosen dan mahasiswa dari pihak UKIT kelolaan Yayasan

Wenas dan YPTK UKIT, pada tanggal 5 Mei 2010. Ibadah bersama ini di laksanakan

di Kantor Sinode GMIM dan dihadiri oleh ratusan mahasiswa dan dosen dari kedua

belah pihak.

Tren positif dari Sidang Sinode GMIM terus berlanjut. Menindaklanjuti

Keputusan Sidang Sinode untuk menyelesaikan permasalahan UKIT, maka BPMS

membentuk Tim Rekonsiliasi melalui SK No. k.1587A/UM.IV/12-2010, pada tanggal

15 Desember. Tim ini diketuai oleh Pnt. Prof. Dr. Dra. Lotje Kawet MS. Tim ini

beranggotakan tujuh orang. Mereka bertugas untuk mengkaji fakta-fakta dalam

rangka rekonsiliasi UKIT.

67

Gilbert Kumaat, Masalah UKIT adalah Masalah GMIM, Kapan Selesainya?

crisiscenterukit.blogspot.com. Senin 20 Februari 2012. Diunduh pada tanggal 2 April 2013, pukul

12:23, http://crisiscentreukit.blogspot.com/2012/02/masalah-ukit-adalah-masalah-gmim-kapan.html

Page 43: BAB III UPAYA REKONSILIASI DAN KENDALANYArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4084/4/T2_752011023_BAB III.pdf · fungsionalnya dari Kopertis/Dikti. Siapa yang lebih dahulu mencapai

77

Setelah melakukan berbagai kajian, Tim Rekonsiliasi ini menyimpulkan

permasalahan UKIT ke dalam beberapa poin, sebagai berikut:68

1. De fakto ada dua Yayasan, masing-masing YPTK GMIM dan AZR

Wenas yang secara resmi merupakan alat kelengkapan/pelaksana kegiatan

dari BPMS GMIM.” Menurut Tim Rekonsiliasi, YPTK sebenarnya tidak

pernah dibubarkan. BPS GMIM hanya membubarkan Badan Pengurus

YPTK periode 2005-2010. Yayasan AZR Wenas menurut Tim

Rekonsiliasi juga merupakan Yayasan yang berbadan hukum sejak 20 Juni

2006 dengan nomor: 1252.HT.01.02.TH 2006.

2. Bahwa kedua Yayasan tersebut didirikan oleh Sinode GMIM.

3. Bahwa dari bentuknya, maka YPTK belum mengikuti struktur Undang-

Undang tentang Yayasan(UU No. 16 tahun 2001, UU No. 28 tahun 2004,

dan PP No. 63 Tahun 2008).

4. De fakto sengketa dari kedua Yayasan tersebut secara struktural tidak

bekaitan dengan BPMS GMIM.

Berdasarkan kesimpulan tersebut, Tim Rekonsiliasi mengajukan beberapa

rekomendasi untuk penyelesaian permasalahan UKIT:69

1. Harus ada salah satu pihak yang mengalah dan menyerahkan kepada

BPMS yang sedang menjabat untuk menentukan Pejabat yang baru.

2. Untuk menyelamatkan UKIT, maka BPMS harus mengambil sikap untuk

menetapkan Caretaker yang sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku,

68

Lotje Kawet, dkk., Ibid., 27 69

Ibid., 27-28

Page 44: BAB III UPAYA REKONSILIASI DAN KENDALANYArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4084/4/T2_752011023_BAB III.pdf · fungsionalnya dari Kopertis/Dikti. Siapa yang lebih dahulu mencapai

78

dan penyesuaian sesuai dengan aturanYayasan yang berlaku. Mengingat

masa jabatan Rektor UKIT (Pdt. Dr. R. A. D. Siwu, MA., PhD.) telah

berakhir sesuai dengan pasal 40 PPRI No. 60 Tahun 1999. Peraturan ini

juga berlaku untuk Pdt. Dr. H Arina yang menjadi Rektor di UKIT

Yayasan AZR Wenas.

3. Caretaker harus diberikan wewenang penuh untuk melakukan perbaikan,

pembenahan, dan mendudukan institusi akademik.

4. BPMS GMIM tetap mempertahankan Yayasan dengan restrukturisaasi

dan penataan kewenangan yang baru.

5. BPMS GMIM menggabungkan kedua Yayasan tersebut menurut tata cara

peraturan perundangan.

6. BPMS GMIM membubarkan kedua Yayasan tersebut dan kemudian

membentuk yayasan yang baru menurut tata cara peraturan perudangan.

7. BPMS membubarkan salah satu dari Yayasan tersebut dan melakukan

restrorasi dan penataan kewenangan yang baru menurut peraturan

perundangan yang ada.

Sebelum dibentuknya Tim Rekonsilaisi ini, pihak Yayasan AZR Wenas telah

mengajukan permohonan Peninjauan Kembali mengenai keputusan Mahkama Agung.

Pihak Yayasan AZR Wenas mengirimkan permohonan Peninjauan Kembali pada

tanggal 8 November 2010. Yayasan AZR Wenas mengajukan beberapa bukti baru,

Page 45: BAB III UPAYA REKONSILIASI DAN KENDALANYArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4084/4/T2_752011023_BAB III.pdf · fungsionalnya dari Kopertis/Dikti. Siapa yang lebih dahulu mencapai

79

sepeti surat-surat keputusan yang di keluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional

dan adanya kekeliruan dan kekhilafan dari Hakim dalam putusan70

.

Proses Peninjauan Kembali ini akhirnya mendapatkan hasil pada 10 Mei

2011. Setelah melakukan pertimbangan, Mahkamah Agung memutuskan bahwa

Peninjauan Kembali tersebut harus ditolak.71

Keluarnya putusan MA (Mahkamah

Agung) merupakan kabar baik bagi pihak YPTK UKIT.

14. Kesimpang siuran status YPTK UKIT

Seminggu sebelum keluarnya putusan dari Mahkamah Agung ini Kementerian

Hukum dan HAM juga mengeluarkan surat keputusan dengan nomor AHU –

2589.AH.01.04. Tahun 2011. Surat Keputusan ini merupakan surat keputusan

pengesahan Yayasan kepada “Yayasan perguruan Tinggi Kristen Gereja Masehi Injili

Minahasa”. Surat ini ditetapkan pada tanggal 2 Mei 2011. Jadi, dengan keluarnya

putusan penolakan Peninjauan Kembali dan keluarnya Surat Keputusan mengenai

pengesahan Yayasan ini membuat pihak YPTK UKIT merasa memiliki posisi yang

kuat di mata hukum.

Pihak BPMS langsung bereaksi terhadap surat pengesahan Yayasan

dikeluarkan oleh pihak Kementerian Hukum dan HAM. BPS mengirimkan surat

dengan nomor K.859/UM.IA/5-2011 pada tanggal 23 Mei 2011 untuk meminta

penjelasan Kementerian Hukum dan HAM tentang Surat Keputusan Pengesahan

Yayasan tersebut.

70

Memori Peninjauan kembali, Perkara Perdata nomor: 75/Pdt.G/2006/PN. TDO, jo. Nomor:

153/PDT/2007/PT.MDO, Jo. Reg Nomor: 2668 K/Pdt/2008. (Tomohon November 2010), hal 2-10 71

Putusan Mahkamah Agung Nomor 134 PK/PDT/2011.

Page 46: BAB III UPAYA REKONSILIASI DAN KENDALANYArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4084/4/T2_752011023_BAB III.pdf · fungsionalnya dari Kopertis/Dikti. Siapa yang lebih dahulu mencapai

80

Pihak Kementerian pun membalas surat yang dikirimkan oleh BPMS GMIM

dengan surat nomor AHU.2-AH.01.01-8307, pada tanggal 23 juni 2011. Kementerian

berpendapat bahwa dikeluarkannya keputusan tersebut karena beberapa alasan, yaitu:

1. Kedua Yayasan memiliki nama yang berbeda.

2. Kedua Yayasan sama-sama terdaftar sebagai badan hukum dalam daftar

Yayasan Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum.

3. YPTK GMIM yang dibubarkan yang mengelola bangunan miliki Gereja

Masehi Injili di Minahasa, yang beada di Tomohon telah dibubarkan oleh

BPS GMIM.

4. YPTK GMIM yang mendapat pengesahan pada tanggal 2 Mei 2011

berkedudukan di Manado, didirikan oleh Prof. Dr. W. A. Roeroe, dan

merupakan pendirian baru yang tidak terkait dengan Yayasan lama.

Berdasarkan surat penjelasan dari Kementerian Hukum dan HAM pihak

Yayasan Wenas dan BPMS GMIM berpendapat bahwa properti yang ditempati oleh

YPTK UKIT bukanlah properti milik YPTK GMIM, melainkan milik Sinode GMIM.

Dengan demikian pihak YPTK tidak berhak untuk mengelola properti tersebut. Selain

itu, kata “GMIM” yang dipergunakan oleh YPTK GMIM berbeda dengan GMIM

dalam Sinode Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM). Singkatan GMIM dalam

YPTK GMIM tidak terdapat kata “di”, yaitu Gereja Masehi Injili Minahasa.

Sedangkan dalam Sinode GMIM terdapat kata sambung “di”, yaitu Gereja Masehi

Injili “di” Minahasa. Jadi, keduanya memiliki nama yang berbeda. Perbedaan nama

Page 47: BAB III UPAYA REKONSILIASI DAN KENDALANYArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4084/4/T2_752011023_BAB III.pdf · fungsionalnya dari Kopertis/Dikti. Siapa yang lebih dahulu mencapai

81

ini membuat YPTK GMIM bukan lagi Yayasan yang berada di bawah Sinode

GMIM72

.

15. Sidang Majelis Tahunan Sinode Tahun 2011 dan Perubahan Sikap

BPMS GMIM

Bulan November 2011, tepatnya pada tanggal 15-18 November, dilaksanakan

Sidang Tahunan Majelis Sinode ke-24. Dalam sidang ini Majelis Pertimbangan

Sinode (MPS) memberikan beberapa pertimbangan tentang permasalahan UKIT.

MPS mempertimbangkan beberapa poin penting dalam memberikan usulan seperti

dalam kutipan berikut:73

1. Kami yakin, siapapun kita, masih memiliki nurani Kristiani, yang

menempatkan ketaatan pada Firman Tuhan di atas segala bentuk ketaatan,

entah untuk kepentingan politik, ekonomi, dan sebagainya. Karena itu marilah

kita mengedepankan dan mengutamakan nurani kristiani ini.

2. Sidang Majelis Sinode yang merupakan wadah keputusan tertinggi dalam

organisasi gereja ini, menghendaki adanya rekonsiliasi, termasuk dalam

penanganan tentang UKIT (Keputusan tentang Pesan dan Umum butir II.B.7).

3. Tata Gereja 2007, khususnya pasal 44 peraturan tentang Sinode, juga

menghendaki adanya upaya rekonsiliasi dalam menyelesaikan persengketaan.

4. Sesudah Sidang Majelis Sinode, BPMS telah mengundang sejumlah tokoh

untuk bertemu di Taratara guna membicarakan masalah UKIT. Dari semua

72

Wawancara dengan Drs. Welky Karauwan, MSi. tanggal 26 Februari 2013 73 DOK.STMS.24/2011 NOMOR II.5

Page 48: BAB III UPAYA REKONSILIASI DAN KENDALANYArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4084/4/T2_752011023_BAB III.pdf · fungsionalnya dari Kopertis/Dikti. Siapa yang lebih dahulu mencapai

82

pembicara, tercatat hanya satu orang yang tidak mau berbicara tentang

rekonsiliasi, selebihnya mendambakan adanya rekonsiliasi.

5. Setelah pertemuan itu telah ada konvokasi bersama antara dosen dan

Mahasiswa kedua fakultas teologi UKIT bertempat di aula Kantor Sinode .

6. Selanjutnya ada pertemuan-pertemuan antara para dosen kedua fakultas

tersebut, atas inisiatif mereka sendiri.

(Pertemuan Dosen-dosen Teologi ini dimulai sejak tahun 2009. Para dosen

Teologi dari kedua belah pihak berkumpul untuk membicarakan rekonsiliasi

UKIT. Para dosen Teologi ini membentuk tim yang disebut “Tim Lima-

Lima”. Tim Lima-Lima terdiri dari lima orang Dosen dari Fakultas Teologi

YPTK UKIT, dan lima orang Dosen Teologi dari UKIT Yayasan AZR

Wenas. Tim ini bukan merupakan Tim Resmi, sehingga tidak menyelesaikan

permasalahan Institusi, seperti pengelolaan UKIT. Tapi pertemuan para Dosen

Teologi ini menjadi ajang keakraban antar kedua pihak.

Pertemuan para Dosen Teologi ini sempat terhenti pada tahun 2009 tapi

kemudian muncul lagi pada tahun 2011. Mereka sempat mengadakan

pertemuan keakraban pada tanggal 14 Juli 2011)74

7. Mahasiswa tamatan YPTK ternyata diakui juga hasil studinya, meski harus

mengganti ijazah, dengan kewajiban menyetorkan sejumlah uang.

8. Sekalipun YPTK telah dinyatakan sebagai pengelola yang sah atas UKIT,

sesuai keputusan Pengadilan Tinggi, yang telah mempunyai kekuatan hukum

tetap, dengan adanya Keputusan Mahkamah Agung yang menolak kasasi

74

Wawancara dengan Pdt. Pinontoan-Sethight, M. Th, tanggal 6 Maret 2013

Page 49: BAB III UPAYA REKONSILIASI DAN KENDALANYArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4084/4/T2_752011023_BAB III.pdf · fungsionalnya dari Kopertis/Dikti. Siapa yang lebih dahulu mencapai

83

Yayasan AZR Wenas/BPS, begitu juga keputusan Mahkamah tgl. 11 Juni

2011 yang menilak permohonan Peninjauan Kembali yang diajukan Yayasan

AZR Wenas/BPMS; namun hal itu dapat diabaikan dengan jalan rekonsiliasi.

Berdasarkan pertimbangan di atas, maka Majelis Pertimbangan Sinode

mengusulkan langkah-langkah sebagai berikut untuk menyelesaikan permasalahan

UKIT:75

Sesegera mungkin membentuk Tim Mediasi sesuai PTS pasal 44.

Rekonsiliasi harus dilakukan dalam semangat panggilan gereja untuk

membawa suara kenabian, mendamaikan dan menyembuhkan (called to

prophesy, roconcile and heal).

Tim Mediasi kami usulkan melibatkan orang-orang yang betul betul netral

serta pakar di bidang hukum, pendidikan, termasuk salah seorang dari MPS

yaitu Pdt. A. W. Tampemawa.

Usul yang sangat baik dari MPS di atas tampaknya hanya seperti angin lalu.

Tanggal 26 Januari 2012 BPMS GMIM mengirimkan surat dengan nomor

K.134/UM.VII.1/1-2012 yang ditujukan kepada pengurus YPTK GMIM dan Rektor

UKIT YPTK GMIM. Inti dari surat ini adalah penyampaian dan pemberitahuan

kepada pihak yang dikirimi agar pengurus YPTK untuk segera mencari kampus baru

dengan batas waktu tiga bulan76

.

75

Dok.STMS.24/2011 nomor Ii.5. Pertimbangan-Pertimbangan Majelis Pertimbangan Sinode

Untuk Badan Pekerja Majelis Sinode dan Sidang Tahunan Majelis Sinode Ke-24 Tahun 2011, di

Jemaat Paulus Winebetan Wilayah Langowan III, 15-18 november 2011 76

Denni Pinontioan, “Ketika Institusi Gereja Melakukan Kekerasan”. Inspirator (Tomohon:

No. 23. Thn. IX. Februari-Juni 2012), 11

Page 50: BAB III UPAYA REKONSILIASI DAN KENDALANYArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4084/4/T2_752011023_BAB III.pdf · fungsionalnya dari Kopertis/Dikti. Siapa yang lebih dahulu mencapai

84

Dari beberapa poin pertimbangan MPS GMIM di atas, dua poin terakhir

menarik untuk ditunjau. Para Mahasiswa lulusan YPTK diwajibkan untuk mengganti

ijazah yang memiliki kop YPTK UKIT dengan kop Yayasan AZR Wenas. Proses

untuk mengganti ijazah harus melewati berbagai tahap. Para Alumnus yang lulus

pada tahun 2007 ke atas harus melaksanakan ujian ulang, skripsi atau tesis yang

sudah diuji di UKIT YPTK harus diuji lagi di UKIT Yayasan AZR Wenas, dan tentu

kembali melalui proses bimbingan serta berbagai perubahan. Mengenai biayanya para

Alumnus harus membayar biaya sebesar sepuluh sampai dua belas juta rupiah. Jika

para Alumnus tidak mengganti ijazahnya, maka mereka tidak akan diterima menjadi

vikaris di Sinode GMIM. Sekalipun Alumnus tersebut telah mengambil program

magister di universitas lain, tapi selama ijazah S1-nya masih memiliki kop YPTK,

maka ia tidak akan diterima untuk mendaftar menjadi vikaris77

.

Dalam poin terakhir yakni poin nomor delapan menurut penulis akan sangat

berat untuk dipraktekan. Kedua belah pihak memiliki dasar hukumnya masing-

maisng untuk untuk mengatakan bahwa pihaknya adalah pihak yang sah. Jadi, akan

sangat sulit bagi kedua pihak untuk mengabaikan dasar hukum tersebut.

Hal ini menandakan adanya perubahan sikap dari BPMS GMIM. Pada masa

awal terpilihnya BPMS GMIM, BPMS berusaha untuk merekonsiliasikan UKIT.

Akan tetapi seiring dengan berjalannya waktu BPMS mulai bersikap konfrontasi

terhadap YPTK UKIT.

77

Wawancara dengan Sdri., Nency Heidemans, MSi. tanggal 30 Maret 2013

Page 51: BAB III UPAYA REKONSILIASI DAN KENDALANYArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4084/4/T2_752011023_BAB III.pdf · fungsionalnya dari Kopertis/Dikti. Siapa yang lebih dahulu mencapai

85

16. Pengrusakan Papan Nama YPTK UKIT

Sebulan kemudian terjadi insiden di Kampus UKIT. tanggal 24 Februari 2012

papan nama YPTK UKIT ditemukan roboh. Tindakan pengrusakan ini diduga

dilakukan oleh kelompok Mahasiswa dari UKIT Yayasan AZR Wenas.78

Beberapa hari kemudian, yakni tanggal 27 Februari dalam salah satu grup di situs

Facebook, sebuah akun bernama Douglas Pareta menuliskan sebagai berikut:

“Dengan tindakan yang kami lakukan pada Jumat (24/02), kami Mahasiswa UKIT Wenas

bertanggung jawab penuh kepada BPMS GMIM sebagai pemilik Aset. Salam Perdamaian”.

Penyataan ini menimbulkan perdebatan di dunia maya maupun di dunia nyata.

Para Alumnus dan Mahasiswa mengecam keras tindakan pengrusakan ini. Salah satu

kecaman adalah apa yang dikatakan oleh Max Tontey dalam media masa elektronik.

Menurut Max Tontey:

“Ini bukti nyata, bahwa nilai hukum negara (putusan PK MA-RI tahun 2012 yang

menyatakan UKIT YPTK-GMIM sah sebagai pengelola UKIT) tidak lagi diindahkan oleh

sekelompok orang yang tidak „bermoral‟ itu. Dan kami menyatakan perang terhadap oknum-

oknum perusak dan tidak bermoral yang menodai simbolisasi historis UKIT YPTK-

GMIM”.79

Insiden ini sempat memicu emosi Mahasiswa dan Alumni dari YPTK UKIT.

Akan tetapi insiden ini untungnya tidak berkembang menjadi luas.

78

Denni Pinontoan, Ibid., 9-10 79

tr., “Pengacara datangi Polres, Alumni Kecam Pengrusakan Papan Nama UKIT”,

beritamanado.com: 27-02-2012. Diunduh pada 6 April 2013, http://beritamanado.com/berita-

utama/pengacara-datangi-polres-alumni-kecam-pengrusakan-papan-nama-ukit/83494/

Page 52: BAB III UPAYA REKONSILIASI DAN KENDALANYArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4084/4/T2_752011023_BAB III.pdf · fungsionalnya dari Kopertis/Dikti. Siapa yang lebih dahulu mencapai

86

17. Pengelolaan UKIT pada tahun 2013

Pada Tahun 2013, UKIT masih terpecah menjadi dua. Mengenai putusan MA,

pada waktu itu pihak Yayasan Wenas mengaku belum menerima putusan MA secara

resmi. Jadi karena belum menerima keputusan MA, maka pihak Yayasan Wenas

masih berpegang pada Kepmen No. 220/D/O/2007, yaitu Yayasan Wenas sebagai

pengelola UKIT80

. Penulis berusaha mengkonfirmasi hal ini, tampaknya pihak

Yayasan AZR Wenas telah menerima salinan keputusan ini. Menurut pihak Yayasan

Wenas, pihak YPTK seharusnya menggugat Kepmen 220/D/O/2007 tentang alih

kelola UKIT, dan tidak seharusnya menggugat Yayasan AZR Wenas.81

Kedua belah pihak masih berjalan masing-masing tetap berlanjut sepanjang

tahun 2012. Kedua belah pihak masih bertahan pada fondasi masing-masing. Pihak

YPTK UKIT masih belum bisa mengambil alih UKIT karena adanya Kepmen

220/D/O/2007, sedangkan pihak Yayasan Wenas tidak bisa berbuat banyak karena

adanya keputusan MA yang memenangkan pihak YPTK UKIT.

Sementara waktu terus bejalan, jumlah Mahasiswa yang mendaftar di YPTK

UKIT semakin berkurang, dan jumlah Mahasiswa yang mendaftar di UKIT Yayasan

Wenas semakin bertambah. Selain itu semakin banyak Mahasiswa yang dari UKIT

YPTK beralih ke UKIT yang dikelola oleh Yayasan Wenas. Sedangkan para

Alumnus khususnya Alumnus dari YPTK UKIT, khususnya Fakultas Teologi masih

belum bisa diterima unutk menjadi Vikaris dalam lingkungan GMIM.

80

tr., Kubu Wenas Mengaku Belum Menerima Salinan Putusan MA. beritamanado.com. 27

MAret 2012. Diunduh pada tanggal 6 Mei 2013. http://beritamanado.com/tomohon/kubu-wenas-

mengaku-belum-menerima-salinan-putusan-ma/88874/ 81

Wawancara dengan Drs. Wlky Karouan, MSi. tanggal 26 Februari 2013.

Page 53: BAB III UPAYA REKONSILIASI DAN KENDALANYArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4084/4/T2_752011023_BAB III.pdf · fungsionalnya dari Kopertis/Dikti. Siapa yang lebih dahulu mencapai

87

Pada bulan berikutnya, tanggal 8 Maret 2013, YPTK UKIT mengadakan

seremoni wisuda. Seremoni Wisuda ini dilaksanakan di Kota Manado, bertempat d

Manado Convention Center. Dalam upacara ini ternyata terdapat berita mengejutkan.

Kementian Hukum dan Ham mengeluarkan Surat Keputusan dengan nomor AHU-

456.AH.01.04.Tahun 201382

. Surat ini berisi tentang penyesuaian akte Yayasan.

dalam surat ini menjelaskan bahwa YPTK GMIM yang sekarang merupakan

kelanjutan dari YPTK tahun 1965, 1989, dan 2007. Jadi surat dari Kementerian

Hukum dan HAM yang mengatakan bahwa YPTK yang pada tahun 2011 berbeda

dengan YPTK tahun 1965 batal demi Hukum83

. Sedangkan bagi pihak Yayasan AZR

Wenas dan BPMS GMIM pihak YPTK UKIT tetaplah merupakan pihak yang tidak

tunduk terhadap institusi, yakni GMIM.84

82

tr., “YPTK disahkan kementerian Hukum dan HAM RI”. beritamanado.com:08-04-2013.

Diunduh pada tangal 5 Mei 2013. http://beritamanado.com/tomohon/yptk-gmim-disahkan-kemenkum-

dan-ham-ri/175009/ 83

Wawancara dengan Pdt. K. A. Kapahan-Kaunang, tanggal 8 Mei 2013. 84

Wawancara dengan dengan Drs. Welky Karouwan, MSi., tanggal 26 Februari 2013